dbso
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 DBSO
1/31
I. Tujuan
1. Membuat formulasi sirup dekstromethorphan
2. Mengetahui stabilitas sirup dekstromethorphan dengan variasi kadar PVP
II. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembuatan sirup dekstromethorphan2. Bagaimana sirup dekstromethorphan dengan variasi kadar PVP
III. Latar Belakang
Dewasa ini terdapat berbagai penyakit mulai dari penyakt berat seperti sampai penyakit
ringan. Hal ini selain diakibatkan oleh kebiasan pola hidup individu itu sendiri uga
diakibatkan !ua!a yang tidak menentu di daerah katulistiwa.
Dengan berbagai penyakit yang ada" maka akan di ikuti pula dengan perbaikan
ketersediaan obat. Pada penelitian kali ini akan membahas tentang obat untuk sakit batuk
yang sering di alami masyarakat. Dengan meneliti karakteristik de#trometrophan sebagai
subyek pereda batuk.De#trometrophan adalah isomer dekstrorotatori dari levorphanol opioidsintetik.
merupakan antagonis nonkompetitif $metil dreseptoraspartat. De#trometrophan %uga
mengikat &$' sigmaserta mengikatopioid berbarengan meningkatkan (H) dan
peningkatan pelepasan. De#trometrophan bersifat antitusif dan memiliki efek antihy
peralgesi! *1+.
Dalampenelitian kali ini dilakukan ui stabilitas sediaan sirup de#trometorphan yang
dikombinasikan dengan PVP *polivynilpirolydone). Dimana PVP sendiri merupakan
polimer yang larut dalam air yang terbuat dari monomer$,vinylpyrrolidone.PVP larut
dalam air dan pelarut polar lainnya*2+. Dalam sediaan kering berupa serpihan bubuk
higroskopis" mudah menyerap hingga -/ dari berat dalam air di atmosfer. Dalam
larutan" memiliki sifat pembasahan yang sangat baik dan mudah membentuk film. Hal ini
membuat PVP baik diadikan pelapis atau aditif untuk pelapis. Polimer PVP digunakan
sebagai e#pander plasma darah dan uga bahan pengikat dalam banyak tablet farmasi*0+.
Dalam sediaan ini fungsi PVP sebagai agen pensuspensi" dibuat dua seri kadar PVP untuk
meneliti pengaruh PVP terhadap kestabilan sediaan sirup.
Dengan demikian akan diteliti bagaimana kandungan PVP yang dapat digunakan untuk
mengikat De#trometrophan.
1. Dasar Teori
Menurut farmakope ndonesia " syrup adalah sedian !air berupa larutan yang
mengandung sakarosa" &12H2211" tidak kurang dari 3-./ dan tidak lebih dari 33./.
-
8/19/2019 DBSO
2/31
'yrup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dalam kadar tinggi *4nonim"
155(+. 'e!ara umum sirup merupakan larutan pekat dari gula yang ditambah obat atau 6at
pewangi dan merupakan larutan ernih berasa manis. 'yrup adalah sediaan !air kental yangminimal mengandung (/ sakarosa . Dalam perkembangannya" banyak sekali pengertian
mengenai sirup. 'irup adalah sediaan !air berupa larutan yang mengandung sakarosa. 'irup
adalah sediaan !airan kental untuk pemakaian dalam" yang minimal mengandung 5/ sakarosa*-+.
Bedasarkan fungsinya" sirup dikelompokan menadi 2 golongan" yaitu7
1. Medi!ated 'yrup *sirup obat+ merupakan sirup yang mengandung satu atau lebih bahan
obat. 'irup obat berupa preparat yang sudah distandarisasi" dapat diberikan berupa obat
tunggal atau dikombinasikan dengan obat lain.
