copy of cover sampai dg dapus
TRANSCRIPT
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 1/47
ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN KERJA
DI PERUSAHAAN “UD GUNUNG MAS”
DESA BOJONGSARI KECAMATAN KEMBARAN
Disusun oleh:
Kelompok VI (Kelas A1)
Adityo Listyanto G1D008005
Yulinawati G1D008008
Esti Prihatini G1D008014
Gina Tri Ayu R G1D009017
Reza Zidny Aksani G1D008019
Sekarina Puspita Sari G1D008023
Ismail Hasan G1D008035
Lia Fitry O G1D008034
Dwi Maryani AS G1D008056
Tri Nanda Kaporina G1D009002
Rithza Rinintya WP G1D009023
Rekyan Pranandika G1D009038
Lita Heni K G1D009041
Noor Komariah F G1D009073
Disusun untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah
Keperawatan Komunitas II
Dosen Pendamping: Hj. Rahayu Wijayanti, S. Kep. M. Kep., Sp. Kom
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN ILMU KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2011
i
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 2/47
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan laporan praktikum
yang berjudul ”Asuhan Keperawatan Kesehatan Kerja di “Asuhan Keperawatan
Kesehatan Kerja di Perusahaan “UD Gunung Mas” Desa Bojongsari
Kecamatan Kembaran” dapat terselesaikan. Laporan ini disusun untuk
memenuhi tugas terstruktur Mata Kuliah Keperawatan Komunitas II. Penyusunan
laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Hj. Rahayu Wijayanti, S. Kep. M. Kep., Sp. Kom. selaku dosen pembimbing
yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan laporan ini.
2. Orang tua yang atas semangat, dukungan serta doa selama proses penyusunan
makalah keperawatan komunitas ini.
3. Teman-teman yang telah memberi semangat dan motivasi.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Penyusun menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan yang harus
diperbaiki dan dikaji ulang baik dalam segi bahasa, isi maupun penyajian.
Penyusun mengharapkan menerima kritik dan saran yang konstruktif dari para
pembaca, baik secara lisan maupun tulisan agar pada masa berikutnya penyusun
dapat menyempurnakan makalah ini.
Purwokerto, 15 Desember 2011
Penyusun
ii
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 3/47
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Analisa Data.................................................................................... 29
Tabel 3.2 Penapisan Masalah........................................................................... 30
Tabel 3.3.Strategi intervensi dan implementasi................................................ 32
iii
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 4/47
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Denah UD. Gunung Mas
Lampiran 2 Surat Ijin Survey/Kunjungan Industri
Lampiran 2 Gambar Perusahaan UD. Gunung Mas
Lampiran 3 Format Penilaian Seminar
Lampiran 4 Format Penilaian Sikap
Lampiran 5 Penilaian Antar Mahasiswa
Lampiran 6 Daftar Hadir Kunjungan Lapangan Keperawatan Komunitas II
Lampiran 7 Daftar Hadir Praktikum (diskusi) Keperawatan Komunitas II
iv
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 5/47
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR TABEL................................................................................................ iii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... iv
DAFTAR ISI........................................................................................................ v
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Tujuan.......................................................................................................... 3
BAB II. TINJAUAN TEORIA. Keperawatan Komunitas
1. Pengertian................................................................................................. 4
2. Tujuan....................................................................................................... 5
3. Ruang Lingkup......................................................................................... 6
4. Sasaran...................................................................................................... 7
5. Falsafah..................................................................................................... 8
6. Filososfi.................................................................................................... 9
7. Asumsi .....................................................................................................10
8. Paradigma.................................................................................................10
9. Karakteristik.............................................................................................12
10. Prinsip pemberian pelayanan keperawatan komunitas...........................13
11.Tanggung jawab perawat komunitas.......................................................14
12. Peran perawat komunitas........................................................................15
13. Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas…………………….16
B. Asuhan Keperawatan Komunitas dengan Masalah Utama Kesehatan Kerja
1. Proses Keperawatan Komunitas ............................................................ 16
2. Kesehatan Kerja..................................................................................... 21
BAB III. PROSES KEPERAWATAN
A. Kasus……………………………………………………………………..24
B Pengkajian...................................................................................................24
C. Analisis Data……………………………………………………………...29
D. Diagnosa Keperawatan................................................................................30
v
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 6/47
E. Perencanaan..................................................................................................30
F. Prioritas Masalah…………………………………………………………..31
G.Strategi intervensi dan implementasi............................................................32
F. Evaluasi........................................................................................................36
BAB IV. PEMBAHASAN
A. Analisis SWOT............................................................................................44
B. Solusi Hasil Analisis SWOT........................................................................46
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................48
B. Saran.............................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................50
LAMPIRAN.........................................................................................................50
vi
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 7/47
vii
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 8/47
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa Pembangunan Jangka Panjang (PJP) II, yang disebut
juga sebagai era industrialisasi, salah satu fokus utama pembangunan
adalah pengembangan sumber daya manusia. Tenaga kerja merupakan
segmen populasi yang menjadi sangat penting dalam era ini, sehubungan
dengan produktivitas industri. Sehingga dengan demikian
penyelenggaraan program kesehatan dan keselamatan kerja yang bertujuan
untuk mewujudkan produktivitas kerja yang optimal serta melindungi
tenaga kerja dari risiko yang membahayakan kesehatan dan
keselamatannya, menjadi sangat penting (Sulistomo, 2002a).
Perkembangan angkatan kerja di Indonesia di sektor formal pada
25 tahun terakhir ini sangat pesat. Pada tahun 1971 masih tercatat jumlah
angkatan kerja sekitar 27,5 juta yang pada tahun 1993 telah bertambah
menjadi 73,9 juta. Jumlah perusahaan di sektor formal (yang diperkirakan
hanya mencakup 26 persen dari seluruh industri), yang pada tahun 1971
masih tercatat sebanyak 23.000 pada tahun 1993 telah mengalami
peningkatan menjadi 147.842. Diperkirakan bahwa baik jumlah
perusahaan maupun angkatan kerja di sektor formal akan meningkat terus
dengan pesat, terutama dalam menyongsong era globalisasi pada tahun
2005 nanti (Sulistomo, 2002a).
Perkembangan di sektor industri tersebut, menuntut dukungan
penggunaan teknologi maju dan peralatan canggih, yang antara lain juga
membawa konsekuensi digunakannya berbagai bahan kimia dan peralatan
canggih dalam proses produksi. Penggunaan teknologi dan peralatan
canggih tersebut di satu pihak akan memberikan kemudahan dalam proses
produksi dan meningkatkan produktivitas, namun di lain pihak
penggunaan teknologi maju cenderung untuk menimbulkan risiko bahaya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang lebih besar, terutama bila
ketrampilan tenaga kerja masih rendah, seperti keadaan di Indonesia ini,
1
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 9/47
yang sebagian besar (74 persen) tenaga kerjanya masih berpendidikan
Sekolah Dasar saja (Sulistomo, 2002a).
Para pekerja seringkali dihadapkan pada pajanan atau beban kerja
yang berbahaya terhadap kesehatannya, sehingga para pekerja mempunyai
potensi untuk mengalami gangguan kesehatan yang penanganannya
memerlukan upaya-upaya khusus, baik di tempat kerjanya maupun dalam
memberikan pelayanan kesehatan. Gangguan kesehatan yang berhubungan
dengan pekerjaan seringkali tidak dapat disembuhkan, menyebabkan
kecacadan, bahkan dapat menyebabkan kematian, sehingga prinsip utama
dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi pekerja adalah melakukan
upaya untuk mengetahui potensi bahaya dari setiap jenis pekerjaan dan
melakukan upaya-upaya pencegahan terhadap gangguan kesehatan
(Sulistomo, 2002b).
