btls

9
READING JOURNAL BLOK EMERGENCY NURSING Propensity for performing interventions in pre-hospital trauma management – a comparison between physicians and non- physiciansDisusun Oleh : NAMA : ASMAWATI FITRIANA J NIM : 115070201111005

Upload: asmawatifitrye-junaidi-sorenggana

Post on 24-Nov-2015

25 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

emergency

TRANSCRIPT

READING JOURNALBLOK EMERGENCY NURSINGPropensity for performing interventions in pre-hospital trauma management a comparison between physicians and non-physicians

Disusun Oleh :

NAMA:ASMAWATI FITRIANA J NIM:115070201111005

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN UNVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2014

Propensity for performing interventions in pre-hospital trauma management a comparison between physicians and non-physicians

Latar BelakangEvaluasi ilmiah dari dokter yang merawat pasien trauma dalam pre-hospital tidak sepenuhnya konklusif. Randomizes controlled trial menunjukkan bahwa dalam pre-hospital intervensinya lebih baik dan berhasil dalam jumlah yang besar di banding intervensi dari perawat. Penelitian juga menunjukkan angka kematian lebih rendah bila pasien pre-hospital ditangani oleh dokter. Efek menguntungkan juga ditununjukkan oleh pasien yang menderita trauma kepala tumpul yang ditangani dokter namun tidak menunjukkan perbedaan dengan profesi perawat. Namun, dokter lebih cenderung menangani kasus truma kepala yang parah.Advanced Life Support (ALS)adalah system pre-hospital yang digunakan di daerah Skane, Southern Sweden. ALS terdiri dari perawat dan teknisi pengobatan darurat yang di dukung oleh Pre-hospital acut teams (PHAT) yang dikelola oleh dokter dan perawat.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi intervensi di pre-hospital pada pasien trauma yang ditangani oleh tim ALS konvesional dengan pasien yang menerima dukungan tambahan dari PHAT.

MetodeStudy designPenelitian ini dilakukan sebagai studi register yang menggunakan data yang diambil dari quality registry KVITTRA (Kvalitet iTraumavrden). Pasien trauma diidentifikasi dalam pendaftaran KVITTRA di Helsingborg general hospital, Kristianstad general hospital and Skane University hospital, Lund. Malmoe general hospital tidak terhubung ke KVITTRA sehingga tidak termasuk.

Outcome Hasil dari penelitian ini adalah perbedaan dalam intervenes pre-hospital pasien truma kepala yang dirawat oleh tim ALS konvesionla dengan pasien yang menerima dukungan tambahan dari PHAT. Perbedaan 30-day mortality merupakan secondary outcome.

SettingDaerah Skine dihuni oleh sekitar 1.100.000 orang dan beberapa dari mereka tinggal >50km dari RS. Lund adalah RS yang memiliki akses bedah saraf dan thoraks dan dua RS yaitu Lund dan Malmoe memiliki akses bedah vaskuler. Anggota dokter dari PHAT adalah senior residents or specialists in anesthesiology, emergency medicine, internal medicine or surgery kecuali dokter otolaryngologist dan semuanya telah menjalani pelatihan ATLS. PHAt dikirim atas permintaan team ALS oleh alarm-center staff atau atas kemauan sendiri. PHAT memiliki akses radio-communication antara alarm-center dan ALS team. PHAT memberikan nasehat melalui telepon. Pengetahuan empiris menunjukkan bahwa PHAT erkonsultasi melalui telepon di sebagian besar kasus trauma dari ISS>15.Daftar criteria pengiriman PHAT1. Diduga henti jantung atau serangan jantung2. Diduga pasien sangat trauma3. Pasien sadar dengan tanda-tanda yang jelas pada pernapasan dan sirkulasi4. Kurangnya ambulas5. Permintaan dari ALS team6. Perlu perawatan atas kecelakaan dimana >5 psien menaglami trauma berat.7. Pengiriman personil PHAT karena tujuan pendidikanKVITTRA adalah registry kualitas regional untuk perawatan trauma meliputi pasien trauma yang akan meninggal dalam waktu 30 hari pasca truma, menjalani operasi selama 24 jam, menerima perawatan di ICU. Hanya kasus dengan ISS>9 yang di ekspor ke registry nasional. Selain intervensi pre-hospital KVITTRA merupakan parameter penting, primary-and secondary injury mechanisms (ICD-9/10), AIS, ISS, TRISS dan informs tentang intra-hospital interventions. Semua intervenes pre-hospital yang terdaftar di KVITTRA bisa dilakuan oleh dokter PHAT dan team ALS.

Inclusion criteriaPasien dengan Injury Severity Score (ISS) >9 yang terdaftar di KVITTRA general hospitals of Helsingborg and Kristianstad, and Skane University hospital, Lund selama periode PHAT menggunakan siapa yang tiba di RS dengan ambulans dan memenuhi syarat untuk masuk studi. Kasus yang datanya tidak lengkap dalam 30-day mortality, kehadiran dokter/primary truma-mechanism dilarang masuk.

Determining sample sizeUntuk mendeteksi efek dari presentase 20%, masing-msing kelompok penelitian hasrus memiliki 70 kasus yang sesuai dengan rumus berikut:

Semua pasien yang memenuhi criteria inklusi dan memenuhi syarat dimasukkan agar tidak menimbulkan bias.

Data collectionData kehdairan dokter, intervensi pre-hospital dan karakteristik dari 30-day mortality, in-patient length of stay (IPLOS), time spent on the truma-scene, trauma-mechanism (according to ICD9/10), age, sex, vital parameters (respiratory rate, Glasgow Coma Scale and systolic blood-pressure), ISS and TRISS dikumpulkan dari KVITTRA dan digabungkan dengan Microsoft OfficenExcel Mac 2011 (Microsoft Corporation, USA) dan analisis statistic menggunakan IBM SPSS Statistics 19. Pencegahan kematian dihitung dnegan probabilitas kelansungan hidup < 50% dan kematian tidak didefinisikan sebagai kasus meninggal meskipun probabilitas kelansungan hidupnya > 50%.

InterventionsVariabel kontinyu dinilai normalitasnya menggunakan Shapiro-Wilks tes. Perbedaan jumlah pasien dengan probabilitas rendah untuk bertahan hidup, mencegah kematian, dan kematian yang tidak disertai ISS, usia, time spent on the trauma scene and IPLOS dinilai menggunakan Mann-Whitney U test. Perbandingan intervensi pre-hospital menggunakan Chi2 tes dan Fisher exact test. Untuk mengkompensasi bias binary logistic regression models mengatasi pengganggu dari usia, jenis kelamin, ISS, mekanisme trauma, parameter penting dan 30-day mortality.

Variables ISS dan usia dikategorikan menurut interval Major Trauma Outcome Study. Parameter penting di kategorikan menurut interval revised Trauma Score (RTS) methodology. Referensi interval dalam model berdasarkan skor GCS 13-15, pernapasan 10-29x/menit, ISS 10-15.

ResultsIncluded patientsSebanyak 621 kasus tercatat di KVITTRA di tiga RS selama study (Helsingborg,n = 247, Kristianstad, n = 115, Lund, n = 259). Dari 621 disaring, 362 memiliki ISS< 10 dan tidak memiliki syarat untuk study. Dari 259 kasus yang tersisa, 1 tidak datang dnegan ambulas, 21 tidak memiliki data tentang kehadiran dokter, 29 tidak memiliki 30-day mortality dan 5 tidak memiliki data trauma mechanism. Dan satu kasus tidak msuk akal. 57 kasus tidak msuk studi dan 202 pasien masuk analisis akhir. Semua ini cukup untuk mendeteksi efek yaitu 19%.

Baseline characteristics Dari 202 kasus, 86 (43%) pasien menerima dukungan dari PHAT dan 116 (57%) dirawat oleh ALS saja. 22 (25,6%) kasus yang diterima oleh PHAT meninggal dalam waktu 30 hari, dibandingkan dengan 18 (15,5%) kasus dikelompok lain. Pasien yang didukung PHAT memiliki signifikan rata-rata lebih tinggi ISSnya dibandingkan dengan psien yang dirawat oleh tim ALS saja.

Prehospital interventions Insiden intubasi endotrakeal dan imobilisasi ekstermitas lebih tinggi pada pasien yang ditangani oleh PHAT dibandingkan dengan pasien yang di hadiri oleh tim ALS sendiri.

DiscussionPara peneliti percaya bahwa agresifnya PHAT di perawatan pre-hospital tidak menguntungkan pasien karena dikaitkan dengan tingginya 30-day mortality dan kematian lebih tidak mungkin terjadi. Penafsiran lain menjelaskan bahwa kematian lebih tinggi disebabkan oleh seleksi bias yang bersama-sama dipengaruhi perhitungan 30-day mortality oleh metodologi TRISS.

ConclusionInsiden intubasi endotrakeal dan imobilisasi ekstermitas lebih tinggi pada pasien yang ditangani oleh PHAT dibandingkan dengan pasien yang di hadiri oleh tim ALS dimana disebabkan oleh PHAT diarahkan pada trauma yang lebih banyak.