Fauzan Zaki Mahendra, Universitas Brawijaya, [email protected]
Dian Ari Nugroho, SE., MM., CMA, Universitas Brawijaya, dian.ari@ ub.ac.id
PENGARUH CONTENT MARKETING TERHADAP PURCHASE
INTENTION PADA FAN APPAREL DENGAN CUSTOMER
ENGAGEMENT SEBAGAI VARIABLE MEDIASI (Studi pada Akun
Instagram @authenticsid)
Fauzan Zaki Mahendra
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang
Dian Ari Nugroho, SE., MM., CMA
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang
dian.ari@ ub.ac.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh content marketing terhadap
purchase intention yang dimediasi oleh customer engagement. Jenis penelitian ini
adalah explanatory research yang menjelaskan hubungan dan pengaruh antara satu
variabel dengan variabel lainnya melalui pengujian hipotesis. Penelitian ini
menggunakan sampel sebanyak 150 responden dengan penyebaran kuesioner
online. Responden adalah masyarakat DKI Jakarta yang pernah melihat dan
mengikuti akun @authenticsid di Instagram dan berusia lebih atau sama dengan 17
tahun. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Partial Least Square (PLS)
dengan menggunakan program SmartPLS 3.0. Hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa variabel content marketing berpengaruh positif dan signifikan
terhadap customer engagement, variabel customer engagement berpengaruh positif
dan signifikan terhadap purchase intention, variabel content marketing
berpengaruh positif dan signifikan terhadap purchase intention, variabel content
marketing berpengaruh positif dan signifikan terhadap purchase intention
dimediasi oleh customer engagement.
Kata kunci: content marketing, customer engagement, purchase intention
Fauzan Zaki Mahendra, Universitas Brawijaya, [email protected]
Dian Ari Nugroho, SE., MM., CMA, Universitas Brawijaya, dian.ari@ ub.ac.id
I. PENDAHULUAN
Dewasa ini, internet mengalami
perkembangan yang begitu pesat.
Internet menjadi salah satu media
yang dapat digunakan untuk berbagai
keperluan. Salah satu bukti dari
kegunaan internet adalah hadirnya
media sosial di tengah-tengah
masyarakat. Media sosial merupakan
teknologi berbasis web dan seluler
yang digunakan untuk mengubah
komunikasi menjadi dialog interaktif
dan memiliki peran penting sebagai
alat komunikasi dimana setiap
pengguna dapat berbagi informasi,
pengetahuan dan saling terhubung
(Shimp & Andrews, 2013). Pengguna
sosial media di Indonesia mencapai
79 juta di tahun 2016 dimana setara
dengan 30 persen total populasi
penduduk. Lebih detil, penggunaan
sosial media dengan jenis mobile
phone tercatat sebanyak 66 juta,
dimana telah mewakili 25 persen dari
total penduduk di Indonesia (Kemp,
2016). Berdasarkan data tersebut
dapat dikatakan bahwa internet telah
menjadi hal yang dibutuhkan dan
mempunyai pengaruh yang besar
terhadap masyarakat.
Keadaan kondisi dan peranan
teknologi terhadap dunia bisnis saat
ini para pelaku bisnis memanfaatkan
seluruh peluang yang ada untuk dapat
mengkomunikasikan produk dan
merek yang dijual. Mayoritas
perusahaan kini memanfaatkan
teknologi dan pemasaran digital
khususnya media sosial sebagai
sarana untuk memperkenalkan atau
mempromosikan barang atau jasanya.
Hal ini dilakukan karena
perkembangan teknologi membuat
masyarakat lebih tertarik untuk
mencari segala informasi melalui
internet. Ketatnya persaingan di dunia
bisnis memicu para pelaku bisnis
untuk menyusun strategi terbaik
dalam mendapatkan dan
mempertahankan konsumennya.
Setiap perusahaan memiliki caranya
sendiri untuk memenangkan hati para
pelanggannya, salah satunya ialah
melaksanakan fungsi komunikasi
pemasaran yang memungkinkan
perusahaan memberikan informasi
serta memasarkan produk atau
jasanya melalui berbagai media.
Content Marketing adalah teknik
pemasaran untuk menciptakan dan
mendistribusikan konten yang
relevan dan berharga untuk menarik,
memperoleh, dan melibatkan target
audience yang jelas dan dipahami
dengan tujuan mendorong tindakan
pelanggan yang menguntungkan
(Pulizzi, 2009). Content Marketing
adalah proses secara tidak langsung
dan langsung mempromosikan bisnis
atau merek melalui konten teks,
video, atau audio yang bernilai
tambah baik secara online maupun
offline (Gunelius, 2001). Content
Marketing tidak menjual secara terus
menerus dan bukan merupakan suatu
taktik yang dapat langsung
menghasilkan, namun harus menjadi
pola pikir yang dipegang dan
dilakukan karena nantinya akan
berdampak kepada Customer
Engagement dan mungkin juga
terdapatnya minat akan pembelian
atau Purchase Intention.
Gambar 1. Peluang Pertumbuhan di
Digital Marketing di Indonesia
Fauzan Zaki Mahendra, Universitas Brawijaya, [email protected]
Dian Ari Nugroho, SE., MM., CMA, Universitas Brawijaya, dian.ari@ ub.ac.id
Sumber: GetCraft, 2020
Berdasarkan gambar di atas,
hampir 60% dari digital marketer
yang mengikuti survey menganggap
bahwa Content Marketing menjadi
salah satu strategi yang sangat
berpeluang untuk menarik perhatian
konsumen. Hal ini menunjukkan
bahwa digital marketer saat ini
menyadari apabila konten yang
relevan mampu membantu untuk
memengaruhi perilaku pelanggan
melalui informasi yang berguna di
mana pun pelanggan berada dan
diharapkan dalam proses menuju
Purchase Intention. Content
Marketing menjadi menarik untuk
dibahas karena bukan hanya menjadi
salah satu bagian dari pemasaran
digital, namun menyangkut seni
tentang bagaimana membuat dan
mendistribusikan konten yang
sekiranya relevan mengenai sebuah
merek, yang tujuannya adalah
memikat konsumen dengan cara
menyediakan konten yang sesuai
dengan karakter dari suatu merek.
Gambar 2. Tujuan Utama Perusahaan
dalam Content Marketing
Sumber: GetCraft, 2020
Gambar 3. Keterlibatan Customer
Engagement dalam Pengambilan Strategi
Sumber: Retail Economics, 2020
Mengacu pada survei yang
dilakukan oleh Retail Economics
(2020) dan GetCraft (2020) di atas,
menyatakan bahwa eksekutif bisnis
menilai Customer Engagement
sebagai prioritas utama untuk semua
inisiatif bisnis, karena semakin
berperannya teknologi dan internet
maka strategi Customer Engagement
semakin penting bagi digital
marketer. Customer Engagement
dipercaya dapat menjadi dasar untuk
membangun merek yang kuat dan
berdampak pada keberlanjutan suatu
perusahaan. Customer Engagement
adalah konsep untuk membangun
hubungan interaksi konsumen dengan
suatu brand melalui aspek – aspek
sosial seperti psikologi, sosiologi,
ilmu politik, dan perilaku organisasi
(Hollebeek, 2011). Dalam strategi
sosial media itu sendiri, pengukuran
terhadap dampak dari suatu unggahan
dan iklan secara menyeluruh menjadi
sangat penting (Lariscy, et al., 2009).
Konten unggahan bisa berdampak
pada Customer Engagement yang
diwakili oleh like dan komentar.