Pajanan yang dialami di tempat kerja sangat beraneka ragam, mulai
dari bahan kimiawi yang pada saat ini sudah mencapai kurang lebih 100
jenis, bahan fisik mulai dari panas, bising sampai ke radiasi ionik sampai
ke pajanan psikologis, akibat stress yang makin berat di tempat kerja.
Sehingga upaya untuk melakukan tindakan pencegahan dan penanganan
memerlukan keahlian dari tenaga profesi yang terlibat dalam program
kesehatan pekerja, salah satunya adalah peran perawat komunitas sangat
dibutuhkan dalam hal ini (Sulistomo, 2002b).
Perusahaan “UD. Gunung Mas” terletak di Desa Bojongsari
Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas. Perusahaan ini bergerak
dibidang pembuatan bakmie soun. Perusahaan ini memiliki pekerja
sebanyak 115 orang, terdiri dari 80 karyawan perempuan dan 35 karyawanlaki-laki. Dari hasil observasi, tempat kurang tertata dengan baik, tidak ada
APD untuk pekerja, pekerja mengatakan tidak menggunakan APD seperti
sarung tangan, masker, dan penutup telinga karena tidak disediakan dari
perusahaan. Pekerja sangat terganggu dengan suara bising dari mesin
diesel untuk pembuatan adonan bihun. Di perusahaan tersebut sering
terjadi kecelakaan kerja pada karyawan, seperti tangannya terluka karena
terkena plat seng yang tajam atau pun terpleset ketika memindah wajan
2
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 10/47
adonan yang masih panas sehingga menyebabkan sedikit luka bakar. Oleh
karena itu, penyusun tertarik untuk mengkaji lebih lanjut keadaan
kesehatan kerja di perusahaan UD. Gunung Mas dengan dibuatnya asuhan
keperawatan komunitas pada kelompok pekerja sehingga dapat
mengurangi angka kesakitan akibat kecelakaan kerja di perusahaan
tersebut.
B. Tujuan
Penyusunan laporan ini bertujuan untuk menelaah pentingnya
asuhan keperawatan komunitas kelompok pekerja yang diberikan kepada
pekerja di Perusahaan UD. Gunung Mas dengan masalah utama
keselamatan dan kesehatan kerja, serta sebagai upaya dalam peningkatan
derajat kesehatan para pekerja di industri tersebut. Secara khusus tujuan
yang ingin dicapai yaitu mengetahui pengertian, tujuan, pengkajian,
analisa data, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi asuhan keperawatan komunitas pada kelompok pekerja di
Perusahaan UD. Gunung Mas.
3
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 11/47
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Keperawatan Komunitas
1. Pengertian
Keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari tiga kata yaitu
keperawatan, kesehatan dan komunitas, dimana setiap kata memiliki arti
yang cukup luas. Anderson (2006) mendefinisikan ketiga kata tersebut
sebagai berikut :
a. Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi
perubahan, penyimpangan atau tidak berfungsinya secara optimal setiap
unit yang terdapat dalam sistem hayati tubuh manusia, baik secara
individu, keluarga, ataupun masyarakat dan ekosistem.
b. Kesehatan adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan manusia
mulai dari tingkat individu sampai tingkat ekosistem serta perbaikan
fungsi setiap unit dalam sistem hayati tubuh manusia mulai dari tingkat
sub sampai dengan tingkat sistem tubuh.
c. Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih
sering dibandingkan dengan manusia lain yang berada diluarnya serta
saling ketergantungan untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang
penting untuk menunjang kehidupan sehari-hari.
Keperawatan komunitas menurut WHO adalah bidang perawatan
khusus yang merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu
kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program
kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan,
penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi,
pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada
individu serta keluarga yang mempunyai masalah dimana hal itu
mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan. Keperawatan kesehatan
komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan
4
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 12/47
kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok risiko tinggi dalam
upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra
dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan
(Knollmueler, 1998).
Keperawatan kesehatan komunitas menurut ANA (1973) dalam
Mubarak dan Nurul (2009) adalah suatu sintesa dari praktik kesehatan
masyarakat yang dilakukan untuk meningkatkan dan memelihara
kesehatan masyarakat. Praktik keperawatan kesehatan komunitas ini
bersifat menyeluruh dengan tidak membatasi pelayanan yang diberikan
kepada kelompok umur tertentu, berkelanjutan, dan melibatkan
masyarakat. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
perawatan kesehatan komunitas adalah suatu bidang dalam ilmu
keperawatan yang merupakan keterpaduan antara keperawatan dan
kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat, serta
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan dengan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan
rehabilitatif, secara menyeluruh dan terpadu ditujukan kesatuan yang utuh
melalui proses keperawatan untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal.
2. Tujuan
Keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan
kesehatan yang dilakukan sebagai upaya dalam pencegahan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui pelayanan keperawatan
langsung (direction) terhadap individu, keluarga, dan kelompok didalam
konteks komunitas serta perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh
masyarakat dan mempertimbangkan masalah atau isu kesehatan
masyarakat yang dapat mempengaruhi individu, keluarga serta masyarakat
(Anderson, 2006).
5
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 13/47
a. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara
meyeluruh dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal secara mandiri.
b. Tujuan khusus
1)Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat
2)Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam
rangka mengatasi masalah keperawatan
3)Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan
pembinaan dan asuhan keperawatan
4)Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang
memerlukan pembinaan dan asuhan keperawatan di rumah, di panti,
dan di masyarakat.
5)Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindak
lanjut dan asuhan keperawatan di rumah
6)Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok risiko
tinggi yang memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di
rumah dan di puskesmas.
7)Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk
menuju keadaan sehat optimal.
3. Ruang Lingkup
Keperawatan komunitas mencakup berbagai bentuk upaya
pelayanan kesehatan baik upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif,maupun resosialitatif. Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan
kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan
melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan, peningkatan gizi, pemeliharaan
kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga
teratur, rekreasi, dan pendidikan seks. Upaya preventif untuk mencegah
terjadinya gangguan kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga
6
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 14/47
yang sakit atau masalah kesehatan melalui kegiatan perawatan orang sakit
di rumah, perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut dari puskesmas atau
rumah sakit, dan perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis.
Upaya rehabilitatif atau pemulihan terhadap pasien yang dirawat di
rumah atau kelompok-kelompok yang menderita penyakit tertentu seperti
TBC, kusta, dan cacat fisik lainnya melalui kegiatan latihan fisik pada
penderita kusta, patah tulang, kegiatan fisioterapi pada penderita stroke,
batuk efektif pada penderita TBC dan lain-lain. Upaya resosialitatif adalah
upaya untuk mengembalikan penderita ke masyarakat yang karena
penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat seperti, penderita AIDS, kusta, dan
wanita tuna susila (Anderson, 2006).
4. Sasaran
Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat
termasuk individu, keluarga, dan kelompok yang berisiko tinggi seperti
keluarga penduduk di daerah kumuh, daerah terisolasi, dan daerah yang
tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita, dan ibu hamil. Menurut
Anderson (2006) sasaran keperawatan komunitas terdiri dari tiga tingkat
yaitu:
a. Tingkat individu
Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang
mempunyai masalah kesehatan tertentu (misalnya TBC, ibu hamil dan
lain-lain) yang dijumpai di poliklinik puskesmas dengan sasaran dan
pusat perhatian pada masalah kesehatan dan pemecahan masalah
kesehatan individu. b. Tingkat keluarga
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga
dengan mengukur sejauh mana terpenuhinya tugas kesehatan keluarga
yaitu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk
mengatasi masalah kesehatan, memberikan perawatan kepada anggota
keluarga, menciptakan lingkungan yang sehat dan memanfaatkan
7
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 15/47
sumber daya dalam masyarakat untuk meningkatkan kesehatan keluarga.
