chapter 10 correlation

Upload: archidhananafifah

Post on 06-Jul-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Chapter 10 Correlation

    1/14

    Research Question

    Teknik korelasi digunakan untuk mempelajari hubungan, yang biasanya

    digunakanpada studi penyelidikan dengan tujuan untuk menentukan apakah ada tidak nya

    hubungan pada 2 variabel dan studi uji hipotesis, dengan menguji hipotesis seputar hubungan

    tertentu. Untuk menginterpretasikan koefisien korelasi, kita harus mengetahui bagaimanacara variable di ukur. Tanda positif menunjukan bahwa individu dengan skor yang tinggi pada

    suatu variable berpotensi untuk mendapatkan skor yang tinggi pula pada variable yang lain,

     begitupun sebaliknya. Dengan contoh pada table berikut (table ! " #.

    Type of data required

    $earson product moment koefisien korelasi (r # adalah metode yang sudah biasa

    dipakai dimana hubungan antara 2 variabel diukur. Untuk r, harus ada minimal 2 langkah

     pada setiap subjek. %iasanya diasumsikan bahwa kedua langkah harus pada interval level.

    %iasanya berupa data ordinal. Dan juga kita dapat mengkategorikan variable dengan

    menggunakan r dan dengan regresi.

    Assumptions

    . &ampel harus mewakili populasi agar kesimpulan dapat di buat.2. 'ariable yang berhubungan dan ), pada setiap variable harus memiliki distribusi

    normal, yang berarti kurva nya normal.

    *. Untuk setiap nilai , distribusi nilai ) nya harus mempunai rata " rata variable yang

    sama, yang di sebut homoscedasticity.

    +. ubungan antara dan ) harus linier. Dimana pada saat dua skor di gambarkan,

    harus membentuk garis yang lurus.

    1

  • 8/18/2019 Chapter 10 Correlation

    2/14

    ( Diagram &catter#

    Power analysis

    -ohen (/0# mendefinisikan efek kecil sebagai koefisien korelasi (r #, sama dengan

    !.! 1 (r # !.*! efek sedang1 dan (r # !.! efek besar. Untuk uji 3two tailed4 dengan alpha !.!

    dan ukuran efek sedang (!.*!#, kita memerlukan /+ subjek untuk power dari !./!. sedangkan

    untuk uji 3one tailed4 dengan subjek 5/ untuk power yang sama. 6pakah yang terjadi jika

    sampel nya sedikit7 Untuk uji 3two tailed4 dengan ukuran efek !.*! dan alpha !.!,

     powernya hanya !,2.

    KOEFISIE KORE!ASI

    r  menunjukan secara sisteatis hubungan antara dua variabel. 8ilai r rentangannya

    dapat berkisar dari 9.!! kisaran !.!! sampai :.!!. 9.!! menunjukan hubungan positif 

    yang sempurna, !.!! menunjukan tidak adanya hubungan, dan :.!! menunjukan

    hubungannya negatif.r  juga menjelaskan tipe dari hubungan yang ada apakah hub positif atau negatif. ;ika

    kita melihat niali dari dua variabel pada tabel !:2 , nilai yang tinggi pada ssatu ukuran dapat

    mempengaruhi nilai lainnya, begitunya angka yang rendah dapat mempengaruhi rendanya

    nilai yang lain.( biasanya menunjukan variabel independent dan ) untuk variabel

    dependent.

    2

  • 8/18/2019 Chapter 10 Correlation

    3/14

     bisa dilihat dalam bentuk 3eyeballing4 dengan grafiknya disebut  scatter diagram.

    Untuk subjek nilai < nya 2 maka pindahkan 2 pada skala hori=ontal, untuk nilai y adalah ,

     pindahkan titik dari nilai yang sejajar dengan nilai 2 pada garis hori=ontal ke tempat yang

     berlawanan dengan pada garis vertikal. Titik menggambarkan subjek yang nilainya dapat

    dilihat pada grafik. ;ika nilainya diperluas secara diagonal dari ujung kiri bawah ke kanan

    atas maka konfigusarinya menunjukan hubungan yang positif antara dua nilai tersebut> angka

    yang rendah pada cenderung mempengaruhi angka yang rendah pada ) , dan sebaliknya.

