perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user i
Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan Tahun 2008-2009
di Kelurahan Semanggi
Disusun Oleh :
Novi Kurniawati
D 0105109
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan memenuhi syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan Ilmu Administrasi
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
HALAMAN PENGESAHAN
Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi
Jurusan Ilmu Administrasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Pembimbing
Drs. Wahyu Nurharjadmo, M.si
NIP. 19641123 198803 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
PERSETUJUAN
Telah diterima dan disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
Pada Hari :
Tanggal :
Panitia Penguji
Ketua : Dra sri Yuliani M, Si (........................) NIP. 196307301990032002
Sekretaris : Dra Retno Suryawati M, Si (........................) NIP. 196001061987022001
Penguji : Drs. Wahyu Nurharjadmo M, Si (........................) NIP. 196411231988031001
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Dekan
Drs. Supriyadi SN, SU NIP. 19531028 198103 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
MOTTO
Dan katakanlah “ Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu
juga RasulNya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada
(Allah) yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada
kamu apa yang telah kamu kerjakan. “
( QS. At-Taubah 105 )
“Ketika kita hidup untuk kepentingan pribadi, hidup ini tampak sangat pendek dan
kerdil. Ia bermula saat kita mulai mengerti dan akan berakhir bersama berakhirnya
usia kita yang terbatas. Tapi apabila kita hidup untuk orang lain, yakni hidup untuk
memperjuangkan sebuah fikrah, maka kehidupan ini terasa panjang dan memiliki
makna yang dalam. Ia bermula bersama mulainya kehidupan manusia dan
membentang beberapa masa setelah kita berpisah dengan permukaan bumi.”
(Sayyid Quthb)
”Perbaiki akhiratmu niscaya Allah perbaiki urusan duniamu dan perbaiki
hubunganmu dengan Allah maka Dia akan memperbaiki urusanmu dengan semua
manusia.”
(Umar bin Abdul Aziz)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini, penulis persembahkan kepada :
¨ Bapak – Ibu, terima kasih atas doa, dukungan dan
pengertiaanya selama ini....
¨ Mbak Ika – Mr As’ad
¨ Mbak Ely – Mr Bimo
¨ Adek Rois nan jauh disana
¨ Dede’ Dzirwa dan Kuwais
¨ Teman-teamn seperjuangan dikampus tercinta ini…
Kalian adalah inspirasi, spirit,dan motivasi buat penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirrohim
Segala puji dan syukur semoga selalu terlimpah kehadiran Allah SWT, sang
penggenggam semesta, shalawat serta salam semoga terhaturkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Alhamdulillah....dengan proses yang cukup panjang, membawa
penulis pada akhir penyusunan skripsi yang berjidul “Evaluasi Implementasi
Program Pembangunan Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
Perkotaan Tahun 2008-2009 di Kelurahan Semanggi. Penyusunan skripsi ini
diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Program Studi
Administrasi Negara , Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik (FISIP), Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta.
Penulis merasa bersyukur kepada Allah SWT dan berterima kasih kepada
beberapa pihak yang telah membantu penulis dalam proses penyusunan skripsi ini
hingga selesai. Untuk itu penulis menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya
kepada :
1. Bapak Drs. Wahyu Nurharjadmo M.Si, selaku Pembimbing Skripsi, yang
telah memberikan bimbingan dan dukungan dari awal hingga akhir
penyusunan skripsi ini ;
2. Ibu Dra. Sudaryanti, selaku Pembimbing Akademik penulis, yang telah
memberikan dukungan dan motivasi selama proses akademik di kampus ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
3. Bapak Drs. Agus Santoso, MM selaku Kepala Kelurahan Semanggi dan
jajarannya.
4. Bapak Rozie selaku ketua LKM Mandiri Semanggi
5. Bapak Santosa dan teman –teman fasilitaor kelurahan Semanggi. Terima
kasih untuk kemudahannya dan bantuannya dalam pencarian data.
6. Masyarakat Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta.
Surakarta, Januari 2011
Novi Kurniawati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………….…… ii
HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………... iii
HALAMAN MOTTO.................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................. v
KATA PENGANTAR................................................................................ vi
DAFTAR ISI............................................................................................... vii
DAFTAR TABEL...................................................................................... viii
DAFTAR BAGAN..................................................................................... iv
ABSTRAK.................................................................................................. x
ABSTRACK............................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….. 1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………..…. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………… 10
C. Tujuan………………………………………………………... 10
D. Manfaat………………………………………………………. 11
BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………. 13
A. Evaluasi Implementasi Kebijakan Publik...………………….. 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
B. Pembangunan Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
Perkotaan………………………………………...................... 30
C. Evaluasi Implementasi PNPM Mandiri Perkotaan ………..…. 37
D. Kerangka Pemikiran…………………………………………. 41
E. Definisi Konseptual dan Operasional………………………… 44
BAB III METODE PENELITIAN……………………………………….. 48
A. Jenis Penelitian………………………………………………. 48
B. Lokasi Penelitian…………………………………………….. 48
C. Jenis dan Sumber Data……………………………………..... 49
D. Teknik Pengumpulan Data…………………………………… 50
E. Teknik Pengambilan Sampel………………………………… 51
F. Validitas Data………………………………………………… 51
G. Analisis Data…………………………………………………. 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………. 55
A. Profil Kelurahan Semanggi………………………………….. 55
B. Proses Implementasi PNPM Mandiri Perkotaan……………. 57
1. Tahap Persiapan…………………………………………. 58
2. Tahap Pelaksanaan………………………………………. 63
a. Rembug Keswadayaan Masyarakat………………… 63
b. Kegiatan Refleksi Kemiskinan………………………. 65
c. Pemetaan Swadaya…………………………………... 67
d. Pembentukan LKM…………………………………. 75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
e. Penyusunan PJMP………………………………….. 78
f. Pelaksanaan Kegiatan………………………………. 79
3. Review Program………………………………………… 83
4. Rembug Warga Tahunan……………………………….. 89
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan PNPM
Mandiri Perkotan …………………………………………… 94
1. Sumber Daya…………………………………………….. 94
2. Sikap Pelaksana………………………………………….. 97
3. Komunikasi………………………………………………. 98
4. SOP……………………………………………………….. 100
5. Dukungan Publik…………………………………………. 101
BAB V PENUTUP………………………………………………………. 108
A. Kesimpulan………………………………………………….. 108
B. Saran…………………………………………………………. 110
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 113
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1: Jumlah Gakin di Surakarta............................................................... 8
Tabel 2: Data Penduduk................................................................................. 56
Tabel 3: Pelaksanaan sosialisasi awal PNPM Mandiri di Semanggi.............. 62
Tabel 4: Kajian Sarana Prasarana Lingkungan............................................... 68
Tabel 5: Kajian Ekonomi................................................................................ 69
Tabel 6: Kajian Kesehatan............................................................................. 71
Tabel 7: Kajian Pendidikan............................................................................. 73
Tabel 8: Kajian Kelembagaan dan Kepemimpinan........................................ 74
Tabel 9: Hasil Kegiatan BLM I...................................................................... 80
Tabel 10: Hasil Kegiatan BLM II.................................................................. 81
Tabel 11: Hasil Kegiatan BLM III................................................................. 82
Tabel 12: Hasil Aspirasi Masyarakat terhadap LKM.................................... 84
Tabel 13: Hasil Kesepakatan tim Review..................................................... 85
Tabel 14: Matrikulasi Hasil Penelitian......................................................... 105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 1: Faktor Penentu Implementasi Menurut Edward III......................... 22
Bagan 2: Variabel yang Mempengaruhi Kinerja Implementasi...................... 24
Bagan 3: Implementasi Sebagai Proses Politik dan Administrasi................. 25
Bagan 4: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi........................... 26
Bagan 5: Kerangka Pemikiran....................................................................... 43
Bagan 6: Analisa Model Interaktif................................................................. 53
Bagan 7: Struktur Organisasi LKM................................................................ 78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiii
ABSTRAK
NOVI KURNIAWATI, D0105109. Judul Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan Tahun 2008-2009 di Kelurahan Semanggi, Prodi Administrasi Negara, FAKULTAS ILMU SOSIALDAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011. Kemiskinan merupakan masalah utama pembangunan yang sifatnya kompleks dan multi dimensional. Melihat realita kemiskinan yang terjadi di Indonesia, diperlukan program-program pengentasan kemiskinan yang langsung dan tepat sasaran. Oleh karena itu, pada tahun 2008 pemerintah pusat mencanangkan program PNPM Mandiri yang dilaksanakan serentak di seluruh daerah. Konsep pemberdayaan masyarakat dalam mengentaskan kemiskinan bertujuan untuk mendorong penduduk miskin secara kolektif terlibat dalam proses pengambilan keputusan sampai pada level implementasi keputusan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi implementasi PNPM Mandiri Perkotaan di Semanggi serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi program tersebut.
Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif. Lokasi penelitian di Kelurahan Semanggi. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder serta teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dokumentasi dan observasi. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive. Untuk menguji validitas data menggunakan trianggulasi data sedangkan analisis data menggunakan model interaktif.
Pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan melalui beberapa tahapan yaitu : Tahap persiapan atau sosialisasi awal, Tahap pelaksanaan yang terdiri dari rembug warga, refleksi kemiskinan, pemetaan swadaya, pembentukan LKM, penyusunan RPJP dan pelaksanaan kegiatan. Tahapan selanjutnya review program dan rembug warga tahunan. Implementasi program ini terlaksana cukup baik, dapat dilihat dari kuantitas dan kualitas kegiatan yang hasilkan. Proses implementasi sudah sesuai dengan juklak-juknis PNPM Mandiri Perkotaan. Ada beberapa faktor pendukung dalam program ini, yaitu sumber daya, komunikasi, SOP, sikap pelaksana. Dan faktor penghambat adalah partisipasi atau dukungan publik.
Saran yang dapat penulis berikan pada pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan di Semanggi untuk kedepannya antara lain : meningkatkan sosialisasi semua kegiatan PNPM Mandiri perkotaan, Rekomitmen atau restrukturisasi pengurus LKM, mengadakan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan skill siap kerja, menindaklanjuti semua pelatihan yang telah diadakan serta memberikan penyuluhan yang berkaitan dengan kebersihan lingkungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiv
ABSTRACT
NOVI KURNIAWATI ,D0105109. Entitled EVALUATION OF THE IMPLEMENTATION OF NATIONAL DEVELOPMENT PROGRAMS OF COMMUNITY EMPOWERMENT (PNPM Mandiri Perkotaan) 2008-2009 in Semanggi District, Public Administration Department, FACULTY OF SOCIAL AND POLITIC SCIENCE SEBELAS MARET UNIVERSITY SURAKARTA 2011 Poverty is the main problem of complex and multi dimensional development. Looking at the reality of poverty in Indonesia, it requires programs of poverty reduction directly to the target. Thus, in 2008, the central government launched the program of PNPM Mandiri which was held simultaneously across the region. The concept of community empowerment to alleviate poverty aims to encourage poor people collectively involved in the decision making process until the implementation level decision. The purpose of of this research is to identify the factors that influence the implementation of the program. So that, the success or inhibitor factors are obtained within its implementation. This study uses descriptive research. Study site is in Semanggi district. Type of data used is primary and secondary data along with technique of collecting data by interview, documentation, and observation. This study uses purposive sampling technique. To test the validity of the data is using triangulation of data, while data analysis using an interactive model.
The implementation of this program through several stages, namely: the preparation phase or early socialization, it consists of discussion between residents, a reflection of poverty, self mapping, the formation of LKM, the preparation of RPJP and the establishment of the program. The next stage is of program review and annual discussion between residents. This program is implemented fairly well. It can be seen from the quality and quantity resulted in. The process of implementation has been related to the standard program of PNPM Mandiri district. There are some proponent factors in this program. Those are source, communication, SOP, and disposition. The barrier factors are participation or public supporter. The writer would like to give suggestions to the implementation of PNPM Mandiri in Semanggi for the future include: Increasing socialization of all activities of PNPM programs, recommitment and restructuring the management of LKM, conducting trainings to improve skills ready to work, following up of all the trainings that have been held as well as providing information relating to hygiene environment.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemiskinan terus menjadi fenomena sepanjang sejarah Indonesia
sebagai nation state. Catatan merah dari sebuah Negara yang salah
memandang dan mengurus kemiskinan. Kemiskinan merupakan masalah
utama pembangunan yang sifatnya kompleks dan multi dimensional.
Persoalan kemiskinan bukan hanya berdimensi ekonomi tetapi juga sosial,
budaya, politik bahkan ideologi. Kemiskinan telah membuat jutaan anak tidak
bisa mengenyam pendidikan yang berkualitas, kesulitan mengakses kesehatan
dan pelayanan publik, kurangnya lapangan kerja, kurangnya jaminan sosial
dan perlindungan terhadap keluarga, menguatnya arus urbanisasi ke kota dan
menyebabkan jutaan rakyat memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan
secara terbatas. Kemiskinan telah membatasi hak-hak rakyat dan kemiskinan
menjadi alasan yang sempurna rendahnya Human Development Indext (HDI)
Jumlah penduduk miskin menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun
2008, setiap 100 penduduk Indonesia terdapat 15 orang miskin atau secara
total ada 35.000.000 penduduk miskin. Pemerintah menyatakan bahwa terjadi
penurunan angka kemiskinan dari tahun-tahun sebelumnya. Data kemiskinan
tersebut dikeluarkan BPS sebelum Kenaikan BBM pada tanggal 24 Mei 2008
dan krisis global terjadi. Sehingga dapat diasumsikan bahwa kemungkinan
besar jumlah penduduk miskin Indonesia bertambah , menurut Pusat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Penelitian Ekonomi (P2E) yang disampaikan pada 28 Mei 2008 menyebutkan
bahwa, dampak kenaikan harga BBM membuat jumlah penduduk miskin
menjadi 41,7 juta jiwa atau 21,9 persen dari penduduk Indonesia.
Komitmen untuk menghapuskan kemiskinan dari peta dunia telah
disepakati, dengan disetujuinya dan ditandatanganinya deklarasi Millenium
pada bulan September tahun 2000 oleh 19 negara, Indonesia masuk
didalamnya. Program Pembangunan Millenium (Mellenium Development
Goals/MDGs) merupakan suatu komitmen dari berbagai bangsa di dunia
untuk mengurangi angka kemiskinan dunia menjadi separuhnya pada tahun
2015. Sebagai tindaklanjut dari kesepakatan global dan tanggungjawab moral
untuk membebaskan manusia dari kemiskinan, maka pemerintah beserta
stakeholder yang terkait berkewajiban untuk membuat program-program atau
kebijakan untuk mengurangi kemiskinan. Dalam beberapa tahun terakhir ini,
pemerintah telah mengeluarkan program pro rakyat yang secara langsung
mengena pada sasarannnya. Melihat realita kemiskinan yang terjadi di
indonesia, diperlukan program-program pengentasan kemiskinan yang
langsung dan tepat sasaran. Ada tiga klaster atau lapisan program pemerintah
untuk pengurangan kemiskinan dan pengangguran, antara lain :
1. Klaster I Bantuan dan perlindungan langsung
Klaster ini diibaratkan sebagai ikan. Melalui program ini pemerintah
memberikan bantuan pada 19,1 warga miskin atau rumah tangga sasaran
(RTS) dan kelompok rentan lainnya. Bantuan berupa :
a. Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
b. Beras untuk rakyat miskin (Raskin), yang diberikan sebanyak 15
kg/bulan dengan harga Rp 1.600, 00/kg.
c. Program Keluarga Harapan (PKH), yang diberikan kepada RTSM,
dimana setiap RTSM mendapat alokasi dana antara Rp 600.000 – Rp
2.200.000.
d. Jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas), dimana pemegang kartu
jamkesmas bias berobat gratis baik di puskesmas maupun RSUD
kelas tiga.
e. Bantuan sosial untuk pengungsi atau korban bencana
f. Bantuan untuk penyandang cacat
g. Bantuan untuk kelompok lanjut usia (lansia)
h. Dan lain sebagainya
2. Klaster II Pemberdayaan masyarakat (PNPM Mandiri)
Klaster ini diibaratkan sebagai kail. Melalui program ini pemerintah
melaksanakan program-program yang tergabung dalam Program Nasional
Pemberdayaan Masyrakat (PNPM) Mandiri. Yang dilaksanakan oleh 13
departemen dan 1 lembaga.
3. Klaster III Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk pengusaha kecil.
Klaster ini diibratkan sebagai perahu. Melalui program ini pelaku
usaha kecil dan menengah (UKM) memperolah kredit usaha rakyat
(KUR) dari bank-bank milik Negara, yakni Bank BRI, BNI, Mandiri,
syariah mandiri, Bukopin dan BTN. Dengan ketentuan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
a. Pemerintah memberi jaminan melalui PT Asuransi Kredit
Indonesia (PT Askindo) sebesar Rp 1,4 triliun.
b. Pemberian kredit tanpa agunan khususnya dibawah 5 juta.
c. Persyaratan berupa proposal yang meyakinkan.
d. Alokasi KUR sampai dengan 2009 sebesar Rp 34 triliun.
(Sambung hati 9949, edisi 50, 2009)
Konsep atau strategi pengentasan kemiskinan dengan melibatkan
partisipasi masyarakat pada saat ini menjadi isu sentral. Pemberdayaan
masyarakat dalam berbagai program atau kebijakan dirasa sangat efektif
untuk dapat menyelesaikan permasalah-permasalahan yang ada sekarang.
Pemberdayaan masyarakat dalam mengentaskan kemiskinan bertujuan
mendorong penduduk miskin untuk secara kolektif terlibat dalam proses
pengambilan keputusan sampai pada level implementasi keputusan.
Masyarakat miskin bukan sebagai objek melainkan sebagai subjek.
Keberdayaan penduduk miskin ditandai dengan dengan semakin
bertambahnya kesempatan kerja yang diciptakan sendiri oleh penduduk
miskin secara kolektif, kemudian juga ditandai dengan meningkatnya
kapasitas penduduk miskin secara kolektif dalam mengelola organisasi
pembangunan secara mandiri.
Untuk meningkatkan efektivitas pengentasan kemiskinan dan
penciptaan lapangan kerja, pemerintah meluncurkan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri mulai tahun 2007. Melalui
PNPM Mandiri dirumuskan kembali mekanisme upaya pengentasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat, mulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi. Melalui proses pembangunan
partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat, terutama
masyarakat miskin, dapat ditumbuhkembangkan sehingga mereka bukan
sebagai obyek melainkan subyek upaya pengentasan kemiskinan.
Tujuan umum dari program ini adalah Meningkatnya kesejahteraan dan
kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri. Tujuan khusus antara
lain :
1. Meningkatnya partisipasi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat
miskin, kelompok perempuan, komunitas adat terpencil, dan
kelompok masyarakat lainnya yang rentan dan sering terpinggirkan
ke dalam proses pengambilan keputusan dan pengelolaan
pembangunan.
2. Meningkatnya kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat terutama masyarakat miskin melalui kebijakan,
program dan penganggaran yang berpihak pada masyarakat miskin
(pro-poor).
3. Meningkatnya sinergi masyarakat, pemerintah daerah, swasta,
asosiasi, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, organisasi
masyarakat, dan kelompok peduli lainnya, untuk mengefektifkan
upaya-upaya penanggulangan kemiskinan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
4. Meningkatnya keberdayaan dan kemandirian masyarakat, serta
kapasitas pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat dalam
menanggulangi kemiskinan di wilayahnya.
5. Meningkatnya modal sosial masyarakat yang berkembang sesuai
dengan potensi sosial dan budaya serta untuk melestarikan kearifan
lokal.
6. Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan tekhnologi tepat guna,
informasi dan komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat
Program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan
masyarakat dapat dikategorikan sebagai berikut:
a. PNPM-Inti: terdiri dari program/kegiatan pemberdayaan masyarakat
berbasis kewilayahan, yang mencakup Program Pengembangan Kecamatan
(PPK), Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP),
Pengembangan Infrastruktur Sosial dan Ekonomi Wilayah (PISEW), dan
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK).
b. PNPM-Penguatan: terdiri dari program-program pemberdayaan
masyarakat berbasis sektoral, kewilayahan, serta khusus untuk mendukung
penanggulangan kemiskinan yang pelaksanaannya terkait pencapaian target
tertentu. Pelaksanaan program-program ini di tingkat komunitas mengacu
pada kerangka kebijakan PNPM Mandiri.
Sedangkan loakasi PNPM Mandiri diutamakan pada kecamatan yang
memiliki kriteria sebagai berikut :
a. Memiliki jumlah penduduk miskin cukup besar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
b. Tingkat pelayanan dasar rendah
c. Tingkat kapsitas fiskal rendah
d. Memiliki desa atau kelurahan tertinggal
Oleh karena itu, lokasi PNPM Mandiri terdiri dari dua katagori yaitu PNPM
Mandiri perkotaan dan PNPM Mandiri pedesaan.
Dengan pengintegrasian berbagai program pemberdayaan masyarakat
ke dalam kerangka kebijakan PNPM Mandiri, cakupan pembangunan
diharapkan dapat diperluas hingga ke daerah-daerah terpencil dan terisolir.
Efektivitas dan efisiensi dari kegiatan yang selama ini sering berduplikasi
antar proyek diharapkan juga dapat diwujudkan. Mengingat proses
pemberdayaan pada umumnya membutuhkan waktu 5-6 tahun, maka PNPM
Mandiri akan dilaksanakan sekurang-kurangnya hingga tahun 2015.
Pelaksanaan PNPM Mandiri yang berdasar pada indikator-indikator
keberhasilan yang terukur akan membantu Indonesia mewujudkan
pencapaian target-target MDGs.
Berdasarkan surat edaran Menteri Keuangan RI Nomor : SE-
2354/MK.02/2009 tentang Perubahan APBN tahun 2009 disebutkan bahwa
anggaran untuk program PNPM mandiri senilai Rp 191,3 M. Anggaran
untuk mengentaskan kemiskinan ini patut untuk direspon positif oleh
pelaksana program yaitu pemerintahan daerah. Anggaran ini juga wajib
dikawal, agar tujuan dari program PNPM dengan anggaran yang cukup
banyak tersebut tepat sasaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Kota Surakarta menjadi salah satu daerah yang mendapatkan program PNPM
Mandiri Perkotaan. Kota Surakarta termasuk wilayah yang mempunyai
kecamatan dengan kriteria PNPM Mandiri Perkotaan. Berdasarkan data
Pemerintah Kota Surakarta, jumlah penduduk adalah 561.509 jiwa, jumlah
penduduk miskin 104.766 jiwa atau 29.199 kepala keluarga (2007). Jumlah
penduduk miskin ini mengalami peningkatan 15.251 jiwa dari tahun 2006
sebesar 89.515 jiwa. Mata pencaharian penduduk kota terdiri dari buruh,
pedagang, pegawai, dan sektor informal (Surakarta Dalam Angka, BPS
Surakarta, 2006). Sedangkan berdasarkan SK Walikota Surakarta nomor
470/36/1/2007 tentang kondisi keluarga miskin Surakarta berdasarkan
kecamatan, sebagai berikut :
Tabel 1
Jumlah Gakin di Kota Surakarta
No Nama Kecamatan
Jumlah Gakin Jumlah Jiwa Gakin
1 Laweyan 4.407 14.658 2 Serengan 2.372 7.932 3 Pasar Kliwon 5.296 18.208 4 Jebres 6.230 21.615 5 Banjarsari 7.874 29.481 Total 25.117 88.474
Sumber : Pattiro/Konsorsium Solo 2008
Konsekuensi Kota Surakarta menjadi daerah pelaksanaan PNPM
Mandiri Perkotaan adalah menyiapkan dana pendampingan. Menurut Wakil
Walikota Surakarta FX Hadi Rudyatmo, Dana yang dikucurkan pemerintah
pusat dalam program PNPM Mandiri Perkotaan di Solo senilai Rp 6,7 miliar,
sementara Pemkot Solo diwajibkan menyiapkan dana pendamping senilai Rp
6,57 miliar. PNPM Mandiri Perkotaan di kota Surakarta diawal masa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
peluncurannya, sempat ditolak oleh Pemkot Surakarta karena beberapa
alasan, terutama berkaitan dengan alokasi dana pendampingan untuk program
ini. Selain itu, Pemkot sendiri belum dapat meng-cover program-program
Pemkot sendiri yang berkaitan dengan pengentasan kemiskinan juga.
