i
PENGALAMAN EMOSI YANG MENDASARI TINDAKAN
INDIVIDU DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh :
Vincentia Diajeng Hapsari Mariantika
NIM : 109114026
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO
“Having feelings at the right times, about the right things, toward the right people,
for the right end, and in the right way, is the intermediate and best condition,
and proper to virtue. Virtue, is the mean”
(Aristotle)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria, dan Malaikat Pelindung yang selalu setia
mendampingi serta membimbing saya
Keluarga saya yang selalu memberikan doa dan dukungan
Dosen pembimbing yang selalu sabar dalan mendampingi, memberikan masukan,
dan mengarahkan saya
Teman- teman yang selalu memberikan masukan dan semangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 7 April 2016
Penulis,
Vincentia Diajeng Hapsari Mariantika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
EMOTIONAL EXPERIENCE THAT INFLUENCE INDIVIDUAL ACTION
IN DAILY LIFE
Vincentia Diajeng Hapsari Mariantika
ABSTRACT
Emotion can influence individual action in daily life, so we need the
ability to see clearly about what emotions can arise in it self in order to manage
our emotions better. However, understanding of what emotion can actually
influencing individual action in daily life still overlap. The aim of this study are to
determine what the actual emotions arise to influence indvidual action. Nine
people with diverse backgrounds were interviewed and analyzed using grounded
theory approach. This study found that positive emotion, negative emotion, and
condition like without emotion are arise and affect individual action, that
appropriate and unappropriate with social standart in daily life. The emergence of
emotional experience are related with cognitive content, that include religious,
environment, family, and physiology which are related to each other.
Keywords: emotional experience, cognitive content
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PENGALAMAN EMOSI YANG MENDASARI TINDAKAN INDIVIDU
DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Vincentia Diajeng Hapsari Mariantika
ABSTRAK
Emosi dapat mendasari individu dalam bertindak di kehidupan sehari-hari,
sehingga diperlukan kemampuan untuk mengetahui dengan jelas mengenai emosi
yang muncul dalam diri agar dapat mengelola emosi dengan lebih baik. Namun,
pemahaman mengenai emosi apa yang sebenarnya dapat mendasari tindakan
individu dalam kehidupan sehari-hari masih cenderung tumpang-tindih. Penelitian
ini ingin mengetahui emosi apa saja yang sebenarnya muncul dan mendasari
tindakan individu. Sembilan orang subjek dengan latar belakang yang beragam
kemudian diwawancara dan dianalisis menggunakan pendekatan grounded theory.
Penelitian ini menemukan bahwa emosi positif, emosi negatif, dan keadaan
seolah-olah tidak ada emosi merupakan emosi-emosi yang muncul dan mendasari
individu dalam bertindak, baik yang sesuai dengan standart sosial maupun yang
tidak sesuai dengan standart sosial. Kemunculan pengalaman-pengalaman emosi
tersebut berkaitan dengan munculnya isi kognitif yang juga dialami oleh individu
dalam bertindak di kehidupan sehari-hari. Isi kognitif tersebut meliputi perspektif
individu, religiusitas, lingkungan sekitar, keluarga, dan fisiologis yang saling
berkaitan satu sama lain.
Kata kunci: pengalaman emosi, isi kognitif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tanggan di bawah ini, saya mahasiswa Universita Sanata Darma:
Nama : Vincentia Diajeng Hapsari Mariantika
NIM : 109114026
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma, karya ilmiah yang berjudul:
PENGALAMAN EMOSI YANG MENDASARI TINDAKAN INDIVIDU
DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau di media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 7 April 2016
Yang menyatakan,
(Vincentia Diajeng Hapsari Mariantika)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan atas rahmat dan berkat yang telah
diberikan, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengalaman
Emosi yang Mendasari Tindakan Individu dalam Kehidupan Sehari-hari” dengan
baik dan penuh tanggung jawab.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tentu tidak lepas dari
bantuan, doa, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria, dan Malaikat Pelindung yang selalu
memberikan berkat, bimbingan, dan kekuatan kepada saya.
2. Bapak C. Siswa Widyatmoko M.Psi., selaku dosen pembimbing skripsi
yang selalu sabar mendampingin, memberikan masukan dan bantuan
khususnya dalam penulisan skirpsi.
3. Ibu P. Henrietta P. D. A. D. S., S,Psi., M. A, selaku dosen pembimbing
akademik yang selalu sabar dalam mendampingi, memantau dan
memberikan masukan kepada saya.
4. Seluruh dosen Fakultas Psikologi yang telah memberikan ilmu psikologi
baik secara langsung maupun tidak langsung.
5. Kedua orang tua yang selalu memberikan semangat, masukan, bantuan
serta mendoakan saya.
6. Kedua adik- adik saya yang selalu mendampingi, memberi masukan,
memberikan bantuan dan semangat serta selalu mendoakan saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Blasius Air Dahsyat Pamungkas yang selalu memberikan dukungan dan
bantuan kepada saya.
8. Para responden yang telah bersedia berkontribusi untuk meluangkan
waktu, pemikiran, tenaga dalam penulisan skripsi
9. Teman-teman yang selalu membantu dan mendukung saya selama masa
studi dan dalam penulisan skripsi.
10. Semua pihak yang telah berkontribusi selama masa studi dan penulisan
skripsi, atas dukungan serta doa yang telah diberikan selama ini.
Yogyakarta, 7 April 2016
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................... vi
ABSTRACT ............................................................................................................ vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .......................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 5
1. Manfaat Teoritis .................................................................................. 5
2. Manfaaat Praktis ................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
A. Definisi Emosi ......................................................................................... 6
B. Jenis Emosi .............................................................................................. 7
1. Emosi Dasar ........................................................................................ 7
1.1 Definisi Emosi Dasar .................................................................... 7
1.2 Karakteristik Emosi Dasar ............................................................ 7
1.3 Jenis Emosi Dasar ......................................................................... 8
2. Emosi Moral ........................................................................................ 9
2.1 Definisi Emosi Moral .................................................................... 9
2.2 Jenis Emosi Moral ...................................................................... 10
C. Emosi Dalam Tindakan ......................................................................... 20
D. Fungsi Emosi ......................................................................................... 22
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................... 24
A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 24
B. Fokus Penelitian .................................................................................... 24
C. Subjek Penelitian ................................................................................... 25
D. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 26
E. Teknik Analisis Data ............................................................................. 30
F. Keabsahan Data ..................................................................................... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 36
A. Pelaksanaan Penelitian .......................................................................... 36
B. Data Identitas Subjek Penelitian ............................................................ 37
C. Hasil Penelitian ...................................................................................... 39
1. Sebelum Bertindak ............................................................................ 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2. Setelah Bertindak .............................................................................. 74
D. Pembahasan ........................................................................................... 98
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 116
A. Kesimpulan .......................................................................................... 116
B. Kekuatan Penelitian ............................................................................. 119
C. Kelemahan Penelitian .......................................................................... 119
D. Saran .................................................................................................... 120
1. Peneliti Selanjutnya ........................................................................ 120
2. Psikolog dan Praktisi ...................................................................... 120
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 121
LAMPIRAN ........................................................................................................ 129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Pelaksanaan Kegiatan Wawancara............................................................ 37
Tabel 2 Identitas Subjek Penelitian ........................................................................ 38
Tabel 3 Data Demografis Subjek Penelitian .......................................................... 38
Tabel 4 Pengalaman Emosi Sebelum Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Remaja ............................................................................................ 41
Tabel 5 Pengalaman Emosi Sebelum Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Dewasa Awal .................................................................................. 45
Tabel 6 Pengalaman Emosi Sebelum Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Dewasa Madya ................................................................................ 48
Tabel 7 Isi Kognnitif Sebelum Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada Kategori
Usia Remaja ........................................................................................................... 51
Tabel 8 Isi Kognnitif Sebelum Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada Kategori
Kategori Usia Dewasa Awal .................................................................................. 55
Tabel 9 Isi Kognnitif Sebelum Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada Kategori
Usia Dewasa Madya ............................................................................................... 59
Tabel 10 Pengalaman Emosi Sebelum Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial
Pada Kategori Usia Remaja ................................................................................... 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Tabel 11 Pengalaman Emosi Sebelum Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial
Pada Kategori Usia Dewasa Awal ......................................................................... 64
Tabel 12 Pengalaman Emosi Sebelum Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial
Pada Kategori Usia Dewasa Madya ....................................................................... 67
Tabel 13 Isi Kognnitif Sebelum Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Remaja ............................................................................................ 68
Tabel 14 Isi Kognnitif Sebelum Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Dewasa Awal ................................................................................. 70
Tabel 15 Isi Kognnitif Sebelum Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Dewasa Madya ................................................................................ 73
Tabel 16 Pengalaman Emosi Setelah Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Remaja ............................................................................................ 74
Tabel 17 Pengalaman Emosi Setelah Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Dewasa Awal .................................................................................. 77
Tabel 18 Pengalaman Emosi Setelah Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Dewasa Madya ................................................................................ 79
Tabel 19 Isi Kognitif Setelah Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada Kategori Usia
Remaja.................................................................................................................... 81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Tabel 20 Isi Kognitif Setelah Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada Kategori Usia
Dewasa Awal ......................................................................................................... 83
Tabel 21 Isi Kognitif Setelah Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada Kategori Usia
Dewasa Madya ....................................................................................................... 85
Tabel 22 Pengalaman Emosi Setelah Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Remaja ............................................................................................ 87
Tabel 23 Pengalaman Emosi Setelah Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Dewasa Awal .................................................................................. 89
Tabel 24 Pengalaman Emosi Setelah Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Remaja ............................................................................................ 91
Tabel 25 Isi Kognitif Setelah Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Remaja ............................................................................................ 92
Tabel 26 Isi Kognitif Setelah Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Dewasa Awal .................................................................................. 94
Tabel 27 Isi Kognitif Setelah Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Dewasa Madya ................................................................................ 97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Survey trial ................................................................................... 130
Lampiran 2. Interviewing Guideline ................................................................. 143
Lampiran 3. Inform Consent ............................................................................ 152
Lampiran 4. Pernyataan Persetujuan Partisipasi Subjek Trial .......................... 156
Lampiran 5. Pernyataan Persetujuan Partisipasi Subjek 1 ................................ 157
Lampiran 6. Pernyataan Persetujuan Partisipasi Subjek 2 ................................ 158
Lampiran 7. Pernyataan Persetujuan Partisipasi Subjek 3 ................................ 159
Lampiran 8. Pernyataan Persetujuan Partisipasi Subjek 4 ................................ 160
Lampiran 9. Pernyataan Persetujuan Partisipasi Subjek 5 ................................ 161
Lampiran 10. Pernyataan Persetujuan Partisipasi Subjek 6 ................................ 162
Lampiran 11. Pernyataan Persetujuan Partisipasi Subjek 7 ................................ 163
Lampiran 12. Pernyataan Persetujuan Partisipasi Subjek 8 ................................ 164
Lampiran 13. Pernyataan Persetujuan Partisipasi Subjek 9 ................................ 165
Lampiran 14. Contoh Verbatim Subjek trial ....................................................... 166
Lampiran 15. Contoh Meaning Unit Subjek trial ............................................... 190
Lampiran 16. Contoh Meaning Unit Subjek trial yang Tereliminasi ................. 194
Lampiran 17. Contoh Meaning Unit Subjek trial yang Tidak tereliminasi ........ 195
Lampiran 18. Contoh Kategorisasi Tema Subjek trial ........................................ 198
Lampiran 19. Contoh Verbatim Subjek 1 ........................................................... 207
Lampiran 20. Contoh Meaning Unit Subjek 1 .................................................... 249
Lampiran 21. Contoh Meaning Unit Subjek 1 yang Tereliminasi ...................... 255
Lampiran 22. Contoh Meaning Unit Subjek 1 yang Tidak tereliminasi ............. 257
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Lampiran 23. Contoh Kategorisasi Tema Subjek 1 ............................................ 262
Lampiran 24. Open Coding dan Axial Coding Sebelum Bertindak ................... 273
Lampiran 25. Open Coding dan Axial Coding Setelah Bertindak ..................... 283
Lampiran 26. Pengalaman Emosi dan Isi Kognitif Individu Sebelum dan Setelah
Bertindak Sesuai Standart Sosial .................................................. 291
Lampiran 27. Pengalaman Emosi dan Isi Kognitif Individu Sebelum dan Setelah
Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial ...................................... 301
Lampiran 28. Lembar Bukti Kesepakatan Penelitian ......................................... 306
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Emosi mempunyai peranan yang penting di dalam kehidupan sehari-
hari karena dapat mempengaruhi individu dalam bertindak (Schwarz, 2000).
Misalnya, empati akan cenderung mendorong individu untuk menolong
individu lain (Haidt, 2003). Namun, jika respon terhadap emosi yang muncul
mengenai suatu peristiwa atau keadaan tidak sesuai, maka akan cenderung
mengarah pada perilaku yang bersifat maladaptif atau menyimpang (Ekman,
2003; Keltner & Kring, 1998).
Hal tersebut dapat dilihat melalui fenomena terjadinya kasus seorang
pemuda yang diketahui melakukan pembunuhan hanya karena merasa marah
atas ejekan temannya (Cahya, 2015). Dengan kata lain, fenemona tersebut
merupakan salah satu bentuk nyata dari respon terhadap emosi yang tidak
sesuai, atau mempunyai intensitas dan cara penyampaian yang kurang tepat
(Ekman, 2003; Keltner & Kring, 1998).
Emosi sebenarnya berasal dari bahasa latin yaitu emovere yang berarti
perpindahan dari (Candald, Fell, Keen, Leshner, Tarpy, & Plutchik, 1977).
Sedangkan Fredickson (2001) melihat emosi sebagai kecenderungan respon
individu terhadap suatu peristiwa, baik disadari maupun tidak disadari yang
meliputi proses kognitif, ekspresi, dan fisiologis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Selain itu, jika berdasarkan pencapaian tujuan individu, maka emosi
dapat dibagi menjadi dua, yaitu emosi dasar dan emosi moral (Ekman, 2003;
Haidt, 2003; Izard, 2007; Tangney, Stuewig & Mashek, 2007). Emosi dasar
mengarah pada pencapaian tujuan bertahan hidup (survival), yang dapat
dikenali melalui ekspresi wajah dan tidak dipengaruhi oleh budaya (Ekman,
2003; Izard, 2007; Tangney, dkk., 2007; Tracy & Robins, 2007), sebaliknya
emosi moral lebih berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, tidak dapat
dikenali melalui ekspresi wajah dan dipengaruhi oleh budaya (Tangney dkk.,
2007).
Disamping itu, selain dapat mempengaruhi individu dalam bertindak,
emosi juga mempunyai fungsi untuk mengkoordinasi interaksi sosial,
sehingga dapat dijadikan sebagai tanda sekaligus memperbaiki jika ada yang
salah pada interaksi dengan lingkungan eksternal maupun internal individu
(Keltner & Kring, 1998).
Mengingat begitu pentingnya peran emosi dalam kehidupan sehari-
hari, maka diperlukan kemampuan dalam mengelola emosi, agar respon
terhadap emosi tersebut dapat lebih sesuai. Namun, kemampuan dalam
mengelola emosi tersebut kurang dapat berjalan dengan baik, jika individu
belum mampu menyadari dan mengetahui dengan jelas mengenai emosi yang
muncul di dalam dirinya (Ekman, 2003).
Sebelumnya telah banyak ditemukan penelitian mengenai emosi
dalam konteks kehidupan sehari-hari, bila dilihat berdasarkan sifatnya.
Misalnya, sebuah studi mengungkapkan bahwa emosi positif akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
mengarahkan individu untuk berinteraksi serta membentuk ikatan sosial yang
positif (Keltner & Kring, 1998). Tidak hanya itu, Baumgardner dan Crothers
(2009) dalam Positive Psychology mengungkapkan bahwa emosi positif juga
berkaitan dengan tingkat kesuksessan, perilaku positif, dan kesehatan mental.
Emosi positif seperti rasa bahagia, juga mendorong individu untuk lebih
menolong sesama, menghindari tindakan yang merugikan, dan lebih
menyenangkan bagi individu lain (Isen & Myers dalam Schwarz, 2000).
Demikian pula sebaliknya, Strongman (2003) mengkaitkan emosi
negatif seperti rasa marah, dengan keadaan yang dianggap tidak adil dan
keinginan untuk menyerang. Sedangkan emosi negatif seperti rasa malu, akan
cenderung mendorong individu untuk melakukan represi, bersembunyi,
menghilang, atau keinginan untuk mati (Lickel, 2005; Tangney, dkk., 2007).
Meskipun demikian, Braithwaite (2000) justru mengungkapkan bahwa
emosi negatif seperti rasa malu sebenarnya dapat mengurangi tingkat
kriminalitas. Hal ini dikarenakan rasa malu dapat menimbulkan stigmatisasi
tertentu pada individu serta kehilangan identitas atau dikeluarkan dari
kelompok (Bedford & Kwang, 2003). Selaras dengan hal tersebut, Fredickson
(2001) dalam penelitiannya juga mengungkapkan bahwa emosi negatif seperti
rasa takut, sebenarnya diperlukan individu untuk menghadapi keadaan yang
dianggap berbahaya dan mengancam. Selain itu, pengalaman akan emosi
negatif seperti embarrassment, juga berkaitan dengan pelanggaran akan
norma kesopanan, sehingga akan mendorong individu untuk cenderung
mematuhi aturan sosial yang berlaku (Keltner, 1995).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Berdasarkan uraian di atas, hasil dari beberapa penelitian sebelumnya
mengenai emosi apa saja yang seringkali muncul dan dapat mempengaruhi
individu dalam bertindak masih cenderung saling tumpang tindih. Selaras
dengan hal tersebut, Diamond dan Aspinwall (2003) dalam Emotion
Regulation Across the Life Span: An Integrative Perspective, juga
menyebutkan bahwa masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk
mengetahui emosi apa saja yang muncul dan mempengaruhi tindakan
individu dengan latar belakang individu yang beragam.
Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
gambaran mengenai emosi apa saja yang sebenarnya muncul dan mendasari
tindakan individu di dalam kehidupan sehari-hari.
B. RUMUSAN MASALAH
Emosi apa saja yang muncul dan mendasari tindakan individu di dalam
kehidupan sehari-hari?
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui emosi apa saja yang muncul dan
mendasari tindakan individu di dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat semakin menambah pengetahuan
dalam bidang ilmu psikologi, khususnya mengenai emosi yang dapat
mendasari tindakan individu di dalam kehidupan sehari-hari.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat semakin menambah wawasan
masyarakat mengenai emosi yang seringkali muncul dan mendasari
tindakan di dalam kehidupan sehari-hari. Dengan semakin bertambahnya
kesadaran dan pemahaman mengenai emosi yang muncul dan mendasari
tindakan dalam kehidupan sehari-hari maka, diharapkan masyarakat dapat
semakin mengelola emosi dengan lebih baik, sehingga respon terhadap
emosi yang muncul tersebut juga dapat semakin sesuai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI EMOSI
Emosi merupakan suatu proses dinamis yang mengkordinasi perilaku
manusia dan menuntun proses interaksi interpersonal ke arah yang lebih baik
(Campos, 1989; Lazarus, 1991). Selain itu, emosi juga merupakan pertanda
yang dimiliki oleh individu setelah merespon stimulus atau suatu peristiwa,
yang dapat dilihat melalui ekspresi wajah serta perubahan fisiologis yang
dialami oleh individu (Guerrero, 1997; Johnston & Krettenauer, 2011; Plutchik
& Kellerman, 1980). Fredikson dan Barbara (2001) juga mengemukakan
bahwa emosi merupakan pengalaman individu terhadap stimulus atau peristiwa
yang melibatkan proses kognitif, fisiologis, ekspresi wajah, serta pengalaman
subjektif lainnya. Pengalaman tersebut dapat dialami individu baik secara sadar
maupun secara tidak sadar.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa emosi
merupakan pengalaman yang dialami individu sebagai respon dari stimulus
atau peristiwa, yang melibatkan proses kognitif, fisiologis, serta pengalaman
subjektif individu lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
B. JENIS EMOSI
1. Emosi Dasar
1.1 Definisi Emosi Dasar
Warga (1983) dalam Personal Awarness, menyebutkan bahwa
emosi dasar merupakan jenis emosi yang mempunyai batasan yang
sangat luas dan bersifat dinamis. Emosi dasar juga dapat digolongkan
sebagai suatu kategori fenomena alami atau tidak dipelajari yang
mempunyai kemampuan untuk memotivasi dan meregulasi kognitif
serta tindakan (Izard, 2007). Emosi dasar tidak dipengaruhi oleh
perbedaan budaya seperti jenis emosi yang lain, sehingga emosi yang
bukan termasuk emosi dasar akan berbeda setiap individu dan budaya
(Ekman, 2003; Izard, 2007).
Beberapa definisi diatas menggambarkan bahwa emosi dasar
merupakan jenis emosi yang dinamis dan tidak dipelajari, tetapi mampu
memotivasi dan meregulasi tindakan individu.
1.2 Karakteristik Emosi Dasar
Emosi dasar mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a. Dapat dikenali melalui ekspresi wajah.
Emosi dasar dapat secara umum dikenali melalui ekspresi
wajah, karena memiliki proses yang sederhana dengan melibatkan
otot wajah yang bekerja secara involuntary (Tangney, dkk., 2007;
Tracy & Robins, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
b. Terjadi secara otommatis.
Emosi dasar terjadi secara langsung atau otomatis karena hanya
melibatkan otot yang bekerja secara involuntary, yaitu hanya
beberapa milidetik atau mungkin bersamaan ketika mengalami
suatu kejadian, bahkan sebelum individu menyadari sepenuhnya
(Ekman, 2003; Tangney dkk., 2007; Tracy & Robins, 2007).
c. Melibatkan proses persepsi dan aktifitas fisik.
Emosi dasar melibatkan aktivitas fisik dan kemampuan untuk
mengeskpresikan perilaku yang diperoleh dari adaptasi saat proses
sistem neurobiologi (Izard, 2007). Pengaktifan dan pemilihan emosi
dasar tergantung pada persepsi mengenai keadaan lingkungan
sekitar (Plutchik & Kellerman, 1980; Warga, 1983).
1.3 Jenis Emosi Dasar
Warga (1983) dalam Personal Awareness: A Psychology of
Adjustment membagi emosi dasar menjadi takut, cinta, marah, sedih,
dan senang. Jika berdasarkan ekspresi wajah, emosi dasar dapat
dibedakan menjadi sedih, marah, takut dan terkejut, jijik, dan senang
(Ekman, 2003). Sedangkan berdasarkan sifatnya, dapat dibedakan
menjadi emosi dasar positif yang meliputi senang, cinta, tertarik dan
emosi dasar negatif yang meliputi sedih, marah, takut, jijik (Fredickson,
2001; Izard, 2007; Teilegen, Kellerman, Watson & Clark,1999).
Emosi dasar positif memfasilitasi eksplorasi dan pembelajaran,
memperolah pengetahuan dan keahlian yang baru, sehingga membantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
dalam mengoptimalkan pencapaian kesehatan mental individu.
Sedangkan emosi dasar negatif dapat mengurangi atau mengganggu
sosialisasi, perkembangan kognitif, dan pembelajaran sosial. Hal ini
berkaitan dengan krikitan dari lingkungan sekitar terhadap individu
sebagai respon yang diberikan secara langsung terhadap ketepatan
individu dalam mengintepretasikan lingkungan sekitarnya (Fredickson,
2001; Izard, 2007).
2. Emosi Moral
2.1 Definisi Emosi Moral
Emosi moral merupakan emosi yang mempunyai keterkaitan
dengan lingkungan sekitar yang memotivasi individu untuk melakukan
tindakan yang sesuai dengan moral dan menjauhi tindakan yang tidak
sesuai dengan moral yang berlaku (Haidt, 2003; Tangney, dkk., 2007).
Sedangkan Haidt (2003), menilai emosi moral sebagai emosi yang
muncul sebagai respon terhadap segala tindakan yang berkaitan dengan
moralitas, demi kesejahteraan sosial secara keseluruhan maupun
sebagian
Beberapa definisi di atas menggambarkan bahwa emosi moral
merupakan emosi yang muncul sebagai respon terhadap tindakan yang
berkaitan dengan moralitas, demi kesejahteraan sosial dengan bertindak
sesuai dengan standart moral yang berlaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2.2 Jenis Emosi Moral
Emosi moral dapat dibedakan menjadi emosi moral yang
berorientasi pada diri sendiri yaitu self conscious emotion dan yang
berorientasi pada orang lain atau other focused moral emotion (Batson,
Klein, Highberger, & Shaw, 1995; Haidt, 2003; Tangney, dkk., 2007).
2.2.1 Self Conscious Emotion
Self conscious emotions merupakan suatu rangkaian penilaian
yang kompleks mengenai bagaimana suatu tindakan dievaluasi
oleh diri sendiri maupun oleh orang lain (Beer, Heerey, Keltner,
& Knight, 2003; Tangney dkk., 2007) sehingga memiliki
keterikatan akan segala sesuatu yang berhubungan dengan
kesejahteraan dalam masyarakat (Haidt, 2003). Tidak hanya itu,
bentuk emosi ini mempunyai implikasi yang penting pada
individu dalam mengambil keputusan, berperilaku, hingga
kesehatan fisik dan mental (Tracy dkk., 2007).
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan
bahwa self conscious emotions merupakan emosi yang muncul
karena adanya proses evaluasi diri dan representasi diri, sehingga
mempunyai implikasi penting pada individu dalam mengambil
keputusan dan berperilaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
a. Karakteristik Self Conscious Emotion
Self conscious emotions mempunyai beberapa karakteristik
sebagai berikut:
a) Memerlukan proses evaluasi diri.
Tidak seperti emosi dasar, self conscious emotions
harus melibatkan evaluasi diri (Tracy & Robins, 2007;
Tangney dkk., 2007). Proses evaluasi sendiri dapat terjadi
jika proses kesadaran diri (self awareness) dan representasi
diri (self representation) telah dapat dilalui (Le Doux,
1996).
Representasi diri sebenarnya merupakan gambaran
individu sebagai makhluk sosial, karena menggambarkan
cara individu untuk berelasi dengan diri sendiri, keluarga,
teman dekat, kelompok sosial, hingga dengan budaya
tertentu (Tracy & Robins, 2007).
b) Muncul setelah emosi dasar.
Pada usia delapan belas bulan hingga dua puluh empat
bulan, mulai muncul konsep self conscious emotions yaitu
embarrassment (Lewis, 2000). Toddler mulai dapat
membedakan dirinya dengan orang lain dan mulai
menyadari bahwa dirinya menjadi pusat perhatian (Lewis,
2000; Wenar & Kerig, 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Kemudian pada usia tiga tahun, konsep self conscious
emotions menjadi lebih kompleks. Pada tahap ini mulai
muncul konsep akan rasa bersalah, rasa malu, dan rasa
bangga (Tracy & Robins, 2007; Tangney, 2007; Wenar &
Kerig, 2000).
c) Menjadikan standart moral sebagai acuan.
Standart moral merupakan hasil representasi individu
mengenai pengetahuan dan adat istiadat atau kebiasaan
(Tangney dkk., 2007). Dalam masyarakat, standart moral
diatur oleh aturan secara universal dan budaya. Standart
moral inilah yang nantinya akan menuntun individu untuk
mengevaluasi tindakan mereka (Lewis, 2011). Oleh karena
itu, maka standart moral dijadikan acuan munculnya self
conscious emotions.
d) Self conscious emotions tidak mempunyai ciri-ciri raut
muka yang dapat dikenali secara umum.
Self conscious emotions secara umum tidak dapat
dikenali hanya melalui raut muka, karena dapat muncul
hanya dengan melibatkan proses yang lebih kompleks.
Individu yang mengalami self conscious emotions harus
memiliki kesadaran diri terlebih dahulu. Kemudian
dilanjutkan dengan proses representasi diri dan bagaiamana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
dirinya dievaluasi baik oleh orang lain maupun oleh dirinya
sendiri (Tangney dkk., 2007; Tracy & Robins, 2007).
b. Jenis Self Conscious Emotion
a) Rasa malu (shame) dan rasa bersalah (guilt)
i. Rasa malu
Handayani dan Novianto (2004) dalam bukunya
yang berjudul “Kuasa Wanita Jawa”, membedakan rasa
malu menjadi isin dan sungkan. Kata isin dapat diartikan
sebagai rasa malu-malu atau karena ada perilaku yang
dianggap kurang pantas. Sedangkan kata sungkan dapat
diartikan sebagai rasa malu yang bersifat lebih positif
bila dibandingkan dengan isin. Misalnya rasa malu
terhadap oarang yang dihormati maupun orang yang
dituakan.
Rasa malu juga merupakan bentuk dari proses
kognitif dan kesadaran dalam diri atas kekurangan atau
kesalahan dalam mencapai harapan dari self image,
standart, tujuan, maupun aturan yang berlaku dalam
masyarakat (Miller, 1990; Lewis; 2011; Tangney dkk.,
2007).
Individu dalam proses evaluasi memfokuskan
kesalahan pada keseluruhan diri. Oleh karena itu,
individu yang merasa malu akan cenderung ingin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
melakukan represi, bersembunyi, menghilang, atau mati.
(Lickel, Schmader, Curtis, Scarnier, & Ames, 2005;
Tangney dkk., 2007). Bahkan dalam beberapa budaya
timur, individu yang merasa malu dapat kehilangan
identitas dan dikeluarkan dari kelompok. (Bedford &
Kwang, 2003; Miller, 1990).
ii. Rasa bersalah
Rasa bersalah merupakan tekanan yang muncul dari
superego yang dialami individu untuk membatasi
perilaku yang dianggap negatif (Bedford & Kwang,
2003; Miller, 1990). Rasa bersalah melibatkan proses
evaluasi yang fokus pada perilaku spesifik, sehingga
mendorong individu untuk mengkoreksi dan
memperbaiki kesalahan agar tidak terulang kembali
(Lewis, 1992; Lewis, 2011).
b) Rasa Bangga.
Rasa bangga muncul sebagai hasil evaluasi individu
yang telah memenuhi standar, tujuan, dan aturan dalam
tatanan sosial (Lewis, 2011; Tangney dkk., 2007). Rasa
bangga dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu
autenthic pride atau alpha pride dan hubris atau beta pride
(Tracy & Robins, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Autenthic pride atau alpha pride merupkan rasa bangga
yang merupakan dampak dari tidakan spesifik sesuai
dengan sntandart, tujuan, dan aturan. Dengan kata lain,
dalam kategori ini terdapat pemisahan antara self dengan
tindakan yang spesifik (Lewis, 2011), sehingga akan
menaikkan harga diri dan semakin mendorong individu agar
bertindak menyesuaikan diri dengan moral sosial (Tracy &
Robins, 2007)
Sebaliknya hubris atau betha pride merupakan bagian
dari rasa bangga yang mempunyai kecendrungan implikasi
yang bersifat negatif. Lewis (2011) menyebutkan bahwa
hubris atau betha pride merupakan rasa bangga yang
dilebih-lebihkan, karena tidak ada pemisahan antara self
dengan tindakan. Individu yang telah memenuhi standart,
tujuan, dan aturan akan merasa bangga pada keseluruhan
dirinya, sehingga akan medorong masalah pada relasi
interpersonal dan cenderung narsistik (Lewis, 1992; Tangey
dkk., 2007; Tracy & Robins, 2007).
c) Embarrassment
Embarrassment merupakan keengganan individu akan
keadaan memalukan yang melanggar norma dan nantinya
akan diikuti dengan pemberian label oleh masyarakat
(Keltner, 1995; Keltner & Buswell, 1997). Pada umumnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
individu akan merasa konyol, canggung, dan inferior,
sehingga terkadang juga mendorong individu untuk
menyalahkan diri sendiri dan ingin bersembunyi (Keltner &
Buswell, 1997). Oleh karena itu, individu akan cenderung
patuh dan menjaga tindakannya agar sesuai dengan
kebiasaan kelompok pada umumnya, sehingga identitas
sosial individu tersebut akan tetap terjaga (Keltner &
Buswell, 1997; Tangney dkk., 2007). Tetapi embarrassment
yang berlebihan dapat mengarahkan individu untuk mudah
mengalami gangguan psikologis seperti, self-esteem yang
rendah, kesadaran diri berlebihan, dan takut akan evaluasi
negatif dari individu lain (Keltner & Buswell, 1997).
Embarrassment sebenarnya dapat dikenali melalui
tanda non verbal, seperti tersenyum dengan raut muka
memerah dan kepala yang perlahan digerakkan ke bawah
(Edelmann, 1987; Ekman, 1992). Tetapi, tanda ini
seringkali mengalami bias budaya, sehingga tidak dapat
digeneralisasikan (Haidt & Keltner, 1997).
2.2.2 Other Focused Moral Emotion
Other Focused Moral Emotion merupakan emosi moral yang
hanya muncul ketika individu mengobservasi tindakan moral
yang dilakukan oleh individu lain, sehingga menjadi termotivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
untuk melakukan hal yang sama (Haidt, 2003; Tangney dkk.,
2007).
a. Karakteristik Other Focused Moral Emotion
Other Focused Moral Emotion mempunyai karakteristik
sebagai berikut:
a) Tidak mempunyai ciri-ciri raut muka yang dapat dikenali
secara umum.
Sama halnya dengan self conscious emotion, other
focused moral emotion secara umum juga tidak dapat
dikenali hanya melalui raut muka (Tangney dkk., 2007;
Tracy & Robins, 2007).
b) Berorienasi pada individu lain.
Other focused moral emotion cenderung dihasilkan
oleh tindakan moral individu lain (Haidt, 2003) atau hanya
dapat muncul setelah individu melihat tindakan moral yang
dilakukan oleh individu lain tersebut (Tangney dkk., 2007).
b. Jenis Other Focused Moral Emotion
a) Bersyukur
Bersykur merupakan keadaan syukur, hangat,
menyenangkan, dan ramah ketika individu mendapatkan
keuntungan yang ditimbulkan oleh individu lain dan
cenderung tidak terduga (Haidt, 2003; Tangney dkk., 2007).
Sedangkan Guralnik dalam A Prototype Analysis of
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Gratitude: Varieties of Gratitude Experiences, lebih
mendeskripsikan beryukur sebagai suatu pengalaman akan
rasa terima kasih atas kebaikan atau kemurahan hati yang
diterima (Lambert, Graham, & Fincham, 2009).
Rasa syukur juga berkaitan dengan meningkatnya
kesehatan mental dan perilaku yang adaptif karena dapat
memotivasi individu yang menerima keuntungan untuk
cenderung bertindak altruis atau melakukan tindakan yang
sama kepada individu lain (Tangney dkk., 2007; Trivers,
1971).
b) Elevation
Elevation (ditinggikan) merupakan perasaan hangat dan
terbuka karena melihat atau melakukan tindakan
kemaanusiaan yang mulia dan patut dipuji (Haidt, 2003;
Tangney dkk., 2007). Elevation (ditinggikan) dapat
mendorong individu untuk menjadi pribadi yang lebih baik
dengan menolong dan mencontoh tindakan mulia lainnya
yang terlebih dahulu dilakukan oleh Tuhan atau contoh
kudus lainnya (Fredrickson, 1998; Haidt, 2003; Tangney
dkk., 2007).
c) Empati
Berbeda dengan simpati, empati lebih fokus pada
pengalaman emosi dan kebutuhan orang lain (Tangney
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
dkk., 2007; Prinz, 2011). Batson (1995) dalam Is Empaty
Necessary for Morality, melihat empati sebagai respon
emosi yang berorientasi di luar diri dan sesuai dengan
kesejahteraan individu lain.
Empati merupakan respon emosi yang berorientasi
yang saling berbagi antara individu yang mengamati
dengan individu yang mengalami kejadian tertentu,
sehingga memerlukan komponen afektif dan kognitif
(Haidt, 2003; Tangney dkk., 2007). Kemampuan kognitif
diperlukan untuk mengambil dan memahami perspektif
individu lain, kemudian mengakurasikan dan
menggambarkan pengalaman emosi individu lain
(Tangney dkk., 2007; Prinz, 2011). Sedangkan
kemampuan afeksi diperlukan untuk ikut merasakan
secara personal emosi yang dialami oleh individu lain
(Hatfield, Cacioppo, & Rapson, 1994; Hoffman, 2000;
Tangney dkk., 2007). Empati seringkali muncul jika
melihat penderitaan individu lain sehingga mendorong
keinginan menolong untuk mengurangi penderitaan
individu tersebut (Haidt, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
C. EMOSI DALAM TINDAKAN
Proses emosi dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya tidak dapat
dilepaskan dari proses kognitif yang dapat mengevaluasi stimulus atau
keadaan, sehingga menghasilkan respon emosi tertentu (Ekman, 2003;
Fredikson & Barbara, 2001; Izard, 2007; Candald dkk., 1977; Tracy & Robins,
2007).
Disamping itu, proses evaluasi yang berkaitan dengan standart moral
akan memunculkan emosi moral, seperti malu, bersalah, embarrassment,
bangga, elevation, empati, dan bersyukur (Batson dkk., 1995; Miller, 1990;
Haidt, 2003; Lewis; 2011; Tangney dkk., 2007). Sedangkan proses evaluasi
yang berkaitan dengan tujuan bertahan hidup (survival) akan memunculkan
emosi dasar, seperti senang, sedih, marah, jijik, dan takut (Candald dkk., 1977;
Ekman, 2003; Tracy & Robins, 2007).
Meskipun demikian, individu di dalam kehidupan sehari-hari seringkali
mengalami dilema ketika akan bertindak. Dilema tersebut terjadi karena
individu mengevaluasi satu situasi atau keadaan secara ganda atau multiple,
yaitu dapat dievaluasi baik sekaligus buruk (Candald dkk., 1977). Selain itu,
stimulus atau keadaan yang bersifat netral terkadang oleh individu dievaluasi
secara kurang tepat, sehingga emosi yang muncul juga kurang tepat. Misalnya
individu yang mengevaluasi seutas tali sebagai seekor ular akan memunculkan
rasa takut, sehingga cenderung mendorong individu tersebut untuk menghindar
bahkan lari (Ekman, 2003; Candald dkk., 1977; Keltner & Kring, 1998).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Dengan kata lain, emosi dalam kehidupan sehari-hari dapat berperan
sebagai motivator yang mempengaruhi tindakan individu (Ekman, 2003; Haidt,
2003; Izard, 2007; Tracy & Robins, 2007), misalnya emosi positif dapat
berkaitan dengan kesuksessan dan kesehatan mental, mengarahkan individu
untuk berperilaku adaptif, membentuk ikatan sosial yang positif, dan lebih
menyenangkan bagi individu lain (Baumgardner & Crothers, 2009; Isen, 2003;
Keltner & Kring, 1998; Schwarz, 2000; Strongman, 2003). Sebaliknya, emosi
negatif cenderung mengarakan individu pada keinginan untuk menyerang,
represi, dan bersembunyi (Lickel, 2005; Strongman, 2003; Tangney, 2007).
Bertolak belakang dengan hal tersebut, beberapa penelitian sebelumnya
mengemukakan bahwa emosi negatif tidak selalu mendorong individu untuk
melakukan tindakan yang cenerung bersifat negatif. Misalnya emosi negatif
sebenarnya dapat mengurangi jumlah kriminalitas, menghadapi dan bertahan
dari keadaan yang mengancam, berkaitan dengan keadaan yang dianggap tidak
adil, serta mendorong individu untuk berperilaku sesuai dengan standart sosial
yang berlaku di masyarakat (Bedford & Kwang, 2003; Braithwaite, 2000;
Fredickson, 2001; Keltner, 1995).
Dengan kata lain, beberapa hasil penelitian sebelumnya mengenai emosi
yang muncul dan mendasari tindakan individu masih cenderung saling
tumpang tindih, sehingga pemahaman mengenai pengalaman emosi yang
muncul dan mendasari tindakan individu menjadi belum begitu jelas (Diamond
& Aspinwall, 2003). Sedangkan individu cenderung tidak dapat mengolah
emosi dengan baik, jika belum mengetahui dengan jelas mengenai emosi apa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
saja yang muncul di dalam diri, yang dapat memperngaruhi tindakan individu
tersebut dalam kehidupan sehari-hari (Ekman, 2003).
D. FUNGSI EMOSI
Emosi dalam penerapannya mempunyai beberapa fungsi yang dapat dilihat
sebagai berikut:
1. Memfasilitasi tujuan individu.
Emosi dasar memfasilitasi tujuan yang lebih sederhana, yaitu untuk
mempertahankan diri, seperti rasa takut yang dapat mendorong individu
untuk menghindari bahaya yang mengancam (Candald dkk,. 1977).
Sedangkan emosi moral dapat memfasilitasi tujuan individu yang
berkaitan dengan standart moral, seperti mendorong individu untuk
menjaga status sosial untuk menghindari penolakan dari kelompok sosial
(Bedford & Kwang, 2003; Tangney dkk., 2007; Tracy & Robins, 2004;
You, 1997).
Selain itu, emosi juga memberikan respon dengan segera terhadap
tindakan yang dilakukan individu. Malu, bersalah, dan embarrassment
akan muncul jika individu tidak dapat mencapai standart moral, tetapi akan
merasa bangga, bersyukur, dan ditinggikan jika mampu mencapai standart
moral (Miller, 1990; Tangney dkk., 2007). Selain itu, akan muncul emosi
yang cenderung menyenangkan jika mampu mencapai tujuan yang
berkaitan degnan mempertahankan hidup dan demikian pula sebaliknya
(Ekman, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
2. Memfasilitasi fungsi adaptif
Emosi dapat mempengaruhi kondisi fisologis, kognitif dan
memotivasi individu untuk melakukan suatu tindakan (Ekman, 2003;
Haidt, 2003; Izard, 2007; Tracy & Robins, 2007). Seperti empati dan
bersyukur memotivasi individu untuk menjalin ikatan sosial (Keltner &
Kring, 1998), sedangkan rasa takut mendorong individu untuk
menghindari keadaan yang dianggap berbahaya atau mengancam (Ekman,
2003; Candald dkk., 1977). Menyadari emosi yang seringkali muncul
dapat membantu individu untuk mengubah intensitas dan meregulasi cara
menyampaikan atau mengekspresikan emosi dengan lebih tepat (Ekman,
2003; Izard, 2007).
3. Membantu proses interaksi sosial
Emosi menyediakan informasi mengenai keadaan atau perasaan dalam
diri individu sebagai tanda dari respon adanya suatu interaksi sosial (Izard,
2007; Ekman, 2003). Tanda tersebut pada umumnya dapat dilihat melalui
raut wajah, suara, hingga bahasa tubuh (Ekman, 2003; Izard, 2007;
Tangney dkk., 2007; Tracy & Robins, 2007). Namun tanda ini seringkali
mengalami bias budaya, sehingga tidak dapat digeneralisasikan (Haidt &
Keltner, 1997).
Meskipun demikian, emosi dapat membantu individu dalam
berinteraksi dengan lingkungan sekitar, tetapi akan menjadi masalah jika
respon terhadap emosi yang muncul tidak sesuai (Ekman, 2003; Keltner &
Kring, 1998).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan
grounded theory. Pendekatan grounded theory merupakan teori yang diperoleh
dari hasil pemikiran induktif dan metode kualitatif yang sistematik dalam suatu
penelitian tentang fenomena yang ada (Smith, 2008; Strauss & Corbin, 1998).
Data kualitatif yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan pengalaman
masyarakat mengenai emosi yang muncul pada diri mereka saat sebelum dan
sesudah melakukan sesuatu atau tidak jadi melakukan sesuatu. Oleh karena itu,
peneliti menggunakan pendekatan grounded theory, agar dapat membangun
teori yang benar-benar berasal dari data melalui proses penelitian (Finlayson,
2008).
B. FOKUS PENELITIAN
Emosi-emosi yang muncul dan mempengaruhi individu dalam bertindak di
kehidupan sehari-hari merupakan fokus dari penelitian ini. Emosi yang muncul
pada diri individu akan dapat dilihat saat sebelum bertindak maupun setelah
bertindak. Oleh karena itu, penelitian ini akan menggambarkan emosi-emosi
yang muncul pada diri individu saat sebelum maupun setelah bertindak di
dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
C. SUBJEK PENELITIAN
Pemilihan subjek dalam penelitian ini menggunakan theoretical sampling.
Gunawan (2014) mengemukakan bahwa theoretical sampling merupakan
pemilihan subjek berdasarkaan konsep yang terbukti berhubungan secara
teoritik dengan teori yang sedang disusun. Tujuannya adalah mendapatkan
subjek peristiwa atau fenomena yang menunjukkan kategori, sifat, dan ukuran
yang mampu secara langsung menjawab penelitian, sehingga dapat
menghasilkan teori dengan lebih baik (Strauss & Corbin, 1998).
Tidak hanya itu, penelitian ini juga menggunakan maximal variation
sampling untuk mengintegrasi jumlah pengalaman yang relatif sedikit, dan
sebisa mungkin berbeda diantara setiap subjek sehingga dapat semakin
mengeksplorasi variasi peristiwa pengalaman yang berkaitan dengan
kemunculan emosi dalam bertindak yang ingin diteliti (Finlayson, 2008).
Penelitian ini memilih subjek yang berjenis kelamin laki-laki dan
perempuan, dengan rentang kategori usia remaja yaitu 12 hingga 19 tahun,
dewasa awal yaitu 20 hingga 39 tahun, serta dewasa madya yaitu 40 hingga 64
tahun (Papalia & Feldman, 2014/2014). Pemilihan tiga kategori rentang usia ini
dilakukan, agar peneliti dapat melihat perbandingan dan keberagaman jenis
emosi yang mungkin dapat muncul pada individu dalam setiap kategori rentang
usia yang berbeda (Carstensen, Mayr, Pasupathi, & Nesselroade, 2000).
Selain itu, subjek yang dipilih dalam penelitian ini juga memiliki latar
belakang suku dan agama yang beragam, agar dapat melihat keberagaman jenis
emosi yang mungkin dapat muncul dikarenakan suku dan agama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
D. METODE PENGUMPULAN DATA
Penelitian ini pada awalnya menggunakan metode survey sebagai metode
pengumpulan data. Metode survey tersebut berisi lembar penjelasan penelitian,
pernyataan persetujuan pasrtisipasi, data diri subjek penelitian, petunjuk
pengerjaan, hingga pertanyaan penelitian. Dengan menggunakan metode
survey, diharapkan dapat lebih menjangkau jumlah subjek penelitian yang
lebih luas, sehingga mampu mendapatkan informasi yang lebih luas dan
variatif. Namun, setelah melakukan trial survey dan didapatkan hasil yang
kurang dapat menjawab pertanyaan penelitian, maka peneliti menggunakan
metode wawancara sebagai metode pengumpulan data.
Metode wawancara merupakan komunikasi oral dan saling bertatap muka
antara dua orang atau lebih di dalam hubungan interpersonal yang terkait
dengan tugas atau tujuan tertentu (Creswell, 2009/2010; Downs, Smeyak, &
Martin, 1980; Gunawan, 2014). Melalui metode ini, diharapkan peneliti dapat
menemukan apa yang dialami, dipikirkan, dan dirasakan oleh subjek mengenai
emosi dalam bertindak berdasarkan pengalaman sehari-hari yang tidak dapat
ditangkap melalui metode kuesioner, survei maupun pengamatan langsung
(Gunawan, 2014). Adapun kegiatan wawancara yang akan peneliti lakukan
sebagai berikut:
1. Membuat panduan wawancara
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara
semi terstruktur, agar tidak membatasi subjek dalam menjawab pertanyaan
penelitian, sehingga peneliti berkesempatan untuk memperoleh data yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
beragam, terperinci serta dapat mengggali data secara lebih dalam
(Gunawan, 2014).
Sebelum melakukan wawancara, peneliti terlebih dahulu membuat
interviewing guide lines atau panduan wawancara. Berikut merupakan
beberapa konsep permasalahan yang ingin digali lebih lanjut dan
dikembangangkan menjadi beberapa pertanyaan, yang terangkum dalam
panduan wawancara atau interviewing guide lines:
a. Emosi atau perasaan apa saja yang muncul dalam diri individu,
sehingga mempengaruhi individu dalam berperilaku?
a.1 Sebelum melakukan suatu hal atau tindakan.
a.2 Setelah melakukan suatu hal atau tindakan.
b. Bagaimana perasaan atau emosi itu dapat muncul dalam
mempengaruhi perilaku individu?
c. Kepada siapakah perasaan atau emosi yang muncul tersebut ditujukan?
d. Berdasarkan pengalaman sehari-hari, apa yang diketahui mengenai
emosi atau perasaan?
Adapun beberapa konsep permasalahan tersebut kemudian diolah dan
dikembangkan lebih lanjut menjadi delapan pertanyaan utama mengenai
tindakan yang pantas dan tidak pantas, atau sebaiknya dan tidak sebaiknya
dilakukan oleh subjek. Dengan membedakan tindakan menjadi pantas
dilakukan dan tidak pantas dilakukan, diharapkan peneliti dapat
memperoleh gambaran yang lebih mendalam mengenai emosi yang
muncul ketika individu bertindak sesuai dengan standart sosial maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
tidak sesuai dengan standart sosial. Tidak hanya itu, Tangney (2007),
Lewis (2011), Fredikson (2001), dan Izard (2001) juga mengungkapkan
bahwa pengalaman emosi yang cenderung bersifat positif akan muncul
jika individu melakukan tindakan yang pantas atau melakukan tindakan
yang sebaiknya dilakukan dan sebaliknya akan mengalamai emosi yang
cenderung bersifat negatif jika melakukan tindakan yang tidak pantas atau
tidak sebaiknya dilakukan.
Selain itu, pertanyaan wawancara juga meliputi emosi yang muncul
sebelum subjek melakukan sesuatu atau tidak jadi melakukan sesuatu,
emosi yang muncul setelah subjek melakukan sesuatu atau tidak jadi
melakukan sesuatu, pikiran yang terlintas sebelum subjek melakukan
sesuatu atau tidak jadi melakukan sesuatu, serta pikiran yang terlintas
setelah subjek melakukan sesuatu atau tidak jadi melakukan sesuatu.
Diharapkan melalui beberapa pertanyaan utama tersebut, peneliti dapat
melihat keseluruhan gambaran mengenai kemunculan pengalaman emosi
saat sebelum dan setelah bertindak.
Tidak hanya itu, peneliti juga akan mengajukan beberapa pertanyaan
lain yang mungkin dapat muncul melalui wawancara semi terstruktur
hanya berdasarkan komunikasi saling timbal balik antara subjek dengan
peneliti mengenai topik penelitian (Gunawan, 2014; Creswell, 2009/2010;
Downs dkk., 1980). Keseluruhan panduan wawancara atau interviewing
guide lines dapat dilihat pada lampiran 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2. Membuat lembar penjelasan kepada calon subjek.
Peneliti terlebih dahulu menyusun lembar penjelasan kepada calon
subjek sebelum melakukan wawancara. Hal ini dilakukan agar subjek
mengetahui dengan jelas mengenai penelitian ini dan dapat berpatisipasi
secara sukarela. Adapun penjelasan yang diberikan kepada subjek meliputi
tujuan penelitian, kesukarelaan partisipasi subjek, prosedur penelitian,
harapan untuk subjek, potensi resiko, manfaat, kerahasiaan data subjek,
kompensasi partisipasi dalam penelitian, dan informasi tambahan yang
mungkin diperlukan subjek berkenaan dengan penelitian ini. Keseluruhan
penjelasan kepada calon subjek dapat dilihat pada lampiran 3.
3. Menentukan setting
Peneliti akan melakukan pengambilan data melalui wawancara secara
satu per satu pada setiap subjek di tempat yang telah ditentukan dan
disepakati oleh subjek dan peneliti, sehinga berlangsung dengan nyaman
dan cenderung bersifat rahasia (Downs dkk., 1980).
4. Menentukan jenis data
Peneliti akan menggunakan hasil wawancara semi terstruktur yang
akan direkam dengan menggunakan alat perekam SONY ICD-PX312 dan
diubah menjadi bentuk verbatim.
5. Melakukan trial wawancara.
Peneliti akan melakukan trial wawancara guna menguji kelengkapan
data yang mampu digali melalui daftar pertanyaan yang telah disusun
dalam panduan wawancara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
6. Melakukan wawancara
Peneliti akan melanjutkan pengambilan data melalui metode
wawancara setelah data yang dihasilkan oleh trial wawancara dianggap
dapat menjawab pertanyaan penelitian.
E. TEKNIK ANALISIS DATA
Peneliti menganalisis data hasil penelitian dengan menggunakan proses
sebagai berikut:
1. Organisasi Data
Data yang akan diorganisasi oleh peneliti merupakan jawaban subjek
terhadap pertanyaan penelitian mengenai pengalaman emosi yang muncul
saat sebelum atau sesudah bertindak. Mengorganisasikan data dengan
lengkap dan sistematis dapat membantu peneliti untuk mendapatkan
kualitas data yang baik. Oleh karena itu peneliti menyimpan dan
mengorganisasikan keseluruhan data mentah berupa rekaman suara ketika
wawancara, keseluruhan data berupa teks, memo peneliti yang barkaitan
dengan penelitian, serta langkah-langkah peneliti saat melakukan analisis
data.
2. Koding dan Analisis Data
Peneliti melakukan analis data dengan menggunakan pendekatan
grounded theory sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
a. Open Coding
Open coding merupakan serangkaian proses merinci, menguji,
membandingkan, mengkonseptualisasi, dan melakukan kategorisasi
data (Gunawan, 2014; Staruss & Corbin, 1998). Open coding bersifat
deskriptif, yaitu mewaikili nama, identitas, dan fenomena yang tertulis
dalam teks (Sarosa, 2012). Peneliti dalam tahap ini, melakukan analisis
verbatim kemudian memberi label atau kode terhadap data yang dapat
mewakili fenomena (Staruss & Corbin, 1998; Sarosa, 2012). Setelah
label atau kode dibuat, peneliti kemudian membuat kategori-kategori
dengan mengelompokkan data berdasarkan karakteristik umum yang
tampaknya memiliki kesamaan (Gunawan, 2014). Selama proses ini
berlangsung, peneliti juga melakukan constant comparison, dengan
selalu membandingkan label atau kode data yang dihasilkan dengan
data lain yang masuk kemudian, untuk mencari pola kesamaan atau
perbedaan, sehingga label atau kode yang dihasilkan akan memiliki
konsistensi (Sarosa, 2012).
b. Axial Coding
Axial Coding merupakan sekumpulan prosedur dimana data ditata
ulang dengan cara baru setelah open coding dengan cara
menghubungkan kategori-kategori yang ada (Gunawan, 2014; Sarosa,
2012). Peneliti dalam tahap ini mengumpulkan kembali kategori-
kategori yang telah dibuat saat open coding. Kemudian peneliti
mencari pola interaksi yang muncul di antara kategori berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
kondisi sebab akibat dan membuat kaitan diantara kategori-kategori
tersebut atau diantara kategori dengan sub kategori (Gunawan, 2014;
Strauss & Corbin, 1998).
c. Selective Coding
Selective coding merupakan intepretasi atas label atau kode yang
telah dihasilkan oleh open coding (Strauss & Corbin, 1998; Sarosa
2012). Tahapan ini membangun konsep yang dapat menjelaskan
interaksi antar berbagai kategori yang ada, dengan membandingkan
konsep, kategori dan penjelasan teoritis yang telah ada (Sarosa, 2012).
