Download - ppt fraktur kel 1(1)
Aminatussa’diyahAnis Komariah
Aresy qurratul ainiAri Nur Husaini
Etika RahmawatiEva Noviani
HumayraMusiska
Nurul ChairiniQurratuA’yun
Aminatussa’diyahAnis Komariah
Aresy qurratul ainiAri Nur Husaini
Etika RahmawatiEva Noviani
HumayraMusiska
Nurul ChairiniQurratuA’yun
KELOMPOK 1KELOMPOK 1
FRAKTUR FRAKTUR
ANATOMI & FISIOLOGIANATOMI & FISIOLOGI
SISTEM SKELETSISTEM SKELET
1. Axial Skeleton (80 tulang)1. Tengkorak 22 buah
tulangTulang cranial (8 tulang)
• Frontal 1• Parietal 2• Occipital 1• Temporal 2• Sphenoid 1• Ethmoid 1
Tulang fasial (13 tulang)
• Maksila 2• Palatine 2• Zygomatic 2• Lacrimal 2• Nasal 2• Vomer 1• Inferior nasal concha 2
Tulang mandibula (1 tlng)
1
1. Tulang telinga tengah
Malleus 2 Incus 2 Stapes 2
6 tulang
1. Tulang hyoid 1 tulang1. Columna
vertebrae Cervical 7 Thorakal 12 Lumbal 5 Sacrum (penyatuan
dari 5 tl) 1• Korkigis (penyatuan dr
3-5 tl) 1
26 tulang
1. Tulang rongga thorax
• Tulang iga 24• Sternum
1
25 tulang
2. Appendicular Skeleton (126 tulang)1. Pectoral
girdle
Scapula 2 Clavicula 2
4 tulang
1. Ekstremitas atas
• Humerus 2• Radius 2• Ulna 2• Carpal 16• Metacarpal
10• Phalanx 28
60 tulang
1. Pelvic girdle Os coxa 2 (setiap os coxa terdiri dari penggabungan 3 tulang)
2 tulang
1. Ekstremitas bawah
Femur 2 Tibia 2 Fibula 2 Patella 2 Tarsal 14 Metatarsal 10 Phalanx 28
60 tulang
Total 206 tulang
Fungsi tulangFungsi tulang
Struktur tulangStruktur tulang
Cont…Cont…
Cont…Cont…
Sendi Sendi
Sistem Otot Sistem Otot SkeletSkelet
Bagian LainBagian Lain
KartilagoKartilago TendonTendon Ligamen Ligamen BursaeBursae Facia Facia
Definisi Fraktur Definisi Fraktur
Epidemiologi frakturEpidemiologi fraktur Usia < 45 Fraktur lebih sering terjadi pada Usia < 45 Fraktur lebih sering terjadi pada
laki – laki daripada perempuan, laki – laki daripada perempuan, dihubungkan dengan Mobilisasi yang lebih dihubungkan dengan Mobilisasi yang lebih banyak dilakukan oleh laki – laki dari pada banyak dilakukan oleh laki – laki dari pada perempuan.perempuan.
Pada orang tua, perempuan lebih sering Pada orang tua, perempuan lebih sering mengalami fraktur daripada laki – laki yang mengalami fraktur daripada laki – laki yang berhubungan dengan meningkatnya berhubungan dengan meningkatnya insidens osteoporosis yang terkait dengan insidens osteoporosis yang terkait dengan perubahan hormon pada menopauseperubahan hormon pada menopause
Di Indonesia jumlah kasus fraktur akibat Di Indonesia jumlah kasus fraktur akibat kecelakaan lalu lintas meningkat seiring kecelakaan lalu lintas meningkat seiring pesatnya peningkatan jumlah pemakai pesatnya peningkatan jumlah pemakai kendaraan bermotor. Berdasarkan laporan kendaraan bermotor. Berdasarkan laporan penelitian dari Depkes RI tahun 2000, di penelitian dari Depkes RI tahun 2000, di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung terdapat penderita fraktur akibat kecelakaan terdapat penderita fraktur akibat kecelakaan lalu lintas sebanyak 444 orang.lalu lintas sebanyak 444 orang.
Usia < 45 Fraktur lebih sering terjadi pada Usia < 45 Fraktur lebih sering terjadi pada laki – laki daripada perempuan, laki – laki daripada perempuan, dihubungkan dengan Mobilisasi yang lebih dihubungkan dengan Mobilisasi yang lebih banyak dilakukan oleh laki – laki dari pada banyak dilakukan oleh laki – laki dari pada perempuan.perempuan.
Pada orang tua, perempuan lebih sering Pada orang tua, perempuan lebih sering mengalami fraktur daripada laki – laki yang mengalami fraktur daripada laki – laki yang berhubungan dengan meningkatnya berhubungan dengan meningkatnya insidens osteoporosis yang terkait dengan insidens osteoporosis yang terkait dengan perubahan hormon pada menopauseperubahan hormon pada menopause
Di Indonesia jumlah kasus fraktur akibat Di Indonesia jumlah kasus fraktur akibat kecelakaan lalu lintas meningkat seiring kecelakaan lalu lintas meningkat seiring pesatnya peningkatan jumlah pemakai pesatnya peningkatan jumlah pemakai kendaraan bermotor. Berdasarkan laporan kendaraan bermotor. Berdasarkan laporan penelitian dari Depkes RI tahun 2000, di penelitian dari Depkes RI tahun 2000, di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung terdapat penderita fraktur akibat kecelakaan terdapat penderita fraktur akibat kecelakaan lalu lintas sebanyak 444 orang.lalu lintas sebanyak 444 orang.