Pada proses awal program PNPM Mandiri Perkotaan ini dilakasankan,
dirasa cukup sulit oleh tim PNPM, kecuali 7 kelurahan yaitu Panularan,
Penumping, Purwosari, Sriwedari, Keprabon, Timuran dan Mangkubumen.
Tujuh kelurahan ini relatif kondusif dibanding 51 wilayah kelurahan lainnya.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program ini, antara lain
berkaitan dengan keberadaan lembaga pemberdayaan masyarakat di tingkat
kelurahan (LPMK) yang sudah beberapa tahun lalu menjadi sarana setiap
kelurahan untuk meningkatkan kualitas masyarakatnya dengan tujuan
mengurangani kemiskinan di Kota Surakarta. LPMK ini dirancang oleh
Pemkot Surakarta dengan alokasi anggaran dari APBD yaitu dana
pembangunan kelurahan (DKP). Oleh karena itu, Pemkot dan masyarakat
kota Surakarta sendiri takut PNPM akan over laping dengan keberadaan
LPMK.
Kelurahan Semanggi merupakan salah satu Kelurahan yang kurang
kondusif dalam pelaksanaan awal PNPM Mandiri Perkotaan. Pada dasarnya
,Kelurahan Semanggi termasuk dalam kriteria Kelurahan yang berhak
melaksanakan PNPM Mandiri Perkotaan. Berdasarkan data dari tim PNPM
Mandiri, di Kelurahan Semanggi terdapat 2911 Kepala Keluarga (KK) yang
masuk katagori miskin. Sedangkan berdasarkan data BPS tahun 2009 terdapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
1380 KK miskin. Bank data Kelurahan Semanggi juga menunjukkan bahwa
banyak masyarakat Semanggi diusia produktif belum atau tidak bekerja
sebesar 2.356 jiwa, pekerjaan mayoritas masyarakat Semanggi adalah buruh,
karyawan dan mengurus rumah tangga. Sehingga dapat diketahui bahwa
Kelurahan Semanggi merupakan Kelurahan yang sangat dekat dengan
kemiskinan dan dampak dari kemiskinan tersebut.
Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks di Kelurahan
Semanggi, mengharuskan PNPM Mandiri Perkotaan mampu menjawab dan
menyelesaikan permasalahan kemiskinan tersebut. Oleh karena itu, penulis
ingin melakukan penelitian terkait evaluasi implementasi program PNPM
Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semanggi. Penelitian ini difokuskan pada
proses implementasinya serta faktor-faktor apa saja yang memepengaruhinya.
Dengan adanya proses evalusasi ini, diharapkan menjadi bahan pertimbangan
untuk proses implementasi pada tahun berikutnya.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka penulis
memberikan batasan penelitian melalui rumusan permasalah sebagai berikut :
1. Bagaimana proses implementasi Program Pengentasan Kemiskinan
PNPM-Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semanggi? Apakah sesuai
dengan juklak-Juknis PNPM Mandiri Perkotaan ?
2. Faktor-fakktor apa saja yang mempengaruhi implementasi PNPM
Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semanggi ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Operasional
a. Dengan penelitian ini diharapkan akan diketahui proses
implementasi PNPM Mandiri di Kelurahan Semanggi.
b. Dengan penelitian ini diharapakan dapat di ketahui faktor-
faktor yang mempengaruhi implementasi PNPM Mandiri di
Kelurahan Semanggi
2. Tujuan Fungsional
Untuk memberikan masukan atas evaluasi kebijakan terhadap
pelaksanaan program pengentasan kemiskinan PNPM –Mandiri
Perkotaan di Kelurahan Semanggi sehingga menjadi bahan
pertimbangan untuk pelaksanaan program ini kedepannya.
3. Tujuan Individu
Untuk memenuhi persyaratan guna meraih gelar sarjana pada
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai aplikasi teori yang telah dipelajari tentang kebijakan publik,
evaluasi kebijakan, implementasi kebijakan, dan PNPM-Mandiri
Perkotaan.
2. Dimanfaatkan sebagai bahan informasi yang dapat memberi
gambaran tentang keberadaan kebijakan program Pembangunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM-Mandiri Perkotaan) di
kota Surakarta khususnya Kelurahan Semanggi.
3. Dimanfaatkan sebagai bahan informasi dan acuan pihak tertentu
yang berkaitan dengan pelaksanaan program PNPM – Mandiri
Perkotaan di kota Surakarta khususnya Kelurahan Semanggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Evaluasi Implementasi Kebijakan Publik
Kebijakan publik merupakan aktivitas-aktivitas pokok atau seluruh
sarana prasarana dan untuk mencapai tujuan penyelenggaraan negara.
Kebijakan publik sendiri menurut Thomas Dye dalam Subarsono (2005:2)
adalah apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan
(publik policy is whatever governments choose to do or not to do). Kebijakan
publik tersebut dibuat oleh badan pemerintah, bukan organisasi swasta serta
kebijakan publik menyangkut pilihan yang harus dilakukan atau tidak
dilakukan oleh badan pemerintah.
Menurut Carl Fredrich dalam Budi Winarno (2002: 16), kebijakan
adalah suatu arah tindakan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau
pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu, yang memberikan hambatan-
hambatan dan kesempatan-kesempatan terhadap kebijakan yang diusulkan
untuk menggunakan dan mengatasi dalam rangka mencapai suatu tujuan, atau
untuk merealisasikan suatu sasaran atau suatu maksud terteantu. Kebijakan
tidak hanya dipahami sebagai tindakan yang dilakukan oleh pemerintah,
tetapi juga kelompok maupun individu.
Menurut James Anderson (Budi Winarno, 2002:16), kebijakan
merupakan arah tindakan yang mempunyai maksud yang ditetapkan oleh
seorang aktor atau sejumlah aktor dalam mengatasi suatu masalah atau suatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
persoalan. Konsep kebijakan ini lebih memusatkan pada apa yang sebenarnya
dilakukan dan bukan pada apa yang diusulkan atau dimaksudkan. Konsep ini
juga membedakan kebijakan dari keputusan yang merupakan pilihan diantara
alternatif yang ada.
Adapun kebijakan publik menurut Anderson dalam Hanif Nurcholis
(2005:159) mengartikan kebijakan publik sebagai kebijakan-kebijakan yang
dikembangkan oleh badan-badan dan pejabat-pejabat pemerintah.
Selanjutnya, Anderson menjelaskan bahwa terdapat lima hal yang
berhubungan dengan kebijakan publik, antara lain :
b. Pertama, tujuan atau kegiatan yang berorientasi tujuan haruslah
menjadi perhatian utama pelaku acak atau peristiwa yang tiba-tiba
terjadi.
c. Kedua, kebijakan merupakan pola model tindakan pejabat
pemerintah mengenai keputusan-keputusan diskresinya secara
terpisah.
d. Ketiga, kebijakan harus mencakup apa yang secara nyata
pemerintah perbuat, bukan apa yang mereka maksud untuk
berbuat, atau apa yang mereka katakana akan dikerjakan.
e. Keempat, bentuk kebijakan bisa berupa hal yang positif atau
negative.
f. Kelima, kebijakan publik dalam bentuknya yang positif
didasarkan pada ketentuan hukum dan wewenang. Sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
tujuan kebijakan publik adalah dapat dicapai kesejahteraan
masyarakat melalui peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah.
Terdapat tiga kegiatan pokok yang berkenaan dengan proses kebijakan
publik, yaitu : perumusan kebijakan, implementasi kebijakan dan Evaluasi
kebijakan. Sehingga, diperlukan proses yang bertahap sampai tujuan dari
program atau kebijakan dapat terlaksana dan dapat dinilai hasilnya. Dan
untuk menilai seberapa jauh kebijakan membuahkan hasil maka dilakukan
proses evaluasi kebijakan dari implementasi kebijakan, yaitu membandingkan
antara hasil yang diperoleh dengan tujuan atau target kebijakan yang
ditentukan (Darwin, 1994: 34).
Evaluasi kebijakan dalam Riant nugroho (2003:183) adalah kegiatan
yang menyangkut penilaian kebijakan mencakup substansi, implementasi dan
dampak. Evaluasi biasanya ditujukan untuk menilai sejauh mana kefektifan
kebijakan publik guna dipertanggungjawabkan kepada konstituennya. Sejauh
mana tujuan dicapai. Evaluasi dipergunakan untuk mengetahui kesenjangan
antara harapan dan kenyataan.
Menurut Thomas B. Smith dalam Asian journal of public administration
(2005) menyatakan bahwa :
“Policy evaluation activities are invisible and when an evaluation is done it is mainly for public relations purposes and auditing.”(aktifitas-aktifitas evaluasi kebijakan bukanlah aktifitas yang terlihat dan ketika sebuah evaluasi dilakukan, hal ini hanyalah semata-mata untuk menyelaraskan tujuan dan fakta)
Menurut Lester dan stewart dalam Budi Winarno. (2002: 166), evaluasi
kebijakan dapat dibedakan ke dalam dua tugas yang berbeda. Tugas pertama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
adalah menentukan konsekuensi-konsekuensi apa yang akan ditimbulkan oleh
suatu kebijakan dengan cara menggambarkan dampak-dampaknya. Tugas
kedua adalah menilai keberhasilan atau kegagalan dari suatu kebijakan
berdasarkan standar atau kriteria yang telah ditetapkan.
James Anderson (1975 : 151-152) membagi evaluasi (implementasi)
kebijakan publik menjadi 3 tipe. Tipe pertama, evaluasi kebijakan publik
yang dipahami sebagai kegiatan fungsional. Bila evaluasi kebijakan dipahami
sebagai kegiatan fungsional, maka evaluasi kebijakan dipandang sebagai
kegiatan yang sama pentingnya dengan kebijakan itu sendiri. Kedua, evaluasi
yang memfokuskan diri pada bekerjanya kebijakan atau program-program
tertentu. Tipe evaluasi seperti ini berangkat dengan pertanyaan-pertanyaan
dasar yang menyangkut :
1. Apakah program dilaksanakan dengan semestinya ?
2. Berapa biayanya ?
3. Siapa yang menerima manfaat ?
4. Apakah terdapat duplikasi atau kejenuhan dengan program-
program lain?
5. Apakah ukuran-ukuran dasar dan prosedur-prosedur secara sah
diikuti?
Maka evaluasi seperti ini, lebih berbicara sesuatu mengenai kejujuran atau
efesiensi dalam pelaksanaan program. Ketiga, evaluasi kebijakan sistematis,
yang melihat secara objektif program-program kebijakan yang ditujukan
untuk mengukur dampaknya bagi masyarkat dan sejauh mana tujuan-tujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
yang telah dinyatakan telah dicapai. Evaluasi ini diarahkan untuk melihat
dampak yang ada dari suatu kebijakan dengan berpijak pada sejauh mana
kebijakan tersebut menjawab kebutuhan atau masalah masyarakat. Maka
pertanyaan-pertanyaan yang relevan antara lain :
1. Apakah kebijakan yang dijalankan mencapai tujuan sebagaimana
yang telah ditetapkan sebelumnya ?
2. Berapa biaya yang dikeluarkan serta keuntungan apa yang didapat
?
3. Siapa yang menerima keuntungan dari program yang telah
dijalankan ?
Evaluasi dengan tipe ini memberikan suatu pemikiran tentang dampak dari
kebijakan dan merekomendasikan perubahan-perubahan kebijakan dengan
mendasarkan kenyataan yang sebenarnya kepada para pembuat kebijakan dan
masyarakat umum. (Budi Winarno, 2002, 168).
Evaluasi kebijakan dilakukan untuk mengetahui 4 aspek yaitu:
1) Proses pembuatan kebijakan,
2) Proses implementasi kebijakan,
3) Konsekuensi kebijakan,
4) Efektivitas dampak kebijakan (Wibowo, 1993: 9).
Secara keseluruhan dalam Samodra Wibowo (1993 : 10-11), evaluasi
kebijakan publik memiliki empat fungsi, yaitu :
1. Eksplanasi. Melalui evaluasi dapat dipotret realitas pelaksanaan
program dan dapat dibuat suatu generalisasi tentang pola-pola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
hubungan antar berbagai dimensi realitas yang diamati. Dari
evaluasi ino evaluator dapat mengidentifikasikan masalah,
kondisi, dan aktor yang mendukung keberhasilan atau kegagalan
kebijakan.
2. Kepatuhan. melalui evaluasi dapat diketahui apakah tindakan yang
dilakukan oleh para pelaku, baik birokrasi maupun pelaku lainnya
sesuai dengan standard dan prosedur yang ditetapkan oleh
kebijakan.
3. Audit. Melalui evaluasi dapat diketahui, apakah output benar-
benar sampai ke tangan kelompok sasaran kebijakan, atau justru
ada kebocoran atau penyimpangan.
4. Akunting. Dengan evaluasi dapat diketahui apa akibat sosial-
ekonomi dari kebijakan tersebut.
Untuk mengetahui bekerjanya kebijakan atau program-program maka
dilakukan evaluasi implementasi kebijakan. Menurut Ripley (Riyanto,
1997: 35) dalam jurnal spirit publik (2008 : 217), evaluasi implementasi
kebijakan adalah evaluasi yang dirumuskan sebagai berikut :
1. Ditujukan untuk melakukan evaluasi terhadap proses
2. Dilaksanakan dengan menambah pada perspektif apa yang terjadi
selain kepatuhan
3. Dilakukan untuk mengevaluasi dampak jangka pendek.
Mengenai konsep imlpementasi sendiri, Definisi implementasi menurut
Pariata Westra dkk (2002, 65) adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
“those action by publik or private indiduals (or groups) that ar directed at the achievment of objectives set forth in priorpolicy decision”. (“Tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-invidu/pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainay tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan”.)
Implementasi kebijakan dalam Budi Winarno (2002:102) merupakan
tahap yang krusial dalam proses kebijakan publik. Suatu program kebijakan
harus diimplementasikan agar mempunyai dampak atau tujuan yang
diinginkan. Konsep implementasi kebijakan pada dasarnya dipandang dalam
pengertian yang luas, merupakan alat administrasi hukum dimana berbagai
aktor, organisasi, prosedur, dan teknik yang bekerja bersama-sama untuk
menjalankan kebijakan guna meraih dampak atau tujuan yang diinginkan.
Implementasi pada sisi lain merupakan fenomena yang kompleks yang
mungkin dapat dipahami sebagai proses, keluaran (output) maupun sebagai
hasil.
Sementara itu, Van meter dan Van Horn (Budi winarno, 2002:102)
membatasi implementasi kebijakan sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan
oleh individu-individu (atua kelompok-kelompok) pemerintah maupun swasta
yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang yang telah ditetapkan
dalam keputusan-keputusan kebijakan sebelumnya.
Menurut Mazmanian dan Sabatier (1989) dalam Laurence J O'Toole Jr
Journal of Public Administration Research and Theory (2000) menyatakan :
“Policy implementation is what develops between the establishment of an apparent intention of the part of government to do something or to stop doing something, and the ultimate impact in the world action. Some scholars include here both the assembly of policy actors and action.”( Implementasi kebijakan adalah apa yang berkembang antara pembentukan niat jelas dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
bagian pemerintah untuk melakukan sesuatu atau berhenti melakukan sesuatu, dan dampak utama dalam aksi dunia. Sebagian ahli yang dimaksud disini, berperan sebagai aktor kebijakan dan pelaksana). Implementasi kebijakan merupakan jembatan yang menghubungkan
formulasi kebijakan dengan hasil (outcome) kebijakan yang diharapkan.
Menurut Anderson (1979: 68) dalam jurnal spirit publik (2008 : 217), ada
4 aspek yang perlu dikaji dalam implementasi kebijakan yaitu:
1) Siapa yang mengimplementasikan,
2) Hakekat dari proses administrasi,
3) Kepatuhan, dan
4) Dampak dari pelaksanaan kebijakan.
Sementara itu menurut Ripley & Franklin(1986,54) masih dalam
jurnal spirit publik (2008 : 217), ada dua hal yang menjadi fokus perhatian
dalam implementasi, yaitu compliance (kepatuhan) dan What”s happening
? (Apa yang terjadi ). Kepatuhan menunjuk pada apakah para
implementor patuh terhadap prosedur atau standard aturan yang telah
ditetapkan. Sementara untuk “what’s happening” mempertanyakan
bagaimana proses implementasi itu dilakukan, hambatan apa yang muncul,
apa yang berhasil dicapai, mengapa dan sebagainya.
Untuk melihat Keberhasilan suatu implementasi kebijakan maka dikenal
beberapa model implementasi kebijakan. Antara lain :
1. Model Geoege C. Edward III (1980)
Implementasi kebijakan adalah tahap pembuat kebijakn antara
pembentukan kebijakan dan konsekuensi-konsekuensi kebijakan bagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
masyarakat yang dipengaruhinya. Ada empat faktor atau variabel yang
mempengaruhi implementasi kebijakan. Keempat variabel saling
berhubungan satu sama lain (Gambar I) dan varibel tersebut Antara lain:
a. Komunikasi
Keberhasilan implementasi kebijakan mensyaratkan agar implementator
mengetahui apa yang harus dilakukan. Apa yang menjadi tujuan dan
sasaran darim kebijakan harus ditransmisikan kepada kelompok sasaran
(target group) sehingga mengurangi distorsi implementasi. Apabila
tujuan dan sasaran tidak diketahui kelompok sasaran maka
kemungkinan akan terjadi resistensi dari kelompok sasaran.
b. Sumber Daya
Walaupun isi kebijakan sudah dikomunikasikan secara jelas dan
konsisten, tetapi apabila implementator kekurangan sumberdaya untuk
melaksanakan, implementasi tidak akan berjalan efektif. Sumberdaya
tersebut dapat berwujud sumberdaya manusia, yaitu kompetensi
implementator, dan sumberdaya financial. Sumberdaya adalah faktor
penting untuk implementasi kebijakan agar efektif.
c. Disposisi atau kecenderungan-kecederungan
Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh
implementator, seperti komitmen, kejujuran, dan sifat demokratis.
Apabila implementator mempunyai disposisi yang baik, maka dia akan
dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti yang diingkan oleh
pembuat kebijakan dan sebaliknya. dampak dari kecenderung-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
kecederungan pelaksana kebijakan adalah akan banyak kebijakan masuk
zona ketidakacuhan. Ada kebijakan yang dikerjakan secara efektif
karena mendapat dukungan langsung dari para pelaksana kebijakan,
namun kebijakan lain mungkin akan bertentangan dengan pandangan
pelaksana kebijakan, sehingga akan menghambat implementasi
kebijakan.
d. Struktur Birokrasi
Struktur birokrasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan.
Bagan 1
Faktor penentu implementasi menurut Edward III
Komunikasi
Sumberdaya
Implementasi
Disposisi
Struktur
Birokrasi
Sumber Edward III, 1980 : 148
2. Teori Donald S. Van Meter dan Carl E. Van Horn (1975)
Menurut Meter dan Horn , ada lima variabel yang mempengaruhi
kinerja implementasi (Gambar 4), yakni :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
a. Standar dan sasaran kebijakan, harus jelas dan terukur sehingga
dapat direalisir.
b. Sumberdaya, implementasi kebijakan perlu dukungan sumberdaya
baik sumberdaya manusia (human resources) maupun sumberdaya non-
manusia (non-human resources).
c. komunikasi antar organisasi dan penguatan aktivitas, dalam
banyak program implementasi program perlu dukungan dan kordinasi
dengan instansi terkait.
d. karakteristik agen pelaksana, yaitu mencakup struktur birokrasi,
norma-norma dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi,
yang semuanya itu akan mempengaruhi implementasi suatu program.
e. Kondisi sosial, ekonomi dan politik. Variabel ini mencakup
sumberdaya ekonomi lingkungan yang dapat mendukung keberhasilan
implementasi.
f. Disposisi (kecenderungan) implementator, mencakup tiga hal,
yakni : - respon implementator terhadap kebijakan, yang mempengaruhi
kemauan implementator untuk melaksanakan kebijakan, - kognisi,
pemahaman terhadap kebijakan, - intensitas disposisi implementator
yakni preferensi nilai yang dimiliki oleh implementator. Arah
kecenderungan-kecederungan pelaksana terhadap ukuran-ukuran dasar
dan tujuan-tujuan juga merupakan suatu hal yang sangat penting. Para
pelaksana kebijakan mungkin akan gagal dalam melaksanakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
kebijakan-kebijakan dengan tepat karena mereka menolak tujuan-tujuan
yang terkandung dalam kebijakan tersebut, dan sebaliknya.
Bagan 2
Variabel yang memepngaruhi kinerja implementasi
Sumber : Van Meter dan Horn, 1975 :463
3. Teori Merilee S. Grindle (1980)
Keberhasilan implementasi menurut Merilee S. Grindle (1980)
dipengaruhi oleh dua variabel besar, yakni isi kebijakan (content of
policy) dan lingkungan kebijakan (context of implementation) (Gambar
3). Variabel isi kebijakan mencakup : 1) sejauh mana kepentingan
kelompok sasaran atau target groups termuat dalam isi kebijakan, 2)
Jenis manfaat yang diterima oleh target group, 3) sejauhmana
perubahan yang diinginkan dari sebuah kebijakan, 4) apakah letak
program sudah tepat, 5) apakah sebuah kebijakan sudah menyebutkan
Komunikasi antar organisasi dan
kegiatan pelaksana
Ukuran dan Tujuan organisasi
Sumberdaya
Karakteristik badan pelaksana
Lingkungan eko, sos, pol
Disposisi pelaksana
Kinerja implementasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
implementatornya dengan rinci, 6) apakah sebuah program didukung
oleh sumberdaya yang memadai.
Sedangkan variabel lingkungan kebijakan mencakup : 1) seberapa
besar kekuasaan, kepentingan, dan strategi yang dimiliki oleh para aktor
yang terlibat dalam implementasi kebijakan, 2) karakteristik institusi
dan rezim yang berkuasa, 3) tingkat kepatuhan dan responsivitas
kelompok sasaran.
Bagan 3
Implementasi sebagai proses politik dan administrasi
Tujuan kebijakan
Tujuan yang ingin dicapai
Program aksi dan proyek individu
Yang didisain dan dibiayai
Apakah program yang dijalankan
Sesuai yang direncanakan ?
Keberhasilan implementasi
Kebijakan
Hasil kebijakan : 1. dampak pada
masyarakat, individu dan kelompok.
