i
PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN
MENGGUNAKAN METODE CAMEL DAN RGEC PADA BANK
MAYBANK SYARIAH INDONESIA PERIODE 2011-2016
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi salah satu syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh :
Astiti Chandra Aprilianti
1113046000133
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2017 M
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Astiti Chandra Aprilianti
Tempat/Tanggal lahir : Bandung/ 26 April 1995
Agama : Islam
Alamat : Jl. Tapos RT 03 RW 18 perumahan persada depok
blok b1/03 Cimpaeun, Tapos , Depok, Jawa Barat
Telpon/HP : 089615132920
e-mail : [email protected]
Pendidikan
- SD Plus Al-Ghifari 2000-2005
- SDN IPK Ciriung 01 2005-2006
- MTs Darunnajah Ulujami 2006-2009
- MA Darunnajah Ulujami 2009-2012
- S1 Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidaytullah Jakarta 2013-2017
Pengalaman Organisasi:
2014-2015 Medkominfo C.O.I.N.S (Center For Islamic Economic Studies)
2015-2016 Medkominfo C.O.I.N.S (Center Fo Islamic Economic Studies)
2016-2017 Medkominfo C.O.I.N.S (Center For Islamic Economic Studies)
vi
RATING THE HEALTH LEVEL OF BANK MAYBANK SYARIAH
INDONESIA USING METHOD CAMEL AND RGEC PERIOD 2011-2016
ABSTRACT
Astiti Chandra Aprilianti, NIM 1113046000133. Rating The Health Of
Bank Maybank Syariah Indonesia Using Method CAMEL and RGEC. Syariah
Economic Studies Program, Faculty of Economics and Business, Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta.
This study aims to determine the level of health at PT. Bank Maybank
Syariah Indonesia if measured using CAMEL (Capital, Asset, Management,
Earning, Liquidity) method and RGEC (Risk Profile, Good Corporate
Governance, Earning, Capital) in 2011-2016 and also aims to know differences in
ratios used in CAMELS and RGEC methods. The research method used in this
research is literature research or study desk study. The data used in this research
is secondary data using financial statements of Bank Maybank Syariah Indonesia
Period 2011-2016. The results show that the bank can be said to be quite healthy
because almost all the ratios used meet the specified requirements and there are
still some ratios that have not met the requirements, but in both methods have
different results. In the year 2011-2014 the health condition of Maybank Syariah
Bank is calculated using CAMEL method of bank is in the category Healthy
enough. In 2015 -2016, the calculation of bank soundness using CAMEL method
shows that bank condition is in an unhealthy position. In Maybank Syariah Bank
the state of the bank is in the healthy category is in 2011-2013 if calculated using
the RGEC method. In the year 2014-2016 the condition of the bank when
calculated using the RGEC method, the bank is in a fairly healthy category.
Keywords: CAMEL, RGEC, RBBR, Health of Bank
vii
PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK MENGGUNAKAN
METODE CAMEL DAN RGEC PADA BANK MAYBANK SYARIAH
INDONESIA PERIODE 2011-2016
ABSTRAK
Astiti Chandra Aprilianti NIM 1113046000133. Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank dengan Menggunakan Metode CAMEL dan RGEC pada Bank
Maybank Syariah Indonesia. Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat kesehatan pada PT. Bank
Maybank Syariah Indonesia jika diukur menggunakan metode CAMEL (Capital,
Asset, Management, Earning, Liquidity, dan metode RGEC (Risk Profile, Good
Corporate Governance, Earning, Capital) pada tahun 2011-2016 dan juga
bertujuan untuk mengetahui perbedaan rasio-rasio yang digunakan pada metode
CAMELS dan metode RGEC. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian kepustakaan atau penelitian studi meja.Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menggunakan laporan
keuangan Bank Maybank Syariah Indonesia Periode 2011-2016. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa bank tersebut dapat dikatakan cukup sehat karena hampir
semua rasio yang digunakan memenuhi syarat yang ditentukan dan masih ada
beberapa rasio yang belum memenuhi syarat, namun pada kedua metode tersebut
memiliki hasil yang berbeda. Pada tahun 2011-2014 kondisi kesehatan Bank
Maybank Syariah dihitung menggunakan metode CAMEL bank berada pada
kategori yang Cukup sehat. Pada tahun 2015 -2016 hasil penghitungan tingkat
kesehatan bank menggunakan metode CAMEL menunjukan bahwa kondisi bank
berada pada posisi yang tidak sehat. Pada Bank Maybank Syariah keadaan bank
berada pada kategori sehat berada pada tahun 2011-2013 jika dihitung
menggunakan metode RGEC.Pada tahun 2014-2016 kondisi bank apabila
dihitung menggunakan metode RGEC, bank berada pada kategori yang cukup
sehat.
Keyword: CAMEL, RGEC, RBBR, Kesehatan Bank
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahirabbil ‘alamiin, puji dan puji syukur marilah kita panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan curahan rahmat dan kasih
sayangnya serta kemudahan bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini
sebagai tanda akhir dari studi S1 yang penulis tempuh dengan judul skripsi
“PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK MENGGUNAKAN METODE
CAMEL DAN RGEC PADA BANK MAYBANK SYARIAH INDONESIA
PERIODE 2011-2016”.
Salawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi besar umat Islam
Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, serta pengikutnya yang telah membawa kita
dari zaman kegelapan menjadi zaman yang terang benderang seperti sekarang ini
melalui luasnya ilmu pengetahuan. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini
tidak akan terselesaikan tanpa dukungan, doa dan semangat dari berbagai pihak
yang telah membantu dan berkontribusi. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada :
1. Bapak Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta.
3. Bapak Yoghi Citra Pratama M.Si selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Syariah dan Ibu Tini Anggraeni, ST., M.Si selaku Sekretaris Program
Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak AM. Hasan Ali, MA., selaku Ketua Program Studi Muamalat
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta dan Bapak Abdurrauf, Lc., MA Selaku Sekretaris Program Studi
ix
Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta
dan Tim Passing Out Fakultas Syariah dan Hukum.
5. Kepada dosen pembimbing Ibu Erika Amelia SE,. M.Si , yang dengan
ikhlas menyisihkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk penulis dengan
memberikan arahan untuk menyempurnakan skripsi ini. Terimakasih atas
ilmu yang bermanfaat serta solusi atas tiap permasalahan dalam
menyelesaikan penulisan skripsi.
6. Kepada Bank Maybank Syariah Indonesia dan staff yang telah
mengizinkan penulis mengadakan penelitian ini serta memberikan data
7. Seluruh staff Perpustakan Utama dan Perpustakan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis serta Perpustakaan Fakultas Ssyariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pelayanan sehingga
membantu penulis dalam meyelesaikan skripsi ini.
8. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah membagi ilmunya
selama masa perkuliahan semoga amalnya diterima Allah SWT serta
karyawan/karyawati UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan bantuannya
9. Kepada motivasi dan semangat terbesar penulis dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini, abah Alm. Yudho Sutrisno dan ibu Almh. Sugiyani
semoga keduanya diwafatkan dalam keadaan husnul khotimah, tanpa kasih
sayang dan dukungan kalian penulis tidak akan bisa seperti ini. Adik-adik
penulis, Nadya Yudho Miranti dan Elza Mutia , semoga ini dapat menjadi
motivasi bagi kalian agar menjadi lebih baik dari penulis dan kakek Alm.
H. Eddy Sutrisno yang selalu mengajarkan kebaikan serta seluruh keluarga
besar.
10. Untuk semua teman-teman yang selalu memotivasi penulis dan dukungan
dalam menyelesaikan skripsi. Khususnya Nisa Kusumawardhani, Nailah
Rizkia, Gina Hoirunnisa, Nur Najmi Muthia, Fariha, Klarisa Deo, Yulia
Sarasati, Elsahada, Bidan Salmin dan Bidan Laela.
x
11. Serta seluruh pihak yang mendukung dan membantu baik secara materiil
maupun moril dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan
satu persatu..
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan kurangnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
Karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran maupun kritikan yang
membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, September 2017
Penulis,
Astiti Chandra Aprilianti
NIM. 113046000133
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ v
ABSTRACT ....................................................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 5
C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ................................................................................ 6
E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 7
G. Metode Penelitian.................................................................................... 7
H. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 13
I. Sistematika Penulisan ............................................................................. 15
BAB II TINJAUAN TEORITIS ..................................................................... 17
A. Landasan Teori ........................................................................................ 17
B. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 46
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA ................................................. 51
A. Sejarah Singkat Bank Maybank Syariah ................................................. 51
B. Visi, Misi dan Tata Kelola Peusahaan .................................................... 52
C. Pencapaian Perusahaan ........................................................................... 53
xii
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................... 56
A. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank ......................................................... 56
1. Metode CAMEL ......................................................................... 56
2. Penentuan Predikat Kesehatan Bank Menurut CAMEL ............ 63
3. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Menurut Metode RGEC ...... 69
4. Penentuan Predikat Kesehatan Bank Menurut Metode RGEC .. 74
B. Metode Yang Menilai Lebih Baik ......................................................... 82
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 85
A. Kesimpulan ............................................................................................ 85
B. Saran – Saran ......................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 87
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pertumbuhan dari Sisi Kelembagaan Periode 2011-2016 ................ 2
Tabel 1.2 Rasio Keuangan Bank Maybank Syariah 2011-2016 ..................... 4
Tabel 1.3 Indikator Penilaian CAMELS .......................................................... 9
Tabel 1.4 Indikator Penilaian RGEC ............................................................... 11
Tabel 2.1 Nilai Kredit Penilaian Tingkat Kesehatan Bank .............................. 28
Tabel 2.2 Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank dengan
Pendekatan Risk-Based Bank Rating (RBBR) ................................. 34
Tabel2.3 Faktor-Faktor yang Dinilai dalam Pendekatan CAMELS Dan
RGEC ............................................................................................... 35
Tabel 2.4 Matriks Kriteria Penilaian Peringkat Komponen Permodalan ......... 35
Tabel 2.5 Matriks Kriteria Penilaian Peringkat Komponen Aset ..................... 36
Tabel 2.6 Matriks Kriteria Penilaian Peringkat Komponen NPM ................... 38
Tabel 2.7 Matriks Kriteria Penilaian Peringkat Komponen GCG.................... 38
Tabel 2.8 Matriks Kriteria Penilaian Peringkat Komponen NOM ................... 39
Tabel 2.9 Matriks Kriteria Penilaian Peringkat Komponen ROA .................... 39
Tabel 2.10 Matriks Kriteria Penilaian Peringkat Komponen BOPO ................. 39
Tabel 2.11 Matriks Kriteria Penilaian Peringkat Komponen FDR .................... 40
Tabel 2.12 Faktor-faktor Yang Dinilai dan Bobotnya pada Metode CAMEL ... 41
Tabel 2.13 Matriks Bobot Penilaian Faktor Keuangan ...................................... 42
Tabel 2.14 Matriks Kriteria Penilaian Peringkat Komponen NPF ..................... 42
Tabel 2.15 Matriks Kriteria Penilaian Peringkat Komponen FDR .................... 43
Tabel 2.16 Predikat Penerapan Manajemen Risiko ......................................... 43
Tabel 2.17 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 46
Tabel 4.1 Rasio CAR Maybank Syariah Periode 2011-2016 .......................... 57
Tabel 4.2 Rasio KAP Bank Maybank Syariah 2011-2016 .............................. 58
Tabel 4.3 Rasio NPM Bank Maybank Syariah 2011-2016 ............................. 59
Tabel 4.4 Rasio ROA Bank Maybank Syariah 2011-2016 .............................. 60
Tabel 4.5 Rasio BOPO Bank Maybank Syariah 2011-2016 ........................... 60
Tabel 4.6 Rasio FDR Bank Maybank Syariah 2011-2016 .............................. 61
xiv
Tabel 4.7 Rasio Kewajiban Bersih terhada Modal Inti Bank Maybank
Syariah 2011-2016 ........................................................................... 62
Tabel 4.8 Nilai Komponen CAMEL Bank Maybank Syariah Indonesia
Tahun 2011 ....................................................................................... 63
Tabel 4.9 Nilai Komponen CAMEL Bank Maybank Syariah Indonesia
Tahun 2012 ....................................................................................... 64
Tabel 4.10 Nilai Komponen CAMEL Bank Maybank Syariah Indonesia
Tahun 2013 ...................................................................................... 65
Tabel 4.11 Nilai Komponen CAMEL Bank Maybank Syariah Indonesia
Tahun 2014 ....................................................................................... 66
Tabel 4.12 Nilai Komponen CAMEL Bank Maybank Syariah Indonesia
Tahun 2015 ..................................................................................... 67
Tabel 4.13 Nilai Komponen CAMEL Bank Maybank Syariah Indonesia
Tahun 2016 ...................................................................................... 68
Tabel 4.14 Rasio NPF (Net Performing Finance) .............................................. 69
Tabel 4.15 Rasio FDR Bank Maybank Syariah 2011-2016 ............................... 70
Tabel 4.16 Peringkat Good Corporate Governace Periode 2011-2016 ............ 71
Tabel 4.17 Rasio ROA Bank Maybank Syariah 2011-2016 .............................. 72
Tabel4.18 Rasio NOM Bank Maybank Syariah 2011-2016 ............................ 72
Tabel 4.19 Rasio CAR Bank Maybank Syariah Periode 2011-2016 ................. 73
Tabel 4.20 Peringkat Kesehatan Bank Maybank Syariah 2011 ......................... 74
Tabel 4.21 Peringkat Kesehatan Bank Maybank Syariah 2012 ......................... 75
Tabel 4.22 Peringkat Kesehatan Bank Maybank Syariah 2013 ......................... 76
Tabel 4.23 Peringkat Kesehatan Bank Maybank Syariah 2014 ......................... 77
Tabel 4.24 Peringkat Kesehatan Bank Maybank Syariah 2015 ......................... 79
Tabel 4.25 Peringkat Kesehatan Bank Maybank Syariah 2016 ......................... 80
Tabel 4.26 Peringkat Tingkat Kesehatan Bank Maybank Syariah Periode
2011-2016 ........................................................................................ 82
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Penelitian .................................................. 14
Gambar 3.1 Grafik Jumlah Piutang dan Pembiayaan Bank Maybank
Syariah 2011-2016....................................................................... 53
Gambar 3.2 Grafik Jumlah Simpanan yang Diterima oleh Bank Maybank
Syariah 2011-2016....................................................................... 54
Gambar 3.3 Grafik Pendapatan Marjin Jual Beli Bank Maybank Syariah
2011-2016 .................................................................................... 54
Gambar 3.4 Grafik Jumlah Pendapatan Bagi Hasil Musyarakah Bank
Maybank Syariah 2011-2016 ...................................................... 55
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu perusahaan yang menjual jasa adalah perusahaan yang bergerak
dalam bidang perbankan atau lebih dikenal dengan nama Bank. Bank merupakan
perusahaan yang menyediakan jasa keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Fungsi bank merupakan perantara di antara masyarakat yang membutuhkan dana
dengan masyarakat yang kelebihan dana, di samping menyediakan jasa-jasa
keuangan lainnya . oleh karena bank berfungsi sebagai perantara keuangan, maka
dalam hal ini faktor “kepercayaan” dari masyarakat merupakan faktor utama
dalam menjalankan bisnis perbankan.1
Pada era tahun 1980-an dan era 1990-an bisnis perbankan mulai aktif
mengejar nasabah. Puluhan bank baru berdiri hal ini disebabkan oleh kesempatan
yang diberikan pemerintah untuk mendirikan bank begitu mudah misalnya dengan
modal Rp. 50.000.000,- setiap orang dapat mendirikan BPR.2 Sehingga bank baru
banyak bermunculan dan membuat perbankan indonesia tumbuh subur. Kemudian
pada tahun 1997-2000 merupakan kehancuran dunia perbankan indonesia.
Puluhan Bank di likuidasi dan puluhan lainnya di merger. Salah satu Bank yang
tetap bertahan ketika Bank lainnya dimerger dan dilikuidasi adalah Bank
Muamalat Indonesia (BMI) sebagai pelopor perbankan syariah pada tahun 1998
yang mampu bertahan beriringan dengan krisis moneter yang sedang terjadi
sehingga perbankan syariah menjadi salah satu solusi bagi masyarakat untuk
menyimpan dana yang ia miliki maupun solusi alternatif bagi perbankan
konvensional untuk menggunakan sistem syariah dan pada tahun 1999 berdirilah
bank syariah kedua di Indonesia yaitu Bank Syariah Mandiri yang merupakan
anak perusahan Bank Mandiri.3 Pemerintah juga memberi perhatian terhadap
perkembangan Bank Syariah hal ini dibuktikan dengan dibuatnya Undang Undang
1 Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2000), h. 2
2 Kasmir, Manajemen Perbankan h.3
3 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana,2011), h. v
2
Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang mencakup Bank Umum
Syariah, Unit Usaha Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Dalam kurun
waktu 17 tahun, bank syariah mengalami perkembangan yang sangat signifikan,
meskipun secara nasional market share bank syariah masih rendah dibandingkan
dengan bank konvensional.4
Namun lembaga Perbankan syariah mengalami
perkembangan yang cukup pesat, dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.1
Pertumbuhan Dari Sisi Kelembagaan Periode 2011-2016
Perbankan Syariah 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Bank Umum Syariah 11 11 11 12 12 13
Unit Usaha Syariah 24 24 23 22 22 21
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah 155 158 163 163 162 165 Sumber : Statistik Perbankan Syariah 2016 ( www.ojk.go.id )
Tabel 1.1 diatas menunjukan bahwa perkembangan perbankan syariah dari
sisi kelembagaan mengalami perubahan yang fluktuatif, pada tahun 2011 sampai
2013 Bank Umum Syariah atau disebut BUS di Indonesia berjumlah 11 unit dan
pada tahun 2014 sampai dengan 2015 bertambah satu unit menjadi 12 unit.
Sedangkan pada unit usaha syariah pada tahun 2013 mengalami penurunan dari
24 unit menjadi 23 unit diikuti tahun 2014-2015 unit usaha syariah terus turun 22
unit penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor salah satunnya dengan adanya
spin off unit usaha syariah menjadi BUS seperti yang terjadi pada Bank Tabungan
Pensiunan Nasional Syariah (BTPNS) yang pada awalnya merupakan unit usaha
syariah. Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) cenderung fluktuatif
pada tahun 2011 berjumlah 155 unit kemudian mengalami peningkatan pada
tahun 2012 sejumlah 158 unit dan terus meningkat pada tahun 2013-2014 hingga
163 unit dan pada tahun 2015 BPRS mengalam penurunan hingga 162 unit. Pada
tahun akhir tahun 2016 UUS BPD Aceh bergabung menjadi BUS yaitu Bank
Aceh Syariah sehingga jumlah UUS berkurang menjadi 21 unit namun BUS
bertambah menjadi 13 unit.
4 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana,2011), h. v
3
Namun fenomena persaingan merupakan hal yang tidak bisa dihindari
antara bank syariah dan bank konvensional ditambah dengan rendahnya market
share bank syariah sehingga industri perbankan syariah dituntut untuk memiliki
kinerja yang baik, kuat serta efisien agar mampu bersaing dan terus mendapatkan
kepercayaan dari nasabah. Dengan itu BI juga semakin memperketat dalam
pengaturan dan pengawasan perbankan nasional, karena BI tidak ingin
mengulangi peristiwa di awal krisis ekonomi pada tahun 1997 dimana banyak
bank dilikuidasi karena kinerjanya tidak sehat, yang pada akhirnya merugikan
masyarakat.5
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengukur tingkat
kesehatan Bank Syariah salah satunya menggunakan pendekatan Peraturan Bank
Indonesia No. 9/1/PBI/2007. Unsur –unsur yang harus ada dalam penilaian ini
adalah kecukupan modal (Capital), kualitas aset (Assets), kualitas manajemen
(Management), rentabilitas (Earnings), likuiditas (Liquidity), Sensitifitas terhadap
risiko pasar (Sensitivity to Market Risk). Penilaian tingkat kesehatan ini disebut
juga dengan metode CAMELS.6 Namun sejalan dengan perkembangan sektor
perbankan syariah yang semakin kompleks maka penilaian kesehatan perbankan
perlu ditambahkan dengan penerapan manajemen risiko dan good corporate
governance dimana dalam metode CAMELS belum mencakup kedua hal tersebut.
Dengan demikian Bank Indonesia yang pada saat itu menjadi pengawas
pada perbankan melengkapi metode penilaian kesehatan pada bank dengan
memperbaharui Peraturan Bank Indonesia PBI No.9/1/PBI/2007 yang berisi
tentang metode penilaian kesehatan Bank Syariah dengan menggunakan metode
CAMELS menjadi PBI No.13/1/PBI/2011 tentang penilaian tingkat kesehatan
bank dengan menggunakan pendekatan risiko (Risk-Based bank rating/RBBR)
yang selanjutnya disebut dengan metode RGEC. Indikator penilaian kesehatan
bank dalam metode RGEC terdiri dari Risk (R), Good Corporate Governance (G),
5 Yunanto Adi Kusumo, “Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah Mandiri Periode 2002
– 2007 (dengan Pendekatan PBINo. 9/1/PBI/2007)”, La_Riba Jurnal Ekonomi Islam, Vol. II, No.
1 (Juli 2008): h. 110 6 Herman Darmawi, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Bumi Aksara,2011), h210
4
Earnings (E) dan Capital (C). Kemudian dari empat indikator tersebut penilaian
dilakukan dengan cara dibandingkan dengan peringkat komposit (PK) pada
masing-masing rasio.7 Peringkat tersebut terdiri dari kriteria penilaian yaitu sangat
sehat, sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat.
Penelitian ini dilakukan di PT Bank Maybank Syariah Indonesia karena bank
tersebut pada tahun 2015 mengalami penurunan total aset sebesar Rp. 1,743
triliun dari Rp. 2,44 triliun pada tahun 2014.8 Dilihat dari rasio kecukupan
modalnya pun bank tersebut cenderung mengalami penurunan setiap tahunnya
dan pendapatan marjin jual beli yang juga ikut menurun dari 131,7 Milyar
menjadi 127,7 Milyar kemudian pada tahun 2016 Total aset sebesar Rp1,34 triliun,
turun 22,9% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pembiayaan juga
mengalami penurunan sebesar 38% menjadi Rp962,86 miliar dan Dana Pihak
Ketiga (DPK) mengalami penurunan sebesar 23,9% menjadi Rp714.72 miliar dari
data tersebut ditakutkan munculnya krisis kepercayaan dari nasabah sehingga
perlu untuk ditinjau bagaimana keadaan kesehatan bank tersebut. Berikut
dilampirkan keadaan rasio keuangan PT Bank Maybank Syariah Indonesia
periode 2011-2016
Tabel 1.2
Rasio Keuangan Bank Maybank Syariah 2011-2016
Sumber Laporan Keuangan Tahunan PT Maybank Syariah Indonesia 2011-2016
Mengingat lembaga perbankan sebagai lembaga penghimpun dana dari
masyarakat luas dan memerlukan kepercayaan dari masyarakat yang menyimpan
dananya di bank, untuk itu menjaga kesehatan bank dirasa penting untuk
mempertahankan kepercayaan masyarakat. Maka dari itu peneliti mengangkat
7 PBI No. 13/1/PBI/2011
8 Laporan Tahunan Maybank Syariah 2017
Rasio % 2011 2012 2013 2014 2015 2016
CAR 73,44% 63,98% 59,41% 52,13% 38,40% 55,06%
NPF 4,93% 4,29% 0,00% 1,25% 0,00% 4,60%
ROA 3,57% 2,88% 2,87% 3,61% (20,13%) (9,51%)
NOM - - - (1,46%) (32,92%) (19,96%)
BOPO 55,18% 53,77% 67,79% 69,60% 192,60% 160,28%
FDR 289,20% 197,70% 152,87% 157,77% 110,54% 134,73%
5
tema mengenai penilaian kesehatan bank menggunakan analisis komparatif dua
metode dengan judul “PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN
MENGGUNAKAN METODE CAMEL DAN RGEC PADA BANK MAYBANK
SYARIAH INDONESIA PERIODE 2011-2016”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dibahas maka identifikasi masalah terdiri dari:
1. Kondisi perusahaan dilihat dari rasio permodalan mengalami penurunan
setiap tahunnya
2. Metode dalam penilaian tingkat kesehatan bank
3. Adanya perubahan metode dalam penilaian kesehatan bank
4. Perbedaan indikator penilaian dengan metode CAMEL dan RGEC
C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah diatas, maka perlu adanya pembatasan masalah,
sehingga penelitian ini tidak terlalu luas dan dapat terarah. Untuk itu penulis
membatasi masalah sebagai berikut :
1. Permasalahan pada penelitian ini dibatasi pada penelitian yang mencakup
tentang RGEC yaitu faktor Risk atau Resiko (R), Good Corporate
Governance (G), Earnings (E) dan Capital (C). Untuk penilaian faktor
risiko indikator yang digunakan adalah rsiko kredit dilihat dari Non
Perfoming Financing (NPF) dan risiko likuiditas dilihat dari Financing to
Deposit Ratio (FDR). Sementara untuk penilaian kesehatan menggunakan
metode CAMELS, faktor yang diteliti dibatasi hanya pada Capital (C),
Assets (A), Management (M), Earnings (E), Liquidity (L) dan Sensitivity
to Market Risk (S), untuk penilaian faktor Capital indikator yang
digunakan adalah rasio CAR (Capital Adequancy Ratio).
2. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan laporan keuangan
tahunan PT Bank Maybank Syariah indonesia periode 2011-2016
3. Selain laporan keuangan data yang digunakan menggunakan laporan Good
Corporate Governance yang dipublikasikan oleh PT Bank Maybank
Syariah Indonesia periode 2011-2016
4.
6
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas maka penulis
merumuskan masalah pokok dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana tingkat kesehatan Bank pada PT Bank Maybank Syariah
Indonesia menggunakan pendekatan CAMEL?
2. Bagaimana tingkat kesehatan Bank pada PT Bank Maybank Syariah
Indonesia menggunakan pendekatan Risk-Based Bank Rating atau
disebut RGEC periode 2011-2016 ?
3. Bagaimana perbandingan tingkat kesehatan PT. Bank Maybank
Syariah dengan menggunakan pendekatan CAMEL dan pendekatan
Risk-Based Bank Rating atau disebut RGEC periode 2011-2016 ?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini berdasarkan latar belakang dan
perumusan masalah diatas adalah untuk menganalisis tingkat kesehatan PT Bank
Maybank Syariah Indonesia yang dilihat pada total aset yang menurun pada tahun
2015 dan tahun 2016 serta rasio kecukupan modal yang cenderung menurun
setiap tahunnya
F. Manfaat Penelitian
Sedangkan manfaat mapun kontribusi yang diharapkan bisa didapat dari
penelitian ini adalah :
1. Manfaat bagi penulis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
tambahan ilmu pengetahuan mengenai perbankan khususnya mengenai
analisis tentang perbandingan metode penilaian kesehatan bank syariah
menggunakan pendekatan CAMEL dan pendekatan RGEC.
2. Manfaat bagi praktisi dan industri perbankan syariah, hasil dari
penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan pengambilan
keputusan strategi oleh manajemen bank untuk menjaga kesehatan
bank. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi salah satu contoh
penilaian kesehatan pada bank syariah.
7
3. Manfaat bagi akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
acuan kajian studi literatur bagi peneliti yang berminat
mengembangkan penelitian terkait
G. Metode Penelitian
1) Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini memiliki ruang lingkup bersifat mikroekonomi yaitu
PT Bank Maybank Syariah. Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat
kesehatan keuangan Bank Maybank Syariah. Analisis yang digunakan
adalah dengan cara menilai rasio keuangan yang dipublikasikan oleh bank
berupa analisis deskriptif yang disajikan mulai tahun 2011 sampai dengan
tahun 2016.
Tingkat kesehatan keuangan bank diatas dianalisis menggunakan
metode CAMEL (Capital, Assets, Management, Earnings, Liquidity)
adapun variabel data kuantitatif yang digunakan untuk melihat kesehatan
keuangan bank menggunakan rasio CAR untuk capital, rasio NPM untuk
management quality serta ROA dan NOM untuk faktor earning. Rasio
FDR untuk melihat likuiditas bank Sedangkan dalam metode RGEC(Risk
Profile, Good Corporate Governance, Earnings dan Capital) atau disebut
dengan RBBR variabel data kuantitatif yang digunakan sama dengan
metode CAMEL, berbeda pada variabel data kualitatifnya.
2) Jenis Penelitian dan Sumber Data
Jenis penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian
kepustakaan atau disebut Penelitian Meja (Desk Study). Untuk penelitian
dalam jenis ini peneliti menggunakan data yang sudah tersedia yang
didapatkan dari berbagai media cetak dan maupun elektronik.9 Sehingga
peneliti tidak perlu mencari data melalui survey ataupun observasi di
lapangan.
Penelitian ini menggunakan data sekunder baik yang bersifat
kualitatif maupun kuantitatif. Data tersebut diperoleh dari studi pustaka,
9 Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metode Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta: Gramata
Publishing, 2013), h94-95
8
jurnal, internet serta literatur lainnya yang terkait dengan penelitian. Data
kuantitatif yang digunakan dalam penelitian imi adalah laporan keuangan
Bank Maybank syariah periode 2011-2016 dan Laporan Good Corporate
Governance.
3) Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah Bank Maybank
Syariah. Objek penelitian yang diteliti adalah laporan keuangan tahunan
yang dipublikasi oleh Bank Maybank Syariah periode 2011-2016.
4) Metode dan Analisis Data
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kesehatan keuangan
Bank Maybank Syariah menggunakan dua metode yang berbeda yaitu
metode CAMELS dan metode RGEC. Secara umum kesehatan keuangan
bank dapat diproyeksikan menggunakan rasio keuangan seperti dalam
faktor capital, asset, earning dan liquidity. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan membandingkan
metode penilaian kesehatan keuangan bank kemudian menganalisa laporan
keuangan bank tersebut dengan menggunakan pendekatan CAMEL dan
RGEC.
9
CAMELS
Adapun indikator penilaian dengan pendekatan CAMEL sebagai berikut :
Tabel 1.3
Indikator Penilaian CAMEL
No Variabel Keterangan
1. Capital Rasio Permodalan berfungsi untuk mengukur
kemampuan bank dalam menyerap kerugian-
kerugian yang tidak dapat dihindari lagi
Capital Adequacy Ratio
2. Asset Rasio ini digunakan untuk mengetahui kualitas
aktiva produktif selain itu juga untuk
mengantisipasi risiko gagal bayar dari
pembiayaan
Kualitas Aktiva Produktif
3. Management Penilaian manajemen untuk menilai
kemampuan manajerial pengurus bank dalam
menjalankan usaha sesuai dengan prinsip
manajemen umum, kecukupan manajemen
risiko dan kepatuhan bank terhadap ketentuan
baik yang terkait dengan prinsip kehati-hatian
maupun kepatuhan terhadap prinsip syariah dan
komitmen bank kepada Bank Indonesia. Dalam
penelitian ini penilaian sistem manajemen
kuesioner tidak dapat diterapkan karena
kerahasian bank maka kualitas manajemen
diproyeksikan dengan perhitungan rasio Net
10
Profit Margin sebagai berikut:
4. Earning Rasio rentabilitas merupakan alat untuk
mengukur tingkat efisiensi usaha dan
kemampuan bank dalam menghasilkan laba.
Net Operating Margin
Return On Asset
5. Liquidity Rasio likuiditas digunakan untuk menganalisis
kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-
kewajibannya terutama kewajiban jangka
pendeknya.
Financing to Deposit Ratio
Sumber : Dwi Nuraini Ihsan (2015)
11
RGEC
Berikut variabel yang dinilai dalam pendekatan RGEC
Tabel 1.4
Indikator Penilaian RGEC
No Variabel Keterangan
1. Profil Risiko Penilaian faktor profil risiko merupakan
penilaian terhadap risiko inheren dan
kualitas penerapan manajemen risiko dan
aktivitas operasional bank.
