deductible nondeductible
TRANSCRIPT
DEDUCTIBLE
NON DEDUCTIBLE
DEDUCTIBLE
NON DEDUCTIBLE
Deductible Expenses
biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, termasuk biaya pembelian bahan, biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang, bunga, sewa, royalti, biaya perjalanan, biaya pengolahan limbah, premi asuransi, biaya administrasi, dan pajak kecuali Pajak Penghasilan;
Biaya Bunga yang boleh dibebankanBiaya Bunga yang boleh dibebankan
Biaya bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto
Bunga pinjaman selama masa konstruksi suatu aset merupakan komponen biaya langsung atas harga pokok atau harga perolehan aset yang bersangkutan sehingga harus dikapitalisir menjadi komponen harga pokok atau harga perolehan aset yang bersangkutan, pembebanan biaya bunga tersebut dilakukan melalui penyusutan/amortisasi atau diakui pada saat penjualan barang
Apabila terdapat penempatan deposito atau tabungan yang dananya langsung atau tidak langsung berasal dari dana pinjaman yang dibebani bunga, maka :
Apabila jumlah rata-rata pinjaman sama besarnya atau lebih kecil dibanding jumlah rata-rata deposito atau tabungan, maka bunga atas pinjaman tersebut seluruhnya tidak dapat dikurangkan sebagai biaya.
Apabila jumlah rata-rata pinjaman lebih besar dibanding jumlah rata-rata deposito atau tabungan, maka bunga atas pinjaman yang boleh dikurangkan sebagai biaya adalah biaya bunga atas selisih antara jumlah rata-rata pinjaman dengan jumlah rata-rata deposito atau tabungan.
Biaya Entertainment (SE-27/PJ.22/1986 ) Biaya entertainment atau jamuan dan
sejenisnya dapat dikurangkan sebagai biaya dengan syarat:
Benar-benar dikeluarkan dan ada hubungannya dengan kegiatan usaha wajib pajak
Dibuatkan daftar nominatif dan dilampirkan dalam SPT Tahunan PPh, yang memuat nomor urut, tanggal dan jenis entertainment, nama tempat, alamat, jumlah, nama relasi, posisi, nama perusahaan, jenis usaha.
Deductible Expenses
penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun
Biaya Pemakaian Telepon Seluler dan Kendaraan Perusahaan
Biaya perolehan atau pembelian ponsel yang di miliki
dan dipergunakan perusahaan untuk pegawai tertentu
karena jabatan atau pekerjaannya, dapat dibebankan
sebagai biaya perusahaan sebesar 50% (lima puluh
persen) melalui penyusutan aktiva kelompok 1
Biaya berlangganan atau pengisian ulang pulsa dan
perbaikan ponsel tersebut dapat dibebankan sebagai
biaya rutin perusahaan sebesar 50% (lima puluh
persen).
Biaya Pemakaian Telepon Seluler dan Kendaraan Perusahaan
Biaya perolehan atau pembelian atau perbaikan besar
kendaraan sedan atau yang sejenis yang dimiliki dan
dipergunakan perusahaan untuk pegawai tertentu
karena jabatan atau pekerjaannya, dapat dibebankan
sebagai biaya perusahaan sebesar 50% (lima puluh
persen) melalui penyusutan aktiva tetap kelompok 2.
Biaya pemeliharaan atau perbaikan rutin kendaraan
tersebut dapat dibebankan sebagai biaya rutin
perusahaan sebesar 50% (lima puluh persen).
Mobil Antar Jemput Pegawai
Biaya perolehan atau pembelian atau perbaikan besar
kendaraan bus, minibus, atau yang sejenis yang
dimiliki dan dipergunakan perusahaan untuk antar
jemput para pegawai, dapat dibebankan seluruhnya
sebagai biaya perusahaan melalui penyusutan aktiva
tetap kelompok 2.
Biaya pemeliharaan atau perbaikan rutin kendaraan
tersebut dapat dibebankan seluruhnya sebagai biaya
rutin perusahaan.
iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan;
kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan;
Kerugian dari selisih kurs mata uang asing;
Apabila wajib pajak menggunakan sistem pembukuan berdasarkan kurs tetap (kurs historis), pembebanan kerugian selisih kurs-nya dilakukan pada saat terjadinya realisasi mata uang asing tersebut.
Apabila wajib pajak menggunakan sistem pembukuan berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia atau kurs yang sebenarnya berlaku pada akhir tahun (per tanggal neraca), maka pembebanan selisih kurs-nya dilakukan pada setiap akhir tahun berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia atau kurs yang sebenarnya berlaku pada akhir
Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di Indonesia;
Biaya bea siswa, magang, dan pelatihan; dengan memperhatikan kewajaran dan kepentingan perusahaan, dengan syarat : Berhubungan langsung dengan usaha atau
kegiatan untuk mendapatkan, menagih dan
memelihara (3M) penghasilanb.
Dilakukan dalam batas dan jumlah yang wajar serta
tidak dipengaruhi hubungan istimewa
Pendidikan dan pelatihan tersebut ditentukan oleh
pemberi kerja (KEP-545/PJ/2000)
Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan rugi laba
komersial.
Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan
Negeri atau Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara (BUPLN)
atau adanya perjanjian tertulis mengenai penghapusan
piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur yang
bersangkutan.
Telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus
(dapat berupa penerbitan internal asosiasi atau sejenisnya), dan
Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat
ditagih kepada Direktorat Jenderal Pajak (dilampirkan dalam
SPT-nya).
Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih, dengan syarat: (KEP-238/PJ/2001 ):
Pengeluaran untuk pajak daerah dan retribusi daerah ( SE-02/PJ.42/2002)
Memenuhi ketentuan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 s.t.d.d. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000;
Berkaitan dengan biaya 3M atas objek pajak yang tidak dikenakan PPh final / tidak dihitung berdasarkan norma penghitungan penghasilan neto/khusus;
Bukan untuk sanksi berupa bunga, denda atau kenaikan.
BPHTB dan PBB sebagai pengurang penghasilan bruto (SE-01/PJ.42/2002) BPHTB atas hak atas tanah yang dimiliki dan
dipergunakan dalam Perusahaan dibiayakan dengan mekanisme amortisasi sesuai Pasal 11 A
BPHTB atas hak atas bangunan yang dimiliki dan dipergunakan dalam Perusahaan dibiayakan melalui penyusutan sesuai dengan Pasal 11
PBB atas tanah dan bangunan yang dimiliki dan dipergunakan dalam Perusahaan dapat dikurangkan sekaligus sebagai biaya.
Apabila penghasilan bruto setelah
pengurangan didapat kerugian, maka
kerugian tersebut dikompensasikan
dengan penghasilan mulai tahun
pajak berikutnya berturut-turut sampai
dengan 5 (lima) tahun.
Kompensasi Kerugian
Contoh : PT A dalam tahun 1995 menderita kerugian
fiskal sebesar Rp 1.200.000.000,00. Dalam 5 tahun berikutnya, rugi laba fiskal PT A adalah sbb :
1996 : laba fiskal Rp 200.000.000,001997 : rugi fiskal Rp (300.000.000,00)1998 : laba fiskal N I H I L1999 : laba fiskal Rp 100.000.000,002000 : laba fiskal Rp 800.000.000,00
a) pembagian laba dengan nama dan dalam
bentuk apapun seperti dividen, termasuk
dividen yang dibayarkan oleh perusahaan
asuransi kepada pemegang polis, dan
pembagian sisa hasil usaha koperasi;
b) biaya yang dibebankan atau dikeluarkan
untuk kepentingan pribadi pemegang saham,
sekutu, atau anggota;
Non Deductible Expenses
Pembentukan atau pemupukan dana cadangan, kecuali :
cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank, sewa guna usaha dengan hak opsi, dan asuransi-cadangan
biaya reklamasi untuk usaha pertambangan yang ketentuan dan syarat-syaratnya ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan.
Non Deductible Expenses
Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan,
asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea
siswa yang dibayar oleh wajib pajak orang pribadi,
kecuali jika dibayar oleh pemberi kerja dan premi
tersebut dihitung sebagai penghasilan bagi wajib
pajak orang pribadi yang bersangkutan (wajib
dipotong PPh Pasal 21).
Apabila pembayaran premi asuransi tersebut belum
dibebankan sebagai biaya oleh wajib pajak pemberi
kerja, maka wajib pajak dapat melakukan
penyesuaian fiskal negatif (SE-03/PJ.41/2003)
Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali :
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 466/KMK.04/2000 Jo KEP-213/PJ/2001 Jo SE-14/PJ.31/2003
Penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh karyawan di tempat kerja secara bersama-sama.
Penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah tertentu.
Penggantian atau imbalan dalam bentuk natura yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.-Lihat
Penyediaan makanan dan minuman bagi para pegawai perusahaan di tempat kerja
bukan ditekankan pada tempat kerja, melainkan pada aktivitas
penyediaan makanan dan minumannya, sehingga tidak mutlak
harus seluruh pegawai perusahaan termasuk dewan direksi dan
dewan komisaris makan dan minum di tempat kerja
Apabila terdapat sejumlah pegawai yang tidak dapat
memanfaatkan atau tidak memperoleh fasilitas in-natura
tersebut di tempat kerja karena sifat pekerjaannya yang tidak
memungkinkan, maka hal tersebut tidak membatalkan
pembebanan biaya bagi perusahaan dan pengecualian
penghasilan bagi karyawan
Penyediaan makanan dan minuman bagi para pegawai perusahaan di tempat kerja
Penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai tidak
harus dilaksanakan sendiri oleh perusahaan, melainkan dapat
menggunakan jasa catering, rumah makan, atau kantin umum,
sepanjang dilakukan di tempat kerja dan dilakukan pada jam
kerja.
Pemberian kupon yang dapat ditukarkan dengan makanan dan
minuman yang diterbitkan oleh pihak pemberi jasa tidak
memenuhi ketentuan penyediaan makanan dan minuman di
tempat kerja.
Pemberian imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah tertentu
Berupa : tempat tinggal, termasuk perumahan bagi pegawai dan
keluarganya, sepanjang di lokasi bekerja tersebut tidak ada tempat tinggal yang dapat disewa;
pelayanan kesehatan, sepanjang dilokasi bekerja tersebut tidak ada sarana kesehatan;
pendidikan bagi pegawai dan keluarganya, sepanjang di lokasi bekerja tersebut tidak ada sarana pendidikan yang setara;
pengangkutan bagi pegawai di Lokasi bekerja, sedangkan pengangkutan anggota keluarga dari pegawai yang bersangkutan terbatas pada pengangkutan sehubungan dengan kedatangan pertama ke Iokasi bekerja dan kepergian pegawai dan keluarganya karena terhentinya hubungan kerja;
olahraga bagi pegawai dan keluarganya tidak termasuk golf, boating dan pacuan kuda, sepanjang di Iokasi bekerja tersebut tidak tersedia sarana dimaksud.
f. jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan
kepada pemegang saham atau kepada pihak yang
mempunyai hubungan istimewa sebagai imbalan
sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan;
g. harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan
warisan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3)
huruf a dan huruf b, kecuali zakat atas penghasilan yang
nyata-nyata dibayarkan oleh Wajib Pajak orang pribadi
pemeluk agama Islam dan atau Wajib Pajak badan
dalam negeri yang dimiliki oleh pemeluk agama Islam
kepada badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang
dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah;
Pajak Penghasilan;Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk
kepentingan pribadi Wajib Pajak atau orang yang menjadi tanggungannya;
Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham;
Sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi pidana berupa denda yang berkenaan dengan pelaksanaan perundang-undangan di bidang perpajakan.
Pengeluaran untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun tidak dibolehkan untuk dibebankan sekaligus, melainkan dibebankan melalui penyusutan atau amortisasi
DepresiasiDepresiasi
HARTA YANG DISUSUTKAN?
FUNGSI : 3 M (MENDAPATKAN,
MENAGIH, MEMELIHARA)
MASA MANFAAT > 1 TAHUN
NON-TANAH
Harta yang Tidak Boleh Disusutkan
Harta yang tidak digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan tidak boleh disusutkan secara fiskal.
Dalam hal harta yang tidak boleh disusutkan secara fiskal tersebut dijual (dialihkan), keuntungannya merupakan obyek PPh, yang dihitung dari selisih antara harga jual (nilai pasar) dengan harga perolehan. Dalam hal selisihnya negatif (rugi), kerugian tersebut tidak dapat dikurangkan sebagai biaya
MULAI DILAKUKANNYA PENYUSUTAN ?
SEBELUM 2001
DIMULAI PADA TAHUN DILAKUKANNYA
PENGELUARAN
SETELAH 2001
DIMULAI PADA BULAN DILAKUKANNYA
PENGELUARAN
PENGATURAN KHUSUS :
AKTIVA YANG SEDANG DIBANGUN DIMULAI
SAAT SELESAI DIBANGUN
SEJAK BULAN DIGUNAKANNYA HARTA
TERSEBUT (ATAS PERSETUJUAN DIRJEN
PAJAK)
UNTUK MENGHITUNG DEPRESIASI, YANG PERLU DIKETAHUI :
COST (HARGA PEROLEHAN)
HARGA PEROLEHAN = JUMLAH YANG
SESUNGGUHNYA DIKELUARKAN UNTUK
MENDAPATKAN HARTA TERSEBUT
METODE DEPRESIASI
Hubungan Istimewa
Hubungan Kepemilikan
Hubungan Penguasaan
Hubungan Darah
Hubungan Kepemilikan ( Pasal 18 UU PPh Jo SE-04/PJ.7/1993 Jo SE-18/PJ.53/1995 )
Penyertaan modal langsung atau tidak langsung
sebesar 25% tau lebih pada wajib pajak lainnya.
Hubungan antara wajib pajak dengan penyertaan
25% atau lebih pada dua wajib pajak atau lebih
Hubungan antara dua wajib pajak atau lebih yang
modalnya sebesar 25% atau lebih dimiliki oleh
pihak yang sama.
Hubungan Penguasaan Hubungan antara wajib pajak yang menguasai wajib
pajak lainnya, atau dua wajib pajak atau lebih berada di bawah penguasaan yang sama baik langsung maupun tidak langsung, baik penguasaan melalui manajemen maupun melalui pengunaan teknologi..
Penguasaan melalui penggunaan teknologi, misalnya PT A perusahaan yang memproduksi minuman menggunakan formula yang diciptakan oleh PT B. Dalam hal ini antara PT A dan PT B terdapat hubungan istimewa, karena terdapat penguasaan melalui penggunaan teknologi oleh PT B terhadap PT A.
Hubungan darah atau Perkawinan
Yaitu hubungan istimewa karena terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis keturunan lurus dan/atau ke samping satu derajad.
METODE DEPRESIASI :
GARIS LURUS (STRAIGHT LINE)
SALDO MENURUN GANDA
(DOUBLE DECLINING)