Dalam hal ini faktor yang
memengaruhi kepopuleran suatu
unggahan bisa diketahui dari jumlah
like dan komentar. Dampak dari suatu
unggahan dapat dilihat dari respon
konsumen yang diwakili oleh like dan
komentar tersebut, semakin banyak
jumlah like dan komentar maka
semakin besar respon yang muncul
dari konsumen. Melalui adanya
respon yang banyak, hal ini
menunjukkan bahwa suatu merek bisa
menjalin hubungan dengan konsumen
secara intens dan positif. Selain itu,
jumlah like dan komentar yang
banyak juga akan membuka peluang
untuk sebuah merek agar lebih
dikenal oleh khalayak luas.
Minat atau Intention merupakan
salah satu aspek psikologis yang
Fauzan Zaki Mahendra, Universitas Brawijaya, [email protected]
Dian Ari Nugroho, SE., MM., CMA, Universitas Brawijaya, dian.ari@ ub.ac.id
mempunyai pengaruh cukup besar
terhadap perilaku dan minat juga
merupakan sumber motivasi yang
akan mengarahkan seseorang dalam
melakukan apa yang mereka lakukan
(Ling, et al., 2010). Berbagai
kemudahan yang ditawarkan oleh
online shop membuat minat
masyarakat untuk berbelanja online
atau meningkatnya Purchase
Intention. Purchase intention adalah
kecenderungan untuk membeli
sebuah merek dan secara umum
berdasarkan kesesuaian antara motif
pembelian dengan atribut atau
karakteristik dari merek yang dapat
dipertimbangkan (Broutson &
Fitsilis, 2012).
Purchase Intention merupakan
bagian dari komponen perilaku dalam
sikap mengkonsumsi (Broutson &
Fitsilis, 2012). Minat digambarkan
sebagai situasi individu sebelum
melakukan tindakan yang dapat
dijadikan dasar untuk memprediksi
perilaku atau tindakan. Hal ini dibuat
agar manajer mampu memutuskan
bagaimana content marketing dan
cara beromunikasi yang tepat untuk
mempromosikan produk dan jasa di
sosial media terutama di Instagram.
Manajer juga dapat menilai respon
yang didapat dari konten yang telah
disebarkan dan menghubungkannya
terhadap strategi yang tepat untuk
mengoptimalkan dampak dari post itu
sendiri.
Bagi perusahaan, media sosial
menjadi sebuah sarana baru sebagai
bentuk strategi pemasaran untuk
menyampaikan pesan, mendapatkan
feedback, dan berkomunikasi secara
langsung dengan konsumen. Salah
satu media sosial yang populer yaitu
Instagram, merupakan aplikasi media
sosial berbasis foto dan video yang
memungkinkan pengguna mengambil
foto dan video, menerapkan filter
digital, dan membagikannya ke
berbagai layanan jejaring sosial yang
mana memungkinkan juga bagi para
pelaku bisnis untuk memasarkan serta
mempromosikan produk atau jasa.
Pernyataan ini dikuatkan dengan
adanya hasil survei Global Web Index
pada tahun 2018 sebagai berikut:
Gambar 4. Media Sosial yang Paling
Sering Digunakan di Indonesia
Sumber: WeAreSocial, 2020
Berdasarkan survei yang
dilakukan Global Web Index pada
pengguna internet di Indonesia dalam
rentang usia 16-64 tahun,
menunjukkan bahwa ada beberapa
platform media sosial yang aktif
digunakan masyarakat Indonesia.
Salah satunya media sosial yang
paling aktif digunakan adalah
Instagram sebesar 80%. Instagram
telah digunakan oleh jutaan pengguna
yang aktif menggunakan sosial
media.
Pada pertengahan tahun 2016,
Instagram telah tercatat memiliki 500
juta pengguna di seluruh dunia,
dimana pertumbuhan meningkat dua
kali lipat dalam kurun waktu dua
tahun. Lebih lanjut, sebanyak 300 juta
akun yang ada merupakan pengguna
Instagram harian. Dalam konteks
global, 80 persen pengguna
Instagram terdata berasal dari luar
Amerika. Tercatat sekitar lebih dari
95 juta unggahan per hari dan 4,2 juta
like per hari (Instagram, 2016). Di
Indonesia, Instagram telah memiliki
22 juta pengguna aktif bulanan yang
Fauzan Zaki Mahendra, Universitas Brawijaya, [email protected]
Dian Ari Nugroho, SE., MM., CMA, Universitas Brawijaya, dian.ari@ ub.ac.id
diproyeksikan akan terus meningkat
(Fajrina, 2016) Jumlah pengguna
jejaring sosial dunia akan meningkat
dari 0.97 miliar menjadi 2.44 miliar
pada tahun 2018, lebih lanjut,
pertumbuhan diprediksikan akan
mengalami peningkatan sebesar 300
persen dalam kurun waktu delapan
tahun. Berdasarkan data-data
tersebut, popularitas sosial media
termasuk Instagram akan terus
meningkat di berbagai penjuru dunia.
Mengingat perkembangannya yang
sangat cepat, Instagram dapat
menjadi salah satu media paling
strategis bagi pemasaran sebuah
merek atau pemasaran suatu
perusahaan untuk menjangkau
konsumen dengan cara mengunggah
postingan dan melakukan interaksi
untuk mempromosikan produknya
pada media sosial Instagram.
Gambar 5. Persentase Pengguna
Instagram yang Mengikuti Online Shop di
Indonesia
Sumber: eMarketer, 2016
Berbelanja melalui sosial media
juga dianggap mudah karena dapat
diakses kapanpun dan dimanapun
melalui platform perangkat lunak
berbasis internet. Bagi generasi
milenial yang tidak dapat terlepas dari
penggunaan platform memiliki
mobilitas tinggi serta ingin semua
serba mudah dan cepat, membuat
aplikasi Instagram cocok untuk
digunakan sebagai penghubung
konsumen dan entitas bisnis.
Atmosfer bisnis di Indonesia,
termasuk UKM, semakin
berkembang dengan adanya sosial
media (Pudjihardjo, et al., 2015)..
Banyak online shop yang
menggunakan sosial media terutama
Instagram, sebagai media promosi
dan jual beli barang maupun jasa
karena lepercayaan masyarakat
terhadap belanja online di Instagram
juga terus meningkat. Sebanyak 56,2
persen responden survei yang
dilakukan oleh eMarketer dengan usia
18-35 tahun mengikuti akun online
shop di Instagram. Akun yang paling
banyak diikuti adalah akun online
shop yang bergerak di bidang pakaian
dan aksesoris masing-masing dengan
angka 67.5 persen dan 64.9 persen
(eMarketer, 2016). Pemanfaatan
sosial media untuk melakukan
penjualan dimanfaatkan melalui
penggunaan content marketing
melalui social media marketing dan
consumer engagement sebagai cara
untuk menarik keinginan pelanggan
untuk melakukan pembelian.
Content Marketing atau konten
pemasaran merupakan sebuah strategi
yang melibatkan pembuatan dan
penerbitan konten dalam situs web
dan media sosial. Membuat konten
berkualitas dapat memengaruhi
konsumen untuk terlibat dengan
merek yang dibutuhkan perusahaan
untuk membuat konten yang
membuat pelanggan mengunjungi
situs web dan merangsang mereka
untuk terlibat dalam Purchase
Intention (Puro, 2013). Maka, content
marketing merupakan hal penting
dalam menentukan purchase
intention konsumen (Toor et al.,
2017; Ulfah & Siregar, 2019). Selain
itu, content marketing adalah salah
satu strategi terbaik yang digunakan
untuk merangsang engagement secara
online dan telah muncul bersamaan
dengan munculnya media sosial
Fauzan Zaki Mahendra, Universitas Brawijaya, [email protected]
Dian Ari Nugroho, SE., MM., CMA, Universitas Brawijaya, dian.ari@ ub.ac.id
(Content Marketing Institute, 2014).
