80
PENGELOLAAN RISIKO PEMBANGUNAN JALAN TOL
SERPONG – CINERE
Dendi Purwana1; Fitri Suryani2
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Pascasarjana,
Institut Sains dan Teknologi Nasional, Jakarta
Email: [email protected]; [email protected]
Abstract
Serpong - Cinere Toll Road which is being built has a 10.14 km long road that connects South Tangerang City
Banten Province with Depok City West Java Province is part of the Jakarta Outer Ring Toll Road 2, which is
expected to make it easier for motorists from Jabodetabek which will go to the Airport Soekarno-Hatta
International and Jakarta or vice versa. Serpong - Cinere toll road development in its implementation is also
possible to carry risks that must be taken seriously. This is related to the impact of risks that arise that can
hinder and harm the project implementers in terms of cost, time, quality, and scope of work. To minimize this
risk, it is necessary to apply risk management in its implementation. Related to this, the study was conducted
to find out the picture of risk management in the implementation of Serpong - Cinere toll road construction.
This research used a descriptive qualitative research design with a case study method through a survey strategy
using a questionnaire as a research instrument. After the results of the questionnaire are obtained, the next
step is to arrange the important level of risk to find out which risks have the most potential to hamper the
process of carrying out the work. Furthermore, the Risk Breakdown Structure is analyzed based on the opinion
of the respondents to find out what actions are taken to overcome the dominant risks which of course have a
large influence on the completion of a job. The next step is the allocation of risk ownership, especially risks in
the dominant category so that each party responsible can exercise the best control. The results showed that 40
risks (88.89%) of the 45 risks identified in the implementation of the Serpong - Cinere toll road construction
project were included in the category of dominant risk that could potentially hamper work in terms of time,
quality and cost. The largest risk ownership with the Serpong - Cinere toll road development project is owned
by the Implementing Contractor at 59.38% risk, Owner at 31.25%, and Supervisory Consultant at 9.38%.
Keywords: toll road, risk, risk management
Abstrak
Jalan Tol Serpong – Cinere yang sedang dibangun memiliki panjang jalan 10,14 km yang menghubungkan
Kota Tengerang Selatan Provinsi Banten dengan Kota Depok Provinsi Jawa Barat merupakan bagian dari
Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta 2, dimana diharapkan akan memudahkan pengendara dari Jabodetabek yang
akan menuju Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dan Jakarta ataupun sebaliknya. Pembangunan
jalan tol Serpong - Cinere didalam pelaksanaannya dimungkinkan juga mengandung risiko yang harus
diperhatikan dengan serius. Hal ini terkait dengan dampak dari risiko yang timbul yang dapat menghambat
serta merugikan pihak pelaksana proyek baik dari segi biaya, waktu, mutu maupun lingkup pekerjaannya.
Untuk meminimalkan resiko tersebut perlu diterapkannya pengelolaan resiko didalam pelaksanaannya.
Terkait hal tersebut maka penelitian dilakukan untuk mengetahui gambaran pengelolaan resiko pada
pelaksanaan pembangunan jalan tol Serpong - Cinere. Dalam penelitian ini digunakan rancangan penelitian
deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus melalui strategi survey menggunakan kuesioner sebagai
instrument penelitian. Setelah hasil dari kuesioner didapatkan maka tahap selanjutnya adalah menyusun
tingkat kepentingan resiko (importance level) untuk mengetahui resiko mana yang paling berpotensi
menghambat proses pelaksanaan pekerjaan. Selanjutnya Risk Breakdown Structure dianalisis berdasarkan
pendapat para responden untuk mengetahui tindakan apa yang diambil untuk mengatasi resiko – risiko yang
dominan yang tentunya mempunyai pengaruh yang besar terhadap penyelesaian suatu pekerjaan. Langkah
berikutnya adalah pengalokasian kepemilikan risiko terutama risiko dalam kategori dominan agar
E-ISSN : 2621-4164 Vol.3 No. 2
Pengelolaan Resiko Pembangunan Jalan Tol Serpong - Cinere CESD Vol 03, No.02, Des 2020
81
masingmasing pihak yang bertanggung jawab dapat melakukan kontrol yang terbaik. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa 40 risiko (88,89%) dari 45 risiko yang teridentifikasi pada pelaksanaan proyek
pembangunan jalan tol Serpong - Cinere masuk dalam kategori risiko dominan yang berpotensi menghambat
pekerjaan baik dari segi waktu, mutu maupun biaya. Kepemilikan resiko dengan risiko dominan pada proyek
pembangunan jalan tol Serpong – Cinere ini yang terbesar adalah dimiliki oleh Kontraktor Pelaksana yaitu
sebesar 59,38% risiko, Owner sebesar 31,25% dan Konsultan Pengawas sebesar 9,38%.