Risiko Kredit
Menggunakan indikator NPF (Non
Performing Financing)
Risiko Likuiditas
Menggunakan indikator FDR (Financing to
Deposit Ratio)
2. Good Corporate
Governance
Penilaian faktor GCG bagi Bank Umum
Syariah merupakan penilaian terhadap
kualitas manajemen bank atas lima
pelaksanaan prinsip GCG yaitu transparansi,
akuntabilitas, pertanggungjawaban,
profesional dan kewajaran
3. Rentabilitas
(Earning)
Penilaian faktor rentabilitas meliputi
evaluasi terhadap kinerja rentabilitas,
sumber-sumber rentabilitas, manajemen
rentabilitas dan pelaksanaan fungsi sosial.
Evaluasi kinerja rentabilitas bank dihitung
menngunakan indikator ROA (Return On
12
Asset) dan NOM (Net Operating Margin)
ROA (Return On Asset)
NOM (Net Operating Margin)
( )
4. Capital Penilaian faktor permodalan meliputi
evaluasi terhadap kecukupan modal dan
kecukupan pengelolaan permodalan. Dalam
melakukan perhitungan permodalan, bank
umum syariah mengacu pada ketentuan
yang berlaku mengenai kewajiban
penyediaan modal minimum bagi bank
umum syariah.
Indikator yang digunakan untuk menilai
aspek permodalan adalah rasio CAR
(Capital Adequacy Ratio)
CAR (Capital Adequacy Ratio)
Sumber : Manajemen Treasury, Dwi Nuraini Ihsan (2015)
13
H. Kerangka Pemikiran
Laporan keuangan bank merupakan cerminan kondisi dari kinerja bank
agar dapat menjadi evaluasi maupun pertimbangan strategi manajemen dalam
menghadapi permasalahan yang semakin kompleks karena banyak bermunculnya
bank syariah. Selain untuk menghadapi masalah, evaluasi terhadap penilaian
kesehatan bank juga dapat dijadikan acuan untuk mengatasi kelemahan yang
dimiliki. Penilaian tingkat kesehatan juga menjadi sarana untuk lembaga
pengawasan bank yaitu Otoritas Jasa Keuangan dalam menjaga stabilitas
perbankan.
Dalam perjalanannya penilaian kesehatan perbankan syariah mengalami
beberapa perkembangan sesuai dengan perkembangangan perbankan syariah
sendiri yang semakin kompleks maka metodologi yang digunakan untuk menilai
tingkat kesehatan bankpun ikut berkembang.
Pada awalnya metodologi penilaian tingkat kesehatan menggunakan
pendekatan CAMEL yang terdiri dari 6 indikator yaitu permodalan (capital), aset
(asset), manajemen (management), rentabilitas (earning), likuiditas (liquidity) dan
sensitivitas terhadap risiko pasar (sensitivity to market ratio) yang tercantum
dalam PBI No. 9/1/PBI/2007. Kemudian disempurnakan dengan pendekatan
berdasarkan risiko agar bank dapat melihat kondisi kesehatan keuangannya pada
saat ini maupun masa yang akan datang.
Pada tahun 2011 Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan barunya dalam
rangka memperbaharui penilaian tingkat kesehatan bank. Kebijakan ini
dikeluarkan dalma PBI No. 13/1/PBI/2011 tentang penilaian tingkat kesehatan
bank dengan pendekatan risiko atau Risk-Based Bank Rating. Pendekatan
berdasarkan risiko tersebut memiliki 4 indikator penilaian yaitu profil risiko (risk),
Good Corporate Governance, rentabilitas (earning) dan permodalan (capital).
Dalam penelitian ini penulis ingin membandingkan kedua pendekatan tersebut
mana yang lebih baik dalam mencerminkan kondisi kesehatan bank tersebut.
14
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran Penelitian
↔
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Bank Maybank Syariah Indonesia
Laporan Keuangan 2011 – 2016 Laporan Keuangan 2011 – 2016
Metode CAMEL
PBI No.9/1/PBI/2007
Metode RGEC
PBI No.13/1/PBI/2011
Capital = CAR
Assets = NPF
Liquidity = FDR KB/MI
Earning = ROA BOPO
Management = NPM
Capital = CAR
Risk Profile = Credit Risk ,
Liquidity Risk NPF, FDR
Earning = ROA NOM
Good Corporate Govenance
Pembobotan Pemberian Peringkat
Komposit
Predikat Kesehatan Bank
Sangat Sehat-Sehat-Cukup Sehat-Kurang
Sehat-Tidak Sehat
Metode CAMEL
2011 – 2014: Cukup Sehat
2015 – 2016: Tidak Sehat
Metode RGEC
2011 – 2013: Sehat
2014 – 2016: Cukup Sehat
15
I. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi”
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2017.
Penulis menyusun lima bab uraian, dimana setiap bab diuraikan menjadi bab
per bab
BAB I Pendahuluan
Bab ini diawali dengan menguraikan latar belakang,
identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, kerangka
teori dan sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Teoritis
Bab ini merupakan hasil uraian dari kajian pustaka yang
dilakukan oleh penulis yang berkaitan dengan pembahasan
penelitian dan diharapkan dapat membantu penulis dalam
memahami dan menafsirkan data.
BAB III Gambaran Umum Lembaga
Bab ini berisi tentang penjelasan mengenai gambaran secara
umum mengenai objek yang akan diteliti
BAB IV Analisis dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan tentang analisis data hasil pengukuran
tingkat kesehatan PT Bank Maybank Syariah Indonesia
menggunakan metode CAMEL (Capital, Asset, Management,
Earnings, Liquidity, Sensitivity to Market Risk) dan RGEC
(Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital)
dan perbandingan metode mana yang lebih baik dilihat dari
laporan keuangan.
16
BAB V Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari selurah uraian masalah
yang telah dibahas sebagai jawaban atas pokok masalah
kemudian akan disertakan saran-saran yang diharapkan akan
menjadi solusi maupun masukan sebagai tindak lanjut dari
penelitian.
17
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Landasan Teori
1. Pengertian Bank
Bank merupakan salah satu perusahaan yang menjual jasa
keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat dengan menjadi perantara
diantara masyarakat yang membutuhkan dana dengan masyarakat yang
kelebihan dana di samping menyediakan jasa keuangan lainnya.10
Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan,
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
simpanan giro, tabungan, dan deposito. Kegiatan menyalurkan dana
berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat dan jasa-jasa perbankan
berupa jasa untuk mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dan
menyalurkan dana tersebut.
a. Perbankan Syariah
Penerapan sistem bank bukanlah sesuatu yang asing bagi umat
Islam. Bukti-bukti sejarah menyatakan bahwa fungsi-fungsi perbankan
modern telah dipraktikan oleh umat Islam, bahkan sejak zaman Nabi
Muhammad SAW. Praktik-praktik fungsi perbankan ini tentunya
berkembang secara berangsur-angsur, mengalami kemajuan dan
kemunduran di masa-masa tertentu, seiring naik turunnya peradaban
umat.11
Menurut Undang Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang
Perbankan syariah, Pasal 1 Ayat (1) menerangkan bahwa Perbankan
Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan
unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan
10
Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2000), h. 2-3 11
Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Fiqih dan Keuangan, edisi 5 (Jakarta:
RajaGrafindo, 2013), h 27
18
proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.Undang-Undang No. 21
Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah juga menerangkan bahwa bank
syariah menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS) dan
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Perbankan Syariah merupakan
suatu sistem perbankan yang penerapannya berdasarkan hukum muamalah
dalam islam. Sehingga dalam pelaksanaanya perbankan syariah tidak
menerapkan riba atau bunga dalam pinjaman maupun keuntungan.
b. Fungsi dan Peran Bank Syariah
Fungsi dan peran bank syariah yang tercantum didalam pembukaan
standar akuntansi syariah yang diterbitkan oleh AAOIFI (Accounting
and Auditing Organization for Islamic Financial Institution) sebagai
berikut :
1. Manajer Investasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana
yang disimpan oleh nasabah.
2. Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang
dimilikinya maupun dana nasabah yang dipercayakan kepada
bank.
3. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank
syariah sebagai lembaga intermediasi dapat melakukan
kegiatan-kegiatan jasa-jasa layanan perbankan sebagaimana
lazimnya.
4. Pelaksanaan kegiatan sosial, sebagai ciri yang melekat pada
entitas keunagan syariah, bank syariah tentu memiliki
kewajiban dalam mengeluarkan dan menglola (menghimpun,
mengadministrasikan, mendistribusikan) zakat serta dana-dana
sosial lainnya.
2. Laporan Keuangan
Menurut Myer dalam bukunya Financial Statement Analysis
mengatakan bahwa yang dimaksud dengan laporan keuangan adalah dua
daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatau perusahaan.
Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar
19
pendapatan atau daftar rugi-laba.12
Dalam Prinsip-Prinsip Akuntansi
Indonesia (Ikatan Akuntansi Indonesia 1974) dikatakan bahwa laporan
keuangan ialah neraca dan penghitungan rugi laba serta segala keterangan-
keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara lain laporan
sumber dan penggunaan dana–dana.
Laporan keuangan disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban
manajemen terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dengan kinerja bank
yang dicapai selama periode tertentu.13
Bank Komersial baik Bank Umum
maupun Bank Perkreditan Rakyat wajib melaporkan keuangannya setiap
periode tertentu. Laporan tersebut merupakan laporan keuangan bulanan,
laporan keuangan triwulan dan laporan keuangan tahunan.
Elemen pokok pada laporan keuangan terdiri dari aktiva, hutang,
modal, pendapatan dan biaya.14
Elemen pokok ini telah berlaku umum di
dunia usaha dan setiap elemen saling terkait dengan elemen lainnya.
Dalam Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia secara terperinci
menjelaskan tentang sifat dan keterbatasan laporan keuangan sebagai
berikut:15
a. Laporan keuangan ialah laporan yang bersifat sejarah, yang tidak
lain merupakan laporan atas kejadian-kejadian yang sudah berlalu,
maka terdapat keterbatasan dalam penggunaanya.
b. Laporan keuangan bersifat umum, bukan untuk memenuhi
keperluan tiap-tiap pemakai.
c. Laporan keuangan merupakan hasil dari pemakaian stelsel
timbulnya hak dan kewajiban dalam akuntansi. Dalam proses
penyusunannya tidak dapat dilepaskan dari penaksiran-penaksiran
dan pertimbangan-pertimbangan.
12
Munawir, Analisa Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2004) h 5 13
Taswan , Akuntansi Perbankan, (Yogyakarta: STIM YOGYAKARTA,2003)h 37 14
Ibid h 8 15
Taswan , Akuntansi Perbankan, (Yogyakarta: STIM YOGYAKARTA,2003) h 10-11
20
d. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam sikapnya
menghadapi ketidakpastian dan peristiwa yang tidak
menguntungkan.
e. Laporan keuangan lebih menekankan bagaimana keadaan
sebenarnya, peristiwa-peristiwa tersebut dilihat dari sudut
ekonomi.
f. Laporan keuangan menggunakan istilah-istilah teknis mengikuti
perkembangan dunia usaha.
a. Laporan Keuangan Bank
Laporan keuangan bank menunjukkan kondisi keuangan bank
secara keseluruhan. Dari laporan ini akan terbaca bagaimana kondisi bank
yang sesungguhnya baik kelemahan maupun kekuatan yang dimiliki oleh
bank.16
Laporan keuangan merupakan sebuah rapor bagi manajemen yang
kemudian dijadikan acuan atas pencapaian yang diperoleh oleh
manajemen. Ukuran keberhasilan manajemen dapat dilihat dari
pertumbuhan laba yang diperoleh serta pengembangan aset-aset yang
dimiliki oleh bank.
Pembuatan laporan keuangan memiliki tujuan secara umum
sebagai berikut:17
1. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva dan jenis aktiva
yang dimiliki.
2. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah kewajiban dan jenis-
jenis kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah modal dan jenis-jenis
modal bank pada waktu tertentu.
4. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari jumlah
pendapatan yang diperoleh dan sumber-sumber pendapatan bank
tersebut.
16
Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2000), h. 239 17
Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2000) h240
21
5. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah biaya-biaya yang
dikeluarkan berikut jenis-jenis biaya yang dikeluarkan dalam periode
tertentu.
6. Memberikan informasi tentang perubahan –perubahan yang terjadi
dalam aktiva, kewajiban dan modal suatu bank.
7. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu periode
dari hasil laporan keuangan yang disajikan.
Laporan keuangan yang disajikan oleh bank untuk dipublikasikan kepada
masyarakat, berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia No./3/22/PBI tanggal 13
Desember 2001 tentang transparasi kondisi keuangan Bank dan surat edaran Bank
Indonesia No. 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 tentang laporan keuangan
publikasi triwulanan dan bulanan bank umum serta laporan tertentu yang
disampaikan kepada Bank Indonesia. Laporan keuangan bank umum terdiri dari:18
1. Neraca
Pos-pos aktiva neraca bank, yaitu penggunaan dana bank secara berurutan
terdiri atas rekening yang paling likuid sampai fixed asset,
2. Perhitungan Laba Rugi dan Saldo Laba
3. Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
Berisi informasi tentang komponen modal, penyertaan, aktiva tertimbang
menurut risiko (ATMR), rasio kewajiban penyediaan modal minimum
yang tersedia dan rasio kewajiban modal minimum yang diwajibkan.
Komponen modal terdiri atas modal inti dan modal pelengkap
4. Kualitas Aktiva Produktif dan Informasi Lainnya
Dalam laporan ini berisi informasi mengenai besarnya nilai aktiva
produktif yang tergolong lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar,
diragukan dan macet. Selain itu juga memberikan informasi tentang:
18
Selamet Ryadi, Banking Assets And Liability Management,(jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Univesitas ndonesia, 2004)h13-18
22
3. Kesehatan Bank
Kesehatan bank merupakan kepentingan semua pihak terkait, baik
pemilik, manajemen bank, masyarakat pengguna jasa bank, Bank
Indonesia dan otoritas Jasa Keuangan selaku otoritas pengawasan
perbankan dan pemerintah. Karena kegagalan perbankan akan berakibat
buruk terhadap perekonomian.19
Tingkat Penilaian Kesehatan pada bank umum diatur dalam PBI
Nomor 13/1/PBI/2011 tentang penilaian kesehatan bank berdasarkan profil
risiko sebagai penyempurnaan dari PBI Nomor 9/1/PBI/2007. Peraturan
ini diperbaharui karena semakin berkembangnya bisnis perbankan
sehingga masalah yang dialami oleh lembaga perbankan semakin
kompleks sehingga berpengaruh terhadap risiko kemudian akan
berpengaruh pula pada tingkat kesehatan bank diperlukan sistem penilaian
yang detai dan akurat. Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor
13/1/PBI/2011 Kesehatan Bank harus dipelihara atau ditingkatkan agar
kepercayaan masyarakat terhadap Bank dapat tetap terjaga. Selain itu,
Tingkat Kesehatan Bank digunakan sebagai salah satu sarana dalam
melakukan evaluasi terhadap kondisi dan permasalahan yang dihadapi
Bank serta menentukan tindak lanjut untuk mengatasi kelemahan atau
permasalahan Bank.
Pihak-pihak yang membutuhkan tingkat kesehatan bank
Terdapat beberapa pihak yang membutuhkan tingkat kesehatan bank,
yaitu :20
1. Pengelola Bank, yang dimaksud dengan pengelola bank di sini
adalah pemilik, dewan komisaris dan dewan direksi sangat
berkepentingan terhadap penilaian tingkat kesehatan bank yang
dikelolanya, sehingga dapat diambil kebijakan yang dapat
19
Herman Darmawi, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Bumi Aksara,2011), h210 20
Selamet Ryadi, Banking Assets And Liability Management,(jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Univesitas ndonesia, 2004) h 175
23
mempertahankan tingkat kesehatan bank yang telah dicapainya
atau meningkatkan tingkat kesehatannya.
2. Masyarakat Pengguna Jasa Bank
Hasil penilaian tingkat kesehatan bank dapat dijadikan acuan bagi
para pemilik dana untuk menyimpan uangnya pada bank yang
memiliki kondisi “sehat”. Karena hal ini akan memberikanjaminan
bahwa dalam waktu tertentu dana yang disimpan pada bank
tersebut akan aman.
3. Otoritas Jasa Keuangan
Dalam rangka pengawasan dan pengembangan bank, Otoritas Jasa
keuangan atau OJK selaku pengawas perbankan dan jasa keuangan
memiliki kepentingan untuk selalu memantau dan melakukan
pembinaan terhadap bank-bank yang memiliki kriteria penilaian
dibawah “sehat” agar menjadi sehat atau sebagai langkah awal
OJK untuk melakukan tindakan/kebijakan kepada bank yang
bersangkutan.
4. Counterparty Bank
Setiap bank pasti membutuhkan bank lain sebagai counterpart
dalam melakukan hubungan koresponden. Dengan adanya
hubungan koresponden maka akan memudahkan bank tersebut
untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya, baik dalam jangka
panjang maupun jangka pendek.
Prinsip-Prinsip Umum Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum
Syariah
Manajemen Bank perlu memperhatikan prinsip-prinsip umum berikut ini
sebagai landasan dalam menilai Tingkat Kesehatan Bank.21
1. Berorientasi Risiko
Penilaian tingkat kesehatan didasarkan pada Risiko-Risiko Bank dan
dampak yang ditimbulkan pada kinerja Bank secara keseluruhan. Hal
ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi faktor internal maupun
21
SEOJK No. 10/SEOJK.03/2014
24
eksternal yang dapat meningkatkan Risiko atau mempengaruhi kinerja
keuangan Bank pada saat ini dan di masa yang akan datang. Dengan
demikian, Bank diharapkan mampu mendeteksi secara lebih dini akar
permasalahan Bank dan mengambil langkah-langkah pencegahan serta
perbaikan secara efektif dan efisien.
2. Proporsionalitas
Penggunaan parameter/indikator dalam tiap faktor penilaian Tingkat
Kesehatan Bank dilakukan dengan memperhatikan karakteristik dan
kompleksitas usaha Bank. Parameter/indikator penilaian Tingkat
Kesehatan Bank dalam Surat Edaran ini merupakan standar minimum
yang wajib digunakan dalam menilai Tingkat Kesehatan Bank. Namun
demikian, Bank dapat menggunakan parameter/indikator tambahan
yang sesuai dengan karakteristik dan kompleksitas usahanya dalam
menilai Tingkat Kesehatan Bank sehingga dapat mencerminkan
kondisi Bank dengan lebih baik.
3. Materialitas dan Signifikansi
Bank perlu memperhatikan materialitas dan signifikansi faktor
penilaian Tingkat Kesehatan Bank yaitu Profil Risiko, Good
Corporate Governance, Rentabilitas, dan Permodalan serta
signifikansi parameter/indikator penilaian pada masing-masing faktor
dalam menyimpulkan hasil penilaian dan menetapkan peringkat faktor.
Penentuan materialitas dan signifikansi tersebut didasarkan pada
analisis yang didukung oleh data dan informasi yang memadai
mengenai Risiko dan kinerja keuangan Bank.
4. Komprehensif dan Terstruktur
Proses penilaian dilakukan secara menyeluruh dan sistematis serta
difokuskan pada permasalahan utama Bank. Analisis dilakukan secara
terintegrasi dengan mempertimbangkan keterkaitan antar Risiko dan
antar faktor penilaian Tingkat Kesehatan Bank serta Perusahaan Anak
yang wajib dikonsolidasikan. Analisis harus didukung oleh fakta-fakta
25
pokok dan rasio-rasio yang relevan untuk menunjukkan tingkat, trend,
dan tingkat permasalahan yang dihadapi oleh Bank
5. Metode CAMEL
Metode ini merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk
menentukan suatu kondisi Bank sebagaimana tertera pada Peraturan Bank
Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan
bank umum berdasarkan prinsip syariah, terdiri dari aspek permodalan
(Capital), aspek kualitas asset (Assets), aspek kualitas manajemen
(Management), aspek rentabilitas (Earnings), aspek likuiditas (Liquidity),
aspek sensitifitas pada risiko pasar (Sensitivity to Market Ratio)
Penilaian Aspek Permodalan (Capital)
Dalam aspek ini yang dinilai adalah permodalan yang dimiliki oleh bank
yang didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank.
Penilaian tersebut didasarkan kepada CAR (Capital Adequacy Ratio) yang
telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.22
Perbandingan rasio CAR adalah
rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Sesuai
ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah, maka CAR perbankan untuk
tahun 2002 batas minimalnya adalah 8%, bagi bank yang memiliki CAR
dibawah 8% harus segera memperoleh perhatian yang serius untuk segera
diperbaiki.
Penilaian Kualitas Aset (Assets)23
Aspek yang selanjutnya perlu dinilai adalah aspek kualitas terhadap jenis-
jenis aset yang dimiliki oleh bank. Penilaian aset harus sesuai dengan
peraturan Bank Indonesia, yaitu meliputi komponen-komponen sebagai
berikut:24
a. Kualitas aktiva produktif, konsentrasi eksposur risiko kredit,
perkembangan aktiva produktif bermasalah, dan kecukupan
penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP)
22
Kasmir , Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), h. 43 23
Ibid 24
PBI Nomor 6/10/PBI/2004
26
b. Kecukupan kebijakan dan prosedur, system kaji ulang (review)
internal, system dokumentasi, dan kinerja penanganan aktiva
produktif bermasalah.
Rasio- rasio tersebut dapat dilihat dari neraca yang telah dilaporkan secara
berkala kepada Bank Indonesia.
Penilaian Aspek Kualitas Manajemen (Management)
Penilaian yang ketiga meliputi penilaian kualitas manajemen bank.
Untuk menilai kualitas bank dapat dilihat dari kualitas manusianya dalam
mengelola bank namun dalam aspek ini yang dinilai adalah manajemen
permodalan, manajemen kualitas aktiva, manajemen umum, manajemen
rentabilitas, dan manajemen likuiditas. Penilaian selanjutnya yang dinilai
dalam aspek manajemen adalah kepatuhan bank terhadap ketentuan yang
berlaku dan komitmen kepada Bank Indonesia atau pihak lainnya.
Merkusiwati dalam penelitiannya menggambarkan tingkat kesehatan bank
dari aspek manajemen melalui rasio Net Profit Margin (NPM), alasannya
karena seluruh kegiatan manajemen suatu bank yang mencakup
manajemen umum,manajemen resiko dan kepatuhan bank pada akhirnya
akan mempengaruhi dan bermuara pada perolehan laba.25
Rasio NPM
sendiri berfungsi untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan bersih. Rasio ini sangat penting bagi manajer
operasi karena mencerminkan strategi penetapan harga penjualan yang
diterapkan perusahaan dan kemampuannya untuk mengendalikan beban
usaha.26
Penilaian Aspek Rentabilitas (Earnings)
Penilaian aspek rentabilitas merupakan aspek yang digunakan
untuk mengukur kemampuan bank dalam meningkatkan keuntungan.
Kemampuan ini dilakukan dalam suatu periode. Kegunaan aspek ini juga
25
Ni Ketut Lely Aryani Merkusiwati”Evaluasi Pengaruh CAMEL terhadap Kinerja
Perusahaan” Buletin Studi Ekonomi. Vol. 12 no 1 26
bilongtuyu.blogspot.co.Id diakses 16 Nopember 2017 11:06
27
untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai
oleh bank yang bersangkutan. Bank yang sehat adalah bank yang jika
diukur secara rentabilitas terus berada dan meningkat diatas standar yang
telah ditetapkan.27
Komponen-komponen yang dinilai dalam aspek
rentabilitas adalah sebagai berikut:28
a. Pencapaian return on assets (ROA), return on equity (ROE), net
interest margin (NIM), dan tingkat efisiensi bank.
b. Perkembangan laba operasional, diversifikasi pendapatan ,
penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan
biaya, dan prospek laba operasional.
Penilaian Aspek Likuiditas (Liquidity)
Suatu bank dapat dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan
mampu membayar semua hutangnya terutama hutang-hutang jangka
pendek. Dalam hal ini yang dimaksud hutang jangka pendek adalah
simpanan masyarakat seperti simpanan tabungan, giro dan deposito.
Dikatakan likuid jika pada saat ditagih bank mampu membayar.29
Komponen-komponen yang dinilai dalam aspek ini adalah :
a. Rasio aktiva atau pasiva likuid, potensi maturity mismatch, kondisi
Loan to Deposit Ratio (LDR), proyeksi cash flow, dan konsentrasi
pendanaan.
b. Kecukupan kebijakan dan pengelolaan likuiditas (assets and
liabilities management/ALMA), akses kepada sumber pendanaan
dan stabilitas pendanaan
Penilaian Aspek Sensitifitas terhadap Risiko Pasar
Penilaian ini dimaksudkan untuk menilai kemampuan keuangan
bank dalam mengantisipasi perubahan risiko pasar yang disebabkan oleh
27
Kasmir , Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), h. 44 28
PBI Nomor 6/10/PBI/2004 29
Kasmir , Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), h. 44-45
28
pergerakan nilai tukar. Penilaian sensitivitas atas risiko pasar dilakukan
dengan menilai besarnya kelebihan modal yang digunakan untuk menutup
risiko bank dibandingkan dengan besarnya risiko kerugian yang timbul
dari pengaruh perubahan risiko pasar30
.
Hasil penilaian terhadap analisis CAMEL kemudian dituangkan
dalam bentuk angka yang diberikan bobot sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan. Bobot nilai ini diartikan sebagai nilai kredit. Dari bobot
nilai ini dapat dipastikan kondisi suatu bank. Batas minimal dan maksimal
untuk menentukan predikat suatu bank dapat dilihat dalam tabel berikut
ini.31
Tabel 2.1
Nilai Kredit Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Metode
CAMEL
Nilai Kredit Predikat
81 – 100 Sehat
66 - < 81 Cukup Sehat
51 - <66 Kurang Sehat
0 - <51 Tidak Sehat
6. Pendekatan RGEC
Metode RGEC merupakan turunan dari Peraturan Bank Indonesia
Nomor 13/1/PBI/2011 tentang penilaian tingkat kesehatan Bank Umum
berdasarkan profil risiko. Indikator penilaian yang ada dalam penilaian
tingkat kesehatan bank syariah dan unit syariah dipaparkan dalam Surat
Edaran OJK Nomor 10/SEOJK.03/2014 sebagai berikut:
Penilaian Faktor Profil Risiko
Penilaian faktor Profil Risiko merupakan penilaian terhadap Risiko
inheren dan kualitas penerapan Manajemen Risiko dalam aktivitas
operasional Bank. Risiko yang wajib dinilai terdiri atas 10 (sepuluh) jenis
Risiko yaitu Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko
30
Dwi Nuraini Ihsan, Manajemen Treasury,(Tangerang : UIN Press,2015) h 386 31
Kasmir , Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), h. 44-45
29
Operasional, Risiko Hukum, Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan, Risiko
Reputasi, Risiko Imbal Hasil, dan Risiko Investasi.
a. Risiko Kredit
Risiko kredit merupakan risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak
lawan (counterparty) memenuhi kewajibannya. Risiko kredit dapat
bersumber dari berbagai aktivitas fungsional bank seperti pengkreditan
atau pembiayaan, treasury dan investasi, dan pembiayaan perdagangan
yang tercatat dalam banking book maupun trading book.32
Dalam menilai Risiko inheren atas Risiko Kredit, parameter/indikator
yang digunakan adalah:
1) Komposisi portofolio aset dan tingkat konsentrasi;
2) Kualitas penyediaan dana dan kecukupan pencadangan;
3) Strategi penyediaan dana dan sumber timbulnya penyediaan dana;
4) Faktor eksternal.
b. Risiko Pasar
Risiko Pasar adalah Risiko pada posisi neraca dan rekening
administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan dari kondisi
pasar.33
Dalam menilai Risiko inheren atas Risiko Pasar, parameter/indikator
yang digunakan adalah:
1) Volume dan komposisi portofolio,
2) Kerugian potensial (potential loss) Risiko Suku Bunga dalam
Banking Book (Interest Rate Risk in Banking Book-IRRBB)
3) Strategi dan kebijakan bisnis.
c. Risiko Likuiditas
Risiko Likuiditas adalah risiko yang disebabkan oleh ketidakmampuan
bank yang muncul akibat ketidakcukupan likuiditas untuk memenuhi
kewajibannya pada saat jatuh tempo. Risiko Likuiditas juga dapat
disebabkan oleh ketidakmampuan Bank melikuidasi aset tanpa terkena
32
Veitzhal Rivai, dkk , Bank and Financial Institution Management : Conversation &
Sharia System (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2007) h 806 33
Surat Edaran BI No.13/24/DPNP
30
diskon yang material karena tidak adanya pasar aktif atau adanya
gangguan pasar (market disruption) yang parah. Risiko ini disebut
sebagai Risiko likuiditas pasar (market liquidity risk).34
Dalam menilai Risiko inheren atas Risiko Likuiditas, parameter yang
digunakan adalah:
1) Komposisi dari aset, kewajiban, dan transaksi rekening
administratif
2) Konsentrasi dari aset dan kewajiban
3) Kerentanan pada kebutuhan pendanaan
4) Akses pada sumber-sumber pendanaan.
d. Risiko Operasional
Risiko Operasional merupakan Risiko akibat ketidakcukupan dan/atau
tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan
sistem, dan/atau adanya kejadian eksternal yang mempengaruhi
operasional Bank.35
Dalam menilai Risiko inheren atas Risiko Operasional,
parameter/indikator yang digunakan adalah:
1) Karakteristik dan kompleksitas bisnis;
2) Sumber daya manusia;
3) Teknologi informasi dan infrastruktur pendukung;
4) Fraud, baik internal maupun eksternal,
5) Kejadian eksternal
e. Risiko Hukum
Risiko Hukum adalah risiko yang disebabkan oleh kelemahan aspek
yuridis, seperti: adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan
perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan
(perjanjian) seperti tidak terpenuhinya syarat sah kontrak dan
pengikatan agunan yang tidak sempurna.36
34
Surat Edaran BI No.13/24/DPNP 35
Surat Edaran BI No.13/24/DPNP 36
Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan(Jakarta: Rajawali
Press,2009) h 275
31
f. Risiko Stratejik
Risiko Stratejik adalah Risiko akibat ketidaktepatan Bank dalam
mengambil keputusan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik
serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis
Dalam menilai Risiko inheren atas Risiko Stratejik, parameter/indikator
yang digunakan adalah:
1) Kesesuaian strategi bisnis Bank dengan lingkungan bisnis
2) Strategi berisiko rendah dan berisiko tinggi
3) Posisi bisnis Bank
4) Pencapaian rencana bisnis Bank
g. Risiko Kepatuhan
Risiko Kepatuhan adalah risiko yang disebabkan oleh tidak dipatuhinya
ketentuan-ketentuan yang ada, baik ketentuan internal maupun
ketentuan eksternal seperti: ketentuan GWM, Net Open Position, Non
Performing Financing, batas maksimum pembiayaan, ketentuan dalam
laporan, perpajakan, akad dan fatwa DSN.37
Dalam menilai Risiko inheren atas Risiko Kepatuhan,
parameter/indikator yang digunakan adalah:
1) Jenis dan signifikansi pelanggaran yang dilakukan,
2) Frekuensi pelanggaran yang dilakukan atau track record
ketidakpatuhan Bank
3) Pelanggaran terhadap ketentuan atau standar bisnis yang berlaku
umum untuk transaksi keuangan tertentu.
h. Risiko Reputasi
Risiko Reputasi adalah risiko yang disebabkan adanya publikasi negatif
yang terkait dengan kegiatan usaha bank atau persepsi negatif terhadap
bank.38
37
Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan(Jakarta: Rajawali
Press,2009) h 276
38
Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, cet 7 (Jakarta: Azkia Publisher,
2009) h 271
32
Dalam menilai Risiko inheren atas Risiko Reputasi, parameter/indikator
yang digunakan adalah:
1) Pengaruh reputasi negatif dari pemilik Bank dan perusahaan
terkait
2) Pelanggaran etika bisnis
3) Kompleksitas produk dan kerjasama bisnis Bank
4) Frekuensi, materialitas, dan eksposur pemberitaan negatif Bank
Frekuensi dan materialitas keluhan nasabah
i. Risiko Imbal Hasil
Risiko Imbal Hasil (Rate of Return Risk) adalah Risiko akibat
perubahan tingkat imbal hasil yang dibayarkan Bank kepada nasabah,
karena terjadi perubahan tingkat imbal hasil yang diterima Bank dari
penyaluran dana, yang dapat mempengaruhi perilaku nasabah dana
pihak ketiga Bank.39
Dalam menilai Risiko inheren atas Risiko Imbal Hasil,
parameter/indikator yang digunakan adalah:
1) Komposisi dana pihak ketiga;
2) Strategi dan kinerja bank dalam menghasilkan laba/pendapatan;
3) Perilaku nasabah dana pihak ketiga.
j. Risiko Investasi
Risiko Investasi (Equity Investment Risk) adalah Risiko akibat Bank
ikut menanggung kerugian usaha nasabah yang dibiayai dalam
pembiayaan berbasis bagi hasil baik yang menggunakan metode net
revenue sharing maupun yang menggunakan metode profit and loss
sharing.40
Dalam menilai Risiko inheren atas Risiko Investasi, parameter/indikator
yang digunakan adalah:
1) Komposisi dan tingkat konsentrasi pembiayaan berbasis bagi
hasil;
39
SEOJK No. 10/SEOJK.03/2014 40
SEOJK No. 10/SEOJK.03/2014
33
2) Kualitas pembiayaan berbasis bagi hasil;
3) Faktor eksternal
Penilaian Faktor Good Corporate Governance (GCG)
Penilaian faktor Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah
merupakan penilaian terhadap kualitas manajemenbank atas pelaksanaan 5
(lima) prinsip Good Corporate Governance yaitu transparansi,
akuntabilitas, pertanggungjawaban, profesional, dan kewajaran. Prinsip-
prinsip Good Corporate Governance dan fokus penilaian terhadap
pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance tersebut
berpedoman pada ketentuan Good Corporate Governance yang berlaku
bagi Bank Umum Syariah dengan memperhatikan karakteristik dan
kompleksitas usaha bank.