Prioritas pelayanan perawatan kesehatan masyarakat difokuskan pada
keluarga rawan yaitu :
1) Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga
dengan ibu hamil yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya
ditolong oleh dukun dan neonatusnya, balita tertentu, penyakit kronis
menular yang tidak bisa diintervensi oleh program, penyakit endemis,
penyakit kronis tidak menular atau keluarga dengan kecacatan
tertentu (mental atau fisik).
2) Keluarga dengan risiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang
memiliki masalah gizi, seperti anemia gizi berat (Hb kurang dari 8 gr
persen) ataupun Kurang Energi Kronis (KEK), keluarga dengan ibu
hamil risiko tinggi seperti perdarahan, infeksi, hipertensi, keluarga
dengan balita dengan BGM, keluarga dengan neonates BBLR,
keluarga dengan usia lanjut atau keluarga dengan kasus percobaan
bunuh diri.
3) Keluarga dengan tindak lanjut perawatan
c. Tingkat komunitas
Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien.
1) Pembinaan kelompok khusus
2) Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah
5. Falsafah
Falsafah adalah keyakinan terhadap nilai-nilai yang menjadi
pedoman untuk mencapai suatu tujuan atau sebagai pandangan hidup.Falsafah keperawatan memandang keperawatan sebagai pekerjaan yang
luhur dan manusiawi. Penerapan falsafah dalam keperawatan kesehatan
komunitas yaitu:
a. Pelayanan keperawatan kesehatan komunitas merupakan bagian integral
dari upaya kesehatan yang harus ada dan terjangkau serta dapat diterima
oleh semua orang.
8
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 16/47
b. Upaya promotif dan preventif adalah upaya pokok tanpa mengabaikan
upaya kuratif dan rehabilitatif.
c. Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien berlangsung secara
berkelanjutan.
d. Perawat sebagai provider dan klien sebagai konsumer pelayanan
kesehatan, menjalin suatu.hubungan yang saling mendukung dan
mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan
kesehatan.
e. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan
berkesinambungan.
f. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggungjawab atas
kesehatannya. la harus ikut mendorong, medidik, dan berpartisipasi
secara aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri.
6. Filosofi
Keperawatan komunitas menurut Anderson (2006) memiliki
filosofi sebagai berikut:
a. Kesehatan dan hidup produktif lebih lama adalah hak semua orang.
b. Semua penduduk mempunyai kebutuhan belajar kesehatan.
c. Beberapa klien tidak mengenal kebutuhan belajarnya dapat membantu
meningkatkan kesehatannya.
d. Penduduk menerima dan menggunakan informasi yang bermanfaat bagi
dirinya.
e. Kesehatan adalah suatu yang bernilai bagi klien dan memiliki prioritas
yang berbeda pada waktu yang berbeda.f. Konsep dan nilai kesehatan berbeda pada setiap orang bergantung pada
latar belakang budaya, agama, dan sosial klien.
g. Autonomi individu dan komunitas dapat diberikan prioritas yang
berbeda pada waktu yang berbeda.
h. Klien adalah fleksibel dan dapat berubah dengan adanya perubahan
rangsang internal dan eksternal.
i. Klien dimotivasi menuju pertumbuhan.
9
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 17/47
j. Kesehatan adalah dinamis bagi klien terhadap perubahan lingkungannya.
k. Klien bergerak dalam arak berbeda sepanjang rentang sehat pada waktu
yang berbeda.
l. Fungsi terbesar keperawatan kesehatan komunitas adalah membantu
klien bergerak kearah kesejahteraan lebih tinggi yang dilakukan dengan
menggunakan kerangka teori dan pendekatan sistematik.
m.Pengetahuan dan teknologi kesehatan baru yang terjadi sepanjang waktu
akan merubah kebutuhan kesehatan.
7. Asumsi
Asumsi mengenai keperawatan kesehatan komunitas yang
dikemukakan ANA (1980) yaitu keperawatan kesehatan komunitas
merupakan sistem pelayanan kesehatan yang kompleks, keperawatan
kesehatan komunitas merupakan subsistem pelayanan kesehatan. Penentuan
kebijakan kesehatan seharusnya melibatkan penerima pelayanan, perawat
dan klien membentuk hubungan kerja sama yang menunjang pelayanan
kesehatan, lingkungan mempunyai pengaruh terhadap kesehatan klien, serta
kesehatan menjadi tanggung jawab setiap individu (Mubarak, 2005).
8. Paradigma
Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen
pokok yaitu manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan &
Dawkins, 1987). Sebagai sasaran praktik keperawatan klien dapat
dibedakan menjadi individu, keluarga, dan masyarakat (Mubarak, 2005).
a. Individu sebagai klienIndividu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari
aspek biologi, psikologi, social, dan spiritual. Peran perawat pada
individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya
yang mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi, dan spiritual karena
adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan,
kurangnya kemauan menuju kemandirian klien.
10
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 18/47
b. Keluarga sebagai klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara
terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan
maupun secara bersama-sama, didalam lingkungannya sendiri atau
masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya
mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan
fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri serta
aktualisasi diri. Beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan
salah satu fokus pelayanan keperawatan yaitu :
1) Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan
lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat.
2) Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,
memperbaiki ataupun mengabaikan masalah kesehatan didalam
kelompoknya sendiri.
3) Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan. Penyakit yang
diderita salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh
anggota keluarga tersebut.
c. Masyarakat sebagai klien
Masyarakat memiliki ciri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur oleh
adat istiadat, norma, hukum dan peraturan yang khas dan memiliki
identitas yang kuat mengikat semua warga. Kesehatan dalam
keperawatan kesehatan komunitas didefenisikan sebagai kemampuan
melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif. Kesehatan adalah proses
yang berlangsung mengarah kepada kreativitas, konstruktif, dan
produktif. Menurut Hendrik L. Blum ada empat faktor yangmempengaruhi kesehatan yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan, dan keturunan. Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan
lingkungan sosial. Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang berkaitan
dengan fisik seperti air, udara, sampah, tanah, iklim, dan perumahan.
Contoh di suatu daerah mengalami wabah diare dan penyakit kulit akibat
kesulitan air bersih. Keturunan merupakan faktor yang telah ada pada
diri manusia yang dibawanya sejak lahir, misalnya penyakit asma.
11
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 19/47
Keempat faktor tersebut saling berkaitan dan saling menunjang satu
dengan yang lainnya dalam menentukan derajat kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat. Keperawatan dalam keperawatan
kesehatan komunitas dipandang sebagai bentuk pelayanan esensial yang
diberikan oleh perawat kepada individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif dengan menggunakan proses
keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian
integral pelayanan kesehatan dalam bentuk pelayanan biologi, psikologi,
sosial, dan spiritual secara komprehensif yang ditujukan kepada individu
keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup
manusia. Lingkungan dalam paradigma keperawatan berfokus pada
lingkungan masyarakat, dimana lingkungan dapat mempengaruhi status
kesehatan manusia. Lingkungan disini meliputi lingkungan fisik,
psikologis, sosial, budaya dan lingkungan spiritual.
9. Karakteristik
Keperawatan komunitas memiliki beberapa karakteristik yaitu
pelayanan keperawatan yang diberikan berorientasi kepada pelayanan
kelompok, fokus pelayanan utama adalah peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit, asuhan keperawatan diberikan secara komprehensif
dan berkelanjutan dengan melibatkan partisipasi masyarakat, klien
memiliki otonomi yang tinggi, fokus perhatian dalam pelayanan
keperawatan lebih kearah pelayanan pada kondisi sehat, pelayananmemerlukan kolaborasi interdisiplin, perawat secara langsung dapat
mengkaji dan mengintervensi klien, lingkungannya dan pelayanan
didasarkan pada kewaspadaan epidemiologi.
