Analisa Pola Penyimpanan Obat Pada Instalasi Perbekalan Farmasi Dinas Kesehatan
Kabupaten Blitar
Elly Megasari, Elly Rakhmawati
Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Kadiri
Jalan Selomangleng No.1 Kota Kediri, Jawa Timur
Email : [email protected]
ABSTRACT
Storage of medicines is an activity to save and preserve by placing the drugs received in
places considered safe from theft and physical disorders that can damage the quality of medicines.
The purpose of this study is to describe the knowledge of health workers on proper drug storage
pattern in Pharmacy Blitar. The method used in this research is descriptive non-experimental studies
that illustrate the phenomena that exist and using research what is out there, and lasts current or
past. The study was conducted in Pharmaceutical Products Installation Blitar techniques using
questionnaires and conducted research in every health centers in Blitar, in this case the same sample
population and is the manager of a drug charge in health centers. The results overall knowledge of
health workers about good medicine storage as much as 392 with a percentage of 78.4% showed
high interpretations. Based on research that has been done, then some suggestions for future
research is necessary to study a more holistic storage management of pharmaceutical preparations
that include a component on the procurement of drugs, drug distribution, drug availability,
expiration and disposition of drugs.
Keywords: Knowledge, Health Workers, Pattern Storage Drugs, Pharmaceutical Products
Installation
PENDAHULUAN
Penurunan kualitas obat akibat kekeliruan
tata laksana penyimpanan, akan sangat
berdampak terhadap pengobatan pasien yang
mengkonsumsi obat tersebut. Pola Penyimpanan
Obat haruslah sesuai dengan standar
penyimpanan obat yang telah ditentukan agar
tidak cepat mengalami perubahan baik karena
faktor fisika maupun kimia dan juga tidak cepat
rusak. Instalasi Farmasi Kesehatan Kabupaten
merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan sebagai Pengelola Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan.
Oleh karena itu peneliti merasa perlu
untuk mengadakan suatu penelitian guna
mengetahui gambaran pengetahuan tenaga
kesehatan tentang pola penyimpanan obat secara
tepat.
Penelitian ini bertujuan Umum: Untuk
menganalisa tentang pola penyimpanan obat
secara tepat di Instalasi perbekalan Farmasi
Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar. Tujuan
Khusus: Untuk mengetahui teknis cara
penyimpanan obat (bentuk, karakteristik,
keamanan mekanis) sediaan di Instalasi
Pebekalan Farmasi Kabupaten Blitar dan Untuk
menganalisa sistem administrasi penyimpanan
obat dengan berbagai macam metode (Alfabetis,
FEFO, dan FIFO) di Instalasi Farmasi
Kesehatan Kabupaten Blitar.
Manfaat bagi Petugas IPFK Mendapatkan
data secara rutin kelembapan suhu ruangan
sesuai yang dipersyaratkan masing-masing obat
agar kualitas atau mutu obat tetap terjaga.
Manfaat bagi Mahasiswa; Dapat memperoleh
pengetahuan tentang tata cara pola penyimpanan
obat di IPFK.; Manfaat bagi Lembaga IPFK
Dapat membantu dan berperan untuk
memberikan informasi pola penyimpanan obat
pada periode tertentu (periode selama
penelitian).
Asumsi penelitian meliputi : Responden
jujur dalam memberikan jawaban dari setiap
pernyataan yang diberikan dan Pola
penyimpanan obat yang benar harus
berdasarkan SOP Penyimpanan Obat Instalasi
Farmasi Kabupaten Blitar.
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan menggunakan
rancangan penelitian deskriptif non eksperimen.
Tenaga Kesehatan yang dijadikan sampel adalah
personal yang memenuhi kriteria atau syarat
inklusi tertentu.
Adapun rencana dalam penelitian ini
antara lain meliputi tahap persiapan yakni
mengajukan ijin untuk melakukan penelitian
kepada instansi terkait, merancang prosedur
penelitian, dan merancang kuesioner. Tahap
pelaksanaan terdiri dari penyebaran kuesioner,
mendokumentasikan data, dan menganalisis
data penelitian.Tahap evaluasi terdiri dari
pengintepretasian data dan menyimpulkan hasil
penelitian berdasarkan standar yang ada.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian (Arikunto 2010). Populasi dalam
penelitian ini adalah tenaga kesehatan yang
bertugas sebagai pengelola obat di Puskesmas
Kabupaten Blitar berjumlah 25 personil.
Sampel adalah sebagaian atau wakil dari
populasi yang diteliti (Arikunto 201 ). Sampel
dalam penelitian ini adalah tenaga kesehatan
yang bertugas sebagai pengelola obat di
Puskesmas Kabupaten Blitar dengan jumlah 25
personil.
