See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/334550108
Pengendalian Persediaan Obat Ternak untuk Meminimasi Total Biaya
Persediaan di PT X
Article · July 2019
DOI: 10.28932/jis.v2i1.1116
CITATIONS
0READS
5
3 authors, including:
Rainisa Maini Heryanto
Universitas Kristen Maranatha
5 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Rainisa Maini Heryanto on 29 July 2019.
The user has requested enhancement of the downloaded file.
82
Pengendalian Persediaan Obat Ternak
untuk Meminimasi Total Biaya Persediaan di PT X
Veterinary Drug Inventory Control to Minimize Inventory Total Cost at PT X
Marco Samudra, Vivi Arisandhy, Rainisa Maini Heryanto
Program Studi Teknik Industri, Universitas Kristen Maranatha Bandung
E-mail: [email protected], [email protected],
Abstrak
PT X merupakan produsen dan distributor obat untuk hewan ternak. Produk yang dijual
berasal dari hasil produksi sendiri dan hasil impor dari Belanda. Saat ini perusahaan
melakukan pemesanan setiap satu bulan sekali dan jumlah yang dipesan berdasarkan batas
maksimum persediaan dikurangi dengan jumlah persediaan yang ada di gudang saat
pemesanan dilakukan. Masalah yang dihadapi oleh perusahaan adalah perusahaan sering
mengalami kekurangan dan kelebihan persediaan barang. Kelebihan persediaan
mengakibatkan biaya simpan tinggi, sedangkan kekurangan persediaan mengakibatkan biaya
stockout tinggi.
Dalam penelitian ini diusulkan tiga alternatif metode pengendalian persediaan, yaitu Metode
Q, Metode P Multi Item, dan Metode Optional. Berdasarkan hasil pengolahan data, diketahui
total biaya yang dihasilkan dari penerapan metode pengendalian persediaan saat ini adalah
sebesar Rp.27.563.174/bulan. Metode pengendalian persediaan usulan yang memiliki total
biaya minimum adalah metode P Multi Item yaitu Rp.24.940.907 sehingga diperoleh
penghematan sebesar Rp.2.622.266/bulan atau 9,51%. Penghematan yang terjadi dihasilkan
dari penurunan biaya simpan sebesar Rp.3.064.783/bulan atau 13,03%, walaupun biaya pesan
dan biaya stockout mengalami peningkatan sebesar Rp. 442.516/bulan.
Kata kunci: biaya, kekurangan, kelebihan, pengendalian persediaan,
Abstract
PT X is a manufacturer and distributor of veterinary drug. The products that sold come from
their own production and import product from Netherland. Currently, the company is ordering
once a month and the amount is about maximum number of inventory minus the number of
inventory level at warehouse. This method causes stockout and overstock inventory. Overstock
causes increasing in holding cost and stockout causes increasing in stockout cost.
In this research, it would be proposed three alternatives inventory control method, there are Q
method, P multi item method, and optional method. From the data calculation, total cost is
resulted by using current inventory control method about IDR 27,563,174/bulan. Proposed
inventory control method which has minimum total cost is P multi item method about IDR
24,940,907 and give a saving about IDR 2,622,266/bulan or 9.51%. Saving comes from
decreasing of holding cost about IDR 3,064,783/month or 13.03% although the ordering cost
and stock out cost will increase about IDR. 442.516/month.
Keywords: cost, shortage, overstock, inventory control
1. Pendahuluan
Dalam pengendalian persediaan pada suatu perusahaan, terjadinya kekurangan stok barang akan
mengakibatkan biaya stockout tinggi sedangkan kelebihan persediaan barang mengakibatkan biaya
simpan tinggi. PT X merupakan sebuah perusahaan yang bergerak sebagai produsen dan distributor
obat ternak. Produk yang dijual berasal dari produksi sendiri dan hasil impor dari Belanda.
Saat ini perusahaan melakukan pemesanan setiap satu bulan sekali dengan jumlah tertentu. Jumlah
yang dipesan berdasarkan batas maksimum persediaan dikurangi dengan jumlah persediaan yang
ada di gudang saat pemesanan dilakukan. Dengan menerapkan metode ini, perusahaan sering
mengalami kelebihan persediaan barang dan kadangkala kekurangan persediaan barang.
PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT TERNAK (Marco S., dkk.)
83
Selama ini, konsumen mau menunggu di saat perusahaan mengalami stockout. Namun agar
konsumen tidak menunggu terlalu lama, perusahaan melakukan pemesanan menggunakan
transportasi udara yang dapat meminimasi leadtime pemesanan. Leadtime untuk pemesanan normal
adalah 2 bulan. Hal ini berdampak pada jumlah pemesanan yang harus dipesan oleh perusahaan.
Sedangkan leadtime pemesanan dengan transportasi udara hanya membutuhkan waktu 1 bulan saja.
Dalam penelitian ini akan diusulkan metode pengendalian persediaan yang lebih tepat dan
diharapkan dapat meminimasi biaya pengendalian persediaan yang harus ditanggung perusahaan.
Pembatasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data yang digunakan adalah data permintaan selama 24 periode.
2. Produk yang dijadikan bahan pengamatan hanya produk-produk yang diimpor dari Belanda.
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Harga jual produk, harga beli produk dan lead time selama penelitian adalah konstan.
2. Biaya stock out tidak dipengaruhi oleh jumlah pemesanan.
3. Besar biaya pesan dan biaya simpan selama penelitian adalah konstan.
4. Total permintaan yang akan datang tidak mengalami perubahan (sesuai dengan data yang
diberikan oleh perusahaan).
2. Studi Pustaka
2.1 Pengendalian Persediaan
Persediaan adalah sumber daya menganggur yang keberadaannya menunggu proses lebih lanjut.
Pengertian spesifik dari persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik
perusahaan dengan maksud dijual dalam suatu periode usaha yang normal, atau persediaan barang-
barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi, atau persediaan bahan baku yang
menunggu penggunaannya dalam proses produksi. (Tersine, 1998)
Persediaan adalah suatu sumber daya menganggur (idleresources) yang keberadaannya menunggu
proses lebih lanjut. Yang dimaksud dengan proses lebih lanjut di sini dapat berupa kegiatan
produksi seperti dijumpai pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran seperti yang dijumpai pada
sistem distribusi, ataupun kegiatan konsumsi seperti dijumpai pada sistem rumah tangga,
perkantoran, dan sebagainya. (Nur Bahagia, 2006)
Dalam suatu sistem manufaktur, persediaan dapat ditemui sedikitnya dalam tiga bentuk sesuai
dengan keberadaannya, yaitu: (Nur Bahagia, 2006)
1. Bahan baku (raw material), merupakan masukan awal proses transformasi produksi yang
selanjutnya akan diolah menjadi produk jadi.
2. Barang setengah jadi (work in process), merupakan bentuk peralihan dari bahan baku menjadi
produk jadi.
3. Barang jadi (finished good), merupakan hasil akhir proses transformasi produksi yang siap
dipasarkan kepada pemakai.
Untuk mengambil suatu keputusan mengenai persediaan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
yaitu: (Askin, 2002)
1. Batch Size (Q) yaitu jumlah unit produk yang direalisasikan ke lantai produksi untuk
diproduksi. Jika berasal dari supplier lain, maka batch size disebut order size.
2. Reorder Point (B) dapat dispesifikasikan untuk menentukan kapan dilakukan order baru atau
kapan waktu untuk memulai suatu produksi.
3. Inventory Position berasal dari jumlah inventory on hand dan on order, lalu dikurangi jumlah
back order.
4. On Order yaitu sejumlah barang dalam pesanan atau produksi, tetapi belum tiba di gudang.
5. Back Order adalah sejumlah barang yang telah dijanjikan kepada konsumen namum belum
dapat dipenuhi, karena perusahaan tidak memiliki persediaan. Akan tetapi, perusahaan akan
memenuhinya setelah memiliki persediaan di periode selanjutnya.
JOURNAL OF INTEGRATED SYSTEM VOL 2. NO. 1, JUNI 2019: 82-97
84
6. Lost Sales adalah sejumlah barang yang diminta konsumen tetapi tidak dapat dipenuhi oleh
perusahaan, karena perusahaan tidak memiliki persediaan. Perusahaan tidak berusaha
memenuhi permintaan tersebut di lain waktu, serta perusahaan membiarkan konsumen
mencari barang atau produk lainnya dari perusahaan lain.
7. Lead Time (L) adalah waktu antara pemesanan atau penempatan di lantai produksi sampai
ketersediaan barang dapat digunakan. Lead time ini dapat berupa variabel acak (random
variable).
8. Safety Stock adalah sejumlah barang dalam persediaan yang direncanakan untuk dimiliki di
gudang ketika permintaan datang. Safety stock digunakan untuk mengantisipasi permintaan
yang tidak terprediksi.
2.2 Metode Pengendalian Persediaan
Terdapat dua metode dasar pengendalian persediaan untuk permintaan probabilistik (permintaan
yang berfluktuasi berdasarkan distribusi tertentu). Metode yang pertama adalah metode Q, di mana
metode Q sering disebut dengan model lot size-reoder point. Sedangkan metode yang kedua adalah
metode P, dimana metode ini sering disebut juga dengan model periodic review. (Silver, 1998)
2.2.1 Pengendalian Persediaan Metode Q
Karakteristik dasar sistem pengendalian persediaan metode Q adalah: (Tersine, 1998)
1. Besarnya ukuran lot pemesanan (Q) selalu tetap untuk setiap kali pemesanan dilakukan.
2. Pemesanan akan dilakukan apabila jumlah persediaan yang dimiliki telah mencapai atau
berada di bawah suatu tingkat tertentu (B), atau sering juga disebut dengan titik pemesanan
ulang (reorder point).
Formulasi untuk pengendalian persediaan metode Q adalah sebagai berikut: (Tersine, 1998)
1. Biaya Pengadaan
CxQ
RPengadaanBiaya
(1)
Dimana: R = Rata – rata jumlah permintaan (unit/bulan)
Q = Jumlah pemesanan (unit)
C = Ongkos pesan (Rp/jenis produk) 2. Biaya Simpan
Biaya simpan dapat dibedakan menjadi dua, antara lain:
a. Kasus Back Order
Dengan back order maka secara matematis dimungkinkan adanya persediaan negatif.