Etiologi Etiologi
Klasifikasi Klasifikasi
Kominuta
Greenstick
Impaksi
Fisura
Klasifikasi Berdasarkan hubungan Klasifikasi Berdasarkan hubungan tulang dengan jaringan disekitar tulang dengan jaringan disekitar Fraktur tertutup (closed)Fraktur tertutup (closed) Fraktur terbuka (compound)Fraktur terbuka (compound)
Fraktur terbukaFraktur terbuka Fraktur Fraktur
tertutuptertutup
Fraktur terbuka terbagi atas tiga derajatDerajat I : Luka <1 cm Kerusakan jaringan lunak sedikit, tak ada tanda luka remuk Fraktur sederhana, transversal, oblik, atau kominutif ringan Kontaminasi minimal Derajat II : Laserasi >1 cm Kerusakan jaringan lunak, tidak luas, flap/ avulsi Fraktur kominutif sedang Kontaminasi sedangDerajat III : Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas, meliputi struktur kulit, otot, dan neurovaskular serta
kontaminasi derajat tinggi.
a. Jaringan lunak yang menutupi fraktur tulang adekuat, meskipun terdapat laserasi luas/flap/avulsi atau fraktur segmental/sangat kominutif yang disebabkan oleh trauma berenergi tinggi tanpa melihat besarnya ukuran luka.
b. Kehilangan jaringan lunak dengan fraktur tulang yang terpapar atau kontaminasi masif.
c. Luka pada pembuluh arteri/saraf perifer yang harus diperbaiki tanpa melihat kerusakan jaringan lunak.
Patofisiologi Patofisiologi
Manifestasi klinis
nyeri krepitasi Gangguan fungsi
Deformitas Bengkak dan atropi distal
Pencegahan Primer Pencegahan Primer dengan upaya menghindari terjadinya dengan upaya menghindari terjadinya trauma benturan, terjatuh atau trauma benturan, terjatuh atau kecelakaan lainnya. Dalam melakukan kecelakaan lainnya. Dalam melakukan aktifitas yang berat atau mobilisasi aktifitas yang berat atau mobilisasi yang cepat dilakukan dengan cara hati yang cepat dilakukan dengan cara hati – hati, memperhatikan pedoman – hati, memperhatikan pedoman keselamatan dengan memakai alat keselamatan dengan memakai alat pelindung diri.pelindung diri.
Pencegahan SekunderPencegahan Sekunderdilakukan untuk mengurangi akibat – dilakukan untuk mengurangi akibat – akibat yang lebih serius dari terjadinya akibat yang lebih serius dari terjadinya fraktur dengan memberikan fraktur dengan memberikan pertolongan pertama yang tepat dan pertolongan pertama yang tepat dan terampil pada penderita. terampil pada penderita.
Pencegahan Primer Pencegahan Primer dengan upaya menghindari terjadinya dengan upaya menghindari terjadinya trauma benturan, terjatuh atau trauma benturan, terjatuh atau kecelakaan lainnya. Dalam melakukan kecelakaan lainnya. Dalam melakukan aktifitas yang berat atau mobilisasi aktifitas yang berat atau mobilisasi yang cepat dilakukan dengan cara hati yang cepat dilakukan dengan cara hati – hati, memperhatikan pedoman – hati, memperhatikan pedoman keselamatan dengan memakai alat keselamatan dengan memakai alat pelindung diri.pelindung diri.
Pencegahan SekunderPencegahan Sekunderdilakukan untuk mengurangi akibat – dilakukan untuk mengurangi akibat – akibat yang lebih serius dari terjadinya akibat yang lebih serius dari terjadinya fraktur dengan memberikan fraktur dengan memberikan pertolongan pertama yang tepat dan pertolongan pertama yang tepat dan terampil pada penderita. terampil pada penderita.
KOMPLIKASIKOMPLIKASI
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang
PENATALAKSANAANPENATALAKSANAAN
Terdapat 4R prinsip penatalaksanaan Terdapat 4R prinsip penatalaksanaan fraktur ( Rasjad, 1998) : fraktur ( Rasjad, 1998) :
Ringkasan tindakan terhadap Ringkasan tindakan terhadap frakturfraktur
Sasaran Tindakan terhadap fraktur- Mengembalikan fragmen tulang ke posisi anatomis normal (reduksi)- Mempertahankan reduksi sampai terjadi penyembuhan (imobilisasi)- Mempercepat pengembalian fungsi dan kekuatan normal bagian yang terkena (rehabilitasi)Metode untuk mencapai reduksi fraktur- Reduksi tertutup- Traksi- Reduksi terbukaMetode mempertahankan imobilisasi- Alat eksterna- Alat internaMempertahankan dan mengembalikan fungsi- Mempertahankan reduksi dan imobilisasi- Meninggikan untuk meminimalkan pembengkakan- Memantau status neurovaskuler- Mengontrol kecemasan dan nyeri- Latihan isometric dan setting otot- Berpartisipasi dalam aktivitas hidup sehari-hari- Kembali aktivitas secara bertahap
Asuhan keperawatan Asuhan keperawatan