Kriteria sampel sebagai berikut :
a. Tenaga kesehatan yang bertugas sebagai
pengelola obat di Puskesmas Kabupaten
Blitar.
b. Tenaga kesehatan yang berpendidikan
baik Apoteker maupun TTK.
Menggunakan metode obsevasi cara yang
paling efektif adalah melengkapinya dengan
format atau blangko pengamatan sebagai
instrument format yang disusun berisi item-
item tentang kejadian atau tingkah laku yang
digambarkan akan terjadi.
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah berupa angket atau
kuesioner. Pengumpulan data adalah suatu
proses pengadaan data primer untuk keperluan
penelitian. Adapun metode pengumpulan
datanya menggunakan metode observasi. Cara
pengumpulan datanya yaitu dengan mendatangi
dari satu puskesmas ke puskesmas yang lain di
seluruh Kabupaten Blitar untuk melakukan
pengisian kuesioner serta ditunggu disaat
menjawab, sebagai instrumen dari penelitian ini.
Tahap-tahap pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menyebarkan angket atau kuesioner
kepada responden;
2. Mengumpulkan kembali semua angket
atau kuesioner yang telah diisi oleh
responden;
3. Mengecek kelengkapan data;
4. Menganalisis data yang terkumpul dan
menarik kesimpulan dari data yang
diperoleh.
Selain itu juga bermanfaat mengarahkan
kepada pengukuran terhadap variabel – variabel
yang bersangkutan. Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah Pengetahuan tenaga
kesehatan pada pola penyimpanan obat dan
skala interval karena digambarkan dalam bentuk
angka.
Definisi Operasional
Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan
pengelompokan data, membuat suatu urutan
serta menyederhanakan data sehingga mudah
dibaca. Tahapan analisa data dimulai dengan
mengelompokan data sesuai dengan variabel
yang diteliti. Selain itu juga digunakan cara
pemberian skor pada tiap jawaban. Jawaban
benar diberi skor (1), salah diberi skor (0). Hasil
jawaban responden yang telah diberi nilai,
dijumlahkan agar dapat menentukan prosentase
untuk mengetahui tingkat pengetahuan tenaga
kesehatan tentang pola penyimpanan obat di
Instalasi Farmasi Kesehatan Kabupaten Blitar.
Persentase tersebut dapat ditentukan
dengan rumus :
ƩA x 100%
Ʃ B
Keterangan :
Ʃ A = Skor
Ʃ B = Nilai Total
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Uji validitas untuk kuesioner yang
digunakan sebagai instrument pengumpulan
data, telah dijalankan di lokasi yang berlainan
dengan lokasi penelitian yaitu di Dinas
Kesehatan Kabupaten Blitar. Sampel terdiri
daripada 20 orang yang mempunyai
karekteristik yang berbeda dan ada pula yang
sama dengan responden yaitu mereka yang
bertugas di bidang yankes seorang Apoteker, di
bidang Umum seorang perencanan berlatar
belakang Sarjana Kesehatan Masyarakat, di
bidang P2PSD beliau berlatar belakang Sarjana
Kesehatan Masyarakat M.kes, dibidang
Keuangan beliau berlatar belakang Sarjana
Ekonomi tetapi pernah bertugas di IPFK.
Uji reliabilitas telah dilakukan untuk
melihat indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan. Kuesioner yang digunakan
seharusnya memiliki kemampuan untuk
memberikan hasil pengukuran relatif konsisten
dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas dapat
dilakukan apabila seluruh butir pertanyaan
dinyatakan telah valid.
Tabel 3.9 Uji Validitas dan Uji Reabilitas
Perhitungan total skor dengan rumus:
Dari pelaksanaan uji validitas yang
dilakukan oleh peneliti dengan jumlah
pertanyaan sebanyak dua puluh buah pada 25
orang responden.
Interpretasinya adalah bahwa
dari dua puluh pertanyaan, semua mempunyai
nilai t hitung (Total Person correlation) berada
diatas nilai t tabel sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa semua pertanyaan tersebut
valid.
Dalam penelitian ini item
pertanyaan pada kuisioner yang sudah valid di
uji dengan rumus Alpa Cronbach, dasar
pengambilan keputusan adalah reliabel jika nilai
alpha > 0,7 (Riwidikdo, 2007). Dari hasil uji
reliabilitas, ternyata r Alpha rata- rata (0,623)
lebih besar dibandingkan dengan nilai 0,7, maka
dua puluh pertanyaaan tersebut dinyatakan
reliabel.