Kata Kunci: jalan tol, risiko, pengelolaan risiko
Pendahuluan
Latar Belakang
Jalan Tol Serpong – Cinere yang sedang dibangun
memiliki panjang jalan 10,14 km yang
menghubungkan Kota Tengerang Selatan Provinsi
Banten dengan Kota Depok Provinsi Jawa Barat
merupakan bagian dari Jalan Tol Lingkar Luar
Jakarta 2, dimana diharapkan akan memudahkan
pengendara dari Jabodetabek yang akan menuju
Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dan
Jakarta ataupun sebaliknya.
Pembangunan jalan tol sepanjang 10,14 km, yaitu
dari Serpong – Cinere dimiliki oleh PT. Cinere
Serpong Jaya dengan pelaksana konstruksi PT.
Waskita Karya (Persero), Tbk. yang sudah sangat
berpengalaman dalam pembangunan jalan tol di
Indonesia.
Pembangunan Jalan Tol Serpong – Cinere
menghubungankan Jalan Tol yang sudah beroperasi
yaitu Jalan Tol Serpong BSD dan akan terintegrasi
dengan Jalan tol yang sedang di bangun yaitu
Kunciran- Serpong, sedang di Wilayah Selatan akan
terintegrasi dengan Pembangunan Jalan Tol Depok-
Antasari serta Cinere – Jagorawi. Masa Konsesi
Jalan Tol adalah 35 (tiga puluh lima) tahun
terhitung sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK) dari Badan Pengatur Jalan Tol
(BPJT).
Berdasarkan keterangan di atas bahwa industri
konstruksi seperti pembangunan Jalan tol tentunya
akan memiliki banyak risiko dan ketidakpastian
dalam proses pelaksanaannya bila dibandingkan
dengan industri lainnya. Hal ini disebabkan proses
pelaksanaan dari proyek konstruksi tersebut yang
membutuhkan waktu cukup lama serta melibatkan
banyak pihak dalam menyelesaikan suatu masalah.
Selain terkendala masalah waktu, biaya dan mutu
pekerjaan juga menjadi kendala pada setiap
pelaksanaan proyek di bidang jasa konstruksi.
Ketiga kendala tersebut diatas yaitu waktu, biaya
dan selanjutnya menjadi sasaran bagi setiap
pelaksanaan proyek yang didefinisikan sebagai
tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu. Suatu
proyek yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan
jasa konstruksi dapat dikatakan berhasil jika ketiga
sasaran tersebut diatas terpenuhi (Nurlela &
Suprapto, 2014).
Pembangunan jalan tol Serpong - Cinere didalam
pelaksanaannya dimungkinkan juga mengandung
risiko yang harus diperhatikan dengan serius. Hal
ini terkait dengan dampak dari risiko yang timbul
yang dapat menghambat serta merugikan pihak
pelaksana proyek baik dari segi biaya, waktu, mutu
maupun lingkup pekerjaannya.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka
penelitian ini dilakukan guna mengetahui manfaat
dari penerapan pengelolaan risiko untuk
meminimalkan risiko yang timbul dengan
melakukan identifikasi, analisis, mitigasi dan
pengalokasian terhadap kemungkinan risiko yang
akan terjadi terutama risiko yang masuk dalam
kategori dominan sehingga dapat dijadikan sebagai
dasar pengambilan keputusan oleh pihak yang
terkait untuk mengatasi konsekuensi dari risiko
quersioner yang terjadi dalam pembangunan jalan
tol Serpong – Cinere.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Risiko-risiko apa saja yang teridentifikasi pada
pelaksanaan pembangunan jalan tol Serpong –
Cinere?
2. Risiko-risiko apa saja yang termasuk kategori
dominan dan bagaimana tingkat/derajat risiko pada
pelaksanaan pembangunan jalan tol Serpong –
Cinere?
3. Bagaimana tindakan mitigasi (risk mitigation)
untuk meminimalkan dampak negatif yang
mungkin terjadi pada pelaksanaan pembangunan
jalan tol Serpong – Cinere?