Selective coding juga merupakan proses pemilihan kategori inti,
dimana peneliti menghubungkan secara sistematis kategori-kategori
lain, melakukan validasi hubungan-hubungan tersebut, mengganti
kategori yang perlu diperbaiki dan dikembangkan lebih lanjut
(Gunawan, 2014).
F. KEABSAHAN DATA
1. Uji Kredibilitas
Uji kredibilitas merupakan derajat kepercayaan terhadap data hasil
penelitian kualitatif (Afiyanti, 2008; Sugiyono, 2014). Uji kredibilitas dalam
penelitian ini dilakukan dengan:
a. Perpanjangan pengamatan
Peneliti kembali ke lapangan untuk melakukan pengamatan
kembali dengan melakukan wawancara lagi pada subjek penelitian baru
dengan latar belakang yang sama untuk melihat apakah data yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
selama ini diberikan sudah sesuai atau belum (Putra, 2011; Sugiyono,
2014).
b. Meningkatkan ketekunan
Peneliti mengingkatkan ketekunan dengan membaca kembali hasil
penelitian, referensi teori, dan dokumen-dokumen yang terkait dengan
penelitian agar mendapatkan wawasan yang semakin luas sehingga
dapat digunakan untuk memeriksa kembali kebenaran data yang telah
ditemukan (Putra, 2011; Sugiyono, 2014).
c. Diskusi dengan teman sejawat
Peneliti melakukan diskusi mengenai proses dan hasil temuan
penelitian kepada teman sejawat untuk menghindari adanya
kemelencengan peneliti dan bias pribadi yang masuk yang dapat
mempengaruhi penelitian (Afiyanti, 2008: Putra, 2011).
d. Member check
Peneliti melakukan konfirmasi data dengan menyampaikan temuan
penelitian kepada subjek untuk mengetahui derajat kesesuaian antara
data yang ditemukan dengan data yang diberikan oleh subjek. Setelah
mendapat kesepakatan, subjek kemudian diminta untuk
menandatangani lembar kesepakatan data penelitian sebagai bukti
tertulis yang dapat dilihat pada lampiran 26 (Afiyanti, 2008: Putra,
2011; Sugiyono, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2. Uji Transferabilitas
Uji transferabilitas merupakan istilah untuk menggeneralisasi data
dengan pendekatan memilih sampel yang secara representatif mewakili
populasi (Afiyanti, 2008; Sugiyono, 2014). Penelitian dapat memenuhi uji
transferabilitas jika pembaca laporan penelitian mampu memperoleh
gambaran dan pemahaman jelas tentang laporan penelitian (Afiyanti, 2008;
Morse, dkk., 2002; Sugiyono, 2014). Oleh karena itu, peneliti memilih
sampel dengan menggunakan theoritical sampling dan membuat laporan
penelitian dengan memberikan uraian yang rinci, sistematis, dan jelas.
3. Uji Dependabilitas
Uji dependabilitas merupakan sejauh mana konsistensi penelitian
dilakukan melalui metode dan analisis data yang tersruktur, serta
penginterpretasian hasil penelitiaan, sehingga dapat mencapai tujuan
penelitian (Afiyanti, 2008). Berikut merupakan beberapa cara yang peneliti
lakukan untuk memenuhi uji dependabilitas:
a. Berdiskusi dengan teman sejawat mengenai proses dan hasil temuan
penelitian untuk menghindari kemelencengan penelitian dan bias pribadi
yang dapat mempengaruhi penelitian (Afiyanti, 2008: Putra, 2011).
b. Melakukan pengecekan kembali mengenai sejauh mana metode maupun
pendekatan yang digunakan dalam penelitian dapat mencapai tujuan
penelitian (Afiyanti, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
c. Berdiskusi dan meminta pertimbangan dari peneliti ahli yaitu
pembimbing penelitian pada keseluruhan aktifitas peneliti dalam
melakukan penelitian, dari menentukan fokus masalah, memasuki
lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan
uji keabsahan data, hingga kesimpulan (Sugiyono, 2014).
4. Uji Konfirmabilitas
Uji konfirmabilitas dapat diartikan sebagai transparansi, yaitu
kesediaan peneliti mengungkapkan secara terbuka tentang proses
penelitiannya sehingga memungkinkan peneliti lain melakukan penilaian
tentang hasil temuannya (Afiyanti, 2008). Serta sejauh mana dapat diperoleh
kesepakatan diantara beberapa peneliti mengenai aspek maupun hasil
penelitan (Long & Johnson dalam Afiyanti, 2008). Oleh karena itu, uji
konfirmabilitas peneliti lakukan melalui memberikan uraian rinci dan jelas
dalam laporan penelitian, berdiskusi dengan teman sejawat, serta
berkonsultasi dengan peneliti ahli yaitu pembimbing penelitian (Afiyanti,
2008; Sugiyono, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. PELAKSANAAN PENELITIAN
Pengumpulan data dalam penelitian ini pada awalnya ingin dilakukan
dengan menggunakan metode survey, yang berisi penjelasan penelitian,
lembar pernyataan persetujuan partisipasi, petunjuk pengerjaan, data diri
subjek peneltian, serta beberapa pertanyaan penelitian. Guna mengetahui
sejauh mana metode survey dapat digunakan sebagai metode pengumpulan
data, maka peneliti terlebih dahulu melakukan survey trial dengan meminta
satu orang calon subjek penelitian untuk mengisi survey yang telah peneliti
persiapkan sebelumnya. Berdasarkan hasil survey trial, didapatkan hasil
jawaban yang cenderung singkat, sehingga kurang mampu dalam menjawab
pertanyaan penelitian. Tidak hanya itu, peneliti juga kurang dapat menggali
informasi secara lebih mendalam guna menjawab pertanyaan penelitian, jika
tetap menggunakan metode survey. Oleh karena itu, selanjutnya peneliti
memutuskan untuk mengumpulkan data penelitian dengan menggunakan
metode wawancara semi terstruktur.
Wawancara semi terstruktur yang dilakukan dalam penelitian ini
direkam menggunakan SONY ICD-PX312, setelah terlebih dahulu
mendapatkan izin dari subjek penelitian. Namun, sebelum melakukan
wawancara, peneliti terlebih dahulu melakukan wawancara trial kepada satu
orang subjek untuk melihat sejauh mana data yang mampu didapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
melalui teknik tersebut. Setelah melihat bahwa jawaban subjek berdasarkan
wawancara trial yang telah dilakukan sebelumnya mampu menjawab
pertanyaan penelitian, maka peneliti kemudian melanjutkan wawancara
kepada sembilan subjek orang lainnya yang memiliki keragaman latar
belakang umur, suku, dan agama.
Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah jawaban subjek
penelitian yang telah diubah ke dalam bentuk verbatim. Setelah data
diperoleh, peneliti kemudian melakukan analisis verbatim dengan
menggunakan pendekatan penelitian grounded theory, yaitu melalui proses
open coding, axial coding, dan selective coding.
Kegiatan wawancara yang telah peneliti laksanakan dapat dilihat
melalui Tabel 1.
Tabel 1
Pelaksanaan Kegiatan Wawancara
Subjek Tanggal Waktu Tempat
1. 29 Oktober 2014 12.00 – 13.30 Kampus 1 Mrican
2. 05 November 2014 13.30 – 14.30 Kampus Mrican
3. 08 November 2014 17.51 – 19.00 Rumah Subjek, Warak
4. 09 November 2014 14.00 – 15.00 Rumah Subjek, Warak
5. 22 Desember 2014 09.45 – 11.45 TKK Santa Maria
Lumajang
6. 28 Desember 2014 18.00 – 19.45 Rumah subjek, Lumajang
7. 29 Desember 2014 11.30 - 12.45 Rumah subjek, Lumajang
8. 29 Desember 2014 14.00 – 14.30 Rumah subjek, Lumajang
9. 29 Desember 2014 15.00 – 16.00 Rumah subjek, Lumajang
B. DATA IDENTITAS SUBJEK PENELITIAN
Gambaran identitas sembilan orang subjek yang telah berpartisipasi
dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 2
Identitas Subjek Penelitian
Subjek Jenis
Kelamin
Usia Suku Agama Kategori
1. L 21 Nias Katolik Dewasa Awal
2. P 17 Dayak Katolik Remaja
3. L 19 Jawa Katolik Remaja
4. L 26 Jawa Katolik Dewasa Awal
5. L 51 Jawa-Madura Islam Dewasa Madya
6. P 59 Tiong Hoa Katolik Dewasa Madya
7. P 19 Jawa Islam Remaja
8. P 23 Jawa Islam Dewasa Awal
9. P 40 Jawa Islam Dewasa Madya
Selain itu, data demografis sembilan orang subjek yang telah
berpartisipasi dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel 3.
Tabel 3
Data Demografis Subjek Penelitian
Identitas Jumlah Subjek
Jenis Kelamin
Wanita 5
Laki-laki 4
Kategori Usia
Remaja 3
Dewasa Awal 3
Dewasa Madya 3
Etnis
Jawa 5
Nias 1
Jawa-Madura 1
Dayak 1
Tiong Hoa 1
Agama
Katholik 5
Islam 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
C. HASIL PENELITIAN
Hasil analisis penelitian ini memberikan gambaran mengenai emosi apa
saja yang muncul pada diri inividu, baik saat sebelum maupun setelah
bertindak. Tindakan individu jika dilihat dalam konteks kehidupan sehari-
hari, dapat dibedakan menjadi tindakan yang sesuai dengan standart sosial
dan tindakan yang tidak sesuai standart sosial.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989), tindakan yang dinilai
sesuai standart sosial merupakan tindakan yang sepantasnya atau sebaiknya
dilakukan, karena sesuai dengan ukuran tertentu yang dipakai sebagai
patokan memilih sikap yang sebaik-baiknya untuk dipergunakan di dalam
masyarakat. Sedangkan sebaliknya, tindakan yang dinilai tidak sesuai standart
sosial lebih ditekankan pada tindakan yang tidak sepantasnya atau tidak
sebaiknya dilakukan, karena tidak sesuai dengan ukuran tertentu yang dipakai
sebagai patokan memilih sikap yang sebaik-baiknya untuk dipergunakan di
dalam masyarakat.
Disamping itu, tindakan individu baik yang sesuai maupun tidak sesuai
standart sosial, juga dapat dibedakan berdasarkan jenis pencapaian tujuan
individu. Tindakan yang berkaitan dengan kemampuan beradaptasi atau
bertahan hidup individu akan cenderung mengarah pada pencapaian tujuan
bertahan hidup (survival goal). Sedangkan tindakan yang berkaitan dengan
standart moral maupun representasi diri akan lebih cenderung mengarah pada
(identity goal) tujuan identitas individu (Tracy & Robins, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tidak hanya itu, tindakan yang berkaitan dengan tujuan identitas
individu juga dapat dibedakan lagi menjadi tindakan yang berkaitan dengan
hukum, peraturan, dan norma. Tindakan yang berkaitan dengan peraturan
resmi dan dikuatkan oleh pemerintah serta undang-undang akan lebih
cenderung berkaitan dengan hukum. Sedangkan jika berkaitan dengan aturan
atau ketentuan yang wajib dipatuhi akan lebih cenderung berkaitan dengan
peraturan. Kemudian jika berkaitan dengan tata aturan yang mengikat
sekelompok manusia dalam suatu wilayah pada kurun waktu tertentu untuk
mengendalikan tingkah laku yang dianggap baik, maka akan cenderung
berkaitan dengan norma (KBBI, 2008).
Meskipun demikian, keseluruhan gambaran mengenai emosi apa saja
yang muncul dan mendasari tindakan individu dalam kehidupan sehari-hari,
dapat dilihat melalui pengalaman emosi dan isi kognitif yang muncul dan
dialami oleh subjek penelitian. Pengalaman emosi merupakan macam-macam
emosi yang muncul, dialami, dan disadari oleh subjek penelitian. Sedangkan
isi kognitif merupakan hal-hal yang terlintas di dalam benak subjek penelitian
yang berkaitan dengan munculnya emosi tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
1. Sebelum Bertindak
1.1 Sebelum Bertindak Sesuai Standart Sosial
a. Pengalaman Emosi
Pengalaman emosi yang muncul sebelum individu bertindak
sesuai standart sosial meliputi kategori emosi positif, emosi negatif,
dan tidak ada emosi.
Kategori emosi positif terdiri dari tema-tema emosi positif
yang muncul dan cenderung bersifat konstruktif bagi subjek
penelitian. Sebaliknya, kategori emosi negatif merupakan kategori
yang terdiri dari tema-tema emosi atau perasaan yang cenderung
bersifat destruktif bagi subjek. Selain itu, kategori tidak ada emosi
yang dimaksud dalam penelitian ini bukan berarti benar-benar tidak
ada emosi yang muncul, melainkan emosi yang muncul
mempunyai intensitas yang sangat rendah sehingga subjek menjadi
kesulitan untuk menyebutkan emosi apa yang sedang ia alami.
a.1 Kategori Usia Remaja
Pengalaman emosi yang muncul di dalam diri individu
dengan kategori usia remaja, saat sebelum bertindak sesuai standart
sosial dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4
Pengalaman Emosi Sebelum Bertindak Sesuai Standart Sosial
Pada Kategori Usia Remaja
Pencapaian
Tujuan Individu
Emosi
Positif
Emosi
Negatif Tidak Ada Emosi
Tujuan Identitas
Hukum
Peraturan
-
-
Stress
Terpaksa
-
Tidak ada emosi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel 4 (lanjutan)
Takut
Suasana hati
cenderung
mudah
berubah
karena
mengesampingkan
emosi yang muncul
Menyesal
Bersalah
Tidak
nyaman
Malas
Norma - Menyesal
Tertekan
Gelisah
Takut
-
Tujuan Bertahan
Hidup
- Stress
Suasana hati
cenderung
mudah
berubah
Tidak
nyaman
Tidak ada emosi
yang muncul
karena
mengesampingkan
emosi yang muncul
Pada individu kategori usia remaja, tidak ditemukan tema
emosi positif yang muncul sebelum bertindak sesuai standart sosial,
baik yang berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan hidup
maupun pencapaian tujuan identias.
Meskipun demikian, tema emosi negatif yang muncul pada
individu sebelum bertindak sesuai sitandart sosial jika berkaitan
dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya berkaitan dengan
hukum, yaitu:
“Stress.” (S7/MU16/B1)
Sedangkan tema-tema emosi negatif yang muncul pada
individu sebelum bertindak sesuai standart sosial jika berkaitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya berkaitan dengan
peraturan, antara lain:
“Tapi ya karena berpikir sebab-akibatnya, jadi walaupun
kepaksa, saya tetap masuk kuliah. Jadi itu.” (S3/MU4/B2)
“Ya saya takut kalau dosennya itu tersinggung atau
gimana.”(S3/MU41/B2)
“Perasaan yang muncul itu pokoknya suasana hati nggak
enak. Lebih tepatnya berada di tengah-tengah. Nggak
merasakan kegembiraan dan nggak merasakan perasaan
nggak enak. Jadi berada di tengah-tengah. Jadi istilahnya
bimbang gitu. Jadi bingung sebenarnya. Lebih ke flat lah.”
(S3/MU12/B1-5)
“... Dan itu yang membuat saya mengakibatkan rasa
penyesalan yang berkepanjangan. Jadi itu.” (S3/MU28/B3)
“Kalau berbuat salah pasti merasa bersalah. Jadi munculnya
dari situ.” (S3/MU30/B5)
“Perasaan yang muncul itu ndak enak...” (S3/MU51/B1)
“...Disatu sisi, saya malas mau ngerjain...”(S3/MU51/B2)
Tema tidak ada emosi yang muncul pada individu kategori usia
remaja sebelum bertindak sesuai standart sosial jika berkaitan
dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya jika berkaitan dengan
peraturan, yaitu:
“Masalah perasaan saya tidak terlalu memikirkan itu. Jadi
saya lebih ke memikirkan. Jadi kalau saya kuliah efeknya apa
dan kalau tidak kuliah efeknya apa...” (S3/MU13/B1)
Sedangkan tema-tema emosi negatif yang muncul pada
individu kategori usia remaja sebelum bertindak sesuai standart
sosial jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya
jika berkaitan dengan norma, antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
“... Kalau durhaka pada orang tua juga saya pada akhirnya
menyesali...” (S7/MU28/B8)
“Ya macem-macem. Merasa tertekan, merasa terkekang
dengan penyesalan-penyesalan yang telah aku lalui
sebelumnya...”(S7/MU42/B1)
“Gelisah. Rasanya tuh saya mau nangis tapi kok gak bisa
gitu...” (S2/MU35/B1)
“...karena takut dicemoohkan orang...”(S2/MU11/B2)
Berikut merupakan tema-tema emosi negatif yang muncul
pada individu kategori usia remaja sebelum bertindak sesuai standart
sosial jika berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan hidup:
“...ya pokoknya dibuat stress lah dengan aktifitas saya dan
relasi saya dengan orang lain...”(S3/MU5/B3)
“Perasaan yang muncul itu pokoknya suasana hati nggak enak.
Lebih tepatnya berada di tengah-tengah. Nggak merasakan
kegembiraan dan nggak merasakan perasaan nggak enak.
Jadi berada di tengah-tengah. Jadi istilahnya bimbang gitu.
Jadi bingung sebenarnya. Lebih ke flat lah.”(S3/MU12/B1-5)
“Perasaan itu, di hati rasanya nggak enak banget...”
(S3/MU20/B1)
Sedangkan tema-tema tidak ada emosi yang muncul yang
muncul pada individu kategori usia remaja sebelum bertindak sesuai
standart sosial jika berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan
hidup, antara lain:
“Kalau masalah itu, perasaannya lebih ke flat. Jadi nggak
ngerasain.”(S3/MU16/B1-2)
“... Jadi saya lebih fokus ke persoalan saya. Jadi sekedar
sepintas lalu saja.”(S3/MU17/B3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
a.2 Kategori Usia Dewasa Awal
Pengalaman emosi yang muncul pada individu kategori usia
dewasa awal, saat sebelum bertindak sesuai standart sosial, dapat
dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5
Pengalaman Emosi Sebelum Bertindak Sesuai Standart Sosial
Pada Kategori Usia Dewasa Awal
Pencapaian
Tujuan Individu
Emosi
Positif
Emosi
Negatif Tidak Ada Emosi
Tujuan Identitas
Hukum
-
Takut
Tidak tega
Sedih
-
Peraturan Tidak tega Inferior
Malas
Terpaksa
-
Norma Nyaman
Sayang
Terpaksa
Takut
Malas
Tidak ada emosi
yang muncul
karena dianggap
wajar
Tujuan Bertahan
Hidup
- - Tidak ada emosi
yang muncul
karena telah
terbiasa
Pada individu kategori usia dewasa awal, tidak ditemukan
tema emosi positif dan tema tidak ada emosi yang muncul sebelum
bertindak sesuai standart sosial, jika berkaitan dengan pencapaian
tujuan identitas, khususnya jika berkaitan dengan hukum.
Meskipun demikian, tema-tema emosi negatif yang muncul
pada individu kategori usia dewasa awal sebelum bertindak sesuai
standart sosial, jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,
khususnya berkaitan dengan hukum, antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
“... Kalau nanti ketahuan kan, takut juga kalau ketahuan
urusane wes sama polisi dan lain-lain. Terutama terus
kehilangan pekerjaan juga. Ya itu sih
takut.”(S4/MU20/B2&4)
“Lebih ke yo mungkin takut dan nggak tega, terus takut lah
intine. Takut melakukan itu.”(S4/MU9/B1)
“Wah bojoku bar tak kamplengi mesti perasaanku
sedih.”(S4/MU13/B1)
Selain itu, jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas
khususnya berkaitan dengan peraturan, tema-tema emosi positif yang
muncul pada individu kategori usia dewasa awal sebelum bertindak
sesuai standart sosial, yaitu:
“Ya itu kadang mikir lagi karena orang tua tu kasian, capek
buat kuliah. Ya masak disia-siain. Rasanya kasian sama orang
tua.” (S1/MU14/B2&3)
Sedangkan tema-tema emosi negatif yang muncul pada
individu dewasa awal sebelum bertindak sesuai satndart sosial, jika
berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya jika
berkaitan dengan peraturan, antara lain:
“Terus ngerasa istilahnya ngatain diri sendiri tuh bodoh.”
(S1/MU15/B1)
“...Tapi kadang ada waktunya malas nggak mau ngelakuin
apa-apa...” (S1/MU44/B4)
“...cuman ya gimana yah? Tuntuttan...”(S1/MU47/B1-2)
Berikut merupakan tema-tema emosi positif yang muncul pada
individu kategori usia dewasa awal sebelum bertindak sesuai
standart sosial, jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,
khususnya yang berkaitan dengan norma, antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
“... Aku nyaman`e ndelok mereka, seneng gitu lhoh.”
(S4/MU28/B1)
“Yo perasaan sayang sama cinta. Yo nek ra dilakoni yo meh
kapan lagi gitu lhoh.” (S4/MU38/B1)
Sedangkan jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,
khususnya yang berkaitan dengan norma, tema-tema emosi negatif
yang muncul sebelum individu dewasa awal bertindak sesuai
standart sosial, antara lain:
“... Ya memang kadang kepaksa, kadang kalo misalnya
ngasih tau yang baik, tapi kadang biasanya bertentangan
dengan apa yang kita inginni. Kadang ngeiyain kata-katanya
kakak terpaksa...”(S1/MU30/B1&6)
“Sebelumnya lebih ke takut, soale kadang aku mikir iso ra yo
nglakoni urip.” (S4/MU36/B1)
“... Soalnya sebelumnya, aku buat ngaji sama sholat itu susah
banget. Jadi malesnya minta ampun.”(S8/MU26/B3)
Selain itu, tema-tema tidak ada emosi yang muncul sebelum
individu dewasa awal bertindak sesuai standart sosial, jika berkaitan
dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang berkaitan
dengan norma, yaitu:
“Yang aku rasain ya kalau memperhatiin pacar. Kalau aku
sih biasa aja karena menurutku itu hal yang wajar
sih.”(S1/MU29/B2-3)
Pada individu kategori usia dewasa awal, tidak ditemukan
tema emosi positif dan tema emosi negatif yang muncul sebelum
bertindak sesuai standart sosial yang berkaitan dengan tujuan
bertahan hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Meskipun demikian, tema tidak ada emosi yang muncul
sebelum individu dewasa awal bertindak sesuai standart sosial yang
berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan hidup, yaitu:
“... Emang sudah jadi kebiasaan sehari-hari, jadi perasaanya
ya biasa aja.”(S8/MU25/B1-3)
a.3 Kategori Usia Dewasa Madya
Pengalaman emosi yang muncul pada individu kategori usia
dewasa madya, sebelum bertindak sesuai standart sosial, dapat
dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6
Pengalaman Emosi Sebelum Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Dewasa Madya
Pencapaian
Tujuan Individu
Emosi
Positif
Emosi
Negatif Tidak Ada Emosi
Tujuan Identitas
Hukum
-
Tidak
nyaman
Takut
-
Peraturan - Tidak
nyaman
Malu
-
Norma Bersyukur
Empati
Tidak
nyaman
Menyesal
-
Tujuan Bertahan
Hidup
- - -
Pada individu kategori usia dewasa madya, tidak ditemukan
tema emosi positif dan tema tidak ada emosi yang muncul sebelum
bertindak sesuai standart sosial, yang berkaitan dengan pencapaian
tujuan identitas, khususnya jika berkaitan dengan hukum.
Namun, tema-tema emosi negatif yang muncul sebelum
individu kategori usia dewasa madya bertindak sesuai standart sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang
berkaitan dengan hukum, dapat dilihat sebagai berikut:
“Ya kan ndak enak.”(S5/MU8/B1)
“...Saya belum berani bawa pulang.”(S5/MU10/B4)
Disamping itu, jika berkaitan dengan pencapaian tujuan
identitas, khususnya yang berkaitan dengan peraturan, tidak
ditemukan tema emosi positif dan tema tidak ada emosi yang muncul
pada individu dewasa madya sebelum bertindak.
Meskipun demikian, tema-tema emosi negatif yang muncul
sebelum individu kategori usia dewasa madya bertindak sesuai
standart sosial dan berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,
khususnya yang berkaitan dengan peraturan, dapat dilihat sebagai
berikut:
“Ya kan ndak enak”(S5/MU8/B1)
“... Sampek ketemu golongane orang-orang itu, terus
dimasukkan TV, kan malu saya...” (S5/MU35/B3)
Sedangkan, tema-tema emosi positif yang muncul pada
individu dewasa madya sebelum bertindak sesuai standart sosial,
yang berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya jika
berkaitan dengan norma, dapat dilihat sebegai berikut:
“... Lagi-lagi ke religi lagi. Gini ya, karena rasa syukur saya.
Saya itu bisa hidup sempurna...” (S6/MU38/B2)
“... Kadang-kadang melihat “kok ada ya dokter yang mau ke
sana? Kasihan ya anak-anak ini. Kok ada ya guru yang mau
ke sana? Kapan ya aku bisa seperti mereka?” Seperti itu. Itu
tuh dorongan.” (S6/MU43/4-6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tema-tema emosi negatif yang muncul pada individu dewasa
madya sebelum bertindak sesuai standart sosial, yang berkaitan
dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya jika berkaitan
dengan norma, dapat dilihat sebegai berikut:
“... Gini ya, sebetulnya kalau kita menahan, ada ganjelan.
Kalau saat itu ya pasti ini, pasti ada perasaan kayak ada
sesuatu ganjalan, ndak nyaman.”(S6/MU11/B1-3)
“Menyesal”(S9/MU9/B1)
Namun, tidak ditemukan tema tidak ada emosi yang muncul
sebelum individu kategori usia dewasa madya bertindak sesuai
standart sosial yang berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,
khususnya berkaitan dengan norma.
Tidak hanya itu, jika berkaitan dengan pencapaian tujuan
bertahan hidup, tidak ditemukan tema emosi positif, tema emosi
negatif, maupun tema tidak ada emosi yang muncul pada individu
kategori usia dewasa madya sebelum bertindak sesuai dengan
standart sosial.
b. Isi Kognitif
Isi kognitif yang muncul sebelum individu bertindak sesuai
standart sosial, baik yang berkaitan dengan pencapaian tujuan
identitas maupun tujuan bertahan hidup meliputi, kategori
perspektif individu, religiusitas, lingkungan sekitar, keluarga, serta
fisiologis.
Kategori perspektif individu merupakan pemahaman dan
penilaian yang muncul pada individu mengenai suatu keadaan atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
situasi tertentu. Sedangkan kategori religiusitas merupakan hal-hal
yang berkaitan dengan agama atau keyakinan yang dianut,
sehingga cenderung mendasari individu dalam bertindak.
Selain itu, kategori lingkungan sekitar lebih berkaitan dengan
hal-hal yang berada di sekitar individu, yang cenderung mendasari
individu dalam bertindak. Sedangkan, kategori keluarga lebih
berkaitan dengan hal-hal yang berada di sekitar individu, tetapi
masih mempunyai hubungan darah.
Selain itu, kategori fisiologis merupakan hal-hal yang
berkaitan dengan pengalaman fisik yang muncul dan cenderung
mendasari individu dalam bertindak.
b.1 Kategori Usia Remaja
Isi kognitif yang muncul dalam diri individu dengan kategori
usia remaja, saat sebelum bertindak sesuai standart sosial dapat
dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7
Isi Kognnitif Sebelum Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Remaja
Tujuan Individu Isi Kognitif
Tujuan Identitas
Hukum Perspektif Individu
Memenuhi dan mempertahankan
representasi diri
Peraturan Perspektif Individu
Menghindari dampak negatif atas tindakan
Memenuhi dan mempertahankan
representasi diri
Bimbang
Menyadari dan memperbaiki kesalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 7 (lanjutan)
Keluarga
Kelekatan dengan keluarga
Fisiologis
Jantung berdebar-debar
Norma Perspektif Individu
Memenuhi dan mempertahankan
representasi diri
Menghindari dampak negatif atas tindakan
Menyadari dan memperbaiki kesalahan
Memikirkan dampak positif atas tindakan
Bimbang
Lingkungan Sekitar
Termotivasi oleh lingkungan sekitar
Kelekatan dengan lingkungan sekitar
Tujuan Bertahan
Hidup
Perspektif Individu
Menghindari dampak negatif atas tindakan
Mengesampingkan emosi yang muncul
Lingkungan Sekitar
Penilaian lingkungan sekitar terhadap
individu
Keluarga
Mematuhi orang tua
Pada individu kategori usia remaja, hanya muncul tema
pespektif individu sebelum bertindak sesuai standart sosial, jika
berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang
berkaitan dengan hukum, yaitu:
“Kalau mencuri, saya pikir saya orang baik...dan saya tidak
akan pernah untuk melakukan hal tersebut.”(S7/MU10/B1)
Sedangkan jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,
khususnya peraturan, maka isi kognitif yang muncul meliputi tema
perspektif individu, tema keluarga, serta tema fisiologis.
Berikut merupakan tema-tema perspektif individu yang
muncul sebelum inidvidu remaja bertindak sesuai standart sosial,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
yang berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya
peraturan:
“....Jadi kan sebaiknya kan saya mengerjakannya toh supaya
ndak mepet atau malah dapat hasil yang
buruk...”(S3/MU49/B1-3)
“... Saya kan mahasiswa, kuliah juga bayar mahal. Kewajiban
saya ya kuliah yang niat. Kalau saya nggak melaksanakan
itu kan perbuatan yang nggak pantas dan nggak sesuai
dengan kewajiban saya.”(S3/MU8/B3-7)
“... Apa yang harus saya lakukan? Di satu sisi, saya malas
mau ngerjain, terus tapi kan akan lebih baik lagi kalau saya
ngerjain meski dikumpulinnya lama. Jadi biar ndak keburu
numpuk gitu. Jadi lebih ke pergulatan tadi.”(S3/MU51/B2-6)
“... Oh saya keterlaluan mungkin. Saya harus memperbaiki
diri.”(S7/MU29/B1-2)
Berikut merupakan tema keluarga yang muncul sebelum
inidvidu kategori usia remaja bertindak sesuai standart sosial, yang
berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya peraturan:
“Tapi menurut saya itu, namanya mbolos itu kan tidak pantas.
Karena sudah membayar mahal, orang tua susah-susah,
masak mbolos? Kan nggak pantes itu. Ya sepantasnya saya
masuk.”(S3/MU3/B2-3)
Selain itu, tema-tema fisiologis yang muncul sebelum inidvidu
remaja bertindak sesuai standart sosial, yang berkaitan dengan
pencapaian tujuan identitas, khususnya peraturan dapat dilihat
sebagai berikut:
“Perasaan iu deg-deggan, ya ada takut. Deg-degan dan takut
itu...”(S3/MU41/B1)
Pada individu kategori usia remaja, hanya tema-tema pespektif
individu dan tema-tema lingkungan sekitar yang muncul sebelum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
bertindak sesuai standart sosial, jika berkaitan dengan pencapaian
tujuan identitas, khususnya yang berkaitan dengan norma.
Berikut merupakan tema-tema perspektif individu yang
muncul pada individu remaja sebelum bertindak sesuai standart
sosial, jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,
khususnya yang berkaitan dengan norma:
“...Kalau ehm orang tua, saya..harus saya hormati. Jadi saya
tidak mungkin untuk melawan orang tua
saya.”(S2/MU7/B1-3)
“...Dan saya berpikir bahwa itu tidak ada gunanya ke
depan...”(S7/MU26/B2)
“Saya berharap, Oh saya keterlaluan mungkin. Saya harus
memperbaiki diri.”(S7/MU29/B1-2)
“Di dalam di kelas saya sudah memperoleh akademik yang
baik dan nanti di dalam bekerjanya, kalau etika saya
ataupun itu saya kurang berkenan, kan juga akan, apa sih kalau
bilang, “lhoh kok orang ini pinter tapi etikanya gak pinter ya?”
Jadi saya bilang itu penting karena
gimanaya.”(S2/MU26/B3-8)
“Pertama sih bimbang. Ehm terus kadang itu kalau untuk
memulainya ragu karena takut dicemoohkan
orang...”(S2/MU11/B1)
Selain itu, berikut merupakan tema-tema lingkungan sekitar
yang muncul pada individu remaja sebelum bertindak sesuai
standart sosial, jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,
khususnya yang berkaitan dengan norma:
“Saya belajar dari orang-orang yang baik. Mereka sukses
maupun tidak. Saya pikir bahwa apapun yang dulu pernah
mereka lakukan, baik itu jelek maupun baik itu akan
berdampak ke depan dengan hidup mereka. Ya itu yang
mendasari saya.”(S7/MU38B1&5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
“...Saya tidak bisa berjalan sendiri tanpa bantuan teman-
teman.”(S2/MU8/B2-3)
Berikut merupakan tema perspektif individu yang muncul
sebelum individu remaja bertindak sesuai standart sosial yang
berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan hidup:
“Terus juga bagi kesehatan kan juga efeknya
negatif.”(S3/MU19/B1)
“...Jadi sekedar sepintas lalu saja.”(S3/MU17/B3)
Berikut merupakan tema lingkungan sekitar yang muncul
sebelum individu remaja bertindak sesuai standart sosial yang
berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan hidup:
“Kata temen-temen mukanya “alim”. Jadi nggak cocok
aja.”(S3/MU11/B1)
Sedangkan berikut merupakan tema keluarga yang muncul
sebelum individu remaja bertindak sesuai standart sosial yang
berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan hidup:
“...Nggak pantes soalnya orang tua juga ngelaraang jadi
yaudah nggak saya lakuin itu.”(S3/MU6/B1-3)
b.2 Kategori Usia Dewasa Awal
Isi kognitif yang muncul di dalam diri individu kategori usia
dewasa awal, saat sebelum bertindak sesuai dengan standart sosial
dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8
Isi Kognitif Sebelum Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Dewasa Awal
Tujuan Individu Isi Kognitif
Tujuan Identitas
Hukum Perspektif Individu
Menyadari dan mematuhi standart sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 8 (lanjutan)
Bimbang
Menghindari dampak negatif atas tindakan
Memenuhi dan mempertahankan
representasi diri
Peraturan Perspektif Individu
Memenuhi dan mempertahankan
representasi diri
Menghindari dampak negatif atas tindakan
Keluarga
Kelekatan dengan keluarga
Norma Perspektif Individu
Memenuhi dan mempertahankan
representasi diri
Telah terbiasa
Religiusitas
Mematuhi ajaran agama
Lingkungan Sekitar
Kelekatan dengan lingkungan sekitar
Keluarga
Kelekatan dengan keluarga
Tujuan Bertahan
Hidup
Perspektif Individu
Memenuhi dan mempertahankan
representasi diri
Menghindari dampak negatif atas tindakan
Telah terbiasa
Pada individu kategori usia dewasa awal, hanya tema-tema
pespektif individu yang muncul sebelum bertindak sesuai standart
sosial, jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,
khususnya yang berkaitan dengan hukum.
Berikut merupakan tema-tema perspektif individu yang
muncul pada individu dewasa awal sebelum bertindak sesuai
standart sosial, jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,
khususnya yang berkaitan dengan hukum:
“... Kalau mukulin orang kan itu ada undang-undangnya.
Mukulin orang tanpa sebab, terus hanya karena bantuin temen
kita. Itu kan menurutku sih ndak pantes.”(S1/MU2/B5&8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
“Ya antara takut sama bingung aja gitu mbak.”(S1/MU6/B1)
“...Kan misalnya kita nyolong terus ketauan. Terus ya gak baik
aja istilahnya kayak gitu.”(S1/MU3/B4-5)
“Ya saya tau itu salah dan bukan tipe saya kayak
gitu.”(S4/MU2/B1)
Berikut merupakan tema-tema perspektif individu yang
muncul pada individu dewasa awal sebelum bertindak sesuai
standart sosial, jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,
khususnya yang berkaitan dengan peraturan:
“... Saya kan mahasiswa, kuliah juga bayar mahal.
Kewajiban saya ya kuliah yang niat. Kalau saya nggak
melaksanakan itu kan perbuatan yang nggak pantas dan
nggak sesuai dengan kewajiban saya.”(S3/MU8/B3-7)
“Biasanya kalau ada tugas. Jadi kan sebaiknya kan saya
mengerjakannya toh supaya ndak mepet atau malah dapat
hasil yang buruk...”(S3/MU49/B1-3)
Sedangkan, tema keluarga yang muncul pada individu dewasa
awal sebelum bertindak sesuai standart sosial, jika berkaitan dengan
pencapaian tujuan identitas, khususnya yang berkaitan dengan
peraturan, yaitu:
“Ya itu kadang mikir lagi karena orang tua tu kasian, capek
buat kuliah. Ya masak disia- siain...”(S1/MU14/B1-2)
Selain itu, tema-tema perspektif individu yang muncul pada
individu dewasa awal sebelum bertindak sesuai standart sosial, jika
berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang
berkaitan dengan norma, meliputi:
“...kalau ehm orang tua, saya..harus saya hormati. Jadi saya
tidak mungkin untuk melawan orang tua
saya.”(S2/MU7/B1-3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
“...Emang sudah jadi kebiasaan sehari-hari, jadi
perasaanya ya biasa aja.”(S8/MU25/B1-3)
Sedangkan, tema religiusitas yang muncul pada individu
dewasa awal sebelum bertindak sesuai standart sosial, jika
berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang
berkaitan dengan norma, meliputi:
“...Jadi kita harus jadi orang muslim ya harus sholat, ngaji
juga...”(S8/MU23/B4-5)
Berikut merupakan tema lingkungan sekitar yang muncul pada
individu dewasa awal sebelum bertindak sesuai standart sosial, jika
berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang
berkaitan dengan norma:
“...Yo bagi saya itu mereka penting. Jadine selama selagi
masih bisa itu yo kita manfaatke lah. Misale nduwe konco yo
dijogo, nduwe bojo yo dijogo.”(S4/MU29/B2-5)
Berikut merupakan tema keluarga yang muncul pada individu
dewasa awal sebelum bertindak sesuai standart sosial, jika
berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang
berkaitan dengan norma:
“Ya kalau keluarga kan ada perasaan takut
kehilangan...”(S4/MU30/B1)
Sedangkan jika berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan
hidup, hanya tema-tema perspektif inidvidu yang muncul sebelum
individu dewasa awal bertindak sesuai dengan standart sosial,
meliputi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
“Kalau dilihat dari aku sih cewek yah. Contohnya kalau
ngerokok juga ndak pantes dilihat kan. Cewek kok ngerokok
gitu. Aku sih mikirnya gitu.”(S8/MU7/B1&3)
“...Toh aku juga liver juga harusnya aku jaga kesehatan,
tidur pada waktunya...”(S1/MU112/B2-3)
“...Emang sudah jadi kebiasaan sehari-hari, jadi perasaanya
ya biasa aja.”(S8/MU25/B1-2)
b.3 Kategori Usia Dewasa Madya
Isi kognitif yang muncul pada kategori usia dewasa madya,
sebelum bertindak sesuai dengan standart sosial dapat dilihat pada
Tabel 9.
Tabel 9
Isi Kognnitif Sebelum Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Dewasa Madya
Tujuan Individu Isi Kognitif
Tujuan Identitas
Hukum Perspektif Individu
Menghindari dampak negatif atas tindakan
Peraturan
Norma
Perspektif Individu
Menghindari dampak negatif atas tindakan
Memenuhi dan mempertahankan
representasi diri
Religiusitas
Ajaran agama mempengaruhi pola pikir
individu
Perspektif Individu
Memenuhi dan mempertahankan
representasi diri
Menghindari dampak negatif atas tindakan
Religiusitas
Mematuhi ajaran agama
Fisiologis
Lelah
Tujuan Bertahan
Hidup
-
Pada individu kategori usia dewasa madya, hanya tema-tema
perspektif individu yang muncul sebelum bertindak sesuai standart
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
sosial, jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,
khususnya yang berkaitan dengan hukum.
Berikut merupakan tema-tema perspektif individu yang
muncul pada individu dewasa madya sebelum bertindak sesuai
standart sosial, jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,
khususnya yang berkaitan dengan hukum:
“Nanti kalau saya bawa, kalau dicari. Mau cari ke mana
saya? Gitu...”(S5/MU16/B1-2)
Berikut merupakan tema-tema perspektif individu yang
muncul pada individu dewasa madya sebelum bertindak sesuai
standart sosial, jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,
khususnya yang berkaitan dengan peraturan:
“Soalnya kalau itu semua diumbar kan persediaan di sini
kan ndak cukup, terbatas...”(S5/MU7/B1-2)
“...Kalau disini itu. Namanya anak-anak murid apalagi TK
kan. Anggapan saya itu bukan macem-macem. Sama seperti
anak saya sendiri...”(S5/MU22//B1-4)
Sedangkan, berikut merupakan tema religiusitas yang muncul
pada individu dewasa madya sebelum bertindak sesuai standart
sosial, jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,
khususnya yang berkaitan dengan peraturan:
“Orang kan kalau masih punya iman masih ingat. Iman kita
masih tetap nancap di sini. Jadi kalau orang punya iman
mungkin kalau mau melakukan apa-apa itu ndak “jrat jret”
seenaknya, mungkin dipikir dulu. Kalau aku berbuat gini
akibatnya seperti apa? Daripada nanti punya akibat yang tidak
diinginkan jadi lebih baik ya hati-hati sangat.”(S5/MU36/B1-
4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Selain itu, tema-tema perspektif individu yang muncul sebelum
individu dewasa madya bertindak sesuai standart sosial, yang
berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang
berkaitan dengan norma, antara lain:
“...Mungkin kebetulan memang sifat saya itu peduli. Jadi
apapun, misalnya apa ya? Saya itu selalu prepare untuk
anak-anak, untuk keluarga...”(S6/MU48/B3-5)
“Dampaknya aja ndak baik kan.”(S8/MU6/B1)
Berikut merupakan tema religiusitas yang muncul sebelum
individu dewasa madya bertindak sesuai standart sosial, yang
berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang
berkaitan dengan norma:
“...Jadi kita harus jadi orang muslim ya harus sholat, ngaji
juga...”(S8/MU23/B4-5)
Sedangkan tema fisiologis yang muncul sebelum individu
dewasa madya bertindak sesuai dengan standart sosial, yang
berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang
berkaitan dengan norma, yaitu:
“...Karena telah berhasil untuk kelelahan dan keletihan yang
telah dilakukan tadi sudah terbayar dan sudah ndak terpikir
lagi bahwa saya tadi bekerja dengan giat,
lelah...”(S9/MU34/B2-4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
1.2 Sebelum Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial
a. Pengalaman Emosi
Pengalaman emosi yang muncul sebelum individu bertindak
tidak sesuai standart sosial meliputi kategori emosi positif, emosi
negatif, dan tidak ada emosi.
a.1 Kategori Usia Remaja
Pengalaman emosi individu kategori usia remaja yang muncul
sebelum bertindak tidak sesuai dengan standart sosial dapat dilihat
pada Tabel 10.
Tabel 10
Pengalaman Emosi Sebelum Bertindak Tidak Sesuai Standart
Sosial Pada Kategori Usia Remaja
Pencapaian
Tujuan Individu
Emosi
Positif
Emosi
Negatif Tidak Ada Emosi
Tujuan Identitas
Hukum
Peraturan
-
-
-
Malas
Tidak
senang
-
-
Norma Senang
Nyaman
Malas
Tidak
nyaman
-
Bersalah
Marah
Terpaksa
Stress
Tujuan Bertahan
Hidup
- - -
Tidak ditemukan tindakan yang tidak sesuai standart sosial jika
berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang
berkaitan dengan hukum pada individu remaja. Oleh karena itu,
tidak ditemukan tema emosi positif, emosi negatif, maupun tema
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
tidak ada emosi yang muncul sebelum bertindak tidak sesuai
standart sosial, khususnya yang berkaitan dengan hukum.
Selain itu, pada individu remaja tidak ditemukan tema emosi
positif dan tema tidak ada emosi yang muncul sebelum bertindak
tidak sesuai standart sosial, yang berkaitan dengan pencapaian
tujuan identitas, khususnya peraturan. Meskipun demikian, tema-
tema emosi negatif yang muncul pada individu kategori remaja
sebelum bertindak tidak sesuai standart sosial, yang berkaitan
dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang berkaitan
dengan peraturan, antara lain:
“Tidak melakukan soalnya saya ada rasa malas.”
(S3/MU90/B1)
“Itu agak ndak seneng soalnya saya ndak suka disuruh-
suruh...”(S3/MU93/B1)
Sedangkan tema-tema emosi positif yang muncul pada
individu remaja sebelum bertindak tidak sesuai standart sosial,
yang berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya jika
berkaitan dengan norma meliputi:
“...Malah kadang ada rasa agak sedikit seneng. Biar dia tahu
rasanya kesusahan...”(S3/MU102/B4)
“...Sebelum berbohong tadi, awalnya sih rasa nyaman aja ya.
Saya ngerasa itu benar.”(S2/MU49/B3)
Berikut merupakan tema-tema emosi negatif yang muncul
pada individu remaja sebelum bertindak tidak sesuai standart
sosial, yang berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,
khususnya jika berkaitan dengan norma:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
“...Cuma faktor malas sih mungkin mbak yang muncul, tapi
yaudahlah laundry.”(S2/MU42/B6-8)
“...Enggak enak...”(S2/MU61/B1)
“Sebelumnya tuh, yang saya rasakan perasaan
bersalah...”(S2/MU63/B2)
“Marah.”(S3/MU62/B1)
“...Orang tuanya ndak marah sama temen saya. Kan jadi
sama-sama enak. Meskipun perbuatan saya kan ndak baik
toh. Tapi kan sama-sama menguntungkan kedua belah
pihak toh...”(S3/MU80/B4-8)
“...itu kan seperti stress menumpuk ya.”(S7/MU56/B4)
Disamping itu, tidak ditemukan tindakan yang tidak sesuai
standart sosial jika berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan
hidup, pada individu remaja. Oleh karena itu, tidak ditemukan tema
emosi positif, emosi negatif, maupun tema tidak ada emosi yang
muncul sebelum bertindak tidak sesuai standart sosial, khususnya
yang berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan hidup pada
individu dengan kategori usia remaja.
a.2 Kategori Usia Dewasa Awal
Pengalaman emosi individu kategori usia dewasa awal yang
muncul sebelum bertindak tidak sesuai dengan standart sosial dapat
dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11
Pengalaman Emosi Sebelum Bertindak Tidak Sesuai Standart
Sosial Pada Kategori Usia Dewasa Awal
Pencapaian
Tujuan Individu
Emosi
Positif
Emosi
Negatif Tidak Ada Emosi
Tujuan Identitas
Hukum
-
Marah
-
Peraturan - Takut -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tabel 11 (lanjutan)
Norma Senang Malas
Tidak
peduli
Tidak suka
Marah
Takut
Berdosa
Tidak ada emosi
yang muncul
Tujuan Bertahan
hidup
- Malas -
Pada individu kategori usia dewasa awal, hanya tema emosi
negatif yang muncul sebelum bertindak tidak sesuai standart sosial,
yang berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya jika
berkaitan dengan hukum, yaitu:
“...Waktu itu dia bikin aku marah, emosi. Terus aku ngejar dia
terus ngelempar pake pisau terus nempel di
punggungnya...”(S1/MU78/B6)
Tidak hanya itu, pada individu dewasa awal, hanya tema emosi
negatif yang juga muncul sebelum bertindak tidak sesuai standart
sosial, yang berkaitan dengan pencapaian tujuaan identitas,
khususnya jika berkaitan dengan peraturan, yaitu:
“Sebelum nyotek mikirnya ya takut sih sebenernya. Kalau
nggak dapet contekkan takut sih...”(S1/MU96/B1&3)
Meskipun demikian, tema emosi positif yang muncul pada
individu kategori usia dewasa awal sebelum bertindak tidak sesuai
standart sosial, yang berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,
khususnya jika berkaitan dengan norma, yaitu:
“Seneng sih sebenernya”(S1/MU89/B1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Sedangkan tema-tema emosi negatif yang muncul pada
individu kategori usia dewasa awal sebelum bertindak tidak sesuai
standart sosial, yang berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,
khususnya jika berkaitan dengan norma, antara lain:
“...Terus aku mau ke sana ki wes males ki lhoh.”
(S4/MU57/B4)
“...Rasanya tuh yaudah lah biarin aja. Kalau bohong ya
udah.”(S1/MU16/B3)
“...Banyak yang nggak suka termasuk aku...”(S1/MU57/B14)
“Perasaane yo mangkel toh. Terus emosi, marah,
mangkel.”(S4/MU44/B1)
“Takut...”(S8/MU48/B1)
“Kadang berpikir kalau bohong pasti aku dosa. Kalau
ngegosipin orang pasti dosa aku.”(S8/MU50/B1-2)
Tema tidak ada emosi yang muncul pada individu kategori usia
dewasa awal sebelum bertindak tidak sesuai standart sosial, yang
berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya jika
berkaitan dengan norma, yaitu:
“Biasa saja.”(S4/MU56/B1)
Sedangkan pada kategori usia dewasa awal, tidak ditemukan
tema emosi positif maupun tema tidak ada emosi yang muncul
sebelum bertindak tidak sesuai standart sosial, yang berkaitan
dengan pencapaian tujuan bertahan hidup. Meskipun demikian,
berikut merupakan tema emosi negatif yg muncul sebelum individu
dewasa awal bertindak tidak sesuai standart sosial jika berkaitan
dengan pencapaian tujuan bertahan hidup:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
“Males...”(S4/MU73/B1)
a.3 Kategori Usia Dewasa Madya
Pengalaman emosi individu kategori usia dewasa madya yang
muncul sebelum bertindak tidak sesuai dengan standart sosial dapat
dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12
Pengalaman Emosi Sebelum Bertindak Tidak Sesuai Standart
Sosial Pada Kategori Usia Dewasa Madya
Pencapaian
Tujuan Individu
Emosi
Positif
Emosi
Negatif Tidak Ada Emosi
Tujuan Identitas
Hukum
-
-
-
Peraturan - - -
Norma - Marah
Tidak
nyaman
Malas
-
Tujuan Bertahan
hidup
- - -
Pada kategori usia dewasa madya, hanya muncul tindakan
tidak sesuai standart sosial, jika berkaitaan dengan norma.
Sehingga tidak ada tema emosi positif, tema emosi negatif, dan
tema tidak ada emosi yang muncul pada individu dewasa madya
sebelum bertindak tidak sesuai standart sosial, jika berkaitan
dengan pencapaian tujuan bertahan hidup dan pencapaian tujuan
identitas, khususnya yang berkaitan dengan hukum dan peraturan.
Meskipun demikian, hanya ditemukan tema-tema emosi
negatif yang muncul pada individu dewasa madya sebelum
bertindak tidak sesuai standart sosial, yang berkaitan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
pencapaian tujuan identitas, khususnya jika berkaitan dengan
norma, antara lain:
“Cuman kan karena orang itu merasa emosi saja waktu itu, jadi
marah seperti itu.”(S6/MU4/B2)
“Perasaan sebetulnya ndak nyaman sebetulnya....”
(S6/MU70/B1)
“...Nah itu ndak tak lakukan karena kemalasan...”
(S6/MU79/B4)
b. Isi Kognitif
Isi kognitif yang muncul sebelum individu bertindak tidak
sesuai standart sosial meliputi kategori perspektif individu,
religiusitas, lingkungan sekitar, keluarga, serta fisiologis.
b.1 Kategori Usia Remaja
Isi kognitif yang muncul pada kategori usia remaja sebelum
bertindak tidak sesuai dengan standart sosial dapat dilihat pada
Tabel 13.
Tabel 13
Isi Kognnitif Sebelum Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Remaja
Tujuan Individu Isi Kognitif
Tujuan Identitas
Hukum -
Peraturan Perspektif Individu
Menemukan pembenaran atas tindakan
Norma Perspektif Individu
Menemukan pembenaran atas tindakan
Tidak mampu mengendalikan emosi dan
pikiran
Bimbang
Fisiologis
Refleks
Tujuan Bertahan
Hidup
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Pada individu remaja, tidak ditemukan tindakan tidak sesuai
standart sosial yang muncul, jika berkaitan dengan pencapaian
tujuan identitas (hukum) dan pencapaian tujuan bertahan hidup.
Oleh karena itu, tidak ditemukan tema-tema isi kognitif yang
muncul sebelum bertindak tidak sesuai standart sosial, khususnya
yang berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas (hukum) dan
pencapaian tujuan bertahan hidup pada individu remaja.
Meskipun demikian, jika berkaitan dengan pencapaian tujuan
identitas yang khususnya berkaitan dengan peraturan, maka hanya
tema perspektif individu yang muncul. Berikut merupakan tema
perspektf individu yang muncul pada individu remaja sebelum
bertindak tidak sesuai standart sosial, jika berkaitan dengan
peraturan:
“Itu agak ndak seneng soalnya saya ndak suka disuruh-
suruh. Toh tugasnya ndak terlalu penting dan ada aktifitas
lain yang harus dilakuin. Jadi ndak seneng
gitu.”(S3/MU93/B1-3)
Sebelum bertindak tidak sesuai standart sosial, yang berkaitan
dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya jika berkaitan
dengan norma, hanya ditemukan tema-tema perspektif individu dan
fisiologis yang muncul pada individu dengan kategori usia remaja.