10. Prinsip pemberian pelayanan keperawatan komunitas
Pada saat memberikan pelayanan kesehatan, perawat komunitas
harus rnempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu kemanfaatan dimana
12
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 20/47
semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat
yang besar bagi komunitas, pelayanan keperawatan kesehatan komunitas
dilakukan bekerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan
bersifat berkelanjutan serta melakukan kerjasama lintas program dan lintas
sektoral, asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan
intervensi, klien dan lingkungannya termasuk lingkungan sosial, ekonomi
serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan, pelayanan
keperawatan komunitas juga harus memperhatikan prinsip keadilan dimana
tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas
dari komunitas itu sendiri (Anderson, 2006).
Prinsip dasar lainnya dalam keperawatan kesehatan komunitas
yaitu :
a. Keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
b. Sasaran terdiri dari, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
c. Perawat kesehatan bekerja dengan masyarakat bukan bekerja untuk
masyarakat.
d. Pelayanan keperawatan yang diberikan lebih menekankan pada upaya
promotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan
rehabilitatif.
e. Dasar utama dalam pelayanan perawatan kesehatan masyarakat adalah
menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dituangkan dalam
proses keperawatan.
f. Kegiatan utama perawatan kesehatan komunitas adalah di masyarakat
dan bukan di rumah sakit.
g. Klien adalah masyarakat secara keseluruhan baik yang sakit maupunyang sehat.
h. Perawatan kesehatan masyarakat ditekankan kepada pembinaan
perilaku hidup sehat masyarakat.
i. Tujuan perawatan kesehatan komunitas adalah meningkatkan fungsi
kehidupan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan seoptimal
mungkin.
13
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 21/47
j. Perawat kesehatan komunitas tidak bekerja secara sendiri tetapi bekerja
secara tim.
k. Sebagian besar waktu dari seorang perawat kesehatan komunitas
digunakan untuk kegiatan meningkatkan kesehatan, pencegahan
penyakit, melayani masyarakat yang sehat atau yang sakit, penduduk
sakit yang tidak berobat ke puskesmas, pasien yang baru kembali dari
rumah sakit.
l. Kunjungan rumah sangat penting.
m. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan utama.
n. Pelayanan perawatan kesehatan komunitas harus mengacu pada sistem
pelayanan kesehatan yang ada.
o. Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan di institusi pelayanan
kesehatan yaitu puskesmas, institusi seperti sekolah, panti, dan lainnya
dimana keluarga sebagai unit pelayanan.
11. Tanggung jawab perawat komunitas
Claudia M.Smith & Frances A Mauren (1995) menjelaskan bahwa
tanggung jawab perawat komunitas adalah menyediakan pelayanan bagi
orang sakit atau orang cacat di rumah mencakup pengajaran terhadap
pengasuhnya, mempertahankan lingkungan yang sehat, mengajarkan
upaya-upaya peningkatkan kesehatan, pencegahan, penyakit, dan injuri,
identifikasi standar kehidupan yang tidak adekuat atau mengancam
penyakit/injuri serta melakukan rujukan, mencegah, dan melaporkan
adanya kelalaian atau penyalahgunaan (neglect and abuse), memberikan
pembelaan untuk mendapatkan kehidupan dan pelayanan kesehatan yangsesuai standart, kolaborasi dalam mengembangkan pelayanan kesehatan
yang dapat diterima, sesuai dan adekuat, melaksanakan pelayanan mandiri
serta berpartisipasi dalam mengembangkan pelayanan profesional, serta
menjamin pelayanan keperawatan yang berkualitas dan melaksanakan riset
keperawatan.
14
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 22/47
12. Peran Perawat Komunitas
a. Pendidik (educator )
Perawat memiliki peran untuk dapat memberikan informasi yang
memungkinkan klien membuat pilihan dan mempertahankan
autonominya. Perawat selalu mengkaji dan memotivasi belajar klien.
b. Advokat
Perawat memberi pembelaan kepada klien yang tidak dapat bicara untuk
dirinya.
c. Manajemen kasus
Perawat memberikan pelayanan kesehatan yang bertujuan menyediakan
pelayanan kesehatan yang berkualitas, mengurangi fragmentasi, serta
meningkatkan kualitas hidup klien.
d. Kolaborator
Perawat komunitas juga harus bekerjasama dengan pelayanan rumah
sakit atau anggota tim kesehatan lain untuk mencapai tahap kesehatan
yang optimal.
e. Panutan (role model )
Perawat kesehatan komunitas seharusnya dapat menjadi panutan bagi
setiap individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat sesuai dengan
peran yang diharapkan. Perawat dituntut berperilaku sehat jasmani dan
rohani dalam kehidupan sehari-hari.
f. Peneliti
Penelitian dalam asuhan keperawatan dapat membantu mengidentifikasi
serta mengembangkan teori-teori keperawatan yang merupakan dasar
dari praktik keperawatan.g. Pembaharu (change agent )
Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan sebagai agen pembaharu
terhadap individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat terutama dalam
merubah perilaku dan pola hidup yang erat kaitannya dengan
peningkatan dan pemeliharaan kesehatan (Anderson, 2006).
15
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 23/47
13. Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas
Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas dapat digunakan
dalam perawatan kesehatan masyarakat adalah :
a. Pendidikan Kesehatan ( Health Promotion)
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan
dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga
masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa
melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan
kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai
suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakatsecara keseluruhan ingin hidup sehat.
b. Proses Kelompok (Group Process)
Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok
masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di
dalamnya, yaitu: individu, keluarga, dan kelompok khusus. Perawat
spesialis komunitas dalam melakukan upaya peningkatan, perlindungan
dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat menggunakanalternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan sosial,
aksi sosial atau pengembangan masyarakat.
c. Kerjasama atau Kemitraan ( Partnership)
Kemitraan adalah hubungan atau kerjasama antara dua pihak atau
lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan
atau memberikan manfaat. Partisipasi klien/masyarakat
dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala
kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan kesehatan dan
kesejahteraan.
Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait
dengan masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara
komponen-komponen yang ada. Hal ini memberikan pengertian perlunya
upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian masing-masing
yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan
masyarakat.
16
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 24/47
d. Pemberdayaan ( Empowerment )
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai
proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi
transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan,
pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk
membentuk pengetahuan baru.
Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang
optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan
menjamin agar pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dapat terjangkau,
dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan
evaluasi pelayanan kesehatan/keperawatan (Mubarak, 2005).
B. Asuhan Keperawatan Komunitas dengan Masalah Utama Kesehatan
Kerja
1. Proses Keperawatan Komunitas
Setelah klien (individu, keluarga, masyarakat) kontak dengan
pelayanan kesehatan (di rumah, puskesmas), perawat melakukan praktik
keperawatan dengan cara menggunakan proses keperawatan komunitas.
Berdasarkan Anderson (2006), sesuai dengan Teori Neuman, kelompok
atau komunitas dilihat sebagai klien dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu
komunitas yang merupakan klien dan penggunaan proses keperawatan
sebagai pendekatan, yang terdiri dari lima tahapan :
a. PengkajianPada tahap pengkajian, perawat melakukan pengumpulan data yang
bertujuan mengidentifikasi data yang penting mengenai klien. Hal- hal
yang perlu dikaji pada kelompok pekerja adalah:
1)Core atau inti, yaitu data demografi kelompok atau komunitas yang
terdiri: nama perusahaan , sejarah (pendiri, tanggal berdiri, lama
berdiri, lokasi awal didirikan, asal usaha), demografi, alamat , batas
wilayah, karakteristik umur dan sex, vital statistik, suku bangsa, tipe
17
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 25/47
keluarga, status perkawinan, nilai, kepercayaan, agama, struktur
organisasi, serta tipe pekerja.