2. perubahan dan penerimaan masyarakat
Isi kebijakan : 1. kepentingan kelompok
sasaran 2. tipe manfaat 3. derajat perubahan yang
diinginkan 4. letak pengambilan keputusan 5. pelaksanaan program 6. sumberdaya yang dilibatkan
Lingkungan implementasi : 1. kekuatan, kepentingan dan
stretegi aktor yang terlibat. 2. karakteristik lembaga dan
penguasa 3. kepatuhan dan daya tanggap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Sumber : Grindle, Merilee, 1980 : 11
4. Teori Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier (1983)
Menurut Mazmanian dan Sabatier (1983), ada tiga kelompok
variabel yang mempengaruhi keberhasilan implementasi, yakni : 1)
karakteristik dari masalah (tractability of the problems), 2) karakteristik
kebijakan/undang-undang (ability of statute to structure
implementation), 3) variabel lingkungan (nonstatutory variabels
affecting implementation). Berikut gambarnya :
Bagan 4
Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi
Mudah/tidaknya masalah dikendalikan : 1. kesulitan teknis 2. keragaman perilaku kelompok sasaran 3. prosentase kelompok sasaran dibanding
jumlah populasi 4. ruang lingkup perubahan perilaku yang
diinginkan
Kemampuan kebijakan untuk merestrukturkan proses
implementasi 1. kejelasan dan konsistensi
tujuan 2. digunakan teori kausal yang
memadai 3. ketepatan alokasi sumber daya 4. keterpaduan hierarki dalam
dan diantara pelaksana 5. aturan-aturan keputusan dari
badan pelaksana 6. rekrutmen pejabat pelaksana 7. akses formal pihak luar
Variasi diluar kebijakan yang mempengaruhi proses
implementasi 1. kondisi sosio-ekonomi dan
teknologi 2. dukungan publik 3. sikap dan sumber-sumber
yang dimiliki kelompok pemilih
4. dukungan dari pejabat atasan 5. komitmen dan keterampilan
kepemimpnan pejabat-pejabat pelaksana
Tahap-tahap dalam proses implementasi (variabel tergantung)
Output kebijakan
dari badan-badan
pelaksana
Kepatuhan kelompok
sasaran terhadap output
kebijakan
Dampak nyata output
kebijakan
Dampak output
kebijakan sebagaimana
dipersepsi
Perbaikan mendasar
dalam undang-undang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Sumber : Mazmanian A dan Sabatier, Paul A, 1983
Karakteristik masalah :
a. Tingkat kesulitan teknis dari masalah yang bersangkutan. Di
satu sisi ada beberapa masalah sosial secara teknis mudah
dipecahkan, dipihak lain terdapat masalah-masalah sosial yang
relatif sulit dipecahkan. Olehkarena itu, sifat masalah itu
sendiri akan mempengaruhi mudah tidaknya suatu program
diimplementasikan
b. Tingkat kemajemukan dari kelompok sasaran. Suatu program
akan relatif mudah diimplementasikan apabila kelompok
sasaran adalah homogen. Sebaliknya, apabila kelompok sasran
heterogen maka implementasi program akan relatif sulit.
c. Proporsi kelompok sasaran terhadap total populasi. Sebuah
program akan relatif sulit diimplementasikan apabila
sasarannya mencakup semua populasi. Sebaliknya, program
akan mudah diimplementasikan apabila jumlah kelompok
sasaran tidak terlalu besar.
d. Cakupan perubahan perilaku yang diharapkan. Sebuah
program yang bertujuan memberikan pengetahuan atau
bersufat kognitif akan relatif akan relatif mudah
diimplementasikan daripada program yang bertujuan untuk
mengubah perilaku masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Karakteristik kebijakan :
a. Kejelasan isi kebijakan. Semakin jelas dan rinci isi kebijakan
akan mudah diimplementasikan kerena implementator mudah
memahami menterjemahkan dalam tindakan nyata.
b. Seberapa jauh kebijakan mempunyai dukungan teoritis.
Kebijakan yang memiliki dasar teoritis memiliki sifat yang
lebih manyap karena sudah teruji, walaupun beberapa
lingkungan sosial tertentu perlu ada modifikasi.
c. Besarnya alokasi sumberdaya financial terhadap kebijakan
tersebut. Keuangan adalah faktor krusial untuk setiap program
sosial. Dan setiap program memerlukan dukungan staff untuk
melakukan pekerjaan-pekerjaan administrasi dan teknis dll.
d. Seberapa besar adanya keterpautan dan dukungan antar
berbagai institusi pelaksana. Kegagalan program sering
disebabkan kurangnya koordinasi vertikal dan horisontal
antarinstansi yang terlibat dalam implementasi program.
e. Kejelasan dan konsistensi aturan yang ada pada badan
pelaksana.
f. Tingkat komitmen aparat terhadap tujuan kebijakan.
g. Seberapa luas akses kelompok-kelompok luar untuk
berpartisipasi dalam implementasi kebijakan. Suatu program
yang memberikan peluang luas bagi masyarakat untuk terlibat
relatif mendapat dukungan daripada sebaliknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Lingkungan Kebijakan :
a. Kondisi sosial ekonomi masyarakat dan tingkat kemajuan
teknologi. Masyarakat yang terbuka dan terdidik akan relatif
mudah untuk menerima program pembaruan daripada
masyarakat yang masih tradisional.
b. Dukungan publik terhadap kebijakan. Kebijakan yang
memberikan insentif biasanya mudah mendapatkan dukungan
publik, dan sebaliknya.
c. Sikap dari kelompok pemilih dari kelompok masyarakat
memberikan pengaruh pada implementasi kebijakan. Sikap
tersebut dapat berupa intervensi terhadap keputusan atau
kritikan-kritikan terhadap badan-badan pelaksana.
d. Tingkat komitmen dan ketrampilan dari aparat dan
implementator. Pada akhirnya, komitmen aparat pelaksana
untuk merealisasikan tujuan kebijakan merupakan variabel
yang paling krusial.
Berdasarkan teori – teori yang telah dibahas diatas, maka penelitian
evaluasi implementasi ini memfokuskan kinerja implementasi program pada
proses kepatuhan implementator terhadap prosedur atau standar yang telah
ditetapkan serta identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi
program tersebut. Adapun faktor – faktor yang menjadi pengaruh kuat dalam
penelitian adalah bagaimana sumber daya baik sumber daya manusia mau
pun dana, proses komunikasi yang terjadi, disposisi atau keinginan dari para
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
pelaksana program, bagaimana kesesuaian dengan prosedur yang telah
ditetapkan serta dukungan masyarakat pada program dalam penelitian ini.
Sehingga, dengan adanya faktor-faktor tersebut dapat diketahui faktor
keberhasilan atau penghambat program.
B. Pembangunan Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Mandiri Perkotaan
PNPM Mandiri dalam buku pedoman umum mempunyai pengertian
program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan
pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis
pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri dilaksanakan melalui harmonisasi
dan pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur program,
penyediaan pendampingan, dan pendanaan stimulan untuk mendorong
prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan
yang berkelanjutan.
Kunci dari program ini adalah pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat sendiri mempunyai pengertian upaya untuk
menciptakan/meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu
maupun berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya
peningkatan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraannya.
Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan yang lebih besar dari
perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memberikan
kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Tujuan umum dari program ini adalah Meningkatnya kesejahteraan dan
kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri. Tujuan khusus antara
lain :
1. Meningkatnya partisipasi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat
miskin, kelompok perempuan, komunitas adat terpencil, dan
kelompok masyarakat lainnya yang rentan dan sering terpinggirkan
ke dalam proses pengambilan keputusan dan pengelolaan
pembangunan.
2. Meningkatnya kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat terutama masyarakat miskin melalui kebijakan,
program dan penganggaran yang berpihak pada masyarakat miskin
(pro-poor).
3. Meningkatnya sinergi masyarakat, pemerintah daerah, swasta,
asosiasi, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, organisasi
masyarakat, dan kelompok peduli lainnya, untuk mengefektifkan
upaya-upaya penanggulangan kemiskinan.
4. Meningkatnya keberdayaan dan kemandirian masyarakat, serta
kapasitas pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat dalam
menanggulangi kemiskinan di wilayahnya.
5. Meningkatnya modal sosial masyarakat yang berkembang sesuai
dengan potensi sosial dan budaya serta untuk melestarikan kearifan
lokal.
6. Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan tekhnologi tepat guna,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
PNPM-Mandiri menekankan prinsip-prinsip dasar dalam
pelaksanaannya, harapannya baik tim pelaksana, masyarakat dan stakeholder
lainnya mampu bergerak secara profesional sehinngga tercapai tujuan yang
diinginkan. Prinsip-prinsip tersebut sebagai berikut ini:
1. Bertumpu pada pembangunan manusia, pelaksanaan PNPM Mandiri
senantiasa bertumpu pada peningkatan harkat dan martabat manusia
seutuhnya.
2. Otonomi, dalam pelaksanaan PNPM Mandiri, masyarakat memiliki
kewenangan secara mandiri untuk berpartisipasi dalam menentukan
dan mengelola kegiatan pembangunan secara swakelola.
3. Desentralisasi, kewenangan pengelolaan kegiatan pembangunan
sektoral dan kewilayahan dilimpahkan kepada pemerintah daerah
atau masyarakat sesuai dengan kapasitasnya.
4. Berorientasi pada masyarakat miskin, semua kegiatan yang
dilaksanakan mengutamakan kepentingan dan kebutuhan
masyarakat miskin dan kelompok masyarakat yang kurang
beruntung.
5. Partisipasi, masyarakat terlibat secara aktif dalam setiap proses
pengambilan keputusan pembangunan dan secara gotong royong
menjalankan pembangunan.
6. Kesetaraan dan keadilan gender, laki-laki dan perempuan
mempunyai kesetaraan dalam perannya di setiap tahap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
pembangunan dan dalam menikmati secara adil manfaat kegiatan
pembangunan.
7. Demokaratis, setiap pengambilan keputusan pembangunan
dilakukan secara musyarawah dan mufakat dengan tetap berorientasi
pada kepentingan masyarakat miskin.
8. Transparan dan akuntabel, masyarakat harus memiliki akses yang
memadai terhadap segala informasi dan proses pengambilan
keputusan sehingga pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan secara
terbuka dan dipertanggunggugatkan baik secara moral, teknis, legal,
maupun administratif.
9. Prioritas, pemerintah dan masyarakat harus memprioritaskan
pemenuhan kebutuhan untuk pengentasan kemiskinan dengan
mendayagunakan secara optimal berbagai sumberdaya yang
terbatas.
10. Kolaborasi, semua pihak yang berkepentingan dalam
penanggulangan kemiskinan didorong untuk mewujudkan kerjasama
dan sinergi antar pemangku kepentingan dalam penanggulangan
kemiskinan.
11. Keberlanjutan, Setiap pengambilan keputusan harus
mempertimbangkan kepentingan peningkatan kesejahteraan
masyarakat tidak hanya saat ini tapi juga di masa depan dengan
tetap menjaga kelestarian lingkungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
12. Sederhana, semua aturan, mekanisme dan prosedur dalam
pelaksanaan PNPM Mandiri harus sederhana, fleksibel, mudah
dipahami, dan mudah dikelola, serta dapat dipertanggungjawabkan
oleh masyarakat
Selain prinsip-prinsip diatas, dalam menjalankan program PNPM ini,
digunakan juga pendekatan atau upaya-upaya rasional dalam mencapai
tujuan program dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan program
yaitu pembangunan yang berbasis masyarakat dengan:
1. Menggunakan kecamatan sebagai lokus program untuk
mengharmonisasikan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian
program.
2. Memposisikan masyarakat sebagai penentu/pengambil kebijakan
dan pelaku utama pembangunan pada tingkat lokal.
3. Mengutamakan nilai-nilai universal dan budaya lokal dalam proses
pembangunan partisipatif.
4. Menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat yang sesuai
dengan karakteristik sosial, budaya dan geografis.
5. Melalui proses pemberdayaan yang terdiri atas pembelajaran,
kemandirian, dan keberlanjutan.
Program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan
masyarakat dapat dikategorikan dalam dua level. Harapan dari katagori ini
yaitu pembagian tugas yang jelas antar level supaya tidak terjadi tumpang
tindih dalam pelaksanaannya. Kedua katagori tersebut mempunyai fungsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
yang berbeda. Yaitu PNPM inti dan PMPM penguatan. PNPM-Inti terdiri
dari program/kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis kewilayahan, yang
mencakup Program Pengembangan Kecamatan (PPK), Program
Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP), Pengembangan Infrastruktur
Sosial dan Ekonomi Wilayah (PISEW), dan Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Khusus (P2DTK). Sedangkan PNPM-Penguatan terdiri dari
program-program pemberdayaan masyarakat berbasis sektoral, kewilayahan,
serta khusus untuk mendukung penanggulangan kemiskinan yang
pelaksanaannya terkait pencapaian target tertentu. Pelaksanaan program-
program ini di tingkat komunitas mengacu pada kerangka kebijakan PNPM
Mandiri.
Dari pembagian katagori diatas, program-program tersebut dapat
dikomponenkan dalam empat fungsi besar antara lain : Pertama,
Pengembangan Masyarakat yaitu Komponen pengembangan masyarakat
mencakup serangkaian kegiatan untuk membangun kesadaran kritis dan
kemandirian masyarakat yang terdiri dari pemetaan potensi, masalah dan
kebutuhan masyarakat, perencanaan partisipatif, pengorganisasian,
pemanfaatan sumberdaya, pemantauan, dan pemeliharaan hasil-hasil yang
telah dicapai. Untuk mendukung rangkaian kegiatan tersebut, disediakan dana
pendukung kegiatan pembelajaran masyarakat, pengembangan relawan, dan
operasional pendampingan masyarakat; dan fasilitator, pengembangan
kapasitas, mediasi dan advokasi. Peran fasilitator terutama pada saat awal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
pemberdayaan, sedangkan relawan masyarakat adalah yang utama sebagai
motor penggerak masyarakat di wilayahnya.
Kedua, bantuan Langsung Masyarakat komponen Bantuan Langsung
Masyarakat (BLM) adalah dana stimulan keswadayaan yang diberikan
kepada kelompok masyarakat untuk membiayai sebagian kegiatan yang
direncanakan oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan,
terutama masyarakat miskin. Ketiga, Peningkatan Kapasitas Pemerintahan
dan Pelaku Lokal adalah serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kapasitas
pemerintah daerah dan pelaku lokal/kelompok peduli lainnya agar mampu
menciptakan kondisi yang kondusif dan sinergi yang positif bagi masyarakat
terutama kelompok miskin dalam menyelenggarakan hidupnya secara layak.
Kegiatan terkait dalam komponen ini antara lain seminar, pelatihan,
lokakarya, kunjungan lapangan yang dilakukan secara selektif, dan
sebagainya. Keempat, Bantuan Pengelolaan dan Pengembangan Program
meliputi kegiatan-kegiatan untuk mendukung pemerintah dan berbagai
kelompok peduli lainnya dalam pengelolaan kegiatan seperti penyediaan
konsultan manajemen, pengendalian mutu, evaluasi, dan pengembangan
program.
Dalam menjalankan program ini, pemerintah pusat bekerjasama dengan
pemerintahan daerah sampai pemerintahan terkecil disuatu wilayah dengan
didampingi konsultan serta fasilitator dari tingkat kecamatan sampai desa.
Banyaknya stakeholder yang terlibat dalam program ini sebagai wujud
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
tanggungjawab bersama terhadap pengentasan kemiskinan yang mempunyai
efek multidimensi.
Berdasarkan pembahasan diatas maka dalam penelitian ini ingin
mengetahui program Pembangunan Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri Perkotaan, alasan fokus penelitian ini adalah karena lokasi
penelitain masuk dalam kriteria daerah yang berhak mendapatkan
programPNPM Mandiri serta lokasi penelitian berada pada kecamatan di
wilayah perkotaan.
C. Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan
Evaluasi merupakan salah satu rangkaian dalam proses kebijakan
publik. Proses ini cukup strategis untuk mengetahui kualitas kebijakan yang
dilaksanakan. Evaluasi implementasi ditujukan pada proses pelaksanaan
kebijakan atau program. Terdapat dua hal yang menjadi fokus perhatian
dalam implementasi, yaitu kepatuhan terhadap prosedur atau standard
dalam proses implementasi , serta faktor-faktor yang mempengaruhi dalam
proses implementasi
Evaluasi implementasi program PNPM mandiri Perkotaan merupakan
suatu proses untuk menilai kinerja program tersebut. Untuk melihat proses
implementasi, maka dalam penelitian ini memfokuskan pada kepatuhan
terhadap petunjuk pelaksanaan dan teknis (Juklak-Juknis) PNPM Mandiri
Perkotaan serta faktor-faktor yang mempengaruhi proses implementasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Faktor-faktor strategis yang mempengaruhi implementasi PNPM mandiri
tersebut antara lain :
1. Sumber daya
Sumber daya merupakan segenap sumber ( fisik maupun non fisik) yang
dimiliki oleh seseorang atau instansi. Sumber daya dalam konteks
implementasi dapat digolongkan menjadi dua jenis sumber daya yakni :
a. SDM (sumber daya manusia), meliputi kuantitas dan kualitas
(kompetensi) SDM yang menjalankan program (implementator)
b. SDO ( Sumber daya organisasi), meliputi seluruh sumber daya
yang dimiliki organisasi guna mendukung proses implementasi suatu
program atau kebijakan, diantaranya dana.
Sumber daya inilah yang menjadi penentu terwujudnya program yang
akan dilaksanakan.
2. Sikap Pelaksana / disposisi
Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh
implementator, seperti komitmen, kejujuran, dan sifat demokratis.
Apabila implementator mempunyai disposisi yang baik, maka dia akan
dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti yang diingkan oleh
pembuat kebijakan dan sebaliknya. dampak dari kecenderung-
kecederungan pelaksana kebijakan adalah akan banyak kebijakan masuk
zona ketidakacuhan. Ada kebijakan yang dikerjakan secara efektif
karena mendapat dukungan langsung dari para pelaksana kebijakan,
namun kebijakan lain mungkin akan bertentangan dengan pandangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
pelaksana kebijakan, sehingga akan menghambat implementasi
kebijakan. Sikap pelaksana menjadi faktor pendukung untuk kesuksesan
suatu program.
3. Komunikasi
Keberhasilan implementasi kebijakan mensyaratkan agar
implementator mengetahui apa yang harus dilakukan. Apa yang menjadi
tujuan dan sasaran serta dari mana kebijakan harus ditransmisikan
kepada kelompok sasaran (target group) sehingga mengurangi distorsi
implementasi. Implementasi yang efektif, meminta para pelaksana
(implementor) tidak sekedar dengan suatu petunjuk yang jelas, tetapi
yang penting adalah adanya konsisten komunikasi dari atas ke bawah,
dalam arti arus komunikasi yang terjadi harus jelas dan tegas. Bila tidak,
maka akan membuka peluang bagi para pelaksana untuk menafsirkan
kebijakan tersebut. Atau dengan kata lain, perlu dihindari adanya suatu
hal yang dapat menimbulkan suatu kegaduhan, kebingungan diantara
para pelaksana, sebagai akibat dari adanya kelonggaran-kelonggaran
dalam menafsirkan kebijakan tersebut. Terpenting lagi harus adanya
ketetapan dan keakuratan informasi kebijakan, sehingga para pelaksana
dapat mengetahui dengan jelas apa yang menjadi tujuan yang
sebenarnya ingin dicapai dari implementasi kebijakan tersebut, dan
mereka dapat mengetahui dengan tegas dan jelas, apa yang seharusnya
mereka lakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Selain konsistensi komunikasi, para pelaksana harus mengetahui
apa yang menjadi tujuan yang hendak dicapai dalam implementasi
kebijakan tersebut. Ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan untuk
implementasi suatu kebijakan harus disampaikan pada orang-orang
yang tepat, dan mereka harus menjadi jelas, akurat, konsisten terhadap
ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan tersebut. Jika tidak, maka akan
terjadi salah pengertian di antara mereka dalam mengimplementasikan
suatu kebijakan dan hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
4. Struktur Birokrasi (SOP/juklak-juknis)
Indikator minimal dari hal ini adalah SOP / standart operational
prosedure. Dengan adanya SOP ini diharapkan dalam implementasi
kebijakan sesuai dengan arah yang diinginkan, tidak melenceng dari
yang diharapkan. SOP yang dimaksud dalam program PNPM Mandiri
Perkotaan adalah petunjuk pelaksanaan dan teknis (Juklak-Juknis).
Juklak-Juknis ini menjadi pedoman dan panduan utama implementator
dalam melaksanakan tugasnya.
5. Dukungan Publik
Dukungan publik terhadap kebijakan mempunyai faktor yang
strategis juga. Publik dalam hal ini kelompok sasaran atau target group
dari program atau kebijakan sangat mempengaruhi terhadap
keberhasilan suatu implementasi program. Kebijakan atau program
yang memberikan insentif biasanya mudah mendapatkan dukungan
publik, dan sebaliknya. Dukungan target group sangat beragam, dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
berupa partisipasi dalam kegiatan, kepatuhan terhadap hasil
musyawarah, atau yang lainnya.
D. Kerangka Pemikiran
Kemiskinan merupakan tantangan pembangunan disetiap pemerintahan
baik pusat maupun wilayah di Indonesia yang harus segera untuk
diselesaikan. Pemerintahan pusat sudah mempunyai i’tikad yang baik untuk
segera menyelesaikan masalah kemiskinan di Indonesia dengan
mengeluarkan kebijakan program penanggulangan kemiskinan dengan
berbagai lapisan kegiatan yang langsung dan tepat sasaran. Hal ini bisa dilihat
dengan program-program pemerintah yang terdiri dari berbagai klaster yang
mempunyai target yang berbeda-beda tetapi mempunyai tujuan yang sama.
Antara lain yaitu : Bantuan operasional sekolah (BOS), jaminan kesehatan
masyarakat, pemberdayaan masyarakat, bantuan usaha mandiri dan lain
sebagainya.
Tahun 2007 Presiden Bambang Yudhoyono mensosialisasikan program
Pembangunan Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri.
Program PNPM bertujuan untuk Meningkatnya kesejahteraan dan
kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri. Maka, pelaksanaannya
pada tahun 2008 untuk semua daerah di Indonesia. Pelaksana program PNPM
ini adalah pemerintahan daerah dengan mengalokasikan dana pendampingan
dalam anggaran pembangunan belanja daerah serta masyarakat sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
pelaksana dilapangan dengan pendampingan dari tim PNPM Mandiri
(fasilitator).
Dalam proses implementasi program PNPM Mandiri terdapat panduan
atau juklak-juknis kegiatan PNPM, jadi dalam implementasi program PNPM
harus sesuai dengan juklak-juknis yang telah ditetapkan. Dari juklak-juknis
tersebut program PNPM dilaksanakan. Untuk menilai kinerja implementasi,
maka maka dilakukan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
implementasi, yaitu komunikasi, Sumberdaya, Disposisi, Struktur Birokrasi,
dan dukungan publik (kelompok sasaran) .
Ketika implementasi sesuai dengan perencanaan dan dilaksanakan
dengan petunjuk yang ada maka dapat dikatakan implementasi tersebut
sukses atau sebaliknya, ketika tidak sesuai dengan perencanaan dan petunjuk
yang ada maka dapat dipastikan implementasi tersebut gagal. Keberhasilan
dalam implementasi program PNPM Mandiri Perkotaan adalah meningkatnya
kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Bagan 5
Kerangka Pikir
Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi :
1. Sumberdaya 2. komunikasi 3. Disposisi / sikap pelaksana 4. SOP/Juklak-juknis 5. Dukungan publik (kelompok sasaran)
Pelaksanaan Program PNPM Mandiri Perkotaandi kelurahan Semanggi
juklak-juknis pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan
Program PNPM Mandiri Perkotaan
Tahapan Implementasi PNPM Mandiri Perkotaan : 1. Persiapan atau Sosialisasi awal 2. Pelaksanaan
a. Rembug Keswadayaan Masyarakat (RKM) atau Rembug Warga
b. Refleksi Kemiskinan c. Pemetaan Swadaya d. Pembentukan Lembaga
Keswadayaan Masyarakat (LKM) e. Penyusunan Program Jangka
Menengah Pronangkis 2009-2011 dan Rencana Tahunan 2009
f. Pelaksanaan Kegiatan 3. Review Program 4. Rembug Warga Tahunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
E. Definisi Konseptual dan Operasional
1. Definisi Konseptual
a. Evaluasi Implementasi
Merupakan kegiatan yang menyangkut penilaian terhadap proses
kinerja kebijakan atau program.
b. Pembangunan Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Mandiri Perkotaan
PNPM Mandiri Perkotaan adalah program-program
penanggulangan kemiskinan nasional berbasis pemberdayaan
masyarakak melalui harmonisasi dan pengembangan sistem serta
mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan, dan
pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi
masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang
berkelanjutan. Program ini dilaksanakan pada tingkat kecamatan di
Kota.
c. Evaluasi Implementasi PNPM Mandiri Perkotaan
Evaluasi implementasi program PNPM mandiri merupakan suatu
proses untuk menilai kinerja program tersebut. Peoses penilaian
mefokuskan pada kepatuhan terhadap petunjuk pelaksanaan dan
teknis (Juklak-Juknis) dalam pelaksanaan program PNPM Mandiri
Perkotaan serta identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi proses
implementasi program PNPM Mandiri Mandiri Perkotaan.