Maka, content marketing merupakan
hal penting dalam menentukan
customer engagement konsumen
(Toor et al., 2017; Weerasinghe,
2017; Ulfah & Siregar, 2019).
Engagement adalah “involves
turning on a prospect to brand idea
enhanced by the surrounding
context” yang jika diartikan berarti
engagement adalah untuk
berhubungan dengan orang secara
emosional dan kognitif. Saat
pelanggan terhubung secara
emosional dan kognitif dengan
konten dari sebuah brand maka
mereka menjadi lebih perhatian dan
lebih menyukai brand. (Frost &
Strauss, 2016) Sedangkan Customer
Engagement adalah mengembangkan
portofolio pelanggan (satu set khusus
untuk pelanggan berharga) dan
memelihara hubungan dengan para
pelanggan (Rai & Medha, 2013).
Customer Engagement merupakan
upaya untuk menciptakan,
membangun, dan meningkatkan
hubungan dengan pelanggan yang
merupakan strategi penting dalam
mempertahankan performa bisnis di
masa depan karena berhubungan
dengan konsumen (Brodie, 2011).
Maka, customer engagement
merupakan hal penting dalam
menentukan purchase intention
konsumen (Toor et al., 2017; Ulfah &
Siregar, 2019).
Menurut Kotler dan Keller
(2016), minat beli adalah perilaku
konsumen yang muncul sebagai
respon terhadap objek yang
menunjukkan keinginan seseorang
untuk melakukan pembelian.
Menurut Durianto (2013), Minat Beli
adalah keinginan untuk memiliki
produk, minat beli akan timbul
apabila seseorang konsumen sudah
terpengaruh terhadap mutu dan
kualitas dari suatu produk, informasi
seputar produk. Strategi yang paling
penting untuk menciptakan perhatian
terhadap produk konsumen adalah
menyediakan konten yang baik untuk
membangun Brand dan Customer
Engagement, yang nantinya akan
mengarah pada Purchase Intention di
masa depan (Vivek, et al., 2012).
Maka, content marketing merupakan
hal penting dalam menentukan
purchase intention konsumen melalui
customer engagement (Toor et al.,
2017; Ulfah & Siregar, 2019).
Salah satu online shop yang
menggunakan media sosial Instagram
sebagai media promosi dan jual beli
barang adalah AuthenticsID.
Authentic Store Indonesia atau yang
lebih dikenal dengan AuthenticsID
adalah toko fan apparel yang
didirikan sejak tahun 2013. Pada awal
konsepnya, AuthenticsID menjadi
salah satu outlet yang menjual fan
apparel berupa jersey, equipment,
clothing, dan beragam merchandise
untuk para penggemar National
Basketball Association (NBA) di
Indonesia. Namun seiring
berkembangnya permintaan pasar,
AuthenticsID mengembangkan
pelayan dengan membuka jasa
pemesanan produk secara khusus
yang tidak dipasarkan secara umum di
toko AuthenticsID atau di Indonesia.
Figure 6. Kegiatan AuthenticsID
Sumber: AuthenticsID, 2020
Fauzan Zaki Mahendra, Universitas Brawijaya, [email protected]
Dian Ari Nugroho, SE., MM., CMA, Universitas Brawijaya, dian.ari@ ub.ac.id
Pada tahun 2019, AuthenticsID
mengeluarkan produk baru berupa
clothing yang dinamai Triple
Overtime Thriller. Produk ini menjadi
salah satu pilihan utama bagi
konsumen AuthenticsID karena
memiliki desain yang unik dan
kualitas yang baik serta harga yang
terjangkau. Selain menjadi salah satu
pencetus awal bagi penjualan
merchandise kebutuhan untuk para
penggemar NBA di Indonesia,
AuthenticsID juga membuat
komunitas bagi penggemar basket
terutama NBA untuk berbagi
berbagai macam hal seperti ruang
diskusi dan media interaktif. Pada
tahun 2020, AuthenticsID
mempunyai dua cahang di Jakarta
yang berada di Store Mega Kuningan
& Plaza Semanggi, yang
dipergunakan untuk melakukan
kegiatan penjualan dan interaksi oleh
AurhenticsID.
Berdasarkan yang telah
dijelaskan di atas, maka dilakukan
penelitian mengenai content
marketing, yang dapat mempengaruhi
purchase intention melalui customer
engagement pada salah satu online
shop Instagram yaitu authenticsid.
Pada penelitian ini, maka judul yang
diangkat adalah “Pengaruh Content
Marketing terhadap Purchase
Intention pada Fan Apparel dengan
variabel Mediasi Customer
Engagement (Studi pada Akun
Instagram @authenticsid)”.
Penelitian ini bertujuan untuk
menjelaskan content marketing,
purchase intention, customer
engagement pada online shop
Instagram @authenticsid.
II. KERANGKA TEORITIS
Manajemen Pemasaran
Manajemen Pemasaran adalah
proses penetapan tujuan-tujuan
pemasaran bagi suatu organisasi
(dengan mempertimbangkan sumber
daya internal dan peluang pasar),
perencanaan, dan pelaksanaan
aktivitas untuk memenuhi tujuan-
tujuan tersebut, dan mengukur
kemajuan ke arah pencapaiannya.
Perusahaan membutuhkan berbagai
cara untuk dapat mengatur kegiatan
pemasarannya agar dapat mencapai
tujuan perusahaan yang telah
ditentukan, dalam hal ini pengaturan
yang diperlukan perusahaan adalah
manajemen pemasaran.
Pengertian Manajemen
Pemasaran menurut Assauri (2013),
adalah “Manajemen pemasaran
merupakan kegiatan penganalisisan,
perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian program-program yang
dibuat untuk membentuk,
membangun, dan memelihara
keuntungan dari pertukaran melalui
sasaran pasar guna mencapai tujuan
organisasi (perusahaan) dalam jangka
panjang”. Kotler dan Keller (2016)
menyatakan manajemen pemasaran
sebagai seni dan ilmu memilih pasar
sasaran dan meraih,
mempertahankan, serta
menumbuhkan pelanggan dengan
menciptakan, menghantarkan, dan
mengomunikasikan nilai pelanggan
yang unggul. Sedangkan menurut
Suparyanto (2015), manajemen
pemasaran adalah proses
menganalisis, merencanakan,
mengatur dan mengelola program-
program yang mencakup
pengkonsepan, penetapan harga,
promosi dan distribusi dari produk,
jasa dan gagasan yang dirancang
untuk menciptakan dan memelihara
pertukaran yang menguntungkan
dengan pasar sasaran untuk mencapi
tujuan perusahaan.
Berdasarkan pada teori di atas
dan halaman sebelumnya dapat
Fauzan Zaki Mahendra, Universitas Brawijaya, [email protected]
Dian Ari Nugroho, SE., MM., CMA, Universitas Brawijaya, dian.ari@ ub.ac.id
disimpulkan bahwa manajemen
pemasaran merupakan suatu seni dan
ilmu dalam memilih pasar sasaran,
meraih, mempertahankan, dan
mengkomunikasikan nilai pelanggan
yang unggul guna mendapatkan
keuntungan dengan melalui kegiatan
analisis, perencanaan, pengaturan,
dan pengelolaan.