    ;ika ada hubungan negatif maka terdapat nilai yang tinggi pada satu variabel dengan nilai

    yang rendah pada variabel lainnya, titiknya akan mengarah dar kiri atas ke kanan bawah.

    6pabila tidak ada hubungan maka titik akan menyebar pada tengah grafik.

    ?rafik mengindikasikan hubungan positif anatara dua variabel tetapi tidak menunjukan

    seberapa kuat hubungannya. Untuk menentukannya kita harus mengkalkulasi r.

    AA!ISIS KO"P#TER 

    Tabel !:* hasil dari &$&& windows, datanya diambil dari orowit= / dimana

    terdpat + variabel> angka dari keterlibatan ayah dengan ibu@bayi, pemasukan keluarga,

     parental distress dan nilai total  Beck Depression inventory yang menggambarkan tingkat

    depresi seseorang.

    Tabel berikut menyediakan tiga informasi > koefisen korelasi ( r#, signifikan level, dan

    ukuran sampel. Tabel ini menunjukan kelebihan, hubungan antara masing masing nilai yangdiberikan duakali. Tanda %intang digunakan untuk mengindikasikan nilai signifikan pada

    3

  • 8/18/2019 Chapter 10 Correlation

    4/14

    level !.! dan !,!, dan nilai yang nyata (p value# diberikan dibawah kanan r .nilai p pada

    tabel berdasarkan two:tailed level (tetapi bisa juga one tailed#. 6ngka ketiga pada masing:

    masing tabel mengindikasikan nomer subjek dari setiap analisis. 6ngkanya sedikit berbeda

    karena adanya penghilangan data. al tersebut menunjukkan subjek ketika nilai 2 variabel

    saling berhubungan. Terdapat pengecualian pada subjek jika terrdapat beberapa data yang

    hilang dari + variabel pada tabel diatas.

    Terdapat * variabel secara signifikan berhubungan dengan pariental distress.

    Aeterlibatan ayah dan total pemasukan keduanya berhubungan secara negatif dengan

     pariental distress, indikasi dari kenaikan angka keter.ibatan ayah dan kenaikan pemasuukan

     berhubungan dengan rendahnya angka pariental distress. ubungan yang positif antara

     pariental distresss  dan %DB mengindikasikan bahwa angka  pariental distress  yang tinggi

     berhubungan dengan angka depresi ibu yang tinggi. Aorelasi tidak menggambarkan penyebab

    tetapi hanya mengindikasiskan adanya hubungn yg positif.

    4

  • 8/18/2019 Chapter 10 Correlation

    5/14

    PE$#K#RA %#$A 'E$A KORE!ASI KOEFISIE

    Aetika menggunakan formula dengan nilai:=, r adalah rata:rata dari perkalian

     produksi dari nilai:=. rC((==)#@n#.

    ubungan yang positif , 9.!!, pada tabel !:*. &ubjeknya mengambil sample Eui=, , yang

    nilainya 5:!, ) /2:/. Dapat dilihat adanya kesamaan pada pengukuran keduanya. &ubjek mempunyai nilai paling rendah pada masing masing tes.

    Aarena rata rata dan standar deviasnya pada kedua test berbeda, kita tidak dapt

    membandingkan nilai dari keudanya. Aita dapat mengubah nilai menjadi nilai:= dengan rata:

    ratanya nol dan sd adalah . $ada chapter rumus =:score adalah >

    $ada tabel !:* nilai:= untuk variabel tertulis dibawah F

  • 8/18/2019 Chapter 10 Correlation

    6/14

    Demonstrasi dari hubungan yang negatif , tergantung dari variabel ). &ubjek tetap

    menjadi nilai rendah pada variabel tetapi sekarang penulisannya menjadi nilai tertinggi

     pada ) . Dengan prosedur yang sama, jumlah dari cross-products adalah :, dimana rC:@

    atau :, yang disebut dengan korelasi negatif. ?ambar !: menunjukan grafik dari nilai

    tersebut.

