Download - Kontrasepsi Implan Kelompok C-edit
Kontrasepsi ImplanOleh Kelompok C :
Jasmine Fachrunnisa
Izzatul Mufidah
Komang Dewi
122010101001
122010101015
122010101038
Rediana Murti Novia
Davina Amalia
Adhita Fitrina A.
Mochamad Fatchi
Calysta C.S.
M. Nadzir A.A.
Imam Adi Nugroho
Bakhtiar Yusuf H.
Devita Luthfia F.
Risky Karimah
Yessie Elin Santoso
122010101039
122010101042
122010101049
122010101061
122010101067
122010101071
122010101077
122010101079
122010101081
122010101083
122010101094
Sejarah kontrasepsi implan dibagi dalam 4 tahap
Penelitian mengenai konsep kontrasepsi implan yang
dimulai sejak tahun 1966
Pengembangan dari metoda implan Norplant mulai tahun
1974
Permulaan dari uji coba klinik jangka panjang di enam
negara(Brazil, Cili, Denmark, Republik Dominika, Finlandia
danJamaika) yang dimulai pada tahun 1975
Perkenalan dari metoda Norplant ke dalam program KB di
seluruh dunia dimulai pada tahun 1983. Implant yang
diperkenalkan di Indonesia sejak tahun 1983 dapat diterima
masyarakat sehingga Indonesia merupakan negara terbesar
pemakai implant.
Di Indonesia kontrasepsi susuk (Norplant) diperkenalkan
pertama kali tahun 1981.
Di Indonesia, Implant yang dipasarkan oleh
Population Council dengan nama Norplant
dengan kontrasepsi subdermal yang
menggunakan levonorgestrel (LNG) sebagai
bahan.
Pada tahun 1986 BKKBN menerima implant
secara resmi sebagai obat kontrasepsi.
Definisi
Norplant = implant = alat kontrasepsi
bawah kulit (AKBK) = KB susuk
Norplant adalah suatu alat kontrasepsi yang
mengandung levonorgestrel yang dibungkus
dalam kapsul silastic-silicone dan
disusukkan di bawah kulit. Levonogestrel
adalah suatu progestin yang dipakai juga
dalam pil KB.
Tujuan Sebagai instrumen penunjang keberhasilan
program pemerintah yaitu “Keluarga Berencana”
untuk menyeimbangkan kebutuhan dan jumlah
penduduk dengan daya guna tinggi, tidak
mengganggu produksi ASI dan pengembalian
tingkat kesuburan yang cepat setelah
pencabutan.
Mekanisme kerjaKehamilan dicegah melalui kombinasi
beberapa mekanisme. Dua diantaranya yang
paling utama ialah :
Membuat lendir serviks menjadi kental untuk
mencegah penetrasi sperma.
Menghambat ovulasi sekitar 50% siklus haid
Mekanisme lainnya yang dapat menambah
efek kontrasepsi antara lain :
Menekan pertumbuhan endometrium
(hipoplasia)
Mengurangi produksi progesterone alami
dari ovarium selama fase pasca ovulasi
(luteal) dalam siklus tersebut dimana
terjadi ovulasi.
Waktu Pemasangan Penggunaan susuk KB dilakukan pada saat tidak
memakai obat hormonal misalnya golongan sintetik esterogen.
Susuk KB dapat digunakan setelah penghentian terapi kontrasepsi yang memiliki derivat hormon yang sama
Pemakaian dilakukan pada hari pertama atau kelima saat menstruasi saja bila pengguna tidak pernah memakai kontrasepsi sebelumnya.
Bila pasien mengalami abortus spontan pada trimester pertama atau kedua, pasang setelah 5 hari
Tidak ada waktu pemakaian khusus pada ibu menyusui
Kontraindikasi Sedang mengidap penyakit tromboembolik Benjolan atau kanker payudara Penyakit hepar (sirosis atau tumor hepatik) Sedang mengalami perdarahan pervaginam yang
belum terdiagnosis Sakit kepala atau migren karena kelainan
vascular Depresi Hipertensi tidak terkontrol Diabetes Mellitus dengan kelainan vaskuler Alergi
a. Norplant Enam batang silastik lembut berongga
dengan panjang 3,4 cm dan diameter 2,4 mm yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel.
Lama kerjanya 5 tahun
b. Implanon Satu batang putih lentur dengan
panjang 40 mm dan diameter 2 mm yang diisi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel
Lama kerja 3 tahun
Peralatan yang diperlukan Meja periksa untuk tempat tidur klien Penyangga lengan atau meja samping Sabun untuk mencuci tangan 2 kapsul implan dalam satu kemasan steril Kain penutup operasi steril (bersih) yang kering 3 mangkok steril atau DTT (1 untuk larutan
antiseptik, 1 tempat air DTT/steril, kapas dan 1 lagi untuk tempat kapsul-kecuali Implan-2 Plus)
Sepasang sarung tangan steril/DTT Larutan antiseptik Anestesi lokal (konsentrasi 1% tanpa epinefrin)
Tabung suntik (5 atau 10 ml) dan jarum suntik dengan panjang 2,5-4 cm (nomor 22)
Trokar nomor 10 dengan pendorongnya Skalpel (pisau bedah) nomor 11 Pola terbuat dari plastik (template) untuk
menanadai posisi kapsul dalam bentuk seperti kipas
Band aid (plester untuk luka ringan) atau kasa steril dengan plester
Kasa pembalut Epinefrin untuk syok anafilaktik (harus selalu
tesedia untuk keadaan darurat)
Persiapan Pemasangan LANGKAH 1. Pastikan klien telah mencuci dan
membilas lengan atas hingga bersih. Periksa kembali tidak ada sisa sabun karena dapat menurunkan efektivitas antiseptik tertentu.