.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
2. Definisi Operasional
a. Evaluasi Implementasi PNPM Mandiri Perkotaan tahun
2008-2009 di Kelurahan Semanggi
Evaluasi implementasi program pembangunan nasional
pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri Perkotaan adalah
proses menilai kinerja pelaksanaan program PNPM mandiri
Perkotaan tahun 2008-2009 di Kelurahan Semanggi. Untuk menilai
pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan tersebut maka
digunakan dua indikator yaitu :
1. Kepatuhan terhadap petunjuk pelaksanan dan teknis ( Juklak-
Juknis)
2. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan
program PNPM tersebut, antara lain :
1. Sumber daya
Sumber daya yang memadai dan mendukung sangat diperlukan agar
implementasi dapat berjalan dengan lancar. Sumber daya yang
dibutuhkan dalam implementasi PNPM Mandiri Perkotaan ini antara
lain :
a. Fasilitator sebagai pendamping untuk pelaksanaan PNPM,
Lurah, LKM serta KSM atau masyarakat.
b. Adanya sumber dana yang memadai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
2. Sikap Pelaksana / disposisi
Apabila implementator mempunyai disposisi yang baik, maka dia
akan dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti yang
diingkan oleh pembuat kebijakan dan sebaliknya. dampak dari
kecenderung-kecederungan pelaksana kebijakan adalah akan banyak
kebijakan masuk zona ketidakacuhan. Ada kebijakan yang
dikerjakan secara efektif karena mendapat dukungan langsung dari
para pelaksana kebijakan, namun kebijakan lain mungkin akan
bertentangan dengan pandangan pelaksana kebijakan, sehingga akan
menghambat implementasi kebijakan. Apakah diposisi yang dimiliki
oleh stakholder yang terkait baik atau sebaliknya. Stakeholder yang
terlibat atau pelaksana dalam program PNPM Mandiri Perkotaan di
Surakarta terkhusus Kelurahan Semanggi antara lain :
a. Kepala kelurahan Semanggi dan jajarannya
b. Konsultan dan fasilitator PNPM Mandiri di Kelurahan
Semanggi
c. Lembaga Kswadayaan Masyarakat (LKM)
d. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) atau masyarakat
3. Komunikasi
Komunikasi merupakan sarana untuk menghubungkan tujuan
program dengan pelaksana program agar program dapat
direalisasikan dengan baik. Komunikasi antar pelaksana harus
dijalankan dengan baik. Pola komunikasi yang dibangun adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
top-down dan buttom- up karena proses implementasi melibatkan
banyak elemen. Pola komunikasi juga dapat dilaksanakan secara
formal maupun informal untuk menunjang kelancaran pelaksanaan
program.
4. Struktur Birokrasi
Indikator minimal dari hal ini adalah SOP / standart operational
prosedure atau petunjuk pelaksanan dan teknis (Juklak-Juknis).
Dengan adanya SOP (Juklak-Juknis) PNPM Mandiri Perkotaan ini
diharapkan dalam implementasi kebijakan sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan
5. Dukungan Publik
Dukungan publik merupakan prasyarat utama dalam proses
implementasi program PNPM Mandiri Perkotaan, karena pada
dasarnya program ini ditujukan pada pemberdayaan masyarakat atau
warga miskin secara langsung. Dukungan publik dapat berupa :
a. Partisipasi masyarakat dalam musyawarah atau semua
kegiatan PNPM
b. Swadaya masyarakat baik dana, tenaga dan waktu.
c. Kesediaan menjadi pengurus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian bermakna cara ilmiah untuk mendapatkan jawaban mengenai
suatu masalah. Metode merupakan unsur yang penting dalam penelitian untuk
mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian. Metode penelitian
merupakan pendekatan untuk memenuhi tujuan penelitian dengan prosedur
dan urutan untuk menjawab pernyataan penelitian (Y. Slamet : 25)
Adapun metode penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk
menggambarkan secara terperinci terhadap gejala sosial seperti sistematis,
factual, akurat mengenai sifat-sifat, fakta-fakta serta hubungan fenomena
yang diselidiki. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk
mendeskripsikan bagaiman pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan
di kelurahan Semanggi dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di kelurahan Semanggi.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Semanggi, alasan dalam
pemelihan lokasi penelitian ini karena Kelurahan Semanggi merupakan salah
satu Kelurahan yang kurang kondusif dalam pelaksanaan awal PNPM
Mandiri Perkotaan . Selain alasan tersebut, berdasarkan data BPS tahun 2009
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
menyebutkan bahwa terdapat 1.380 masyarakat miskin di daerah Semanggi.
Dan mayoritas masyarakat Semanggi bekerja sebagai buruh dan sektor
informal. Sehingga Kelurahan Semanggi masuk dalam daftar daerah yang
berhak mendapatkan program PNPM Mandiri Perkotaan.
C. Jenis dan Sumber Data
Data adalah suatu fakta atau keterangan dari objek yang diteliti. Data
yang diperlukan adalah data yang mendukung dengan penelitian yaitu proses
implementasi PNPM Mandiri Perkotaan di Surakarta.
Adapun data yang digunakan adalah :
a. Data primer
Data primer adalah data yang langsung dan segera diperoleh dari
sumber pertama untuk tujuan penelitian yang dilakukan dan mendapatkan
hasil dari sebernanya pada objek yang diteliti. Hal ini seperti yang
dikemukakan oleh Soejono Soekanto (1986) yaitu data primer adalah data
yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama, yaitu pelaku,
masyarakat melalui penelitian. Data primer dalam penelitian ini antara lain :
1 Fasilitator PNPM Mandiri kelurahan Semanggi
2 Kepala Kelurahan Semanggi
3 Lembaga Keswadayaan Masyarakat
4 Masyarakat Kelurahan Semanggi
b. Data sekunder
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Data ini diperoleh dari dokumen, laporan, peraturan perundangan, dan
internet yang berkaitan dengan PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan
Semanggi.
D. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara.
Teknik wawancara yang diterapkan adalah wawancara tidak terstruktur
yang disebut wawancara mendalam (in-depth interviewing). wawancara
dilakukan dengan pertanyaan yang bersifat “open-ended”, dan mengarah
pada kedalaman informasi , serta dilakukan dengan cara yang tidak secara
formal terstruktur guna menggali pandangan subjek yang diteliti tentang
banyak hal yang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar bagi penggalian
informasi secara lebih jauh dan mendalam. Dalam penelitian ini,
wawancara dilakukan kepada : Fasilitator PNPM Mandiri Perkotaan
Kelurahan Semanggi, Kepala Kelurahan Semanggi, pengurus LKM dan
Masyarakat Kelurahan Semanggi.
b. Dokumentasi
Untuk mendukung kebenaran hasil analisis data yang diperoleh dari
wawancara, maka diperlukana dukungan dari sumber data sekunder yaitu
dokumentasi yang relevan. Teknik pengambilan data tertulis, bersumber
pada catatan-catatan tertulis maupun gambar atau visual terkait PNPM
Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semanggi.
c. Observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang
berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda, serta rekaman gambar (HB
Sutopo, 2002:64). Dalam pelaksanaan teknik ini sering berupa pengamatan
terhadap sebuah gejala sosial. Dalam penelitian ini, teknik observasi atau
pengamatan dilakukan terkait pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di
Kelurahan Semanggi.
E. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel merupakan suatu bagian dari populasi yang diteliti dan
dianggap menggambarkan populasinya. Oleh karena penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif kualitatif , maka dalam pengambilan sampel dilakukan
secara sengaja atau menggunakan teknik purposive sampling. Teknik ini
digunakan karena dipandang lebih mampu menangkap kelengkapan dan
kedalaman data di dalam menghadapi realitas yang tidak tunggal. Pilihan
sampel diarahkan pada sumber data atau informan yang dipandang memiliki
atau mengetahui data penting yang berkaitan dengan permasalahan yang
diteliti. Maka peneliti memilih informan utama sebagai nara sumber yang
berasal dari Tim PNPM Mandiri Perkotaan , Lurah Semanggi, pengurus LKM
dan masyarakat Kelurahan Semanggi.
F. Validitas Data
Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan
penelitian harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Menurut Burhan
Bungin (2003:58-62), validitas (kesahihan) dan reabilitas (keterandalan)
merupakan tolak ukur penelitian ilmiah. Upaya yang digunakan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
mengembangkan validitas data yang diperoleh adalah dengan teknik
trianggulasi. Teknik ini digunakan bagi peningkatan validitas dalam
penelitian kualitatif. Cara ini digunakan supaya informasi yang didapat luas
dan lengkap. Trianggulasi sendiri dilakukan dengan 4 cara yaitu trianggulasi
metode (penelitian menggunakan lintas metode dalam pengumpulan data),
trianggulasi sumber data ( memilih berbagai sumber data baik dari
wawancara nara sumber, dokumen, peraturan dll), trianggulasi peneliti
(validitas berbagai peneiliti) dan trianggulasi teori (menggunakan perspektif
lebih dari satu teori) (HB Sutopo,2000). Dalam penelitian ini sendiri
menggunakan teknik trianggulasi metode, trianggulasi teori dan trianggulasi
sumber data.
G. Analisis Data
Dalam penelitian ini data yang terkumpul sebagian besar adalah data
kualitatif, oleh karena itu peneliti menggunakan teknik analisis data kualitatif,
yang dimaksudkan untuk memperoleh gambaran khusus yang bersifat
menyeluruh tentang apa yang tercakup dalam permasalahan yang dilakukakn
di lapangan pada waktu pengumpulan data. Sedangkan teknik analisis data
yang dianggap relevan adalah menggunakan model analisis interaktif yakni
model analisis yang memerlukan tiga komponen berupa reduksi data, sajian
data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (HB sutopo, 2000). Antara tiga
hal tersebut sebagai sesuatu yang jalin menjalin pada saat sebelum, selama
dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar, yang dimaksudkan
untuk membangun wawasan umum yang bersifat analisis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Analisis model interaktif dijelaskan dalam gambar berikut ini :
Bagan 6
Analisi Model Interaktif
Sumber : HB Sutopo, 2000, 96
Analisis Model interaktif sebagaimana digambarkan diatas terdiri dari
langkah-langkah berikut :
a. Proses Pengumpulan data dilakukan dengan berbagai cara (wawancara,
dokumentasi).
b. Tahap Reduksi Data, yaitu proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan,
pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan
dilapangan. Reduksi data berlangsung terus menerus selama penelitian
berlangsung.
c. Tahap Penyajian Data, yaitu sebagai sekumpulan informasi yang tersusun
secara sistematis yang memberikan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan.
d. Tahap Penarikan Kesimpulan (Verifikasi), yaitu menyimpulkan hasil dari
data yang diperoleh. Setiap data yang menunjang diklarifikasikan kembali
dengan informan dilapangan. Apabila hasil klarifikasi memperkuat
Pengumpulan Data
Reduksi Data Penyajian Data
Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
simpulan atas data, maka pengumpulan data untuk komponen siap
dihentikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Kelurahan Semanggi
Kelurahan Semanggi merupakan salah satu Kelurahan yang berada di
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta. Secara geografis Kelurahan
Semanggi mempunyai luas wilayah sebesar 166, 62 Ha dan merupakan
Kelurahan terbesar kedua di Kota Surakarta setelah Kelurahan Kadipiro.
Batas – batas wilayah Kelurahan Semanggi adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kelurahan Kedunglumbu
Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo
Sebelah Timur : Kabupaten Sukoharjo
Sebelah Barat : Kelurahan Pasar Kliwon dan Kelurahan Joyosuran
Selain berbatasan dengan wilayah-wilayah diatas, Kelurahan Semanggi juga
berbatasan dengan sungai Bengawan Solo dan Kali Jenes. Kondisi inilah
yang membuat sebagian Kelurahan Semanggi terkena banjir pada musim
hujan beberapa tahun terakhir ini, karena kondisi tanggul dan bendungan
yang sudah tidak memadai lagi.
Berdasarkan bank data Kelurahan Semanggi tahun 2010 jumlah
penduduk sebesar 32.934 jiwa terdiri dari 16.438 laki-laki dan 16.496
perempuan dengan jumlah kepala keluarga sebesar 8.806 rumah tangga.
Persebaran penduduk pada Kelurahan ini, tersebar pada 23 RW dan 132 RT.
Dan berdasarkan data penerimaan BLT tahun 2009, jumlah masyarakat yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
tergolong miskin yang berhak menerima BLT sebesar 1.380 jiwa. Banyak
dijumpai kaum urban atau pendatang dari luar Kota Surakarta yang menetap
di Kelurahan Semanggi, sehingga menambah kepadatan penduduk pada
daerah ini. Selain menambah kepadatan penduduk, kaum urban menambah
masalah sosial yang terjadi di Kelurahan Semanggi seperti kriminalitas,
pengangguran, dan kemiskinan.
Sedangkan kondisi masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan dan
pekerjaan adalah sebagai berikut :
Tabel 2
Data penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dan pekerjaan
No Pendidikan (umur 5th keatas) Pekerjaan (umur 17th keatas) 1 Tdk/blm sekolah : 3.434 Belum/tdk bekerja : 29.379 2 Belum tamat SD : 2.441 Buruh : 3.255 3 Tidak tamat SD : 2.252 Guru/dosen : 192 4 Tamat SD : 7.362 Karyawan : 5.864 5 SLTP/sederajat : 6.201 Mengurus rumah
tangga : 4.619 6 SLTA/sederajat : 8.157 Pelajar/mahasiswa : 2.213 7 Diploma III/SM : 805 PNS : 254 8 Diploma IV/S1 : 924 TNI/Polri : 38 9 Strata 2 : 58 Pensiunan/purnaw : 357 10 Strata 3 : 9 Wiraswasta : 2.938 Lain-lain : 2.376
Sumber : Bank data Kelurahan Semanggi Juli 2010
Dari data diatas, dapt dilihat bahwa masih banyak masyarakat Semanggi yang
hidup dibawah garis kemiskinan. Hal ini dapat dilihat dari tingkat pendidikan
yang dienyam oleh masyarakat Semanggi, mayoritas hanya pada level
sekolah menengak ke bawah. Sehingga menjadi salah satu penyebab kualitas
SDM pada Kelurahan ini rendah. Dilihat dari jenis pekerjaan yang banyak
digeluti oleh masyarakat yaitu sebagai buruh dan karyawan menunjukkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
bahwa banyak masyarakat yang bekerja pada sektor informal atau bekerja
pada usaha-usah kecil seperti sablon, pemulung, percetakan dan lain-lain.
Dan sebesar 29.379 orang adalah pengangguran atau belum bekerja, kondisi
ini menambah daftar masalah sosial yang berada di Semanggi. Sehingga
secara pendapatan, masih banyak kepala keluarga belum mampu memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari.
B. Proses Implementasi PNPM – Mandiri Perkotaan di Kelurahan
Semanggi
Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan
intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Untuk
meningkatkan efektifitas penanggulangan kemiskinan dan penciptaan
lapangan kerja, pemerintah meluncurkan program pembangunan nasional
pemberdayaan masyarakat PNPM-Mandiri pada tahun 2007. PNPM Mandiri
merupakan program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar
dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan
berbasis pemberdayaan masyarakat. Program ini menjadikan swadaya dan
partisipasi masyarakat sebagai tumpuhan utama dalam melaksanakan
program-program penanggulangan kemiskinan. PNPM-Mandiri tersebar di
seluruh pelosok indonesia dengan pendampingan dari konsultan atau
fasilitator PNPM-Mandiri disetiap kecamatannya.
Program PNPM-Mandiri mulai disosialisasikan disetiap daerah mulai
tahun 2008 yang lalu. Proses sosialisasi ini membutuhkan waktu yang cukup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
lama mengingat program ini merupakan program baru dimasyarakat yang
membutuhkan penyesuaian di masing-masing daerah. Dan Kota Surakarta
merupakan daerah yang mengalami sedikit kendala pada proses implementasi
awal program PNPM Mandiri Perkotaan. Ada beberapa kendala pada proses
sosialisasi di Kota Surakarta. Kendala ini berkaitan dengan kesiapan
pemerintah daerah untuk menyiapkan dana pendampingan. Disinilah tugas
strategis fasilitator atau pendamping untuk memahamkan kepada
pemerintahan daerah dan masyarakat untuk dapat menerima dan menjalankan
program PNPM Mandiri Perkotaan ini tanpa menimbulkan masalah yang
baru. Dan pada perkembangannya, PNPM Mandiri Perkotaan mampu
diterima dan dilaksanakan oleh masing-masing Kelurahan di Kota Surakarta.
Dan salah satunya adalah Kelurahan Semanggi di Kota Surakarta. Kelurahan
terbesar kedua di Kota Surakarta, dengan masalah-masalah sosial dan
kemiskinannya, menjadikan program PNPM Mandiri perkotaan menjadi
harapan besar untuk menyelesaikan probem tersebut.
Adapun Tahapan-tahapan implementasi program PNPM-Mandiri di
Kelurahan Semanggi, yaitu :
1. Tahap Persiapan atau Sosialisasi awal
Tahap persiapan ini pada dasarnya adalah penyiapan para pelaku terkait,
baik ditingkat pusat maupun daerah agar lebih memahami PNPM Mandiri
Perkotaan dan mendorong integrasi dan sinkronisasi kegiatan-kegiatan baik
di pusat maupun daerah. Serangkaian kegiatan pada tahapan ini adalah
serangkaian pertemuan (loby, koordinasi, silatirahmi sosial), seminar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
lokakarya dan sosialisasi awal pada pemerintahan daerah. Pada tahap inilah
PNPM Mandiri Perkotaan di Surakarta mengalami proses yang cukup lama
dari masuknya program PNPM Mandiri Perkotaan bulan Juni 2008 sampai
bulan September 2008. Serangkaian kegiatan ini dilaksanakan oleh tim
PNPM Mandiri perkotaan pada tingkat Kota dan Fasilitator Kelurahan pada
tingkat Kelurahan dan masyarakat.
Sosialisasi pada tingkat kota mengalami beberapa masalah. Selama
rentan waktu 4 bulan ini, muncul berbagai isu terkait PNPM Mandiri
Perkotaan di Kota Surakarta, antara lain terkait isu politik, dana
pendampingan dan over laping program dari Pemkot. Sehingga Sosialisasi
PNPM ditingkat kota belum mendapat kepastian. Isu-isu terkait PNPM
mandiri Perkotaan berkembang di masyarakat dan media-media di Surakarta.
Isu politik banyak berhembus, Isu – isu tersebut mendapat pengamatan dari
para pengamat politik di Solo, seperti yang diungkapkan oleh pengamat
politik dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Dr Aidul Fitri
Ciada :
“Pada intinya, mereka setuju dengan progam PNPM. Namun untuk menerima PNPM tidak bisa begitu saja karena Wawali dan Walikota berasal dari Parpol yang berbeda dengan pimpinan pemerintah pusat. Wawali berperan sebagai pihak penolak untuk memberikan penegasan kepada Parpol yang dia naungi berikut para konstituen.”( sumber : www.solopos.co.id)
Sedangkan menurut Pengamat sosial dari Universitas Sebelas Maret (UNS),
Dr Drajat Tri Kartono :
“Solo butuh banyak program pengentasan kemiskinan. Bukan hanya PNPM, lanjut dia, namun juga program lain yang berasal dari beragam funding.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Namun demikian, sambung Drajat, yang menjadi kendala pelaksanaan program pengentasan kemiskinan seringnya adalah birokrasi dan Parpol”. ( sumber : www.solopos.co.id)
Tetapi, konfirmasi dari Babak Santoso, selaku tim PNPM Mandiri Perkotaan
Kelurahan Semanggi menyatakan banhwa :
“isu politik itu tidak benar, mungkin karena sosialisi PNPM ini berbarengan dengan masa-masa kampanye atau persiapan pemilu 2009 jadi dihubungkan dengan itu. Yang pasti, karena Pemkot pada waktu itu banyak kerjaan jadi sikap dari tim PNPM menunggu respon dan persiapan dari Pemkot Solo”.(wawancara 23 juli 2010)
Sedangkan untuk masalah over laping program penanggulangan
kemiskinan, di Kelurahan Semanggi sendiri tidak mempermasalahkan hal
tersebut. Karena, Kelurahan Semanggi sangat mengharapkan bantuan-
bantuan untuk menyelesaiakan permasalahan kemisknan yang ada sekarang.
Prinsipnya, selama program penanggulangan kemiskinan tersebut legal,
terkoordinasikan dengan baik antara pemerintahan desa, tim pelaksana dan
masyarakat tidak menjadi permasalahan. Seperti yang diutarakan oleh Bapak
Agus Santoso selaku Lurah Semanggi :
“ kami sangat welcome dengan PNPM Mandiri, karena pro dengan penanggulangan kemiskinan dan tidak menjadi masalah walaupun telah ada program seperti DKP, dan beberapa program dari dinas-dinas di Pemkot. Yang penting terkoordinasikan dengan baik antara stakeholder yang ada”.(wawancara 20 Juli 2010)
Terkait dana pendampingan, hal inilah yang menjadi pertimbangan
terbesar dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di Kota Surakarta.