2. 8lavored 'yrup *sirup korigen9pembawa+"
Biasanya tidak digunakan untuk tuuan medis" namun mengandung berbagai bahan
aromatis atau rasa yang enak dan digunakan sebagai larutan pembawa atau pemberi
rasa pada berbagai sediaan farmasi lainnya" misalnya sebagai penutup rasa pahit pada
Vitamin B :ompleks yang diberikan kepada bayi atau anak,anak. 'irup golongan ini"
mengandung berbagai bahan tambahan" misalnya bahan antioksidan *antio#idant
agent+" pengawet *preservative agent+" pewarna *!oloring agent+" pemberi rasa
*flavoring agent+" dan bahan pelarut *diluting agent+ *(+.
4dapun komponen dalam sediaan sirup yaitu 7
1. Pemanis berungsi untuk memperbaiki rasa dari sediaan. Dilihat dari kalori yang dihasilkandibagi menadi pemanis berkalori tinggi dan pemanis berkalori rendah. 4dapun pemanis
berkalori tinggi misalnya sorbitol" sakarin dan sukrosa sdangkan yang berkalori rendah seperti
laktosa.2. Pengawet 4ntimikroba
Digunakan untuk menaga kestabilan obat dalam penyimpanan agar dapat bertahan lebih lama
dan tidak ditumbuhi oleh mikroba atau amur.0. Perasa dan Pengaroma
Hampir semua sirup disedapkan dengan pemberi rasa buatan atau bahan,bahan yang berasal dari
alam untuk membuat syrup mempunyai rasa yang enak. :arena syrup adalah sediaan !air"
pemberi rasa ini harus mempunyai kelarutan dalam air yang !ukup. Pengaroma ditambahkan kedalam syrup untuk memberikan aroma yang enak dan wangi. Pemberian pengaroma ini harus
sesuai dengan rasa sediaan syrup" misalkan syrup dengan rasa eruk diberi aroma !itrus.
-. PewarnaPewarna yang digunakan umumnya larut dalam air dan tidak bereaksi dengan komponen lain
dalam syrup dan warnanya stabil dalam kisaran pH selama penyimpanan. Penampilan
keseluruhan dari sediaan !air terutama tergantung pada warna dan keernihan. Pemilihan warna biasanya dibuat konsisten dengan rasa. 4da beberapa alasan mengapa syrup itu berwarana" yaitu7
a. ;ebih menarik dalam faktor estetikanya.
b.
-
8/19/2019 DBSO
3/31
:euntungan dari pembuataan sediaan dalam bentuk sirup adalah 7
1. Merupakan !ampuran yang homogeny.
2. Dosis dapat diubah,ubah dalam pembuatan.0. bat lebih mudah diabsorbsi.
-. Mempunyai rasa manis.(. Mudah diberi bau,bauan dan warna sehingga menimbulkan daya tarik untuk anak.
3. Membantu pasien yang mendapat kesulitan dalam menelan obat tablet.
&ara penyimpanan sediaan dalam bentuk sirup yang baik yaitu 7
1. 'ebaiknya disimpan ditempat seuk.2. )idak terkena matahari langsung.
0. )utup rapat penutup pada botol sirup.
'ifat kimia pada sediaan dalam bentuk sirup
1. ViskositasViskositas atau kekentalan adalah suatu sifat !airan yang berhubungan erat dengan hambatan
untuk mengalir. :ekentalan didefinisikan sebagai gaya yang diperlukan untuk menggerakkan
se!ara berkesinambungan suatu permukaan datar melewati permukaan datar lainnya dalam
kondisi mapan tertentu bila ruang diantara permukaan tersebut diisi dengan !airan yang akanditentukan kekentalannya.
-
8/19/2019 DBSO
4/31
Dektrometropan digunakan untuk mengobatkan dan meringankan batuk kering.