Content Marketing
Content Marketing atau konten
pemasaran merupakan sebuah strategi
yang melibatkan pembuatan dan
penerbitan konten dalam situs web
dan media sosial. Semua konten
online dapat dikatakan content
marketing yang berkisar situs web,
halaman jaringan sosial, unggahan
blog sampai video, white papers, dan
juga e- book (Frost & Strauss, 2016).
Membuat konten berkualitas dapat
memengaruhi konsumen untuk
terlibat dengan merek yang
dibutuhkan perusahaan untuk
membuat konten yang membuat
pelanggan mengunjungi situs web
dan merangsang mereka untuk
terlibat dalam Purchase Intention
(Puro, 2013).
Strategi yang paling penting untuk
menciptakan perhatian terhadap
produk konsumen adalah
menyediakan konten yang baik untuk
membangun Brand dan Customer
Engagement, yang nantinya akan
mengarah pada Purchase Intention di
masa depan (Vivek, et al., 2012).
Content Marketing adalah salah satu
strategi terbaik yang digunakan untuk
merangsang engagement secara
online dan telah muncul bersamaan
dengan munculnya media sosial
(Content Marketing Institute, 2014).
Berdasarkan pada teori di atas
dapat disimpulkan bahwa Content
Marketing merupakan sebuah strategi
yang melibatkan pembuatan dan
penerbitan konten berbentuk offline
maupun online yang bertujuan untuk
merangsang konsumen untuk terlibat
dengan suatu merek.
Social Media Marketing
Social Media Marketing adalah
teknik pemasaran yang menggunakan
sosial media sebagai sarana untuk
mempromosikan suatu produk, jasa,
atau produk lainnya secara lebih
spesifik. Menurut Gunelius (2011),
Social Media Marketing merupakan
suatu bentuk pemasaran langsung
ataupun tidak langsung yang
digunakan untuk membangun
kesadaran, pengakuan, daya ingat,
dan tindakan untuk merek, bisnis,
produk, orang, atau entitas lainnya
dan dilakukan dengan menggunakan
alat dari web sosial seperti blogging,
microblogging, social networking,
social bookmarking, dan content
sharing. Social Media Marketing
adalah proses promosi yang
dilakukan melalui situs media sosial
online untuk berkomunikasi dengan
memanfaatkan komunitas yang ada
dan memiliki kemungkinan lebih
besar untuk berhasil daripada
periklanan tradisional (Weinberg,
2009). Menurut Gunelius (2011)
terdapat empat elemen yang dijadikan
sebagai variabel kesuksesan Social
Media Marketing yaitu antara lain;
Content Creation, Content Sharing,
Connecting Jejaring, dan Community
Building Web.
Berdasarkan pada teori di atas
dapat disimpulkan bahwa Social
Media Network merupakan teknik
promosi yang menggunakan sosial
media online sebagai sarana untuk
mempromosikan, membangun dan
meningkatkan suatu produk, jasa,
atau produk lainnya yang digunakan
dan berkomunikasi dengan
memanfaatkan komunitas yang ada
Fauzan Zaki Mahendra, Universitas Brawijaya, [email protected]
Dian Ari Nugroho, SE., MM., CMA, Universitas Brawijaya, dian.ari@ ub.ac.id
daripada menggunakan periklanan
tradisional.
Purchase Intention
Menurut Schiffman dan Kanuk
(2007), Minat Beli adalah suatu
model sikap seseorang terhadap objek
barang yang sangat cocok dalam
mengukur sikap terhadap golongan
produk, jasa, atau merek tertentu.
Menurut Kotler dan Keller (2016),
Minat Beli adalah perilaku konsumen
yang muncul sebagai respon terhadap
objek yang menunjukkan keinginan
seseorang untuk melakukan
pembelian. Menurut Durianto (2013),
Minat Beli adalah keinginan untuk
memiliki produk, minat beli akan
timbul apabila seseorang konsumen
sudah terpengaruh terhadap mutu dan
kualitas dari suatu produk, informasi
seputar produk.
1. Tertarik untuk mencari
informasi tentang produk.
Konsumen yang terangsang
kebutuhannya akan terdorong
untuk mencari informasi yang
lebih banyak. Ada 2 (dua)
level rangsangan atau
stimulan kebutuhan
konsumen, yaitu level
pencarian informasi yang
lebih ringan atau penguatan
perhatian dan level aktif
mencari informasi yaitu
dengan mencari bahan
bacaan, bertanya pada teman
atau mengunjungi toko untuk
mempelajari produk tertentu.
2. Mempertimbangkan untuk
membeli
Berdasarkan pengumpulan
informasi, konsumen
mempelajari merek yang
bersaing dan juga fitur merek
tersebut. Melakukan evaluasi
terhadap pilihan dan mulai
mempertimbangkan untuk
membeli produk.
3. Tertarik untuk mencoba.
Setelah konsumen berusaha
memenuhi kebutuhan,
mempelajari merek yang
bersaing dan juga fitur merek
tersebut, konsumen akan
mencari manfaat tertentu dari
solusi produk dan melakukan
evaluasi terhadap produk
tersebut. Evaluasi ini
dianggap sebagai proses yang
berorientasi kognitif.
Maksudnya, konsumen
dianggap menilai suatu
produk secara sangat sadar
dan rasional hingga
mengakibatkan ketertarikan
untuk mencoba
4. Ingin mengetahui produk.
Setelah memiliki ketertarikan
untuk mencoba suatu produk,
konsumen akan memiliki
keinginan untuk mengetahui
produk. Konsumen akan
memandang produk sebagai
sekumpulan atribut dengan
kemampuan yang berbeda
dalam memberikan manfaat
yang digunakan untuk
memuaskan kebutuhan.
5. Ingin memiliki produk.
Para konsumen akan
memberikan perhatian besar
terhadap atribut yang
memberikan manfaat yang
dicarinya. Kemudian akhirnya
konsumen akan mengambil
sikap (keputusan, preferensi)
terhadap produk melalui
evaluasi atribut dan
membentuk niat untuk
membeli atau memiliki
produk yang disukai.
Customer Engagement
Fauzan Zaki Mahendra, Universitas Brawijaya, [email protected]
Dian Ari Nugroho, SE., MM., CMA, Universitas Brawijaya, dian.ari@ ub.ac.id
Engagement adalah “involves
turning on a prospect to brand idea
enhanced by the surrounding
context” yang jika diartikan berarti
engagement adalah untuk
berhubungan dengan orang secara
emosional dan kognitif. Saat
pelanggan terhubung secara
emosional dan kognitif dengan
konten dari sebuah brand maka
mereka menjadi lebih perhatian dan
lebih menyukai brand. (Frost &
Strauss, 2016) Sedangkan Customer
Engagement adalah mengembangkan
portofolio pelanggan (satu set khusus
untuk pelanggan berharga) dan
memelihara hubungan dengan para
pelanggan (Rai & Medha, 2013)
Customer Engagement terjadi
ketika pengguna internet terhubung
atau berkolaborasi dengan merek,
perusahaan, atau satu sama lain. Ini
melibatkan koneksi dengan pengguna
secara emosional dan intelektual.