Persediaan negatif dapat diartikan sebagai permintaan yang akan dipenuhi dengan cara
back order. Maka akan didapatkan biaya simpan untuk keadaan back order sebagai
berikut:
Biaya Simpan =
LμB
2
QH (2)
Dimana: H = Biaya simpan (Rp/unit/bulan)
Q = Jumlah pemesanan (unit)
B = Reorder point (unit)
µL = Jumlah permintaan pada saat lead time (unit)
b. Kasus Lost Sales
Dalam keadaan lost sales maka tidak dimungkinkan persediaan bernilai negatif, oleh sebab
itu rumus untuk biaya simpan keadaan lost sale sebagai berikut:
Biaya Simpan =
kL NμB
2
QH (3)
Dimana: Nk = Jumlah stockout selama lead time periode pemesanan (unit/ bulan)
µL = Jumlah permintaan pada saat lead time (unit)
PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT TERNAK (Marco S., dkk.)
85
3. Biaya Kekurangan Persediaan
Pada metode Q, kekurangan persediaan hanya dimungkinkan selama lead time saja dan
kekurangan ini terjadi bila jumlah permintaan selama lead time (x) lebih besar dari tingkat
persediaan pada saat pemesanan dilakukan (B). Untuk menghitung biaya kekurangan
persediaan dapat didasarkan atas kuantitas barang yang kurang. Jika biaya kekurangan setiap
satu barang sebesar π, maka biaya kekurangan persediaan pertahun adalah:
Biaya kekurangan persediaan = πxNxQ
Rk
(4)
Dimana: π = Biaya stockout (Rp/unit)
4. Total Biaya
Total biaya metode Q untuk kasus back order adalah: [Tersine, 1998]
Total Biaya =
Cx
Q
R
LμB
2
QH + πxNx
Q
Rk
(5)
Total biaya metode Q dengan kasus lost sales adalah:
Total Biaya =
Cx
Q
R
kL NμB
2
QH + πxNx
Q
Rk
(6)
5. Variabel Keputusan
Untuk mencari nilai variabel keputusan Q dan B yang optimal, diperoleh dengan
menggunakan prinsip optimasi, yaitu dengan memanfaatkan sifat konveksitas biaya total (OT)
terhadap Q dan B.
H
)Nπ(CR2Q k (7)
a. Kasus Back Order
πR
QHdxf(x)
B
(8)
b. Kasus Lost Sales
QHπR
QHdxf(x)
B
(9)
Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk melakukan perhitungan pengendalian persediaan
metode Q yaitu: (Smith, 1989)
1. Menghitung nilai Q
2. Menghitung nilai F’(k)
3. Langkah selanjutnya mencari nilai k dari tabel distribusi berdasarkan nilai F’ (k) yang
diperoleh
4. Nilai F’(k) ditemukan langkah selanjutnya mencari nilai E (k) dari tabel distribusi berdasarkan
nilai k yang diperoleh, lalu menghitung nilai Nk = + E (k) (10)
5. Menghitung nilai H
)Nπ(CR2/Q*Q k
baru
(11)
6. Setelah mendapatkan nilai Qlama dan Q*/Qbaru maka langkah selanjutnya yaitu membandingkan
kedua nilai Q tersebut, jika:
a. |Qlama – Qbaru| < ,maka hal yang harus dilakukan yaitu menghitung nilai B dengan rumus:
LL σKμB (12)
dimana: = nilai toleransi (data ini berasal dari kebijakan perusahaan)
b. |Qlama – Qbaru| ≥ ,maka kembali mengulangi langkah kedua, dan seterusnya hingga
mendapatkan nilai |Qlama – Qbaru| < dan melakukan perhitungan untuk nilai B. Untuk nilai
JOURNAL OF INTEGRATED SYSTEM VOL 2. NO. 1, JUNI 2019: 82-97
86
Q dalam perhitungan nilai Q yang digunakan adalah nilai yang didapatkan dari perhitungan
F’(k) adalah Qbaru.
2.2.2 Pengendalian Persediaan Metode P
Metode P memiliki karakteristik dasar yaitu: (Tersine, 1998)
1. Pemesanan dilakukan menurut selang waktu interval waktu yang tetap (t)
2. Ukuran lot pemesanan besarnya merupakan selisih antara persediaan maksimum yang
diinginkan (E) dengan persediaan yang ada pada saat pemesanan dilakukan
Formulasi untuk pengendalian persediaan dengan metode P adalah sebagai berikut: (Tersine, 1998)
1. Biaya Pengadaan
Biaya Pengadaan =t
c)n(C (13)
Dimana: C = Biaya pesan tetap per kali (Rp/kali)
c = Biaya pesan variabel per kali (Rp/kali)
n = Jumlah produk
t = Waktu pemesanan (bulan)
2. Biaya Simpan
Biaya simpan per unit per tahun (H) biasanya merupakan fungsi dari harga barang yang
disimpan dan besarnya dinyatakan sebagai persentase (i) dari harga barang (P):
H = i x P (14)
a. Kasus Back Order
Biaya Simpan = H
2
txRμE L (15)
Dimana: E = Batas maksimum pemesanan (unit)
b. Kasus Lost Sale
Biaya Simpan = H
kL N
2
txRμE (16)
3. Biaya Kekurangan Persediaan
Pada metode P, kemungkinan terjadinya kekurangan persediaan dapat terjadi setiap saat. Oleh
sebab itu, cadangan pengamanan yang perlu diberikan harus dapat meredam fluktuasi
kebutuhan selama (L + t) periode. Seperti pada metode Q, untuk menghitung biaya
kekurangan persediaan ini dapat dilakukan atas dasar kuantitas persediaan yang kurang. Jika
biaya setiap unit kekurangan persediaan sebeasr π maka jumlah total kekurangan persediaan
per tahun adalah:
Biaya Kekurangan Persediaan = kNt
π (17)
PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT TERNAK (Marco S., dkk.)
87
4. Total Biaya
Untuk perhitungan biaya total yang ada di atas akan sedikit berbeda jika pemesanan dilakukan
untuk beberapa jenis barang sekaligus ke satu supplier yang sama. Jadi biaya total untuk
metode P dengan kasus back order yaitu:
Total Biaya=
t
c)n(C H
2
txRμE L + kN
t
π (18)
Dimana: c = biaya pengadaan yang nilainya dipengaruhi oleh jumlah jenis barang yang
akan dipesan ke satu supplier yang sama.
C = biaya pengadaan dimana nilainya tidak dipengaruhi oleh jumlah jenis barang yang
akan dipesan ke satu supplier yang sama.
Sedangkan untuk total biaya metode P dengan kasus lost sales yaitu:
Total Biaya =
t
c)n(C H
kL N
2
txRμE + kN
t
π (19)
5. Variabel Keputusan
Untuk mencari nilai variabel keputusan t dan E yang optimal, diperoleh dengan cara
menggunakan prinsip optimasi, yaitu dengan memanfaatkan sifat konveksitas biaya total
terhadap t dan E.
a. Kasus BackOrder
n
1i
ii )R(PF
c)n(C2t (20)
Dimana: F = persentase biaya simpan per tahun
n
1i
ii RP = total biaya pembelian untuk jenis n jenis barang
Pi = harga beli untuk barang jenis i
Ri = ekspektasi permintaan untuk barang jenis i selama horizon
perencanaan.
b. Kasus LostSale
n
1i
ii )R(PF
c)n(C2t (21)
Langkah-langkah perhitungan metode P dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut: (Smith,
1989)
1. Menghitung t, dimana jika barang yang dipesan hanya satu jenis maka rumus yang digunakan:
HR
C2t (22)
Sedangkan jika pemesanan dilakukan untuk beberapa jenis barang sekaligus ke satu supplier
yang sama, maka perhitungan t yaitu:
n
1i
ii )R(PF
c)n(C2t (23)
JOURNAL OF INTEGRATED SYSTEM VOL 2. NO. 1, JUNI 2019: 82-97
88
2. Langkah selanjutnya yaitu menghitung nilai F’ (k):
Untuk kasus back order: π
tH(k)F' (24)
Untuk kasus lost sales: πtH
tH(k)F'
(25)
3. Setelah mendapatkan nilai F’ (k) maka nilai yang selanjutnya dicari yaitu nilai k, dimana nilai
k ini didapatkan dari tabel distribusi berdasarkan nilai F’ (k) yang diperoleh.
4. Menghitung nilai E
tLtL σμE (26)
Dimana: t)(LRμ tL (27)
tLσσ tL (28)
5. Langkah terakhir yaitu menghitung biaya-biaya yang dihasilkan.
2.2.3 Pengendalian Persediaan Metode Optional (t,B,E)
Karakteristik dasar pengendalian persediaan metode Optional yaitu:
1. Pemesanan dilakukan menurut suatu selang interval waktu yang tetap (t)
2. Pemesanan dilakukan apabila jumlah persediaan yang dimiliki telah mencapai titik pemesanan
ulang (reorderpoint)
3. Ukuran lot pemesanan besarnya merupakan selisih antara persediaan maksimum yang dimiliki
(E) dengan persediaan yang ada pada saat pemesanan dilakukan
4. Penentuan waktu untuk melakukan pemesanan berdasarkan estimasi dari nilai review (t’), di
mana waktu pesan diperkirakan terjadi pada periode setelah waktu review (t’)
Metode optional merupakan pengembangan dua metode yaitu antara metode Q dan metode P,
sehingga total biaya untuk metode optional yaitu:
Total Biaya= t
C + H (
) +
Nk (29)
Untuk perhitungan biaya total yang ada di atas akan berbeda jika pemesanan dilakukan untuk
beberapa jenis barang sekaligus ke satu supplier yang sama. Jadi total biaya untuk metode optional:
Total Biaya=
t
c)n(C H (
) +
Nk (30)
Langkah-langkah perhitungan metode optional dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
(Smith, 1989)
1. Menghitung nilai Q dan nilai t
H
RC2Q (31)
HR
C2t (32)
Jika barang yang dipesan beberapa jenis sekaligus ke supplier maka rumus yang digunakan:
n
1i
ii )R(PF
c)n(C2t (33)
PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT TERNAK (Marco S., dkk.)
89
2. Menghitung nilai F’ (k),
a. Untuk kasus back order: F’ (k) =πR
QH (34)
b. Untuk kasus lost sales : F’ (k) = πRQH
QH
(35)
3. Setelah mendapatkan nilai F’ (k) maka nilai yang selanjutnya dicari yaitu nilai k, dimana nilai
k ini didapatkan dari tabel distribusi berdasarkan nilai F’ (k) yang diperoleh.