    $ada ?ambar !: , nilai ) secara acak pada beberapa tempat sehingga tidak ada hubungan

    antara nilai dan ) yang dapat dilihat pada gamabr !:5

    Ke(uatan Koefisien Korelasi

    %erapa besar r untuk menjadi berarti7 &eperti kasus ini, tergantung. %entuk:bentuk 

    alternatif dari tes harus mengukur hal yang sama, sehingga hubungan antara mereka harus

    tinggi. Dengan tes (seperti ?GH# yang hasilnya untuk membuat keputusan penting, korelasi

    antara dua bentuk tes yang sama harus sangat tinggi !,. 8amun ketika mempelajari

    hubungan antara berbagai aspek perilaku kita mungkin menggunakan korelasi !,!.Aategori

    untuk r s positif atau negatif >

    !,!!:!,2 > &edikit jika ada

    6

  • 8/18/2019 Chapter 10 Correlation

    7/14

    !,25: !,+ > Gendah

    !,!:!,5 > Ioderate

    !,0!:!,/ > Tinggi

    !,!:,!! > &angat tinggi

    Si)nifi(ansi Korelasi

    ;ika ingin menggeneralisasi r  yang telah dihitung dari sampel untuk korelasi kedua

    variabel dalam populasi, harus menentukan tingkat probabilitas r , yaitu bahwa probabilitas r 

    terjadi secara kebetulan saja. Dapat menggunakan one:tailed atau two:tailed untuk 

    signifikansi, tergantung hubungan hipotesis. %ila menggunaka program statistik dengan

    komputer, probabilitas yang tepat dari r didapat. Aetika menghitung r  secara manual, dapat

    meriksa tabel, seperti pada Jampiran H.

    7

  • 8/18/2019 Chapter 10 Correlation

    8/14

    Tingkat signifikansi statistik sangat dipengaruhi oleh ukuran sampel, n. ;ika r  didasari

     pada sampel !!!, ada kemungkinan lebih besar r  penduduk daripada dengan sampel !.

    Dengan uji two:tailed dan sampel !!, r C !,2! secara statistik signifikan pada tingkat !.!,

    namun dengan sampel !, korelasi harus !,5*2 atau lebih besar untuk menjadi signifikan.

    Dengan sampel besar menunjukan 3sedikit jika ada hubungan4 yang signifikan secara

    statistik.

    Ke*erma(naan dari Koefisien Korelasi

    Aoefisien determinan, r 2, sering digunakan sebagai ukuran kebermakna r . Bni adalah

    ukuran dari jumlah varians dua variabel. Jingkaran yang mengandung  X  mewakili semua

    variabel atau varians dari X , dan lingkaran lainnya mewakili total varians untuk Y . Daerah

    yang tumpang tindih menunjukkan varians bersama antara dan ). Daerah ini didapat

    dengan mengkuadratkan koefisien korelasi r , untuk menentukan kebermaknaan r  dari !,2!,

    kuadrat koefisien> r 2 C (!,2!#2 C !,!+ atau +K. Dapat dikatakan bahwa varians antara dua

    variabel adalah +K. &aat melaporkan ini, peneliti biasanya mengatakan bahwa independen

    variabel, X , menyumbang +K dari varians dari variabel dependen. Bni tidak terlalu banyak,

    karena yang lain 5K dari varians tidak diperhitungkan.

    +ondi,ence inter,als

    Aami membangun confidence intervals sekitar rata nilai dan menyatakan

     bahwa K (atau K# dari confidence interval akan mencakup populasi berarti.