Pemasar melibatkan pengguna
dengan membujuk mereka untuk
berpartisipasi dalam konten atau
media online maupun offline dari
pemasar tersebut. Customer
Engagement merupakan upaya untuk
menciptakan, membangun, dan
meningkatkan hubungan dengan
pelanggan yang merupakan strategi
penting dalam mempertahankan
performa bisnis di masa depan
(Brodie, 2011).
Berdasarkan pada teori di atas
dan halaman sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa Customer
Engagement merupakan
pemeliharaan hubungan pemasar
dengan para pelanggan dalam upaya
untuk menciptakan, membangun, dan
meningkatkan hubungan melibatkan
koneksi secara emosional dan
intelektual agar pelanggan mau
berpartisipasi dalam konten atau
media online maupun offline
pemasar..
Model Hipotesis
H1: Diduga variabel Content
Marketing (X) berpengaruh
terhadap variabel Customer
Engagement (Z)
H2: Diduga variabel Customer
Engagement (Z) berpengaruh
terhadap variabel Purchase
Intention (Y)
H3: Diduga variabel Content
Marketing (X) berpengaruh
terhadap variabel Purchase
Intention (Y)
H4: Diduga variabel Content
Marketing (X) berpengaruh tidak
langsung terhadap variabel
Purchase Intention (Y) melalui
variabel Customer Engagement
(Z)
Figure 7. Model Hipotesis
Sumber: Data Diolah, 2020
III. METODE PENELITIAN
Berdasarkan tujuan, masalah
penelitian, dan metode pengumpulan
data maka jenis penelitian ini adalah
explanatory research. Lokasi
penelitian merupakan tempat atau
daerah dimana penelitian
berlangsung, dimana memberikan
gambaran yang mewakili variabel
yang diteliti melalui data yang
diperoleh. Lokasi penelitian untuk
penelitian ini berada di Provinsi DKI
Jakarta. Populasi dalam penelitian ini
adalah follower dari akun Instagram
AuthenticsID di DKI Jakarta. Roscoe
menjelaskan bahwa ukuran sampel
Fauzan Zaki Mahendra, Universitas Brawijaya, [email protected]
Dian Ari Nugroho, SE., MM., CMA, Universitas Brawijaya, dian.ari@ ub.ac.id
penelitian minimal antara 30 dan 500
responden. Dalam penelitian ini
ukuran sampel total didasarkan pada
aturan Roscoe. Penentuan jumlah
sampel untuk analisis Partial Least
Square melalui (SEM) menggunakan
rumus 5 sampai 10 kali dari jumlah
indikator (Ferdinand, 2006). Oleh
karena jumlah indikator yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
10, maka sampel minimal untuk
penelitian ini adalah 50. Hair (2014)
yang dikutip dalam Ferdinand (2006)
menemukan bahwa ukuran sampel
yang sesuai untuk SEM adalah antara
100 – 200 sampel. Mengacu pada
pendapat Hair (2014), maka jumlah
sampel yang digunakan dalam
penelitian adalah 150 responden.
IV. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Uji Outer Model (Evaluasi Model
Pengukuran)
a. Convergent Validity Tabel 1. Convergent Validity
Sumber: Data Diolah, 2020
Berdasarkan nilai loading factor
pada tabel di atas, seluruh nilai
loading factor telah melebihi batas
0,70. Sehingga seluruh indikator
dalam variabel content marketing,
customer engagement, dan purchase
intention mampu dijelaskan dengan
baik oleh masing-masing
indikatornya atau dapat dikatakan
valid secara konvergen.
b. Discriminant Validity
Tabel 2. Discriminant Validity
Sumber: Data Diolah, 2020
Berdasarkan tabel di atas, tiap
variabel memiliki nilai loading factor
yang lebih dominan dibanding
variabel lain di loading factornya
masing-masing, sehingga dapat
dikatakan bahwa setiap indikator
pada variabel-variabel valid secara
diskriminan, yaitu setiap indikator
konstruk tidak berkorelasi tinggi
dengan konstruk-konstruk lain yang
dipakai dalam mengukur pada
penelitian ini.
c. Uji Reliabilitas Tabel 3. Uji Reliabilitas
Sumber: Data Diolah, 2020
Evaluasi menggunakan
composite reliability bertujuan untuk
menentukan apakah konstruk
memiliki reliabilitas yang tinggi atau
tidak. Nilai composite reliability yang
lebih besar dari 0,7 menandakan
bahwa konstruk tersebut reliabel.
Berdasarkan nilai pada tabel di atas,
seluruh nilai sudah memenuhi syarat
composite reliability > 0,7 dan
seluruh variabel memiliki nilai lebih
besar dari 0,7 sehingga dapat
dikatakan bahwa variabel laten
Fauzan Zaki Mahendra, Universitas Brawijaya, [email protected]
Dian Ari Nugroho, SE., MM., CMA, Universitas Brawijaya, dian.ari@ ub.ac.id
tersebut memiliki reliabilitas yang
tinggi dan juga nilai dari AVE untuk
semua konstruk tersebut lebih besar
dari 0.5 sehingga dapat disimpulkan
bahwa evaluasi pengukuran model
memiliki validitas diskriminan yang
baik.
Selain itu, reliabilitas juga dapat
dilihat melalui Cronbach Alpha.
Dimana nilai Cronbach Alpha
digunakan untuk mengetahui
keandalan suatu konstruk. Semakin
mendekati satu, maka akan semakin
andal konstruk tersebut dalam
melakukan pengukuran. Menurut
Hair (2006), secara umum keandalan
kurang dari 0,60 dianggap buruk,
keandalan dalam kisaran 0,70, dapat
diterima, dan lebih dari 0,80 adalah
baik. Pada tabel di atas dapat terlihat
bahwa seluruh variabel memiliki nilai
Cronbach Alpha lebih dari 0,80.
Sehinga dapat dikatakan bahwa
semua variabel dalam penelitian ini
memiliki keandalan yang tergolong
baik.
Uji Inner Model (Evaluasi Model
Struktural)
a. Koefisien Determinasi (R2) Tabel 4. Koefisien Determinasi
Sumber: Data Diolah, 2020
Berdasarkan hasil perhitungan
software SmartPLS 3.0. diperoleh
hasil perhitungan seperti yang tersaji
pada tabel di atas, dapat diketahui
nilai R² dari variabel customer
engagement yaitu sebesar 0,763, yang
bermakna bahwa variabel customer
engagement dipengaruhi oleh variabel
content marketing sebesar 76,3% dan
sisanya sebesar 23,7% dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak dibahas
dalam penelitian ini. Hasil R² dari
variabel purchase intention
menunjukkan nilai sebesar 0,506,
yang bermakna bahwa variabel minat
beli dapat dipengaruhi oleh variabel
content marketing dan variabel
customer engagement yaitu sebesar
50,6% dan sisanya sebesar 49,4%
dipengaruhi oleh variabel lainnya
yang tidak dibahas dalam penelitian
ini.
b. Predictive Relevance (Q2)
Berikut ini adalah hasil uji
predictive relevance:
Q2 = 1 – (1 – R12) x (1 – R22)
Q2 = 1 – (1 – 0,763) x (1 – 0,506)
Q2 = 1 – 0,237 x 0,393
Q2 = 1 – 0,1170
Q2 = 0,883
Keterangan:
• Q2: nilai Predictive Relevance
• R12: nilai R-Square Customer
Engagement
• R22: nilai R-Square Purchase
Intention
Based on the table above, the test
Hasil perhitungan sebesar 0,883 atau
88,3%, hal ini mengindikasikan
bahwa keragaman data yang mampu
dijelaskan oleh model tersebut adalah
sebesar 88,3% dan sisanya sebesar
11,7% sisanya dijelaskan oleh faktor
lain diluar model yang dirancang.
