jurnal online hanna.docx · web viewsuku batak dan majalah horas (analisis framing pemberitaan suku...
TRANSCRIPT
SUKU BATAK DAN MAJALAH HORAS
(Analisis Framing Pemberitaan Suku Batak dalam Majalah Horas Periode
April- Juni 2013)
Hanna Suryadika M. R. Siahaan
Mahfud Anshori
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract
Batak tribe is one of thousands of tribes living side by side in Indonesia. The communication process happened in plural society of Indonesia, usually related with structure, layers, diversity of culture, and social process existed in the said society. Kompas News survey said that the stereotype for Batak people are honesty, open-minded, persistent, articulate, and have a strong cultural solidarity.
Horas Magazine is one of printed media that cover about Batak for more than 10 years. Horas Magazine is a magazine that was published to reach Batak people as their target reader and contained with news about Batak, from the custom, culture, figures, to news from Batak people’s home in North Sumatera.
This research was conducted for Horas Magazine April to June 2013 editions. This research aims to understand how Horas Magazine framed the news about Batak tribe. Type of research used is qualitative research using framing analysis as the analysis technic. The news are analyzed with framing analysis model of Zhongdang Pan and Gerald M. Kosicki by analyzing the syntactic structure, scripts, thematic, and rhetoric of the news text to understand the frame wanted to be shaped by Horas Magazine. Keywords: framing analysis, Batak, media.
Pendahuluan
Suku Batak merupakan salah satu diantara ratusan suku bangsa yang ada
di Indonesia. Dari hasil sensus penduduk Indonesia yang dilakukan pada tahun
2010, suku Batak menempati posisi ke-6 dalam jumlah populasi masyarakat
Indonesia. Suku Batak sendiri berdasarkan data tersebut memiliki populasi
1
sebanyak 6,1 juta jiwa atau setara dengan 3% jumlah total penduduk Indonesia
saat itu. (http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_bangsa_di_Indonesia diakses pada 23
Oktober 2013).
Dari sensus tahun 2010 tersebut diperoleh 17 suku besar yang ada di Indonesia.
Sementara itu, untuk urutan dengan jumlah populasi terbesar adalah Jawa, Sunda,
Tionghoa- Indonesia, Melayu, dan Madura yang menempati posisi 5 besar.
Sama seperti suku lainnya di Indonesia, orang Batak pun hidup begitu erat
dengan budayanya. Meski sudah tidak tinggal di tanah asalnya, orang Batak kerap
tidak melupakan adat dan kebiasaan sepertidi kampung halamannya. Terkait
kehidupan orang Batak ini, Tinambunan dan L. Toruan (2010: 145) menyebutkan
bahwa orang Batak memiliki 7 falsafah utama hidup yang dipegangnya, yaitu:
1. Mardebata (punya Tuhan)
2. Marpinompar (punya keturunan)
3. Martutur (punya kekerabatan). Dalam kebiasan berkerabat dan
beradat, orang Batak memiliki falsafah yang disebut Dalihan Na Tolu
(Tungku Berpilar Tiga).
4. Maradat (beradat). Hal ini diperkuat juga oleh Dalihan Na Tolu
5. Marparkirimon (berpengharapan)
6. Marpatik (punya aturan)
7. Maruhum (mempunyai hukum)
Media massa lokal memegang peranan penting dalam penyebaran
informasi di Indonesia. Terlebih sejak munculnya otonomi daerah, maka
pemerintah daerah diperkuat keberadaannya. Demikian pula hal nya dengan
media- media di daerah, maka kebutuhan informasi lokal seputar kedaerahan tidak
bisa dipenuhi seluruhnya oleh media nasional.
. Majalah HORAS merupakan salah satu media yang bersifat kedaerahan.
Majalah Horas yang pertama kali diterbitkan di Jakarta ini intens membahas orang
Batak. Setelah berdiri selama kurang lebih 11 tahun, majalah HORAS mampu
bertahan sebagai salah satu media yang khusus menuliskan berita dan informasi
seputar orang Batak dan budaya Batak.