4. Menghitung
2
txRσkμB tLtL (36)
Dimana: t)(LRμ tL (37)
tLσσ tL (38)
5. Menghitung nilai E (39)
2
txRBQE (40)
6. Langkah terakhir yaitu menghitung biaya-biaya yang dihasilkan.
3. Pembahasan
Tahapan yang dilakukan dalam pengolahan data dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini:
Identifikasi Biaya - Biaya
Uji Kenormalan Data
Perhitungan Metode Pengendalian
Persediaan Perusahaan
Perhitungan Metode Pengendalian Usulan
Perhitungan Rata – Rata Penjualan dan
Standar Deviasi
Gambar 1. Bagan Alir Pengolahan Data
3.1 Uji Kenormalan Data
Tahap pertama dalam pengolahan data adalah menguji data permintaan apakah mengikuti distribusi
normal atau tidak. Pengujian data dilakukan dengan bantuan softwareSPSS17,0. Jenis pengujian
yang digunakan adalah Uji Kolgomorov-Smirnov, karena jumlah data kurang dari 30 data. Hasil
dari pengujian kenormalan data menunjukkan bahwa semua data berdistribusi normal.
3.2 Identifikasi Biaya
3.2.1 Biaya Pesan
Biaya pesan yang harus dibayarkan oleh perusahaan tiap kali pemesanan adalah biaya internet dan
biaya administrasi di dalam perusahaan saja. Untuk biaya transportasi dan biaya administrasi yang
JOURNAL OF INTEGRATED SYSTEM VOL 2. NO. 1, JUNI 2019: 82-97
90
berkaitan dengan importir ditanggung oleh supplier. Total biaya pesan yang harus dibayarkan
untuk melakukan satu kali pemesanan dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini:
Tabel 1. Total Biaya Pesan
1 Produk 1 Supplier 1 Produk 1 Supplier
1 Biaya Internet 25Rp 3 menit 120 menit 75Rp 3.000Rp
2 Biaya Administrasi 3.693Rp 1 produk 1 suplier 3.693Rp 108.700Rp
3.768Rp 111.700Rp
No Jenis BiayaSatuan Total Biaya
Biaya per Satuan
Total
3.2.2 Biaya Simpan
Biaya simpan terdiri dari biaya modal, biaya kerusakan, biaya gudang, biaya asuransi, biaya listrik,
dan biaya keamanan dan kebersihan. Tabel 2 menunjukkan perhitungan biaya simpan untuk
masing-masing produk:
Tabel 2. Perhitungan Biaya Simpan
3.2.3 Biaya Stockout
Biaya stockout timbul ketika perusahaan mengalami kekurangan persediaan pada saat ada
permintaan dari konsumen. Walaupun konsumen biasanya melakukan backorder, namun agar
konsumen tidak menunggu terlalu lama maka perusahaan melakukan reorder dengan
fowardertransportasi udara.Apabila pesanan dalam keadaan mendesak atau urgent, maka ongkos
No Nama Produk Biaya Modal Biaya Kerusakan Biaya Gudang Biaya Asuransi Biaya ListrikBiaya Keamanan dan
kebersihan
Total Biaya Simpan/
TahunH
1 Albenol-100 Oral @ 1000 ml 20.565.160Rp 176.000Rp 769.732Rp 189.275Rp 526.796Rp 719.320Rp 22.946.283Rp 1.146Rp
2 Albenol-2500 Bolus (isi @ 5 bolus) 33.238.013Rp 66.000Rp 1.244.064Rp 305.911Rp 851.423Rp 1.162.586Rp 36.867.997Rp 214Rp
3 Amprolin-300 WS @ 100 gram 29.693.510Rp 77.000Rp 1.111.397Rp 273.289Rp 760.628Rp 1.038.608Rp 32.954.431Rp 249Rp
4 Amprolin-300 WS @ 1000 gram 11.850.300Rp 330.000Rp 443.544Rp 109.066Rp 303.557Rp 414.495Rp 13.450.962Rp 2.185Rp
5 Castran @ 100 ml 12.806.255Rp 191.400Rp 479.325Rp 117.864Rp 328.044Rp 447.932Rp 14.370.821Rp 418Rp
6 Dimoxan WS @ 100 gram 19.211.019Rp 60.500Rp 719.048Rp 176.812Rp 492.109Rp 671.955Rp 21.331.443Rp 392Rp
7 Dimoxan WS @ 1000 gram 15.540.333Rp 451.000Rp 581.658Rp 143.028Rp 398.080Rp 543.564Rp 17.657.663Rp 2.989Rp
8 Doxy 500 WS @ 100 gram 6.812.190Rp 66.000Rp 254.973Rp 62.697Rp 174.501Rp 238.274Rp 7.608.635Rp 430Rp
9 Doxy 500 WS @ 1000 gram 46.906.475Rp 649.000Rp 1.755.660Rp 431.711Rp 1.201.554Rp 1.640.676Rp 52.585.076Rp 4.244Rp
10 Fluconix-250 @ 50 ml 19.040.175Rp 297.000Rp 712.654Rp 175.239Rp 487.732Rp 665.980Rp 21.378.780Rp 648Rp
11 Genta-100 @ 100 ml 30.953.423Rp 462.000Rp 1.158.554Rp 284.885Rp 792.901Rp 1.082.676Rp 34.734.439Rp 504Rp
12 Glucortin-20 @ 50 ml 16.580.025Rp 264.000Rp 620.573Rp 152.597Rp 424.713Rp 579.929Rp 18.621.837Rp 432Rp
13 Interflox Oral @ 100 ml 7.871.181Rp 93.500Rp 294.610Rp 72.444Rp 201.628Rp 275.315Rp 8.808.677Rp 305Rp
14 Intermectin @ 50 ml 25.729.743Rp 484.000Rp 963.037Rp 236.808Rp 659.092Rp 899.965Rp 28.972.644Rp 795Rp
15 INTERSPECTIN-L @ 100 ml 17.619.525Rp 297.000Rp 659.480Rp 162.164Rp 451.341Rp 616.289Rp 19.805.799Rp 974Rp
16 Intertrim LA @ 100 ml 35.825.790Rp 572.000Rp 1.340.922Rp 329.728Rp 917.712Rp 1.253.100Rp 40.239.252Rp 468Rp
17 Intertrim-500 Oral @ 1000 ml 10.381.140Rp 308.000Rp 388.555Rp 95.544Rp 265.923Rp 363.107Rp 11.802.270Rp 2.043Rp
18 Intracox Oral @ 1000 ml 19.144.125Rp 550.000Rp 716.545Rp 176.196Rp 490.395Rp 669.616Rp 21.746.876Rp 3.645Rp
19 Intrafer-200 B12 @ 100 ml 17.015.364Rp 280.500Rp 636.867Rp 156.604Rp 435.865Rp 595.157Rp 19.120.356Rp 613Rp
20 Intramox-150 @ 100 ml 9.454.060Rp 176.000Rp 353.856Rp 87.012Rp 242.175Rp 330.680Rp 10.643.783Rp 578Rp
21 Intramox-150 LA @ 100 ml 12.294.975Rp 220.000Rp 460.188Rp 113.159Rp 314.948Rp 430.049Rp 13.833.318Rp 722Rp
22 Introvit 4+ WS @ 100 gram 9.552.043Rp 35.750Rp 357.523Rp 87.914Rp 244.685Rp 334.108Rp 10.612.021Rp 232Rp
23 Introvit 4+ WS @ 1000 gram 11.879.560Rp 319.000Rp 444.640Rp 109.335Rp 304.306Rp 415.518Rp 13.472.360Rp 2.110Rp
24 Introvit AD3E WS @ 1000 gram 5.409.212Rp 147.400Rp 202.461Rp 49.785Rp 138.562Rp 189.201Rp 6.136.621Rp 975Rp
25 Introvit Oral @ 1000 ml 4.995.760Rp 176.000Rp 186.986Rp 45.979Rp 127.971Rp 174.740Rp 5.707.436Rp 1.173Rp
26 Introvit-B-Complex @ 100 ml 19.242.878Rp 297.000Rp 720.241Rp 177.105Rp 492.925Rp 673.070Rp 21.603.217Rp 324Rp
27 Introvit-E-Selen @ 100 ml 32.651.080Rp 484.000Rp 1.222.096Rp 300.509Rp 836.389Rp 1.142.056Rp 36.636.130Rp 288Rp
28 Introvit-E-Selen WS @ 1000 gram 36.047.550Rp 330.000Rp 1.349.222Rp 331.769Rp 923.392Rp 1.260.857Rp 40.242.791Rp 1.075Rp
29 Introvit-E-Selen WS @ 100 gram 2.021.587Rp 19.250Rp 75.666Rp 18.606Rp 51.785Rp 70.710Rp 2.257.604Rp 125Rp
30 Limoxin-200 LA @ 100 ml 75.493.688Rp 1.100.000Rp 2.825.650Rp 694.818Rp 1.933.843Rp 2.640.588Rp 84.688.586Rp 360Rp
31 Limoxin-25 Spray @ 200 ml 29.101.573Rp 71.500Rp 1.089.242Rp 267.841Rp 745.465Rp 1.017.903Rp 32.293.523Rp 463Rp
32 Limoxin-50 @ 100 ml 6.403.936Rp 101.200Rp 239.693Rp 58.940Rp 164.043Rp 223.994Rp 7.191.805Rp 166Rp
33 Noran-150 @ 100 ml 2.034.263Rp 63.800Rp 76.140Rp 18.723Rp 52.110Rp 71.154Rp 2.316.189Rp 424Rp
34 Noran-200 Oral @ 100 ml 4.373.177Rp 59.400Rp 163.683Rp 40.249Rp 112.023Rp 152.963Rp 4.901.495Rp 194Rp
35 Noran-200 WS @ 100 gram 28.655.550Rp 247.500Rp 1.072.547Rp 263.736Rp 734.039Rp 1.002.302Rp 31.975.675Rp 1.611Rp
36 Oxytocin-10 @ 50 ml 14.259.871Rp 214.500Rp 533.732Rp 131.243Rp 365.280Rp 498.776Rp 16.003.402Rp 234Rp
37 Penstrep-400 @ 100 ml 46.384.993Rp 693.000Rp 1.736.142Rp 426.911Rp 1.188.196Rp 1.622.436Rp 52.051.677Rp 504Rp
38 PHENYLJECT @ 100 ml 15.686.055Rp 264.000Rp 587.113Rp 144.369Rp 401.813Rp 548.661Rp 17.632.011Rp 433Rp
39 Vitol-140 @ 100 ml 33.994.249Rp 495.000Rp 1.272.369Rp 312.871Rp 870.795Rp 1.189.037Rp 38.134.322Rp 324Rp
40 Xyla @ 50 ml 11.654.720Rp 176.000Rp 436.224Rp 107.266Rp 298.547Rp 407.654Rp 13.080.411Rp 1.152Rp
PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT TERNAK (Marco S., dkk.)