Dekstrometorfan adalah obat opioid seperti yang mengikat dan bertindak sebagai antagonis padareseptor $MD4 glutamatergi!" itu adalah agonis opioid ke sigma 1 dan 2 reseptor sigma" uga
merupakan antagonis reseptor ni!otini! alpha09beta- dan menargetkan serotonin reuptake pompa
. Dekstrometorfan dengan !epat diserap dari saluran pen!ernaan" di mana ia memasuki aliran
darah dan melintasi penghalang darah,otak. ?ang pertama,melewati darah portal hasil vena di beberapa obat yang dimetabolisme menadi metabolit aktif dekstrometorfan" de#trorphan"
turunan 0,hidroksi dari dekstrometorfan *@+ 'irup dekstrometorfa hidrobromida mengandung dekstrometrofan hidrobromida&1@H2($.Hbr.H2 " tidak kurang dari 5(" / dan tidak lebih dari 1("/ dari umlah yang
tertera pada etiket.
Dekstrometrofan agak sukar larut dalam air" mudah larut dalam etanol dan dalam kloroform"tidak larut dalam eter *5+.
IV. ormulasi !"ungsi dan perlakuan)
Dekstrometor"an #Br $%uan!1)
Bahan Aram per 1 ml
Dekstrometorfan HBr .0
'ukrosa 3
Povidone *:ollidon :2(+ 2.(
Polyethylene Aly!ol 3 .2(
$atrium Ben6oat .2'ukrolase .2
'odium 'akarin .10
Perasa .0
4sam 'itrat .3-
'odium 'itrat Dihidrat 2.33
4uades Cs 1 ml
1. urnal paten 23
-
8/19/2019 DBSO
5/31
Dekstrometorfan HBr Modifikasi 1
Bahan Aram per 12 ml
Dekstrometorfan HBr .03
'ukrosa >2Povidone *:ollidon :2(+ 0.3
Polyethylene Aly!ol 3 .0
$atrium Ben6oat .2-
4sesulfam :alium .53
'odium 'akarin .1(3
Perasa .03
4sam 'itrat .>3@
'odium 'itrat Dihidrat 0.152
4uades Cs 1 ml
$a &M& .5
Dekstrometorfan HBr Modifikasi 2
Bahan Aram per 12 ml
Dekstrometorfan HBr .03
'ukrosa >2
Povidone *:ollidon :2(+ -.@
Polyethylene Aly!ol 3 .0
$atrium Ben6oat .2-
4sesulfam :alium .53
'odium 'akarin .1(3
Perasa .034sam 'itrat .>3@
'odium 'itrat Dihidrat 0.152
4uades Cs 1 ml
$a &M& .5
V. &ara 'erja
Pertama dilakukan pembuatan faese A. Fase A terdiri dari pencampuran
sukrosa dan sodium benzoate, kemudian dipanaskan. Setelah itu didinginkan
sampai suhu 30o. Selanjutnya dilakukan pembuatan fase yang terdiri dari
campuran P!" dan air yang dicampur hingga homogeny. #emudian ditambahkandekstrometorfan . Selanjutnya dibuat fase $ yang terdiri daricampuran fase A
dan .
#emudian dibuat fase % yang terdiri dari campuran po&idon poli&inil priolidon
'P(P) dengan fase $. Selanjutnya dibuat fase ! yang terdiri dari asam sitrat dan
sodium sitrat dihidrat. Setelah itu dibuat fse F yang terdiri dari sakarin sodium dan
asesulfam #. #emudian dibuat fase " yang terdiri dari campuran fase %, fase !, dan
-
8/19/2019 DBSO
6/31
fase F. Setelah terbentuk campuran yang homogen, ditambahkan perasa pada fase
". #emudian ditambahkan air sampai &olume yang dibutuhkan. Setelah itu
ditambahkan *a $+$.
VI. (ji valuasia. (ji Viskositas
Dipasang alat di statib yang tersedia" dipaskan posisi gelembung udara pada waterpas nya
sehingga ada di tengah lingkaran. Dipasang pelindung rotornya sekrupkan hingga ken!ang.
Dipasang kabel powernya. Dilepas penutup sekrup rotornya. Dipasang rotor sesuai kekentalan bahan yang akan diui *untuk sediaan yang en!er pakai rotor yang besar '31+. Di!olokan
listriknya tekan tombol power di posisi on di belakang alat.Ditekan sembarang tombol" tunggu
beberapa saat sampai tulisan di ;&D diam.Ditekan sele!t spindle sesuaikan dengan rotor yangterpasang" sesuaikan dengan spindle yang digunakan . Ditekan tombol on 9 of di panel depan "
usahakan persen rpmnya minim ( / kalau kurang dari (/ turunkan atau naikkan speednya"
dengan menekan tombol set speed dan tanda turun untuk menurunkan ke!epatannya dari 1rpm "( rpm. Dilihat tampilan l!dnya berupa viskositasnya dikanan atas dengan satuan !p
* !enti meter vois+ dan lihat persen rpmnya. &atat hasilnya dan pemba!aan yang pertama" kedua"
ketiga" dan seterusnya. Diusahakn pada persen rpm yang sama. .. Di!elupkan pH meter pada larutan" kemudian dilihat angka yang
tertera sampai perubahannya stabil. Di!atat pH yang diperoleh.
d. (ji +rganoleptis
-
8/19/2019 DBSO
7/31
Diletakkan mikroskop di atas mea. Disiapkan preparat yang sudah diberikan sampel lalu
ditempatkan preparat pada mea benda tepat pada lubang preparat dan diepit dengan penepit
obyek9benda. Diputar revolver sehingga lensa obyektif dengan perbesaran 1# berada pada
posisi satu poros dengan lensa okuler yang ditandai bunyi klik pada revolver. Diatur !ermin
dan diafragma untuk melihat kekuatan !ahaya masuk" sehingga pada lensa okuler tampak
terang berbentuk bulat *lapang pandang+. Diatur fokus untuk memperelas gambar obyek
dengan diputar pemutar kasar" sambil dilihat dari lensa okuler.
-
8/19/2019 DBSO
8/31
eplikasi pH
1 (.21
2 (.2
0 (.2
ata ata (.21
'D I √(x1-x)
2+(x2-x)
2+(x3-x)
2
n-1
'D I √(5.21-5.20)
2+(5.21-5.21)
2+(5.21-5.22)
2
3-1
I "1
&V ISD
x×100%
&V I0,01
5,21 ×100
I "15 /
b. 8ormula 2
eplikasi pH1 ("1>
2 ("22
0 ("21
ata ata ("2
-
8/19/2019 DBSO
9/31
'D I √(x1-x)
2+(x2-x)
2+(x3-x)
2
n-1
'D I √(5,2 – 5,17)
2+(5,2 - 5,22)
2+(5.2 - 5.21)
2
3-1
I "23
&V I
SD
x×100%
&V I0,026
5,2 ×100
I "( /
2. Mingguke 1
a. 8ormula 1
eplikasi pH
1 ("00
2 ("0-
0 ("0-
ata ata (.0@
'D I √(x1-x)
2+(x2-x)
2+(x3-x)
2
n-1
-
8/19/2019 DBSO
10/31
'D I √(5,38 – 5,33)
2+(5,38– 5,34)
2+(5,38 – 5,34)
2
3-1
I "(
&V ISD
x×100%
&V I
0,05
5,38
×100
I "50 /
b. 8ormula 2
eplikasi pH
1 ("03
2 ("0(0 ("0>
ata ata ("03
'D I √(x1-x)
2+(x2-x)
2+(x3-x)
2
n-1
'D I
√(5,36 – 5,36)2 +(5,36 - 5,35)2 +(5,36 – 5,37)2
3-1
I "1
-
8/19/2019 DBSO
11/31
&V ISD
x×100%
&V I0,026
5,2 ×100
I "15 /
0. Mingguke 2
a. 8ormula 1
eplikasi pH
1 ("01
2 ("0
0 ("2(
ata ata ("25
'D I
√(x1-x)
2+(x2-x)
2+(x3-x)
2
n-1
'D I √(5,29 – 5,31)
2+(5,29 – 5,3)
2+(5,29 – 5,25)
2
3-1
I "0
&V ISD
x×100%
-
8/19/2019 DBSO
12/31
&V I0,03
5,29 ×100
I "(> /
b. 8ormula 2
eplikasi Ph
1 ("2-
2 ("21
0 ("2(
ata ata ("20
'D I √(x1-x)
2+(x2-x)
2+(x3-x)
2
n-1
'D I √(5,23 – 5,24)
2+(5,23 - 5,21)
2+(5,23 - 5.25)
2
3-1
I "2
&V ISD
x×100%
&V I 0,025,23 ×100
I "0@ /
&. (jiViskositas
-
8/19/2019 DBSO
13/31
1. Mingguke
a. 8ormula 1
eplikasi Viskositas
1 3@">
2 >"@
0 33"3
ata ata 3@">
'D I √(x1-x)
2+(x2-x)
2+(x3-x)
2
n-1
'D I √(68,7 – 68,7)
2+(68,7 – 70,8)
2+(68,7 – 66,6)
2
3-1
I 2"1
&V I SDx×100%
&V I2,1
68,7 ×100
I 0"3 /
b. 8ormula 2
eplikasi Viskositas
1 (@
2 31">
-
8/19/2019 DBSO
14/31
0 3
ata ata (5"5
'D I
√
(x1-x)2+(x2-x)
2+(x3-x)
2
n-1
'D I √(59,9 - 58)
2+(59,9 – 61,7)
2+(59,9 - 60)
2
3-1
I 1"@(
&V ISD
x×100%
&V I1,85
59,5 ×100
I 0"5 /
2. Mingguke 1
a. 8ormula 1
eplikasi Viskositas
1 (0"-2 (1
0 (>
ata ata (0"@
-
8/19/2019 DBSO
15/31
'D I √(x1-x)
2+(x2-x)
2+(x3-x)
2
n-1
'D I √(53,8 – 53,4)
2+(53,8 - 51)
2+(53,8 - 57)
2
3-1
I 0"2
&V I
SD
x×100%
&V I3,02
53,8 ×100
I ("31 /
b. 8ormula 2
eplikasi Viskositas
1 >>">
2 @1"5
0 @2"(
ata ata @">
'D I
√(x1-x)2+(x2-x)2+(x3-x)2
n-1
-
8/19/2019 DBSO
16/31
'D I √(80,7 – 77,7)
2+(80,7 – 81,9)
2+(80,7 – 82,5)
2
3-1
I 2"32
&V ISD
x×100%
&V I
2,62
80,7
×100
I 0"2( /
0. Mingguke 2
a. 8ormula 1
eplikasi Viskositas1 3"3
2 (@"(
0 30"3
ata ata 3"5
'D I √(x1-x)
2+(x2-x)
2+(x3-x)
2
n-1
'D I √(60,9 – 60,6)
2+(60,9 – 58,5)
2+(60,9 – 63,6)
2
3-1
-
8/19/2019 DBSO
17/31
I 2"(3
&V ISD
x×100%
&V I2,56
60,9×100
I -"2 /
b. 8ormula 2
eplikasi Viskositas
1 >0
2 >(
0 >>
ata ata >(
'D I
√(x1-x)
2+(x2-x)
2+(x3-x)
2
n-1
'D I √(75 - 73)
2+(75 - 75)
2+(75 - 77)
2
3-1
I 2
&V ISD
x×100%
-
8/19/2019 DBSO
18/31
&V I2
75 ×100
I 2"3> /
D. (ji Daya$lir
1. Minggu
a. 8ormula 1
eplikasi =aktu4lir ( ml *detik+
1 1"(2 1"(0
0 1"-
ata ata 1"-@
'D I √(x1-x)
2+(x2-x)
2+(x3-x)
2
n-1
'D I √(10,48 – 10,5)
2+(10,48 – 10,53)
2+(10,48 – 10,4)
2
3-1
I "@
b. 8ormula 2
eplikasi =aktu4lir ( ml *detik+1 1("1
2 1-"@
0 1("2
ata ata 1("0
-
8/19/2019 DBSO
19/31
'D I √(x1-x)
2+(x2-x)
2+(x3-x)
2
n-1
'D I √(15,03 – 15,1)
2+(15,03 – 14,8)
2+(15,03 – 15,2)
2
3-1
I "21
&V I
SD
x×100%
&V I0,21
15 ,03 ×100
I 1"- /
&V ISD
x×100%
&V I
0,08
10,48 ×100
I ">3 /
2. Minggu 1
-
8/19/2019 DBSO
20/31
a. 8ormula 1
eplikasi =aktu4lir ( ml *detik+
1 1"03
2 1"0-0 1"21
ata ata 1"0
'D I √(x1-x)
2+(x2-x)
2+(x3-x)
2
n-1
'D I
√(10,3 – 10,36)
2
+(10,3 – 10,34)
2
+(10,3 -10,21)
2
3-1
I "@
&V ISD
x×100%
&V I0,08
10,3×100
I ">@ /
b. 8ormula 2
eplikasi =aktu4lir ( ml *detik+
1 10"10
2 10">3
-
8/19/2019 DBSO
21/31
0 10"1
ata ata 10"0
'D I
√
(x1-x)2+(x2-x)
2+(x3-x)
2
n-1
'D I √(13,13 – 13,3)
2+(13,3 -13,76)
2+(13,3 – 13,01)
2
3-1
I "-
&V ISD
x×100%
&V I0,4
13,3 ×100
I 0"1 /
2. Minggu 2
a. 8ormula 1
eplikasi =aktu4lir ( ml *detik+
1 1
2 5"5
0 1"@
ata ata 1"20
-
8/19/2019 DBSO
22/31
'D I √(x1-x)
2+(x2-x)
2+(x3-x)
2
n-1
'D I √(10,23 - 10)
2+ (10,23 – 9,9)
2+(10,23 – 10,8)
2
3-1
I "-5
&V I
SD
x×100%
&V I0,49
10,23 ×100
I -">5 /
b. 8ormula 2
eplikasi =aktu4lir ( ml *detik+
1 1
2 11"2
0 11"0
ata ata 1"@0
'D I √(x1-x)
2+(x2-x)
2+(x3-x)
2
n-1
-
8/19/2019 DBSO
23/31
'D I √(10,83 - 10)
2+ (10,83 – 11,2)
2+(10,83 – 11,3)
2
3-1
I ">2
&V ISD
x×100%
&V I
0,72
10,83
×100
I 3"3(/
%. (ji (kuran ,artikel
1. Minggu ke 0a. ormula 1
Replikasi 1
Replikasi -
-
8/19/2019 DBSO
24/31
Replikasi
*. ormula -
Replikasi 1
Replikasi -
Replikasi
2. Minggu ke 1a. ormula 1
-
8/19/2019 DBSO
25/31
Replikasi 1
Replikasi -
Replikasi
*. ormula -
Replikasi 1
-
8/19/2019 DBSO
26/31
Replikasi -
Replikasi
3. Minggu ke 2a. ormula 1
Replikasi 1
Replikasi -
Replikasi
-
8/19/2019 DBSO
27/31
*. ormula -
Replikasi 1
Replikasi -
Replikasi
/ra"ik
0 0. / /. 2 2.
/0./
/0.2
/0.3
/0.4
/0.
Daya Alir Formula 1
%aya Alir
-
8/19/2019 DBSO
28/31
0 0. / /. 2 2.