Berikut merupakan tema-tema perspektif individu yang
muncul sebelum individu remaja bertindak tidak sesuai standart
sosial, yang berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,
khususnya jika berkaitan dengan norma:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
“...Sebelum berbohong tadi, awalnya sih rasa nyaman aja ya.
Saya ngerasa itu benar.”(S2/MU49/B3)
“...Kan saya sudah tahu ndak pantes, tapi logika saya kalah
dengan perasaan saya.”(S3/MU60/B2)
“...Di satu sisi orang tuanya baik banget, jadi kalau saya
berbohong kan ndak enak. Jadi saya
bimbang.”(S3/MU79/B3-5)
Sedangkan tema fisiologis yang muncul sebelum individu
remaja berrtindak tidak sesuai standart sosial, jika berkaitan dengan
pencapaian tujuan identitas, khususnnya yang berkaitan dengan
norma, dapat dilihat sebagai berikut:
“Jadi emosinya keluar begitu saja.”(S3/MU61/B1)
Pada individu dengan kategori usia remaja, tidak ditemukan
tindakan tidak sesuai standart sosial yang muncul jika berkaitan
dengan pencapaian tujuan bertahan hidup, sehingga tema-tema
yang berkaitan dengan isi kognitif juga tidak muncul.
b.2 Kategori Usia Dewasa Awal
Isi kognitif yang muncul pada kategori usia dewasa awal
sebelum bertindak tidak sesuai dengan standart sosial dapat dilihat
pada Tabel 14.
Tabel 14
Isi Kognnitif Sebelum Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Dewasa Awal
Tujuan Individu Isi Kognitif
Tujuan Identitas
Hukum Pespektif Individu
Tidak mampu mengendalikan emosi dan
pikiran
Peraturan Pespektif Individu
Menemukan pembenaran atas tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tabel 14 (lanjutan)
Norma Pespektif Individu
Menghindari keadaan yang tidak
menyenangkan
Menemukan pembenaran atas tindakan
Bimbang
Fisiologis
Lelah
Religiusitas
Berdosa jika melanggar aturan agama
Tujuan Bertahan
Hidup
Pespektif Individu
Menemukan pembenaran atas tindakan
Fisiologis
Lelah
Hanya tema perspektif individu yang muncul sebelum individu
dewasa awal bertindak tidak sesuai standart sosial, jika berkaitan
dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang berkaitan
dengan hukum dan peraturan.
Berikut merupakan tema perspektif individu yang muncul pada
individu dewasa awal sebelum bertindak tidak sesuai standart
sosial, jika berkaitan dengan hukum:
“...Waktu itu dia bikin aku marah, emosi. Terus aku
ngejar dia terus ngelempar pake pisau terus nempel di
punggungnya...”(S1/MU78/B5-8)
Sedangkan berikut merupakan tema perspektif individu yang
muncul pada individu dewasa awal sebelum bertindak tidak sesuai
standart sosial, jika berkaitan dengan peraturan:
“...Kalau menurutku kalau nyontek hal yang nggak baik.
Tapi yah tetep dilakukan demi nilai.”(S1/MU83/B5-7)
Selain itu, sebelum individu dewasa awal bertindak tidak
sesuai standart sosial yang berkaitan dengan pencapaian tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
identitas, khususnya jika berkaitan dengan norma, maka tema-tema
perspektif individu yang muncul antara lain:
“...Cuman kan nggak sepantesnya kan. Kenapa nggak jujur aja
kan. Aku mikirnya kalau misalnya jujur malah buat
pertengkaran.”(S1/MU61/B11-12)
“Yo sebenere ki nggak baik sih ceritane. Aku berpikiran
ndadak nang nggrejo ki nggo opo wong neng omah wae
iso...”(S4/MU66/B1-2)
“...Aduh balas dendam nggak yah? Ah nggak usah lah biar
Tuhan yang balas. Aduh nggak enak juga tapi kalau terus-
terusan kayak gini tuh.”(S1/MU66/B4-7)
Berikut merupakan tema fisiologis yang muncul pada individu
dewasa awal sebelum bertindak tidak sesuai standart sosial, yang
berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya jika
berkaitan dengan norma:
“...Lebih males ke capek.”(S4/MU64/B5)
Sedangkan berikut merupakan tema religiusitas yang muncul
pada individu dewasa awal sebelum bertindak tidak sesuai standart
sosial, yang berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,
khususnya jika berkaitan dengan norma:
“Kalau ngegosipin temen, waduh itu kan lebih dosa banget
ya.”(S8/MU41/B1-2)
Selain itu, sebelum individu dewasa awal bertindak tidak
sesuai standart sosial, jika berkaitan dengan pencapaian tujuan
bertahan hidup, maka tema perspektif individu yang muncul antara
lain:
“...Terus mau menyang adhus ki wes males. Opo meneh wes
nggletak ning kasur, nonton TV. Yowes males. Paling keluar
makan, pulang nggak mandi yowes tidur.”(S4/MU73/B1-3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Berikut merupakan tema fisiologis yang muncul sebelum
individu dewasa awal bertindak tidak sesuai standart sosial, jika
berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan hidup:
“...Capek males...”(S4/MU73/B1)
b.3 Kategori Usia Dewasa Madya
Isi kognitif yang muncul pada kategori usia dewasa madya,
saat sebelum bertindak tidak sesuai dengan standart sosial dapat
dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15
Isi Kognitif Sebelum Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Dewasa Madya
Tujuan Individu Isi Kognitif
Tujuan Identitas
Hukum -
Peraturan -
Norma Perspektif Individu
Tidak mampu mengendalikan emosi dan
pikiran
Menemukan pembenaran atas tindakan
Fisiologis
Refleks
Tujuan Bertahan
Hidup
-
Pada individu dengan kategori usia dewasa madya, tidak
ditemukan tindakan tidak sesuai standart sosial yang muncul jika
berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan hidup serta
pencapaian tujuan identitas (khususnya hukum dan peraturan),
sehingga tema-tema yang berkaitan dengan isi kognitif juga tidak
muncul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Meskipun demikian, berikut merupakan tema-tema perspektif
individu yang muncul sebelum individu dewasa madya bertindak
tidak sesuai standart sosial, jika berkaitan dengan pencapaian
tujuan identitas, khususnya yang berkaitan dengan norma:
“Cuman kan karena orang itu merasa emosi saja waktu itu,
jadi marah seperti itu.”(S6/MU4/B1-2)
“...Nah itu ndak tak lakukan karena kemalasan. Lha bangune
isuk`e. Aku sek kurang tidur. Ya itu.”(S6/MU79/B4-5)
Sedangkan tema fisiologis yang muncul sebelum individu
dewasa madya bertindak tidak sesuai standart sosial, jika berkaitan
dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang berkaitan
dengan norma dapat dilihat sebagai berikut:
“...Tapi kalau kita marah tiba-tiba itu kan kejadiannya
tiba-tiba ndak ada perencanaan.”(S6/MU5/B10)
2. Setelah Bertindak
2.1 Setelah Bertindak Sesuai Standart Sosial
a. Pengalaman Emosi
a.1 Kategori Usia Remaja
Pengalaman emosi yang muncul pada kategori usia remaja,
setelah bertindak sesuai dengan standart sosial dapat dilihat pada
Tabel 16.
Tabel 16
Pengalaman Emosi Setelah Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Remaja
Pencapaian Tujuan
Individu
Emosi
Positif
Emosi
Negatif Tidak Ada Emosi
Tujuan Identitas
Hukum
Lega
-
-
Peraturan Senang
Lega
Menyesal -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 16 (lanjutan)
Norma Senang
Lega
Puas
Nyaman
Bangga
Inferior -
Tujuan Bertahan
hidup
Senang - -
Setelah bertindak sesuai dengan standart sosial, yang berkaitan
dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya jika berkaitan
dengan hukum, hanya tema emosi positif yang muncul pada
individu remaja. Tema emosi positif yang muncul tersebut yaitu:
“Saya lega setelah..”(S7/MU11/B1)
Sedangkan setelah bertindak sesuai standart sosial, yang
berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya jika
berkaitan dengan peraturan, hanya tema emosi positif dan tema
emosi negatif yang muncul pada individu remaja. Tema-tema
emosi positif yang muncul antara lain:
“Perasaan saya seneng...”(S3/MU34/B1)
“Lega itu...” (S7/MU27/B1)
Meskipun demikian, tema-tema emosi negatif yang muncul
setelah individu remaja bertindak sesuai standart sosial, jika
berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang
berkaitan dengan peraturan dapat dilihat sebagai berikut:
“...Tapi kalau situasinya tidak menyenangkan, agak nggak
enak di hati. Jadi belajar nggak konsentrasi, pikirannya
kemana-mana. Jadi saya merasa percuma masuk. Hanya
sekedar badannya aja tapi nyawanya nggak ada. Ya mbuang
waktu lah...”(S3/MU15/B8-12)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Setelah bertindak sesuai standart sosial, yang berkaitan dengan
pencapaian tujuan identitas, khususnya jika berkaitan dengan
norma, hanya tema emosi positif dan tema emosi negatif yang
muncul pada individu remaja. Tema-tema emosi positif yang
muncul antara lain:
“Kalau itu pasti seneng banget mbak...”(S2/MU18/B1)
“Saya lega setelah”(S7/MU11/B1)
“...Ketika saya udah mencapainya dan direspon sama orang
sekitarnya itu baik dengan usaha saya, rasanya tuh kepuasan
sendiri.”(S2/MU21/B6)
“...jadi saya pun merasa tenang, enjoy, enak. Seperti
itu...”(S7/MU39/B3)
“...Oh aku berhasil melalui seperti ini, saya merasa sepeti
menjadi seorang juara, oh saya bisa berarti.”(S7/MU40/B3-
5)
Sedangkan tema-tema emosi negatif yang muncul setelah
individu remaja bertindak sesuai standart sosial, jika berkaitan
dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang berkaitan
dengan norma dapat dilihat sebagai berikut:
“...sampai ada orang yang bilang, “ih kok kamu kayak gitu
sih itunya?”. Itu kan buat saya semakin “aduh kok jadinya
kayak gini?...”(S2/MU13/B1-3)
Selain itu, hanya emosi positif yang muncul setelah individu
remaja bertindak sesuai standart sosial, yang berkaitan dengan
pencapaian tujuan bertahan hidup. Berikut merupakan tema emosi
positif yang muncul pada individu remaja setelah bertindak sesuai
standart sosial, yang berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan
hidup:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
“Ya seneng sih...”(S3/MU21/B1)
a.2 Kategori Usia Dewasa Awal
Pengalaman emosi yang muncul pada kategori usia dewasa
awal setelah bertindak sesuai dengan standart sosial dapat dilihat
pada Tabel 17.
Tabel 17
Pengalaman Emosi Setelah Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Dewasa Awal
Pencapaian
Tujuan Individu
Emosi
Positif
Emosi
Negatif Tidak Ada Emosi
Tujuan Identitas
Hukum
Senang
Bersyukur
Puas
Bangga
-
-
Peraturan Senang - Tidak ada emosi
yang muncul
Norma Senang
Puas
Marah Tidak ada emosi
yang muncul
Tujuan Bertahan
hidup
- - Tidak ada emosi
yang muncul
Setelah bertindak sesuai standart sosial, yang berkaitan dengan
pencapaian tujuan identitas, khususnya jika berkaitan dengan
hukum, hanya tema emosi positif yang muncul pada individu
dewasa awal. Tema-tema emosi positif yang muncul antara lain:
“Seneng sih...”(S1/MU7/B1)
“...Syukurlah maksdunya...”(S1/MU7/B3)
“Tapi kalau nggak melakukan kan ada kepuasan batin
kan...”(S1/MU14/B1)
“...Yo bangga aku melakukan hal yang bener gitu
lhoh...”(S4/MU23/B1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Sedangkan jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,
khususnya peraturan, hanya tema emosi positif dan tidak ada emosi
yang muncul setelah individu dewasa awal bertindak sesuai
standart sosial. Tema emosi positif yang muncul yaitu:
“Kalau dapet ya seneng...”(S1/MU97/B1)
Berikut merupakan tema tidak ada emosi yang muncul
setelah individu dewasa awal bertindak sesuai standart sosial, yang
berkaitan dengan peraturan:
“... Soalnya ngelakuinnya ya bukan karena disuruh atau
dipaksa ya reflek aja. Nggak ngerasain apa-
apa...”(S1/MU51/B2-4)
Selain itu, tema-tema emosi positif yang muncul setelah
individu dewasa awal bertindak sesuai standart sosial, jika
berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang
berkaitan dengan norma antara lain:
“Setelahnya seneng. Ya apalagi soalnya sholat sama ngaji ya
seneng banget...”(S8/MU31/B1-2)
“...yo puas...”( S4/MU31/B1)
Berikut merupakan tema emosi negatif yang muncul setelah
individu dewasa awal bertindak sesuai standart sosial, jika
berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang
berkaitan dengan norma:
“Kadang kalau misalnya udah kejadian seperti yang nggak kita
mau dan karena dia yang sarankan kan kita kadang marah,
nggak suka, bad mood...”(S1/MU31/B3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Tema tidak ada emosi yang muncul setelah individu dewasa
awal bertindak sesuai standart sosial, jika berkaitan dengan
pencapaian tujuan identitas, khususnya yang berkaitan dengan
norma, yaitu:
“Ya biasa saja sih.”(S8/MU13/B1)
Sedangkan jika berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan
hidup, hanya tema tidak ada emosi yang muncul setelah individu
dewasa awal bertindak sesuai standart sosial. Tema tidak ada emosi
yang muncul antara lain:
“Ya biasa saja sih”(S8/MU13/B1)
a.3 Kategori Usia Dewasa Madya
Pengalaman emosi yang muncul pada kategori usia dewasa
madya setelah bertindak sesuai dengan standart sosial dapat dilihat
pada Tabel 18.
Tabel 18
Pengalaman Emosi Setelah Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Dewasa Madya
Pencapaian
Tujuan Individu
Emosi
Positif
Emosi
Negatif Tidak Ada Emosi
Tujuan Identitas
Hukum
Nyaman
Lega
-
-
Peraturan Bersyukur
Tidak tega
Takut -
Norma Senang
Lega
Bahagia
- -
Tujuan Bertahan
hidup
- Takut
Menyesal
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya
hukum, hanya tema emosi positif yang muncul setelah individu
dewasa madya bertindak sesuai standart sosial. Tema emosi positif
yang muncul antara lain:
“...Mbawanya juga ndak ragu-ragu. Jadi enak. Walaupun
ketemu kan enak...”(S5/MU17/B3-4)
“...Plong gitu. Kan sudah diberikan...”(S5/MU17/B4)
Selain itu, jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,
khususnya peraturan, hanya tema emosi positif dan emosi negatif
yang muncul setelah individu dewasa madya bertindak sesuai
standart sosial. Tema emosi positif yang muncul antara lain:
“Tapi syukur bisa diamankan, diatasi.”(S5/MU6/B1)
“Kasihan. Yang jelas kasihan dengan anak itu. Sebenernya
perlu ditolong.”(S5/MU28/B1)
Sedangkan tema emosi negatif yang muncul setelah individu
dewasa madya bertindak sesuai standart sosial, yang berkaitan
dengan peraturan, yaitu:
“Takut. Takut diancam. Takut marah sungguhan. Nanti
kalau marah sungguhan kan jadi rame.”(S5/MU42/B1)
Jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya
norma, hanya tema emosi positif yang muncul setelah individu
dewasa madya bertindak sesuai standart sosial. Tema emosi positif
yang muncul antara lain:
“...senang, terus gimana ya?”(S9/MU33/B2)
“...wah, wes lega, ini wes mari, ini wes mari...”(S6/MU52/B2)
“...Ada perasaan suka cita...”(S6/MU/39/B1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Berikut merupakan tema-tema emosi negatif yang muncul
setelah individu dewasa madya bertindak sesuai standart sosial,
yang berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan hidup:
“Ya disamping itu ya kalau tadi takut kesetrum...”
(S5/MU65/B1)
“Ya termasuk cuman hanya getun ya...”(S5/MU66/B1)
b. Isi Kognitif
b.1 Kategori Usia Remaja
Isi Kognitif yang muncul pada kategori usia remaja setelah
bertindak sesuai standart sosial dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19
Isi Kognitif Setelah Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Remaja
Tujuan Individu Isi Kognitif
Tujuan Identitas
Hukum Perspektif Individu
Mempertahankan representasi diri
Peraturan Perspektif Individu
Mempertahankan representasi diri
Memikirkan dampak positif atas tindakan
Menghindari dampak negatif atas tindakan
Lingkungan Sekitar
Penilaian lingkungan sekitar terhadap
individu
Fisiologis
Jantung berdebar-debar
Norma Perspektif Individu
Memikirkan dampak positif atas tindakan
Memikirkan dampak negatif atas tindakan
Mempertahankan representasi diri
Lingkungan Sekitar
Puas karena mendapat respon positif dari
lingkungan sekitar
Menyesal karena tertinggal dari kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Tabel 19 (lanjutan)
Tujuan Bertahan
Hidup
Perspektif Individu
Tidak memikirkan keputusan yang telah
diambil
Memikirkan dampak positif atas tindakan
Jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya
yang berkaitan dengan hukum, hanya tema perspektif individu
yang muncul setelah individu remaja bertindak sesuai standart
sosial. Tema perspektif individu yang muncul yaitu:
“...ya intinya se-stress-stressnya dan se-sumppek-sumpeknya
saya tidak akan melakukan hal itu.”(S7/MU13/B2-3)
Selain itu, tema perspektif individu yang muncul pada individu
remaja setelah bertindak sesuai standart sosial, jika berkaitan
dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya peraturan, antara
lain:
“...Soalnya saya itu, bagaimanapun hasilnya, ya itu hasil
perjuangan saya. Gitu.”(S3/MU34/B1-2)
“...woo untung udah ngerjain jadi bisa kerja tugas lainnya
atau main-main dulu. Jadi ndak beban lagi
gitu.”(S3/MU54/B1-3)
“...Untung saya tadi nggak bolos. Kalau saya ngggak masuk,
saya ketinggalan banyak banget padahal pelajarannya sulit
dan tugasnya banyak banget...”(S3/MU15/B6-8)
Berikut merupakan tema lingkungan sekitar yang muncul pada
individu remaja setelah bertindak sesuai standart sosial, jika
berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya peraturan:
“...Terus kalau ini deg-deggaannya lebih ke reaksi kelas
kepada saya. Waktu saya angkat tangan dan langsung
ngomong itu, kan perhatian langsung ke saya semua. Jadi
grogi. Kan jadi pusat perhatian.”(S3/MU46/B3&5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Sedangkan, berikut merupakan tema fisiologis yang muncul
pada individu remaja setelah bertindak sesuai standart sosial, jika
berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya peraturan:
“Ya itu sih, lebih ke deg-deggan tadi.”(S3/MU44/B1)
b.2 Kategori Usia Dewasa Awal
Isi Kognitif yang muncul pada kategori usia dewasa awal
setelah bertindak sesuai dengan standart sosial dapat dilihat pada
Tabel 20.
Tabel 20
Isi Kognitif Setelah Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Dewasa Awal
Tujuan Individu Isi Kognitif
Tujuan Identitas
Hukum Perspektif Individu
Memikirkan dampak positif atas tindakan
Memikirkan dampak negatif atas tindakan
Mempertahankan representasi diri
Peraturan Perspektif Individu
Mempertahankan representasi diri
Keluarga
Kelekatan dengan keluarga
Norma Perspektif Individu
Memikirkan dampak positif atas tindakan
Memikirkan dampak negatif atas tindakan
Mempertahankan representasi diri
Tujuan Bertahan
Hidup
Perspektif Individu
Memikirkan dampak negatif atas tindakan
Jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya
yang berkaitan dengan hukum, hanya tema perspektif individu
yang muncul setelah individu dewasa awal bertindak sesuai
standart sosial. Tema perspektif individu yang muncul antara lain:
“...yo tenang...”(S4/MU11/B1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
“Cuman opo yo? Aku pikir lagi, yo itu ndak baik lah buat
aku.”(S8/MU17/B1-2)
“Tapi kalau nggak melakukan kan ada kepuasan batin kan.
Wah aku orang`e nggak kejem gitu.”(S4/MU14/B2)
Sedangkan jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,
khususnya yang berkaitan dengan peraturan, hanya tema perspektif
individu dan tema keluarga yang muncul setelah individu dewasa
awal bertindak sesuai standart sosial. Tema perspektif individu
yang muncul yaitu:
“Soalnya ngelakuinnya ya bukan karena disuruh atau di
paksa ya reflek aja . enggak ngerasain apa- apa. Aku soalnya
di kos itu banyak tipe- tipe orang itu kaya. Cuman ya enggak
tau sih bener atau nggak. Mangkanya di suruh kerja bakti
buat beresin kos, masuk satu- satu ke kamar terus pintu
kamarnya di tutup...”(S1/MU51/B3-10)
Sedangkan tema keluarga yang muncul setelah individu
dewasa awal bertindak sesuai standart sosial, yang berkaitan
dengan peraturan, yaitu:
“Ah aku udah ngelakuin pasti ibuk seneng kalau misalnya
dulu aku “cabut” sekarang aku nggak lagi. Sekarang aku
serius.”(S1/MU24/B1-3)
Selain itu, jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,
khususnya yang berkaitan dengan norma, hanya tema perspektif
individu yang muncul setelah individu dewasa awal bertindak
sesuai standart sosial. Tema perspektif individu yang muncul antara
lain:
“...Aku bisa deket sama Tuhan...”(S8/MU31/B8)
“...Aku pikir lagi, yo itu ndak baik lah buat
aku.”(S8/MU17/B1-2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
“...Apa namane ngepek bojo ki ora mung ngepek bojo, tapi
aku punya kewajiban untuk memenuhi kebutuhan dia gitu
lhoh.”(S4/MU35/B3-4)
Tema perspektif individu yang muncul setelah individu dewasa
awal bertindak sesuai standart sosial, yang berkaitan dengan
pencapaian tujuan bertahan hidup, yaitu:
“Cuman opo yo? Aku pikir lagi, yo itu ndak baik lah buat
aku.” (S8/MU17/B1-2)
b.3 Kategori Usia Dewasa Madya
Isi Kognitif yang muncul pada kategori usia dewasa madya
setelah bertindak sesuai dengan standart sosial dapat dilihat pada
Tabel 21.
Tabel 21
Isi Kognitif Setelah Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Dewasa Madya
Tujuan Individu Isi Kognitif
Tujuan Identitas
Hukum Perspektif Individu
Memikirkan dampak negatif atas tindakan
Memikirkan dampak positif atas tindakan
Peraturan Perspektif Individu
Memikirkan dampak positif atas tindakan
Memikirkan dampak negatif atas tindakan
Norma Perspektif Individu
Memikirkan dampak positif atas tindakan
Mempertahankan representasi diri
Tujuan Bertahan
Hidup
Persektif Individu
Menghindari dampak negatif atas tindakan
Hanya tema perspektif individu yang muncul setelah individu
dewasa madya bertindak sesuai standart sosial, jika berkaitan
dengan pencapaian tujuan identitas (khususnya hukum, peraturan,
serta norma) dan pencapaian tujuan bertahan hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Berikut merupakan tema perspektif individu yang muncul
setelah individu dewasa madya bertindak sesuai standart sosial, jika
berkaitan dengan hukum:
“...Setelah ndak bawa pulang yang dipikirkan anu, wong ini
sudah termasuk barang bekas, lama-lama dimakan rayap
atau habis musnah. Kan gitu. Ndak ada
manfaatnya...”(S5/MU20/B1-4)
“Kecuali kalau sudah ijin dari kepala sekolah. Pak ini sudah
ndak tepakai, boleh dibawa pulang. Mbawanya juga ndak
ragu-ragu. Jadi enak. Walaupun ketemu kan enak. Plong
gitu. Kan sudah diberikan...”(S5/MU17/B1-4)
Sedangkan tema perspektif individu yang muncul setelah
individu dewasa madya bertindak sesuai standart sosial, jika
berkaitan dengan peraturan, antara lain:
“...Ada berita apa setelah ini di sana? Kok adem adem ayem
aja, berarti sudah ndak apa-apa. Setelah itu saya lega
sudah...”(S5/MU43/B8-10)
“...Nanti kalau marah sungguhan kan jadi
rame.”(S5/MU42/B1-2)
Berikut merupakan tema perspektif individu yang muncul
setelah individu dewasa madya bertindak sesuai standart sosial, jika
berkaitan dengan norma:
“Kedua itu pikirannya juga tenang gitu.”(S9/MU14/B1)
“...Misalnya saya bangun duluan. Saya tahu “oh ini perlu
masak air, perlu masak nasi. Lho kok belum masak, kok
belum ada persiapan?...”(S6/MU49/B2-4)
Sedangkan tema perspektif individu yang muncul setelah
individu dewasa madya bertindak sesuai standart sosial, jika
berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan hidup, yaitu:
“...Takut kesetrum. Mati saya nanti.”(S5/MU64/B1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
2.2 Setelah Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial
a. Pengalaman Emosi
a.1 Kategori Usia Remaja
Pengalaman emosi yang muncul pada kategori usia remaja
setelah bertindak tidak sesuai dengan standart sosial dapat dilihat
pada Tabel 22.
Tabel 22
Pengalaman Emosi Setelah Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial
Pada Kategori Usia Remaja
Pencapaian
Tujuan Individu
Emosi
Positif
Emosi
Negatif Tidak Ada Emosi
Tujuan Identitas
Hukum
-
-
-
Peraturan - - Tidak ada emosi
yang muncul
Norma Senang
Lega
Tidak
nyaman
Bersalah
Menyesal
-
Tujuan Bertahan
Hidup
- - -
Tidak ditemukan tindakan yang tidak sesuai standart sosial jika
berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan hidup dan pencapaian
tujuan identitas (khususnya yang berkaitan dengan hukum), pada
individu remaja. Oleh karena itu, tidak ditemukan tema emosi
positif, emosi negatif, maupun tema tidak ada emosi yang muncul
setelah bertindak tidak sesuai standart sosial, khususnya yang
berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan hidup dan pencapaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
tujuan identitas (khususnya yang berkaitan dengan hukum), pada
individu remaja.
Meskipun demikian, hanya tema tidak ada emosi yang muncul
setelah individu remaja bertindak tidak sesuai standart sosial, yang
berkaitan dengan peraturan. Tema tidak ada emosi tersebut yaitu:
“Aku perasaan sih biasa sih. Lebih ke cuek. Wong toh kan
juga aku ngelakuin yang lebih penting gitu.”(S3/MU96/B1-2)
Sedangkan jika berkaitan dengan norma, hanya tema emosi
positif dan emosi negatif yang muncul setelah individu remaja
bertindak tidak sesuai standart sosial. Tema-tema emosi positif
tersebut meliputi:
“...Yang pertama seneng. Maksudnya lega karena ndak ada
masalah yang muncul antara orang tua dan anak
tadi...”(S3/MU83/B1-3)
“Lega...”(S7/MU58/B1)
Berikut merupakan tema-tema emosi negatif yang muncul
setelah individu remaja bertindak tidak sesuai standart sosial,
khususnya jika berkaitan dengan norma:
“...Terus mikirnya juga kalau sering-sering bohongin mamak
juga gak enak.”(S2/MU46/B3)
“Rasa bersalah kepada orang tuanya.”(S3/MU85/B1)
“Lebih kepada menyesal ya...”(S7/MU68/B1)
a.2 Kategori Usia Dewasa Awal
Pengalaman emosi yang muncul pada kategori usia dewasa
awal setelah bertindak tidak sesuai dengan standart sosial dapat
dilihat pada Tabel 23.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Tabel 23
Pengalaman Emosi Setelah Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial
Pada Kategori Usia Dewasa Awal
Pencapaian
Tujuan Individu
Emosi
Positif
Emosi
Negatif Tidak Ada Emosi
Tujuan Identitas
Hukum
-
Menyesal
-
Peraturan Senang Takut -
Norma Lega
Senang
Tidak
peduli
Inferior
Malu
Menyesal
Takut
Berdosa
Bersalah
Tidak ada emosi
yang muncul
Tujuan Bertahan
Hidup
- - Tidak ada emosi
yang muncul
Jika berkaitan dengan hukum, hanya tema emosi negatif yang
muncul setelah individu dewasa awal bertindak tidak sesuai
standart sosial. Tema-tema emosi negatif tersebut yaitu:
“Di situ hal yang paling aku sesali...”(S1/MU79/B1)
Disamping itu, jika berkaitan dengan peraturan, hanya tema
emosi positif dan emosi negatif yang muncul setelah individu
dewasa awal bertindak tidak sesuai standart sosial. Tema-tema
emosi positif tersebut yaitu:
“Kalau dapet ya seneng...”(S1/MU97/B1)
Sedangkan berikut merupakan tema emosi negatif yang
muncul setelah individu dewasa awal bertindak tidak sesuai
standart sosial, yang berkaitan dengan peraturan:
“...Dan setelah itu nggak berani lagi cabut sekolah soalnya
takut ketahuan bapak...”(S1/MU77/B6-8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Berikut merupakan tema-tema emosi positif yang muncul
setelah individu dewasa awal bertindak tidak sesuai standart sosial,
jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang
berkaitan dengan norma:
“Yaudah. Berarti ya sama-sama. Yaudah.”(S1/MU64/B1)
“Seneng”(S1/MU72/B1)
Sedangkan tema-tema emosi negatif yang muncul setelah
individu dewasa awal bertindak tidak sesuai standart sosial, jika
berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang
berkaitan dengan norma, antara lain:
“Tapi kadang-kadang ya biarin aja...”(S8/MU76/B1)
“...Kan jadinya down.”(S1/MU90/B3)
“Pengen minta maaf tapi malu. Haduh harga diriku
dimana...”(S1/MU93/B1)
“Nyesel. Asem ki, kok aku ngono kuwi?”(S4/MU47/B1)
“...Sebenernya sama-sama takut sih”(S8/MU52/B2)
“...Kalau untuk membohongin orang tua itu paling dosa gedhe
lah menurut aku...”(S8/MU55/B6-7)
“...Kalau pas ibuk lagi ndak mood gitu ya aku ngerasa
bersalah gitu...” (S8/MU75/B2)
Berikut merupakan tema-tema tidak ada emosi yang muncul
setelah individu dewasa awal bertindak tidak sesuai standart sosial,
jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang
berkaitan dengan norma:
“Setelahnya ya biasa saja sih...”(S4/MU60/B1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Selain itu, berikut merupakan tema-tema tidak ada emosi yang
muncul setelah individu dewasa awal bertindak tidak sesuai
standart sosial, jika berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan
hidup:
“nggak ada sih.”(S4/MU76/B1)
a.3 Kategori Usia Dewasa Madya
Pengalaman emosi yang muncul pada kategori usia dewasa
madya setelah bertindak tidak sesuai dengan standart sosial dapat
dilihat pada Tabel 24.
Tabel 24
Pengalaman Emosi Setelah Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial
Pada Kategori Usia Dewasa Madya
Pencapaian
Tujuan Individu
Emosi
Positif
Emosi
Negatif Tidak Ada Emosi
Tujuan Identitas
Hukum
-
-
-
Peraturan - - -
Norma - Menyesal
Tidak
nyaman
Tidak ada emosi
yang muncul
Tujuan Bertahan
Hidup
- - -
Pada kategori usia dewasa madya, hanya muncul tindakan
tidak sesuai standart sosial, jika berkaitaan dengan norma.
Sehingga tidak ada tema emosi positif, tema emosi negatif, dan
tema tidak ada emosi yang muncul pada individu dewasa madya
setelah bertindak tidak sesuai standart sosial, jika berkaitan dengan
pencapaian tujuan bertahan hidup dan pencapaian tujuan identitas,
khususnya yang berkaitan dengan hukum dan peraturan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Meskipun demikian, hanya ditemukan tema-tema emosi
negatif dan tidak ada emosi yng muncul pada individu dewasa
madya setelah bertindak tidak sesuai standart sosial, yang berkaitan
dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya jika berkaitan
dengan norma. Tema-tema enosi negatif tersebut meliputi:
“Penyesalan. Penyesalan. Sebetulnya ada rasa penyesalan.
Seperti itu.”(S6/MU7/B1)
“Tetep ndak nyaman”(S6/MU72/B1)
Sedangkan tema tidak ada emosi yang muncul setelah individu
dewasa madya bertindak tidak sesuai standart sosial, jika berkaitan
dengan norma, yaitu:
“Anu, biasa-biasa saja. Kalau untuk itu biasa-biasa
saja.”(S6/MU83/B1)
b. Isi Kognitif
b.1 Kategori Usia Remaja
Isi Kognitif yang muncul pada kategori usia remaja setelah
bertindak tidak sesuai dengan standart sosial dapat dilihat pada
Tabel 25.
Tabel 25
Isi Kognitif Setelah Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Remaja
Tujuan Individu Isi Kognitif
Tujuan Identitas
Hukum -
Peraturan Perspektif Individu
Mencari pembenaran atas tindakan
Norma Perspektif Individu
Mencari pembenaran atas tindakan
Mampu mengungkapkan emosi terpendam
Menyadari dan memperbaiki kesalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Tabel 25 (lanjutan)
Lingkungan Sekitar
Menyesal karena tertinggal dari kelompok
Keluarga
Mempertahankan kepercayaan orang tua
Tujuan Bertahan
Hidup
-
Pada individu remaja, tidak ditemukan tindakan tidak sesuai
standart sosial yang muncul, jika berkaitan dengan pencapaian
tujuan identitas (hukum) dan pencapaian tujuan bertahan hidup.
Oleh karena itu, tidak ditemukan tema-tema isi kognitif yang
muncul setelah bertindak tidak sesuai standart sosial, khususnya
yang berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas (hukum) dan
pencapaian tujuan bertahan hidup pada individu remaja.
Meskipun demikian, jika berkaitan dengan pencapaian tujuan
identitas yang khususnya berkaitan dengan peraturan, maka hanya
tema perspektif individu yang muncul. Berikut merupakan tema
perspektf individu yang muncul pada individu remaja setelah
bertindak tidak sesuai standart sosial, jika berkaitan dengan
peraturan:
“...Wong toh kan juga aku ngelakuin yang lebih penting
gitu.”(S3/MU96/B1-2)
Berikut merupakan tema perspektf individu yang muncul pada
individu remaja setelah bertindak tidak sesuai standart sosial, jika
berkaitan dengan norma:
“...Tapi ndak masalah kan ndak tahu” (S3/MU86/B1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
“...Terkadang setelah melakukan ketiga hal itu efek dari
stress saya itu saya merasa lega...”(S7/MU58/B1-2)
“...Ya biar jadinya endak, ya berobat lah biar endak gimana
ya mbak. Endak bohong- bohong terus.”(S2/MU54/B5-6)
Selain itu, berikut merupakan tema lingkungan sekitar yang
muncul pada individu remaja setelah bertindak tidak sesuai standart
sosial, jika berkaitan dengan norma:
“...Yaampun mengapa saya sholat lima waktu saja ndak
bisa, padahal orang tua, orang lain bisa melakukan
itu...”(S7/MU69/B3-4)
Tema keluarga yang muncul pada individu remaja setelah
bertindak tidak sesuai standart sosial, jika berkaitan dengan norma,
yaitu:
“Ya kan orang tua jauh-jauh percayain kita udah di sini.
Masak kita balesnya dengan bohongin
mereka”(S2/MU47/B1-2)
b.2 Kategori Usia Dewasa Awal
Isi Kognitif yang muncul pada individu kategori usia dewasa
awal setelah bertindak tidak sesuai dengan standart sosial dapat
dilihat pada Tabel 26.
Tabel 26
Isi Kognitif Setelah Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Dewasa Awal
Tujuan Individu Isi Kognitif
Tujuan Identitas
Hukum Perspektif Individu
Menyadari kesalahan
Peraturan Perspektif Individu
Mencari pembenaran atas tindakan
Menyadari dan memperbaiki kesalahan
Norma Perspektif Individu
Memenuhi rasa ingin tahu
Mencari pembenaran atas tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Tabel 26 (lanjutan)
Menghindari keadaan yang tidak
menyenangkan
Menyadari dan memperbaiki kesalahan
Telah terbiasa
Keluarga
Respon negatif keluarga atas tindakan
Menyadari dan memperbaiki kesalahan atas
permintaan pasangan
Tujuan Bertahan
Hidup
Perspektif Individu
Menemukan Pembenaran atas tindakan
Fisiologis
Gerah
Berikut merupakan tema persektif individu yang muncul pada
individu dewasa awal setelah bertindak tidak sesuai standart sosial,
jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang
berkitan dengan hukum:
“...Ya aku nyesel aja waktu itu, kok bisa itu lhoh aku
ngelempar pisau ke dia.”(S1/MU80/B5)
Sedangkan tema perspektif individu yang muncul pada
individu dewasa awal setelah bertindak tidak sesuai standart sosial,
jika berkaitan dengan peraturan, antara lain:
“...Kadang ada pelajaran yang memang bener aku nggak
ngerti. Terus yang mau dipelajarin apa. Toh aku nggak
ngerti juga...”(S1/MU106/B2-4)
“...kalau nggak dapet contekkan terus nilainya jelek. Aku
malah mikirnya aku harus lebih baik lagi lebih belajar lagi
kalau ada ujian.”(S1/MU104/B4-7)
Selain itu, berikut merupakan tema perspektif individu yang
muncul pada individu dewasa awal setelah bertindak tidak sesuai
standart sosial, jika berkaitan dengan norma:
“Iya pengen tau. Berarti, dia terima nggak apa yang dia
lakukan dilakuin balik gitu?...”(S1/MU65/B1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
“...Terus yang ikut ngata-ngatain itu juga banyak. Itu yang
buat aku seneng. Berarti kan bener.”(S1/MU73/B2-4)
“Seneng sih sebenernya. Selamat dari pertengkaran...”
(S1/MU74/B1-2)
“...Awalnya milih salah satu. Aku nyadar setelah mikir lagi.
Kalau aku terus ngelakuin kayak gini nggak baik buat aku
sendiri, terus aku tinggalin...”(S1/MU101/B1-4)
“...Lha wong wes biasa kok.”(S4/MU68/B2)
Berikut merupakan tema keluarga yang muncul pada individu
dewasa awal setelah bertindak tidak sesuai standart sosial, jika
berkaitan dengan norma:
“Iya kan jadi marah istrine”(S4/MU54B1)
“Tapi nek sekarang ya ke gereja terus, lha sudah ada
helder`e(istri)”(S4/MU70/B1-2)
Selain itu, tema perspektif individu yang muncul setelah
individu dewasa awal bertindak tidak sesuai standart sosial, yang
berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan hidup, yaitu:
“...Tapi harus`e pulang kerja ki yo bisa, tapi mambu kasur
wes geletakkan wes males.”(S4/MU75/B3-4)
Sedangkan tema fisiologis yang muncul setelah individu
dewasa awal bertindak tidak sesuai standart sosial, yang berkaitan
dengan pencapaian tujuan bertahan hidup, yaitu:
“Sumuk”(S4/MU74/B1)
b.3 Kategori Usia Dewasa Madya
Isi Kognitif yang muncul pada kategori usia dewasa madya
setelah bertindak tidak sesuai dengan standart sosial dapat dilihat
pada Tabel 27.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Tabel 27
Isi Kognitif Setelah Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Dewasa Madya
Tujuan Individu Isi Kognitif
Tujuan Identitas
Hukum -
Peraturan -
Norma Perspektif Individu
Menyadari dan memperbaiki kesalahan
Memikirkan dampak negatif atas tindakan
Mencari pembenaran atas tindakan
Tujuan Bertahan
Hidup
-
Pada kategori usia dewasa madya, hanya muncul tindakan
tidak sesuai standart sosial, jika berkaitan dengan norma. Sehingga
tidak ada tema-tema isi kognitif yang muncul pada individu dewasa
madya setelah bertindak tidak sesuai standart sosial, jika berkaitan
dengan pencapaian tujuan bertahan hidup dan pencapaian tujuan
identitas, khususnya yang berkaitan dengan hukum dan peraturan.
Meskipun demikian, hanya ditemukan tema-tema perspektif
individu yang muncul pada individu dewasa madya setelah
bertindak tidak sesuai standart sosial, yang berkaitan dengan
pencapaian tujuan identitas, khususnya jika berkaitan dengan
norma. Tema-tema perspektif individu tersebut meliputi:
“Aku merasa ndak nyaman, merasa ada penyesalan dan
ingin memperbaiki...” (S6/MU73/B1-2)
“...Tapi ya herannya begitu aku ngetawain orang, aku
sendiri yang kena...”(S6/MU62/B1-2)
“...Ya itu tadi nyari pembenaran. Pokok`e sing penting pagi
tadi aku udah doa...”(S6/MU83/B1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
D. PEMBAHASAN
Secara umum emosi yang muncul dan mendasari tindakan individu di
dalam kehidupan sehari-hari, dapat digolongkan berdasarkan pencapaian
tujuan individu serta berdasarkan sifatnya. Para ahli mengungkapkan bahwa
bila berdasarkan pencapaian tujuan individu, emosi dasar akan muncul jika
berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan hidup atau survival goal
(Ekman, 2003; Izard, 2007; Tangney dkk., 2007; Tracy & Robins, 2007),
sedangkan emosi moral akan muncul jika berkaitan dengan pencapaian tujuan
identitas atau identity goal (Tangney dkk., 2007).
Selaras dengan hal tersebut, penelitian ini juga menemukan bahwa emosi
dasar akan muncul jika tindakan individu berkaitan dengan pencapaian tujuan
bertahan hidup. Misalnya rasa takut yang muncul setelah individu terhindar
dari sengatan listrik. Sebaliknya, emosi moral akan muncul jika tindakan
individu berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas. Misalnya rasa bersalah
yang muncul, setelah individu bertindak tidak sesuai dengan norma yang
berlaku. Namun, penelitian ini juga menemukan bahwa emosi dasar akan
tetap muncul meskipun tindakan individu berkaitan dengan pencapaian tujuan
identitas. Misalnya rasa takut akan dicemooh oleh orang lain dapat
mendorong individu untuk bertindak sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat.
Bila berdasarkan sifatnya, emosi dapat dibedakan menjadi emosi positif
dan emosi negatif. Penelitian ini menemukan bahwa bila berdasarkan
sifatnya, emosi-emosi yang muncul dan mendasari tindakan individu dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
kehidupan sehari-hari meliputi, emosi positif, emosi negatif, dan tidak ada
emosi.
Berbicara mengenai emosi positif dan emosi negatif, beberapa penelitian
sebelumnya mengkaitkan emosi positif dengan hal-hal atau tindakan yang
juga bersifat positif. Misalnya berkaitan dengan tingkat kesuksessan,
membentuk ikatan sosial yang positif, kesehatan mental, serta menghindari
tindakan yang merugikan (Baumgardner & Crothers, 2009; Keltner & Kring,
1998). Sedangkan sebaliknya, emosi negatif dikaitkan dengan hal-hal atau
tindakan yang bersifat negatif. Misalnya berkaitan dengan keinginan untuk
menyerang, represi, bersembunyi, menghilang, atau keinginan untuk mati
(Lickel, 2005; Strongman, 2003; Tangney, 2007).
Namun, beberapa penelitian lain justru menunjukkan bahwa emosi
negatif tidak selalu berkaitan dengan hal-hal atau tindakan yang juga bersifat
negatif. Misalnya dapat mengurangi kriminalitas, diperlukan untuk
menghadapi keadaan yang berbahaya dan mengancam, serta mendorong
individu untuk mematuhi aturan sosial yang berlaku (Braithwaite, 2000;
Fredickson, 2001; Keltner, 1995).
Berkenaan dengan hal tersebut, penelitian ini menemukan bahwa emosi
positif tidak selalu berkaitan dengan keadaan atau tindakan yang juga bersifat
positif, dan demikian pula sebaliknya dengan emosi negatif yang tidak selalu
berkaitan dengan keadaan atau tindakan yang bersifat negatif. Misalnya
emosi positif seperti nyaman yang berkaitan dengan tema menemukan
pembenaran atas tindakan, serta sayang yang berkaitan dengan tema
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
menghindari keadaan yang tidak menyenangkan muncul sebelum individu
bertindak tidak sesuai dengan standart sosial.
Sebaliknya beberapa emosi negatif yang muncul pada individu, seperti:
(a) stress, bersalah, malu, tertekan, malas, dan sedih yang berkaitan dengan
tema mempertahankan representasi diri,
(b) takut dan tidak nyaman yang berkaitan dengan tema memikirkan dampak
negatif tindakan,
(c) suasana hati yang cenderung mudah berubah, inferior, dan terpaksa yang
berkaitan dengan tema kelekatan dengan keluarga,
(d) menyesal yang berkaitan dengan tema menyadari dan memperbaiki
kesalahan,
(e) seta gelisah yang berkaitan dengan tema kelekatan lingkungan sekitar,
justru muncul sebelum individu bertindak sesuai dengan standart sosial yang
berlaku.
Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa kategori tidak ada emosi juga
muncul pada diri individu dalam bertindak, baik sesuai maupun tidak sesuai
standart sosial. Tidak ada emosi sebenarnya bukan berarti benar-benar tidak
ada emosi yang muncul, hanya saja intensitas emosi yang muncul sangat
rendah sehingga subjek dalam penelitian ini menjadi kesulitan untuk
menyebutkan emosi apa yang sedang ia alami.
Keadaan seolah-olah tidak ada emosi ini semakin mempertegas teori
sebelumnya yang dikemukakan oleh Paul Ekman (2003) dalam bukunya yang
berjudul Emotions revealed: Recognizing faces and feeling to improve
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
comunication and emotional life. Beliau mengemukakan bahwa terkadang
individu mengalami keadaan dimana tidak ada emosi yang muncul ketika
merespon suatu keadaan atau peristiwa, tetapi sebenarnya individu tersebut
hanya tidak mampu mendeteksi emosi yang muncul di dalam dirinya karena
memiliki intensitas yang teralu kecil.
Jika berbicara mengenai emosi, dalam kehidupan sehari-hari pengalaman
emosi sebenarnya tidak dapat dilepaskan dengan kognitif. Para ahli
sebelumnya mengungkapkan bahwa emosi selalu melibatkan proses kognitif
di dalamnya, sehingga dapat memunculkan beberapa emosi tertentu di dalam
diri individu (Candald dkk., 1977; Ekman, 2003; Fredikson & Barbara, 2001;
Izard, 2007; Tracy, 2007). Selaras dengan hal tersebut, penelitian ini
menemukan bahwa secara keseluruhan, emosi yang mendasari tindakan
inidvidu dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat melalui pengalaman emosi
dan isi kognitif yang muncul dan dialami oleh individu. Hal ini disebabkan
karena pengalaman emosi yang muncul pada individu selalu berkaitan dengan
kemunculan isi kognitif yang juga dialami oleh individu tersebut.
Pengalaman emosi yang dimaksud dalam hal ini yaitu macam-macam
emosi yang muncul, dialami, dan disadari oleh subjek penelitian. Sedangkan
isi kognitif yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu hal-hal yang terlintas di
dalam benak subjek penelitian yang berkaitan dengan munculnya emosi
tertentu. Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, pengalaman emosi
yang muncul pada individu dalam bertindak meliputi kategori emosi positif,
emosi negatif, dan tidak ada emosi. Sedangkan, isi kognitif yang muncul pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
individu dalam bertindak meliputi, kategori perspektif individu, religiusitas,
lingkungan sekitar, keluarga, serta fisiologis.
1. Pengalaman emosi dan isi kognitif yang muncul sebelum individu
bertindak sesuai standart sosial.
Penelitian ini menemukan bahwa kategori emosi negatif lebih sering
muncul sebelum individu bertindak sesuai dengan hukum yang berlaku.
Emosi negatif tersebut meliputi:
(a) stress dan sedih yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif
individu, yaitu memenuhi dan mempertahankan representasi diri,
(b) takut yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif individu,
yaitu menyadari dan mematuhi standart sosial, bimbang, menghindari
dampak negatif tindakan, serta memenuhi dan mempertahankan
representasi diri,
(c) serta tidak nyaman yang berkaitan dengan munculnya kategori
perspektif individu, yaitu menghindari dampak negatif tindakan.
Meskipun demikian, kategori emosi positif yang muncul sebelum
individu bertindak sesuai dengan hukum yaitu tidak tega. Dalam hal ini,
rasa tidak tega berkaitan dengan kategori munculnya perspektif individu
mengenai memenuhi dan mempertahankan representasi diri.
Selain itu, emosi positif seperti tidak tega juga muncul pada individu
sebelum bertindak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Namun pada
konteks ini, kemunculan tema emosi tidak tega selain berkaitan dengan
perspektif individu yaitu memenuhi dan mempertahankan representasi diri,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
tetapi juga berkaitan dengan munculnya tema menghindari dampak negatif
atas tindakan, serta kategori keluarga yaitu kelekatan keluarga.
Sedangkan emosi negatif yang muncul sebelum individu bertindak
sesuai dengan peraturan meliputi:
(a) terpaksa dan suasana hati cenderung mudah berubah, yang berkaitan
dengan munculnya kategori perspektif individu yaitu menghindari
dampak negatif tindakan, memenuhi dan mempertahankan
representasi diri. Selain itu rasa terpaksa juga berkaitan dengan
kategori keluarga yaitu kelekatan keluarga,
(b) takut yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif individu
yaitu memenuhi dan mempertahankan representasi diri, serta kategori
fisiologis yaitu jantung berdebar-debar,
(c) menyesal dan bersalah yang berkaitan dengan memenuhi dan
mempertahankan representasi diri, bimbang, menghindari dampak
negatif tindakan, serta menyadari dan memperbaiki kesalahan,
(d) tidak nyaman dan malas yang berkaitan dengan menghindari dampak
negatif tindakan dan bimbang,
(e) inferior yang berkaitan dengan munculnya kategori keluarga yaitu
kelekatan dengan keluarga,
(f) dan malu yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif
individu yaitu memenuhi dan mempertahankan representasi diri, serta
menghindari dampak negatif tindakan. Munculnya rasa malu juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
berkaitan dengan munculnya kategori religiusitas yaitu ajaran agama
dapat mempengaruhi pola pikir individu.
Selain itu, tidak ada emosi yang muncul juga dialami individu
sebelum bertindak sesuai dengan peraturan yang berlaku, namun ini lebih
berkaitan dengan kategori perspektif individu yaitu memenuhi dan
mempertahankan representasi diri.
Sebelum individu bertindak sesuai dengan norma, emosi positif yang
muncul meliputi:
(a) nyaman yang berkaitan dengan munculnya kategori lingkungan
sekitar (kelekatan dengan lingkungan sekitar) dan kategori keluarga
(kelekatan dengan keluarga),
(b) sayang yang juga berkaitan dengan munculnya kategori lingkungan
sekitar (kelekatan dengan lingkungan sekitar) dan kategori keluarga
(kelekatan dengan keluarga), serta kategori perspektif individu yaitu
memenuhi dan mempertahankan representasi diri,
(c) bersyukur yang berkaitan dengan munculnya kategori religiusitas
yaitu dengan mematuhi ajaran agama,
(d) serta empati yang juga berkaitan dengan munculnya kategori
religiusitas yaitu dengan mematuhi ajaran agama, serta kategori
perspektif individu yaitu memenuhi dan mempertahankan representasi
diri.
Sedangkan emosi negatif yang muncul sebelum individu bertindak
sesuai dengan norma yang berlaku antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
(a) menyesal yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif
individu yaitu memenuhi dan mempertahankan representasi diri,
menghindari dampak negatif atas tindakan, serta menyadari dan
memperbaiki kesalahan. Selain itu, munculnya rasa menyesal juga
berkaitan dengan munculnya kategori religiusitas yaitu mematuhi
ajaran agama dan munculnya kategori fisiologis yaitu lelah,
(b) tertekan yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif
individu yaitu menghindari dampak negatif atas tindakan serta
memenuhi dan mempertahankan representasi diri. Selain itu,
munculnya rasa tertekan juga berkaitan dengan munculnya kategori
lingkungan sekitar yaitu termotivasi oleh lingkungan sekitar,
(c) gelisah yang juga berkaitan dengan munculnya kategori lingkungan
sekitar, tetapi lebih berkaitan dengan kelekatan dengan lingkungan
sekitar. Munculnya rasa gelisah juga berkaitan dengan munculnya
kategori perspektif individu yaitu memikirkan dampak positif atas
tindakan,
(d) takut yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif individu
yaitu bimbang serta memenuhi dan mempertahankan representasi diri,
kategori lingkungan sekitar yaitu kelekatan dengan lingkungan sekitar,
serta kategori keluarga yaitu kelekatan dengan keluarga,
(e) terpaksa yang yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif
individu yaitu bimbang serta memenuhi dan mempertahankan
representasi diri,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
(f) malas yang berkaitan dengan munculnya kategori religiusitas yaitu
mematuhi ajaran agama,
(g) serta tidak nyaman yang berkaitan dengan munculnya kategori
perspektif individu yaitu menghindari dampak negatif tindakan.
Selain itu, kategori tidak ada emosi juga muncul sebelum individu
bertindak sesuai dengan norma yang berlaku. Kemunculan kategori tidak
ada emosi ini berkaitan dengan munculnya kategori perspektif individu
yaitu telah terbiasanya individu dengan keadaan atau tindakan tersebut.
Kategori tidak ada emosi juga muncul sebelum individu mencapai
tujuan bertahan hidup. Jika berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan
hidup, munculnya kategori tidak ada emosi ini tidak hanya berkaitan
dengan munculnya kategori perspektif individu yaitu telah terbiasanya
individu dengan keadaan atau tindakan tersebut, tetapi juga berkaitan
dengan mengesampingkan emosi yang muncul, memenuhi dan
mempertahankan representasi diri, serta menghindari dampak negatif atas
tindakan.
Sedangkan emosi negatif yang muncul sebelum individu mencapai
tujuan bertahan hidup meliputi stress, suasana hati cenderung mudah
berubah, dan tidak nyaman yang berkaitan dengan munculnya kategori
perspektif individu yaitu menghindari dampak negatif atas tindakan. Selain
itu, emosi-emosi tersebut juga berkaitan dengan munculnya kategori
lingkungan sekitar yaitu penilaian lingkungan sekitar terhadap individu
serta kumunculan kategori keluarga yaitu mematuhi orang tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
2. Pengalaman emosi dan isi kognitif yang muncul setelah individu
bertindak sesuai standart sosial.