91
fowardertiap kali pesan ditanggung oleh perusahaan. Namun apabila pesanan normal, maka biaya
fowardertiap kali pesan ditanggung oleh supplier. Harga beli dari Belanda tidak mengalami
kenaikan, namun total biaya yang harus dibayar oleh perusahaan untuk setiap produknya
meningkat dikarenakan perusahaan harus menanggung biaya fowarder. Peningkatan biaya
mengakibatkan keuntunganper produk yang diperoleh perusahaan berkurang. Harga beli produk
untuk backorder dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini:
Tabel 3. Biaya Backorder
Albenol-100 Oral @ 1000 ml 176,000Rp 211,200Rp 35,200Rp
Albenol-2500 Bolus (isi @ 5 bolus) 33,000Rp 37,950Rp 4,950Rp
Amprolin-300 WS @ 100 gram 38,500Rp 44,275Rp 5,775Rp
Amprolin-300 WS @ 1000 gram 330,000Rp 396,000Rp 66,000Rp
Castran @ 100 ml 63,800Rp 73,370Rp 9,570Rp
Dimoxan WS @ 100 gram 60,500Rp 69,575Rp 9,075Rp
Dimoxan WS @ 1000 gram 451,000Rp 541,200Rp 90,200Rp
Doxy 500 WS @ 100 gram 66,000Rp 75,900Rp 9,900Rp
Doxy 500 WS @ 1000 gram 649,000Rp 778,800Rp 129,800Rp
Fluconix-250 @ 50 ml 99,000Rp 123,750Rp 24,750Rp
Genta-100 @ 100 ml 77,000Rp 96,250Rp 19,250Rp
Glucortin-20 @ 50 ml 66,000Rp 82,500Rp 16,500Rp
Interflox Oral @ 100 ml 46,750Rp 56,100Rp 9,350Rp
Intermectin @ 50 ml 121,000Rp 151,250Rp 30,250Rp
INTERSPECTIN-L @ 100 ml 148,500Rp 185,625Rp 37,125Rp
Intertrim LA @ 100 ml 71,500Rp 89,375Rp 17,875Rp
Intertrim-500 Oral @ 1000 ml 308,000Rp 369,600Rp 61,600Rp
Intracox Oral @ 1000 ml 550,000Rp 660,000Rp 110,000Rp
Intrafer-200 B12 @ 100 ml 93,500Rp 116,875Rp 23,375Rp
Intramox-150 @ 100 ml 88,000Rp 110,000Rp 22,000Rp
Intramox-150 LA @ 100 ml 110,000Rp 137,500Rp 27,500Rp
Introvit 4+ WS @ 100 gram 35,750Rp 41,113Rp 5,363Rp
Introvit 4+ WS @ 1000 gram 319,000Rp 382,800Rp 63,800Rp
Introvit AD3E WS @ 1000 gram 147,400Rp 176,880Rp 29,480Rp
Introvit Oral @ 1000 ml 176,000Rp 211,200Rp 35,200Rp
Introvit-B-Complex @ 100 ml 49,500Rp 61,875Rp 12,375Rp
Introvit-E-Selen @ 100 ml 44,000Rp 55,000Rp 11,000Rp
Introvit-E-Selen WS @ 1000 gram 165,000Rp 198,000Rp 33,000Rp
Introvit-E-Selen WS @ 100 gram 19,250Rp 22,138Rp 2,888Rp
Limoxin-200 LA @ 100 ml 55,000Rp 63,250Rp 8,250Rp
Limoxin-25 Spray @ 200 ml 71,500Rp 82,225Rp 10,725Rp
Limoxin-50 @ 100 ml 25,300Rp 31,625Rp 6,325Rp
Noran-150 @ 100 ml 63,800Rp 79,750Rp 15,950Rp
Noran-200 Oral @ 100 ml 29,700Rp 35,640Rp 5,940Rp
Noran-200 WS @ 100 gram 247,500Rp 284,625Rp 37,125Rp
Oxytocin-10 @ 50 ml 35,750Rp 44,688Rp 8,938Rp
Penstrep-400 @ 100 ml 77,000Rp 96,250Rp 19,250Rp
PHENYLJECT @ 100 ml 66,000Rp 82,500Rp 16,500Rp
Vitol-140 @ 100 ml 49,500Rp 61,875Rp 12,375Rp
Xyla @ 50 ml 176,000Rp 220,000Rp 44,000Rp
Harga Beli Backorder Biaya BackorderNama Produk Harga Beli Normal
3.3 Perhitungan Pengendalian Persediaan Metode Perusahaan dan Usulan
Langkah awal sebelum melakukan perhitungan pengendalian persediaan adalah menghitung rata-
rata permintaan dan standar deviasi permintaan perbulannya. Setelah data diperoleh, maka dapat
dihitung biaya pengendalian persediaan perusahaan saat ini dan metode usulan. Ringkasan dari
hasil perhitungan biaya-biaya untuk masing-masing metode dapat dilihat pada Tabel 4 sampai
dengan Tabel 8 berikut ini:
JOURNAL OF INTEGRATED SYSTEM VOL 2. NO. 1, JUNI 2019: 82-97
92
Tab
el 4
. P
erh
itun
gan
To
tal
Bia
ya
Met
od
e P
eru
sah
aan
No
Nam
a P
rod
uk
Bia
ya S
imp
an
"H
"
(Rp
/ u
nit
/ b
ula
n)
Peri
od
e
Pem
esan
an
"t"
(bu
lan
)
L+
t
(bu
lan
)
Bata
s M
ax
Pers
ed
iaan
"E
"
(un
it)
Rata
- r
ata
ju
mla
h
perm
inta
an
"R
"
(un
it/
bu
lan
)
µ L
+t
(un
it/b
ula
n)
Bia
ya B
ack O
rder
"π
"
Nk
(un
it/
bu
lan
) B
iay
a S
imp
an
B
iay
a S
tock O
ut
Bia
ya P
esan
To
tal B
iay
a
1A
lben
ol-
100 O
ral @
1000 m
l1.1
46
13
1.5
00
278
835
35.2
00
Rp
3
921.5
62
Rp
105.6
00
Rp
2A
lben
ol-
2500 B
olu
s (
isi @
5 b
olu
s)
214
1
312.0
00
2.3
98
7.1
94
4.9
50
Rp
43
1.2
82.1
41
Rp
212.8
50
Rp
3A
mp
rolin
-300 W
S @
100 g
ram
249
1
35.0
00
1.8
36
5.5
09
5.7
75
Rp
19
101.9
84
Rp
109.7
25
Rp
4A
mp
rolin
-300 W
S @
1000 g
ram
2.1
85
13
500
86
257
66.0
00
Rp
1
625.4
61
Rp
66.0
00
Rp
5C
astr
an
@
100 m
l418
1
32.5
00
478
1.4
34
9.5
70
Rp
9
545.1
01
Rp
86.1
30
Rp
6D
imo
xan
WS
@
100 g
ram
392
1
33.0
00
756
2.2
68
9.0
75
Rp
10
434.9
35
Rp
90.7
50
Rp
7D
imo
xan
WS
@
1000 g
ram
2.9
89
13
500
82
246
90.2
00
Rp
1
881.5
26
Rp
90.2
00
Rp
8D
oxy
500 W
S @
100 g
ram
430
1
31.5
00
246
737
9.9
00
Rp
4
380.8
30
Rp
39.6
00
Rp
9D
oxy
500 W
S @
1000 g
ram
4.2
44
13
800
172
516
129.8
00
Rp
2
1.5
69.4
53
Rp
259.6
00
Rp
10
Flu
co
nix
-250 @
50 m
l648
1
32.5
00
458
1.3
74
24.7
50
Rp
4
878.7
60
Rp
99.0
00
Rp
11
Gen
ta-1
00 @
100 m
l504
1
34.0
00
957
2.8
71
19.2
50
Rp
6
810.0
76
Rp
115.5
00
Rp
12
Glu
co
rtin
-20 @
50 m
l432
1
33.0
00
598
1.7
94
16.5
00
Rp
5
650.6
45
Rp
82.5
00
Rp
13
Inte
rflo
x-100 @
100 m
l305
1
32.0
00
401
1.2
03
9.3
50
Rp
5
304.5
22
Rp
46.7
50
Rp
14
Inte
rmecti
n @
50 m
l795
1
32.5
00
506
1.5
19
30.2
50
Rp
4
980.9
92
Rp
121.0
00
Rp
15
INT
ER
SP
EC
TIN
-L @
100 m
l974
1
31.5
00
283
848
37.1
25
Rp
3
772.9
03
Rp
111.3
75
Rp
16
Inte
rtri
m L
A @
100 m
l468
1
34.5
00
1.1
93
3.5
79
17.8
75
Rp
6
710.8
95
Rp
107.2
50
Rp
17
Inte
rtri
m-5
00 O
ral @
1000 m
l2.0
43
13
500
80
241
61.6
00
Rp
1
611.5
10
Rp
61.6
00
Rp
18
Intr
aco
x O
ral @
1000 m
l3.6
45
13
500
83
249
110.0
00
Rp
1
1.0
67.1
62
Rp
110.0
00
Rp
19
Intr
afe
r-200 B
12 @
100 m
l613
1
32.0
00
433
1.3
00
23.3
75
Rp
5
561.8
80
Rp
116.8
75
Rp
20
Intr
am
ox-
150 @
100 m
l578
1
31.5
00
256
767
22.0
00
Rp
4
497.3
23
Rp
88.0
00
Rp
21
Intr
am
ox-
150 L
A @
100 m
l722
1
31.5
00
266
798
27.5
00
Rp
4
602.6
04
Rp
110.0
00
Rp
22
Intr
ov
it 4
+ W
S @
100 g
ram
232
1
32.0
00
636
1.9
09
5.3
63
Rp
8
94.8
94
Rp
42.9
00
Rp
23
Intr
ov
it 4
+ W
S @
1000 g
ram
2.1
10
13
500
89
266
63.8
00
Rp
1
587.3
76
Rp
63.8
00
Rp
24
Intr
ov
it A
D3E
WS
@
1000 g
ram
975
1
3500
87
262
29.4
80
Rp
2
274.6
53
Rp
58.9
60
Rp
25
Intr
ov
it O
ral @
1000 m
l1.1
73
13
500
68
203
35.2
00
Rp
1
388.2
86
Rp
35.2
00
Rp
26
Intr
ov
it-B
-Co
mp
lex
@ 1
00 m
l324
1
33.5
00
926
2.7
77
12.3
75
Rp
6
384.4
77
Rp
74.2
50
Rp
27
Intr
ov
it-E
-Sele
n @
100 m
l288
1
36.5
00
1.7
67
5.3
01
11.0
00
Rp
8
599.8
65
Rp
88.0
00
Rp
28
Intr
ov
it-E
-Sele
n W
S @
1000 g
ram
1.0
75
13
2.0
00
520
1.5
61
33.0
00
Rp
3
751.7
14
Rp
99.0
00
Rp
29
Intr
ov
it-E
-Sele
n W
S @
100 g
ram
125
1
31.5
00
250
750
2.8
88
Rp
4
109.7
13
Rp
11.5
50
Rp
30
Lim
oxi
n-2
00 L
A @
100 m
l360
1
39.0
00
3.2
68
9.8
04
8.2
50
Rp
32
298.6
13
Rp
264.0
00
Rp
31
Lim
oxi
n-2
5 S
pra
y @
200 m
l463
1
34.0
00
969
2.9
07
10.7
25
Rp
10
730.0
18
Rp
107.2
50
Rp
32
Lim
oxi
n-5
0 @
100 m
l166
1
32.5
00
603
1.8
08
6.3
25
Rp
3
164.6
35
Rp
18.9
75
Rp
33
No
ran
-150 @
100 m
l424
1
3500
83
248
15.9
50
Rp
2
124.1
38
Rp
31.9
00
Rp
34
No
ran
-200 O
ral @
100 m
l194
1
31.5
00
351
1.0
52
5.9
40
Rp
5
121.0
79
Rp
29.7
00
Rp
35
No
ran
-200 W
S @
100 g
ram
1.6
11
13
1.5
00
276
827
37.1
25
Rp
4
1.3
06.2
75
Rp
148.5
00
Rp
36
Oxy
tocin
-10 @
50 m
l234
1
34.0
00
950
2.8
49
8.9
38
Rp
9
380.4
85
Rp
80.4
38
Rp
37
Pen
str
ep
-400 @
100 m
l504
1
35.0
00
1.4
34
4.3
03
19.2
50
Rp
10
712.8
49
Rp
192.5
00
Rp
38
PH
EN
YL
JEC
T @
100 m
l433
1
32.5
00
566
1.6
98
16.5
00
Rp
6
469.6
82
Rp
99.0
00
Rp
39
Vit
ol-
140 @
100 m
l324
1
34.5
00
1.6
35
4.9
05
12.3
75
Rp
13
133.5
14
Rp
160.8
75
Rp
40
Xy
la @
50 m
l1.1
52
13
1.0
00
158
473
44.0
00
Rp
2
698.0
75
Rp
88.0
00
Rp
23.5
22.6
04
Rp
3.9
25.1
03
Rp
115.4
68
Rp
27.5
63.1
74
Rp
PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT TERNAK (Marco S., dkk.)
93
Tab
el 5
. P
erh
itun
gan
To
tal
Bia
ya
Met
od
e Q
No
Nam
a P
rod
uk
Rat
a -
Rat
a Ju
mla
h
Per
min
taan
"R
"
(un
it/
bu
lan
)
Q (
un
it)
Bia
ya
Pes
an "
C"
Reo
rder
Po
int
"B"
(un
it)
µL
(un
it)
Bia
ya
Sim
pan
"H
"
(Rp
/ u
nit
/ b
ula
n)
Nk
(un
it /
bu
lan
) B
iay
a B
ack
Ord
er
"π"
Bia
ya
Pes
an
Bia
ya
Sim
pan
B
iay
a S
tock
Ou
t T
ota
l Bia
ya
1A
lben
ol-
100
Ora
l @
100
0 m
l278
325
111.7
00
Rp
887
556
1.1
46
Rp
3
35.2
00
Rp
95.6
53
Rp
564.2
34
Rp
90.4
29
Rp
750.3
16
Rp
2A
lben
ol-
2500
Bo
lus
(isi
@ 5
bo
lus)
2.3
98
2574
111.7
00
Rp
8.1
70
4.7
96
214
Rp
37
4.9
50
Rp
104.0
87
Rp
995.2
02
Rp
170.6
67
Rp
1.2
69.9
56
Rp
3A
mp
rolin
-300
WS
@ 1
00 g
ram
1.8
36
1659
111.7
00
Rp
5.1
76
3.6
73
249
Rp
13
5.7
75
Rp
123.6
43
Rp
581.5
37
Rp
83.1
02
Rp
788.2
82
Rp
4A
mp
rolin
-300
WS
@ 1
000
gra
m86
138
111.7
00
Rp
263
171
2.1
85
Rp
2
66.0
00
Rp
69.1
55
Rp
351.2
46
Rp
81.7
22
Rp
502.1
23
Rp
5C
astr
an @
100
ml
478
705
111.7
00
Rp
1.5
60
956
418
Rp
11
9.5
70
Rp
75.7
55
Rp
399.4
39
Rp
71.3
94
Rp
546.5
89
Rp
6D
imo
xan
WS
@ 1
00 g
ram
756
864
111.7
00
Rp
2.2
77
1.5
12
392
Rp
9
9.0
75
Rp
97.7
65
Rp
469.0
57
Rp
71.4
85
Rp
638.3
07
Rp
7D
imo
xan
WS
@ 1
000
gra
m82
105
111.7
00
Rp
250
164
2.9
89
Rp
1
90.2
00
Rp
87.0
50
Rp
414.5
37
Rp
70.2
95
Rp
571.8
82
Rp
8D
oxy
500
WS
@ 1
00 g
ram
246
442
111.7
00
Rp
740
492
430
Rp
6
9.9
00
Rp
62.0
73
Rp
202.1
14
Rp
33.0
09
Rp
297.1
95
Rp
9D
oxy
500
WS
@ 1
000
gra
m172
140
111.7
00
Rp
528
344
4.2
44
Rp
1
129.8
00
Rp
137.3
55
Rp
1.0
77.9
28
Rp
159.6
12
Rp
1.3
74.8
96
Rp
10
Flu
con
ix-2
50 @
50
ml
458
546
111.7
00
Rp
1.5
02
916
648
Rp
4
24.7
50
Rp
93.7
63
Rp
556.7
33
Rp
83.1
02
Rp
733.5
99
Rp
11
Gen
ta-1
00 @
100
ml
957
889
111.7
00
Rp
2.8
69
1.9
14
504
Rp
5
19.2
50
Rp
120.3
02
Rp
704.9
71
Rp
103.6
62
Rp
928.9
35
Rp
12
Glu
cort
in-2
0 @
50
ml
598
733
111.7
00
Rp
1.8
84
1.1
96
432
Rp
5
16.5
00
Rp
91.1
50
Rp
455.7
33
Rp
67.3
22
Rp
614.2
06
Rp
13
Inte
rflo
x-10
0 @
100
ml
401
700
111.7
00
Rp
1.3
05
802
305
Rp
8
9.3
50
Rp
63.9
72
Rp
260.4
39
Rp
42.8
39
Rp
367.2
49
Rp
14
Inte
rmec
tin
@ 5
0 m
l506
544
111.7
00
Rp
1.5
95
1.0
13
795
Rp
4
30.2
50
Rp
103.8
65
Rp
679.2
31
Rp
112.5
12
Rp
895.6
08
Rp
15
INT
ER
SP
EC
TIN
-L @
100
ml
283
360
111.7
00
Rp
915
565
974
Rp
3
37.1
25
Rp
87.7
09
Rp
516.2
07
Rp
87.4
54
Rp
691.3
69
Rp
16
Inte
rtri
m L
A @
100
ml
1.1
93
966
111.7
00
Rp
3.2
65
2.3
86
468
Rp
4
17.8
75
Rp
137.9
54
Rp
638.1
94
Rp
88.3
05
Rp
864.4
54
Rp
17
Inte
rtri
m-5
00 O
ral
@ 1
000
ml
80
117
111.7
00
Rp
238
161
2.0
43
Rp
1
61.6
00
Rp
76.8
17
Rp
277.4
52
Rp
42.3
63
Rp
396.6
32
Rp
18
Intr
aco
x O
ral
@ 1
000
ml
83
100
111.7
00
Rp
271
166
3.6
45
Rp
1
110.0
00
Rp
92.1
91
Rp
566.4
03
Rp
90.7
88
Rp
749.3
81
Rp
19
Intr
afer
-200
B12
@ 1
00 m
l433
568
111.7
00
Rp
1.4
86
867
613
Rp
5
23.3
75
Rp
85.1
34
Rp
554.0
62
Rp
89.0
79
Rp
728.2
76
Rp
20
Intr
amo
x-15
0 @
100
ml
256
464
111.7
00
Rp
996
512
578
Rp
6
22.0
00
Rp
61.5
17
Rp
414.3
42
Rp
72.6
96
Rp
548.5
55
Rp
21
Intr
amo
x-15
0 L
A @
100
ml
266
429
111.7
00
Rp
1.0
19
532
722
Rp
5
27.5
00
Rp
69.3
52
Rp
506.3
93
Rp
85.3
71
Rp
661.1
17
Rp
22
Intr
ov
it 4
+ W
S @
100
gra
m636
937
111.7
00
Rp
1.7
71
1.2
72
232
Rp
9
5.3
63
Rp
75.8
16
Rp
224.0
34
Rp
32.7
58
Rp
332.6
08
Rp
23
Intr
ov
it 4
+ W
S @
100
0 g
ram
89
121
111.7
00
Rp
263
177
2.1
10
Rp
1
63.8
00
Rp
81.5
56
Rp
308.2
45
Rp
46.5
82
Rp
436.3
83
Rp
24
Intr
ov
it A
D3E
WS
@ 1
000
gra
m87
189
111.7
00
Rp
299
175
975
Rp
3
29.4
80
Rp
51.5
43
Rp
213.3
46
Rp
40.8
10
Rp
305.6
99
Rp
25
Intr
ov
it O
ral
@ 1
000
ml
68
145
111.7
00
Rp
207
135
1.1
73
Rp
2
35.2
00
Rp
52.1
12
Rp
168.7
48
Rp
32.8
44
Rp
253.7
04
Rp
26
Intr
ov
it-B
-Co
mp
lex
@ 1
00 m
l926
1030
111.7
00
Rp
2.7
57
1.8
51
324
Rp
6
12.3
75
Rp
100.3
31
Rp
460.8
22
Rp
66.6
92
Rp
627.8
45
Rp
27
Intr
ov
it-E
-Sel
en @
100
ml
1.7
67
1477
111.7
00
Rp
4.8
51
3.5
34
288
Rp
6
11.0
00
Rp
133.6
54
Rp
591.9
75
Rp
78.9
72
Rp
804.6
01
Rp
28
Intr
ov
it-E
-Sel
en W
S @
100
0 g
ram
520
415
111.7
00
Rp
1.3
48
1.0
40
1.0
75
Rp
2
33.0
00
Rp
140.0
79
Rp
553.7
36
Rp
82.7
68
Rp
776.5
82
Rp
29
Intr
ov
it-E
-Sel
en W
S @
100
gra
m250
756
111.7
00
Rp
682
500
125
Rp
11
2.8
88
Rp
36.9
26
Rp
70.2
08
Rp
10.5
00
Rp
117.6
33
Rp
30
Lim
oxi
n-2
00 L
A @
100
ml
3.2
68
2068
111.7
00
Rp
9.2
74
6.5
36
360
Rp
15
8.2
50
Rp
176.5
37
Rp
1.3
57.5
06
Rp
195.5
81
Rp
1.7
29.6
24
Rp
31
Lim
oxi
n-2
5 S
pra
y @
200
ml
969
884
111.7
00
Rp
2.7
12
1.9
38
463
Rp
7
10.7
25
Rp
122.3
97
Rp
562.8
83
Rp
82.2
64
Rp
767.5
44
Rp
32
Lim
oxi
n-5
0 @
100
ml
603
1021
111.7
00
Rp
1.6
23
1.2
05
166
Rp
5
6.3
25
Rp
65.9
37
Rp
153.8
93
Rp
18.6
68
Rp
238.4
99
Rp
33
No
ran
-150
@ 1
00 m
l83
274
111.7
00
Rp
333
166
424
Rp
5
15.9
50
Rp
33.8
16
Rp
129.0
21
Rp
24.1
44
Rp
186.9
81
Rp
34
No
ran
-200
Ora
l @
100
ml
351
758
111.7
00
Rp
1.0
79
701
194
Rp
8
5.9
40
Rp
51.6
46
Rp
147.0
71
Rp
21.9
72
Rp
220.6
88
Rp
35
No
ran
-200
WS
@ 1
00 g
ram
276
276
111.7
00
Rp
795
551
1.6
11
Rp
3
37.1
25
Rp
111.4
44
Rp
615.5
87
Rp
111.1
20
Rp
838.1
51
Rp
36
Oxy
toci
n-1
0 @
50
ml
950
1249
111.7
00
Rp
3.1
77
1.8
99
234
Rp
9
8.9
38
Rp
84.9
52
Rp
445.0
54
Rp
61.1
75
Rp
591.1
81
Rp
37
Pen
stre
p-4
00 @
100
ml
1.4
34
1184
111.7
00
Rp
4.4
61
2.8
69
504
Rp
7
19.2
50
Rp
135.2
77
Rp
1.1
00.9
89
Rp
163.1
93
Rp
1.3
99.4
59
Rp
38
PH
EN
YL
JEC
T @
100
ml
566
742
111.7
00
Rp
1.9
28
1.1
32
433
Rp
6
16.5
00
Rp
85.1
51
Rp
505.0
85
Rp
75.4
70
Rp
665.7
06
Rp
39
Vit
ol-
140
@ 1
00 m
l1.6
35
1501
111.7
00
Rp
5.2
88
3.2
70
324
Rp
9
12.3
75
Rp
121.7
04
Rp
896.7
32
Rp
121.3
50
Rp
1.1
39.7
86
Rp
40
Xy
la @
50
ml
158
234
111.7
00
Rp
482
315
1.1
52
Rp
2
44.0
00
Rp
75.3
34
Rp
326.4
85
Rp
59.3
50
Rp
461.1
70
Rp
3.6
72.4
72
Rp
20.0
16.8
74
Rp
3.1
23.4
24
Rp
26.8
12.7
70
Rp
To
tal
JOURNAL OF INTEGRATED SYSTEM VOL 2. NO. 1, JUNI 2019: 82-97
94
Tab
el 6
. P
erh
itun
gan
To
tal
Bia
ya
Met
od
e P
No
Nam
a P
rod
uk
Bia
ya
Sim
pan
"H
"
(Rp
/ u
nit
/ b
ula
n)
Per
iod
e
Pem
esan
an
"t"
(bu
lan
)
E h
itu
ng
(un
it)
Rat
a -
rata
jum
lah
per
min
taan
"R
"
(un
it/
bu
lan
)
Sta
nd
ar
Dev
iasi
"σ
"
(un
it/
bu
lan
)
σ L
+ t
(Un
it/
bu
lan
)
Bia
ya
Bac
k O
rder
"π"
µ L
+t
(un
it/b
ula
n)
E(k
)N
k
(un
it/
bu
lan
)B
iay
a S
imp
anB
iay
a P
esan
Bia
ya
Sto
ck O
ut
To
tal B
iay
a
1A
lben
ol-
100
Ora
l @
100
0 m
l1.1
46
Rp
0,4
6
1.1
32
278
132
206
35.2
00
Rp
684
0,0
0531
2
586.4
18
Rp
153.0
43
Rp
2A
lben
ol-
2500
Bo
lus
(isi
@ 5
bo
lus)
214
Rp
0,4
6
10.4
31
2.3
98
1.4
05
2.2
03
4.9
50
Rp
5.8
99
0,0
0727
17
1.0
85.4
59
Rp
182.9
35
Rp
3A
mp
rolin
-300
WS
@ 1
00 g
ram
249
Rp
0,4
6
6.4
39
1.8
36
596
934
5.7
75
Rp
4.5
17
0,0
0728
7
584.2
50
Rp
87.8
80
Rp
4A
mp
rolin
-300
WS
@ 1
000
gra
m2.1
85
Rp
0,4
6
347
86
40
63
66.0
00
Rp
210
0,0
0540
1
341.2
83
Rp
143.4
78
Rp
5C
astr
an @
100
ml
418
Rp
0,4
6
2.0
60
478
275
431
9.5
70
Rp
1.1
76
0,0
0736
4
415.1
08
Rp
83.2
17
Rp
6D
imo
xan
WS
@ 1
00 g
ram
392
Rp
0,4
6
2.9
02
756
323
507
9.0
75
Rp
1.8
60
0,0
0728
4
476.3
83
Rp
78.9
13
Rp
7D
imo
xan
WS
@ 1
000
gra
m2.9
89
Rp
0,4
6
322
82
35
55
90.2
00
Rp
202
0,0
0541
1
414.7
84
Rp
196.0
87
Rp
8D
oxy
500
WS
@ 1
00 g
ram
430
Rp
0,4
6
1.0
00
246
123
193
9.9
00
Rp
605
0,0
0733
2
194.4
12
Rp
43.0
43
Rp
9D
oxy
500
WS
@ 1
000
gra
m4.2
44
Rp
0,4
6
652
172
67
106
129.8
00
Rp
423
0,0
0533
1
1.1
39.6
33
Rp
282.1
74
Rp
10
Flu
con
ix-2
50 @
50
ml
648
Rp
0,4
6
1.9
01
458
219
344
24.7
50
Rp
1.1
26
0,0
0415
2
570.8
24
Rp
107.6
09
Rp
11
Gen
ta-1
00 @
100
ml
504
Rp
0,4
6
3.5
53
957
339
531
19.2
50
Rp
2.3
55
0,0
0414
3
714.8
94
Rp
125.5
43
Rp
12
Glu
cort
in-2
0 @
50
ml
432
Rp
0,4
6
2.3
91
598
260
408
16.5
00
Rp
1.4
71
0,0
0415
2
457.0
38
Rp
71.7
39
Rp
13
Inte
rflo
x-10
0 @
100
ml
305
Rp
0,4
6
1.7
40
401
222
347
9.3
50
Rp
986
0,0
0532
2
258.2
25
Rp
40.6
52
Rp
14
Inte
rmec
tin
@ 5
0 m
l795
Rp
0,4
6
1.9
97
506
213
333
30.2
50
Rp
1.2
45
0,0
0416
2
689.9
06
Rp
131.5
22
Rp
15
INT
ER
SP
EC
TIN
-L @
100
ml
974
Rp
0,4
6
1.1
73
283
135
212
37.1
25
Rp
695
0,0
0415
1
528.6
00
Rp
80.7
07
Rp
16
Inte
rtri
m L
A @
100
ml
468
Rp
0,4
6
4.0
07
1.1
93
303
476
17.8
75
Rp
2.9
35
0,0
0415
2
631.0
45
Rp
77.7
17
Rp
17
Inte
rtri
m-5
00 O
ral
@ 1
000
ml
2.0
43
Rp
0,4
6
309
80
33
52
61.6
00
Rp
197
0,0
0541
1
266.1
42
Rp
133.9
13
Rp
18
Intr
aco
x O
ral
@ 1
000
ml
3.6
45
Rp
0,4
6
348
83
43
67
110.0
00
Rp
204
0,0
0541
1
595.5
45
Rp
239.1
30
Rp
19
Intr
afer
-200
B12
@ 1
00 m
l613
Rp
0,4
6
1.9
07
433
238
373
23.3
75
Rp
1.0
66
0,0
0415
2
576.3
01
Rp
101.6
30
Rp
20
Intr
amo
x-15
0 @
100
ml
578
Rp
0,4
6
1.3
56
256
206
322
22.0
00
Rp
629
0,0
0416
2
454.0
15
Rp
95.6
52
Rp
21
Intr
amo
x-15
0 L
A @
100
ml
722
Rp
0,4
6
1.3
50
266
197
308
27.5
00
Rp
655
0,0
0415
2
546.1
01
Rp
119.5
65
Rp
22
Intr
ov
it 4
+ W
S @
100
gra
m232
Rp
0,4
6
2.3
06
636
230
360
5.3
63
Rp
1.5
65
0,0
0729
3
205.6
11
Rp
34.9
73
Rp
23
Intr
ov
it 4
+ W
S @
100
0 g
ram
2.1
10
Rp
0,4
6
339
89
36
56
63.8
00
Rp
218
0,0
0540
1
298.5
25
Rp
138.6
96
Rp
24
Intr
ov
it A
D3E
WS
@ 1
000
gra
m975
Rp
0,4
6
418
87
60
94
29.4
80
Rp
215
0,0
0540
1
218.0
89
Rp
64.0
87
Rp
25
Intr
ov
it O
ral
@ 1
000
ml
1.1
73
Rp
0,4
6
283
68
34
54
35.2
00
Rp
166
0,0
0544
1
155.3
19
Rp
76.5
22
Rp
26
Intr
ov
it-B
-Co
mp
lex
@ 1
00 m
l324
Rp
0,4
6
3.4
65
926
336
527
12.3
75
Rp
2.2
77
0,0
0414
3
454.1
41
Rp
80.7
07
Rp
27
Intr
ov
it-E
-Sel
en @
100
ml
288
Rp
0,4
6
5.9
70
1.7
67
459
720
11.0
00
Rp
4.3
46
0,0
0414
3
584.6
00
Rp
71.7
39
Rp
28
Intr
ov
it-E
-Sel
en W
S @
100
0 g
ram
1.0
75
Rp
0,4
6
1.6
61
520
112
176
33.0
00
Rp
1.2
80
0,0
0531
1
538.3
74
Rp
71.7
39
Rp
29
Intr
ov
it-E
-Sel
en W
S @
100
gra
m125
Rp
0,4
6
983
250
114
179
2.8
88
Rp
615
0,0
0732
2
53.2
99
Rp
12.5
54
Rp
30
Lim
oxi
n-2
00 L
A @
100
ml
360
Rp
0,4
6
11.2
77
3.2
68
1.0
06
1.5
77
8.2
50
Rp
8.0
40
0,0
0736
12
1.4
35.6
86
Rp
215.2
17
Rp
31
Lim
oxi
n-2
5 S
pra
y @
200
ml
463
Rp
0,4
6
3.3
81
969
309
485
10.7
25
Rp
2.3
84
0,0
0728
4
564.4
27
Rp
93.2
61
Rp
32
Lim
oxi
n-5
0 @
100
ml
166
Rp
0,4
6
2.0
93
603
173
271
6.3
25
Rp
1.4
83
0,0
0415
2
124.1
78
Rp
27.5
00
Rp
33
No
ran
-150
@ 1
00 m
l424
Rp
0,4
6
507
83
86
135
15.9
50
Rp
204
0,0
0420
1
136.7
10
Rp
34.6
74
Rp
34
No
ran
-200
Ora
l @
100
ml
194
Rp
0,4
6
1.4
77
351
181
283
5.9
40
Rp
862
0,0
0533
2
135.0
11
Rp
25.8
26
Rp
35
No
ran
-200
WS
@ 1
00 g
ram
1.6
11
Rp
0,4
6
1.0
03
276
101
158
37.1
25
Rp
678
0,0
0732
2
625.3