2)Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neuman),
meliputi: lingkungan fisik, pendidikan komunitas, transportasi dan
keamanan, pemerintahan dan politik, pelayanan kesehatan dan sosial,
sistem komunikasi, ekonomi, dan rekreasi.
b. Diagnosa keperawatan komunitas
Setelah dilakukan pengkajian ang sesuai dengan data-data yang
dicari, maka kemudian dikelompokan dan dianalisa seberapa besar stresor
yang mengancam masyarakat dan seberapa berat reaksi yang timbul pada
masyarakat tersebut. Berdasarkan hal tersebut diatas dapat disusun
diagnosa keperawatan komunitas dimana terdiri dari: masalah kesehatan,
karakteristik populasi, dan karakteristik lingkungan.
Contoh:
Nyeri pinggang pada pekerja di perusahaan penggilingan padi “Untung”
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan pekerja dan pemilik usaha
mengenai kesehatan keselamatan kerja para pekerja, ditandai dengan
beban kerja berlebihan dimanifestasikan dengan para pekerja mengeluh
sakit pinggang.
c. Perencanaan (intervensi)
Tahap kedua dari proses keperawatan merupakan tindakan
menetapkan apa yang harus dilakukan untuk membantu sasaran dalam
upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Langkah pertama
dalam tahap perencanaan adalah menetapkan tujuan dan sasaran kegiatan
untuk mengatasi masalah yang telah ditetapkan sesuai dengan diagnosiskeperawatan. Dalam menentukan tahap berikutnya yaitu rencana
pelaksanaan kegiatan maka ada dua faktor yang mempengaruhi dan
dipertimbangkan dalam menyusun rencana tersebut yaitu sifat masalah dan
sumber/potensi masyarakat seperti dana, sarana, tenaga yang tersedia.
d. Pelaksanaan (implementasi)
18
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 26/47
Kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada tingkat
pencegahan yaitu :
1) Pencegahan primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan pada populasi
sehat, mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum serta perlindungan khusus
terhadap penyakit.
2) Pencegahan sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat
terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat clan ditemukan
masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini menekankan pada
diagnosa dini dan tindakan untuk mnghambat proses penyakit.
3) Pencegahan tersier yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian
individu pada tingkat berfungsinya secara optimal dari
ketidakmampuan keluarga.
e. Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian terhadap program yang telah
dilaksanakan dibandingkan dengan tujuan semula dan dijadikan dasar
untuk memodifikasi rencana berikutnya. Evaluasi dibagi menjadi dua
yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil. Fokus dari evaluasi pelaksanaan
asuhan keperawatan komunitas adalah:
1) Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan target
pelaksanaan
2) Perkembangan atau kemajuan proses: kesesuaian dengan perencanaan,
peran staf atau pelaksana tindakan, fasilitas, dan jumlah peserta.
3) Efisiensi biaya. Bagaimanakah pencarian sumber dana dan
penggunaannya serta keuntungan program.
4)Efektivitas kerja. Apakah tujuan tercapai dan apakah klien ataumasyarakat puas terhadap tindakan yang dilaksanakan.
5)Dampak. Apakah status kesehatan meningkat setelah dilaksanakan
tindakan, apa perubahan yang terjadi dalam 6 bulan atau 1 tahun
(Anderson, 2006).
2. Kesehatan Kerja
19
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 27/47
a. Pengertian
Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/ilmu
kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja, komunitas
pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik,
mental, maupun sosial dengan usaha-usaha promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif, terhadap penyakit/gangguan-gangguan kesehatan yang
diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap
penyakit umum (Sulistomo, 2002b).
Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas
kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja
secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di
sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal (UU
Kesehatan Tahun 1992 Pasal 23).
b. Tujuan kesehatan kerja
Tujuan kesehatan kerja adalah memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja di semua lapangan kerja
setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun kesejahteraan sosialnya.
Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan salah satu unsur
perlindungan tenaga kerja yang bertujuan untuk menjamin keselamatan
dan kesehatan para pekerja dan menjamin agar sumber-sumber produksi
digunakan secara aman dan efisien serta menjamin kelancaran proses
produksi yang merupakan faktor penting dalam meningkatkan produksi
dan produktivitas (Sulistom, 2002a).
c. Kapasitas kerja, Beban Kerja dan Lingkungan Kerja
Kapasitas kerja yang baik seperti status kesehatan kerja dan gizi
kerja yang baik serta kemampuan fisik yang prima diperlukan agar
seorang pekerja dapat melakukan pekerjaannya dengan baik. Kondisi
atau tingkat kesehatan pekerja sebagai (modal) awal seseorang untuk
melakukan pekerjaan harus pula mendapat perhatian. Kondisi awal
20
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 28/47
seseorang untuk bekerja dapat depengaruhi oleh kondisi tempat kerja,
gizi kerja dan lain-lain.
d. Pelayanan kesehatan kerja
Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan maupun
kecelakaan akibat kerja, pada umumnya dapat dicegah bila potensi
bahayanya dapat dikenal sejak dini dan dilakukan upaya pengendalian.
Dengan demikian pelayanan kesehatan kerja antara lain terdiri dari:
1) Upaya promosi kesehatan
2) Pengendalian lingkungan kerja
3) Pemeriksaan dan pelayanan kesehatan, baik secara
kelompok maupun individu
4) Pendidikan dan pelatihan
5) Surveilans
6) Pengobatan penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan
7) Pertolongan pertama pada kecelakaan
8) Upaya rehabilitasi
9) Penelitian mengenai penyebab gangguan kesehatan
10) Konseling (Sulistomo, 2002b)
e. Peran Perawat Komunitas dalam Kesehatan Kerja
Pelayanan Kesehatan Kerja umumnya dilakukan oleh dokter
atau perawat. Perawat yang bekerja di perusahaan merupakan perawat
kesehatan masyarakat yang bekerja dalam komunitas pekerja dan
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berhubungan dengantempat kerja dan berfokus pada keselamatan kerja, serta menggunakan
prinsip-prinsip pencegahan dan pengendalian efek yang merugikan
selama interaksi pekerja dengan tempat kerja (Roestam, 2002).
Pengertian Perawatan Kesehatan Kerja (Occupational Health
Nursing ) merupakan cabang dari perawatan kesehatan masyarakat, yang
memberikan pelayanan pada tenaga kerja atau kelompok tenaga kerja.
Pelayanan berfokus pada promosi, proteksi, dan pemulihan kesehatan
21
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 29/47
naker dalam hubungannya dengan keselamatan dan lingkungan kerja
yang sehat. Pelayanan keperawatan kesehatan kerja bersifat otonom dan
independen dalam menentukan penatalaksanaan keperawatan bidang
kesehatan kerja (Roestam, 2002).
Perawatan selain harus mahir dalam perawatan, ia juga harus
mempunyai pengetahuan yang cukup tentang penyakit-penyakit akibat
kerja, mengetahui cara-cara pencegahan, diagnosis dini, dan usaha-usaha
lain dalam memberantas penyakit akibat kerja. Ia juga harus mengetahui
faktor-faktor yang menyebabkan hubungan kerja yang kurang baik,
berkurangnya gairah kerja, serta hal-hal lain. Tugas utama atau
pekerjaan utama seorang perawat di komunitas industri adalah
melakukan promosi kesehatan dan keselamatan kerja (Roestam, 2002).
Perawat harus mengenal dan mengevaluasi bahaya potensial
kesehatan di tempat kerja, demikian juga dengan bahaya nyata yang
terjadi di tempat kerja. Keterampilan management, pengetahuan
terhadap toksikologi, ergonomi, epidemiologi, kesehatan lingkungan,
keselamatan serta cara penyuluhan merupakan keterampilan yang
essential yang perlu dimiliki (Roestam, 2002).
f. Penyakit Akibat Kerja
1) Definisi
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan
demikian penyakit akibat kerja merupakan penyakit yang artifisial
atau man made disease (Sulistomo, 2002a).