    Aami juga dapat membangun confidence intervals sekitar  r . Bni adalah cara lain untuk 

    menentukan arti dari r 

    TG68&LMGI6&B r:8BJ6B

    8

  • 8/18/2019 Chapter 10 Correlation

    9/14

    Ietode untuk perbedaan pengujian antara sarana dan confidence intervals

     berkembang berdasarkan karakteristik dari kurva normal. Aetika distribusi asimetris,

    metode ini tidak tepat. Aetika nilai r dalam populasi melebihi sekitar !,2, distribusi

    sampling akan menjadi bias dan menjadi lebih terdistorsi sebagai nilai atau r 

    meningkat (Thorndike, //#. Dengan demikian, sebelum  rs  dalam sampel yang

     berbeda dapat dibandingkan dan sebelum confidence interval dapat dibangun, nilai:nilai r   harus ditransformasikan ke nilai:nilai yang distribusi akan simetris.

    Transformasi ini dikenal sebagai  z fisher . Jampiran L berisi tabel yang dapat

    digunakan untuk mengubah nilai:nilai r  menjadi nilai zr .

    Untuk mengatur confidence interval sekitar r  diberikan, r  pertama kali harus

     berubah menjadi  z   Lisher menggunakan tabel di Jampiran L. &ebagai contoh

    asumsikan bahwa kita memiliki !* mata pelajaran dan r  dari !,. langkah pertama

    adalah untuk mengkonversi r   untuk Zr   dalam Jampiran L, perhatikan bahwa r   dari

    !,. sama stoples ,+02.

    Jangkah kedua adalah untuk menentukan standard error. Gumus untuk 

    standard error adalah @   √ n−3 . Dalam contoh ini, ini adalah@   √ 103−3 C!..

    Jangkah ketiga adalah menentukan confidence interval untuk memilih. Tingkat Kdan K yang umum digunakan.

    Gumus >

    K C z r N (.5# (standard error#

    K C z r N (2./# (standard error#

    -ontoh

    K C .+02 N (.5# (!.# C .205 dan .55/

    K C .+02 N (2./# (!.# C .2+ dan .0*!Jangkah keempat adalah totransfrom yang z r s kembali ke rs menggunakan

    Jampiran L. saat menggunakan tabel. 6nda akan melihat bahwa tidak semua zr  

    mungkin terdaftar. $ilih yang paling dekat ke nomor yang dihitung.

    a. K> FG& C ,250 dan ,55/1 setelah transformasi kembali ke rs, mereka menjadi

    !,/ dan !,*!, masing:masing.

     b. K> FG& C .2+ dan .0*!1 setelah transformasi kembali ke rs, mereka menjadi

    !./+! dan !.+!, masing:masing.

    Jangkah kelima adalah untuk mengatur confidence interval. $erhatikan bahwa

    confidence intervals tidak simetris di sekitar nilai r 

    !e,el +onfidence Inter,al For R 

    a. K !./: !.*!

     b. K !./+!: !.+!

    OT%ER "EAS#RE OF RE!ATIOS%IP

    6da langkah selain r   pearson untuk mengukur relasi. ?ambaran yang diberikan di

    sini, tapi Gumus perhitungan tidak disajikan.

    9

  • 8/18/2019 Chapter 10 Correlation

    10/14

    Shortcut -erions of r 

    Terdapat tiga versi OshortcutO  r  yaitu pbi point-biserial , dan  spearman rho. %anyak 

     peneliti berasumsi bahwa versi shortcut dari r  berbeda dari pearson r  dan yang menerapkan r 

    dan salah satu formula ini untuk satu set data akan menghasilkan hasil yang berbeda.

    &ebenarnya, langkah:langkah ini biasanya memberikan hasil yang sama seperti r . &atu:satunya keuntungan dari menggunakan mereka adalah ketika melakukan perhitungan tangan.

    Iereka benar:benar jalan pintas versi r yang dapat digunakan dengan data tertentu.