95
Rp
161.4
13
Rp
36
Oxy
toci
n-1
0 @
50
ml
234
Rp
0,4
6
4.0
72
950
491
769
8.9
38
Rp
2.3
36
0,0
0414
4
457.2
60
Rp
77.7
17
Rp
37
Pen
stre
p-4
00 @
100
ml
504
Rp
0,4
6
5.5
14
1.4
34
561
880
19.2
50
Rp
3.5
28
0,0
0414
4
1.1
67.2
98
Rp
167.3
91
Rp
38
PH
EN
YL
JEC
T @
100
ml
433
Rp
0,4
6
2.4
75
566
306
480
16.5
00
Rp
1.3
92
0,0
0415
2
525.0
38
Rp
71.7
39
Rp
39
Vit
ol-
140
@ 1
00 m
l324
Rp
0,4
6
6.5
45
1.6
35
713
1.1
18
12.3
75
Rp
4.0
22
0,0
0414
5
938.7
71
Rp
134.5
11
Rp
40
Xy
la @
50
ml
1.1
52
Rp
0,4
6
624
158
67
105
44.0
00
Rp
388
0,0
0414
1
313.7
21
Rp
95.6
52
Rp
20.4
57.8
21
Rp
251.0
16
Rp
4.2
32.0
71
Rp
251.0
16
Rp
24.9
40.9
07
Rp
PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT TERNAK (Marco S., dkk.)
95
Tab
el 7
. P
erh
itun
gan
To
tal
Bia
ya
Met
od
e O
pti
on
al
No
Nam
a P
rod
uk
Bia
ya S
imp
an
"H
"
(Rp
/ u
nit
/ b
ula
n)
E h
itu
ng
(un
it)
Peri
od
e
Pem
esan
an
"t"
(b
ula
n)
L+
t
(bu
lan
)
Rata
- r
ata
ju
mla
h
perm
inta
an
"R
"
(un
it/
bu
lan
)
Bia
ya B
ack O
rder
"π
"
µ L
+t
(un
it/b
ula
n)
σ L
+ t
(U
nit
/
bu
lan
)
Nk
(un
it/
bu
lan
)B
iay
a P
esan
Bia
ya S
imp
an
Bia
ya S
tock O
ut
To
tal B
iay
a
1A
lben
ol-
100 O
ral @
1000 m
l1.1
46
1.3
57
0,5
8
2,5
8
278
35.2
00
Rp
718
211
3
639.8
60
Rp
182.0
69
Rp
2A
lben
ol-
2500 B
olu
s (
isi @
5 b
olu
s)
214
12.0
66
0,5
8
2,5
8
2.3
98
4.9
50
Rp
6.1
87
2.2
56
25
1.4
03.7
35
Rp
213.3
62
Rp
3A
mp
rolin
-300 W
S @
100 g
ram
249
7.8
18
0,5
8
2,5
8
1.8
36
5.7
75
Rp
4.7
38
957
12
900.5
15
Rp
119.4
83
Rp
4A
mp
rolin
-300 W
S @
1000 g
ram
2.1
85
430
0,5
8
2,5
8
86
66.0
00
Rp
221
65
1
512.0
90
Rp
113.7
93
Rp
5C
astr
an
@
100 m
l418
2.4
81
0,5
8
2,5
8
478
9.5
70
Rp
1.2
33
441
9
579.1
55
Rp
148.5
00
Rp
6D
imo
xan
WS
@
100 g
ram
392
3.5
31
0,5
8
2,5
8
756
9.0
75
Rp
1.9
51
519
8
705.1
43
Rp
125.1
72
Rp
7D
imo
xan
WS
@
1000 g
ram
2.9
89
395
0,5
8
2,5
8
82
90.2
00
Rp
212
57
1
620.2
44
Rp
155.5
17
Rp
8D
oxy
500 W
S @
100 g
ram
430
1.2
93
0,5
8
2,5
8
246
9.9
00
Rp
634
197
5
313.9
50
Rp
85.3
45
Rp
9D
oxy
500 W
S @
1000 g
ram
4.2
44
766
0,5
8
2,5
8
172
129.8
00
Rp
444
108
1
1.5
76.8
63
Rp
223.7
93
Rp
10
Flu
co
nix
-250 @
50 m
l648
2.2
83
0,5
8
2,5
8
458
24.7
50
Rp
1.1
81
352
3
800.1
16
Rp
128.0
17
Rp
11
Gen
ta-1
00 @
100 m
l504
4.2
64
0,5
8
2,5
8
957
19.2
50
Rp
2.4
69
544
4
1.0
44.2
79
Rp
132.7
59
Rp
12
Glu
co
rtin
-20 @
50 m
l432
2.9
22
0,5
8
2,5
8
598
16.5
00
Rp
1.5
43
417
4
671.1
96
Rp
113.7
93
Rp
13
Inte
rflo
x-100 @
100 m
l305
2.1
83
0,5
8
2,5
8
401
9.3
50
Rp
1.0
34
356
7
385.9
54
Rp
112.8
45
Rp
14
Inte
rmecti
n @
50 m
l795
2.3
88
0,5
8
2,5
8
506
30.2
50
Rp
1.3
06
341
3
976.2
22
Rp
156.4
66
Rp
15
INT
ER
SP
EC
TIN
-L @
100 m
l974
1.4
14
0,5
8
2,5
8
283
37.1
25
Rp
729
217
2
746.9
04
Rp
128.0
17
Rp
16
Inte
rtri
m L
A @
100 m
l468
4.8
70
0,5
8
2,5
8
1.1
93
17.8
75
Rp
3.0
78
487
3
1.0
01.5
21
Rp
92.4
57
Rp
17
Inte
rtri
m-5
00 O
ral @
1000 m
l2.0
43
394
0,5
8
2,5
8
80
61.6
00
Rp
207
53
1
429.8
51
Rp
106.2
07
Rp
18
Intr
aco
x O
ral @
1000 m
l3.6
45
415
0,5
8
2,5
8
83
110.0
00
Rp
214
68
1
821.2
76
Rp
189.6
55
Rp
19
Intr
afe
r-200 B
12 @
100 m
l613
2.2
70
0,5
8
2,5
8
433
23.3
75
Rp
1.1
18
382
4
783.0
22
Rp
161.2
07
Rp
20
Intr
am
ox-
150 @
100 m
l578
1.5
85
0,5
8
2,5
8
256
22.0
00
Rp
660
330
5
577.2
08
Rp
189.6
55
Rp
21
Intr
am
ox-
150 L
A @
100 m
l722
1.5
76
0,5
8
2,5
8
266
27.5
00
Rp
687
316
4
697.4
66
Rp
189.6
55
Rp
22
Intr
ov
it 4
+ W
S @
100 g
ram
232
3.0
21
0,5
8
2,5
8
636
5.3
63
Rp
1.6
41
369
9
362.2
79
Rp
83.2
11
Rp
23
Intr
ov
it 4
+ W
S @
1000 g
ram
2.1
10
429
0,5
8
2,5
8
89
63.8
00
Rp
229
57
1
475.9
86
Rp
110.0
00
Rp
24
Intr
ov
it A
D3E
WS
@
1000 g
ram
975
522
0,5
8
2,5
8
87
29.4
80
Rp
225
96
3
314.0
25
Rp
152.4
83
Rp
25
Intr
ov
it O
ral @
1000 m
l1.1
73
376
0,5
8
2,5
8
68
35.2
00
Rp
174
55
2
259.3
22
Rp
121.3
79
Rp
26
Intr
ov
it-B
-Co
mp
lex
@ 1
00 m
l324
4.2
67
0,5
8
2,5
8
926
12.3
75
Rp
2.3
88
539
5
696.1
19
Rp
106.6
81
Rp
27
Intr
ov
it-E
-Sele
n @
100 m
l288
7.2
86
0,5
8
2,5
8
1.7
67
11.0
00
Rp
4.5
58
737
5
933.0
18
Rp
94.8
28
Rp
28
Intr
ov
it-E
-Sele
n W
S @
1000 g
ram
1.0
75
2.0
38
0,5
8
2,5
8
520
33.0
00
Rp
1.3
42
180
2
910.2
32
Rp
113.7
93
Rp
29
Intr
ov
it-E
-Sele
n W
S @
100 g
ram
125
1.5
32
0,5
8
2,5
8
250
2.8
88
Rp
645
183
11
120.2
59
Rp
54.7
63
Rp
30
Lim
oxi
n-2
00 L
A @
100 m
l360
13.2
07
0,5
8
2,5
8
3.2
68
8.2
50
Rp
8.4
32
1.6
15
12
2.0
59.8
79
Rp
170.6
90
Rp
31
Lim
oxi
n-2
5 S
pra
y @
200 m
l463
4.1
14
0,5
8
2,5
8
969
10.7
25
Rp
2.5
00
496
6
877.0
38
Rp
110.9
48
Rp
32
Lim
oxi
n-5
0 @
100 m
l166
2.9
44
0,5
8
2,5
8
603
6.3
25
Rp
1.5
55
277
5
259.2
33
Rp
54.5
26
Rp
33
No
ran
-150 @
100 m
l424
630
0,5
8
2,5
8
83
15.9
50
Rp
214
138
4
186.4
42
Rp
110.0
00
Rp
34
No
ran
-200 O
ral @
100 m
l194
1.9
93
0,5
8
2,5
8
351
5.9
40
Rp
905
290
8
231.0
48
Rp
81.9
31
Rp
35
No
ran
-200 W
S @
100 g
ram
1.6
11
1.2
09
0,5
8
2,5
8
276
37.1
25
Rp
711
162
2
931.3
67
Rp
128.0
17
Rp
36
Oxy
tocin
-10 @
50 m
l234
4.9
30
0,5
8
2,5
8
950
8.9
38
Rp
2.4
50
788
8
644.8
21
Rp
123.2
76
Rp
37
Pen
str
ep
-400 @
100 m
l504
6.4
65
0,5
8
2,5
8
1.4
34
19.2
50
Rp
3.7
00
902
5
1.6
03.1
71
Rp
165.9
48
Rp
38
PH
EN
YL
JEC
T @
100 m
l433
2.9
64
0,5
8
2,5
8
566
16.5
00
Rp
1.4
60
492
5
721.9
27
Rp
142.2
41
Rp
39
Vit
ol-
140 @
100 m
l324
7.7
08
0,5
8
2,5
8
1.6
35
12.3
75
Rp
4.2
19
1.1
45
8
1.2
83.8
71
Rp
170.6
90
Rp
40
Xy
la @
50 m
l1.1
52
785
0,5
8
2,5
8
158
44.0
00
Rp
407
107
2
488.1
18
Rp
151.7
24
Rp
29.5
44.7
22
Rp
5.3
14.8
97
Rp
199.0
82
Rp
35.0
58.7
01
Rp
TO
TA
L
JOURNAL OF INTEGRATED SYSTEM VOL 2. NO. 1, JUNI 2019: 82-97
96
Tabel 8. Ringkasan Biaya-Biaya Tiap Metode
Biaya Metode Perusahaan Metode Q Metode P Metode Optional
Biaya pesan 115.468Rp 3.672.472Rp 251.016Rp 199.082Rp
Biaya simpan 23.522.604Rp 20.016.874Rp 20.457.821Rp 29.544.722Rp
Biaya stock out 3.925.103Rp 3.123.424Rp 4.232.071Rp 5.314.897Rp
Total Biaya 27.563.174Rp 26.812.770Rp 24.940.907Rp 35.058.701Rp