HASIL & PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Dari 25 kuesioner yang disebarkan untuk
25 responden kepada para tenaga kesehatan
sebagai pengelola obat yang bertugas di
Puskesmas pada Unit Dinas Kesehatan
Kabupaten Blitar.
1. Data Umum
Hasil dari penelitian ini selanjutnya
digambarkan dalam bentuk karakteristik
responden dengan jumlah responden adalah 25
tenaga kesehatan yang bertugas sebagai
pengelola obat dan berada di puskesmas dengan
melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai
pengelola obat yang berkecimpung dalam
penatalaksanaan obat yang dikelola mulai dari
penerimaan, penyimpanan sampai
pendistribusian agar tidak cepat rusak sebelum
masa kadaluarsanya habis dan juga tetap
terjamin mutu obat tersebut ke tangan yang
menggunakan obat dalam hal ini adalah pasien.
Adapun karateristik responden digolongkn dari
segi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan
lama bekerja pada instansi tersebut.
Gambaran umum karakteristik responden
akan disajikan pada tabel berikut :
Tabel 1 Gambaran Umum Responden
berdasarkan Jenis kelamin
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui
bahwa responden yang berjenis kelamin laki-
laki sebanyak 4 orang atau16%, dan responden
yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 21
orang atau 84%
Tabel 2 Gambaran Umum Responden
berdasarkan Usia
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui
bahwa responden yang berusia antara 26 s/d 31
tahun sebanyak 12 orang atau 48%, responden
yang berusia antara 32 s/d 37 tahun sebanyak 9
orang atau 36%, responden yang berusia antara
38 s/d 43 tahun sebanyak 3 orang atau12%,
responden yang berusia antara 44 s/d 49 tahun
sebanyak 1 orang atau 4%.
Tabel 3 Gambaran Umum Responden
berdasarkan Pendidikan
Berdasarkan data tabel 4.3 diatas, menurut
tingkat pendidikan responden yang mengelola
obat dipuskesmas adalah responden lulusan
SMA/K sebanyak 2 orang atau 8%, responden
lulusan SMF/K sebanyak 6 orang atau 24%,
responden lulusan Diploma atau D3 Farmasi
sebanyak 11 orang atau 44%, responden lulusan
Diploma atau D3 Gizi 1 orang atau 4%,
responden lulusan Diploma atau D3
Keperawatan 1 orang atau 4%, responden
lulusan Sarjana atau S1 Farmasi sebanyak 0
orang atau tidak ada, sedangkan responden yang
berpendidikan Apoteker atau S2 terdapat 4
orang atau 16%.
Tabel 4 Gambaran Umum Responden
berdasarkan Lama dalam Bekerja
Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui
bahwa klasifikasi seluruh responden
berdasarkan lamanya bekerja sebagai pengelola
obat di Puskesmas tersebut menunjukkan
sebanyak 3 orang atau 12% adalah yang
menjalani lama dalam bekerja kurang dari 5
tahun, sedangkan pengelola obat yang menjalani
lama dalam bekerja antara 5 tahun sampai
dengan 15 tahun sebanyak 21 orang atau 84%.
Dan pengelola obat yang menjalani lama dalam
bekerja lebi dari 15 tahun terdapat 1 orang atau
4%.
2. Data Khusus
Data khusus dari penelitian ini adalah
gambaran pengetahuan tenaga kesehatan
tentang pola penyimpanan obat sebagai tenaga
pengelola obat dalam tugas kesehariannya yang
selalu berkecimpung melakukan penyimpanan
Berdasarkan tabel 4.5 Tingkat gambaran
pengetahuan nakes tentang pola penyimpanan
yang bertugas di puskesmas di bawah unit
Instalasi Farmasi Kesehatan Kabupaten pada
dimensi sub variabel teknis cara penyimpanan
obat secara karakteristik berdasarkan pada suhu,
kelembaban dengan no. Kuesioner 1 sampai
dengan 10 mempunyai skor 191 dengan
presentase 76,4% yang diinterpretasikan tinggi.
Sedangkan sub variable pada sistem
administrasi penyimpanan dengan berbagai
macam metode dengan no.kuesioner 11 sampai
dengan 20 mempunyai skor 201 dengan
presentase 80,4% yang diinterpretasikan sangat
tinggi. Maka, kriteria untuk tingkat gambaran
pengetahuan nakes tentang pola penyimpanan
obat tersebut dapat diinterpretasikan dengan
presentase.
Persentase tersebut dapat ditentukan
obat supaya tetap berkualitas atau bermutu baik
dan aman sampai ke pengguna obat dalam hal
dengan rumus : Ʃ A
ƩB X 100%
ini pasien, dari hasil pengumpulan data yang
telah dilakukan untuk 25 responden pada bulan
Desember 2015 ringkasannya adalah sebagai
berikut.
Tabel 5 Data Tingkat Pengetahuan
Nakes Tentang Pola Penyimpanan Obat
Keterangan : Ʃ A = Nilai Skor
Benar
Ʃ B = Nilai Total Skor Maksimal
Benar
Hasil tersebut dapat di interpretasikan
dengan prosentase sebagai berikut:
a. Sangat tinggi = 80%≤ 100%
b. Tinggi = 60%≤ 79%
c. Cukup = 40% ≤ 59%
d. Rendah = 20% ≤ 39%
e. Sangat rendah = 0 % ≤ 19%
Tabel 6 Data Tingkat
Pengetahuan Nakes Secara Keseluruhan
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui secara
keseluruhan
variabel pengetahuan tenaga kesehatan
tentang penyimpanan obat yang baik sebanyak
392 dengan prosentase 78,4% dengan
interpretasi tinggi.
Pembahasan
Pelaksanaan tentang pola penyimpanan
obat dilaksanakan pada bulan September -
Desember 2016. Penelitian ini berjalan cukup
lancar. Mulai melakukan penelitian yaitu dari
mendatangi setiap personil untuk menguji
validitas kuesioner yang sudah dibuat dengan
cara membaca, meneliti dan mengisi kuesioner
tersebut serta mengoreksi kalimat-kalimatnya, 20
personil tersebut mempunyai latar belakang
pendidikan yang berbeda- beda yaitu ada yang
dari Apoteker, Sarjana Kesehatan Masyarakat,
Sarjana Ekonomi, Perawat serta Kebidanan, dari
20 personil tersebut salah satunya adalah
pimpinan IPFK yang meminta penambahan
jumlah soal dari 15 soal ditambah 5 soal lagi
menjadi 20 soal kemudian direkap hasil ujinya,
setelah itu diadakan uji validitas dan rehabilitas,
apabila sudah dinyatakan valid barulah kuesioner
tersebut bisa di sebarkan kepada responden yang
dikehendaki.
Dalam melakukan penelitian ini setelah
kuesioner dinyatakan valid langkah selanjutnya
dengan mendatangi satu persatu responden dan
ditunggui pada waktu menjawab kuesioner tersebut,
disinilah membutuhkan waktu yang agak lama
karena jarak antar puskesmas cukup jauh dan
membutuhkan rencana yang tepat untuk supaya bisa
bertemu dan melakukan penelitian, serta membawa
hasil jawaban dari kuesioner tersebut juga meneliti
data-data jangan sampai ada yang kosong atau tidak
diisi, perlu dilakukan pengecekan lagi sebelum
meninggalkan tempat penelitian yang dilakukan dari
puskesmas satu ke puskesmas yang lain atau yang
bertempat tinggal dikota bisa dilakukan penelitian
tersebut dirumah.
Berdasarkan analisis data dalam penelitian yang
sudah dilakukan maka didapatkan hasil pada
dimensi data gambaran umum responden
berdasarkan usia maka untuk usia 26 s/d 31 tahun
lebih banyak jumlahnya disebabkan adanya
perekrutan tenaga baru sedangkan untuk usia 38
s/d 49 tahun lebih sedikit dikarenakan adanya
mutasi keluar kabupaten serta memasuki usia
pensiun. Melihat dari hasil penelitian yang
dilakukan dengan dikorelasi berdasarkan
pendidikannya maka dari semua responden
untuk lulusan D3 lebih banyak dikarenakan pada
saat terakhir perekrutan tenaga tersebut
dipersyaratkan minimal berijazah D3 Farmasi
sedangkan untuk lulusan SMF dan yang lain
lebih sedikit dikarenakan sisa perekrutan yang
lama atau belum dipersyaratkan minimal D3
dan untuk Apoteker hanya diperuntukkan
puskesmas dengan rawat inap yang lebih dari 10
tempat tidur. sedangkan pendidikan yang non
kefarmasian masih menunggu perekrutan tenaga
baru yang berbasis kefarmasian.
Untuk masa kerja kurang dari atau sama
dengan 5 s/d 15 tahun lebih banyak dikarenakan
adanya perekrutan tenaga baru dan masa kerja
lebih dari 15 tahun hanya 1 orang karena sisa
perekrutan tenaga yang lama.
Pada dimensi gambaran khusus pada pola
penyimpanan obat yang mana dari kuesioner no 1
sampai dengan no 10 dalam sub variable cara
penyimpanan obat berdasarkan karakteristik
sediaan, bentuk sediaan, mekanis sediaan obat
menunjukkan jawaban yang benar sejumlah 191
dari total pertanyaan sebanyak 250 soal ini
menunjukkan kategori tinggi 76,4% sedangkan
dalam menjawab soal no 11 sampai dengan 20
menunjukkan kategori sangat tinggi 80,4%.
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui secara
keseluruhan untuk pengetahuan tenaga kesehatan
tentang pola penyimpanan obat yang baik sebanyak
392 dengan prosentase 78,4% menunjukkan
interpretasi tinggi.
Untuk hasil dari penelitian ini menunjukkan
interprestasi yang tinggi dikarenakan jumlah tenaga
yang berbasis kefarmasian serta berdasarkan lama
masa kerjanya sudah cukup.
KESIMPULAN
Secara keseluruhan tingkat pengetahuan nakes
tentang gambaran pola penyimpanan obat
menunjukkan kategori Tinggi yaitu 78,4%. Dengan
menunjukkan sub variabel tentang teknis cara
penyimpanan obat berdasarkan karakteristik
sediaan, bentuk sediaan, mekanis sediaan obat
menunjukkan kategori Tinggi 76,4%, juga secara
sub variabel tentang system administrasi
penyimpanan dengan berbagai methode
penggunaan kartu stoc obat, system FEFO dan
FIFO, system alfabetis menunjukkan kategori
sangat tinggi 80,4% Sehingga penyimpanan obat
sudah berjalan dengan baik. Beberapa masukan
untuk penelitian mendatang adalah perlu dilakukan
penelitian yang lebih menyeluruh tentang
pengelolaan penyimpanan sediaan farmasi yang
mencakup komponen tentang pengadaan obat,
pendistribusian obat, ketersediaan obat, kadaluarsa,
dan pemusnahan obat.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Mohammad. 1987. Ilmu Meracik
Obat Teori Dan Praktik.
Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Anonim. (wwwbiofarma.co.id) 2014. Pentabio
Vaksin DTP-HB-Hib. Bandung : PT.
Biofarma
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian. Yogyakarta : Rineka
Cipta.
Badan Perpustakaan dan Kearsipan
Provinsi Jawa Timur. 2015. Modul
Pembelajaran Bimbingan Teknis
Pengelolaan Arsip Pemerintahan
Kelurahan / Desa. Surabaya :
Badan Perpustakaan dan Kearsipan
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. 1995. Farmakope
Indonesia. Edisi IV.Jakarta:
Departemen Kesehatan
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. 2002. Pedoman supervise
dan evaluasi obat public dan
perbekalan kesehatan. Jakarta
: Departemen Kesehatan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005.
Standar Sarana Penyimpanan Obat Publik
Dan Perbekalan Kesehatan. Jakarta :
Departemen Kesehatan.
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. 2005. Pedoman
Penyelenggaraan Imunisasi. Jakarta
: Departemen Kesehatan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2006. Pedoman
Penggunaan Obat Bebas Dan Bebas
Terbatas. Jakarta : Departemen
Kesehatan.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2009 . Pedoman Pelatihan Imunisasi
Dasar Bagi Pelaksana Imunisasi Di UPK
Swasta. Jakarta : Departemen Kesehatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar 2014.
Profil Kesehatan Kabupaten Blitar.
Blitar : Dinas Kesehatan
Kartono. 27 Maret 2015. Himbauan Untuk
Penyimpanan Produk Ethica Yaitu
Epinefrin Injeksi, Oxytocin Injeksi,
Methergin Injeksi Agar Sesuai Dengan
Ketentuan Yang Benar. Jakarta: PT Ethica
Industri Fatrmasi
Hariono,Sianturi . Pengukuran Suhu dan
Kelembapan Udara. Jambi : Universitas
Jambi
Hartati, Tri. (www.google.com) . 2014. Hasil
Pemeriksaan . Cikarang: PT.Brataco
Kementrian Kesehatan. 2004 . Pedoman syarat
ruang penyimpanan obat. Jakarta :
Kementrian Kesehatan
Kementerian Pendayag unaan Aparatur
Negara Dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia. 2012.
Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur (SOP). Jakarta :
Kemenpan
Nana Syaodih 2010. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosda
Karya
Notoatmodjo,s. 2005. Metodologi penelitian
kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta
Hadari Nawawi. 2005. Penelitian Terapan.
Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Protection, Vinci Fire. 2015. Jenis Isi
Tabung Pemadam Kebakaran,
(Online),( http://vincifiresemarang.