4. Bagaimana pengalokasian kepemilikan risiko
(ownership of risk) terhadap risiko-risiko dominan
(major risk) dalam pelaksanaan pembangunan jalan
tol Serpong – Cinere?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk dapat
mengidentifikasi berbagai risiko yang muncul pada
tahap pembangunan jalan tol serta untuk
mengetahui risiko apa saja yang termasuk dalam
kategori dominan sehingga kemudian risiko
tersebut dapat dimitigasi agar dapat mengurangi
konsekuensi yang ditimbulkan dari risiko tersebut
serta melakukan pengalokasian risiko pihak siapa
Pengelolaan Resiko Pembangunan Jalan Tol Serpong - Cinere CESD Vol 03, No.02, Des 2020
82
yang bertanggung jawab terhadap risiko yang
muncul.
Kajian Pustaka
Jalan tol merupakan bagian dari sistem jaringan
jalan umum yang merupakan jalan lintas alternatif.
Dalam pelaksanaannya jalan tol harus mempunyai
spesifikasi dan pelayanan yang lebih tinggi
daripada jalan umum yang ada (Nurdiana, 2011).
Dilihat dari fungsinya, jalan tol merupakan
alternatif bagi para pelaku perjalanan untuk
menghemat waktu tempuh serta menikmati tingkat
pelayanan yang lebih baik dibandingkan dengan
menggunakan jalan non tol. Keadaan ini tentu saja
merupakan kompensasi dari keharusan membayar
biaya tol (Zuna, Hadiwaryono, & Rahadian, 2015).
Proyek konstruksi sangat rentan terhadap risiko
karena merupakan bidang kerja yang dinamis.
Risiko tersebut tidak dapat dihilangkan tetapi dapat
ditransfer dari satu pihak ke pihak lainnya.
Kesalahan dalam perkiraan dan penanganan risiko
dapat menimbulkan dampak negatif baik secara
langsung maupun tidak langsung pada proyek
konstruksi (Labombang, 2011).
Pengelolaan risiko sangat diperlukan untuk dapat
menghindari risiko dengan cara mengindentifikasi
risiko-risiko yang masuk dalam kategori dominan
sehingga perencanaan yang matang dapat dilakukan
dan dampak atau kerugian baik dari segi biaya
maupun waktu dalam pembangunan jalan tol dapat
diatasi (Astiti, Norken & Purbawijaya, 2015).
Langkah yang paling utama dalam pengelolaan
risiko secara umum terdiri dari identifikasi risiko,
perhitungan risiko, alokasi risiko, penanganan atau
mitigasi risiko serta monitoring dan kontrol
(Rouhani, 2015).
Identifikasi Risiko (Risk Identification)
Menurut Godfrey (1996) identifikasi risiko dapat
dikelompokkan menjadi beberapa sumber risiko: 1.
Risiko politik (political), 2. Risiko lingkungan
(environmental), 3. Risiko perencanaan (planning),
4. Risiko pemasaran (market), 5. Risiko ekonomi
(economic), 6. Risiko anggaran modal (financial),
7. Risiko alam (natural), 8. Risiko proyek (project),
9. Risiko teknis (technical), 10. Risiko sumber daya
manusia (human), 11. Risiko kriminal (criminal)
dan 12. Risiko keamanan/keselamatan (safety).
Menurut Godfrey (1996) besarnya risiko dapat
diketahui dari hasil kali kecenderungan/frekuensi
(likelihood) dan konsekuensi risiko. Tabel 1 adalah
tingkat dan skala frekuensi (Likelihood) Tabel 2
adalah tingkat dan skala konsekuensi.
Tabel 1 Tingkat dan Skala Frekuensi (likelihood)
Tingkat Frekuensi Skala
Sangat sering 5
Sering 4
Kadang-kadang 3
Jarang 2
Sangat jarang 1
Sumber: (Godfrey, Halcrow, & Partners, 1996)
Tabel 2 Tingkat dan Skala konsekuensi
(consequence)
Tingkat Konsekuensi Skala
Sangat besar 5
Besar 4
Sedang 3
Jarang 2
Sangat kecil 1
Sumber: (Godfrey, Halcrow, & Partners, 1996)
Penerimaan Risiko (Risk Acceptability)
Analisis terhadap penerimaan risiko (risk
acceptability) ditentukan berdasarkan nilai
perkalian antara tingkat frekuensi dan tingkat
konsekuensi risiko. Setelah diperoleh tingkat
penerimaan risiko tersebut maka dapat diperoleh
skala penerimaan risiko (risk acceptability) seperti
tabel 3:
Tabel 3 Skala Penerimaan Risiko
Tingkat
Penerimaan Risiko
Skala
Penerimaan Risiko
Unacceptable X ≥ 15
Undesirable 5 ≤ X < 15
Acceptable 3 ≤ X < 5
Negligible X < 3
Sumber: (Saputra, 2005)
Penanganan Risiko (Risk Mitigation)
Mitigasi/penanganan adalah tindakan yang
dilakukan untuk menghilangkan atau mengurangi
risiko yang telah teridentifikasi. Adapun risiko yang
tidak dapat dihilangkan sepenuhnya, namun hanya
dapat dikurangi sehingga akan ada menimbulkan
risiko sisa.