Apabila dilihat dari segi biaya pesan, maka metode Q memiliki biaya pesan yang paling tinggi. Hal
ini dikarenakan cara pemesanan metode Q adalah pemesanan secara singleitem. Dengan kata lain,
cara memesan dengan metode Q tidak cocok untuk supplier yang menyediakan banyak produk.
Metode Q hanya cocok dengan supplier yang jenis produknya hanya satu Biaya pesan untuk
metode perusahaan memiliki nilai paling kecil di antara semua metode. Hal ini dikarenakan metode
perusahaan saat ini hanya melakukan satu kali pemesanan dalam satu bulan.
Apabila dilihat dari segi biaya simpan, maka metode Q memiliki biaya simpan paling rendah. Hal
tersebut dikarenakan pada metode Q restock barang dilakukan ketika inventorylevel telah mencapai
reorderpoint, sehingga persediaan barang tidak akan menumpuk. Biaya simpan metode P relatif
sama dengan biaya simpan metode Q. Hal ini dikarenakan adanya pengoptimalan nilai batas
maksimal persediaan (E). Nilai batas maksimal persediaan yang tidak terlalu besar atau terlalu kecil
menyebabkan biaya simpan yang minimal. Biaya simpan metode optional paling besar diantara
metode Q, metode P dan metode perusahaan saat ini. Hal ini dikarenakan nilai t’ (review) yang
relatif cepat (t’ = 0,3) dan reorderpoint (B) yang besar menyebabkan penumpukkan persediaan
barang di gudang.
Apabila dilihat dari segi biaya stockout, metode Q memiliki biaya stockout paling rendah. Biaya
stockout untuk metode P memiliki nilai yang lebih besar dari biaya stockout metode perusahaan
saat ini. Metode optional memiliki biaya stockout yang paling besar diantara semua metode yang
telah dihitung. Hal ini dikarenakan besarnya leadtime dan kecilnya selisih dari batas maksimum
pemesanan (E) dengan reorderpoint (B) yang menyebabkan pada suatu periode tertentupersediaan
di gudang cukup sehingga sehingga menyebabkan tingginya kemungkinan terjadinya stockout.
Metode yang terbaik adalah metode P. Hal tersebut dikarenakan metode ini yang menghasilkan
biaya total dari pengendalian persedaan paling kecil. Berdasarkan rincian pada Tabel 8, dapat
diketahui bahwa total biaya metode perusahaan saat ini adalah Rp. 27.563.174 dan total biaya
metode P adalah Rp. 24.940.907. Apabila perusahaan menerapkan metode P, perusahaan akan
melakukan penghematan akan biaya total sebesar Rp. 2.622.266/bulannya atau sebesar 9,51%.
Apabila dibandingkan antara metode perusahaan saat ini dengan metode P, maka metode P
memiliki biaya pesan yang lebih mahal. Biaya pesan untuk metode perusahaan saat ini sebesar Rp.
115.468 dan biaya pesan untuk metode P sebesar Rp. 251.016. Biaya stockout untuk metode
perusahaan saat ini sebesar Rp. 3.925.103 dan biaya stockout untuk metode P sebesar Rp.
4.232.071. Untuk biaya pesan dan biaya stockout metode P tidak memperoleh penghematan,
bahkan meningkat. Penghematan biaya berada pada biaya simpan. Biaya simpan metode
perusahaan saat ini sebesar Rp. 23.522.604 dan biaya simpan metode P sebesar Rp. 20.457.821
Penghematan biaya untuk biaya simpan sebesar Rp.3.064.783 atau sebesar 13,03%.
4. Kesimpulan dan Saran
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis, maka dapat diambil beberapa kesimpulan:
1. Kelemahan dari metode pengendalian persediaan yang digunakan perusahaan saat ini adalah
ada beberapa produk yang sering terjadi stock out dan ada beberapa produk pula yang
menumpuk di gudang. Apabila hal ini terus berulang, maka akan berdampak buruk bagi
perusahaan.
PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT TERNAK (Marco S., dkk.)
97
2. Metode pengendalian persediaan yang sebaiknya diterapkan adalah Metode P Multi Item.
Metode ini mirip dengan metode yang digunakan perusahaan saat ini. Namun ada perubahan
batas maksimum pemesanan dan juga interval pemesanan, dimana hal tersebut menyebabkan
total biaya pengendalian persediaan menurun. Total biaya pengendalian persediaan dengan
Metode P adalah sebesar Rp. 24.940.907.
3. Banyak manfaat yang akan didapatkan perusahaan apabila menerapkan Metode P yang
diusulkan. Manfaatnya adalah sebagai berikut:
a. Perusahaan memperoleh penghematan total biaya pengendalian persediaan sebesar Rp.
3.064.783/bulan atau sebesar 9,51%.
b. Persediaan barang menjadi lebih terkontrol. Kelebihan persediaan barang tidak sering
terjadi. Biaya simpan per bulan berkurang sebesar Rp. 2.622.266. Dengan kata lain,
perusahaan melakukan penghematan biaya simpan sebesar 13,03%.
c. Perusahaan tidak terlalu sulit untuk melakukan penyesuaian dalam menerapkan metode
usulan, dikarenakan metode usulan mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan
metode yang digunakan perusahaan saat ini.
4.2 Saran
Apabila metode yang diusulkan akan diterapkan di PT X, maka peneliti menyarankan kepada pihak
pengambil keputusan di PT X untuk melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada bagian-bagian
yang terlibat langsung pada sistem persediaan.
Apabila perusahaan memasukkan data-data ekstrim dalam pengolahan data, perlunya dilakukan
penelitian lanjutan. Hal ini dikarenakan dalam penelitian ini data-data ekstrim diasumsikan
berdistribusi normal. Selain itu, apabila supplier menetapkan minimum jumlah pemesanan untuk
tiap kali pesan, maka perusahaan perlu melakukan penelitian lanjutan. Hal ini dikarenakan pada
penelitian ini, supplier tidak menetapkan minimum jumlah pemesanan untuk tiap kali pesan.
5. Daftar Pustaka
Askin, G. (2002), “Design and Analysis of Lean Production System”, John Wiley and Sons, Inc.
Nur Bahagia, S. (2006), “Sistem Inventori”, ITB.
Silver, E.A., Pvke, D.F., Peterson R. (1998), “Inventory Management and Production Planning and
Scheduling”, John Wiley and Sons, Inc.
Smith, S. B. (1989), “Computer Based Production and Inventory Control”, Prentice-Hall, Canada.
Tersine, R. J. (1998), “Principle of Inventory and Material Management”, 3rd
ed., The University
of Oklahoma.
View publication statsView publication stats