democracy as problem solving
TRANSCRIPT
Democracy As Problem Solving
Civic Capacity in Communities Across the Globe Review
The Grassroots-To-Grasstops Dynamic: Slum Redevelopment and Accountability in Mumbai
Chapter 5
Chapter 6
The Civics of Economic Restructuring
Kelompok 3
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Demokrasi, Kelembagaan dan Kebijakan Publik
Dosen : Kusnar Budi, M.Buss
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI
PROGRAM PASCA SARJANA
Dedy Fadly
Hermawan Susanto
Maria A. Bia Ardian Kusuma
Eli Handayani
Kondisi Dharavi-Mumbai
3. Serta bagaimana prospek dan batas kapasitas kerjasama ini?
1. Bagaimana melakukan peningkatan kapasitas sipil untuk menangani pertumbuhan urban yang tidak
merata?
2. Bagaimana bentuk kerjasama antara pemain umum, swasta, non
pemerintah untuk mewujudkan kemajuan kawasan
kumuh?
A History of Failure and Conflict
• Urbanisasi meningkat cepat sebelum adanya gerakan yang dipimpin oleh Mahatma Gandhi memenangkan kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1947.
• Setelah kemerdekaan, perencana pusat mulai fokus
pada pembangunan pedesaan.
• Kondisi kota yang buruk disebabkan karena:
Visi Gandhi: “ jantung nyata India
terletak di desa dan akan mendorong mereka
dapat mandiri”.
Minimnya perencanaan
Pemerintah yang dipilih tidak berdaya serta memiliki kapasitas rendah untuk membiayai atau mengkoordinasikan karena berada di bawah aturan terikat layanan sipil.
Banyak terjadi korupsi dan inefisiensi aksi pemerintah sehingga mengikis kepercayaan publik
The National Slum Dwellers Federation (NSDF) diselenggarakan pada tahun 1974 untuk memperjuangkan pelayanan dan perumahan untuk kawasan kumuh.
Program-program baru untuk mengupgrade kawasan kumuh muncul namun hasilnya masih sangat minim dan hubungan antara pemerintah dan kelompok masyarakat belum berjalan beriringan
Media meliput kehidupan kawasan kumuh sebagai penyakit kota dan sebagai bentuk kegagalan pemerintah dalam perencanaan dan pelaksanaannya.
Persimpangan: Perubahan Strategi dan Kapasitas Pemerintah dan Masyarakat sipil
Pada pertengahan tahun 80-an, penggusuran
pemulung dan penghuni trotoar gagal. Akan tetapi upaya tersebut terus dilakukan.
Pada tahun 1984 sekelompok sosial kelas menengah memulai perubahan --Society for the Promotion of Area Resource Centres (SPARC)
SPARC akan melatih para penghuni untuk mengumpulkan data tentang komunitas mereka sendiri dan membantu memberikan data kepada pejabat pemerintah untuk memfasilitasi penyediaan layanan publik
SPARC berpendapat masyarakat berhak:
1. Untuk diberitahu akan ada penggusuran
2.Untuk terlibat dalam proses
pengembangan alternative
tempat penampungan
SPARC & NSDF
SPARC dengan staf yang profesional dan memiliki keterampilan
memenangkan hibah, menyumbangkan kemampuan
teknis, manajemen keuangan dan koneksi ke aktor pengambil
keputusan baik publik dan sektor swasta, sedangkan NSDF membawa
pengalaman dalam pengorganisasian akar rumput, termasuk tekanan
politik.
Bersama-sama SPARC dan NSDF membantu wanita-
wanita miskin untuk mengorganisir Mahila-
Milan, inisial klub saving dalam skala kecil
Pada tahun 1986, SPARC mulai bekerja
dengan dan NSDF
TRANFORMASI WILAYAH/PERMUKIMAN KUMUH DI MUMBAI
Tahun 1995, berlangsung pemilihan umum yang kompetitif, dimana aliansi oposisi menawarkan program pembangunan di wilayah permukiman kumuh di Mumbai.
Pemilihan umum tersebut telah menghasilkan Pemerintahan yang terbuka, sehingga memberikan peran yang lebih besar kepada sektor swasta untuk turut aktif dalam pembangunan
Selain itu, terbangun pula kompleksitas interaksi antara lembaga Pemerintah, sektor swasta, dan lembaga swadaya masyarakat. Pada perkembangannya, lembaga swadaya masyarakat sangat banyak mendorong pembangunan Mumbai.
Salah satu lembaga swadaya masyarakat yang aktif dalam tranformasi Mumbai adalah The Society for the Promotion of Area Resource Centres atau disingkat SPARC.
SPARC berhasil menggandeng raksasa keuangan global, Citibank, untuk membiayai proyek perumahan di wilayah kumuh Mumbai.
TABEL SUMBER DAYA DAN KEGUNAANNYA
DALAM TRANSPARANSI PENYELESAIAN
MASALAH SECARA DEMOKRATIS
(model campuran)
No Sumber Daya Fungsi
1. Politik Pemilu Persaingan parpol pada daerah
kumuh menghasilkan aturan yang
akomodatif dan insentif serta
kebijakan yang akomodatif terhadap
warga daerah kumuh
2. Penawaran dan
Pembelajaran
Institusi
Warga daerah kumuh yang
terorganisasi (karena adanya
dukungan dari lembaga swadaya
masyarakat) meningkatkan posisi
tawar dalam menegosiasi
perubahan peraturan dan diskresi
dari pemegang otoritas publik
(pemerintah) dan memastikan
kebijakan publik yang dipilih
merefleksikan pemasalahan lokal
dimana usaha pemecahannya
dapat diukur
3. Pasar Mendorong sektor swasta masuk
dan ikut berpartisipasi
pembangunan
HIKMAH KASUS MUMBAI
Pembangunan daerah kumuh di Mumbai bukanlah hasil dari suatu perencanaan yang matang (blue print) pemerintah, tetapi merupakan kegigihan aktor-aktor kunci, terutama mitra-mitra lembaga swadaya
masyarakat, untuk belajar (menambah kapasitas masyarakat) secara terus menerus dan melakukan inovasi.
Penyelesaian agenda setting
politik
Perlunya mengorganisir transparansi
Pentingnya memunculkan dan mengkampanyekan transparansi dalam
berbagai aspek
Peningkatan kapasitas masyarakat berkorelasi dengan penyelesaian
masalah dan antisipasi terhadap potensi masalah yang akan datang (yang harus
dihadapi oleh masyarakat).
Restructuring as the Cultivation of an Innovative Milieu
Perspektif ini menekankan pada ekonomi bisnis, dinamika organisasi, dan fungsi jaringan interpersonal dan interorganisasional ke tingkat yang jarang diexplorasi
Pemerintah Masyarakat
Sipil
Sebagai Pelaku pendukung
Berfokus pada 2 (dua) Hal
Pengaruh terhadap cluster ekonomi
Sifat budaya kelembagaan lokal dan
mekanisme pembelajaran adaptif
Pengaruh terhadap cluster ekonomi
Cluster
• konsentrasi geografis dari perusahaan yang saling berhubungan, pemasok khusus, penyedia layanan, perusahaan di industri terkait dan lembaga-lembaga terkait ( universitas, asosiasi perdagangan) dalam bidang tertentu yang bersaing dan juga berkerja sama
• (Michael Porter)
Rekomendasi Porter untuk kebijakan ekonomi:
1. Cluster upgrading
2. Menghilangkan hambatan, mengendurkan kendala, dan
menghilangkan inefisiensi untuk produktifitas dan meningkatkan pertumbuhan produktifitas, dan pengembangan cluster terkait
teknologi
Sifat budaya kelembagaan lokal dan mekanisme pembelajaran adaptif
silicon valley Vs route 128
Dalam formulasi Saxenian, untuk masalah tindakan kolektif yang pemerintah dan lembaga berbasis masyarakat luas dapat mengatasi untuk membuat lingkungan inovatif , antara lain:
1. Penggabungan resiko
2. Sumber daya untuk membantu perusahaan start-up unggul
Cara restrukturisasi ekonomi, antara lain:
1. Inovasi dan berfokus pada adaptasi
2. komersialisasi riset dan teknologi
3. belajar dan mengambil resiko
Tiga perspektif menekankan pada otoritas sektor publik dan keputusan terkait dengan peraturan ekonomi dan insentif (restrukturisasi sebagai perspektif pembuatan kebijakan) potensi dan juga kompleksitas pencampuran agenda sektor publik dan swasta dan kapasitas organisasi mewakili perubahan ekonomi (restrukturisasi sebagai perspektif yang bermitra) dan produktivitas bisnis dan inovasi imperatif dimana organisasi non-bisnis dapat memberikan dukungan yang berguna (restrukturisasi sebagai perspektif budidaya lingkungan yang inovatif)
Kesimpulan
Perspektif-perspektif ini menawarkan jauh lebih kaya dan lebih seimbang satu set
wawasan ke dalam apa masalah publik, pemain swasta,
dan lembaga swadaya masyarakat percaya bahwa
mereka butuhkan untuk memecahkan di bidang
restrukturisasi daripada dengan cara kebijakan
Tiga perspektif juga menerangi berbagai kepentingan, kendala, dan peluang yang
mungkin untuk menentukan langkah yang dibuat para pemain, hubungan yang
mereka bentuk, dan sumber daya yang mereka mampu dan mau untuk
memobilisasi dari waktu ke waktu sedangkan masing-masing perspektif ini,
dengan sendirinya, memperlakukan beberapa pemain penting pada lanskap yang membingungkan atau monolit yg dapat terprediksi di dalam kotak hitam