Dana pendampingan yang harus disediakan oleh APBD kota Solo adalah 50%
dari total Bantuan Langsung masyarakat (BLM). Dana tersebut harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
disediaakan Pemkot Surakarta karena Kota Surakarta masuk katagori Kota
atau daerah yang mempunyai kapasitas fiskal sedang. Pada posisi inilah,
Pemkot Surakarta merasa kesulitan dengan tanggungjawab penyediaan dana
sekitar Rp 6,5 miliar karena belum mempersiapkannya. Dan posisi APBD
berada pada pertengahan tahun anggaran sehingga belum masuk pada APBD
tahun 2008. Dengan koordinasi antara tim PNPM dengan Pemkot serta
DPRD Kota Surakarta maka diambil solusi atau kesepakatan bahwa dana
pendampingan diwujudkan dengan sharing dana dari APBD dan dana PNPM
Mandiri perkotaan dalam wujud program bersama yaitu posyandu dan
perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH). Seperti yang diungkapkan Bapak
Santoso, selaku faskel PNPM Semanggi :
“Dengan diambilnya solusi sharing dana tersebut maka Pemkot Solo pun oke..sehingga program PNPM Mandiri dapat diteruskan pada tingakt bawah yaitu semua kelurahan yana ada di Solo. Dan pada perkembangannya sekarang, kita malah diuntungkan dengan sharing dana tadi karena dana untuk RTLH sebesar Rp 400juta lebih dari 50%”. (wawancara 23 Juli 2010)
Tepat pada bulan September Pemkot Surakarta mensetujui adanya
program PNPM Mandiri di Surakarta dengan berbagai pertimbangan. Oleh
karena itu proses sosialisasi berlanjut pada tingkat kelurahan dan masyarakat
yaitu memahamkan program PNPM Mandiri Perkotaan dan merencanakan
kerja pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan kepada pemerintahan desa dan
masyarakat Semanggi. Akan tetapi, Proses sosialisasi awal di Kelurahan
Semanggi telah terlaksana pada bulan Agustus – September. Keputusan
Sosialisasi awal PNPM mandiri Perkotaan dimasyarakat didahulukan adalah
keputusan bersama antara korkot dan fasilitator kelurahan dengan izin dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
pemerintahan kota dan kelurahan sembari menunggu keputusan dari Pemkot
Surakarta. Seperti yang diutarakan oleh Faskel Semanggi :
“ sosialisasi PNPM di Solo memang mengalami keterlambatan terutama pada tingkat kota, oleh karena itu dari kami dengan kesepakatan dari korkot dan atas izin dari pemkot dan kelurahan kami melakukan sosialisasi ditingkat masyarakat. Kami sosialisasikan PNPM di RT/RW di Semanggi. Dan alhamdulillah kami diterima baik oleh pak lurah dan masyarakat.” (Wawancara 26 November 2010)
Sosialisasi pada tingkat Kelurahan dilaksanakan pada tanggal 28 Juli 2008, di
Balai Kelurahan Semanggi dengan dihadiri oleh 27 warga. Dan hasil dari
Sosialisasi pada tingkat Kelurahan adalah menerima sosialisasi PNPM
Mandiri Perkotaan dan bisa dilanjutkan di masyarakat. Sosialisasi PNPM
Mandiri perkotaan di tingkat basis atau masyarakat telah dilaksanakan pada
bulan agustus – September. Berikut adalah rinciannya :
Tabel 3
Pelaksanaan Sosialisasi awal PNPM Mandiri Perkotaan Semanggi
No Tanggal Lokasi dan Sasaran Sosialisasi 1 11 Agustus 2008 RT 4 2 12 Agustus 2008 RT 5 3 30 Agustus 2008 RW 15 4 1 September 2008 RW 14 5 1 September 2008 RW 13 6 2 September 2008 RW 11-12 7 3 September 2008 RW 9-10 8 4 September 2008 RW 7-8 9 5 September 2008 RT 2 10 6 September 2008 RW 3
Sumber : Data tim PNPM Mandiri Semanggi 2009
Tahap persiapan atau sosialisasi ini merupakan tahapan yang sangat penting
untuk keberlanjutan program PNPM Mandiri perkotaan di Semanggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Disinilah tugas utama Fasilitator Kelurahan (Faskel) dibantu Pemerintahan
desa untuk dapat merealisasikan program PNPM Mandiri Perkotaan di
Kelurahan Semanggi dengan sosialisasi –sosialisasi yang dapat diterima oleh
masyarakat dan mendekatkan masyarakat dengan partisipasinya pada
program PNPM Mandiri Perkotaan . Dan sosialisasi awal berakhir pada
bulan September 2008, sehingga berlanjut pada proses berikutnya yaitu tahap
pelaksanaan.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan program PNPM mandiri Perkotaan ini merupakan
serangkaian kegiatan yang berorientasi pada siklus rembug kesiapan
masyarakat, refleksi kemiskinan, pemetaan swadaya, pembentukan LKM,
perencanaan partisipatif menyusun PJM Pronangkis dan renta serta
pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan oleh masyarakat dengan
stimulan oleh Kelompok swadaya masyarakat (KSM). Berikut adalah siklus
pada tahap pelaksanaan :
a. Rembug Keswadayaan Masyarakat (RKM) atau Rembug Warga
Kegiatan Rembug warga merupakan kegiatan awal dalam pelaksanaan
program PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semanggi. Rembug warga
ini difasilitasi oleh Bapak Agus Santoso selaku Lurah Semanggi dan
jajarannya. Peserta dari kegiatan ini antara lain : warga masyarakat, tokoh
masyarakat, Ketua RT/Rw dan stakholder lainnya serta Fasilitator
Kelurahan (faskel) selaku tim pendampingan dalam pelaksanaan PNPM
Mandiri di Kelurahan Semanggi. Tujuan dari rembug warga adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
memberikan pemahan akan gambaran umum konsep dan proses kegiatan
PNPM Mandiri, Mensepakati untuk melaksanakan program PNPM Mandiri
Perkotaan di Semanggi, dan mensepakati jadwal kerja PNPM Mandiri
perkotaan di Semanggi. Proses ini berjalan cukup baik, dukungan dari
pemerintahan desa serta partisipasi dari masyarakat. Rembug warga ini
dilaksanakan pada tanggal 23 September 2008 di Balai Kelurahan
Semanggi dengan jumlah peserta 141 warga. Partisipasi masyarakat baik
perempuan maupun laki-laki cukup bagus. Hal ini seperti diungkapkan oleh
Lurah Kelurahan Semanggi, Bapak agus Santoso :
“ Partisipasi warga saya cukup bagus dalam rembug warga ini, karena warga menginginkan program yang pro dengan kebutuhan mereka, walau diawal-awal proses ini masih banyak hal-hal yang dibingungkan (wawancara tanggal 20 Juli 2010)”
Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Santoso selaku faskel Semanggi :
“ Tugas kami sangat terbantu dengan difasilitasi dari pak Lurah sehingga kami dapat diterima oleh warga. Partisipasi warga cukup bagus walaupun belum sesuai dengan harapan tapi kami optimis program ini dapat berjalan dengan baik di Kelurahan ini “. (wawancara 23 Juli 2010)
Ditambahkan juga oleh faskel yang lain ( mbak Wuri ) :
“ partisipasi masyarakat di rembug warga ini sangat baik menurut kami, walaupun belum sesuai target maksimal yaitu 2 % dari penduduk dewasa akantetapi partisipasi masyarakat Semanggi merupakan partisipasi paling banyak dibandingkan dengan kelurahan di kota Surakarta. Dan keterwakilan laki-laki dan perembuan seimbang yaitu laki-laki 67 orang dan perempuan 74 orang”. (wawancara 23 Juli 2010)
Rembug warga ini manghasilkan kesepakatan bahwa pemerintahan desa
dan masyarakat bersepakat untuk pelaksanakan program PNPM Mandiri
Perkotaan di Semanggi. Konsekuensi dari kesepakatan ini adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
masyarakat siap menyediakan relawan untuk melaksanakan kegiatan PNPM
Mandiri Perkotaan. Relawan ini dibentuk dalam struktur Lembaga
Keswadayaan Masyarakat (LKM) dan Kelompok Swadaya Masyarakat
(KSM).
b. Kegiatan Refleksi kemiskinan
Kegiatan Refleksi kemiskinan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan
rembug warga. Kegiatan refleksi kemiskinan ini dilaksanakan dengan terjun
langsung pada basis masyarakat terkecil yaitu RT/RW. Dalam menjalankan
kegiatan ini, faskel Semanggi dibantu oleh Ketua RT/RW yang berada di
Kelurahan Semanggi. Proses terjun langsung pada basis masyarakat ini
bertujuan untuk menggali aspirasi warga miskin dan kaum termarginalkan
mengenai persoalan kemiskinan, mensepakati langkah-langkah
menanggulangi kemsikianan serta menumbuhkan kekritisan dan kepedulian
warga terhadap persoalan kemiskinan yang mereka hadapi. Kegiatan
refleksi kemiskinan di Kelurahan Semanggi dilaksanakan dalam waktu 2
bulan yaitu antara bulan Oktober – November. Proses ini membutuhkan
waktu yang cukup lama mengingat wilayah Semanggi yang cukup luas
serta pentingnya kegiatan ini untuk menganalisis kebutuhan masyarakat
miskin. Dan yang perlu menjadi perhatian fasilitator PNPM Mandiri
Perkotaan adalah daya kritis atau keberanian masyarakat untuk
menyampaikan kondisi mereka. Seperti yang diungkapkan oleh faskel
Semanggi, Bapak Santoso :
“ Refleksi kemiskinan ini dilakukan untuk mengetahui realita atau kondisi yang sesungguhnya terjadi dan kebutuhan apa saja yang mereka inginkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Sehinggga kami melakukan kegiatan ini langsung pada masyarakat dan kami mengetahui langsung keluhan dan keinginan mareka. Walaupun masyarakat masih kurang kritis tapi ini adalah pembelajaran awal bagi masyarakat agar lebih peka dengan kondisi mereka dan lingkunganya”.(wawancara 23 Juli 2010) Ditambahkan juga oleh pak Rozi perwakilan masyarakat yang menghadiri
rembug warga, menyatakan bahwa :
“Saya mengikuti sosialisasi PNPM sampe tahap ini, dengan diadakan kegiatan refleksi kemiskinan ini pemerintah jadi tahu apa yang diingkan masyarakat sehingga program ini tepat sasaran. Kegiatan ini juga menjadi sarana masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya. Akan tetapi partisipasi dari warga yang kurang mampu memang belum terlihat maksimal dilihat dari kehadiran mereka di forum ini”. (wawancara 27 Juli 2010)
Hal senada juga diutarakan oleh Pak Agus Santoso selaku Lurah Semanggi
:
“Kegiatan ini menjadi input yang baik bagi pemerintah pusat dan kami di Kelurahan. Kami mengetahui dengan pasti apa keluhan dari masyarakat dan apa yang mereka inginkan. Yang perlu untuk ditingkatkan adalah keberanian masyarakat untuk menyampaikannya, karena yang saya lihat belum semuanya terutama masyarakat miskin untuk menyampaikan itu”. (wawancara 20 Juli 2010) Hasil dari refleksi kemiskinan berupa masalah-masalah kemiskinan
yang dihadapi oleh masyarakat Semanggi baik laki-laki maupun
perempuan. Adapun hasil dari refleksi kemiskinan ini mencakup berbagai
aspek penting dalam masyarakat, antara lain berkaitan dengan :
1 Sarana prasaran lingkungan perumahan
2 Ekonomi berkaitan dengan pendapatan, lapangan pekerjaan dan
pengangguran
3 Kesehatan, kesadaran akan kebersihan serta kemampuan untuk
berobat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
4 Pendidikan, ketrampilan dan kemampuan masyarakat untuk
mensekolahkan anak-naknya.
Hasil dari refleksi kemiskinan ini menjadi dasar atau bahan utama pada
pemetaan swadaya atau tahapan selanjutnya.
c. Pemetaan Swadaya
Kegiatn Pemetaan swadaya adalah tindak lanjut dari hasil proses
kegiatan refleksi kemiskinan. Setelah masyarakat menyamapaikan semua
masalah-msalahnya dan kebutuhan mereka maka dipetakan swadaya
masyarakatnya. Proses ini bertujuan untuk mengetahui titik titik
kemiskinan, permasalahan-permasalahn yang muncul dimasyarakat serta
menggali solusi dari masyarakat itu sendiri. Pemetaan swadaya dibagi pada
beberapa bidang kajian yang sangat berkaitan langsung dengan kebutuhan
hak dasar masyarakat. Pembagian bidang-bidang tersebut berdasarkan hasil
dari refleksi kemiskinan yang telah dilaksanakan yaitu sarana prasarana,
ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Pemetaan swadaya menghasilkan
daftar profil keluarga miskin, peta profil persoalan dan potensi setempat
(ekonomi, sosial, SDM, prasarana, pemukiman dll) serta profil kebutuhan
nyata masyarakat. Pemetaan swadaya ini berlangsung pada bulan
November 2008 dan hasil rekap pemetaan swadaya terlaksana pada
tanggal 10 November 2008 di Balai kelurahan yang dihadiri 27 orang. Hasil
dari pemetaan swadaya antara lain :
1. Peta profil masalah, kebutuhan, potensi, di Kelurahan Semanggi,
berikut adalah hasil kajian dan pemetaannya :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
a. Hasil Kajian Sarana prasarana lingkungan perumahan
Tabel 4
Kajian sarana prasarana lingkungan perumahan Kelurahan Semanggi
No Uraian Masalah
Lokasi Penyebab masalah
Kondisi ideal yang diharapkan
Upaya yang bisa dilakukakan
Potensi untuk menyelesaikan
masalah Masalah yang dihadapi oleh perempuan 1 Kurang
tersediannya air bersih
RW I Tidak bisa dibuat sumur
Penyediaan air bersih
Pembuatan sumur bor
2 Tambahan MCK, air bersih, posyandu
RW III Antrian panjang tidak punya mck pribadi
Penambaham mck, posyandu
3 Banyak RTLH RW V Tidak mampu membangun
Bantuan dari pemerintah
4 Sering terjadi genangan air dipekarangan rumah
RW VII, XXI
Belum ada saluran air yang memadai dan sampah yg menumpuk
Dibuat parit atau selokan yg memadai
Pengerukan walet, kerja bakti
5 Kondisi lingkungan yg kumuh
RW IX Kurang kesadaran dlm kebersihan lingkungan
Lingkungan yg asri dan memenuhi standar kesehatan
Bantuan petugas penyuluhan dlm kebersihan
6 Got mampet RW XII Sampah. Terbatasnya mck
7 Rumah tdk sehat RW XV Kurang vertilisasi, tdk ada genting kaca
Rumah sehat Membuat vertilisasi, genting kaca
Masalah yang khusus dihadapi laki-laki 1 Kurang lancarnya
transportasi RW I Jalan umum
rusak Perbaikan jalan yg memenuhi syarat
Perbaikan
2 Sulitnya mencari tempat untuk rapat
RW III Pembangunan gedung serba guna
Pertemean warga ditempat yg berpindah-pindah
3 Masih banyak saluran yang rusak dan mampet
RW IV, XV
Saluran blm direhab, tdk ada dana
Rehab saluran, PAM dan mck umum
Pengerukan saluran, kerja baktimembuat saluran air
4 Lingkungan msh kumuh
RW V Blm ada saluran air limbah/IPAL
Bantuan IPAL Membuat sederhana
5 Banyak RTLH shg kumuh
RW VII Menempati tanah HP
Pemerintah sgr melakukan penertiban
Pemerintah sgr melaksanakan gerakan desain semanggi
6 Kurangnya waktu unt pemerhati lingkungan
TW IX Waktu terbuang unt mencari nafkah
Bantuan petugas dlm bid lingkungan
Upaya dilingkungan rumah sendiri
7 Mck, saluran pembuat tanggul, banjir
RW XII
Masalah bersama yang dihadapi oleh laki-laki dan perempuan 1 Kurangnya
kesadaran masyarakat ttg rumah sehat dan
RW II Rendahnya pengetahuan
Tercukupinya sapras lingkungan
Menambah sapras lingkungan dan penyadaran penanggulangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
sapras penyebab kerusakan lingk
2 Penerangan jalan kurang
RW III Tambahan mercury Penerangan pribadi
3 Selokan mampet dan rusak
RW III Sudah aus Kerja bakti
4 Banjir RW III, XIX
Sudah rusak Bebas banjir Kerja bakti, perbaikan tata ruang yang memadai
5 Jalan setapak RW III Sudah rusak Pembangunan jalan/perbaikan
Swadaya
6 RTLH RW IV, V, IX, X, XVII
Masy kurang mampu, kurang vertilisasi, bny sarang nyamuk
Perlu bantuan dana, rumah layak huni, rumah sehat, PAM, mck
Perbaikan rumah, bantuan pembangunan perumahan
7 Banyak saluran yg rusak
RW IV, XVII
Sering terjadi banjir, saluran air mampet
Diperbaiki saluran air yang memadai
Pengerukna saluran
8 Banjir di wil kali jenes
RW XVI Pembuangan sampah di kali
Pengerukan kali jenes
Kerja bakti bersih kali warga
9 Cuaca panas RW XVI Kurang penghijauan di tiap jalan
Penghijauan
10 Penumpukan sampah hingga berhari-hari
RW XVI, XVII
Bak sampah rusak
Adanya TPS gratis
11 Jalan rusak di pinggir kali
RW XVII
Betonisasi yg sudah berlobang
diperbaiki Menutup lobang2 dgn semen
Sumber : Data tim PNPM Mandiri Semanggi 2009
b. Hasil Kajian Ekonomi
Tabel 5 Kajian ekonomi Kelurahan Semanggi
No Uraian Masalah
Lokasi Penyebab masalah
Kondisi ideal yang diharapkan
Upaya yang bisa dilakukakan
Potensi untuk menyelesaikan
masalah Masalah yang dihadapi perempuan 1 Kurangnya dana
unt kebutuhan sehari-hari
RW I, XVI, XVII
Tidak punya pekerjaan tetap
Adanya bantuan modal unt usaha
Meningkatkan usaha kecil
SDM
2 Banyaknya perempuan yg bekerja
RW II Pendapatan suami yg kurang mencukupi
Kebutuhan rumah tangga tercukupi
Penyediaan lapangan kerja dan kenaikan upah
3 Gaji suami tdk mencukupi
RW III, VIII
Gaji dibawah UMR
Tambahan pendapatan
Dagang, kerja sampingan
4 Mahalnya bahan pokok sehari-hari
RW IV< XIX, XXI
Daya beli masy turun
Menyerap lapangan pekerjaan, murahnya harga bahan pokok
Mengadakan kelompok usaha, berhemat walau pas-pasan
5 Penghasilan dibawah UMK
RW V Pekerjaan tdk tetap
Penyediaan lapangan kerja
Menciptakan lapangna kerja sendiri
6 Banyak para remaja yg
RW VII Tidak punya keterampilan dan
Membuka lapangan kerja
Diadakan diklat yg tepat guna
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
menganggur pendidikan 7 Kenginginan
menambah pendapatan
RW IX Pendidikan rendah
Adanya pekerjaan yg layak
Pelatihan tenaga kerja, modal kerja
8 Pekerjaan tdk tetap RW X Penghasilan tdk tetap
Diberikan lapangan pekrjaan
Tergantung program pemerintah
9 Tidak ada modal RW XV Tidak punya penghasilan sendiri
Modal Ingin usaha kevil-kecilan
10 Tidak punya keterampilan
RW XXII
Lapangan kerka sulit
Pendidikan kursus keterampilan, bantuan modal
Usaha jualan
Masalah khusus yang dihadapi laki-laki 1 Kurangnya
penghasilan RW I, VIII, XV, XVII
Tdk puny pekerjaan tetap, pendidikan rendah
Terciptanya lapangan kerja, peningkatan penghasilan, modal
Diadakan pelatihan siap pakai
SDM
2 Banyaknya laki-laki yg tdk kerja
RW II Lap kerja yg terbatas
Kebutuhan lap kerja yg memadai
Membula lap kerja
3 Kurangnya lap kerja, pendapatan tdk tetap, biaya hidup tinggi
RW III Pembukaan lap kerja baru
Dagang, wiraswasta
4 Sulitnya mencari lap kerja
RW IV, X
Lap pekerjaan terbatas
Menambah lap pekerjaan
Membuka kelompok usaha
5 Tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup
RW V Harga kebutuhan tinggi
Lap kerja dan pinjaman lunak
Wiraswasta
6 Banyaknya pedagang kecil yg bangkrtut
RW VII Sistem perdagangan dan permodalan
Pemerintah memberikan pinjaman lunak jangka panjang
Masalah bersama yang dihadapi laki-laki dan perempuan 1 Kurangnya
penghasilan unt keluarga
RW I Tidak puny penghasilan tetap
Terciptanya lap pekerjaan
Diadakan pelatihan siap pakai
2 Biaya hidup terlalu tinggi
RW III Turunya harga barang dan pendidikan yg terjangkau,kehidupan yg layak
Dagang, wiraswaata, penambahan bantuan modal dari pemerintah
3 Minimnya penghasilan masyarakat
RW IV, XXII
Penghasilan tdk seauai kebutuhan, tdk punya keterampilan
Pembentukan pra koperasi, UKM
Membentuk koperasi, UKM, Pelatihan
4 Koperasi atau pra koperasi
RW VII Kurang modal shg tdk berkembang
Pemerintah melakukanpenyeluhan ttg kopersi dan bantuan pinjam modal
5 Perekonomian keluarga
RW VIII Pendidikan rendah, penghasilan kecil, tdk punya keterampilan
Peningkatan penghasilan dan pembukaan lap erja
Kerja sampingan dan pelatihan
6 Pekerjaan dan pendampatan yg layak
RW IX, XXI
Kurangnya SDM yg layak
Agar mudah dlm usaha / bekerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Sumber : Data tim PNPM Mandiri Semanggi 2009
c. Hasil Kajian Kesehatan
Tabel 6 Kajian Kesehatan Kelurahan Semanggi
No Uraian Masalah
Lokasi Penyebab
masalah Kondisi ideal yang
diharapkan Upaya yang bisa
dilakukakan Potensi untuk menyelesaikan
masalah Masalh khusus yang dihadapi perempuan 1 Sarang nyamuk RW I Sanitasi kurang
berfungsi Sanitasi lancar Perbaikan
sanitasi
2 Kesehatan yg rendah
RW II Kurang pengetahuan hidup sehat
Kesehatan kaum perempuan terjaga
Memberikan pemyuluhan ttg kesehatan
3 Sanitasi kurang memenuhi kesehatan
RW III, X
Kurang kesadaran dalm bid kesehatan
Bersih
4 Biaya kesehatan mahal dan pelyanan yg tdk baik
RW III, XXI
Pemerintah kurang peduli
Pelayanan kesehatan yg baik, dan biaya murah
5 Wanita hamil tdk terpantau, lansia tdk terpantau kesehatannya
RW IV Keadaan ekonomi Smua sehat, dapt melahirkan dengan lancar, kondisi lansia sehat dan terurus
6 Tidak mampu beli obat
RW V Obat mahal Harga murah Pengobatan alternatif
7 MCk RW VII, XIX
Bnayak warga yang memakai mck umum
Dibuatkan saluran IPAl, sanitasi yg selama ini belum ada
8 Kurang terjaminnya kesehatan ibu hamil
RW VIII Kurangnya pendapatn keluarga
Terjaminnya kesehatan ibu hamil
Menjaga kebersihan lingkungan dan mempelajari ilmu gizi
Masalah khusus yang dihadapi laki-laki 1 Biaya
pengobatan mahal
RW I, XIX, XXI
Terbatasnya fungsi jamkesmas
Pemberian gizi unt ibu dan anak, adanya peningkayan pelayanan rawat jalan, gratis unt warga kurang mampu
Perhatian pemerintah, diberi gizi rutin setiap seminggu sekali
2 Gizi buruk RW III Makanan tambahan yg bergizi
Bekerja dgn maksimal
3 Banyak laki-laki yg sering sakit-sakitan
RW IV Keadaan ekonomi keluarga yg sangat minim
Kondisi laki-laki lansia yg sehat, tercukupi gizi dan terurus
Pemerintah memberi bantuan kesehatan dan posyandu lansia
4 Lingkungan kumuh
RW V Kurang kesadaran ttg kebersihan
Berseri Kerja bakti, bantuan pemerintah, sarana kebersihan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
5 Balita RW VII Belum mapu memenihi gizi unt balita sesuai standar
Diberikan bantuan makanan unt balita yg kurang gizi
6 Kelelahan, flu dan pilek
RW VIII Lingkungan yg kurang baik, kurang dana unk kebersihan
Penataan lingkungan yg baik, adanya dana unk kesehatan
Pemetahuan ttg kesehatan, keterampilan dan kerja
Masalah bersama yang dihadapi oleh laki-laki dan perempuan 1 Banyaknya balita
yang kurang gizi RW IV, XVI
Kurangnya kesadaran ibu, keadaan ekonomi mimin
Ibu menyadari akan pentingnya dating ke posyandu, tercukupi gizi balita dan tumbuh menjadi SDM yang berkualitas
Penambahan makanan tambahan di posyandu
2 Jaminan kesehatan
TW V Ekonomi lemah dan kurang kesadaran
Lingkungan sehat Penyuluhan dari pemerintah
3 Buruknya kesehatan
RW VII Kurangnya kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya
Puskesmas keliling dan penyuluhan tentang kesehatan di setiap RT/Rw
4 Jaminan kesehatan
RW VIII Kurang dana dan lingkungan yang tidak baik
Terjaminnya kesehatan dan lingkungan yang sehat
Pengetahuan tentang kesehatan dan keterampilan dalam bekerja
5 Pelatihan dan penyuluran kader
Rw XVII Warga awam terhadap kesehatan
Dapat menjaga kesehatan di lingkungan keluarga dan masyarakat
Lewat posyandu
6 Bantuan sarana dan prasarana kesehatan
RW XXIII
Tidak ada alat penunjang kesehatan
Posyandu yang memadai
Kerjasama dengan puskesmas
7 Demam berdarah dan diare
RW XXIII
Banyak sarang nyamuk, musim buah banyak lalat
Pemberantasan jentik-jentik nyamuk
Melakukan program 3 M Menjaga makanan supaya tidak dihinggapi lalat
8 Biaya rumah sakit mahal
Rw XXIII
Tidak mampu Biaya rumah sakit terjangkau
Menjaga lingkungan supaya bersih, pola makan yang memadai kesehatan
9 Kesehatan Keluarga
RW XXIII
Pola makan yang tidak sesuai standar kesehatan
Menjaga kesehatan keluarga
Menjaga lingkungan supaya bersih, pola makan yang memadai kesehatan
Sumber : Data tim PNPM Mandiri Semanggi 2009
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
d. Hasil Kajian Pendidikan
Tabel 7 Kajian Pendidikan Kelurahan Semanggi
No Uraian Masalah
Lokasi Penyebab masalah
Kondisi ideal yang diharapkan
Upaya yang bisa dilakukakan
Potensi untuk menyelesaikan
masalah Masalh khusus yang dihadapi perempuan 1 Pendidikan
minim Rw I, Rw X
Biaya tidak ada Adanya peningkatan SDA dan pendapatan
Adanya pelatihan dan pendidikan murah
2 PAUD kurang maksimal
Rw I Sarana dan prasarana belum lengkap
Sarana dan prasarana terpenuhi
Bantuan dana
3 Mahalnya harga buku pendidikan
RW III Buku paket dari P dan K
4 Rendahnya pendidikan
Rw V Biaya pendidikan terlalu tinggi
Biaya pendidikan murah
Kursus keterampilan
5 Tidak ada keterampilan
Rw VIII Tingkat pendidikan rendah
Peningkatan Keterampilan
Mengikuti Pelatihan keterampilan
6 Tidak dapat meneruskan kuliah
Rw XVI Tidak ada biaya Bisa diikutkan program pelatihan keterampilan/kursus
Adanya kursus program dari pemerintah
7 Penyuluhan kepada ibu-ibu
RW XVII
Anak tidak belajar pada waktunya
Anak mau belajar Penyuluhan kepada orang tua
Masalah khusus yang dihadapi laki-laki 1 Pendidikan
minim Rw I Biaya tidak ada Adanya peningkatan
SDA Adanya pelatihan
2 Bantuan biaya untuk mendapatkan sekolah yang berkualitas
Rw III, Rw VII
Biaya mahal Perbaikan system pendidikan yang adil
Perhatian pada anak-anak dalam pendidikan
3 Banyaknya anak putus sekolah
Rw V, Rw VII, Rw X
Tidak mampu, biaya mahal
Perlu penyadaran dan pendampingan dari pemerintah
Kejar paket A, B, C, penyuluhan akan pentingnya pendidikan
4 Pekerjaan tidak tetap
Rw VIII Tingkat pendidikan rendah
Peningkatan pekerjaan yang lebih baik dan mapan
Membuka lapangan kerja baru
Masalah bersama yang dihadapi oleh laki-laki dan perempuan 1 Terbatasnya dana
untuk anak SD 9 Th
Rw I Tidak ada biaya Bisa memenuhi biaya pendidikan anak
Bantuan beasiswa
2 Ada sebagian warga yang putus sekolah
Rw II, XXIII
Biaya tinggi, minat rendah, lingkungankurang mendukung
Dapat mengikuti pendidikan dengan murah
Memberi penyadaran dan bantuan dana pendidikan dan kursus keterampilan
3 Banyak aanak yang putus sekolah
Rw III Pembukaan lapangan pekerjaan
Pemberian kegiatan yang positif
4 Banyaknya anak yang putus sekolah
RW IV, XVII
Biaya sekolah mahal
Biaya sekolah murah Bantuan beasiswa melalui BOS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Sumber : Data tim PNPM Mandiri Semanggi 2009
e. Hasil Kajian Kelembagaan dan Kepemimpinan
Tabel 8 Kajian Kelembagaan dan Kepemimpinan Kelurahan Semanggi
No Nama lembaga
Lokasi Mekanisme pembentukan
Mekanisme pemilihan
Kriteria anggota/pemimpin
Model kepemimpinan
Badan hukum
Model pengambilan keputusan
1 Karang taruna
Rw dan Kelurahan
Musyawarah langsung
Musayawarah
Jujur, adil,tidak memihak, terbuka, tanggung jawab, demokratif
Tegas, antusias, cerdas
Suara terbanyak
2 Paguyuban Bapak-bapak
Rw, Rt Usulan warga Demokrasi Jujur, mau, mampu
Melaksanakan usulan warga-warga
SK Lurah
Demokrasi
3 Koperasi Ibu-Ibu
Rw, Rt Usulan warga Demokrasi Jujur, mau, mampu
Demokrasi
4 LPMK Rw, Rt Usulan warga Demokrasi Jujur, mau, mampu
SK Walikota
Demokrasi
Sumber : Data tim PNPM Mandiri Semanggi 2009
2. Jumlah profil keluarga miskin di Kelurahan Semanggi sebesar 2.911
kepala keluarga (KK).