Penelitian ini menemukan bahwa hanya emosi positif yang muncul
setelah individu bertindak sesuai dengan hukum. Emosi-emosi tersebut
meliputi:
(a) lega, senang dan puas yang berkaitan dengan munculnya kategori
perspektif individu yaitu mempertahankan representasi diri dan
memikirkan dampak positif atas tindakan,
(b) bersyukur dan nyaman yang berkaitan dengan munculnya kategori
perspektif individu yaitu memikirkan dampak positif atas tindakan,
(c) serta bangga yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif
individu yaitu mempertahankan representasi diri.
Sedangkan emosi positif yang muncul setelah individu bertindak
sesuai dengan peraturan meliputi:
(a) senang yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif individu
yaitu memikirkan dampak positif atas tindakan dan mempertahankan
representasi diri. Tidak hanya itu, kemunculan rasa senang juga
berkaitan dengan kemunculan kategori keluarga yaitu kelekatan
dengan keluarga,
(b) lega, bersyukur, dan tidak tega yang berkaitan dengan munculnya
kategori perspektif individu yaitu memikirkan dampak positif atas
tindakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Meskipun demikian, setelah bertindak sesuai dengan peraturan yang
berlaku, emosi-emosi negatif tetap muncul pada individu yang meliputi:
(a) menyesal yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif
individu yaitu dengan memikirkan dampak positif atas tindakan,
kategori lingungan sekitar yaitu penilaian lingkungan sekitar terhadap
individu, serta munculnya kategori fisiologis yaitu jantung berdebar-
debar,
(b) dan takut yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif
individu yaitu dengan memikirkan dampak positif atas tindakan.
Selain itu kategori tidak ada emosi juga muncul setelah individu
bertindak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tetapi munculnya
kategori emosi ini lebih berkaitan dengan kategori perspektif individu
yaitu mempertahankan representasi diri.
Disamping itu, setelah individu bertindak sesuai dengan norma yang
berlaku, emosi-emosi positif yang muncul antara lain:
(a) senang dan lega yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif
individu yaitu dengan memikirkan dampak positif atas tindakan dan
mempertahankan representasi diri,
(b) puas yang juga berkaitan dengan munculnya kategori perspektif
individu yaitu dengan memikirkan dampak positif atas tindakan dan
mempertahankan representasi diri. Tidak hanya itu, munculnya rasa
puas juga berkaitan dengan munculnya kategori lingkungan sekitar
yaitu puas karena mendapat respon positif dari lingkungan sekitar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
(c) nyaman, sayang, dan bahagia yang berkaitan dengan munculnya
kategori perspektif individu yaitu dengan memikirkan dampak positif
atas tindakan.
Meskipun telah bertindak sesuai dengan norma, emosi negatif tetap
muncul pada diri individu. Emosi negatif tersebut antara lain:
(a) inferior yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif individu
yaitu dengan memikirkan dampak negatif atas tindakan dan munculnya
kategori lingkungan sekitar yaitu tertinggal dari kelompok,
(b) dan marah yang juga berkaitan dengan munculnya kategori perspektif
individu yaitu dengan memikirkan dampak negatif atas tindakan serta
mempertahankan representasi diri.
Selain itu, kategori tidak ada emosi juga muncul setelah individu
bertindak sesuai dengan norma yang berlaku. Tetapi munculnya kategori
emosi ini lebih berkaitan dengan kategori perspektif individu yaitu dengan
memikirkan dampak positif tindakan.
Disamping itu, emosi positif seperti rasa senang muncul setelah
individu mencapai tujuan bertahan hidup. Kemunculan emosi ini berkaitan
dengan munculnya kategori perspektif individu yaitu memikirkan dampak
positif tindakan atau bahkan tidak memikirkan keputusan yang telah
diambil.
Sebaliknya, emosi takut dan menyesal justru muncul setelah individu
mencapai tujuan bertahan hidup. Kemunculan emosi ini berkaitan dengan
munculnya kategori perspektif individu yaitu tetap memikirkan dampak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
negatif atas tindakan, bahkan meskipun ia telah mencapai tujuan bertahan
hidup.
Selain itu individu juga mengalami keadaan tidak ada emosi,
meskipun kemunculan kategori tidak ada emosi ini berkaitan dengan
kemunculan kategori perspektif individu yaitu tetap memikirkan dampak
negatif atas tindakan.
3. Pengalaman emosi dan isi kognitif yang muncul sebelum individu
bertindak tidak sesuai standart sosial
Hanya emosi negatif marah yang muncul sebelum individu bertindak
tidak sesuai dengan hukum. Kemunculan rasa marah ini berkaitan dengan
munculnya kategori perspektif individu yaitu ketidakmampuan dalam
mengendalikan emosi dan pikiran.
Sedangkan jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,
khususnya peraturan, hanya emosi-emosi negatif yang muncul pada diri
individu sebelum bertindak. Emosi-emosi negatif tersebut meliputi rasa
malas, tidak senang, dan takut yang kemunculannya berkaitan dengan
kategori perspektif individu yaitu menemukan pembenaran atas tindakan.
Meskipun tidak sesuai dengan standart sosial, khususnya norma,
emosi positif tetap muncul pada diri individu saat sebelum bertindak.
Emosi- emosi positif tersebut antara lain:
(a) nyaman yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif individu
yaitu menemukan pembenaran atas tindakan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
(b) serta senang yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif
individu yaitu menemukan pembenaran atas tindakan dan menghindari
keadaan yang tidak menyenangkan.
Selain itu, emosi negatif yang muncul pada individu sebelum
bertindak tidak sesuai dengan norma meliputi:
(a) malas yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif individu
yaitu menemukan pembenaran atas tindakan dan munculnya kategori
fisiologis seperti lelah,
(b) tidak nyaman, bersalah, dan tidak peduli yang juga berkaitan dengan
munculnya kategori perspektif individu yaitu menemukan pembenaran
atas tindakan,
(c) marah yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif individu
seperti tidak mampu mengendalikan emosi dan pikiran serta
menemukan pembenaran atas tindakan. Selain itu, marah juga
berkaitan dengan munculnya kategori fisiologis yaitu refleks,
(d) terpaksa yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif
individu yaitu menemukan pembenaran atas tindakan dan bimbang,
(e) stress yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif individu
seperti tidak mampu mengendalikan emosi dan pikiran,
(f) tidak suka yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif
individu yaitu menemukan pembenaran atas tindakan, bimbang, dan
menghindari keadaan yang tidak menyenangkan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
(g) takut dan berdosa yang berkaitan dengan munculnya kategori
religiusitas mengenai pelanggaran atas aturan yang diajarkan oleh
agama.
Selain itu, individu juga mengalami keadaan seolah-olah tidak ada
emosi sebelum bertindak tidak sesuai dengan norma yang berlaku.
Keadaan seolah-olah tidak ada emosi ini berkaitan dengan munculnya
kategori perspektif individu yaitu menemukan pembenaran atas tindakan.
Sedangkan jika berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan hidup,
hanya emosi negatif seperti rasa malas yang muncul sebelum individu
bertindak. Kemunculan rasa malas tersebut berkaitan dengan munculnya
kategori perspektif individu yaitu menemukan pembenaran atas tindakan
dan munculnya kategori fisiologis yaitu lelah.
4. Pengalaman emosi dan isi kognitif yang muncul setelah individu
bertindak tidak sesuai standart sosial
Emosi negatif seperti rasa menyesal merupakan satu-satunya kategori
emosi yang muncul setelah individu bertindak tidak sesuai dengan hukum
yang berlaku. Kemunculan emosi ini berkaitan dengan munculnya kategori
perspektif individu yaitu menyadari kesalahan.
Sedangkan jika berkaitan dengan peraturan, emosi positif seperti rasa
senang, tetap muncul meskipun individu telah bertindak tidak sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Kemunculan rasa senang ini berkaitan
dengan munculnya kategori perspektif individu seperti mencari
pembenaran atas tindakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Selain itu, emosi negatif seperti rasa takut akan muncul setelah
individu bertindak tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Kemunculan rasa takut ini berkaitan dengan munculnya kategori perspektif
individu seperti menyadari dan memperbaiki kesalahan.
Sedangkan keadaan seolah-olah tidak ada emosi juga dialami oleh
individu setelah bertindak tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Keadaan tidak ada emosi ini berkaitan dengan munculnya kategori
perspektif individu yaitu mencari pembenaran atas tindakan.
Selain itu, emosi positif seperti rasa senang dan lega muncul setelah
individu bertindak, meskipun tidak sesuai dengan norma yang berlaku.
Kemunculan emosi tersebut berkaitan dengan munculnya kategori
perspektif individu seperti mencari pembenaran atas tindakan,
menghindari keadaan yang tidak menyenangkan, dan memenuh rasa ingin
tahu.
Meskipun demikian, emosi-emosi negatif juga muncul setelah indvidu
bertindak tidak sesuai dengan norma yang berlaku. Emosi-emosi negatif
tersebut meliputi:
(a) menyesal yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif
individu yaitu menyadari dan memperbaiki kesalahan, memikirkan
dampak negatif atas tindakan, sekaligus tetap mencari pembenaran atas
tindakan. Kemunculan rasa menyesal juga berkaitan dengan
munculnya kategori lingkungan sekitar yaitu tertinggal dari kelompok,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
(b) tidak nyaman yang juga berkaitan dengan munculnya kategori
perspektif individu mengenai menyadari dan memperbaiki kesalahan,
tetapi sekaligus tetap mencari pembenaran atas tindakan. Selain itu,
kemunculan rasa tidak nyaman juga berkaitan dengan munculnya
kategori keluarga yaitu mempertahankan kepercayaan orang tua,
(c) bersalah yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif
individu mengenai menyadari dan memperbaiki kesalahan, tetapi juga
sekaligus tetap mencari pembenaran atas tindakan,
(d) tidak peduli yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif
individu mengenai tetap mencari pembenaran atas tindakan,
(e) inferior dan malu yang berkaitan dengan munculnya kategori
perspektif individu mengenai menyadari dan memperbaiki kesalahan,
(f) takut dan berdosa meskipun berkaitan dengan munculnya kategori
perspektif individu yaitu tetap mencari pembenaran dan telah tersbiasa.
Selain itu, individu juga mengalami keadaan seolah-olah tidak ada
emosi yang muncul setelah bertindak tidak sesuai dengan norma yang
berlaku. Keadaan ini berkaitan dengan munculnya kategori perspektif
individu yaitu mencari pembenaran atas tindakan dan telah terbiasa, serta
munculnya kategori keluarga seperti respon negatif keluarga atas tindakan
serta menyadari dan memperbaiki kesalahan atas permintaan pasangan.
Namun, hanya keadaan seolah-olah tidak ada emosi yang muncul
setelah individu belum mampu mencapai tujuan bertahan hidup. Keadaan
seolah-olah tidak ada emosi ini berkaitan dengan munculnya kategori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
perspektif individu seperti menemukan pembenaran dan kategori fisiologis
yaitu gerah.
Keseluruhan gambaran mengenai pengalaman emosi dan isi kognitif
individu dalam bertindak, baik yang sesuai maupun yang tidak sesuai
standart sosial di kehidupan sehari-hari, dapat dilihat pada lampiran 26 dan
lampiran 27.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Emosi positif, emosi negatif, dan keadaan seolah-olah tidak ada
emosi merupakan emosi-emosi yang muncul dan mendasari individu
dalam bertindak. Sebelum individu bertindak sesuai dengan hukum yang
berlaku, muncul emosi positif seperti tidak tega, serta muncul pula emosi
negatif seperti stres, takut, sedih, dan tidak nyaman. Namun, setelah
individu bertindak sesuai dengan hukum yang berlaku, hanya emosi
positif yang muncul seperti bersyukur, puas, bangga, nyaman, lega, dan
senang. Berbeda ketika individu melakukan tindakan yang tidak sesuai
dengan hukum yang berlaku, hanya emosi negatif yang muncul, seperti
merasa marah saat sebelum bertindak dan kemudian merasa menyesal saat
setelah bertindak.
Ketika individu bertindak sesuai dengan pertauran yang berlaku,
ada dua jenis emosi yang muncul dan mendasari tindakan tersebut. Dua
jenis emosi tersebut adalah emosi positif seperti tidak tega, serta emosi
negatif seperti merasa inferior, terpaksa, takut, menyesal, bersalah, malas,
tidak nyaman, malu, dan suasana hati cenderung mudah berubah. Setelah
individu bertindak sesuai dengan peraturan yang berlaku, muncul emosi
positif seperti bersyukur, senang, lega, dan tidak tega. Tetapi muncul pula
emosi negatif seperti menyesal dan takut. Selain itu, keadaan seolah-olah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
tidak ada emosi juga muncul pada diri individu, baik sebelum maupun
setelah bertindak sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Sebelum individu bertindak tidak sesuai dengan peraturan yang
berlaku, hanya emosi negatif yang muncul seperti malas, tidak senang dan
takut. Selain itu, setelah individu bertindak tidak sesuai dengan peraturan
yang berlaku, tidak hanya emosi negatif seperti rasa takut saja yang
muncul, melainkan juga muncul keadaan seolah-seolah tidak ada emosi,
serta emosi positif seperti merasa senang.
Emosi yang mendasari individu sebelum bertindak sesuai dengan
norma yang berlaku meliputi, emosi positif, emosi negatif, serta keadaan
seolah-olah tidak ada emosi. Emosi positif meliputi nyaman, sayang,
bersyukur, dan empati. Sedangkan emosi negatif meliputi menyesal,
takut, tertekan, gelisah, terpaksa, dan malas. Selain itu, setelah individu
bertindak sesuai dengan norma yang berlaku, keadaan seolah-olah tidak
ada emosi, emosi positif, dan emosi negatif juga muncul. Emosi positif
tersebut meliputi senang, lega, puas, nyaman, bangga, dan bahagia.
Sedangkan Emosi negatif meliputi marah dan inferior.
Emosi positif, emosi negatif, dan keadaan seolah-olah tidak ada
emosi juga muncul pada diri individu sebelum bertindak tidak sesuai
dengan norma yang berlaku. Emosi positif tersebut meliputi rasa nyaman
dan senang. Sedangkan emosi negatif tersebut meliputi rasa malas, tidak
nyaman, bersalah, marah, terpaksa, stres, tidak peduli, tidak suka, takut,
dan berdosa. Selain itu, emosi positif, emosi negatif, dan keadaan seolah-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
olah tidak ada emosi juga muncul pada diri individu setelah bertindak
tidak sesuai dengan norma yang berlaku. Emosi positif itu sendiri
meliputi rasa senang dan lega. Sedangkan emosi negatif itu sendiri
meliputi rasa menyesal, tidak nyaman, bersalah, tidak peduli, malu,
merasa inferior, takut, dan berdosa.
Sebelum individu melakukan tindakan yang berkaitan dengan
dapat mencapai tujuan bertahan hidup, hanya muncul emosi negatif (tidak
nyaman, stres, dan suasana hati cenderung mudah berubah) dan keadaan
seolah-olah tidak ada emosi. Sedangkan setelah individu melakukan
tindakan yang berkaitan dengan dapat mencapai tujuan bertahan hidup,
emosi yang muncul adalah emosi positif, emosi negatif, dan keadaan
seolah-olah tidak ada emosi. Emosi positif tersebut meliputi rasa senang,
dan emosi negatif tersebut meliputi rasa takut dan menyesal. Namun jika
berkaitan dengan belum tercapainya tujuan bertahan hidup, emosi negatif
seperti rasa malas akan muncul pada individu sebelum bertindak.
Sedangkan setelah bertindak, akan muncul keadaan seolah-olah tidak ada
emosi.
Kemunculan pengalaman-pengalaman emosi tersebut berkaitan
dengan munculnya isi kognitif yang juga dialami oleh individu dalam
bertindak di kehidupan sehari-hari. Isi kognitif tersebut meliputi
perspektif individu, religiusitas, lingkungan sekitar, keluarga, dan
fisiologis yang saling berkaitan satu sama lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
B. KEKUATAN PENELITIAN
Kekuatan penelitian ini yaitu penggunaan metode wawancara
sebagai metode pengumpulan data pada masing-masing subjek sehingga
dapat lebih menggali data penelitian secara mendalam. Selain itu,
kekuatan penelitian ini juga terletak pada subjek penelitian yang
berjumlah sembilan orang yang memiliki latar belakang usia, agama, serta
suku atau etnis yang beragam, sehingga data penelitian menjadi lebih
bervariasi.
Kekuatan ketiga dari penelitian ini yaitu terletak pada proses analisis
verbatim tiap subjek yang dilakukan secara berulang-ulang dan melalui
proses diskusi dengan teman sejawat untuk mengurangi kemelencengan
hasil sehingga mendapatkan hasil yang lebih konsisten. Tidak hanya itu,
peneliti juga melakukan member checking untuk mendapatkkan
kesepakatan data penelitian dari masing-masing subjek, sehingga hasil
penelitian sesuai dengan pengalaman subjek penelitian dan mampu
menggambarkan keadaan lapangan yang sesungguhnya. Kekuatan
penelitian yang berikutnya yaitu terletak pada pencantuman keseluruhan
proses penelitian, sehingga dapat lebih dipahami, dikaji dan
dikembangkan oleh peneliti lain.
C. KELEMAHAN PENELITIAN
Kelemahan pertama pada penelitian ini yaitu terletak pada jumlah
petanyaan penelitian yang banyak, sehingga beberapa subjek menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
bosan dan cenderung membatasi jawaban yang diberikan. Selain itu,
kelemahan berikutnya dari penelitian ini yaitu subjek yang dirasa masih
perlu ditambah dalam segi jumlah maupun keragaman latar belakang suku
dan agama, agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih mendalam.
D. SARAN
Berikut ini merupakan saran yang peneliti ajukan kepada:
1. Peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan memperhatikan kelemahan-
kelemahan yang ada pada penelitian ini. Peneliti selanjutnya diharapkan
untuk menguasai keseluruhan pertanyaan penelitian dan mengatur alur
wawancara dengan lebih padat agar subjek tidak bosan dan semakin
memberikan jawaban yang lebih mendalam.
Selain itu, peneliti selanjutnya juga diharapkan untuk menambah
jumlah dan variasi subjek penelitian agar mendapatkan hasil penelitian
dengan lebih menyeluruh dan mendalam.
2. Bagi psikolog dan praktisi
Bagi psikolog dan praktisi, melalui penelitian ini diharapkan dapat
semakin mendorong individu maupun masyarakat untuk lebih
menyadari dan memahami kemunculan emosi yang dapat mendasari
tindakan, sehingga diharapkan dapat semakin membantu dalam
mengatasi permasalahan perilaku individu maupun masyarakat di dalam
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan emosi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
DAFTAR PUSTAKA
Afiyanti, Y. (2008). Validitas Dan Reliabilitas Dalam Penelitian Kualitatif. Jurnal
Keperawatan Indonesia, Vol. 12, No. 2, 2008, 137-141.
Batson, C. D., Klein, T. R., Highberger, L., & Shaw, L. L. (1995). Immorality
from empathy-induced altruism: When compassion and justice conflict.
Journal of Personality and Social Psychology, 68, 1042-1054.
Baumgardner, S. R., & Crothers, M. K. (2009). Positive Psychology. Prentice
Hall, New Jersey.
Bedford, O., & Kwang, K. K. (2003). Guilt and Shame in Chinese Culture: A
Cross-Cultural Framework from the Perspective of Morality and Identity.
Journal for the Theory of Social Behaviour 33:2 0021–8308. USA:
Blackwell Publishing.
Beer, J. S., Heerey, E. A., Keltner, D., Knight, R. T. (2003). The Regulatory
Function of Self-Conscious Emotion: Insights From Patients With
Orbitofrontal Damage. Journal of Personality and Social Psychology, Vol.
85, No. 4, 2003, 594–604.
Braithwaite, J. (2000). Shame and Criminal Justice. Canadian Journal of
Criminology, 42, 3; Academic Research Library, 281.
Cahya, Dirga. (2015). Pengakuan AK Soal Emosi Lalu Membunuh Hayriantira.
Diunduh dari Megapolitan.kompas.com/read/2015/08/07/15200451/ini.
Pengakuan.AK.Soal.Emosi.lalu.Membunuh.Hayriantira.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Campos, J. J., Campos, R. G., & Barrett, K. C. (1989). Emergent themes in the
study of emotional development and emotion regulation. Developmental
Psychology, 25, 394-402.
Candald, D. K., Fell, J. P., Keen, E., Leshner, A. I., Tarpy, R. M., Plutchik, R.
(1977). Emotion. Brooklyn: Cole Publishing Company.
Cartensen, Laura. L., Mayr, Urich., Pasupathi, Monisha., Nesselroade, John. R.
(2000). Emotional Experience in Everyday Life Across the Adult Life Span.
Journal of Personality and Social Psychology, Vol. 79, No. 4, 2000, 644-
655.
Cartwright, Dorwin. (1950). Feelings and emotion:The Moosehearth Symposium.
New York: McGraw-Hill Book Company, Inc.
Creswell. J. W. (2010). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitaif, dan
Mixed. Celeban Timur: Pustaka Pelajar.
Diamond, L. M., & Aspinwall, L. G. (2003). Emotion Regulation Across the Life
Span: An Integrative Perspective Emphasizing Self-Regulation, Positive
Affect, and Dyadic Processes. Motivation and Emotion, Vol. 27, No. 2.
2003, 125-156.
Downs. C., Smeyak. P., Martin. E. (1980). Professional Interviewing. New York:
Harper & Row Publisher.
Edelmann, R. J. (1987). The psychology of embarrassment. Chichester, UK:
Wiley.
Ekman, P. (1992). An argument for basic emotions. Cognition and Emotion, 6
(3/4), 169-200. San Francisco: University of California.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Ekman, P. (2003). Emotions revealed:Recognizing faces and feeling to improve
comunication and emotional life. New York : Henry Holt & Company.
Emmons, Robert A. (2005) Handbook of the Psychology of Religion and
Sprirituality. London: The Guiltford Press.
Finlayson, A. G., & Daniels, M. (2008). Western converting to Buddhism: An
exploratory grounded theory investigation. Transpersonal Psychology
Review, Vol. 12, No. 1, The British Psychology Soceity.
Fredrickson, Barbara L. (2001). The Role of Positive Emotion in Positive
Psychology: The Broaden and Build Theory of Positive Emotions. Am
Psychol. 2001 March : 56(3) : 218-226
Fredrickson & Levenson. (1998). Positive Emotions Speed Recovery from the
Cardiovascular Sequelae of Negative Emotions. Cogn Emot. 1998, 12(2):
191–220. doi:10.1080/026999398379718
Guerrero, L. K. & Andersen, P. (1997). Handbook of Communication and
Emotion: Research, Applications, and Contexts. San Diego: Academic
Press.
Gunawan, Imam. (2014). Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik.
Jakarta: Bumi Aksara.
Haidt, J. (2003). Elevation and the Positive Psychology of Morality. Dalam
Keyes, C. L. & Haidt, J. (Eds.), Flourishing: Positive Psychology and the
Life Well-Lived, (hh.275–89).Washington, DC: American Psychological
Association.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Haidt, J., & Keltner, D. (1997). Culture and Emotion: New Methods and New
Emotions. Manuscript in preparation. Charlottesville : University of
Virginia, Department of Psychology.
Handayani, Christina S. (2004). Kuasa Wanita Jawa. Yogyakarta: LKIS
Hatfield, E., Cacioppo, J., & Rapson, R. L. (1994). Emotional Contagion. New
York: Cambridge University Press.
Hoffman, M. (2000). Empaty and Moral Development: The Implications for
Caring and Justice. Cambridge, UK: Cambridge University Press.
Izard, C. E. (2007). Basic Emotion, Natural Kinds, Emotion Schemas, and a New
Paradigm. Association for Psychological Science
Johnston, M., & Krettenauer, T. (2011). Moral Self and Moral Emotion
Expectancies as Predictors of Anti- and Prosocial Behaviour in
Adolescence: A Case for Mediation. European Journal of Developmental
Psychology, 8(2), 228–243
Keltner, D. (1995). The Signs of Appeasement: Evidence for the Distinct Displays
of Embarrassment, Amusement, and Shame. Journal of Personality and
Social Psychology, 68, 441-454.
Keltner, D., & Buswell, B. N. (1997). Embarrassment: Its Distinct Form and
Appeasement Functions. Psychological Bulletin. Vol. 122, No. 3, 250-270.
Keltner, D., & Kring, M. (1998). Emotion, Social Function, and Psychopathology.
Review of General Psychology, Vol. 2, No. 3, 320-342.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lambert, N. M., Graham, S. M., & Fincham, F. D. (2009). A Prototype Analysis
of Gratitude: Varieties of Gratitude Experiences. Personality And Social
Psychology Buletin. DOI: 10.1177/0146167209338071.
Lazarus, R. S. (1991). Emotion and Adaptation. New York: Oxford University
Press.
LeDoux, J. E. (1996). The Emotional Brain: The Mysterious Underpinnings of
Emotional life. New York: Simon & Schuster.
Lewis, M. (1992). Shame: The Exposed Self. New York: Free Press.
Lewis, M. (2000). Self-Conscious Emotions: Embarrassment, Pride, Shame, and
Guilt. Dalam Lewis, M. & Haviland-Jones, J. M. (Eds.), Handbook of
emotions (hh.623–636). New York: Guilford Press.
Lewis, M. (2011). The self conscious emotion. Encyclopedia on early childhood
development. USA: Institute for the Study of Child Development, UMDNJ-
Robert Wood Johnson Medical School, Child Health Institute.
Lickel, B., Schmader, T., Curtis, M., Scarnier, M., Ames, D. R. (2005). Vicarious
Shame and Guilt. Jurnal Group Processes and Intergroup Relations, Vol. 8,
No. 2, 2005, 145-157.
Miller, R. Creighton. (1990). Revisiting Shame and Guilt Cultures. Vol. 18, No. 3,
1990, 85. Diunduh dari : http://links.jstor.org/sici?sici=0091-
2131%28199009%2918%3C279%3ARSAGCA%3E2.0.CO%3B2-C
Morse, J. M. Barrett, M., Mayan, M., Olson, K., & Spiers, J. (2002). Verivication
strategies for establishing reliability and validity in qualitatif research.
International Journal of Qualitatif Methods, 1(2), 1-19.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Papalia, D. E., & Feldman, R. D. (2014). Menyelami Perkembangan Manusia.
Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.
Plutchik. R., & Kellerman, H. (1980). Emotion: Theory, Research and
Experience. California: Academic Press.
Prinz, J. J. (2011). Is Empathy Necessary for Morality. Dalam Goldie, P. &
Coplan, A. (Eds.), Empathy: Philosophical and Psychological Perspectives.
New York: Oxford University Press.
Putra, Nusa. (2011). Penelitian Kualitatif: Proses dan Aplikasi. Jakarta: PT
Indeks.
Sarosa, Samiaji. (2012). Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar. Jakarta: PT Indeks
Smith, A. J. (2008). Qualitative Psychology: A Practical Guide to Research
Methods (ed. Ke-2). California: Sage Publication.
Strauss, A., & Corbin, J. (1998). Basic of Qualitative Research: Techniques and
Procedures for Developing Grounded Theory (ed. Ke-2). California: Sage
Publication.
Strongman, K. T. (2003). The Psychology Of Emotion (ed. Ke-5). England: John
Wiley & Sons Ltd.
Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Schwarz, Norbert. (2000,). Emotion, cognition, and decision making. Psychology
Press Ltd.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Tangney, J.P., Stuewig, J., Mashek. (2007). Moral Emotions and Moral Behavior.
Annu. Review Psychology. 58, 345-372.
Tellegen, A., Watson, D., Clark, L. A. (1999). On the dimensional and
hierarchical structure of affect. Psychological Science. 1999; 10:297–303.
Tracy, J. L., & Robins, R. W. (2004). Putting the self into self-conscious
emotions: A theoretical model. Psychological Inquiry, 15, 103–125.
Tracy, J. L., Robins, R. W. (2007a). The Self in Self-Conscious Emotions: A
Cognitive Appraisal Approach. Dalam Tracy, J. L., Robins, R. W., &
Tangney, J. P. (Eds.), The Conscious Emotions: Theory and Research. New
York : Guilford Press.
Tracy, J. L., & Robins, R. W. (2007b). Self-conscious emotions: Where self and
emotion meet. Dalam Sedikides, C., & Spence, S. (Eds.), The self in social
psychology: Frontiers of social psychology New York: Psychology Press.
Tracy, J. L., & Robins, R. W. (2007c). The nature of pride. Dalam Tracy, J. L.,
Robins, R. W., & Tangney, J. P. (Eds.), The Conscious Emotions: Theory
and Research. New York : Guilford Press.
Trivers, Robert. (1971). The Evolution of Reciprocal Altruism. The Quarterly
Review of Biology, Vol. 46, No. 1, 35-57.
Warga, Richard. (1983). Personal Awareness: A Psychology of Adjustment (ed.
Ke-3). Boston: Houghton Mifflin Company.
Wenar, C., & Kerig, P. (2000). Developmental Psychopathology: From Infancy
through adolescence. New York:The McGraw-Hill Book Companies Inc.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
You, Y. G. (1997). Shame and Guilt Mechanisms in East Asian Culture. The
journal of Pastoral Care, Spring 1997, Vol. 51, No.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Lampiran 2. Interviewing Guide Lines
A. Tujuan Wawancara
Mengetahui emosi atau perasan apa saja yang muncul dalam berperilaku
B. Konsep Masalah
e. Emosi atau perasaan apa saja yang muncul dalam diri individu,
sehingga mempengaruhi individu dalam berperilaku ?
o Sebelum melakukan suatu hal atau tindakan.
o Setelah melakukan suatu hal atau tindakan.
f. Bagaimana perasaan atau emosi itu dapat muncul dalam
mempengaruhi perilaku individu?
g. Kepada siapakah perasaan atau emosi yang muncul tersebut ditujukan
?
C. Informasi pokok yang ingin didapat
a. Mengetahu macam-macam emosi atau perasaan yang mungkin muncul
pada diri indivdu dalam berperilaku.
b. Mengetahui alasan perasaan atau emosi itu dapat muncul dalam
mempengaruhi perilaku individu.
c. Mengetahui perasaan atau emosi yang muncul tersebut ditujukan atau
diarahkan.
d. Karakteristik Subyek
a. Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
b. Suku : Jawa, Madura, Tiong Hoa, Dayak, Nias
c. Agama : Katolik, Muslim, Kristen
d. Kategori Umur : Remaja, Dewasa Awal, Dewasa Akhir
e. Daftar Pertanyaan
1. Kurang lebih selama tiga bulan ini, sebutkan tiga hal/tindakan yang
menurut anda sebenarnya tidak sepantasnya dilakukan dan anda
memang benar-benar tidak melakukannya ?
a. Apa yang membuat anda merasa bahwa tindakan/hal tersebut tidak
pantas untuk dilakukan ?
b. Sebelum anda memutuskan untuk tidak melakukan hal/tindakan
tersebut, apa yang anda rasakan ?
c. Bagaimana perasaan atau emosi tersebut dapat muncul ?
d. Adakah yang terlintas di pikiran anda, sebelum anda memutuskan
untuk tidak melakukan hal/tindakan tersebut ?
e. Jika ada, lantas apa yang terlintas dipikiran anda saat itu?
f. Bagaimana pikiran tersebut terlintas di benak anda ?
g. Setelah anda memutuskan untuk tidak melakukan hal/tindakan
yang menurut anda tidak sepantasnya tersebut, apa yang anda
rasakan ?
h. Bagaimana perasaan atau emosi tersebut dapat muncul ?
i. Kepada siapakah perasaan itu anda tujukan ?
j. Adakah yang terlintas di pikiran anda, saat setelah anda
memutuskan untuk tidak melakukan hal/tindakan tersebut ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
k. Jika ada, maka apa yang terlintas di pikiran anda saat setelah anda
memutuskan untuk tidak melakukan hal/tindakan tersebut ?
l. Bagaimana pikiran tersebut terlintas di benak anda ?
2. Selama tiga bulan ini, dapatkah anda menyebutkan tiga hal/ tindakan
yang tidak baik untuk anda lakukan, dan benar-benar tidak anda
lakukan?
a. Apa yang membuat anda merasa bahwa tindakan/hal tersebut tidak
baik untuk dilakukan ?
b. Sebelum anda memutuskan untuk tidak melakukan hal/tindakan
tersebut, apa yang anda rasakan ?
c. Bagaimana perasaan atau emosi tersebut dapat muncul ?
d. Adakah yang terlintas di pikiran anda, sebelum anda memutuskan
untuk tidak melakukan hal/tindakan tersebut?
e. Jika ada, lantas apa yang terlintas dipikiran anda saat itu?
f. Bagaimana pikiran tersebut dapat terlintas di benak anda ?
g. Setelah anda memutuskan untuk tidak melakukan hal/tindakan
tersebut, apa yang anda rasakan ?
h. Bagaimana perasaan atau emosi tersebut muncul ?
i. Kepada siapakah perasaan itu anda tujukan ?
j. Adakah yang terlintas di pikiran anda, saat setelah anda
memutuskan untuk tidak melakukan hal/tindakan yang menurut
anda tidak baik tersebut ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
k. Jika ada, maka apa yang terlintas di pikiran anda?
l. Bisakah anda bercerita lebih lanjut mengenai bagaimana pikiran
tersebut dapat terlintas di benak anda ?
3. Dalam kurun waktu tiga bulan ini, dapatkah anda menyebutkan tiga
hal/tindakan yang menurut anda pantas untuk dilakukan, dan anda
benar-benar melakukannya?
a. Apa yang membuat anda merasa bahwa tindakan/hal tersebut
sepantasnya dilakukan ?
b. Sebelum anda memutuskan untuk melakukan hal/tindakan tersebut,
apa yang anda rasakan?
c. Bagaimana perasaan atau emosi tersebut muncul ?
d. Adakah yang terlintas di pikiran anda, sebelum anda memutuskan
untuk melakukan hal/tindakan tersebut ?
e. Jika ada, lantas apa yang terlintas dipikiran anda saat itu?
f. Bagaimana pemikiran tersebut dapat terlintas?
g. Setelah anda memutuskan untuk melakukan hal/tindakan tersebut,
apa yang anda rasakan ?
h. Bagaimana perasaan atau emosi tersebut muncul ?
i. Kepada siapakah perasaan itu anda tujukan ?
j. Adakah yang terlintas di pikiran anda, saat setelah anda
memutuskan untuk melakukan hal/tindakan tersebut ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
k. Jika ada, maka apa yang terlintas di pikiran anda saat setelah anda
memutuskan untuk melakukan hal/tindakan tersebut ?
l. Bisakah anda menceritakan lebih lanjut mengenai bagaimana
pemikiran tersebut dapat terlintas pada benaak anda ?
4. Dalam kurun waktu tiga bulan ini, dapatkah anda menyebutkan tiga
hal/tindakan yang menurut anda baik untuk dilakukan dan anda benar-
benar melakukannya?
a. Apa yang membuat anda merasa bahwa tindakan/hal tersebut
sebaiknya anda lakukan ?
b. Sebelum anda memutuskan untuk melakukan hal/tindakan tersebut,
apa yang anda rasakan?
c. Bagaimana perasaan atau emosi tersebut dapat muncul ?
d. Adakah yang terlintas di pikiran anda, sebelum anda memutuskan
untuk melakukan hal/tindakan tersebut ?
e. Jika ada, lantas apa yang terlintas dipikiran anda saat itu?
f. Dapatkah anda menceritakan bagaimana pemikiran tersebut dapat
muncul ?
g. Setelah anda memutuskan untuk melakukan hal/tindakan yang
menurut anda baik tersebut, maka apa yang anda rasakan ?
h. Bagaimana perasaan atau emosi tersebut muncul ?
i. Kepada siapakah perasaan itu anda tujukan ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
j. Adakah yang terlintas di pikiran anda, saat setelah anda
memutuskan untuk melakukan hal/tindakan tersebut ?
k. Jika ada, maka apa yang terlintas di pikiran anda?
l. Bagaimana pemikiran tersebut dapat muncul pada benak anda ?
5. Selama kurang lebih tiga bulan ini,dapatkah anda menyebutkan tiga
hal/tindakan yang menurut anda sebenarnya tidak sepantasnya anda
lakukan, tetapi tetap anda lakukan ?
a. Sebelum anda memutuskan untuk melakukan hal/tindakan tersebut,
apa yang anda rasakan?
b. Bagaimana perasaan atau emosi tersebut dapat muncul ?
c. Adakah yang terlintas di pikiran anda, sebelum anda memutuskan
untuk melakukan hal/tindakan tersebut ?
d. Jika ada, lantas apa yang terlintas dipikiran anda saat itu?
e. Dapatkah anda menceritakan bagaimana pemikiran tersebut dapat
muncul ?
f. Setelah anda memutuskan untuk melakukan hal/tindakan tersebut,
maka apa yang anda rasakan ?
g. Bagaimana perasaan atau emosi tersebut muncul ?
h. Kepada siapakah perasaan itu anda tujukan ?
i. Adakah yang terlintas di pikiran anda, saat setelah anda
memutuskan untuk melakukan hal/tindakan tersebut ?
j. Jika ada, maka apa yang terlintas di pikiran anda?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
k. Bagaimana pemikiran tersebut dapat muncul pada benak anda ?
6. Selama kurang lebih tiga bulan ini,dapatkah anda menyebutkan tiga
hal/tindakan yang menurut anda sebenarnya tidak baik anda lakukan,
tetapi tetap anda lakukan?
a. Sebelum anda memutuskan untuk melakukan hal/tindakan tersebut,
apa yang anda rasakan?
b. Bagaimana perasaan atau emosi tersebut dapat muncul ?
c. Adakah yang terlintas di pikiran anda, sebelum anda memutuskan
untuk melakukan hal/tindakan tersebut ?
d. Jika ada, lantas apa yang terlintas dipikiran anda saat itu?
e. Dapatkah anda menceritakan bagaimana pemikiran tersebut dapat
muncul ?
f. Setelah anda memutuskan untuk melakukan hal/tindakan tersebut,
maka apa yang anda rasakan ?
g. Bagaimana perasaan atau emosi tersebut muncul ?
h. Kepada siapakah perasaan itu anda tujukan ?
i. Adakah yang terlintas di pikiran anda, saat setelah anda
memutuskan untuk melakukan hal/tindakan tersebut ?
j. Jika ada, maka apa yang terlintas di pikiran anda?
k. Bagaimana pemikiran tersebut dapat muncul pada benak anda ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
7. Selama kurang lebih tiga bulan ini,dapatkah anda menyebutkan tiga
hal/tindakan yang menurut anda sepantasnya anda lakukan, tetapi
tidak anda lakukan ?
a. Sebelum anda memutuskan untuk tidak melakukan hal/tindakan
tersebut, apa yang anda rasakan?
b. Bagaimana perasaan atau emosi tersebut dapat muncul ?
c. Adakah yang terlintas di pikiran anda, sebelum anda memutuskan
untuk tidak melakukan hal/tindakan tersebut ?
d. Jika ada, lantas apa yang terlintas dipikiran anda saat itu?
e. Dapatkah anda menceritakan bagaimana pemikiran tersebut dapat
muncul ?
f. Setelah anda memutuskan untuk tidak melakukan hal/tindakan
tersebut, maka apa yang anda rasakan ?
g. Bagaimana perasaan atau emosi tersebut muncul ?
h. Kepada siapakah perasaan itu anda tujukan ?
i. Adakah yang terlintas di pikiran anda, saat setelah anda
memutuskan untuk tidak melakukan hal/tindakan tersebut ?
j. Jika ada, maka apa yang terlintas di pikiran anda?
k. Bagaimana pemikiran tersebut dapat muncul pada benak anda ?
8. Selama kurang lebih tiga bulan ini, dapatkah anda menyebutkan tiga
hal/tindakan yang menurut anda sebenarnya baik untuk anda lakukan,
tetapi tidak anda lakukan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
a. Sebelum anda memutuskan untuk tidak melakukan hal/tindakan
tersebut, apa yang anda rasakan?
b. Bagaimana perasaan atau emosi tersebut dapat muncul ?
c. Adakah yang terlintas di pikiran anda, sebelum anda memutuskan
untuk tidak melakukan hal/tindakan tersebut ?
d. Jika ada, lantas apa yang terlintas dipikiran anda saat itu?
e. Dapatkah anda menceritakan bagaimana pemikiran tersebut dapat
muncul ?
f. Setelah anda memutuskan untuk tidak melakukan hal/tindakan
tersebut, maka apa yang anda rasakan ?
g. Bagaimana perasaan atau emosi tersebut muncul ?
h. Kepada siapakah perasaan itu anda tujukan ?
i. Adakah yang terlintas di pikiran anda, saat setelah anda
memutuskan untuk tidak melakukan hal/tindakan tersebut ?
j. Jika ada, maka apa yang terlintas di pikiran anda?
k. Bagaimana pemikiran tersebut dapat muncul pada benak anda ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Lampiran 3
EMOSI DALAM BERPERILAKU
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK
Saya, Vincentia Diajeng adalah mahasiswa dari Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Saat ini, saya sedang melakukan
penelitian yang berjudul “Emosi dalam Berperilaku”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui emosi atau perasaan apa saja yang muncul dalam diri individu,
saat melakukan/tidak jadi melakukan hal/kegiatan/peristiwa yang
sepantasnya/tidak sepantasnya untuk dilakukan. Saya mengajak kesediaan anda
untuk dapat berpatisipasi dalam penelitian ini.
A. Kesukarelaan Partisipasi Subjek
Anda bebas untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Bila anda sudah
memutuskan untuk ikut, anda juga bebas untuk mengundurkan diri atau
berubah pikiran setiap saat tanpa dikenai denda atau sanksi apapun.
B. Prosedur Penelitian
Apabaila anda bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, maka anda
diminta untuk menandatangani lembar persetujuan partisipasi dan melakukan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Anda akan diminta untuk mengisi data pribadi (nama, suku, jenis kelamin,
umur, dan agama).
2. Anda diminta untuk menjawab pertanyaan yang peneliti ajukan dengan
jujur dan sesuai dengan kenyataan yang ada.
3. Jawaban anda akan disimpan menggunakan alat perekam, yang nantinya
akan digunakan hanya untuk keperluan penelitian saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
C. Harapan Untuk Subjek
Sebagai subjek penelitian, Anda diharapkan mengikuti petunjuk penelitian
seperti yang telah ditulis di atas. Anda bisa menanyakan hal-hal yang belum
anda pahami, sebelum anda memutuskan kesediaan berpartisipasi dalam
penelitian ini kepada pihak peneliti.
D. Potensi Resiko
Saya berharap bahwa segala resiko dan ketidaknyamanan memiliki
kemungkinan yang sangat kecil. Saya juga berharap resiko dan
ketidaknyamanan tidak terjadi dalam penelitian ini. Namun, anda dapat
mengundurkan diri jika anda merasa tidak nyaman selama penelitian ini
dilakukan.
E. Manfaat
Setelah berpartisipasi dalam penelitian ini, mungkin anda tidak akan
secara langsung merasakan manfaatnya. Meskipun demikian, melalui
penelitian ini akan semakin membantu kita dalam memahami emosi atau
perasaan yang muncul saat melakukan/tidak melakukan
hal/kegiatan/peristiwa, sehingga akan semakin membantu kita dalam
berperilaku di kehidupan sehari-hari.
F. Kerahasiaan
Semua informasi yang terdapat dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan
hanya diketahui oleh pihak peneliti saja.Pihak peneliti tidak akan
mencantumkan nama pada penelitian ini. Selain itu, semua informasi hanya
diperuntukkan hanya untuk penelitian saja. Tidak hanya itu, hasil dari
penelitian akan dipublikasikan tanpa identitas subjek penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
G. Kompensasi
Anda tidak akan dikenakan biaya apapun untuk ikut berpartisipasi dalam
penelitian ini. Namun, juga tidak diberikan kompensasi secara materi atas
partisipasi anda.
H. Informasi Tambahan
Anda mempunyai kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum
jelas sehubungan dengan penelitian ini. Jika ada yang belum jelas, maka anda
dapat bertanya melalui pihak peneliti:
Nama : Vincentia Diajeng
Telepon : 087838773092
Email : [email protected]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Biodata Subjek
Nama :…………………………………………………..
Jenis Kelamin :…………………………………………………..
Usia :………………………………………………….
Suku :………………………………………………….
Agama :…………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Lampiran 4
Pernyataan Persetujuan Partisipasi
Dengan ini saya menyatakan persetujuan saya untuk dapat ikut
berpartisipasi sebagai subjek dalam penelitian ini. Saya menyatakan bahwa
keikutsertaan saya dalam penelitian ini saya lakukan secara sukarela atau tanpa
paksaan dari pihak manapun.
Saya juga memperkenankan kepada peneliti untuk menggunakan data-data
yang saya berikan untuk dipergunakan sesuai dengan kepentingan dan tujuan
penelitian. Saya menyadari dan memahami bahwa data yang saya berikan dan
yang akan digunakan memuat informasi-informasi tentang diri saya. Semua
penjelasan tersebut telah disampaikan kepada saya dan semua pertanyaan saya
telah dijawab oleh pihak peneliti. Dengan menandatangani formulir ini, maka saya
setuju untuk ikut serta dalam penelitian ini.
Nama Subjek
B Air. D
Tanda Tangan Subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
Lampiran 14. Contoh Verbatim
Wawancara Trial Subjek
Meaning
Unit Data Interpretasi Transformasi
Kami ingin mengetahui mengenai perasaan apa yang anda alami ketika anda melakukan sesuatu atau tidak jadi untuk melakukan sesuatu. Oleh
karena itu, dalam waktu kira-kira tiga bulan ini, saya meminta anda untuk menyebutkan tiga hal atau tiga tindakan yang menurut anda
sebenarnya tidak pantas untuk anda lakukan, dan anda memang benar-benar tidak melakukannya. Silahkan.
1. Tiga hal itu.. Mencuri, plagiat skripsi, sama berhubungan
seks di luar nikah.
DP tidak melanggar hukum dan
norma dengan tidak mencuri, tidak
melakukan plagiat, dan tidak
berhubungan seks di luar nikah.
Tidak melaanggar standart
sosial.
Jadi ada tiga hal. Yaitu mencuri, plagiat, dan berhubungan seks di luar nikah. Lalu apa yang membuat anda merasa bahwa tiga hal tadi
merupakan hal atau tindakan yang tidak pantas untuk anda lakukan?
2. Karena ketiga hal itu sangat..apa..ketiga hal itu tuh
melibatkan orang lain yang pertama. Lalu yang kedua itu
merugikan orang lain. Jadi yang merugikan orang lain itu
semisal begini mbak.. semisal ya.. mencuri.
DP beranggapan bahwa mencuri
merupakan tindakan yang tidak
sepantasnya dilakukan karena dapat
merugikan orang lain.
Tidak melanggar hukum karena
merugikan orang lain.
3. Jadi saat saya mencuri, semisal misalnya bolpen. Semisal DP timbul keinginan untuk mencuri Ingin melanggar hukum karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
saya tidak punya bolpen, lalu teman saya itu punya bolpen
dan saya membutuhkan bolpen. Saya berpikiran untuk
mencuri semisal.
karena ia tidak mempunyai barang
yang sebenarnya ia butuhkan dan
orang lain mempunyai barang yang
sedang ia butuhkan tersebut.
tunttutan pemenuhan kebutuhan
pribadi.
4. Tapi, jika saya mencuri itu merugikan orang lain. Nah..
disamping itu saya juga rugi. Ruginya gini.. Saya rugi jika
ketangkep basah mencuri bisa dipenjara. Lalu, rugi waktu
karena dipenjara itu. Rugi nama baik...Nama baik
keluaraga dan nama baik desa juga bisa jelek karena
tindakan saya, wlaupun itu hanya sekedar bolpen. Lalu,
untuk orang yang bolpennya saya curi itu, dia rugi materi.
Jadi rugi bolpen dan tidak bisamengerjakan sesuatu karena
tidak ada bolpen. Lalu,yang dari orang yang saya curi itu
dia rugi waktu mbak karena ngurusi saya. Jadi semisal dia
tidak kehilangan bolpen, dia tidak berurusan dengan polisi
dan tidak berurusan dengan saya begitu. Orang lain... ya
orang lain itu juga rugi ngurus kami berdua. Rugi ngurus
saya selaku pencuri dan korban yang saya curi itu. Orang
lain rugi ngurusi yang tidak penting hanya urusan mencuri
bolpen.
DP beranggapan bahwa tidak
sepantasnya mencuri karena dapat
merugikan diri sendiri dan orang
lain.
Tidak melanggar hukum karenaa
merugikan diri sendiri dan orang
lain.
Oh seperti itu..lalu untuk plagiat dan berhubungan seks di luar nikah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
5. Itu juga merugikan itu mbak. Jadi ketiga hal itu sebenarnya
merugikan orang lain. Hampir sama dengan yang pertama.
DP beranggapan bahwa melanggar
hukum dan norma dengan
melakukan plagiat dan
berhubungan seks di luar nikah
tidak sepantasnya dilakukan karena
dapat merugikan orang lain.
Tidak sepantasnya melanggar
hukum dan norma karena
merugikan orang lain.
6. Semisal yang plagiat itu, untuk penulis asli.. Jadi saya
mencontek semuanya. Nah..dengan mencotek semuanya
itu, saya kan untungnya saya tidak perlu repot memikir tapi
dari penulis itu..rugi karena telah berpikir lama, rugi waktu
untuk mengerjakan skripsi, rugi dana...nah tiba-tiba saya
ambil skripsinya.
DP beranggapan bahwa meskipun
ia diuntungkan dengan melakukan
plagiat, tetapi tindakannya tersebut
akan merugikan orang lain yang
telah berusaha keras untuk
mengerjakan skripsi tersebut.
Meskipun akan diuntungkan
tetapi tetap tidak pantas
dilakukan karena merugikan
orang lain.
7. Nah untuk yang behubungan seks di luar nikah itu, ruginya
semisal jadi anak..atau hamil diluar nikah. Dari
pasangannya dulu, itu ruginya di waktu, semisal masih
kuliah itu kan jadi kuliahnya kan agak molor terus
diomongin banyak orang. Kan kalau di desa seperti itu
mbak. Orang tua itu rugi.. Orang tua itu mungkin
berpikiran kan sudah dibesarkan sampai sekarang kok
malah hasilnya seperti ini..walaupun orang tua itu
sebenarnya menerima hasilnya.
DP beranggapan bahwa tidak
sepantasnya melanggar norma
dengan berhubungan seks di luar
nikah karena akan merugikan diri
sendiri, pasangan, dan keluarga,
serta menjadi perbincangan di
lingkungan masyarakat.
Tidak pantas melanggar norma
karena dampak negatif tindakan
dan menjadi perbincangan di
lingkungan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
Oke.. Lalu adakah yang terlintas di benak anda sebelum anda memutuskan untuk tidak jadi melakukan tiga hal tersebut?
8. Sebelumnya itu ada pemikiran terintas itu ingin melakukan
tiga hal tersebut karena saya pengen. Lalu pengen dalam
artian, jika mencuri itu tadi sebenarnya saya pengen
soalnya tidak punya bolpen jadi kepepet mbak. Pengen beli
tapi gak punya uang, jadi mencuri aja.
DP sebelum memutuskan untuk
tidak melanggar hukum,
sebenarnya ia berkeinginan untuk
melanggaar hukum dengan mencuri
untuk memenuhi kebutuhan yang
mendesak.
Ingin melanggar hukum untuk
memenuhi kebutuhan yang
mendesak.
9. Kalau plagiat mungkin pengen sekali biar gak mikir
panjang, jadi saya mengambil plagiat itu biar cepat selesai.
DP sebelum memutuskan,
sebenarnya berkeinginan untuk
melangggar peraturan dan hukum
dengan melakukan plagiat ketika
skripsi agar cepat selesai tanpa
perlu berusaha keras dalam
mengerjakannya.
Ingin melanggar norma karena
ingin mendapatkan hasil atau
manfaat secara instan.
10. Lalu yang untuk hubungan seks di luar nikah itu,
sebenarnya saya pengen mbak. Tapi rasanya mungkin
diceritain sama teman-temen yang sudah itu enak..lalu
pengen..
DP sebelum memutuskan,
sebenarnya berkeinginan untuk
melanggar norma dengan
melakukan hubungan seks di luar
nikah setelah mendengar cerita
mengenai pengalaman-pengalaman
dari teman.
Ingin melanggar norma setelah
mendengar cerita dari teman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
11. Lalu dipikir-pikir lagi lalu...ya sama yang seperti pertama
itu kok merugikan mbak..
DP pada akhirnya memutuskan
untuk tidak melanggar hukum dan
norma karena ia menganggap
bahwa tindakan tersebut merupakan
tindakan yang merugikan.
Tidak melanggar hukum karena
dianggap merugikan.
Oke. Setelah itu, sebelum anda memutuskan untuk tidak jadi melakukan hal tersebut, saya ingin mengetahui sebenarnya apa yang anda rasakan?
12. Sebelum saya melakukan tiga hal tersebut, yang saya
rasakan itu jantung berdebar-debar. Jadi istilahnya jantung
itu berdebar-debar karena otak itu berpikir. “Jadi apa
enggak yah..jadi apa enggak yah.. Kalau jadi.. resikonya
begini, tapi kalau enggak enaknnya begini gitu lho.. Jadi
semisal jadi..semisal mencuri lalu ketahuan bisa urusannya
panjang. Terus semisal jadi dan ndak ketahuan nah saya
kan jadi punya bolpen (sambil tertawa)”. Jadi berdebar-
debar.
DP mengalami jantung berdebar-
debar sebelum membuat keputusan
untuk tidak melanggar norma dan
hukum karena ia harus memilih
antara keinginan dengan resiko
yang akan ia dapat jika melanggar
norma dan hukum.
Jantung berdebar-debar sebelum
memutuskan karena harus
memilih antara keinginan
dengan resiko tindakan.
Oh.. Nah, sekarang setelah anda memutuskan untuk tidak jadi nih untuk melakukan tiga hal tersebut, apa yang anda rasakan?
13. Setelah memutuskan untuk tidak jadi, yang saya rsakan itu
lega. Jadi, seperti saya itu awalnya itu semisal belum
melakukan dan akan melakukan itu semisal membawa
beban satu ton..satu kilo.. Lha itu setelah tidak jadi
melakukan itu satu kilo atau satu ton itu hilang..itu lega.
