dewan pembinaan sma.2010.juknis penetapan nilai kkm di sma

46
1 STUDI ATAS PENERAPAN METODA KONVENSIONAL DAN METODA BERBASIS MATEMATIKA DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI PENGANTAR TERHADAP PEMAHAMAN SISWA Dwiyana Nurul Fajar University of Lampung-Indonesia [email protected] ABSTRACT The objective of this study are (1) to compare students comprehension in Accounting Principle learning process using two different method; mathematics-based method and conventional method, (2) to find an empirical evidence whether an alternatives mathematics-based method is eligible to be implemented in accounting learning. This study is a quasi-experimental research with non- equivalent control group design. The subject of this research is high school student. The participant in total 60 students comes from BPK Penabur Senior High School as a control group, and Perintis 2 Senior High School Bandarlampung as an experiment group. The independent t-test result shows that student learning achievement using mathematics-based method is statistically equal with conventional method in both competencies; debit or credit positioning and transaction analyzing. The equality of learning achievement in both group shows that mathematics-based method is eligible to be implemented in accounting learning process. The independent t-test result

Upload: duongnguyet

Post on 21-Jan-2017

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dewan Pembinaan SMA.2010.Juknis Penetapan Nilai KKM di SMA

1

STUDI ATAS PENERAPAN METODA KONVENSIONAL DAN METODA BERBASIS MATEMATIKA DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI

PENGANTAR TERHADAP PEMAHAMAN SISWA

Dwiyana Nurul FajarUniversity of [email protected]

ABSTRACTThe objective of this study are (1) to compare students comprehension in

Accounting Principle learning process using two different method; mathematics-

based method and conventional method, (2) to find an empirical evidence

whether an alternatives mathematics-based method is eligible to be implemented

in accounting learning.

This study is a quasi-experimental research with non-equivalent control group

design. The subject of this research is high school student. The participant in total

60 students comes from BPK Penabur Senior High School as a control group,

and Perintis 2 Senior High School Bandarlampung as an experiment group.

The independent t-test result shows that student learning achievement using

mathematics-based method is statistically equal with conventional method in both

competencies; debit or credit positioning and transaction analyzing. The equality

of learning achievement in both group shows that mathematics-based method is

eligible to be implemented in accounting learning process. The independent t-test

result shows that student learning achievement using mathematics-based

method is statistically equal with conventional method in both competencies;

debit or credit positioning and transaction analyzing. The equality of learning

achievement in both group shows that mathematics-based method is eligible to

be implemented in accounting learning process.

Keywords: Accounting Principles, Conventional Based Method, Mathematics

Based Method, learning Achievement

Page 2: Dewan Pembinaan SMA.2010.Juknis Penetapan Nilai KKM di SMA

2

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pemerhati akuntansi dari berbagai negara di dunia telah memberikan perhatian

dan evaluasi mengenai proses pembelajaran akuntansi diantaranya adalah Ingram

(1998) mengungkapkan bahwa pembelajaran akuntansi lebih mengandalkan pada

proses penghapalan sehingga kemampuan mahasiswa tidak berkembang dalam

menganalisis berbagai macam transaksi. Selain itu, Sangster et al. 2007 menyoroti

tentang pembelajaran akuntansi yang tidak mampu mendorong mahasiswa untuk

menghubungkan proses pembelajaran dengan praktik riil di lapangan. Di dukung

pula oleh penelitan Patten et al. 1990, Pincus, 1997 yang menyatakan bahwa

pembelajaran akuntansi tidak mampu menyediakan sumber daya manusia yang

memiliki kompetensi yang memadai dalam dunia praktik. Berbagai temuan di atas

mengerucut pada satu kesimpulan bahwa diperlukan perubahan dalam disain,

metoda, dan kurikulum pembelajaran akuntansi untuk mengatasi permasalahan di

atas (Saudagaran, 1996; Rankin et al. 2003).

Kesulitan dalam memahami akuntansi terjadi karena adanya ketidaksesuian antara

rasionalitas akuntansi yang ditawarkan oleh pengajar dengan rasionalitas pelajar.

Konsep dasar akuntansi yang digambarkan melalui persamaan dasar akuntansi

konvensional sulit diterima secara logika, terutama bagi mereka yang belum

memiliki pemahaman mengenai akuntansi (Warsono, 2010; 10). Dalam buku

yang berjudul “Reformasi Akuntansi” karangan Dr.Sony Warsono diungkapkan

bahwa terdapat metoda alternatif yang bisa digunakan untuk mengatasi

permasalahan dalam pembelajaran akuntansi, yaitu metoda berbasis matematika.

Pernyataan di atas sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut. Oleh karena itu

peneliti ingin melakukan penelitian yang dapat mengkonfirmasi gagasan tersebut.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Nauli (2011) mengenai perbandingan metoda pembelajaran akuntansi

pengantar antara metoda konvensional dan metoda berbasis matematika terhadap

prestasi dan kepuasan belajar. Penelitian sebelumnya menggunakan metoda

eksperimental kuasi. Hasil penelitian menunjukkan fakta menarik, didapatkan

Page 3: Dewan Pembinaan SMA.2010.Juknis Penetapan Nilai KKM di SMA

3

bukti bahwa pembelajaran akuntansi bermetoda matematika dengan pembelajaran

akuntansi bermetoda konvensional berbeda secara signifikan dalam prestasi

belajar, dimana nilai rata-rata metoda berbasis matematika lebih tinggi

dibandingkan metoda konvensional.

Keterbatasan utama dalam penelitian sebelumnya adalah sulit untuk

menginterpretasikan hubungan sebab akibat antara variabel independen dengan

variabel dependen. Meskipun beberapa faktor telah dikendalikan oleh peneliti,

tetapi ada faktor-faktor lain yang tidak teridentifikasi. Oleh karena itu, penelitian

ini dilakukan untuk menguji kembali hasil penelitian sebelumnya serta untuk

membuktikan secara empiris bahwa menggunakan metoda pembelajaran

akuntansi berbasis matematika, yaitu sebuah metoda dalam pembelajaran

akuntansi yang menggunakan perspektif matematika akan lebih memudahkan

siswa dalam memahami konsep dasar akuntansi dibandingkan dengan

menggunakan metoda pembelajaran akuntansi konvensional. Berdasarkan uraian

di atas, peneliti mencoba mengambil judul berikut; Studi atas Penerapan

Metoda Konvensional dan Metoda Berbasis Matematika dalam

Pembelajaran Akuntansi Pengantar terhadap Pemahaman Siswa.

Dalam penelitian ini digunakan metoda penelitian eksperimen. Peneliti ingin

menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat yang terjadi dalam treatment

group dan membandingkan hasil perlakuan dengan control group secara ketat

(Nazir, 2003;73). Jenis penelitian eksperimen sengaja dipilih untuk

mempermudah peneliti dalam mengidentifikasi dan memanipulasi variabel serta

objek penelitian.

Rumusan dan Batasan Masalah

Masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah metoda alternatif akuntansi berbasis matematika dapat

menjelaskan konsep penempatan debet atau kredit secara lebih baik

dibandingkan metoda konvensional yang selama ini diterapkan?

Page 4: Dewan Pembinaan SMA.2010.Juknis Penetapan Nilai KKM di SMA

4

2. Apakah metoda alternatif akuntansi berbasis matematika dapat

menjelaskan konsep analisis transaksi dan mengidentifikasi pengaruhnya

terhadap persamaan dasar akuntansi secara lebih baik?

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat akademis bagi

pelaksanaan proses pembelajaran akuntansi terutama pada mata pelajaran

akuntansi pengantar yang menjadi penentu keberhasilan siswa dalam penguasaan

konsep dan pemahaman dasar ilmu akuntansi. Serta dapat memberikan manfaat

praktis bagi para tenaga pendidik untuk menyempurnakan proses belajar mengajar

melalui metoda alternatif demi mewujudkan kesuksesan siswa baik di dunia

sekolah maupun di tahap selanjutnya yakni dunia perkuliahan atau dunia kerja.

