cementing

4

Click here to load reader

Upload: wahyu-yanuar

Post on 06-Aug-2015

101 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Cementing

Don't Forget for Folow Me Enter Keyword(s)

Semua Untuk Belajar

Delete this widget from your Dashboard and add yourown words. This is just an example!

BUKUTAMU

cementingJumat, 15 April 2011

Penyemenan pada sumur pemboran adalah suatu proses pencampuran (mixing) dan

pendesakan (displacement) bubur semen (slurry) melalui casing sehingga mengalir ke atas

melewati annulus di belakang casing sehingga casing terikat ke formasi . Pada umumnya

penyemenan bertujuan untuk melekatkan casing pada dinding lubang bor, melindungi casing dari

masalah-masalah mekanis sewaktu pemboran berlangsung (seperti torsi yang tinggi dan

lain-lain), melindungi casing dari fluida formasi yang bersifat korosif dan untuk memisahkan zona

yang lain di belakang casing. Penyemenan merupakan faktor yang paling penting dalam operasi

pemboran sehingga dapat mereduksi kemungkinan-kemungkinan permasalahan secara mekanis

sewaktu melakukan pemboran pada trayek selanjutnya.

Menurut alasan dan tujuannya,penyemenan dapat dibagi menjadi dua yaitu: Primary

cementing (penyemenan utama) dan secondary cementing (penyemenan yang kedua atau

perbaikan). Primary cementing adalah adalah proses penyemanan yang dilakukan pertama kali

setelah casing di turunkan ke dalam lubang bor. Sedangkan secondary cementing adalah

penyemenan yang dilakukan dikarenakan tidak sempurnanya penyemenan pertama (gagal).

Macam-Macam Sistem Primary Cementing

Terdapat beberapa sistem dalam penyemenan utama, dan itu semua tegantung dari

kondisi dan jenis casing yang akan disemen.

3.2.1 Penyemenan Poor Boy

Yaitu penyemenan dengan menggunakan Tubing sebagai pengantar Cement Slurry

kedalam lubang sumur, biasanya dipakai untuk penyemenan Stove Pipe dan Conductor Casing

.Pada Stove Pipe dengan memasang Pipa Tubing pada annulus lubang yang pertama dibor

dengan Stove Pipe, sedangkan untuk Conductor Casing dengan memasukkan Pipa Tubing

kedalam Casing dan digantung dengan Cementing Head.

3.2.2. Penyemenan Dengan Stinger

Labels

migas (22)

TEKNOLOGI (3)

Blog Archive

▼ 2011 (26)

▼ April (26)

Asus Eee Pad TransformerTF101 Tablet AndroidHone...

WolframAlpha

Batuan Reservoir

Mencega KerusakanKomputer

Cadangan (reserves)

PIPA TERJEPIT (PIPESTICKING)

sonolog test

ESP

Konvergensi Geologi danKonvergensi Meteorologi

hukum gas

Beranda

cementing http://abdulrohim-betawi.blogspot.com/2011/04/cementing.html

1 of 4 12/19/2012 2:59 PM

Page 2: Cementing

Yaitu penyemenan dengan menggunakan Stinger dan Drill Pipe (DP), sedangkan

Shoe yang dipakai adalah Duplex Shoe. Biasanya dipakai untuk penyemanan Conductor Casing

karena Casing ini memiliki ukuran diameter besar sehingga dengan system ini diperlukan volume

displace sedikit ( sepanjang DP) dan waktunya lebih cepat

3.2.3 Penyemenan Perkins

Yaitu penyemenan dengan menggunakan Bottom dan Top Plug,pada ujung Casing dipasang

Float Shoe dan Float Collar, sedangkan pada puncak Casing dipasang Plug

Container/Cementing Head. Biasanya untuk penyemanan Surface,Intermediate dan Production

Casing.

3.2.4 Penyemenan Multi Stage

Yaitu penyemenan Casing dalam satu trayek dilakukan lebih dari satu kali dengan cara

bertahap/bertingkat, menggunakan peralatan khusus yaitu DSCC, Plugs khusus, dan Float Collar

khusus. Pertimbangan dilakukan penyemenan Multi Stage adalah Casing yang disemen panjang

dan atau adanya zona loss pada lubang sumur tersebut. Biasanya untuk penyemenan

Intermediate dan Production Casing.

3.3 Fungsi Semen

Penyemenan adalah proses pendorongan bubur semen ke dalam casing dan naik ke

annulus yang kemudian didiamkan sampai semen tersebut mengeras hingga mempunyai sifat

melekat baik terhadap casing maupiun formasi.

Secara lebih spesifik, fungsi penyemenan dalam suatu pemboran adalah :

v Melindungi casing / liner dari tekanan yang dating dari bagian luar casing yang dapat menimbulkan

collapse (mengkerut)

v Mencegah adanya migrasi fluida yang tidak diinginkan dari satu formasi ke formasi yang lain.

v Melindungi casing dari fluida yang bersifat korosif

Untuk memenuhi Fungsi-fungsi tersebut di atas, maka semen pemboran harus memenuhi

beberapa syarat :

v Semen setelah ditempatkan harus mempunyai kekuatan atau strength yang cukup besar dalam

waktu tertentu

v Semen harus memberikan daya ikat casing dengan formasi yang cukup baik.

v Semen tidak boleh terkontaminasi dengan fluida formasi ataupun dengan fluida pendorong

v Semen harus impermeable (permeabilitas harus nol)

3.4 Komposisi Kimia Pembuatan Semen

Semen yang digunakan dalam industry perminyakan adalah semen Portland, kemudian

dikembangkan oleh joseph aspdin tahun 1824. Disebut Portland karena asal mula bahannya

berasal dari pulau Portland Inggris. Semen ini termasuk semen hidrolis dalam arti akan

mengeras apabila bertemu atau bercampur dengan air. Semen Portland mempunyai 4 komponen

mineral utama, yaitu :

v Tricalcium silicate (3CaO SiO2 )