DP merasa lega setelah ia pada
akhirnya memutuskan untuk tidak
melaanggar norma, peraturan, dan
hukum.
Lega setelah tidak melanggar
standart sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
Jadi beban itu hilang..
Nah, saya sekarang ingin mengetahui adakah yang terlintas dipikiran anda setelah anda ini tidak jadi melakukan tiga hal tersebut?
14. Yang terlintas itu, setelah tidak jadi itu ya..itu..ya.. Saya
bersyukur yang terlintas pemikirannya karena saya tidak
jadi melakukan hal yang merugikan itu mbak.
DP merasa bersyukur karena ia
tidak jadi melakukan tindakan yang
dianggap membawa dampak
merugikan.
Bersyukur karena tidak jadi
melanggar standart sosial.
Nah..lalu selanjutnya, sama seperti yang tadi. Selama tiga bulan ini kira-kira. Dapatkah anda menyebutkan tiga hal atau tindakan yang
sebenarnya tidak baik untuk anda lakukan, dan memang benar-benar tidak anda lakukan? Silahkan...
15. Tidak baik..tidak saya lakukan..yaitu mukuli orang. Terus
menjelek-jelekkan orang lain. Terus ikut campur urusan
orang lain.
DP tidak melanggar hukum dan
aturan sosial yang tidak tertulis
dengan tidak memukul orang lain,
tidak menghina orang lain, dan
tidak mencampuri privasi orang
lain.
Tidak melanggar standart sosial.
Lalu apa nih yang membaut anda merasa bahwa, tadi yang pertama itu memukuli orang, menjelek-jelekkan orang lain, dan mencampuri urusan
orang lain itu merupakan tindakan yang sebenarnya tidak baik untuk anda lakukan?
16. Karena apa ya.. Hal tersebut itu sama yang pertama itu
merugikan orang lain. Jika memukuli orang lain tanpa
walaupun kita tahu alasannya, tapi jika kita memukuli itu
kita rugi karena rugi waktu. Rugi orang yang saya pukuli
itu bonyok-bonyok. Terus rugi saya juga, karena orang
DP beranggapan bahwa ia tidak
sebaiknya memukul orang lain,
membicarakan orang lain, dan ikut
campur privasi orang lain karena
tindakan tersebut akan merugikan
Tidak melanggar standart sosial
karena merugikan dan berdosa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
yang saya pukuli itu divisum dan melaporkan ke polisi,
terus saya dipenjara. Terus rugi uang juga, karena biasanya
kalau di polisi itu suruh mbayar juga mbak. Lalu obrolin
orang lain. Walaupun orang lain itu tidak tahu, tapi ruginya
itu urusannya sama Tuhan yang diatas. Sama seperti point
yang ketiga mbak..nanti kita tuh ruginya diatas mbak,
bukan di dunia ini. Orang lain yang kita omongin itu ndak
tahu. Yang ketiga itu yang mencampuri urusan orang lain
itu rugi. Lha wong kita ndak tahu kok ikut-ikuttan..lhah itu
lhoh mbak.
diri sendiri dan akan membawa
dosa.
Lalu apa yang anda rasakan sebelum memutuskan untuk tidak jadi melakukan tiga hal tersebut?
17. Gelisah karena semisal yang pertama itu...mau makan ndak
enak..mau minum ndak enak..tidur ndak enak.. Kalau yang
kedua itu takut kalau tak omongin itu, orang yang tak
omongin itu tahu apa enggak ya.. Jadi gelisah.. semisalnya
tiba-tiba si A datang jadi mending tidak jadi aja... Jadi ya
gelisah.. Lalu yang ketiga itu ikut urusan orang lain.
Misalnya..ehm..lha wong saya saja tidak mau saya diikut
campurin kok saya ikut campur urusan orang lain. Jadi
gelisah..ndak enak jadinya..
DP merasa gelisah dan tidak
nyaman sebelum membuat
keputusan untuk tidak melanggar
standart sosial karena dampak
negatif tindakan dan percaya
adanya karma.
Gelisah dan tidak nyaman
sebelum tidak melanggar
standart sosial karena dampak
negatif tindakan dan percaya
adanya karma.
Lalu adakah sesuatu yang terlintas di benak anda sebelum anda memutuskan untuk tidak jadi melakukan hal tersebut?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
18. Tiga hal yang...eehm..eh maaf mbak tolong diulangi lagi
pertanyaannya.
DP meminta untuk mengulang
pertanyaan yang diberikan.
Mengulang pertanyaan.
Jadi, adakah yang terlintas di benak anda sebelum anda memutuskan untuk tidak jadi melakukan hal tersebut?
19. Jadi pikirannya itu jadi ingin melakukan ketiga hal tersebut
terus setelah...ya itu tadi mbak..pikirannya jadi ya
merugikan orang lain, kalo enggak ya saya bebas.
DP sebelum membuat suatu
keputusan, ia memikirkan bahwa
tindakan yang akan ia lakukan akan
membawa merugikan jika tetap
dilakukan tetapi ia akan merasa
bebas jika tidak jadi melakukan
tindakan tersebut.
Sebelum memutuskan harus
memilih berdasarkan dampak
tindakan yang mungkin terjadi.
Seperti itu ya mas? Lalu nih, setelah anda ini kan akhirnya memutuskan untuk tidak melakukan tiga hal tersebut. Apa yang anda rasakan?
20. Yang saya rasakan..hampir sama seperti yang pertanyaan
pertama tadi itu lhoh mbak. Beban itu hilang. Jadi misal
membawa satu kilo atau dua kilo di pundak itu, lalu beban
itu terasa hilang seketika.
DP merasa lega setelah ia
memutuskan untuk tidak melanggar
norma dan hukum dengan tidak
memukul orang lain, tidak
membicarakan orag lain, dan tidak
mencampuri privasi orang lain.
Lega setelah tidak melanggar
standart sosial.
21. Jadi, pasrah wes..seperti kayak point pertama itu mbak.
Jadi mesti mengko ana karmane dhewe gitu mbak.
DP merasa pasrah setelah ia
memutuskan untuk tidak melanggar
norma dan hukum dengan tidak
memukul orang lain, tidak
Pasrah setelah tidak melanggar
standart sosial karena percaya
akan berlakunya hukum karma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
membicarakan orag lain, dan tidak
mencampuri privasi orang lain
karena ia percaya akan adanya
hukum karma yang berlaku di
masyarakat.
22. Yang kedua dan ketiga saya itu lega karena tidak jadi, gitu
lhoh mbak. Lalu berarti saya tidak berdosa. Jadi, saya tidak
jadi menambah dosa dengan tidak ikut campur dan
ngomongin orang lain. Lega mbak.
DP merasa lega setelah ia
memutuskan untuk tidak melanggar
norma dan hukum dengan tidak
memukul orang lain, tidak
membicarakan orag lain, dan tidak
mencampuri privasi orang lain
karena tidak menambah dosa lagi.
Lega setelah tidak melanggar
standart sosial karena tidak jadi
menambah dosa.
Oh iya berarti lega ya mas? Lalu adakah yang terlintas di pikiran anda, setelah anda ini memutuskan untuk tidak jadi melakukan tiga hal
tersebut?
23. Pikiran di benak saya setelah tidak jadi itu yah mbak.
Pikirannya ya, “oh..alhamdulilah akhirnya saya tidak jadi
merugikan orang lain”.
DP setelah memutuskan kemudian
merasa bersyukur setelah
mengingat kembali tindakan yang
dilakukan karena ia tidak jadi
merugikan orang lain.
Bersyukur setelah mengingat
kembali tindakan yang
dilakukan karena tidak jadi
merugikan orang lain.
Oh seperti itu. Oke. Lalu bisakah anda menyebutkan masih dalam kurun waktu yang sama yaitu tiga bulan. Anda menyebutkan tiga hal atau tiga
tindakan yang menurut anda itu sebenarnya pantas untuk dilakukan, dan anda memang benar-benar melakukannya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
24. Pantas untuk dilakukan dan saya melakukannya.
Berpakaian rapi ke gereja, lalu sopan terhadap orang tua
dan orang lain, lalu...itu aja mbak.
DP mematuhi norma dan aturan
sosial yang tidak tertulis dengan
berpakaian rapi ketika beribadah
dan sopan terhadap orang tua.
Mematuhi standart sosial.
Ok. Nah tadi yang pertama yaitu berpakaian rapi ke gereja, lalu yang kedua sopan terhadap orang lain. Nah, apa yang membuat anda merasa
bahwa dua hal tadi merupakan tindakan atau hal yang pantas untuk anda lakukan ?
25. Karena semisal berpakaian rapi ke gereja. Itu pantas saya
lakukan karena baiknya di diri saya sama di sekitar. Orang
lain neng nyawang ki, lhah apik ngono kuwi lhoh mbak. Oh
enak dilihat, enak dipandang. Lalu kalau di saya itu
nyaman untuk ke gereja karena menurut saya pakaiannya
sudah pantas.
DP mematuhi aturan sosial yang
tidak tertulis dengan berpakaian
rapi ketika beribadah untuk
mendapatkan pandangan atau
penilaian positif dari lingkungan
sekitar dan agar merasa nyaman.
Mematuhi aturan sosial tidak
tertulis agar merasa nyaman dan
mendapat penilaian positif dari
lingkungan sekitar.
Lalu untuk yang sopan itu? Tadi anda kan mengatakan bahwa sopan terhadap orang lain. Nah apa yang menurut anda bahwa sopan terhadap
orang lain merupakan tindakan yang pantas untuk anda lakukan ?
26. Lalu untuk yang sopan itu. Nah saya itu kan tinggal dan
besar di desa. Unggah-ungguh itu sangat apa namanya,
dijunjung tinggi. Jadi semisal ada orang tua dan kita lewat
di depannya, kita selayaknya ngomong “nderek langkung”
apa permisi gitu. Karena kita menghargai sebenarnya.
DP bertindak sopan kepada orang
tua karena ia berusaha mematuhi
norma adat yang sangat dijunjung
tinggi oleh lingkungan tempat
tinggalnya.
Melakukan karena berusaha
mematuhi norma adat yang
masih diunjung tinggi.
Lalu, sebelum anda untuk memutuskan melakukan dua hal tersebut, apa yang anda rasakan?
27. Yang saya rasakan itu kalau hal ini saya senang mbak. DP merasa senang dan bangga Senang dan bangga setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
Karena saya berpikiran senang karena saya bisa.. Saya
gabung saja point yang pertama dan kedua. Saya bangga,
bahagia, senang jadi satu. Karena membuat orang lain itu
nyaman terhadap saya dan nyaman terhadap orang lain
disekitar saya.
setelah memutuskan untuk
berpakaian rapi ketika beribadah
dan sopan terhadap orang tua
karena tindakan tersebut akan
memunculkan rasa saling nyaman
antara orang lain maupun dirinya
sendiri.
mematuhi standart sosial karena
dapat memunculkan perasaan
saling nyaman antara pribadi
maupun individu lain.
Lalu adakah yang terlintas di pikiran anda, sebelum anda memutuskan untuk melakukan dua hal tersebut?
28. Yang terlintas itu mbak, malah pikiran jelek mbak. Jadi
“opo aku ora usah ke gereja mbak karena nggak pake baju
pantas?” Terus kan toh pakai baju biasa itu juga baik tapi
menurut saya itu belum pantas. Yang kedua itu, kalau yang
berpikran jelek itu, enggak ngomong..enggak nderek
langkung kan mungkin dikejar waktu. Lalu mungkin sama
orang yang saya lewati itu ada masalah. Jadi saya ada
pemikiran “ora usah sopan po yo?”, tapi saya
kesampingkan dulu.
Muncul pemikiran yang cenderung
bersifat negatif dalam diri DP
sebelum ia memutuskan untuk
berpakaian rapi ketika beribadah
dan sopan terhadap orang tua
karena ia memikirkan dampak
negatif tindakan atau respon negatif
dari lingkungan sekitar yang akan
ia dapatkan.
Mematuhi standart sosial karena
memikirkan dampak negatif
tindakan dan respon negatif dari
lingkungan sekitar.
Nah setelah anda pada akhirnya memutuskan untuk berperilaku sopan dan berpakain yang pantas ke gereja. Nah apa nih yang anda rasakan?
29. Yang saya rasakan itu senang karena saya menghadap
Tuhan menurut saya, saya rapi, enak jadi nyaman juga.
DP merasa senang dan nyaman
setelah ia berpakaian rapi ketika
beribadah.
Senang dan nyaman setelah
melakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
30. Lalu yang bertindak sopan itu, saya senang karena
walaupun orang tersebut ada masalah dengan saya, tapi
saya tetep mengambil bawahnya. Jadi saya tetap
menghargai bahwa dia itu orang tua gitu. Karena saya itu
hidup di desa itu mbak.
DP merasa senang setelah bertindak
sopan kepada orang tua karena ia
mampu memenuhi tuntuttan norma
adat yang berlaku dan dijunjung
tinggi di tempat ia tinggal.
Senang setelah mampu
memenuhi tuntuttan norma adat
yang dijunjung tinggi di
lingkungan sekitar.
Ok. Lalu sama seperti yang tadi, dalam kurun waktu sekitar tia bulan ini. Dapatkah anda menyebutkan tiga hal atau tiga tindakan yang menurut
anda sebenarnya baik untuk anda lakukan dan anda memang benar-benar melakukan hal tersebut?
31. Nah hampir sama sih mbak. Saya itu..ya..belajar tepat
waktu di kampus waktu masuk kuliah. Lalu, naik motor di
jalan dengan tidak ugal-ugalan. Lalu yang ketiga
itu...mungkin dua mbak.
DP mematuhi peraturan dengan
tidak terlambat masuk kuliah dan
mengendarai motor sesuai dengan
rambu-rambu lalulintas.
Mematuhi peraturan.
Iya. Nah lalu apa nih yang membuat anda merasa bahwa dua hal tersebut anda lakukan?
32. Jadi untuk yang tidak ugal-ugalan di jalan itu ya saling
menghargai antar orang di jalan. Tidak merugikan orang
lain yang ada di jalan. Lalu berangkat ke kampus tepat
waktu. Lhah semisal kita tidak tepat waktu ya mbak. Lhah
dan ada dosen yang memberi kuis, sedangkan dosen itu
mengatakan "jika teman anda tidak datang satu atau
terlambat, itu nilainya nol semua.” Lhah itu kan jadi
korban semua.
DP beranggapan bahwa ia masuk
kuliah tepat waktu dan
mengendarai motor sesuai rambu
lalulintas sebaiknya dilakukan agar
terhindar dari dampak tindakan
yang dianggap merugikan jika tidak
dilakukan.
Mematuhi peraturan untuk
menghindari dampak tindakan
yang dianggap merugikan.
Oh begitu. Lalu sebelum anda ini memutuskan melakukan dua hal yang menurut anda baik, apa yang anda rasakan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
33. Yang saya rasakan itu, sebenarnya bingung. Jika saya
melakukan ya saya banyak merugikan orang lain. Sama
seperti point dua itu, “iya apa enggak..iya apa enggak
gitu.” Jadi takut merugikan orang lain.
DP merasa takut jika ia tidak
mematuhi peraturan dengan tidak
mengendarai motor sesuai rambu-
rambu lalulintas dan terlambat
masuk kuliah maka akan merugikan
diri sendiri maupun orang lain.
Takut akan dampak negatif
tindakan sebelum mematuhi
peraturan.
Nah setelah anda ini memutuskan untuk melakukan dua hal tersebut, nah apa yang anda rasakan?
34. Yang saya rasakan senang juga karena tidak ugal-ugalan di
jalan. Orang terselamatkan karena jalannya tidak ugal-
ugalan. Tidak merugikan orang lain. Lalu, yang kedua
berangkat ke kampus tepat waktu itu, senang juga
disamping tidak merugikan teman-teman.
DP merasa senang setelah pada
akhirnya memutuskan untuk
mematuhi peraturan dengan
mengendarai motor sesuai rambu-
rambu lalulintas dan masuk kuliah
tepat waktu.
Senang setelah mematuhi
peraturan.
Oh jadi anda merasa senang. Lalu adakah yang terlintas di pikiran anda saat itu?
35. Yang terlintas ada. Jadi semisal yang ugal-ugalan di jalan
itu yang terlintas “aku naik motor ugal-ugalan aja po jadi
nggak terlambat? Atau aku terlambat aja biar gak ugal-
ugalan di jalan?” Itu saling terkait mbak.
DP sebelum memutuskan merasa
bimbang karena harus memilih
antara keuntungan yang akan ia
dapat ketika melanggar peraturan
dengan keinginan untuk mematuhi
peraturan yang berlaku.
Bimbang memilih antara
mematuhi peraturan dengan
melanggar peraturan karena
keuntugan pribadi saat sebelum
memutuskan.
Nah kurang lebih selama tiga bulan ini, dapatkah anda menyebutkan tiga hal atau tiga tindakan yang menurut anda sebenarnya tidak sepantasnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
anda lakukan, tetapi tetap anda lakukan?
36. Wah kalau yang ini banyak mbak. Merokok di tempat
umum. Terus berisik di kelas. Terus kencing di sembarang
tempat. Ya itu mbak.
DP melanggar peraturan yang
berlaku dengan merokok di tempat
umum, ramai di kelas, dan buang
air kecil di sembarang tempat.
Melanggar peraturan.
Oh lalu apa nih yang membuat anda merasa bahwa tiga hal tersebut tidak pantas anda lakukan?
37. Ya tidak pantas mbak. Karena lhah wong udah tahu
peraturannya. Semisal yang pertama itu tidak merokok di
tempat umum. Lha wong sudah ditempel dilarang merokok
tapi tetep merokok. Lha itu kan tidak pantas kan mbak.
Lalu di kelas ribut. Lha wong di kelas itu untuk apa..untuk
ngobrol kah atau guyon..kan itu tidak pantas. Lalu untuk
yang ketiga, kencing di tempat umum. Lha wong sudah
dikasih WC umum kok tetap pipis di sembarangan.
DP beranggapan bahwa merokok di
tempat umum, ramai di kelas, dan
buang air kecil di sembarang
tempat merupakan tindakan yang
tidak sepantasnya dilakukan karena
tidak sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Tidak sepantasnya dilakukan
karena tidak sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Nah apa yang anda rasakan sebelum anda memutuskan untuk melakukan tiga hal tersebut?
38. Yang saya rasakan ya karena saya orangnya ngeyel ya itu
mbak..berpikiran tetap menjalankan itu semua. Jadi yang
saya rasakan itu senang-senang aja. Jadi semisal merokok
di tempat umum, “lhah pengen’e..nah gitu.” Nah di tempat
itu banyak tulisan dilarang merokok, tetep pengen ya saya
langgar saja. Nah yang kalau di dalam kelas ribut. Nah lha
DP merasa senang setelah
melanggar peraturan dengan
merokok di tempat umum, ramai di
kelas, dan buang air kecil di
sembarang tempat karena mencari
pembenaran atas tindakan dan
Senang setelah melanggar
peraturan karena mencari
pembenaran atas tindakan dan
terdesak keadaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
wong saya itu ngglidhik sama cerewet. Jadi untuk
akademik nol, jadi ya sukanya ngomong. Lalu yang pipis di
tempat umum, lha wong saya kebelet kalau harus cari
toilet umum, kelamaan nanti saya keburu ngompol.
sedang terdesak keadaan.
Jadi senang-senang saja ya. Oke. Lalu adakah yang terlintas di pikiran anda saat itu?
39. Semisal yang merokok, yang terlintas lha saya pengen
ngerokok ya ngerokok saja. Kan gitu. Nggak ada rasa
takut ditegur. Atau rasa takut ditegur itu ada tapi kalah
sama rasa pengen merokoknya itu lhoh mbak.
DP sebenarnya ada rasa takut untuk
ditegur jika ia melanggar peraturan
dengan merokok di tempat umum,
tetapi karena ia tidak mampu
mengendalikan keinginan untuk
merokok maka ia tetap
memutuskan untuk melanggar
peraturan dengan merokok di
tempat umum.
Tetap melanggar peraturan
meskipun takut ditegur karena
tidak mampu mengendalikan
keinginan.
40. Terus yang di kelas ribut, lha wong saya suka ngomong ya
senang-senang saja.
DP merasa senang setelah
melanggar peraturan dengan ramai
di dalam kelas karena ia dapat
menyalurkan kesenangannya.
Senang setelaah melanggar
peraturan karena dapat
menyalurkan kesenangan.
41. Yang pipis di sembarang umum, lha wong saya kebelet
mbak..ya di pohon saja kan bisa.
DP tetap melanggar peraturan
dengan buang air kecil di sebarang
tempat karena ia terdesak oleh
Melanggar peraturan karena
terdesak oleh keadaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
keadaan.
Lalu apa yang anda rasakan setelah anda melakukan tiga hal tersebut?
42. Yang saya rasakan senang mbak. DP merasa senang setelah ia
melanggar peraturan dengan
merokok di tempat umum, ramai di
kelas, dan buang air kecil di
sembarang tempat.
Senang setelah melanggar
peraturan.
Senang ya. Lalu..
43. Merokok bisa, pipis di sembarang umum bisa ya toh, terus
ribut di kelas bisa ya saya senang.
DP merasa senang setelah ia
melanggar peraturan dengan
merokok di tempat umum, ramai di
kelas, dan buang air kecil di
sembarang tempat.
Senang setelah melanggar
peraturan.
Lalu yang terlintas di pikiran anda setelah itu?
44. Pikirannya walaupun senang malah, “duh piye yang
ngerokok di tempat umum kalau ada cctv kan ada peraturan
dilarang merokok di tempat umum. Saya ketangkap nah
nanti panjang ceritanya”. Terus kalau yang ngobrol di
kelas itu nanti senang juga, tapi ada pikiran “wah piye ini
nanti kalau ketahuan, nanti dosennya marah, nanti dinilai
dapat E atau F malahan”.
DP meskipun merasa senang
setelah melanggar peraturan tetapi
ia tetap mengkawatirkan dampak
negatif yang akan ia dapat atas
pelanggaran yang telah ia lakukan
sebelumnya.
Merasa senang sekaligus kawatir
akan dampak negatif tindakan
yang didapat setelah melanggar
peraturan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
45. Lalu yang pipis di tempat umum, kadang takut mbak.
Karena di lain sisi saya senang karena saya tidak kebelet
pipis lagi. Saya takut semisal saya pipis di pohon. Lha ya
nek ora ono penunggune di pohon, kalau ada kan ndak bisa
pulang saya.
DP messkipun merasa senang
karena telah memenuhi kebutuhan
buang air kecil tetapi ia juga merasa
takut karena beranggapan akan
adanya makhluk halus yang akan
menghukum dirinya jika ia
membuang air kecil di sembarang
tempat.
Senang sekaligus merasa takut
karena akan mendapat hukuman
dari makhluk halus setelah
melanggar peraturan.
Bisa anda ceritakan lebih lanjut mengenai hal itu, karena sepertinya sangat menarik?
46. Karena saya tinggal di desa. Dan untuk mistis itu masih
menempel. Jadi semisal banyak orang yang ngomong “Le
kalo pipis jangan di pohon, nanti itu lhoh penunggunya
marah.” Penunggunya itu setan.
DP memiliki keyakinan bahwa ia
akan mendapatkan hukuman dari
makhluk halus jika ia melanggar
peraturan yang berlaku di tempat
tinggalnya dengan membuang air
kecil di sembarang tempat.
Yakin akan mendapat hukuman
dari makhluk halus jika
melanggar peraturan yang
berlaku di lingkungan sekitar.
Oh seperti itu. Ada cerita atau kejadian yang seperti itu mas?
47. Nggak ada. Kan mitos saja itu mbak. Cuman ditakut-takuti
sama tetangga atau orang lain kan biar nggak pipis di
pohon mungkin.
DP beranggapan bahwa makhluk
halus yang menghukum individu
karena melanggar peraturan hanya
merupakan mitos yang berkembang
di lingkungan masyarakat tempat ia
Adanya makhluk halus yang
menghukum jika melanggar
peraturan hanyalah mitos yang
berkembang di masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
tingggal.
Lalu selama kurang lebih tiga bulan ini, dapatkah anda menyebutkan tiga hal yang menurut anda sebenarnya tidak baik untuk anda lakukan
tetapi tetap anda lakukan?
48. Menerobos lalulintas, lalu tidak bawa SIM dan STNK,
lalu..mungkin itu mbak.
DP melanggar peraturan lalulintas
dengan menerobos lampu lalulintas,
tidak membawa SIM dan STNK.
Melanggar peraturan.
Apa nih yang anda rasakan sebelum anda memutuskan untuk melakukan dua hal tersebut?
49. Ya berdebar-debar tapi tetap saya lakukan. Saya
menerobos lampu merah terus saya ndak mbawa SIM,
nanti kalau dikejar polisi lalu ketangkap harus bayar lima
puluh ribu. Kalau ndak bawa STNK mungkin seratus lima
puluh ribu.
DP merasa jantung berdebar-debar
sebelum memutuskan untuk
melanggar peraaturan karena
memikirkan dampak negatif yang
akan ia terima jika melanggar
peraturan.
Jantung berdebar-debar sebelum
melanggar peraturan karena
memikirkan dampak negatif
tindakan.
Lalu setelah anda memutuskan melakukan dua hal tersebut, apa yang anda rassakan?
50. Yang saya rasakan itu takut. Karena jika kedua hal itu saya
lakukan, nanti saya kehilangan uang. Bukan takut sama
polisinya, tapi takut karena ketilang karena kan saya
melanggar.
DP meraasa takut setelah
memutuskan untuk melanggar
peraturan lalulintas karena ia akan
mendapatkan sanksi denda atas
tindak pelanggaran lalulintas.
Takut setelah melanggar
peraturan karena akan mendapat
sanksi.
Lalu apa yang terlintas di pikiran anda?
51. Yang terlintas awalnya “nggak menerobos po yo?”. Tapi DP sebenarnya berkeinginan untuk Tetap melanggar meskipun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
akhirnya tetep menerobos. Lalu “mbawa SIM sama STNK
po yo biar nggak ketangkep?” tapi, “halah cuman deket
kok” Tapi melewati lampu merah dan banyak pos polisi.
Menyepelekan.
mematuhi peraturan lalulintas
dengan tidak menerobos lampu
lalulintas, tetapi ia tetap melanggar
karena meremehkan tindak
pelanggaran tersebut.
muncul keinginan mematuhi
peraturan karena meremehkan
tindak pelanggaran tersebut.
Ok. Selama kurang lebih tiga bulan ini ya. Bisakah andamenyebutkan tiga hal atau tiga tindakan yang menurut anda sepantasnya anda lakukan,
tetapi tidak anda lakukan?
52. Belajar giat, terus ngerjain skripsi dengan sungguh-
sungguh, lalu tidak bertindak anarki di kelas.
DP tidak mematuhi aturan sosial
yang tidak tertulis dengaan belajar
giat, mengerjakan skripsi dengan
sungguh-sungguh, dan tidak anarki
di kelas.
Tidak mematuhi aturan sosial
yang tidak tertulis.
Iya. Lalu perasaan atau emosi apa yang muncul?
53. Emosi yang meuncul itu lemes mbak. Jadi kecewa kenapa
saya nggak melakukan itu semua? Kecewanya itu di akhir
mbak. Menyesal. Kenapa saya nggak ngerjain skripsi giat
di kampus, tidak anarki juga. Lha saya kecewa itu mbak
karena hasilnya di akhir.
DP merasa lemas, kecewa dan
menyesal setelah pada akhirnya
memutuskan untuk tidak mematuhi
aturan sosial yang tidak tertulis
karena mendapatkan hasil yang
tidak diinginkan.
Merasa lemas, kecewa, dan
menyesal setelah melanggar
aturan sosial tidak tertulis karena
mendapatkan hasil yang tidak
diinginkan.
Lalu sebelum anda memutuskan untuk tidak melakukan hal tersebut, apa yang anda rasakan?
54. Kecewa mbak. Lha wong itu harusnya dilakukan tapi DP merasa kecewa setelah tidak Kecewa setelah melanggar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
kenapa saya nggak melakukannya dengan sungguh-
sungguh.
mematuhi aturan sosial yang tidak
tertulis karena memikirkan kembali
tindakan yang seharusnya ia
lakukan tetapi malah tidak ia
lakukan.
aturan sosial tidak tertulis karena
memikirkan lagi tindakan yang
telah dilakukan.
Sebelum anda memutuskan untuk tidak jadi melakukan dua hal tersebut, anda sudah merasa kecewa?
55. Kecewa saya. Lha wong saya pikir jelek dulu. Misalnya
tidak belajar giat, saya sudah tahu orang males kan sudah
tahu belakangnya kan mbak. Pasti kalau nggak belajar kan
nilainya jelek. Nah saya itu kecewa mbak.
DP telah terlebih dahulu merasa
kecewa bahkan sebelum melanggar
aturan sosial yang tidak tertulis
karena ia memikirkan dampak
neegatif yang pasti akan ia terima
jika ia melanggar aturan sosial yang
tidak tertulis dengan tidak belajar
giat, tidak anarki di kelas, dan tidak
mengerjakan skripsi dengan
sungguh-sungguh.
Kecewa sebelum melanggar
aturan tidak tertulis karena
memikirkan dampak negatif
tindakan yang pasti akan
diterima.
Jadi sebelum anda memutuskan untuk tidak belajar dan tidak anarki, anda merasa kecewa terlebih dahulu ya mas?
56. Iya DP telah terlebih dahulu merasa
kecewa bahkan sebelum melanggar
aturan sosial yang tidak tertulis
karena ia memikirkan dampak
Kecewa sebelum melanggar
aturan tidak tertulis karena
memikirkan dampak negatif
tindakan yang pasti akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
neegatif yang pasti akan ia terima
jika ia melanggar aturan sosial yang
tidak tertulis dengan tidak belajar
giat, tidak anarki di kelas, dan tidak
mengerjakan skripsi dengan
sungguh-sungguh.
diterima.
Dan setelah anda memutuskan untuk tidak belajar dan tidak anarki, anda merasa kecewa juga ya mas?
57. Iya. DP merasa kecewa setelah
melanggar aturan sosial yang tidak
tertulis dengan tidak belajar giat,
tidak anarki di kelas, dan tidak
mengerjakan skripsi dengan
sungguh-sungguh.
Kecewa setelah melanggar
aturan tidak tertulis.
Lalu selama tiga bulan ini kira-kira bisakah anda menyebutkan tiga hal atau tiga tindakan yang menurut anda sebenarnya baik untuk dilakukan,
tetapi tidak anda lakukan?
58. Membantu orang tua, berdoa rosario di lingkungan. Lalu...
itu dulu mbak.
DP tidak mematuhi norma yang
berlaku dengan tidak membantu
orang tua dan tidak melaksankan
ritual keagamaan.
Tidak mematuhi norma.
Ok. Jadi ada dua yaitu, membantu orang tua dan berdoa rosario di lingkungan. Nah, apa yang membuat anda merasa bahwa tindakan tersebut
sebaiknya anda lakukan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
59. Ya itu karena rosario, saya sebagai umat beragama katolik
harusnya rosario. Untuk orang tua, lha wong orang tua itu
capek, seharusnya ya saya membantu orang tua.
DP beranggapan sebaiknya
membantu orang tua dan
melaksanakan ritual keagamaan
karena tindakan tersebut
merupakan kewajiban yang harus
dilakukannya.
Sebaiknya dilakukan karena
merupakan kewajiban.
Lalu apa yang membuat anda merasa tidak melakukan hal tersebut?
60. Malas dan capek mbak. DP pada akhirnya tidak mematuhi
norma dengan tidak melaksanakan
ritual keagamaan dan tidak
membantu orang tua karena merasa
malas dan lelah.
Tidak mematuhi norma karena
rasa malas dan lelah.
Lalu perasaan apa yang anda alami sebelum anda memutuskan untuk tidak melakukan hal tersebut?
61. Perasaanya itu bingung. “Jadi saya lakukan apa enggak
ya? Wah capek.” Nah bingung itu lhoh mbak. Terus yang
membantu orang tua, itu bingungnya capek terus males.
DP pada akhirnya tidak mematuhi
norma dengan tidak melaksanakan
ritual keagamaan dan tidak
membantu orang tua karena merasa
malas dan lelah.
Tidak mematuhi norma karena
rasa malas dan lelah.
Oh. Nah lalu setelah anda akhirnya tidak melakukan kedua hal tersebut apa yang anda rasakan?
62. Yang saya rasakan menyesal. Karena misalnya membantu
orang tua, lha wong orang tua aja dari pagi sampai malam
DP pada akhirnya merasa menyesal
setelah melanggar norma karena ia
Menyesal setelah melanggar
norma karena tidak mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
bekerja keras kok saya kerjanya kuliah kok nggak bisa
membantu orang tua? Kalau dibandingkan itu orang tua
lebih capek daripada saya. Untuk rosario juga sama. Lha
wong temen-temen aja bisa rosario kenapa saya tidak bisa
toh temen-temen juga capek kuliah?
tidak mampu melaksanakan
kewajiban seperti orang-orang di
lingkungan sekitarnya yang telah
mampu melaksanakan kewajiban
tersebut.
melaksanakan kewajiban seperti
yang mampu dilakukan oleh
kelompok di lingkungan tempat
ia tinggal.
Jadi seperti itu ya. Nah kembali lagi mas. Sebelum anda melakukan hal tersebut, jadi sebelum anda tidak rosario. Sebelum anda memutuskan
untuk tidak Rosario, apa yang anda rasakan?
63. Yang saya rasakan bingung. Bingung karena melakukan
dua poin itu atau enggak, melaksanakan atau tidak.
DP sebelum membuat suatu
keputusan, pada akhirnya merasa
bingung untuk memilih keinginan
untuk melanggar norma dengan
keinginan untuk mematuhi norma.
Bingung memilih keinginan
untuk mematuhi norma atau
melanggar norma sebelum
memutuskan.
Nah setelah sekian banyak anda mengalami kehidupan dalam sehari- hari ya mas. Berdasarkan pengalaman anda sehari- hari yang anda alami
sehari- hari ini. Nah menurut anda, sebenarnya apa itu emosi atau perasaan, berdasarkan pengalaman anda sehari- hari?
64. Emosi atau perasaan? Emosi itu menurut saya perasaan
yang muncul yang di keluarkan. Jadi perasaan itu suatu
yang ada dipikiran kita. Emosi itu tindakan
DP berpendapat bahwa perasaan
merupakan sesuatu yang ada di
dalam pikiran kita dan jika
diungkapkan akan menjadi emosi.
Perasaan adalah sesuatu yang
ada di dalam pikiran dan akan
menjadi emosi jika diungkapkan.
Oh jadi perasaan itu ada di pikiran kita?
65. He’e, terus emosi itu yang melakukan. DP berpendapat bahwa perasaan
merupakan sesuatu yang ada di
Perasaan adalah sesuatu yang
ada di dalam pikiran dan akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
dalam pikiran kita dan jika
diungkapkan akan menjadi emosi.
menjadi emosi jika diungkapkan.
Bisa ceritakan lebih lanjut?
66. Jadi piye ya mbak? Angel le ngomong e. Emosi kuwi, ehm
perasaan itu tuh semisal kayak gelisah, perasaane gelisah.
DP berpendapat bahwa gelisah
merupakan contoh dari perasaan.
Gelisah adalah contoh perasaan.
67. Emosi itu marah- marah. DP berpendapat bahwa emosi
adalah marah.
Emosi adalah marah.
Oh seperti itu.
68. Karena gelisah sama karena takut, emosi itu hadir. DP berpendapat bahwa emosi juga
dapat muncul jika merasa takut dan
gelisah.
Emosi dapat muncul jika merasa
takut dan gelisah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
Lampiran 15. Contoh Meaning Unit
Subjek Trial
1. Tidak melaanggar standart sosial.
2. Tidak melanggar hukum karena merugikan orang lain.
3. Ingin melanggar hukum karena tunttutan pemenuhan kebutuhan pribadi.
4. Tidak melanggar hukum karena merugikan diri sendiri dan orang lain.
5. Tidak sepantasnya melanggar hukum dan norma karena merugikan orang lain.
6. Meskipun akan diuntungkan tetapi tetap tidak pantas dilakukan karena merugikan orang lain.
7. Ingin melanggar hukum untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak.
8. Tidak pantas melanggar norma karena dampak negatif tindakan dan menjadi perbincangan di lingkungan masyarakat.
9. Ingin melanggar norma karena ingin mendapatkan hasil atau manfaat secara instan.
10. Ingin melanggar norma setelah mendengar cerita dari teman.
11. Tidak melanggar hukum karena dianggap merugikan.
12. Jantung berdebar-debar sebelum memutuskan karena harus memilih antara keinginan dengan resiko tindakan.
13. Lega setelah tidak melanggar standart sosial.
14. Bersyukur karena tidak jadi melanggar standart sosial.
15. Tidak melanggar standart sosial.
16. Tidak melanggar standart sosial karena merugikan dan berdosa.
17. Gelisah dan tidak nyaman sebelum tidak melanggar standart sosial karena dampak negatif tindakan dan percaya adanya karma.
18. Mengulang pertanyaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
19. Sebelum memutuskan harus memilih berdasarkan dampak tindakan yang mungkin terjadi.
20. Lega setelah tidak melanggar standart sosial.
21. Pasrah setelah tidak melanggar standart sosial karena percaya akan berlakunya hukum karma.
22. Lega setelah tidak melanggar standart sosial karena tidak jadi menambah dosa.
23. Bersyukur setelah mengingat kembali tindakan yang dilakukan karena tidak jadi merugikan orang lain.
24. Mematuhi standart sosial.
25. Mematuhi aturan sosial tidak tertulis agar merasa nyaman dan mendapat penilaian positif dari lingkungan sekitar.
26. Melakukan karena berusaha mematuhi norma adat yang masih diunjung tinggi.
27. Senang dan bangga setelah mematuhi standart sosial karena dapat memunculkan perasaan saling nyaman antara pribadi maupun individu
lain.
28. Mematuhi standart sosial karena memikirkan dampak negatif tindakan dan respon negatif dari lingkungan sekitar.
29. Senang dan nyaman setelah melakukan.
30. Senang setelah mampu memenuhi tuntuttan norma adat yang dijunjung tinggi di lingkungan sekitar.
31. Mematuhi peraturan.
32. Mematuhi peraturan untuk menghindari dampak tindakan yang dianggap merugikan.
33. Takut akan dampak negatif tindakan sebelum mematuhi peraturan.
34. Senang setelah mematuhi peraturan.
35. Bimbang memilih antara mematuhi peraturan dengan melanggar peraturan karena keuntugan pribadi saat sebelum memutuskan.
36. Melanggar peraturan.
37. Tidak sepantasnya dilakukan karena tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.
38. Senang setelah melanggar peraturan karena mencari pembenaran atas tindakan dan terdesak keadaan.
39. Tetap melanggar peraturan meskipun takut ditegur karena tidak mampu mengendalikan keinginan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
40. Senang setelaah melanggar peraturan karena dapat menyalurkan kesenangan.
41. Melanggar peraturan karena terdesak oleh keadaan.
42. Senang setelah melanggar peraturan.
43. Senang setelah melanggar peraturan.
44. Merasa senang sekaligus kawatir akan dampak negatif tindakan yang didapat setelah melanggar peraturan.
45. Senang sekaligus merasa takut karena akan mendapat hukuman dari makhluk halus setelah melanggar peraturan.
46. Yakin akan mendapat hukuman dari makhluk halus jika melanggar peraturan yang berlaku di lingkungan sekitar.
47. Adanya makhluk halus yang menghukum jika melanggar peraturan hanyalah mitos yang berkembang di masyarakat.
48. Melanggar peraturan.
49. Jantung berdebar-debar sebelum melanggar peraturan karena memikirkan dampak negatif tindakan.
50. Takut setelah melanggar peraturan karena akan mendapat sanksi.
51. Tetap melanggar meskipun muncul keinginan mematuhi peraturan karena meremehkan tindak pelanggaran tersebut.
52. Tidak mematuhi aturan sosial yang tidak tertulis.
53. Merasa lemas, kecewa, dan menyesal setelah melanggar aturan sosial tidak tertulis karena mendapatkan hasil yang tidak diinginkan.
54. Kecewa setelah melanggar aturan sosial tidak tertulis karena memikirkan lagi tindakan yang telah dilakukan.
55. Kecewa sebelum melanggar aturan tidak tertulis karena memikirkan dampak negatif tindakan yang pasti akan diterima.
56. Kecewa sebelum melanggar aturan tidak tertulis karena memikirkan dampak negatif tindakan yang pasti akan diterima.
57. Kecewa setelah melanggar aturan tidak tertulis.
58. Tidak mematuhi norma.
59. Sebaiknya dilakukan karena merupakan kewajiban.
60. Tidak mematuhi norma karena rasa malas dan lelah.
61. Tidak mematuhi norma karena rasa malas dan lelah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
62. Menyesal setelah melanggar norma karena tidak mampu melaksanakan kewajiban seperti yang mampu dilakukan oleh kelompok di
lingkungan tempat ia tinggal.
63. Bingung memilih keinginan untuk mematuhi norma atau melanggar norma sebelum memutuskan.
64. Perasaan adalah sesuatu yang ada di dalam pikiran dan akan menjadi emosi jika diungkapkan.
65. Perasaan adalah sesuatu yang ada di dalam pikiran dan akan menjadi emosi jika diungkapkan.
66. Gelisah adalah contoh perasaan.
67. Emosi adalah marah.
68. Emosi dapat muncul jika merasa takut dan gelisah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
Lampiran 16. Contoh Meaning Unit Yang Tereliminasi
Subjek Trial
69. Tidak melaanggar standart sosial.
15. Tidak melanggar standart sosial.
18. Mengulang pertanyaan.
24. Mematuhi standart sosial.
31. Mematuhi peraturan.
36. Melanggar peraturan.
47. Adanya makhluk halus yang menghukum jika melanggar peraturan hanyalah mitos yang berkembang di masyarakat.
48. Melanggar peraturan.
52. Tidak mematuhi aturan sosial yang tidak tertulis.
58. Tidak mematuhi norma.
64. Perasaan adalah sesuatu yang ada di dalam pikiran dan akan menjadi emosi jika diungkapkan.
65. Perasaan adalah sesuatu yang ada di dalam pikiran dan akan menjadi emosi jika diungkapkan.
66. Gelisah adalah contoh perasaan.
67. Emosi adalah marah.
68. Emosi dapat muncul jika merasa takut dan gelisah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
Lampiran 17. Contoh Meaning Unit Yang Tidak Tereliminasi
Subjek Trial
2. Tidak melanggar hukum karena merugikan orang lain.
3. Ingin melanggar hukum karena tunttutan pemenuhan kebutuhan pribadi.
4. Tidak melanggar hukum karena merugikan diri sendiri dan orang lain.
5. Tidak sepantasnya melanggar hukum dan norma karena merugikan orang lain.
6. Meskipun akan diuntungkan tetapi tetap tidak pantas dilakukan karena merugikan orang lain.
7. Ingin melanggar hukum untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak.
8. Tidak pantas melanggar norma karena dampak negatif tindakan dan menjadi perbincangan di lingkungan masyarakat.
9. Ingin melanggar norma karena ingin mendapatkan hasil atau manfaat secara instan.
10. Ingin melanggar norma setelah mendengar cerita dari teman.
11. Tidak melanggar hukum karena dianggap merugikan.
12. Jantung berdebar-debar sebelum memutuskan karena harus memilih antara keinginan dengan resiko tindakan.
13. Lega setelah tidak melanggar standart sosial.
14. Bersyukur karena tidak jadi melanggar standart sosial.
16. Tidak melanggar standart sosial karena merugikan dan berdosa.
17. Gelisah dan tidak nyaman sebelum tidak melanggar standart sosial karena dampak negatif tindakan dan percaya adanya karma.
19. Sebelum memutuskan harus memilih berdasarkan dampak tindakan yang mungkin terjadi.
20. Lega setelah tidak melanggar standart sosial.
21. Pasrah setelah tidak melanggar standart sosial karena percaya akan berlakunya hukum karma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
22. Lega setelah tidak melanggar standart sosial karena tidak jadi menambah dosa.
23. Bersyukur setelah mengingat kembali tindakan yang dilakukan karena tidak jadi merugikan orang lain.
25. Mematuhi aturan sosial tidak tertulis agar merasa nyaman dan mendapat penilaian positif dari lingkungan sekitar.
26. Melakukan karena berusaha mematuhi norma adat yang masih diunjung tinggi.
27. Senang dan bangga setelah mematuhi standart sosial karena dapat memunculkan perasaan saling nyaman antara pribadi maupun individu
lain.
28. Mematuhi standart sosial karena memikirkan dampak negatif tindakan dan respon negatif dari lingkungan sekitar.
29. Senang dan nyaman setelah melakukan.
30. Senang setelah mampu memenuhi tuntuttan norma adat yang dijunjung tinggi di lingkungan sekitar.
32. Mematuhi peraturan untuk menghindari dampak tindakan yang dianggap merugikan.
33. Takut akan dampak negatif tindakan sebelum mematuhi peraturan.
34. Senang setelah mematuhi peraturan.
35. Bimbang memilih antara mematuhi peraturan dengan melanggar peraturan karena keuntugan pribadi saat sebelum memutuskan.
37. Tidak sepantasnya dilakukan karena tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.
38. Senang setelah melanggar peraturan karena mencari pembenaran atas tindakan dan terdesak keadaan.
39. Tetap melanggar peraturan meskipun takut ditegur karena tidak mampu mengendalikan keinginan.
40. Senang setelah melanggar peraturan karena dapat menyalurkan kesenangan.
41. Melanggar peraturan karena terdesak oleh keadaan.
42. Senang setelah melanggar peraturan.
43. Senang setelah melanggar peraturan.
44. Merasa senang sekaligus kawatir akan dampak negatif tindakan yang didapat setelah melanggar peraturan.
45. Senang sekaligus merasa takut karena akan mendapat hukuman dari makhluk halus setelah melanggar peraturan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
46. Yakin akan mendapat hukuman dari makhluk halus jika melanggar peraturan yang berlaku di lingkungan sekitar.
49. Jantung berdebar-debar sebelum melanggar peraturan karena memikirkan dampak negatif tindakan.
50. Takut setelah melanggar peraturan karena akan mendapat sanksi.
51. Tetap melanggar meskipun muncul keinginan mematuhi peraturan karena meremehkan tindak pelanggaran tersebut.
53. Merasa lemas, kecewa, dan menyesal setelah melanggar aturan sosial tidak tertulis karena mendapatkan hasil yang tidak diinginkan.
54. Kecewa setelah melanggar aturan sosial tidak tertulis karena memikirkan lagi tindakan yang telah dilakukan.
55. Kecewa sebelum melanggar aturan tidak tertulis karena memikirkan dampak negatif tindakan yang pasti akan diterima.
56. Kecewa sebelum melanggar aturan tidak tertulis karena memikirkan dampak negatif tindakan yang pasti akan diterima.
57. Kecewa setelah melanggar aturan tidak tertulis.
59. Sebaiknya dilakukan karena merupakan kewajiban.
60. Tidak mematuhi norma karena rasa malas dan lelah.
61. Tidak mematuhi norma karena rasa malas dan lelah.
62. Menyesal setelah melanggar norma karena tidak mampu melaksanakan kewajiban seperti yang mampu dilakukan oleh kelompok di
lingkungan tempat ia tinggal.
63. Bingung memilih keinginan untuk mematuhi norma atau melanggar norma sebelum memutuskan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
Lampiran 18. Contoh Kategorisasi Tema
Subjek Trial
1.Sebelum Bertindak
1.1 Kognitif
1.1.1 Perspektif Individu
Memikirkan dampak atas tindakan/keputusan:
a. Tidak melanggar hukum karena merugikan orang lain.(MU2)
b. Tidak melanggar hukum karena merugikan diri sendiri dan orang lain.(MU4)
c. Tidak sepantasnya melanggar hukum dan norma karena merugikan orang lain.(MU5)
d. Meskipun akan diuntungkan tetapi tetap tidak pantas dilakukan karena merugikan orang lain.(MU6)
e. Tidak pantas melanggar norma karena dampak negatif tindakan dan menjadi perbincangan di lingkungan
masyarakat.(MU8)
f. Tidak melanggar hukum karena dianggap merugikan.(MU11)
g. Tidak melanggar standart sosial karena merugikan dan berdosa.(MU16)
h. Sebelum memutuskan harus memilih berdasarkan dampak tindakan yang mungkin terjadi.(MU19)
i. Mematuhi standart sosial karena memikirkan dampak negatif tindakan dan respon negatif dari lingkungan sekitar.(MU28)
j. Mematuhi peraturan untuk menghindari dampak tindakan yang dianggap merugikan.(MU32)
k. Takut akan dampak negatif tindakan sebelum mematuhi peraturan.(MU33)
l. Jantung berdebar-debar sebelum melanggar peraturan karena memikirkan dampak negatif tindakan.(MU49)
m. Kecewa sebelum melanggar aturan tidak tertulis karena memikirkan dampak negatif tindakan yang pasti akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
diterima.(MU55)
n. Kecewa sebelum melanggar aturan tidak tertulis karena memikirkan dampak negatif tindakan yang pasti akan
diterima.(MU56)
Kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan pribadi:
a. Ingin melanggar hukum karena tunttutan pemenuhan kebutuhan pribadi.(MU3)
b. Ingin melanggar hukum untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak.(MU7)
c. Melanggar peraturan karena terdesak oleh keadaan.(MU41)
Kecenderungan karena terdesak oleh keadaan:
a. Ingin melanggar hukum untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak.(MU7)
b. Melanggar peraturan karena terdesak oleh keadaan.(MU41)
Kecenderungan untuk mencari hasil melalui jalan pintas:
a. Ingin melanggar norma karena ingin mendapatkan hasil atau manfaat secara instan.(MU9)
Cenderung bimbang memilih antara keinginan dengan kewajiban:
a. Jantung berdebar-debar sebelum memutuskan karena harus memilih antara keinginan dengan resiko tindakan.(MU12)
b. Bimbang memilih antara mematuhi peraturan dengan melanggar peraturan karena keuntugan pribadi saat sebelum
memutuskan.(MU35)
c. Bingung memilih keinginan untuk mematuhi norma atau melanggar norma sebelum memutuskan.(MU63)
Kecenderungan untuk percaya adanya karma:
a. Gelisah dan tidak nyaman sebelum tidak melanggar standart sosial karena dampak negatif tindakan dan percaya adanya
karma.(MU17)
Kecenderungan untuk mematuhi standart sosial:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
a. Melakukan karena berusaha mematuhi norma adat yang masih diunjung tinggi.(MU26)
b. Tidak sepantasnya dilakukan karena tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.(MU37)
Cenderung tidak mampu mengendlikan keinginan:
a. Tetap melanggar peraturan meskipun takut ditegur karena tidak mampu mengendalikan keinginan.(MU39)
Kecenderugan untuk meremehkan pelanggaran:
a. Tetap melanggar meskipun muncul keinginan mematuhi peraturan karena meremehkan tindak pelanggaran
tersebut.(MU51)
Kecenderungan berdasarkan kewajiban:
a. Sebaiknya dilakukan karena merupakan kewajiban.(MU59)
1.1.2 Religiusitas
Kecenderungan untuk menghindari perasaan berdosa:
a. Tidak melanggar standart sosial karena merugikan dan berdosa.(MU16)
1.1.3 Lingkungan Sekitar
Kecenderungan untuk memenuhi harapan kelompok:
a. Tidak pantas melanggar norma karena dampak negatif tindakan dan menjadi perbincangan di lingkungan
masyarakat.(MU8)
b. Mematuhi aturan sosial tidak tertulis agar merasa nyaman dan mendapat penilaian positif dari lingkungan sekitar.(MU25)
c. Mematuhi standart sosial karena memikirkan dampak negatif tindakan dan respon negatif dari lingkungan sekitar.(MU28)
Kecenderungan mendapat pengaruh teman:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
a. Ingin melanggar norma setelah mendengar cerita dari teman.(MU10)
1.1.4 Fisiologis
Kecenderungan jantung berdebar-debar:
a. Jantung berdebar-debar sebelum memutuskan karena harus memilih antara keinginan dengan resiko tindakan.(MU12)
b. Jantung berdebar-debar sebelum melanggar peraturan karena memikirkan dampak negatif tindakan.(MU49)
Cenderung lelah:
a. Tidak mematuhi norma karena rasa malas dan lelah.(MU60)
b. Tidak mematuhi norma karena rasa malas dan lelah.(MU61)
1.2 Emosi
1.2.1 Emosi Positif
Kecenderungan untuk merasa nyaman:
a. Mematuhi aturan sosial tidak tertulis agar merasa nyaman dan mendapat penilaian positif dari lingkungan sekitar.(MU25)
1.2.2 Emosi Negatif
Kecenderungan untuk merasa gelisah dan tidak nyaman:
a. Gelisah dan tidak nyaman sebelum tidak melanggar standart sosial karena dampak negatif tindakan dan percaya adanya
karma.(MU17)
Kecenderungan untuk merasa takut:
a. Takut akan dampak negatif tindakan sebelum mematuhi peraturan.(MU33)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
b. Tetap melanggar peraturan meskipun takut ditegur karena tidak mampu mengendalikan keinginan.(MU39)
Kecenderungan untuk merasa kecewa:
a. Kecewa sebelum melanggar aturan tidak tertulis karena memikirkan dampak negatif tindakan yang pasti akan
diterima.(MU55)
b. Kecewa sebelum melanggar aturan tidak tertulis karena memikirkan dampak negatif tindakan yang pasti akan
diterima.(MU56)
Cenderung merasa malas:
a. Tidak mematuhi norma karena rasa malas dan lelah.(MU60)
b. Tidak mematuhi norma karena rasa malas dan lelah.(MU61)
2 Setelah Bertindak
2.1 Kognitif
2.1.1 Perspektif Individu
Kecenderungan untuk percaya adanya karma:
a. Pasrah setelah tidak melanggar standart sosial karena percaya akan berlakunya hukum karma.(MU21)
Kecenderungan untuk memikirkan kembali tindakan/keputusan yang telah diambil:
a. Bersyukur setelah mengingat kembali tindakan yang dilakukan karena tidak jadi merugikan orang lain.(MU23)
b. Kecewa setelah melanggar aturan sosial tidak tertulis karena memikirkan lagi tindakan yang telah dilakukan.(MU54)
Kecenderungan untuk mencari pembenaran atas tindakan:
a. Senang setelah melanggar peraturan karena mencari pembenaran atas tindakan dan terdesak keadaan.(MU38)
b. Senang setelah melanggar peraturan karena dapat menyalurkan kesenangan.(MU40)
Kecenderungan memikirkan dampak atas tindakan/keputusan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
a. Merasa senang sekaligus kawatir akan dampak negatif tindakan yang didapat setelah melanggar peraturan.(MU44)
b. Takut setelah melanggar peraturan karena akan mendapat sanksi.(MU50)
c. Merasa lemas, kecewa, dan menyesal setelah melanggar aturan sosial tidak tertulis karena mendapatkan hasil yang tidak
diinginkan.(MU53)
Cenderung memikirkan ketidakmampuan dalam melaksanakan kewajiban:
a. Menyesal setelah melanggar norma karena tidak mampu melaksanakan kewajiban seperti yang mampu dilakukan oleh
kelompok di lingkungan tempat ia tinggal.(MU62)
2.1.2 Religiusitas
Kecenderungan menghindari tindakan yang dianggap berdosa:
a. Lega setelah tidak melanggar standart sosial karena tidak jadi menambah dosa.(MU22)
2.1.3 Lingkungan Sekitar
Kecenderungan untuk menjaga keharmonisan di lingkungan masyarakat:
a. Senang dan bangga setelah mematuhi standart sosial karena dapat memunculkan perasaan saling nyaman antara pribadi
maupun individu lain.(MU27)
Cenderung yakin akan mendapatkan hukuman dari makhluk halus:
a. Senang sekaligus merasa takut karena akan mendapat hukuman dari makhluk halus setelah melanggar peraturan.(MU45)
b. Yakin akan mendapat hukuman dari makhluk halus jika melanggar peraturan yang berlaku di lingkungan sekitar.(MU46)
Cenderung tidak ingin tertinggal dari kelompok:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
a. Menyesal setelah melanggar norma karena tidak mampu melaksanakan kewajiban seperti yang mampu dilakukan oleh
kelompok di lingkungan tempat ia tinggal.(MU62)
2.1.4 Fisiologis
Cenderung lelah:
a. Merasa lemas, kecewa, dan menyesal setelah melanggar aturan sosial tidak tertulis karena mendapatkan hasil yang tidak
diinginkan.(MU53)
2.2 Emosi
2.2.1 Emosi Positif
Cenderung merasa lega:
a. Lega setelah tidak melanggar standart sosial.(MU13)
b. Lega setelah tidak melanggar standart sosial.(MU20)
c. Lega setelah tidak melanggar standart sosial karena tidak jadi menambah dosa.(MU22)
Cenderung merasa bersyukur:
a. Bersyukur karena tidak jadi melanggar standart sosial.(MU14)
b. Bersyukur setelah mengingat kembali tindakan yang dilakukan karena tidak jadi merugikan orang lain.(MU23)
Cenderung merasa pasrah:
a. Pasrah setelah tidak melanggar standart sosial karena percaya akan berlakunya hukum karma.(MU21)
Merasa senang:
a. Senang dan bangga setelah mematuhi standart sosial karena dapat memunculkan perasaan saling nyaman antara pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
maupun individu lain.(MU27)
b. Senang dan nyaman setelah melakukan.(MU29)
c. Senang setelah mampu memenuhi tuntuttan norma adat yang dijunjung tinggi di lingkungan sekitar.(MU30)
d. Senang setelah mematuhi peraturan.(MU34)
e. Senang setelah melanggar peraturan karena mencari pembenaran atas tindakan dan terdesak keadaan.(MU38)
f. Senang setelah melanggar peraturan karena dapat menyalurkan kesenangan.(MU40)
g. Senang setelah melanggar peraturan.(MU42)
h. Senang setelah melanggar peraturan.(MU43)
i. Merasa senang sekaligus kawatir akan dampak negatif tindakan yang didapat setelah melanggar peraturan.(MU44)
j. Senang sekaligus merasa takut karena akan mendapat hukuman dari makhluk halus setelah melanggar peraturan.(MU45)
Cenderung merasa bangga:
a. Senang dan bangga setelah mematuhi standart sosial karena dapat memunculkan perasaan saling nyaman antara pribadi
maupun individu lain.(MU27)
Cenderung merasa nyaman:
a. Senang dan nyaman setelah melakukan.(MU29)
2.2.2 Emosi Negatif
Cenderung merasa khawatir:
a. Merasa senang sekaligus kawatir akan dampak negatif tindakan yang didapat setelah melanggar peraturan.(MU44)
Kecenderungan untuk merasa takut:
a. Senang sekaligus merasa takut karena akan mendapat hukuman dari makhluk halus setelah melanggar peraturan.(MU45)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
b. Takut setelah melanggar peraturan karena akan mendapat sanksi.(MU50)
Cenderung merasa kecewa:
a. Merasa lemas, kecewa, dan menyesal setelah melanggar aturan sosial tidak tertulis karena mendapatkan hasil yang tidak
diinginkan.(MU53)
b. Kecewa setelah melanggar aturan sosial tidak tertulis karena memikirkan lagi tindakan yang telah dilakukan.(MU54)
c. Kecewa setelah melanggar aturan tidak tertulis.(MU57)
Cenderung merasa menyesal:
a. Menyesal setelah melanggar norma karena tidak mampu melaksanakan kewajiban seperti yang mampu dilakukan oleh
kelompok di lingkungan tempat ia tinggal.(MU62)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
Lampiran 19. Contoh Verbatim Wawancara
Subjek Satu
Meaning
Unit Data Interpretasi Transformasi
Nah aku meminta kamu untuk menyebutkan kurang lebih selama kurun waktu tiga bulan ini. Tiga hal atau tiga tindakan yang menurut
kamu tidak sepantasnya kamu lakukan dan memang benar kamu tidak melakukan hal itu?
