d a n k a s i h berita u.k a y 2 0 1 3 / n o . 2 5 2 w w w . u k i . c a berita u.k.i m e w a r t a...

12
GEREJA St. Anselm’s Church 1 MacNaughton Rd. (Bayview & Millwood) Toronto ON M4G 3H3 Ph: (416) 485-1792 Subway Stn: Davisville Redaksi: Angelina Hanapie Julian Wibowo Yusup Yusup Novius Handy Penasehat: Rm. Aegi SCJ Alamat Redaksi: c/o Priests of the Sacred Heart 58 High Park Blvd. Toronto ON M6R 1M8 Email: [email protected] ada bulan ini (tanggal bisa beru- bah berdasarkan kapan perayaan Paska dirayakan) Gereja merayakan dua hari raya yaitu Tubuh-Darah Kristus dan Hati Kudus Yesus. Pada tahun ini perayaan itu jatuh pada tanggal 2 Juni 2013 sebagai per- ayaan Tubuh-Darah Kristus dan pada hari Jumatnya (7 Juni 2013) sebagai per- ayaan Hati Kudus Yesus. Pertanyaan refleksi: seberapa pentingkah kedua perayaan ini bagi kita yang hidup di jaman sekarang dan tinggal di sebuah negara maju serta makmur ini? Ada seorang yang bercerita demikian: “Romo tahu tidak, bahwa hidup di Toronto itu tidak mudah lagi dikemudian hari kalau orang tidak mengimbangi dirinya dengan trend yang berkembang saat ini. Orang tidak bisa hanya mengandalkan secarik sertifikat untuk bisa hidup layak. Tingkat persaingannya sudah sedemikian tingginya, maka orang harus sekolah yang benar-benar dan mengembangkan segala kemampuan serta talenta yang ada di dalam dirinya. Sehingga ia tidak hanya membekali diri dengan sertifikat yang didapat di bangku sekolah, akan tetapi juga melengkapinya dengan ketrampilan tertentu yang ada di dalam dirinya. Begitu tingginya tingkat persaingan ini sehingga membawa dampak pada mentalitas orang, yang secara perlahan akan tetapi pasti, menjadi lebih egois dan individualis. Dam- pak lain yang akan muncul adalah semakin meningkatnya jumlah orang yang mengala- mi depressi karena tidak bisa mengimbangi laju trend dan perkembangan yang terus Rm. Aegidius Warsito SCJ Pamong UKI KEGIATAN DI BULAN JUNI Misa Jumat II, 9 Juni 2013 Misa Minggu IV, 23 Juni 2013 Misa Minggu V, Youth Mass 30 Juni 2013 Bersambung ke halaman 8, WWW.UKI.CA MAY 2013/NO.252 BERITA U.K.I M e w a r t a k a n I m a n d a n K a s i h bergerak cepat ini.” Menurut saya, permenungan terhadap perayaan Tubuh-Darah Kristus dan Hati Kudus Yesus menjadi sangat penting bagi kita dalam menghadapi situasi dan kondisi yang demikian itu. Kedua perayaan ini mengajak kita untuk melihat kedalaman Kasih Yesus yang begitu besar kepada kita. Merenungkan akan kasih Yesus ini tentunya akan mendorong kita untuk sampai kepada penyerahan diri kepada- Nya dan memiliki ketertundukkan kepada-Nya. Tindakan Yesus yang me- nyerahkan tubuh dan darah-Nya untuk kita sambut menunjukkan betapa kasih- Nya Dia kepada kita sampai Dia ingin tinggal dan menemani serta membantu perjuangan dan pergulatan hidup kita setiap hari (1 Kor. 11:23-25). Tubuh dan darah-Nya ibarat makanan dan minuman yang kita butuhkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Maka dengan menyambut tubuh dan darah- Nya kita sungguh akan dikuatkan dan dihidupkan baik secara spiritual maupun jasmani. Inilah yang akan menjadi sum- ber kekuatan kita di dalam mengarungi trend dan persaingan yang semakin sulit dan penuh tantangan di jaman sekarang ini. Ada seorang yang berkata kepada saya demikian: “Romo, bagi saya Komuni Kudus adalah sumber kekuatan untuk menjalani kehidupan saya yang sulit, di mana saya harus bekerja, me- rawat suami yang lumpuh karena kecel- akaan yang dialaminya, membesarkan Tubuh-Darah Hampir setiap bulan Juni Gereja mengajak umatnya untuk merenungkan Kasih Yesus yang luar biasa kepada umat manusia. Kristus dan Hati Kudus Yesus P

Upload: buihanh

Post on 30-Apr-2018

214 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

GEREJA

St. Anselm’s Church

1 MacNaughton Rd. (Bayview & Millwood)

Toronto

ON M4G 3H3

Ph: (416) 485-1792

Subway Stn:

Davisville

Redaksi:

Angelina Hanapie

Julian Wibowo

Yusup Yusup

Novius Handy

Penasehat:

Rm. Aegi SCJ

Alamat Redaksi:

c/o Priests of the

Sacred Heart

58 High Park Blvd.

Toronto

ON M6R 1M8

Email:

[email protected]

ada bulan ini (tanggal bisa beru-

bah berdasarkan kapan perayaan

Paska dirayakan) Gereja

merayakan dua hari raya yaitu

Tubuh-Darah Kristus dan Hati Kudus

Yesus. Pada tahun ini perayaan itu jatuh

pada tanggal 2 Juni 2013 sebagai per-

ayaan Tubuh-Darah Kristus dan pada

hari Jumatnya (7 Juni 2013) sebagai per-

ayaan Hati Kudus Yesus.

Pertanyaan refleksi: seberapa

pentingkah kedua perayaan ini bagi kita

yang hidup di jaman sekarang dan tinggal

di sebuah negara maju serta makmur ini?

Ada seorang yang bercerita

demikian: “Romo tahu tidak, bahwa hidup

di Toronto itu tidak mudah lagi dikemudian

hari kalau orang tidak mengimbangi dirinya

dengan trend yang berkembang saat ini.

Orang tidak bisa hanya mengandalkan secarik sertifikat untuk bisa hidup layak.

Tingkat persaingannya sudah sedemikian

tingginya, maka orang harus sekolah yang

benar-benar dan mengembangkan segala

kemampuan serta talenta yang ada di

dalam dirinya. Sehingga ia tidak hanya

membekali diri dengan sertifikat yang

didapat di bangku sekolah, akan tetapi

juga melengkapinya dengan ketrampilan

tertentu yang ada di dalam dirinya. Begitu

tingginya tingkat persaingan ini sehingga

membawa dampak pada mentalitas orang,

yang secara perlahan akan tetapi pasti,

menjadi lebih egois dan individualis. Dam-

pak lain yang akan muncul adalah semakin

meningkatnya jumlah orang yang mengala-

mi depressi karena tidak bisa mengimbangi

laju trend dan perkembangan yang terus

Rm. Aegidius Warsito SCJ

Pamong UKI

K E G I A T A N

D I B U L A N

J U N I

Misa Jumat II,

9 Juni 2013

Misa Minggu IV,

23 Juni 2013

Misa Minggu V,

Youth Mass

30 Juni 2013

Bersambung ke halaman 8,

W W W . U K I . C A M A Y 2 0 1 3 / N O . 2 5 2

BERITA U.K.I M e w a r t a k a n I m a n d a n K a s i h

bergerak cepat ini.”

Menurut saya, permenungan

terhadap perayaan Tubuh-Darah

Kristus dan Hati Kudus Yesus menjadi

sangat penting bagi kita dalam

menghadapi situasi dan kondisi yang

demikian itu. Kedua perayaan ini

mengajak kita untuk melihat kedalaman

Kasih Yesus yang begitu besar kepada

kita. Merenungkan akan kasih Yesus ini

tentunya akan mendorong kita untuk

sampai kepada penyerahan diri kepada-

Nya dan memiliki ketertundukkan

kepada-Nya. Tindakan Yesus yang me-

nyerahkan tubuh dan darah-Nya untuk

kita sambut menunjukkan betapa kasih-

Nya Dia kepada kita sampai Dia ingin

tinggal dan menemani serta membantu

perjuangan dan pergulatan hidup kita

setiap hari (1 Kor. 11:23-25). Tubuh dan darah-Nya ibarat makanan dan

minuman yang kita butuhkan dalam

kehidupan kita sehari-hari. Maka

dengan menyambut tubuh dan darah-

Nya kita sungguh akan dikuatkan dan

dihidupkan baik secara spiritual maupun

jasmani. Inilah yang akan menjadi sum-

ber kekuatan kita di dalam mengarungi

trend dan persaingan yang semakin sulit

dan penuh tantangan di jaman sekarang

ini.

Ada seorang yang berkata

kepada saya demikian: “Romo, bagi saya

Komuni Kudus adalah sumber kekuatan

untuk menjalani kehidupan saya yang

sulit, di mana saya harus bekerja, me-

rawat suami yang lumpuh karena kecel-

akaan yang dialaminya, membesarkan

Tubuh-Darah

Hampir

setiap bulan

Juni Gereja

mengajak

umatnya

untuk

merenungkan

Kasih Yesus

yang luar

biasa

kepada

umat

manusia.

Kristus dan Hati Kudus Yesus

P

Pastor Pamong

Rm. Aegidius Warsito SCJ (416)879.5944

[email protected]

Deacon

Deacon Val Danukarjanto, (416) 497.2274

[email protected]

DEWAN PENGURUS

UMAT KATOLIK INDONESIA

Koordinator

Christine Budihardjo, (647) 895.7089 [email protected]

Wakil Koordinator

Albert Tee, (905) 824.1168 [email protected]

Sekretaris

Kiki Hermyana, (647) 928.7119 [email protected]

Bendahara

Janto Solichin, (416) 587.2362 [email protected]

WILAYAH TIMUR

Ketua Wilayah

Nani Widjaja, (416) 890.0894 [email protected]

Seksi Liturgi

Jeffrey Susilo, (416) 388.6169 [email protected]

Seksi Bina Iman

Reza Aguswidjaya, (647) 863.0030 [email protected]

Seksi Sosial

Sofjan “Chopi” Suhadi, (416) 949.3900 [email protected]

Seksi Rumah Tangga

Selvie Widjaja, (647) 896.6121 [email protected]

Usher

Harty Doyle, (647) 533.6246

[email protected]

WILAYAH BARAT

Ketua Wilayah

Ben Dijong, (905) 997.5765

[email protected]

Seksi Liturgi

Raymond Wirahardja, (905) 812.9491

[email protected]

Seksi Bina Iman

Maya Adisuria, (905) 814.8475 [email protected]

Seksi Sosial

Lucas Noegroho, (416) 859.0222 [email protected]

Seksi Rumah Tangga

Ribkah Mesach, (905) 286.9081 [email protected]

Usher

Joyo Sudardi, (905) 785.6379 [email protected]

BIDANG KHUSUS

Mudika, Yoanitha [email protected]

PELAKSANA KHUSUS

Ketua Lektor

Lilian Tjokro, (905) 887.9546

[email protected]

Ketua Sakristi

Hendry Wijaya, (416) 450.6536

[email protected]

H A L A M A N 3 M A Y 2 0 1 3 / N O . 2 5 2

abtu, 27 April 2013 bertempat di rumah

Wakil Koordinator UKI - Albert Tee,

Dewan Pengurus UKI mengadakan rapat

Dewan Pleno. Rapat pleno ini merupakan rapat

yang pertama dengan Ketua Wilayah,

Bendahara dan para Ketua Seksi yang baru

untuk periode 2013-2016. Hadir dalam rapat

tersebut Romo Pamong UKI, Rm Aegidius

Warsito SCJ, Rm. Purwono SCJ, Deacon Val

Danukarjanto, Koordinator UKI Christine

Budihardjo, Wakil Koordinator Albert Tee,

Bendahara Janto Solichin, Sekretaris Kiki

Hermyana, Ketua Wilayah East Nani Widjaja,

Ketua Wilayah West Ben Dijong, serta seluruh

Ketua Seksi.

R a p a t d i a w a l i

dengan kata pembukaan oleh

Christine Budihardjo dan

doa pembukaan oleh

R m . A e g i d i u s

War s i t o , SCJ .

P e r t e m u a n

tahunan ini

d i a d a k a n u n t u k

mengorganisir

s e g a l a bentuk kegiatan di

U K I agar terpadu satu sama

lain, menciptakan koordinasi

yang terbaik dan semaksimal

mungkin antar para pengurus.

Sebagai Koordinator UKI, Christine

Budihardjo kembali memperjelas kalender

dan program kerja tahun 2013 yang telah

disusun sebelumnya oleh Dewan Inti UKI.

Tidak dapat dipungkiri UKI dengan

jumlah umat sebanyak 600 kepala keluarga

maka setiap perencanaan, pengorganisasian

dan pelaksanaan kegiatan perlu di pikirkan

secara matang, keterlibatan pengurus

terutama dalam hal komunikasi sangat

penting. Tertib administrasi juga sangat

diperlukan untuk mengelola dan menunjang

kelangsungan setiap usaha dan kegiatan

pelayanan di UKI. Pusat kegiatan utama UKI

adalah menyelenggarakan perayaan Ekaristi,

karena sebagai orang Katolik kita wajib untuk

menghadiri perayaan Ekaristi setiap minggu.

Sebagai warga Gereja kita merupakan sebuah

persekutuan orang-orang yang beriman akan

Yesus, yang secara rutin berkumpul untuk memuji , memuliakan, berdoa dan

mendengarkan Firman-Nya.

Perpaduan dua kegiatan ini

membutuhkan segala bentuk pemikiran,

tenaga, energy, dukungan fisik, emosi dan

tentunya juga dukungan finansial. Banyak hal

yang dibicarakan, diutarakan, didiskusikan

lebih lanjut sesuai dengan berjalannya waktu,

dan hal-hal yang disepakati maupun

diputuskan dalam rapat pleno. Satu hal yang

patut dibanggakan adalah sikap kebersamaan

Rapat Dewan Pleno

UKI

Data Base UKI. Pesan Fr.Clough masa-

lah Sampah. Biaya operasional. Tax Re-

ceipt. Prosedur reimbursement.

Wajan UKI. Olah Raga. Camping. Family Day. Acara Old & New. Tata tertib permintaan ujud

doa. Petugas Usher. Pembawa

persembahan. Funeral Service UKI. Funeral

Booklet. Pembagi text misa. Jadwal tahunan.

Anggota lektor. Anggota Choir. Petugas

Sakristan. Petugas pembagi hosti. Putra Altar. Bina Iman Sunday School. Pengajar Sunday School.

Eucharist Ministry. Antar jemput

Senior. Pembimbing Mudika. Kunjungan

orang sakit. Acara Bulan Kitab Suci. Surat

Ijin Pembicara dari Luar Negeri. Urusan dapur, ma-

kanan di acara PASKA, Natal, Thanks Giving, Senior

Day. Bazaar UKI. Konsumsi di Retreat.

Sumbangan Makanan. Berita UKI. Ongkos Ce-

tak. Perangko. Website UKI

Dan lain-lain…...dan lain-lain….

S

Bersambung ke halaman 8,

H A L A M A N 4

B E R I T A U . K . I

alam perjalanan sejarah terjadi

perubahan arti , yakni memberikan

bantuan untuk mati atau mengakhiri

hidup karena kasihan (mercy killing)

Bagaimana pandangan Gereja Katolik?

Evangelium Vitae 31 menyatakan bahwa : Da-

lam keadaan apapun hidup manusia tetap ber-

nilai. Keadaan jasmani dan rohani bukan uku-

ran bernilai tidaknya hidup manusia. Kerusa-

kan jasmani seseorang bukanlah dasar bagi

seseorang untuk menilai bahwa hidupnya tak

bermakna. Demikian juga kecantikan dan ket-

ampanan fisik seseorang bukan dasar untuk

menilai bahwa hidupnya bermakna. Demikian

pula suka duka hidup bukan ukuran dasar dari

makna hidup manusia.

Nilai tinggi hidup manusia terletak pertama-

tama pada relasinya dengan Allah sendiri: Cit-

ra Allah, Anugerah Allah, Milik Allah, Kudus seperti Allah. Selain itu, hidup fana manusia

juga memiliki nilai yang tinggi karena hidup

fana manusia mengandung benih keseluruhan

dan kepenuhan yang akan terpenuhi dalam

hidup ilahi abadi.

Paus Yohanes Paulus II mengukuhkan bahwa

Euthanasia itu pelanggaran berat hukum Allah,

karena berarti pembu-nuhan manusia yang

disengaja dan dari sudut moral tidak dapat

diterima” (Evangelium Vitae, No. 65). Beliau

juga menegaskan bahwa Euthanasia merupakan

tindakan belas kasihan yang keliru, belas kasi-

han yang semu: “Belas kasihan yang sejati

mendorong untuk ikut menanggung pender-

itaan sesama. Belas kasihan itu tidak mem-

bunuh orang, yang penderita-annya tidak dapat

kita tanggung” (Evangelium Vitae, No. 66).

Gereja Katolik menolak tegas Euthanasia

Direk : suatu tindakan manusia yang memak-

sudkan adanya kematian terhadap seseorang

atau pengakhiran hidup seseorang baik aktif

maupun pasif. Euthanasia Direk Aktif, merupa-

kan pematian seseorang dengan motif kasihan

atau ingin meringankan penderitaan. Berupa

tindakan medis/ pemberian obat kepada orang

yang sudah sakit dan menjelang kematian mau-

pun orang jompo dan orang cacat yang mung-

kin dipandang tak berguna lagi.

Euthanasia Direk Pasif: Merupakan pematian

seseorang yang dimaksudkan sebelumnya

dengan jalan membiarkan pasien mati tanpa

menerima atau diberi perawatan yang mungkin

bisa menyelamatkan jiwa pasien itu. Ini bi-

asanya terjadi pada orang sakit yang menurut

dokter tak tersembuhkan dan diambang ke-

matian dan orang jompo menjelang kematian.

Euthanasia Inderek : Merupakan suatu tinda-

kan atas seseorang dengan tujuan atau maksud

baik terhadap pasien namun memiliki akibat

sampingan kematian pasien. Euthanasia ini

diterima Gereja Katolik, asalkan memen-

uhi syarat syarat yaitu : a. Perbuatan itu ha-

rus dari dirinya sendiri baik., b. Akibat positif

keluar bersamaan dengan akibat negatif., c.

Maksud pelaku harus baik., dan d. Ada alasan

yang seimbang artinya tak ada jalan lain untuk

mencapai akibat yang positif kecuali akibat

positif yang dituju memiliki akibat yang negatif

juga.

Euthanasia Inderek Aktif : Tindakan terhadap

seseorang dengan tujuan atau maksud yang

baik yaitu dengan memberikan perawatan

kepada pasien yang tujuannya misalnya: untuk

mengurangi penderitaan namun perbuatan dan

maksud perbuatan yang baik itu mengandung

konsekuensi hal buruk pada pasien yakni ke-

matian. Misal memberikan narkotik ( tapi ha-

rus dengan persetujuan pasien dan dosis yang

sesuai).

Euthanasia Inderek Pasif: Menghentikan/ men-

gurangi obat atau tindakan medis penunjang

hidup pada seseorang yang penyakitnya tak

dapat disembuhkan, sulit dan terlalu mahal

bagi yang bertanggung-jawab atau merupakan

tindakan yang luar biasa dan tidak wajib

menggunakannya. Namun keputusan demikian

itu harus diambil dengan jujur dan hati nurani

yang jernih.

Keputusan Moral butuh hati nurani yang jujur

Dalam usaha menentukan alasan yang seim-

bang atas tindakan eutanasia indirek sangat

mengandaikan nurani yang jernih dari pihak

medis (Dokter), orang-orang yang memiliki “kuasa” atas pasien atau wali pasien dan pasien

sendiri. Artinya nurani yang jujur mempertim-

bangkan nilai hidup manusia, tindakan yang

dari dirinya sendiri baik, dan maksud yang

murni baik bagi pasien serta alasan yang seim-

bang dimana martabat hidup manusia dijunjung

tinggi.

Pelayanan Pastoral adalah bentuk pelayanan

kasih yang membantu pasien untuk tetap

memiliki semangat dan harapan untuk ber-

tahan hidup atau sekurang kurangnya untuk

menghayati penderitaan sebagai bagian dari

k eh idup ann y a . J u g a memper s i a p -

kan seseorang untuk dapat menghadap Tu-

han dengan ketenangan dan kebersihan jiwa

Orang yang menderita penyakit yang tak

tersembuhkan biasanya sering mengingkari

kenyataan yang menyedihkan tersebut, untuk

itulah ia memerlukan pendampingan yang

penuh pengertian dan kesabaran. §

Euthanasia Euthanasia berasal dari bahasa Yunani

yaitu: eu yang artinya baik dan thanatos

yang artinya kematian, Jadi Euthanasia

dapat diartikan sebagai kematian yang

baik, terhormat atau tenang.

| Rudy SB Hartono |

D

H A L A M A N 5 M A Y 2 0 1 3 / N O . 2 5 2

wo hours long seminar took place on

May 11, 2013 hosted by The Golden

at Loretto Abbey Secondary School,

North York. A warm and an exciting

ambiance right away ascending to the surface

whenever we have guest speaker in particular

coming from back home. Topic of the semi-

nar was about Self Talk that can Change Our

Mind and Future.

The guest speaker is Lusia Kandani,

she is the founder and director of Baka Light

International. As a Centre dedicated to train

and develop people to their own potential for

success, happiness and well being through

hypnotherapy and for those who are interest-

ed in self healing techniques. Lusia is a Certi-

fied Hypnotherapist and also member of The

National Guild of Hypnotists (NGH) in the

USA, the oldest and one of the largest Hyp-

notherapy organizations in the US, with al-most 9000 members from all over the world.

Throughout the session when she

explained the theory, the basic human tem-

plate, condition , personality, thoughts, and

how we grow, it all relates to how God is

good, God is love, the grace of God is abun-

dant and endless. Life is a cycle and it is our

responsibility to create better generation

regardless what we experience in the past.

Sin no more and forgive and to love as the

way to lead for a better life.

Lusia has a great experiences in

Training, Selling skill as a Sales & Marketing,

retired from Roche Indonesia Pharmaceutical

Company after 28 years in service, now she

follows her passion in doing healing. She

learned a lot about Medicine in Pharmacolo-

gy, Pharmacodynamic, medical, treatment,

and medicine and the latest focus is in cancer

treatment in particular breast cancer and

colon cancer treatment. These experiences

and with high degree of knowledge inspires

her to find the comprehensive way in

Transpersonal Hypnotherapy by combining all

distinctive methods of hypnotherapy, spirit

releasement therapy, past life regression,

future progression, forgiveness therapy and

omega therapy (balancing therapy yin and

yang), and stress management technique.

Through these comprehensive knowledge she

then assist others being free from their emo-

tional, physical problem. Create a balance,

harmony and peaceful atmosphere that could

help cancer patients in fighting the most pro-

found illness.

What is Clinical Hypnotherapy &

Transpersonal Healing? Transpersonal hypno-

therapy is an effective healing method that

involves healing the Body, Mind and Spirit.

The process done through bypassing the

Reticular Activating System (RAS) of the con-

scious mind into the power of our subcon-scious mind. Activates alpha, theta delta

waves at the same with beta waves but in

passive condition in order to help ourselves

to easily achieve our ideal situations and con-

ditions. A complete healing could only be

obtained when this basic human trinity is

correctly balanced. Through transpersonal

hypnotherapy, we can establish a state of

ideal health and inner tranquility as well as

maintaining balance and harmony in all areas

of our life. A good Hypnotherapist will work

on achieving that goal of balance and harmo-

ny, raise the level of subconscious that store

the root cause of our problem and transform

the negative believes, the bad habits that

prevent us from achieving our dreams into

positive perception. Common perception of

hypnotherapy is to influence people to think

what the therapist want, as a matter of fact,

all hypnosis is actually self hypnosis. It can

only be performed when there is mutual

trust, an open mind, full, complete and

through cooperation between the client and

therapist. As an illustration, she explained that

Human is a Biocomputer, Our Spirit is our Pro-

grammer, Our Subconscious Mind acts as a hard

drive, Our Body speaks our Subconscious mind,

Our Perception creates the Feeling, Our Believes

lead Our Life.

How Self Talk can change our mind and future?

Often what we say is undermining, blocking

and some how self destructive. It’s all part of

the conditioned mind, the result of our life up

to the present. If we feel blocked, have nega-

tive perception, far away from positive think-

ing, WE have the power to change this. Our

subconscious mind, our biological computer

hard drive, learns through repetition. We can

change the way we think by changing our own

self-talk. Simply by talking to ourselves when-

ever we have the opportunity, whenever we

are alone can give us a tremendous result. For

example, we could forgive someone without having to meet the person personally. Com-

mon incident, we get mad furiously to our kid

that hurt his/her feeling and create separation.

Our intention was probably good, to address

the discipline however the way we address the

issue was not proper. The best thing is to

apologize as soon as possible, if for some rea-

son not able to resolve it right away, we can

find the time at night time, when the kid is

sleeping, recall the incident and connect to the

kid, do the self talk and apologize sincerely.

Your child’s subconscious mind could record

the moment when you do the dialogue. How

about with our feeling that hurt so much due

to someone else’s act and almost impossible

to forgive. Again do the self talk and make

peace to yourself, do not hold the grudges,

forgive the person without having to meet him

personally, move on with your life. If the per-

son is not forgiving, it is not your problem.

You do your part, make peace to yourself.

Allow yourself to have a quite mo-

Transpersonal

Human is a Biocomputer

Our Spirit is our Programmer

Our Subconscious Mind acts as a hard drive

Our Body speaks our Subconscious mind

Our Perception creates the Feeling Our Believes lead Our Life. | Lusia Kandani |

T

Hypnotherapist

Bersambung ke halaman 10,

H A L A M A N 6

B E R I T A U . K . I

Hari Gerakan-gerakan Katolik,

Komunitas-komunitas Katolik

baru, Asosiasi dan Yayasan-

yayasan Katolik.

Kesaksian don Carron:

“Kami datang kepada

Paus Fransiskus seperti

pengemis iman”

Menyambut Hari Gerakan awam, Komunitas

baru, Asosiasi dan Yayasan Katolik dari tang-

gal 18 - 19 Mei yang telah ditetapkan oleh

Konsili Kepausan untuk Evangelisasi Baru

dalam rangka Tahun Iman.

Berikut ini adalah artikel dari Julián Carrón,

Pemimpin Fraternitas Communion and Libera-

tion yang berjudul: “Seperti Pengemis Iman”

dan diterbitkan oleh L’Osservatore Romano

yang memberikan kesaksian bahwa pertemuan

dengan Bapa Suci: “Adalah sebuah kesem-

patan untuk menemukan kembali pentingnya

Fakta yang kokoh ini dan ikatan kami dengan

P a u s F r a n s i s k u s ” .

17 Mei 2013.

Oleh: Julián Carrón*

Pada tanggal 18 Mei Sri Paus mengumpulkan

semua gerakan dan komunitas Katolik untuk

berdoa bersama memohon kepada Roh

Kristus karunia dari kehadiranNya yang men-

jembatani kebutuhan kita yang tak terbatas.

Kami adalah sebuah gerakan awam dan kami

ingin menjadi bagian dari Gereja ini yang dik-

umpulkan bersama oleh Paus Fransiskus.

Apakah arti dari panggilan ini bagi kita masing

-masing? Itu adalah sebuah kesempatan yang

sangat indah dan berharga untuk kembali

berkata bahwa Sri Paus adalah sangat penting

bagi kami, karena ia adalah titik bersejarah

yang diberikan Kristus kepada kita, yang keja-

hatan dan kebingungan tidak akan menang

atas-nya. Untuk itulah kami datang kepadanya

sebagai pengemis, agar didukung dan dikuat-

kan di dalam iman. Supaya peziarahan ini

bukan menjadi sebuah sikap formal, atau

hanya sikap “beragama” atau “devosi”, kita

harus memahami implikasinya bagi hidup kita.

Melihat kebingungan yang mendominasi di mana-mana di sekeliling kita, kita bertanya:

mengapa di dalam diri kita kebingungan itu

tidak menang? Alasannya tidak terikat pada

fakta sebagai orang yang lebih hebat atau

lebih pandai atau lebih konsisten daripada

orang lain; bukan karena itulah kita tidak

merasa bingung, tetapi karena kita secara

terus menerus menemukan diri di hadapan

sebuah Fakta yang kokoh (Yesus), yang

senantiasa membebaskan kita dari disorentasi

u m u m .

Kami datang kepada Paus di dalam Tahun

Iman, dan memang keadaan ini yang menga-

takan kepada kita apakah karakter dari iman

Katolik: keberadaan dari sebuah titik sejarah,

obyektif, bukan produk dari imaginasi kita,

sebuah titik yang nyata yang menyelamatkan

kita dari ajang penafsiran, dan oleh sebab itu

dari kebingungan. Seperti yang dikatakan don

Giussani (pendiri CL), tanpa titik sejarah ini

tidak da sebah pengalaman katolik:

“Kristianisme adalah sebuah pewartaan dari

sebuah Fakta, sebuah Fakta yang baik bagi

manusia, sebuah Injil: Kristus lahir, mati dan

bangkit. Itu bukan sebuah definisi yang ab-

strak, sebuah pemikiran yang dapat ditafsir-

kan. Firman Allah – Verbum – adalah sebuah

fakta yang terjadi di dalam kandungan seorang

wanita, Ia menjadi seorang bayi, Ia menjadi

manusia yang berkotbah di hadapan banyak

orang, yang telah makan dan minum bersama

orang lain, Ia telah dihukum mati dan

dibunuh. Rupa dari manusia itu ada saat ini

kebersamaan dari umat beriman, yang meru-

pakan tanda jaman, atau – seperti kata Santo

Paulus – yang merupakan sang Tubuh, Tubuh

misterius, yang dinamakan juga “umat Allah”,

dibimbing seperti jaminan dari seorang

pribadi yang hidup, yaitu Uskup Roma” (Luigi

Giussani, Pemahaman Allah dan manusia mod-

ern)**.

Pergi ke Roma bagi kita masing-masng adalah

sebuah kesempatan untuk menemukan kem-

bali pentingnya Fakta yang kokoh ini dan

ikatan kita dengan Paus Fransiskus. Kita dapat

menjalani sikap formalitas ini, lalu kekeringan,

padang guun mulai menang di dalam diri kita;

atau kita dapat menjalani sikap terimplikasi di

dalam kenyataan yang dimulai dari kehadiran

yang kokoh ini, lalu mulailah ketertarikan, keingintahuan, rasa terkejut menang; hanya

ini yang membedakan. Sejak dari awal masa

kepausan-nya, Paus Fransiskus mengundang

kita untuk mengenali alasan mendalam men-

gapa kita telah dipilih melalui pembaptisan

dan mengapa kita telah menemukan sebuah

karisma, dengan mengajak kita “membuka

pintu-pintu hati kita, hidup kita, paroki-paroki

kita, (…) gerakan-gerakan awam, komunitas-

komunitas, dan “keluar” bertemu dengan

sesama, mendekatkan diri kita untuk memba-

wa cahaya dan kebahagiaan dari iman kita,

(…) mengetahui bahwa kita menempatkan

tangan kita, kaki kita, hati kita, tapi kemudian

justru Allah yang memimpin semua itu dan

menjadikan semua perbuatan kita ber-

buah” (Audiensi Umum, 27 Maret). Begitu

besar kebutuhan dari hati manusia saat ini, di

mana hanya satu jawaban yang sama ko-

kohnya dapat mengimbangi situasi itu:

“Kebenaran kristen itu menarik dan meya-

kinkan karena menjawab kepada kebutuhan

mendalam dari keberadaan manusia, mewar-

takan dengan cara yang meyakinkan bahwa

Kristus adalah satu-satunya Juru Selamat bagi

semua manusia dan semua orang. Pewartaan

ini tetap berlaku saat ini sebagaimana dengan

dulu pada awal kristianisme” (Audiensi

Umum, 15 Maret 2013).

Sri Paus mendorong kita untuk senantiasa

menghidupkan iman sebagai kesaksian:

“Orang tidak dapat mewartakan Injil Yesus

Don Luigi Giussani

pendiri CL bersama Paus YP II)

Bersambung ke halaman 8,

H A L A M A N 7 M A Y 2 0 1 3 / N O . 2 5 2

da hubungan yang erat antara Devosi

kepada Hati Kudus Yesus dengan Misa

Jumat Pertama, karena Misa Jumat

Pertama merupakan salah satu bentuk

Devosi kepada Hati Kudus Yesus. Berikut ini

sekilas tentang Devosi kepada Hati Kudus

Yesus dan Misa Jumat Pertama.

1. Sejarah Devosi kepada Hati Kudus

Yesus:

Devosi berfokus kepada Hati Yesus

yang maha kudus yang melambangkan kasih

Kristus yang menebus dosa manusia.

Walaupun tradisi mengatakan bahwa praktek

devosi ini telah dimulai sekitar tahun 1000,

atau pada jaman St. Anselmus dan St. Bernard

(1050-1150) dan juga telah dianjurkan oleh

banyak orang kudus di abad pertengahan,

seperti St. Albertus Agung, St. Catherine dari

Siena, St. Fransiskus dari Sales, dan juga para Benediktin, Dominikan dan Carthusian;

namun Santa yang paling sering diasosiasikan

dengan devosi Hati Kudus Yesus adalah St.

Margaret Mary Alacoque (1647-1690).

St. Margaret memperoleh wahyu

pribadi dari Tuhan Yesus yang menghendaki

perayaan liturgis Hati Kudus Yesus dan

praktek mempersembahkan silih (reparation)

terhadap dosa- dosa yang dilakukan terhadap

Sakramen MahaKudus, pada setiap hari Jumat

pertama dalam setiap bulan.

Pada tahun 1856 Paus Pius IX

menetapkan Pesta (perayaan liturgis) Hati

Kudus Yesus. Pada tahun 1928 Paus Pius XI

mengeluarkan surat ensiklik Miserentissimus

Redemptor tentang silih kepada Hati Kudus

Yesus; sedangkan tahun 1956 Paus Pius XII

mengeluarkan surat ensiklik tentang Haurietis

aquas, tentang devosi kepada Hati Kudus

Yesus.

Devosi umumnya di lakukan

menjelang perayaan Pesta Hati Kudus Yesus

yang jatuh pada hari Minggu kedua setelah hari

raya Pentakosta. Kemudian, devosi kepada

Hati Kudus Yesus ini diadakan setiap bulan,

yaitu pada hari Jumat pertama.

2. Pengantar kepada devosi Hati Kudus

Yesus

Kasih kepada Yesus Kristuslah yang

seharusnya menjadi dasar devosi dari umat Katolik. Kurangnya devosi kepada Hati Kudus

Yesus menjadi sebab bagi jatuhnya seseorang

kepada dosa yang serius, sebab ia tidak

memberikan perhatian yang cukup dan tidak

cukup terdorong untuk mempunyai kasih

kepada Kristus, padahal kasih inilah yang

mempersatukan jiwa manusia dengan

Tuhan…. Kita tidak akan sungguh dibentuk

menjadi gambaran Tuhan, atau bahkan

menginginkan untuk dibentuk menjadi serupa

dengan-Nya, jika kita tidak merenungkan kasih

yang telah ditunjukkan oleh Kristus.

Untuk maksud inilah maka Tuhan

Yesus menyatakan kehendak-Nya kepada St.

Margaret Mary Alacoque, agar devosi dan

perayaan Hati Kudus Yesus diadakan dan

disebarluaskan di Gereja. Melalui devosi ini

yaitu melalui adorasi dan doa, umat beriman

membuat silih bagi segala luka yang diterima

oleh Hati Kudus Yesus karena umat manusia

yang tidak berterimakasih dan menghina

Sakramen Maha Kudus.

“Lihatlah Hati itu”, seperti yang

dikatakan oleh Yesus kepada St. Margaret,

“yang telah mengasihi umat manusia dan

memberikan segala- galanya kepada mereka,

bahkan menyerahkan dirinya sediri sebagai

jaminan kasih-Nya, tetapi menerima dari

sebagian besar umat manusia, bukan balasan

kasih, melainkan rasa tidak berterimakasih, dan

penghinaan kepada Sakramen Kasih.” Maka

devosi Hati Kudus tidak lain adalah ekspresi

kasih kepada Penyelamat kita. Obyek dari

devosi ini adalah Hati Yesus yang menyala oleh

karena kasih kepada semua umat manusia.

3. Hari Jumat Pertama

Adalah menjadi kerinduan Tuhan

Yesus, seperti yang dinyatakan kepada St.

Margaret, bahwa setiap hari Jumat pertama

setiap bulan dikhususkan untuk devosi dan

adorasi kepada Hati Kudus Yesus. Untuk

mempersiapkannya, adalah baik jika pada malam

sebelumnya kita membaca tentang devosi ini,

atau Jalan Salib/Kisah sengsara Tuhan Yesus dan

untuk mengunjungi Sakramen Maha Kudus.

Pada hari Jumat tersebut, begitu bangun tidur,

kita mempersembahkan diri kita dan

mengkonsekrasikan, seluruh pikiran, perkataan

dan perbuatan kita kepada Tuhan Yesus, agar

Hati Kudus-Nya dapat dihormati dan

A

Devosi Hati Kudus

dan Jumat

Pertama

Bersambung ke halaman 8,

H A L A M A N 8

B E R I T A U . K . I

Sambungan dari halaman 1,

Sambungan dari halaman 6,

kedua anak saya yang mulai tumbuh dewasa.

Hidup ini sungguh sulit Romo, akan tetapi saya

tidak kehilangan damai dan sukacita karena

Komuni yang saya terima setiap hari di dalam

perayaan Ekaristi.” Hal yang sama juga akan

kita alami, kalau kita sungguh mampu mengha-

yati apa yang tersirat di dalam tubuh dan

darah Kristus, yang bahkan setiap hari bisa

kita terima di dalam perayaan Ekaristi.

Merenungkan kasih Yesus juga akan

membawa kita sampai kepada kesadaran dan

kerinduan untuk peduli terhadap orang lain

atau orang-orang yang setiap hari kita jumpai.

Hal ini merupakan suatu konsekuensi yang

logis dan simple. Kita telah menerima begitu

banyak kasih dari-Nya. Dia juga tidak hanya

mengasihi kita saja, akan tetapi setiap orang

Dia kasihi. Maka sekecil apapun tindakan kasih

yang kita lakukan untuk orang lain, sebenarnya

itu kita lakukan untuk mengungkapkan rasa kasih dan syukur kita kepada Yesus yang amat

mengasihi kita. Kita tentunya masih ingat apa

yang Yesus katakan ini:”Sebab ketika Aku lapar,

kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus,

kamu memberi Aku minum …………….. Aku

berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu

yang kamu lakukan untuk salah seorang dari

saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah

melakukannya untuk Aku.”(Mat.25:35-40).

Dengan pernyataan Yesus ini, kita semakin

disadarkan bahwa membalas kasih Yesus

dengan kasih yang sama merupakan tindakan

yang semestinya kita lakukan.

Semoga melalui kedua perayaan ini,

Tubuh dan Darah Kristus dan Hati Kudus

Yesus, kita bisa menemukan sumber kekuatan

kita, sebagai seorang yang beriman, di dalam

mengarungi kehidupan yang Tuhan percayakan

kepada kita serta kita juga berkembang men-

jadi manusia-manusia yang seperti Yesus

harapkan di jaman sekarang ini.§

tanpa kesaksian yang nyata dalam hidup”.

Namun mengingatkan kita bahwa hal itu

dimungkinkan hanya “jika kita mengenal

Yesus Kristus, karena Ia yang telah me-

manggil kita, mengundang kita untuk me-

langkah di jalanNya, memilih kita. Mewar-

takan dan bersaksi memungkinkan hanya jika

kita dekat dengan Dia, seperti Petrus, Yo-

hanes dan murid-murid lain” (Homili di

Basilika Santo Paulus diluar Tembok, 14

April 2013). Mengherankan saya bahwa tidak

ada hari di mana Paus Fransiskus tidak meng-

ingatkan kita untuk hidup seperti Yesus:

“Menjadi umat kristen bukan hanya hidup

mengikuti perintah-perintah, tetapi berarti

berada di dalam Kristus, berpikir seperti

Dia, bertindak seperti Dia, mengasihi seperti

Dia; yaitu membiarkan Dia memiliki hidup

kita dan mengubahnya, merubahnya, mem-

bebaskannya dari kegelapan kejahatan dan dosa” (Audiensi Umum, 10 April 2013).

Pergi ke Roma untuk mengemis Roh Kristus,

sehingga kita mampu mengakui dengan

kesederhanaan hati: “Engkau dulu dan

sekarang adalah segalanya bagiku” (Ada

Negri)***; bukan hanya: “Engkau dulu”, se-

bagai sebuah relikwi dari masa lampau, tetapi

“Engkau sekarang”, di sini dan sekarang,

sebagai sebuah Kehadiran yang membawa

kita ke dalam pusaran hidup. §

*Pemimpin Fraternitas Communion and Liberation ** Luigi Giussani, Il senso di Dio e l’uomo moderno ***Ada Negri, Tutto per me Tu fosti e sei

(Diterjemahkan oleh: Shirley Hadisandjaja / dari

Sumber: L’Osservatore Romano)

dimuliakan. Kita mengunjungi gereja, berlutut

di hadapan-Nya yang hadir di tabernakel, agar

kita dapat membangkitkan di dalam jiwa kita

rasa duka cita (deep sorrow) atas begitu

banyaknya penghinaan/perlawanan yang

ditujukan kepada Hati Kudus-Nya di dalam

Sakramen Maha Kudus, [dan kemudian

mengikuti Misa Kudus]. Tidaklah sulit untuk

melakukan hal ini jika kita memiliki sedikit

saja kasih kepada Kristus. Jika kita menjadi

suam-suam kuku, mari mengingat kembali

begitu banyaknya alasan yang kita miliki untuk

memberikan hati kita kepada Kristus. Setelah

itu, kita harus mengakui segala kesalahan kita

atas kekurangan hormat kita di dalam hadirat

Allah dalam Sakramen Maha Kudus, atau

melalui kelalaian kita untuk mengunjungi dan

menerima Dia di dalam Komuni kudus.

K o m u n i p a d a h a r i i t u

dipersembahkan untuk membuat silih terhadap segala bentuk penghinaan yang

diterima Kristus dalam Sakramen Maha

Kudus, dan semangat kasih yang sama harus

menghidupkan segala tindakan kita sepanjang

hari.

Meskipun devosi ini diadakan sekali

sebulan (pada hari Jumat Pertama) namun

latihan- latihan rohani ini tidak terbatas hanya

sebulan sekali pada hari itu. Yesus layak

dihormati setiap saat. Dengan demikian

mereka yang terhalang untuk merayakan

devosi Hati Kudus Yesus pada hari Jumat

pertama, dapat melakukannya pada hari-hari

lainnya pada bulan itu.§

Ditulis oleh: Stefanus Tay & Ingrid Tay

(Stefanus Tay, MTS dan Ingrid Listiati, MTS

adalah pasangan suami istri awam dan telah

menyelesaikan program studi S2 di bidang

teologi di Universitas Ave Maria - Institute

for Pastoral Theology, Amerika Serikat)

dari setiap pengurus UKI, rasa saling

mendukung, saling membangun, dedikasi dan

komitmen yang tinggi dari setiap pengurus

yang telah terpilih untuk melayani dan

menerapkan ajaran Tuhan Yesus seperti yang

tertulis dalam 1 Korintus 12:12-28. “Kamu

semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-

masing adalah anggotanya, Allah telah

memberikan kepada masing-masing anggota

secara khusus, suatu tempat pada tubuh,

seperti yang dikehendakiNya”.

Allah telah menyusun UKI (tubuh

kita) begitu rupa yang merangkum semua

anggota dengan berbagai fungsi dan talenta.

Segala hal yang dilakukan dengan hati tulus

untuk memuliakan Tuhan, sekecil apapun

sungguh patut dihargai.

Demikian pula kepada seluruh

warga UKI, anda adalah bagian dari tubuh,

tidak ada bagian dari tubuh yang sangat

penting atau tidak penting, semua

mempunyai fungsi yang sama. Bila kita

menyadari hal ini maka kita akan tergerak

untuk selalu ikut aktif berpartisipasi,

membantu sesuai dengan kemampuan dan

talenta kita masing-masing untuk

mengembangkan Gereja UKI. Contoh kecil

bagaimana anda dapat terlibat dan

membantu. Mulai saat ini Sekretaris selalu

mengingatkan melalui milist, melalui kegiatan

kelompok untuk menyampaikan ujud misa

satu minggu sebelumnya sehingga tujuan

kami untuk tertib administrasi teks misa

dapat terwujud dan memudahkan semua

yang bertugas terutama Romo dan Lektor.

Masalah sampah adalah kesadaran, bantuan dan partisipasi dari setiap individu, apakah

kita telah membuang sampah pada

tempatnya?

Selamat bertugas dan melayani

dengan kasih kepada para pengurus UKI.

Kepada warga UKI mari kita saling

memperhatikan, saling membantu.§ [Angie Hanapie ]

Sambungan dari halaman 3,

Sambungan dari halaman 7,

H A L A M A N 9 M A Y 2 0 1 3 / N O . 2 5 2

Silence does not mean you have been forsaken

by God. It simply means that God has spoken,

and now is the time to allow the word that He

spoke to germinate and come to pass.

Silence is not the same as peace. Silence is the

absence of noise, but peace is the presence of

God! While you are going through "silent

years," you should focus on inner peace.

Inner peace produces outward confidence in

the face of negative circumstances so that we

can go forward in the assurance that even

though tribulation is coming against us, we are

more than conquerors over it!

The Greek word for peace actually describes a

spiritual equilibrium no matter whatever may

seek to upset us. The biblical meaning of peace

never denotes the absence of trouble. Peace is not the absence of negatives but the

presence of positives. God's peace is inward

and spiritual and never predicated by contrary

circumstances or negative events.

Poverty, sickness, death nor debt can override

internal peace!

Silent years should indicate a time of reflection,

introspection and listening. The quieter we

become, the more we hear. However, we can-

not rush the silent years.

Silent years are times of transition. Transition is

always uncomfortable and appears to last forev-

er. We must ENDURE the silent years! When-

ever you see the word endure, it means that

there is no short cut through it. It must be

endured. You cannot circumvent what must be

endured.

We are told to ENDURE unto the end. (Matt.

24:13)

We are told to ENDURE persecution and trib-

ulation. (II Th. 1:4-10)

We are told to ENDURE hardness. (II Tim. 2:1-

3)

We are told to ENDURE affliction. (II Tim. 4:5)

We are told to ENDURE chastening. (Heb.

12:7)

The key to being able to ENDURE is to see the

END (ENDure).

Now, here are some things for you to question

during the silent

years:

Is my life really submitted to God?

Am I submitted at home, work, church and to

the government? Have I learned my lesson?

What is God trying to teach me?

Am I humble enough to be teachable?

Has the fruit of patience been sufficiently devel-

oped in me?

Do I still have an appetite for the world in me?

Did I properly respond to the last thing God

told me to do?

Have I attained a deeper faith?

Is my attitude right toward God and others?

Am I harboring unforgiveness?

What am I becoming?

Have I sufficiently developed and matured as a

person?

Have I taken the time to minister to the Lord?

(Acts 13:2)

During your silent years you should:

S ilent Years The

1. Practice and develop your gifts. Study. 2. Clarify. Define goals. Reorder priorities.

3. Serve (even while you are hurting).

4. Trust God.

5. Pray

Your silent years should change your life!

You should come out

as a new person! When you come out,

you should have a new level

of:

1. Knowledge

2. Responsibility

3. Authority/Power

4. Faith

5. Trust

Remember, problems never come to last,

they only come to pass!

~by Bishop Dale C. Bronner

There are

times when

God will

speak to you

and then be

silent for an

extended

period of

time.

Pastor Robby Wowor OFM akan kembali menjumpai

kita dalam acara retreat UKI pada tanggal 6 & 7 Juli

2013. Bertempat di Loretto Abbey Secondary School,

North York. Tema retreat akan diberitakan lebih lanjut.

R . E . t . R . e. a . T U . K . I

Pembicara: Pastor Robby Wowor OFM

6-7 Juli 2013

H A L A M A N 1 0

What do you do when you

can’t find God? Some people

tried to search for God

when they are desperate,

and what do they find? A

door slammed in their face

and sound of bolting and

double-bolting on the inside.

After that, silence. You may

as well turn away.

Many believers have

searched for God without

being able to find him. Da-

vid, who wrote the wonder-

ful comfort of God in Psalm

23, also cried out in Psalm

22: 1. “My God, my God,

why have you forsaken me”.

Jesus said those same words

on the cross (see Matthew

27:46). If, for some reason

you can’t seem to find God,

let him know you can’t find

him – and then, listen. God

is right where he always is.

Accept God’s invitation:

”Come near to God and he

will come near to you.”

Come as you are, empty

handed and with a simple

prayer. God is where we

are. Says Jesus in John 6: 37,

“Whoever comes to me, I

will never drive away.”

Let us pray: Lord, our God,

show us your presence in

our lives. Help us to trust

that you will never go of us.

Nasihat bijak “Tuhan tidak tidur”

yang disampaikan kepada orang

yang sedang mengalami persoa-

lan berat dalam hidupnya, mau

menegaskan bahwa Tuhan tidak

pernah membiarkan atau

meninggalkan umat-Nya sendiri-

an dalam pergulatan mengatasi

persoalannya itu. Kata-kata

bijak itu muncul karena tidak

jarang orang mengalami kepu-

tusasaan ketika menghadapi

persoalan yang berat, dan

bahkan kemudian mempertan-

yakan dimana Allah? Mengapa

Allah diam saja? [Christine Budihardjo]

Kasih Tuhan

tak pernah berakhir

Devotional

Readings by Njoo Tik Poen

James 4: 8 – Come near to God and

He will come near to you.

“Every Precious Gift Comes From Above” (James 1:17)

Andrew Theodore Katopo

February 9, 2013 03:25 am, 3.19 kg

Mississauga

Born to Reny & Herman Katopo

Raphael Mustamil Sunjoto

Arpil 18, 2013 10:16 am, 3.63 kg McKenzie Health

Born to Ira Kristanti & Eko Budi Januar

Allison Tee

April 24, 2013 11:21 pm, 6lbs 2oz

Sunnybrook Hospital

Born to Joanne & David Tee

Charlotte Rose Sulaiman

May 16, 2013 10:35 am

Jakarta, Indonesia

Born to Inessa & Stephen Sulaiman

Rejoicing with all new parent on the arrival of your precious baby “Umat Katolik Indonesia”

ment daily with prayers for your own spiritual

growth and development, as short as ten minutes,

meditates can empowered to overcome many

unwelcome feelings and behaviours. Our actions

are inspired by our thoughts. If we can change the

way we think, we can begin to change the actions

we take. Jesus taught us with the prayer of Our

Father who art in heaven, in particular He men-

tioned “forgive our sins, for we also forgive eve-

ryone that is indebted to us. And lead us not into

temptation but deliver us from evil.” (Luke 11:4).

Being wise toward ourselves is not an

easy task, however it certainly doable should we

wish to change. All that happen in our lives is a

choice of what we make and decide. Therefore,

the only person who can help to change is the

person itself in their own hand. Please keep in

our mind that Everybody can do it.

Many thanks to Lusia Kandani for your

time and effort to share your knowledge, spread-

ing the message that we are all responsible to

make a better generation. Your seminar was very

valuable and informative, we hope that you will be

able to come back and we could prepare with

better information that your talk is widely for

everyone, the young, the middle age, and the sen-

iors. May God Bless you.§ [ Angie Hanapie., Baka

Light International Blog ]

Sambungan dari halaman 5,

WARGA UKI DAN INDONESIA HUBUNGI GREG ATAU SONELA HOXA

TELEPHONE # 905-695-1745