Dari data pemetaan swadaya diatas, dapat diketahui masalah-masalah
yang dihadapi oleh masyarakat Semanggi, kondisi yang diinginkan serta
5 Gerakan wajib belajar kurang
Rw IV Sarana penunjang kurang
Adanya sarana penunjang
Diadakan belajar kelompok
6 Pendidikan rendah
RW V Ekonomi lemah Bantuan Pelatihan dan belajar mengajar
7 Tidak ada keterampilan dan pekerjaan tidak tetap
Rw VIII Tingkat pendidikan rendah
Peningkatan keterampilan dan pekerjaan yang lebih baik
Mengikuti pelatihan dan membuka lapangan pekerjaan baru
8 Pendidikan lanjutan mahal
RW IX, XVII
Pendidikan lanjutan dapat terjangkau
Adanya BLK, Adanya beasiswa bagi anak yang berprestasi
9 Kurang tahu arti pendidikan
Rw X Pemahaman dari petugas agar tahu pentingnya pendidikan
Masyarakat miskin dapat mengenyam pendidikan
Program dari pemerintah
10 Biaya pendidikan mahal
RW XV, XIX, XXI
Tidak punya penghasilan sendiri, tidak punya keterampilan
Biaya pendidikan murah dan gratis, Lokasi sekolah terjangkau
Mencari tambahan penghasilan, subsidi silanggratis untuk rwarga miskin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
kemampuan mereka untuk keluar dari masalah tersebut. Dan dapat dilihat
bahwa masyarakat Semanggi masih jauh dari dari kondisi ideal atau kondisi
yang mereka inginkan, hal ini dapat dilihat dari segi sarana prasarana
lingkungan atau rumah yang masih jauh dari kelayakan yang disebabkab
oleh banyak hal. Selain itu masalah kesehatan, ekonomi dan pendidikan
juga masih rendah dikarenakan kemampuan masyarakat untuk mencapai
kondisi ideal juga lemah. Sehingga dari pemetaan masalah tersebut, dapat
disimpulkan terdapat 2.911 KK yang masuk keluarga miskin. Pemetaan
swadaya inilah yang menjadi titik tolak dalam merencanakan
penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Semanggi.
d. Pembentukan LKM
Pada tahapan ini, dibetuklah lembaga atau kelompok swadaya
masyarakat yang dibentuk, diakui, dan dikelola oleh masyarakat secara
transparan dan bertanggungjawab untuk memenuhi kebutuhan bersama.
Pembentukan pengurus lembaga ini, berdasarkan perwakilan masing –
masing RW. Proses pembentukan LKM ini berjalan cukup baik dengan
mekanisme pemilihan secara terbuka, sehingga terpilihlah 13 pengurus
berdasarkan suara terbanyak. Maka terbentuklah 13 pengurus Lembaga
Keswadayaan Masyarakat (LKM) Mandiri. LKM Mandiri ini dibentuk
pada tanggal 20 November 2008 di Balai Kelurahan yang dihadiri oleh
Bapak lurah dan jajarannya, Faskel Kelurahan Semanggi serta warga
masyarakat. Akan tetapi, diawal forum musyawarah pembentukan LKM
ini jumlah yang hadir belum memenuhi quorum yaitu minimal dihadiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
oleh 2 % dari penduduk dewasa Kelurahan Semanggi yang sebesar 18
ribu orang. Sehingga dalam kegiatan ini minimal dihadiri oleh 300 warga.
Walaupun tidak terpenuhi, pemilihan pengurus LKM tetap terlaksana
disesuai dengan mekanisme forum yang ada. Hal ini diutarakan oleh Pak
Santoso selaku faskel Semanggi :
“ Pada tahap ini dibentuk pengurus LKM dengan mekanisme pemilihan terbuka dengan kehadiran minimal 2% penduduk dewasa atau sekitar 300 orang. Pada kenyataannya forum belum memenuhi karena masyarakat yang hadir tidak mencapai 100 orang . Tapi kita tetap lanjutkan dengan tata tertib yang telah kita buat dan akhirnya kita bisa melakukan mekanisme ini dengan baik dan sangat demokratis”.(wawancara 23 Juli 2010)
Partisipasi masyarakat untuk kehadiran pada forum ini masih belum
maksimal. Banyak faktor yang menyebabkan ketidakhadiran masyarakat
pada forum ini antara lain karena waktu , aktivitas masyarakat dan belum
menjadi kesadaran bersama masyarakat untuk menjadi bagian pada forum
ini. Terkait partisipasi masyarakat pada forum ini, Pak Agus Santoso
selaku Lurah Semanggi menyampaikan pendapatnya :
“ Untuk menghadirkan 2% penduduk dewasa Semanggi pada forum ini masihlah sangat sulit mengingat segala hal yang menjadi kesibukan mereka. Yang pasti dengan kehadiran yang ada setiap elemen sudah terwakili laki-laki perempuan, mampu kurang mampu dan yang lainnya. Untuk mengharapkan kehadiran 100 % disetiap rapat sangatlah sulit dengan kondisi sekarang ini”.(wawancara 20 Juli 2010)
Ditambahkan juga oleh Pak Santoso selaku faskel Semanggi :
“ Kami menyadiri untuk menghadirkan 100 % atau 2 % masyarakat
sangatlah tidak mudah. Mengingat segala faktor yang menyebabkan itu baik dari kesadaran masyarakatnya atau masyarakat belum sepenuhnya menjadikan forum ini adalah forum mereka. Tapi kami cukup puas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
dengan ini karena semua dapat diatasi dengan baik dengan hasil yang baik pula. Semoga dengan terpilihnya kepengurusan ini PNPM di Semanggi berjalan dengan baik”.(wawancara 23 Juli 2010)
Untuk membantu kerja pengurus LKM maka dibentuklah unit
pelaksana yang terdiri dari tiga bagian yang dipilih secara terbuka oleh
masyarakat serta sukarela dari masyarakat untuk menjadi pelaksana pada
forum yang sama, UP tersebut yaitu :
1 Unit Pelaksana Lingkungan (UPL), berkaitan dengan peningkatan
sarana prasaran lingkungan seperti perbaikan jalan, selokan MCK dll.
2 Unit Pelaksana Sosial (UPS), berkaitan dengan peningkatan kualitas
SDM seperti ketrampilan, training menyetir.
3 Unit Pelaksana Keuangan (UPK) seperti bantuan dana bergulir
Unit-unit pelaksana diatas bertanggungjawab dalam membentuk
Kelompok swadaya masyarakat (KSM) sebagai pelaksanan dilapangan
semua kegiatan PNPM serta bertanggung jawab kepada LKM Mandiri.
Dari pembentukan ini terpilihlah Bapak Syahrir Rozhie SH sebagai
koordinator LKM Mandiri dan 12 orang sebagai anggota serta
Berikut struktur LKM Mandiri beserta unit pelaksana :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Bagan 7
Struktur Organisasi LKM Mandiri
NAMA JABATAN 1 SYAHRIR – ROZIE,SH KOORDINATOR 2 SUPARNO, HS,BE,Dipl,S.Pd,ST,MM ANGGOTA 3 SRI ISMIATI ANGGOTA 4 MAMIK SUGIANTO ANGGOTA 5 SENEN, SE ANGGOTA 6 JOKO LEO PURWANTO ANGGOTA 7 MOH.EFFENDY ANGGOTA 8 SUYANTO, S.Ag ANGGOTA 9 ALB. SUTRISNO ANGGOTA 10 SIRILAN ANGGOTA 11 RADITE RIAWANTO ANGGOTA 12 KUSRINI ANGGOTA 13 SABARI AMAL ANGGOTA
Sumber : Data tim PNPM Mandiri Semanggi 2009
e. Penyusunan Program Jangka Menengah Program Penanganan
Kemiskinan (Pronangkis) 2009-2011 dan Rencana Tahunan
(Renta) 2009
Tahapan setelah kegiatan pemetaan swadaya dan pembentukan LKM
adalah penyususnan program jangka menengah pronangkis. Tahapan
penyusunan rencana ini, mempunyai tujuan untuk membahas berbagai
kebutuhan pembangunan, menyepakati prioritas pembangunan, menyusun
KESEKRETARIATAN 1. SUMARSONO 2. HERI SUKARDI
PENGAWAS 1. JUWADI 2. IBU PURWONO HADI
UPL 1. ARIS SUKIMAN 2. SURAMTO 3. WIDODO MARJONO, Dipl 4. SURADI 5. SIHNOWO
UPS
1. ANDRIARSO 2. WIJI SRI WIDODO 3. SUWARNI 4. IBU ABDUL RAHMAN 5. VERA KARTIKA.G, SH
UPK
1. Drs. MARNO 2. Drs. WIDI EKO.S 3. SULAIMAN 4. TRI ATMAJI 5. JOKO SIHONO
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
rencana jangka pendek dan menengah berdasarkan visi bersama, serta
potensi sumber pembiayaannya. Tahapan ini dilaksanakan oleh LKM
dengan struktur dibawahnya serta pendampingan dari faskel Semanggi.
Adapun hasil PJM Pronangkis Kelurahan Semanggi Tahun 2009 –
2011disampaikan pada lampiran. Setelah tersusun PJM Pronangkis maka
disusunlah Rencana Tahunan (Renta 2009) sebagai landasan dalam
pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan selama tahun 2009.
Renta 2009 disampaikan pada lampiran.
f. Pelaksanaan Kegiatan
LKM Mandiri sebagai motor penggerak program PNPM Mandiri
Perkotaan mempunyai tugas untuk merencanakan kegiatan berdasarkan
peta kemiskinan dan PJM Pronangkis Semanggi. Kegiatan yang
direncanakan merupakan kegiatan yang diprioritaskan dalam
penaggulangan kemiskinan di Semanggi berdasarkan renta yang telah
disusun. Setelah dipilih kegiatannya, kemudian diusulkan dalam bentuk
proposal kegiatan kepada faskel untuk mencairkan dana kegiatan. Proses
pelaksanaan kegiatan di masyarakat dilaksanakan oleh kelompok swadaya
masyarakat (KSM) yang sudah dibentuk sebelumnya berdasarkan
kesepakatan warga setempat. KSM dibentuk oleh unit pelaksana yang
dibentuk LKM. Unit Pelaksana disesuaikan dengan kegiatan yang akan
dilaksanakan , dalam bentuk sosial, lingkungan atau ekonomi.
Pencairan dana dilaksanakan olek faskel kemudian diserahkan kepada
pengurus LKM. Kemudian ditindaklanjuti oleh KSM serta warga dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
pendampingan oleh unit pelaksana di LKM untuk realisasi kegiatan.
Berdasarkan tahun anggaran 2009, dana PNPM Mandiri Perkotaan telah
cair sebanyak Rp 350 juta dalam bentuk Bantuan Langsung Masyarakat
(BLM). Rincian dana tersebut antara lain :
1 BLM I tercairkan Rp 150 juta, dana ini diperuntukkan untuk
perbaikan lingkungan yaitu selokan- selokan dan fasilitas pendidikan
usia dini (PAUD). BLM I ini diprioritaskan pada lingkungan karena
kondisi lingkungan yang sangat memprihatinkan. Berikut adalah
rincian dana BLM I :
Tabel 9 Hasil kegiatan BLM I Kelurahan Semanggi
No KSM Lokasi Kegiatan Nilai usulan BLM Swadaya 1 Losari
Gotong Royong
RT 03/III Perbaikan saluran air
3.909.000 3.360.000 594.000
2 Rukun Makmur
RT05/I Renovasi MCK umum
7.495.0000 6.250.000 1.245.000
3 Indira Putra RW XI Pavingisasi 8.255.000 6.632.000 1.632.000 4 Marga
Raharja RT 04/VI Saluran air 10.070.000 7.817.000 2.253.000
5 Mentari RT 04/II Saluran air 3.077.000 2.602.000 475.000 6 Losari
Damai RT 04/III Saluran air 4.868.000 3.960.000 908.000
7 Mojo Jaya RT 04/V Saluran air 5.897.000 4.629.000 1.268.000 8 Semanggi
Peduli RT 07/IV Saluran air 8.689.000 6.400.000 2.289.000
9 Kusuma Losari
RW I PAUD 63.200.000 50.000.000 13.200.000
10 Enggal Waras
Kel Semanggi
Renovasi MCK Umum
7.572.000 6.750.000 822.500
11 Kenanga IIIC
RT 06/IV Bantuan Keg posyandu dan PMT Balita
2.167.000 1.800.000 367.000
12 Kenangan III RT 01/IV Bantuan Keg posyandu dan PMT Balita
2.091.000 1.800.000 291.000
Biaya Operasional 3.000.000 Total 127.290.500 105.000.000 25.290.500
Sumber : Data tim PNPM Mandiri Semanggi 2009
2 BLM II berbentuk sharing dana antara dana PNPM Mandiri dari
APBN dengan APBD Kota Surakarta. Sahring dana ini berbentuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
bantuan pada 28 posyandu balita (masing-masing posyandu Rp 1,8
juta), 12 posyandu lansia (masing-masing posyandu Rp 1,2 juta) dan
dana perbaikan untuk rumah tidak layak huni (RTLH) sebanyak 200
rumah (masing-masing rumah Rp 2 juta). Sehingga total sharing dana
sebesar Rp 464.800.000,-. Berikut adalah rincian dana BLM II dalam
bentuk bantuan pada posyandu :
Tabel 10 Hasil kegiatan BLM II Kelurahan Semanggi
No Nama Posyandu Ketua Alamat BLM 1 Matahari IA Endang Hartono Rt 4/Rw I 1.800.000 2 Matahari IB M A Mulyati Rt 7/Rw I 1.800.000 3 Matahari II Suharsih Juwadi Rt 4/ Rw II 1.800.000 4 Matahari III Sri Sunarti Rt 3 / Rw III 1.800.000 5 Kenanga III Endang Prwani P Rt I/Rw IV 1.800.000 6 Kenanga III A Murnugrahaningsih Rt I/Rw IV 1.800.000 7 Kenanga III B Sri Rahayu R Rt 8/Rw IV 1.800.000 8 Kenanga III C Haryani Rt 6 RwIV 1.800.000 9 Kenanga II Suprapti Sumarno Rt 6 Rw V 1.800.000 10 Kenanga I Sutini Rt 1 Rw VI 1.800.000 11 Kenanga IV A Atun Bambang Rt 3 Rw VII 1.800.000 12 Kenanga IV B Sunariyah Rt 5 Rw VII 1.800.000 13 Mawar III Endang Sri Suwarsi Rt 1 Rw VIII 1.800.000 14 Mawar I MDM Suwarni Rt 4 Rw 9 1.800.000 15 Mawar V Basuki Rt 1 Rw X 1.800.000 16 Mawar IV Sri Wijiati Rt 4 Rw XI 1.800.000 17 Mawar II Rohani Wiyoto Rt 4 Rw XII 1.800.000 18 Murba Indah IV Endah Tristiyani Rt 2 Rw XIII 1.800.000 19 Murba Indah II Hardiyanto Rt 2 Rw XIV 1.800.000 20 Murba Indah I Budi Maryati B Rt 2 Rw XV 1.800.000 21 Murba Indah V Rahmayanti Rt 4 Rw XVI 1.800.000 22 Murba Indah III Siti Kusnindar Rt 3 Rw XVII 1.800.000 23 Cempaka I Sri Rusmiyati M Rt 3 Rw 18 1.800.000 24 Cempaka II M A Sri Soekesi Rt 1 Rw XIX 1.800.000 25 Cempaka III Sriwidati Markukuh Rt 3 Rw XX 1.800.000 26 Cempaka IV Tarmini Sumardi Rt 2 Rw XXI 1.800.000 27 Cempaka V Sutini sahid Rt 3 Rw 22 1.800.000 28 Kenanga V Siti Suryani A Rt 3 Rw XXIII 1.800.000 29 Punabakti Sri Mulyani Rt 4 Rw I 1.200.000 30 Kenanga II Sri Mukanah S Rt 6 rw V 1.200.000 31 Seger Waras Heru Bagyanti S Rt 3 Rw III 1.200.000 32 Noto Harjo M M Sutarsih S Rt 1 Rw VI 1.200.000 33 Ngudi Waras I Sugiprapti S Rt 5 Rw XV 1.200.000 34 Ngudi Waras II M V Setyowati Rt 5 Rw XII 1.200.000 35 Ngudi Waras 17 Murtini Rt 3 Rw 17 1.200.000 36 Ngudi Wars III Heru Bagyanti Rt 3 Rw III 1.200.000 37 Cepaka Zaenab Rt 8 Rw XIX 1.200.000 38 Aisiyah Handini Rt 2 Rw XVII 1.200.000 39 Ngudi Waras 22 Paryanti Rw XXII 1.200.000 40 Estu Utomo Muh Irsam Rt 8 Rw IV 1.200.000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Sumber : Data tim PNPM Mandiri Semanggi 2009
3 BLM III tercairkan Rp 70 juta dalam bentuk perbaikan selokan,
training setir mobil dan bantuan modal bergulir sebesar Rp 20 juta.
Berikut rincian dana BLM III :
Tabel 11 Hasil kegiatan BLM III Kelurahan Semanggi
No KSM RW/RT Kegiatan BLM Swadaya Total 1 Banjir Kanal RT 06-07 Rw
12 Perbaikan gorong-gorong
5.150.000 2.404.000 7.554.000
2 Krida Mukti RT 02-03 Rw 15
Perbaikan saluran
4.720.000 2.346.000 7.066.000
3 Empat Belas Mandiri
RT 03-04 Rw 18
Perbaikan jalan
5.070.000 2.791.000 7.861.000
4 Mandiri 18 RT 01 RW 18 Perbaikan saluran
9.909.000 3.790.000 13.699.000
5 Sampangan RT 01 RW 22 Perbaikan saluran
9.554.000 5.572.000 15.126.000
6 Guyub Rukun 3 RW 19 Perbaikan saluran
5.797.000 2.317.000 8.114.000
7 Kencana Murni Kel Semanggi Pelatihan setir mobil
7.800.000 600.000 8.400.000
8 Serayu 3 RT 03 RW 14 Pinjaman bergulir
2.500.000 1.000.000 3.500.000
9 Mandiri 21 RT05 RW21 Pinjaman bergulir
2.500.000 950.000 3.450.000
10 Anggrek RT05 RW 05 Pinjaman bergulir
2.500.000 600.000 3.100.000
11 Simponi RT 3 RW 23 Pinjaman bergulir
2.500.000 1.125.000 3.625.000
12 Melati RT02 RW 02 Pinjaman bergulir
2.500.000 925.000 3.425.000
13 Rosela RT 07 RW 04 Pinjaman bergulir
2.500.000 1.970.000 4.470.000
14 Panca Usaha RT 04 RW 03 Pinjaman bergulir
2.500.000 900.000 3.400.000
15 Mekar Jaya RT 03 RW 06 Pinjaman bergulir
2.500.000 1.00.000 3.500.000
BOD 2.000.000 Total 70.000.000 28.290.000 96.290.000
Sumber : Data tim PNPM Mandiri Semanggi 2009
Dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan diatas,
cukup berjalan dengan baik dan dapat bermanfaat untuk masyarakat
Seamnggi. Sebagai contoh adalah pembangunan PAUD untuk RW 1
daerah Loasari, partisipasi warga sangat baik dari segi dana maupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
tenaga sehingga pembangunan PAUD terselesaikan dengan baik dan
sampai sekarang pembelajaran di PAUD sudah berjalan dengan kualitas
pembelajaran yang meningkat. Selain itu, bantuan terhadap posyandu juga
sangat membantu pelayanan kesehatan terhadap masyarakat terutama
balita dan lansia. Seperti Posyandu Kenanga di RW IV, dengan adanya
bantuan dana sebesar Rp 1.800.000 mampu untuk meningkatkan gizi
balita sebanyak 90 anak, olehkarena itu Posyandu Kenanga menjadi
posyandu percontohan untuk kelurahan-kelurahan yang lain. Dan untuk
bantuan perbaikan lingkungan seperti perbaikan selokan/saluran air,
pavingisasi, perbaikan MCK dan jalan cukup dirasa manfaatnya oleh
masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang lebih kondusif. Dari
sekian kegiatan PNPM yang dilaksanakan pada tahun 2009, masih
terdapat RW atau RT yang belum tersentuh dengan program PNPM
Mandiri perkotaan . Hal ini menjadi evaluasi bagi masyarakat untuk
partisipasinya, LKM dan fasilitatot agar program PNPM mandiri
Perkotaan dapat merata di semua titik-titik kemiskinan di Semanggi dan
dapat dirasakan manfaatnya oleh semua masyarakat.
3. Review Program (RP)
Review program merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan program
PNPM Mandiri Perkotaan . Kegiatan ini dilaksanakan oleh LKM sebagai
penyelenggara dan dihadiri oleh seluruh elemen yang terlibat dalam
pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan yaitu KSM, perwakilan
warga/Ketua RT-RW, jajaran pemerintahan desa dan faskel sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
monitoring. Review program ini bertujuan untuk menyampaikan
perkembangan kegiatan, membahas permasalahan serta merencanakan
kegiatan program PNPM Mandiri Perkotaan untuk waktu berikutnya. Di
kelurahan Semanggi, LKM Mandiri telah melaksanakan review program
sebanyak tiga kali yaitu pada bulan September, Oktober, dan November
2009. Riview program ini meliputi tiga hal yaitu : review terhadap program,
kelembagaan dan keuangan. Tiga hal tersebut menjadi landasan dalam
memantai atau mengontrol perkembangan program-program PNPM Mandiri
Perkotaan serta referensi dalam merancang program-program PNPM Mandiri
Perkotaan berikutnya. Berikut adalah hasil review kelembagaan antara lain :
Tabel 12 Hasil aspirasi dari masyarakat terhadap LKM
No Aspirasi dan Harapan Masyarakat
KelurahanTerhadap Kelembagaan LKM
Komitmen Masyarakat Kelurahan dalam mendukung
kelembagaan LKM
Keterangan
1. LKM mensosialisasikan dan menginformasikan setiap kegiatan ( Lingkungan, Sosial, Ekonomi) kepada warga masyarakat hingga tingkat basis sebagai wujud transparansi, baik secara langsung maupun melalui media yang ditempel di papan informasi, agar masyarakat mengetahui keberadaan LKM dan kegiatan PNPM-MP.