1. Nyolong kali mbak. Mukulin orang.
Seingetku sih cuman itu mbak.
N tidak mencuri dan tidak memukuli
orang lain.
Tidak melakukan pelanggaran
hukum.
Nah apa yang membuat kamu merasa kedua hal itu merupakan tindakan yang nggak pantes untuk dilakuin?
2. Ya nggak pantes aja kalau mukulin orang
itu gimana yah? Ya masak ya pantes
mukulin orang. Kalau nyolong kita ngambil
barang yang bukan hak kita. Itu kan nggak
pantes. Kalau mukulin orang kan itu ada
undang-undangnya. Mukulin orang tanpa
sebab, terus hanya karena bantuin temen
kita. Itu kan menurutku sih ndak pantes.
N beranggapan bahwa memukuli orang
lain dan mencuri merupakan tindakan
yang tidak sepantasnya dilakukan karena
mengambil barang yang bukan menjadi
haknya dan melanggar undang-undang.
Tidak pantas dilakukan karena
melanggar undang-undang.
Ok. Lalu sebelum kamu memutuskan tidak melakukan itu apa yang kamu rasakan?
3. Antara kalau untuk yang nyolong itu
memang nggak sampek kepikiran. Cuman
N tidak mempunyai pikiran dan keinginan
untuk melakukan pelanggaran hukum
Tidak melanggar hukum
karena dampak negatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
memang nggak pengen ngelakuin terus ya
cuman mikir lagi. Kan misalnya kita
nyolong terus ketauan. Terus ya gak baik
aja istilahnya kayak gitu.
dengan mencuri karena ia beranggapan
bahwa mencuri merupakan tindakan yang
dapat membawa dampak yang tidak baik.
tindakan.
Lalu apa yang kamu rasakan ?
4. Yang aku rasain ya, bingung kali mbak. Ya
nggak pengen ngelakuin aja.
N sebelum membuat keputusan
mengalami kebingungan dan tidak
mempunyai keinginan untuk melakukan
pelanggaran hukum dengan mencuri.
Sebelum memutuskan tidak
berkeinginan melanggar
hukum dan bingung.
Kalau digambarkan seperti apa?
5. Simpelnya gini mbak. Kita butuh uang, terus
kita punya kesempatan buat ngambil milik
orang lain. Tapi sebelum ngambil milik
orang lain itu, kita mikirnya gini “ah itu
temenku. Nanti kalau nyolong kalau ketauan
akibatnya gini”. Ya gambarannya kayak
gitu.
Sebelum membuat keputusan, N
berpikiran mengenai dampak negatif
tindakan yang akan ia alami jika ia
melakukan tindakan yang melanggar
hukum dengan mencuri.
Memikirkan dampak negatif
tindakan sebelum memutuskan
untuk tidak melanggar hukum.
6. Ya antara takut sama bingung aja gitu
mbak.
N merasa takut dan bingung sebelum ia
akhirnya membuat keputusan untuk tidak
melanggar hukum dengan mencuri.
Takut dan bingung sebelum
memutuskan untuk tidak
melanggar hukum.
Nah setelah memutuskan untuk tidak melakukan, apa yang kamu rasakan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
7. Seneng sih. Soalnya andaikan aku tadi
nggak ngelakuin itu. Gak bakalan kayak
gini. Syukurlah maksdunya. Kayak, yaudah.
Gitu mbak.
N merasa senang dan bersyukur setelah ia
memutuskan untuk tidak melanggar
hukum dengan mencuri, karena ia
berpendapat bahwa jika melanggar
hukum maka ia tidak akan mengalami
keadaan yang dapat ia syukuri saat ini.
Senang dan bersyukur setelah
tidak melanggar hukum karena
dapat mengalami keadaan yang
disyukuri saat ini.
Ok. Ada hal lain selain dua hal itu ?
8. Enggak mbak. N tidak mempunyai contoh pengalaman
lain mengenai tindakan yang tidak
sepantasnya dilakukan dan memang tidak
ia lakukan.
Tidak ada contoh pengalaman
lain.
Sekarang tiga hal atau tiga tindakan yang tidak sebaiknya kamu lakukan dan kamu memang tidak melakukan hal itu ?
9. Eh bolos kuliah. Terus bohongin temen. Itu
aja mbak.
N tidak membolos saat kuliah dan tidak
berbohong kepada teman.
Tidak melanggar norma dan
peraturan.
Apa yang membuat kamu merasa bahwa dua hal itu merupakan tindakan yang tidak sebaiknya kamu lakukan ?
10. Kalau bolos kuliah itu ya memang kita kan
kesini buat belajar. Orang tua udah capek
buat bayar kuliah. Tau-tau kita bisanya
cuman bolos kan.
N beranggapan bahwa tindakan yang
melanggar peraturan dengan membolos
ketika kuliah merupakan tindakan yang
tidak sebaiknya dilakukan karena melihat
pengorbanan orang tua dan menyadari
kewajibannya sebagai seorang mahasiswa
Tidak melanggar peraturan
karena pengorbanan orang tua
dan mempertahankan
representasi diri ideal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
yang selalu belajar.
11. Pernah sih pernah bolos waktu semester
satu atau dua. Tapi ya mulai sekarang
ngerasanya buat apa gitu? Toh juga kan
udah bayar, masak disia-siakan.
N tidak lagi melakukan pelanggaran
peraturan dengan membolos setelah
menyadari bahwa tindakan yang selama
ini ia lakukan tidak memiliki manfaat.
Tidak lagi melanggar peraturan
karena dianggap tidak
bermanfaat.
12. Kalau bohong sama temen itu, sebenernya
lebih ke ini ya. Kadang temen minta
bantuan itu kan kadang lagi malas-
malasnya. Ada urusan lain, ya cuman
bilang aja “aduh aku lagi sibuk” padahal
enggak. Di kos lagi tidur. Cuman kan tetep
nggak baik juga sih.
N terkadang melanggar norma dengan
berbohong kepada teman yang meminta
bantuannya karena ia merasa malas untuk
membantu meskipun ia sadar bahwa
tindakan tersebut tidak sebaiknya ia
lakukan.
Meskipun menyadari standart
norma tetapi tetap melanggar
norma karena rasa malas.
Apa nih yang membuat nggak baik menurut kamu ?
13. Ya kan, misalnya temen sendiri minta
bantuan gitu. Cuman kita bilangnya lagi
sibuk, padahal cuman malas-malasan di
kos. Seharusnya kan nggak boleh gitu kan
mbak.
N beranggapan bahwa tindakan
berbohong merupakan tindakan yang
tidak sebaiknya dilakukan karena ia
menyadari bahwa ia seharusnya tidak
diperbolehkan untuk berbohong kepada
teman yang sedang membutuhkan
pertolongan darinya.
Penilaian tindakan berdasarkan
nilai dari standart norma yang
berlaku tentang relasi
interpersonal.
Lanjut, apa yang kamu rasakan sebelum memutuskan untuk tidak melakukan kedua hal itu ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
14. Ya itu kadang mikir lagi karena orang tua tu
kasian, capek buat kuliah. Ya masak disia-
siain. Rasanya kasian sama orang tua.
N merasa tidak tega karena mengetahui
pengorbanan dan jerih payah yang
dilakukan orang tua kepadanya sebelum
pada akhirnya ia membuat keputusan
untuk tidak melanggar peraturan dengan
membolos.
Mengingat pengorbanan orang
tua dan rasa tidak tega sebelum
tidak melanggar peraturan.
15. Terus ngerasa istilahnya ngatain diri sendiri
tuh bodoh.
Sebelum memutuskan untuk tidak
melanggar peraturan dengan membolos,
muncul perasaan inferior dalam diri N
dengan menyebut dirinya sendiri sebagai
orang yang bodoh.
Rasa inferior sebelum tidak
melanggar peraturan.
16. Tapi kalau untuk yang bohongin temen
enggak ngerasain apa ya.. Rasanya tuh
yaudah lah biarin aja. Kalau bohong ya
udah.
N mengalami keadaan dimana ia tidak
peduli dan tidak ada emosi yang muncul
dalam dirinya baik saat ia sebelum
maupun setelah melanggar norma dengan
berbohong kepada teman yang sedang
membutuhkan bantuannya.
Tidak peduli dan tidak ada
emosi yang muncul sebelum
maupun setelah melanggar
norma pada teman.
Yaudah, kalau digambarin gimana ?
17. Dibilang nyesel juga enggak, dibilang
seneng juga enggak. Ya rasanya biasa aja.
N merasa tidak ada emosi yang muncul
ketika ia melanggar norma dengan
berbohong pada temannya yang sedang
Tidak ada emosi yang muncul
jika melanggar norma pada
teman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
membutuhkan bantuan.
Setelah memutuskan untuk tidak melakukan itu, ada yang terlintas nggak ?
18. Yang terlintas. Kalau kuliah tadi mikirnya
tetep ke orang tua. Mikirnya tetep ke
keluarga. Kalau nggak lulus-lulus lima
tahun, enam tahun gitu, adikku gimana?
Orang tuaku gimana. Masak ya dikuliahin
tapi cuman bolos. Cuman gitu aja sih.
N tetap memikirkan keadaan orang tua
dan adikknya setelah ia pada akhirnya
memutuskan untuk tidak melanggar
peraturan dengan tidak membolos.
Tetap memikirkan keluarga
setelah tidak melanggar
peraturan.
Menarik yah. Apa yang membuatmu pertama yang terlintas adalah orang tua ?
19. Kalau aku sih dari kecil deket ke mamah. N mempunyai kelekatan yang lebih pada
sosok ibu lebih dari anggota keluarganya
yang lain sejak ia masih kecil.
Punya kelekatan pada ibu.
20. Kalau memang dari kecil sih aku
ngerasanya kakakku yang dibiayain, tapi
ternyata enggak. Ibuku pernah cerita yang
bikin aku pernah pengen nangis itu “nanti
hari tua ibu di sampingmu yah nak”. Itu
yang membuat gimana gitu.
N beranggapan bahwa kakaknya lebih
diperhatikan bila dibandingkan dirinya,
meskipun pada akhirnya ia menyadari
bahwa anggapannya tersebut keliru.
Pernah menganggap adanya
persaingan antar saudara.
21. Aku tuh pokoknya kalau nyakitin hati ibu
rasanya nyesel banget. Itu yang buat aku
nyesel kalau kuliah kayak gitu.
N merasa sangat menyesal jika ia
menyakiti hati ibu jika ia melanggar
peraturan dengan membolos kuliah.
Sangat menyesal pada sosok
ibu jika melanggar peraturan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
22. Nggak pengen nyakitin, tapi cuman kadang
rasa emosi yang terpaksa mbuat kayak gitu.
Itu yang buat aku kasian ibuk, kasian orang
tua gitu. Ibu yang malah sering telpon,
kalau bapak jarang.
N sebenarnya tidak ingin menyakiti
perasaan orang tua, tetapi terkadang
ketidakmampuan dalam mengendalikan
emosi yang muncul di dalam dirinya
membuat ia terpaksa melakukan tindakan
yang bertolak belakang dengan
keinginannya tersebut.
Tidak ingin menyakiti orang
tua tetapi terkadang terpaksa
berbuat sebaliknya karena
tidak mampu mengendalikan
emosi.
Setelah memutuskan untuk tidak jadi melakukan itu apa yang kamu rasakan ?
23. Seneng. Terus mikirnya gimana yah.. Ya
seneng aja mbak.
N merasa senang setelah ia pada akhirnya
memutuskan untuk tidak melanggar
peraturan dengan tidak membolos kuliah.
Senang setelah tidak
melanggar peraturan.
24. Ah aku udah ngelakuin pasti ibuk seneng
kalau misalnya dulu aku “cabut” sekarang
aku nggak lagi. Sekarang aku serius.
N membayangkan bahwa ibunya pasti
akan merasa senang jika ia tidak lagi
melanggar peraturan seperi sebelumnya
dengan sekarang tidak lagi membolos
kuliah.
Membayangkan rasa senang
ibu karena telah tidak
melanggar peraturan.
Senengnya lebih kamu tujukan ke siapa?
25. Diri sendiri. N merasa senang kepada dirinya sendiri
karena ia telah memutuskan untuk tidak
melanggar peraturan dengan tidak
membolos kuliah.
Senang pada diri sendiri
setelah tidak melanggar
peraturan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
Lanjut. Selama kurun waktu tiga bulan ini. Bisakah kamu menyebutkan tiga hal atau tiga tindakan yang sepantasnya kamu lakukan
dan memang kamu lakukan ?
26. Apa ya.. Mungkin perhatiin pacar. Terus
aku punya kakak. Kalau misalnya dia
ngasih tau, aku jawabnya iya gitu. Nurut
dan menghormatin kakak. Terus nggak ada
kayaknya mbak.
N mematuhi norma sosial yang berlaku
dengan menaati dan menghormati kakak
serta memberikan perhatian kepada pacar.
Mematuhi norma sosial yang
berlaku.
Ok. Lalu apa yang membuatmu merasa sepantasnya melakukan itu ?
27. Kalau yang untuk pacar ya memang harus.
Namanya juga pacar ya pasti ngasih
perhatian lebih. Kalau misalnya kita ngasih
perhatian yang sama seperti orang lain apa
bedanya.
N memunyai anggapan bahwa ia
seharusnya memang memberikan
perhatian yang lebih kepada pacarnya bila
dibandingkan dengan perhatian yang
diberikan kepada teman berdasarkan
norma sosial yang berlaku di masyarakat,
bahwa ada pembedaan dalam
memperlakukan teman dengan teman
dekat atau pacar.
Melakukan karena mematuhi
norma sosial yang mengatur
relasi interpersonal di
masyarakat.
Kalau menghormati kakak ?
28. Kalau kakak itu, ya karena memang dia
lebih tua dan dari kecil barengan. Terus dari
kecil memang dia yang bimbing. Kadang
N berpendapat bahwa menghormati kakak
sepantasnya dilakukan karena ia
menganggap bahwa kakak merupakan
Melakukan karena mematuhi
norma sosial yang mengatur
peran dalam keluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
ngelakuin sesuatu bareng-bareng. Ngasih
tau yang bener kayak gini kayak gini. Apa
yang dibilang itu baik dan patut buat
dilakuin.
sosok yang lebih tua bila dibandingkan
dirinya sehingga demi kebaikan dirinya
harus mematuhi nasihat yang diberikan
oleh soso seorang kakak.
Apa yang kamu rasain sebelum kamu memutuskan untuk menghormati kakak dan memperhatikan pacarmu ?
29. Yang aku rasain ya kalau memperhatiin
pacar. Kalau aku sih biasa aja karena
menurutku itu hal yang wajar sih.
N merasa tidak ada emosi yang muncul
sebelum ia membuat keputusan untuk
lebih memberikan perhatian kepada pacar
bila dibandingkan dengan teman karena ia
menganggap hal tersebut merupakan
tindakan yang telah sewajarnya
dilakukan.
Tidak ada emosi yang muncul
sebelum melakukan karena
dianggap sebagai bentuk
kewajaran.
30. Kalau yang untuk kakak ya sama. Ya
memang kadang kepaksa, kadang kalo
misalnya ngasih tau yang baik, tapi kadang
biasanya bertentangan dengan apa yang kita
inginni. Kadang ngeiyain kata-katanya
kakak terpaksa. Kadang yaudah lah gitu.
N merasa terpaksa sebelum memutuskan
untuk mematuhi norma yang mengatur
peran dalam keluarga dengan menaati
nasihat yang diberikan kakaknya karena
bertentangan dengan keinginan pribadi.
Terpaksa sebelum mematuhi
norma yang mengatur peran
dalam keluarga karena
bertentangan dengan keinginan
pribadi.
Lalu meski kepaksa tapi tetep kamu lakuin atau nurut. Nah setelah nurut apa yang kamu rasakan?
31. Kadang kalau misalnya udah kejadian
seperti yang nggak kita mau dan karena dia
N terkadang merasa marah dan
mengalami suasana hati yang buruk
Rasa marah dan suasana hati
yang buruk setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
yang sarankan kan kita kadang marah,
nggak suka, bad mood. Kadang kalo sama
abang gitu.
ketika ia mendapatkan hasil yang tidak
diinginkan karena telah mematuhi nasihat
yang diberikan oleh kakak kepadanya.
mendapatkan hasil yang tidak
sesuai karena mematuhi norma
yang mengatur peran dalam
keluarga.
32. Kalau sama pacar kadang itu yaudah. Ya
biasa aja sih.
N mengalami keadaan dimana tidak ada
emosi yang muncul setelah ia mematuhi
norma yang mengatur relasi interpersonal
di masyarakat dengan memberikan
perhatian yang lebih kepada pacar bila
dibandingkan dengan temannya.
Tidak ada emosi yang muncul
setelah mematuhi norma yang
mengatur relasi interpersonal
di masyarakat.
Kalau misalnya nggak sesuai kan kamu merasa marah dan kalau sama pacar biasa aja. Nah kalau biasa saja, berarti tidak ada
perbedaan saat sebelum kamu ngelakuin dan setelah memutuskan itu sama aja?
33. Iya sama aja. N merasa tidak ada emosi yang muncul
sebelum dan sesudah memutuskan untuk
mematuhi norma yang mengatur relasi
interpersonal di masyarakat dengan
memberikan perhatian yang lebih kepada
pacar bila dibandingkan dengaan teman.
Tidak ada emosi yang muncul
sebelum dan sesudah menaati
norma yang mengatur relasi
interpersonal.
Jadi yang ada bedanya itu yang sama kakak aja yah ?
34. Iya. N berpendapat bahwa ia mengalami suatu
pengalaman yang berbeda saat sebelum
Mengalami pengalaman yang
berbeda saat sebelum dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
dan setelah membuat keputusan untuk
mematuhi norma yang mengatur peran
dalam keluarga dengan menaati nasihat
yang diberikan oleh kakak.
setelah mematuhi norma yang
mengatur peran dalam
keluarga.
Nah aku penasaran nih. Kalau misalnya marah biasanya apa yang kamu lakukan ?
35. Kalau aku tipe orang yang mendem sih
mbak. Kalau misalnya dibuat marah, aku
tuh sebisa mungkin coba buat ngluarin
marah itu, emosiku tuh sebisa mungkin
nggak usah. Aku kalau lebih memilih diem
dan nggak mau diganggu, udah.
N menganggap bahwa dirinya merupakan
tipikal orang yang memendam perasaan
sehingga ia berusaha untuk tidak
mengekspresikan kepada orang lain apa
yang ia sedang rasakan.
Mempertahankan representasi
diri aktual dengan berusaha
tidak mengeskpresikan emosi
yang dialami.
Nah habis marah kan nanti kamu balik lagi ke awal. Nah itu prosesnya gimana ?
36. Kalau aku itu kalau misalnya emosi yang
dibuat marah ya udah. Kadang udah emosi,
terus ditambah lagi, ditambahi lagi, nggak
bisa nahan. Ya kadang aku sih ngasih
peringatan. Ya ngomong, aku pengen
sendiri. Aku jelasin gini, gini, gini, jangan
kayak gini lagi. Maksudnya aku tuh lebih
milih sendiri. Antara sendiri nggak mau
diganggu sama tidur. Atau mungkin
N biasanya mengeluarkan emosi yang
tidak sanggup ia tahan dengan
mengalihkan pada kegiatan lainnya
seperti tidur, ingin sendiri, atau merokok.
Mengeluarkan emosi yang
tidak dapat ditahan dengan
kegiatan pengalihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
ngerokok.
Lalu ada nggak yang terlintas di pikiranmu setelah kamu memutuskan melakukan hal itu, yaitu perhatian sama pacar sama
menghormati kakakmu ?
37. Untuk pacar yang terlintas sih, ya memang
sepantasnya dia dapat perhatian. Kalau
misalnya kita nggak ngasih perhatian sama
pacar sendiri gimana, trus ngapain pacaran
gitu. Terus buat apa? gitu kan.
N beranggapan bahwa ia memang
seharusnya memberikan perhatian lebih
kepada pacar setelah ia membuat
keputusan untuk memberikan perhatian
lebih kepada pacarnya.
Setelah memutuskan berpikir
mengenai sudah keharusan
untuk mematuhi norma yang
mengatur relasi interpersonal.
38. Kalau untuk kakak. Memang dari dulu
memang udah bawaan kalau misalnya
patuh sama kakak.
Setelah membuat keputusan, N
mempunyai anggapan bahwa ia sejak
kecil telah terbiasa untuk patuh pada
nasihat kakak.
Setelah memutuskan berpikir
mengenai sudah terbiasa untuk
mematuhi norma yang
mengatur peran dalam
keluarga.
39. Yang terlintas ya aku tau yang diomongin
yang terbaiklah. Walaupun nggak sesuai
dengan apa yang kita mau. Tapi dia yang
lebih dewasa dan lebih berpengalaman lah.
Pasti lebih baik.
Setelah membuat keputusan, N
beranggapan bahwa kakak merupakan
sosok yang lebih berpengalaman dan pasti
berusaha memberikan yang terbaik
baginya sehingga memang sepantasnya
ditaati, meskipun tidak sesuai dengan
keinginan pribaadi.
Setelah memutuskan berpikir
memang seharusnya
melakukan karena yakin akan
norma yang mengatur peran
dalam keluarga.
Ini sekraang yang sebaiknya kamu lakukan dan kamu melakukan itu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
40. Eh beresin kos mbak. Terus ngerjain tugas
kampus. Antar jemput pacar.
N membersihkan kos, mengerjakan tugas,
dan mengantar-jemput pacar.
Mematuhi aturan sosial yang
tidak tertulis.
Apa yang membuatmu merasa ketiga hal ini sebaiknya kamu lakukan?
41. Ya kalau untuk kos. Ya kita tinggal di situ
masak ya kita biarin nggak terurus. Ya sih
ada abang. Tapi nggak selalu
mengaharpkan abang buat beresin itu terus.
Pasti dia ngomong lah, “beresin lah tempat
tinggal kosmu ini”. Ya diberesin lah. Ya
alasannya ya itu mbak. Itu tempat tinggal
kita sendiri. Sebaiknya kan kita sendiri yang
beresin. Kalau ngerjain tugas, ya menurutku
sih yang namanya ngerjain tugas ya
memang sebaiknya harus dilakukan. Ya
kalau nggak dilakukan ya gimana yah.
Mikirnya kita tuh kuliah gimana yah untuk
dapat pengalaman, dapat pengetahuan,
perjuangin nilai.
N beranggapan bahwa ia memang
sebaiknya mengerjakan tugas dan
membersihkan kos karena telah menjadi
kewajibannya.
Sebaiknya dilakukan karena
telah menjadi suatu kewajiban.
42. Antar jemput pacar itu kalau menurutku sih
berhubung karena dia yang punya motor
dan aku nyuruh dia bawa motor juga nggak
N sebaiknya mengantar pacar karena ia
mematuhi norma yang mengatur relasi
interpersonal dengan beranggapan bahwa
Sebaiknya melakukan karena
mematuhi norma yang
mengatur relasi interpersonal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
mau. Ya memang, yaudah antar jemput.
Berhubung karena dia juga pacar. Terus
kalau nggak dijemput terus dia nggak
makan seharian kan gimana itu mbak.
Ceritanya kayak gitu sih mbak.
memang seharusnya memberikan
perhatian yang lebih pada pacar dan
membalas budi karena ia telah membawa
motor milik pacarnya tersebut.
Oh ceritanya gitu. Jadi kamu lebih kawatir sama dia yah?
43. Bukan kawatir sih mbak. Sebenernya lebih
ke sadar diri sih mbak. Udah minjem motor
masa yang punya motor nggak dikasih
makan sih.
N berangggapan bahwa ia sebaiknya
mengantar dan menjemput pacar karena
ia ingin membalas budi atas tindakan
pacarnya yang telah meminjamkan
dirinya motor.
Sebaiknya melakukan untuk
membalas budi tindakan orang
lain.
Apa yang kamu rasakan sebelum memutuskan melakukan ketiga hal tersebut?
44. Emosiku ya kadang ada waktunya aku tuh
nggak tau ngelakuin apa dan aku refleks aja
ngelakuin itu. Tapi kadang ada waktunya
malas nggak mau ngelakuin apa-apa.
Malas, terus “plek” tidur. Tapi kadang ada
waktunya aku tuh pengen gerak cuman
nggak tau gerak apa. Yaudah istilahnya
nyari kesibukan yang lebih bermanfaatlah
istilahnya kayak gitu.
Sebelum membuat keputusan N terkadang
merasa malas dan terkadang ingin
mencari kesibukan yang lebih
mendatangkan mafaat baginya.
Rasa malas atau ingin mencari
kesibukan sebelum
memutuskan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
Dan itu yang membuat kamu pada akhirnya memutuskan untuk melakukan ketiga hal itu?
45. Nggak ketiga hal itu. Kalau yang kos sih
kadang bukan beres-beres. Ya pokoknya
nggak ada kegiatan lain terus beresin kos,
bongkarin kamar, bongkarin barang-
barang yang ini.
N mempunyai keinginan untuk mengisi
waktu luang dengan mencari suatu
kegiatan sehingga pada akhirnya ia
memutuskan untuk membereskan kos.
Muncul keinginan untuk
mengisi waktu luang sebelum
memutuskan.
46. Kalau tugas kampus itu ya mikirnya kalau
kita nggak ngerjain tugas kampus kita
nggak dapat nilai. Terus kita nanti D, E.
N ingin menghindari nilai mata kuliah
yang jelek sebelum pada akhirnya ia
memutuskan untuk mengerjakan tugas
kuliah.
Muncul keinginan unttuk
menghindari dampak negatif
tindakan sebelum memutuskan.
Waktu kamu mau memutuskan untuk mengerjakan tugas kampus, ada kah yang kamu rasakan?
47. Malas sih sebenernya mbak. Malas, cuman
ya gimana yah? Tuntuttan. Soalnya sih
malas. Kadang jedanya itu kan ada yang
seminggu kan. Malas trus dibiarin, ntar
aja- ntar aja. Terus pas tiba waktunya “oh
iya ada tugas”.
N merasa malas mengerjakan tugas
kuliah, tetapi karena merupakan sebuah
tuntuttan maka ia terpaksa mengerjakan
tugas kuliah tersebut.
Merasa malas sehingga
terpaksa melakukan hanya
untuk memenuhi kewajiban.
Setelah kamu antar jemput pacar apa yang kamu rasakan?
48. Kalau seneng sih biasa aja sih sebenernya. N mengalami tidak adanya emosi yang
muncul setelah ia memutuskan untuk
menjemput dan mengantar pacar.
Tidak ada emosi yang muncul
setelah memutuskan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
49. Cuman, aku ngerasa punya tanggung jawab
aja. Kadang malas sih sebenernya. Cuman
ya itu, karena aku ngerasa punya tanggung
jawab dan ya itu aku udah pinjem
motornya. Sadar diri lah aku mbak. Masak
yang punya motor kerepotan sih mbak.
Ngrasa sadar diri sih aku.
N sebenarnya merasa malas untuk
mengantar dan menjemput pacar tetapi
karena ia menyadari bahwa ia telah
meminjam motor milik pacarnya sehingga
ia merasa bertanggung jawab untuk
mengantar dan menjemput pacarnya
tersebut.
Melakukan untuk mematuhi
norma yang mengatur relasi
sosial meskipun merasa malas
dan terpaksa.
Apa yang membuat kamu malas?
50. Disuruh bangun pagi. Kalau lagi free kayak
gini, apa sabtu, apa minggu, ya itu. Disuruh
bangun pagi sama dia, mau makan. Yaudah
terpaksa. Kadang disuruh jam delapan, jam
sembilan tapi datangnya jam sebelas. Kayak
gitu. Bukan maksudnya datang jam sebelas.
Tapi gimana yah. Aku tuh orang yang..tidur
tuh penting. “Ah ntar aja”. Orangnya sih
aku malas sih mbak.
N merasa malas untuk mengantar dan
menjemput pacar karena ia diharuskan
untuk mengurangi kegiatan yang ia
senangi yaitu dengan bangun lebih pagi di
hari libur.
Malas untuk melakukan karena
mengurangi kesenangan
pribadi.
Ok ok. Lalu nih apa yang terlintas di pikiran setelah kamu melakukan ketiga hal itu?
51. Kalau yang buat beres-beres tadi. Ya
terlintasnya yaudah ngelakuin aja. Soalnya
ngelakuinnya ya bukan karena disuruh atau
Setelah membuat keputusan untuk
membersihkan kos, N memikirkan
tindakan yang telah ia lakukan dan tidak
Tidak ada emosi yang muncul
dan memikirkan tindakan yang
telah ia lakukan setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223
dipaksa ya reflek aja. Nggak ngerasain
apa-apa. Aku soalnya di kos itu banyak
tipe-tipe orang itu kaya. Cuman ya nggak
tau sih bener atau nggak. Mangkanya
disuruh kerja bakti buat beresin kos, masuk
satu-satu ke kamar terus pintu kamarnya
ditutup. Kalau aku sih ya biasa aja sih
sebenrnya.
ada emosi yang muncul dalam dirinya. membuat keputusan.
Setelah kamu antar jemput pacar apa yang kamu rasakan ?
52. Tergantung sih mbak. Kalau dalam antar
jemput pacar terus pulangnya bad mood, ya
nyesel. Tapi kalau nggak ya biasa aja.
N terkadang merasa menyesal setelah
menjemput pacar jika pacar saat itu
mengalami suasana hati yang buruk dan
terkadang tidak ada emosi yang muncul
setelah menjemput pacar jika pacar saat
itu mengalami suasana hati yang baik.
Setelah memutuskan merasa
menyesal jika suasana tidak
menyenangkan dan tidak ada
emosi yang muncul jika
suasana cukup menyenangkan.
Yang bad mood siapa ini ?
53. Ya aku. Kalau ada masalah sih sebenrnya.
Ungkit-ungkit apa, terus ada masalah. Buat
kesel. Kan terus nyesel. Mending nggak jadi
deh tadi. Kasih motor sama dia, terus aku di
rumah tidur.
N terkadang merasa menyesal setelah ia
pada akhirnya memutuskan untuk
mengantar dan menjemput pacar karena
ia merasa jengkel pada pacarnya bila
mengungkit masa lalu yang menimbulkan
Menyesal setelah memutuskan
untuk melakukan karena terjadi
suasana yang tidak
menyenangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
224
pertengkaran diantara mereka.
Oke. Lanjut. Kurang lebih tiga bulan ini, sebutkan tiga hal atau tindakan yang tidak sepantasnya kamu lakukan tetapi tetap kamu
lakukan?
54. Balas dendam sih mbak. Ngata-ngatain
orang dari belakang kali mbak. Terus
bohongin pacar.
N melanggar norma yang berlaku di
masyarakat dengan membicarakan
keburukan teman tanpa sepengetahuan
temannya tersebut, berbohong kepada
pacar, dan membalas dendam.
Melanggar norma yang berlaku
di masyarakat.
Kalau boleh di spesifikkan lagi, balas dendam yang kamu maksud itu yang seperti apa?
55. Ya aku kan tipe orang yang mendem. Tapi
bisa kapan aja yang kupendam itu
istilahnya keluar semua gitu lhoh mbak.
Secara tiba-tiba nggak ada angin, nggak
ada apa gitu lhoh mbak. Kadang orang
yang mendem terus udah terlalu gimana
yah. Gini aja mbak cerita dikit. Pacarku dia
pernah. Eh waktu awal nembak dia, tapi dia
nolak karena lagi deket cowok lain. Tapi dia
ngerasa nggak cocok terus balik ke aku lagi.
Terus aku tanyai kayak gini kayak gini,
terus dia bilangnya. Pokoknya dia yang buat
N berkeinginan untuk membalas dendam
kepada pacarnya dengan memperlakukan
pacarnya sama seperti apa yang pacarnya
lakukan kepada dirinya, karena ia
berangggapan bahwa pacarnya bertindak
tidak adil dengan tidak mampu
memahami keadaan dirinya.
Ingin membalas dendam
karena beranggapan telah
diperlakukan tidak adil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
225
aku kesel itu, aku mikirnya waktu itu
nembak dia, eh ke cowok lain. Itu yang
nggak aku suka. Terus kalau udah ngerasa
nggak cocok, dia balik lagi ke aku lagi.
Maksudnya gimana yah mbak, misalnya
aku mikirnya apa karena habis manis sepah
dibuang atau gimana yah. Ya dia masih
nyimpan nomor mantannya, nyimpan foto
mantannya, terus ya pokoknya kayak gitu.
Kadang aku mikir nih orang kenapa sih
kayak gini. Bisa nggak sih mikirin perasaan
orang lain aja? Misal kalau dia yang
digitukan bisa nggak nih orang? Kadang itu
yang bikin aku mikir balas dendam. Aku
ngelakuin hal yang sama. Eh ternyata dia
marah dan nggak terima. Yaudah.
Ketika akhirnya membalas dia, ketika hasilnya nggak sesuai dengan apa yang kamu pikirkan, apa yang kamu rasakan?
56. Nggak pernah mikir gimana hasilnya sih.
Aku cuman pengen tau responnya gimana.
Terus bedanya sama aku gimana. Aku
mikirnya ya orang lebih marah dari aku
N melanggar norma dengan membalas
dendam karena ia ingin mengetahui
bagaimana reaksi dari pacarnya jika ia
melakukan hal yang sama seperti apa
Ingin mengetahui respon
individu yang telah berlaku
tidak adil sebelum melanggar
norma dengan balas dendam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
226
pada saat aku melakukan hal yang sama.
Kayak gitu aku ngerasanya.
yang dahulu telah dilakukan pacarnya
kepada dirinya.
Lalu yang ngata-ngatain dari belakang itu kayak gimana?
57. Yang ngata-ngatain dari belakang itu
istilahnya ya ngegosip. Ya cuman
sebenernya, ya ada orang yang bilang ke
aku “si anu itu gini yah.” Terus aku bilang
“oh iya dia itu gini kok”. Aku tuh pernah
yang ada hubungannya sama mukulin orang
tadi. Ada temenku orang Kalimantan. Terus
dia ada temen, pernah sekelas ngomong ke-
dia itu nyolot, marah-marahin dia padahal
dia itu nggak salah apa-apa. Kalau orang
yang satu ini, yang ngajak ribut memang
banyak yang nggak suka, soalnya sifatnya
bikin orang pengen menjauh. Sukanya
nyindir orang gitu. Banyak yang nggak
suka termasuk aku. Pernah saat mereka tuh
mau berantem di lantai tiga kalau nggak
salah. Sempat terlintas buat ikut berantem
tuh orang lah.
N sempat terlintas untuk melanggar
norma yang mengatur relasi interpersonal
dengan ingin ikut memukuli teman
dikarenakan ia sangat tidak menyukai
teman tersebut.
Ingin melanggar norma yang
mengatur relasi interpersonal
karena muncul rasa tidak suka
pada orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
227
58. Cuman ah yaudah ngapain juga, biarin.
Aku gitu. Kalau orang lain pada ngomong
“tuh orang berantem”. Ya aku cuman “ya
emang itu gini gini gini”.
N kemudian mengurungkan niatnya untuk
melanggar norma yang mengatur relasi
interpersonal dengan memukuli teman
yang ia tidak suka setelah ia berpikir
bahwa tindakannya tersebut tidak akaan
mendatangkan manfaat bagi dirinya.
Mengurungkan niat untuk
melanggar norma yang
mengatur relasi interpersonal
karena diangggap tidak akan
bermanfaat.
Apa yang membuamu merasa tiga hal itu tidak sepantasnya dilakukan?
59. Ya balas dendam itu nggak sepantasnya
dilakukan, ya karena menurut agamaku. Ya
memang balas dendam itu kan ya kurang
baik, nggak pantes lah. Yaudah apa yang
terjadi yaudah. Nggak usah balas dendam
biar Tuhan yang balas.
N beranggapan bahwa melanggar norma
yang mengatur relasi interpersonal
dengan balas dendam tidak sepantasnya ia
lakukan karena tindakan tersebut dilarang
oleh agama yang ia anut.
Penilaian tindakan berdasarkan
ajaran agama yang dianut.
Terus yang untuk ngata-ngatain orang di belakang sama bohongin pacar itu gimana?
60. Ya nggak sepantasnya sih, ngatain dari
belakang sih. Ya maksudnya ikut langsung
terang-terangan biar masalahnya selesai.
Kalau ngomong dari belakang yang selesai
apa?
N beranggapan bahwa tidak sepantasnya
bila ia membicarakan keburukan orang
lain tanpa sepengetahuan orang tersebut
karena dianggap tidak dapat
menyelesaikan masalah.
Tidak sepantasnya dilakukan
karena tidak dapat
menyelesaikan masalah.
Kalau yang bohongin pacar ?
61. Kadang dia itu ribet orangnya. Gimana N melanggar norma yang mengatur relasi Sadar akan norma yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
228
yah? Eh..dia udah dianter pulang sekitar
jam sepuluhan. Terus dia minta aku buat
pulang. Ya aku masih belum pengen
pulang, masih pengen main ke tempat
temen. Dia maunya aku harus pulang.
Yaudah ke tempat temen atau main, terus
dia nanya “dimana?”. “Lagi di kos”.
“Beneran?”. “Iya”. Cuman kan nggak
sepantesnya kan. Kenapa nggak jujur aja
kan. Aku mikirnya kalau misalnya jujur
malah buat pertengkaran.
interpersonal dengan berbohong kepada
pacar untuk menghindari terjadinya
pertengkaran antara dia dengan pacarnya,
meskipun ia menyadari bahwa tindakan
tersebut tidak sepantasnya dilakukan.
mengatur relasi interpersonal
tetapi tetap melanggar untuk
menghindari pertengkaran.
62. Ya nggak pantes sih sebenarnya tapi ya
kayak gitu.
N tetap berbohong kepada pacar
meskipun ia menyadari bahwa tindakan
tersebut tidak sepantasnya ia lakukan.
Tetap melanggar meskipun
menyadari standart norma yang
berlaku.
Lalu yang balas dendam sama yang ngata-ngatain dari belakang. Apa yang membuatmu tetep berbuat seperti itu?
63. Kalau balas dendam itu ya aku cuman
pengen tau. Apa sih yang terjadi kalau aku
melakukan hal yang sama. Bedanya aku
sama dia apa. Ya cuman itu aja sih
sebenernya. Dan kalau misalnya dia
ngelakuin hal yang lebih dari yang aku
N membalas dendam kepada pacar karena
ia ingin mengetahui respon pacar
terhadap dirinya jika ia memperlakukan
pacaranya sama seperti apa yang telah
pacarnya lakukan terhadap dirinya.
Melakukan karena ingin
mengetahui respon individu
jika sama-sama diperlakukan
dengan tidak adil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
229
lakuin. Berarti kan nggak adil gitu kan.
Rasanya sih kayak gitu. Magkanya aku
ngelakuin balas dendam.
Setelah kamu balas dendam, terus dia kan ngelakuin hal yang sama dengan kamu kan. Dan posisinya dibalik dan hasilnya sama, terus
apa yang kamu rasakan?
64. Yaudah. Berarti ya sama-sama. Yaudah. N merasa lega jika individu yang ia balas
mempunyai respon yang sama seperti saat
individu tersebut memperlakukan dirinya
dahulu.
Lega setelah melanggar norma
dengan balas dendam karena
telah memenuhi rasa ingin tahu
dalam diri.
Berarti cuman pengen tau aja ya?
65. Iya pengen tau. Berarti, dia terima nggak
apa yang dia lakukan dilakuin balik gitu?
Istilahnya apa yang dia buat, dia mau
terima nggak sih? Jangan mukul orang
kalau nggak mau di pukul.
N memutuskan untuk membalas dendam
untuk memenuhi rasa ingin tahu yang
muncul dalam dirinya mengenai respon
pacarnya tersebut jika diperlakukan sama
dengan apa yang dahulu pernah dilakukan
kepada dirinya.
Ingin melaanggar norma
dengan membalas dendam
untuk memenuhi rasa ingin
tahu dalam diri.
Lalu sebelum kamu pada akhirnya melakukan ketiga hal itu, apa yang kamu rasakan?
66. Sebelum itu, kalau untuk yang balas
dendam aku pernah ngerasain. Ya apa yah?
Pernah kok merasa waktu balas dendam.
“Aduh balas dendam nggak yah? Ah nggak
N mengalami kebingungan untuk memilih
antara ia harus mematuhi ajaran agama
yang ia anut dengan tidak membalas
dendam atau memenuhi dorongan dalam
Sebelum memutuskan bimbang
antara mematuhi ajaran agama
atau memenuhi dorongan
membalas dendam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
230
usah lah biar Tuhan yang balas. Aduh
nggak enak juga tapi kalau terus-terusan
kayak gini tuh.”
diri dengan membalas dendam, sebelum
pada akhirnya ia membuat suatu
keputusan.
67. Udah direncanain tapi nggak jadi, kayak
ada yang ngganjal. Ya rasanya sebelum
ngelakuin itu ya rasanya kayak nggak
ngelakuin tapi nggak bisa, ya harus dilakuin
gitu.
N mengalami perasaan yang mengganjal
jika ia tidak membalas dendam, sehingga
ia mengurangi perasaan tersebut dengan
pada akhirnya memutuskan untuk
membalas dendam.
Merasa ada ganjalan dalam diri
sehingga mendorong individu
untuk melanggar norma
dengan membalas dendam.
Yang bikin kamu melakukan itu rasanya seperti apa?
68. Rasa penasaran. Rasa pengen tahu. N pada akhirnya memutuskan untuk
melanggar norma dengan membalas
dendam untuk memenuhi rasa ingin tahu
yang muncul dalam dirinya.
Melanggar norma dengan
membalas dendam untuk
memenuhi rasa ingin tahu.
Kalau yang ngata-ngatain orang dari belakang?
69. Kebawa suasana aja kali mbak. Suasana
yang kayak gini..kayak gini..kayak gini.Ya
aku kan cuman ngatain yang aku tahu.
N beranggpan bahwa ia memutuskan
untuk melanggar norma yang mengatur
relasi sosial dengan membicarakan
keburukan orang lain tanpa
sepengetahuan orang tersebut karena ia
terbawa suasana saat itu dan ia juga
menganggap bahwa hanya mengatakan
Mencari pembenaran tindakan
sebelum memutuskan
melanggar norma yang
mengatur relasi interpersonal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
231
hal yang memang ia ketahui saja.
Ok. Setelah kamu melakukan itu, apa yang kamu rasakan?
70. Kalau yang untuk balas dendam aku
ngerasa nggak adil. Soalnya dia itu.. aku
ngelakuin hal yang sama sama dia tapi dia
lebih dari aku lah. Aku ngerasa nggak adil
aja. Kok bisa gitu sih?
N tetap merasa tidak puas dengan
menanggap bahwa ia telah diperlakukan
tidak adil setelah ia melanggar norma
yang mengatur relasi sosial dengan
membalas dendam.
Tetap merasa tidak puas dan
menganggap diperlakukan
tidak adil setelah melanggar
norma yang mengatur relasi
interpersonal.
Nah kamu merasa nggak adil itu ke siapa?
71. Ya diantara kami berdua. Ya lebih ke
dianya gitu.
N menganggap bahwa yang telah
melakukan tindakan yang tidak adil
adalah pacarnya sendiri dan ia merupakan
korban dari ketidakadilan tersebut.
Menganggap diri sendiri
sebagai korban setelah
melanggar norma yang
mengatur relasi interpersonal.
Lalu yang ngata-ngatain itu apa yang dirasakan?
72. Seneng. N merasa senang setelah ia melanggar
norma yang mengatur relasi interpersonal
dengan membicarakan keburukan orang
lain tanpa sepengetahuan orang tersebut.
Senang setelah melanggar
norma yang mengatur relasi
interpersonal.
73. Yang buat aku seneng itu ya aku ngata-
ngatain itu. Terus yang ikut ngata-ngatain
itu juga banyak. Itu yang buat aku seneng.
Berarti kan bener.
N merasa senang setelah ia melanggar
norma yang mengatur relasi interpersonal
dengan membicarakan keburukan orang
lain karena ia menyadari bahwa tindakan
Senang setelah melanggar
norma yang mengatur relasi
interpersonal karena juga
dilakukan oleh banyak orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
232
tersebut juga dilakukan oleh banyak
orang, sehingga secara tidak langsung
membenarkan tindakannya.
dan mencari pembenaran.
Lalu yang bohongin pacar apa yang kamu rasain?
74. Seneng sih sebenernya. Selamat dari
pertengkaran. Ya syukurlah kalau dia udah
percaya yaudah.
N merasa senang setelah melanggar
norma yang mengatur relasi interpersonal
dengan berbohong karena ia terhindar
dari peristiwa yang ia anggap tidak
menyenangkan seperti adanya
peertengkaran.
Senang setelah melanggar
norma yang mengatur relasi
interpersonal karena terhindar
dari suasana yang tidak
menyenangkan.
75. Cuman kalau dia masih nanya istilahnya
belum selamat lah. Istilahnya masih takut
ketahuan. Tapi kalau udah percaya
yasudahlah syukur. Masalahnya dia itu kan
terlalu takut aku kenapa-kenapa padahal
enggak. Aku tuh pernah bilang sama dia
kalau misalnya nggak cocok udah putus aja.
Yaudah terserah. Aku kalo nggak suka
yaudah nggak usah dipaksain. Cuman
misalnya lagi sama aku jagalah diri, mata.
Kadang yang buat sensi sama dia. Misal
N merasa takut setelah melanggar norma
yang mengatur relasi interpersonal
dengan berbohong pada pacar jika
kebohongan yang ia katakan masih belum
dipercaya oleh pacarnya tersebut.
Takut setelah melanggaar
norma yang mengatur relasi
interpersonal jika belum
terhindar dari situasi yang tidak
menyenangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
233
kalau ada dua cowok yang lewat. Yang satu
gak terlalu ganteng tapi yang satu manis.
Terus dia liat. Aku bilang “liat apa?”. Dia
bilang “ah enggak kok”. Iya nggak sengaja
keliat. Ne orang pantang liat cowok
ganteng apa yah? Takutnya dia tergoda tapi
nggak bisa mutusin. Kalau dia suka sama
dia yaudah nggak usah sama aku. Jujur aja
gitu. Aku kan ngapain sih. Aku nggak
masalah sebenernya kalau liat. Cewek yang
deket sama aku ya kadang “woo..wooo”.
Padahal cuman nyapa doang. Mangkanya
aku ngerasa nggak adil gitu.
76. Pernah aku cabut. Jadi aku tuh kan pagi-
pagi di kantin depan sekolah. Tapi
lokasinya dah di luar sekolah. Jadi aku
duduk sama temenku. Sekitar jam tujuh-an
udah masuk. Tapi jam delapan aku masih
disana.
N pernah melanggar peraturan sekolah
dengan membolos bersama teman-
temannya.
Melanggar peraturan dengan
membolos.
77. Terus bapak lewat, terus mundur lagi.
“Kamu nagapain disini?” Terus aku bilang
N merasa takut setelah melanggar
peraturan dan memutuskan untuk tidak
Takut setelah melanggar
peraturan dan tidak lagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
234
“nyari dasi pak, mas punya dasi nggak”.
Bapak bilang “masuk sekarang, masuk!”
Yaudah masuk. Tapi ya ketahan di depan
sekolah sama satpam. Dan setelah itu nggak
berani lagi cabut sekolah soalnya takut
ketahuan bapak. Aku bingung nyari alasan
ngapain disini mbak. Dua kali malah kayak
gitu. Sampek aku markirin motor di kantin
itu. Terus aku masuk. Ini beneran masuk.
Terus bapakku liat lagi. Nanya sama tukang
tadi. “N” nya mana? Oh dia sudah masuk.
Sampek ke dalam rumah dicari soalnya
nggak percaya kalau aku masuk. Bapakku
pulang, terus waktu aku pulang aku ditanya.
“Darimana kau?” “Masuk pak.” “Terus
masuk benar? Terus motormu kenapa kau
taruh disana?” “Ya aku parkirin di situ,
kalau nggak pake spion kan nggak bisa
masuk.” “Ah bohong kau kan?” “Pak
beneran, tanya aja guruku sana.”
lagi melanggar peraturan sekolah dengan
membolos karena ia takut mendapatkan
hukuman dari ayahnya lagi.
melanggar peraturan karena
menghindari hukuman.
Wah lucu ya. Itu nggak bakal dilupakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
235
78. Wah kalau peristiwa kayak gitu nggak bakal
aku lupain. Malah aku pernah ngelempar
punggung kakakku pake pisau. Dan itu
nempel. Sekitar dia SMP kelas satu, aku SD
kelas berapa gitu. Waktu itu dia bikin aku
marah, emosi. Terus aku ngejar dia terus
ngelempar pake pisau terus nempel di
punggungnya. Terus dia masuk ke kamar.