Dalam rangka memastikan penerapan 5 (lima) prinsip Good Corporate
Governance Bank Umum Syariah harus melakukan penilaian sendiri (self
assessment) secara berkala yang paling kurang meliputi 11 (sebelas) faktor
penilaian pelaksanaan Good Corporate Governance sebagaimana diatur
dalam ketentuan Good Corporate Governance yang berlaku bagi Bank
Umum Syariah sebagai berikut:
1) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris
2) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi
3) Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite
4) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah
5) Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatanpenghimpunan dana
dan penyaluran dana serta pelayanan jasa
6) Penanganan benturan kepentingan
7) Penerapan fungsi kepatuhan
8) Penerapan fungsi audit intern
9) Penerapan fungsi audit ekstern
10) Batas Maksimum Penyaluran Dana (BMPD)
11) Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan BUS, laporan
pelaksanaan Good Corporate Governance serta pelaporan internal.
34
Penilaian Faktor Rentabilitas
Penilaian faktor Rentabilitas meliputi evaluasi terhadap kinerja
Rentabilitas, sumber-sumber Rentabilitas, kesinambungan (sustainability)
Rentabilitas, manajemen Rentabilitas, dan pelaksanaan fungsi sosial.
Dalam PBI No 13/1/PBI/2011 Tentang Penilaian Kesehatan Bank Umum
untuk mengukur rentabilitas dapat menggunakan rasio ROA (Return On
Asset) dan NOM (Net Operating Margin).
Penilaian Faktor Permodalan
Penilaian faktor Permodalan meliputi evaluasi terhadap kecukupan modal
dan kecukupan pengelolaan Permodalan. Dalam melakukan perhitungan
Permodalan, Bank Umum Syariah mengacu pada ketentuan yang berlaku
mengenai kewajiban penyediaan modal minimum bagi Bank Umum
Syariah. Untuk mengukur penilaian permodalan rasio yang digunakan
adalah Rasio CAR (Capital Adequency Ratio).
Setelah semua indikator dinilai OJK berhak menurunkan Peringkat
Komposit Tingkat Kesehatan Bank peringkat tersbut dikategorikan dalam
5 peringkat yaitu Peringkat Komposit 1 (PK-1), Peringkat Komposit 2
(PK-2), Peringkat Komposit 3 (PK-3),Peringkat Komposit 4 (PK-4), dan
Peringkat Komposit 5 (PK-5).Urutan Peringkat Komposit yang lebih kecil
mencerminkan kondisi Bank yang lebih sehat.
Tabel 2.2
Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank dengan Pendekatan
Risk-Based Bank Rating (RBBR)
Peringkat Komposit Keterangan
PK 1 Sangat Sehat
PK 2 Sehat
PK 3 Cukup Sehat
PK 4 Kurang Sehat
PK 5 Tidak Sehat Sumber: Refmasari dan Setiawan (2014)
35
Faktor-faktor yang dinilai dalam pendekatan CAMELS dan RGEC dapat
dilihat pada tabel berikut
Tabel 2.3
Faktor-faktor yang dinilai dalam pendekatan CAMELS dan RGEC
NO CAMELS RGEC
1. Permodalan (Capital) Permodalan (Capital)
2. Aset Profil Resiko Kredit
3. Manajemen Secara Umum GCG
Kepatuhan Profil Resiko Kepatuhan
Manajemen
Resiko
Penilaian terhadap manajemen
resiko
4. Rentabilitas (Earning) Rentabilitas (Earning)
5. Likuiditas Profil Resiko Likuiditas
6. Sensitifitas terhadap Resiko
Pasar
Profil Resiko Pasar
Adapun kriteria penetapan penilaian peringkat pada masing- masing faktor
berdasarkan rasio keuangan pada metode CAMEL diantaranya adalah
sebagai berikut :41
a) Faktor Permodalan
Tabel 2.4
Matriks Kriteria Penilaian Peringkat Komponen Permodalan
Rasio Peringkat
CAR ≥ 12%
9% ≤ CAR < 12%
8% ≤ CAR < 9%
6% ≤ CAR < 8%
CAR ≤ 6%
1 (Sangat Sehat)
2 (Sehat)
3 (Cukup Sehat)
4 (Kurang Sehat)
5 (Tidak Sehat)
Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004
Kriteria penetapan peringkat faktor permodalan :
41
Lampiran Surat Edaran BI No. 9/24/DPbS
36
1) Peringkat 1, mencerminkan tingkat modal secara signifikan
berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan
diperkirakan tetap berada di tingkat ini untuk 12 (dua belas)
bulan mendatang.
2) Peringkat 2, mencerminkan tingkat modal berada lebih
tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan
tetap berada di tingkat ini serta membaik dari tingkat saat
ini untuk 12 (dua belas) bulan mendatang.
3) Peringkat 3, mencerminkan tingkat modal berada sedikit
diatas atau sesuai dengan ketentuan KPMM yang berlaku
dan diperkirakan tetap berada pada tingkat ini selama 12
(dua belas) bulan mendatang.
4) Peringkat 4, mencerminkan tingkat modal sedikit dibawah
ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan
mengalami perbaikan dalam 6 (enam) bulan mendatang.
5) Peringkat 5, mencerminkan tingkat modal berada lebih
rendah dari ketentuan KPMM yang berlaku dan
diperkirakan tetap berada di tingkat ini atau menurun dalam
6 (enam) bulan mendatang.
b) Faktor Kualitas Asset
Tabel 2.5
Matriks Kriteria Penilaian Peringkat Komponen Aset
Rasio Peringkat
KAP ≤ 2%
2% < KAP ≤ 3%
3% < KAP ≤ 6%
6% < KAP ≤ 9%
KAP > 9%
1 (Sangat Sehat)
2 (Sehat)
3 (Cukup Sehat)
4 (Kurang Sehat)
5 (Tidak Sehat)
Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004
Kriteria penetapan peringkat faktor kualitas asset produktif :
1) Peringkat 1, mencerminkan kualitas aset sangat baik
dengan risiko portofolio yang sangat minimal. Kebijakan
37
dan prosedur pemberian pembiayaan dan pengelolaan
resiko dari pembiayaan telah dilaksanakan dengan sangat
baik dan sesuai dengan skala usaha bank, serta sangat
mendukung kegiatan operasional yang aman dan sehat dan
didokumentasikan dan diadministrasikan dengan sangat
baik.
2) Peringkat 2, mencerminkan kualitas aset baik namun
terdapat kelemahan yang tidak signifikan. Kebijakan dan
prosedur pemberian pembiayaan dan pengelolaan resiko
dari pembiayaan telah dilaksanakan dengan baik dan sesuai
dengan skala usaha bank, serta mendukung kegiatan
operasional yang aman dan sehat dan didokumentasikan
dan diadministrasikan dengan baik
3) Peringkat 3, mencerminkan kualitas aset cukup baik namun
diperkirakan akan mengalami penurunan apabila tidak
dilakukan perbaikan. Kebijakan dan prosedur pemberian
pembiayaan dan pengelolaan resiko dari pembiayaan telah
dilaksanakan dengan cukup baik dan sesuai dengan skala
usaha bank, namun masih terdapat kelemahan yang tidak
signifikan dan atau didokumentasikan dan
diadministrasikan dengan cukup baik.
4) Peringkat 4, mencerminkan kualitas aset kurang baik dan
diperkirakan akan mengancam kelangsungan hidup bank
apabila tidak dilakukan perbaikan secara mendasar.
Kebijakan dan prosedur pemberian pembiayaan dan
pengelolaan resiko dari pembiayaan dilaksanakan dengan
kurang baik dan atau belum sesuai dengan skala usaha bank,
serta terdapat kelemahan yang signifikan apabila tidak
segera dilakukan tindakan korektif dapat membahayakan
kelangsungan usaha bank dan atau didokumentasikan dan
diadministrasikan dengan tidak baik.
38
5) Peringkat 5, mencerminkan kualitas aset tidak baik dan
diperkirakan kelangsungan hidup bank sulit untuk dapat
diselamatkan. Kebijakan dan prosedur pemberian
pembiayaan dan pengelolaan resiko dari pembiayaan
dilaksanakan dengan tidak baik dan atau tidak sesuai
dengan skala usaha bank, serta terdapat kelemahan yang
sangat signifikan dan kelangsungan usaha bank sulit untuk
dapat diselamatkan dan atau didokumentasikan dan
diadministrasikan dengan tidak baik.
c) Faktor Manajemen
Rasio kualitas manajemen diukur dengan menggunakan Net Profit
Management yang menggambarkan tingkat keuntungan laba
dibandingkan dengan pendapatan yang diterima
Tabel 2.6
Matriks Kriteria Penilaian Peringkat Komponen NPM
Rasio Peringkat
NPM ≥ 100%
81% ≤ NPM < 100%
66% ≤ NPM < 81%
51% ≤ NPM < 66%
NPM ≤ 51%
1 (Sangat Sehat)
2 (Sehat)
3 (Cukup Sehat)
4 (Kurang Sehat)
5 (Tidak Sehat)
Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004
d) Faktor Good Corporate Governance
Tabel 2.7
Matriks Kriteria Penilaian Peringkat GCG
Peringkat Keterangan
1
2
3
4
5
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
Sumber: Lampiran SE BI No. 13/24/DPNP tahun 2011
39
e) Faktor Rentabilitas (Earning)
Tabel 2.8
Matriks Kriteria Penilaian Peringkat NOM
Rasio Peringkat
NOM > 3%
2% < NOM ≤ 3%
1,5% < NOM ≤ 2%
1% < NOM ≤ 1,5%
NOM ≤ 1%
1 (Sangat Sehat)
2 (Sehat)
3 (Cukup Sehat)
4 (Kurang Sehat)
5 (Tidak Sehat)
Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004
Tabel 2.9
Matriks Kriteria Penilaian Peringkat ROA
Rasio Peringkat
ROA > 1,5%
1,25% < ROA ≤ 1,5%
0,5% < ROA ≤ 1,25%
0% < ROA ≤ 0,5%
ROA ≤ 0%
1 (Sangat Sehat)
2 (Sehat)
3 (Cukup Sehat)
4 (Kurang Sehat)
5 (Tidak Sehat)
Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004
Tabel 2.10
Matriks Kriteria Penilaian Peringkat BOPO
Rasio Peringkat
BOPO < 94%
94% < BOPO < 95%
95% < BOPO < 96%
96%< BOPO > 97%
BOPO > 97%
1 (Sangat Sehat)
2 (Sehat)
3 (Cukup Sehat)
4 (Kurang Sehat)
5 (Tidak Sehat)
Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004
Kriteria penetapan peringkat faktor rentabilitas:
1) Peringkat 1, mencerminkan kemampuan rentabilitas sangat
tinggi untuk mengantisipasi potensi kerugian dan
meningkatkan modal. Penerapan prinsip akuntansi,
pengakuan pendapatan, pengakuan biaya dan pembagian
keuntungan (profit distribution) telah dilakukan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
2) Peringkat 2, mencerminkan kemampuan rentabilitas tinggi
untuk mengantisipasi potensi kerugian dan meningkatkan
40
modal. Penerapan prinsip akuntansi, pengakuan pendapatan,
pengakuan biaya dan pembagian keuntungan (profit
distribution) telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
3) Peringkat 3, mencerminkan kemampuan rentabilitas cukup
tinggi untuk mengantisipasi potensi kerugian dan
meningkatkan modal. Penerapan prinsip akuntansi,
pengakuan pendapatan, pengakuan biaya dan pembagian
keuntungan (profit distribution) belum sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
4) Peringkat 4, mencerminkan kemampuan rentabilitas rendah
untuk mengantisipasi potensi kerugian dan meningkatkan
modal. Penerapan prinsip akuntansi, pengakuan pendapatan,
pengakuan biaya dan pembagian keuntungan (profit
distribution) belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5) Peringkat 5, mencerminkan kemampuan rentabilitas sangat
rendah untuk mengantisipasi potensi kerugian dan
meningkatkan modal. Penerapan prinsip akuntansi,
pengakuan pendapatan, pengakuan biaya dan pembagian
keuntungan (profit distribution) tidak sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
f) Faktor Likuiditas
Tabel 2.11
Matrik Kriteria Penilaian Peringkat FDR
Rasio Peringkat
FDR ≤ 75%
75% < FDR ≤ 85%
85% < FDR ≤ 100%
100% < FDR ≤ 120%
FDR > 120%
1 (Sangat Sehat)
2 (Sehat)
3 (Cukup Sehat)
4 (Kurang Sehat)
5 (Tidak Sehat)
Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004
Kriteria penetapan peringkat faktor likuiditas:
41
1) Peringkat 1, mencerminkan kemampuan likuiditas bank
untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas dan penerapan
manajemen risiko likuiditas sangat kuat.
2) Peringkat 2, mencerminkan kemampuan likuiditas bank
untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas dan penerapan
manajemen risiko likuiditas kuat.
3) Peringkat 3, mencerminkan kemampuan likuiditas bank
untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas dan penerapan
manajemen risiko likuiditas memadai.
4) Peringkat 4, mencerminkan kemampuan likuiditas bank
untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas dan penerapan
manajemen risiko likuiditas lemah.
5) Peringkat 5, mencerminkan kemampuan likuiditas bank
untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas dan penerapan
manajemen risiko likuiditas sangat lemah.
Tabel 2.12
Faktor-faktor Yang Dinilai dan Bobotnya pada Metode CAMEL
Faktor Yang Dinilai Komponen Bobot
Permodalan Rasio Modal Terhadap ATMR 25%
Kualitas Aktiva
Produktif
A. Rasio APYD Terhadap
AP
B. Rasio PPAYD Terhadap
PPAPWD
30%
Manajemen A. Manajemen Umum
B. Manajemen Risiko
25%
Rentabilitas A. Rasio ROA
B. Rasio BOPO
10%
Likuiditas A. Rasio Kewajiban Call
Money Terhadap Aktiva
lancar
B. Rasio FDR
10%
Sumber : Banking Assets and Liability Management, Selamet Riyadi
42
Sedangkan pada komponen keuangan penilaian tingkat kesehatan dihitung
dengam bobot sebagi berikut:
Tabel 2.13
Matriks Bobot Penilaian Faktor Keuangan
Rasio Bobot
Peringkat Permodalan 25%
Peringkat Kualitas Aktiva Produktif 50%
Peringkat Rentabilitas 10%
Peringkat Likuiditas 10%
Peringkat Sensitivitas Terhadap Resiko Pasar 5% Sumber : Lampiran Surat Edaran No. 9/24/DPbS Perihal Sistem Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah
Kriteria peringkat penilaian kesehatan bank menggunakan metode RGEC
42
a) Kriteria penetapan penilaian tingkat risiko
Penilaian dalam risiko kredit dapat diketahui dengan melihat proposi
pembiayaan bermasalah yang ditampilkan dalam rasio NPF (Non
Performing Finance). Berikut pengukuran kualitas NPF :43
Tabel 2.14
Matriks Kriteria Penilaian Peringkat NPF
Rasio Peringkat
NPF ≤ 7%
7% < NPF ≤ 10%
10% < NPF ≤ 13%
13% < NPF ≤ 16%
NPF > 16%
1 (Sangat Sehat)
2 (Sehat)
3 (Cukup Sehat)
4 (Kurang Sehat)
5 (Tidak Sehat)
Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004
Pengukuran kualitas risiko likuiditas dapat dilihat dar rasio keuangan FDR
(Financing to Deposit Ratio)
42
Lampran SE RBBR 43
Lampiran SK DIR BI No 30/12/KEP/DIR
43
Tabel 2.15
Matrik Kriteria Penilaian Peringkat FDR
Rasio Peringkat
FDR ≤ 75%
75% < FDR ≤ 85%
85% < FDR ≤ 100%
100% < FDR ≤ 120%
FDR > 120%
1 (Sangat Sehat)
2 (Sehat)
3 (Cukup Sehat)
4 (Kurang Sehat)
5 (Tidak Sehat)
Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004
Peringkat tingkat risiko merupakan kesimpulan akhir tingkat risiko bank
setelah mempertimbangkan mitigasi yang dilakukan melalui penerapan
manajemen risiko. Untuk menentukan peringkat tingkat risiko , bank dapat
mengacu pada matriks peringkat dibawah ini
Tabel 2.16
Predikat Penerapan Manajemen Risiko
Penetapan Risiko Inheren Untuk Risiko Kredit
Low (1) = Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan
bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi bank dari risiko kredit
tergolong sangat kecil.
Low to Moderate (2) = Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang
dilakukan bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi bank dari risiko
kredit tergolong kecil.
44
Moderate (3) = Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang
dilakukan bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi bank dari risiko
kredit tergolong cukup signifikan.
Moderate to High (4) = Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang
dilakukan bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi bank dari risiko
kredit tergolong signifikan.
High (5) = Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan
bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi bank dari risiko kredit
tergolong sangat signifikan.
Strong (1) = Kualitas manajemen risiko kredit sangat memadai.
Meskipun terdapat kelemahan minor, tetapi kelemahan tersebut tidak
signifikan sehingga dapat diabaikan.
Satisfactory (2) = Kualitas manajemen risiko kredit memadai. Meskipun
terdapat kelemahan minor, tetapi kelemahan dapat diselesaikan pada
aktivitas bisnis normal.
Fair (3) = Kualitas manajemen risiko kredit cukup memadai. Meskipun
persyaratan minimum terpenuhi ,terdapat beberapa kelemahan yang
membutuhkan perhatian manajemen.
Marginal (4) = Kualitas manajemen risiko kredit lemah. terdapat
kelemahan signifikan pada berbagai aspek manajemen risiko kredit yang
membutuhkan tindakan korektif segera.
Unsatisfactory (5) = Kualitas manajemen risiko kredit sangat lemah.
terdapat kelemahan signifikan pada berbagai aspek manajemen risiko
kredit dimana tindakan penyelesaiannya di luar kemampuan manajemen.
b) Kriteria Penetapan Penilaian Good Corporate Governance
Peringkat 1 = Mencerminkan manajemen bank telah melakukan penerapan
Good Corporate Governance yang secara umum sangat baik
45
Peringkat 2 = Mencerminkan manajemen bank telah melakukan penerapan
Good Corporate Governance yang secara umum baik
Peringkat 3 = Mencerminkan manajemen bank telah melakukan penerapan
Good Corporate Governance yang secara umum cukup baik
Peringkat 4 = Mencerminkan manajemen bank telah melakukan penerapan
Good Corporate Governance yang secara umum kurang baik
Peringkat 5 = Mencerminkan manajemen bank telah melakukan penerapan
Good Corporate Governance yang secara umum tidak baik
c) Kriteria Penetapan Peringkat Rentabilitas
Peringkat 1 = Rentabilitas sangat memadai, laba melebihi target dan
mendukung pertumbuhan permodalan bank
Peringkat 2 = Rentabilitas memadai, laba melebihi target dan mendukung
pertumbuhan permodalan bank
Peringkat 3 = Rentabilitas memadai, laba memenuhi target namun terdapat
tekanan terhadap kinerja laba yang dapat menyebabkan penurunan laba
namun cukup dapat mendukung pertumbuhan permodalan bank
Peringkat 4 = Rentabilitas tidak memadai, laba tidak memenuhi target ,
dan diperkirakan akan tetap seperti kondisi tersebut di masa datang
sehingga kurang dapat mendukung pertumbuhan permodalan bank dan
kelangsungan usaha bank.
Peringkat 5 = Rentabilitas sangat tidak memadai, laba tidak memenuhi
target , dan tidak dapat diandalkan serta memerlukan peningkatan kinerja
laba segera untuk memastikan kelangsungan usaha bank.
d) Kriteria Penetapan Peringkat Permodalan
Peringkat 1 = Bank memiliki kualitas dan kecukupan permodalan yang
sangat memadai relatif terhadap profil risikonya, yang disertai dengan
pengelolaan permodalan yang sangat kuat sesuai dengan karakteristik,
skala usaha, dan kompleksitas usaha dari bank
Peringkat 2 = Bank memiliki kualitas dan kecukupan permodalan yang
memadai relatif terhadap profil risikonya, yang disertai dengan
46
pengelolaan permodalan yang kuat sesuai dengan karakteristik, skala
usaha, dan kompleksitas usaha dari bank
Peringkat 3 = Bank memiliki kualitas dan kecukupan permodalan yang
cukup memadai relatif terhadap profil risikonya, yang disertai dengan
pengelolaan permodalan yang cukup kuat sesuai dengan karakteristik,
skala usaha, dan kompleksitas usaha dari bank
Peringkat 4 = Bank memiliki kualitas dan kecukupan permodalan yang
kurang memadai relatif terhadap profil risikonya, yang disertai dengan
pengelolaan permodalan yang lemah sesuai dengan karakteristik, skala
usaha, dan kompleksitas usaha dari bank
Peringkat 5 = Bank memiliki kualitas dan kecukupan permodalan yang
tidak memadai relatif terhadap profil risikonya, yang disertai dengan
pengelolaan permodalan yang sangat lemah sesuai dengan karakteristik,
skala usaha, dan kompleksitas usaha dari bank
B. Penelitian Terdahulu Tabel 2.17
Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti
dan Tahun
Terbit
Judul
Penelitian
Persamaan Perbedaan Hasil
Penelitian
1. Yunanto Adi
Kusumo, Junal
Ekonomi
Islam La Riba
Vol. II, No 1
Juli 2008
Analisis
Kinerja
Keuangan
Bank Syariah
Mandiri
periode 2002-
2007 (dengan
Pendekatan
PBI No.
9/1/PBI/2007))
Menggunakan
metode
CAMELS
Metode
penilaian
kesehatan yang
digunakan
hanya
menggunakan
satu metode saja
yaitu metode
CAMELS
sedangkan
penelitian yang
dilakukan oleh
penulis
menggunakan
perbandingan
antara metode
CAMELS dan
Dilihat dari
keseluruhan
rasio keuangan
selama enam
periode
pengamatan ini
mencerminkan
bahwa kondisi
keuangan BSM
tergolong baik
dalam
mendukung
perkembangan
usaha dan
mengantisipasi
perubahan
kondisi
perekonomian
47
No Nama Peneliti
dan Tahun
Terbit
Judul
Penelitian
Persamaan Perbedaan Hasil
Penelitian
metode
penilaian risiko
atau RGEC.
Selain metode
objek dan tahun
penelitian yang
dianalisis juga
berbeda,
penelitian ini
dilakukan di
Bank Syariah
Mandiri periode
2002-2007
sedangkan
penulis
menganalisis
pada Bank
Maybank
Syariah Periode
2011-2016
dan industri
keuangan. Serta
BSM memiliki
kemampuan
keuangan yang
memadai dalam
mendukung
rencana
pengembangan
usaha dan
pengendalian
risiko apabila
terjadi
perubahan yang
signifikan pada
industri
perbankan
2. Nur Artyka,
Universitas
Negeri
Yogyakarta
Program Studi
Akuntansi,
2015
Penilaian
Kesehatan
Bank Dengan
Metode RGEC
Pada PT Bank
Rakyat
Indonesia
(Persero) Tbk
Periode 2011-
2013
Menggunakan
metode RGEC
Dalam
penelitian ini
peneliti
menggunakan
indikator RGEC
untuk menilai
tingkat
kesehatan Bank
sedangkan
penulis
menggunakan
indikator dari
dua metode
yaitu metode
CAMELS dan
RGEC.
Penelitian ini
dilakukan di
Bank Rakyat
Hasil penelitian
pada objek ini
menunjukan
bahwa tingkat
kesehatan bank
sangat sehat
pada tahun
2011. Untuk
tahun 2012
menunjukan
bahwa tingkat
kesehatan bank
sangat sehat.
Pada tahun
2013 kesehatan
bank
menunjukan
bahwa keadaan
bank sangat
sehat. Sehingga
Indonesia
periode 2011-
2013 sedangkan
kinerja bank
dapat
dipertahankan
48
No Nama Peneliti
dan Tahun
Terbit
Judul
Penelitian
Persamaan Perbedaan Hasil
Penelitian
penulis
melakukan
penelitian pada
Bank Maybank
Syariah periode
2011-2016
bahkan
ditingkatkan
3. Firda
Maulidiyah
Agustina,Univ
ersitas Negeri
Surabaya,
Jurnal, 2014
Analisis Rasio
Indikator
Tingkat
Kesehatan
Bank Dengan
Mengunakan
Metode RGEC
Pada PT Bank
Tabungan
Negara (BTN)
Tbk periode
2011-2013
Menggunakan
metode RGEC
Penelitian ini
menggunakan
metode RGEC
sebagai
indikator
performa
kesehatan bank
sedangkan
penulis
menggunakan
dua metode
yaitu CAMELS
dan RGEC
sebagai
perbandingan.
Penelitian ini
dilakukan di
Bank Tabungan
Negara dalam
periode 2011-
2013 sedangkan
penulis
melakukan
penelitian di
Bank Maybank
Syariah pada
periode 2011-
2016 dimana
pada bank
Syariah rasio
yang digunakan
juga Berbeda
Dilihat dari
ketiga penilaian
faktor
kesehatan Bank
melalui
indikator rasio
keuangan maka
dapat ditarik
kesimpulan
bahwa kinerja
Bank BTN
yang baik tiga
tahun terakhir
ini
menempatkan
posisi bank
BTN sebagai
bank yang sehat
4. Dewa Gede
Derian Angga
Paramartha
dan I Ketut
Mustanda, e-
Analisis
Penilaian
Tingkat
Kesehatan
Bank Pada PT.
Menggunakan
metode RGEC
Penelitian ini
menggunakan
metode RGEC
sebagai
indikator
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa selama
periode 2012
sampai tahun
49
No Nama Peneliti
dan Tahun
Terbit
Judul
Penelitian
Persamaan Perbedaan Hasil
Penelitian
jurnal
Manajemen
Unud Vol. 6,
No 1, 2017
halaman 32-59
ISSN : 2302-
8912
Bank Central
Asia .Tbk
Berdasarkan
Metode RGEC
performa
kesehatan bank
sedangkan
penulis
menggunakan
dua metode
yaitu CAMELS
dan RGEC
sebagai
perbandingan.
Penelitian ini
dilakukan di
Bank Central
Asia dalam
periode 2012-
2014 sedangkan
penulis
melakukan
penelitian di
Bank Maybank
Syariah periode
2011-2016 yang
rentang
waktunya lebih
panjang
2014 Bank
Central Asia
selalu
medapatkan
peringkat 1 atau
sangat sehat.
5. Anggrawit
Kusumawardh
ani, Fakultas
Ekonomi
Universitas
Gunadarma,
Analisis
Perbandingan
Tingkat
Kesehatan
Bank Dengan
Menggunakan
Metode
Menggunakan
metode
CAMEL dan
RGEC
Indikator yang
digunakan untuk
menilai faktor
earnings
menggunakan
NIM sedangkan
Dari
perhitungan
CAMELS pada
tahun 2008-
2011 pada PT.
Bank XXX
nilai CAR
Jurnal
Ekonomi
Bisnis Volume
19 No. 3,
Desember
2014 hlm 16-
22
CAMELS Dan
RGEC Pada
PT Bank XXX
Periode 2008-
2011
penulis
menggunakan
NOM karena
melakukan
penelitian pada
bank syariah
begitu pula pada
likuiditas dan
kredit penulis
menggunakan
menunjukan
predikat yang
baik nilai NPL
meskipun
mengalami
kenaikan
namun bank
dapat
mengatasi
dengan baik.
50
No Nama Peneliti
dan Tahun
Terbit
Judul
Penelitian
Persamaan Perbedaan Hasil
Penelitian
FDR dan NPF.
Penelitian ini
dilakukan pada
Bank XXX
periode 2008-
2011 sedangkan
penulis
melakukan
penelitian di
Bank Maybank
Syariah dengan
periode terbaru
yaitu tahun
2011-2016.
Nilai NPM
berada pada
keadaan yang
stabil. Nilai
BOPO
menunjukan
bahwa biaya
yang
dikeluarkan
lebih besar
sehingga laba
bank sedikit
berkurang.
Nilai ROA
yang didapat
pada periode
penelitian
cukup baik.
Nilai LDR yang
didapat
mengalami
penurunan dan
nilai sensitifitas
yang cenderung
meningkat .
Yang menjadi
pebedaan
dalam metode
RGEC adalah
tidak
dihitungnya
kualitas asset
pada bank
sedangkan rasio
NPL
dimasukkan
kedalam
penilaian profil
risiko
51
BAB III
GAMBARAN UMUM LEMBAGA
A. Sejarah Singkat Bank Maybank Syariah44
Sejarah PT Bank Maybank Syariah Indonesia (“Maybank Syariah” atau
“Bank”) bermula dengan didirikannya PT Maybank Nusa International pada
tanggal 16 September 1994 sebagai bank joint venture antara Malayan Banking
(Maybank) Berhad dengan Bank Nusa Nasional. Pada 14 November 2000, PT
Maybank Nusa International berganti nama menjadi PT Bank Maybank Indocorp
dengan kepemilikan saham Bank Nusa Nasional diambil alih oleh Menteri
Keuangan Republik Indonesia qq PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero). PT
Bank Maybank Indocorp menawarkan beragam jasa perbankan konvensional,
termasuk pembiayaan skala besar untuk nasabah korporasi serta komersial. Pada
23 September 2010, PT Bank Maybank Indocorp berubah menjadi bank syariah
komersial, dan berganti nama menjadi PT Bank Maybank Syariah Indonesia
(Maybank Syariah) berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.
12/60/KEP.GBI/DpG/2010 tanggal 23 September 2010 tentang Pemberian izin
Perubahan Kegiatan Usaha dari Bank Umum Konvensional menjadi Bank Umum
Syariah PT BANK MAYBANK SYARIAH INDONESIA.
Setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia, Maybank Syariah memulai
kegiatan usaha sebagai bank syariah pada tanggal 1 Oktober 2010. Sejak memulai
kegiatan usaha sebagai bank syariah, Maybank Syariah telah mengembangkan
berbagai layanan dan solusi inovatif untuk memenuhi kebutuhan para nasabah
sekaligus meraih peluang di pasar keuangan regional yang terus berkembang.
Maybank Syariah bertekad untuk menjadi perusahaan terkemuka dan terpilih di
khasanah keuangan syariah di Indonesia dan regional. Fokus strategi bisnis
Maybank Syariah meliputi corporate banking serta jasa konsultasi keuangan.
Dalam pembiayaan, Maybank Syariah memprioritaskan pembiayaan bilateral,
sindikasi dan club deal untuk perusahaan lokal dan multinasional, khususnya dari
44
Maybank Syariah Annual Report 2016 diakses dari www.maybanksyariah.co.id 8 juli
2017 16.25
52
Indonesia dan Malaysia. Di sektor treasuri, Maybank Syariah menitikberatkan
pada kegiatan pasar uang dan perdagangan valuta asing, mulai dari layanan
transaksi di front office hingga penyelesaian transaksi (backroom settlement) dan
layanan pendukungnya. Berdasarkan akta Notaris Aliya S. Azhar S.H., M.H.,
M.Kn., No. 27 tanggal 19 Desember 2011, Rapat Pemegang Saham Bank
memutuskan untuk menjual 30.000 lembar saham Bank yang dimiliki oleh
Menteri Keuangan Republik Indonesia qq PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero)
kepada Malayan Banking Berhad dan Maybank telah melakukan penjualan 9.451
saham Bank kepada PT Prosperindo. Pada 31 Desember 2016, pemegang saham
Bank terdiri dari Malayan Banking Berhad (99%) dan PT Prosperindo (1%).
Maybank Syariah terus melakukan penguatan sistem IT guna mendukung
kegiatan operasional serta pengembangan produk dan layanan baru. Saat ini, Bank
tengah melakukan berbagai persiapan menuju proses streamlining dalam rangka
memperkuat sinergi dengan grup perusahaan.
B. Visi, Misi dan Tata Kelola Perusahaan
Adapun visi dan misi perusahaan PT Bank Maybank Syariah Indonesia adalah
sebagai berikut :
Visi Perusahaan
Menjadi lembaga keuangan syariah yang terpercaya di Indonesia
Misi Perusahaan
Membangun hubungan berkesinambungan melalui penciptaan nilai bagi seluruh
pemangku kepentingan
Menjadi bank yang kuat dalam mendukung transaksi lintas negara di Asia
Tenggara
Menjadi partner keuangan yang stratregis bagi pengembangan industri di
Indonesia
PT Maybank Syariah Indonesia juga memiliki tata kelola perusahaan dalam
rangka mencapai visi misi perusahaan, tata kelola perusahaan yang dimiliki
adalah sebagai berikut:
53
a) Teamwork , Kami bekerja sama sebagai satu tim yang didasari nilai saling
menghargai dan rasa kebanggaan
b) Integrity, Kami jujur, profesional dan berlandaskan moral dalam semua
kegiatan usaha kami
c) Growth, Kami memiliki keinginan yang kuat untuk melakukan
peningkatan dan pembaharuan secara konsisten
d) Excellence & Efficiency, Kami berkomitmen untuk menghasikan kinerja
yang sempurna dan layanan prima.
e) Relationship Building, Kami secara berkesinambungan membangun
hubungan kerja sama jangka panjang yang saling menguntungkan.
C. Pencapaian Perusahaan
Berikut merupakan pencapaian yang diperoleh oleh Bank Maybank
Syariah Periode 2011-2016
Gambar 3.1
Grafik Jumlah Piutang dan Pembiayaan Bank Maybank Syariah
Periode 2011-2016
Sumber: Laporan Tahunan Bank Maybank Syariah Indonesia 2017
998,602
1,372,076
1,435,906
1,617,383
1,552,230
962,886
0 500000 1000000 1500000 2000000
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Piutang dan Pembiayaan Bersih (dalam jutaan rupiah)
Series2 Series1
54
Gambar 3.2
Grafik Jumlah Simpanan Yang Diterima Oleh Bank Maybank
Syariah Periode 2011-2016
Sumber: Laporan Tahunan Bank Maybank Syariah Indonesia 2017
Gambar 3.3
Grafik Pendapatan Marjin Jual Beli Bank Maybank Syariah 2011-
2016
Sumber: Laporan Tahunan Bank Maybank Syariah Indonesia 2017
180,822
137,407
205648
154,936
225,598
285,344
0 50000 100000 150000 200000 250000 300000
2011
2012
2013
2014
2015
2016
(dalam jutaan rupiah)
Simpanan
53,357
98,548
107,970
131,757
127,730
55,740
0 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 140,000
2011
2012
2013
2014
2015
2016
(dalam jutaan rupiah)
Pendapatan Marjin Jual Beli
55
Gambar 3.4
Grafik Jumlah Pendapatan Bagi Hasil Musyarakah Bank Maybank
Syariah 2011-2016
Sumber: Laporan Tahunan Bank Maybank Syariah Indonesia 2017
0
0
0
3,947
22,167
10,406
0 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000
2011
2012
2013
2014
2015
2016
(dalam jutaan rupiah)
Pendapatan Bagi Hasil Musyarakah
56
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Dalam rangka melakukan pengawasan Bank, Otoritas Jasa Keuangan
sebagai lembaga pengawas melakukan penilaian tingkat kesehatan untuk
meningkatkan strategi dan menentukan fokus pengawasan pada bank baik bagi
bank umum maupun bank syariah. Pelaksanaan sistem penilaian tingkat kesehatan
bank dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan laporan berkala yang disampaikan
oleh bank atau informasi lain yang diketahui secara umum oleh otoritas jasa
keuangan.
Kesehatan bank merupakan cerminan kondisi dan kinerja bank, hal ini
penting untuk dilaksanakan oleh manajemen bank dalam memantau kondisi
kinerja bank. Apabila manajemen bank mengetahui kondisi kinerja bank,
permasalahan bank dapat dicegah dengan membuat action plan yang memuat
langkah-langkah perbaikan terhadap permasalahan yang mungkin akan terjadi.
Perkembangan industri perbankan yang semakin beragam membuat
lembaga pengawas keuangan perlu memperbaharui tata cara penilaian tingkat
kesehatan bank. Analisa yang digunakan dalam menilai tingkat kesehatan
menggunakan metode CAMEL kemudian disempurnakan menggunakan metode
RGEC. Kedua metode ini kemudian dijadikan oleh penulis sebagai analisis yang
digunakan dalam menilai tingkat kesehatan bank.
A. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
1. Metode CAMEL
Penilaian tingkat kesehatan bank dengan menguunakan Metode CAMEL
merupakan metode untuk menilai tingkat kesehatan bank secara kualitatif dan
kuantitatif berdasarkan 5 aspek yaitu capital (permodalan), asset (kualitas aset),
management (manajemen), earning (rentabilitas), liquidity (likuiditas),
Dalam menganalisa penilaian tingkat kesehatan bank dengan
menggunakan metode CAMEL penulis hanya membahas dari sisi finansialnya
saja, sehingga indikator yang dinilai oleh penulis hanya pada faktor penilaian
permodalan, kualitas aset, rentabilitas dan likuiditas.
57
a. Permodalan (capital)
Untuk menganalisa tingkat kesehatan bank dilihat dari indikator
permodalannya dapat dilihat dari laporan keuangan yang dipublikasikan oleh
Maybank Syariah melaui rasio CAR (Capital Adequacy Ratio). CAR
mencerminkan modal sendiri perusahaan, semakin tinggi nilai CAR berarti
semakin tinggi modal sendiri untuk membiayai aktiva produktif dan semakin
rendah biaya yang dikeluarkan oleh bank. Adanya penurunan CAR disebabkan
oleh penurunan modal terhadap kenaikan ATMR. Kenaikan ATMR terjadi
karena kredit yang disalurkan oleh bank, semakin besar kredit yang diberikan
oleh bank maka semakin besar ATMR bank sehingga CAR akan turun. Dapat
dilihat rasio CAR bank Maybank Syariah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Rasio CAR Maybank Syariah Periode 2011-2016 dalam jutaan rupiah
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Mtier1 881.211 927.818 1.008.226 1.015.550 652.425 505.776
Mtier2 13.300 14.026 17.065 16.438 17.159 4.844
ATMR 1.217.934 1.474.061 1.726.412 1.979.504 1.743.794 927.390
CAR 73,44% 63,89% 59,41% 52,13% 38,40% 55,06%
Sumber laporan keuangan Bank Maybank Syariah, data diolah
Berdasarkan hasil perhitungan rasio permodalan Bank Maybank Syariah
selama lima tahun periode 2012-2016 secara berturut-turut adalah 63,89%,
59,41%, 52,13%, 38,40%, 55,06%. Dari data diatas dapat dilihat bahwa rasio
CAR Bank Maybank Syariah menurun setiap tahunnya dari tahun 2012 hingga
tahun 2015. Penurunan drastis terjadi pada tahun 2015 dimana rasio CAR
sebesar 38,40% namun pada tahun 2016 Bank Maybank Syariah mampu
meningkatkan kecukupan penyedian modalnya, walaupun terjadi penurunan
CAR setiap tahunnya rasio CAR Bank Maybank Syariah berada pada interval
10% > KPMM > 12% sehingga rasio permodalannya dapat dikategorikan sangat
sehat serta menunjukkan bahwa kemampuan Bank Maybank Syariah dalam
menyerap kerugian dan mengelola kecukupan permodalannya dengan baik.
Berdasarkan tabel 4.1, peringkat kesehatan Bank Maybank Syariah
dilihat dari komponen permodalannya memperoleh peringkat komposit 1 atau
58
mendapatkan predikat sangat baik, karena memiliki rasio CAR melebihi standar
minimal Bank Indonesia yaitu 8%.
b. Kualitas Aset
Penilaian kualitas asset dilakukan untuk mengevaluasi kondisi asset
bank dan untuk mengantisipasi risiko gagal bayar dari pembiayaan. Indikator
yang digunakan untuk menilai kualitas asset adalah dengan menggunakan
penilaian kualitas aktiva produktif yaitu dengan rasio KAP. Rasio KAP
diperoleh dari aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif.
Berikut merupakan hasil penghitungan rasio KAP Bank Maybank Syariah
periode 2011-2016.
Tabel 4.2
Rasio KAP Bank Maybank Syariah 2011-2016
2011 2012 2013 2014 2015 2016
KAP 0,0117 0,0186 0,0254 0,0171 0,2892 0,4117
Rasio 1,17% 1,86% 2,54% 1,71% 28,92% 41,17%
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukan bahwa rasio KAP Bank
Maybank Syariah selama periode penelitian berubah secara fluktuatif. Dari
tahun 2011-2012 rasio KAP mengalami peningkatan sebesar 0,69% kemudian
pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 0,68%, kemudian mengalami
penurunan kembali pada tahun 2014, penurunan pada tahun 2014 disebabkan
terjadinya penurunan APYD dibanding tahun sebelumnya yang tidak sebanding
dengan peningkatan aktiva produktifnya. Hal ini terjadi dikarenakan dana pada
aktiva produktif tidak disalurkan sehingga menyebabkan pendapatan bank
menurun. Pada tahun 2015-2016 rasio KAP mengalami peningkatan yang tinggi
setiap tahunnya, tahun 2015 rasio KAP meningkat hingga 26,58% dan pada
tahun 2016 mengalami peningkatan kembali hingga sebesar 12,25%.
Peningkatan tertinggi berada pada tahun 2016 yaitu nilai rasio sebesar 41,17%
hal ini menunjukan bahwa terjadi karena jumlah APYD berimbang terhadap
peningkatan aktiva produktif.
c. Manajemen
59
Kualitas manajemen berfungsi untuk menilai kemampuan manajerial pengurus
bank dalam menjalankan usaha sesuai dengan prinsip manajemen umum,
kecukupan manajemen risiko dan kepatuhan bank terhadap ketentuan baik yang
terkait dengan prinsip kehati-hatian maupun kepatuhan terhadap prinsip syariah
dan komitmen bank kepada Bank Indonesia dengan mengajukan kuesioner
terkait manajemen umum maupun manajemen resiko namun dalam penelitian
ini penilaian sistem manajemen kuesioner tidak dapat diterapkan karena
kerahasian bank maka kualitas manajemen diproyeksikan dengan perhitungan
rasio Net Profit Margin sebagai berikut:
Tabel 4.3
Rasio NPM Bank Maybank Syariah 2011-2016
Sumber Laporan Keuangan Maybank Syariah Data Diolah
Rasio NPM berfungsi untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan bersih. Rasio ini diperoleh dengan membandingkan
laba bersih terhadap pendapatan operasional bank. Pada tahun 2011 rasio NPM
menunjukan sebesar 87,59 dimana angka ini berada pada interval 81% ≤ NPM <
100% dimana hal tersebut menunjukan bahwa kondisi NPM berada pada posisi
sehat. Pada tahun 2012-2014 kondisi NPM bank menunjukkan bahwa selama 3
tahun berturut turut rasio NPM berada pada angka lebih dari 100% dimana hal
tersebut menunjukan bahwa kondisi bank berada pada kondisi yang sangat sehat,
sementara pada tahun 2015-2016 kondisi kesehatan bank berada dibawah 50%
yang artinya kondisi NPM bank berada pada posisi yang tidak sehat.
d. Rentabilitas (earning)
Komponen penilaian rentabilitas terdiri dari penilaian rasio ROA
(Return On Asset) yaitu rasio laba terhadap aset dan rasio BOPO yaitu rasio
beban operasional terhadap pendapatan. Penilaian faktor rentabilitas dilakukan
untuk mengetahui tingkat kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan.
Rasio ROA digunakan untuk mengukur kemampuan bank memperoleh
laba sebelum pajak. Semakin besar nilai ROA maka semakin besar pula
2011 2012 2013 2014 2015 2016
NPM 87,59% 150% 134% 164% -1,274% -410%
60
keuntungan yang dicapai oleh bank. Nilai ROA Bank Maybank Syariah dapat
dilihat dalam tabel dibawah ini
Tabel 4.4
Rasio ROA Bank Maybank Syariah 2011-2016
Sumber Laporan Keuangan Maybank Syariah
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa dari tahun 2011 sampai
dengan tahun 2016 nilai ROA Bank Maybank Syariah berubah secara fluktuatif.
Pada tahun 2012 nilai ROA turun sebesar 0,69 % menjadi 2,88 % dan
meningkat 0,01 % pada tahun 2013. Peningkatan ROA tertinggi selama periode
penelitian terjadi pada tahun 2014 dimana nilai ROA sebesar 3,61%. Peringkat
komposit ROA yang dimiliki oleh Bank Maybank Syariah dari tahun 2011-2014
dinilai sangat sehat karena melebihi dari kriteria penilaian yang ditetapkan oleh
BI yaitu 1,215%, sedangkan pada tahun 2015 dan 2016 Bank Maybank Syariah
mengalami penurunan ROA yang sangat drastis pada tahun 2015 diketahui nilai
ROA adalah -20,13% ini menunjukan bahwa rasio ROA berada pada posisi
yang tidak sehat karena berada kurang dari nilai yang ditetapkan oleh BI yaitu
0,765%.Selanjutnya dalam penilaian komponen rentabilitas faktor yang harus
dinilai merupakan rasio BOPO. Analisis rasio BOPO merupakan hasil analisis
beban operasional terhadap pendapatan operasional, semakin rendah tingkat
rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, Karena
lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan. Berikut
rasio BOPO Bank Maybank Syariah 2011-2016
Tabel 4.5
Rasio BOPO Bank Maybank Syariah 2011-2016
2011 2012 2013 2014 2015 2016
BOPO 55,18% 53,77% 67,79% 69,62 192,60 160,28
Sumber Laporan Keuangan Maybank Syariah
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa BOPO Bank Maybank
Syariah selama masa periode penelitian memiliki nilai yang fluktuatif. Pada
tahun 2012 BOPO mengalami penurunan sebesar 1,41%. Penurunan BOPO
2011 2012 2013 2014 2015 2016
ROA 3,57% 2,88% 2,87% 3,61% -20,13% -9,51%
61
diindikasikan terjadi karena adanya peningkatan tingkat efisiensi dalam
menggunakan sumber daya yang ada pada perusahaan. Semakin kecil rasio
BOPO pada bank maka semakin baik dikarenakan biaya yang dikeluarkan oleh
bank terhadap usaha yang dijalankan efisien sehingga dengan biaya yang
dikeluarkan bank mampu mendapatkan hasil yang baik.
Pada tahun 2013 hingga tahun 2015 rasio BOPO mengalami peningkatan
setiap tahunnya berturut-turut. Kenaikan tertinggi berada pada tahun 2015
dimana nilai BOPO mencapai 192,60% mengalami kenaikan sebesar 122,98%
dengan nilai tersebut dapat diindikasikan bahwa nilai BOPO berada pada posisi
yang tidak sehat. Peningkatan nilai BOPO terjadi karena adanya penurunan
efisiensi dalam memanfaatkan sumber daya yang ada pada perusahaan. Pada
tahun 2016 nilai BOPO mengalami penurunan hingga 32,32% namun masih
dalam posisi yang membahayakan karena nilai BOPO Bank Maybank Syariah
masih berada diatas ketentuan yang ditetapkan oleh bank yaitu lebih dari 95,92%
sementara nilai BOPO bank adalah sebesar 160,28%
e. Likuiditas
Komponen faktor likuiditas meliputi kewajiban bersih antar bank yaitu
selisih antara kewajiban bank dengan tagihan kepada bank lain dan modal inti
bank, selain kewajiban bersih faktor yang diperlukan untuk menilai likuiditas
adalah rasio FDR (Financing to Deposit Ratio) rasio FDR adalah perbandingan
total pembiayaan yang diberikan dengan total Dana Pihak Ketiga yang dapat
dihimpun oleh bank. FDR akan menunjukan tingkat kemampuan bank dalam
menyalurkan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank yang bersangkutan.45
Berikut rasio FDR Bank Maybank Syariah 2011-2016:
Tabel 4.6
Rasio FDR Bank Maybank Syariah 2011-2016
2011 2012 2013 2014 2015 2016
FDR 289,20% 197,70% 152,87% 157,7% 110,54% 134,73%
Peringkat 5 5 5 5 4 5
Sumber : Laporan Keuangan Maybank Syariah
45
Selamet Ryadi, Banking Assets And Liability Management,(jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Univesitas ndonesia, 2004) h 165
62
Berdasarkan data diatas besarnya FDR yang disalurkan oleh Bank
Maybank Syariah tersebut rata-rata melebihi batas yang ditentukan oleh Bank
Indonesia yaitu 115%. Kondisi FDR Bank Maybank Syariah selama periode
penelitian memiliki nilai yang fluktuatif, pada tahun 2011-2013 mengalami
penurunan setiap tahunnya pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 91,5%
dan pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 44,83%, meskipun
mengalami penurunan setiap tahunnya nilai FDR masih berada di kondisi yang
tidak sehat karena masih melebihi diatas batas yang ditentukan oleh Bank
Indonesia. Pada tahun 2014 FDR mengalami peningkatan sebesar 4,83%,
kemudian mengalami penurunan sebesar 47,16 % pada tahun 2015 pada tahun ini
nilai FDR berada dibawah 115% dan mengalami peningkatan kembali pada tahun
2016 yaitu sebesar 24,19%. Jika nilai FDR melebihi nilai 100% menunjukan
bahwa fungsi bank sebagai lembaga intermediasi , yaitu lembaga yang
menghubungkan antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang
membutuhkan dana belum berfungsi dengan baik. Selanjutnya untuk menilai
tingkak kesehatan bank pada komponen likuiditas dapat menggunakan rasio
kewajiban bersih antar bank terhadap modal inti. Kewajiban bersih yang
dimaksud adalah selisih antara kewajiban dengan tagihan kepada bank lain.
Berikut ini merupakan rasio kewajiban bersih terhadap modal inti Bank Maybank
Syariah periode 2011-2016:
Tabel 4.7
Rasio Kewajiban Bersih Terhadap Modal Inti Bank Maybank Syariah 2011-2016
2011 2012 2013 2014 2015 2016
KB/MI 0,7308 0,638 0,2681 0,2109 1,182 0,9029
Rasio 73,08% 63,83% 26,81% 21,09% 118,2% 90,29%
Sumber: Data diolah
Berdasarkan data Rasio kewajiban bersih terhadap modal inti Bank
Maybank Syariah selama periode 2011-2016 bernilai fluktuatif setiap tahunnya.
Data diatas menunjukan bahwa rasio terkecil berada pada tahun 2014 yaitu
sebesar 21,09% dan rasio terbesar berada pada tahun 2015 yaitu 118%. Semakin
kecil rasio kewajiban bersih terhadap modal inti maka likuiditas bank semakin
63
baik karena bank dapat menutupi kewajiban terhadap bank lain, sebaliknya
semakin besar rasio ini maka semakin tidak likuid kondisi bank.
2. Penentuan Predikat Kesehatan Bank Menurut CAMEL
Hasil penilaian yang didasarkan oleh beberapa faktor finansial yang dinilai yaitu
komponen permodalan, aset, rentabilitas dan likuiditas dalam penilaian tingkat
kesehatan bank. Penilaian kesehatan tersebut mengalami penurunan dan
peningkatan dalam kurun waktu 6 tahun yaitu dari tahun 2011 sampai dengan
tahun 2016.
Berikut dijabarkan perhitungan masing-masing rasio pada Bank Maybank
Syariah Indonesia, dimana data dibawah ini merupakan simulasi perhitungan
tingkat kesehatan bank menggunakan metode CAMEL.
Tabel 4.8
Nilai Komponen CAMEL Bank Maybank Syariah Indonesia Tahun 2011
Komponen
Faktor
Rasio (%) Nilai Kredit Bobot Nilai Bobot
Permodalan CAR 73,44 100 25% 25,00
Aset KAP 1.17 96,5 25% 24,12
Manajemen NPM 87,59 100 10% 10,00
Rentabilitas ROA 3,57 100 5% 5,00
BOPO 55,18 68,97 5% 3,44
Likuiditas FDR 289,9 0 5% 0
KB/MI 73,08 27,92 5% 1,39
Sub Total 68.95
Predikat Cukup Sehat
Sumber : Data diolah
Komponen faktor yang dinilai dalam metode ini dari sisi finansialnya saja
adalah komponen permodalan, kualitas aset, rentabilitas dan likuiditas. Pada
komponen permodalan dilihat dari nilai rasio CAR, rasio CAR menunjukkan
kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktiva yang disebabkan oleh aktiva
yang berisiko adalah sebesar 73,44%. Pada komponen aset dilihat dari
penghitungan kualitas aktiva produktif yang bermasalah pada bank adalah
sebesar1,17%. Pada indikator manajemen ditunjukkan oleh rasio NPM sebesar
87,59%. Pada komponen rentabilitas dapat dilihat dari rasio ROA dan BOPO,
rasio ROA menunjukkan sejauh mana kemampuan bank dalam memperoleh laba,
nilai ROA pada bank adalah sebesar 3,57%. Pada rasio BOPO menunjukan
64
bagaimana kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya, nilai
BOPO adalah sebesar 55,18%. Pada komponen likuiditas bank berada pada posisi
yang membahayakan dilihat dari rasio FDR bank yang tinggi menunjukan bahwa
bank berada pada keadaan yang tidak likuid, semakin tidak likuid suatu bank
maka semakin besar risiko yang akan dihadapi oleh bank.46
Nilai rasio FDR pada
Bank Maybank Syariah adalah sebesar 289,9% , selain nilai rasio FDR rasio yang
digunakan untuk menilai komponen faktor likuiditas adalah rasio kewajiban
bersih terhadap modal inti pada bank nilai rasio ini adalah sebesar 73,08%.
Dengan hasil ini diperoleh jumlah nilai bobot tingkat kesehatan yang dimiliki oleh
Bank Maybank Syariah adalah sebesar 68,95. Nilai bobot ini berada pada interval
66 - <81 menunjukan bahwa tingkat kesehatan Bank Maybank Syariah periode
2011 dilihat dari sisi finansialnya saja berada pada posisi yang cukup sehat.
Selanjutnya nilai komponen kesehatan bank menggunakan metode CAMEL tahun
2012 sebagai berikut:
Tabel 4.9
Nilai Komponen CAMEL Bank Maybank Syariah Indonesia Tahun 2012
Komponen
Faktor
Rasio (%) Nilai Kredit Bobot Nilai Bobot
Permodalan CAR 63,89 100,00 25% 25,00
Aset KAP 1,86 91,9 25% 27,57
Manajemen NPM 150 100 10% 10,00
Rentabilitas ROA 2,88 100 5% 5,00
BOPO 53,77 67,2 5% 3,36
Likuiditas FDR 197,7 0 5% 0
KB/MI 63,83 37.17 5% 1,85
Sub Total 72,78
Predikat Cukup
Sehat
Sumber: Data diolah
Pada komponen permodalan dilihat dari nilai rasio CAR, rasio CAR
menunjukkan kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktiva yang
disebabkan oleh aktiva yang berisiko adalah sebesar 63,89%.Pada komponen aset
dilihat dari penghitungan kualitas aktiva produktif yang bermasalah pada bank
adalah sebesar 1,86%. Pada indikator manajemen ditunjukkan oleh rasio NPM
46
Erika Amelia, “Financial Ratio An Its Influence to Profitability In Islamic Banks”, Al-
Iqtishad: Vol VII No. 2 (Juli, 2015), h 238
65
sebesar 150%. Pada komponen rentabilitas dapat dilihat dari rasio ROA dan
BOPO, rasio ROA menunjukkan sejauh mana kemampuan bank dalam
memperoleh laba, nilai ROA pada bank adalah sebesar 2,88%. Pada rasio BOPO
menunjukan bagaimana kemampuan bank dalam melakukan kegiatan
operasionalnya, nilai BOPO adalah sebesar 53,77%. Pada komponen likuiditas
menggunakan rasio FDR menujukan bagaimana fungsi bank sebagai lembaga
intermediasi dengan nilai FDR sebesar 197,7% selain nilai rasio FDR rasio yang
digunakn untuk menilai komponen faktor likuiditas adalah rasio kewajiban bersih
terhadap modal inti pada bank nilai rasio ini adalah sebesar 63,83. Dengan hasil
ini diperoleh jumlah nilai bobot tingkat kesehatan yang dimiliki oleh Bank
Maybank Syariah adalah sebesar 72,78. Nilai bobot ini berada pada interval 66 - <
81 menunjukan bahwa tingkat kesehatan Bank Maybank Syariah periode 2012
dilihat dari sisi finansialnya saja berada pada posisi yang cukup sehat. Selanjutnya
nilai komponen kesehatan bank menggunakan metode CAMEL tahun 2013
sebagai berikut:
Tabel 4.10
Nilai Komponen CAMEL Bank Maybank Syariah Indonesia Tahun 2013 Komponen
Faktor
Rasio (%) Nilai Kredit Bobot Nilai Bobot
Permodalan CAR 59,41 100,00 25% 25,00
Aset KAP 2,54 87,4 25% 21,85
Manajemen NPM 134 100 10% 10,00
Rentabilitas ROA 2,87 100 5% 5,00
BOPO 67,79 84,7 5% 4,23
Likuiditas FDR 152,87 0 5% 0,00
KB/MI 26,81% 74,19 5% 3,70
Sub Total 69,78
Predikat Kurang
Sehat
Sumber : Data diolah
Pada komponen permodalan dilihat dari nilai rasio CAR, rasio CAR
menunjukkan kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktiva yang
disebabkan oleh aktiva yang berisiko adalah sebesar 59,41%. Pada komponen aset
dilihat dari penghitungan kualitas aktiva produktif yang bermasalah pada bank
adalah sebesar 2,54%. Pada indikator manajemen ditunjukkan oleh rasio NPM
66
sebesar 134%. Pada komponen rentabilitas dapat dilihat dari rasio ROA dan
BOPO, rasio ROA menunjukkan sejauh mana kemampuan bank dalam
memperoleh laba, nilai ROA pada bank adalah sebesar 2,87%. Pada rasio BOPO
menunjukan bagaimana kemampuan bank dalam melakukan kegiatan
operasionalnya, nilai BOPO adalah sebesar 67,79%. Pada komponen likuiditas
menggunakan rasio FDR menujukan bagaimana fungsi bank sebagai lembaga
intermediasi dengan nilai FDR sebesar 152,87% selain nilai rasio FDR rasio yang
digunakn untuk menilai komponen faktor likuiditas adalah rasio kewajiban bersih
terhadap modal inti pada bank nilai rasio ini adalah sebesar 26,81. Dengan hasil
ini diperoleh jumlah nilai bobot tingkat kesehatan yang dimiliki oleh Bank
Maybank Syariah adalah sebesar 69,78. Nilai bobot ini berada pada interval 66 - <
81 menunjukan bahwa tingkat kesehatan Bank Maybank Syariah periode 2013
dilihat dari sisi finansialnya saja berada pada posisi yang kurang sehat.
Selanjutnya nilai komponen kesehatan bank menggunakan metode CAMEL tahun
2014 sebagai berikut:
Tabel 4.11
Nilai Komponen CAMEL Bank Maybank Syariah Indonesia Tahun 2014
Komponen
Faktor
Rasio (%) Nilai Kredit Bobot Nilai Bobot
Permodalan CAR 52,13 100,00 25% 25,00
Aset KAP 1,71 92,9 25% 23,22
Manajemen NPM 164 100 10% 10,00
Rentabilitas ROA 3,61 100 5% 5,00
BOPO 69,62 87,02 5% 4,35
Likuiditas FDR 157,77 0 5% 0,00
KB/MI 21,09 79,91 5% 3,99
Sub Total 71,56
Predikat Cukup
Sehat
Sumber: Data Diolah
Pada komponen permodalan dilihat dari nilai rasio CAR, rasio CAR
menunjukkan kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktiva yang
disebabkan oleh aktiva yang berisiko adalah sebesar 52,13%. Pada komponen aset
dilihat dari penghitungan kualitas aktiva produktif yang bermasalah pada bank
adalah sebesar. Pada indikator manajemen ditunjukkan oleh rasio NPM sebesar
67
164%.Pada komponen rentabilitas dapat dilihat dari rasio ROA dan BOPO, rasio
ROA menunjukkan sejauh mana kemampuan bank dalam memperoleh laba, nilai
ROA pada bank adalah sebesar 3,61%. Pada rasio BOPO menunjukan bagaimana
kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya, nilai BOPO adalah
sebesar 69,62%. Pada komponen likuiditas menggunakan rasio FDR menujukan
bagaimana fungsi bank sebagai lembaga intermediasi dengan nilai FDR sebesar
157,77% selain nilai rasio FDR rasio yang digunakan untuk menilai komponen
faktor likuiditas adalah rasio kewajiban bersih terhadap modal inti pada bank nilai
rasio ini adalah sebesar 21,09. Dengan hasil ini diperoleh jumlah nilai bobot
tingkat kesehatan yang dimiliki oleh Bank Maybank Syariah adalah sebesar 71,56.