    $B

    Aetika kedua variabel yang dikorelasikan ini dikotomis (yaitu, masing:masing hanya

    memiliki dua nilai#, versi shortcut dari r  dapat digunakan. -ontoh variabel dikotomis antara

     jenis kelamin (pria dan wanita#, ya atau tidak pilihan respon, dan lulus atau gagal. %ila

    menggunakan komputer untuk menganalisis data 6nda, 6nda dapat menggunakan r  dan akan

    mendapatkan hasil yang sama persis seperti jika telah menggunakan phi.

    $MB8T:biserial dan &pearman GM

    %ila 6nda ingin menghubungkan satu variabel dikotomis dengan satu variabel

    kontinu, 6nda dapat menggunakan rumus point-biserial . %ila 6nda memiliki dua set jajaran,

    6nda dapat menggunakan rumus  spearman rho. 6nda dapat meminta dua kelompok untuk 

     peringkat daftar stresor dari yang paling stres untuk minimal stres. 6nda bisa

    membandingkan peringkat dari dua kelompok dengan menggunakan rumus spearman rho.

    !pearman rho sering disebut tes nonparametrik, seolah:olah distribusi bebas, yang tidak 

     benar.

    !an)(ah.lan)(ah onparametri( 

    AendallPs Tau

    Ukuran ini adalah ukuran nonparametrik dan bukan rumus pintas untuk   r .

    Dikembangkan sebagai prosedur alternatif untuk &pearman rho. al ini kadang:kadang

    digunakan ketika mengukur hubungan antara dua peringkat (ordinal# variabel.

    Aoefisien Aontingensi

    &alah satu teknik nonparametrik dapat digunakan untuk mengukur hubungan antara

    dua tingkat nominal variabel. Teknik ini dapat digunakan untuk menentukan hubungan antara

    ethnicity dan political affilation. Untuk menghitung koefisien ini, harus menggunakan

    statistik chi:sEuare.

    "emper(ira(an r 

    %iserial

    Teknik ini dapat digunakan ketika salah satu variabel dichotomi=ed dan yang lainnya

    adalah terus menerus. Dichotomi=ed berarti bahwa variabel telah dibuat dikotomi (dipotong

    menjadi dua tingkat dari variabel yang akan secara alami terus menerus#. Iisalnya, nilai

    dapat dibagi menjadi tinggi dan rendah, menciptakan sebuah variabel dichotomi=ed.

    Tetrachoric

    10

  • 8/18/2019 Chapter 10 Correlation

    11/14

    Hstimasi koefisien ini r dari hubungan antara dua variabel dichotomi=ed. ;ika ada masalah

    serius dengan memperkirakan r dari satu variabel dichotomi=ed (biserial#, jelas bahkan lebih

    sulit dengan memperkirakan r dari dua variabel dichotomi=ed.

    /#ni,ersal/ #(uranTelah didiskusikan hubungan antara dua variabel yang memiliki hubungan linear.

    Aetika kita grafik hubungan ini, mereka menyarankan garis lurus di grafik. Ieskipun

    hubungan bisa positif atau negatif, itu adalah sama di semua skor. -ontoh hubungan

    nonlinear, skor rendah pada variabel terkait dengan skor rendah pada variabel ), tapi skor 

    tinggi pada juga terkait dengan skor rendah pada ). hubungan seperti ini disebut

    curvilinear .

    Hta, kadang:kadang disebut rasio korelasi, dapat digunakan untuk mengukur 

    hubungan nonlinear. Aisaran nilai untuk eta adalah ! : 9. Hta berkaitan erat dengan r dan

    telah disebut hubungan OuniversalO karena dapat digunakan terlepas dari bentuk hubungan.

    Korelasi Parsial

    ;ika kita prihatin tentang dampak dari variabel, seperti usia, kita mungkin

    menggunakan tugas acak dari subyek ke grup sebagai metode control. 6da juga ukuran

    statistik kontrol> kita bisa merekam usia subyek dan menggunakannya sebagai variabel dalam

     penelitian ini.