Masyarakat mendukungan dan berpartisipasi untuk terlibat dalam kegiatan yang difasilitasi LKM.
Hadir dan aktif dalam pelaksanaan kegiatan.
2. LKM selektif dengan melakukan survey secara langsung agar program yang disusun sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan tepat sasaran.
Masyarakat memberikan informasi yang benar dalam mengajukan usulan kepada LKM, dalam melakukan survey.
Melihat lokasi.
3. LKM selalu melibatkan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan dan pengambilan keputusan.
Masyarakat terlibat dan hadir dalam setiap kegiatan yang difasilitasai LKM.
4. LKM bisa membangun hubungan baik ( sinergitas ) dengan Pemerintah Kelurahan dan Lembaga Kelurahan yang ada.
Masyarakat akan mendukung upaya LKM dalam rangka membangun hubungan baik dengan Pemerinta Kelurahan dan Lembaga Kelurahan.
Selalu berkoordinasi dengan pemerintah Kelurahan.
5. LKM bisa memberikan solusi dalam menyelesaikan permasalahan yang ada ditingkat
Masyarakan akan berkonsultasi dengan LKM dalam menyelesaikan permasalahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
masyarakat yang berkaitan dengan pelaksanaan pelaksanaan kegiatan ( sosial, Ekonomi, Lingkungan ) dalam rangka penanggulangan kemiskinan.
yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan PNPM –MP.
6. LKM berupaya membangun kemitraan ( Chanelling) dengan dinas terkait ,perusahaan dan pihak- pihak terkait untuk merealisasikan program- programnya.
Masyarakat akan mendukung program LKM yang bisa disinergikan dengan rpihak lain.
7. LKM perlu melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan secara periodik sebagai bahan laporan Pertanggung Jawaban kepada Masyarakat.
Masyarakat akan mendukung dengan ikut monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiata .
Sumber : Data tim PNPM Mandiri Perkotaan Semanggi 2009
Dan berikut adalah hasil kesepakatan tim review kelembagaan untuk proses –
proses kegiatan berikutnya untuk meningkatkan koordinasi dan partisipasi
masyarakat.
Tabel 13 Hasil kesepakatan tim review Kelembagaan
Sumber : Data tim PNPM Mandiri Semanggi 2009
Dari review kelembagaan tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat
masih sangat berharap dengan adanya program PNPM Mandiri perkotaan di
Kelurahan Semanggi. Oleh karena itu, kepercayaan terhadap LKM sangat
No Kegiatan Tujuan Pelaksana/
Penanggungjawab
Peserta Tempat Waktu
1. Koordinasi dengan ketua RT dalam rangka menentukan tanggal pelaksanaan Review tk basis.
Adanya kesepakatan jadwalpelaksanaan kegiatan
Seluruh Tim Ketua RT Rumah Bapak RT
1 Minggu
2. Pelaksanaan kegiatan tigkat basis
Mendorong masyarakat agar mampu melakukan review secara partisipatif dan bertanggung jawab.
Seluruh Tim Warga RT Rumah warga 1 Bulan
3. Penyepakatan hasil Refleksi di tingkat Kelurahan.
Adanya kesepakatan aspirasi, harapan dan komitmen masyarakat dan LKM terhadap kelembagaan LKM.
Tim dan LKM PerwakilanWarga Kelurahan
Balai Kelurahan
1 Hari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
tinggi untuk dapat menyelesaiakan masalah-masalah yang dihadapi oleh
masyarakat melalui program-program PNPM Mandiri Perkotaan.
Review program yang kedua yaitu keuangan. Kegiatan ini diadakan
bertujuan untuk mengetahui transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan LKM baik yang dilaksanakan oleh sekretariatan maupun dilaksakan
oleh UP-UP yang ada di LKM. Hasil dari review keuangan antara lain :
1 Laporan keuangan dengan saldo akhir Rp. 11.701.742,-
2 Temuan Review Keuangan
a. Rekonsiliasi dan Rekening Bank
1) LKM membuka rekening di Bank Pembangunan Daerah
Cabang Surakarta, yaitu dengan nomor rekening 3-002-00833-
4
2) Penandatanganan aplikasi, surat kuasa pengambilan dana dari
Bank dilakukan oleh 3 orang LKM. Pendapatan bunga Bank
maupun biaya administrasi Bank juga telah dicatat pada buku
Bank.
3) Bank dan Kas
Sekretaris
1) Semua transfer dari KPPN dan pihak lain sudah masuk
rekening LKM, yaitu tanggal 18 Maret 2009. sebesar Rp
60.000.000,-. Setoran maupun pengambalian dana dari Bank
selalu dicatat dalam buku kas dan dicatat pada saat setoran dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
pengambilan dana dari Bank (sesuai dengan tanggal yang
tercantum dalam buku tabungan).
2) Buku kas sudah ditutup tiap akhir bulan dan saldo kas akhir
bulan Agustus menjadi saldo awal kas bulan September (bulan
yang disample).
3) Setiap penerimaan kas menggunakan bukti kas masuk,
demikian pula halnya dengan pengeluaran kas selalu
menggunakan bukti kas keluar.
b. Penerimaan
1) Bukti kas mempunyai nomor bukti urut dan sistematis dan
jelas menunjukkan sumber penerimaan,tetapi tanda tangan
kurang lengkap.
2) Panitia belum membuat surat konfirmasi kepada pemberi
dana.
c. Pengeluaran
1) Semua pengeluaran telah didukung dengan bukti kas keluar
dan telah ditandangani oleh koordinator LKM atau anggota
LKM.
2) engeluaran untuk Kegiatan Lingkungan dan Sosial dibayarkan
sesuai perencanaan dan proposal
3) Semua pengeluaran sudah dicatat di buku catatan uang keluar
dan buku besar
d. Pelaporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
1) LPJ Panitia/KSM lengkap, benar didukung dokumen atau
bukti penggunaan dana kegiatan dan rincian dana swadaya.
2) Laporan Keuangan sudah dibuat secara rutin dan belum secara
rutin diberikan kepada pihak yang terkait (PJOK, Fasilitator
dan Lurah).
3) Laporan bulanan, baru ditempel di 1 papan pengumuman yang
tersedia yaitu di RW III.
e. Buku Besar
Sekretaris sudah membuat buku Lingkungan, Sosial, Ekonomi dan
BOP dan dicatat secara sendiri-sendiri sesuai dengan penggunaan
f. Administrasi
1) BAPPUK, Berita acara dan Notulen, Proposal Panitia/KSM,
LPJ Panitia/KSM , Buku Tabungan, Bukti Kas, Dokumen
Keluar Masuk disimpan dengan baik
2) Belum ada Kontrak kerja UP-UP dan Sekretaris
3) Bukti Kas masuk maupun bukti kas keluar, sudah diarsipkan
dengan baik
g. Penggajian
Belum adanya sistem penggajian.
Berdasarkan review keuangn tersebut, maka direkomendasi sebagai berikut :
1 Sebaiknya LKM dalam setiap pengambilan kebijakan
mensosialisasikan terhadap semua warga masyarakat, supaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
masyarakat mengerti serta memahami apa-apa yang ada pada LKM
Semanggi Mandiri.
2 LKM sebaiknya selalu menjalin hubungan yang sinergi dengan
seluruh elemen yang ada agar dapat tercipta hubungan yang baik
sehingga harapan kita bersama, yaitu upaya penanggulangan
kemiskinan dapat tercapai.
Untu review program, data sudah terlampirkan pada data hasil-hasil
pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan di Semanggi. Dengan
rincian, BLM I telah tercairkan sebesar Rp 150 juta dengan 12 kegiatan.
Untuk BLM II telah tercairkan sebesar Rp 464.800.000,- untuk bantuan 28
posyandu balita (masing-masing posyandu Rp 1,8 juta), 12 posyandu lansia
(masing-masing posyandu Rp 1,2 juta) dan dana perbaikan untuk rumah tidak
layak huni (RTLH) sebanyak 200 rumah (masing-masing rumah Rp 2 juta).
Sedangkan BLM IIItercairkan Rp 70 juta dengan 15 kegiatan dibidang sosial
dan lingkungan.
4. Rembug Warga Tahunan (RWT)
Rembug warga tahunan adalah rangkaian atau siklus akhir dari proses
pelaksanaan program PNPM Mandiri. RWT wajib dilaksanakan oleh LKM
Mandiri yang dilaksanakan minimal 1 tahun sekali. RWT di Kelurahan
Semanggi telah terlaksana 1 kali pada tanggal 27 Desember 2009 untuk
periode BLM tahun 2009. Peserta RWT adalah warga, KSM, Ketua RT dan
RW perangkat Kelurahan serta faskel selaku pendamping. Kegiatan ini
merupakan rapat pertanggungjawaban kegiatan dan keuangan kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
masyarakat. Selain tujuan tersebut, RWT juga merupakan sarana evaluasi
terhadap LKM sebagai lembaga yang menangui kegiatan-kegiatan
penanggulangan kemiskinan di Semanggi. Selain itu RWT juga dapat
menjadi sarana evaluasi terhadap partisipasi masyarakat sendiri dalam
pelaksanaan program PNPM Mandiri. Berikut adalah hasil dari RWT Tahun
2009 di Kelurahan Semanggi :
a. LKM sebagai lembaga pimpinan kolektif dan penggerak modal sosial
untuk penanggulangan kemiskinan di wilayah kelurahan Semanggi,
berikut adalah evalusinya :
1 LKM sudah menjalankan kebijakan serta aturan main secara
demokratis mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
penanggulangan kemiskinan.
2 LKM belum sepenuhnya menjalankan pengorganisasian
masyarakat untuk merumuskan visi, misi, rencana strategis.
3 LKM sudah menjalankan review PJM Pronangkis.
4 LKM sudah menjalankan monitoring, pengawasan dan
mengendalikan pelaksanaan keputusan-keputusan yang diambil.
5 LKM belum sepenuhnya meverifikasi penilaian yang telah
dilaksanakan UP-Up.
6 LKM sudah menjalankan pengawalan terlembaganya nilai-nilai
dan prinsip kemasyarakatan di Kelurahan Semanggi.
7 LKM belum sepenuhnya mengontrol dan memasukkan terhadap
kebijakan pemerintah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
8 LKM belum sepenuhnya membnagun kerjasama dengan pihak
luar.
b. LKM sebagai penggerak dan pengendali agar program
penanggulangan kemiskinan dapat berjalan. Berikut aadalah
indikasinya :
1 Kerjasama dan kepercayaan diantara anggota LKM sudah berjalan
2 Kerjasama dan kepercayaan antara LKM dengan masyarakat
sudah berjalan
3 Kerjasama dan kepercayaan antar warga sudah berjalan
4 Kerjasama anatar LKM dengan pihak luar belun sepenuhnya
terlaksana.
c. LKM dalam menjalankan kebijakannya dibantu oleh unit-unit
pengelola, sehingga LKM sudah lebih focus didalam membuat
kebijakan san memonitoring segala kegiatan. Berikut adalah
evalusinya :
1 Warga masyarakat belum sepenuhnya mengetahui segala
informasi tentang kegiatan yang dilakukkan LKM terutama
masalah keuangan.
2 LKM cukup mengadakan pertemuan dengan warga.
3 Masyarakat sudah mengetahui sasaran dari kegiatan-kegitan yang
telah dilakukan oleh LKM, apakah dana bergulir atau sarana
prasarana maupun kegiatan sosial.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
4 Penerima manfaat program sudah tepat sasaran, dan merupakan
warga miskin yang tercantum pada data warga miskin.
5 Bilamana ada permasalah tentang kemiskinan masyarakat belum
mengadukan permasalahan terhadap LKM.
6 LKM dalam menyusun program sudah melibatkan masyarakat.
7 Masyarakat sudah sering terlibat dalam kegiatan-kegiatan
penanngulangan kemiskinan yang difasilitasi oleh LKM.
8 Relawan sering membantu kegiatan-kegiatan penanggulangan
kemiskinan yang difasilitasi LKM
Dari hasil RWT diatas, peran LKM sebagai penanggung jawab semua
kegiatan PNPM di Semanggi sudah cukup baik, tetapi yang perlu
ditingkatkan oleh LKM adalah meningkatkan sosialisisi serta partisipasi
masyarakat dalam semua kegiatan serta meningkatkan keaktifan semua
anggota LKM dalam mengelola tugas dan kewenanga mereka. Seperti yang
diungkapkan oleh Faskel Semanggi :
“ Berakhirnya BLM III menandakan sudah satu tahun PNPM berjalan dengan adanya RWT ini kita mengetahui letak kekurangan kita dalam pelaksanaan PNPM. Dan menjadi PR terbesar kita bagaimana meningkatkan partisipasi masyarakat baik pada rapat maupun pelaksanaan program dan menjadi evaluasi untuk LKM Mandiri harus lebih aktif kembali untuk mensukseskan agenda-agenda penanggulanagan kemsikinan di Semanggi”. (wawancara 23 Juli 2010) Diungkapkan juga oleh Pak Rozie selaku koordinator LKM :
“ Kami menyadari masih banyak kekurangan LKM dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab kami. Dan menjadi PR untuk kita adalah bagaimana program ini lebih memasyarakat lagi sehingga partisipasi masyarakat untuk menjalankan program PNPM lebih baik “.(17 Juli 2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Ditambahkan juga oleh Pak agus Santoso selaku Lurah Semanggi :
“ Dengan adanya RWT ini menjadi evaluasi bersama buat kita terutama kami selaku jajaran pemerintahan di Kelurahan Semanggi. Dengan adanya program-program PNPM kami sangat terbantu dan kami pun mempunyai tugas juga untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam setiap agenda PNPM”.(wawancara 20 Juli 2010)
Bardasarkan proses pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan diatas,
maka dapat disimpulkan bahwa program PNPM Mandiri Perkotaan di
Kelurahan Semanggi berjalan cukup baik. Program PNPM Mandiri perkotaan
di Kelurahan Semanggi sudah berjalan sesuai dengan ketentuan yang ada,
tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam proses implementasi sudah
dilaksanakan. Hal ini dapat dibuktikan dengan berita acara disetiap
tahapannya. Dapat dilihat jug peran LKM, KSM dan semua elemen yang
terkait berusaha untuk menjalankan program penanggulangan kemiskinan ini
dengan sebaik-baiknnya. Usaha semua elemen yang terkait dapat dilihat dari
banyaknya kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan yang terealisasi dengan baik.
Tetapi, masih banyak juga yang perlu untuk ditingkatkan yaitu meningkatkan
partisipasi atau swadaya masyarakat secara merata diseluruh Kelurahan
Semanggi sehingga, terjadi pemerataan pembangunan dalam
penanggulangan kemiskinan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan PNPM Mandiri
Perkotaan di Kelurahan Semanggi
1. Sumber Daya
Sumber daya merupakan faktor yang sangat penting dalam proses
implemntasi program PNPM Mandiri Perkotaan ini, Sumber daya yang
melaksanakan program PNPM Mandiri Perkotaan di Semanggi, antara
lain :
a. Sumber Daya Manusia
1 Fasilitator PNPM Mandiri Perkotaan Kelurahan (Faskel)
Fasilitator bertugas dalam pendampingan pelaksanaan program
PNPM di Kelurahan- kelurahan. Terdiri dari lima orang yang
bertanggungjawab pada 9 Kelurahan salah satunya adalah
Kelurahan Seamanggi. Terbagi dalam tugas masing-masing antara
lain bertanggungjawab pada komponen kegiatan lingkungan, sosial
dan keuangan. Dengan kapasitas mereka yang berlatar belakang
Sarjana Tehnik dan Ekonomi, faskel mampu menyelesaiakan tugas-
tugas mereka dengan baik karena, kerja sama yang dibangun
masing-masing faskel cukup baik. Bukti dari keberhasilan faskel
adalah diterimanya dan dijalankannya program PNPM Mandiri
Perkotaan oleh masyarakat Kelurahan Semanggi.
2 Lurah atau perangkat Desa
Lurah sebagai Kepala Kelurahan Semanggi, Bapak Agus
Santosa mempunyai peran yang strategis dalam menfasilitasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
program PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan ini. Peran kepala
kelurahan antara lain : terselenggaranya sosialisasi awal,
terselenggarannya pertemuan pengurus RT/RW, koordinasi dan
sinkronisasi kegiatan yang terkait kegiatan penanggulangan
kemiskinan, pembentukan LKM, mendukung penyusunan PJM
Pronangkis dll. Seperti yang diungkapkan Bapak Santoso, selaku
faskel Semanggi :
“ Kami sangat terbantu dengan fasilitasi dari bapak Lurah, karena beliau mampu menjadi penghubung antara fasilitator dengan warga Semanggi. Dari awal sampai sekarang peran pak Agus sangat membantu keberjalanan program PNPM”. (wawancara 23 Juli 2010)
Oleh karena itu, dukungan serta komitmen dari seorang Lurah
sangat berpengaruh pada pelaksanaan program PNPM Mandiri
Perkotaan. Dapat dilihat program PNPM Mandiri Perkotaan di
Kelurahan Semanggi dapat dilaksanakan dengan baik sampai saat
ini.
3 Lembaga Kswadayaan Masyarakat (LKM)
Pengurus LKM Mandiri di Semanggi terdiri dari 13 pengurus
inti yang mewakili masing- masing RW dan dipilih dengan suara
terbanyak. Dibantu oleh relawan-relawan dari masyarakat yang
diberbantukan pada unit pelaksanaan (UP) lingkungan , sosial dan
ekonomi. Masing-masing UP terdiri dari 5 personil. LKM Mandiri
adalah motor penggerak di masyarakat dalam pelaksanaan program
PNPM Mandiri. Akan tetapi, karena beberapa kondisi membuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
personil tidak semua dapat aktif dalam kepengurusan ini. Seperti
yang diungkapkan oleh Bapak Santoso, selaku faskel Semanggi :
“ Evaluasi untuk LKM sendiri yaitu tidak semua pengurus bisa aktif karena banyak dari mereka yang lebih disibukkan dengan usaha-usah atau aktivitas mereka masing-maisng. Jadi, Pak Rozi dibantu 2 atau 3 pengurus lainnya yang lebih sering aktif untuk pelaksanaan PNPM di Semanggi. Kondisi ini kami maklum karena pengurus LKM tidak di gaji jadi memang prioritas bapak-bapak disana terbagi”. (wawancara 23 Juli 2010)
Kondisi ketidakaktifan semua personil LKM inilah yang perlu untuk
menjadi evalusi dalam struktur LKM karena dapat menghambat
kinerja atau ekselarasi dari program-program PNPM Mandiri
Perkotaan di Kelurahan Semanggi. Diperlukan rekomitmen terhadap
semua personil yang kurang aktif dalam menjalankan tugasnya.
4 Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)
KSM merupakan ujung tombak pelaksanaan program PNPM di
lapangan atau masyarakat. Dilihat dari berbagai kegiatan yang telah
terlaksana, keberadaan KSM sudah cukup baik pada masing-masing
kegiatan sampai kegiatan pembangunan tersebut selesai.
Pembentukan KSM inilah yang membuktikan bahwa masyarakat
mampu berpartisipasi dengan baik dengan kesadaran mereka.
a. Dana
Dana merupakan faktor yang sangat penting dalam pelaksanaan
suatu program penanggulangan kemiskianan. Dan sering sekali dana
menjadi hambatan suatu program atau kegiatan terhenti karena
keterbatasan dana. Untuk pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
Kelurahan Semanggi tidak ada permasalahan dalam hal
pendananaan. Selain dana dari APBN dan APBD, kegiatan PNPM
dibantu dengan adanya swadaya dari masyarakat. Dan dilihat dari
beberapa kegiatan PNPM Mandiri di Semanggi, swadaya dari
masyarakat bagus karena adanya keinginan dan kesadaran dari
warga. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Rozi selaku
Koordinator LKM Mandiri :
“ Sejauh ini dalam pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri tidak begitu ada kendala dalm hal dana, karena yang memegang ATM adalah pengurus LKM jadi tergantung dari kita untuk mengusulkan proposal kegiatannya. Dan swadaya masyarakat cukup bagus di beberapa kegiatan seperti pembangunan PAUD di RW I dan Selokan. Di PAUD itu dari dana yang dianggarkan 50 juta dari PNPM, dana pembangunan mencapai 90 juta-an jadi selebihnya swadaya dari warga”. (wawancara 17 Juli 2010)
2. Sikap Pelaksana atau disposisi
Sikap pelaksana merupakan keinginan baik atau benar-benar tulus
tanpa tendensi dari pelaksana program PNPM Mandiri Perkotaan di
Kelurahan Semanggi untuk melaksanakan program tersebut. Pelaksana
dalam hal ini yaitu Faskel, Lurah Semanggi dan LKM, dan KSM.
Elemen-elemen tersebut merupakan kunci pelaksanaan program PNPM
Mandiri Perkotaan di masyarakat. Keinginan untuk mengentaskan
kemiskinan di Kelurahan Semanggi dimiliki oleh semau elemen yang
terkain. Seperti yang diutarakan oleh Lurah Semanggi :
“ Saya mendukung sekali program PNPM ini karena program ini yang diinginkan warga di Semanggi. Yang meningkatkan kesejahteraan warga dan swadaya masyarakat. Tetapi memang butuh kesabaran untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
dapat menjalankan program ini di Seamnggi”. (wawancara 20 Juli 2010)
Diperkuat dengan pendapat faskel Semanggi :
“ PNPM di Semanggi itu cukup bagus, dukungan dari pak Agus selaku Lurah dan peran LKM yang cukup baik membuat program-program PNPM dapat terlaksana dengan baik. Dibanding Kelurahan lain yang kami dampingi sekarang”. (wawancara 23 Juli 2010)
Dan untuk Faskel Semanggi sendiri, kerja dan semangat mereka
cukup baik. Selain karena Faskel adalah tugas atau konsekuensi dari
pekerjaan, Faskel juga mempunyai kebanggan atau kesadaran untuk
menjalankan tugas mereka dengan baik. Pekerjaan ini merupakan
bentuk pengabdian kepada masyarakat. Hal tersebut diperkuat dengan
pendapat Bapak Santoso selaku Faskel Semanggi :
“ Pekerjaan ini membuat kami harus bebar-benar bekerja untuk masyarakat, gaji bukan segala-galanya karena ketika mementingkan itu lebih baik saya menerima pekerjaan yang lain yang lebih baik gajinya. Hal yang lebih membanggakan , ketika ada kepuasan dari masyarakat atas program PNPM Mandiri dengan ucapan terima kasih dari mereka cukup membuat kami puas dan bahagia. (wawancara 23 Juli 2010)
Melihat respon dan kemauan semua stakeholder yang terkait sangat
baik maka tidak menjadi masalah dalam pelaksanaan program PNPM
Mandiri di Kelurahan Semanggi.
