Download - Diagnosis fungsi ginjal
DIAGNOSIS GANGGUAN FUNGSI GINJAL
KELOMPOK 4
Agistyaneu Prihandini Oskar
Andriani Amalia Pribadi
Astieka Nur Annisa
Dinar Cahya Nugraha
Eki Tantowi
Eri Anshori
Feri Trianugrah
Fitri Lufianti F
Hilda W Hanim
Imam Ahmad Huddan
Novia Nurfadilah
Reni Angraeni
Rifki H
Syifa Nur Zakiyah
GINJAL
Merupakan organ tubuh yang mempunyai peranan :
a. Mengatur keseimbangan air dan elektrolit
b. Mengeluarkan sisa hasil metabolisme tubuh yang tidak dibutuhkan tubuh
c. Sebagai tempat pembentukan hormon yang mengatur tekanan darah dan eritrosit
Struktur anatomi makroskopik ginjal
GANGGUAN FUNGSI GINJAL
Gangguan fungsi ginjal adalah kondisi dimana organ ginjal penderita mengalami kehilangan fungsi normalnya sebagian atau secara keseluruhan, yang jika tidak segera diobati maka dapat menjadikan penyakit ini semakin akut.
Gangguan fungsi ginjal pada penyakit ini disebabkan oleh kerusakan yang secara khusus terjadi di bagian tubulus ginjal.
Penyebab lainya adalah karena penderita sudah mengidap penyakit diabetes, salah mengkonsumsi obat, bisa juga dikarenakan penderita sering terpapar jenis logam tertentu seperti merkuri dan timah.
Mengingat fungsi ginjal yang begitu vital bagi kelangsungan hidup, sedapat mungkin gangguan terhadap ginjal dapat dihindarkan. Kelainan dan gangguan pada fungsi ginjal antara lain :
a. Uremia
b. Netritis
c. Diabetes
d. Anuria
e. Kencing batu atau batu ginjal
f. Sistisis (cystisis)
DIAGNOSISUrinalisis
Pemeriksaan Fungsi Ginjal
Ultrasound
Pemeriksaan Sinar-X dan Pemeriksaan Lainnya
Endourologi (Prosedur Endoskopi Urologi)
Kegunaan dari diagnosis fungsi ginjal adalah :
a. Mengetahui adanya kerusakan pada ginjal
b. Mengetahui derajat kerusakan pada ginjal
Diagnosis fungsi ginjal disebut cukup ideal apabila memenuhi persyaratan:
a. Tehnik pelaksanaannya mudahb. Penilaian hasilnya juga mudahc. Tidak memakai bahan yang toxic / beracund. Cukup peka untuk mengetahui adanya kerusakan ginjale. Bila dilakukan secara serial akan dapat
menggambarkan prognosa penyakitf. Memakai bahan-bahan yang bersifat endogen
1. Urinalisis
Urinalisis dapat memberikan informasi klinik yang penting.
Pemeriksaan ini merupakan bagian dari penilaian dasar terhadap penyakit ginjal terutama untuk menilai barier filtrasi dan fungsi tubulus ginjal.
Pada pemeriksaan urinalisis diperlukan spesimen urin yang segar khususnya yang berasal dari eliminasi urin sewaktu bangun tidur pagi.
Pemeriksaan Urinalisis
Warna
Berat jenis
pH
Glukosa
Protein
Hemoglobin
Leukosit esterase
Nitrit
Pemeriksaan sedimen urin
2. Pemeriksaan Fungsi Ginjal
Tes fungsi ginjal dilakukan untuk mengevaluasi beratnya penyakit ginjal dan mengikuti perjalanan klinik.
Pemeriksaan ini juga memberikan informasi tentang efektifitas ginjal dalam melaksanakan fungsi ekskresinya.
Pemeriksaan fungsi ginjal yang umum dilakukan:
BUN
Kreatinin
Kreatinin Klirens
Blood Urea Nitrogen (BUN)
Urea merupakan produk buangan, merupakan degradasi asam amino menjadi CO2 dan amonia.
Makna pemeriksaan BUN
a. Menggambarkan produksi dan clearance
b. BUN Meningkat disebabkan produksi meningkat atau ekskresi menurun
2 metode yang umum digunakan dalam menentukan kadar urea darah
a. metode enzimatis
b. metode kolorimetri
Nilai normal : 6 – 20 mg/dL
Kreatinin
Kreatin disintesis di hati, pankreas dan ginjal dari asam amino : arginin, glisin, metionin.
Kreatinin adalah produk buangan dari kreatin.
Sebagai produk buangan kreatinin masuk keperedaran darah untuk di ekskresikan melalui urin.
Dapat dilakukan dengan 2 metode :
1. metode kimia
2. metode enzimatis
Kreatinin Klirens
Kreatinin klirens diukur untuk mengestimasi kecepatan filtrasi glomerulus (GFR).
Asumsi :
a. Kreatinin difiltrasi di glomerulus
b. Jumlah kreatinin yang direabsorbsi relatif sedikit.
c. Produksi kreatinin konstan sepanjang waktu.