Sehingga dapat dikatakan jika model
struktural yang dirancang pada
penelitian ini baik karena nilai yang
dihasilkan semakin mendekati nilai 1.
c. Goodness of Fit Index (GoF)
Berikut ini adalah hasil dari
Goodness of Fit:
GoF = √AVE x √R2
GoF =√0,686 x √0,6345
Fauzan Zaki Mahendra, Universitas Brawijaya, [email protected]
Dian Ari Nugroho, SE., MM., CMA, Universitas Brawijaya, dian.ari@ ub.ac.id
GoF = 0,6597
Hasil perhitungan sebesar 0,6597
atau 65,97%, hal ini
mengindikasikan bahwa kontribusi
data yang mampu dijelaskan oleh
model tersebut adalah sebesar
65,97% dan sisanya sebesar 34,03%
dijelaskan oleh variabel lain yang
belum terkandung dalam model dan
eror.
Pengujian Hipotesis
a. Pengujian Pengaruh Langsung Tabel 5. Path Coefficients
Sumber: Data Diolah, 2020
Berdasarkan kalkulasi tabel di
atas, dapat dilihat bahwa variabel-
variabel penelitian hipotesisnya dapat
diterima, yaitu terdapat pengaruh
positif dan signifikan antar variabel.
H1: Pengaruh content marketing
terhadap customer engagement
pada online shop instagram
@authenticsid
Pengaruh content marketing
terhadap customer engagement
dirumuskan dalam Hipotesis 1. Dari
hasil analisis didapat nilai t statistik
(35,886) dengan p < 0.05 (0,000) serta
path coefficients positif (0,874). Hasil
t-statistics memiliki nilai lebih besar
dari t-tabel (1,96) dan p-value
memiliki nilai lebih kecil dari 0,05,
sehingga dalam penelitian ini content
marketing memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap customer
engagement. Nilai path coefficients
menunjukkan angka positif sebesar
(0,874) yang menandakan content
marketing memiliki pengaruh yang
positif terhadap customer
engagement, sehingga dalam
penelitian ini, hipotesis 1 diterima
karena variabel content marketing
terbukti berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel customer
engagement.
H2: Pengaruh customer engagement
terhadap purchase intention pada
online shop instagram
@authenticsid
Pengaruh customer engagement
terhadap purchase intention
dirumuskan dalam Hipotesis 2. Dari
hasil analisis didapat nilai t statistik
(3,328) dengan p < 0.05 (0,001) serta
path coefficients positif (0,379). Hasil
t-statistics memiliki nilai lebih besar
dari t-tabel (1,96) dan p-value
memiliki nilai lebih kecil dari 0,05,
sehingga dalam penelitian ini
customer engagement memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
purchase intention. Nilai path
coefficients menunjukkan angka
positif sebesar (0,379) yang
menandakan customer engagement
memiliki pengaruh yang positif
terhadap purchase intention, sehingga
dalam penelitian ini, hipotesis 2
diterima karena variabel customer
engagement terbukti berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
variabel purchase intention.
H3: Pengaruh content marketing
terhadap purchase intention pada
online shop instagram
@authenticsid
Pengaruh content marketing
terhadap purchase intention
dirumuskan dalam Hipotesis 3. Dari
hasil analisis didapat nilai t statistik
(3,176) dengan p < 0.05 (0,002) serta
path coefficients positif (0,356). Hasil
t-statistics memiliki nilai lebih besar
dari t-tabel (1,96) dan p-value
memiliki nilai lebih kecil dari 0,05,
sehingga dalam penelitian ini content
Fauzan Zaki Mahendra, Universitas Brawijaya, [email protected]
Dian Ari Nugroho, SE., MM., CMA, Universitas Brawijaya, dian.ari@ ub.ac.id
marketing memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap purchase
intention. Nilai path coefficients
menunjukkan angka positif sebesar
(0,356) yang menandakan content
marketing memiliki pengaruh yang
positif terhadap purchase intention,
sehingga dalam penelitian ini,
hipotesis 3 diterima karena variabel
content marketing berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
variabel purchase intention.
b. Pengujian Pengaruh Tidak
Langsung Tabel 6. Indirect Effect
Sumber: Data Diolah, 2020
H4: Pengaruh content marketing
secara tidak langsung terhadap
purchase intention melalui customer
engagement pada online shop
instagram @authenticsid
Hasil analisis menunjukkan
bahwa nilai t statistik (3,127) dengan
p < 0.05 (0,002) serta path
coefficients positif (0,311). Hasil t-
statistics memiliki nilai lebih besat
dari t-tabel (1,96) dan p-value
memiliki nilai lebih kecil dari 0,05,
sehingga dalam penelitian ini content
marketing memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap purchase
intention. Pengaruh tidak langsung
dinyatakan signifikan jika kedua
pengaruh langsung yang
membentuknya adalah signifikan.
Pengaruh langsung content marketing
terhadap customer engagement dan
pengaruh langsung customer
engagement terhadap purchase
intention, keduanya memberikan
pengaruh yang signifikan maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
tidak langsung yang signifikan antara
pengaruh tidak langsung content
marketing terhadap purchase
intention melalui customer
engagement ini berarti hipotesis 4
diterima.
c. Implikasi Manajerial
Implikasi hasil dari penelitian ini
adalah bagaimana content marketing
yang diunggah oleh @authenticsid
dapat mempengaruhi purchase
intention pengikutnya melalui
customer engagement. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi respon positif dari
konsumen akan content marketing,
maka akan semakin baik engagement
yang timbul dalam benak seorang
konsumen. Hal ini lah yang mampu
meningkatkan minat beli dari diri
seorang konsumen. Hasil penelitian
ini memberikan informasi baru bagi
@authenticsid bahwa fokus untuk
meningkatkan mutu content
marketing terutama dari segi
kepopulerannya dan
mempertahankan customer
engagement yang dimilikinya.
Pengembangan mutu content
marketing ini sendiri bisa menjadi
salah satu cara interaksi kepada
konsumen yang mencakup segi
desain, copywriting, dan juga kualitas
informasi yang diberikan. Lalu
mempertahankan customer
engagement dapat menjadi fokus
strategi pemasaran. Konsumen yang
merasa memiliki keterikatan pada
suatu merek atau produk akan
menumbuhkan minat beli dari
konsumen itu sendiri. Minat beli
merupakan pintu awal untuk kearah
membangun loyalitas pelanggan,
dengan loyalitas pelanggan yang
tinggi maka @authenticsid dapat
menjaga keberlangsungan bisnisnya.
Oleh karena itu ketika @authenticsid
mampu untuk membangun sebuah
komunitas konsumen lewat akun
instagramnya, maka akan sangat
Fauzan Zaki Mahendra, Universitas Brawijaya, [email protected]
Dian Ari Nugroho, SE., MM., CMA, Universitas Brawijaya, dian.ari@ ub.ac.id
membantu @authenticsid dalam
memperluas pasarnya.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan yang
telah dirumuskan, hasil analisis dan
pengujian hipotesis yang telah
dilakukan pada bab sebelumnya,
maka dari penelitian yang dilakukan
dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Content marketing memiliki
pengaruh positif dan signifikan
terhadap keterikatan (customer
engagement) pengguna
instagram daerah Jakarta atas
merek AuthenticsId, sehingga
ketika perusahaan mengunggah
konten pemasaran yang lebih
baik dari sebelumnya, maka
akan berdampak pada tingginya
keterikatan konsumen
2. Customer engagement
memiliki pengaruh terhadap
minat beli (purchase intention
pengguna instagram daerah
Jakarta atas merek
AuthenticsId, sehingga ketika
perusahaan dapat membuat
konsumennya merasa terikat,
maka akan berdampak pada
minat beli konsumen.