Nilai bobot ini berada pada interval 66 - < 81 menunjukan bahwa tingkat
kesehatan Bank Maybank Syariah periode 2014 dilihat dari sisi finansialnya saja
berada pada posisi yang kurang sehat. Selanjutnya nilai komponen kesehatan bank
menggunakan metode CAMEL tahun 2015 sebagai berikut :
Tabel 4.12
Nilai Komponen CAMEL Bank Maybank Syariah Indonesia Tahun 2015
Komponen
Faktor
Rasio (%) Nilai Kredit Bobot Nilai Bobot
Permodalan CAR 38,04 100,00 25% 25,00
Aset KAP 28.92 0,00 25% 0,00
Manajemen NPM -1274 0,00 10% 0,00
Rentabilitas ROA -20,13 0,00 5% 0,00
BOPO 192,6 0,00 5% 0,00
Likuiditas FDR 110,54 0,00 5% 0,00
KB/MI 118 0,00 5% 0,00
Sub Total 25,00
Predikat Tidak Sehat
Sumber : Data diolah
Pada komponen permodalan dilihat dari nilai rasio CAR, rasio CAR
menunjukkan kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktiva yang
disebabkan oleh aktiva yang berisiko adalah sebesar 38,04%. Pada komponen aset
dilihat dari penghitungan kualitas aktiva produktif yang bermasalah pada bank
adalah sebesar. Pada indikator manajemen ditunjukkan oleh rasio NPM sebesar -
1274%. Pada komponen rentabilitas dapat dilihat dari rasio ROA dan BOPO,
rasio ROA menunjukkan sejauh mana kemampuan bank dalam memperoleh laba,
68
nilai ROA pada bank adalah sebesar -20,13%. Pada rasio BOPO menunjukan
bagaimana kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya, nilai
BOPO adalah sebesar 192,6%. Pada komponen likuiditas menggunakan rasio
FDR menujukan bagaimana fungsi bank sebagai lembaga intermediasi dengan
nilai FDR sebesar 110,54% selain nilai rasio FDR rasio yang digunakan untuk
menilai komponen faktor likuiditas adalah rasio kewajiban bersih terhadap modal
inti pada bank nilai rasio ini adalah sebesar 118%. Dengan hasil ini diperoleh
jumlah nilai bobot tingkat kesehatan yang dimiliki oleh Bank Maybank Syariah
adalah sebesar 25,00. Nilai bobot ini berada pada interval 0 - < 51 menunjukan
bahwa tingkat kesehatan Bank Maybank Syariah periode 2015 dilihat dari sisi
finansialnya saja berada pada kondisi yang tidak sehat. Selanjutnya nilai
komponen kesehatan bank menggunakan metode CAMEL tahun 2016 sebagai
berikut:
Tabel 4.13
Nilai Komponen CAMEL Bank Maybank Syariah Indonesia Tahun 2016
Komponen
Faktor
Rasio (%) Nilai Kredit Bobot Nilai Bobot
Permodalan CAR 55,06 100,00 25% 25,00
Aset KAP 41,17 0,00 25% 0,00
Manajemen NPM -410 0,00 10% 0,00
Rentabilitas ROA -9,51 0,00 5% 0,00
BOPO 160,28 0,00 5% 0,00
Likuiditas FDR 134,73 0,00 5% 0,00
KB/MI 90,29 10.71 5% 0,53
Sub Total 25,53
Predikat Tidak Sehat
Sumber: Data diolah
Pada komponen permodalan dilihat dari nilai rasio CAR, rasio CAR
menunjukkan kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktiva yang
disebabkan oleh aktiva yang berisiko adalah sebesar 55,06%. Pada komponen aset
dilihat dari penghitungan kualitas aktiva produktif yang bermasalah pada bank
adalah sebesar. Pada indikator manajemen ditunjukkan oleh rasio NPM sebesar -
410% Pada komponen rentabilitas dapat dilihat dari rasio ROA dan BOPO, rasio
ROA menunjukkan sejauh mana kemampuan bank dalam memperoleh laba, nilai
ROA pada bank adalah sebesar -9,51%. Pada rasio BOPO menunjukan bagaimana
69
kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya, nilai BOPO adalah
sebesar 160,28%. Pada komponen likuiditas menggunakan rasio FDR menujukan
bagaimana fungsi bank sebagai lembaga intermediasi dengan nilai FDR sebesar
134,73% selain nilai rasio FDR rasio yang digunakan untuk menilai komponen
faktor likuiditas adalah rasio kewajiban bersih terhadap modal inti pada bank nilai
rasio ini adalah sebesar 90,29%. Dengan hasil ini diperoleh jumlah nilai bobot
tingkat kesehatan yang dimiliki oleh Bank Maybank Syariah adalah sebesar 25,53.
Nilai bobot ini berada pada interval 0 - < 51 menunjukan bahwa tingkat kesehatan
Bank Maybank Syariah periode 2016 dilihat dari sisi finansialnya saja berada
pada posisi yang tidak sehat.
3. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Menurut Metode RGEC
Penilaian tingkat kesehatan dengan metode ini selain dilihat dari indikator
finansialnya juga dilihat dari indikator risikonya. Adapun indikator penilaian
kesehatan bank dengan menggunakan metode RGEC adalah penilaian terhadap
Risk Profile (profil risiko), Good Corporate Governance (GCG), Earning
(rentabilitas), dan Capital (permodalan).
a. Profil Risiko
Merupakan penilaian terhadap risiko inheren dalam aktivitas operasional
bank syariah. Terdapat sepuluh risiko dalam risiko inheren, namun penelitian ini
profil risiko yang diukur menggunakan hanya menggunakan dua aspek risiko
dikarenakan tidak terdapat data kuantitatif yang disediakan dari delapan risiko
lainnya. Dua aspek risiko tersebut adalah aspek risiko kredit dengan
menggunakan Rasio Non Performing Financing (NPF) dan aspek risiko likuiditas
dengan menggunakan Rasio Financing to Deposit Ratio (FDR). Berikut
merupakan Rasio NPF.
Tabel 4.14
Rasio NPF (Net Performing Financing)
2011 2012 2013 2014 2015 2016
NPF 0,00% 1,25% 0,00% 4,29% 4,93% 4,60%
Peringkat 1 1 1 1 1 1 Sumber Laporan Keuangan Tahunan Bank Maybank Syariah 2011-2016
70
NPF merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan bank dalam
mengelola kredit bermasalah. Berdasarkan perhitungan NPF yang didapat dari
tahun 2011-2013 NPF Bank Maybank Syariah berada pada tingkat yang aman
karena masih jauh berada dibawah nilai yang ditentukan oleh Bank Indonesia
yaitu pada Peringkat Komposit-1 (PK-1) <7% bahkan pada tahun 2011 diketahui
bahwa nilai NPF Bank Maybank syariah sebesar 0%. Pada tahun 2014-2016
tingkat NPF berada pada angka 4% angka tersebut menunjukan bahwa tingkat
NPF Bank Maybank Syariah masih dalam kategori. Kenaikan tertinggi berada
pada tahun 2015 ketika rasio NPF mengalami kenaikan hingga 0,64% menjadi
4,93%. Semakin tinggi nilai NPF maka semakin tinggi tunggakan kredit yang
dapat menurunkan pendapatan, sebaliknya semakin turun nilai NPF nya maka
dapat membuktikan bahwa bank tersebut mampu mengatasi kredit bermasalah
yang terjadi sehingga kredit yang disalurkan justru berpotensi menambah
pendapatan.47
Berdasarkan penyajian data diatas menunjukan bahwa baiknya
pengelolaan risiko kredit pada kredit yang diklasifikasikan kurang lancar, dalam
perhatian khusus maupun macet namun kredit yang diberikan terus meningkat.
Selanjutnya merupakan penilaian aspek risiko likuiditas dengan menggunakan
rasio FDR
Tabel 4.15
Rasio FDR Bank Maybank Syariah 2011-2016
2011 2012 2013 2014 2015 2016
FDR 289,20% 197,70% 152,87% 157,7% 110,54% 134,73%
Peringkat 5 5 5 5 4 5
Sumber : Laporan Keuangan Maybank Syariah 2011-2016
Berdasarkan tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa rasio FDR Bank
Maybank Syariah berada pada tingkat peringkat komposit 5 dari tahun 2011
sampai 2014 kemudian menurun sebesar 47,16% pada tahun 2015 menjadi
sebesar 110,54% namun angka ini masih berada di posisi yang kurang baik karena
masih berada di peringkat komposit 4. Pada tahun 2016 FDR Bank Maybank
47
Angrawit kusumawardani, “Analisis Perbandingan Tingkat Kesehatan Bank dengan
Menggunakan Metode CAMELS dan RGEC Pada Pt ank xxx Periode 2008-2011” Jurnal Ekonomi
Bisnis vol 19 No 3, (Desember 2014) h 20
71
syariah kembali berada di peringkat komposit 5, meningkat dengan FDR sebesar
134,73%.
b. Good Corporate Governance
Penilaian Good Corporate Governance (GCG) dilakukan secara self assesment
dimana bank melakukan penilaian sendiri atas kinerjanya selama satu tahun
dengan mengkaji beberapa faktor penilaian. Berdasarkan penelitian Akindele
(2012), GCG dan manajemen risiko saling berkaitan dalam mempengaruhi kinerja
suatu bank. Oleh sebab itu hasil kinerja dari bank bergantung pada
penilaianmanajemen risiko dan GCG48
Tabel 4.16
Peringkat Good Corporate Governace Periode 2011-2016
2011 2012 2013 2014 2015 2016
GCG 1 2 2 2 3 3
Peringkat 1 2 2 2 3 3
Sumber: Laporan GCG Bank Maybank Syariah 201-2016
Kondisi GCG bank dari tahun 2011-2016 mengalami penurunan pada tahun 2011
GCG berada pada posisi tertinggi yaitu peringkat komposit 1 dimana hal tersebut
menunjukan bahwa kondisi bank berada pada predikat sangat baik. Pada tahun
2012-2014 GCG bank berada pada peringkat komposit 2 pada rentang tahun
tersebut GCG mengalami penurunan satu peringkat dibandingkan tahun
sebelumnya. Predikat GCG bank pada rentang tahun tersebut adalah sehat. Pada
tahun 2015-2016 kondisi GCG bank berada pada peringkat komposit 3 hal ini
menunjukan bahwa kondisi bank berada pada predikat yang cukup sehat.
c. Rentabilitas (Earnings)
Penilaian indikator rentabilitas menggunakan dua rasio keuangan yaitu
rasio ROA (Return On Asset) dan rasio NOM (Net Operating Margin), rasio
rentabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan bank mendapatkan laba.
Rasio ROA digunakan untuk mengukur kemampuan bank memperoleh laba
sebelum pajak. Semakin besar nilai ROA maka semakin besar pula keuntungan
48
Ida Ayu Wiranthari Dwinanda dan Ni Luh Putu Wiagustini,”Analisis Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank pada PT. Bank Pembangunan Daerah Bali Berdasarkan Metode RGEC” Jurnal
Fakultas Ekonomi Universitas Udayana h 130
72
yang dicapai oleh bank. Nilai ROA Bank Maybank Syariah dapat dilihat dalam
tabel dibawah ini :
Tabel 4.17
Rasio ROA Bank Maybank Syariah 2011-2016
2011 2012 2013 2014 2015 2016
ROA 3,57% 2,88% 2,87% 3,61% -20,13% -9,51%
Peringkat 1 1 1 1 5 5
Sumber: Laporan Keuangan Maybank Syariah
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa dari tahun 2011 sampai
dengan tahun 2016 nilai ROA Bank Maybank Syariah berubah secara fluktuatif.
Pada tahun 2012 nilai ROA turun sebesar 0,69 % menjadi 2,88 % dan meningkat
0,01 % pada tahun 2013. Peningkatan ROA tertinggi selama periode penelitian
terjadi pada tahun 2014 dimana nilai ROA sebesar 3,61%. Peringkat komposit
ROA yang dimiliki oleh Bank Maybank Syariah dari tahun 2011-2014 dinilai
sangat sehat karena melebihi dari kriteria penilaian yang ditetapkan oleh BI yaitu
1,215%, sedangkan pada tahun 2015 dan 2016 Bank Maybank Syariah mengalami
penurunan ROA yang sangat drastis pada tahun 2015 diketahui nilai ROA adalah
-20,13% ini menunjukan bahwa rasio ROA berada pada posisi yang tidak sehat
karena berada kurang dari nilai yang ditetapkan oleh BI yaitu 0,765%.Selanjutnya
hasil analisis Net Operating Margin (NOM) pada Bank Maybank Syariah adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.18
Rasio NOM Bank Maybank Syariah 2011-2016
2011 2012 2013 2014 2015 2016
NOM 0 0 0 -1,46% -32,92% -19,96%
Peringkat - - - 5 5 5
Sumber laporan keuangan Maybank syariah 49
NOM (Net Operating Margin), rasio ini berfungsi untuk mengetahui
kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba. Semakin besar nilai rasio
ini maka pendapatan dari aktiva produktif yang dikelola oleh bank semakin tinggi,
sehingga kemungkinan bank mengalami kesulitan keuangan semakin kecil. Nilai
rasio NOM Bank Maybank Syariah tahun 2014-2016 berada dibawah batas yang
49
2011-2013 data tidak tersedia karena bank menggunakan NIM (Net Interest Margin)
73
ditentukan oleh Bank Indonesia yaitu pada tahun 2014 sebesar -1,46% kemudian
pada tahun 2015 kembali mengalami penurunan 31,46% dan mengalami
peningkatan pada tahun 2016 sebesar 12,96 meskipun masih berada dibawah
batas yang ditentukan oleh Bank Indonesia, artinya kondisi laba bank berada pada
kondisi yang tidak sehat dan kemampuan rentabilitas bank tidak mampu untuk
mengantisipasi kerugian yang mungkin terjadi
d. Permodalan (Capital)
Penilaian pada faktor permodalan didasarkan kepada permodalan yang
dimiliki oleh suatu bank. Salah satu indikator dalam menilai tingkat kesehatan
bank salah satunya menggunakan perhitungan rasio CAR (Capital Adequacy
Ratio) yaitu dengan cara membandingkan jumlah modal setelah dikurangi
penyertaan terhadap aktiva tertimbang menurut resiko.50
Rasio permodalan
digunakan untuk menghitung apakah modal yang ada pada bank mencukupi atau
tidak. Penilaian faktor permodalan berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia
tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) bank umum
berdasarkan prinsip syariah yang berlaku.
Tabel 4.19
Rasio CAR Bank Maybank Syariah Periode 2011-2016 dalam jutaan rupiah
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Mtier1 881.211 927.818 1.008.226 1.015.550 652.425 505.776
Mtier2 13.300 14.026 17.065 16.438 17.159 4.844
ATMR 1.217.934 1.474.061 1.726.412 1.979.504 1.743.794 927.390
CAR 73,44% 63,89% 59,41% 52,13% 38,40% 55,06%
Peringkat 1 1 1 1 1 1
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan tabel diatas rasio CAR pada tahun 2011 sampai dengan tahun
2016 bahwa Bank Maybank Syariah memiliki nilai CAR diatas batas minimal
yaitu 8%. Dengan ini menunjukkan bahwa modal yang dimiliki oleh bank dapat
menutupi penurunan aktiva sebagai akibat dari kerugian yang disebabkan oleh
aktiva meskipun pada tahun 2011 hingga tahun 2015 nilai CAR bank cenderung
semakin menurun. Penurunan CAR terjadi sebagai akibat dari peningkatan jumlah
ATMR yang lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan total modal, namun
50
Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2000), h 185
74
pada tahun 2016 bank mampu meningkatkan rasio pemodalannya hingga 16,66%.
Peningkatan CAR terjadi akibat peningkatan jumlah modal yang lebih tinggi
dibandingkan dengan peningkatan jumlah ATMR. Adapun nilai CAR tertinggi
berada pada tahun 2011 dimana nilai rasio CAR sebesar 73,44%.
Berdasarkan nilai rasio CAR yang dimiliki oleh Bank Maybank Syariah
pada tahun 2011 sampai dengan 2016 menunjukkan bahwa nilai kredt CAR lebih
besar dibandingkan dengan batas minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Maka rasio yang dicapai oleh Bank Maybank Syariah dikategorikan dalam
kelompok Sehat.
Dimana indikator sehat menunjukan bahwa semakin besar nilai rasio CAR
yang dimiliki bank maka akan semakin baik karena bank mampu menyediakan
modal dalam jumlah besar sehingga dapat memenuhi kewajiban yang dimilikinya,
baik dalam mendanai kegiatan operasional maupun untuk menghadapi risiko yang
mungkin akan terjadi.
4. Penentuan Predikat Kesehatan Bank Menurut Metode RGEC
Untuk menilai hasil tingkat kesehatan bank menggunakan metode RGEC
menggunakan komponen faktor profil risiko, GCG, rentabilitas dan permodalan.
Hasil yang didapat menggunakan pendekatan RGEC adalah kondisi bank dalam
keadaan sangat sehat, sehat, cukup sehat, atau tidak sehat. Berikut hasil analisis
kesehatan Bank Maybank Syariah Indonesia tahun 2011-2016 menggunakan
pendekatan RGEC:
Tabel 4.20
Peringkat Kesehatan Bank Maybank Syariah 2011 Komponen
Faktor Rasio (%) Peringkat Kriteria Predikat
Profil Risiko
NPF 0 1 Sehat Cukup Sehat FDR 289,2 5 Tidak
Sehat GCG GCG PK 1 1 Sangat
Baik Sangat Sehat
Rentabilitas ROA 3,57 1 Sangat Sehat
Sangat Sehat
NOM - - - Capital CAR 73,44 1 Sangat
Sehat Sangat Sehat
Rata-rata 2 Peringkat Komposit Sehat
Sumber: Data diolah
75
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa profil risiko yang terdiri dari
risiko kredit dilihat dari rasio NPF dan risiko likuiditas dilihat dari rasio FDR
berada pada peringkat 3 yaitu cukup sehat yang artinya kondisi kualitas
manajemen risiko cukup memadai meskipun terdapat beberapa kelemahan yang
membutuhkan perhatian dari manajemen. Komponen GCG berada pada peringkat
komposit 1. Penilaian komponen faktor rentabilitas dilihat dari rasio ROA dan
NOM. Dari data diatas hanya terdapat rasio ROA saja yaitu sebesar 3,57% yang
artinya masuk dalam kriteria sangat sehat sehingga menunjukan bahwa kondisi
rentabilitas bank sangat memadai, laba melebihi target dan mendukung
pertunbuhan permodalan bank.
Komponen selanjutnya yaitu komponen permodalan yang dilihat dari rasio
CAR , rasio CAR Bank Maybank Syariah berada pada kriteria yang sangat sehat
ini menunjukan bahwa bank memiliki kualitas dan kecukupan permodalan yang
sangat memadai disertai dengan permodalan yang sangat kuat.
Dari seluruh komponen faktor yang digunakan dalam penilaian kesehatan,
Bank Maybank Syariah pada tahun 2011 kondisi bank masuk kedalam peringkat
sehat sehingga bank dinilai cukup mampu dalam menghadapi pengaruh negatif
dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya, yang perlu
diperhatikan adalah rasio FDR karena berada pada kriteria yang tidak sehat
sehingga potensi kerugian yang diakibatkan oleh risiko likuiditas di masa yang
akan datang tinggi berdasarkan bisnis bank. Selanjutnya peringkat tingkat
kesehatan Bank Maybank Syariah tahun 2012 :
Tabel 4.21 Peringkat Kesehatan Bank Maybank Syariah 2012
Komponen Faktor
Rasio (%) Peringkat Kriteria Predikat
Profil
Risiko
NPF 1,25 1 Sangat
Sehat
Cukup
Sehat FDR 197,7 5 Tidak
Sehat
GCG GCG PK 2 2 Baik Sehat
Rentabilitas ROA 2,88 1 Sangat
Sehat
Sangat
Sehat
NOM - - -
Capital CAR 63,89 1 Sangat
Sehat
Sangat
Sehat
Rata-rata 2
Peringkat Komposit Sehat
Sumber: Data diolah
76
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa profil risiko yang terdiri dari
risiko kredit dilihat dari rasio NPF dan risiko likuiditas dilihat dari rasio FDR
berada pada peringkat 3 yaitu cukup sehat yang artinya kondisi kualitas
manajemen risiko cukup memadai meskipun terdapat beberapa kelemahan yang
membutuhkan perhatian dari manajemen. Komponen GCG berada pada peringkat
komposit 2. Penilaian komponen faktor rentabilitas dilihat dari rasio ROA dan
NOM. Dari data diatas hanya terdapat rasio ROA saja yaitu sebesar 2,88% turun
dibandingkan tahun lalu namun masih masuk dalam kriteria sangat sehat sehingga
menunjukan bahwa kondisi rentabilitas bank sangat memadai, laba melebihi target
dan mendukung pertunbuhan permodalan bank.
Komponen selanjutnya yaitu komponen permodalan yang dilihat dari rasio
CAR , rasio CAR Bank Maybank Syariah berada pada kriteria yang sangat sehat
ini menunjukan bahwa bank memiliki kualitas dan kecukupan permodalan yang
sangat memadai disertai dengan permodalan yang sangat kuat.
Dari seluruh komponen faktor yang digunakan dalam penilaian kesehatan,
Bank Maybank Syariah pada tahun 2012 kondisi bank masuk kedalam peringkat
sehat sehingga bank dinilai cukup mampu dalam menghadapi pengaruh negatif
dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya, yang perlu
diperhatikan adalah rasio FDR meskipun menuruun dibandingkan tahun
sebelumnya kondisi FDR masih berada pada kriteria yang tidak sehat sehingga
potensi kerugian yang diakibatkan oleh risiko likuiditas di masa yang akan datang
tinggi berdasarkan bisnis bank. Selanjutnya peringkat tingkat kesehatan Bank
Maybank Syariah tahun 2013:
Tabel 4.22 Peringkat Kesehatan Bank Maybank Syariah 2013
Komponen Faktor Rasio (%) Peringkat Kriteria Predikat Profil Risiko NPF 0 1 Sangat
Sehat
Cukup Sehat FDR 152,87 5 Tidak
Sehat GCG GCG PK 2 2 Baik Sehat
Rentabilitas ROA 2,87 1 Sangat Sehat
Sangat Sehat
NOM - - - Capital CAR 59,41 1 Sangat
Sehat Sangat Sehat
Rata-rata 2 Peringkat Komposit Sehat
Sumber : Data diolah
77
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa profil risiko yang terdiri dari
risiko kredit dilihat dari rasio NPF dan risiko likuiditas dilihat dari rasio FDR
berada pada peringkat 3 yaitu cukup sehat yang artinya kondisi kualitas
manajemen risiko cukup memadai meskipun terdapat beberapa kelemahan yang
membutuhkan perhatian dari manajemen. Komponen GCG berada pada peringkat
komposit 2. Penilaian komponen faktor rentabilitas dilihat dari rasio ROA dan
NOM. Dari data diatas hanya terdapat rasio ROA saja yaitu sebesar 2,87% yang
artinya masuk dalam kriteria sangat sehat sehingga menunjukan bahwa kondisi
rentabilitas bank sangat memadai, laba melebihi target dan mendukung
pertunbuhan permodalan bank.
Komponen selanjutnya yaitu komponen permodalan yang dilihat dari
rasio CAR , rasio CAR Bank Maybank Syariah berada pada kriteria yang sangat
sehat ini menunjukan bahwa bank memiliki kualitas dan kecukupan permodalan
yang sangat memadai disertai dengan permodalan yang sangat kuat.
Dari seluruh komponen faktor yang digunakan dalam penilaian kesehatan,
Bank Maybank Syariah pada tahun 2013 kondisi bank masuk kedalam peringkat
sehat sehingga bank dinilai cukup mampu dalam menghadapi pengaruh negatif
dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya, yang perlu
diperhatikan adalah rasio FDR karena berada pada kriteria yang tidak sehat
sehingga potensi kerugian yang diakibatkan oleh risiko likuiditas di masa yang
akan datang tinggi berdasarkan bisnis bank. Selanjutnya peringkat tingkat
kesehatan Bank Maybank Syariah tahun 2014
Tabel 4.23 Peringkat Kesehatan Bank Maybank Syariah 2014
Komponen Faktor
Rasio (%) Peringkat Kriteria Predikat
Profil Risiko
NPF 4,29 1 Sangat Sehat
Cukup Sehat FDR 157,77 5 Tidak
Sehat GCG GCG PK 2 2 Baik Sehat
Rentabilitas ROA 3,61 1 Sangat
Sehat
Cukup
Sehat
NOM -1,46 5
Capital CAR 52,13 1 Sangat
Sehat
Sangat
Sehat
Rata-rata 3
Peringkat Komposit Cukup Sehat
Sumber: Data diolah
78
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa profil risiko yang terdiri dari
risiko kredit dilihat dari rasio NPF dan risiko likuiditas dilihat dari rasio FDR
berada pada peringkat 3 yaitu cukup sehat yang artinya kondisi kualitas
manajemen risiko cukup memadai meskipun terdapat beberapa kelemahan yang
membutuhkan perhatian dari manajemen. Komponen GCG berada pada peringkat
komposit 2. Penilaian komponen faktor rentabilitas dilihat dari rasio ROA dan
NOM. Dari data diatas terdapat rasio ROA yaitu sebesar 3,57% yang artinya
masuk dalam kriteria sangat sehat, kemudian rasio NOM sebesar -1,46% kondisi
NOM berada pada posisi yang tidak sehat sehingga rentabilitas berada pada
peringkat 3 atau cukup sehat sehingga menunjukan bahwa rentabilitas memadai,
laba memenuhi target namun terdapat tekanan terhadap kinerja laba yang dapat
menyebabkan penurunan laba namun cukup dapat mendukung pertumbuhan
permodalan bank.
Komponen selanjutnya yaitu komponen permodalan yang dilihat dari
rasio CAR , rasio CAR Bank Maybank Syariah berada pada kriteria yang sangat
sehat ini menunjukan bahwa bank memiliki kualitas dan kecukupan permodalan
yang sangat memadai disertai dengan permodalan yang sangat kuat.
Dari seluruh komponen faktor yang digunakan dalam penilaian kesehatan,
Bank Maybank Syariah pada tahun 2014 kondisi bank masuk kedalam peringkat
cukup sehat sehingga bank dinilai cukup mampu dalam menghadapi pengaruh
negatif dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya, apabila terdapat
kelemahan maka secara umum kelemahan tersebut cukup signifikan dan apabila
tidak berhasil diatasi dengan baik oleh manajemen dapat mengganggu
kelangsungan usaha bank. Hal yang perlu diperhatikan adalah rasio FDR karena
berada pada kriteria yang tidak sehat sehingga potensi kerugian yang diakibatkan
oleh risiko likuiditas di masa yang akan datang tinggi berdasarkan bisnis bank.
Komponen selain FDR yang perlu diperhatikan adalah rasio NOM karena rasio
NOM berada pada posisi yang tidak sehat sehingga membahayakan dalam
memenuhi laba yang diperoleh oleh bank. Selanjutnya peringkat tingkat kesehatan
Bank Maybank Syariah tahun 2015
79
Tabel 4.24
Peringkat Kesehatan Bank Maybank Syariah 2015
Komponen
Faktor
Rasio (%) Peringkat Kriteria Predikat
Profil
Risiko
NPF 4,93 1 Sangat
Sehat
Sehat
FDR 110,54 4 Kurang
Sehat
GCG GCG PK 3 3 Cukup
Baik
Cukup
Sehat
Rentabilitas ROA -20,13 5 Tidak
Sehat
Tidak
Sehat
NOM -32,92 5 Tidak
Sehat
Capital CAR 38,40 1 Sangat
Sehat
Sangat
Sehat
Rata-rata 3
Peringkat Komposit Cukup Sehat
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa profil risiko yang terdiri dari
risiko kredit dilihat dari rasio NPF dan risiko likuiditas dilihat dari rasio FDR
berada pada peringkat 2 yaitu sehat yang artinya kondisi kualitas manajemen
risiko memadai meskipun terdapat kelemahan minor, tetapi kelemahan dapat
diselesaikan pada aktivitas bisnis normal.
Komponen GCG berada pada peringkat komposit 3. Penilaian komponen
faktor rentabilitas dilihat dari rasio ROA dan NOM. Dari data diatas terdapat rasio
ROA yaitu sebesar -20,13% yang artinya masuk dalam kriteria tidak sehat,
kemudian rasio NOM sebesar -32.92% kondisi NOM berada pada posisi yang
tidak sehat sehingga rentabilitas berada pada peringkat 5 atau tidak sehat sehingga
menunjukan bahwa rentabilitas sangat tidak memadai, laba tidak memenuhi target
dan tidak dapat diandalkan serta memerlukan peningkatan kinerja laba segera
untuk memastikan kelangsungan usaha bank.
Komponen selanjutnya yaitu komponen permodalan yang dilihat dari
rasio CAR , rasio CAR Bank Maybank Syariah berada pada kriteria yang sangat
sehat ini menunjukan bahwa bank memiliki kualitas dan kecukupan permodalan
yang sangat memadai disertai dengan permodalan yang sangat kuat.
80
Dari seluruh komponen faktor yang digunakan dalam penilaian kesehatan,
Bank Maybank Syariah pada tahun 2015 kondisi bank masuk kedalam peringkat
cukup sehat sehingga bank dinilai cukup mampu dalam menghadapi pengaruh
negatif dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya, apabila terdapat
kelemahan maka secara umum kelemahan tersebut cukup signifikan dan apabila
tidak berhasil diatasi dengan baik oleh manajemen dapat mengganggu
kelangsungan usaha bank. Hal yang perlu diperhatikan adalah rasio FDR karena
berada pada kriteria yang tidak sehat sehingga potensi kerugian yang diakibatkan
oleh risiko likuiditas di masa yang akan datang tinggi berdasarkan bisnis bank.
Komponen selain FDR yang perlu diperhatikan adalah komponen
rentabilitas yaitu rasio ROA dan rasio NOM karena kedua rasio tersebut berada
pada posisi yang tidak sehat sehingga membahayakan kelangsungan usaha bank
dalam memenuhi laba yang diperoleh oleh bank. Selanjutnya peringkat tingkat
kesehatan Bank Maybank Syariah tahun 2016
Tabel 4.25
Peringkat Kesehatan Bank Maybank Syariah 2016
Komponen
Faktor
Rasio (%) Peringkat Kriteria Predikat
Profil Risiko NPF 4,6 1 Sangat
Sehat
Cukup
sehat FDR 134,73 5 Tidak Sehat
GCG GCG PK 3 3 Cukup Baik Cukup
Sehat
Rentabilitas ROA -9,51 5 Tidak Sehat Tidak
Sehat NOM -19,96 5 Tidak Sehat
Capital CAR 55,06 1 Sangat
Sehat
Sangat
Sehat
Rata-rata 3
Peringkat Komposit Cukup Sehat
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa profil risiko yang terdiri dari
risiko kredit dilihat dari rasio NPF dan risiko likuiditas dilihat dari rasio FDR
berada pada peringkat 3 yaitu cukup sehat yang artinya kondisi kualitas
manajemen risiko cukup memadai meskipun terdapat beberapa kelemahan yang
membutuhkan perhatian dari manajemen.
81
Komponen GCG berada pada peringkat komposit 3. Penilaian komponen
faktor rentabilitas dilihat dari rasio ROA dan NOM. Dari data diatas terdapat rasio
ROA yaitu sebesar -9,51% yang artinya masuk dalam kriteria tidak sehat,
kemudian rasio NOM adalah sebesar -19,96% kondisi NOM berada pada posisi
yang tidak sehat sehingga rentabilitas berada pada peringkat 5 atau tidak sehat
sehingga menunjukan bahwa rentabilitas sangat tidak memadai, laba tidak
memenuhi target dan tidak dapat diandalkan serta memerlukan peningkatan
kinerja laba segera untuk memastikan kelangsungan usaha bank.
Komponen selanjutnya yaitu komponen permodalan yang dilihat dari
rasio CAR , rasio CAR Bank Maybank Syariah berada pada kriteria yang sangat
sehat ini menunjukan bahwa bank memiliki kualitas dan kecukupan permodalan
yang sangat memadai disertai dengan permodalan yang sangat kuat.
Dari seluruh komponen faktor yang digunakan dalam penilaian kesehatan,
Bank Maybank Syariah pada tahun 2016 kondisi bank masuk kedalam peringkat
cukup sehat sehingga bank dinilai cukup mampu dalam menghadapi pengaruh
negatif dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya, apabila terdapat
kelemahan maka secara umum kelemahan tersebut cukup signifikan dan apabila
tidak berhasil diatasi dengan baik oleh manajemen dapat mengganggu
kelangsungan usaha bank. Hal yang perlu diperhatikan adalah rasio FDR karena
berada pada kriteria yang tidak sehat sehingga potensi kerugian yang diakibatkan
oleh risiko likuiditas di masa yang akan datang tinggi berdasarkan bisnis bank.