    &alah satu metode kontrol statistic adalah korelasi parsial. Teknik ini juga

    memungkinkan kita untuk menggambarkan hubungan antara dua variabel atau lebih. Aetika

    mempelajari desain penelitian, hubungan antara dua variabel mungkin tidak jelas karena

     pengaruh pengganggu dari variabel lain. Iisalnya, jika menghitung korelasi antara usiamental dan tinggi pada anak:anak :! tahun, akan ditenemukan korelasi yang tinggi. 6pakah

    itu berarti tinggi yang menyebabkan intelijen7 Laktor kunci adalah usia, tidak tinggi. &etelah

    mengontrol usia, hubungan antara tinggi badan dan usia mental menjadi kurang berarti.

    Aorelasi parsial dapat ditulis sebagai r 2,*. al ini menunjukkan bahwa 6nda

    mengukur korelasi antara variabel dan 2 dengan pengaruh variabel * dihapus dari kedua

    variabel yang berkorelasi. -ontoh nilai kuliah (variabel # dengan jam belajar (variabel 2#

    dan kecerdasan (variabel *#. ;ika kita menggunakan korelasi parsial untuk mempelajari

    hubungan ini, korelasi antara kecerdasan dan nilai (r *# dihapus, dan korelasi antara

    kecerdasan dan jam belajar (r 2*# juga dihapus. $engaruh pembaur kecerdasan demikian

    dihapus secara statistik, dan hubungan antara nilai dan jam belajar dapat diukur secara akurat.

    korelasi parsial juga dapat ditulis sebagai r y.2, yang akan menunjukkan korelasi variabel

    independen, , dengan variabel dependen,  y, dengan pengaruh variabel 2 dihapus dari

    variabel independen dan dependen.

    SE"IPARTIA! +ORRE!ATIO

    6dalah korelasi (hubungan# dari dua variable yang dipengaruhi oleh variable tiga

    yang dihilangkan dari satu variable yang saling berkorelasi. Aorelasi semipartial biasa ditulis

    dengan r012345  atau ry10325 Jangkah pertama yang mengindikasi adalah korelasi antara variable dan 2 yang

    dipengaruhi oleh variable * yang dihilangkan dari variable 2, langkah kedua yang

    11

  • 8/18/2019 Chapter 10 Correlation

    12/14

    mengindikasi adalah korelasi antara variable dependent yaitu ),dan variable independent

    yaitu yang dipengaruhi oleh variable 2 yang dihilangkan dari variable .

    Dari lingkaran diatas menunjukan jumlah dari masing:masing variable. )ang harus

    diingat variable yang dibagi dari dua variable diukur dengan r 2. ;ika kita mempertimbangkan

    variable   pertama, varian diperhitungkan dalam ) sama dengan kontribusi varian dari(r 

    2y#, ditambah varian unik yang diperhitungkan oleh 2. 'arian unik itu dibagi antara )

    dan 2 setelah dipengaruhi oleh dalam 2 yang dihilangkan. &ebuah kuadrat korelasi

    semiparsial antara 2 dan ) adalah varian unik yang berkontribusi dari 2(r 2y(2.##. Mleh karena

    itu,dikasus ini G 2 sama dengan r 2 antara dan ) ditambah kuadrat korelasi semiparsial antara

    2 dan ). atau G 2C r 2y 9 r 

    2y(2.#

    "#!TIP!E +ORRE!ATIO

    Aita telah mendiskusikan korelasi antara ukuran dari hubungan dua variable. Aonsep

    ini bisa diperpanjang menjadi satu di mana hubungan diukur antara satu variable dan

    kombinasikan dengan variable lain. Aetika mendiskusikan r,kita berbicara tentang satu

    variable independent (# dan satu variable dependent ()#. di korelasi multiple (G#, kita

     berbicara tentang lebih dari satu variable independent ( ,2,*, dan lainnya # dan satu

    variable dependent (),)2,)*, dan lainnya # ini disebut korelasi canonical.