Nilai normal :
a. Pria : 95 – 130 mL/min
b. Wanita : 80 – 120 mL/min
3. Ultrasound
Ultrasound atau pemeriksaaan USG menggunakan gelombang suara yang dipancarakan ke dalam tubuh untuk mendeteksi abnormalitas.
Organ-organ dalam system urinarius akan menghasilkan gambar-gambar ultrasound yang khas. Abnormalitas seperti akumulasi cairan, massa, malformasi, perubahan ukuran organ ataupun obstruksi dapat diidentifikasi.
Pemeriksaan USG ini merupakan pilihan utama untuk mendiagnosis dini penyakit ginjal polikistik.
4. Pemeriksaan Sinar-X dan Pencitraan lainnya
Pemeriksaan Sinar-X dan Pencitraan lainnya
Kidney, Ureter and Bladder (KUB)
Tomografi Komputer (CT) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Urografi Intravena
Sistouretrogram
Angiografi renal
Kidney, Ureter and Bladder (KUB)
Pemeriksaan radiologi abdomen yang dikenal dengan istilah KUB dapat dilaksanakan untuk melihat ukuran, bentuk serta posisi ginjal dan mengidentifikasi semua kelainan seperti batu dalam ginjal atau traktus urinarius, hidronefrosis (distensi pelvis ginjal), kista, tumor atau pergeseran ginjal akibat abnormalitas pada jaringan disekitarnya.
Tomografi Komputer (CT) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Pemeriksaan CT dan MRI merupakan teknik noninvasive yang akan memberikan gambar penampang ginjal serta saluran kemih yang sangat jelas. Kedua pemeriksaan ini akan memberikan informasi tentang luasnya lesi invasive pada ginjal.
Urografi Intravena
Pemeriksaan urografi intravena/ intravenous pyelogaram (IVP) memungkinkan visualisasi ginjal ureter dan kandung kemih.
Pemeriksaaan IVP dilaksanakan sebagai bagian dari penkajian pendahuluan terhadap semua masalah urologi yang dicurigai, khususnya dalam menegakan diagnose lesi pada ginjal dan ureter.
Sistouretrogram
Sistouretrogram menghasilkan visualilsasi uretra dan kandung kemih yang bisa dilakukan melalui penyuntikan retrograde media kontras ke dalam uretra serta kandung kemih.
Kegunaan diagnostiknya terutama untuk mencari kelainan-kelainan pada uretra (misalnya: stenosis).
Angiografi renal
Prosedur ini memungkinkan visualisasi arteri renalis.
Gambaran kontras pembuluh darah (arteri dan vena) dapat dipakai untuk menilai adanya stenosis arteri renalis, nefrosklerosis, trombosis vena renal, infark ginjal, atau massa ginjal.
5. Endourologi (Prosedur Endoskopi Urologi)
Endourologi
Pemeriksaan Sistoskopi
Brush Biopsy Ginjal dan Uretra
Endoskopi Renal (Nefroskopi)
Biopsi Ginjal
Pemeriksaan Radioisotop
Pemeriksaan Sistoskopi
Pemeriksaan sistoskopi merupakan metode untuk melihat lanngsung uretra dan kandung kemih.
Sistoskop tersebut dapat dimanipulasi untuk memungkinkan visualisasi uretra dan kandung kemih secara lengkap.
Sistoskop juga memungkinkan ahli urologi untuk mendapatkan spesimen urin dari setiap ginjal guna mengevaluasi fungsi ginjal tersebut.
Brush Biopsy Ginjal dan Uretra
Teknik brush biopsy akan menghasilkan informasi yang spesifik apabila hasil pemeriksaan radiologi ureter atau pelvis ginjal yang abnormal tidak dapat menunjukan apakah kelainan tersebut merupakan tumor, batu, bekuan darah atau hanya artefak.
Endoskopi Renal (Nefroskopi)
Merupakan pemeriksaan dengan cara memasukkan fiberskop kedalam pelvis ginjal melalui luka insisi (pielotomi) atau secara perkkutan untuk melihat bagian dalam pelvis ginjal, mengelluarkan batu, melakukan biopsi lesi yang kecil dan membantu menegakan diagnose hematuria serta tumor renal tertentu.
Biopsi Ginjal
Biopsi ginjal dapat memberikan gambaran dasar klasifikasi dan pengertian penyakit ginjal intrinsik dan gangguan fungsi alograf ginjal.
Pemeriksaan ini aman dan penting untuk diagnosis dan penanganan penyakit ginjal.
Biopsi ginjal berguna untuk mengevaluasi perjalanan penyakit ginjal dan mendapatkan specimen bagi pemeriksaan mikroskopik electron serta imunofluoresen, khususnya bagi penyakit glomerulus.
Pemeriksaan radioisotop
Merupakan tindakan noninvasive yang tidak mengganggu prosesfisiologik normal dan tidak memerlukan persiapan pasien yang khusus.
Preparat radiofarmaseutikal disuntikan intravena.
Pemeriksaan pemindai Tc menghasilkan informasi tentang perfusi ginjal dan sangat berguna untuk menunjukan fungsi ginjal yang buruk.
Terima Kasih