2
Berita dalam Majalah Horas periode April- Juni 2013 akan dianalisis
menggunakan analisis framing. Menurut Sobur (2001: 3), analisis framing
merupakan sebuah analisis yang difokuskan pada komentar- komentar yang
bersifat menginterpretasi sebuah konten sebuah teks komunikasi. Dengan analisis
framing, penulis hendak mencari konstruksi yang dibentuk oleh Majalah Horas
mengenai suku Batak. Analisis ini digunakan untuk menemukan penekanan dan
penonjolan pada berita yang dilakukan dalam Majalah Horas.
Rumusan Masalah
Bagaimanakah Majalah HORAS periode April- Juni 2013 membingkai
pemberitaan seputar orang Batak?
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana Majalah HORAS membingkai pemberitaan
mengenai orang- orang Batak.
Tinjauan Pustaka
1. Teori Komunikasi Antarbudaya
Ada dua aspek dalam komunikasi antarbudaya, yaitu komunikasi dan
budaya. Saat mempelajari budaya, maka seseorang akan melalui komunikasi,
begitupun sebaliknya, saat mempelajari komunikasi maka komunikasi
merupakan refleksi dari budaya itu sendiri. Keduanya tidak dapat dipisahkan,
dan dijelaskan manakah yang menjadi topik utama dan yang mana hanya
sekedar topik pengikutnya (Samovar, 2010: 25).
Ada 4 pokok bahasan dari komunikasi antarbudaya, yaitu: keunikan dari
setiap individu, bahaya stereotip, perlunya objektivitas, dan komunikasi tidak
selalu dapat mengatasi masalah (Samovar, 2010: 49).
3
2. Jurnalistik
Jurnalistik dapat diartikan sebagai sebuah pengetahuan mengenai dunia
berita serta mempelajari segala hal tentang suatu kejadian, peristiwa, hingga
sebuah gagasan yang bertujuan untuk dapat diterima oleh khalayak umum
dan heterogen (Barus, 2010:1).
3. Berita
Berita dapat diartikan sebagai peristiwa, kejadian, gagasan, atau fakta yang
bersifat terkini, menarik serta memiliki nilai kepentingan tinggi yang
disampaikan kepada khalayak umum (Barus, 2010: 27). Barus (2010:33)
menuliskan unsur- unsur berita yaitu antara lain: penting, besaran, kebaruan,
kedekatan, ketermukaan, dan manusiawi. Andreas Harsono (2010: 16)
merangkum sembilan elemen jurnalisme yang diambilnya dari buku he
Elements of Journalism: What Newspeople Should Know and The Public
should Expect (2011) karya Bill Kovach dan Tom Rosenstiel. Kesembilan
elemen jurnalisme tersebut merupakan: kebenaran, loyalitas wartawan,
disiplin dan verifikasi, independensi wartawan, memantau kekuasaan dengan
investigasi, jurnalisme sebagai forum publik, jurnalisme harus menarik dan
relevan, berita harus proporsional dan komprehensif, wartawan harus
mendengar kata hatinya.
4. Framing Sebagai Sebuah Teknik Analisis
Analisis framing adalah hasil perkembangan terbaru dari analisis wacana,
terutama dalam hal menganalisis teks media. Framing merupakan analisis
yang digunakan untuk membedah perspektif atau cara yang dipilih wartawan
saat menyeleksi isu yang diangkat menjadi berita. Dari cara pandang tersebut
akan diketahui nantinya fakta apa yang ditekan dan yang mana yang lebih
menonjol.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Dalam menganalisis data,
peneliti melakukan validasi data dengan teknik triangulasi data. Triangulasi
merupakan teknik validitas data ini menggunakan sesuatu yang ada di luar data
4
penelitian untuk pengecekan atau sebagai bahan pembanding terhadap data
penelitian.
Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan teknik purposive
sampling. Penggunaan jenis sampling ini karena sampel dipilih sesuai dengan
karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai kaitan dengan karakteristik
populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Ruslan, 2006: 157). Dalam hal ini,
peneliti Majalah Horas periode April- Juni 2013, dan kemudian menyeleksi
berita- berita seputar suku Batak. Pemilihan Majalah Horas sebagai objek
penelitian dikarenakan Majalah Horas merupakan media yang bersifat lokal dan
kedaerahan.
Berita yang sudah diseleksi dipilih dan dikategorikan sesuai dengan tema
masing- masing berita. Dari hasil seleksi berita tersebut, maka muncullah sampel
berita sebanyak 16 dan terbagi ke dalam 5 kategori tema. Kemudian berita di
analisis menggunakan analisis framing model Pan- Kosicki dengan membedah 4
strukturnya yaitu: sintaksis, skrip, tematik, dan retoris.
tabel Sajian dan Analisis Data
Berikut adalah daftar seluruh berita dalam Majalah Horas periode April-
Juni 2013 yang dianalisis:
Tabel 1
Daftar Berita Majalah Horas yang Dianalisis
Halaman (edisi)
Judul Rubrik Tema
18-19 (April)
Bona Taon Toga Samosir Siraja Sonang: Kalahkan Kejahatan dengan Kebaikan
Bona Taon Persatuan orang Batak
20-21 (April)
Pesta Bona Taon Raja Silahisabungan: Tercatat dalam Sejarah
Bona Taon
12-14 (Mei)
LKMB Kalteng Dikukuhkan Budaya
34-35 (Juni)
Monumen Bona Pasogit Borsak Sirumonggur Sihombing Lumbantoruan:Diresmikan di Tipang 5 Juli
Budaya
5
201336-39(April)
Zindarkar Marbun: Mengedepankan Kebenaran, Kejujuran, dan Keadilan
Sosok
Orang Batak dalam Pemerintahan46-47
(April)Saul Situmorang: Sekda Humbahas yang Baru
Bona Pasogit
28-35 (Mei)
Ir. Leo Nababan: Konsisten Mengemban Aspirasi Rakyat
Profile
22-27 (Mei)
10 Besar Kabupaten Berprestasi Sangat Tinggi: Bupati Maddin Sihombing Ukir Sejarah
Laporan Utama
Sosok Kuat di balik Prestasi Daerah
25-27 (Juni)
Sere Nauli Hotel Meningkatkan Status Laguboti
Laporan Khusus
48-49(Juni)
Tiga Tahun di Bawah Pimpinan Kasmin- Liberty: Pembangunan Toba Samosir Maju Pesat
Bona Pasogit
12-15 (April)
Bonataon Ikatan Keluarga Batak Kalsel: Menggalang Kebersamaan
Cover Story
Budaya Batak10-11 (Mei)
YCBB Dideklarasikan: Meningkatkan Kehidupan Artis Batak
Budaya
21 (Juni) Pertunjukan Opera Batak Meriahkan PRSU
Sumatera Utara
42-43 (April)
Memenuhi amanat dan Aspirasi Rakyat Taput: Toluto Memilih Jalur Independen
Bona Pasogit
Kepemimpinan16-17 (Mei)
Seminar Pilkada Taput: Pemimpin Harus Memiliki Sahala Harajaon
Pilkada
45 (Mei) Jelang Pileg Warga Paranginan Jangan Salah Pilih
Bona Pasogit
Sumber: olahan peneliti
1. Analisis Keseluruhan Berita dalam Majalah Horas mengenai Persatuan
Orang Batak
a. Struktur Sintaksis: Lead memegang peran penting untuk menggambarkan
perisitwa keseluruhan maupun penyebabnya.
b. Struktur skrip: Unsur what menjelaskan perisitiwa apa yang sedang terjadi
dalam berita seputar persatuan orang Batak.
6
c. Struktur Tematik: Penggunaan detail panjang untuk menjabarkan sebab-
akibat, dan latar belakang dari berita tentang perkumpulan keluarga.
d. Struktur Retoris: Leksikon digunakan untuk menekankan makna pentingnya
menjaga kesatuan dalam keluarga. Penggunaan label untuk menunjukkan
kuasa atau sosok orang penting yang menjadi narasumber.
Keempat berita yang bertema persatuan orang Batak dalam Majalah Horas ini
memperlihatkan Majalah Horas mengkonstruksikan persatuan sebagai hal yang
sakral. Persatuan dikonstruksikan sebagai hal yang penting dalam setiap punguan
(perkumpulan keluarga besar dari suatu marga). Sebagai sebuah keluarga besar,
orang Batak rawan pertikaian yang terjadi dalam internal keluarga atau punguan.
Meskipun memiliki ikatan darah, namun hal tersebut rupanya belum menjamin
bahwa proses penciptaan persatuan berjalan dengan lancar. Setiap punguan
keluarga Batak dalam keempat berita ini menggarisbawahi betapa mereka
menginginkan punguannya bersatu dan tak mudah diguncang perdebatan akan
suatu hal sepele. Dari keempat berita ini pun terlihat bahwa orang Batak akan
selalu membentuk perkumpulan keluarga besar dan biasanya mengupayakan
segala upaya agar keluarga besarnya semakin akrab dan bersatu.
2. Analisis Keseluruhan Berita dalam Majalah Horas mengenai Orang
Batak dalam Pemerintahan
a. Struktur Sintaksis: Lead menuliskan gambaran singkat hidup sang tokoh,
sementara latas jelaskan sosok tokoh di mata orang lain juga kisah hidup
lengkap dari sejak kecil hingga sekarang.
b. Struktur skrip: Unsur who penting karena membahas tokoh dan sosok utama
dalam berita yang diprofilkan.
c. Struktur Tematik: Koherensi penjelas untuk menggambarkan harapan warga
akan pimpinan barunya, sementara penggunaan detail untuk menuliskan
rincian alur hidup sang tokoh dari dulu hingga sekarang.
d. Struktur Retoris: Label jabatan paling sering digunakan dalam tema ini untuk
menunjukkan sikap dan pernyataan dari narasumber yang merupakan orang
penting dan terkemuka.
7
Dalam majalah Horas periode April- Juni 2013, terdapat 3 berita seputar
orang Batak dalam pemerintahan. Dalam berita ini, diangkat 3 sosok yaitu
Zindarkar Marbun, Saul Situmorang, dan Leo Nababan. Ketiga sosok ini
dikonstruksikan Majalah Horas dengan cara berbeda. Dalam berita Zindarkar,
sosok orang Batak digambarkan sebagai seorang perantau yang pantang
menyerah. Kepandaian dan kerja keras Zindarkar selama di Jakarta
dikonstruksikan menjadi sebuah motivasi hidup bagi para khalayak Majalah
Horas. Selain itu, pada berita mengenai Saul dikonstruksikan majalah Horas
sebagai sosok orang Batak, dalam hal ini pemimpin suatu daerah, yang
didambakan oleh masyarakatnya. Dalam berita ini, disoroti pula sosok Saul yang
mendapat dukungan dari beberapa pihak karena ia merupakan putera daerah.
Alasan karena seseorang merupakan asli anak daerah tersebut biasanya lebih
dapat diterima menjadi tokoh berpengaruh pada daerah tersebut. Selanjutnya
sosok Leo Nababan dikonstruksikan sebagai sosok inspiratif yang juga pekerja
keras. Akibat kerja keras dan sikap tegasnya, seperti mayoritas sifat orang Batak,
kini ia mampu menepati posisi penting di pemerintahan.
3. Analisis Keseluruhan Berita dalam Majalah Horas mengenai Sosok Kuat
dibalik Prestasi Daerah
a. Struktur Sintaksis: Penggunaan judul yang merangkum isi serta lead yang
menunjukkan keberhasilan tokoh yang dibahas serta proses pembanguna
hotel megah Sere Nauli.
b. Struktur Skrip: unsur who sosok sentral yang menjadi pembahasan utama
dalam berita.
c. Struktur Tematik: koherensi pembeda untuk membandingkan dengan wilayah
yang sudah lama berdiri, detail panjang untuk menceritakan kemegahan hotel
juga prestasi sosok bupati dan wakil bupati.
d. Struktur Retoris: Penggunaan label jabatan menunjukkan dukungan yang
ditujukan kepada prestasi Maddin oleh beberapa jajaran petinggi dan
menunjukkan pujian diberikan oleh orang yang kompeten, leksikon untuk
menekankan pembangunan hotel Sere Nauli menguntungkan.
8
Dalam Majalah Horas, terdapat 3 berita seputar sosok kuat dibalik prestasi
daerah. Ketiga berita tersebut mengangkat seputar keberhasilan maupun
pembangunan sebuah daerah akibat kerja keras orang- orang tertentu.
Pembangunan dan kemajuan sebuah daerah dikonstruksikan oleh Majalah Horas
sebagai sebuah hasil kerja keras orang – orang di belakangnya.
Dalam tema ini, Majalah Horas menuliskan dua berita seputar sosok
pemimpin di humbang Hasundutan dan Toba Samosir yang sukses membawa
daerah yang mereka pimpin menjadi berprestasi dan maju pesat. Kedua berita ini
mengkonstruksikan bahwa sosok pemimpin di wilayah tersebut terbukti nyata
membawa perubahan pada daerahnya. Bahkan rakyat dan pihak- pihak tertentu di
wilayah tersebut juga diwawancarai menjadi narasumber untuk menanggapi
prestasi ini. Sosok pemimpin yang terbukti mampu mengangkat nama baik dan
prestasi wilayah ini terbukti dicintai rakyatnya. Majalah Horas pun menampilkan
beberapa data terkait perubahan wilayah setelah dipimpin oleh si pemimpin
tersebut.
Sementara itu, pada berita Hotel Sere Nauli, Majalah Horas
mengkosntruksikan bahwa pasangan Cristopel- Duma merupakan dalang dibalik
meningkatnya status Laguboti. Laguboti yang dulunya dianggap sebelah mata,
kini telah memiliki daya tarik baru yaitu sebuah hotel bintang tiga. Dalam berita
ini, pasangan tersebut dikonstruksikan ingin membangun tanah kelahirannya
sehingga memiliki nilai lebih dibanding derah sekitarnya. Majalah Horas
mengkonstruksikan bahwa orang Batak pada dasarnya akan kembali ke kampung
halamannya dan disanalah akan membangun tanah kelahirannya menjadi lebih
baik.
4. Analisis Keseluruhan Berita dalam majalah Horas mengenai Budaya
Batak
a. Struktur Sintaksis: Judul menunjukkan IKB Kalimantan Selatan adalah media
untuk menguatkan kebersamaan keluarga Batak, latar mengenai usaha
pengembangan budaya Batak.
9
b. Struktur Skrip: Unsur what menjelaskan rasa persatuan orang Batak yang
dinilai makin tipis dan perlunya menjaga kelestarian budaya Batak, unsur
what penjelas peristiwa dalam berita.
c. Struktur Tematik: detail menjelaskan persatuan orang Batak yang semakin
menipis.
d. Struktur Retoris: leksikon menekankan beberapa kata mengenai persatuan
yang harus ditegakkan, penggunaan unsur grafis untuk menunjang fakta
seputar pelantikan pengurus YCBB.
Ada 3 berita dalam majalah Horas periode April- Juni 2013 seputar budaya
Batak. Ketiga berita tersebut mengkonstruksikan bahwa orang Batak memang tak
bisa lepas dari kehidupan berbudayanya. Selain itu, orang Batak ditampilkan ingin
melestarikan warisan budaya Batak yang ada, mengingat saat ini semakin sedikit
pula generasi muda yang mengenal budaya Batak.
Pelestarian budaya Batak ini ditampilkan dalam cara membangun monumen,
membangun organisasi sebagai wadah pelestarian budaya dan artis berkarya, serta
pementasan opera Batak. Budaya Batak belakangan ini mulai pudar di kalangan
generasi mudanya, oleh karena itu, masyarakat Batak berusaha menjaga dan
melakukan berbagai hal agar budaya tersebut tetap lestari. Bahkan usaha tersebut
juga diupayakan agar masyarakat etnis lain semakin banyak yang mengenal
budaya.
5. Analisis Keseluruhan Berita dalam majalah Horas mengenai
Kepemimpinan
a. Struktur Sintaksis: Latar menunjang lead menjelaskan masyarakat yang
mendukung pencalonan kembali pasangan Toluto, Judul membahas kriteria
pemimpin yang memiliki wibawa raja, Latar membahas penyebab keresahan
caleg yang dari luar Paranginan.
b. Struktur Skrip: unsur what meliputi peristiwa pernyataan Torang
Lumbantobing yang menyatakan pencalonan dirinya kembali dalam Pilkada
10
2013, unsur what membahas kriteria calon pemimpin, why menjelaskan
alasan warga Paranginan dihimbau mencermati caleg dari luar desa.
c. Struktur Tematik: Detail mendalam seputar latar belakang pencalonan Toluto
juga seputar calon yang layak dipilih masyarakat, koherensi penjelas
menyatakan arahan bagi masyarakat Tapanuli Utara supaya lebih jeli
memilih.
d. Struktur Retoris: Leksikon untuk beberapa kata yang ditekankan seputar pro-
kontra pencalonan kembali Toluto, label keilmuan menjelaskan pernyataan
dari sumber yang kompeten, dengan koherensi penjelas menuliskan kondisi di
desa Paranginan serta harapan masyarakat akan calon legislatif.
Sosok pemimpin dalam kehidupan orang Batak dijabarkan dalam banyak kata
sifat. Pada majalah Horas periode April- Juni 2013, terdapat 3 berita yang
menjabarkan sifat kepemimpinan bagi orang Batak. Majalah Horas
mengkonstruksikan bahwa sosok pemimpin yang diimpikan oleh orang Batak
adalah pemimpin yang memiliki sahala harajaon, atau yang memiliki kharisma
seorang raja.
Selain itu, sosok pemimpin yang lebih disukai, dalam Majalah Horas
dikonstruksikan bahwa putra asli dari daerah tersebut akan lebih diprioritaskan
dan disukai ketimbang yang dari luar daerah. Bahkan dalam dua berita pada tema
ini dihimbau bagi masyarakat untuk lebih memilih pemimpin yang berasal dari
daerah tersebut, bukan pendatang. Hal ini mengartikan bahwa pada dasarnya
orang Batak lebih percaya terhadap seseorang yang sudah dikenal dan dekat
secara personal terhadap masyarakat Batak.
Kesimpulan
Dari hasil analisis 16 berita mengenai pemberitaan seputar orang Batak dalam
Majalah Horas periode April- Juni 2013, diperoleh hasil sebagai berikut:
11
1. Dari berita- berita yang dianalisis, menunjukkan bahwa Majalah Horas
berideologi chauvinisme. Chauvinisme merupakan salah satu terminologi dari
paham nasionalisme. Chauvinisme merupakan sebuah sikap cinta tanah air.
Sedikit berbeda dengan nasionalisme, chauvinisme disini amat menekankan
persatuan sebuah negara, dalam hal ini ke- Indonesiaan dan cenderung sikap
cinta tanah air yang berlebihan. Sikap cinta tanah air ini terlihat dari cara
Majalah Horas mengkonstruksikan berita seputar Batak dengan cara halus
atau menghindari untuk timbulnya pertentangan. Arrochman Mardiansyah
dalam Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik bertajuk “Negara Bangsa dan
Konflik Etnis: Nasionalisme vs Etno- Nasionalisme” menjelaskan bahwa
konsep nasionalisme yang berpaham kebangsaan dengan sentimen etnis bisa
disebut juga sebagai etno- nasionalisme.
2. 7 Falsafah hidup orang Batak yang telah menjadi pegangan dan dasar hidup
orang Batak diturunkan dalam berita- berita yang ada di Majalah Horas
sebagai berikut:
a. Mardebata (punya Tuhan). Konsep bertuhan ini ditunjukkan Majalah
Horas pada berita Bona Taon Toga Samosir Siraja Sonang: Kalahkan
Kejahatan dengan Kebaikan, Pesta Bonataon Raja Silahisabungan:
Tercatat dalam Sejarah, LKMB Kalteng Dikukuhkan, 10 Besar
Kabupaten Berprestasi Sangat Tinggi Secara Nasional; Bupati Maddin
Sihombing Ukir Sejarah yang menunjukkan adanya kebiasaan untuk
memulai kegiatan dengan beribadah bersama atau yang biasa disebut
dengan kebaktian. Sementara pada berita Zindarkar Marbun:
Mengedepankan Kebenaran, Kejujuran, dan Keadilan, Ir. Leo Nababan
Konsisten Mengemban Aspirasi Rakyat, Sere Nauli Hotel Meningkatkan
Status Laguboti dituliskan bahwa sosok ini merupakan seorang yang
relijius,aktif dalam kegiatan keagamaan dan selalu mengingat Tuhan di
saat mengucap syukur maupun waktu sulitnya.
b. Marpinompar (punya keturunan) adalah salah satu pegangan hidup yang
menekankan betapa pentingnya keturunan dan generasi penerus bagi
orang Batak. Majalah Horas menuliskan hal ini dalam berita Pesta Bona
12
Taon Raja Silahisabungan: Tercatat dalam Sejarah yang menuliskan
bahwa keturunan maupun generasi penerus adalah generasi yang harus
dijaga kesatuannya, kebanggaan akan marganya, serta sebagai generasi
penerus yang akan melestarikan budaya Batak nantinya. Karena begitu
berharganya seorang keturunan ini, terkadang orang Batak rela
mengupayakan apapun demi anaknya juga pendidikannya, hal ini seperti
terlihat dalam berita Ir. Leo Nababan: Konsisten Mengemban Aspirasi
Rakyat dimana sosok orang tuanya dituliskan rela menjual hartanya untuk
sekolah anaknya. Pada berita Sere Nauli Hotel Meningkatkan Status
Laguboti, sosok orang tua dituliskan sebagai orang tua yang benar- benar
memperhatikan asupan gizi kesepuluh anaknya. Pada berita Bonataon
Ikatan Keluarga Batak Kalsel: Menggalang Kebersamaan pendidikan,
pembinaan dan pengkaderan generasi muda Batak diperhatikan dengan
cermat sehingga diharapkan dapat menjadi penerus yang mampu
melestarikan budaya dan menjaga eksistensi orang Batak di tanah rantau.
c. Martutur (punya kekerabatan). Sistem kekerabatan Batak ini mewajibkan
setiap orang Batak untuk mengikuti adat kekerabatan dengan sebutan
yang berbeda- beda. Sistem ini disesuaikan posisi setiap orang Batak
dalam silsilah keluarganya masing- masing. Sistem kekerabatan ini dapat
dilihat pada penulisan berita Pesta Bona Taon Raja Silahisabungan:
Tercatat dalam Sejarah. Dalam berita tersebut, Majalah Horas menuliskan
bahwa hubungan kekerabatan dalam Batak memang begitu terlihat, dalam
sistem ini terkadang juga menimbulkan konflik akibat adanya perbedaan
jenjang dalam silsilah keluarga.
d. Maradat (punya adat). Eratnya kehidupan orang Batak dengan adatnya
dituliskan oleh Majalah Horas pada berita Bona Taon Toga Samosir
Siraja Sonang: Kalahkan Kejahatan dengan Kebaikan, Pesta Bona Taon
Raja Silahisabungan: Tercatat dalam Sejarah, Bonataon Ikatan Keluarga
Batak Kalsel: Menggalang Kebersamaan, dalam ketiga berita ini
dikonstruksikan bahwa orang Batak sering mengadakan berbagai acara
adat misalnya seperti acara syukuran awal tahun atau yang biasa disebut
13
sebagai bona taon. Acara- acara adat yang dimiliki oleh suku Batak
memang beragam, setiap momen biasanya memiliki jenis acara adatnay
sendiri, seperti acara kelahiran, pernikahan, lamaran, hingga kematian.
Sementara itu pada berita Monumen Bona Pasogit Borsak Sirumonggur
Sihombing Lumbantoruan: Diresmikan di Tipang 5 Juli 2013 dituliskan
bahwa dalam adat Batak pun ditegaskan bahwa orang Batak haruslah
membangun dan senantiasa mengingat kampung halamannya. Dalam
berita ini, pendirian monumen dilakukan dengan tujuan mengingat
keberadaan kampungnya melalui sebuah acara adat resmi.
e. Marpangkirimon (punya pengharapan). Dalam hal pengharapan ini,
terbagi lagi ke dalam 3 konsep yaitu hagabeon (punya keturunan laki-laki
dan perempuan), hasangapon (terpandang dan dihormati), dan hamoraon
(kekayaan). Hal ini terlihat jelas dalam berita Seminar Pilkada Taput:
Pemimpin Harus Memiliki Sahala Harajaon. Dalam berita ini, dituliskan
bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang benar, dalam adat Batak
memiliki kriteria tersendiri yaitu seorang yang mempunyai sahala
harajaon. Kriteria sahala harajaon (wibawa raja) yaitu habolonon
(kebesaran), hamoraon (kekayaan), habisuhon (kebijakan) atau
parpollungon (seni membahas), habeguon (keperkasaan dalam perang
dan ketegasan terhadap bawahan), dan hadatuon (keterampilan dalam
ilmu datu). Seorang pemimpin diharapkan adalah sosok yang terpandang
dan makmur hidupnya.
f. Marpatik dan maruhum (punya aturan dan hukum). Dalam berita LKMB
Kalteng Dikukuhkan, ada tertulis aturan yang berlaku bagi orang Batak
yaitu Sidapot solup do na ro yang berarti ketika salah satu pihak datang
ke daerah pihak lain maka adat setempatlah yang berlaku.
Saran
1. Memerlukan lebih banyak lagi contoh penelitian yang menggunakan analisis
framing, karena hingga saat ini analisis framing masih jarang digunakan
untuk menganalisis teks.
14
2. Memperhatikan detail berita, mulai dari struktur hingga diksi karena
seringkali terjadi beberapa kesalahan tulis yang akan menghambat interpretasi
konten berita.
Daftar Pustaka
Barus, Sedia Willing. (2010). Jurnalistik: Petunjuk Teknis Menulis Berita. Jakarta: Erlangga.Harsono, Andreas. 2010. Agama Saya adalah Jurnalisme. Yogyakarta:
Kanisisus.Tinambunan, Djapiter dan Rayendra L. Toruan. (2010). Orang Batak Kasar? :
Membangun Citra& Karakter : Gunakan 7 Falsafah Batak Merestorasi Jati Diri, Hubungan Seks, Sosial, Budaya, Demokrasi , Bisnis, dan Melibas Dosa, Korupsi& Mafia Hukum. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Ruslan, Rosady. (2006). Metode Penelitian: Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sobur, Alex. (2001). Analisis Teks Media : Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Samovar, dkk. (2010). Komunikasi Lintas Budaya (edisi terjemahan). Jakarta:Salemba Humanika.
http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_bangsa_di_Indonesia diakses pada 23 Oktober 2013
15