0
/0
/
20
Daya Alir Formula 2
%aya Alir
pH Formula 1
p5
pH Formula 2
p5
-
8/19/2019 DBSO
29/31
viskositas Formula 1
&iskositas
0
20
40
60
70
/00
Viskositas Formula 2
(iskositas
VIII. ,em*ahasan
Penelitian yang dilakukan mengenai formulasi sirup dekstrometorpan dengan
variasi kadar PVP *polyvinilpyrrolidone+ sebanyak 0/ dan -/. Dekstrometorphan
digunakan sebagai salah satu antitusif yang banyak digunakan" dan uga digunakan untuk
mempelaari keterlibatan resep torglutamat dalam neurotoksisitas *drug bank+. Polyvinil pyrrolidone *PVP+ banyak digunakan dalam sediaan tablet sebagai agen penyalut. 8ungsi
dari PVP yang berma!am,ma!am diantaranya sebagai agen pensuspensi" penstabilisasi"
agen peningkat viskositas dalam sediaan topikal dan oral baik itu berbentuk suspensi atau
larutan. Dalam formulasi ini digunakan fungsi dari PVP yaitu sebagai agen pensuspensi
dalam sirup. Digunakan variasi kadar dalam penelitian untuk mengetahui pengaruh dari
PVP dalam kestabilan sediaan sirup.
-
8/19/2019 DBSO
30/31
Dekstrometorpan stabil dalam pH sedian ("2 , 3"(*Budavari, S., 1996, The
Merck Index: An Encyclopedia of Chemicals, Drugs, and
Biologicals, Edisi 12, Merck & Co., Inc., Whitehouse
Station, NJ.+. 'edangkan pH dari PVP sekitar 0,>. Hal ini menunukkan penambahan
PVP tidak akan mempengaruhi ph dari dektrometorpan karena keduanya masih berada dalam
rentang pH yang sama. 8ormulasi yang dibuat terdiri dari dekstrometorpan HBr yang berfungsisebagai 6at aktif obat. 'ukrosa" asesulfam kalium" dan sodium sakarin berfungsi sebagai pemanis
dalam sediaan. :ombinasi dari ketiganya menghasilkan efek sinergis dari pemanis. Digunakan
se!ara bersamaan karena untuk menghindari dosis berlebih pada masing,masing bahan yang
digunakan sehingga tidak melewati dosis maksimal yang dapat digunakan per harinya. Pemanistersebut dipilih karena memiliki efek manis yang !ukup baik uga karena apabila digunakan
dalam umlah banyak masih dalam batas aman untuk dikonsumsi. 'akarin memiliki dosis aman
per hari 2"( mg9kg BB dan memiliki sifat manis 0,3 kali sukrosa *eksipien 35+" asesulfam1(mg9kg BB *eksipien 0,(+. 4sesulfam yang digunakan dalam formulasi adalah "53 mg dalam
12 ml masih dalam batas aman penggunaan. $atrium ben6oate dalam formulasi berfungsi
sebagai pengawet dan antimikroba. PJA - digunakan sebagai pelarut. 4sam sitrat dan sodium
sitrat dihidrat berfungsi sebagai penyangga untuk mempertahankan pH larutan.
-
8/19/2019 DBSO
31/31
2. Variasi kadar PVP dalam pembuatan sirup dekstrometorphan dibuat dalam dua variasi
formula 1 dan formula 2. Berdasarkan hasil ui yang dilakukan formula 1 dengan kadar
PVP 0/ lebih baik dibandingkan formula 2 dengan kadar -/.
0. Da"tar ,ustaka
%: 4ronson. 21. Meyler’s Side effect of Analgesics and Anti inflamantory
drugs.adarweg 4msterdam 7 Jlsevier. Jbook K http799books.google.!o.id9booksL
idI2=#otn=ii=k&pgIP4-5dIde#tromethorphanhlIensaIGeiIwP>