3. Komunikasi
Komunikasi yang dibangun dalam proses implementasi PNPM
Mandiri adalah botton up dan top down antara faskel, Lurah, LKM dan
masyarakat. Koordinasi yang dibangun oleh semua elemen menjadi
sarana komunikasi untuk menyamakan pemahaman, rencana ,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
kesepakatan dan tujuan bersama. Koordinasi ini dijalankan secara
formal dan informal serta dilakukan secara periodik atau sesuai
kebutuhan. Koordinasi secara periodik dan formal antara lain :
a. Rapat triwulan LKM dengan masyarakat
b. Rapat bulanan anggota LKM
c. Rapat koordinasi LKM se Kecamatan
d. Dll
Koordinasi secara informal disesuaikan dengan kebutuhan pada kondisi-
kondisi tertentu. Koordinasi ini dapat dilakukan oleh lintas elemen
seperti LKM- Lurah, faskel –Lurah dan yang lainnya. Seperti yang
diutarakan Bapak Santoso, selaku Faskel Semanggi :
“ Untuk menyamakan kegiatan atau program PNPM dengan pemerintah pusat atau daerah, kami sering berkoordinasi dengan Bapak Lurah sesuai dengan kebutuhan kami. Hal ini kami lakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan semua kegiatan PNPM atas acc beliau, jadi koordinasi ini sering kami lakukan”. (wawancara 23 Juli 2010) Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Rozi selaku Koordinator LKM
Mandiri Semanggi :
“ Koordinasi sering saya lakukann secara informal terutama bila berkaitan dengan pemerintahan desa terutama kepada Pak Agus, bisa dibilang sharing antara Lurah dengan warganya karena saya juga mewakili warga. Dan hal ini lebih cepat dan tetap tidak melanggar aturan yang berlaku”. (wawancara 17 Juli 2010)
Pola komunikasi yang sudah diterapkan sudah cukup baik dalam
mewujudkan program PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
Semanggi. Sehingga tidak terjadi masalah yang berkaitan dengan
komunikasi antar pelaksana program.
4. SOP atau Juklak-Juknis
Untuk melaksanakan program PNPM Mandiri ini, faskel
mempunyai buku panduan umum dan pelaksanaan. Buku inilah yang
menjadi pedoman pelaksanaan Faskel dan LKM serta elemen yang lain.
Dan selama berjalannya program PNPM Mandiri di Semanggi, setiap
tahapan-tahapn dilakukan sesuai dengan petunjuk atau aturan yang ada
dan semuanya terdokumentasikan dengan baik. Hal ini seperti yang
disampaikan oleh Bapak Santoso, selaku faskel di Semanggi :
“ Kami bekerja berdasarkan juklak-juknis yang sudah kami terima dari pusat atau dari pelatihan-pelatihan kami. Semua hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan, pendanaan, pengawasan, evaluasi dan yang lainnya sudah diatur. Jadi kami tidak bisa seenaknnya, dan yang pasti kami selalu diaudit oleh lembaga independent seperti BPK, dari pusat dan daerah dan yang akan datang world bank. Dan semua hasil setiap tahapan terdokumentasikan semaunya”. (wawancara 23 Juli 2010)
Hal tersebut juga sama pendapatnya oleh bapak Rozi selaku
Koordinatot LKM Mandiri :
“ Semua kerja LKM sudah diatur jadi kami tinggal menjalankkan semuanya. Semua yang berkaitan dengan PNPM Mandiri baik dari administrasi, dana dan yang lainnya sudah diatur dengan jelas. Jadi kami tidak mempunyai kewenangan atau seenaknya”. (wawancara 17 Juli2010)
Berdasarkan wawancara diatas, PNPM Mandiri di Kelurahan Semanggi
sudah sesuai dengan Juklak-Juknis yang telah ditetapkan oleh
Departemen Pekerjaan Umum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
5. Dukungan Publik
Dukungan publik ini dapat berbentuk partisipasi masyarakat
dalam musyawarah atau kegiatan, swadaya materi atau tenaga dan
kesediaan warga untuk menjadi pengurus. Ketiga hal tersebut menjadi
kunci dalam menjalankan kegiatan dalam program PNPM Mandiri
Perkotaan. Partisipasi masyarakat Semanggi dapat dikatakan cukup baik
, hal ini dapat dilihat dari program-program yang telah dilaksanakan
selama tahun 2008-2009. Tetapi ketika dilihat dari kualitas partisipasi
masyarakat maka dapat dikatakan kurang baik. Adapaun kondisi yang
terjadi di masyarakat Semanggi yang berkaitan dengan partisipasi antara
lain sebagai berikut :
1. Kehadiran masyarakat pada forum-forum rapat yang seharusnya
dihadiri minimal 20 % dari masayarakat Semanggi tidak terpenuhi
hampir disemua rapat di setiap tahapan pelaksanaan program
PNPM Mandiri Perkotaan. Seperti pada forum rembug warga,
pemetaan kemiskinan, pemilihan pengurus LKM dll.
2. Partisipasi masyarakat tidak merata di seluruh Kelurahan
Semanggi. Hal ini disebabkan salah satunya adalah kurangnya
sosialisasi terkait PNPM Mandiri Perkotaan sehingga masyarakat
tidak dapat berkontribusi dalam kegiatan ini. Seperti yang
diutarakan oleh bu Mimin warga RW I :
“ saya tidak tahu mb, belum pernah ada sosialisasi dari pak RW/Rt di tempat saya. Tapi saya pernah lihat di Rw sebelah kok ada perbaiakan saluran air dan ada plak PNPM Mandiri”. (wawancara 24 Juli 2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
Hal senada juga diutarakan oleh Bapak Amir warga RW 6 :
“ saya tidak tahu, belum pernah dengar PNPM itu apa,,dan klo ada kegiatan insyallah saya usahakan ikut .” (wawancara 24 Juli 2010)
Selain faktor sosialisasi, faktor keinginan dari masyarakat sendiri
yang kurang . Hal ini disebabkan oleh kesibukan warga dalam
pemenuhan kebutuhan sehari-hari atau bekerja sehingga tidak
dapat berpartisipasi dalam program PNPM Mandiri Perkotaan ini.
Seperti yang diungkapkan oleh Pak Agus warga RW 4 :
“ iya saya tahu kegiatan buat selokan, tapi klo minggu atau hari biasanya saya kerja dan klo malam diajak rapat udah capek. Jadi memang gak bisa ikut”. (wawancara 24 Juli 2010)
Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Dewi warga di RW 5 :
“ Tahu klo ada kegiatan-kegiatan di RW tapi udah sibuk dengan kerja, jadi seringnya gak ikut”. (wawancara 24 Juli 2010) Jadi pogram PNPM Mandiri perkotaan di Kelurahan Semanggi
dapat berjalan cukup baik karena peran dari beberapa tokoh atau
kepala RT atau TW yang aktif untuk menggerakkan warganya.
Ketika tokoh-tokoh di masyarakat tidak aktif maka berdampak
pada keterlibatan masyarakat dalam program PNPM Mandiri
Perkotaan.
3. Swadaya masyarakat terutama dalam dana tidak merata disemua
wilayah Kelurahan Semanggi. Swadaya ini tergantung pada
kondisi kesejahteraan warga disetiap RW atau RT. Sehingga
terjadi ketimpangan dalam hasil kegiatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
4. Kesadaran dan kewajiban masyarakat dalam pengajuan proposal
kegitan dan pembuatan laporan pertanggungjawaban (LPJ)
rendah. Masyarakat menginginkan hal yang bersifat instan tidak
menginginkan proses yang berbelit-belit atau formal. Seperti yang
diungkapkan oleh Bapak Rozi selaku Koordinator LKM Mandiri
Seamnggi :
“ Masyarakat maunya instan, dapat dana langsung dikerjakan. Jadi dalam pembuatan proposal dan LPJ seringnya LKM atau Feskel yang mengerjakan. Masyarakat tidak mau rumit-rumit. Karena ketika pembuatan proposal tidak sesuai dengan standar bakunya juaga salah apalagi kalau LPJ tidak sesuai dengan kenyataan”. (wawancara 17 Juli 2010)
Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Santoso , selaku faskel
Semanggi :
“ Hambatan dalam proses perealisasian program PNPM Mandiri yaitu pembuatan proposal dan LPJ. Masyarakat pengenya tidak ribet. Maunya kegiatan disepakati dapat dana, dilaksanakan. Jadinya yang sering turun tangan ya saya dan teman-teman. Tapi masalah ini harus segera diselesaikan. Masyarakat perlu dibelajarkan dengan hal-hal tersebut. PR faskel”. (waawancara 23 Juli 2010)
Sehingga proses yang seharusnya dikerjakan masyarakat, harus
dibantu atau dikerjakan oleh pengurus LKM atau faskel PNPM
Mandiri Perkotaan. Dampak dari kondisi ini, banyak program
tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah
disepakati.
Berdasarkan identifikasi faktor-faktor diatas, dapat disimpulkan
bahwa program PNPM Mandiri di Kelurahan Semanggi cukup berjalan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
dengan baik. Didukung dengan faktor sumber daya yang ada, baik
sumber daya manusia maupun dana, disposisi dari implementator dan
komunikasi yang baik serta pelaksanaan program yang sesuai dengan
juklak-juknis. Sedangkan partisipasi masyarakat menjadi faktor yang
kurang mendukung dalam implementasi program PNPM Mandiri
Perkotaan ini. Oleh karena itu, diperlukan solusi untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat untuk mendukung kesuksesan implementasi
program PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semanggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
Tabel 14
Matrikulasi Hasil Penelitian
No Indikator penelitian Hasil Penelitian Tahapan-tahapan Pelaksanaan
PNPM Mandiri di Semanggi : 1 Tahap Persiapan
/Sosialisasi awal
Sosialisasi awal mengalami kendala pada tingkat kota. Dilakukan sosialisasi awal pada tingkat Kelurahan dan masyarakat terlebih dahulu bersamaan menunggu kepastian atau persetujuan dari pemkot. Tepat pada bulan September Pemkot Surakarta mensetujui PNPM Mandiri.
2 Tahap Pelaksanaan
a. Rembug Keswadayaan Masyarakat (RKM) atau Rembug Warga
Kegiatan ini berjalan dengan baik dengan hasil masyarakat menerima program PNPM Mandiri dan siap menjadi relawan untuk menjadi pengurus dan pelaksana. Partisipasi masyarakat pada forum ini belum maksimal secara kuantitas.
b. Refleksi Kemiskinan Menganalisis segala kebutuha dan keinginan masyarakat. Ada 4 bidang yang menjadi aspek penting kebutuhan masyarakat, antara lain : sarana prasarana lingkungan, ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Dari hasil analisis ini disimpulkan bahwa kebutuhan masyarakat Semanggi akan 4 aspek tersebut masih kurang.
c. Pemetaan Swadaya Kegiatan ini adalah tidak lanjut dari dari refleksi kemiskinan dan menghasilkan kebutuhan rinci baik laki-laki maupun perempuan terhadap sarana prasarana lingkungan, ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Dan disimpulkan ada 2.911 KK yang termasuk keluarga miskin.
d. Pembentukan Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM)
Terbentuk kepengurusan dengan 13 anggota LKM yang dikoordinatori oleh Bapah Syahrir rozie SH dan dibantu oleh anggota –anggota unit peleksana (UP) yang terdiri dari 3 bagian yaitu lingkungan, sosial dan ekonomi. Pada kegiatan ini jumlah masyarakat yang hadir belum memenuhi quarum mekanisme
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
pemilihan pengurus LKM karena kurang dari 2 % masyarakat yang hadir. Tapi forum tetap dilanjutkan dengan mekanisme yang ada.
e. Penyusunan Program Jangka Menengah Pronangkis
Penyusunan ini dilakukan oleh pengurus LKM dan Fasilitator PNPM dan menghasilkan program kerja sampai tahun 2011. Dan dirinci pada rencana kerja setiap tahunnya.
f. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan kegiatan-kegiatan PNPM Mandiri terbagi dalam 3 BLM yaitu : BLM I telah tercairkan sebesar Rp 150 juta dengan 12 kegiatan. BLM II telah tercairkan sebesar Rp 464.800.000,- untuk bantuan 28 posyandu balita (masing-masing posyandu Rp 1,8 juta), 12 posyandu lansia (masing-masing posyandu Rp 1,2 juta) dan dana perbaikan untuk rumah tidak layak huni (RTLH) sebanyak 200 rumah (masing-masing rumah Rp 2 juta). Sedangkan BLM IIItercairkan Rp 70 juta dengan 15 kegiatan dibidang sosial dan lingkungan.
g. Review Program Kegiatan ini dilakukan untuk mengevalusi 3 hal yaitu kelembagaan /LKM, Keuangan dan program. Dari ketiga hal tersebut disimpulkan bahwa LKM cukup baik menjalankan tugasnya dan yang menjadi evaluasi besar adalah partisipasi masyarakatnya yang belum maksimal baik secara kuantitas maupun kualitas. Dan Sosilisasi PNPM perlu untuk ditingkatkan kembali. Untuk dana tidak ada masalah dan cukup transparan.
h. Rembug Warga Tahunan Dilaksanakan pada tanggal 27 Desember 2009 dan merupakan forum pertanggungjawaban LKM kepada masyarakat.
1
Faktor-faktor yang mempengaruhi : Sumber daya : A. Sumber daya manusia
A. sumber daya manusia yang terlibat dalam pelaksanaan program PNPMterdiri dari : 1. Tim Fasilitator terdiri 4 orang yang bertanggung jawab pada masing-masing bidang kerjanya. Bidang- bidang kerja terdiri dari lingkungan, ekonomi dan sosial.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
B. Sumber daya Organisasi
2. Pengurus LKM Mandiri terdiri dari 13 orang yang dibantu oleh anggota-anggotanya dalam Unit pelaksana (UP) 3. KSM merupakan kepanitian dari masyarakat yang dibentuk setiap diadakan kegiatan dari program PNPM Mandiri. Semua sumber daya manusia yang terlibat dalam pelaksnaan program PNPM Mandiri di Semanggi cukup berkontribusi dengan baik. Tetapi, untuk pengurus LKM menjadi evaluasi tersendiri terkait ketidakaktifan semua pengurus LKM dalam menjalankan tanggungjawabnya. Program PNPM mendapat dukungan penuh dalam pendanaan setiap kegiatan darai program tsb. Pendanaan berasal dari APBN, APBD dan swadaya masyarakat.
2 Sikap Pelaksana / Disposisi Disposisi pejabat kelurahan dan tim Fasilitator sanagt baik, hal ini dapat dilihat dari kesadaran akan tanggungjawab dan kerjasama yang baik antara kelurahan dan tim fasilitator dalam mensukseskan setiap agenda PNPM Mandiri di Semanggi. Dilihat dari LKM, dan KSM disposisinya cukup baik hal ini dibuktikan dengan kesediaan mereka untuk menjadi pengurus dan panitia walaupun belum secara maksimal menjalankan fungsi dan tanggungjawabnya.
3 Komunikasi Komunikasi yang dibangun bersifat botton-up, top-down baik dan formal-informal. Tidak ada masalah anatar stakeholder yang terkait dalam program PNPM Mandiri
4 SOP/ Juklak-Juknis Program PNPM Mandiri dilaksanakan berdasarkan juklak-juknis yang telah ditetapkan oleh pemerintahan pusat. Untuk pelaksanaan diSemanggi sesuai dengan Juklak-Juknis hal ini dapat dibuktikan dengan terdokumentasikan semuanya setiap kegiatan dan keputusan yang telah dilaksanakan.
5 Dukungan Publik Dukungan public dapat berupa kesediaan masyarakat untuk menjadi pengurus LKM dan KSM dan swadaya masyarakat dalam bentuk waktu, pemikiran, dana dan tenaga. Dalam hal partisipasi inilah belum semua masyarakat Semanggi mempunyai kesadaran untuk terlibat dan mensukseskan program PNPM..
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
BAB V
PENUTUP
B. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil beberpa kesimpulan. Yaitu :
1. Implementasi program PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan
Semanggi berjalan cukup baik, hal ini dapat dilihat dari kuantitas
dan kualitas kegiatan yang telah terlaksana. Implementasi PNPM
Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semanggi sudah sesuai dengan
Juklak-Juknis yang telah ditetapkan. Hal ini dapat dilihat dari
proses implementasi yang telah dilaksanakan. Yaitu: Tahapan
pertama persiapan atau sosialisasi awal, proses ini berlangsung dari
tingkat kota ke kelurahan. Dilakukan oleh tim fasilitator dengan
melibatkan pemerintahn kota atau kelurahan. Tahap kedua adalah
tahap pelaksanaan terdiri dari : Rembug Keswadayaan Masyarakat
(RKM) atau Rembug Warga yang menghasilkan kesepakatan
bahwa masyarakat siap melaksanakan PNPM Mandiri Perkotaan
dengan segala konsekuensinya, Refleksi Kemiskinan bertujuan
untuk menggali masalah dan potensi masyarakat, Pemetaan
Swadaya merupakan pemetaan segala masalah dan potensi
masyarakat. Proses selanjutnya dalam tahapan pelaksanaan PNPM
Mandiri Perkotaan adalah Pembentukan Lembaga Keswadayaan
Masyarakat (LKM) sebagai lembaga yang dibentuk masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
secara langsung dan demokratis yang bertujuan untuk
mengakomodir segala hal yang dibutuhkan masyarakat terhadap
Program PNPM Mandiri Perkotaan di Semanggi. Selanjutnya,
penyusunan Program Jangka Menengah Pronangkis 2009-2011 dan
Rencana Tahunan 2009 sebagai dasar pelaksanaan Kegiatan yang
dirioritaskan. Tahapan ketiga, implementasi PNPM Mandiri
Perkotaan di Semanggi adalah Review Program merupakan forum
untuk mengevaluasi setiap kegiatan yang telah dilakukan dan untuk
mempersiapkan program-program yang akan dilaksanakan
berikutnya. Tahapan keempat Rembuk Warga Tahunan (RWT),
merupakan forum pertanggungjawaban pengurus LKM selama
setahun dan forum untuk mempersiapkan rencana kerja untuk
tahun berikutnya.
2. Pelaksanaan program PNPM Mandiri dipengaruhi oleh banyak
faktor yang melingkupi program tersebut. Faktor –faktor
mempengaruhi keberhasilan pelaksanan program PNPM Mandiri
Perkotaan antara lain :
a. Sumber daya
Sumber daya terdiri dari sumber daya manusia dan sumber
daya organisasi. Sumber daya manusia yang terlibat antara lain :
Fasilitator Kelurahan (Faskel) Pengurus Lembaga Keswadayaan
Masyarakat (LKM) pengurus Kelompok swadaya masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
(KSM) Sumber daya organisasi yang utama adalah dana. Semua
sumber daya sangat mendukung program ini.
b. Komunikasi
Komunikasi dibangun secara botton up dan top down antar
sesama stakeholder. Koordinasi ini dijalankan secara formal dan
informal serta dilakukan secara periodik atau sesuai kebutuhan.
Komunikasi berjalan dengan baik, tidak ada kendala.
c. Struktur Birokrasi atau Juklak-Juknis
Kesesuaian pelaksanaan program PNPM dengan Juklak-Juknis
merupakan salah satu indikator keberhasilan program tersebut.
Implementasi PNPM Mandiri di Semanggi sesuai dengan Juklak-
Juknis.
d. Sikap Pelaksana / Disposisi
Kepahaman dan kemauan bersama para pelaksana program
PNPM Mandiri merupakan titik awal keberhasilan dari pelaksanaan
program PNPM Mandiri. Semua pelaksana program PNPM
Mandiri di Semanggi mempunyai disposisi yang baik.
Sedangkan faktor yang kurang mendukung pelaksanaan
program PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semanggi adalah
faktor dukungan Publik atau partisipasi masyarakat. Partisipasi
dapat berbentuk keterlibatan masyarakat dalam rapat, pelaksanaan
kegiatan dan kesediaan masyarakat untuk menjadi pengurus.
Partisipasi masyarakat Semanggi cukup baik tetapi belum sesuai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
dengan yang diharapkan. Sehingga pelaksanaan program PNPM
Mandiri Perkotaan kurang maksimal. Olehkaren itu, diperlukan
solusi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat.
C. Saran
Program pembangunan nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM)
Mandiri merupakan program penanggulangan kemiskinan yang dicanangkan
oleh pemerintah pusat untuk dilaksanakan oleh semua daearah di Indonesia.
Program ini dicanangkan sampai tahun 2015 dan pemerintah pusat melalui
APBN telah menganggarkan dana yang cukup besar disetiap tahunnya. Oleh
karena itu, berdasarkan pengamatan dan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti pada tahun pertama pelaksanaan program yaitu tahun 2009, maka
perlu adanya saran agar implementasi program PNPM Mandiri Perkotaan di
Kelurahan Semanggi untuk beberapa tahun kedepan lebih baik, yaitu :
1 Meningkatkan sosialisasi semua kegiatan yang berkaitan dengan PNPM
Mandiri di Semanggi melalui lembaga-lembaga kemasyarakatan, papan-
papan pengumuman atau melalui forum-forum yang diselenggarakan
oleh aparat Kelurahan Semanggi. Sosialisasi ini perlu digalakkan
kembali untuk meningkatkan kesadaran partisipasi masyarakt. Karena,
sampai saat ini masih dijumpai pengurus RT dan masyarakat yang
belum mengetahui program PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan
Semanggi.
2 Rekomitmen atau restrukturisasi pengurus LKM Mandiri yang tidak
aktif. Hal ini perlu dilaksanakan mengingat tanggungjawab LKM yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
cukup berat terhadap kesuksesan pelaksanaan program PNPM Mandiri
di Semanggi. Sehingga diperlukan kerja tim yang baik pada
kepengurusan LKM Mandiri.
3 Mengadakan pelatihan-pelatihan keterampilan atau skill yang bertujuan
untuk mengurang pengagguran terutama pengagguran usia produktif.
Pelatihan ini dapat bekerjasama dengan pemilik home-home industri
yang berada di Semanggi, seperti home industri pakaian batik, kerajinan
dari batik, kerajinan dari sapu lidi dan yang lainnya.
4 Selain mengadakan pelatihan, diperlukan tindak lanjut dari pelatihan
tersebut. Tindak lanjut dapat berupa stimulus dana untuk meningkatkan
usaha bagi yang telah memiliki usaha kecil atau memberikan modal
bergulir untuk peserta pelatihan yang belum memiliki usaha. Sehingga
dengan bantuan dana tersebut dapat meningkatkan pendapatan atau
membuka lapangan kerja yang baru.
5 Memberikan penyuluhan yang berkaitan dengann kesehatan atau
kebersihan lingkungan tempat tinggal. Kelurahan Semanggi merupakan
daerah rawan banjir dan termasuk pada kawasan kumuh untuk sebagian
daerah Semanggi. Sehingga dengan penyuluhan tersebut dapat
meningkatkan standar kesehatan masyarakat dan lingkungan tempat
tinggal mereka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Agus Subarsono, Drs. M. Si, M.A. 2005. Analisis Kebijakan Publik Konsep,
Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Budi Winarno. 2002. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta :
Media Pressindo
M. Irfan Islamy. Dr, 2003. Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan
Negara. Jakarta : Bumi aksara
Riant Nugroho Dwijiwijoto. 2003. Kebijakan Publik Formulasi,
Implementasi, dan Evaluasi. Jakarta : PT Gramedia
Samodra Wibawa. 1994. Evaluasi Kebijakan Publik, Jakarta : Raja Grafindo
Persada
H. B Sutopo. 2002. Metode Penelitian Kualitatif Dasar Teori dan
Terapannya Dalam Penelitian. Surakarta : Sebelas Maret University Press
Priata westra, dkk. 2002 Manajemen Pembangunan Daerah. Jakarta : Ghalia
Indonesia
Tim Pengendalian PNPM Mandiri. 2007/2008. Pedoman Umum Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri
Tim PNPM Mandiri Perkotaan. 2008. Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri
Perkotaan 2008 Bersama Membangun Kemandirian Dalam Pengembangan
Lingkungan Permukiman Yang Berkelanjutan. Jakarta : Departemen
Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
Alif Basuki, Yanu Endar Prasetyo. 2007. Satu Langkah Bersama Untuk : Me-
Museum-kan kemiskinan Saatnya Suara Si Miskin Didengar Dan menjadi
Dasar Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan Daerah . Surakarta :
FASCHO Grafika
Referensi lain :
Wahyu Nurharjadmo. 2008. Evaluasi Implementasi Kebijakan Pendidikan
Sistem Ganda di Sekolah Kejuruan. Surakarta : Jurnal Spirit Publik. Surakarta
Thomas B. Smith, 2005. Policy Evaluation in Third World Countries :
Some Issues and Problems. Asian Journal of Public Administration.
Laurence J O'Toole Jr. 2000. Research on Policy Implementation:
Assessment and prospects. Journal of Public Administration Research and
Theory
Buletin Sambung Hati 9949. Edisi 50 /9-15 Maret
Pemkotsolo.go.id
www.solopos.co.id
Direktorat Jenderal Cipta Karya.go.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115