Dinotasikan sebagai C3S yang dihasilkan dari kombinasi CaO dan SiO2 da merupakan komponen

terbanyak dalam Portland semen, sekitar 40-45% untuk semen yang lambat proses

pengerasannya, dan 60-65% untuk semen yang cepat proses pengerasannya. Komposisi ini

memberikan strength yang terbesar pada awal pengerasan.

v Dicalcium Silicate (2CaO SiO2)

Dinotasikan sebagai C2S yang juga dihasilkan dari kombinasi CaO dan SiO2, memberi pengaruh

terhadap strength semen akhir. C2S menghidrasi sangat lambat sehingga tidak berpengaruh

dengan setting time semen, tetapi sangat berpengaruh dalam kekuatan semen lanjut dan

gas ideal

PERFORASI

METODE SIRKULASI

KICK

SEPARATOR DAN MACAMMACAM SEPARATOR

ALAT PISHING

MACAM MACAM FISHING

PROBLEM PADA PEMBORANHORIZONTAL DANPENANGGULANGA...

macam macam pemboranhorizontal

pemboran berarah

lumpur pemboran

choke

sifat fisik batuan

pengeringan gas

batuan sedimen

cementing

Mengenai Saya

semua tentang migasbekasi, jawa barat, Indonesia

Lihat profil lengkapku

Pengikut

with Google Friend Connect

Members (9)

Already a member? Sign in

Total Tayangan Laman

Diberdayakan oleh Blogger.

1 6 7 2 7

cementing http://abdulrohim-betawi.blogspot.com/2011/04/cementing.html

2 of 4 12/19/2012 2:59 PM

Page 3: Cementing

kadarnya tidak lebih dari 20%.

v Tricalcium Aluminate (3CaO Al2 O3 )

Dinotasikan sebagai C3A yang terbentuk dari reaksi CaO dan AL2O3 kadarnya 15% untuk high

early Strength dan 3% untuk terhadap kandungan sulfate, namun berpengaruh terhadap rheologi

suspense dan membantu proses pengerasan awal semen.

v Tetracalcium Aluminoferrite (4CaO AL2O3 Fe2o3)

Dinotasikan sebagai C3AF yang terbentuk dari reaksi CaO2Al2O3 dan Fe2O3. Kadarnya tidak

boleh lebih dari 24% untuk semen yang tahan terhadap kandungan sulfate tinggi. Penambahan

oksida besi yang berlebihan akan menaikan kadar C4AF dan menurunkan kadar C3A dan

menurunkan panas hasil reaksi /hidrasi C2S dan C3S.

3.5 Klasifikasi Semen

API telah melakukan pengklasifikasian semen kedalam beberapa kelas guna

mempermudah pemilihan dan penggolongan semen yang akan digunakan, pengklasifikasian ini

berdasarkan pada kondisi sumur, temperature, tekanan dan kandungan yang terdapat pada fluida

formasi.

Klasifikasi semen yang dilakukan API terdiri dari:

v Kelas A

Semen kelas A ini digunakan dari kedalaman 0 (permukaan) sampai 6.000 ft. semen ini

terdapat dalam tipe biasa (ordinary type) saja, dan mirip dengan semen ASTM C-150 tipe I.

v Kelas B

Semen kelas B digunakan dari kedalaman 0 sampai 6.000 ft, dan tersedia dalam jenis

yang tahan terhadap kandungan sulfat menengah dan tinggi (moderate dan high sulfate

resistant)

v Kelas C

Semen kelas C digunakan dari kedalaman 0 sampai 6.000 ft, dan mempunyai sifat

high-early strength (proses pengerasannya cepat) semen ini tersedia dalam jenis

moderate dan high sulfate resistant.

v Kelas D

Semen kelas D digunakan untuk kedalaman dari 6.000 ft sampai 12.000 ft, dan untuk

kondisi sumur yang mempunyai tekanan dan temperature tinggi. Semen ini tersedia juga

dalam jenis moderate dan high sulfate resistant

v Kelas E

Semen kelas E digunakan untuk kedalaman dari 6.000 ft sampai 14.000 ft, dan untuk

kondisi sumur yang mempunyai tekanan dan temperature tinggi. Semen ini tersedia juga

dalam jenis moderate dan high sulfate resistant

v Kelas F

Semen kelas E digunakan untuk kedalaman dari 10.000 ft sampai 16.000 ft, dan untuk kondisi

sumur yang mempunyai tekanan dan temperature tinggi. Semen ini tersedia dalam jenis high

sulfate resistant.

v Kelas G

Semen kelas G digunakan dari kedalaman 0 sampai 8.000 ft, dan merupakan semen dasar. Bila

ditambahkan retarder semen ini dapat dipakai untuk sumur

Diposkan oleh semua tentang migas di 05:04Label: migas

0 komentar:

Poskan Komentar

FOR ENJOY

cementing http://abdulrohim-betawi.blogspot.com/2011/04/cementing.html

3 of 4 12/19/2012 2:59 PM

Page 4: Cementing

Posting Lebih Baru

Beri komentar sebagai:

Beranda

Loremmigas (22)

TEKNOLOGI (3)

Ipsummigas (22)

TEKNOLOGI (3)

Dolormigas (22)

TEKNOLOGI (3)

Copyright © 2010 BELAJAR DAN BELAJAR Blogger Templates by Splashy Templates | Design by Dellustrations

cementing http://abdulrohim-betawi.blogspot.com/2011/04/cementing.html

4 of 4 12/19/2012 2:59 PM