Desain Penelitian
Penelitian dilakukan pada Proyek pembangunan
jalan Serpong – Cinere dengan metode penelitian
deskriptif kualitatif. Metode yang digunakan dalam
Pengelolaan Resiko Pembangunan Jalan Tol Serpong - Cinere CESD Vol 03, No.02, Des 2020
83
penelitian deskriptif kualitatif. Permasalahan
diperoleh dengan metode wawancara dan survey
untuk mendapatkan pendapat atau opini dari
responden dan expert dalam pembangunan jalan tol.
Lokasi Obyek Penelitian
Lokasi proyek pembangunan jalan tol Serpong –
Cinere yang sedang dibangun memiliki panjang
jalan 10,14 km yang menghubungkan Kota
Tengerang Selatan Provinsi Banten dengan Kota
Depok Provinsi Jawa Barat merupakan bagian dari
Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta 2, dimana
diharapkan akan memudahkan pengendara dari
Jabodetabek yang akan menuju Bandar Udara
Internasional Soekarno-Hatta dan Jakarta ataupun
sebaliknya.
Sumber data : PT. Jasamarga
Gambar 1 Peta Lokasi Proyek Pembangunan Jalan
Tol Serpong – Cinere
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari
data primer dan data sekunder. Data primer dari
penelitian ini diperoleh dari data opini responden.
Identifikasi risiko yang dihasilkan dari pengkajian
data sekunder (penelitian terdahulu, jurnal, laporan-
laporan, dan literatur) kemudian dikembangkan
dengan pengamatan/investigasi lapangan dan
melakukan wawancara serta brainstorming dengan
pihak yang berkompetensi dan berpengalaman di
bidang pembangunan jalan khususnya jalan tol.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari paper
penelitian, jurnal, laporan-laporan dan literature
sesuai dengan objek penelitian untuk memperoleh
identifikasi awal risiko.
Uji Instrumen Penelitian
Suatu data dikatakan valid jika ada korelasi dengan
skor total. Hal ini menunjukkan adanya dukungan
data tersebut dalam mengungkapkan sesuatu yang
ingin diteliti. Uji reliabilitas merupakan kelanjutan
dari uji validitas dimana item yang masuk pengujian
adalah item yang valid saja. Uji validasi dilakukan
dengan Teknik korelasi Product Moment Pearson
(r). Jika r hitung > r table, maka item tersebut valid
dengan menggunakan distribusi table r untuk α =
0,05 dengan df = N2 (Riduan, 2011). Uji reliabilitas
dilakukan dengan menganalisa data yang berasal
dari satu kali pengujian kuesioner yang diukur dari
koefisien Alpha. Bila koefisien Alpha (Cronbach’s
Alpha) > 0,60 maka instrument tersebut dinyatakan
reliabel sehingga dapat disimpulkan bahwa
kuesioner tersebut dapat digunakan sebagai alat
ukur dalam penelitian (Priyatno, 2010).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Berdasarkan uji validitas dengan SPSS for
Windows ver. 22 dengan teknik Produk Momen
Pearson, diperoleh nilai koefisien korelasi setiap
item pertanyaan nilainya melebihi 0.281 (nilai r
tabel, 2-tailed dengan signifikansi 0.05) maka dapat
disimpulkan bahwa item-item pertanyaan dalam
kuesioner memiliki kolerasi signifikan dengan skor
total sehingga dapat disimpulkan bahwa item-item
tersebut valid. Dan untuk uji reliabilitas diperoleh
koefisien alpha (Crobach’s Alfa) > 0.6 maka data
tersebut dinyatakan reliabel.
Analisis Identifikasi Risiko Pelaksanaan
Pembangunan Jalan Tol Serpong - Cinere
Terdapat 45 risiko yang teridentifikasi pada tahap
pelaksanaan pembangunan jalan tol Serpong -
Cinere.
Analisis Penerimaan Risiko (Risk Acceptability)
Pelaksanaan Pembangunan Jalan Tol Serpong -
Cinere
Hasil penerimaan risiko dapat dijelaskan sebagai
berikut risiko yang tergolong unacceptable (tidak
dapat diterima) sebanyak 3 risiko (8%), risiko yang
tergolong undesirable (tidak diharapkan) sebanyak
26 risiko (65%), risiko yang tergolong acceptable
(dapat diterima) sebanyak 4 risiko (10%), dan risiko
yang tergolong negligible (dapat diabaikan)
sebanyak 7 risiko (17%) dapat dilihat pada gambar
1.
Pengelolaan Resiko Pembangunan Jalan Tol Serpong - Cinere CESD Vol 03, No.02, Des 2020
84
Sumber : Olahan sendiri
Gambar 2 Penerimaan Risiko
Sumber : Olahan sendiri
Gambar 3 Distribusi penerimaan risiko
bedasarkan sumber risiko
Mitigasi Risiko
Mitigasi risiko (risk mitigation) dilakukan setelah
diperoleh risiko yang memberikan dampak besar
terhadap suatu aktivitas (Major Risk). Mitigasi
risiko dapat dilakukan dengan menahan risiko
(retention risk), mengurangi risiko (reduction risk),
memindahkan risiko (risk transfer) dan
menghindari risiko ( risk avoidance).
Kepemilikan Risiko
Adapun hasil alokasi risiko Unacceptable dan
Undesirable dilihat pada Gambar 3 dibawah ini:
Sumber : Olahan sendiri Gambar 4 Kepemilikan Risiko
Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil brainstorming, interview, delphi
technique dan dengan cara studi literatur didapat 45
risiko yang teridentifikasi pada pelaksanaan proyek
pembangunan jalan tol Serpong – Cinere dan
setelah dievaluasi oleh pakar ada 4 risiko yang harus
dihilangkan karena kurang relevan atau frekuensi
kejadiannya sangat kecil, sehingga total ada 40
risiko yang teridentifikasi dan diterima oleh para
pakar. Dan sumber risiko yang terbesar nilai
prosentasinya yaitu bersumber dari Politik, Alami,
Proyek, Teknis dan Manusia, yang masing-masing
sebesar 12,50%.
2. Dari hasil penerimaan risiko yang terjadi pada
pelaksanaan pembangunan jalan tol Serpong –
Cinere tersebut didapatkan sebagai berikut :
Tabel 4 Penerimaan Risiko Penerimaan
Risiko
Jmh % Faktor
Dominan
Unacceptable 3 8% 29
Undesirable 26 65%
Acceptable 4 10%
Negligible 7 17%
Jumlah 40 100%
Sumber : Olahan sendiri
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat
29 risiko (72,50%) dari 40 risiko masuk dalam
kategori risiko dominan, risiko dominan tersebut
berpotensi akan menghambat suatu pekerjaan baik
dari segi waktu, biaya dan mutu apabila tidak segera
diantisipasi.
3. Respon Risiko
Dari 29 risiko dominan (major risk) terdapat 15
risiko yang mempunya dampak yang cukup
signifikan terhadap waktu dan biaya, dan dari 15
risiko tersebut ada 2 kategori risiko yang menurut
peneliti membutuhkan waktu penyelesaian yang
8%
65%
10%18%
0%
0%
0%
0%
0%
5%
3%
0%
0%
8%
8%
10
%
8%
5%
5%
8%
8%
8%
3%
3%
0%
0%
0%
3%
3%
0%
0%
3%
0%
0%
3%
8%
0%
0%
5%
0%
Unacceptable Undisirable
Acceptable Negligible
31.25%
59.38%
9.38%
Owner Kontraktor Konsultan
Pengelolaan Resiko Pembangunan Jalan Tol Serpong - Cinere CESD Vol 03, No.02, Des 2020
85
cukup lama dan harus segera mendapat respon yang
cepat, yaitu risiko yang berkaitan dengan
pembebasan lahan dan resiko yang berkaitan
dengan desain
4. Kepemilikan Risiko
Kepemilikan risiko dengan risiko dominan pada
proyek pembangunan jalan tol Serpong – Cinere
tersebut yang terbesar dimiliki oleh Kontraktor
dengan prosentase risiko sebesar 59,38%, diikuti
oleh Owner sebesar 31,25% dan Konsultan sebesar
9,38%.
Daftar Pustaka
A Guide to the Project Management Body of
Knowledge (PMBOK® Guide –2017
Edition.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian suatu
Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI .
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Astiti, N (2014). Analisis Risiko Pelaksanaan
Pembangunan Jalan Tol Benoa-Bandara-
Nusa Dua. Jurnal Spektran Vol.3 No.2 , 84-
89.
Flanagan, R., & Norman, G. (1993). Risk
Management and Construction. Cambridge:
University Press. Godfrey, P., Halcrow, W.
S., & Partners, L. (1996). Control of Risk A
Guide to Systematic Management of Risk
from Construction. Westminster, London:
Construction Industry Research and
Information Association (CIRIA).
Harahap, K., Nurcahyo, B. C., & Putri, E. Y. (2010).
Analisa Risiko pada Proyek Pembangunan
Jalan Tol Nusa Dua - Ngurah Rai - Benoa,
Bali. Jurnal Teknik Sipil FTSP ITS , 1-7.
Kerzner, H. (1995). Project Management A System
Approach to Planning Scheduling and
Controlling (Fifth Edition). New York: Van
Nostrand
Reinhold. Khan, M. (2013). Risk Factors in Toll
Road Life Cycle Analysis. Transportmetrica
A: Transport Science, Vol.9, No.5, 408-428.
Labombang, M. (2011). Manajemen Risiko pada
Proyek Konstruksi. Jurnal SMARTek Vol.9
No.1 , 39-46.
Lokobal, A., & Marthin, D. (2014). Manajemen
Risiko pada Perusahaan Jasa Pelaksana
Konstruksi di Propinsi Papua. Jurnal Ilmiah
Media Engineering
Vol.4 No.2, 109-118. Mulcahy, R. (2010). Risk
Management Tricks of the Trade for Project
Managers (Second Edition). Chicago: RMC
Publications Inc.
Nurdiana, A. (2011, Feb 20). Aplikasi Manajemen
Risiko dari Persepsi Para Stakeholders
(Studi Kasus Proyek Pembangunan Jalan
Tol Semarang-Solo
Seksi I Ruas Tembalang-Gedawang). Retrieved
from eprints.undip.ac.id: eprints.undip.ac.id
Nurlela, & Suprapto, H. (2014). Identifikasi dan
Analisis Manajemen Risiko pada Proyek
Pembangunan Infrastruktur Bangunan
Gedung Bertingkat. Jurnal Desain
Konstruksi Volume 13 No.2 , 114-124.
Priyatno, D. (2010). Teknik Mudah dan Cepat
Melakukan Analisis Data Penelitian dengan
SPSS. Yogyakarta: Gava Media.
Rouhani, O. M. (2015). Revenue Risk Mitigation
Options for Toll Roads. MPRA Journal, 1-
14.
Sandhyavitri, A., & Zulfikar, M. (2014). Analisis
Risiko Pembangunan Jalan Tol pada Tahap
Konstruksi (Studi Kasus Jalan Tol
Pekanbaru-Dumai). Jurnal Teknik Sipil
Vol.10 No.1 , 1-16.
Santoso (2017). Analisis Manajemen Risiko Pada
Proyek Pembangunan Jalan Tol Ngawi –
Kertosono. Jurnal Teknik Sipil Universitas
Muhammadiayah Surakarta.
Saputra, I. (2005). Analisis Risiko pada
Pembangunan Pusat Pemerintahan
Kabupaten Bandung (Tesis). Denpasar:
Universitas Udayana.
Setiawan, A., Walujodjati, E., & Farida, I. (2014).
Analisis Manajemen Risiko pada Proyek
Pembangunan Jalan Tol Cisumdawu (Studi
Kasus: Development of Cileumyi -
Sumedang Dawuan Toll Road Phase I).
Jurnal Konstruksi STT Garut Vol 11 No.1 ,
1-11.
Thompson, P., & Perry, J. (1991). Engineering
Construction Risk. London: Thomas Telford
Ltd.
Wideman, M. R. (1992). Project and Program Risk
Management: A Guide to Managing Project
Risks and Opportunities (PMBOK
Handbooks). Philadelphia: Project
Management Institute.
William, A. C., Smith, M., & Young, P. C. (1998).
Risk Management and
Insurance. Boston: McGraw Hill. Zuna, H. T.,
Hadiwaryono, S. P., & Rahadian, H. (2015).
Atribut Pelayanan Jalan Tol dalam
Peningkatan Kualitas Berkendara di Jalan
Tol Makassar. Jurnal HPJI Vol.1 No.2 , 115-
126.