LANGKAH 2. Lapisi tempat penyangga lengan atau meja samping dengan kain bersih.
LANGKAH 3. Persilahkan klien berbaring dan lengan atas yang telah disiapkan, ditempatkan diatas meja penyangga, lengan atas membentuk sudut 30° terhadap bahu dan sendi siku 90° untuk memudahkan petugas melakukan pemasangan.
LANGKAH 4. Tentukan tempat pemasangan yang optimal, 8 cm (3 inci) diatas lipat siku dan reka posisi kapsul dibawah kulit (subdermal).
LANGKAH 5. Siapkan tempat peralatan dan bahan serta buka bungkus steril tanpa menyentuh peralatan yang ada di dalamnya. Untuk Implan-2 Plus, kapsul sudah berada di dalam trokar.
LANGKAH 6. Buka dengan hati-hati kemasan steril Norplant dengan menarik kedua lapisan pembungkusnya dan jatuhkan seluruh kapsul kedalam mangkok steril. Untuk Implan-2 Plus, kapsul sudah berada di dalam trokar.
Aspirasi Suntikkan sedikit (0,3 cc) IC masukkan ke subdermal dorong jarum menelusuribawah kulit hingga 4 cm tarik jarum sambil menyuntikkan anestesi pada kedua jalur kapsul (masing-masing 1 ml) membentuk huruf V.
Click icon to add picture
tidak ada riwayat alergi terhadap obat anestesi3 ml obat anestesi (lidocaine 1% tanpa epinefrin) memasang dua kapsul Implan-2.
Indikasi Pencabutan Implant1. Permintaan pasien (apabila menginginkan hamil
lagi)2. Ada efek samping (gatal, nyeri)3. Sudah habis masa pakainya4. Terjadi kehamilan
Teknik Pencabutan Implant1. Informed consent2. Dokter dan pasien melakukan cuci tangan
dengan memperhatikan aseptik dan dokter memakai handscoon
3. Tentukan lokasi dari implant dengan jari-jari tangan dan dapat diberi tanda/gambar dengan tinta bila perlu
4. Oleskan tempat yang akan dilakukan pencabutan dengan larutan antiseptik dan pasang duk steril
5. Suntikkan anestesi lokal dibawah implant6. Buat satu insisi 4 mm sedekat mungkin pada
ujung-ujung implant
7. Keluarkan implant pertama yang terletak paling depan ke tempat insisi
8. Mencabut implant dengan cara standard9. Tutup dan bungkus luka insisi seperti pada saat
insersi10. Upaya pencabutan dibatasi sampai 45 menit 11. Rendam alat-alat yang sudah dipakai dalam
cairan chlorin 0,5% untuk dekontaminasi alat-alat.
Following removal, the contraceptive effects reverse quickly and a woman
can become pregnant at a rate similar to women who have not used the method
1. Instruksi kepada pasien Daerah insersi harus tetap dibiarkan kering dan bersih
selama 48jam pertama. Perlu dijelaskan bahwa mungkin terjadi sedikit rasa
perih, pembengkakan, atau lebam pada daerah insisi. Hindari benturan, gesekan, atau penekanan pada
daerah insisi. Balutan penekan jangan dibuka selama 48 jam,
sedangkan plester dipertahankan hingga luka sembuh (biasanya 5 hari).
Setelah luka sembuh, daerah tersebut dapat disentuh dan dicuci dengan tekanan yang wajar.
Bila ditemukan adanya tanda-tanda infeksi seperti demam, peradangan atau bila rasa sakit menetap selama beberapa hari, segera kembali ke klinik.
2. Edukasi lebih lanjut Sering ditemukan gangguan haid,terutama pada 6
sampai 12 bulan pertama. Beberapa perempuan mungkin akan mengalami berhetinya haid sama sekali.
Obat-obat tuberculosis ataupun obat epilepsi dapat menurunkan efektifitas implant.
Efek samping yang berhubungan dengan implant dapat berupa sakit kepala, penambahan berat badan dan nyeri payudara. Efek-efek samping ini tidak berbahaya dan biasanya akan hilang dengan sendirinya.
Norplant dicabut seteleh 5 tahun pemakaian dan implanon dicabut setelah 3 tahun, dan bila dikehendaki dapat dicabut lebih awal.
Implant tidak melindungi klien dari infeksi menular seksual, termasuk AIDS. Bila pasangan memiliki resiko, perlu menggunakan kondom untuk melakukan hubungan seksual.
SUMBER
Buku Acuan Implan~2 untuk Program Keluarga Berencana
Sulistyawati, Ari. 2012. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika