core value

45
1 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015 PSG-DVC Edisi 12 – Juli 2015

Upload: dhink-cool

Post on 08-Dec-2015

20 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Nilai -nilai Inti Kehidupan

TRANSCRIPT

1 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

PSG-DVC

Edisi 12 – Juli 2015

2 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

Dewan Redaksi

Penasihat:

Bambang Subijanto

Bambang Prijono

Wellybrodus TN

Penanggung Jawab:

Agus Rijanto

Pemimpin Redaksi:

Wellybrodus TN

Tim Penulis:

Shinni Islamiyah

Jessica Irene P

Desain Grafis:

Ferdinandus Agung

Penerbit:

Indomobil Learning and

Development Center

(ILDC)

Alamat Redaksi:

Wisma Indomobil 1 Lt. 8

Jl. MT Haryono Kav. 8,

Jakarta Timur

Kata Pengantar

Budaya organisasi merupakan pemersatu dalam mencapai

tujuan perusahaan. Budaya organisasi memiliki isi nilai-nilai yang baik

dan telah menghidupi organisasi, agar hal tersebut terus

terinternalisasi dari setiap kehidupan karyawan maka kami

melakukan proses salah satunya dengan rutinitas morning briefing.

Briefing menjadi penting karena dapat meningkatkan kekompakan

dan kerjasama team untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai

pada hari ini.

- Arti BRIEF yaitu pendek atau singkat, pesan disampaikan secara

singkat, jelas dan padat.

- BRIEFING sifatnya “preventif” (membahas sesuatu yang ada di

depan, yang belum terjadi dan memberi semangat untuk

meningkatkan produktivitas kerja hari itu) sedangkan EVALUASI

sifatnya “kuratif” (membahas sesuatu yang sudah berlalu). Sehingga

briefing berbeda dengan evaluasi.

BRIEFING adalah sarana mendidik pikiran, motivasi, sikap dan

perilaku. Anda pasti setuju bahwa semua masalah teknis yang

terjadi di dalam perusahaan sering kali ditimbulkan oleh masalah-

masalah non teknis seperti pola pikir negatif, perilaku negatif,

kebiasaan kerja yang tidak efektif dan kontra produktif. Untuk

mengantisipasi masalah-masalah teknis, pemimpin yang cerdas

harus memperbaiki akar masalahnya, yaitu pola pikir, sikap, perilaku,

dan kebiasaan kerja seluruh karyawan!

Manfaat BRIEFING dengan VALUE yaitu:

1. Menyamakan persepsi tentang prioritas kerja dalam 8 jam

2. Mendeteksi secara dini berbagai masalah anak buah

3. Memberikan semangat kerja di awal hari kerja

4. Memberi sarana untuk menanamkan pola pikir dan

mendidik perilaku karyawan

5. Menjadi sarana untuk menanamkan nilai-nilai moral dan

etika kerja

6. Menjadi media komunikasi pimpinan dan bawahan

7. Melatih komunikasi dua arah

8. Melatih keterbukaan

DAN melalui briefing ini, para leader terus belajar untuk

meningkatkan kemampuan team, membekali untuk memperbaharui

knowledge, skill dan attitude secara terus-menerus.

3 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

Tata Cara

Briefing value ini dilaksanakan setiap hari sebelum bekerja dipimpin oleh

Department Head/Section Head di Head Office & Cabang selama kurang lebih 20-25

menit (singkat).

Adapun urutan tata pelaksanaan briefing value ini adalah sebagai berikut:

1. Pembukaan oleh Department Head/Section Head (2 menit).

2. Salah satu karyawan mengungkapkan salah satu value (dihafal) dengan

uraiannya (bergantian)-sehari satu value (2 menit).

3. Salah satu karyawan membacakan kisah inspiratif (3 menit)

4. Arahan singkat (core briefing) dari pimpinan dilanjutkan (13-18 menit):

- Apa yang perlu dilakukan? (implementation)

- Bagaimana supaya lebih baik? (Affirmation)

- Penjelasan lebih lanjut (Internalization)

JIKA MENGHENDAKI ANAK BUAH ANDA LEBIH PRODUKTIF DAN BERPRESTASI, PIMPINLAH

PIKIRANNYA, BUKAN TINDAKANNYA.

PENGARUHI SIKAP PERILAKUNYA, TIDAK HANYA MENEGUR KESALAHANNYA, BENTUKLAH

KEBIASAAN KERJANYA, BUKAN HANYA MEMARAHI HASIL KERJANYA.

4 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

Contoh Briefing

Kisah inspiration: Seorang penebang kayu, setiap hari dia menebang kayu dan

banyak orang mengenal dia ahlinya, sehingga tiap sore hari selalu membawa pulang

banyak kayu. Bertahun-tahun dia lakukan, suatu ketika kayu yang ia tebang semakin

sedikit, lantas dia menambah jam kerjanya dan beberapa hari kayu yang ia peroleh

mendekati waktu-waktu sebelumnya. Lambat laun perolehan kayu menjadi berkurang

lagi dan bertemulah seorang penebang kayu yang baru. Orang ini setiap hari

memperhatikan penebang kayu yang baru, karena hasilnya selalu banyak dan

kerjanya sangat cepat.

Akhirnya dia memberanikan bertanya atas kecepatan kerja tersebut, jawabnya

“aku memang menghabiskan beberapa waktu setiap pagi untuk mengasah kapakku.

Waktu yang aku gunakan terganti dengan menebang pohon lebih cepat”

Itulah bedanya yang satu hanya fokus pada “produksi” dan yang lain fokus

pada “alat untuk menghasilkan produksi”. Ketrampilan kita harus diasah agar tetap

produktif, pikiran kita harus diasah supaya mendapatkan ide-ide yang baru.

- Arahan inti (core briefing) : Produktivitas dari kata produce = menghasilkan.

Produktivitas bisa dikatakan meningkat jika diukur berdasarkan perbandingan nilai

dan waktu. Ada 2 cara meningkatkan produktivitas 1) meningkatkan nilai yang

dihasilkan 2) mempersingkat waktu yang dibutuhkan.

- Implementation : Arahkan anak buah menyediakan waktu ekstra 15 menit setiap hari

untuk menyusun rencana kerja hari ini. Menuliskan aktivitas yang harus dihindari dll.

- Affirmation : Menulis di post it suatu pertanyaan: apakah saya hari ini sudah

menggunakan waktu secara maksimal?

- Internalization : Proaktif untuk kerjasama, memiliki target untuk meningkatkan kualitas

dengan training, belajar dari keberhasilan orang lain dan tetap memiliki prinsip value

yang diajarkan dst.

5 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

Daftar Isi

Tata Cara.................................................................................................................................................... 3

Contoh Briefing ......................................................................................................................................... 4

Rabu, 1 Juli 2015 ........................................................................................................................................ 7

Pengusaha dan Malaikat ......................................................................................................................... 7

Kamis, 2 Juli 2015 ...................................................................................................................................... 9

Sandal Kulit Sang Raja ............................................................................................................................ 9

Jumat, 3 Juli 2015 ..................................................................................................................................... 11

Aisyah, Sang Ayah dan Sebuah Becak ............................................................................................... 11

Senin, 6 Juli 2015 ..................................................................................................................................... 13

Jendela Rumah Sakit .............................................................................................................................. 13

Selasa, 7 Juli 2015 .................................................................................................................................... 15

Mengotori Langit .................................................................................................................................... 15

Rabu, 8 Juli 2015 ...................................................................................................................................... 17

Membaca Pikiran .................................................................................................................................... 17

Kamis, 9 Juli 2015 .................................................................................................................................... 19

3 Orang Tamu .......................................................................................................................................... 19

Jumat, 10 Juli 2015 ................................................................................................................................... 21

Kutipan Kehidupan ................................................................................................................................ 21

Senin, 13 Juli 2015 ................................................................................................................................... 23

Polesan Sejati ........................................................................................................................................... 23

Selasa, 14 Juli 2015 .................................................................................................................................. 25

Pengorbanan ............................................................................................................................................ 25

Selasa, 21 Juli 2015 .................................................................................................................................. 27

Perangkap Tikus ..................................................................................................................................... 27

Rabu, 22 Juli 2015 .................................................................................................................................... 29

Pertunjukan Akhir .................................................................................................................................. 29

6 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

Kamis, 23 Juli 2015 .................................................................................................................................. 31

Kisah Penjual Gorengan ........................................................................................................................ 31

Jumat, 24 Juli 2015 ................................................................................................................................... 33

Belajar Dari Merpati ............................................................................................................................... 33

Senin, 27 Juli 2015 ................................................................................................................................... 35

Nilai Kehidupan ...................................................................................................................................... 35

Selasa, 28 Juli 2015 .................................................................................................................................. 37

Janganlah Memaksa ............................................................................................................................... 37

Rabu, 29 Juli 2015 .................................................................................................................................... 39

Tergantung Padamu ............................................................................................................................... 39

Kamis, 30 Juli 2015 .................................................................................................................................. 41

Cara Alam Menghibur ........................................................................................................................... 41

Jumat, 31 Juli 2015 ................................................................................................................................... 43

Kolam Ikan ............................................................................................................................................... 43

7 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

Rabu, 1 Juli 2015

Pengusaha dan Malaikat

“Yang tampak sebagai suatu kemurahan hati, kadangkala merupakan ambisi yang terselubung, yang

mengabaikan kepentingan kecil untuk mengejar kepentingan yang lebih besar”

La Roucefoucauld

Seorang pengusaha sukses jatuh di kamar mandi dan akhirnya stroke, sudah 7 malam

tidak sadarkan diri di rumah sakit. Dalam dunia roh seorang Malaikat menghampiri si

pengusaha yang terbaring tak berdaya. Malaikat memulai pembicaraan, "Kalau dalam waktu 24

jam ada 50 orang berdoa buat kesembuhanmu, maka kau akan hidup dan sebaliknya jika dalam

24 jam jumlah yang aku tetapkan belum terpenuhi, itu artinya kau akan meninggal dunia!"

"Kalau hanya mencari 50 orang, itu mah gampang ..." kata si pengusaha ini dengan

yakinnya. “Pastilah banyak yang berdoa buat aku, jumlah karyawan yang aku punya lebih dari

2000 orang, jadi kalau hanya mencari 50 orang yang berdoa pasti bukan persoalan yang sulit."

Dengan lembut si Malaikat berkata, "aku sudah berkeliling mencari suara hati yang

berdoa buatmu tapi sampai saat ini baru 3 orang yang berdoa buatmu yaitu istri dan kedua

anakmu, sementara waktumu tinggal 60 menit lagi, rasanya mustahil kalau dalam waktu dekat

ini ada 50 orang yang berdoa buat kesembuhanmu."

Melihat peristiwa itu, tanpa terasa, air mata mengalir di pipi pengusaha ini . . . timbul

penyesalan bahwa selama ini dia bukanlah suami yang baik dan ayah yang menjadi contoh bagi

anak-anaknya.

Dia hanya memiliki waktu 10 menit lagi. Tidak mungkin dalam waktu 10 menit ada yang

berdoa 47 orang! Dengan setengah bergumam dia bertanya, "Apakah di antara karyawanku,

kerabatku, teman bisnisku, teman organisasiku tidak ada yang berdoa buatku?"

8 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

Jawab si Malaikat, "Ada beberapa yang berdoa buatmu tapi mereka tidak tulus, bahkan

ada yang mensyukuri penyakit yang kau derita saat ini, itu semua karena selama ini kamu

arogan, egois dan bukanlah atasan yang baik, bahkan kau tega memecat karyawan yang tidak

bersalah."

Si pengusaha tertunduk lemah, dan pasrah kalau malam ini adalah malam yang terakhir

buat dia. Ketika waktu menunjukkan pukul 24:00, tiba-tiba si Malaikat berkata, "Tuhan melihat

air matamu dan penyesalanmu!! Tuhan tidak mengambil nyawamu sekarang, ada 47 orang

yang berdoa buatmu tepat jam 24:00." Dengan terheran-heran dan tidak percaya,si pengusaha

bertanya siapakah yang 47 orang itu.

Sambil tersenyum si Malaikat berkata, "Tadi pagi, salah seorang anak panti asuhan

tersebut membaca di koran kalau seorang pengusaha terkena stroke dan sudah 7 hari di ICU,

setelah melihat gambar di koran dan yakin kalau pria yang sedang koma adalah kamu, pria yang

pernah menolong mereka dan akhirnya anak-anak panti asuhan sepakat berdoa buat

kesembuhanmu."

Value Lesson

Pengusaha tersebut mendapatkan kesuksesan dengan hal yang tidak benar. Dimulai

dari sikapnya terhadap orang lain, penilaian diri sendiri yang dianggap orang lain sebagai

kesombongan, sampai pada ketidakjujurannya dalam membantu orang lain. Pengusaha

tersebut menganggap pencitraan sebagai hal yang dapat diandalkan, tapi nyatanya hal tersebut

tidak dapat menyelamatkannya dari malaikat maut.

Sebagai pribadi dengan value integrity, awali sikap baik dari hati yang tulus dan jujur. Memberi

dengan hati memiliki efek yang berbeda dengan memberi sekadar pencitraan. Jujurlah pada

hati nurani dengan demikian kita akan berusaha melakukan kebenaran itu sendiri.

9 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

Kamis, 2 Juli 2015

Sandal Kulit Sang Raja

“Jadilah orang yang supel agar dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang berubah.”

Donald J. Trump

Seorang Maharaja akan berkeliling negeri untuk melihat keadaan rakyatnya. Ia

memutuskan untuk berjalan kaki saja. Baru beberapa meter berjalan di luar istana kakinya

terluka karena terantuk batu. Ia berpikir, “Ternyata jalan-jalan di negeriku ini jelek sekali. Aku

harus memperbaikinya.”

Maharaja lalu memanggil seluruh menteri istana. Ia memerintahkan untuk melapisi

seluruh jalan-jalan di negerinya dengan kulit sapi yang terbaik. Segera saja para menteri istana

melakukan persiapan-persiapan. Mereka mengumpulkan sapi-sapi dari seluruh negeri.

Di tengah-tengah kesibukan yang luar biasa itu, datanglah seorang pertapa menghadap

Maharaja. Ia berkata pada Maharaja, “Wahai Paduka, mengapa Paduka hendak membuat

sekian banyak kulit sapi untuk melapisi jalan-jalan di negeri ini, padahal sesungguhnya yang

Paduka perlukan hanyalah dua potong kulit sapi untuk melapisi telapak kaki Paduka saja.”

Konon sejak itulah dunia menemukan kulit pelapis telapak kaki yang kita sebut “Sandal“.

Value Lesson

Untuk membuat dunia menjadi tempat yang nyaman untuk hidup, kadangkala, kita

harus mengubah cara pandang kita, hati kita, dan diri kita sendiri, bukan dengan jalan

mengubah dunia itu atau bahkan malah menyesali takdir yg telah terjadi dalam kehidupannya.

10 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

Dunia, dalam pikiran kita, kadang hanyalah suatu bentuk personal. Dunia, kita artikan

sebagai milik kita sendiri, yang pemainnya adalah kita sendiri. Tak ada orang lain yang terlibat di

sana, sebab, seringkali dalam pandangan kita, dunia, adalah bayangan diri kita sendiri.

Jalan kehidupan yang kita tempuh masih terjal dan berbatu. Manakah yang kita pilih,

melapisi setiap jalan itu dengan permadani berbulu agar kita tak pernah merasakan sakit, atau,

melapisi hati kita dengan kulit pelapis, agar kita dapat bertahan melalui jalan-jalan itu?

Sebagai pribadi yang memaknai value mastery, seringkali kita menyalahkan keadaan

karena tidak sesuai dengan keinginan kita. Cobalah untuk melapisi hati untuk ketahanan kita

sendiri, dengan demikian kita tidak cepat merasa sakit hati dan memendam sakit itu sendiri.

11 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

Jumat, 3 Juli 2015

Aisyah, Sang Ayah dan Sebuah Becak

“Kelembutan dan kebaikan bukanlah tanda-tanda kelemahan dan putus asa, tetapi adalah penjelmaan

sebuah kekuatan”

Kahlil Gibran

Lebih dari setahun, Aisyah Siti Pulungan tinggal nomaden di sebuah becak bersama

ayahnya yang sakit. Dari satu tempat ke tempat lainnya di Medan Sumatera Utara. Sejak usia

setahun, Aisyah berpisah dengan ibunya dan menghabiskan waktu hanya bersama ayahnya,

Muhammad Nawawi Pulungan. Sang ayah menderita sakit komplikasi paru tiga tahun

belakangan. Satu-satunya barang berharga hanya becak yang dibeli dengan cara mengangsur.

Tampak jelas, dalam kondisi sulit, ia tidak menyerah. Ia terus merawat sang ayah yang

layuh didera penyakit. Pagi hingga siang, ia menjaga sang ayah dan mengayuh becak dari satu

tempat ke tempat lain. Jika malam tiba, mereka transit di teras rumah warga untuk tidur.

Jangankan biaya untuk sekolah, untuk mengontrak rumah pun tidak bisa. Tidak jarang ia dan

sang ayah diusir dari halaman rumah karena dianggap sebagai gelandangan.

Dulu ayah Aisyah bekerja sebagai sopir mobil boks sebelum penyakit menderanya tiga

tahun lalu. Tabungan ayah Aisyah habis untuk biaya pengobatan. Akhirnya ia hidup di becak

bersama anak semata wayangnya. Di becak itu, perlengkapan hidup dibawa ke mana-mana.

Mulai dari ember, selimut, pakaian, dan lain sebagainya.

Kadang aisyah menerima sumbangan saat mengayuh becak. Ada beberapa pengendara

mobil atau motor yang memberinya uang. Dari situlah, bocah dan ayahnya ini menyambung

hidup. Kisah mengharukan Aisyah dan ayahnya didengar banyak orang, termasuk Pemkot

Medan. Plt Wali Kota Medan Dzulmi Eldin mendatangi tempat 'parkir' Aisyah di depan Dhea

12 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

Salon, Jalan Sisingamaraja. Ia meminta ayah dan anak yang beralamat di Sei Putih Barat

Kecamatan Medan Petisah itu dirawat.

Malam itu, ambulans datang dan membawa keduanya ke RSU Pirngadi Medan. Dzulmi

juga menjanjikan akan menyekolahkan Aisyah. Detik ini, mungkin kehidupan Aisyah dan

ayahnya akan lebih baik. Tapi jelas, mereka tak mudah menghapus kisah sedihnya beberapa

tahun terakhir: hidup di atas becak, tidur di jalanan, pernah diusir, dan berharap belas kasihan

orang.

Value Lesson

Berapakah usia anda saat ini? 30 tahun, 40 tahun? Apakah di usia anda saat ini anda

telah mengalami perjuangan yang sama seperti seorang anak berumur 9 tahun? Usia kita

berada jauh dibanding aisyah tetapi belum tentu kita melakukan mengemban tanggung jawab

seperti yang dilakukan aisyah.

Aisyah adalah pribadi yang menerapkan value accountability dalam kehidupan sehari-

hari. Ia bertanggung jawab dan sangat konsisten dalam merawat sang ayah. Ayahnya adalah

pusat perhatiannya, sehingga apapun yang dilakukannya adalah mengacu pada pusat

perhatinnya. Itulah yang membuatnya bertahan di kehidupan yang sulit ini. Tetapkanlah pusat

hidupmu dengan demikian kekuatanmu menjadi lebih besar untuk bertahan di situasi sulit.

13 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

Senin, 6 Juli 2015

Jendela Rumah Sakit

“Manusia dibentuk dari keyakinannya. Apa yang ia yakini, itulah dia”

Bhagavad Gita

Dua orang pria, keduanya menderita sakit keras, sedang dirawat di sebuah kamar

rumah sakit. Setiap hari mereka saling bercakap-cakap selama berjam-jam. Mereka

membicarakan istri dan keluarga, rumah, pekerjaan, keterlibatan mereka di ketentaraan, dan

tempat-tempat yang pernah mereka kunjungi selama liburan.

Setiap sore, ketika pria yang tempat tidurnya berada dekat jendela di perbolehkan

untuk duduk. Selama satu jam itulah, pria tersebut merasa begitu senang dan bergairah

membayangkan betapa luas dan indahnya semua kegiatan dan warna-warna indah yang ada di

luar sana.

“Di luar jendela, tampak sebuah teman dengan kolam yang indah, itik dan angsa

berenang-renang cantik, sedangkan anak-anak bermain dengan perahu-perahu mainan.

Beberapa pasangan berjalan bergandengan di tengah taman yang dipenuhi dengan berbagai

macam bunga berwarnakan pelangi. Sebuah pohon tua besar menghiasi taman itu. Jauh di atas

sana terlihat kaki langit kota yang mempesona. Suatu senja yang indah.”

Pria yang lain berbaring memejamkan mata membayangkan semua keindahan

pemangdangan itu. Perasaannya menjadi lebih tenang, dalam menjalani kesehariannya di

rumah sakit itu. Semangat hidupnya menjadi lebih kuat, percaya dirinya bertambah.

Suatu pagi, perawat datang membawa sebaskom air hangat untuk mandi. Ia mendapati

ternyata pria yang berbaring di dekat jendela itu telah meninggal dunia dengan tenang dalam

tidurnya. Perawat itu menjadi sedih lalu memanggil perawat lain untuk memindahkannya ke

14 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

ruang jenazah. Kemudian pria yang kedua ini meminta pada perawat agar ia bisa dipindahkan

ke tempat tidur di dekat jendela itu. Perawat itu menuruti semua kemauannya dengan senang

hati dan mempersiapkan segala sesuatunya. Ketika semuanya selesai, ia meninggalkan pria tadi

seorang diri dalam kamar.

Dengan kesakitan, pria ini memaksakan dirinya untuk bangun. Ia ingin sekali melihat

keindahan di dunia luar melalui jendela itu. Hatinya berdebar, perlahan ia menjengukkan

kepalanya ke jendela di samping tempat tidurnya. Apa yang dilihatnya? Ternyata, jendela itu

menghadap ke sebuah tembok kosong.

Ia memanggil perawat dan menanyakan apa yang membuat teman pria yang sudah

wafat tadi bercerita seolah-olah melihat semua pemandangan yang luar biasa indah di balik

jendela itu. Perawat itu menjawab bahwa sesungguhnya pria tadi adalah seorang yang buta

bahkan tidak bisa melihat tembok sekalipun. “Barangkali ia ingin memberimu semangat hidup”,

kata perawat itu.

Value Lesson

Kita percaya, setiap kata selalu bermakna bagi yang mendengarnya. Setiap kata, adalah

layaknya pemicu yang mampu menyentuh sisi terdalam hati manusia, dan membuat kita

melakukan sesuatu. Kata-kata, akan selalu memacu dan memicu kita untuk berpikir, dan

bertindak. Dalam kata-kata, tersimpan kekuatan yang luar biasa.

Sejalan dengan pribadi yang menerapkan professionalism, walaupun pasien itu sama-

sama ada di kondisi tubuh yang tidak baik tetapi ia terus memberikan ucapan-ucapan yang

bersemangat, tutur kata kata yang membangun, selalu menghadirkan sisi terbaik dalam

hidupnya. Kata-kata yang santun, sopan, penuh dengan motivasi, bernilai dukungan,

memberikan kontribusi positif dalam langkah manusia.

15 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

Selasa, 7 Juli 2015

Mengotori Langit

“Marah itu gampang. Tapi marah kepada siapa, dengan kadar kemarahan yang pas, pada saat dan

tujuan yang tepat, serta dengan cara yang benar itu yang sulit.”

Aristoteles

Suatu hari seorang lelaki pemarah menemui Sang Kakek. Dia mendamprat

Kakek dengan kata-kata kasar. Sang Kakek mendengarkanya dengan sabar, tenang, dan tidak

berkata sepatah pun.

Akhirnya lelaki itu berhenti memaki. Setelah itu, Kakek bertanya kepadanya,”Jika

seseorang memberimu sesuatu tapi kamu tidak menerimanya, lalu menjadi milik siapakah

pemberian itu ?” “Tentu saja menjadi milik si pemberi.” Jawab orang itu dengan nada tinggi.

”Begitu pula dengan kata-kata kasarmu,” timpal Kakek . ”Aku tidak mau menerimanya,

jadi itu adalah milikmu. Kamu harus menyimpannya sendiri. Aku mengkhawatirkan kalau nanti

kamu harus menanggung akibatnya, karena kata-kata kasar hanya akan membuahkan

penderitaan. Sama seperti orang yang ingin mengotori langit dengan meludahinya. Ludahnya

hanya akan jatuh mengotori wajahnya sendiri.”

Lelaki yang mendengarkan perkataan Sang Kakek itupun merasa malu. Ia meminta maaf

dan kemudian pergi.

Value Lesson

Sesulit apapun keadaan yang kita alami bersama dengan seseorang kita tetap tidak

berhak memberikan sesuatu yang buruk padanya. Termasuk dengan perkataan kasar dan

menyakitkan.

16 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

Meludah ke langit adalah sesuatu hal konyol dan tidak berguna karena nantinya akan

mengotori kita sendiri. Adakah yang dapat memberikan kelegaan bagi kita setelah memaki

orang lain? Selain rasa malu dengan sekitar yang memperhatikan kita, makian bukanlah hal

yang dapat mengubah perilaku orang lain menjadi sama dengan keinginan kita.

Jangan sampai penyesalan mendatangi kita dikemudian hari. Dengan demikian setiap

pribadi perlu berkontribusi kepada lingkungan sekitar dengan kata-kata yang membangun dan

memberikan solusi pada setiap permasalahan yang terjadi. Ingat kembali dengan value respect,

dengan menghargai orang lain maka kita akan mencerminkan penghargaan terhadap diri kita

sendiri.

17 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

Rabu, 8 Juli 2015

Membaca Pikiran

“Kebijaksanaan tidak pernah berbohong.”

Homer

Ada satu serial televisi yang menceritakan tentang kehidupan ilmuwan di lingkungan

kriminalitas, yakni serial “lie to me”. Menurut perusahaan FOX yang memproduksi film ini,

idenya terinspirasi dari kehidupan para ahli perilaku di FBI yang tugas sehari-harinya mengamati

dan menganalisis kehidupan para penjahat. Tugasnya yang paling penting adalah menentukan

bohong atau tidaknya para penjahat.

Dalam film ini diceritakan Dr. Cal Lightman adalah seorang pemilik dari organisasi yang

meneliti tentang kehidupan manusia beserta dengan motif yang dilakukannya. Ia memiliki

beberapa pegawai yang juga membantunya saat bekerja sama dengan FBI. Ia mampu

mengetahui seseorang berbohong atau tidak dengan melakukan pengamatan dan beberapa

kasus tertentu menggunakan bantuan beberapa alat.

Cara yang dilakukan untuk meneliti suatu kasus adalah dengan berusaha mengajak

subjek berbicara, lalu diam-diam merekam setiap perilaku, mulai dari gerakan mata hingga tata

kalimat yang diucapkan sang terduga. Pengamatan mulai dari gerakannya yang gelisah,

banyaknya menelan air liur, ketidakberanian menatap mata, dan lain-lain. Dari data yang sudah

terkumpul, mereka membuat kesimpulan sang terduga itu jujur atau bohong.

Value Lesson

Dr. Cal Lightman memang ahli dalam meneliti seseorang bersalah atau tidak. Namun ia

pun pernah melakukan kesalahan pada salah satu kasusnya. Ya, karena ia hanyalah seorang

manusia biasa yang mungkin melakukan kesalahan. Lalu siapa yang mengetahui secara pasti

18 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

bahwa seseorang itu bersalah? Jawabannya adalah Tuhan dan diri orang itu sendiri. Dr. Cal

Lightman hanya membantu menafsirkan pemikiran seseorang melalui tingkah laku yang

ditampilkan.

Kita tidak perlu meminta orang lain untuk menjadi Dr. Cal Lightman untuk mengamati

kehidupan kita. Karena secara tidak sadar memang orang lain memperhatikan apa yang kita

lakukan, sekecil apapun itu. Oleh karena itu, tanamkan pemikiran bahwa baik orang lain mau

mengamati kita atau tidak tetap saja kita diamati olehNya. Dengan demikian hiduplah sejalan

dengan value integrity. Bukankah hidup kita akan lebih nyaman dan sejahtera jika kita

menjalani hidup beriringan dengan kejujuran. Jadi kita dapat mengurangi satu kekuatiran

tentang ketidakjujuran yang ingin kita tutupi.

19 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

Kamis, 9 Juli 2015

3 Orang Tamu

“Tidak ada yang selembut dan sekeras hati.”

G.C. Lichtenberg

Suatu ketika, ada seorang wanita yang baru pulang ke rumah dan ia melihat ada 3

orang pria berjanggut yang duduk di halaman depan. Wanita itu tidak mengenal mereka semua.

Wanita itu kemudian merasa iba dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam untuk makan

malam bersama.

Sambil membuka pintu, wanita itu menanyakan nama mereka. Salah seseorang pria itu

berkata, “Nama dia Kekayaan,” katanya sambil menunjuk seorang pria berjanggut

disebelahnya, “sedangkan yang ini bernama Kesuksesan, sambil memegang bahu pria

berjanggut lainnya. Sedangkan aku sendiri bernama Kasih-Sayang.”

Anak dari wanita itu mengajak salah satu dari tiga orang itu untuk masuk. Sang pria

kemudian menjawab, “Maaf, saya tidak bisa masuk tanpa mereka”, kata pria itu sambil

menunjuk kedua temannya.

“Lho, kenapa? tanya wanita itu karena merasa heran.

Si Kasih-sayang berdiri, dan berjalan menuju beranda rumah. Ternyata, kedua pria

berjanggut lainnya pun ikut serta. Karena merasa ganjil, wanita itu bertanya kepada si Kekayaan

dan si Kesuksesan.

Seseorang bernama kasih sayang itu kemudian melanjutkan, “Kekayaan dan Kesuksesan

terkadang memiliki penglihatan yang tidak begitu jelas sehingga melupakan segalanya. Dengan

demikian mereka butuh bantuanku untuk pergi kemana pun.”

20 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

Kedua pria yang ditanya itu menjawab bersamaan. “Kalau Anda mengundang si

Kekayaan, atau si Kesuksesan, maka yang lainnya akan tinggal di luar. Namun, karena Anda

mengundang si Kasih-sayang, maka, kemana pun. Kasih sayang pergi, kami akan ikut selalu

bersamanya. Dimana ada Kasih-sayang, maka kekayaan dan Kesuksesan juga akan ikut serta.

Hanya si Kasih-sayang yang dapat menunjukkan kepada kami jalan kebaikan dan jalan yang

lurus. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan. Saat kami menjalani hidup ini.”

Value Lesson

Berapa banyak kasih sayang yang kita torehkan dalam setiap langkah kesuksesan dan

keberhasilan kita dalam meraih sesuatu? Apakah dalam proses pencapaian keberhasilan justru

malah merugikan serta tidak memberikan dampak yang baik bagi orang lain?

Sejalan dengan pribadi yang memaknai value mastery, kesuksesan dan keberhasilan

memang harus kita capai. Setiap orang memiliki target kesuksesan yang berbeda. Tetapi hal

yang sama dan harus berlaku pada semua orang adalah jangan sampai kita menyepelekan kasih

sayang, kebaikan dan kebenaran. Dengan menanamkan kasih sayang dan kebaikan pada setiap

hal yang kita capai maka percayalah bahwa kesuksesan dan kebaikan akan menyertai anda.

21 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

Jumat, 10 Juli 2015

Kutipan Kehidupan

“Rasa kepuasan membuat orang miskin adalah seorang yang kaya, sementara rasa ketidakpuasan

membuat orang-orang kaya menjadi seorang yang miskin.”

Benjamin Franklin

Jika semua yang kita impikan segera terwujud, darimana kita belajar sabar

Jika setiap doa kita terus dikabulkan, bagaimana kita dapat belajar tekun

Ketika kerjamu tidak dihargai, maka saat itu kamu sedang belajar tentang ketulusan

Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kamu sedang belajar keikhlasan

Ketika hatimu terluka sangat dalam, maka saat itu kamu sedang belajar tentang memaafkan.

Ketika kamu lelah dan kecewa, maka saat itu kamu sedang belajar tentang kesungguhan

Ketika kamu merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kamu sedang belajar tentang ketangguhan

Ketika kamu harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kau tanggung, maka saat itu

kamu sedang belajar tentang kemurahan hati.

Tetap semangat, Tetap sabar, Tetap tersenyum.

Karena kamu sedang menimba ilmu di UNIVERSITAS KEHIDUPAN

Tuhan menaruhmu di “tempatmu” yang sekarang, bukan karena “kebetulan”

Orang yang hebat tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan

Mereka di bentuk melalui kesukaran, tantangan & air mata.

22 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

~Disadur dari Buku “Sepatu Dahlan Iskan”

Value Lesson

Kutipan diatas mengingatkan kita mengenai hal yang terjadi di sekitar kita. Mungkin

beberapa masalah diatas pernah kita alami seperti doa yang belum terkabul, merasa lelah dan

kecewa atau merasa usahanya tidak dihargai. Bahkan mungkin hal-hal demikian pernah dialami

oleh semua orang. Mengapa demikian? Karena memang kita sedang berada dalam siklus

kehidupan yang normal. Begitulah kehidupan.

Tantangan dan airmata akan kita rasakan tetapi dibagian akhir dari kutipan diatas

mengingatkan kita untuk tetap semangat, tetap sabar dan tetap tersenyum. Seperti pada akhir

kutipan tersebut, pribadi dengan value accountability akan bertahan dan memaknai proses

yang terjadi dalam hidup kita dengan hati menerima. Dengan demikian sukacita tetap mampu

kita rasakan terutama saat kita sedang menghadapi suatu kesulitan.

23 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

Senin, 13 Juli 2015

Polesan Sejati

“Kecantikan hanya kulit luar. Namun yang sangat penting adalah

adanya keseimbangan antara pikiran, tubuh, dan jiwa”

Jeniffer Lopez

Apakah anda pernah melihat wajah abraham lincoln, presiden amerika serikat yang ke -

16 ? Jika kita mengamati bahwa wajahnya cukup tampan. Bahkan, banyak kisah dalam

biografinya, penampilan 'abe', begitulah ia biasa dipanggil, justru sangat lusuh. Ia tampak

kurang tidur, seperti orang capek, dan matanya cekung dengan hidung yang mencuat keluar. Di

awal-awal penampilan sebagai pengacara dan politikus, wajah ini pernah menjadi masalah

karena akan membuat orang kurang bersimpati kepadanya.

Apa yang dilakukan oleh Abraham Lincoln? ia tidak menyerah dan meratapi wajahnya.

Justru dengan cerdik, ia menyewa fotografer terbaik dan mulai memoles foto-foto dirinya.

Bahkan, ia punya banyak sekali foto-foto yang memang sengaja dibuat berulang-ulang hingga

mendapatkan pose terbaik dan kesan terbaik. Akhirnya, pose terbaik inilah yang ia tampilkan.

Value Lesson

Saat ini ada banyak cara untuk memoles wajahmu menjadi menarik. Salah satunya

adalah hal radikal yang dilakukan oleh banyak orang di suatu daerah tertentu dengan

menggunakan operasi plastik. Namun, polesan terbaik adalah polesan dari dalam hati, ketika

kita belajar untuk menerima dirimu sendiri sebagaimana adanya.

Cobalah meminta foto terbaik dari wajah anda dan lihatlah dengan seksama.

Perhatikanlah dan cobalah untuk belajar berpuas diri dan menghargai dirimu sendiri. Dengan

24 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

merasa nyaman dengan diri sendiri maka bagaimana penampilan rapi yang ditampilkan juga

akan nyaman.

Penampilan yang nyaman tentunya akan menunjang pelayanan yang efektif pula.

Seandainya kita terus berpikir untuk memperbaiki penampilan kita setiap saat maka waktu kita

akan tersita untuk diri kita sendiri dan melupakan bagaimana memperbaharui diri untuk

memberikan pelayanan pada orang lain.

Ingat kembali akan value professionalism, polesan adalah hal baik yang perlu dilakukan

namun jangan sampai hal itu mengurangi porsi pelayanan yang dapat kita berikan pada orang

lain. Menghargai dan bisa menerima diri sendiri membantu kita merasa lebih bersukacita

termasuk saat menjaga semangat kita dalam kehidupan kita.

25 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

Selasa, 14 Juli 2015

Pengorbanan

“Tempat untuk berbahagia itu di sini. Waktu untuk berbahagia itu kini. Cara untuk berbahagia ialah

dengan membuat orang lain berbahagia.”

Robert G. Ingersoll

Seorang pemuda terlihat sedikit gusar saat sedang menunggu di sebuah ruangan untuk

panggilan wawancara terakhir di perusahaan impiannya. Tibalah giliran pemuda ini untuk

masuk. Pencapaian akademiknya sangat baik. Begitu lancarnya sampai akhirnya salah satunya

seorang pria yang tak lain adalah direktur perusahaan tersebut menanyakan suatu hal yang tak

dapat dijawab oleh pemuda ini.

Awalnya sang direktur menanyakan pekerjaan orang tua pemuda ini. Pemuda ini

kemudian menjawab sebagai tukang cuci dan tukang kebun. Lalu direktur bertanya kembali,

“Kapan terakhir kali anda membasuh tangan dan kaki ayah dan ibu anda?” Dengan ragu-ragu

sang pemuda akhirnya menjawab, “Belum pernah, Pak. Ayah dan ibu saya maunya saya belajar

dan membaca buku saja” Direktur itu kembali berbicara, “Wawancara hari ini cukup sekian,

terima kasih atas waktunya. Silahkan anda pulang dan membasuh tangan orang tua anda.”

Pemuda itu merasa sedikit kecewa dan kembali pulang ke rumahnya.

Kedua orang tuanya sudah berada di rumah lebih dahulu dan menanyakan hasil

wawancaranya. Si pemuda itu berfikir tidak ada salahnya ia mencoba melakukan yang

ditanyakan oleh Direktur tadi. Ia membasuh tangan ayah dan ibunya. Selama ini ia tidak

menyadari bahwa tangan orang tuanya sudah penuh dengan kerutan dan ada bagian kasar

serta lebam di beberapa bagian. Tanpa ia sadari air matanya menetes. Ia teringat perjuangan

ayah dan ibunya bangun subuh dan pergi ke rumah orang-orang untuk menjajakan jasa

mencuci dan membersihkan kebun demi mendapatkan uang untuk menyekolahkan dirinya.

26 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

Keesokan harinya perusahaan yang menyeleksinya kemarin kembali menelpon dan

meminta pemuda ini datang kembali. Tidak butuh waktu lama bagi pemuda yang sangat

bersemangat ini. Ia segera tiba di kantor impiannya tersebut. Ia kembali bertemu dengan

Direktur perusahaan itu. Direktur menanyakan si pemuda apakah ia melakukan hal yang

diminta kemarin. Sang pemuda dengan antusias menceritakannya. Direktur mengakhiri dengan

berkata, “Kamu diterima di perusahaan ini, bukan hanya kamu memiliki kemampuan yang

dibutuhkan tetapi juga karena kamu telah menyadari bahwa pencapaianmu saat ini bukan

karena dirimu sendiri tetapi ada bantuan orang lain.”

Value Lesson

Sebagai pribadi yang mampu memberikan pelayanan istimewa kepada orang lain, ia

perlu menyadari terlebih dahulu bahwa pencapaiannya bukan semata karena hasil usahanya

sendiri. Orang lain juga menyumbang peran pencapaian tersebut sekecil apapun.

Pemuda itu akhirnya memaknai value respect. Walaupun ia sedikit terlambat menyadari

jerih payah orang tuanya, namun ia mau untuk melakukan perubahan terhadap orang tuanya,

terhadap dunia pekerjaannya kelak. Kisah tersebut mengajarkan pada kita untuk lebih

menghargai usaha orang lain. Perubahan sudut pandang pemuda tadi pada orang tuanya

membuatnya menghargai kehidupannya mendatang. Mari mengubah sudut pandang kita untuk

dapat lebih menghargai usaha orang lain.

27 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

Selasa, 21 Juli 2015

Perangkap Tikus

“Belajarlah dari kesalahan orang lain. Anda tak dapat hidup cukup lama

untuk melakukan semua kesalahan itu sendiri”

Martin Vanbee

Seekor tikus mengintip di balik celah di tembok untuk mengamati sang petani dan

istrinya, saat membuka sebuah bungkusan. Ada mainan pikirnya. Tapi dia terkejut sekali,

ternyata bungkusan itu berisi perangkap tikus. Lari kembali ke ladang pertanian itu, tikus itu

menjerit memberi peringatan, “Awas ada perangkap tikus di dalam rumah, hati-hati ada

perangkap tikus di dalam rumah!”

Sang ayam dengan tenang berkokok dan sambil tetap menggaruki tanah, mengangkat

kepalanya dan berkata. “Ya, maafkan aku Pak Tikus. Aku tahu memang ini masalah besar bagi

kamu, tapi buat aku secara pribadi tidak ada masalah. Jadi jangan buat aku sakit kepala lah.”

Tikus berbalik dan pergi menuju sang kambing. Katanya, “Ada perangkap tikus di dalam

rumah, sebuah perangkap tikus di dalam rumah!”

“Wah aku menyesal dengan kabar ini.” Si kambing menghibur dengan penuh simpati.

“Tetapi tidak ada sesuatu pun yang bisa kulakukan kecuali berdoa.”

Tikus kemudian berbelok menuju si lembu. “Oh! Sebuah perangkap tikus?” jadi saya

dalam bahaya besar ya?” kata lembu sambil ketawa, berteleran air liur.

Jadi tikus itu kembalilah ke rumah dengan kepala tertunduk dan merasa begitu patah

hati, kesal dan sedih, terpaksa menghadapi perangkap tikus itu sendirian.

28 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

Malam tiba, dan terdengar suara bergema di seluruh rumah, seperti bunyi perangkap

tikus yang berjaya menangkap mangsa. Istri petani berlari melihat apa saja yang terperangkap.

Di dalam kegelapan itu dia tak bisa melihat bahwa yang terjebak itu adalah seekor ular

berbisa. Ular itu sempat mematok tangan istri petani itu. Petani ikut bergegas membawanya ke

rumah sakit.

Si istri kembali ke rumah dengan tubuh mungil, demam. Dan sudah menjadi kebiasaan,

setiap orang sakit demam, obat pertama adalah memberikan sup ayam segar yang hangat.

Petani itupun mengasah pisaunya, dan pergi ke kandang, ,mencari ayam untuk bahan supnya.

Tapi, bisa itu sungguh jahat, si istri tak kunjung sembuh. Banyak tetangga yang datang

membesuk dan tamupun berdatangan. Iapun harus menyiapkan makanan, dan terpaksa

kambing di kandang itu dijadikan gulai. Tapi itu tidak cukup, bisa itu tak dapat taklukan. Si istri

mati, dan berpuluh orang datang untuk mengurus pemakaman, juga selamatan. Tak ada cara

lain, lembu di kandang itupun dijadikan panganan untuk puluhan rakyat dan peserta selamatan.

Value Lesson

Apabila ada seseorang yang menghadapi masalah dan berpikir bahwa masalah itu tidak

ada kaitannya dengan kita, ingatlah bahwa apabila ada “perangkap tikus” di dalam rumah,

seluruh “ladang pertanian” ikut menanggung resikonya. Sikap mementingkan diri sendiri

memberikan kerugian bagi orang disekitarnya termasuk untuk diri kita sendiri nantinya.

Perbaikan diri untuk lebih bertoleransi dan peka pada kesulitan orang lain memang tidak

mudah dilakukan. Bahkan mungkin kita merasa jatah pekerjaan kita lebih banyak dibanding

orang yang sedang menghadapi kesulitan tersebut. Sejalan dengan pribadi yang memaknai

value respect, dengan menghargai kesulitan orang lain dan berusaha menolong orang lain yang

sedang menghadapi kesulitan maka kepedulian kita semakin bertambah, selain itu

keterampilan kita dalam menghadapi masalah akan menjadi lebih baik.

29 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

Rabu, 22 Juli 2015

Pertunjukan Akhir

“Mereka yang bisa menjilat, bisa pula menggigit”

Pepatah Perancis

Seorang pemain sirkus memasuki hutan untuk mencari anak ular yang akan dilatih

bermain sirkus. Beberapa hari kemudian, ia menemukan beberapa anak ular dan mulai

melatihnya. Mula-mula anak ular itu dibelitkan pada kakinya. Setelah ular itu menjadi besar

dilatih untuk melakukan permainan yang lebih berbahaya, di antaranya membelit tubuh

pelatihnya.

Sesudah berhasil melatih ular itu dengan baik, pemain sirkus itu mulai mengadakan

pertunjukkan untuk umum. Hari demi hari jumlah penontonnya semakin banyak. Uang yang

diterimanya semakin besar. Suatu hari, permainan segera dimulai. Atraksi demi atraksi silih

berganti. Semua penonton tidak putus-putusnya bertepuk tangan menyambut setiap

pertunjukkan.

Akhirnya, tibalah acara yang mendebarkan, yaitu permainan ular. Pemain sirkus

memerintahkan ular itu untuk membelit tubuhnya. Seperti biasa, ular itu melakukan apa yang

diperintahkan. Ia mulai melilitkan tubuhnya sedikit demi sedikit pada tubuh tuannya. Makin

lama makin keras lilitannya. Pemain sirkus kesakitan. Oleh karena itu ia lalu memerintahkan

agar ular itu melepaskan lilitannya, tetapi ia tidak taat. Sebaliknya ia semakin liar dan lilitannya

semakin kuat. Para penonton menjadi panik, ketika jeritan yang sangat memilukan terdengar

dari pemain sirkus itu, dan akhirnya ia terkulai mati.

30 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

Value Lesson

Kadang-kadang ketidakbenaran terlihat tidak membahayakan. Kita merasa tidak

terganggu dan dapat mengendalikannya. Bahkan kita merasa bahwa kita sudah terlatih untuk

mengatasinya. Tetapi pada kenyataanya, apabila ketidakbenaran itu telah mulai melilit hidup

kita, sukar dapat melepaskan diri lagi daripadanya.

Pribadi dengan value integrity akan menolak untuk mendekati hal yang tidak sesuai

dengan prinsip kebenaran. Ia tidak akan menantang dirinya untuk mendekati hal yang tidak

benar. Sebaliknya, ia akan berlari menjauhi cobaan yang dialaminya saat itu. Seperti kisah

diatas, kita tidak akan tahu keadaan di hari depan. Tetapi yang pasti kita dapat mengantisipasi

kejadian buruk dengan menjauhi ketidakbenaran sejak awal perjalanan hidup kita.

31 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

Kamis, 23 Juli 2015

Kisah Penjual Gorengan

“Suatu kehidupan yang penuh kesalahan tak hanya lebih berharga namun juga lebih berguna

dibandingkan hidup tanpa melakukan apapun.”

George Bernard Shaw

Alkisah ada seorang penjual gorengan yang selalu menyisakan buntut singkong goreng

yang tak terjual. Dia selalu memberikan sisa gorengan tersebut pada seorang bocah yang sering

main di tempatnya mangkal.

Tanpa terasa, sudah lebih dari 20 tahun dia menjalani usahnya itu. Suatu hari, datang

seorang pria membawa mobil mewah, lalu berhenti di depan gerobak gorengannya. Pria itu

bertanya, “Ada gorengan buntut singkong, Pak?”

Si tukang gorengan lantas menjawab, “Nggak ada, Mas.”

“Saya kangen sama buntut singkongnya, Pak. Dulu waktu kecil, ketika ayah saya baru

meninggal, tidak ada yang membiayai hidup saya. Teman-teman saya mengejek saya karena

tidak bisa beli jajanan. Tapi waktu itu, Bapak selalu memberi buntut singkong goreng kepada

saya, setiap kali saya main di dekat gerobak bapak,” ujar pria muda itu.

Tukang gorengan terperangah. “Yang saya berikan dulu kan cuma buntut singkong..

Kenapa kamu masih ingat saya?”

“Bapak tidak sekadar memberi buntut singkong, tapi juga sudah memberikan

kebahagiaan dan harapan buat saya. Saya mungkin tidak bisa membalas budi baik Bapak.

32 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

Value Lesson

Harapan memberi dorongan untuk menggapai sebuah keinginan. Penjual gorengan

yang diberi harapan itu tidak berfikir bahwa hal sepele seperti buntut singkong bisa

memberikan hasil yang luar biasa di kemudian kelak. Penjual gorengan memberi kontribusi

dalam kelangsungan hidup si anak. Bukan materi yang diberikan tetapi sebuah harapan.

Pribadi seperti penjual gorengan berusaha menerapkan value mastery. Walaupun ia

tidak mengetahui apa itu value mastery tetapi tindakannya telah mencerminkan value tersebut.