3. Content marketing memiliki
memiliki pengaruh terhadap
minat beli (purchase intention)
pengguna instagram daerah
Jakarta atas merek
AuthenticsId, sehingga ketika
perusahaan mengunggah
konten pemasaran yang lebih
baik dari sebelumnya, maka
akan berdampak pada minat
beli konsumen.
4. Hasil penelitian membuktikan
bahwa ketika content marketing
ditingkatkan dengan baik, maka
akan menimbulkan keterikatan
(customer engagement) dan
ketertarikan konsumen akan
merek, yang akan
meningkatkan minat beli
konsumen di kalangan
pengguna instagram daerah
Jakarta atas merek
AuthenticsId.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas,
dapat dikemukakan beberapa saran
yang diharapkan dapat bermanfaat
bagi perusahaan maupun bagi pihak-
pihak lain. Adapun saran yang
diberikan, antara lain:
1. Diharapkan pihak perusahaan
dapat mempertahankan serta
meningkatkan pelayanan
terhadap content marketing,
karena variabel content
marketing mempunyai
pengaruh yang signifikan
terhadap customer engagement
dan purchase intention,
diantaranya yaitu dengan
menciptakan konten-konten
yang menarik konsumen dan
para penggemar National
Basketball Association (NBA)
di Indonesia untuk berinteraksi
dalam menciptakan desain-
desain terbaru dari produk
Triple Overtime Thriller
sehingga purchase intention
akan meningkatMemperhatikan
dan meningkatkan user
interface agar tercipta
kenyamanan dan kesenangan
tersendiri bagi pengguna
aplikasi mobile banking.
2. Mengingat variabel bebas
dalam penelitian ini merupakan
hal yang sangat penting dalam
mempengaruhi purchase
intention diharapkan hasil
penelitian ini dapat dipakai
sebagai acuan bagi peneliti
Fauzan Zaki Mahendra, Universitas Brawijaya, [email protected]
Dian Ari Nugroho, SE., MM., CMA, Universitas Brawijaya, dian.ari@ ub.ac.id
selanjutnya untuk
mengembangkan penelitian ini
dengan mempertimbangkan
variabel- variabel lain yang
merupakan variabel lain diluar
variabel yang sudah masuk
dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah., W dan Jogiyanto. 2009.
Partial Least Square (PLS)
Alternatif SEM Dalam
Penelitian Bisnis . Penerbit
Andi: Yogyakarta.
Agung, A. P. 2012. Metodologi
Penelitian Bisnis. Malang:
UB Press.
American Marketing Association.
2017. The Definition of
Marketing: What is
Marketing?
https://www.ama.org/the-
definition-of-marketing-
what-is- marketing/
(Diakses: 22 April 2020
pukul 13.40.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik, Rineka Cipta:
Jakarta.
Assauri, Sofjan. 2013. Manajemen
Pemasaran. Jakarta:
Rajawali Pers.
Augusty, Ferdinand. 2006. Metode
Penelitian Manajemen:
Pedoman Penelitian untuk
skripsi, Tesis dan Disertai
Ilmu Manajemen. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Brodie, Roderick J., et al. 2011.
Consumer Engagement in A
Virtual Brand Community:
An Exploratory Analysis.
Elsevier, Inc: New Zealand
Broutson and fitsilis Broutsou, A., &
Fitsilis, P. (2012). Online
Trust: The Influence of
Perceived Company’s
Reputation on Consumers’
Trust and the Effects of Trust
on Intention for Online
Transactions. Journal of
Service Science and
Management, 5(4), 365–37.
Demangeot, C. dan Broderick,
Amanda. 2016. “Engaging
customers during a website
visit: a model of website
customer engagement”.
International Journal of
Retail & Distribution
Management, Vol. 44,
10.1108/IJRDM-08- 2015-
0124
Durianto, Darmadi. 2013. Strategi
Menaklukan Pasar Melalui
Riset Ekuitas dan Perilaku
Merek (cet. ke-10). Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama
Emarketer.com. 2016. Instagram
Users Indonesia Follow
Fashion.
https://www.emarketer.com/
Article/Instagram-Users-
Indonesia-Follow-
Fashion/1013618 (Diakses:
28 April 2020 pukul 17.05)
Erdoĝmuś, Ìrem Eren dan Ćićek,
Mesut. 2012. ”The Impact of
Social Media Marketing on
Brand Loyalty.” 8th
International Strategic
Management Conference.
doi:
10.1016/j.sbspro.2012.09.11
19.
Fauzan Zaki Mahendra, Universitas Brawijaya, [email protected]
Dian Ari Nugroho, SE., MM., CMA, Universitas Brawijaya, dian.ari@ ub.ac.id
Fajrina, Hani Nur, CNN. 2016. Ada
22 Juta Pengguna Aktif
Instagram dari Indonesia.
https://www.cnnindonesia.c
om/teknologi/20160623112
758-185- 140353/ada-22-
juta-pengguna-aktif-
instagram-dari-indonesia
(Diakses: 27 April 2020
pukul 14.05)
Ferdinand, A. T. 2006. Metode
Penelitian Manajemen:
Pedoman Penelitian untuk
skripsi, Tesis dan Disertai
Ilmu Manajemen. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Ferrell, O.C dan Hartline, Michael D.
2011. “Marketing Strategy”
(Fifth Edition). Cengage
Learning. US.
Frost, Raymond dan Judy, Strauss.
2016. ”E-Marketing”. New
York: Routledge.
Getcraft. 2020. Indonesia’s Digital
and Content Marketing
Report in 2017
Ghozali, Iman. 2016. Analisis
Multivariate dengan
Program IBM SPSS 23.
Semarang: Universitas
Diponegoro.
Gunelius, Susan. 2011. ”30-Minute
Social Media Marketing”.
United States: McGraw-Hill
Companies.
Ha, H. and Janda, S. 2014, “The effect
of customized information on
online purchase intentions”,
Internet Research, Vol. 24
No. 4, pp. 124-165.
Hair, J. H. 2014. A primer on partial
least squares structural
equation modeling PLS-
SEM. Sage. Los Angeles.
Hermawan. 2017. Efektivitas Online
Customer Engagement
Melalui Blog Di Industri
Kosmetik Indonesia, Vol.
1(1). Jurnal Riset Ekonomi
Manajemen
Hollebeek, Linda. 2011. Demystifying
Customer Brand
Engagement: Exploring the
Loyalty Nexus. Journal of
Marketing Management. 27.
785-807.
Hussein, Ananda Sabil. 2015. Modul
Ajar Penelitian Bisnis dan
Manajemen Menggunakan
Partial Least Squares (PLS)
dengan SmartPLS 3.0.
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas
Brawijaya. Malang.
Instagram. 2016. 50 Million
Instagrammers.
https://www.instagram.com/
p/BG6t6LphQeM/?taken-
by=instagram. (Diakses: 28
April 2020 pukul 13.25)
Kemp, Simon. 2016. Digital in 2016:
We Are Social's
Compendium of Global
Digital, Socail and Mobile
Data Trends and Statistics.