     Aorelasi Iultiple (G# bisa dimulai dari ! sampai . Tidak ada negative Gs karena

    metode kuadrat terkecil digunakan untuk menghitung G, dan nomer kuadrat untuk 

    menghilangkan negative. G 2 adalah jumlah dari varian yang menjelasakan variable dependent

    dari kombinasi variable independent. Dari perhitungan kuadrat korelasi multiple G 2

    memerlukan lebih dari menambahkan korelasi kuadrat dari variable independent dengan

    variable dependent.ini karena tidak ada korelasi antara variable independent.

    12

  • 8/18/2019 Chapter 10 Correlation

    13/14

    )ang di deskripsikan sebagai >

    Dalam kasus ini tidak terdapat tumpang tindih antara variable dengan 2, tidak ada

    korelasi antara masing:masing perhitungan untuk perbedaan porsi dari varian ), kita harus

    menambahkan kuadrat korelasinya (r 2s# dengan )(.+!2 s 9 .*!2 # dan determinan G 2C !,2.

    %iasanya pada penelitian prilaku bagaimana variable independent itu berkolerasi di

    antara mereka sendiri, seperti yang di jelaskan dalam >

    Di kasus ini ada korelasi antara dengan 2 dan jika kita menambahkan kuadrat

    korelasi dari dengan ) dan kuadrat korelasi 2 dengan ). kita harus menambahkan area

    cross:hatched kedua.. varian diperhitungkan dalam ) sebenarnya semua yang dijelaskan olehsalah satu variable ditambah varian tambahan yang dijelaskan dari variable kedua.varian

    tambahan ini mengukur kuadrat dari korelasi semipartial dari variable ke 2 dengan variable

    dependent. ;ika  dihitung dari awal, 6ccounts untuk semua varian yang dibagi dengan

    ),dan 2 ditambahkan varian yang berkontribusi sendiri ( varian yang dibagi dengan )

    dikurang area cross:hatched#.

    E6A"P!E FRO" T%E !ITERAT#RE

    Table !:5 memuat korelasi matri< bivariate dari artikel Ulrich,soeken. Dan

    miller(2!!*#. $enulis menyelidiki konflik etika dari pratiksi para perawat dalam manage

    kepedulian terhadap lingkungan hidup. Aita menulis hubungan dari hasil di table untuk mendemostrasi bagaimana peneliti meringkas bagian penting dari table.

    13

  • 8/18/2019 Chapter 10 Correlation

    14/14

    6nalisis bivariate mengungkapkan adanya hubungan positif yang signifikan antara

    ethical concern dan ethical conflict (rC.!,pQ.!#. hubungan yang signifikan ditemukan

    antara presepsi dari ethical environment ,6T?G dan ethical conflict. Disini tercatat adanya

    hubungan terbalik antara ethical environment dan ethical conflict. )ang lebih diragukan

    adalah 8$s dirasa environment menjadi lebih tinggi dari pada ethical conflict di practice

    scores(rC:.!5*,pR.!# . kemudian kebutuhan yang dibutuhkan untuk regulasi pemerintah juga dikaitkan dengan tingginya skor ethical conflict (rC.22,p Q.!# (ulrick,soeken S Iiller,

    2!!*.p .0*#

    S#""AR7

    Aorelasi adalah prosedur untuk melihat hubungan antara dua atau lebih variable. Bni

    mengukur kekuatan dan indikasi sebagai arah dari suatu hubungan. Aorelasi multiple

    mengukur hubungan antara satu variable yang menguntungkan dalam menggambarkan

    hubungan antara dua variable, dengan dipengaruhi oleh penghapusan variable yang

    menggangu, dalam korelasi semipartial, ada pengaruh dari variable ketiga yang dihilangkan

    dari satu variable yang berkorelasi.

    14