Apalagi kita sebagai pribadi yang telah mengetahui tentang value tersebut, tidak ada salahnya

kita menerapkannya. Salah satunya adalah memberi harapan melalui tindakan kita. Bukan

hanya sekedar memberi harapan saja tetapi perlu diimbangi dengan tindakan seperti yang

dilakukan oleh si penjual gorengan.

33 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

Jumat, 24 Juli 2015

Belajar Dari Merpati

“Dalam kebersamaan , ada kekuatan.”

Aesop

Merpati adalah burung yang tidak pernah mendua hati. Coba perhatikan, apakah ada

merpati yang suka berganti pasangan? Jawabannya adalah “tidak”! Pasangannya cukup 1

seumur hidupnya. Merpati adalah burung yang tahu kemana dia harus pulang. Betapapun

merpati terbang jauh, dia tidak pernah tersesat untuk pulang.

Burung merpati tahu bagaimana pentingnya bekerja sama. Coba perhatikan ketika

mereka bekerja sama membuat sarang. Sang jantan dan betina saling silih berganti membawa

ranting untuk sarang anak-anak mereka. Apabila sang betina mengerami, sang jantan berjaga di

luar kandang. Dan apabila sang betina kelelahan, sang jantan gantian mengerami. Pernahkah

kita melihat mereka saling melempar pekerjaannya? Jawabannya, “tidak”!

Merpati adalah burung yang tidak mempunyai empedu, ia tidak menyimpan

“kepahitan” sehingga tidak menyimpan dendam.

Jika seekor burung merpati bisa melakukan hal-hal di atas, mengapa manusia kesulitan

melakukan hal demikian?

Value Lesson

Seringkali kita mendengar perumpamaan tentang ketulusan merpati dan bulunya yang

putih seringkali dijadikan perumpamaan sebagai suatu hal yang suci. Merpati layak untuk

dijadikan contoh karena mereka tidak pernah mendua hati.

34 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

Value accountability tercermin dalam kehidupan merpati, ia bertanggung jawab atas

kehidupannya dan kehidupan pasangannya sampai mereka meninggalkan kehidupan ini. Ia

terus berusaha bertahan hidup dengan saling bekerja sama. Marilah kita juga belajar seperti

merpati untuk menjadi pribadi yang memiliki ketulusan dan tidak memendam amarah dalam

hidup yang singkat ini.

35 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

Senin, 27 Juli 2015

Nilai Kehidupan

“Kebencian itu seperti cinta, mudah berkobar karena hal-hal kecil”

Honoré de Balzac

Alkisah, ada seorang pemuda yang hidup sebatang kara. Pendidikan rendah, hidup dari

bekerja sebagai buruh tani milik tuan tanah yang kaya raya. Walapun hidupnya sederhana

tetapi sesungguhnya dia bisa melewati kesehariannya dengan baik.

Pada suatu ketika, si pemuda merasa jenuh dengan kehidupannya. Dia tidak mengerti,

untuk apa sebenarnya hidup di dunia ini. Setiap hari bekerja di ladang orang demi sesuap nasi.

Hanya sekadar melewati hari untuk menunggu kapan akan mati. Pemuda itu merasa hampa,

putus asa, dan tidak memiliki arti. Ia merasa kesal dengan dirinya sendiri dan ingin memukul

sesuatu agar emosinya terluapkan.

Pohon yang dituju, saat melihat gelagat seperti itu, tiba-tiba menyela lembut. "Anak

muda yang tampan dan baik hati, tolong jangan memukul batang pohon dan dahanku yang

telah berumur ini. Sayang, bila dia patah. Padahal setiap pagi ada banyak burung yang hinggap

di situ, bernyanyi riang untuk menghibur siapapun yang berada di sekitar sini."

Dengan bersungut-sungut, si pemuda pergi melanjutkan memilih pohon yang lain, tidak

jauh dari situ. Saat bersiap-siap, kembali terdengar suara lirih si pohon, "Hai anak muda. Kamu

lihat di atas sini, ada sarang tawon yang sedang dikerjakan oleh begitu banyak lebah dengan

tekun dan rajin. Jika kamu mau melukai dirimu sendiri, silakan pindah ke tempat lain.

Kasihanilah lebah dan manusia yang telah bekerja keras tetapi tidak dapat menikmati hasilnya."

Sekali lagi, tanpa menjawab sepatah kata pun, si pemuda berjalan mencari pohon yang

lain. Kata yang didengarpun tidak jauh berbeda, "Anak muda, karena rindangnya daunku,

36 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

banyak dimanfaatkan oleh manusia dan hewan untuk sekadar beristirahat atau berteduh di

bawah dedaunanku. Tolong jangan membuat onar di sini."

Setelah pohon yang ketiga kalinya, si pemuda termenung dan berpikir, "Bahkan

sebatang pohon pun begitu menghargai kehidupan ini. Mereka menyayangi dirinya sendiri agar

tidak patah, tidak terusik, dan tetap rindang untuk bisa melindungi alam dan bermanfaat bagi

makhluk lain".

Segera timbul kesadaran baru. "Aku manusia; masih muda, kuat, dan sehat. Tidak

pantas aku melenyapkan kehidupanku sendiri. Mulai sekarang, aku harus punya cita-cita dan

akan bekerja dengan baik untuk bisa pula bermanfaat bagi makhluk lain". Si pemuda pun

pulang ke rumahnya dengan penuh semangat dan perasaan lega.

Value Lesson

Dalam usia normal manusia, kita mungkin telah menjalani seperempat atau mungkin

setengah kehidupan manusia. Jika kita mengingat hal-hal yang telah kita lalui bukankah hidup

ini sangatlah singkat. Dan apakah kita masih ingin menyia-nyiakan waktu yang telah diberikan?

Terkadang kita mungkin merasa lelah dengan rutinitas yang kita lalui. Namun ingatlah

bahwa kita tidak tau kapan kita akan berhenti menjalani itu semua.

Pemuda tadi akhirnya menyadari bahwa hidup bukan sekedar pertanggung jawaban

bagi diri sendiri saja, namun juga memberikan pelayanan yang berdedikasi bagi orang lain.

Sejalan dengan pribadi yang memaknai value professionalism maka semangatlah dalam

mengerjakan tugas kehidupan dalam memberikan teladan pada orang di sekitar kita.

37 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

Selasa, 28 Juli 2015

Janganlah Memaksa

“Kita harus menjadi perubahan yang ingin kita lihat di dunia”

Mahatma Gandhi

Seorang kakek sedang berjalan-jalan sambil menggandeng cucunya di jalan pinggiran

pedesaan. Mereka menemukan seekor kura-kura. Anak itu mengambilnya dan mengamat-

amatinya. Kura-kura itu segera menarik kakinya dan kepalanya masuk di bawah tempurungnya.

Si anak mencoba membukanya secara paksa.

“Cara demikian tidak pernah akan berhasil, nak!” kata kakek, “Saya akan mencoba

mengajarimu.”

Mereka pulang. Sang Kakek meletakkan kura-kura di dekat perapian. Beberapa menit

kemudian, kura-kura itu mengeluarkan kakinya dan kepalanya sedikit demi sedikit. Ia mulai

merangkak bergerak mendekati si anak.

“Janganlah mencoba memaksa melakukan segala sesuatu, nak!” nasihat kakek, “Berilah

kehangatan dan keramahan, ia akan menanggapinya.”

Value Lesson

Sang kakek memberikan pelajaran berharga untuk orang yang dikasihinya. Ia mau

menuntun sang cucu untuk mempelajari salah satu hal penting di kehidupan ini. Kakek itu tidak

hanya melarang sang cucu tetapi ia memberikan alasan yang jelas dan tindakan yang nyata

supaya kura-kura tersebut mengeluarkan anggota tubuhnya dari balik tempurung.

38 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

Sebagai pribadi yang lebih berpengalaman dibanding sang cucu, kakek itu memberikan

pengarahan dan solusi ketika si cucu tidak mampu menyelesaikan sebuah permasalahan.

Begitulah seharusnya yang dilakukan oleh seorang anggota tim termasuk pemimpin. Pekerjaan

yang dilakukan tidak saja dengan larangan dan perintah. Namun juga mau memahami dan

menjaga erat hubungan dengan orang lain.

Sejalan dengan pribadi dengan value respect, hargailah keterbatasan orang lain.

Alangkah baik apabila kita mau untuk memberikan pengetahuan baru bagi orang tersebut.

Seperti kakek tadi, ia tidak memaksa sang cucu untuk mengeluarkan badan kura-kura

peliharaannya. Dengan demikian sang cucu tidak lagi memaksa kura-kura untuk keluar dari

tempurungnya. Efek paksaan tidak akan memberikan hasil yang maksimal tetapi justru

membuat orang lain memaksakan kehendaknya lebih kuat dari instruksi yang diterimanya.

39 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

Rabu, 29 Juli 2015

Tergantung Padamu

“Masa depan adalah milik mereka yang percaya pada indahnya mimpi-mimpi mereka”

Eleanor Roosevelt

Terdapat seorang pengembara sedang melewati pedesaan di tepi kota. Di beberapa

tempat persinggahannya ia kerap kali mendengar cerita tentang kakek yang sangat bijaksana.

Karena penasaran, akhirnya ia mencari tahu keberadaan kakek tersebut.

Ia bertanya kepada warga sekitar tentang rumah sang kakek. Akhirnya sampailah ia

pada sebuah gubug reot. Di dalam hatinya ia ingin menguji seberapa hebat kebijaksanaan kakek

tersebut. Pengembara ini memiliki kemampuan untuk menangkap burung-burung di langit. Ia

berniat menguji kebijaksanaan si kakek dengan menggunakan seekor burung yang

ditangkapnya.

“Permisi..apakah ada orang di dalam?” Tanya pemuda itu sambil mengetuk pintu.

Tidak lama kemudian keluarlah seorang kakek tua dengan menggunakan tongkat, “Ya

nak..ada yang bisa saya bantu?” Jawab sang kakek.

“Aku mendengar kemasyuran dirimu dan aku ingin bertanya satu hal. Di tanganku

terdapat seekor burung kecil dan aku akan menyembunyikannya dibalik punggungku. Sekarang

coba anda tebak apakah burung ini akan mati atau tetap hidup?” Pemuda ini telah berniat

menggenggam erat burung itu sampai mati apabila sang kakek menjawab tetap hidup.

Demikian juga sebaliknya, pemuda ini akan membiarkan burung tersebut tetap hidup apabila

jawaban sang kakek adalah mati.

Kakek tersebut telah mengetahui niat anak muda ini. Sambil tersenyum ia berkata, “Hai

anak muda, hidup matinya burung tersebut tidak tergantung pada jawabanku. Hidup matinya

burung itu tergantung ditanganmu.”

40 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

Value Lesson

Perbuatan yang baik dan benar pasti diawali dengan niat yang baik juga. Semua yang

dilakukan dengan hati pastilah menghasilkan hal positif bagi kita dan lingkungan sekitar.

Individu dengan value integrity akan menanamkan kejujuran dalam dirinya. Pribadi yang

menerapkan value tersebut tidak akan membuka celah untuk orang lain melakukan hal yang

tidak benar juga.

Pengembara tersebut berusaha menguji sang kakek. Bahkan ia tidak ragu-ragu untuk

menggenggam burung tersebut sampai mati. Selain itu di dalam hati pemuda itu ada niat untuk

membuat orang lain bingung dengan pertanyaan yang dibuatnya.

Hendaknya kita berkaca pada value integrity. Pribadi yang memaknai value integrity

justru akan membuka jalan bagi orang lain untuk berbuat hal yang benar juga.

41 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

Kamis, 30 Juli 2015

Cara Alam Menghibur

“Orang yang paling beruntung di dunia adalah orang yang telah mengembangkan rasa syukur yang

hampir konstan, dalam situasi apapun”

E.Nightingale

Pernahkah kita mengalami ketika hujan deras mengguyur, kita lupa membawa payung.

Lalu kita pun berbasah kuyup kedinginan. Namun, ketika kita siapkan jas hujan, justru panas

dan terik datang membakar hari.

Atau mungkin kita pernah terburu-buru mengejar waktu, tetapi perjalanan malah

tersendat, seolah membiarkan kita terlambat. Namun, ketika kita ingin melaju dengan tenang,

pengendara lain malah membunyikan klakson agar kita mempercepat langkah.

Mengapa keadaan seringkali tidak bersahabat? Mereka seakan meledek, mengecoh,

bahkan tertawa terbahak-bahak. Inikah yang disebut dengan “ketidakmujuran”?

Sadari saja, itu adalah cara alam menghibur kita. Itulah cara alam mengajak kita

tersenyum, menertawakan diri kita sendiri, dan bergurau secara nyata. Seperti saat sahabat

sedang mengajakmu bercanda.

Value Lesson

Kejengkelan itu muncul dari karena kita tak mencoba bersahabat dengan keadaan. Kita

hanya mementingkan diri sendiri. Kita lupa bahwa jika toh keinginan kita tidak tercapai, tak ada

salahnya kita menyambutnya dengan senyum.

42 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

Pribadi dengan value mastery akan terbiasa dengan hal baru dalam hidupnya. Termasuk

dengan hal yang kurang menyenangkan baginya. Dengan menganggap hal tersebut sebagai hal

yang biasa maka perubahan terus menerus akan terjadi dalam hidupnya tanpa ia sadari.

Ketahanan dalam menerima hal yang tidak nyaman membuat seseorang lebih kebal

dalam menghadapi kehidupan ini. Namun ingat bahwa kebal bukan berarti bebal. Oleh karena

itu pembaharuan menjadi hal penting selain menerima hal yang tidak menyenangkan.

43 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

Jumat, 31 Juli 2015

Kolam Ikan

“Anda harus memiliki tujuan jangka panjang agar tidak frustasi terhadap kegagalan jangka pendek“

Charles Noble

Sebagai seorang karyawan di suatu perusahaan, pastilah anda memiliki keinginan untuk

mendapatkan sesuatu dari hasil kerja anda. Beberapa orang bahkan memilih mengembangkan

dirinya untuk mengikuti tuntutan pekerjaan. Dibawah ini akan dijabarkan mengenai tipe

karyawan di perusahaan. Terdapat beberapa perumpamaan tentang ikan mengenai karyawan

dan kolam sebagai perusahaan.

1. Ingin menjadi ikan kecil di kolam besar

Artinya si karyawan memilih perusahaan yang besar dan memberikan fasilitas yang besar,

walaupun dia tetap menjadi karyawan level bawah terus, asalkan aman dan terjamin, serta

bangga akan statusnya di perusahaan yang besar

2. Ingin menjadi ikan besar di kolam yang kecil

Artinya sang karyawan ingin menjadi pemimpin secara instant di perusahaan yang kecil. Jadi

tanpa adanya saingan yang kompetitif, ia sudah bisa menjadi minimal sebagai penyelia.

3. Menjadi ikan kecil yang akan terus membesar dan kolamnya akan terus membesar karena

keberadaannya. Artinya, dia akan menjadi karyawan yang dedikatif yang bekerja keras

membangun perusahaannya.

Value Lesson

Ketiga perumpamaan diatas adalah beberapa strategi yang dimiliki orang karyawan.

Tetapi manakah yang perlu kita tekuni? Hendaknya kita menekuni perumpamaan yang terakhir.

Karena perumpamaan ketiga sejalan dengan value accountability.

44 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015

Karyawan bermotif seperti perumpamaan ketiga ini mampu menyadari bahwa ikan-

ikannya ingin menjadi besar dan meyakinkan bahwa dia bertekad membesarkan ikan dan

kolamnya. Ia secara konsisten berkembang dan mengembangkan perusahaannya.

Kolam yang jernih akan memperlihatkan seberapa besar ikan yang ada di dalam kolam

beserta luas kolam itu. Sama dengan transparansi yang kita tampilkan pada pekerjaan kita akan

mencerminkan tanggung jawab kita sebagai pekerja dan kualitas dari perusahaan tempat kita

bernaung.

Dengan berlaku demikian dipastikan terjadi suatu sinergi yang dahsyat dalam

perusahaan itu. Yakinlah bahwa tanggung jawab besar yang kita lakukan di bagian kecil dan

dilakukan secara konsisten akan bermanfaat bagi orang di sekitar kita.

45 | Prima Sarana Gemilang Daily Value Compass – Juli 2015