Komponen selain FDR yang perlu diperhatikan adalah komponen
rentabilitas yaitu rasio ROA dan rasio NOM meskipun turun dibandingkan tahun
sebelumnya namun kedua rasio tersebut berada pada posisi yang tidak sehat
sehingga membahayakan kelangsungan usaha bank dalam memenuhi laba yang
diperoleh oleh bank.
B. Metode yang Menilai Lebih Baik
Secara umum penilaian kesehatan bank dengan metode CAMEL dan
RGEC menggunakan komponen rasio yang tidak jauh berbeda dalam komponen
permodalan sama-sama menggunakan rasio CAR, dalam komponen rentabilitas
82
sama-sama menggunakan rasio ROA namun dalam metode CAMEL ditambahkan
dengan rasio BOPO dan pada metode RGEC ditambahkan dengan rasio NOM.
Pada komponen likuiditas menggunakan rasio FDR, namun pada CAMEL
ditambahkan dengan rasio kewajiban besih terhadap modal inti.
Pada penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan metode
CAMEL lebih terfokus pada sisi pencapaian laba sehingga Kualitas Aktiva
Produktif harus dihitung selain komponen yang disebutkan diatas. Kualitas Aktiva
Produktif ini juga memiliki peran yang besar dalam penilaian menggunakan
metode ini yaitu sebesar 25% dari keseluruhan komponen. Penilaian komponen
faktor pada metode CAMEL selanjutnya ditarik kesimpulan dengan pemberian
nilai bobot pada tiap tiap komponen kemudian hasil dari keseluruhan bobot atau
disebut nilai kredit diberi predikat sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat.
Berbeda dengan metode CAMEL penilaian tingkat kesehatan bank dengan
menggunakan metode RGEC terfokus pada penilaian risiko tidak hanya pada sisi
pencapian laba saja sehingga pada metode ini penilaian tingkat kesehatan bank
dilakukan secara menyeluruh baik dari penilaian profil risiko maupun dari sisi
pencapaian laba. Profil risiko sendiri memiliki 10 kategori yang harus dinilai yaitu
diantaranya risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko
hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan, risiko reputasi, risiko imbal hasil dan
risiko investasi. Penilaian komponen faktor dengan menggunakan metode RGEC
ini kemudian ditarik kesimpulan dengan pemberian peringkat pada masing-
masing komponen dan pemberian peringkat komposit dari peringkat 1 sampai
dengan 5 atau predikat sangat sehat, sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak
sehat. Berikut hasil penilaian tingkat kesehatan Bank Maybank Syariah periode
2011-2016 dengan menggunakan metode CAMEL dan RGEC:
Tabel 4.26
Predikat Tingkat Kesehatan Bank Maybank Syariah Periode 2011-2016
Periode Predikat
CAMEL RGEC
2011 Cukup Sehat Sehat
2012 Cukup Sehat Sehat
2013 Cukup Sehat Sehat
2014 Cukup Sehat Cukup Sehat
2015 Tidak Sehat Cukup Sehat
2016 Tidak Sehat Cukup Sehat
Sumber: Data diolah
83
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian tingkat
kesehatan dengan menggunakan kedua metode tersebut memiliki hasil yang
sangat berbeda. Pada tahun 2011 tingkat kesehatan bank menggunakan metode
CAMEL menunjukan hasil yang cukup sehat sementara pada metode RGEC hasil
yang didapatkan bahwa kondisi bank berada pada kondisi yang sehat, begitu pula
pada tahun 2015 data diatas menunjukan bahwa penilaian tingkat kesehatan bank
menggunakan metode CAMEL menunjukan bahwa bank berada pada kondisi
yang tidak sehat sementara pada metode RGEC hasil yang diperoleh menunjukan
bahwa bank berada pada posisi yang cukup sehat.
Pada penilaian CAMEL dapat disimpulkan bahwa apabila indikator
kualitas aset dan likuiditas memiliki nilai yang tidak baik maka dapat diprediksi
bahwa keadaan bank tersebut berada pada posisi yang tidak sehat, namun pada
penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan metode RGEC apabila
indikator profil risiko atau rentabilitas memiliki nilai yang tidak baik maka belum
tentu keadaan bank berada pada posisi yang tidak sehat selama penanganan risiko
yang dimiliki bank baik sehingga dianggap mampu meminimalisir risiko.
Bank Maybank Syariah sendiri melakukan penilaian tingkat kesehatan
bank menggunakan metode Risk Based Bank Rating atau disebut RBBR yang
kemudian dalam penelitian ini disebut metode RGEC. Bank Maybank Syariah
sendiri terbentuk pada tahun 2010 dimana pada tahun tersebut metode penilaian
kesehatan bank masih menggunakan metode CAMEL dimana metode RGEC baru
diterapkan pada tahun 2011 dengan dikeluarkannya Peraturan Bank Indonesia
nomor 13/1/PBI/2011 tentang penilaian kesehatan bank berdasarkan resiko,
artinya Bank Maybank Syariah mengalami penilaian kesehatan bank
menggunakan kedua metode tersebut. Menurut Maybank Syariah sendiri diantara
kedua metode tersebut, metode yang dianggap menilai lebih baik adalah metode
RGEC karena indikator yang terdapat dalam metode tersebut lebih detail
dibandingkan dengan metode CAMEL yang memang hanya terfokus pada
pencapaian laba dan keadaan keuangan bank.51
Sementara pada metode RGEC
51
Dian Karina Apriani, Divisi Finance & Accounting Maybank Syariah Indonesia,
Wawancara pribadi, Jakarta, 14 September 2017
84
apabila terjadi masalah pada salah satu indikator penilaian tingkat kesehatan bank,
selama masalah tersebut dapat diminimalisir melalui manajemen profil risiko
maka kondisi bank tersebut masih berada pada posisi yang sehat.
Adam Fahmi dan Nurul Husnah dalam penelitiannya menggambarkan
bahwa penilaian metode RGEC lebih komprehensif karena pada metode ini
menggabungkan faktor pada metode CAMEL yaitu aset dengan penilaian resiko
kredit dan likuiditas dengan risiko likuiditas sedangkan manajemen diperluas
penilaiannya dengan penilaian GCG pada Bank, dengan adanya penilaian
kesehatan bank dengan menggunakan RGEC yang mengintegrasi faktor faktor
yang terdapat pada metode CAMEL dan Manajemen Resiko diharapkan dapat
memberikan gambaran jelas tentang kondisi bank yang tidak hanya dinilai dari
kinerja internal bank semata, namun merupakan penilaian terhadap kualitas
manajemen bank dalam melakukan manajemen resiko.52
52
Adam Fahmi dan Nurul Hasanah,”Analisis Perbandingan Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Setelah dan Sebelum Dierlakukan PBI No. 13/1/PBI/2011 (STUDI Kasus PT Bank X)”
Jurnal Program S1 Ekstensi Akuntansi FEUI 2013
85
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis pada penelitian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
penilaian tingkat kesehatan bank baik menggunakan metode CAMEL dan RGEC
pada Bank Maybank Syariah Indonesia Periode 2011-2016 adalah sebagai berikut:
1. Pada tahun 2011-2014 kondisi kesehatan Bank Maybank Syariah dihitung
menggunakan metode CAMEL bank berada pada kategori yang Cukup sehat.
Pada tahun 2015 -2016 hasil penghitungan tingkat kesehatan bank
menggunakan metode CAMEL menunjukan bahwa kondisi bank berada pada
posisi yang tidak sehat.
2. Pada Bank Maybank Syariah keadaan bank berada pada kategori sehat berada
pada tahun 2011-2013 jika dihitung menggunakan metode RGEC. Pada tahun
2014-2016 kondisi bank apabila dihitung menggunakan metode RGEC, bank
berada pada kategori yang cukup sehat.
3. Dari kedua metode penilaian tingkat kesehatan bank Maybank Syariah
periode 2011 sampai 2016 memiliki hasil yang berbeda hal ini dikarenakan
pada metode CAMEL tata cara penilaian banyak difokuskan kepada
pencapaian laba sedangkan pada metode RGEC terfokus pada
peminimalisiran resiko yang mungkin terjadi. Diantara kedua metode tersebut,
metode yang dinilai menilai lebih baik adalah metode RGEC Karena dapat
melihat tingkat kesehatan bank secara menyeluruh melalui resiko-resiko yang
mungkin terjadi tidak hanya dilihat dari sisi keuangannya saja.
86
B. Saran - Saran ;
Saran yang dapat diambil terkait dengan hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Penelitian ini tidak menggunakan seluruh indikator penilaian kesehatan
bank baik pada metode CAMEL maupun RGEC, maka diharapkan untuk
penelitian selanjutnya dapat menggunakan seluruh indikator penilaian
tingkat kesehatan bank sesuai dengan masing masing Peraturan Bank
Indonesia agar mendapatkan hasil yang lebih akurat.
2. Komponen penilaian tingkat kesehatan pada bank yang masih perlu
diperbaiki adalah tingkat likuiditasnya. Apabila bank mampu
meningkatkan likuiditasnya maka peringkat tingkat kesehatan bank akan
meningkat. Untuk meningkatkan likuiditas, bank dapat menurunkan
jumlah pembiayaan yang dinilai bermasalah dengan melakukan penagihan
pada pembiayaan bermasalah.
3. Komponen lain selain likuiditas yang masih harus diperbaiki adalah
komponen rentabilitas. Untuk meningkatkan rentabilitas bank dapat
memaksimalkan jumlah asset yang dimilikinya dan mengurangi jumlah
beban operasional.
87
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank Syariah : Dari Teori ke Praktik, Gema Insani,
Jakarta, 2001
Arifin, Zainul, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, cet 7, Jakarta, Azkia
Publisher, 2009
Darmawi , Herman, Manajemen Perbankan, Jakarta, Bumi Aksara,2011
Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metode Penelitian Ekonomi Islam, Jakarta,
Gramata Publishing, 2013
Ihsan,Dwi Nuraini, Manajemen Treasury,Tangerang, UIN Press,2015
Ismail, Perbankan Syariah, Jakarta, Kencana,2011
Karim, Adiwarman A. , Bank Islam: Fiqih dan Keuangan, edisi 5 Jakarta,
RajaGrafindo, 2013
Kasmir , Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2004
Kasmir, Manajemen Perbankan, Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2000
Munawir, Analisa Laporan Keuangan, Yogyakarta, Liberty Yogyakarta, 2004
Rivai, Veitzhal dkk , Bank and Financial Institution Management : Conversation
& Sharia System, Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2007
Ryadi, Selamet, Banking Assets And Liability Management, Jakarta, Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Univesitas Indonesia, 2004
Taswan , Akuntansi Perbankan, Yogyakarta, STIM YOGYAKARTA,2003
Jurnal Dan Skripsi
Agustina,Firda Maulidiyah, “ Analisis Rasio Indikator Tingkat Kesehatan Bank
Dengan Mengunakan Metode RGEC Pada PT Bank Tabungan Negara
(BTN) Tbk” Universitas Negeri Surabaya, Jurnal, 2014
Amelia, Erika, “Financial Ratio An Its Influence to Profitability In Islamic
Banks”, Al-Iqtishad: Vol VII No. 2 (Juli, 2015)
88
Artyka,Nur, “Penilaian Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC Pada PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Periode 2011-2013” Skripsi S1
Universitas Negeri Yogyakarta Program Studi Akuntansi, 2015
Dewa Gede Derian Angga Paramartha dan I Ketut Mustanda, “Analisis
PenilaianTingkat Kesehatan Bank Pada PT. Bank Central Asia .Tbk
Berdasarkan Metode RGEC”e-jurnal Manajemen Unud Vol. 6, No 1, 2017
ISSN : 2302-8912
Dwinanda , Ida Ayu Wiranthari dan Ni Luh Putu Wiagustini,”Analisis Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank pada PT. Bank Pembangunan Daerah Bali
Berdasarkan Metode RGEC” Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas
Udayana
Fahmi , Adam dan Nurul Hasanah,”Analisis Perbandingan Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Setelah dan Sebelum Dierlakukan PBI No. 13/1/PBI/2011
(Studi Kasus PT Bank X)” Jurnal Program S1 Ekstensi Akuntansi FEUI
2013
Kusumawardhani, Anggrawit “Analisis Perbandingan Tingkat Kesehatan Bank
Dengan Menggunakan Metode CAMELS Dan RGEC Pada PT Bank XXX
Periode 2008-2011”Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Jurnal
Ekonomi Bisnis Volume 19 No. 3, Desember 2014
Kusumo, Yunanto Adi “Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah Mandiri Periode
2002 – 2007 (dengan Pendekatan PBINo. 9/1/PBI/2007)”, La_Riba Jurnal
Ekonomi Islam, Vol. II, No. 1 Juli 2008
Merkusiwati , Ni Ketut Lely Aryani”Evaluasi Pengaruh CAMEL terhadap Kinerja
Perusahaan” Buletin Studi Ekonomi. Vol. 12 no 1
Undang - Undang
Lampiran SE RBBR
Lampiran SK DIR BI No 30/12/KEP/DIR
Lampiran Surat Edaran BI No. 9/24/DPbS
PBI No.6/10/PBI/2004
PBI No. 13/1/PBI/2011
SEOJK No. 10/SEOJK.03/2014
Surat Edaran BI No.13/24/DPNP
89
Internet
Laporan Tahunan Maybank Syariah 2012-2017 www.maybanksyariah.co.id
Statistik Perbankan Syariah 2016 www.ojk.go.id
bilongtuyu.blogspot.co.id diakses 16 Nopember 2017 11:06
90
91
Ukuran : 6 KOL X 350 MMK • REPUBLIKA, Tgl. 15 April 2013
KANTOR PUSAT : Sona Topas Tower Lt. 1-3, Jl. Jend. Sudirman Kav. 26, Jakarta 12920 - IndonesiaTelp. : (021) 2506446 (Hunting), Fax. : (021) 2506445, Telex : 60400 MBBI IA, SWIFT: MBBEIDJA e-mail : [email protected] LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 (Diaudit)
PT Bank Maybank Syariah Indonesia
AKTIVA 1 Kas 1.241 1.089 2 Penempatan Pada BI a. Giro Wadiah 22.984 13.637 b. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia 419.500 417.100 3 Penempatan Pada Bank Lain a. Rupiah 68.055 68.463 PPAP -/- (680) (685) b. Valuta Asing 12.619 16.099 PPAP -/- (127) (161) 4 Surat Berharga yang dimiliki a. Rupiah 139.340 143.131 PPAP -/- - - b. Valuta Asing - - PPAP -/- - - 5 Piutang Murabahah a. Rupiah a.1. Terkait dengan Bank 1. Piutang Murabahah 97.697 7.154 2. Pendapatan Margin Murabahah yang ditangguhkan (19.996) (1.379) a.2. Tidak Terkait dengan Bank 1. Piutang Murabahah 572.584 419.117 2. Pendapatan Margin Murabahah yang ditangguhkan (82.351) (63.318) PPAP -/- (13.045) (3.571) b. Valuta Asing b.1. Terkait dengan Bank 1. Piutang Murabahah - - 2. Pendapatan Margin Murabahah yang ditangguhkan - - b.2. Tidak Terkait dengan Bank 1. Piutang Murabahah 944.630 739.373 2. Pendapatan Margin Murabahah yang ditangguhkan (134.852) (102.089) PPAP -/- (19.627) (9.457) 6 Piutang Salam - - PPAP -/- - - 7 Piutang Istishna 30.604 17.118 Pendapatan Margin Istishna yang ditangguhkan -/- (3.300) (4.218) PPAP -/- (271) (129) 8 Piutang Qardh - - PPAP -/- - - 9 Pembiayaan a. Rupiah a.1. Terkait dengan Bank - - a.2. Tidak Terkait dengan Bank - - PPAP -/- - - b. Valuta Asing b.1. Terkait dengan Bank - - b.2. Tidak Terkait dengan Bank - - PPAP -/- - - 10 Persediaan - - 11 Ijarah a. Aktiva Ijarah 94 44 b. Akumulasi Penyusutan/ Amortisasi Aktiva Ijarah -/- (28) (9) 12 Tagihan Lainnya - 7.099 PPAP -/- - (71) 13 Penyertaan - - PPAP -/- - - 14 Aktiva Istishna dalam penyelesaian - - 15 Termin Istishna -/- - - 16 Pendapatan yang masih akan diterima 2.215 1.859 17 Biaya dibayar dimuka 1.469 1.780 18 Uang muka pajak - - 19 Aktiva pajak tangguhan 2.855 1.285 20 Aktiva Tetap dan Inventaris 21.688 22.032 Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap dan Inventaris -/- (13.143) (10.732) 21 Agunan yang diambil alih - - PPANP -/- - - 22 Aktiva lain-lain 12.397 12.398 PPANP -/- - - TOTAL AKTIVA 2.062.552 1.692.959
PASIVA 1 Dana Simpanan iB a. Giro Wadiah 137.407 180.822 b. Tabungan Wadiah - - 2 Kewajiban Segera Lainnya 446 2.269 3 Kewajiban Kepada Bank Indonesia a. FPJPS - - b. Lainnya - - 4 Kewajiban Kepada Bank Lain 374.049 406.219 5 Surat Berharga Yang Diterbitkan - - 6 Pembiayaan / Pinjaman Yang Diterima a. Rupiah i. Terkait dengan Bank - - ii. Tidak Terkait dengan Bank - - b. Valuta Asing i. Terkait dengan Bank - - ii. Tidak Terkait dengan Bank - - 7 Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi 1.182 3.133 8 Beban yang masih harus dibayar 6.519 433 9 Taksiran pajak penghasilan 3.388 5.897 10 Kewajiban pajak tangguhan - - 11 Kewajiban Lainnya - - 12 Pinjaman Subordinasi a. Rupiah i. Terkait dengan Bank - - ii. Tidak Terkait dengan Bank - - b. Valuta Asing i. Terkait dengan Bank - - ii. Tidak Terkait dengan Bank - - 13 Rupa-rupa Pasiva 15.393 14.663 14 Modal Pinjaman - - 15 Hak Minoritas - - 16 Dana Investasi Tidak Terikat (Mudharabah Mutlaqah) a. Tabungan Mudharabah 23.708 15.399 b. Deposito Mudharabah b.1. Rupiah 176.479 50.352 b.2. Valas 373.132 103.275 17 Ekuitas a. Modal disetor 819.307 819.307 b. Agio (disagio) - - c. Modal Sumbangan - - d. Dana Setoran Modal - - e. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan - - f. Selisih penilaian kembali aktiva tetap - - g. Laba(rugi) yang belum direalisasi dari surat berharga - 6.106 h. Saldo laba (rugi) 131.542 85.084 TOTAL PASIVA 2.062.552 1.692.959
20112012POS - POSNo.
NERACAPer 31 Desember 2012 dan 2011
(Dalam Jutaan Rupiah)
20112012POS - POSNo. KOMITMEN Tagihan Komitmen 1 Fasilitas Pembiayaan Yang Diterima dan Belum Digunakan - - 2 Posisi Pembelian Spot Yang Masih Berjalan a. Terkait Dengan Bank - - b. Tidak Terkait Dengan Bank - - 3 Posisi Pembelian Forward Yang Masih Berjalan a. Terkait Dengan Bank - - b. Tidak Terkait Dengan Bank - - 4 Lainnya - - Jumlah Tagihan Komitmen - - Kewajiban Komitmen 1 Fasilitas Piutang Qardh Yang Belum Ditarik - - 2 Fasilitas Pembiayaan Kepada Nasabah Yang Belum Ditarik a. Pembiayaan Mudharabah - - b. Pembiayaan Musyarakah - - 3 Fasilitas Pembiayaan Kepada Bank Syariah Lain Yang Belum Ditarik - - 4 Irrevocable L/C Yang Masih Berjalan - 6.633 5 Posisi Penjualan Spot Yang Masih Berjalan a. Terkait Dengan Bank - - b. Tidak Terkait Dengan Bank - - 6 Posisi Penjualan Forward Yang Masih Berjalan a. Terkait Dengan Bank - - b. Tidak Terkait Dengan Bank - - 7 Lainnya 110.985 302.616 Jumlah Kewajiban Komitmen 110.985 309.249 Jumlah Komitmen Bersih (110.985) (309.249) KONTINJENSI Tagihan Kontinjensi 1 Garansi (Kafalah) Yang Diterima 22.648 32.393 2 Pendapatan Yang Akan Diterima (Non Lancar) a.Terkait Dengan Bank - - b.Tidak Terkait Dengan Bank - - 3 Lainnya - - Jumlah Tagihan Kontinjensi 22.648 32.393 Kewajiban Kontinjensi 1 Garansi (Kafalah) Yang Diberikan 7.243 3.140 2 Lainnya - - Jumlah Kewajiban Kontinjensi 7.243 3.140 JUMLAH KONTINJENSI BERSIH 15.405 29.253
KOMITMEN DAN KONTINJENSIPer 31 Desember 2012 dan 2011
(Dalam Jutaan Rupiah)
20112012POS - POSNo. PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL I PENDAPATAN OPERASIONAL 135.607 117.474 A. Pendapatan dari Penyaluran Dana 125.382 99.333 1. Dari Pihak Ketiga Bukan Bank a. Pendapatan Margin Murabahah 96.424 52.990 b. Pendapatan Bersih Salam Paralel - - c. Pendapatan Bersih Istishna Paralel i. Pendapatan Istishna 2.124 367 ii. Harga Pokok Istishna -/- - - d. Pendapatan Sewa Ijarah 14 5 e. Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah - - f. Pendapatan Bagi Hasil Musyarakah - - g. Pendapatan Dari Penyertaan - - h. Lainnya 7.212 9.374 2. Dari Bank Indonesia a. Bonus SBIS 5.799 6.091 b. Lainnya 12.181 30.300 3. Dari Bank-bank Lain Di Indonesia a. Bonus Dari Bank Syariah Lain - - b. Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah i. Tabungan Mudharabah - - ii. Deposito Mudharabah 629 61 iii. Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank 999 145 iv. Lainnya - - c. Lainnya - - B. Pendapatan Operasional Lainnya 10.225 18.141 1. Jasa Investasi Terikat (Mudharabah Muqayyadah) - - 2. Jasa Layanan 417 12.544 3. Pendapatan Dari Transaksi Valuta Asing 4.609 1.529 4. Koreksi PPAP - - 5. Koreksi Penyisihan Penghapusan Transaksi Rekening Administratif - - 6. Lainnya 5.199 4.068 II Bagi Hasil Untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat -/- 14.065 11.072 1. Pihak Ketiga Bukan Bank a. Tabungan Mudharabah - - b. Deposito Mudharabah 8.373 7.952 c. Lainnya 579 2.385 2. Bank Indonesia a. FPJPS Syariah - - b. Lainnya - - 3. Bank-bank Lain di Indonesia dan Diluar Indonesia a. Tabungan Mudharabah - - b. Deposito Mudharabah - - c. Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank 5.113 735 d. Lainnya - - III Pendapatan Operasional Setelah Distribusi Bagi Hasil Untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat (I - II) 121.542 106.402 IV Beban (Pendapatan) Penyisihan Penghapusan Aktiva 19.085 7.220 V Beban (Pendapatan) Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi (2.004) 2.819 VI Beban Operasional Lainnya 48.273 43.710 A. Beban Bonus Titipan Wadiah 103 21 B. Beban Administrasi dan Umum 21.043 14.987 C. Beban Personalia 23.895 18.786 D. Beban Penurunan Nilai Surat Berharga - - E. Beban Transaksi Valuta Asing - - F. Beban Promosi 1.021 1.117 G. Beban Lainnya 2.211 8.799 VII Laba (Rugi) Operasional 56.188 52.653 PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL VIII Pendapatan Non Operasional 89 1.697 IX Beban Non Operasional 90 - X Laba (Rugi) Non Operasioal (1) 1.697 XI Laba (Rugi) Tahun Berjalan 56.187 54.350 XII Taksiran Pajak Penghasilan 15.834 14.081 XIII Jumlah Laba (Rugi) 40.353 40.269 XIV Hak Minoritas -/- - - XV Saldo Laba (Rugi) Awal Tahun 91.189 44.815 XVI Dividen - - XVII Lainnya - - XVIII Saldo Laba (Rugi) Akhir Periode 131.542 85.084 XIX Laba Bersih Per Saham *) - -
LAPORAN LABA/RUGI DAN SALDO LABAPeriode : 01 Januari s/d 31 Desember 2012 dan 2011
(Dalam Jutaan Rupiah)
I. KOMPONEN MODAL A. MODAL INTI 1. Modal Disetor 819.307 819.307 2. Cadangan Tambahan Modal (Disclosed Reserves) a. Agio Saham - - b. Disagio -/- - - c. Modal Sumbangan - - d. Cadangan Umum dan Tujuan - - e. Laba Tahun-tahun Lalu Setelah Diperhitungkan Pajak 91.189 44.815 f. Rugi Tahun-tahun Lalu (-/-) (2.855) (2.921) g. Laba Tahun Berjalan Setelah Diperhitungkan Pajak (50%) 20.177 20.010 h. Rugi Tahun Berjalan (-/-) - - i. Selisih Penjabaran Laporan Keuangan Kantor Cabang Luar Negeri 1) Selisih Lebih - - 2) Selisih Kurang (-/-)- - - j. Dana Setoran Modal - - k. Penurunan Nilai Penyertaan Pada Portofolio Tersedia Untuk Dijual (-/-)- - - 3. Goodwill (-/-) - - B. MODAL PELENGKAP (Maks. 100% Dari Modal Inti) 1. Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap - - 2. Cadangan Umum Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP (Maks. 1.25% dari ATMR) 14.026 13.300 3. Modal Pinjaman - - 4. Investasi Subordinasi (Maks. 50% dari Modal Inti) - - 5. Peningkatan Nilai Penyertaan Pada Portofolio Tersedia Untuk Dijual (45%) - - C. MODAL PELENGKAP TAMBAHAN 1. Modal Inti Yang Dialokasikan Untuk Risiko Pasar - - 2. Modal Pelengkap Yang Tidak Digunakan Untuk Risiko Penyaluran Dana - - 3. Investasi Subordinasi Untuk Risiko Pasar - - 4. Jumlah Modal Pelengkap Tambahan - - II. TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP 941.844 894.511 III. TOTAL MODAL INTI, MODAL PELENGKAP DAN MODAL PELENGKAP TAMBAHAN 941.844 894.511 IV. PENYERTAAN (-/-) - - V. TOTAL MODAL UNTUK RESIKO KREDIT 941.844 894.511 VI. TOTAL MODAL UNTUK RESIKO KREDIT DAN RISIKO PASAR 941.844 894.511 VII. AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) KREDIT 1.467.137 1.210.489 VIII. AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) PASAR 6.924 7.445 IX. AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) KREDIT DAN RISIKO PASAR 1.474.061 1.217.934 X. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG TERSEDIA UNTUK RISIKO KREDIT (%) 64,20% 73,89% XI. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG TERSEDIA UNTUK RISIKO KREDIT DAN RISIKO PASAR (%) 63,89% 73,44% XII. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG DIWAJIBKAN (%) 8,00% 8,00%
20112012POS - POSNo.
PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUMPer 31 Desember 2012 dan 2011
(Dalam Jutaan Rupiah)
1. Sumber Dana ZIS Pada Awal Periode - - 2. Sumber Dana ZIS a. Zakat Dari Bank - - b. Zakat Dari Pihak Luar Bank - - c. Infaq dan Shadaqah - - Total Sumber Dana - - 3. Penggunaan Dana ZIS 3.1. Disalurkan Ke Lembaga Lain a. Dompet Dhuafa Republika - - b. Baitul Maal Hidayatullah - - c. Baitul Maal Muamalat - - d. Bamuis BNI - - e. Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhid - - f. LAZIS Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia - - g. LAZIS Muhamadiyah - - h. LAZIS BMT - - i. LAZIS BSM Umat - - j. LAZIS Persis - - k. Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) - - l. Rumah Zakat Indonesia (DSUQ) - - m. Yayasan Amal Takaful - - n. Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia - - o. Yayasan Dana Sosial Al Falah - - p. Lainnya - - 3.2. Disalurkan Sendiri - - Total Penggunaan - - 4. Kenaikan (Penurunan) Sumber Atas Penggunaan - - 5. Sumber Dana ZIS Pada Akhir Periode - -
20112012POS - POSNo.
LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA ZISPeriode : 01 Januari s/d 31 Desember 2012 dan 2011
(Dalam Jutaan Rupiah)
I. PERMODALAN a. CAR dengan memperhitungkan risiko penyaluran dana 64,20% 73,89% b. CAR dengan memperhitungkan risiko pasar 63,89% 73,44% c. Aktiva Tetap Terhadap Modal 2,20% 1,26% II. AKTIVA PRODUKTIF a. Aktiva Produktif Bermasalah 1,69% 0,00% b. 1. NPF Gross 2,49% 0,00% 2. NPF Net 1,25% 0,00% c. PPAP Terhadap Aktiva Produktif 1,63% 0,83% d. Pemenuhan PPAP 100,00% 100,00% III. RENTABILITAS a. ROA 2,88% 3,57% b. ROE 4,93% 4,92% c. NIM 5,78% 5,92% d. BOPO 53,77% 55,18% IV. LIKUIDITAS a . FDR 197,70% 289,20% b. Quick Ratio 52,72% 57,80% c. SIMA Terhadap DPK 48,82% 110,15% d. Deposan Inti Terhadap DPK 95,13% 93,35% V. KEPATUHAN 1. a. Persentase Pelanggaran BMPK a. 1.Pihak Terkait 0,00% 0,00% a. 2.Pihak Tidak Terkait 0,00% 0,00% 1. b. Persentasi Pelampuan BMPK b. 1.Pihak Terkait 0,00% 0,00% b. 2.Pihak Tidak Terkait 0,00% 0,00% 2. GWM Rupiah 5,79% 5,55% 3. PDN 0,74% 0,83%
20112012POS - POSNo.
PERHITUNGAN RASIO KEUANGANPer 31 Desember 2012 dan 2011
(Dalam Persentase)
1. Giro Wadiah a. Bank - - - - - b. Non Bank 136.592 - - - -
2. Tabungan Mudharabah a. Bank 27.099 30 16,31% 5 1,33% b. Non Bank 23.708 41 39,42% 16 3,20%
3. Deposito iB a. Bank - 1 bulan - - - - - - 3 bulan - - - - - - 6 bulan - - - - - - 12 bulan - - - - - b. Non Bank 1. Rupiah - 1 bulan 171.979 663 57,69% 382 4,69% - 3 bulan 3.500 21 89,79% 19 7,30% - 6 bulan 1.000 6 97,13% 6 7,90% - 12 bulan - - - - - 2. Valas - 1 bulan 373.132 882 35,38% 312 2,88% - 3 bulan - - - - - - 6 bulan - - - - - - 12 bulan - - - - -
JUMLAH 737.010 1.643 - 740 -
LAPORAN DISTRIBUSI BAGI HASIL Tanggal 31 Desember 2012
(Dalam Jutaan Rupiah)PORSI PEMILIK DANA
INDIKASI RATE
OF RETURN
PENDAPATANYANG HARUS DIBAGI HASIL
SALDORATA-RATA
JENIS PENGHIMPUNANNo. JUMLAH BONUS
DAN BAGI HASILNISBAH
1. Sumber Dana Qardh Pada Awal Periode 300 - 2. Sumber Dana Qardh a. Infaq dan Shadaqah - - b. Denda 7 - c. Sumbangan/Hibah - - d. Pendapatan Non-Halal 11 300 e. Lainnya - - Total Sumber Dana 18 300 3. Penggunaan Dana Qardh a. Pinjaman - - b. Sumbangan 111 - c. Lainnya - - Total Penggunaan Qardh 111 - 4. Kenaikan (Penurunan) Sumber Atas Penggunaan (93) 300 5. Sumber Dana Qardh Pada Akhir Periode 207 300
20112012POS - POSNo.
LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA QARDHPeriode : 01 Januari s/d 31 Desember 2012 dan 2011
(Dalam Jutaan Rupiah)
1. Informasi Awal Periode Periode Pembiayaan (Project) * Saldo Awal - - 2. Informasi Periode Berjalan Penerimaan Dana - - Penarikan Dana -/- - - Untung (Rugi) Investasi - - Beban / Biaya -/- - - Fee / Penerimaan Bank -/- - - 3. Informasi Akhir Periode * Saldo Akhir - -
20112012POS - POSNo.
LAPORAN PERUBAHAN DANA INVESTASI TERIKATPer 31 Desember 2012 dan 2011
(Dalam Jutaan Rupiah)
Catatan : - Informasi keuangan diatas per tanggal 31 Desember 2012 serta untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
diambil dari laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja yang dalam laporannya tertanggal 11 April 2013 dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian.
- Laporan Keuangan di atas disajikan untuk memenuhi Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/50/PBI/2005 tanggal 29 November 2005 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/22/PBI/2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank, dan Surat Edaran Bank Indonesia No.8/11/DPbS tanggal 7 Maret 2006 perihal Laporan Tahunan, Laporan Keuangan Publikasi Triwulan dan Bulanan serta Laporan Tertentu dari Bank yang disampaikan kepada Bank Indonesia.
- Nilai tukar mata uang asing per tanggal 31 Desember 2012 USD1 = Rp. 9.637,50 dan per tanggal 31 Desember 2011 USD1 = Rp.9.067,50
A. Pihak Terkait 1. Penempatan Pada Bank Lain 2.901 - - - - 2.901 1.582 - - - - 1.582 2. Penempatan Pada Bank Indonesia - - - - - - - - - - - - 3. Surat-surat Berharga Syariah - - - - - - - - - - - - 4. Piutang a. KUK - - - - - - - - - - - - b. Non KUK - - - - - - - - - - - - c. Properti i. Direstrukturisasi - - - - - - - - - - - - ii. Tidak Direstrukturisasi 3.139 - - - - 3.139 3.696 - - - - 3.696 d. Non Properti i. Direstrukturisasi - - - - - - - - - - - - ii. Tidak Direstrukturisasi 74.562 - - - - 74.562 2.079 - - - - 2.079 5. Pembiayaan a. KUK - - - - - - - - - - - - b. Non KUK - - - - - - - - - - - - c. Properti i. Direstrukturisasi - - - - - - - - - - - - ii. Tidak Direstrukturisasi - - - - - - - - - - - - d. Non Properti i. Direstrukturisasi - - - - - - - - - - - - ii. Tidak Direstrukturisasi - - - - - - - - - - - - 6. Penyertaan Pada Pihak Ketiga a. Pada Perusahaan Keuangan Non Bank - - - - - - - - - - - - b. Dalam Rangka Restrukturisasi Pembiayaan (Lainnya) - - - - - - - - - - - - 7. Ijarah - - - - - - - - - - - - 8. Tagihan Lain Kepada Pihak Ketiga - - - - - - - - - - - - 9. Komitmen dan Kontinjensi Kepada Pihak Ketiga - - - - - - - - - - - - B Pihak Tidak Terkait 1. Penempatan Pada Bank Lain 77.773 - - - - 77.773 82.980 - - - - 82.980 2. Penempatan Pada Bank Indonesia 442.484 - - - - 442.484 430.737 - - - - 430.737 3. Surat-surat Berharga Syariah 139.340 - - - - 139.340 143.131 - - - - 143.131 4. Piutang a. KUK - - - - - - - - - - - - b. Non KUK - - - - - - - - - - - - c. Properti i. Direstrukturisasi - - - - - - - - - - - - ii. Tidak Direstrukturisasi 27.304 - - - - 27.304 15.007 - - - - 15.007 d. Non Properti i. Direstrukturisasi - 47.082 - - - 47.082 - - - - - - ii. Tidak Direstrukturisasi 1.217.892 - - 35.037 - 1.252.929 912.583 78.394 - - - 990.977 5. Pembiayaan a. KUK - - - - - - - - - - - - b. Non KUK - - - - - - - - - - - - c. Properti i. Direstrukturisasi - - - - - - - - - - - - ii. Tidak Direstrukturisasi - - - - - - - - - - - - d. Non Properti - i. Direstrukturisasi - - - - - - - - - - - - ii. Tidak Direstrukturisasi - - - - - - - - - - - - 6. Penyertaan Pada Pihak Ketiga a. Pada Perusahaan Keuangan Non Bank - - - - - - - - - - - - b. Dalam Rangka Restrukturisasi Pembiayaan (Lainnya) - - - - - - - - - - - - 7. Ijarah 66 - - - - 66 35 - - - - 35 8. Tagihan Lain Kepada Pihak Ketiga - - - - - - 7.099 - - - - 7.099 9. Komitmen dan Kontinjensi Kepada Pihak Ketiga 7.243 - - - - 7.243 9.774 - - - - 9.774 Jumlah 1.992.704 47.082 - 35.037 - 2.074.823 1.608.703 78.394 - - - 1.687.097 PPAP Yang Wajib Dibentuk 14.026 2.338 - 17.459 - 33.823 10.168 3.906 - - - 14.074 PPAP Yang Telah Dibentuk 14.026 2.338 - 17.459 - 33.823 10.168 3.906 - - - 14.074 Total Aset Bank Yang Dijaminkan a. Pada Bank Indonesia - - b. Pada Pihak Lain - - Persentase KUK Terhadap Total Piutang dan Pembiayaan - - Persentase Jumlah Debitur KUK Terhadap Total Debitur - - Persentase UMKM Terhadap Total Piutang dan Pembiayaan - - Persentase Jumlah Debitur UMKM Terhadap Total Debitur - -
KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN INFORMASI LAINNYAPer 31 Desember 2012 dan 2011
(Dalam Jutaan Rupiah)2012 2011
L DPK KL D M JUMLAH L DPK KL D M JUMLAHPOS - POSNo.
DEWAN KOMISARIS Presiden Komisaris : - *)Komisaris Independen : Fransisca EkawatiKomisaris Independen : Randolph LatumahinaDEWAN PENGAWAS SYARIAH
Ketua : Drs. H.M. Ichwan SamAnggota : Dr. Asrorun Ni’am Sholeh, MA
DIREKSI Presiden Direktur : Ibrahim Hassan Direktur Kepatuhan : Baiq Nadea DzurriatinDirektur Pengembangan Bisnis : Dharma S. KsatryoPEMILIK BANK
Malayan Banking Berhad : 99,00%PT Prosperindo : 1,00%TOTAL 100,00%
*) Dato’ Mohammed Hussein telah mengundurkan diri efektif tanggal 21 Desember 2011
Jakarta, 15 April 2013PT. BANK MAYBANK SYARIAH INDONESIA
S.E & O
Ibrahim Hassan Baiq Nadea Dzurriatin Presiden Direktur Direktur Kepatuhan
*) Khusus bank yang sudah go public
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL I. PENDAPATAN OPERASIONAL 275.672 207.478 A. Pendapatan dari Penyaluran Dana 169.712 138.786 1. Dari Pihak Ketiga Bukan Bank a. Pendapatan Margin Murabahah 123.302 102.311 b. Pendapatan Bersih Salam Paralel - - c. Pendapatan Bersih Istishna Paralel i. Pendapatan Istishna 8.455 5.658 ii. Harga Pokok Istishna -/- - - d. Pendapatan Sewa Ijarah 17 4 e. Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah - - f. Pendapatan Bagi Hasil Musyarakah 3.947 - g. Pendapatan Dari Penyertaan - - h. Lainnya 10.444 7.227 2. Dari Bank Indonesia a. Bonus SBIS 7.378 4.868 b. Lainnya 14.528 16.262 3. Dari Bank-bank Lain Di Indonesia a. Bonus Dari Bank Syariah Lain - - b. Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah - - i. Tabungan Mudharabah - - ii. Deposito Mudharabah 1.209 1.441 iii.SertifikatInvestasiMudharabahAntarBank 432 1.015 v.Lainnya - - c. Lainnya - - B. Pendapatan Operasional Lainnya 105.960 68.692 1.JasaInvestasiTerikat(MudharabahMuqayyadah) - - 2. Jasa Layanan 741 638 3.PendapatanDariTransaksiValutaAsing 27.839 33.024 4. KoreksiPPAP 72.427 24.712 5. KoreksiPenyisihanPenghapusanTransaksiRekeningAdministratif 4.635 3.396 6. Lainnya 318 6.922 II Bagi Hasil Untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat -/- 28.906 22.712 1. Pihak Ketiga Bukan Bank a. Tabungan Mudharabah - - b. Deposito Mudharabah 24.179 17.998 c. Lainnya 926 554 2. Bank Indonesia a. FPJPS Syariah - - b. Lainnya - - 3. Bank-bank Lain di Indonesia dan Diluar Indonesia a. Tabungan Mudharabah - - b. Deposito Mudharabah - - c.SertifikatInvestasiMudharabahAntarBank 3.801 4.160 d. Lainnya - - III Pendapatan Operasional Setelah Distribusi Bagi Hasil Untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat (I - II) 246.766 184.766 IV Beban (Pendapatan) Penyisihan Penghapusan Aktiva 83.172 44.596 V Beban (Pendapatan) Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi 7.069 5.394 VI Beban Operasional Lainnya 81.507 75.262 A.BebanBonusTitipanWadiah - - B.BebanAdministrasidanUmum 17.956 16.163 C. Beban Personalia 30.601 26.430 D. Beban Penurunan Nilai Surat Berharga - - E.BebanTransaksiValutaAsing 23.080 22.376 F. Beban Promosi 2.006 1.279 G. Beban Lainnya 7.864 9.014 VII Laba (Rugi) Operasional 75.018 59.514 PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL VIII Pendapatan Non Operasional 1.619 11 IX Beban Non Operasional - 337 X Laba (Rugi) Non Operasioal 1.619 (326) XI Laba (Rugi) Tahun Berjalan 76.637 59.188 XII Taksiran Pajak Penghasilan 20.684 17.821 XIII Jumlah Laba (Rugi) 55.953 41.367 XIV Hak Minoritas -/- - - XV Saldo Laba (Rugi) Awal Tahun 172.909 131.542 XVI Dividen - - XVII Lainnya - - XVIII Saldo Laba (Rugi) Akhir Periode 228.862 172.909 XIX Laba Bersih Per Saham *) - -
Ukuran:6KOLX350MMK•REPUBLIKA,Tgl.13April2015
KANTOR PUSAT : SonaTopasTowerLt.1-3,Jl.Jend.SudirmanKav.26,Jakarta12920-IndonesiaTelp.:(021)2506446(Hunting),Fax.:(021)2506445,Telex:60400MBBIIA,SWIFT:MBBEIDJAe-mail:[email protected],website:www.maybanksyariah.co.id
PT Bank Maybank Syariah Indonesia
20132014POS - POSNo.
NERACA Per 31 Desember 2014 dan 2013
(Dalam Jutaan Rupiah)
20132014POS - POSNo. KOMITMEN Tagihan Komitmen 1 Fasilitas Pembiayaan Yang Diterima dan Belum Digunakan - - 2 Posisi Pembelian Spot Yang Masih Berjalan a. Terkait Dengan Bank - - b. Tidak Terkait Dengan Bank - - 3 Posisi Pembelian Forward Yang Masih Berjalan a. Terkait Dengan Bank - - b. Tidak Terkait Dengan Bank - - 4 Lainnya - - Jumlah Tagihan Komitmen - - Kewajiban Komitmen 1 Fasilitas Piutang Qardh Yang Belum Ditarik - - 2 Fasilitas Pembiayaan Kepada Nasabah Yang Belum Ditarik a. Pembiayaan Mudharabah - - b. Pembiayaan Musyarakah 190 - 3 Fasilitas Pembiayaan Kepada Bank Syariah Lain Yang Belum Ditarik - - 4 IrrevocableL/CYangMasihBerjalan - - 5 Posisi Penjualan Spot Yang Masih Berjalan a. Terkait Dengan Bank - - b. Tidak Terkait Dengan Bank - - 6 Posisi Penjualan Forward Yang Masih Berjalan a. Terkait Dengan Bank - - b. Tidak Terkait Dengan Bank - - 7 Lainnya 599.421 370.545 Jumlah Kewajiban Komitmen 599.611 370.545 Jumlah Komitmen Bersih (599.611) (370.545) KONTINJENSI Tagihan Kontinjensi 1 Garansi(Kafalah)YangDiterima 16.720 16.430 2 PendapatanYangAkanDiterima(NonLancar) a. Terkait Dengan Bank - - b. Tidak Terkait Dengan Bank - - 3 Lainnya - - Jumlah Tagihan Kontinjensi 16.720 16.430 Kewajiban Kontinjensi 1 Garansi(Kafalah)YangDiberikan 2.374 1.986 2 Lainnya - - Jumlah Kewajiban Kontinjensi 2.374 1.986 JUMLAH KONTINJENSI BERSIH 14.346 14.444
KOMITMEN DAN KONTINJENSIPer 31 Desember 2014 dan 2013
(Dalam Jutaan Rupiah)
20132014POS - POSNo.
LAPORAN LABA/RUGI DAN SALDO LABAPeriode : 01 Januari s/d 31 Desember 2014 dan 2013
(Dalam Jutaan Rupiah)
I. KOMPONEN MODAL A. MODAL INTI 1. Modal Disetor 819.307 819.307 2. Cadangan Tambahan Modal (Disclosed Reserves) a.AgioSaham - - b. Disagio -/- - - c. Modal Sumbangan - - d.CadanganUmumdanTujuan - - e. Laba Tahun-tahun Lalu Setelah Diperhitungkan Pajak 172.909 172.909 f.RugiTahun-tahunLalu(-/-) (4.642) (4.274) g.LabaTahunBerjalanSetelahDiperhitungkanPajak(50%) 27.976 20.684 h.RugiTahunBerjalan(-/-) - - i. Selisih Penjabaran Laporan Keuangan Kantor Cabang Luar Negeri 1)SelisihLebih - - 2)SelisihKurang(-/-) - - j. Dana Setoran Modal - - k. Penurunan Nilai Penyertaan Pada Portofolio Tersedia UntukDijual(-/-) - - 3. Goodwill (-/-) - - B. MODAL PELENGKAP (Maks. 100% Dari Modal Inti) 1.SelisihPenilaianKembaliAktivaTetap - - 2.CadanganUmumPenyisihanPenghapusanAktivaProduktif PPAP(Maks.1.25%dariATMR) 16.438 17.065 3. Modal Pinjaman - - 4.InvestasiSubordinasi(Maks.50%dariModalInti) - - 5. Peningkatan Nilai Penyertaan Pada Portofolio Tersedia UntukDijual(45%) - - C. MODAL PELENGKAP TAMBAHAN 1. ModalIntiYangDialokasikanUntukRisikoPasar - - 2.ModalPelengkapYangTidakDigunakanUntukRisiko Penyaluran Dana - - 3.InvestasiSubordinasiUntukRisikoPasar - - 4. Jumlah Modal Pelengkap Tambahan - - II. TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP 1.031.988 1.025.691 III. TOTAL MODAL INTI, MODAL PELENGKAP DAN MODAL PELENGKAP TAMBAHAN 1.031.988 1.025.691 IV. PENYERTAAN (-/-) - - V. TOTAL MODAL UNTUK RESIKO KREDIT 1.031.988 1.025.691 VI. TOTAL MODAL UNTUK RESIKO KREDIT DAN RISIKO PASAR 1.031.988 1.025.691 VII. AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) KREDIT 1.975.339 1.720.738 VIII. AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) PASAR 4.165 5.674 IX. AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) KREDIT DAN RISIKO PASAR 1.979.504 1.726.412 X. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG TERSEDIA UNTUK RISIKO KREDIT (%) 52,24% 59,61% XI. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG TERSEDIA UNTUK RISIKO KREDIT DAN RISIKO PASAR (%) 52,13% 59,41% XII. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG DIWAJIBKAN (%) 8,00% 8,00%
20132014POS - POSNo.
PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUMPer 31 Desember 2014 dan 2013
(Dalam Jutaan Rupiah)
1. Sumber Dana ZIS Pada Awal Periode - - 2. Sumber Dana ZIS a. Zakat Dari Bank - - b. Zakat Dari Pihak Luar Bank - - c. InfaqdanShadaqah - - Total Sumber Dana - - 3. Penggunaan Dana ZIS 3.1. Disalurkan Ke Lembaga Lain a. Dompet Dhuafa Republika - - b. Baitul Maal Hidayatullah - - c. Baitul Maal Muamalat - - d. Bamuis BNI - - e. DompetPeduliUmmatDaarutTauhid - - f. LAZISDewanDa’wahIslamiyahIndonesia - - g. LAZISMuhamadiyah - - h. LAZISBMT - - i. LAZISBSMUmat - - j. LAZISPersis - - k. PosKeadilanPeduliUmat(PKPU) - - l. RumahZakatIndonesia(DSUQ) - - m.YayasanAmalTakaful - - n. Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia - - o. YayasanDanaSosialAlFalah - - p. Lainnya - - 3.2. Disalurkan Sendiri - - Total Penggunaan - - 4. Kenaikan (Penurunan) Sumber Atas Penggunaan - - 5. Sumber Dana ZIS Pada Akhir Periode - -
20132014POS - POSNo.
LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA ZISPeriode 01 Januari s/d 31 Desember 2014 dan 2013
(Dalam Jutaan Rupiah)
I PERMODALAN a. CARdenganmemperhitungkanrisikopenyalurandana 52,24% 59,61% b. CARdenganmemperhitungkanrisikopasar 52,13% 59,41% c. AktivaTetapTerhadapModal 1,99% 1,88% II AKTIVA PRODUKTIF a. AktivaProduktifBermasalah 3,38% 1,72% b. 1.NPFGross 5,04% 2,69% 2.NPFNet 4,29% 0,00% c. PPAPTerhadapAktivaProduktif 1,17% 2,59% d. PemenuhanPPAP 100,00% 100,00% III RENTABILITAS a. ROA 3,61% 2,87% b. ROE 6,83% 5,05% c. NIM 6,65% 5,61% d. BOPO 69,60% 67,79% IV LIKUIDITAS a. FDR 157,77% 152,87% b. QuickRatio 59,74% 87,45% c. SIMATerhadapDPK 28,29% 26,17% d. DeposanIntiTerhadapDPK 86,97% 94,41% V KEPATUHAN 1. a. Persentase Pelanggaran BMPK a.1.PihakTerkait 0,00% 0,00% a.2.PihakTidakTerkait 0,00% 0,00% 1. b. Persentase Pelampauan BMPK b.1.PihakTerkait 0,00% 0,00% b.2.PihakTidakTerkait 0,00% 0,00% 2. GWMRupiah 7,20% 5,57% 3. PDN 0,40% 0,55%
20132014POS - POSNo.
PERHITUNGAN RASIO KEUANGANPer 31 Desember 2014 dan 2013
1. Giro Wadiah a. Bank - - - - - b. Non Bank 146.556 - - - -
2. Tabungan Mudharabah a.Bank 29.830 229 25,00% 57 2,68% b.NonBank 29.594 406 14,00% 57 1,50%
3. Deposito iB a. Bank - 1 bulan - - - - - - 3 bulan - - - - - - 6 bulan - - - - - - 12 bulan - - - - - b. Non Bank 1. Rupiah -1bulan 526.902 2.607 68,00% 1.773 7,30% -3bulan 148.128 756 73,00% 552 7,83% -6bulan 3.242 29 79,00% 22 8,48% -12bulan 1.000 8 90,00% 7 9,66% 2. Valas -1bulan 175.468 3.376 12,00% 405 1,29% - 3 bulan - - - - - -6bulan 61 - 16,00% - 1,72% -12bulan 3.716 28 27,00% 8 2,90%
JUMLAH 1.064.497 7.439 - 2.881 -
LAPORAN DISTRIBUSI BAGI HASIL Periode Bulan Desember 2014
(Dalam Jutaan Rupiah)PORSI PEMILIK DANA
INDIKASI RATE
OF RETURN
PENDAPATANYANG HARUS DIBAGI HASIL
SALDORATA-RATA
JENIS PENGHIMPUNANNo. JUMLAH BONUS
DAN BAGI HASILNISBAH
1. SumberDanaQardhPadaAwalPeriode 26 207 2. Sumber Dana Qardh a.InfaqdanShadaqah - - b. Denda 323 67 c. Sumbangan/Hibah - - d. Pendapatan Non-Halal 27 28 e. Lainnya - 18 Total Sumber Dana 350 113 3. Penggunaan Dana Qardh a. Pinjaman - - b. Sumbangan - 286 c. Lainnya - 8 Total Penggunaan Qardh - 294 4. Kenaikan(Penurunan)SumberAtasPenggunaan 350 (181) 5. SumberDanaQardhPadaAkhirPeriode 376 26
20132014POS - POSNo.
LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA QARDHPeriode 01 Januari s/d 31 Desember 2014 dan 2013
(Dalam Jutaan Rupiah)
1. InformasiAwalPeriode PeriodePembiayaan(Project) *SaldoAwal - - 2. Informasi Periode Berjalan Penerimaan Dana - - Penarikan Dana -/- - - Untung(Rugi)Investasi - - Beban / Biaya -/- - - Fee / Penerimaan Bank -/- - - 3. InformasiAkhirPeriode *SaldoAkhir - -
20132014POS - POSNo.
LAPORAN PERUBAHAN DANA INVESTASI TERIKATPer 31 Desember 2014 dan 2013
(Dalam Jutaan Rupiah)
Catatan : - Informasi keuangan di atas diambil dari laporan keuangan PT Bank Maybank Syariah Indonesia (“Bank”) tanggal 31 Desember 2014 dan untuk tahun yang berakhir padatanggal tersebut,yangdisusunolehmanajemenBanksesuaidenganStandarAkuntansiKeuangandi Indonesia, yang telahdiaudit olehPurwantono,Suherman&Surja (“PSS”)firmaanggotaErnst&YoungGlobalLimited(Rekanpenanggung jawabadalahSinarta),auditorindependen,berdasarkanStandarAudityangditetapkanolehInstitutAkuntanPublikIndonesia, dengan opini tanpamodifikasian, sebagaimana tercantum dalam laporannyatanggal 31 Maret 2015 yang tidak tercantum dalam publikasi ini. Informasi tersebut di atas tidak mencakup catatan atas laporan keuangan.
- Penyajian laporan keuangan publikasi ini diterbitkan guna memenuhi Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 tentang Transparansi kondisi Keuangan Bank sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Bank Indonesia No.14/14/PBI/2012tanggal18Oktober2012tentangTransparansidanPublikasiLaporanBank dan Peraturan Bank Indonesia No. 7/50/PBI/2005 tanggal 29 Nopember 2005 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/56/DPbS tanggal 9 Desember 2005 tentang Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan serta Laporan Tertentu yang disampaikan kepada Bank Indonesia sebagaimana diubah berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.8/11/DPbS tanggal 7 Maret 2006 perihal Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia No.7/56/DPbStanggal9Desember2005tentangLaporanTahunan,LaporanKeuanganPublikasi Triwulanan dan Bulanan serta Laporan Tertentu dari Bank yang disampaikan kepada Bank Indonesia.
-Nilaitukarmatauangasingpertanggal31Desember2014USD1=Rp.12.385,00dan pertanggal31Desember2013USD1=Rp.12.170,00
A. Pihak Terkait 1. Penempatan Pada Bank Lain 1.314 - - - - 1.314 1.209 - - - - 1.209 2. Penempatan Pada Bank Indonesia - - - - - - - - - - - - 3. Surat-surat Berharga Syariah - - - - - - - - - - - - 4. Piutang a. KUK - - - - - - - - - - - - b. NonKUK - - - - - - - - - - - - c. Properti i. Direstrukturisasi - - - - - - - - - - - - ii. Tidak Direstrukturisasi 2.866 - - - - 2.866 3.005 - - - - 3.005 d. Non Properti i. Direstrukturisasi - - - - - - - - - - - - ii. Tidak Direstrukturisasi 38.797 - - - - 38.797 74.032 - - - - 74.032 5. Pembiayaan a. KUK - - - - - - - - - - - - b. NonKUK - - - - - - - - - - - - c. Properti i. Direstrukturisasi - - - - - - - - - - - - ii. Tidak Direstrukturisasi - - - - - - - - - - - - d. Non Properti i. Direstrukturisasi - - - - - - - - - - - - ii. Tidak Direstrukturisasi - - - - - - - - - - - - 6. Penyertaan Pada Pihak Ketiga a. Pada Perusahaan Keuangan Non Bank - - - - - - - - - - - - b. DalamRangkaRestrukturisasiPembiayaan(Lainnya) - - - - - - - - - - - - 7. Ijarah - - - - - - - - - - - - 8. Tagihan Lain Kepada Pihak Ketiga - - - - - - - - - - - - 9. Komitmen dan Kontinjensi Kepada Pihak Ketiga - - - - - - - - - - - - B Pihak Tidak Terkait 1. Penempatan Pada Bank Lain 68.171 - - - - 68.171 327.891 - - - - 327.891 2. Penempatan Pada Bank Indonesia 587.604 - - - - 587.604 367.064 - - - - 367.064 3. Surat-surat Berharga Syariah 150.560 - - - - 150.560 135.564 - - - - 135.564 4. Piutang a. KUK - - - - - - - - - - - - b. NonKUK - - - - - - - - - - - - c. Properti i. Direstrukturisasi - - - - - - - - - - - - ii. Tidak Direstrukturisasi 38.701 - - - - 38.701 2.364 18.369 - - - 20.733 d. Non Properti i. Direstrukturisasi - - - - - - - - - - - - ii. Tidak Direstrukturisasi 1.226.051 - 82.929 - - 1.308.980 1.303.181 51.755 - - 40.127 1.395.063 5. Pembiayaan a. KUK - - - - - - - - - - - - b. NonKUK - - - - - - - - - - - - c. Properti i. Direstrukturisasi - - - - - - - - - - - - ii. Tidak Direstrukturisasi - - - - - - - - - - - - d. Non Properti - i. Direstrukturisasi - - - - - - - - - - - - ii. Tidak Direstrukturisasi 256.104 - - - - 256.104 - - - - - - 6. Penyertaan Pada Pihak Ketiga a. Pada Perusahaan Keuangan Non Bank - - - - - - - - - - - - b. DalamRangkaRestrukturisasiPembiayaan(Lainnya) - - - - - - - - - - - - 7. Ijarah 165 - - - - 165 83 - - - - 83 8. Tagihan Lain Kepada Pihak Ketiga - - - - - - - - - - - - 9. Komitmen dan Kontinjensi Kepada Pihak Ketiga 2.374 - - - - 2.374 1.986 - - - - 1.986 Jumlah 2.372.707 - 82.929 - - 2.455.636 2.216.379 70.124 - - 40.127 2.326.630 PPAPYangWajibDibentuk 16.438 - 12.346 - - 28.784 17.065 1.860 - - 40.127 59.052 PPAPYangTelahDibentuk 16.438 - 12.346 - - 28.784 17.065 3.048 - - 40.127 60.240 TotalAsetBankYangDijaminkan a. Pada Bank Indonesia - - b. Pada Pihak Lain - - PersentaseKUKTerhadapTotalPiutangdanPembiayaan - - PersentaseJumlahDebiturKUKTerhadapTotalDebitur - - PersentaseUMKMTerhadapTotalPiutangdanPembiayaan - - PersentaseJumlahDebiturUMKMTerhadapTotalDebitur - -
KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN INFORMASI LAINNYAPer 31 Desember 2014 dan 2013
(Dalam Jutaan Rupiah)2014 2013
L DPK KL D M JUMLAH L DPK KL D M JUMLAHPOS - POSNo.