Special Report, Singapore:
wearesocialsg.
Kotler, Philip dan Amstrong, Gary.
2014. ”Principles of
Marketing, 12th Edition,
Jilid 1 Terjemahan Bob
Sabran” Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip and Kevin Lane Keller.
2016. ”Marketing
Fauzan Zaki Mahendra, Universitas Brawijaya, [email protected]
Dian Ari Nugroho, SE., MM., CMA, Universitas Brawijaya, dian.ari@ ub.ac.id
Management, 15th Edition.”
Pearson Education, Inc.
Kevin, Roger dan Hartley, Steven.
2016. Marketing. McGraw-
Hill Education; 13 Edition.
Lariscy, Ruthann & Avery, Elizabeth
& Sweetser, Kaye & Howes,
Pauline. 2009. An
Examination of the Role pf
Online Social Media in
Journalists' Source Mix.
Public Relations Review. 35.
314-316.
Ling, Kwek & Lau, Teck-Chai &
Piew, Tan. 2010. The Effects
of Shopping Orientations,
Online Trust and Prior
Online Purchase Experience
toward Customers’ Online
Purchase Intention.
International Business
Research. 3.
Mullins, John W dan Walker Jr,
Orville C. 2013. Marketing
Management: A Strategic
Decision-Making Approach,
8th Edition, McGraw-Hill
International Edition.
Nabilla, Zulfa dan Rubiyanti, R.
Nurafni. 2020. Pengaruh
Content Marketing
Terhadap Customer
Retention Dengan Customer
Engagement Sebagai
Mediator Pada Penggunaan
Situs Web Zomato, Vol. 5
No. 2, Jurnal Riset
Manajemen dan Bisnis
(JRMB). Fakultas Ekonomi
UNIAT: Jakarta.
Patterson, P., Yu, T., dan Ruyter de K.
2006. “Converting Service
Encounters Into Cross-
Selling Opportunities: Does
Faith in Supervisor Ability
Help or Hinder Service-
Sales Ambidexterity?”
European Journal of
Marketing, Vol. 49 No. ¾,
2015 pp, 491-511.
Pavlou, P., Liang, H. dan Xue, Y.
2007. “Understanding and
Mitigating Uncertainty in
Online Exchange
Relationships: A Principal-
Agent Perspective”. MIS
Quarterly, Vol. 31
Pudjihardjo, Maria C., Wijaya, H.,
dan Remiasa M. 2015.
Analisa Pengaruh
Kepercayaan, Kemudahan,
Kualitas Informasi, Dan
Tampilan Produk Terhadap
Keputusan Pembelian
Melalui Pemasaran Di
Media Sosial (Studi Pada
Pengguna Media Sosial Di
Shapeharve)." Jurnal
Hospitality dan Manajemen
Jasa, vol. 3, no. 2, 2015, pp.
364-379.
Pulizzi, J. & Barrett, N. 2009. Get
content. Get customers.
McGraw Hill: New York
Puro, P. 2013. Content Marketing and
the Significance of
Corporate Branding.
http://www.doria.fi/bitstrea
m/handle/10024/92373/Mas
ter%C2%B4s%20th
esis,%20Pasi%20Puro.pdf?s
equence=2. (Diakses: 23
April 2020 pukul 11.40)
Rai, Alok Kumar dan Medha,
Srivastava. 2013. ”The
Antecedents Of Customer
Loyalty: An Empirical
Investigation In Life
Fauzan Zaki Mahendra, Universitas Brawijaya, [email protected]
Dian Ari Nugroho, SE., MM., CMA, Universitas Brawijaya, dian.ari@ ub.ac.id
Insurance Context.” Journal
Of Competitiveness. Vol. 5,
Issue 2, Pp. 139-163.
Retail Economics. 2020. The Digital
Tipping Point 2019 Retail
Report. Womble Bond
Dickinson.
Robert Rose (Content Marketing
Institute). 2014. Content
Marketing in 2014: The
State of the Enterprise.
https://contentmarketinginsti
tute.com/2014/07/content-
marketing-2014- state-of-
enterprise/ (Diakses: 21
April 2020 pukul 11.40)
Sekaran, U. 2011. Metode Pemelitian
untuk Bisnis. Jakarta:
Salemba Empat.
Sekaran, U. dan Bougie, R. 2017.
Metode Penelitian untuk
Bisnis: Pendekatan
Pengembangan-Keahlian,
Edisi 6. Jakarta: Salemba
Empat.
Suparyanto, Rosad. 2015.
Manajemen Pemasaran.
Bogor: In Media.
Solomon, Michael, Marshall Greg W,
dan Stuart Elnora W. 2017.
”Marketing Real People
Real Choice.” New jersey:
Pearson Education Inc: 6th
Edition.
Shimp, Terence A. dan Andrews, J.
Craig. 2013. ”Advertising,
Promotion, and other
aspects of Integrated
Marketing
Communications.” Cengage
Learning.
Schiffman, Leon, & Kanuk, Leslie
Lazar. 2007. ”Consumer
Behaviour 7th. Edition.
(Perilaku Konsumen).”
Jakarta: PT. Indeks
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Pendidikan: Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. CV. Alfabeta,
Bandung.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: PT Alfabet.
Toor, Areeba., Husnain, Mudassir.,
dan Hussain, Talha. 2017.
The Impact of Social
Network Marketing on
Consumer Purchase
Intention in Pakistan:
Consumer Engagement as a
Mediator, Vol 10(1). Asian
Journal of Business and
Accounting.
Ulfah, Hajrina dan Siregar, M. Ridha.
2019. Pengaruh Sosial
Network Marketing
Terhadap Customer
Purchase Intention yang
Dimediasi oleh Customer
Engagement pada Brand.
Dian Pelangi di Banda Aceh.
Jurnal Manajemen Inovasi
Vol. 10, No. 2, Oktober
2019.
Vivek, Shiri., Beatty, Sharon., dan
Morgan, Robert. 2012.
“Customer Engagement:
Exploring Customer
Relationships Beyond
Purchase.” The Journal of
Marketing Theory and
Practice
Wearesocial.net. 2018. Digital in
2018: World’s Internet
Fauzan Zaki Mahendra, Universitas Brawijaya, [email protected]
Dian Ari Nugroho, SE., MM., CMA, Universitas Brawijaya, dian.ari@ ub.ac.id
Users Pass the 4 Billion
Mark.
https://wearesocial.com/blo
g/2018/01/global-digital-
report-2018 (Diakses: 28
April 2020 pukul 17.40)
Weerasinghe, KPW Dilhani
Ruwanthika. 2019. “Impact
of Content Marketing
Towards the Customer
Online Engagement.”
International Journal of
Research in Business,
Economics and
Management, Vol.2 Issue 3
May-June 2018
Yanis, Naili Surayya M., Hidayat,
Rahmat, dan Lutfie Harrie.
2019. Pengaruh Content
Marketing Instagram
Terhadap Customer
Engagement (Studi Kasus
Pada Ezatta Bandung Tahun
2019). E-Proceeding of
Applied Science: Vol.5, No.3
Desember 2019, Page 1851.
Yaqubi, Yaser Ahmed dan
Karudaman, Ilkay. 2019.
“The Impact of Content
Marketing on Consumers
Purchase Intention for Home
Apliances: A Study in
Afghanistan”. International
Journal of Business and
Management Invention.
Volume 8 Issue 02 Series.
III.