WHO membedakan empat kategori penyakit akibat kerja:
a) Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya
Pneumoconiosis.
b) Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan, misalnya
Karsinoma Bronkhogenik.
22
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 30/47
c) Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab di
antara faktor-faktor penyebab lainnya, misalnya Bronkhitis
khronis.
d) Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang
sudah ada sebelumnya, misalnya asma.
2) Penyebab
Faktor penyebab penyakit akibat kerja ada berbagai macam,
tergantung pada bahan yang digunakan dalam proses kerja,
lingkungan kerja ataupun cara kerja, sehingga tidak mungkin
disebutkan satu per satu. Pada umumnya faktor penyebab dapat
dikelompokkan dalam 5 golongan:
a) Golongan fisik
Suara (bising), radiasi, suhu (panas/dingin), tekanan yang sangat
tinggi, vibrasi, penerangan lampu yang kurang baik.
b) Golongan kimiawi
Bahan kimiawi yang digunakan dalam proses kerja, maupun yang
terdapat dalam lingkungan kerja, dapat berbentuk debu, uap, gas,
larutan, awan atau kabut.
c) Golongan biologis (bakteri, virus atau jamur)
d)Golongan fisiologis
Biasanya disebabkan oleh penataan tempat kerja dan cara kerja
e) Golongan psikososial
Lingkungan kerja yang mengakibatkan stress (Sulistomo, 2002a).
23
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 31/47
BAB III
PROSES KEPERAWATAN
A. Kasus
Perusahaan “UD Gunung Mas” bergerak dibidang pembuatan bakmie
soun. Perusahaan ini memiliki pekerja sebanyak 115 orang, terdiri dari 80
karyawan perempuan dan 35 karyawan laki-laki. Waktu bekerja mulai pukul
08.00 sampai pukul 15.00 WIB. Dari hasil observasi, tempat kurang tertata
dengan baik, tidak ada APD untuk pekerja, pekerja mengatakan tidak
menggunakan APD seperti sarung tangan, masker, dan penutup telinga karena
tidak disediakan dari perusahaan dan mereka merasa sudah terbiasa untuk tidak
menggunakan APD. Pekerja juga terganggu dengan suara bising dari mesin
diesel untuk pembuatan adonan bihun. Di perusahaan tersebut juga sering
terjadi kecelakaan kerja pada karyawan yang bekerja dibagian penjemuran
bihun. Hal tersebut dikarenakan alat penjemurnya terbuat dari seng yang tajam,
sedangkan para pekerja tidak menggunakan APD (sarung tangan). Kadang jugaterjadi kecelakaan kerja pada karyawan yang bekerja dibagian pembuatan
adonan yaitu ada beberapa karyawan yang terpeleset ketika memindah wajan
berisi adonan yang masih panas.
B. Pengkajian
1. Inti (Core)
Desa Bojongsari Kecamatan Kembaran berada di Kabupaten
Banyumas. Sejak tahun 1987 mulai berdiri perusahaan “UD. Gunung Mas”
yang bergerak dibidang pembuatan bakmie soun. Perusahan ini memiliki
karyawan sebanyak 115 orang yang terdiri dari 80 karyawan perempuan dan
35 karyawan laki-laki. Waktu bekerjanya sejak pukul 08.00 sampai pukul
15.00 WIB, setiap hari.
Perusahaan ini terletak disekitar perumahan penduduk dengan batas
wilayah sebelah utara Perumnas Bojongsari, sebelah timur dan selatan
sawah, dan sebelah barat pemukiman warga. Perusahaan ini terdiri dari 7
24
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 32/47
ruangan yaitu 1 ruang pimpinan, 2 ruang pembuatan adonan, 1 ruang
pembungkusan, 1 ruang masak, 1 ruang tempat pembuatan plat untuk
menjemur, dan 1 ruang pengepakan produk yang sudah jadi serta untuk
penjemuran dilakukan dihalaman pabrik.
Pekerja perusahaan “UD. Gunung Mas” sebagian besar berusia antara
17-80 tahun, sebagian besar sudah berkeluarga. Mayoritas pekerja beragama
islam dan bersuku jawa.
a. Karakteristik Umur dan Seks
Sebagian besar usia pekerja ini adalah usia 17-80 tahun dimana
perempuan lebih banyak daripada laki-laki
b. Distribusi Suku
Suku bangsa pekerja adalah jawa.
c. Tipe Keluarga
Tipe keluarga pekerja sebagian besar adalah nuclear family dan extended
family. Nuclaer family yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami,
istri dan anak (kandung atau angkat). Extended family yaittu keluarga
yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah
disertai paman, tante, kakek nenek, keponakan, dan lain-lain.
d. Status Perkawinan
Sebagian besar sudah menikah dan berkeluarga dan 4 diantaranya masih
lajang.
e. Religi
Seluruh pekerja perusahaan “UD. Gunung Mas”menganut agama Islam.
2. Lingkungan Fisik
a. Inspeksi
Perusahaan yang terletak di Desa Bojongsari Kecamatan Kembaran ini
memiliki iklim/cuaca yang panas.
b. Tanda-Tanda Vital
Di dalam ruang kerja suhunya sangat panas, berkisar sekitar 30◦C. Hal ini
dikarenakan tidak ada pendingin ruangan, kurangnya ventilasi,
pencahayaan dan panasnya suhu lingkungan sekitar.
25
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 33/47
c. Sistem
Di dalam perusahaan ini, tingkat kebisingannya sangat tinggi dan sudah
diatas ambang batas yang normal. Suara bisingnya timbul dari mesin
diesel untuk pembuatan adonan bakmie soun. Keadaan lingkungan yang
seperti ini berdampak pada risiko penurunan pendengaran bagi para
pekerja. Selain itu, pekerja juga berisiko terjadi kecelakaan kerja
terutama yang bekerja dibagian penjemuran bakmie soun karena alat
penjemurannya terbuat dari plat seng yang tajam sehingga bisa
mencederai tangan. Hal ini diperparah dengan pekerja yang tidak
menggunakan APD selama bekerja. Kadang juga terjadi kecelakaan kerja
pada pekerja yang bekerja dibagian pembuatan adonan yaitu ada
beberapa pekerja yang terpeleset ketika memindah wajan adonan yang
masih panas.
3. Pendidikan
Sebagian besar pekerja merupakan tamatan SD sedangkan
pimpinannya tamatan SMP. Perusahaan ini tidak mengadakan fasilitas
pendidikan bagi para pekerjanya tetapi perusahaan menyediakan beasiswa
untuk anak-anak pekerja yang memiliki prestasi baik disekolahnya. Bahasa
yang digunakan sehari-hari oleh pekerja dengan pimpinan ataupun antar
pekerja yaitu bahasa daerah (jawa) dan Bahasa Indonesia.
4. Keamanan dan Transportasi
Perusahaan “UD. Gunung Mas” berada disekitar perumahan dan
pemukiman warga masyarakat Desa Bojongsari Masyarakat sekitar
mengetahui bagaimana aktivitas yang dilakukan pekerja. Di lingkungan
perusahaan tidak terdapat tempat pemadam kebakaran, namun di perusahaan
tersebut ada tabung pemadam kebakaran. Perusahaan tidak menyediakan
perlengkapan APD bagi pekerja seperti masker, penutup telinga, kacamata,
baju kerja dan sarung tangan. Untuk keamanan perusahaan sendiri, tidak ada
yang bertugas menjaga perusahaan tersebut. Perusahaan ini dapat
terjangkau oleh kendaraan umum. Jadi dalam transportasinya, para pekerja
tidak mengalami kesulitan. Sebagian besar transportasi pekerja
26
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 34/47
menggunakan sepeda dan sepeda motor sendiri. Perusahaan juga
menyediakan bis untuk para pekerja yang tidak memiliki kendaraan.
Perusahaan menyediakan fasilitas P3K seperti obat-obatan, dan pada saat
ada pekerja yang sakit biasanya dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat
seperti bidan. Perusahaan ini jauh dari puskesmas dan rumah sakit
5. Politik dan Pemerintahan
Administrasi di perusahaan “UD. Gunung Mas” dilakukan oleh
mandor. Setiap hari para pekerja diberi gaji yang telah ditetapkan sesuai
dengan pembagian dan hasil kerjanya.
6. Pelayanan Umum dan Kesehatan
Perusahaan jauh dari pelayanan kesehatan seperti puskesmas dan
rumah sakit. Sarana kesehatan di perusahaan ini juga tidak ada, perusahaan
hanya menyediakan obat-obatan biasa. Hal ini berdampak pada kesehatan
pekerja yang tidak terkontrol sama sekali. Bahkan tidak pernah diadakan
pemeriksaan kesehatan bagi para pekerjanya. Tetapi ketika ada pekerja yang
sakit atau kecelakaan biasanya langsung dibawa ke bidan terdekat.
7. Komunikasi
Setiap pekerja mendapatkan informasi langsung dari pemimpin
perusahaan melalui mandor. Kadang juga menggunakan telepon genggam
seluler.
8. Ekonomi
Berdasarkan data yang didapat, rata-rata para pekerja tidak
mempunyai kerja sampingan yang lain. Jadi hanya bekerja di perusahaan ini
saja kecuali para pekerja yang mempunyai sawah, mereka sambil bekerja
mengurusi sawahnya. Pendapatan mereka disesuaikan dengan pembagian
dan hasil kerjanya. Ketika hasilnya baik maka pendapatannyapun baik yaitu
bisa mencapai Rp20.000,00 hari, tetapi jika cuaca buruk sehingga hasil
produksinya berkurang maka pendapatan pekerjapun berkurang yaitu hanya
Rp9.000,00 dan jika tidak ada panas sama sekali hanya diberi uang
27
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 35/47
pesangon Rp 2.000,00. Omset perusahaan sebesar Rp 30.000.000,00 per
bulan jika cuaca sedang panas.
9. RekreasiDi Desa Bojongsari Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas
tempat perusahaan “UD. Gunung Mas” tidak terdapat tempat rekreasi.
Selama ini perusahaan juga tidak pernah mengadakan program rekreasi
bersama, hanya perusahaan sedang diusahakan.
28
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 36/47
C. Analisis Data
Tabel 3.1 Analisa Data
No. Analisis Data Etiologi Problem1.
2.
DO :
Tidak ada APD untuk
pekerja, lingkungan yang
licin dan tidak tertata
dengan baik
DS :
Pekerja mengatakan “tidak
menggunakan sarung
tangan saat bekerja dengan
alasan perusahaan tidak
menyediakan sarung tangan
dan masker, selain itu
pekerja merasa sudah
terbiasa untuk tidak
menggunakan APD (sarung
tangan&masker).
DO :
Suara bising mesin diesel
untuk pembuatan adonan
bakmie soun.
DS :
Pekerja mengatakan
“komunikasi terganggu
karena suara mesin
sehingga harus bicara
keras” dan mereka
terganggu oleh mesin diesel
padahal mereka bekerja
dari pagi sampai sore.
Kurang
pengetahuan dan
lingkungan kerja
yang tidak sesuai
standar
keselamatan dan
kesehatan kerja
Lingkungan kerja
(suara) bising
yang berasal dari
mesin diesel.
Risiko kecelakaan
kerja
Risiko gangguan
pendengaran
29
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 37/47
D. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko kecelakaan kerja pada pekerja di perusahaan “UD. Gunung Mas”
berhubungan dengan kurang pengetahuan dan lingkungan kerja yang tidak
sesuai standar keselamatan dan kesehatan kerja ditandai dengan tidak ada
APD untuk pekerja, lingkungan yang licin dan tidak tertata dengan baik
serta para pekerja mengatakan “tidak menggunakan sarung tangan saat
bekerja dengan alasan perusahaan tidak menyediakan sarung tangan dan
masker, selain itu pekerja merasa sudah terbiasa untuk tidak menggunakan
APD (sarung tangan & masker).
2. Risiko gangguan pendengaran pada pekerja di perusahaan “UD. Gunung
Mas” berhubungan dengan lingkungan kerja (suara) bising yang berasal
dari mesin diesel ditandai Suara bising mesin diesel untuk pembuatan
adonan bakmie soun serta pekerja mengatakan “komunikasi terganggu
karena suara mesin sehingga harus bicara keras dan mereka terganggu oleh
mesin diesel padahal mereka bekerja dari pagi sampai sore”.
E. Perencanaan
Tabel 3.2. Penapisan masalah
Dx.
Kep
Kriteria PenilaianJumlah1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Dx 1 2 5 5 2 2 4 2 4 3 3 2 3 37
Dx 2 2 5 5 2 2 4 2 3 3 2 1 2 33
Keterangan:Skor 0-5, skor semakin tinggi menunjukkan masalah semakin mudah diatasi.
1. Sesuai dengan peran perawat komunitas.
2. Jumlah yang berisiko
3. Besarnya risiko
4. Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
5. Minat masyarakat
6. Kemungkinan untuk diatasi
30
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 38/47
7. Sesuai program pemerintah
8. Sumber daya tempat
9. Sumber daya waktu
10. Sumber daya dana
11. Sumber daya peralatan
12. Sumber daya manusia
Berdasarkan kriteria penapisan di atas, diagnosa pertama memperoleh skor
yang paling tinggi. Oleh karena itu, diagnosa pertama lebih diprioritaskan
untuk diberikan intervensi daripada diagnosa yang lain.
F. Prioritas Masalah
1. Risiko kecelakaan kerja pada pekerja di perusahaan “UD. Gunung Mas”
berhubungan dengan kurang pengetahuan dan lingkungan kerja yang tidak
sesuai standar keselamatan dan kesehatan kerja ditandai dengan tidak ada
APD untuk pekerja, lingkungan yang licin dan tidak tertata dengan baik
serta para pekerja mengatakan “tidak menggunakan sarung tangan saat
bekerja dengan alasan perusahaan tidak menyediakan sarung tangan dan
masker, selain itu pekerja merasa sudah terbiasa untuk tidak menggunakan
APD (sarung tangan & masker).
2. Risiko gangguan pendengaran pada pekerja di perusahaan “UD. Gunung
Mas” berhubungan dengan lingkungan kerja (suara) bising yang berasal
dari mesin diesel ditandai Suara bising mesin diesel untuk pembuatan
adonan bakmie soun serta pekerja mengatakan “komunikasi terganggu
karena suara mesin sehingga harus bicara keras dan mereka terganggu oleh
mesin diesel padahal mereka bekerja dari pagi sampai sore”.
31
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 39/47
G. Strategi Intervensi dan Implementasi
Dx Sasaran Tujuan Strategi Rencana Kegiatan Sumber Tempat Waktu Kriteria Standar Evaluasi Evaluator
DX
1
Setelahdilakukan
kunjungan
keperawatan
selama 3 minggu,diharapkan pekerja
perusahaan UD.
Gunung Masterhindar dari
kecelakaan kerja
dan penyakit yang
disebabkan oleh
lingkungan yang
buruk dengan
indikator; tidak ada
kecelakaan kerja,
dan gangguan
pendengaran.
Setelah dilakukan
kunjungan
keperawatan
selama 3 minggu:
1. Pengetahua
n pekerja dan pimpinan
perusahaan
tentang
keamanan dan
kesehatan
lingkungan
(kerja)
meningkat
sehingga
pekerja dan
pimpinan
perusahaanmenyadariakan
pentingnya
Proses
kelompok
dan
pendidikan
kesehatan
a. Perkenalan dan
pendekatan
perawat
komunitasterhadap
pimpinan dan
pekerja perusahaan
b. Melakukan
pengkajian dan
menganalisis
masalah
perusahaan
c. Penyuluhan
kepada pekerja
dan pemimpin
perusahaan
tentang
pentingnyamenjagakeselamatan
kerja dengan
Petugas
kesehatan
dari Dinas
Kesehatan:Perawat
komunitas
Puskesmas
Mahasiswa
Kumpulan
materi
Penyuluhan
tentang
pentingnya
penggunaan
APD dan
pentingnyamenatalingkungan
kerja yang
Perusahaan
UD.
Gunung
Mas
Minggu
pertama
hari
Kamis, jam
09.00
WIB.
Respon
verbal
1. Pemimpin
perusahaan
dan pekerja
mampumenyebutkan
kembali
tentang pentingnya
penggunaan
APD dan
akibat dari
tidak
menggunakan
APD serta
standar
lingkungan
keselamatan
dan kesehatan
kerja.2. Menyebutkan cara
penggunaan
Petugas
kesehatan dari
Dinas
Kesehatan:Perawat
Komunitas,
Pihak puskesmas, dan
mahasiswa.
32
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 40/47
penggunaan
APD.
cara
menggunakan
alat pelindung
diri dan risiko
jika tidak
menggunakan
APD serta
pentingnya
menatalingkungan kerja
dengan baik
sesuai dengan
standar
keselamatan dan
kesehatan kerja.
d. Memasang
poster tentang
akibat yang
ditimbulkan dari
tidak menggunakan
APD dan tidak
menata
lingkungan
dengan baik.
e. Menyebar leaflet
tentang
pentingnya APD
baik sesuai
standar
keselamatan
dan
kesehatan
kerja.
APD dan
bagaimana
menata
lingkungan
kerja yang
baik sesuai
standar
keselamatan
dan kesehatankerja.
3. Pemimpin
perusahaan
dan pekerja
menyebutkan
kembali 3
dari 5 risiko
masalah
kesehatan
akibat tidak
menggunakanAPD dan
lingkungan
kerja yang
kurang baik.
4. Pekerja dapat
mendemonstr
asikan cara
menggunakan
33
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 41/47
dan bahaya tidak
menggunakan
APD serta
pentingnya
menata
lingkungan kerja
dengan baik
sesuai standar
keselamatan dankesehatan kerja.
APD yang
baik.
2. Pimpinan
perusahaan
memiliki
keinginanuntuk
mewujudkan
kemitraan
dengan pihak
lain
Pendidika
n
kesehatan
dankemitraan
1. Memberi
penjelasan
kepada
pimpinan perusahaan
mengenai
pentingnya
APD dan
pemeriksaan
kesehatan rutin
2. Menyarank
an pimpinan
perusahaanuntuk membina
hubungankemitraan
Perawat
komunitas
Perusahaan
UD.
Gunung
Mas
Minggu
ke 2,
hari
kamis, jam
09.00
Respon
verbal
Psikomo
tor
Pimpinan
perusahaan
mampu
menjelaskan pentingnya APD
dan
memeriksakan
kesehatan
pekerjanya secara
rutin
Pimpinan
perusahaan ingin
menjalinkerjasama dengan
penyedia APDmurah dan pihak
Perawat
komunitas
34
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 42/47
dengan
penyedia APD
murah dan
pihak
puskesmas
untuk
melakukan
pemeriksaan
kesehatansecara rutin.
puskesmas
3. Pekerja
perusahaan
termotivasi
untuk menggunak
an APD
dan
memeriksa
kesehatan
secara rutin
Pemberda
yaan
a. Memprakti
kan cara
penggunaan
APD langsungoleh anggota
perusahaan
b. Memotivasi
pekerja untuk
senantiasa
menggunakan
APD dan
mengajak
anggota (satu
sama lain)untuk selalu
menggunakanAPD.
Perawat
komunitas
Puskesmas
Mahasiswa
Perusahaan
UD.
Gunung
Mas
Minggu
ke 3,
hari
kamis, jam
09.00
Afektif 1. Pekerja
memakai
APD
2. Pimpinan perusahaan
menjalin
kemitraan
dengan
puskesmas
dan
perusahaan
pengadaan
APD
Perawat
komunitas
Puskesmas
Masyarakat
35
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 43/47
H. Evaluasi
Berdasarkan tindakan keperawatan dapat dilakukan evaluasi sebagai berikut:
1. Evaluasi struktur
2. Evaluasi proses
3. Evaluasi hasil
36
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 44/47
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Analisis SWOT
Tabel 4.1.Analisis SWOT
Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
Perusahaan
menyediakan
perlengkapan P3K
jika sewaktu-waktu
ada karyawan yangmengalami
kecelakaan kerja
Perusahaan tidak
menyediakan
APD (penutup
telinga) untuk
meminimalisir suara bising yang
ada di ruangan
Jarak fasilitas
kesehatan seperti
puskesmas cukup
dekat
Dana yang
dimiliki
perusahaan untuk
pengobatan jika
ada yangmengalami
kecelakaan kerja
berjumlah sedikit
Jika ada karyawan
yang mengalami
kecelakaan kerja
biaya berobat
ditanggung
perusahaan
Saat musim hujan
lantai menjadi
licin karena bocor
sehingga ada
beberapa
karyawan yang
terpeleset saat
membawa wajanyang berisi
adonan yang
panas
Pekerja yang
sudah bekerja
selama bertahun-
tahun beresiko
mengalami
gangguan fungsi
pendengaran
Beberapa karyawan
menyadari
pentingnya
penggunaan APD
(sarung tangan)
tetapi mereka tidak
memakainya karena
sudah terbiasa tanpa
menggunakan
sarung tangan
Perusahaan belum
menyediakan
APD yang sesuai
standar untuk para
pekerjanya
Perusahaan
menyediakan alat
transportasi untuk
antar jemput
karyawan
37
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 45/47
B. Solusi Hasil Analisis SWOT
Mencegah resiko terjatuh/terpeleset karena lantai yang licin dengan cara
mkenganjurkan pekerja memakai alas kaki yang standar.
Kemitraan/bekerja sama dengan puskesmas ataupun pihak-pihak yang bisa
menyediakan APD.
Pemasangan leaflet/poster ditempat kerja yang dapat mengingatkan akan resiko
kecelakaan kerja.
Memotivasi karyawan untuk senantiasa menggunakan APD jika perusahaan
sudah menyediakan APD
BAB V
38
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 46/47
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, E.T. (2006). Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik.Jakarta: EGC
Dainur. (1995). Materi-Materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat . Jakarta:
Widya Medika
Mubarak W.I.dan Nurul Chayatin. (2009). Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba.
Mubarak, W dkk. (2006). Ilmu Keperwatan Komunitas. Jakarta: CV. Sagumg
Seto.
Mubarak, W. I. (2005). Pengantar Keperawatan Komunitas 1. Jakarta: CV.
Sagung Seto
39
8/3/2019 Copy of Cover Sampai Dg Dapus
http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-cover-sampai-dg-dapus 47/47
Roestam, A.W.(2002). Peranan Perawatan Kesehatan Masyarakat dalam
Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jurnal Cermin Dunia Kedokteran No. 136
Sulistomo, A. (2002a). Diagnosis Penyakit Akibat Kerja dan Sistem Rujukan. Jurnal Cermin Dunia Kedokteran No. 136
Sulistomo, Astrid. (2002b). Pendidikan Formal Sumber Daya Manusia Kesehatan
Kerja. Jurnal Cermin Dunia Kedokteran No. 136