Dia nggak berani keluar sampek ibukku
pulang.
N melanggar hukum dengan melempar
pisau kepada kakaknya karena ia tidak
mampu mengendalikan rasa marah.
Tidak mampu mengendalikan
rasa marah sehingga melanggar
hukum.
79. Di situ hal yang paling aku sesali. Itu tuh
nembus sampek ke.. gimana coba. Waktu itu
kecil nggak tau kali yah. Aku reflek. Apa
yang aku pegang, dia bikin emosi. Ya reflek
aku lempar aja ke dia. Tapi cuman luka
kecil biasa aja.
N merasa sangat menyesal karena ia tidak
mampu mengendalikan rasa marah
sehingga ia secara spontan melanggar
hukum dengan melempar pisau kepada
kakaknya.
Sangat menyesal setelah secara
spontan melanggar hukum
karena tidak mampu
mengendalikan rasa marah.
Terus sikap kakakmu ke kamu gimana habis itu?
80. Terus kakakku nggak berani keluar sebelum
ibuku pulang. Nyariin kakakku. Aku bilang
di kamar. Terus dia di kamar keluar. Ya
setelah itu nggak ada apa-apanya. Nggak
N menyesali tindakannya yang secara
spontan melemparkan pisau kepada
kakaknya dengan memikirkan kembali
tindakan yang terlanjur ia lakukan
Menyesali tindakan yang
melanggar hukum dengan
memikirkan kembali tindakan
yang terlanjur dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
236
dendam. Biasa aja sih. Ya aku nyesel aja
waktu itu, kok bisa itu lhoh aku ngelempar
pisau ke dia.
tersebut.
Lah terus ibumu gimana waktu itu?
81. Ibukku waktu ngecek itu malah kayak
kaget. Terus pengen liat lukanya mana,
pisaunya mana, sambil lari bawa ke rumah
sakit. Padahal nggak kenapa-napa. Udah
sempet kayak gitu sih. Tapi aku ya sempet
dimarah-marahin sih. “Bahaya itu.”
Ibu N memberikan hukuman dengan
memarahi dirinya setelah ia secara
spontan melempar pisau kepada
kakaknya.
Mendapat hukuman setelah
melanggar hukum.
Lanjut lagi yah. Sekarang yang tidak sebaiknya kamu lakukan tetapi tetap kamu lakukan?
82. Sebenernya hampir sama sih. Nyontek
waktu ujian. Terus mau ikut bandel sama
temen. Terus ngerasa tinggi hati.
N mencontek ketika ujian, nakal, dan
tinggi hati.
Mencontek, nakal, dan tinggi
hati.
Ok. Apa yang membuatmu merasa perbuatan ini tidak sepantasnya kamu lakukan?
83. Kalau untuk yang nyontek itu. Yang
namanya nyontek ya tetep nggak baik.
Cuman rasanya gini lhoh. Kalau ujian kita
nggak belajar terus nggak tau apa-apa.
Sudah gitu yah gimana yah. Kalau
menurutku kalau nyontek hal yang nggak
N menyadari bahwa mencontek merupkan
tindakan yang sebaiknya tidak ia lakukan
tetapi tetap ia lakukan karena demi dapat
mengerjakan ujian dan mendapatkan nilai
yang bagus.
Menyadari peraturan tetapi
tetap melanggar karena
mencari pembenaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
237
baik. Tapi yah tetep dilakukan demi nilai.
Apa yang membuat nggak baik?
84. Yang mbuat nggak baik itu kita nggak
berusaha. Orang lain yang berusaha. Itu tuh
kita ngambil dari usaha orang lain. Sama
aja nyuri.
N mempunyai anggapan bahwa
mencontek merupakan tindakan yang
sama dengan mencuri sehingga tidak
sebaiknya dilakukan.
Anggapan bahwa mencontek
sama dengan mencuri.
Terus kalau bandel sama temen itu?
85. Kalau bandel sama temen itu kadang temen
ngajak “minum” terus ngajak begadang. Ya
aku mau ikut aja. Nggak baiknya kan ya
kalau misalnya yang “minum” itu bukan hal
yang baik sih menurutku. Begadang terus
main kartu, tapi nggak ada taruhannya sih,
nggak baik menurutku. Nggak baiknya ya
kita punya waktu buat istirahat tapi malah
dipake buat hal-hal yang kayak gitu.
N beranggapan bahwa tidak sebaiknya ia
begadang sambil mengkonsumsi
minuman yang mengandung alkohol
karena ia tidak dapat memanfaatkan
waktu yang ia miliki untuk istirahat.
Tidak sebaiknya melakukan
karena dampak negatif
tindakan.
Terus yang soal tinggi diri itu?
86. Soal yang tinggi diri itu ya aku seringnya
dari pacar. Contohnya tuh kayak
presentasiku lancar. Terus waktu presentasi
aku tuh salah satu orang yang paling baik.
N beranggapan bahwa tidak sebaiknya ia
meningggikan dirinya sendiri kepada
orang lain karena dapat membuat orang
lain menjadi rendah diri.
Tidak sebaiknya dilakukan
karena dampak negatif
tindakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
238
Ya yang nggak baiknya itu ya meninggikan
diri itu, kok nih orang ninggikan diri banget
sih. Aku bangga banget dibilang gitu, tapi
gak baiknya kan bikin orang lain jadi
rendah.
Oh. Nah kalau yang nyontek kan karena nilai yah. Lalu bandel sama temen, apa yang membuat kamu tetep malakukan hal itu?
87. Menjaga hubungan pertemanan. Biar lebih
deket, labih akrab. Jadi kalau ada apa bisa
saling bantu.
N berpendapat bahwa ia tetap melakukan
tindakan yang tidak sebaiknya ia lakukan
karena mempuyai anggapan bahwa
hubungan pertemanannya akan menjadi
lebih dekat jika ia melakukan tindakan
tersebut.
Tetap melakukan tindakan
yang tidak sebaiknya dilakukan
karena dianggap dapat
berdampak baik.
Terus kalau yang soal meninggikan diri?
88. Kalau itu dari diri sendiri memang kayak
gitu orangnya. Nggak ada motivasi sih.
Kadang aku cuman pengen ngomong kayak
gitu aja. Udah tau akibatnya kalau berbuat
kayak gitu, tapi tetep ngelakuin. Dari
sendiri aja sih.
N beranggapan bahwa ia merupakan
orang yang tinggi hati sehingga ia
seringkali meninggikan diri meskipun ia
menyadari bahwa tindakan tersebut tidak
sebaiknya ia lakukan.
Melakukan tindakan yang tidak
sebaiknya dilakukan untuk
memenuhi dorongan
mempertahankan representasi
diri aktual.
Apa yang kamu rasakan sebelum melakukan itu?
89. Seneng sih sebenernya. N merasa senang sebelum ia pada Rasa senang sebelum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
239
akhirnya memutuskan untuk meninggikan
dirinya sendiri di hapadan orang lain.
melakukan tindakan yang tidak
sebaiknya dilakukan.
90. Tapi setelah dia ngomong langsung. “Ih kok
ninggikan diri banget sih. Kok sombong
banget sih”. Kan jadinya down.
N merasa rendah diri setelah ia
melakukan tindakan yang tidak sebaiknya
dilakukan dengaan meninggikan dirinya
sendiri karena mendapat respon negatif
dari orang lain.
Rasa rendah diri setelah
melakukan tindakan yang tidak
sebaiknya dilakukan karena
respon negatif dari individu
lain.
Malah kamu sendiri yang down?
91. Ya jadinya aku nyadar sendiri. Iya jadinya
kayak gitu. Awalnya seneng tapi kalau dia
ngomong kayak gitu jadinya down mbak.
N akhirnya menyadari tindakan yang
dianggap keliru karena ia telah mendapat
respon negatif dari orang lain setelah ia
meninggikan dirinya sendiri.
Menyadari kesalahan setelah
mendapat respon negatif dari
individu lain.
Apa yang membuat kamu down?
92. Omongannya dia bener juga. Kenapa aku
mesti ninggikan diri sih. Emang cuman
kamu aja kayak gitu. Rasanya itu kena gitu
lhoh. Pas aku ngomong “tadi aku salah satu
orang yang terbaik waktu presentasi lhoh.”
Terus dia bilang “emang kamu doang yang
baik?” Waktu dia ngomong kayak gitu ya
rasanya gimana gitu yah mbak.
N akhirnya menyadari tindakan yang
dianggap keliru karena ia telah mendapat
respon negatif dari orang lain setelah ia
meninggikan dirinya sendiri.
Menyadari kesalahan setelah
mendapat respon negatif dari
individu lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
240
93. Pengen minta maaf tapi malu. Haduh harga
diriku dimana. Kadang kayak gitu sih mbak.
N berkeinginan untuk memperbaiki
kesalahannya dengan meminta maaf
tetapi karena ia merasa malu maka ia
pada akhirnya mengurungkan niatnya
untuk meminta maaf.
Mengurungkan niat meminta
maaf karena rasa malu.
Terus yang bandel sama temen. Sebelum kamu ngelakuin, apa yang kamu rasakan?
94. Apa yah. Aku ngerasanya yah coba buat
biasa aja sih awalnya.
N mengalami keadaan dimana tidak ada
emosi yang muncul sebelum ia
memutuskan untuk bertindak nakal
bersama teman-temannya.
Tidak ada emosi yang muncul
sebelum melakukan tidakan
yang tidak sebaiknya
dilakukan.
95. Untuk menjaga hubungan temen aja. N beranggapan bahwa relaasi
interpersonalnya dengan teman akan
semakin dekat jika ia bertindak nakal
bersama teman-temannya.
Angggapan akan berdampak
positif sebelum melakukan
tidakan yang tidak sebaiknya
dilakukan.
Kalau nyontek ?
96. Sebelum nyotek mikirnya ya takut sih
sebenernya. Kalau nggak dapet contekkan
takut sih. Kalo nggak dapat contekkan
gimana?
N merasa takut sebelum melanggar
peraturan dengan mencontek karena ia
cemas bila saat ujian tidak dapat
mencontek.
Takut tidak dapat melanggar
peraturan.
Kalau setelah dapat contekkan apa yang kamu rasakan?
97. Kalau dapet ya seneng. Kalau nggak dapet N merasa senang setelah melakukan Senang jika keinginan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
241
contekkan ya nyesel. Gitu aja sih. Kok
bodoh sih nggak mau belajar, udah tau mau
ujian.
tindakan yang melanggar peraturan
dengan mencontek jika mendapatkan
contekkan tetapi merasa menyesal jika
tidak mendapatkan contekkan.
terpenuhi dan menyesal jika
keinginan tidak tepenuhi,
meskipun melanggar.
Lalu kalau setelah kamu bandel bareng?
98. Seneng. Kadang berani. N merasa senang dan semakin
memunculkan keberanian dalam dirinya
setelah melakukan tindakan yang tidak
sebaiknya ia lakukan dengan bertindak
nakal bersama teman-teman.
Senang dan semakin berani
setelah bersama teman
melakukan tindakan yang tidak
sebaiknya dilakukan.
Senengnya karena?
99. Kumpul bareng mereka, tertawa bareng,
bercanda bareng. Kalau ada masalah, cerita
kalau mereka bisa bantu ya bantu bareng.
N merasa senang karena dapat berbagi
cerita dengan teman-temannya meskipun
ia harus melakukann tindakan yang ia
anggap tidak sebaiknya dilakukan.
Senang setelah melakukan
tindakan yang sebaiknya tidak
dilakukan karena dianggap
berdampak positif.
Ada yang terlintas nggak di pikiranmu sebelum bandel sama temen?
100. Berhubung waktu itu aku juga punya liver.
Yang namanya liver kan nggak boleh terlalu
capek. Tapi aku mikirnya nggak baik sih.
Antara pengen mau ngelakuin sama enggak
itu.. Kalau misalnya “minum” nyari sisi
N merasa bimbang untuk memilih antara
melakukan tindakan yang tidak sebaiknya
ia lakukan karena dianggap memiliki
dampak positif atau mengurungkan
niatnya untuk melakukan tindakan yang
Bingung sebelum memutuskan
karena memikirkan dampak
tindakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
242
positifnya, nanti aku deket sama mereka,
ketawa bareng sama mereka. Kalau sisi
negatifnya yang aku pikirin pasti ngefek ke
liver. Kalau misalnya ibukku denger aku
“minum” kayak gini pasti marah, nggak
suka.
tidak sebaiknya ia lakukan demi menjaga
kesehatan dan menghindari kemarahan
ibu.
Nah kamu kan sempet ada pertentangan di dalam dirimu sendri kan. Diantara dua pilihan kan akhirnya kamu memilih salah satu. Hal
yang terlintas yang membuat kamu pada akhirnya menetapkan pada satu pilihan itu apa?
101. Aku malah nggak. Awalnya milih salah
satu. Aku nyadar setelah mikir lagi. Kalau
aku terus ngelakuin kayak gini nggak baik
buat aku sendiri, terus aku tinggalin.
Kadang kalau mereka ngajakin paling
ketemunya di kampus, kadang di kopma.
N berpendapat bahwa ia baru menyadari
kesalahannya setelah ia memikirkan
kembali tindakan yang tidak sebaiknya ia
lakukan tetapi telah terlanjur dilakukan.
Menyadari kesalahan setelah
melakukan introspeksi pada
diri sendiri.
Sebelum kamu ninggikan diri sama orang lain apa yang terlintas?
102. Ya aku mikirnya kadang sebelum itu merasa
bangga sendiri sih. Kayak apa yah..
pokoknya ah pasti dia gini..gini..gini.
Seneng lah cowoknya bisa kayak gini.
Ngerasa bangga sih.
N sebelumnya berpikiran bahwa pacarnya
akan merasa bangga kepadanya sehingga
ia pada akhirnya memutuskan untuk
meninggikan dirinya sendiri di hadapan
pacaranya tersebut.
Sebelum memutuskan
beranggapan akan mendapat
pengakuan dari individu lain.
Setelah kamu melakukan ketiga hal itu ada kah yang terlintas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
243
103. Yang terlintas itu kalau minum nggak ada
sih. Kalau udah berlalu ya udah. Tinggal
nunggu besok apa lagi.
Tidak ada yang terlintas dalam benak N
setelah ia memutuskan untuk melakukan
tindakan yang tidak sebaiknya dilakukan,
karena ia mempunyai anggapan bahwa
tindakan atau peristiwa yang telah terjadi
hanya menjadi bagian dari masa lalu yang
tidak perlu dipikirkan lagi.
Tidak ada yang terlintas setelah
melakukan tindakan yang tidak
sebaiknya dilakukan karena
telah menjadi bagian dari masa
lalu.
104. Kalau untuk nyontek tadi setelah itu ya
sama. Kalau misalnya dapet ya seneng
cuman dipikiranku. Aku pengen setelah itu..
Tergantung, kalau nggak dapet contekkan
terus nilainya jelek. Aku malah mikirnya
aku harus lebih baik lagi lebih belajar lagi
kalau ada ujian.
N muncul keinginan untuk memperbaiki
kesalahan setelah mendapatkan dampak
yang negatif dari melanggar peraturan.
Ingin memperbaiki kesalahan
setelah mendapat dampak
negatif tindakan karena
melanggar peraturan.
105. Mungkin sampek sekarang ya nggak belajar
juga sih. Aku malas.
N hingga sekarang masih tetap melanggar
peraturan dengan mencontek ketika ujian
karena ia tidak mampu mengendalikan
rasa malas yang muncul di dalam dirinya.
Tetap melanggar peraturan
karena rasa malas.
Apa yang membuat malas?
106. Sebenernya gimana yah? Mengertinya kan
mbak. Kadang ada pelajaran yang memang
N beranggapan bahwa keinginan
melanggar peraturan dengan mencontek
Melanggar peraturan karena
rasa malas dan menyerah pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
244
bener aku nggak ngerti. Terus yang mau
dipelajarin apa. Toh aku nggak ngerti juga.
Malasnya gitu. Udahlah nunggu hari “H”
nya tiba. Lha pas hari “H” nya tiba ya
kayak gitu lagi. Ya tetep aja gitu lagi gitu
lagi. Muter-muter aja sih mbak. Sampek
pacarku marah-marah. Ayo belajar, aku
yang melajarin. Apalagi kalau namanya
angka. Yaudah lah. Dapet ya dapet kalo
nggak ya enggak.
ketika ujian timbul karena ia menyerah
dan merasa malas untuk berulang-ulang
mempelajari pelajaran yang tidak mampu
ia pahami.
keterbatasan diri.
Lalu selama tiga bulan ini, sebutkan tiga hal atau tindakan yang sepantasnya kamu lakukan tetapi nggak kamu lakukan?
107. Balik ke tadi sih mbak. Ya ujian tadi
harusnya aku belajar, kenapa aku nggak
belajar? Terus apa yah. Banyaknya balik ke
belakang lagi. Aku seharusnya ngelakuin
tidur, kenapa aku tetep sama mereka.
Harusnya aku kuliah yang bener. Kenapa
dulu cabut sampek sekarang kadang masih.
N tidak belajar, tidak berisitirahat dengan
cukup, dan keluar kelas ketika kegiatan
perkuliahan masih berlangsung.
Tidak belajar, ttidak
beristirahat cukup, dan
melanggar peraturan.
108. Kalau udah tiga sks, nggak ngerti, ngantuk,
bingung mau nagapain. Ya tetep aja sih
walaupun nggak separah yang dulu. Cuman
N melanggar peraturan dengan keluar dari
kelas ketika kegiatan pembelajaran masih
berlangsung karena ia merasa tidak
Melanggar peraturan karena
tidak mampu mengatasi
keterbatasan diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
245
se-jam di kelas, sisanya dua jam lagi di
kopma. Tapi kalau sekarang udah mulai
ngantuk, turun, ngrokok, cuci muka. Biar
nggak ngantuk lah istilahnya. Daripada di
kelas duduk nggak ngerti apa-apa, ngantuk.
Sama aja sih.
mampu untuk memahami materi
pembelajaran yang saat itu sedang
dibahas.
Lalu apa yang membuatmu balik lagi ke “atas” (ke dalam kelas)? Kan di bawah udah enak.
109. Ya aku mikirnya ya paling nggak masih
mau lah buat nyenengin orang tua sih.
Daripada se-jam di kelas sisanya di kopma.
Itu kan malah jauh lebih parah. Paling
nggak kita punya usaha buat nggak ngantuk
di kelas daripada duduk nggak ngerti apa-
apa. Mending refreshing terus ke kelas.
Tapi tetep aja nggak ngerti. Tapi paling
nggak, ada usaha lah.
N berusaha untuk kembali mematuhi
peraturan dengan kembali ke kelas
setelah ia melanggar peraturan dengan
keluar dari kelas yang sedang
mengadakan kegiatan pembelajaran
karena ia berusaha untuk membuat orang
tua merasa senang.
Berusaha kembali mematuhi
peraturan setelah melanggar
peraturan demi menyenangkan
orang tua
Sekarang yang sebaiknya kamu lakukan tapi nggak kamu lakukan?
110. Ngerjakan tugas pada waktunya. Terus jaga
kesehatan. Nggak begadang.
N tidak mengerjakan tugas tepat waktu,
tidak menjaga kesehatan, dan begadang.
Melanggar aturan sosial yang
tidak tertulis.
Apa yang membuatmu berpikiran bahwa ketiga hal itu nggak sebaiknya kamu lakukan?
111. Kalau yang tugas itu, ya kalau gimana ya? N beranggapan bahwa ia tidak sebaiknya Tidak sebaiknya melanggar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
246
Itu kita dikasih hari. Kalau misalnya kita
nggak sibuk hari ini, kan kita bisa ngerjain
tugas hari ini juga. Nggak usah ditunggu-
tungu, besok aja..besok aja. Terus pada hari
H-nya numpuk, terus yang bisa dikerjain
akhirnya cuman sebagian. Harusnya kan
kita dikasih terus ngerjain. Kasih ngerjain.
Nanti kan pada hari H nya kita tinggal
nunggu ngumpulin doang.
menunda dalam mengerjakan tugas
karena tugas tersebut tidak akan dapat
terselesaikan semuanya.
aturan sosial yang tidak tertulis
karena dampak negatif
tindakan.
Kalau soal jaga kesehatan?
112. Ya itu tadi mbak. Ya nggak perlu minum,
nggak perlu begadang tapi ya.. Toh aku
juga liver juga harusnya aku jaga kesehatan,
tidur pada waktunya. Kayak gitu sih.
N beranggapan bahwa sebaiknya ia tidak
melanggar aturan sosial yang tidak
tertulis dengan menjaga kesehatan dan
tidak begadang untuk menghindari
kambuhnya sakit liver yang ia derita saat
ini.
Tidak sebaiknya melanggar
aturan sosial yang tidak tertulis
karena dampak negatif
tindakan.
Lalu apa yang membuatmu tetap melakukan hal itu? Yang soal mengerjakan tugas tidak pada waktunya.
113. Malas. Aku tuh nunggu waktu yang enak
aja buat ngerjain. Tapi ya nggak tau kapan
enaknya.
N tetap melanggar aturan sosial yang
tidak tertulis karena ia tidak mampu
mengendalikan rasa malas yang muncul
dalam dirinya dengan mencari
Tetap melanggar aturan sosial
yang tidak tertulis karena
mencari pembenaran dan tidak
mampu mengendalikan rasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
247
pembenaran atas tindakan tersebut. malas.
Ok. Lalu yang begadang sama yang jaga kesehatan?
114. Gimana yah? Gini kadang jaga kesehatan
itu awalnya buat kita nggak enak yah. Kalau
misalnya kita begadang itu, bukan karena
enggak mau tidur tapi karena nggak bisa
tidur. Kan nggak bisa maksain juga kan
buat tidur. Kenapa nggak bisa tidur karena
kadang kebanyakan tidur siang kali yah.
Bangunnya siang, siangnya tidur juga. Ya
mana bisa tidur malamnya. Kalau yang jaga
kesehatan sendiri ya sebenernya itu tadi
yang buat “minum” jaga hubungan temen.
Tapi tetep ditinggalin juga. Akhirnya gitu
sih.
N tetap melanggar aturan sosial yang
tidak tertulis dengan begadang dan
megkonsumsi minuman beralkohol
bersama teman karena ia mencari
pembenaran atas tindakan yang ia
lakukan meskipu ia mnyadari bahwa
tindakan tersebut tidak sebaiknya
dilakukan.
Sadar akan aturan sosial yang
tidak tertulis tetapi tetap
melanggar karena mencari
pembenaran tindakan.
Kan kamu kan enggak ngerjain tugas pada waktunya. Sebelum kamu memutuskan untuk enggak mengerjakan tugas pada waktunya,
perasaan atau emosi apa yang muncul?
115. Ya aku mikirnya ya entar aja deh. Masih
lama juga. Ya gimana ya perasaan apa ya
kayak gitu, ya entar aja deh, ya nanti juga
bisa.
N merasa malas dan beranggapan bahwa
ia dapat mengerjakan tugas lain waktu
sehingga ia memutuskan untuk
melakukan penundaan dalam megerjakan
Rasa malas dan anggapan bisa
menunda pekerjaan sebelum
melanggar aturan sosial yang
tidak tertulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
248
tugas.
Terakhir ni ya. Berdasarkan pengalaman pribadimu sehari-hari. Menurutmu emosi atau perasaan itu apa?
116. Kalau menurut diri sendiri, emosi atau
perasaan itu suatu hal yang kita rasain, yang
bisa buat kita, apa ya. Gimana ya. Suatu hal
bisa buat kita nangis lah, marah, ya sedih,
senang.
N berpendapat bahwa menurut
pengalaman pribadinya, emosi merupakan
sesuatu yang dapat individu rasakan
sehingga mampu membuat individu
tersebut marah, menangis, dan senang.
Emosi merupakan sesuatu yang
dirasakan individu sehingga
dapat membuat respon marah,
menangis, sedih, dan senang.
Kalau boleh dicontohin kayak gimana?
117. Contohnya ya, misalnya kalau aku tu dibuat
gimana ya. Contohnya ada orang mukul aku
tanpa sebab, bingung kan kenapa dia mukul.
Ya marah kan ya itu emosi juga. Terus
kalau misalnya kehilangan orang yang kita
sayang itu kan bagian dari emosi juga.
N memberikan contoh mengenai emosi
bahwa individu akan merasa sedih jika
kehilangan orang yang disayang dan
merasa marah jika dipukul orang tanpa
sebab.
Emosi merupakan respon dari
rangsangan external yang
dialami individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
249
Lampiran 20. Contoh Meaning Unit
Subjek Satu
1. Tidak melakukan pelanggaran hukum.
2. Tidak pantas dilakukan karena melanggar undang-undang.
3. Tidak melanggar hukum karena dampak negatif tindakan.
4. Sebelum memutuskan tidak berkeinginan melanggar hukum dan bingung.
5. Memikirkan dampak negatif tindakan sebelum memutuskan untuk tidak melanggar hukum.
6. Takut dan bingung sebelum memutuskan untuk tidak melanggar hukum.
7. Senang dan bersyukur setelah tidak melanggar hukum karena dapat mengalami keadaan yang disyukuri saat ini.
8. Tidak ada contoh pengalaman lain.
9. Tidak melanggar norma dan peraturan.
10. Tidak melanggar peraturan karena pengorbanan orang tua dan mempertahankan representasi diri ideal.
11. Tidak lagi melanggar peraturan karena dianggap tidak bermanfaat.
12. Meskipun menyadari standart norma tetapi tetap melanggar norma karena rasa malas.
13. Penilaian tindakan berdasarkan nilai dari standart norma yang berlaku tentang relasi interpersonal.
14. Mengingat pengorbanan orang tua dan rasa tidak tega sebelum tidak melanggar peraturan.
15. Rasa inferior sebelum tidak melanggar peraturan.
16. Tidak peduli dan tidak ada emosi yang muncul sebelum maupun setelah melanggar norma pada teman.
17. Tidak ada emosi yang muncul jika melanggar norma pada teman.
18. Tetap memikirkan keluarga setelah tidak melanggar peraturan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
250
19. Punya kelekatan pada ibu.
20. Pernah menganggap adanya persaingan antar saudara.
21. Sangat menyesal pada sosok ibu jika melanggar peraturan.
22. Tidak ingin menyakiti orang tua tetapi terkadang terpaksa berbuat sebaliknya karena tidak mampu mengendalikan emosi.
23. Senang setelah tidak melanggar peraturan.
24. Membayangkan rasa senang ibu karena telah tidak melanggar peraturan.
25. Senang pada diri sendiri setelah tidak melanggar peraturan.
26. Mematuhi norma sosial yang berlaku.
27. Melakukan karena mematuhi norma sosial yang mengatur relasi interpersonal di masyarakat.
28. Melakukan karena mematuhi norma sosial yang mengatur peran dalam keluarga.
29. Tidak ada emosi yang muncul sebelum melakukan karena dianggap sebagai bentuk kewajaran.
30. Terpaksa sebelum mematuhi norma yang mengatur peran dalam keluarga karena bertentangan dengan keinginan pribadi.
31. Rasa marah dan suasana hati yang buruk setelah mendapatkan hasil yang tidak sesuai karena mematuhi norma yang mengatur peran
dalam keluarga.
32. Tidak ada emosi yang muncul setelah mematuhi norma yang mengatur relasi interpersonal di masyarakat.
33. Tidak ada emosi yang muncul sebelum dan sesudah menaati norma yang mengatur relasi interpersonal.
34. Mengalami pengalaman yang berbeda saat sebelum dan setelah mematuhi norma yang mengatur peran dalam keluarga.
35. Mempertahankan representasi diri aktual dengan berusaha tidak mengeskpresikan emosi yang dialami.
36. Mengeluarkan emosi yang tidak dapat ditahan dengan kegiatan pengalihan.
37. Setelah memutuskan berpikir mengenai sudah keharusan untuk mematuhi norma sosial yang mengatur relasi interpersonal.
38. Setelah memutuskan berpikir mengenai sudah terbiasa untuk mematuhi norma sosial yang mengatur peran dalam keluarga.
39. Setelah memutuskan berpikir memang seharusnya melakukan karena yakin akan norma sosial yang mengatur peran dalam keluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
251
40. Mematuhi aturan sosial yang tidak tertulis.
41. Sebaiknya dilakukan karena telah menjadi suatu kewajiban.
42. Sebaiknya melakukan karena mematuhi norma sosial yang mengatur relasi interpersonal.
43. Sebaiknya melakukan untuk membalas budi tindakan orang lain.
44. Rasa malas atau ingin mencari kesibukan sebelum memutuskan.
45. Muncul keinginan untuk mengisi waktu luang sebelum memutuskan.
46. Muncul keinginan unttuk menghindari dampak negatif tindakan sebelum memutuskan.
47. Merasa malas sehingga terpaksa melakukan hanya untuk memenuhi kewajiban.
48. Tidak ada emosi yang muncul setelah memutuskan.
49. Melakukan untuk mematuhi norma yang mengatur relasi sosial meskipun merasa malas dan terpaksa.
50. Malas untuk melakukan karena mengurangi kesenangan pribadi.
51. Tidak ada emosi yang muncul dan memikirkan tindakan yang telah ia lakukan setelah membuat keputusan.
52. Setelah memutuskan merasa menyesal jika suasana tidak menyenangkan dan tidak ada emosi yang muncul jika suasana cukup
menyenangkan.
53. Menyesal setelah memutuskan untuk melakukan karena terjadi suasana yang tidak menyenangkan.
54. Melanggar norma yang berlaku di masyarakat.
55. Ingin membalas dendam karena beranggapan telah diperlakukan tidak adil.
56. Ingin mengetahui respon individu yang telah berlaku tidak adil sebelum melanggar norma dengan balas dendam.
57. Ingin melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal karena muncul rasa tidak suka pada orang lain.
58. Mengurungkan niat untuk melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal karena diangggap tidak akan bermanfaat.
59. Penilaian tindakan berdasarkan ajaran agama yang dianut.
60. Tidak sepantasnya dilakukan karena tidak dapat menyelesaikan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
252
61. Sadar akan norma yang mengatur relasi interpersonal tetapi tetap melanggar untuk menghindari pertengkaran.
62. Tetap melanggar meskipun menyadari standart norma yang berlaku.
63. Melakukan karena ingin mengetahui respon individu jika sama-sama diperlakukan dengan tidak adil.
64. Lega setelah melanggar norma dengan balas dendam karena telah memenuhi rasa ingin tahu dalam diri.
65. Ingin melanggar norma dengan membalas dendam untuk memenuhi rasa ingin tahu dalam diri.
66. Sebelum memutuskan bimbang antara mematuhi ajaran agama atau memenuhi dorongan membalas dendam.
67. Merasa ada ganjalan dalam diri sehingga mendorong individu untuk melanggar norma dengan membalas dendam.
68. Melanggar norma dengan membalas dendam untuk memenuhi rasa ingin tahu.
69. Mencari pembenaran tindakan sebelum memutuskan melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal.
70. Tetap merasa tidak puas dan menganggap diperlakukan tidak adil setelah melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal.
71. Menganggap diri sendiri sebagai korban setelah melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal.
72. Senang setelah melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal.
73. Senang setelah melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal karena juga dilakukan oleh banyak orang dan mencari pembenaran.
74. Senang setelah melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal karena terhindar dari suasana yang tidak menyenangkan.
75. Takut setelah melanggaar norma yang mengatur relasi interpersonal jika belum terhindar dari situasi yang tidak menyenangkan.
76. Melanggar peraturan dengan membolos.
77. Takut setelah melanggar peraturan dan tidak lagi melanggar peraturan karena menghindari hukuman.
78. Tidak mampu mengendalikan rasa marah sehingga melanggar hukum.
79. Sangat menyesal setelah secara spontan melanggar hukum karena tidak mampu mengendalikan rasa marah.
80. Menyesali tindakan yang melanggar hukum dengan memikirkan kembali tindakan yang terlanjur dilakukan.
81. Mendapat hukuman setelah melanggar hukum.
82. Mencontek, nakal, dan tinggi hati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
253
83. Menyadari peraturan tetapi tetap melanggar karena mencari pembenaran.
84. Anggapan bahwa mencontek sama dengan mencuri.
85. Tidak sebaiknya melakukan karena dampak negatif tindakan.
86. Tidak sebaiknya dilakukan karena dampak negatif tindakan.
87. Tetap melakukan tindakan yang tidak sebaiknya dilakukan karena dianggap dapat berdampak baik.
88. Melakukan tindakan yang tidak sebaiknya dilakukan untuk memenuhi dorongan mempertahankan representasi diri aktual.
89. Rasa senang sebelum melakukan tindakan yang tidak sebaiknya dilakukan.
90. Rasa rendah diri setelah melakukan tindakan yang tidak sebaiknya dilakukan karena respon negatif dari individu lain.
91. Menyadari kesalahan setelah mendapat respon negatif dari individu lain.
92. Menyadari kesalahan setelah mendapat respon negatif dari individu lain.
93. Mengurungkan niat meminta maaf karena rasa malu.
94. Tidak ada emosi yang muncul sebelum melakukan tidakan yang tidak sebaiknya dilakukan.
95. Angggapan akan berdampak positif sebelum melakukan tidakan yang tidak sebaiknya dilakukan.
96. Takut tidak dapat melanggar peraturan.
97. Senang jika keinginan terpenuhi dan menyesal jika keinginan tidak tepenuhi, meskipun melanggar.
98. Senang dan semakin berani setelah bersama teman melakukan tindakan yang tidak sebaiknya dilakukan.
99. Senang setelah melakukan tindakan yang sebaiknya tidak dilakukan karena dianggap berdampak positif.
100. Bingung sebelum memutuskan karena memikirkan dampak tindakan.
101. Menyadari kesalahan setelah melakukan introspeksi pada diri sendiri.
102. Sebelum memutuskan beranggapan akan mendapat pengakuan dari individu lain.
103. Tidak ada yang terlintas setelah melakukan tindakan yang tidak sebaiknya dilakukan karena telah menjadi bagian dari masa lalu.
104. Ingin memperbaiki kesalahan setelah mendapat dampak negatif tindakan karena melanggar peraturan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
254
105. Tetap melanggar peraturan karena rasa malas.
106. Melanggar peraturan karena rasa malas dan menyerah pada keterbatasan diri.
107. Tidak belajar, ttidak beristirahat cukup, dan melanggar peraturan.
108. Melanggar peraturan karena tidak mampu mengatasi keterbatasan diri.
109. Berusaha kembali mematuhi peraturan setelah melanggar peraturan demi menyenangkan orang tua
110. Melanggar aturan sosial yang tidak tertulis.
111. Tidak sebaiknya melanggar aturan sosial yang tidak tertulis karena dampak negatif tindakan.
112. Tidak sebaiknya melanggar aturan sosial yang tidak tertulis karena dampak negatif tindakan.
113. Tetap melanggar aturan sosial yang tidak tertulis karena mencari pembenaran dan tidak mampu mengendalikan rasa malas.
114. Sadar akan aturan sosial yang tidak tertulis tetapi tetap melanggar karena mencari pembenaran tindakan.
115. Rasa malas dan anggapan bisa menunda pekerjaan sebelum melanggar aturan sosial yang tidak tertulis.
116. Emosi merupakan sesuatu yang dirasakan individu sehingga dapat membuat respon marah, menangis, sedih, dan senang.
117. Emosi merupakan respon dari rangsangan external yang dialami individu..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
255
Lampiran 21. Contoh Meaning Unit yang Tereliminasi
Subjek Satu
1. Tidak melakukan pelanggaran hukum.
8. Tidak ada contoh pengalaman lain.
9. Tidak melanggar norma dan peraturan.
13. Penilaian tindakan berdasarkan nilai dari standart norma yang berlaku tentang relasi interpersonal.
19. Punya kelekatan pada ibu.
20. Pernah menganggap adanya persaingan antar saudara.
26. Mematuhi norma sosial yang berlaku.
34. Mengalami pengalaman yang berbeda saat sebelum dan setelah mematuhi norma yang mengatur peran dalam keluarga.
35. Mempertahankan representasi diri aktual dengan berusaha tidak mengeskpresikan emosi yang dialami.
36. Mengeluarkan emosi yang tidak dapat ditahan dengan kegiatan pengalihan.
40. Mematuhi aturan sosial yang tidak tertulis.
54. Melanggar norma yang berlaku di masyarakat.
59. Penilaian tindakan berdasarkan ajaran agama yang dianut.
62. Tetap melanggar meskipun menyadari standart norma yang berlaku.
76. Melanggar peraturan dengan membolos.
81. Mendapat hukuman setelah melanggar hukum.
82. Mencontek, nakal, dan tinggi hati.
84. Anggapan bahwa mencontek sama dengan mencuri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
256
107. Tidak belajar, tidak beristirahat cukup, dan melanggar peraturan.
110. Melanggar aturan sosial yang tidak tertulis.
116. Emosi merupakan sesuatu yang dirasakan individu sehingga dapat membuat respon marah, menangis, sedih, dan senang.
117. Emosi merupakan respon dari rangsangan external yang dialami individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
257
Lampiran 22. Contoh Meaning Unit yang Tidak Tereliminasi
Subjek Satu
2. Tidak pantas dilakukan karena melanggar undang-undang.
3. Tidak melanggar hukum karena dampak negatif tindakan.
4. Sebelum memutuskan tidak berkeinginan melanggar hukum dan bingung.
5. Memikirkan dampak negatif tindakan sebelum memutuskan untuk tidak melanggar hukum.
6. Takut dan bingung sebelum memutuskan untuk tidak melanggar hukum.
7. Senang dan bersyukur setelah tidak melanggar hukum karena dapat mengalami keadaan yang disyukuri saat ini.
10. Tidak melanggar peraturan karena pengorbanan orang tua dan mempertahankan representasi diri ideal.
11. Tidak lagi melanggar peraturan karena dianggap tidak bermanfaat.
12. Meskipun menyadari standart norma tetapi tetap melanggar norma karena rasa malas.
14. Mengingat pengorbanan orang tua dan rasa tidak tega sebelum tidak melanggar peraturan.
15. Rasa inferior sebelum tidak melanggar peraturan.
16. Tidak peduli dan tidak ada emosi yang muncul sebelum maupun setelah melanggar norma pada teman.
17. Tidak ada emosi yang muncul jika melanggar norma pada teman.
18. Tetap memikirkan keluarga setelah tidak melanggar peraturan.
21. Sangat menyesal pada sosok ibu jika melanggar peraturan.
22. Tidak ingin menyakiti orang tua tetapi terkadang terpaksa berbuat sebaliknya karena tidak mampu mengendalikan emosi.
23. Senang setelah tidak melanggar peraturan.
24. Membayangkan rasa senang ibu karena telah tidak melanggar peraturan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
258
25. Senang pada diri sendiri setelah tidak melanggar peraturan.
27. Melakukan karena mematuhi norma sosial yang mengatur relasi interpersonal di masyarakat.
28. Melakukan karena mematuhi norma sosial yang mengatur peran dalam keluarga.
29. Tidak ada emosi yang muncul sebelum melakukan karena dianggap sebagai bentuk kewajaran.
30. Terpaksa sebelum mematuhi norma yang mengatur peran dalam keluarga karena bertentangan dengan keinginan pribadi.
31. Rasa marah dan suasana hati yang buruk setelah mendapatkan hasil yang tidak sesuai karena mematuhi norma yang mengatur peran
dalam keluarga.
32. Tidak ada emosi yang muncul setelah mematuhi norma yang mengatur relasi interpersonal di masyarakat.
33. Tidak ada emosi yang muncul sebelum dan sesudah menaati norma yang mengatur relasi interpersonal.
37. Setelah memutuskan berpikir mengenai sudah keharusan untuk mematuhi norma sosial yang mengatur relasi interpersonal.
38. Setelah memutuskan berpikir mengenai sudah terbiasa untuk mematuhi norma sosial yang mengatur peran dalam keluarga.
39. Setelah memutuskan berpikir memang seharusnya melakukan karena yakin akan norma sosial yang mengatur peran dalam keluarga.
41. Sebaiknya dilakukan karena telah menjadi suatu kewajiban.
42. Sebaiknya melakukan karena mematuhi norma sosial yang mengatur relasi interpersonal.
43. Sebaiknya melakukan untuk membalas budi tindakan orang lain.
44. Rasa malas atau ingin mencari kesibukan sebelum memutuskan.
45. Muncul keinginan untuk mengisi waktu luang sebelum memutuskan.
46. Muncul keinginan untuk menghindari dampak negatif tindakan sebelum memutuskan.
47. Merasa malas sehingga terpaksa melakukan hanya untuk memenuhi kewajiban.
48. Tidak ada emosi yang muncul setelah memutuskan.
49. Melakukan untuk mematuhi norma yang mengatur relasi sosial meskipun merasa malas dan terpaksa.
50. Malas untuk melakukan karena mengurangi kesenangan pribadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
259
51. Tidak ada emosi yang muncul dan memikirkan tindakan yang telah ia lakukan setelah membuat keputusan.
52. Setelah memutuskan merasa menyesal jika suasana tidak menyenangkan dan tidak ada emosi yang muncul jika suasana cukup
menyenangkan.
53. Menyesal setelah memutuskan untuk melakukan karena terjadi suasana yang tidak menyenangkan.
55. Ingin membalas dendam karena beranggapan telah diperlakukan tidak adil.
56. Ingin mengetahui respon individu yang telah berlaku tidak adil sebelum melanggar norma dengan balas dendam.
57. Ingin melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal karena muncul rasa tidak suka pada orang lain.
58. Mengurungkan niat untuk melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal karena diangggap tidak akan bermanfaat.
60. Tidak sepantasnya dilakukan karena tidak dapat menyelesaikan masalah.
61. Sadar akan norma yang mengatur relasi interpersonal tetapi tetap melanggar untuk menghindari pertengkaran.
63. Melakukan karena ingin mengetahui respon individu jika sama-sama diperlakukan dengan tidak adil.
64. Lega setelah melanggar norma dengan balas dendam karena telah memenuhi rasa ingin tahu dalam diri.
65. Ingin melanggar norma dengan membalas dendam untuk memenuhi rasa ingin tahu dalam diri.
66. Sebelum memutuskan bimbang antara mematuhi ajaran agama atau memenuhi dorongan membalas dendam.
67. Merasa ada ganjalan dalam diri sehingga mendorong individu untuk melanggar norma dengan membalas dendam.
68. Melanggar norma dengan membalas dendam untuk memenuhi rasa ingin tahu.
69. Mencari pembenaran tindakan sebelum memutuskan melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal.
70. Tetap merasa tidak puas dan menganggap diperlakukan tidak adil setelah melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal.
71. Menganggap diri sendiri sebagai korban setelah melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal.
72. Senang setelah melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal.
73. Senang setelah melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal karena juga dilakukan oleh banyak orang dan mencari
pembenaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
260
74. Senang setelah melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal karena terhindar dari suasana yang tidak menyenangkan.
75. Takut setelah melanggaar norma yang mengatur relasi interpersonal jika belum terhindar dari situasi yang tidak menyenangkan.
77. Takut setelah melanggar peraturan dan tidak lagi melanggar peraturan karena menghindari hukuman.
78. Tidak mampu mengendalikan rasa marah sehingga melanggar hukum.
79. Sangat menyesal setelah secara spontan melanggar hukum karena tidak mampu mengendalikan rasa marah.
80. Menyesali tindakan yang melanggar hukum dengan memikirkan kembali tindakan yang terlanjur dilakukan.
83. Menyadari peraturan tetapi tetap melanggar karena mencari pembenaran.
85. Tidak sebaiknya melakukan karena dampak negatif tindakan.
86. Tidak sebaiknya dilakukan karena dampak negatif tindakan.
87. Tetap melakukan tindakan yang tidak sebaiknya dilakukan karena dianggap dapat berdampak baik.
88. Melakukan tindakan yang tidak sebaiknya dilakukan untuk memenuhi dorongan mempertahankan representasi diri aktual.
89. Rasa senang sebelum melakukan tindakan yang tidak sebaiknya dilakukan.
90. Rasa rendah diri setelah melakukan tindakan yang tidak sebaiknya dilakukan karena respon negatif dari individu lain.
91. Menyadari kesalahan setelah mendapat respon negatif dari individu lain.
92. Menyadari kesalahan setelah mendapat respon negatif dari individu lain.
93. Mengurungkan niat meminta maaf karena rasa malu.
94. Tidak ada emosi yang muncul sebelum melakukan tidakan yang tidak sebaiknya dilakukan.
95. Angggapan akan berdampak positif sebelum melakukan tidakan yang tidak sebaiknya dilakukan.
96. Takut tidak dapat melanggar peraturan.
97. Senang jika keinginan terpenuhi dan menyesal jika keinginan tidak tepenuhi, meskipun melanggar.
98. Senang dan semakin berani setelah bersama teman melakukan tindakan yang tidak sebaiknya dilakukan.
99. Senang setelah melakukan tindakan yang sebaiknya tidak dilakukan karena dianggap berdampak positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
261
100. Bingung sebelum memutuskan karena memikirkan dampak tindakan.
101. Menyadari kesalahan setelah melakukan introspeksi pada diri sendiri.
102. Sebelum memutuskan beranggapan akan mendapat pengakuan dari individu lain.
103. Tidak ada yang terlintas setelah melakukan tindakan yang tidak sebaiknya dilakukan karena telah menjadi bagian dari masa lalu.
104. Ingin memperbaiki kesalahan setelah mendapat dampak negatif tindakan karena melanggar peraturan.
105. Tetap melanggar peraturan karena rasa malas.
106. Melanggar peraturan karena rasa malas dan menyerah pada keterbatasan diri.
108. Melanggar peraturan karena tidak mampu mengatasi keterbatasan diri.
109. Berusaha kembali mematuhi peraturan setelah melanggar peraturan demi menyenangkan orang tua
111. Tidak sebaiknya melanggar aturan sosial yang tidak tertulis karena dampak negatif tindakan.
112. Tidak sebaiknya melanggar aturan sosial yang tidak tertulis karena dampak negatif tindakan.
113. Tetap melanggar aturan sosial yang tidak tertulis karena mencari pembenaran dan tidak mampu mengendalikan rasa malas.
114. Sadar akan aturan sosial yang tidak tertulis tetapi tetap melanggar karena mencari pembenaran tindakan.
115. Rasa malas dan anggapan bisa menunda pekerjaan sebelum melanggar aturan sosial yang tidak tertulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
262
Lampiran 23. Contoh Kategorisasi Tema
Subjek Satu
1.Sebelum Bertindak
2.2 Kognitif
2.2.1 Perspektif Individu
Menyadari dan mematuhi standart sosial:
a. Tidak pantas dilakukan karena melanggar undang-undang.(MU2)
b. Sebelum memutuskan tidak berkeinginan melanggar hukum dan bingung.(MU4)
c. Takut dan bingung sebelum memutuskan untuk tidak melanggar hukum.(MU6)
d. Melakukan karena mematuhi norma sosial yang mengatur relasi interpersonal di masyarakat.(MU27)
e. Melakukan karena mematuhi norma sosial yang mengatur peran dalam keluarga.(MU28)
f. Sebaiknya melakukan karena mematuhi norma yang mengatur relasi interpersonal.(MU42)
g. Sebaiknya melakukan untuk membalas budi tindakan orang lain.(MU43)
Memenuhi kewajiban:
a. Sebaiknya dilakukan karena telah menjadi suatu kewajiban.(MU41)
b. Merasa malas sehingga terpaksa melakukan hanya untuk memenuhi kewajiban.(MU47)
Menghindari dampak negatif tindakan:
a. Tidak melanggar hukum karena dampak negatif tindakan.(MU3)
b. Memikirkan dampak negatif tindakan sebelum memutuskan untuk tidak melanggar hukum.(MU5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
263
c. Tidak lagi melanggar peraturan karena dianggap tidak bermanfaat.(MU11)
d. Muncul keinginan unttuk menghindari dampak negatif tindakan sebelum memutuskan.(MU46)
e. Mengurungkan niat untuk melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal karena diangggap tidak akan
bermanfaat.(MU58)
f. Tidak sepantasnya dilakukan karena tidak dapat menyelesaikan masalah.(MU60)
g. Tidak sebaiknya melakukan karena dampak negatif tindakan.(MU85)
h. Tidak sebaiknya dilakukan karena dampak negatif tindakan.(MU86)
i. Tetap melakukan tindakan yang tidak sebaiknya dilakukan karena dianggap dapat berdampak baik.(MU87)
j. Angggapan akan berdampak positif sebelum melakukan tidakan yang tidak sebaiknya dilakukan.(MU95)
k. Bingung sebelum memutuskan karena memikirkan dampak tindakan.(MU100)
l. Sebelum memutuskan beranggapan akan mendapat pengakuan dari orang lain.(MU102)
m. Tidak sebaiknya melanggar aturan sosial yang tidak tertulis karena dampak negatif tindakan.(MU111)
n. Tidak sebaiknya melanggar aturan sosial yang tidak tertulis karena dampak negatif tindakan.(MU112)
Tidak mampu mengendalikan emosi:
Tidak ingin menyakiti orang tua tetapi terkadang terpaksa berbuat sebaliknya karena tidak mampu mengendalikan
emosi.(MU22)
Berdasarkan kewajaran:
Tidak ada emosi yang muncul sebelum melakukan karena dianggap sebagai bentuk kewajaran.(MU29)
Mempertahankan representasi diri:
a. Tidak melanggar peraturan karena pengorbanan orang tua dan mempertahankan representasi diri ideal.(MU10)
b. Melakukan tindakan yang tidak sebaiknya dilakukan untuk memenuhi dorongan mempertahankan representasi diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
264
aktual.(MU88)
Menghindari sesuatu yang tidak menyenangkan:
a. Malas untuk melakukan karena mengurangi kesenangan pribadi.(MU50)
b. Sadar akan norma yang mengatur relasi interpersonal tetapi tetap melanggar untuk menghindari pertengkaran.(MU61)
Mencari pembenaran atas tindakan:
a. Ingin membalas dendam karena beranggapan telah diperlakukan tidak adil.(MU55)
b. Mencari pembenaran tindakan sebelum memutuskan melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal.(MU69)
c. Menyadari peraturan tetapi tetap melanggar karena mencari pembenaran.(MU83)
d. Tetap melanggar aturan sosial yang tidak tertulis karena mencari pembenaran dan tidak mampu mengendalikan rasa
malas.(MU113)
e. Sadar akan aturan sosial yang tidak tertulis tetapi tetap melanggar karena mencari pembenaran tindakan.(MU114)
f. Rasa malas dan anggapan bisa menunda pekerjaan sebelum melanggar aturan sosial yang tidak tertulis.(MU115)
Ingin tahu:
a. Ingin mengetahui respon individu yang telah berlaku tidak adil sebelum melanggar norma dengan balas
dendam.(MU56)
b. Ingin melanggar norma dengan membalas dendam untuk memenuhi rasa ingin tahu dalam diri.(MU65)
c. Melakukan karena ingin mengetahui respon individu jika sama-sama diperlakukan dengan tidak adil.(MU63)
d. Melanggar norma dengan membalas dendam untuk memenuhi rasa ingin tahu.(MU68)
Bimbang memilih antara keinginan dengan kewajiban beragama:
Sebelum memutuskan bimbang antara mematuhi ajaran agama atau memenuhi dorongan membalas dendam.(MU66)
Ragu pada kemampuan diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
265
a. Melanggar peraturan karena rasa malas dan menyerah pada keterbatasan diri.(MU106)
b. Melanggar peraturan karena tidak mampu mengatasi keterbatasan diri.(MU108)
2.2.2 Keluarga
Mematuhi standart sosial karena orang tua:
a. Tidak melanggar peraturan karena pengorbanan orang tua dan mempertahankan representasi diri ideal.(MU10)
b. Mengingat pengorbanan orang tua dan rasa tidak tega sebelum tidak melanggar peraturan.(MU14)
c. Tidak ingin menyakiti orang tua tetapi terkadang terpaksa berbuat sebaliknya karena tidak mampu mengendalikan
emosi.(MU22)
d. Berusaha kembali mematuhi peraturan setelah melanggar peraturan demi menyenangkan orang tua (MU109)
2.2.3 Fisiologis
-
2.2.4 Lingkungan Sekitar
-
2.3 Emosi
2.3.1 Emosi Positif
Cenderung merasa senang:
Rasa senang sebelum melakukan tindakan yang tidak sebaiknya dilakukan.(MU89)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
266
Cenderung merasa tidak tega:
Mengingat pengorbanan orang tua dan rasa tidak tega sebelum tidak melanggar peraturan.(MU14)
2.3.2 Emosi Negatif
Cenderung merasa takut:
a. Takut dan bingung sebelum memutuskan untuk tidak melanggar hukum.(MU6)
b. Takut tidak dapat melanggar peraturan.(MU96)
Cenderung merasa inferior:
a. Rasa inferior sebelum tidak melanggar peraturan.(MU15)
Cenderung merasa terpaksa:
Terpaksa sebelum mematuhi norma yang mengatur peran dalam keluarga karena bertentangan dengan keinginan
pribadi.(MU30)
Cenderung merasa tidak suka:
Ingin melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal karena muncul rasa tidak suka pada orang lain.(MU57)
Cenderung merasa marah:
Tidak mampu mengendalikan rasa marah sehingga melanggar hukum.(MU78)
Merasa tidak nyaman:
Merasa ada ganjalan dalam diri sehingga mendorong individu untuk melanggar norma dengan membalas
dendam.(MU67)
Cenderung merasa malu:
Mengurungkan niat meminta maaf karena rasa malu.(MU93)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
267
Tidak peduli:
Tidak peduli dan tidak ada emosi yang muncul sebelum maupun setelah melanggar norma pada teman.(MU16)
Merasa malas:
a. Meskipun menyadari standart norma tetapi tetap melanggar norma karena rasa malas.(MU12)
b. Rasa malas atau ingin mencari kesibukan sebelum memutuskan.(MU44)
c. Merasa malas sehingga terpaksa melakukan hanya untuk memenuhi kewajiban.(MU47)
d. Melakukan untuk mematuhi norma yang mengatur relasi sosial meskipun merasa malas dan terpaksa. (MU49)
e. Malas untuk melakukan karena mengurangi kesenangan pribadi.(MU50)
f. Tetap melanggar peraturan karena rasa malas.(MU105)
g. Melanggar peraturan karena rasa malas dan menyerah pada keterbatasan diri.(MU106)
h. Tetap melanggar aturan sosial yang tidak tertulis karena mencari pembenaran dan tidak mampu mengendalikan rasa
malas.(MU113)
i. Rasa malas dan anggapan bisa menunda pekerjaan sebelum melanggar aturan sosial yang tidak tertulis.(MU115)
2.3.3 Tidak Ada Emosi
Tidak ada emosi yang muncul karena dianggap wajar dan menemukan pembenaran:
a. Tidak peduli dan tidak ada emosi yang muncul sebelum maupun setelah melanggar norma pada teman.(MU16)
b. Tidak ada emosi yang muncul jika melanggar norma pada teman.(MU17)
c. Tidak ada emosi yang muncul sebelum melakukan karena dianggap sebagai bentuk kewajaran.(MU29)
d. Tidak ada emosi yang muncul sebelum dan sesudah menaati norma yang mengatur relasi interpersonal.(MU33)
e. Tidak ada emosi yang muncul sebelum melakukan tidakan yang tidak sebaiknya dilakukan.(MU94)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
268
2.Setelah Bertindak
2.1 Kognitif
2.1.1 Perspektif Individu
Berdasarkan kewajiban mematuhi standart sosial:
a. Setelah memutuskan berpikir mengenai sudah keharusan untuk mematuhi norma sosial yang mengatur relasi
interpersonal.(MU37)
b. Setelah memutuskan berpikir memang seharusnya melakukan karena yakin akan norma sosial yang mengatur peran
dalam keluarga.(MU39)
Mencari pembenaran atas tindakan/keputusan:
a. Senang setelah melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal karena juga dilakukan oleh banyak orang dan
mencari pembenaran. (MU73)
b. Tetap merasa tidak puas dan menganggap diperlakukan tidak adil setelah melanggar norma yang mengatur relasi
interpersonal.(MU70)
c. Menganggap diri sendiri sebagai korban setelah melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal.(MU71)
d. Senang setelah melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal karena juga dilakukan oleh banyak orang dan
mencari pembenaran. (MU73)
e. Senang setelah melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal karena terhindar dari suasana yang tidak
menyenangkan.(MU74)
f. Senang setelah melakukan tindakan yang sebaiknya tidak dilakukan karena dianggap berdampak positif.(MU99)
Introspeksi dan menyadari kesalahan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
269
a. Menyesali tindakan yang melanggar hukum dengan memikirkan kembali tindakan yang terlanjur dilakukan.(MU80)
b. Menyadari kesalahan setelah mendapat respon negatif dari orang lain.(MU91)
c. Menyadari kesalahan setelah mendapat respon negatif dari orang lain.(MU92)
d. Menyadari kesalahan setelah melakukan introspeksi pada diri sendiri.(MU101)
e. Ingin memperbaiki kesalahan setelah mendapat dampak negatif tindakan karena melanggar peraturan.(MU104)
Tidak ada yang terlintas:
Tidak ada yang terlintas setelah melakukan tindakan yang tidak sebaiknya dilakukan karena telah menjadi bagian dari
masa lalu.(MU103)
Menghindari hukuman
Takut setelah melanggar peraturan dan tidak lagi melanggar peraturan karena menghindari hukuman.(MU77)
Telah terbiasa:
a. Setelah memutuskan berpikir mengenai sudah terbiasa untuk mematuhi norma yang mengatur peran dalam
keluarga.(MU38)
2.1.2 Keluarga
Memikirkan respon keluarga setelah membuat keputusan:
a. Tetap memikirkan keluarga setelah tidak melanggar peraturan.(MU18)
b. Membayangkan rasa senang ibu karena telah tidak melanggar peraturan.(MU24)
2.1.3 Lingkungan Sekitar
Menyadari kesalahan karena respon negatif dari individu lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
270
a. Rasa rendah diri setelah melakukan tindakan yang tidak sebaiknya dilakukan karena respon negatif dari individu
lain.(MU90)
b. Menyadari kesalahan setelah mendapat respon negatif dari individu lain.(MU91)
c. Menyadari kesalahan setelah mendapat respon negatif dari individu lain.(MU92)
Mencari pembenaran tindakan jika juga dilakukan oleh lingkungan sekitar:
a. Senang setelah melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal karena juga dilakukan oleh banyak orang dan
mencari pembenaran. (MU73)
2.4 Emosi
2.4.1 Emosi Positif
Merasa senang
a. Senang setelah tidak melanggar peraturan.(MU23)
b. Senang pada diri sendiri setelah tidak melanggar peraturan.(MU25)
c. Senang setelah melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal.(MU72)
d. Senang setelah melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal karena juga dilakukan oleh banyak orang dan
mencari pembenaran. (MU73)
e. Senang setelah melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal karena terhindar dari suasana yang tidak
menyenangkan.(MU74)
f. Senang dan semakin berani setelah bersama teman melakukan tindakan yang tidak sebaiknya dilakukan.(MU98)
g. Senang setelah melakukan tindakan yang sebaiknya tidak dilakukan karena dianggap berdampak positif.(MU99)
h. Senang jika keinginan terpenuhi dan menyesal jika keinginan tidak tepenuhi, meskipun melanggar.(MU97)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
271
Merasa lega:
a. Lega setelah melanggar norma dengan balas dendam karena telah memenuhi rasa ingin tahu dalam diri.(MU64)
Bersyukur:
a. Senang dan bersyukur setelah tidak melanggar hukum karena dapat mengalami keadaan yang disyukuri saat
ini.(MU7)
2.4.2 Emosi Negatif
Merasa menyesal:
a. Sangat menyesal pada sosok ibu jika melanggar peraturan.(MU21)
b. Menyesal setelah memutuskan untuk melakukan karena terjadi suasana yang tidak menyenangkan.(MU53)
c. Sangat menyesal setelah secara spontan melanggar hukum karena tidak mampu mengendalikan rasa marah.(MU79)
d. Menyesali tindakan yang melanggar hukum dengan memikirkan kembali tindakan yang terlanjur dilakukan.(MU80)
e. Setelah memutuskan merasa menyesal jika suasana tidak menyenangkan dan tidak ada emosi yang muncul jika
suasana cukup menyenangkan.(MU52)
f. Senang jika keinginan terpenuhi dan menyesal jika keinginan tidak tepenuhi, meskipun melanggar.(MU97)
Cenderung merasa marah:
a. Rasa marah dan suasana hati yang buruk setelah mendapatkan hasil yang tidak sesuai karena mematuhi norma yang
mengatur peran dalam keluarga.(MU31)
b. Tetap merasa tidak puas dan menganggap diperlakukan tidak adil setelah melanggar norma yang mengatur relasi
interpersonal.(MU70)
Cenderung merasa takut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
272
a. Takut setelah melanggaar norma yang mengatur relasi interpersonal jika belum terhindar dari situasi yang tidak
menyenangkan.(MU75)
b. Takut setelah melanggar peraturan dan tidak lagi melanggar peraturan karena menghindari hukuman.(MU77)
Tidak peduli:
Tidak peduli dan tidak ada emosi yang muncul sebelum maupun setelah melanggar norma pada teman.(MU16)
2.2.4 Tidak Ada Emosi
Tidak ada emosi yang muncul karena dianggap wajar dan menemukan pembenaran:
a. Tidak peduli dan tidak ada emosi yang muncul sebelum maupun setelah melanggar norma pada teman.(MU16)
b. Tidak ada emosi yang muncul setelah mematuhi norma yang mengatur relasi interpersonal di masyarakat.(MU32)
c. Tidak ada emosi yang muncul setelah memutuskan.(MU48)
d. Tidak ada emosi yang muncul dan memikirkan tindakan yang telah ia lakukan setelah membuat keputusan.(MU51)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
273
Lampiran 24. Open Coding dan Axial Coding Sebelum Bertindak
1. Sesuai Standart Sosial
Pengalaman Emosi
Pencapaian Tujuan Identitas
Hukum
Emosi Positif
Tidak tega “Lebih ke yo mungkin takut dan nggak tega,
terus takut lah intine. Takut melakukan
itu.”(S4/MU9/B1)
Emosi Negatif
Stress “Stress.” (S7/MU16/B1)
Takut “... Kalau nanti ketahuan kan, takut juga kalau
ketahuan urusane wes sama polisi dan lain-lain.