DEWAN KOMISARIS PresidenKomisaris:MohamedRafiqueMericanKomisarisIndependen:FransiscaEkawati
DIREKSI PresidenDirektur :NorfadelizanAbdulRahmanDirekturKepatuhan :BaiqNadeaDzurriatinDirekturOperasional :BasukiHidayat
DEWAN PENGAWAS SYARIAH
Ketua :Drs.H.M.IchwanSamAnggota :Dr.AsrorunNi’amSholeh,MA
PEMILIK BANK
MalayanBankingBerhad :99,00%PTProsperindo :1,00%TOTAL 100,00%
*)Khususbankyangsudahgopublic
AKTIVA 1 Kas 1.069 1.036 2 Penempatan Pada BI a.GiroWadiah 37.310 29.064 b.SertifikatWadiahBankIndonesia 550.294 338.000 3 Penempatan Pada Bank Lain a. Rupiah 330 50.177 PPAP-/- (3) (502) b.ValutaAsing 69.156 278.923 PPAP-/- (692) (2.789) 4 Surat Berharga yang dimiliki a. Rupiah 150.560 135.564 PPAP-/- - - b.ValutaAsing - - PPAP-/- - - 5 Piutang Murabahah a. Rupiah a.1. Terkait dengan Bank 1. Piutang Murabahah 59.488 100.352 2.PendapatanMarginMurabahahyangditangguhkan (17.825) (23.315) a.2. Tidak Terkait dengan Bank 1. Piutang Murabahah 1.222.534 878.475 2.PendapatanMarginMurabahahyangditangguhkan (339.230) (222.422) PPAP-/- (9.719) (23.302) b.ValutaAsing b.1. Terkait dengan Bank 1. Piutang Murabahah - - 2. Pendapatan Margin Murabahah yang ditangguhkan - - b.2. Tidak Terkait dengan Bank 1. Piutang Murabahah 523.793 900.919 2.PendapatanMarginMurabahahyangditangguhkan (133.368) (221.316) PPAP-/- (15.023) (32.101) 6 Piutang Salam - - PPAP-/- - - 7 Piutang Istishna 119.335 109.486 PendapatanMarginIstishnayangditangguhkan-/- (45.389) (29.347) PPAP-/- (747) (1.526) 8 Piutang Qardh - - PPAP-/- - - 9 Pembiayaan a. Rupiah a.1. Terkait dengan Bank - - a.2. Tidak Terkait dengan Bank 256.104 - PPAP-/- (2.576) - b.ValutaAsing b.1. Terkait dengan Bank - - b.2. Tidak Terkait dengan Bank - - PPAP-/- - - 10 Persediaan - - 11 Ijarah a.AktivaIjarah 323 116 b.AkumulasiPenyusutan/AmortisasiAktivaIjarah-/- (158) (33) 12 Tagihan Lainnya - - PPAP-/- - - 13 Penyertaan - - PPAP-/-- - - 14 AktivaIstishnadalampenyelesaian - - 15 Termin Istishna -/- - - 16 Pendapatan yang masih akan diterima 4.668 3.159 17 Biaya dibayar dimuka 2.228 2.129 18 Uangmukapajak - - 19 Aktivapajaktangguhan 4.642 4.274 20 AktivaTetapdanInventaris 20.539 19.323 AkumulasiPenyusutanAktivaTetapdanInventaris-/- (15.796) (13.185) 21 Agunanyangdiambilalih - - PPANP-/- - - 22 Aktivalain-lain 7.876 18.812 PPANP-/- - - TOTAL AKTIVA 2.449.723 2.299.971
PASIVA 1 Dana Simpanan iB a.GiroWadiah 154.936 205.648 b.TabunganWadiah - - 2 Kewajiban Segera Lainnya 1.216 641 3 Kewajiban Kepada Bank Indonesia a. FPJPS - - b. Lainnya - - 4 Kewajiban Kepada Bank Lain 324.915 285.522 5 Surat Berharga Yang Diterbitkan - - 6 Pembiayaan / Pinjaman Yang Diterima a. Rupiah i. Terkait dengan Bank - - ii. Tidak Terkait dengan Bank - - b.ValutaAsing i. Terkait dengan Bank - - ii. Tidak Terkait dengan Bank - - 7 Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi 6.020 3.503 8 Beban yang masih harus dibayar 4.891 2.997 9 Taksiran pajak penghasilan 5.790 6.934 10 Kewajiban pajak tangguhan - - 11 Kewajiban Lainnya - - 12 Pinjaman Subordinasi a. Rupiah i. Terkait dengan Bank - - ii. Tidak Terkait dengan Bank - - b. ValutaAsing i. Terkait dengan Bank - - ii. Tidak Terkait dengan Bank - - 13 Rupa-rupaPasiva 15.676 31.540 14 Modal Pinjaman - - 15 Hak Minoritas - - 16 DanaInvestasiTidakTerikat(MudharabahMutlaqah) a. Tabungan Mudharabah 29.594 31.732 b. Deposito Mudharabah b.1. Rupiah 679.272 190.969 b.2. Valas 179.244 548.269 17 Ekuitas a. Modal disetor 819.307 819.307 b.Agio(disagio) - - c. Modal Sumbangan - - d. Dana Setoran Modal - - e. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan - - f. Selisihpenilaiankembaliaktivatetap - - g.Laba(rugi)yangbelumdirealisasidarisuratberharga - - h.Saldolaba(rugi) 228.862 172.909 TOTAL PASIVA 2.449.723 2.299.971
Jakarta,13April2015PT.BANKMAYBANKSYARIAHINDONESIA
S.E&O
Norfadelizan Abdul Rahman Basuki Hidayat PresidenDirektur DirekturOperasional
LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 (Diaudit)
31 Des 2015No. Pos - Pos
I. TAGIHAN KOMITMEN 1. Fasilitas pembiayaan yang belum ditarik a. Rupiah - - b. Valuta asing - - 2. Posisi pembelian spot dan forward yang masih berjalan - - 3. Lainnya - - II. KEWAJIBAN KOMITMEN 1. Fasilitas pembiayaan kepada nasabah yang belum ditarik a. Committed i. Rupiah - 44.792 ii. Valuta asing - b. Uncommitted i. Rupiah - - ii. Valuta asing - - 2. Fasilitas pembiayaan kepada bank lain yang belum ditarik a. Committed i. Rupiah - - ii. Valuta asing - - b. Uncommitted i. Rupiah - - ii. Valuta asing - - 3. Irrevocable L/C yang masih berjalan a. L/C luar negeri - - b. L/C dalam negeri - 4. Posisi penjualan spot dan forward yang masih berjalan - - 5. Lainnya 72.635 260.754 III. TAGIHAN KONTINJENSI 1. Garansi yang diterima a. Rupiah - - b. Valuta asing 18.188 18.610 2. Pendapatan dalam penyelesaian a. Murabahah 256.212 4.047 b. Istishna’ - - c. Sewa - - d. Bagi hasil 68.790 - e. Lainnya 19.496 19.849 3. Lainnya - - IV. KEWAJIBAN KONTINJENSI 1. Garansi yang diberikan a. Rupiah 2.242 2.310 b. Valuta asing 13.473 - 2. Lainnya - -
BANK
31 Des 2016
PT Bank Maybank Syariah IndonesiaKANTOR PUSAT : Sona Topas Tower Lt. 1-3, Jl. Jend. Sudirman Kav. 26, Jakarta 12920 - IndonesiaTelp. : (021) 2506446 (Hunting), Fax. : (021) 2506445, Telex : 60400 MBBI IA, SWIFT: MBBEIDJAe-mail : [email protected], website : www.maybanksyariah.co.id LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
No. Pos - Pos
ASET
1. Kas 1.338 2.066 2. Penempatan Pada Bank Indonesia 311.253 178.329 3. Penempatan Pada bank lain 16.156 54.847 4. Tagihan Spot dan Forward - - 5. Surat Berharga Dimiliki 350.570 340.303 6. Tagihan atas Surat Berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) - - 7. Tagihan Akseptasi - - 8. Piutang a. Piutang Murabahah 1.002.772 1.585.463 b. Pendapatan Margin Murabahah Yang Ditangguhkan -/- (273.314 ) (396.860 ) c. Piutang Istishna’ - 117.495 d. Pendapatan Margin Istishna’ Yang Ditangguhkan -/- - (37.030 ) e. Piutang Qardh - - f. Piutang Sewa 2 5 9. Pembiayaan Bagi Hasil a. Mudharabah 10.442 15.944 b. Musyarakah 222.964 267.310 c. Lainnya - - 10. Pembiayaan Sewa a. Aset Ijarah 112 261 b. Akumulasi Penyusutan /Amortisasi -/- (59 ) (68 ) c. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai -/- - - 11. Penyertaan - - 12. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Produktif -/- a. Individual (375.099 ) (466.270 ) b. Kolektif (23.128 ) (34.805 ) 13. Aset Tidak Berwujud 22.904 20.251 Akumulasi Amortisasi -/- (20.387 ) (19.904 ) 14. Salam - - 15. Aset Istishna’ Dalam Penyelesaian - - Termin Istishna’ -/- - - 16. Aset Tetap Dan Inventaris 23.408 20.509 Akumulasi Penyusutan-/- (19.036 ) (17.652 ) 17. Properti Terbengkalai - - 18. Aset Yang Diambil Alih - - 19. Rekening Tunda - - 20. Aset Antar Kantor a. Kegiatan Operasional di Indonesia - - b. Kegiatan Operasional di Luar Indonesia - - 21. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Lainnya -/- - - 22. Persediaan - - 23. Aset Pajak Tangguhan 81.719 101.325 24. Rupa-Rupa Aset 12.103 11.920
TOTAL ASET 1.344.720 1.743.439
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS 1. Dana Simpanan Wadiah a. Giro 285.344 225.598 b. Tabungan - - 2. Dana Investasi Non Profit Sharing a. Giro 49.803 38.512 b. Tabungan 4 4 c. Deposito 379.565 674.868 3. Liabilitas Kepada Bank Indonesia - - 4. Liabilitas Kepada Bank Lain 12.790 19.742 5. Liabilitas Spot dan Forward - - 6. Surat Berharga Diterbitkan - - 7. Liabilitas Akseptasi - - 8. Pembiayaan Diterima - - a. Pembiayaan yang dapat diperhitungkan sebagai modal - - b. Pembiayaan yang diterima lainnya - - 9. Setoran Jaminan - - 10. Liabilitas Antar Kantor a. Kegiatan Operasional Di Indonesia - - b. Kegiatan Operasional Di Luar Indonesia - - 11. Liabilitas Pajak Tangguhan - - 12. Rupa-Rupa Kewajiban 25.103 30.110 13. DanaInvestasiProfitSharing - -
TOTAL LIABILITAS 752.609 988.834
EKUITAS 14. Modal disetor a. Modal dasar 819.307 819.307 b. Modal yang belum disetor -/- - - c. Saham yang dibeli kembali (treasury stock) -/- - - 15. Tambahan modal disetor a. Agio - - b. Disagio -/- - - c. Modal sumbangan - - d. Dana setoran modal - - e. Lainnya - - 16. Pendapatan (kerugian) komprehensif lain a. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing - - b. Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual - - c. Bagian efektif lindung nilai arus kas - - d. Selisih penilaian kembali aset tetap - - e. Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi - - f. Keuntungan (kerugian) aktuarial program manfaat pasti 2.799 1.140 g. Pajak penghasilan terkait dengan laba komprehensif lain (700 ) (285 ) h. Lainnya - - 17. Selisih kuasi reorganisasi - - 18. Selisih restrukturisasi entitas sepengendali - - 19. Ekuitas Lalinnya - - 20. Cadangan a. Cadangan umum - - b. Cadangan tujuan - - 21. Laba/rugi a. Tahun-tahun lalu (65.557 ) 228.835 b. Tahun berjalan (163.738 ) (294.392 ) TOTAL EKUITAS YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK 22. Kepentingan non pengendali (minority interest)
TOTAL EKUITAS 592.111 754.605
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 1.344.720 1.743.439
BANK31 Des 201531 Des 2016
LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) TRIWULANANTanggal 31 Desember 2016 dan 2015
(Dalam Jutaan Rupiah)
LAPORAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI TRIWULANANTanggal 31 Desember 2016 dan 2015
(Dalam Jutaan Rupiah)
No. Pos - Pos BANK31 Des 201531 Des 2016
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TRIWULANANPeriode 01 Januari 2016 s/d 31 Desember 2016 dan 2015
(Dalam Jutaan Rupiah)
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL A. Pendapatan dan Beban Operasional dari Penyaluran Dana 1. Pendapatan Penyaluran Dana 107.788 173.385 a. Rupiah 95.957 160.012 i. Pendapatan dari piutang 43.913 114.409 - Murabahah 34.257 103.561 - Istishna’ 9.656 10.815 - Ujrah - 33 ii. Pendapatan dari bagi hasil 12.121 22.521 - Mudharabah 1.715 354 - Musyarakah 10.406 22.167 iii. Lainnya 39.923 23.082 b. Valuta asing 11.831 13.373 i. Pendapatan dari piutang 11.827 13.354 - Murabahah 11.827 13.354 - Istishna’ - - - Ujrah - - ii. Pendapatan dari bagi hasil - - - Mudharabah - - - Musyarakah - - iii. Lainnya 4 19 2. Bagi Hasil Untuk Pemilik Dana Investasi -/- 30.867 38.319 a. Rupiah 29.243 34.096 i. Non profit sharing 29.243 34.096 ii. Profit sharing - - b. Valuta asing 1.624 4.223 i. Non profit sharing 1.624 4.223 ii. Profit sharing - - 3. Pendapatan setelah distribusi bagi hasil 76.921 135.066 B. Pendapatan dan Beban Operasional selain Penyaluran Dana 1. Pendapatan Operasional lainnya 162.913 287.866 a. Peningkatan nilai wajar aset keuangan i. Surat berharga - - ii. Spot dan forward 15.386 15.503 b. Keuntungan penjualan aset: i. Surat berharga - - ii. Aset ijarah - - c. Keuntungan transaksi spot dan forward (realised) - - d. Pendapatan bank selaku mudharib dalam mudharabah muqayyadah - - e. Keuntungan dari penyertaan dengan equity method - - f. Dividen - - g. Komisi/provisi/fee dan administrasi 542 1.096 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai 145.100 269.712 i. Pendapatan lainnya 1.885 1.555 2. Beban Operasional lainnya 384.416 814.559 a. Beban bonus wadiah - - b. Penurunan nilai wajar aset keuangan : i. Surat berharga - - ii. Spot dan Forward 11.846 14.343 c. Kerugian penjualan aset : i. Surat berharga - - ii. Aset ijarah - - d. Kerugian transaksi spot dan forward (realised) - - e. Kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) i. Surat berharga 500 1.500 ii. Pembiayaan dari piutang 206.240 520.310 iii. Pembiayaan bagi hasil 65.131 203.343 iv. Aset keuangan lainnya 35.915 13.603 f. Kerugian terkait risiko operasional 18 9 g. Kerugian dari penyertaan dengan equity method - - h. Komisi/provisi/fee dan administrasi - - i. Kerugian penurunan nilai aset lainnya (non keuangan) - - j. Beban tenaga kerja 33.790 28.953 k. Beban promosi 983 936 l. Beban lainnya 29.993 31.562 3. Pendapatan (Beban) Operasional lainnya (221.503 ) (526.693 ) LABA (RUGI) OPERASIONAL (144.582 ) (391.627 ) PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASIONAL 1. Keuntungan (kerugian) penjualan aset tetap dan inventaris - 1 2. Keuntungan (kerugian) penjabaran transaksi valuta asing - - 3. Pendapatan (beban) non operasional lainnya 35 275 LABA (RUGI) NON OPERASIONAL 35 276 LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN (144.547 ) (391.351 ) Pajak penghasilan a. Taksiran pajak tahun berjalan - - b. Pendapatan (beban) pajak tangguhan (19.191 ) 96.959 LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN SETELAH PAJAK BERSIH (163.738 ) (294.392 ) PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN 1. Pos-posyangtidakakandireklasifikasikelabarugi a. Keuntungan revaluasi aset tetap - - b. Keuntungan (kerugian) aktuarial program imbalan pasti 1.659 374 c. Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi - - d. Lainnya - - e. Pajakpenghasilanterkaitpos-posyangtidakakandireklasifikasikelabarugi (415) (94) 2. Pos-posyangakandireklasifikasikelabarugi a. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing - - b. Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual - - c. Bagian efektif dari lindung nilai arus kas - - d. Lainnya - - e. Pajakpenghasilanterkaitpos-posyangakandireklasifikasikelabarugi - - PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN - NET PAJAK PENGHASILAN TERKAIT 1.244 280 TOTAL LABA (RUGI) KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN (162.494 ) (294.112 ) Laba yang dapat diatribusikan kepada : PEMILIK - - KEPENTINGAN NON PENGENDALI TOTAL LABA TAHUN BERJALAN - - Total Penghasilan Komprehensif lain yang dapat diatribusikan kepada : PEMILIK - - KEPENTINGAN NON PENGENDALI TOTAL PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN - - DIVIDEN - - LABA BERSIH PER SAHAM - -
31 Des 2015
31 Des 201531 Des 2015 KETERANGAN
No. Pos - Pos 31 Des 2016
31 Des 201631 Des 2016
LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM (KPMM) TRIWULANANTanggal 31 Desember 2016 dan 2015
(Dalam Jutaan Rupiah)
KOMPONEN MODAL I Modal Inti (Tier 1) 505.776 652.425 1 Modal Inti Utama (CET 1) 505.776 652.425 1.1 Modal disetor (setelah dikurangi saham treasury) 819.307 819.307 1.2 Cadangan Tambahan Modal (229.295 ) (65.557 ) 1.2.1 Agio (disagio) saham biasa - - 1.2.2 Modal sumbangan - - 1.2.3 Cadangan umum - - 1.2.4 Laba (rugi) tahun-tahun lalu yang dapat diperhitungkan (65.557 ) 228.835 1.2.5 Laba (rugi) tahun berjalan yang dapat diperhitungkan (163.738 ) (294.392 ) 1.2.6 Selisih karena penjabaran laporan keuangan - - 1.2.7 Dana setoran modal - - 1.2.8 Waran yang diterbitkan - - 1.2.9 Opsi saham yang diterbitkan dalam rangka program kompensasi berbasis saham - - 1.2.10 Pendapatan (kerugian) komprehensif lain - - 1.2.11 Saldo surplus revaluasi aset tetap - - 1.2.12 Selisih kurang antara PPA dan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset produktif - - 1.2.13 PPA atas aset non produktif yang wajib dihitung - - 1.2.14 Selisih kurang jumlah penyesuaian nilai wajar dari instrumen keuangan dalam trading book - - 1.3 Kepentingan non pengendali yang dapat diperhitungkan 1.4 Faktor Pengurang Modal Inti Utama (84.236 ) (101.325 ) 1.4.1 Perhitungan pajak tangguhan (81.719 ) (101.325 ) 1.4.2 Goodwill - - 1.4.3 Aset tidak berwujud lainnya (2.517 ) - 1.4.4 Penyertaan yang diperhitungkan sebagai faktor pengurang - - 1.4.5 Kekurangan modal pada perusahaan anak asuransi 1.4.6 Eksposur sekuritisasi - - 1.4.7 Faktor Pengurang modal inti lainnya - - 1.4.8 Investasi pada instrumen AT1 dan Tier 2 pada bank lain - - 2 Modal Inti Tambahan (AT-1) 1) - - 2.1 Instrumen yang memenuhi persyaratan AT-1 - - 2.2 Agio (disagio) (+/-) - - 2.3 Faktor Pengurang: Investasi pada instrumen AT1 dan Tier 2 pada bank lain - - II Modal Pelengkap (Tier 2) 4.844 17.159 1 Instrumen modal dalam bentuk saham atau lainnya yang memenuhi persyaratan - - 2 Agio atau disagio yang berasal dari penerbitan instrumen modal pelengkap - - 3 Cadangan umum aset produktif PPA yang wajib dibentuk (maks 1,25% ATMR Risiko Kredit) 4.844 17.159 4 Cadangan tujuan - - 5 Faktor Pengurang Modal Pelengkap - - 5.1 Sinking Fund - - 5.2 Investasi pada instrumen Tier 2 pada bank lain - - TOTAL MODAL (I+II) 510.620 669.584
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO RASIO KPMM ATMR RISIKO KREDIT 664.117 1.372.846 Rasio CET1 54,54% 37,41% ATMR RISIKO PASAR 909 53.751 Rasio Tier 1 54,54% 37,41% ATMR RISIKO OPERASIONAL 262.364 317.197 Rasio Tier 2 0,52% 0,98% TOTAL ATMR 927.390 1.743.794 Rasio total 55,06% 38,40%RASIO KPMM SESUAI PROFIL RISIKO 9,00% 10,00% CET 1 UNTUK BUFFER 45,88% 28,40%ALOKASI PEMENUHAN PROSENTASE BUFFERKPMM YANG WAJIB DIPENUHI OLEH BANK Dari CET1 4,50% 4,50% Capital Conservation Buffer 0,00% 0,00% Dari AT1 0,00% 0,00% Countercyclical Buffer 0,00% 0,00% Dari Tier 2 0,52% 0,98% Capital Surcharge untuk D-SIB 0,00% 0,00%
31 Des 201531 Des 2016RASIO No.
LAPORAN RASIO KEUANGANPeriode 31 Desember 2016 dan 2015
Rasio Kinerja 1. Kewajiban Penyediaan Modal Minimun (KPMM) 55,06% 38,40% 2. Aset produktif bermasalah dan aset non produktif bermasalah terhadap total aset produktif dan aset non produktif 31,14% 27,70% 3. Aset produktif bermasalah terhadap total aset produktif 31,51% 27,61% 4. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) aset keuangan terhadap aset produktif 29,95% 25,73% 5. NPF gross 43,99% 35,15% 6. NPF net 4,60% 4,93% 7. Return On Assets (ROA) -9,51% -20,13% 8. Return On Equity (ROE) -27,62% -32,04% 9. Net Imbalan (NI) 4,99% 6,54% 10. Net Operating Margin (NOM) -19,96% -32,92% 11. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) 160,28% 192,60% 12. Pembiayaan bagi hasil terhadap total pembiayaan 24,24% 18,24% 13. Financing to Deposit Ratio (FDR) 134,73% 110,54%
Kepatuhan (Compliance) 1. a. Persentase Pelanggaran BMPD a.1. Pihak Terkait 0,00% 0,00% a.2. Pihak Tidak Terkait 0,00% 0,00% b. Persentase Pelampauan BMPD b.1. Pihak Terkait 0,00% 0,00% b.2. Pihak Tidak Terkait 113,93% 0,00% 2. GWM Rupiah a. GWM rupiah 5,25% 5,70% b. GWM valuta asing 1,97% 1,23% 3. Posisi Devisa Neto (PDN) secara keseluruhan 0,18% 8,03%
31 Des 2016 31 Des 2015CKPN CKPN
Individual IndividualKolektif KolektifUmum UmumKhusus Khusus PPA wajib dibentuk PPA wajib dibentuk
1. Penempatan pada bank lain - 162 162 - - 548 548 - 2. Tagihan spot dan forward - - - - - - - - 3. Surat berharga dimiliki - 1.500 1.500 - - 1.900 1.900 - 4. Tagihan akseptasi - - - - - - - - 5. Piutang murabahah 220.711 20.973 2.717 81.029 309.554 30.937 6.249 151.765 6. Piutang istishna’ - - - - 1.872 - - - 7. Piutang qardh - - - - - - - - 8. Piutang Sewa - - - - - - - - 9. Pembiayaan mudharabah - 104 104 - - 159 159 - 10. Pembiayaan musyarakah 154.388 389 204 5.347 154.844 1.261 518 37.329 11. Pembiayaan lainnya - - - - - - - - 12. Penyertaan - - - - - - - - 13. Penyertaan modal sementara - - - - - - - - 14. Komitmen dan Kontinjensi - 157 157 - - 23 23 -
CADANGAN PENYISIHAN KERUGIAN Periode 31 Desember 2016 dan 2015
(Dalam Jutaan Rupiah)
31 Desember 2016 31 Desember 2015L
No. POS-POSLDPK DPKKL KLD DM MJumlah Jumlah
I. PIHAK TERKAIT 1. Penempatan pada bank lain a. Rupiah 5 - - - - 5 4 - - - - 4 b. Valuta asing 1.723 - - - - 1.723 1.150 - - - - 1.150 2. Tagihan spot dan forward a. Rupiah - - - - - - - - - - - - b. Valuta asing - - - - - - - - - - - - 3. Surat berharga dimiliki a. Rupiah - - - - - - - - - - - - b. Valuta asing - - - - - - - - - - - - 4. Tagihan akseptasi - - - - - - - - - - - - 5. Pembiayaan berbasis piutang dan sewa a.1 Nasabah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) i. Rupiah - - - - - - - - - - - - ii. Valuta asing - - - - - - - - - - - - a.2 Bukan nasabah UMKM i. Rupiah 928 - - - - 928 19.634 - - - - 19.634 ii. Valuta asing - - - - - - - - - - - - b. Pembiayaan yang direstrukturisasi i. Rupiah - - - - - - - - - - - - ii. Valuta asing - - - - - - - - - - - - c. Pembiayaan properti 80 - - - - 80 4.461 - - - - 4.461 6. Pembiayaan bagi hasil a.1 Nasabah UMKM i. Rupiah - - - - - - - - - - - - ii. Valuta asing - - - - - - - - - - - - a.2 Bukan nasabah UMKM i. Rupiah - - - - - - - - - - - - ii. Valuta asing - - - - - - - - - - - - b. Pembiayaan yang direstrukturisasi - - - - - - - - - - - - c. Pembiayaan properti - - - - - - - - - - - - 7. Penyertaan - - - - - - - - - - - - 8. Penyertaan modal sementara - - - - - - - - - - - - 9. Komitmen dan kontinjensi a. Rupiah - - - - - - - - - - - - b. Valuta asing - - - - - - - - - - - - 10. Aset yang diambil alih - - - - - - - - - - - - II PIHAK TIDAK TERKAIT 1. Penempatan pada bank lain a. Rupiah 995 - - - - 995 737 - - - - 737 b. Valuta asing 13.433 - - - - 13.433 52.956 - - - - 52.956 2. Tagihan spot dan forward a. Rupiah - - - - - - - - - - - - b. Valuta asing - - - - - - - - - - - - 3. Surat berharga dimiliki a. Rupiah 350.570 - - - - 350.570 340.303 - - - - 340.303 b. Valuta asing - - - - - - - - - - - - 4. Tagihan akseptasi - - - - - - - - - - - - 5. Pembiayaan berbasis piutang dan sewa a.1 Nasabah UMKM i. Rupiah - - - - - - - - - - - - ii. Valuta asing - - - - - - - - - - - - a.2 Bukan nasabah UMKM i. Rupiah 251.231 - - 39.582 195.367 486.180 413.019 166.185 124.421 - 161.153 864.778 ii. Valuta asing 242.405 - - - - 242.405 297.249 - - - 87.412 384.661 b. Pembiayaan yang direstrukturisasi i. Rupiah - - - - - - 80.465 - - - - 80.465 ii. Valuta asing - - - - - - - - - - - - c. Pembiayaan properti 6.408 - - - - 6.408 2.161 - - - - 2.161 6. Pembiayaan berbasis bagi hasil a.1 Nasabah UMKM i. Rupiah 10.442 - - - - 10.442 15.944 - - - - 15.944 ii. Valuta asing - - - - - - - - - - - - a.2 Bukan nasabah UMKM i. Rupiah 38.962 - - 59.229 124.773 222.964 100.208 - 124.773 - 42.329 267.310 ii. Valuta asing - - - - - - - - - - - - b. Pembiayaan yang direstrukturisasi i. Rupiah - - - - - - - - - - - - ii. Valuta asing - - - - - - - - - - - - c. Pembiayaan properti - - - - - - - - - - - - 7. Penyertaan - - - - - - - - - - - - 8. Penyertaan modal sementara - - - - - - - - - - - - 9. Komitmen dan kontinjensi a. Rupiah 2.242 - - - - 2.242 2.310 - - - - 2.310 b. Valuta asing 13.473 - - - - 13.473 - - - - - - 10. Aset yang diambil alih - - - - - - - - - - - - III INFORMASI LAIN 1. Total aset bank yang dijaminkan: a. Pada Bank Indonesia - - b. Pada pihak lain - - 2. Total CKPN aset keuangan atas aset produktif 398.384 501.098 3. Total PPA yang wajib dibentuk atas aset produktif 91.220 198.491 4. Persentase pembiayaan kepada UMKM terhadap total pembiayaan 1,08% - 5. Persentase pembiayaan kepada Usaha Mikro Kecil (UMK) terhadap total pembiayaan - - 6. Persentase jumlah nasabah UMKM terhadap total nasabah 3,17% - 7. Persentase jumlah nasabah UMK terhadap total nasabah - - 8. Lainnya a. Aset produktif yang dihapus buku 480.280 - b. Aset produktif yang dihapus buku yang dipulihkan atau berhasil ditagih - - c. Aset produktif yang dihapustagih - - d. Penerusan dana investasi terikat - -
LAPORAN KUALITAS ASET PRODUKTIF DAN INFORMASI LAINNYA TRIWULANANTanggal 31 Desember 2016 dan 2015
(Dalam Jutaan Rupiah)
A. Terkait dengan Nilai Tukar 1 Spot - - - - - 2 Forward - - - - - 3 Lainnya - - - - - B. Lainnya - - - - - J U M L A H - - - - -
BANKTagihan dan LiabilitasTujuan
Bukan HedgingNilai NotionalNo. TRANSAKSI
Hedging Tagihan Liabilitas
LAPORAN TRANSAKSI SPOT DAN FORWARD TRIWULANANTanggal 31 Desember 2016
(Dalam Jutaan Rupiah)
PENGURUS BANKDEWAN KOMISARIS DIREKSI-PresidenKomisaris :MohamedRafiqueMerican -PresidenDirektur :AriaPuteraBinIsmail-Komisaris :FransiscaEkawati -Direktur :BaiqNadeaDzurriatin- Komisaris : Hadi Sunaryo - Direktur : Basuki Hidayat -Direktur :MohammadRiza
DEWAN PENGAWAS SYARIAH- Ketua : Drs. H.M. Ichwan Sam- Anggota : DR. H.M. Asrorun Ni’am Sholeh, LC, MA
Pemegang Saham Pengendali (PSP)1. Ultimate shareholder : melalui : Malayan Banking Berhard : 99 % Pemegang Saham Bukan PSP melalui pasar modal (> 5%) : Tidak Ada Pemegang Saham Bukan PSP tidak melalui pasar modal (> 5%) : Tidak Ada
PEMEGANG SAHAM
Catatan :- Informasi keuangan di atas diambil dari Laporan Keuangan PT Bank Maybank Syariah Indonesia tanggal 31 Desember
2016 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, yang disusun oleh manajemen Bank sesuai dengan Standar AkuntansiKeuangandi Indonesia, yang telahdiaudit olehPurwantono,Sungkoro&Surja (“PSS”) firmaanggotaErnst& Young Global Limited dengan rekan penanggung jawab adalah Danil Setiadi Handaja, CPA, auditor independen, berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia, dengan opini tanpa modifikasian.Sebagaimana tercantum dalam laporannya tanggal 29 Maret 2017 yang tidak tercantum dalam publikasi ini. Karena informasi keuangan di atas diambil dari laporan keuangan, dengan demikian informasi tersebut bukan merupakan penyajian lengkap dari laporan keuangan.
- Informasi keuangan di atas disajikan sesuai dengan hal-hal sebagai berikut: a) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.32/POJK.03/2016 tentang “Perubahan Atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 6/POJK.03/2015 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank”. b) Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No.18/SEOJK.03/2015 tanggal 8 Juni 2015 tentang “Transparansi dan Publikasi
Laporan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah”. - Nilai tukar mata uang asing untuk 1 USD per tanggal 31 Desember 2016 dan 31 Desember 2015 adalah masing-masing
sebesar Rp13.472,50 dan Rp13.785,00
Media : Republika, Size : 6 Klm x 350 mm
Jakarta, 31 Maret 2017 PT Bank Maybank Syariah Indonesia
S.E & O
Aria Putera Bin Ismail Basuki Hidayat Presiden Direktur Direktur
No. URAIAN 31 Des 2016 31 Des 2015
LAPORAN SUMBER DAN PENYALURAN DANA ZAKAT TRIWULANANTanggal 31 Desember 2016 Dan 2015
(Dalam Jutaan Rupiah)
1. Saldoawaldanazakat - - 2. Danazakatyangberasaldari: a. Internal Bank - - b. Eksternal Bank - - 3. Penyalurandanazakatkepadaentitaspengelolazakat a. Lembaga Amil Zakat - - b. Badan Amil Zakat - - 4. Kenaikan(penurunan)danazakat - - 5. Saldoakhirdanazakat - -
No.A B C D E=(D/A x 100%) x 12
Porsi Pemillik Dana
INDIKATORIndikasi Rateof Return (%)
Jumlah Bonus dan Bagi Hasil
Saldo Rata-rata
Pendapatan yang akan
dibagihasilkan Nisbah (%)
A. PEMBIAYAAN 1. Bank 10,702 122 2. Non Bank 983,528 4,704
B. PENGHIMPUNAN DANA 1. Giro wadiah - a. Bank 20 - - 0,00% b. Non Bank 303,735 - - 0,00% 2. Giro mudharabah a. Bank 9,666 50 25,00% 13 1,55% b. Non Bank 49,803 228 20,89% 47 1,15% 3. Tabungan wadiah a. Bank - 0,00% b. Non Bank - 0,00% 4. Tabungan mudharabah a. Bank - 0,00% b. Non Bank 4 - 25,00% - 1,57% 5. Deposito mudharabah a. Bank - 1 Bulan 2,654 14 64,00% 10 3,88% - 3 Bulan - - 0,00% - 0,00% - 6 Bulan - - 0,00% - 0,00% - 12 Bulan 450 2 79,00% 2 4,78% b. Non Bank - 1 Bulan 326,759 1,918 33,85% 648 2,38% - 3 Bulan 59,311 360 65,60% 236 4,78% - 6 Bulan 40,577 245 75,00% 184 5,44% - 12 Bulan 6,299 44 32,24% 14 2,68%
TOTAL 1,793,508 7,687 1,154
LAPORAN DISTRIBUSI BAGI HASIL TRIWULANANPeriode 31 Desember 2016
(Dalam Jutaan Rupiah)
No. URAIAN 31 Des 2016 31 Des 2015
LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA KEBAJIKAN TRIWULANANTanggal 31 Desember 2016 Dan 2015
(Dalam Jutaan Rupiah)
1. Sumber dana kebajikan pada awal periode 497 376 2. Penerimaan dana kebajikan a. Infak - - b. Sedekah - - c. Pengembalian dana kebajikan produktif - - d. Denda 58 157 e. Penerimaan non halal 11 18 f. Lainnya - 3 Total Penerimaan 69 178 3. Penggunaan dana kebajikan a. Dana kebajikan produktif - - b. Sumbangan 90 23 c. Penggunaan lainnya untuk kepentingan umum - 34
Total Penggunaan 90 57 4. Kenaikan (penurunan) sumber dana kebajikan (21 ) 121 5. Sumber dana kebajikan pada akhir periode 476 497
1. INFORMASI AWAL PERIODE Saldo Awal - - - - - - 2. INFORMASI PERIODE BERJALAN a. Penerimaan dana - - - - - - b. Penarikan dana - - - - - - c. Keuntungan (rugi) Investasi - - - - - - d. Beban/biaya - - - - - - e. Fee/penerimaan bank - - - - - - 3. INFORMASI AKHIR PERIODE Saldo Akhir - - - - - -
Portfolio A Portfolio B TOTAL 31 Des 2016 31 Des 2015 31 Des 2016 31 Des 2015 31 Des 2016 31 Des 2015
LAPORAN PERUBAHAN DANA INVESTASI TERIKAT TRIWULANANTanggal 31 Desember 2016 Dan 2015