TINJAUAN PUSTAKA

Landasan Teori

Pembelajaran adalah proses yang melibatkan interaksi manusia baik terhadap

dirinya sendirinya ataupun terhadap orang lain, oleh karna itu beberapa teori

tentang pembelajaran sangat erat hubungannya dengan ilmu psikologi. Teori

belajar yang dihasilkan melalui perspektif psikologi salah satunya adalah teori

konstruktivisme. Teori konstruktivisme dikembangkan oleh Piaget pada

pertengahan abad 20 (Sanjaya,2009:123). Konstruktivisme sangat berpengaruh di

bidang pendidikan, dan telah memunculkan metoda dan strategi mengajar baru

(Muijs & Reynolds, 2011:95). Innes (2004:1) mengungkapkan bahwa

“Constructivist views of learning include a range of theories that share the

general perspective that knowledge is constructed by learners rather than

transmitted to learners”.

Kontruktivisme meyakini proses belajar mencakup proses pengetahuan yang lebih

mendalam ketimbang menghafalkan materi (Brown & Campione,1996).

Pendekatan konstruktivisme dirasa lebih tepat dalam pembelajaran akuntansi,

mengingat ilmu akuntansi bukan hanya mengandalkan penerapan prinsip dasar,

tetapi juga membangun logika berfikir siswa untuk dapat menerjemahkan dan

merekam riilita transaksi bisnis kedalam bahasa akuntansi mulai dari penjurnalan

hingga penyusunan laporan keuangan.

Page 5: Dewan Pembinaan SMA.2010.Juknis Penetapan Nilai KKM di SMA

5

Dekripsi Variabel

Metoda Pembelajaran

Metoda adalah seperangkat langkah yang tersusun secara sistematis. Sedangkan

pembelajaran  merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh guru dan siswa,

baik di dalam maupun di luar kelas dengan menggunakan berbagai sumber belajar

sebagai bahan kajian (Poedjiadi, 2005:75). Menurut Steven et al (2004:67),

metoda pembelajaran berkenaan dengan proses menentukan tujuan pembelajaran,

strategi dan teknik untuk mencapai tujuan serta merancang media yang dapat

digunakan untuk keefektifan pencapaian tujuan. Berdasarkan uraian di atas dapat

disimpulkan bahwa metoda pembelajaran merupakan suatu cara yang dilakukan

oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai

tujuan. Metoda Pembelajaran yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah

metoda pembelajaran akuntansi konvensional dan metoda pembelajaran akuntansi

berbasis matematika.

Pemahaman

Pemahaman diartikan dengan apresiasi, ingatan, keindahan, kesadaran, kognisi,

pengetahuan, pengertian, signifikasi, wawasan, interpretasi, kontruksi,

pembacaan, penafsiran, penangkapan, dan resensi (Endarmoko,2006).

Pemahaman yang dimaksud dalam penelitian adalah bahwa peneliti ingin

mengukur dan membandingkan tingkat perbedaan pemahaman siswa melalui rata-

rata nilai yang diperoleh.

Kerangka Berpikir dan Pengembangan Hipotesis

Beberapa penelitian sebelumnya telah mengangkat tema-tema yang sangat

diperdebatkan dalam pembelajaran akuntansi. Semua perdebatan tersebut

mengarah pada satu kesimpulan bahwa pembelajaran akuntansi saat ini perlu

dievaluasi. Alasannya, karena sejauh ini belum dapat ditemukan metoda

pembelajaran akuntansi yang secara akademis dianggap efektif. Warsono (2009)

mengungkapkan bahwa metoda yang diterapkan tidak tepat sehingga

menyebabkan siswa tidak mampu menguasai secara benar, kemudian materi

akuntansi yang diajarkan tidak mudah dipahami oleh rasionalitas siswa karena

Page 6: Dewan Pembinaan SMA.2010.Juknis Penetapan Nilai KKM di SMA

6

adanya ketidaksesuaian antara rasionalitas akuntansi yang ditawarkan oleh tenaga

pendidik dengan rasionalitas pelajar (Warsono, 2010: 8).

Menurut Suwardjono (2002) akuntansi bukan suatu pelajaran yang sulit tetapi

juga bukan pelajaran yang cepat tangkas. Akuntansi merupakan pelajaran yang

menuntut penalaran dan pemahamannya. Karena menuntut penalaran, maka

akuntansi berkaitan erat dengan rasionalitas dan cara berfikir seseorang. Siswa

SMK kelas X yang baru mempelajari akuntansi cenderung berfikir lebih kritis

terhadap materi akuntansi yang diberikan. Orang yang berfikir kritis secara tidak

sadar akan menolak materi yang disajikan tanpa nalar. Rasionalisasi atau

penalaran yang dimaksud adalah bagaimana siswa mampu memahami mekanisme

debet dan kredit secara tepat dalam menganalisis transaksi dan mencatat ke dalam

jurnal. Kesulitan tersebut pada akhirnya berdampak pada ketidakmampuan siswa

dalam menguasai materi akuntansi pengantar.

Pemahaman mengenai debet dan kredit merupakan hal yang penting dalam

mempelajari akutansi, pemahaman ini dapat dicapai melalui pengenalan terhadap

persamaan dasar akuntansi. Buku literatur yang digunakan dalam pembelajaran

akuntansi untuk tingkat SMK kebanyakan tidak menjabarkan darimana persamaan

akuntansi itu berasal, melainkan langsung memberikan model persamaan dasar

akuntansi dan memberikan contoh aplikasinya terhadap pencatatan transaksi

keuangan. Hal ini dikhawatirkan akan membuat para siswa hanya menghapal

tanpa mengetahui prinsip akuntansi yang digambarkan dalam persamaan dasar.

Persamaan dasar akuntansi menggambarkan prinsip dasar pencatatan akuntansi

yaitu double entry bookkeeping atau yang dikenal dengan model pembukuan

berpasangan. Prinsip yang dimaksud adalah jika kita memasukan entri di debit

maka kita juga harus memasukan entri di sisi kredit sebagai penyeimbangnya.

Dalam menjelaskan prinsip ini, pengajar dituntut untuk dapat memberikan

penalaran yang tepat, sehingga siswa dapat memahami prinsip tersebut sebagai

konsep dan bukan hanya sebagai peraturan yang harus dipatuhi tanpa alasan yang

jelas. Apabila pengajar hanya memperkenalkan model persamaan dasar akuntansi

dan kemudian langsung mendemonstrasikan pengaruh transaksi terhadap

persamaan tersebut, dikhawatirkan siswa akan menghapal akibat dari setiap

Page 7: Dewan Pembinaan SMA.2010.Juknis Penetapan Nilai KKM di SMA

7

transaksi terhadap persamaan dasar tanpa memahami apa yang sesungguhnya

terjadi pada ketiga elemen persamaan tersebut (aset, utang dan ekuitas).

Metoda pembelajaran akuntansi konvensional

Sebagian buku teks akuntansi yang digunakan di tingkat SMK merumuskan

persamaan dasar akuntansi sebagai “Aset = Utang + Ekuitas”. Argumen yang

mendasari persamaan di atas adalah bahwa aset merupakan sumberdaya

(resources) perusahaan sedangkan utang dan ekuitas merupakan sumber

pendanaan (source of fund) atas aset tersebut. Sebagian buku teks akuntansi

lainnya menggunakan persamaan akuntansi ekstensi yang merupakan perluasan

dari persamaan sebelumnya yaitu “Aset = Utang + Ekuitas + Pendapatan – Biaya

– Distribusi Pemilik ”. Argumen yang mendasari persamaan tersebut adalah

bahwa aset merupakan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sedangkan

utang dan ekuitas adalah sumber pendanaan atas aset tersebut. Pendapatan dan

Biaya adalah bagian dari ekuitas, dimana pendapatan menambah ekuitas

sedangkan biaya dan distribusi pemilik mengurangi ekuitas. Rasionalitas

konvensional persamaan akuntansi di atas dapat digambarkan sebagai berikut:

Persamaan 1

Aset = Kewajiban + Ekuitas

Sumber daya Sumber pendanaan

Persamaan 2 (perluasan dari persamaan 1)

Aset = Kewajiban + Ekuitas + Pendapatan – Biaya - Distribusi Pemilik

Sumber daya Sumber Pendanaan

Konsep persamaan akuntansi konvensional tidak membenarkan elemen biaya

yang berada pada sisi kanan persamaan akuntansi dipindah ke sisi kiri, sebagai

alasannya adalah bahwa berdasarkan pada prinsip kesatuan usaha atau entitas

Page 8: Dewan Pembinaan SMA.2010.Juknis Penetapan Nilai KKM di SMA

8

maka persamaan akuntansi merupakan persamaan khusus bukan persamaan

matematika (Suwardjono, 2002). Prinsip kesatuan usaha yang dimaksud adalah

bahwa perusahaan dianggap sebagai badan usaha ekonomik yang berdiri sendiri,

dan kedudukannya terpisah dari pemilik atau pihak lain yang menanamkan

dananya dalam perusahaan tersebut (Nauli, 2011).

Dengan sudut pandang prinsip kesatuan usaha, maka secara konseptual ekuitas

merupakan kewajiban perusahaan terhadap pemilik. Sehingga dampaknya adalah

ketika perusahaan menyerahkan barang atau jasa, maka akan ada aliran kas (aset)

yang masuk kepada perusahaan. Kas masuk itulah yang disebut dengan

pendapatan. Tambahan aset inilah yang nanti akan dikembalikan kepada pemilik

kalau perusahaan tidak diteruskan atau dilikuidasi (Suwardjono, 2002) dengan

demikian dapat dikatakan bahwa pendapatan menambah ekuitas. Penalaran inipun

berlaku untuk konsep biaya, sehingga dapat dikatakan bahwa biaya mengurangi

ekuitas. Berdasarkan uraian ini, maka persamaan dasar akuntansi tidak dapat

dibolak-balik secara sembarangan karena pendapatan dan biaya merupakan

komponen dari ekuitas.

Kesulitan dalam Memahami Rasionalisasi Persamaan Dasar Akuntansi

Konvensional

Persamaan dasar akuntansi metoda konvensional seringkali menimbulkan

kesulitan di kalangan siswa, karena logika akuntansi sulit untuk diterima secara

nalar. Dapat kita lihat pada ilustrasi soal berikut ini; pada tanggal 30 Januari

perusahaan membayar biaya listrik bulan januari sebesar Rp500.000, perubahan

dalam persamaan akuntansi akan menjadi

Aset = Utang + Ekuitas + Pendapatan - Biaya – Dis.Pemilik

Kas berkurang Rp500.000 Biaya Listrik Rp500.000

Analisis transaksi di atas adalah, pembayaran biya listrik menunjukkan adanya

uang kas yang keluar atau berkurang, pengurangan uang kas akan dicatat sebagai

Page 9: Dewan Pembinaan SMA.2010.Juknis Penetapan Nilai KKM di SMA

9

penurunan nilai aset. Sedangkan untuk biaya listrik yang muncul menunjukkan

penambahan terhadap elemen biaya, namun karena elemen biaya mengurangi

ekuitas maka terjadinya biaya dicatat sebagai penurunan nilai biaya. Dengan cara

berpikir seperti itu maka persamaan akuntansi tetap terjaga. Jika persamaan dasar

akuntansi konvensional ini yang dipakai, maka siswa yang baru belajar akuntansi

akan sulit dalam melakukan penalaran atas proses konversi dari penambahan

biaya menjadi pengurangan biaya setiap kali melakukan transaksi biaya, sehingga

beresiko tinggi menyebabkan kesalahan (Warsono, 2010; Philips et al. 2009).

Kesulitan dalam merasionaliasi persamaan tersebut memicu siswa untuk

menghapal setiap terjadi transaksi biaya.

Beberapa penelitian yang dilakukan oleh pakar akuntansi menghasilkan usulan

untuk melakukan perubahan terhadap metoda pembelajaran konvensional yang

selama ini digunakan. Springer and Borthick (2004) mengungkapkan bahwa

pembelajaran akuntansi yang menitikberatkan pada aspek hapalan dapat

menyebabkan mahasiswa tidak mampu mengembangkan kompetensi yang

sebenarnya dibutuhkan akuntansi. Diller (2004) juga mengungkapkan hal serupa

bahwa kurikulum akuntansi yang lama cenderung menekankan pada aspek

penghapalan dan mekanisme pencatatan saja, sehingga tidak memberikan

gambaran yang lengkap mengenai lingkungan akuntansi yang sesungguhnya.

Kritikan dan masukan dari pakar ini sebaiknya direspon dengan baik untuk

kemajuan pengembangan pembelajaran akuntansi ke depan. Salah satu metoda

pembelajaran yang menarik untuk dikaji dan dikembangkan yang diharapkan

dapat menjadi solusi atas masalah-masalah tersebut adalah pendekatan

pembelajaran akuntansi berbasis matematika.

Metoda Pembelajaran Akuntansi Berbasis Matematika

Akuntansi berbasis matematika bukanlah konsep baru dalam pembelajaran

akuntansi, karena akuntansi pertama kali disusun berdasarkan logika matematika

sederhana yang dikodifikasi oleh seorang professor matematika, Luca Pacioli,

dalam bukunya Summa de Arithmetica, Geometria, Proportioni et

Proportionalita. Akuntansi berlandas pada persamaan dasar akuntansi (PDA)

yang terdiri dari tiga elemen, yaitu: aset, utang, dan ekuitas. Rasionalisasi

Page 10: Dewan Pembinaan SMA.2010.Juknis Penetapan Nilai KKM di SMA

10

persamaan dasar akuntansi dapat dijelaskan dalam perspektif matematika dimana

aset dan biaya mencerminkan jenis-jenis pengunaan dana (use of fund) berada di

sisi kiri persamaan, sedangkan utang dan ekuitas mencerminkan sumber perolehan

dana atau source of fund berada pada sisi kanan persamaan (Warsono, 2010:64).

Perbedaan yang terdapat dalam perspektif matematika adalah bahwa elemen biaya

dan distribusi pemilik tidak dipandang sebagai bagian dari ekuitas, melainkan

merupakan elemen yang berdiri sendiri sebagai salah satu bentuk aktifitas

penggunaan dana. Rasionalitas persamaan akuntansi berbasis matematika dapat

digambarkan sebagai berikut:

Persamaan 3 (Modifikasi dari persamaan 2 pada metoda konvensinal)

Aset + Biaya + Distribusi Pemilik = Kewajiban + Ekuitas + Pendapatan

Penggunaan dana Sumber Perolehan dana

Use of fund Source of fund

Persamaan 3 tersebut adalah persamaan dasar berbasis matematika. Alasan utama

mengapa elemen biaya dan distribusi pemilik dapat dipindahkan ke sisi kiri

persamaan tersebut adalah bahwa elemen pendapatan dan biaya tidak dapat

dipaksakan sebagai bagian dari elemen ekuitas (Warsono, 2010: 72). Pemindahan

elemen biaya ke sisi kiri persamaan juga dibenarkan dalam kaidah persamaan

matematika, karena tanda “negatif” di depan elemen biaya berubah menjadi tanda

“positif” setelah menyeberangi tanda samadengan. Melalui pendekatan persamaan

dasar akuntansi berbasis matematika rasionalitas siswa akan terbangun dengan

sendirinya. Siswa dengan mudah memahami secara logis dalam menganalisis

setiap transaksi yang terjadi sehingga mampu menempatkan akun-akun di debet

dan kredit secara tepat. Pendekatan matematika ini dapat digunakan untuk

menjawab soal transaksi sebelumnya.

Perubahan di dalam persamaan dasar akuntansi akan menjadi seperti berikut:

Aset + Distribusi pemilik + Biaya = Kewajiban + Ekuitas + Pendapatan

Page 11: Dewan Pembinaan SMA.2010.Juknis Penetapan Nilai KKM di SMA

11

Kas berkurang Biaya bertambah

Rp500.000 Rp500.000

Analisis transaksi di atas adalah, saat perusahan membayar biaya listrik

mencerminkan aktifitas penggunaan dana (use of fund) dimana uang kas secara

tunai berkurang sebesar Rp500.000 dan biaya listrik yang muncul mencerminkan

penambahan aktifitas penggunaan dana pada elemen biaya, sehingga kemunculan

biaya listrik dicatat sebagai kenaikan nilai biaya. Menurut peneliti, argumen ini

lebih mudah untuk diterima oleh nalar siswa, namun untuk memperkuat

pernyataan tersebut perlu dilakukan pengujian lebih lanjut.

Berdasarkan uraian di atas,peneliti berasumsi bahwa pendekatan perspektif

matematika lebih mengakomodir siswa untuk menjawab secara mudah dan logis

dikarenakan rasionalitas siswa yang terbangun dengan sendirinya. Rasionalitas

yang sudah terbangun dapat memudahkan siswa dalam memahami konsep debet

atau kredit. Oleh karena itu, hipotesis yang ditawarkan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

H1 = Kemampuan siswa dalam menempatkan akun pada sisi debet ataupun kredit

akan lebih baik jika menggunakan metoda berbasis matematika dibandingkan

menggunakan metoda pembelajaran konvensional.

Kemampuan lain yang juga ingin diteliti adalah identifikasi pengaruh transkasi.

Identifikasi yang dimaksud adalah siswa dapat menentukan elemen mana dalam

persamaan dasar akuntansi yang akan bertambah atau berkurang sebagai akibat

adanya transaksi. Oleh karena siswa telah lebih mudah memahami konsep debet

atau kredit, maka akan lebih mudah pula bagi siswa untuk mengidentifikasi

pengaruh transaksi terhadap persamaan dasar akuntansi, sehingga peneliti

menawarkan hipotesis sebagai berikut:

H2 = Kemampuan siswa dalam menganalisis transaksi kemudian

mengidentifikasi pengaruhnya pada persamaan dasar akuntansi akan lebih baik

Page 12: Dewan Pembinaan SMA.2010.Juknis Penetapan Nilai KKM di SMA

12

jika menggunakan metoda pembelajaran berbasis matematika dibandingkan

metoda pembelajaran konvensional.

METODE PENELITIAN

Desain Eksperimen

Penelitian ini menggunakan pendekatan metoda eksperimen, dengan desain two-

group posttest-only (Campbell and Stanley, 1963: 25) sebagai berikut:

R1 X O1

R2 O2

R mengindikasikan bahwa subyek-subyek penelitian telah ditempatkan secara

acak ke dalam grup dan selanjutnya dipisahkan menjadi grup eksperimen (R1) dan

grup kontrol (R2). X menunjukkan kemunculan stimulus eksperimental

(treatment) ke dalam grup, yaitu pembelajaran akuntansi pengantar dengan

metoda berbasis matematika. O mengidentifikasi pengukuran atau aktivitas

observasi, dimana O1 merupakan hasil pengukuran grup eksperimen dan O2

merupakan hasil pengukuran grup kontrol. Efek eksperimental diukur dengan

perbedaan antara O1 dan O2.

Langkah eksperimen dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 13: Dewan Pembinaan SMA.2010.Juknis Penetapan Nilai KKM di SMA

Grup EksperimenSiswa SMA kelas X

30 partisipan

Siswa masuk ke dalam Laboratorium Komputer untuk menyaksikan tayangan aplikasi

pembelajaran via Adobe Flashplayer Presentation selama

±15 menit

Partisipan diminta mengerjakan tes yang berisi pertanyaan mengenai kemampuan matematika dalam

waktu ± 3 menit

Nilai rata-rata kedua grup dibandingkan

Grup KontrolSiswa SMK kelas X

30 partisipan

Siswa masuk ke dalam ruangan dan diberi

pengarahan dan instruksi sebelum melakukan tes

Partisipan diminta mengerjakan tes yang berisi pertanyaan mengenai

kemampuan akuntansi dalam waktu ±10 menit

Partisipan di dalam ruangan diminta mengerjakan tes yang berisi

pertanyaan mengenai kemampuan matematika dalam waktu ± 3 menit

Partisipan diminta mengerjakan tes yang berisi pertanyaan mengenai

kemampuan akuntansi dalam waktu ±10 menit

13

Gambar 1.1 Langkah Eksperimen

Pengukuran Variabel

Page 14: Dewan Pembinaan SMA.2010.Juknis Penetapan Nilai KKM di SMA

14

Metoda pembelajaran yang digunakan merupakan variabel independen. Dalam

penelitian ini terdapat dua variabel independen yakni metoda konvensional dan

metoda berbasis matematika. Pemahaman siswa adalah variabel dependen.

Peneliti ingin mengetahui sejauh mana variabel metoda pembelajaran memberikan

perbedaan terhadap variabel pemahaman siswa. Variabel dependen (pemahaman

siswa) diukur dengan teknik tes. Teknik tes adalah serentetan pertanyaan atau

latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan

intelegensi, dan kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau grup

(Suharsimi, 2006:150). Pertanyaan-pertanyaan yang digunakan dalam tes

diadaptasi dan dimodifikasi dari buku Akuntansi Pengantar untuk SMK yaitu

Modul Akuntansi 1A untuk SMK dan MAK KTSP 2008 (Dwi Harti, 2011) dengan

total 15 pertanyaan. Untuk mengetahui kemampuan matematika yang dimliki,

peserta diminta menjawab 40 pertanyaan mengenai logika matematika dasar

dalam waktu 3 menit.

Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah variabel yang dianggap dapat

mempengaruhi hubungan kausal antara variabel independen dan variabel

dependen. Adanya pengaruh variabel selain variabel independen dapat

menyebabkan terjadinya kesalahan pengukuran (error measurement), oleh karena

itu variabel ini perlu dikendalikan (Ghozali, 2008:10). Variabel kontrol yang

ditetapkan dalam penelitian ini antara lain :

a. Kemampuan matematika partisipan, dilihat dari nilai rapor semester

terakhir untuk mata pelajaran matematika dan hasil tes kemampuan

matematika sederhana

b. Jenis Kelamin

Variabel kontrol sengaja ditetapkan untuk memastikan bahwa hasil pemahaman

siswa dalam pembelajaran akuntansi pengantar disebabkan semata-mata karena

faktor metoda pembelajaran yang digunakan.

Teknik Analisis Data

Page 15: Dewan Pembinaan SMA.2010.Juknis Penetapan Nilai KKM di SMA

15

Metoda analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk menguji

hipotesis, dengan membandingkan perbedaan rata-rata dari dua grup. Pengujian

hipotesis menggunakan uji independent group t-test. Model ini dipilih karena

peneliti mengambil sampel dua grup yang independen dan tidak berhubungan satu

sama lain (Levin and Rubin,2000; 496). Selanjutnya untuk mengukur variabel

kontrol yang diperkirakan akan menyebabkan error measurement, peneliti

menggunakana Analysis of Covariance (ANCOVA). ANCOVA memungkinkan

peneliti menghilangkan bagian dari dependent variabel-variabel error variance

yang dapat diprediksi dari pengetahuan tentang variabel covariate sehingga dapat

meningkatkan power, dan menyesuaikan variabel dependen agar terbebas dari

pengaruh linear yang disebabkan oleh variabel kovariat/kontrol, yang pada

akhirnya dapat meminimalisir bias dalam penelitan (Ghozali, 2008).

Manipulation Check

Manipulation Check adalah proses dimana pengamat memastikan bahwa

partisipan telah masuk ke dalam perlakuan yang di inginkan (Campbell and

Stanley ,1963:35). Manipulation Check dilakukan untuk menguji logis tidaknya

suatu pertanyaan atau instruksi dalam eksperimen. Hasilnya dapat digunakan

untuk menegaskan bahwa partisipan memahami tugas-tugas yang diberikan

sehingga dapat disimpulkan bahwa perlakuan yang diberikan berhasil. Dalam

penelitian ini Manipulation Check dilakukan melalui pertanyaan yang akan

diberikan ditengah tayangan video adobe flashplayer, pertanyaan tersebut adalah;

Apakah Rumus Persamaan dasar Akuntansi?. Selanjutnya partisipan diharuskan

menjawab pertanyaan tersebut dengan cara mengetikkan rumus persamaan dasar

akuntansi yang telah ditayangkan dari slide sebelumnya. Jawaban yang benar dari

pertanyaan tersebut merupakan password untuk melanjutkan tayangan video

flashplayer. Apabila jawaban salah, maka partisipan akan diberi kesempatan

untuk mencoba lagi, ataupun mengulang tayangan sebelumnya agar bisa

menjawab pertanyaan.

Populasi dan Sampel

Page 16: Dewan Pembinaan SMA.2010.Juknis Penetapan Nilai KKM di SMA

16

Populasi subyek penelitian adalah siswa SMA kelas X di Bandar Lampung.

Sampel diambil untuk menjadi subyek eksperimen. Pengambilan sampel

dilakukan dengan teknik purposive sampling, dengan penetapan kriteria sebagai

berikut;

1.Grup kontrol adalah siswa yang sedang mempelajari akuntansi pengantar

dengan metoda konvensional, yakni siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

jurusan akuntansi kelas X. Peneliti memilih sekolah yang tergolong favorit untuk

memastikan siswa yang terpilih menjadi partisipan adalah siswa yang memiliki

pengetahuan cukup mengenai akuntansi pengantar.

2. Grup Eksperimen adalah siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X yang

belum pernah mempelajari akuntansi sebelumnya. Peneliti memilih sekolah yang

non-favorit untuk menjadi partisipan grup eksperimen. Alasannya adalah, peneliti

ingin memastikan bahwa aplikasi pembelajaran akuntansi berbasis matematika

yang dibuat benar-benar mudah dimengerti oleh seluruh kalangan siswa, mulai

dari siswa yang berkemampuan dibawah rata-rata hingga siswa yang

berkemampuan di atas atas rata-rata.

Kriteria penentuan sekolah favorit dan non-favorit didasarkan pada hasil

akreditasi Badan Akreditasi Propinsi Sekolah/Madtasah Propinsi Lampung.

Sekolah yang dikategorikan favorit adalah yang mendapat akreditasi A atau B,

sedangkan sekolah dengan kategori non-favorit adalah yang terakreditasi C

ataupun tidak terakreditasi (TT).

Data hasil akreditasi tahun 2012 menunjukkan bahwa SMK BPK Penabur

mendapat predikat B dengan nilai akreditasi 83, sedangkan SMA Perintis 2

Bandar lampung masuk kedalam kategori sekolah Tidak Terakreditasi (TT).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Pelaksanaan Eksperimen

Page 17: Dewan Pembinaan SMA.2010.Juknis Penetapan Nilai KKM di SMA

17

Penelitian terhadap grup kontrol dilakukan pada hari Jumat,5 April 2013

bertempat di SMK BPK Penabur pukul 08.30-09.00 WIB. Sebanyak 30 siswa

diminta untuk mengikuti penelitian dengan cara mengerjakan soal yang diberikan.

Dalam pelaksanaannya, peneliti dibantu oleh dua tenaga pengajar untuk

mengarahkan serta mengondisikan partisipan agar penelitian dapat berjalan lancar

dan sesuai harapan.

Teknis kegiatan diawali dengan mengisi bagian A yaitu daftar pertanyaan yang

berisi data demografi partisipan, kemudian mengerjakan bagian B berisi tes

kemampuan matematika yang terdiri dari 40 soal matematika sederhana dalam

waktu 3 menit. Selanjutnya partisipan mengerjakan bagian C berisi tes

kemampuan akuntansi sebanyak 16 soal dalam waktu 10 menit. Tes kemampuan

akuntansi dibagi menjadi beberapa bagian seperti berikut;

1. Bagian C-1 berisi 6 pertanyaan berkaitan dengan kemampuan

menempatkan akun pada sisi debet atau kredit.

2. Bagian C-2 berisi 5 pertanyaan mengenai penggolongan transaksi kedalam

aktifitas penggunaan dana atau aktifitas perolehan dana.

3. Bagian C-3 berisi 5 pertanyaan mengenai kemampuan menganalisis

transaksi dan menempatkan pengaruhnya dalam persamaan dasar

akuntansi.

Penelitian terhadap grup eksperimen dilakukan pada tanggal 11 April 2013 yang

berlokasi di dua tempat yakni SMA Perintis 2 Bandar lampung dan warung

internet dungeon Jl.Chairil Anwar No 11 Bandar lampung, pukul 10.00-

12.00WIB. Penelitian terhadap grup eksperimen memerlukan lokasi yang

memiliki kelengkapan media seperti komputer dan headphone karena perlakuan

yang diberikan adalah menyaksikan tayangan video pembelajaran akuntansi

melalui aplikasi adobe flashplayer. Namun, fasilitas yang ada pada SMA Perintis

2 Bandar lampung kurang memadai sehingga eksperimen tidak dapat dilakukan di

laboratorium sekolah. Oleh karena itu, peneliti menggunakan warung internet

dungeon yang berlokasi tidak jauh dari SMA Perintis 2 Bandar lampung (±100

meter) untuk dijadikan lokasi eksperimen. Peneliti menggunakan ruangan

basement yang berisikan 15 unit komputer lengkap dengan headphone. Oleh

Page 18: Dewan Pembinaan SMA.2010.Juknis Penetapan Nilai KKM di SMA

18

karna sampel yang dibutuhkan adalah 30 siswa, maka eksperimen dibagi menjadi

dua sesi.

Grup eksperimen terdiri dari 20 orang siswa kelas X-2 dan 10 orang siswa kelas

X-1. Teknis kegiatan diawali dengan meminta 15 orang siswa sesi pertama untuk

mengisi daftar pertanyaan bagian A mengenai data partisipan dan dilanjutkan

dengan tes kemampuan matematika selama 3 menit, kegiatan ini dilakukan di

ruang kelas SMA Perintis 2 Bandar lampung. Kemudian partisipan dibawa

menuju lokasi eksperimen yaitu warung internet dungeon dengan menggunakan

angkutan umum yang telah disewa oleh peneliti. Setibanya di ruangan

eksperimen, partisipan diminta untuk menyaksikan tayangan pembelajaran selama

15-20 menit,selanjutnya partisipan diminta untuk menjawab pertanyaan bagian C

mengenai kemampuan akuntansi dalam waktu 10 menit. Setelah selesai, partisipan

sesi pertama dikembalikan ke sekolah dan dilanjutkan dengan eksperimen pada

peserta sesi kedua. Untuk meningkatkan antusiasme siswa dalam menyaksikan

dan memperhatikan tayangan, peneliti memberikan reward sebesar Rp20.000

apabila partisipan dapat menjawab pertanyaan yang ada di tengah-tengah

tayangan (Manipulation Check), kemudian untuk meningkatkan kesungguhan

siswa dalam menjawab soal, peneliti memberikan reward Rp2.000 untuk setiap

jawaban yang benar. Pemberian reward dilakukan dengan pandangan bahwa

manusia sebagai makhluk homo ekonomikus, yaitu bahwa seseorang akan

berupaya mengubah strategi atau pandangan untuk memperoleh nilai manfaat

ekonomi yang lebih dari suatu keadaan atau situasi (Pradiptyo et al. 2011). Pada

saat pelaksanaan eksperiman seluruh siswa pada sesi pertama dan kedua dapat

menjawab pertanyaan Manipulation Check.

Deskripsi Kemampuan Awal Partisipan

Penelitian ini menetapkan beberapa variabel yang diduga mempengaruhi causal

effect yaitu: kemampuan matematika, dan jenis kelamin. Cara yang digunakan

untuk mengendalikan efek dari variabel kontrol adalah dengan teknik padanan

sepasang (pair-matching). Pair-matching dilakukan dengan cara masing-masing

item di grup eksperimen dipadankan dengan item di grup kontrol (Hartono, 2008)

dan menyertakan variabel-variabel tersebut dalam uji statistik sehingga causal

Page 19: Dewan Pembinaan SMA.2010.Juknis Penetapan Nilai KKM di SMA

19

effect antara metoda pembelajaran dan prestasi belajar dapat diukur secara tepat

apakah disebabkan oleh hubungan antara variabel dependen dengan variabel

independen ataukah ada faktor lain yang mempengaruhinya. Untuk menguji

kesepadaan antara dua grup partisipan, dilakukan uji independent sample-test

terhadap dua grup sampel yang tidak berhubungan. Hasil pengujian statistik dapat

dilihat pada tabel 4.2 berikut ini :

Tabel 4.2 Uji Kesepadanan Kemampuan Matematika berdasarkan Nilai

Rapor

KriteriaGrup Kontrol Grup Eksperimen Signifikansi

(2-tailed)N Rata-rata N Rata-rata

Nilai Rapor 30 68,17 30 74,53 .000

Sumber : Data diolah SPSS 16.0

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui level signifikansi untuk kemampuan matematika

yang diukur dengan nilai rapor adalah 0,000 (<0,05) sehingga keputusan uji yang

diambil adalah menolak H0 (H0 : µ1 = µ2). Hasil ini menunjukkan bahwa secara

statistik terdapat perbedaan rata-rata nilai rapor antara grup eksperimen dan grup

kontrol. Ketentuan penetapan nilai rapor pada setiap sekolah tergantung pada

nilai Kriteria Kelulusan Minimal (KKM) yang ditetapkan melalui kebijakan

kepala sekolah dan dewan guru pada sekolah yang bersangkutan (Dewan

Pembinaan SMA,2011). Karena alasan di atas, peneliti berasumsi bahwa

perbedaan rata-rata nilai rapor antara kedua grup kurang tepat apabila dijadikan

dasar untuk mengatakan bahwa kemampuan matematika salah satu grup adalah

lebih baik dibandingkan grup lain. Oleh karena itu, peneliti melakukan pengujian

kembali untuk mengukur kemampuan matematika dari masing-masing grup.

Pengujian dilakukan dengan menjawab pertanyaan matematika sederhana

sebanyak 40 soal selama 3 menit.

Hasil pengujian statistik dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Uji Kesepadanan Kemampuan Matematika berdasarkan Hasil Tes

KriteriaGrup Kontrol Grup Eksperimen Signifikansi

(2-tailed)N Rata-rata N Rata-rata

Page 20: Dewan Pembinaan SMA.2010.Juknis Penetapan Nilai KKM di SMA

20

Hasil Tes 30 13,90 30 12,37 .153

Sumber : Data diolah SPSS 16.0

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui level signifikansi untuk kemampuan matematika

yang diukur dengan nilai tes kemampuan matematika adalah 0,153 (>0,05)

sehingga keputusan uji yang diambil adalah menerima H0 (H0 : µ1 = µ2). Hasil ini

berarti bahwa secara statistik tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil tes antara

grup eksperimen dan grup kontrol. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa

kemampuan matematika kedua grup adalah sepadan.

Analisis Hasil Pengujian

a. Pengujian H1 menggunakan Two independent sample t-test

Rumusan masalah yang ingin dijawab dalam kasus ini adalah “Apakah terdapat

perbedaan kemampuan dalam menempatkan akun di sisi debet atau kredit antara

kedua grup sebagai akibat adanya perbedaan perlakuan metoda pembelajaran yang

diberikan?” . Jawaban dari pertanyaan tersebut didapatkan melalui pengujian

hipotesis yang diajukan dalam penelitian yang menyatakan kemampuan siswa

dalam menempatkan akun pada sisi debet ataupun kredit akan lebih baik jika

menggunakan metoda berbasis matematika dibandingkan menggunakan metoda

pembelajaran konvensional.

Hasil pengujian Two independent sample t-test dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Hasil Two independent sample t-test untuk Kemampuan

Penempatan Akun di sisi Debet atau Kredit

Metoda Group Statistic t-test for Equality of Means

Pembelajaran N Mean Std.Dev t Sig.(2-tailed) Mean Diff.

Konvensional 30 3.97 1,189-.987 .328 -.333

Matematika 30 4,30 1,418

Sumber : Data diolah SPSS 16.0

Page 21: Dewan Pembinaan SMA.2010.Juknis Penetapan Nilai KKM di SMA

21

Dari tabel 4.4 terlihat bahwa nilai rata-rata grup kontrol yang menggunakan

metoda konvensional adalah 3,97. Sedangkan nilai rata-rata grup eksperimen yang

menggunakan metoda berbasis matematika adalah 4,30.

Hasil keluaran SPSS menunjukkan bahwa perbedaan rata-rata kedua grup adalah

0,333. Nilai probabilitas (P value) adalah 0,328 lebih besar dari taraf signifikansi

0,05. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan jika P value > 0,05 maka

Hipotesis null tidak dapat ditolak. Oleh karena itu, keputuan yang diambil adalah

H0 : µ1 = µ2, yang berarti secara statistik tidak terdapat perbedaan signifikan rata-

rata kemampuan antara grup kontrol dan grup eksperimen. Selanjutnya dalam

menentukan apakah metoda yang satu lebih baik dibandingkan metoda yang lain

dapat dilihat melalui nilai mean pada tabel statistic group (Ghazali,2008).

Walaupun tidak signifikan, namun melalui nilai mean dapat kita lihat bahwa

metoda matematika dapat dikatakan lebih baik dibandingkan metoda

konvensional, dimana nilai rata-rata metoda matematika 4,30 lebih besar

dibandingkan metoda konvensional dengan nilai rata-rata 3,97.

Pengujian H2 menggunakan Two independent sample t-test

Permasalahan yang ingin dijawab dalam hipotesis ini adalah “Apakah terdapat

perbedaan kemampuan dalam menganalisis transaksi dan mengidentifikasi

pengaruhnya terhadap persamaan dasar akuntansi kedua grup sebagai akibat

adanya perbedaan perlakuan metoda pembelajaran yang diberikan? selanjutnya

peneliti juga akan menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian, dimana

kemampuan siswa dalam menganalisis transaksi dan mengidentifikasi

pengaruhnya pada persamaan dasar akuntansi akan lebih baik jika menggunakan

metoda pembelajaran berbasis matematika dibandingkan metoda pembelajaran

konvensional.

Hasil pengujian Two independent sample t-test dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5 Hasil Two independent sample t-test untuk Kemampuan Analisis

Transaksi dan Identifikasi Pengaruhnya terhadap Persamaan Dasar

Akuntansi

Page 22: Dewan Pembinaan SMA.2010.Juknis Penetapan Nilai KKM di SMA

22

Metoda Group Statistic t-test for Equality of Means

Pembelajaran N Mean Std.Dev t Sig.(2-tailed) Mean Diff.

Konvensional 30 1,87 1,3581,009 .317 .333

Matematika 30 1,53 1,196

Sumber : Data diolah SPSS 16.0

Dari tabel 4.5 terlihat bahwa rata-rata kemampuan grup kontrol yang

menggunakan metoda konvensional adalah 1,87. Sedangkan rata-rata kemampuan

grup eksperimen yang menggunakan metoda berbasis matematika adalah 1,53.

Hasil keluaran SPSS menunjukkan bahwa perbedaan rata-rata kedua grup adalah

0,333. Nilai probabilitas (P value) adalah 0,317 lebih besar dari taraf signifikansi

0,05. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan jika P value > 0,05 maka

hipotesis null tidak dapat ditolak. Jadi, keputusan yang diambil adalah H0 : µ1 =

µ2, yang berarti secara statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara

nilai rata-rata kemampuan grup kontrol dan grup eksperimen. Berdasarkan tabel

4.5 terlihat bahwa nilai mean pada metoda konvensional lebih besar dibandingkan

metoda berbasis matematika walaupun tidak signifikan. Hasil ini tidak

mendukung hipotesis dua yang menyatakan bahwa kemampuan siswa dalam

menganalisis transaksi dan mengidentifikasi pengaruhnya pada persamaan dasar

akuntansi akan lebih baik jika menggunakan metoda pembelajaran berbasis

matematika dibandingkan metoda pembelajaran konvensional.

c. Analysis of Covariance (ANCOVA)

Variabel kontrol yang ditetapkan oleh peneliti antara lain jenis kelamin, nilai

rapor matematika semester terakhir, serta nilai tes kemampuan matematika

sederhana. Untuk dapat melihat secara keseluruhan pengaruh variabel kontrol

terhadap causal effect antara metoda pembelajaran dan prestasi belajar, peneliti

menampilkan hasil perhitungan statistik ANCOVA sebagai berikut:

Tabel 4.6 Levene’s Test of Equality of Error Variances

F Df1 Df2 Sig.

.659 1 58 .454

Page 23: Dewan Pembinaan SMA.2010.Juknis Penetapan Nilai KKM di SMA

23

Hasil uji Levene menunujukkan nilai F sebesar 0,659 dan probabilitas 0,454

(p>0,05) yang berarti hipotesis null diterima dimana varians kedua grup adalah

sama (sesuai dengan asumsi ANCOVA).

Tabel 4.7 Hasil uji Test of Between-Subject Effect

Dependent variabel : Total_Skor

Source Type Sum of

Square

Df Means

Square

F Sig

Corrected Model 1178.581a 4 294.645 1.400 .246

Intercept 272.637 1 272.637 1.295 .205

Metoda 651.887 1 651.887 3.096 .084

Jenis Kelamin 110.721 1 110.721 .526 .471

Nilai Rapor 44.809 1 44.809 .213 .646

Tes Matematika 138.210 1 138.210 .656 .421

Error 11579.232 55 210.531

Total 233281.250 60

Corrected Total 12757.812 59

a. R Squared = .092 (Adjusted R Squared = .026)

Sumber : Data diolah SPSS 16.0

Hasil pengujian ANCOVA bahwa ketiga variabel kontrol yang ditetapkan yaitu

jenis kelamin, nilai rapor, dan tes matematika tidak berpengaruh signifikan

terhadap total skor. Hasil ini terlihat pada nilai signifikansi dari ketiga variabel

yang lebih besar dari 0,05, dimana jenis kelamin memiliki nilai signifikansi 0,471

sedangkan nilai rapor dan tes matematika masing-masing memiliki nilai

signifikansi 0,646 dan 0,421. Jadi dapat disimpulkan bahwa total skor yang

didapat dalam penelitian hanya dipengaruhi oleh penggunaan metoda

pembelajaran sebagai variabel independen.

Pembahasan

Page 24: Dewan Pembinaan SMA.2010.Juknis Penetapan Nilai KKM di SMA

24

Hasil uji memberikan gambaran bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara

rata-rata grup yang menggunakan metoda konvensional dengan grup yang

menggunakan metoda berbasis matematika dalam pembelajaran akuntansi.

Walaupun secara statistik tidak ditemukan cukup bukti untuk mendukung

hipotesis yang diajukan oleh peneliti, namun jika membandingkan secara

langsung nilai rata-rata antara kedua grup pada tabel 4.4 (kolom mean

difference), jelas terlihat bahwa terdapat rata-rata sebesar 0,333 antara kedua

grup. Rata-rata nilai grup yang menggunakan metoda berbasis matematika lebih

tinggi dibandingkan nilai grup yang menggunakan metoda konvensional dalam

kompetensi penempatan akun pada sisi debet atau kredit. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa metoda matematika lebih baik dalam menjelaskan konsep

debet dan kredit dibandingkan metoda konvensional meskipun tidak secara

signifikan.

Hasil yang hampir sama juga terlihat dalam pengujian statistik untuk hipotesis

yang ditawarkan dalam penelitian mengenai kemampuan siswa dalam

mengidentifikasi pengaruh transaksi terhadap persamaan dasar akuntansi. Nilai

signifikansi 1.009 (p>0,05) menunjukkan bahwa secara statistik tidak terdapat

perbedaan signifikan pada nilai rata-rata kedua grup. Namun hasil yang sedikit

berbeda tampak pada kolom means kedua grup, dimana nilai rata-rata metoda

konvensional lebih tinggi dibandingkam metoda matematika walaupun tidak

secara signifikan. Hal ini menunjukkan keadaan yang juga tidak mendukung

hipotesis yang ditawarkan bahkan bertolak belakang. Peneliti berasumsi bahwa

hal tersebut terjadi karena alasan berikut:

1. Di dalam mempelajari materi analisis transaksi diperlukan waktu tatap

muka minimal 1x 45 menit, karena materi ini mengharuskan siswa untuk

terlebih dahulu memahami karakteristik transaksi dengan mengerjakan

soal latihan secara langsung dan berulang. Sedangkan pada saat

pelaksanaan eksperimen, peserta hanya memiliki waktu ±15 menit untuk

menyaksikan tayangan simulasi pengerjaan soal analisis transaksi dan

Page 25: Dewan Pembinaan SMA.2010.Juknis Penetapan Nilai KKM di SMA

25

identifikasi pengaruhnya terhadap persamaan dasar akuntansi, sehingga

pemahaman yang didapat oleh siswa tidak secara mendalam.

2. Penurunan konsentrasi siswa yang terjadi saat pelaksanaan eksperimen.

Sesi pertama pelaksanaan eksperimen dimulai pada pukul 10.00 WIB,

sedangkan untuk sesi kedua eksperimen dimulai pada pukul 11.00 WIB.

Penundaan selama ±10 menit terjadi pada sesi kedua dikarenakan daya

listrik warnet mengalami penurunan yang membuat seluruh komputer

tidak dapat dihidupkan. Hal ini menyebabkan antusiasme partisipan sedikit

menurun. Kondisi ini terbukti pada saat pemberian instruksi oleh tim

eksperimenter, sebagian peserta kurang fokus dan kurang memahami

instruksi.

Kejadian ini merupakan ancaman bagi validitas internal eksperimen , yaitu

pengaruh maturation. Pengaruh maturation adalah pengaruh yang terjadi karena

faktor perubahan kematangan biologis ataupun psikologis dalam rentang waktu

pelaksanaan eksperimen (Campbell dan Stanley, 1963:5). Peneliti mencoba

mengeliminir pengaruh tersebut dengan mempersingkat waktu pelaksanaan

eksperimen dalam waktu 30 menit dan tidak terdapat jeda yang panjang pada

masing-masing tahapan. Namun, penundaan yang terjadi di lapangan tidak dapat

dikendalikan oleh peneliti sehingga menyebabkan psikologis siswa berubah

ditandai dengan menurunnya antusiasme siswa dalam melaksanakan eksperimen.

Peneliti menduga hal ini telah memberikan pengaruh pada pelaksanaan

eksperimen sesi kedua, yang menyebabkan nilai rata-rata siswa lebih rendah

dibandingkan pada kelompok siswa sesi pertama.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan pada analisis hasil pengujian dan pembahasan, peneliti

menyimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan kemampuan siswa dalam

menempatkan akun pada sisi debet ataupun kredit akan lebih baik jika

menggunakan metoda berbasis matematika dibandingkan menggunakan metoda

Page 26: Dewan Pembinaan SMA.2010.Juknis Penetapan Nilai KKM di SMA

26

pembelajaran konvensional tidak dapat didukung. Hal ini dikarenakan tidak

terdapat bukti statistik yang cukup dalam penelitian untuk menolak hipotesis null.

Hipotesis selanjutnya yang ditawarkan dalam penelitian menyatakan bahwa

kemampuan siswa dalam menganalisis transaksi kemudian mengidentifikasi

pengaruhnya pada persamaan dasar akuntansi akan lebih baik jika menggunakan

metoda pembelajaran berbasis matematika dibandingkan metoda pembelajaran

konvensional juga tidak didukung secara statistik. Hasil uji merujuk pada

keputusan yang sama bahwa secara statistik tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara nilai rata-rata kedua grup.

Meskipun hipotesis tidak didukung, namun nilai rata-rata kedua grup yang tidak

berbeda secara signifikan membuktikan bahwa metoda pembelajaran matematika

masih dapat dijadikan salah satu alternatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi

dalam pembelajaran akuntansi. Pernyataan tersebut didukung oleh fakta bahwa

kemampuan siswa kelas X SMA perintis 2 Bandar lampung yang belum pernah

mendapat pembelajaran akuntansi, dan hanya mendapatkan pengajaran selama

±15 menit melalui tayangan Adobe Flashplayer presentation dapat disejajarkan

dengan kemampuan siswa kelas X jurusan akuntansi SMK BPK Penabur yang

telah mempelajari akuntansi pengantar selama ± 1 tahun. Namun untuk lebih

memastikan hal tersebut, tentunya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk

mengkonfirmasi keefektifan metoda alternatif ini.

Saran

Peneliti menyadari akan keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini, oleh

karena itu beberapa evaluasi dan saran yang dapat diberikan bagi penelitian

selanjutnya antara lain sebagai berikut:

1. Penggunaan aplikasi Adobe Flashplayer Presentation masih perlu

disempurnakan terutama dari segi substansi isi/materi dan dari segi

pemilihan bahasa, tampilan efek, gambar, serta suara. Aplikasi

sebelumnya memiliki kualitas suara yang kurang baik sehingga beresiko

menyebabkan siswa kurang jelas dalam mendengar meteri maupun

instruksi yang disampaikan. Saran bagi penelitian ke depan, diharapkan

Page 27: Dewan Pembinaan SMA.2010.Juknis Penetapan Nilai KKM di SMA

27

dapat membuat aplikasi pembelajaran yang lebih canggih, atraktif dan

interaktif sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa.

2. Lokasi eksperimen yang berbeda. Suasana ruangan yang tidak sama antara

kedua grup diduga memberikan perbedaan kenyamanan dan konsentrasi

dalam pelaksanaan eksperimen. Saran bagi penelitian kedepan, akan lebih

baik jika lokasi yang digunakan sama, sehingga memungkinkan peneliti

untuk mengendalikan dengan baik berbagai aspek yang dapat

mempengaruhi psikologi partisipan terutama dalam hal konsentrasi.

3. Pemilihan subjek penelitian dengan menggunakan sekolah non-favorit

memberikan tantangan tersendiri mengingat karakter siswa yang

cenderung sulit dikondisikan. Keadaan yang kurang terkendali dalam

pelaksanaan eksperimen membuat suasana menjadi kurang kondusif dan

menghambat konsentrasi partisipan. Hasil yang berbeda mungkin akan

ditemukan apabila sampel yang dipilih merupakan siwa sekolah favorit

dengan karakteristik siswa yang cenderung lebih disiplin.

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Saukhul M. 2011. Penelitian Kuantitatif dalam Teknologi

Pembelajaran.Jurnal Teknologi Pendidikan Unversitas Negeri Suranaya

Badan Akreditasi Propinsi Sekolah/Madrasah Propinsi Lampung. Hasil

Akreditasi. April 2012. Badan Akreditasi Nasional. April2013.

http://www.ban-sm.or.id/provinsi/lampung/akreditasi

Brown, AL and Campione . 1996. Relationships of goal orientation,

metacognitive activity, and practice strategies with learning outcomes and

transfer. Journal of Applied Psychology Vol 83(2), Apr 1998, 218-233.

Page 28: Dewan Pembinaan SMA.2010.Juknis Penetapan Nilai KKM di SMA

28

Campbell, D. & Stanley, J. 1963. Eksperimental and quasi-eksperimenal designs

for research. Chicago, IL: Rand-McNally.

Dewan Pembinaan SMA.2010.Juknis Penetapan Nilai KKM di SMA.Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Endarmoko,Eko.2006.Tesaurus Bahasa Indonesia. Jakarta. PT.Gramedia Pustaka

Utama

Ghozali, Imam. 2008. Desain Peneitian Eksperimental : Teori Konsep dan

Analisis Data dengan SPSS 16.0. Semarang. Badan Penerbit Universitas

Diponegoro

Hartono, J. 2007. Metodalogi Penelitian Bisnis: Salah kaprah dan Pengalaman

Pengalaman. Yogyakarta : BPFE.

Hartono, J. 2008. Metodalogi Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta :Penerbit

Andi.

Ingram, R. W. 1998. A Note on Teaching Debits And Credits In Elementary

Accounting. Issues in Accounting Education Vol. 13, No. 2: 411–415.

Innes, Robert B. 2004. Reconstructing undergraduate education: using learning

science to design effective courses. Lawrence Earlbaum Associates

Publisher

Levin, R & Rubin, D.2000.Statistic for Management.Prentice Hall

Page 29: Dewan Pembinaan SMA.2010.Juknis Penetapan Nilai KKM di SMA

29

Morrison, Gary R., Steven M. Ross, & Jerrold E. Kemp. (2004). Design effective

instruction, (4th Ed.). New York: John Wiley & Sons

Muijs, Daniel and Reynolds, David. 2011. Effective teaching: evidence and

practice. Third edition.London, GB : Sage

Nauli,Pigo. 2011. Perbandingan Metoda Pembelajaran akuntansi Pengantar

Antara Metoda Konvensional Dan Metoda Berbasis Matematika Terhadap

Prestasi Dan Kepuasan Belajar. Simposium Nasional Akuntansi 14. Aceh

Peter Salim dan Yenny Salim.2002. Kamus bahasa Indonesia kontemporer.

Jakarta.Modern English Press.

Poedjiadi, Anna. 2005. Sains Teknologi Masyarakat: Model Pembelajaran

Kontekstual Bermuatan Nilai. Jakarta : Rosda

Pradiptyo, R, B. Sasmitasiwi and G. A. sahadewo. 2011. Evidence of Homo

Economicus? Finding From Experiment on Evalutionary Prisoners’

Dilemma Game. SSRN. Sangster, A., G. N. Stoner and P. A. McCarthy.

2007. Lessons for the Classroom From Luca Pacioli. Issues in Accounting

Education Vol. 22, No.3: 447-457

Rukmini Sri. 1998. Psikologi Umum.Jakarta:Rineka Cipta.

Sanjaya,Wina. 2009. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses

Pendidikan.Prenada Media Group

Saudagaran, S. M. 1996. The First Course in Accounting: An Innovative

Approach, Issues in Accounting Education Vol. 11, No. 1: 83–94.

Page 30: Dewan Pembinaan SMA.2010.Juknis Penetapan Nilai KKM di SMA

30

Suharsimi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta : Rineka Cipta

Suwardjono. 2002. Akuntansi Pengantar Bagian 1 Proses Penciptaan Data

Pendekatan sistem.Yogyakarta.: BPFE.

Tulus . 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Grasindo. Jakarta

Warsono-Bin-Hardono, S, A. Darmawan, dan M. A. Ridho. 2009. Akuntansi

Pengantar I Berbasis Matematika siklus Akuntansi di Perusahaan Jasa,

Dagang, dan Manufaktur. Asgard Chapter.

Warsono-bin-Hardono, S, A. Darmawan, dan M. A. Ridho. 2009. Using

Mathematics To Teach Accounting Principles. American Accounting

Association San Antonio Texas, USA dan Asian Academic Accounting

Association Conference. Istanbul, Turkey.

Warsono-bin-Hardono, S. 2010. Reformasi Akuntansi; Membongkar Bounded

Rationality Pengembangan Akuntansi. Asgard Chapter.