Terutama terus kehilangan pekerjaan juga. Ya
itu sih takut.”(S4/MU20/B2&4)
Sedih “Wah bojoku bar tak kamplengi mesti
perasaanku sedih.”(S4/MU13/B1)
Tidak nyaman “Ya kan ndak enak.”(S5/MU8/B1)
Tidak Ada Emosi
- -
Peraturan
Emosi Positif
Tidak tega “Ya itu kadang mikir lagi karena orang tua tu
kasian, capek buat kuliah. Ya masak disia-siain.
Rasanya kasian sama orang tua.”
(S1/MU14/B2&3)
Emosi Negatif
Terpaksa “Tapi ya karena berpikir sebab-akibatnya, jadi
walaupun kepaksa, saya tetap masuk kuliah.
Jadi itu.” (S3/MU4/B2)
Takut “Ya saya takut kalau dosennya itu tersinggung
atau gimana.”(S3/MU41/B2)
Suasana hati cenderung
mudah berubah
“Perasaan yang muncul itu pokoknya suasana
hati nggak enak. Lebih tepatnya berada di
tengah-tengah. Nggak merasakan
kegembiraan dan nggak merasakan perasaan
nggak enak. Jadi berada di tengah-tengah. Jadi istilahnya bimbang gitu. Jadi bingung
sebenarnya. Lebih ke flat lah.” (S3/MU12/B1-5)
Menyesal “... Dan itu yang membuat saya mengakibatkan
rasa penyesalan yang berkepanjangan. Jadi
itu.” (S3/MU28/B3)
Bersalah “Kalau berbuat salah pasti merasa bersalah.
Jadi munculnya dari situ.” (S3/MU30/B5)
Tidak Nyaman “Perasaan yang muncul itu ndak enak...”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
274
(S3/MU51/B1)
Malas “...Tapi kadang ada waktunya malas nggak mau
ngelakuin apa-apa...” (S1/MU44/B4)
Inferior “Terus ngerasa istilahnya ngatain diri sendiri
tuh bodoh.” (S1/MU15/B1)
Malu “... Sampek ketemu golongane orang-orang itu,
terus dimasukkan TV, kan malu saya...”
(S5/MU35/B3)
Tidak Ada Emosi
Tidak ada emosi karena
mengesampingkan
emosi yang muncul
“Masalah perasaan saya tidak terlalu
memikirkan itu. Jadi saya lebih ke memikirkan.
Jadi kalau saya kuliah efeknya apa dan kalau
tidak kuliah efeknya apa...” (S3/MU13/B1)
Norma
Emosi Positif
Nyaman “... Aku nyaman`e ndelok mereka, seneng gitu
lhoh.” (S4/MU28/B1)
Sayang “Yo perasaan sayang sama cinta. Yo nek ra
dilakoni yo meh kapan lagi gitu lhoh.”
(S4/MU38/B1)
Bersyukur “... Lagi-lagi ke religi lagi. Gini ya, karena rasa
syukur saya. Saya itu bisa hidup sempurna...”
(S6/MU38/B2)
Empati “... Kadang-kadang melihat “kok ada ya dokter
yang mau ke sana? Kasihan ya anak-anak ini.
Kok ada ya guru yang mau ke sana? Kapan ya
aku bisa seperti mereka?” Seperti itu. Itu tuh
dorongan.” (S6/MU43/4-6)
Emosi Negatif
Menyesal “... Kalau durhaka pada orang tua juga saya
pada akhirnya menyesali...” (S7/MU28/B8)
Tertekan “Ya macem-macem. Merasa tertekan, merasa
terkekang dengan penyesalan-penyesalan yang
telah aku lalui sebelumnya...”(S7/MU42/B1)
Gelisah “Gelisah. Rasanya tuh saya mau nangis tapi kok
gak bisa gitu...” (S2/MU35/B1)
Takut “Sebelumnya lebih ke takut, soale kadang aku
mikir iso ra yo nglakoni urip.” (S4/MU36/B1)
Terpaksa “... Ya memang kadang kepaksa, kadang kalo
misalnya ngasih tau yang baik, tapi kadang
biasanya bertentangan dengan apa yang kita
inginni. Kadang ngeiyain kata-katanya kakak
terpaksa...”(S1/MU30/B1&6)
Malas “... Soalnya sebelumnya, aku buat ngaji sama
sholat itu susah banget. Jadi malesnya minta
ampun.”(S8/MU26/B3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
275
Tidak nyaman “... Gini ya, sebetulnya kalau kita menahan, ada
ganjelan. Kalau saat itu ya pasti ini, pasti ada
perasaan kayak ada sesuatu ganjalan, ndak
nyaman.”(S6/MU11/B1-3)
Tidak Ada Emosi
Tidak ada emosi yang
muncul karena
dianggap wajar
“Yang aku rasain ya kalau memperhatiin pacar.
Kalau aku sih biasa aja karena menurutku
itu hal yang wajar sih.”(S1/MU29/B2-3)
Pencapaian Tujuan
Bertahan Hidup
Emosi Positif
-
-
Emosi Negatif
Stress “...ya pokoknya dibuat stress lah dengan
aktifitas saya dan relasi saya dengan orang
lain...”(S3/MU5/B3)
Suasana hati cenderung
mundah berubah “Perasaan yang muncul itu pokoknya suasana
hati nggak enak. Lebih tepatnya berada di
tengah-tengah. Nggak merasakan
kegembiraan dan nggak merasakan perasaan
nggak enak. Jadi berada di tengah-tengah. Jadi
istilahnya bimbang gitu. Jadi bingung
sebenarnya. Lebih ke flat lah.”(S3/MU12/B1-5)
Tidak nyaman “Perasaan itu, di hati rasanya nggak enak
banget...”(S3/MU20/B1)
Tidak Ada Emosi
Tidak ada emosi yang
muncul karena
mengesampingkan
emosi yang muncul
“Kalau masalah itu, perasaannya lebih ke flat.
Jadi nggak ngerasain.”(S3/MU16/B1-2)
“... Jadi saya lebih fokus ke persoalan saya.
Jadi sekedar sepintas lalu saja.”(S3/MU17/B3)
Tidak ada emosi yang
muncul karena telah
terbiasa
“... Emang sudah jadi kebiasaan sehari-hari,
jadi perasaanya ya biasa aja.”(S8/MU25/B1-3)
Isi Kognitif
Pencapaian Tujuan Identitas
Hukum
Perspektif Individu
Memenuhi dan
mempertahankan
representasi diri
“Ya saya tau itu salah dan bukan tipe saya
kayak gitu.”(S4/MU2/B1)
Menyadari dan
mematuhi standart
sosial
“... Kalau mukulin orang kan itu ada undang-
undangnya. Mukulin orang tanpa sebab, terus
hanya karena bantuin temen kita. Itu kan
menurutku sih ndak pantes.”(S1/MU2/B5&8)
Bimbang “Ya antara takut sama bingung aja gitu
mbak.”(S1/MU6/B1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
276
Menghindari dampak
negatif atas tindakan
“...Kan misalnya kita nyolong terus ketauan.
Terus ya gak baik aja istilahnya kayak
gitu.”(S1/MU3/B4-5)
Religiuistas
- -
Lingkungan Sekitar
- -
Keluarga
- -
Fisiologis
- -
Peraturan
Perspektif Individu
Memenuhi dan
mempertahankan
representasi diri
“... Saya kan mahasiswa, kuliah juga bayar
mahal. Kewajiban saya ya kuliah yang niat.
Kalau saya nggak melaksanakan itu kan
perbuatan yang nggak pantas dan nggak
sesuai dengan kewajiban saya.”(S3/MU8/B3-
7)
Menghindari dampak
negatif atas tindakan
“Biasanya kalau ada tugas. Jadi kan sebaiknya
kan saya mengerjakannya toh supaya ndak
mepet atau malah dapat hasil yang
buruk...”(S3/MU49/B1-3)
Bimbang “... Apa yang harus saya lakukan? Di satu sisi,
saya malas mau ngerjain, terus tapi kan akan
lebih baik lagi kalau saya ngerjain meski
dikumpulinnya lama. Jadi biar ndak keburu
numpuk gitu. Jadi lebih ke pergulatan
tadi.”(S3/MU51/B2-6)
Menyadari dan
memperbaiki kesalahan
“... Oh saya keterlaluan mungkin. Saya harus
memperbaiki diri.”(S7/MU29/B1-2)
Religiuistas
Ajaran agama
mempengaruhi pola
pikir individu
“Orang kan kalau masih punya iman masih
ingat. Iman kita masih tetap nancap di sini. Jadi
kalau orang punya iman mungkin kalau mau
melakukan apa-apa itu ndak “jrat jret”
seenaknya, mungkin dipikir dulu. Kalau aku
berbuat gini akibatnya seperti apa? Daripada
nanti punya akibat yang tidak diinginkan jadi
lebih baik ya hati-hati sangat.”(S5/MU36/B1-4)
Lingkungan Sekitar
- -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
277
Keluarga
Kelekatan dengan
keluarga
“Tapi menurut saya itu, namanya mbolos itu kan
tidak pantas. Karena sudah membayar mahal,
orang tua susah-susah, masak mbolos? Kan
nggak pantes itu. Ya sepantasnya saya
masuk.”(S3/MU3/B2-3)
Fisiologis
Jantung berdebar-debar “Perasaan iu deg-deggan, ya ada takut. Deg-
degan dan takut itu...”(S3/MU41/B1)
Norma
Perspektif Individu
Memenuhi dan
mempertahankan
representasi diri
“...kalau ehm orang tua, saya..harus saya
hormati. Jadi saya tidak mungkin untuk
melawan orang tua saya.”(S2/MU7/B1-3)
Menghindari dampak
negatif atas tindakan
“Dampaknya aja ndak baik kan.”(S8/MU6/B1)
Menyadari dan
memperbaiki kesalahan
“Saya berharap, Oh saya keterlaluan mungkin.
Saya harus memperbaiki diri.”(S7/MU29/B1-
2)
Memikirkan dampak
positif atas tindakan
“Di dalam di kelas saya sudah memperoleh
akademik yang baik dan nanti di dalam
bekerjanya, kalau etika saya ataupun itu saya
kurang berkenan, kan juga akan, apa sih kalau
bilang, “lhoh kok orang ini pinter tapi etikanya
gak pinter ya?” Jadi saya bilang itu penting
karena gimanaya.”(S2/MU26/B3-8)
Bimbang “Pertama sih bimbang. Ehm terus kadang itu
kalau untuk memulainya ragu karena takut
dicemoohkan orang...”(S2/MU11/B1)
Telah terbiasa “...Emang sudah jadi kebiasaan sehari-hari,
jadi perasaanya ya biasa aja.”(S8/MU25/B1-3)
Religiuistas
Mematuhi ajaran
agama
“...Jadi kita harus jadi orang muslim ya harus
sholat, ngaji juga...”(S8/MU23/B4-5)
Ajaran agama
mempengaruhi pola
pikir individu
“...Dari bacaan-bacaan seperti itu, bagaimana
kita harus berjiwa besar. Bagaimana kita tuh
harus bisa menerima kegagalan. Karena
kegagalan itu merupakan pengalaman untuk
menuju kebaikan. Dari banyak membaca itu,
saya membuat memotivasi saya untuk
berubah. Lagi-lagi masuk ke
religi.”(S6/MU33/B6&9-11)
Lingkungan Sekitar
Kelekatan dengan
lingkungan sekitar
“...Saya tidak bisa berjalan sendiri tanpa
bantuan teman-teman.”(S2/MU8/B2-3)
Termotivasi oleh “Saya belajar dari orang-orang yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
278
lingkungan sekitar Mereka sukses maupun tidak. Saya pikir bahwa
apapun yang dulu pernah mereka lakukan, baik
itu jelek maupun baik itu akan berdampak ke
depan dengan hidup mereka. Ya itu yang
mendasari saya.”(S7/MU38B1&5)
Keluarga
Kelekatan dengan
keluarga
“Ya kalau keluarga kan ada perasaan takut
kehilangan...”(S4/MU30/B1)
Fisiologis
Lelah “...Karena telah berhasil untuk kelelahan dan
keletihan yang telah dilakukan tadi sudah
terbayar dan sudah ndak terpikir lagi bahwa saya
tadi bekerja dengan giat, lelah...”(S9/MU34/B2-
4)
Pencapaian Tujuan Bertahan
Hidup
Perspektif Individu
Menghindari dampak
negatif atas tindakan
“Terus juga bagi kesehatan kan juga efeknya
negatif.”(S3/MU19/B1)
Memenuhi dan
mempertahankan
representasi diri
“Kalau dilihat dari aku sih cewek yah.
Contohnya kalau ngerokok juga ndak pantes
dilihat kan. Cewek kok ngerokok gitu. Aku sih
mikirnya gitu.”(S8/MU7/B1&3)
Mengesampingkan
emosi yang muncul
“...Jadi sekedar sepintas lalu
saja.”(S3/MU17/B3)
Telah terbiasa “...Emang sudah jadi kebiasaan sehari-hari,
jadi perasaanya ya biasa aja.”(S8/MU25/B1-2)
Religiuistas
- -
Lingkungan Sekitar
Penilaian lingkungan
sekitar terhadap
individu
“Kata temen-temen mukanya “alim”. Jadi
nggak cocok aja.”(S3/MU11/B1)
Keluarga
Mematuhi orang tua “...Nggak pantes soalnya orang tua juga
ngelaraang jadi yaudah nggak saya lakuin
itu.”(S3/MU6/B1-3)
Fisiologis
- -
2. Tidak Sesuai Standart Sosial
Pengalaman Emosi
Pencapaian Tujuan Identitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
279
Hukum
Emosi Positif
- -
Emosi Negatif
Marah “...Waktu itu dia bikin aku marah, emosi.
Terus aku ngejar dia terus ngelempar pake
pisau terus nempel di
punggungnya...”(S1/MU78/B6)
Tidak Ada Emosi
- -
Peraturan
Emosi Positif
- -
Emosi Negatif
Malas “Tidak melakukan soalnya saya ada rasa
malas.”(S3/MU90/B1)
Tidak senang “Itu agak ndak seneng soalnya saya ndak
suka disuruh-suruh...”(S3/MU93/B1)
Takut “Sebelum nyotek mikirnya ya takut sih
sebenernya. Kalau nggak dapet contekkan
takut sih...”(S1/MU96/B1&3)
Tidak Ada Emosi
- -
Norma
Emosi Positif
Nyaman “...Sebelum berbohong tadi, awalnya sih
rasa nyaman aja ya. Saya ngerasa itu
benar.”(S2/MU49/B3)
Senang “...Malah kadang ada rasa agak sedikit
seneng. Biar dia tahu rasanya
kesusahan...”(S3/MU102/B4)
Emosi Negatif
Malas “...Terus aku mau ke sana ki wes males ki
lhoh.”(S4/MU57/B4)
Tidak nyaman “Perasaan sebetulnya ndak nyaman
sebetulnya....”(S6/MU70/B1)
Bersalah “Sebelumnya tuh, yang saya rasakan
perasaan bersalah...”(S2/MU63/B2)
Marah “Cuman kan karena orang itu merasa emosi
saja waktu itu, jadi marah seperti
itu.”(S6/MU4/B2)
Terpaksa “...Orang tuanya ndak marah sama temen
saya. Kan jadi sama-sama enak. Meskipun
perbuatan saya kan ndak baik toh. Tapi
kan sama-sama menguntungkan kedua
belah pihak toh...”(S3/MU80/B4-8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
280
Stress “...itu kan seperti stress menumpuk
ya.”(S7/MU56/B4)
Tidak peduli “...Rasanya tuh yaudah lah biarin aja.
Kalau bohong ya udah.”(S1/MU16/B3)
Tidak suka “...Banyak yang nggak suka termasuk
aku...”(S1/MU57/B14)
Takut “Takut...”(S8/MU48/B1)
Berdosa “Kadang berpikir kalau bohong pasti aku
dosa. Kalau ngegosipin orang pasti dosa
aku.”(S8/MU50/B1-2)
Tidak Ada Emosi
Tidak ada emois yang
muncul
“Biasa saja.”(S4/MU56/B1)
Pencapaian Tujuan Bertahan
Hidup
Emosi Positif
- -
Emosi Negatif
Malas “Males...”(S4/MU73/B1)
Tidak Ada Emosi
- -
Isi Kognitif
Pencapaian Tujuan Identitas
Hukum
Perspektif Individu
Tidak mampu
mengendalikan emosi dan
pikiran
“...Waktu itu dia bikin aku marah, emosi.
Terus aku ngejar dia terus ngelempar
pake pisau terus nempel di
punggungnya...”(S1/MU78/B5-8)
Religiuistas
- -
Lingkungan Sekitar
- -
Keluarga
- -
Fisiologis
- -
Peraturan
Perspektif Individu
Menemukan Pembenaran
atas tindakan
“Itu agak ndak seneng soalnya saya ndak
suka disuruh-suruh. Toh tugasnya ndak
terlalu penting dan ada aktifitas lain yang
harus dilakuin. Jadi ndak seneng
gitu.”(S3/MU93/B1-3)
Religiuistas
- -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
281
Lingkungan Sekitar
- -
Keluarga
- -
Fisiologis
- -
Norma
Perspektif Individu
Menemukan Pembenaran
atas tindakan
“Yo sebenere ki nggak baik sih ceritane.
Aku berpikiran ndadak nang nggrejo ki
nggo opo wong neng omah wae
iso...”(S4/MU66/B1-2)
Menghindari keadaan yang
tidak menyenangkan
“...Cuman kan nggak sepantesnya kan.
Kenapa nggak jujur aja kan. Aku mikirnya
kalau misalnya jujur malah buat
pertengkaran.”(S1/MU61/B11-12)
Tidak mampu
mengendalikan emosi dan
pikiran
“...Kan saya sudah tahu ndak pantes, tapi
logika saya kalah dengan perasaan
saya.”(S3/MU60/B2)
Bimbang “...Di satu sisi orang tuanya baik banget,
jadi kalau saya berbohong kan ndak
enak. Jadi saya bimbang.”(S3/MU79/B3-
5)
Religiuistas
Berdosa jika melanggar
aturan agama
“Kalau ngegosipin temen, waduh itu kan
lebih dosa banget ya.”(S8/MU41/B1-2)
Lingkungan Sekitar
- -
Keluarga
- -
Fisiologis
Lelah “...Lebih males ke capek.”(S4/MU64/B5)
Refleks “...Tapi kalau kita marah tiba-tiba itu
kan kejadiannya tiba-tiba ndak ada
perencanaan.”(S6/MU5/B10)
Pencapaian Tujuan Bertahan
Hidup
Perspektif Individu
Menemukan pembenaran
atas tindakan
“...Terus mau menyang adhus ki wes
males. Opo meneh wes nggletak ning
kasur, nonton TV. Yowes males. Paling
keluar makan, pulang nggak mandi
yowes tidur.”(S4/MU73/B1-3)
Religiuistas
- -
Lingkungan Sekitar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
282
- -
Keluarga
- -
Fisiologis
Lelah “...Capek males...”(S4/MU73/B1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
283
Lampiran 25. Open Coding dan Axial Coding Setelah Bertindak
3. Sesuai Standart Sosial
Pengalaman Emosi
Pencapaian Tujuan Identitas
Hukum
Emosi Positif
Lega “Saya lega setelah..”(S7/MU11/B1)
Senang “Seneng sih...”(S1/MU7/B1)
Bersyukur “...Syukurlah maksdunya...”(S1/MU7/B3)
Puas “Tapi kalau nggak melakukan kan ada
kepuasan batin kan...”(S1/MU14/B1)
Bangga “...Yo bangga aku melakukan hal yang bener
gitu lhoh...”(S4/MU23/B1)
Nyaman “...Mbawanya juga ndak ragu-ragu. Jadi enak.
Walaupun ketemu kan enak...”(S5/MU17/B3-4)
Emosi Negatif
- -
Tidak Ada Emosi
- -
Peraturan
Emosi Positif
Senang “Kalau dapet ya seneng...”(S1/MU97/B1)
Lega “...Setelah itu saya lega
sudah.”(S5/MU43/B10)
Bersyukur “Tapi syukur bisa diamankan,
diatasi.”(S5/MU6/B1)
Tidak tega “Kasihan. Yang jelas kasihan dengan anak itu.
Sebenernya perlu ditolong.”(S5/MU28/B1)
Emosi Negatif
Menyesal “...Tapi kalau situasinya tidak menyenangkan,
agak ngggak enak di hati. Jadi belajar nggak
konsentrasi, pikirannya kemana-mana. Jadi
saya merasa percuma masuk. Hanya sekedar
badannya aja tapi nyawanya nggak ada. Ya
mbuang waktu lah...”(S3/MU15/B8-12)
Takut “Takut. Takut diancam. Takut marah
sungguhan. Nanti kalau marah sungguhan kan
jadi rame.”(S5/MU42/B1)
Tidak Ada Emosi
Tidak ada emosi yang
muncul
”... Soalnya ngelakuinnya ya bukan karena
disuruh atau dipaksa ya reflek aja. Nggak
ngerasain apa-apa...”(S1/MU51/B2-4)
Norma
Emosi Positif
Senang “...senang, terus gimana ya?”(S9/MU33/B2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
284
Lega “...wah, wes lega, ini wes mari, ini wes
mari...”(S6/MU52/B2)
Puas “...Ketika saya udah mencapainya dan direspon
sama orang sekitarnya itu baik dengan usaha
saya, rasanya tuh kepuasan
sendiri.”(S2/MU21/B6)
Nyaman “...jadi saya pun merasa tenang, enjoy, enak.
Seperti itu...”(S7/MU39/B3)
Bangga “...Oh aku berhasil melalui seperti ini, saya
merasa sepeti menjadi seorang juara, oh saya
bisa berarti.”(S7/MU40/B3-5)
Bahagia “...Ada perasaan suka cita...”(S6/MU/39/B1)
Emosi Negatif
Inferior “...sampai ada orang yang bilang, “ih kok
kamu kayak gitu sih itunya?”. Itu kan buat
saya semakin “aduh kok jadinya kayak
gini?...”(S2/MU13/B1-3)
Marah “Kadang kalau misalnya udah kejadian seperti
yang nggak kita mau dan karena dia yang
sarankan kan kita kadang marah, nggak suka,
bad mood...”(S1/MU31/B3)
Tidak Ada Emosi
Tidak ada emosi yang
muncul
“Ya biasa saja sih.”(S8/MU13/B1)
Pencapaian Tujuan
Bertahan Hidup
Emosi Positif
Senang “Ya seneng sih...”(S3/MU21/B1)
Emosi Negatif
Takut “Ya disamping itu ya kalau tadi takut
kesetrum...”(S5/MU65/B1)
Menyesal “Ya termasuk cuman hanya getun
ya...”(S5/MU66/B1)
Tidak Ada Emosi
Tidak ada emosi yang
muncul
“Ya biasa saja sih”(S8/MU13/B1)
Isi Kognitif
Pencapaian Tujuan Identitas
Hukum
Perspektif Individu
Mempertahankan
representasi diri
“Tapi kalau nggak melakukan kan ada kepuasan
batin kan. Wah aku orang`e nggak kejem
gitu.”(S4/MU14/B2)
Memikirkan dampak
negatif atas tindakan
“Cuman opo yo? Aku pikir lagi, yo itu ndak
baik lah buat aku.”(S8/MU17/B1-2)
Memikirkan dampak “Kecuali kalau sudah ijin dari kepala sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
285
positif atas tindakan Pak ini sudah ndak tepakai, boleh dibawa
pulang. Mbawanya juga ndak ragu-ragu. Jadi
enak. Walaupun ketemu kan enak. Plong gitu.
Kan sudah diberikan...”(S5/MU17/B1-4)
Religiuistas
- -
Lingkungan Sekitar
- -
Keluarga
- -
Fisiologis
- -
Peraturan
Perspektif Individu
Memikirkan dampak
positif atas tindakan
“...woo untung udah ngerjain jadi bisa kerja
tugas lainnya atau main-main dulu. Jadi ndak
beban lagi gitu.”(S3/MU54/B1-3)
Mempertahankan
representasi diri
“...Soalnya saya itu, bagaimanapun hasilnya,
ya itu hasil perjuangan saya.
Gitu.”(S3/MU34/B1-2)
Memikirkan dampak
negatif atas tindakan
“...Nanti kalau marah sungguhan kan jadi
rame.”(S5/MU42/B1-2)
Religiuistas
- -
Lingkungan Sekitar
Penilaian lingkungan
sekitar terhadap
individu
“...Terus kalau ini deg-deggaannya lebih ke
reaksi kelas kepada saya. Waktu saya angkat
tangan dan langsung ngomong itu, kan
perhatian langsung ke saya semua. Jadi grogi.
Kan jadi pusat perhatian.”(S3/MU46/B3&5)
Keluarga
Kelekatan dengan
keluarga
“Ah aku udah ngelakuin pasti ibuk seneng
kalau misalnya dulu aku “cabut” sekarang
aku nggak lagi. Sekarang aku
serius.”(S1/MU24/B1-3)
Fisiologis
Jantung berdebar-debar “Ya itu sih, lebih ke deg-deggan
tadi.”(S3/MU44/B1)
Norma
Perspektif Individu
Memikirkan dampak
positif atas tindakan
“Kedua itu pikirannya juga tenang
gitu.”(S9/MU14/B1)
Mempertahankan
representasi diri
“...Apa namane ngepek bojo ki ora mung
ngepek bojo, tapi aku punya kewajiban untuk
memenuhi kebutuhan dia gitu
lhoh.”(S4/MU35/B3-4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
286
Memikirkan dampak
negatif atas tindakan
“...Tanpa mikir yang diusulkan orang tua. Saat
kuliah ini maka, saya kan suka bernyanyi, saya
ikut vocal group. Di vocal group itu ada
ditambah koreografi. Itu sangat-sangat
susah.”(S2/MU12/B6-10)
Religiuistas
- -
Lingkungan Sekitar
Puas karena mendapat
respon positif dari
lingkungan sekitar
“...Ketika saya udah mencapainya dan
direspon sama orang sekitarnya itu baik
dengan usaha saya, rasanya tuh kepuasan
sendiri.”(S2/MU21/B3-5)
Menyesal karena
tertinggal dari
kelompok
“...Yaampun mengapa saya sholat lima waktu
saja ndak bisa, padahal orang tua, orang lain
bisa melakukan itu...”(S7/MU69/B3-4)
Keluarga
- -
Fisiologis
- -
Pencapaian Tujuan Bertahan
Hidup
Perspektif Individu
Tidak memikirkan
keputusan yang telah
diambil
“...Saya selalu tidak mempersoalkan lagi
tentang rokok itu...”(S3/MU17/B1-2)
Memikirkan dampak
positif atas tindakan
“...Jadi merasa untunglah ngggak ngerokok toh
ya hemat duit, hemat uang, nggak ganggu
kesehatan juga.”(S3/MU21/B3)
Memikirkan dampak
negatif atas tindakan
“Cuman opo yo? Aku pikir lagi, yo itu ndak
baik lah buat aku.” (S8/MU17/B1-2)
Religiuistas
- -
Lingkungan Sekitar
- -
Keluarga
- -
Fisiologis
- -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
287
4. Tidak Sesuai Standart Sosial
Pengalaman Emosi
Pencapaian Tujuan Identitas
Hukum
Emosi Positif
- -
Emosi Negatif
Menyesal “Di situ hal yang paling aku
sesali...”(S1/MU79/B1)
Tidak Ada Emosi
- -
Peraturan
Emosi Positif
Senang “Kalau dapet ya seneng...”(S1/MU97/B1)
Emosi Negatif
Takut “...Dan setelah itu nggak berani lagi cabut
sekolah soalnya takut ketahuan
bapak...”(S1/MU77/B6-8)
Tidak Ada Emosi
Tidak ada emosi yang
muncul
“Aku perasaan sih biasa sih. Lebih ke cuek.
Wong toh kan juga aku ngelakuin yang lebih
penting gitu.”(S3/MU96/B1-2)
Norma
Emosi Positif
Senang “Seneng”(S1/MU72/B1)
Lega “Lega...”(S7/MU58/B1)
Emosi Negatif
Menyesal “Penyesalan. Penyesalan. Sebetulnya ada rasa
penyesalan. Seperti itu.”(S6/MU7/B1)
Tidak nyaman “Tetep ndak nyaman”(S6/MU72/B1)
Bersalah “...Kalau pas ibuk lagi ndak mood gitu ya aku
ngerasa bersalah gitu...” (S8/MU75/B2)
Tidak peduli “Tapi kadang-kadang ya biarin
aja...”(S8/MU76/B1)
Inferior “...Kan jadinya down.”(S1/MU90/B3)
Malu “Pengen minta maaf tapi malu. Haduh harga
diriku dimana...”(S1/MU93/B1)
Takut “...Sebenernya sama-sama takut
sih”(S8/MU52/B2)
Berdosa “...Kalau untuk membohongin orang tua itu
paling dosa gedhe lah menurut
aku...”(S8/MU55/B6-7)
Tidak Ada Emosi
Tidak ada emosi yang
muncul
“Setelahnya ya biasa saja sih...”(S4/MU60/B1)
Pencapaian Tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
288
Bertahan Hidup
Emosi Positif
- -
Emosi Negatif
- -
Tidak Ada Emosi
- -
Isi Kognitif
Pencapaian Tujuan Identitas
Hukum
Perspektif Individu
Menyadari kesalahan “...Ya aku nyesel aja waktu itu, kok bisa itu
lhoh aku ngelempar pisau ke
dia.”(S1/MU80/B5)
Religiuistas
- -
Lingkungan Sekitar
- -
Keluarga
- -
Fisiologis
- -
Peraturan
Perspektif Individu
Mencari pembenaran
atas tindakan
“...Kadang ada pelajaran yang memang bener
aku nggak ngerti. Terus yang mau dipelajarin
apa. Toh aku nggak ngerti
juga...”(S1/MU106/B2-4)
Menyadari dan
memperbaiki kesalahan
“...kalau nggak dapet contekkan terus nilainya
jelek. Aku malah mikirnya aku harus lebih
baik lagi lebih belajar lagi kalau ada
ujian.”(S1/MU104/B4-7)
Religiuistas
- -
Lingkungan Sekitar
- -
Keluarga
- -
Fisiologis
- -
Norma
Perspektif Individu
Mencari pembenaran
atas tindakan
“...Terus yang ikut ngata-ngatain itu juga
banyak. Itu yang buat aku seneng. Berarti kan
bener.”(S1/MU73/B2-4)
Menghindari keadaan “Seneng sih sebenernya. Selamat dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
289
yang tidak
menyenagkan
pertengkaran...”(S1/MU74/B1-2)
Memenuhi rasa ingin
tahu
“Iya pengen tau. Berarti, dia terima nggak apa
yang dia lakukan dilakuin balik
gitu?...”(S1/MU65/B1)
Mampu
mengungkapkan emosi
terpendam
“...Terkadang setelah melakukan ketiga hal itu
efek dari stress saya itu saya merasa
lega...”(S7/MU58/B1-2)
Menyadari dan
memperbaiki kesalahan
“Aku merasa ndak nyaman, merasa ada
penyesalan dan ingin memperbaiki...”
(S6/MU73/B1-2)
Memikirkan dampak
negatif yang dialami
atas tindakan
“...Tapi ya herannya begitu aku ngetawain
orang, aku sendiri yang
kena...”(S6/MU62/B1-2)
Telah terbiasa “...Lha wong wes biasa kok.”(S4/MU68/B2)
Religiuistas
- -
Lingkungan Sekitar
Menyesal karena
tertinggal dari
kelompok
“...Yaampun mengapa saya sholat lima waktu
saja ndak bisa, padahal orang tua, orang lain
bisa melakukan itu...”(S1/MU69/B3-4)
Keluarga
Mempertahankan
kepercayaan orang tua
“Ya kan orang tua jauh-jauh percayain kita
udah di sini. Masak kita balesnya dengan
bohongin mereka”(S2/MU47/B1-2)
Respon negatif
keluarga atas tindakan
“Iya kan jadi marah istrine”(S4/MU54B1)
Menyadari dan
memperbaiki kesalahan
atas permintaan
pasangan
“Tapi nek sekarang ya ke gereja terus, lha
sudah ada “helder`e(istri)”(S4/MU70/B1-2)
Fisiologis
- -
Pencapaian Tujuan Bertahan
Hidup
Perspektif Individu
Menemukan
pembenaran atas
tindakan
“...Tapi harus`e pulang kerja ki yo bisa, tapi
mambu kasur wes geletakkan wes
males”(S4/MU75/B3-4)
Religiuistas
- -
Lingkungan Sekitar
- -
Keluarga
- -
Fisiologis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
291
Lampiran 26. Pengalaman Emosi dan Isi Kognitif Individu Sebelum dan Setelah Bertindak Sesuai Standart
Sosial
Pencapaian
tujuan Individu
Sebelum Bertindak Setelah Bertindak
Pengalaman Emosi Isi Kognitif Pengalaman Emosi Isi Kognitif
Tujuan Identitas
Hukum Emosi Positif
Tidak tega
Perspektif Individu
Memenuhi dan
mempertahankan representasi
diri
Emosi Positif
Lega
Perspektif Individu
Mempertahankan representasi
diri
Memikirkan dampak negatif atas
tindakan
Memikirkan dampak positif atas
tindakan
Senang Perspektif Individu
Memikirkan dampak negatif atas
tindakan
Mempertahankan representasi
diri
Bersyukur Perspektif Individu
Memikirkan dampak positif atas
tindakan
Puas Perspektif Individu
Memikirkan dampak positif atas
tindakan
Mempertahankan representasi
diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
292
Bangga Perspektif Individu
Mempertahankan representasi
diri
Nyaman Perspektif Individu
Memikirkan dampak negatif atas
tindakan
Memikirkan dampak positif atas
tindakan
Emosi Negatif
Stress
Perspektif Individu
Memenuhi dan
mempertahankan representasi
diri
Emosi Negatif
-
-
Takut Perspektif Individu
Menyadari dan mematuhi
standart sosial
Bimbang
Menghindari dampak negatif
atas tindakan
Memenuhi dan
mempertahankan representasi
diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
293
Sedih Perspektif Individu
Memenuhi dan
mempertahankan representasi
diri
Tidak nyaman Perspektif Individu
Menghindari dampak negatif
atas tindakan
Tidak Ada Emosi
-
-
Tidak Ada Emosi
-
-
Peraturan Emosi Positif
Tidak tega
Perspektif Individu
Memenuhi dan
mempertahankan representasi
diri
Menghindari dampak negatif
atas tindakan
Keluarga
Kelekatan dengan keluarga
Emosi Positif
Senang
Perspektif Individu
Memikirkan dampak positif atas
tindakan
Menempertahankan representasi
diri
Keluarga
Kelekatan dengan keluarga
Lega Perspektif Individu
Memikirkan dampak positif atas
tindakan
Bersyukur Perspektif Individu
Memikirkan dampak positif atas
tindakan
Tidak tega Perspektif Individu
Memikirkan dampak negatif atas
tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
294
Emosi Negatif
Terpaksa
Perspektif Individu
Menghindari dampak negatif
atas tindakan
Memenuhi dan
mempertahankan representasi
diri
Keluarga
Kelekatan dengan keluarga
Emosi Negatif
Menyesal
Perspektif Individu
Memikirkan dampak negatif atas
tindakan
Lingkungan Sekitar
Penilaian lingkungan sekitar
terhadap individu
Fisiologis
Jantung berdebar-debar
Takut Perspektif Individu
Memenuhi dan
mempertahankan representasi
diri
Fisiologis
Jantung berdebar-debar
Takut Perspektif Individu
Memikirkan dampak negatif atas
tindakan
Suasana hati
cenderung mudah
berubah
Perspektif Individu
Menghindari dampak negatif
atas tindakan
Memenuhi dan
mempertahankan representasi
diri
Keluarga
Kelekatan dengan orang tua
Menyesal Perspektif Individu
Memenuhi dan
mempertahankan representasi
diri
Bimbang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
295
Menghindari dampak negatif
atas tindakan
Menyadari dan memperbaiki
kesalahan
Bersalah Perspektif Individu
Memenuhi dan
mempertahankan representasi
diri
Bimbang
Menghindari dampak negatif
atas tindakan
Tidak Nyaman Perspektif Individu
Menghindari dampak negatif
atas tindakasn
Bimbang
Malas Perspektif Individu
Menghindari dampak negatif
atas tindakan
Bimbang
Inferior Keluarga
Kelekatan dengan keluarga
Malu Perspektif Individu
Memenuhi dan
mempertahankan representasi
diri
Menghindari dampak negatif
atas tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
296
Religiusitas
Ajaran agama mempengaruhi
pola pikir individu
Tidak Ada Emosi
Tidak ada emosi
karena
mengesampingkan
emosi yang
muncul
Perspektif Individu
Memenuhi dan
mempertahankan representasi
diri
Tidak Ada Emosi
Tidak ada emosi
yang muncul
Perspektif Individu
Mempertahankan representasi
diri
Norma Emosi Positif
Nyaman
Lingkungan Sekitar
Kelekatan dengan lingkungan
sekitar
Keluarga
Kelekatan dengan keluarga
Emosi Positif
Senang
Perspektif Individu
Memikirkan dampak positif atas
tindakan
Mempertahankan representasi
diri
Sayang Perspektif Individu
Memenuhi dan
mempertahankan representasi
diri
Lingkungan Sekitar
Kelekatan dengan lingkungan
sekitar
Keluarga
Kelekatan dengan keluarga
Lega Perspektif Individu
Memikirkan dampak positif atas
tindakan
Mempertahankan representasi
diri
Puas Perspektif Individu
Memikirkan dampak positif atas
tindakan
Mempertahankan representasi
diri
Lingkungan Sekitar
Puas karena mendapat respon
positif dari lingkungan sekitar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
297
Bersyukur Religiusitas
Mematuhi ajaran agama
Nyaman Perspektif Individu
Memikirkan dampak positif atas
tindakan
Empati Perspektif Individu
Memenuhi dan
mempertahankan representasi
diri
Religiusitas
Mematuhi ajaran agama
Bangga Perspektif Individu
Memikirkan dampak positif atas
tindakan
Bahagia Perspektif Individu
Memikirkan dampak positif atas
tindakan
Emosi Negatif
Menyesal
Perspektif Individu
Memenuhi dan
mempertahankan representasi
diri
Menghindari dampak negatif
atas tindakan
Menyadari dan memperbaiki
kesalahan
Religiusitas
Mematuhi ajaran agama
Fisiologis
Lelah
Emosi Negatif
Inferior
Perspektif Individu
Memikirkan dampak negatif atas
tindakan
Lingkungan Sekitar
Menyesal karena tertinggal dari
kelompok
Tertekan Perspektif Individu
Menghindari dampak negatif
atas tindakan
Marah Perspektif Individu
Memikirkan dampak negatif atas
tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
298
Memenuhi dan
mempertahankan representasi
diri
Lingkungan Sekitar
Termotivasi oleh lingkungan
sekitar
Mempertahankan representasi
diri
Gelisah Lingkungan Sekitar
Kelekatan dengan lingkungan
sekitar
Perspektif Individu
Memikirkan dampak positif
atas tindakan
Takut
Perspektif Individu
Bimbang
Memenuhi dan
mempertahankan
representasi diri
Lingkungan Sekitar
Kelekatan dengan lingkungan
sekitar
Keluarga
Kelekatan dengan keluarga
Terpaksa Perspektif Individu
Memenuhi dan
mempertahankan representasi
diri
Malas Religiusitas
Mematuhi ajaran agama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
299
Tidak nyaman Perspektif Individu
Menghindari dampak negatif
atas tindakan
Tidak Ada Emosi
Tidak ada emosi
yang muncul
karena dianggap
wajar
Perspektif Individu
Telah terbiasa
Tidak Ada Emosi
Tidak ada emosi
yang muncul
Perspektif Individu
Memikirkan dampak negatif atas
tindakan
Memikirkan dampak positif atas
tindakan
Tujuan
Bertahan Hidup
Emosi Positf
-
- Emosi Positif
Senang
Perspektif Individu
Tidak memikirkan keputusan
yang telah diambil
Memikirkan dampak positif atas
tindakan
Emosi Negatif
Stress
Perspektif Individu
Menghindari dampak negatif
atas tindakan
Lingkungan Sekitar
Penilaian lingkungan sekitar
terhadap individu
Keluarga
Mematuhi orang tua
Emosi Negatif
Takut
Perspektif Individu
Menghindari dampak negatif
atas tindakan
Suasana hati
cenderung mundah
berubah
Perspektif Individu
Menghindari dampak negatif
atas tindakan
Lingkungan Sekitar
Penilaian lingkungan sekitar
Menyesal
Perspektif Individu
Menghindari dampak negatif atas
tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
300
terhadap individu
Keluarga
Mematuhi orang tua
Tidak nyaman Perspektif Individu
Menghindari dampak negatif
atas tindakan
Lingkungan Sekitar
Penilaian lingkungan sekitar
terhadap individu
Keluarga
Mematuhi orang tua
Tidak ada emosi
Tidak ada emosi
yang muncul
karena
mengesampingkan
emosi yang
muncul
Tidak ada emosi
yang muncul
karena telah
terbiasa
Perspektif Individu
Mengesampingkan emosi
yang muncul
Memenuhi dan
mempertahankan
repressentasi diri
Menghindari dampak negatif
atas tindakan
Telah terbiasa
Tidak Ada Emosi
Tidak ada emosi
yang muncul
Perspektif Individu
Memikirkan dampak negatif atas
tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
301
Lampiran 27. Pengalaman Emosi dan Isi Kognitif Individu Sebelum dan Setelah Bertindak Tidak Sesuai
Standart Sosial
Pencapaian
tujuan Individu
Sebelum Bertindak Setelah Bertindak
Pengalaman Emosi Isi Kognitif Pengalaman Emosi Isi Kognitif
Tujuan Identitas
Hukium Emosi Positif Emosi Positif
- - - -
Emosi Negatif Emosi Negatif
Marah Perspektif Individu
Tidak mampu mengendalikan
emosi dan pikiran
Menyesal Perspektif Individu
Menyadari kesalahan
Tidak Ada Emosi Tidak Ada Emosi
- - - -
Peraturan Emosi Positif Emosi Positif
- - Senang Perspektif Individu
Mencari pembenaran atas
tindakan
Menyadari dan memperbaiki
kesalahan
Emosi Negatif Emosi Negatif
Malas Perspektif Individu
Menemukan pembenaran atas
tindakan
Takut Perspektif Individu
Menyadari dan memperbaiki
kesalahan
Tidak Senang Perspektif Individu
Menemukan pembenaran atas
tindakan
Takut Perspektif Individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
302
Menemukan pembenaran atas
tindakan
Tidak Ada Emosi Tidak Ada Emosi
- - Tidak ada emosi
yang muncul
Perspektif Individu
Mencari pembenaran atas
tindakan
Norma Emosi Positif Emosi Positif
Nyaman Perspektif Individu
Menemukan pembenaran atas
tindakan
Senang Perspektif Individu
Mencari pembenaran atas
tindakan
Menghindari keadaan yang tidak
menyenangkan
Memenuhi rasa ingin tahu
Senang Perspektif Individu
Menemukan pembenaran atas
tindakan
Menghindari keadaan yang
tidak menyenangkan
Lega Perspektif Individu
Mencari pembenaran atas
tindakan
Mampu mengungkapkan emosi
terpendam
Menghindari keadaan yang tidak
menyenangkan
Memenuhi rasa ingin tahu
Emosi Negatif Emosi Negatif
Malas Perspektif Individu
Menemukan pembenaran atas
tindakan
Fisiologis
Lelah
Menyesal Perspektif Individu
Menyadari dan memperbaiki
kesalahan
Memikirkan dampak negatif atas
tindakan
Mencari pembenaran atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
303
tindakan
Lingkungan Sekitar
Menyesal karena tertinggal dari
kelompok
Tidak nyaman Perspektif Individu
Menemukan pembenaran atas
tindakan
Tidak Nyaman Perspektif Individu
Menyadari dan memperbaiki
kesalahan
Mencari pembenaran atas
tindakan
Keluarga
Mempertahankan kepercayaan
orang tua
Bersalah Perspektif Individu
Menemukan pembenaran atas
tindakan
Bersalah Perspektif Individu
Menyadari dan memperbaiki
kesalahan
Mencari pembenaran atas
tindakan
Marah Perspektif Individu
Tidak mampu mengendalikan
emosi dan pikiran
Menemukan pembenaran atas
tindakan
Fisiologis
Refleks
Tidak peduli Perspektif Individu
Mencari pembenaran atas
tindakan
Terpaksa Perspektif Individu
Menemukan pembenaran atas
tindakan
Bimbang
Inferior Perspektif Individu
Menyadari dan memperbaiki
kesalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
304
Stress Perspektif Individu
Tidak mampu mengendalikan
emosi dan pikiran
Malu Perspektif Individu
Menyadari dan memperbaiki
kesalahan
Tidak peduli Perspektif Individu
Menemukan pembenaran atas
tindakan
Takut Perspektif Individu
Mencari pembenaran atas
tindakan
Telah terbiasa
Tidak suka Perspektif Individu
Menemukan pembenaran atas
tindakan
Bimbang
Menghindari keadaan yang
tidak menyenangkan
Berdosa Perspektif Individu
Tetap mencari pembenaran atas
tindakan
Telah terbiasa
Takut Religiusitas
Berdosa jika melanggar
aturan agama
Berdosa Religiusitas
Berdosa jika melanggar
aturan agama
Tidak Ada Emosi Tidak Ada Emosi
Tidak ada emosi
yang muncul
Perspektif Individu
Menemukan pembenaran atas
tindakan
Tidak ada emosi
yang muncul
Perspektif Individu
Mencari pembenaran atas
tindakan
Telah terbiasa
Keluarga
Respon negatif keluarga atas
tindakan
Menyadari dan memperbaiki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
305
kesalahan atas permintaan
pasangan
Tujuan
Bertahan Hidup
Emosi Positif Emosi Positif
- - - -
Emosi Negatif Emosi Negatif
Malas Perspektif Individu
Menemukan Pembenaran atas
tindakan
Fisiologis
Lelah
- -
Tidak Ada Emosi Tidak Ada Emosi
- - Tidak ada emosi
yang muncul
Perspektif Individu
Menemukan Pembenaran atas
tindakan
Fisiologis
Gerah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI