bab vamheru.staff.gunadarma.ac.id/downloads/files/14742/bab+v... · web viewgrounded theory dan...

63
BAB V GROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded Theory Penjelasan Strauss & Corbin (dalam Denzin & Lincoln, 1994: 273-274) tentang grounded theory adalah sebagai berikut: “In this approach, researchers are responsible for developing other theories that emerge from observing a group. The theories are “grounded” in the group’s observable experiences, but researchers add their own insight into why those experiences exist. In essence, grounded theory attempts to “reach a theory or conceptual understanding through stepwise, inductive process.” Intinya: “Dalam pendekatan ini, peneliti bertanggung jawab untuk mengembangkan teori-teori lain yang muncul dari pengamatan terhadap suatu kelompok. Teori-teori itu bersifat “grounded” dalam pengalaman- pengalaman kelompok yang diamati; tetapi peneliti menambahkan pemahamannya sendiri ke dalam pengalaman-pengalaman itu. Esensinya, grounded theory berusaha mencapai suatu teori atau pemahaman konseptual melalui proses bertahap dan induktif.” Tentang tujuan dan perspektif grounded theory, Strauss & Corbin (dalam Denzin & Lincoln, 1994: 273- 274) menjelaskan: – “The phrase “grounded theory” refers to a theory that is develop inductively from a corpus of data. If done well, this means that the resulting theory at least fit one dataset perfectly. 130

Upload: others

Post on 14-Feb-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB Vamheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14742/BAB+V... · Web viewGROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded

BAB V

GROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING)

1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY

a. Pengertian Grounded Theory

Penjelasan Strauss & Corbin (dalam Denzin & Lincoln, 1994: 273-274)

tentang grounded theory adalah sebagai berikut: “In this approach,

researchers are responsible for developing other theories that emerge from

observing a group. The theories are “grounded” in the group’s observable

experiences, but researchers add their own insight into why those experiences

exist. In essence, grounded theory attempts to “reach a theory or conceptual

understanding through stepwise, inductive process.”

Intinya: “Dalam pendekatan ini, peneliti bertanggung jawab untuk

mengembangkan teori-teori lain yang muncul dari pengamatan terhadap suatu

kelompok. Teori-teori itu bersifat “grounded” dalam pengalaman-pengalaman

kelompok yang diamati; tetapi peneliti menambahkan pemahamannya sendiri

ke dalam pengalaman-pengalaman itu. Esensinya, grounded theory berusaha

mencapai suatu teori atau pemahaman konseptual melalui proses bertahap dan

induktif.”

Tentang tujuan dan perspektif grounded theory, Strauss & Corbin (dalam

Denzin & Lincoln, 1994: 273-274) menjelaskan: – “The phrase “grounded

theory” refers to a theory that is develop inductively from a corpus of data. If

done well, this means that the resulting theory at least fit one dataset perfectly.

This contrasts with theory derived deductively from grand theory, without the

help of data.”

– “Grounded theory takes a case rather than variable perspective, although

the distinction is nearly impossible to draw. This means in part that the

researcher takes different cases to be wholes, in which the variable interact as

a unit to produce certain outcomes. A case-oriented perspective tends to

assume that variables interact in complex ways, and is suspicious of simple

additive models, such as ANOVA with main effects only.”

Intinya: – Grounded theory mengacu pada teori yang dikembangkan secara

induktif dari data. Apabila grounded theory dilakukan dengan baik teori yang

130

Page 2: BAB Vamheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14742/BAB+V... · Web viewGROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded

dihasilakn cocok dengan data. Teori ini berbeda dengan teori yang dihasilkan

secara deduktif dari grand theory, tanpa bantuan data.

– Grouded theory lebih mengambil perspektif studi kasus daripada perspektif

variabel, meskipun pembedaan ini hampir tidak dapat dibuat. Hal ini untuk

sebagian berarti peneliti mempelajari kasus untuk menjadi keseluruhan, di

dalamnya variabel-variabel berinteraksi sebagai unit untuk membuahkan hasil-

hasil tertentu. Perspektif orientasi kasus cenderung mengasumsikan bahwa

variabel-variabel berinteraksi secara kompleks, dan curiga dengan model-

model aditif seperti ANOVA dengan hanya akibat utama saja.

Selanjutnya, penjelasan lanjutan tentang tujuan dan perspektif grounded

theory sebagai berikut: “Although not part of the grounded theory rhetoric, it

is apparent that grounded theorists are concerned with or largerly influenced

by emic understandings of the world: they use categories drawn from

respondents themselves and tend to focus on making implicit belief systems

explicit.”

Intinya: “Meskipun bukan bagian dari retorika grounded theory, jelaslah

bahwa teoretikus-teoretikus grounded theory memperhatikan atau dipengaruhi

secara luas oleh pemahaman-pemahaman emik tentang dunia, mereka

menggunakan kategori-kategori dari responden mereka sendiri, dan cenderung

memfokuskan pada penyusunan sistem kepercayaan implisit menjadi

eksplisit.”

Selanjutnya menurut Strauss dan Corbin (1990: 23) grounded theory: “is

one that inductively derived from the study of the phenomenon it represents.

That is it discovered, develoved, and provisionally verified through systematic

data collection and analysis data pertaining to that phenomenon. Therefore,

data collection, analysis, and theory stand in reciprocal relationship with each

other. One does not begin with a theory, than prove it. Rather, one begins with

an area of study and what is relevant to that area is allowed to emerge”.

Kutipan tersebut mempunyai arti: grounded theory adalah teori yang diperoleh

dari hasil pemikiran induktif dalam suatu penelitian tentang fenomena yang

ada. Grounded theory ini ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan melalui

pengumpulan data secara sistematis dan analisis data yang terkait dengan

fenomena tersebut. Oleh karena itu kumpulan data, analisis dan teori saling

131

Page 3: BAB Vamheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14742/BAB+V... · Web viewGROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded

mempengaruhi satu sama lain. Peneliti tidak mulai dengan suatu teori

kemudian membuktikannya, tetapi memulai dengan melakukan penelitian

dalam suatu bidang, kemudian apa yang relevan dengan bidang tersebut

dianalisis.

Selanjutnya menurut Strauss dan Corbin (1990: 23) terdapat 4 (empat)

kriteria utama untuk menilai apakah suatu grounded theory dibangun dengan

baik. Empat kriteria tersebut adalah: 1) kecocokan (fit), 2) dipahami

(understanding), 3) berlaku umum (generality), 4) dan pengawasan (controll).

Dikatakan cocok (fit) apabila suatu teori itu tepat untuk kenyataan sehari-

hari dari bidang yang benar-benar diteliti, dan cermat diterapkan untuk

bermacam-macam data. Bila demikian itu berarti cocok (fit) untuk bidang

yang benar-benar diteliti. Hal ini seperti dijelaskan oleh Strauss dan Corbin

sebagai berikut: “If theory is faithful to the everyday reality of substansive

area and carefully induced from diverse data, then it should fit that

substansive area”.

Dikatakan dipahami (understanding) apabila grounded theory

menggambarkan kenyataan (realitas), ini juga berarti bersifat komprehensif

dan dapat dipahami baik oleh individu-individu yang diteliti maupun oleh

peneliti pada waktu melaksanakan studi dilapangan. Hal ini seperti yang

dijelaskan oleh Strauss dan Corbin sebagai berikut: “Because it represents that

reality, it should also be comprehensible and make sense both to the persons

who were studied and those practicing in the area”.

Dikatakan berlaku umum (generality) jika data yang menjadi dasar

grounded theory itu komprehensif dan interpretasi-interpretasinya bersifat

konseptual dan luas, maka grounded theory itu menjadi cukup abstrak dan

mencakup variasi-variasi yang memadai sehingga mampu diaplikasikan untuk

beragam konteks yang berkaitan dengan fenomena yang diteliti. Dengan

demikian teori itu berlaku umum (generality). Hal ini seperti yang dijelaskan

Strauss dan Corbin sebagai berikut: “If the data upon which it is based are

comprehensive and the interpretation conceptual and broad, then the theory

should be abstract enough and include sufficient variation to make it

applicable to a variety of contexts related to that phenomenon”.

132

Page 4: BAB Vamheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14742/BAB+V... · Web viewGROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded

Dikatakan pengawasan (controll) karena grounded theory memberikan

pengawasan berkenaan dengan kegiatan-kegiatan yang mengarah pada

fenomena. Hal ini disebabkan karena hipotesis-hipotesis yang mengajukan

hubungan antar konsep - yang selanjutnya dapat digunakan sebagai

pembimbing penelitian – secara sistematik diambil dari data aktual yang

berhubungan hanya pada fenomena. Hal ini seperti dijelaskan Strauss dan

Corbin sebagai berikut: “Finally, the theory should provide controll with

regard to action toward the phenomenon. This is because the hyphotheses

proposing relationship among concepts – which later way be used to guide

action – are systematically derived from actual data related to that (and only

that) phenomenon”.

Mengenai pendekatan yang digunakan dalam grounded theory dijelaskan

oleh Strauss dan Corbin sebagai berikut: “Grounded theory adalah suatu

penelitian kualitatif yang menggunakan seperangkat prosedur yang sistematis

untuk menyusun secara induktif teori tentang suatu fenomena. Penelitian

tersebut akan menghasilkan rumusan teoritis tentang suatu realitas, yang

terdiri dari sejumlah atau sekelompok tema-tema yang mempunyai kaitan

secara tidak ketat. Melalui cara ini, konsep dan hubungan tema-tema tersebut

tidak hanya dapat diberlakukan secara umum, tetapi juga diuji sementara”. Hal

ini seperti yang dijelaskan oleh Strauss dan Corbin sebagai berikut: “The

grounded theory approach is a qualitative research method that uses a

systematic set a procedures to develop an inductively derived grounded theory

about a phenomenon. The research findings constitute a theoritical

formulation of the reality under investigation, rather than consist of a set of

number, or a group of loosely related themes. Through this metodology, the

concepts and relationships among them are not only generated but they are

also provisionally tested. The procedures of the approach are many and rather

specific, as you will see”.

Sedang tujuan dari grounded theory adalah menyusun teori yang tepat dan

memberi gambaran yang jelas tentang bidang yang diteliti. Peneliti-peneliti

bekerja dalam tradisi yang demikian, dan berharap teori yang mereka bangun

dapat dikaitkan dengan teori-teori lain dalam disiplin masing-masing dan

implikasinya dapat berguna dalam penerapannya. Hal ini seperti yang

133

Page 5: BAB Vamheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14742/BAB+V... · Web viewGROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded

dijelaskan Strauss dan Corbin sebagai berikut: “The purpose of grounded

theory method is, of course, to build theory that is faithful to add illuminates

the area under study. Researchers working in this tradition also hope that

their theories will ultimately be related to others within their respective

disiplines in a cumulative fashion, and that the theory’s implications will have

useful application”.

Untuk melakukan penelitian grounded theory diperlukan adanya kepekaan

teori (theoretical sensitivity). Bahkan kepekaan teori sering diasosiasikan

dengan grounded theory (Theoretical sensitivity is a term frequently

associated with grounded theory) (Strauss dan Corbin, 1990: 41). “Kepekaan

teori mengacu kualitas pribadi dari seorang peneliti. Ini diindikasikan adanya

suatu kesadaran terhadap kehalusan makna (subtleties) dari data. Seseorang

sampai pada suatu situasi penelitian dengan bermacam-macam tingkat

kepekaan, dan hal ini tergantung dari apa yang dipelajari sebelumnya dan

pengalaman yang relevan dengan suatu bidang. Hal ini juga dapat

dikembangkan lebih jauh selama proses penelitian. Kepekaan teoritis mengacu

pada sifat pemahaman yang dimiliki, kemampuan memberi makna pada data,

kemampuan untuk memahami, kemampuan memisahkan hal yang berkaitan

dari hal-hal yang tidak berkaitan. Ini semua dilakukan dengan istilah-istilah

konseptual lebih dari istilah-istilah kongkret. Kepekaan teori memampukan

seseorang mengembangkan sesuatu menjadi teori dari dasar,

dikonseptualisasikan secara mantap dan terintegrasi secara baik ……”. Hal ini

seperti dijelaskan Strauss dan Corbin sebagai berikut: “Theoretical sensitivity

refers to a personal quality of the researcher. It indicates an awareness of the

subleties of meaning of data. One can came to the research situation with

varying degrees of sensitivity depending upon previous reading and

experience with or relevant to an area. It can also be developed further during

the research process. Theoretical sensitivity refers to the attribute of having

insight, the ability to give meaning to data, the capacity to understand, and

capability to separate the partinent from that which isn’t. All this is done in

conceptual rather than concrete terms. It is theoretical sensitivity that allows

one to develop a theory that is grounded conceptually dense, and well

integrated....(Strauss & Corbin, 1990: 41 – 42)”.

134

Page 6: BAB Vamheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14742/BAB+V... · Web viewGROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded

Selanjutnya dijelaskan bahwa kepekaan teoretik berasal dari sejumlah

sumber. Salah satu sumber adalah literatur yang meliputi: bacaan teori,

penelitian dan berbagai macam dokumen (misalnya biografi publikasi tentang

pemerintahan). Dengan dimilikinya keakraban dengan publikasi-publikasi

tersebut, akan dimiliki latar belakang informasi yang kaya dan sensitif

terhadap kejadian dalam fenomena yang sedang dipelajari. Hal ini seperti

dijelaskan Strauss dan Corbin sebagai berikut: “Theoretical sensitivity comes

from a number of sources. Once sources is literature, which include readings

on theory, research and document (e.q biographies, government publications)

of various kinds. By having some familiarity with these publications, you have

a rich background of information that “sensitizes” you to what is going on

with the phenomenon you are studying”.

Dari penjelasan-penjelasan tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

grounded theory adalah suatu yang bersifat konseptual atau teori sebagai

hasil pemikiran induktif dari data yang dihasilkan dalam penelitian

mengenai suatu fenomena. Atau suatu teori yang dibangun dari data

suatu fenomena dan dianalisis secara induktif, bukan hasil pengujian

teori yang telah ada. Untuk menganalisis data secara induktif diperlukan

kepekaan teori (theoretical sensitivity).

Agar hasil analisis secara induktif terhadap data fenomena tersebut dapat

dikatakan sebagai grounded theory harus memenuhi 4 (empat) kriteria sebagai

berikut: 1) cocok (fit) yaitu apabila teori yang dihasikan cocok dengan

kenyataan sehari-hari sesuai bidang yang diteliti, 2) dipahami (understanding)

yaitu apabila teori yang dihasilkan menggambarkan realitas (kenyataan) dan

bersifat komprehensif, sehingga dapat dipahami oleh individu-individu yang

diteliti maupun oleh peneliti, 3) berlaku umum (generality) yaitu apabila teori

yang dihasilkan meliputi berbagai bidang yang bervariasi sehingga dapat

diterapkan pada fenomena dalam konteks yang bermacam-macam,

4) pengendalian (controll) yaitu apabila teori yang dihasilkan mengandung

hipotesis-hipotesis yang dapat digunakan dalam kegiatan membimbing secara

sistematik untuk mengambil data aktual yang hanya berhubungan dengan

fenomena terkait.

135

Page 7: BAB Vamheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14742/BAB+V... · Web viewGROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded

b. Ciri-ciri Grounded theory

Dari penjelasan-penjelasan Strauss dan Corbin tentang grounded theory

tersebut di atas juga dapat ditarik kesimpulan tentang ciri-ciri grounded theory

sebagai berikut:

1) Grounded theory dibangun dari data tentang suatu fenomena, bukan suatu

hasil pengembangan teori yang sudah ada.

2) Penyusunan teori tersebut dilakukan dengan analisis data secara induktif

bukan secara deduktif seperti analisis data yang dilakukan pada penelitian

kuantitatif.

3) Agar penyusunan teori menghasilkan teori yang benar disamping harus

dipenuhi 4 (empat) kriteria yaitu: cocok (fit), dipahami (understanding),

berlaku umum (generality), pengawasan (controll), juga diperlukan

dimilikinya kepekaan teoretik (theoretical sensitivity) dari si peneliti.

Kepekaan teori adalah kualitas pribadi si peneliti yang memiliki

pengetahuan yang mendalam sesuai bidang yang diteliti, mempunyai

pengalaman penelitian dalam bidang yang relevan. Dengan pengetahuan

dan pengalamannya tersebut si peneliti akan mampu memberi makna

terhadap data dari suatu fenomena atau kejadian dan peristiwa yang dilihat

dan didengar selama pengumpulan data. Selanjutnya si peneliti mampu

menyusun kerangka teori berdasarkan hasil analisis induktif yang telah

dilakukan. Setelah dibandingkan dengan teori-teori lain dapat disusun teori

baru.

4) Kemampuan peneliti untuk memberi makna terhadap data sangat

diperngaruhi oleh kedalaman pengetahuan teoretik, pengalaman dan

penelitian dari bidang yang relevan dan banyaknya literatur yang dibaca.

Hal-hal tersebut menyebabkan si peneliti memiliki informasi yang kaya

dan peka atau sensitif terhadap kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa

dalam fenomena yang diteliti.

2. PENGODEAN (CODING)

a. Pendahuluan

Manfaat coding adalah untuk merinci, menyusun konsep (conceptualized)

dan membahas kembali semuanya itu dengan cara baru. Ini merupakan cara

136

Page 8: BAB Vamheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14742/BAB+V... · Web viewGROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded

yang terkendali dimana teori dibangun dari data. Konseptualisasi atau

membangun konsep atau teori berdasarkan data ini merupakan hal yang sangat

khusus dari proses coding dalam mengembangkan suatu grounded theory. Hal

ini juga membuat berbeda dari analisis-analisis lain seperti yang telah

dikemukakan dalam bab pendahuluan. Perbedaan tersebut merupakan upaya

memperluas cara yang memungkinkan peneliti mendapatkan beberapa tema

atau mengembangkan deskripsi kerangka teoritis yang terkait dengan konsep-

konsep.

Menurut Strauss dan Corbin (1990: 57) prosedur analisis dalam grounded

theory dirancang sebagai berikut:

1) Membangun teori lebih dari sekedar menguji pada teori (“Build rather

than only tes theory”).

2) Memberikan proses penelitian suatu kepastian/keketatan yang diperlukan

untuk membuat teori menjadi ilmu pengetahuan “yang baik” (“Give the

research process the rigor necessary to make the theory “good” science”).

3) Membantu penganalisaan yang bebas dari bias-bias dan asumsi-asumsi

yang terbawa, dan yang dapat berkembang selama proses penelitian

berlangsung (“Help the analysist to break through the biases and

assumptions brought to, and that can develop during the research

process”).

4) Memberikan dasar atau alas (grounding), membangun keterpaduan, dan

mengembangkan kepekaan dan integrasi yang dibutuhkan untuk

menghasilkan teori yang kaya, tersusun secara ketat (tightly woven),

eksploratoris yang lebih mendekati kenyataan/realitas yang ada (“Provide

the grounding, build the density, and develop the sensitivity and

integration needed to generate a rich, tightly woven, explanatory theory

that closely approximates the reality it represents”).

Menurut Strauss dan Corbin terdapat 3 (tiga) macam/jenis proses analisis

data (coding) yaitu Open Coding, Axial Coding, dan Selective Coding. Agar

teori yang dibangun berdasarkan data itu tidak salah, ketiga macam coding

tersebut harus dilakukan secara simultan dalam penelitian.

137

Page 9: BAB Vamheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14742/BAB+V... · Web viewGROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded

1) Open Coding: adalah proses merinci, menguji, membandingkan,

konseptualisasi, dan melakukan kategorisasi data (The process of breaking

down, examining, comparing, conceptualizing, and categorizing data).

2) Axial Coding: adalah suatu perangkat prosedur dimana data dikumpulkan

kembali bersama dengan cara baru setelah open coding, dengan membuat

kaitan antara kategori-kategori. Ini dilakukan dengan memanfaatkan

landasan berpikir (paradigma) coding yang meliputi kondisi-kondisi,

konteks-konteks, aksi strategi-strategi interaksi dan konsekuensi-

konsekuensi. (Axial Coding: A set of procedures where by data are put

back together in new ways after open coding, by making connections

between categories. This is done by utilizing a coding paradigm involving

conditions, context, action/interactional strategies and consequenses-

consequenses).

3) Selective Coding: adalah proses seleksi kategori inti, menghubungkan

secara sistematis ke kategori-kategori lain, melakukan validasi hubungan-

hubungan tersebut, dan dimasukkan ke dalam kategori-kategori yang

diperlukan lebih lanjut untuk perbaikan dan pengembangan. (Selective

Coding: The process of selecting the core category, systematically relating

it to other categories, validating those relationships, and filling in

categories that need futher refinement and development).

Dalam Bab V berikut ini prosedur coding dan 3 (tiga) macam coding

akan diuraikan lebih rinci, dan dalam uraian-uraian selanjutnya kata yang

digunakan adalah coding untuk menggantikan kata pengodean. Namun

sebelum uraian tentang prosedur dan macam-macam coding, akan diuraikan

lebih dulu mengapa coding dalam penelitian kualitatif sangat penting.

b. Kata-kata Lebih Padat Makna Dibandingkan Angka-angka

Miles & Huberman (1992: 86 – 87) menyatakan pendapat yang intinya

dapat dikemukakan sebagai berikut: Dalam penelitian kualitatif data dan

analisis data berupa kata-kata, bukan angka-angka. Kata-kata lebih padat

makna yang terkandung, tetapi sering memiliki makna ganda. Hal ini

menyebabkan sulit untuk bekerja dengan kata-kata. Seperti kata “board”

(bahasa Inggris) dapat diartikan dewan yaitu badan yang dapat membuat

138

Page 10: BAB Vamheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14742/BAB+V... · Web viewGROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded

keputusan, tetapi dapat juga berarti selembar papan kayu. Sebaliknya angka-

angka lebih cepat diproses untuk mendapatkan maknanya. Oleh karena itu

tidak mengherankan apabila kebanyakan peneliti lebih senang bekerja dengan

angka-angka, atau kata-kata yang dikumpulkan, segera diubah dalam bentuk

angka-angka. Apabila hanya memfokuskan semata-mata pada angka-angka,

perhatian akan bergeser dari substansi kepada hitungan, dengan demikian akan

kehilangan keseluruhan makna kualitatifnya. Menurut Miles & Huberman

selanjutnya apabila angka-angka yang berasal dari kata-kata menjadi tidak

bermakna, biasanya tidak ada cara yang sangat memuaskan untuk membuat

lebih dimengerti kecuali kembali pada angka-angka. Menurut Miles &

Huberman pemecahan atas masalah ini adalah tetap menggunakan angka-

angka dan kata-kata secara bersama dalam melakukan analisis data dalam

penelitian kualitatif.

Perlu diperhatikan bahwa angka-angka yang dimaksudkan oleh Miles &

Huberman tersebut bukan berarti angka-angka hasil analisis statistik atau skor

dari data yang dikumpulkan agar dapat dilakukan analisis statistik, melainkan

angka-angka dalam rangka melakukan coding.

Sedang menurut penulis kata-kata dalam rangka membuat coding (berarti

melakukan analisis data) harus dikaitkan dengan konsep yang mengandung

makna tertentu. Suatu konsep mengakomodasikan beberapa kata, misalnya

konsep manajemen mengakomodasikan kata merencanakan, mengatur,

melaksanakan, mengawasi, memberi perintah dan lain-lain. Konsep ini

selanjutnya diperlukan guna menyusun kategori-kategori, yang selanjutnya

dari kategori-kategori tersebut dapat disusun atau dirumuskan ciri-ciri. Dalam

konteks penelitian grounded, dari ciri-ciri kemudian ciri-ciri tersebut dapat

diletakkan dalam garis dimensinya, yang selanjutnya dapat dirumuskan

grounded theory setelah beberapa tahap yang lain dilakukan. Jelaslah disini

dengan kata-kata lebih mudah untuk dikaitkan dengan konsep yang

mengandung makna. Atau dengan kata lain kata-kata lebih padat makna

dibandingkan dengan angka-angka.

139

Page 11: BAB Vamheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14742/BAB+V... · Web viewGROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded

c. Pengertian dan Prosedur Coding

a) Pengertian Coding

Coding pada dasarnya merupakan proses analisis data, yaitu data

dirinci, dikonseptualisasikan dan diletakkan kembali bersama-sama dalam

cara baru. Ini merupakan proses sentral dimana teori-teori dibentuk dari

data (….data are broken down, conceptualized, and put back together in

new ways. It is the central process by which theories are built from data”)

(Strauss and Corbin, 1990: 57).

b) Prosedur Coding

Apa yang menjadikan proses coding sedemikian menarik dalam

pengembangan grounded theory ? Apa yang membuatnya berbeda dari

metoda-metoda analisis yang lain ? Yaitu bahwa metoda ini mempunyai

tujuan yang lebih luas, tidak hanya memungkinkan peneliti memberikan

beberapa tema, atau mengembangkan kerangka kerja deskriptif yang

teoritis berdasarkan konsep-konsep yang terjalin secara longgar. Prosedur

analisis grounded theory juga dirancang untuk:

1) Membangun teori, bukan sekedar melakukan pengujian pada teori

(“Build rather than only test theory”).

2) Memberikan suatu kepastian/ketepatan yang diperlukan dalam proses

penelitian untuk membangun teori ilmu pengetahuan yang lebih baik

(“Give the research process the rigor necessary to make the theory

“good” science”).

3) Membantu analis mengatasi bias-bias dan asumsi yang terbawa dan

dapat berkembang selama penelitian (“Help the analysist to break

through the biases and assumptions brought to, and that can develop

during the research process”).

4) Memberikan dasar (grounding), membangun kepadatan makna

(density), dan mengembangkan kepekaan dan integrasi yang

diperlukan untuk menghasilkan teori yang jelas, kaya, terjalin dengan

ketat, yang sangat mendekati realitas yang diwakilinya. (“Provide the

sensitivity and integration needed to generate rich, tightly woven,

explanatory theory that closely approximates the reality it presents”)

(Strauss and Corbin, 1990: 57).

140

Page 12: BAB Vamheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14742/BAB+V... · Web viewGROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded

Untuk mencapai tujuan atau maksud tersebut diperlukan adanya

keseimbangan antara kreativitas, ketepatan (rigor), ketekunan dan kepekaan

teoritik (theoretical sensitivity). Ini merupakan kombinasi beberapa kualitas

yang tidak mudah, namun semuanya itu jelas diperlukan kapan pun penelitian

dilakukan. Meskipun biasanya tidak dapat diharapkan bahwa peneliti pemula

dapat menghasilkan temuan besar, tetapi dengan usaha keras dan ketekunan

peneliti akan mampu memberikan kontribusi pada bidang kajiannya.

Analisis dalam grounded theory terdiri atas 3 (tiga) tipe utama coding,

yaitu: a) pengodean terbuka (open coding), b) pengodean aksial (axial coding),

c) pengodean selektif (selective coding).

Sebelum diuraikan lebih lanjut apa itu pengodean, terdapat 4 (empat) hal

penting yang harus diketahui, yaitu:

1) Melakukan analisis sesungguhnya adalah membuat interpretasi. Ada

alasan yang bagus untuk itu, seperti yang dikemukakan oleh Diesing

(1971: 14) seorang filsuf ilmu pengetahuan: “Sesungguhnya ilmu

pengetahuan ilmiah sebagian besar merupakan penemuan atau

pengembangan, bukan peniruan; konsep, hipotesis, dan teori tidak

ditemukan dalam keadaan sudah dibuat oleh kenyataan tetapi harus

dibangun”. (Doing analysis is, in fact, making interpretations and there

is good reason for this. As Diesing (1971: 14), a philosopher of science

says: “Actually scientific knowledge is in large part invention or

development rather than an imitation; concepts, hypotheses, and theories

are not found ready-made in reality but must be constructed”).

2) Walaupun ditetapkan prosedur dan teknik tetapi sama sekali tidak

dimaksudkan agar peneliti hanya terpaku pada prosedur dan teknik

tersebut. Diesing (1971: 14) mengemukakan: “Prosedur tidak bersifat

mekanistis atau otomatis, bukan pula sebuah algoritma yang dijamin

dapat memberikan hasil. Prosedur dan teknik hanya diterapkan secara

fleksibel menurut situasi, dan berbagai alternatif tersedia dalam tiap

langkah” (The second is that while we set these procedures and

techniques before you, we do not at all wish to imply rigid adherence to

them. Again to quote Diesing (1971: 14) “The procedure are not

mechanical or automatic, nor do they constitute an algorithm quaranted

141

Page 13: BAB Vamheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14742/BAB+V... · Web viewGROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded

to give results. They are rather to be applied flexibly according to

circumstances; their order may vary and alternatives are available at

every step”).

3) Teknik umum yang merupakan inti dari semua prosedur pengodean

untuk membantu penggunaan prosedur agar menjadi fleksibel adalah

pengajuan pertanyaan. Peneliti harus mengajukan pertanyaan selama

melakukan penelitian. Agar fenomena dapat dipahami dengan baik,

peneliti dituntut mengajukan banyak pertanyaan, berkaitan dengan

fenomena yang sedang dikaji, termasuk ciri-ciri, dimensi, dan

komponen-komponen paradigma fenomena tersebut. (“In fact, one

general technique that is central to all coding procedures and that help

to ensure your flexible use of those procedur is the asking questions. You

should be asking questions all along the course of your research project.

As you read the next chapters, you will see so many questions being

asked about the phenomena under study, and about their various

properties, dimensions, paradigm components, and so forth, that is some

reasons you wishes to keep track of them you would be hard pressed to

do so ……”).

Catatan penulis: pertanyaan penelitian dalam penelitian kualitatif tidak

hanya digunakan dalam upaya mendapatkan pemahaman yang

mendalam dari permasalahan yang diteliti, tetapi dalam konteks

grounded theory, pertanyaan digunakan dalam rangka menemukan

konsep-konsep yang sama guna penyusunan kategori-kategori,

menemukan ciri-ciri yang sama guna penyusunan dimensi-dimensi

sebagai dasar-dasar penyusunan teori.

4) Sangat disarankan untuk mempelajari semua prosedur pengodean secara

lebih rinci. Setiap prosedur harus dimengerti sebelum menuju proses

selanjutnya, dengan demikian dimiliki pemahaman yang lebih baik.

Apabila prosedur ini dipahami dan dipraktekkan dengan baik, maka

pengodean itu akan menjadi alat penelitian yang benar-benar efektif.

(“We strongly recommend that after reading the chapters on coding

(rapidly if you wish), that then you study each in great detail. These

chapters (5 – 10) cover basic analytic procedures and their logic. Each

142

Page 14: BAB Vamheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14742/BAB+V... · Web viewGROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded

procedure must be understood before proceeding to the next, otherwise

your overall understanding of them will be less secure than you would

wish. Once grasped and practiced they become really effective research

tools”).

d. Pengodean Terbuka (Open Coding)

a) Istilah-istilah yang akan digunakan

Sebelum diuraikan tentang seluk beluk pengodean terbuka, akan

diuraikan lebih dulu pengertian pengodean terbuka, dan beberapa istilah

yang akan dipergunakan dalam penjelasan pengodean terbuka, yaitu:

1) Konsep; merupakan label konseptual yang diberikan pada kejadian-

kejadian, peristiwa-peristiwa yang berlainan, dan hal-hal lain fenomena

lainnya. (“Concepts; conceptual labels placed on discrete happenings,

events, and other instances of fenomena”).

2) Kategori; merupakan klasifikasi konsep. Klasifikasi ini dibuat pada

waktu konsep-konsep diperbandingkan satu dengan yang lain yang

terkait dengan fenomena yang sama. Kemudian konsep-konsep

tersebut dikelompokkan secara bersama-sama dalam suatu tingkat yang

lebih tinggi, yaitu konsep yang lebih abstrak yang disebut kategori.

(“Category: A classification of concepts. This classification is

discovered when concepts are compared one against another and

appear to pertain to similar phenomenon. Thus the concepts are

grouped together under the higher order, more abstract concept called

a category”).

3) Pengodean: proses analisis data. (“The process of analyzing data”).

4) Pencatatan kode: hasil pengodean. Ini merupakan sebuah bentuk

memo. (“Code Notes; The products of coding. These are one type of

memo”).

5) Pengodean terbuka: proses perincian, pengujian, perbandingan,

pengonsepan dan pengkategorian data. (“Open Coding; The process of

breaking down, examining, comparing, conceptualizing and

categorizing data”).

143

Page 15: BAB Vamheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14742/BAB+V... · Web viewGROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded

6) Ciri-ciri: atribut atau karakteristik yang berkenaan dengan suatu

kategori. (“Properties; attributes or characteristics pertaining to a

category”).

7) Dimensi: lokasi ciri sepanjang suatu garis kontinum. (“Dimensions;

Location of properties along a continum”).

8) Dimensionalisasi: proses perincian karakteristik ke dalam dimensi-

dimensinya. (“Dimensionalizing; The process of breaking a property

down into its dimensions”). (Strauss & Corbin, 1990: 61).

Dalam uraian selanjutnya akan dikemukakan contoh konkret

bagaimana melakukan pelabelan, penyusunan dan penamaan kategori,

pengembangan kategori menurut ciri dan dimensi.

b) Pelabelan Fenomena

Strauss & Corbin memberikan contoh tentang pelabelan fenomena

sebagai berikut:

Anda berada dalam sebuah restoran yang cukup mahal tetapi populer.

Restoran tersebut terdiri dari bangunan bertingkat tiga. Tingkat pertama

untuk bar, tingkat dua untuk ruang makan kecil-kecil, tingkat tiga untuk

ruang makan utama dan dapur. Dapur tersebut terbuka, sehingga anda

dapat melihat apa saja yang sedang terjadi. Anda melihat ada seorang

wanita berpakaian merah. Ia hanya berdiri di dapur, tetapi menurut akal

sehat tidak mungkin pemilik restoran menggaji seseorang hanya untuk

berdiri. Rasa ingin tahu anda terusik, dan anda memutuskan untuk

melakukan analisis induktif untuk mencari tahu apa sesungguhnya

pekerjaan wanita tersebut.

Anda memperhatikan bahwa wanita tersebut sedang memperhatikan

secara serius sekeliling dapur, juga tempat para juru masak (koki) bekerja

dan wanita tersebut juga memperhatikan secara seksama apa yang sedang

terjadi. Lalu anda memberikan label “memperhatikan” (“watching”).

Selanjutnya datang seseorang padanya dan mengajukan pertanyaan, dan

wanita berbaju merah tadi menjawab. Anda memberi label “penyampaian

informasi” (“information passing”). Wanita tersebut tampak

memperhatikan segala sesuatu yang ada di dapur dan diruang makan lalu

anda memberikan label “pemerhati” (“attentiveness”). Wanita berbaju

144

Page 16: BAB Vamheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14742/BAB+V... · Web viewGROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded

merah tadi berjalan dan memberi tahu seseorang petugas yang membawa

makanan sehingga anda memberi label “penyampaian informasi”

(“information passing”). Walaupun ia berdiri ditengah-tengah kegiatan

para pekerja, ia tidak tampak melakukan intervensi misalnya mengambil

alih pekerjaan dari para pekerja, sehingga anda memberi label “tidak

mengintervensi” (“unintrusiveness”). Selanjutnya wanita tersebut berjalan

memperhatikan setiap orang dan segala sesuatu, sehingga anda memberi

label “memonitor” (“monitoring”). Kelihatannya ia memperhatikan

kualitas pelayanan, memperhatikan bagaimana pelayan berinteraksi

dengan pelanggan, memperhatikan bagaimana pekerja merespon

pelanggan, waktu pelayanan, berapa lama waktu yang diperlukan

pelanggan duduk sampai menyampaikan pesanan, memperhatikan pekerja

mengantar makanan, memperhatikan respon pelanggan, kepuasan

pelanggan terhadap pelayanan yang diterima.

Selanjutnya pelayan datang dengan pesanan untuk pesta besar, wanita

berbaju merah tadi bergerak untuk membantunya, ia “menawarkan

bantuan” (“providing assistance”). Wanita tadi tampak seolah-olah ia tahu

betul apa yang sedang ia lakukan, dan ia mempunyai

kompetensi/kemampuan untuk itu, ini berarti ia “berpengalaman”

(“experienced”).

Ia berjalan menuju tembok dekat dapur dan memperhatikan apa yang

ada pada jadwal, berarti ia melakukan “pengumpulan informasi”

(“information gathering”).

c) Penemuan dan Penamaan Kategori

Selanjutnya label-label dari berbagai konsep tersebut harus

dikelompokkan ke dalam konsep yang lebih abstrak. Konsep yang lebih

abstrak ini mencakup seluruh konsep sejenis yang di bawahnya (kurang

abstrak). Proses pengelompokkan konsep yang sama disebut kategorisasi.

Contoh konkret kegiatan-kegiatan wanita berbaju merah tersebut di atas

yang melakukan kegiatan memperhatikan (watching) sekeliling dapur,

memberikan informasi (information passing) kepada para pengunjung,

memperhatikan (attentiveness) segala sesuatu yang ada di dapur dan di

ruang makan. Memonitor (monitoring) yaitu memperhatikan setiap orang

145

Page 17: BAB Vamheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14742/BAB+V... · Web viewGROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded

dan segala sesuatu yang terjadi, termasuk memperhatikan kualitas

pelayanan, memperhatikan bagaimana petugas berinteraksi dengan

pelanggan, petugas merespon pelanggan, waktu pelayanan, berapa lama

waktu yang diperlukan pelanggan mulai dari duduk sampai menyampaikan

pesanan. Juga memperhatikan petugas mengantar makanan,

memperhatikan respon pelanggan, kepuasan pelanggan terhadap pelayanan

yang diterima. Semua kegiatan tersebut di atas dapat dikategorisasikan ke

dalam konsep yang lebih abstrak yaitu memonitor (monitoring). Sedang

bahwa wanita yang berbaju merah mempunyai kemampuan atau

kompetensi sehingga ia diberi label “berpengalaman” (“experienced”)

tidak dapat dimasukkan ke dalam kategori monitoring.

Di samping melakukan monitoring, wanita berbaju merah juga

melakukan kegiatan menilai dan memperhatikan atau menjaga jalannya

pekerjaan. Karena pekerjaannya berkaitan dengan makanan, maka menilai

dan menjaga jalannya pekerjaan tersebut diberi label pengatur makanan.

Selanjutnya label “pengatur makanan”, label “tidak mengintervensi” dan

label “berpengalaman” dikategorisasikan ke dalam konsep yang lebih

abstrak yaitu “pengaturan makanan yang baik”. Kategori “pengaturan

makanan yang baik” dan kategori “monitoring” dapat dikategorisasikan ke

dalam konsep yang lebih abstrak lagi yaitu “pengawas restoran yang baik”,

karena pekerjaan memonitori dan mengatur makanan dilakukan dalam

konteks rumah makan atau restoran.

d) Penyusunan Kategori berdasarkan Ciri-ciri dan Dimensi

Selanjutnya pengembangan kategori menurut ciri-ciri (properties) dan

dimensi-dimensi dilakukan sebagai berikut: Ciri dan dimensi merupakan

hal yang penting untuk dipahami dan dikembangkan karena ciri dan

dimensi itu membentuk dasar untuk membuat hubungan antara kategori

dengan subkategori. Ciri dan dimensi ini juga diperlukan untuk melakukan

analisis guna mengembangkan atau membangun grounded theory. Contoh

ciri dan dimensi dari kegiatan wanita berbaju merah dapat dijelaskan

sebagai berikut:

Telah diketahui ternyata bahwa wanita berbaju merah adalah bukan

wanita misterius tetapi wanita yang memiliki profesi pengatur makanan.

146

Page 18: BAB Vamheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14742/BAB+V... · Web viewGROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded

Kegiatan-kegiatan wanita berbaju merah diberikan kategori “pengatur

makanan” paling tidak memberi kesan ia bukan pelanggan yang mungkin

juga berbaju merah. Dari kategori dapat dirinci dalam subkategori dari

jenis pekerjaannya, yaitu: mengamati, memantau, membantu, melihat

jadwal, memberikan informasi, dan lain sebagainya. Selanjutnya dari

setiap subkategori misalnya subkategori mengamati dapat dilihat dari

frekuensinya, durasi waktunya, bagaimana pekerjaan itu dilakukan, siapa

saja yang terlibat, dan lain sebagainya. Dari segi frekuensi dapat

didimensionalkan dengan membuat pertanyaan: “Seberapa sering ia

mengamati pekerjaan tersebut ?“ Dari pertanyaan dapat diperoleh jawaban

sering sekali, sering, jarang, jarang sekali dan lain sebagainya.

Mengamati juga dapat dilihat dari dimensi intensitasnya. Apakah

intensitasnya rendah atau tinggi. Mengamati juga dapat dilihat dari

dimensi durasi waktunya yaitu: lama atau sebentar. Demikian juga

subkategori memberikan informasi dapat dilihat dari dimensi sedikit atau

banyak informasi yang diberikan, dimensi cara memberikan informasi:

dengan cara tertulis atau lisan, secara terbuka atau tertutup, dengan suara

lantang atau lembut.

Dari uraian tersebut di atas, yaitu proses pemberian label dari peristiwa

atau kejadian menjadi kategori yaitu abstraksi pada tingkat yang lebih

tinggi, kemudian konsep yang lebih abstrak lagi, kemudian subkategori,

selanjutnya ciri-ciri dan dimensi dapat digambarkan dalam skema sebagai

berikut:

147

Page 19: BAB Vamheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14742/BAB+V... · Web viewGROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded

148

Page 20: BAB Vamheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14742/BAB+V... · Web viewGROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded

e. Pengodean Berporos (Axial Coding)

a) Istilah-istilah yang akan digunakan

Sebelum membahas Axial Coding, akan diuraikan terlebih dahulu

pengertian beberapa istilah yang dipergunakan dalam operasionalisasi

Axial Coding, yaitu:

1) Pengodean Berporos (Axial Coding) adalah seperangkat prosedur

dimana data disatukan kembali secara baru setelah pengodean terbuka,

dengan membuat hubungan diantara kategori-kategori. Hal ini

dilakukan dengan menggunakan model pengodean yang meliputi

kondisi, konteks, tindakan/strategi interaksi, dan konsekuensi.

(“Axial Coding: A set of procedures where by data are put back

together in new ways after open coding, by making connections

between categories. This is done by utilizing a coding paradigm

involving conditions, context, action/interactional strategies, and

consequences”).

2) Kondisi Sebab-Akibat (Causal Conditions): Peristiwa, insiden,

kejadian yang mengarah pada terjadinya atau perkembangan

fenomena. (“Causal Conditions: Events, incidents, happenings that

lead to lead to the occurance or development of the phenomenon”).

3) Fenomena (phenomenon): Gagasan utama, kejadian, peristiwa, insiden

tentang seperangkat tindakan atau interaksi yang teratur atau

berhubungan. (“Phenomenon: The central idea, event, happening,

incident about which aset of actions or interactions are directed at

managing handling, or to which the set of actions is related”).

4) Konteks (Context): Seperangkat ciri khusus yang berkaitan dengan

suatu fenomena, yaitu; lokasi peristiwa atau kejadian yang

berhubungan dengan fenomena sepanjang rentang suatu dimensi.

Konteks, mewakili (merepresentasikan) serangkaian kondisi tertentu

yang didalamnya terdapat strategi interaksi/strategi tindakan yang

diambil. (“Context: The specific set of properties that pertain to a

phenomenon: that is, the locations of events or incidents pertaining to

a phenomenon along a dimentional range. Context represents the

149

Page 21: BAB Vamheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14742/BAB+V... · Web viewGROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded

particular set of conditions within which the action/interactional

strategies are taken”).

5) Kondisi yang mempengaruhi (Intervening Conditions): Kondisi

struktural yang membuat strategi tindakan/interaksi terjadi, yang

berkaitan dengan fenomena. Kondisi-kondisi ini memperlancar atau

menghambat strategi yang diambil dalam suatu konteks khusus.

(“Intervening Conditions: The structural conditions bearing on

action/interactional strategies that pertain to a phenomenon. They

facilitate or constrain the strategies taken within a specific context”).

(Strauss & Corbin, 1990: 96-97).

b) Proses Pengodean

Seperti telah diuraikan di muka pengodean terbuka (Open Coding)

merinci data sehingga memungkinkan si peneliti menyusun kategori, ciri-

cirinya dan lokasi dimensinya. Pengodean Berporos (Axial Coding)

mengatur data-data itu kembali secara bersama dalam cara-cara yang baru

dengan membuat hubungan di antara kategori dan subkategorinya. Di sini

belum dibahas tentang hubungan beberapa kategori utama untuk

membentuk formulasi teoritis yang menyeluruh (hal ini akan dibahas

dalam Pengodean Selektif (Selective Coding), melainkan masih terbatas

pada pengembangan suatu kategori, tetapi melebihi pengembangan ciri-ciri

dan dimensinya.

Dalam Axial Coding fokus pembahasan adalah membuat

spesifik/khusus suatu kategori dari segi kondisi-kondisi yang muncul, yaitu

konteks (serangkaian ciri-ciri yang khusus) yang terkait; tindakan atau

strategi interaksi yang dilakukan dan dikendalikan; dan konsekuensi dari

strategi-strategi tersebut. Upaya mencari kekhususan/spesifikasi tersebut,

(konteks, strategi dan konsekuensi) adalah merupakan penyusunan

subkategori. Subkategori pada hakekatnya juga merupakan kategori tetapi

dilihat dari kekhususannya/spesifikasinya. Pada Open Coding telah

dimulai meletakkan data-data secara bersama-sama dalam suatu bentuk

yang berhubungan. Walaupun Open Coding dan Axial Coding merupakan

prosedur analisis yang berbeda, tetapi sebenarnya pada waktu si peneliti

150

Page 22: BAB Vamheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14742/BAB+V... · Web viewGROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded

melakukan proses analisis, ia dapat menggunakan salah satu alternatif dari

kedua macam coding tersebut. (“Though open and axial coding are

distinct analytic procedures, when the researcher is actually engaged in

analysis he or she alternates between the two modes”).

Sebelum dibahas mengenai bagaimana membuat spesifikasi dari

kategori melalui Axial Coding, ada beberapa hal yang perlu diketahui,

yaitu:

1) Pada waktu melakukan Open Coding berbagai macam kategori

diidentifikasi. Misalnya suatu kategori mempunyai kekhususan yang

bersifat kondisi, sementara kategori lain menunjukkan

tindakan/strategi interaksi, kategori lain menunjukkan konsekuensi

dari tindakan/ strategi interaksi.

2) Label-label konseptual yang ada tidak harus selalu ditempatkan pada

kategori kondisi, strategi dan konsekuensi. Tetapi apabila memang

menghadapi fenomena atau peristiwa yang dapat dibedakan seperti itu

sebaiknya dilakukan penyusunan subkategori seperti itu, misalnya:

Ada subjek yang sakit/menderita sakit (kondisi), subjek tadi mengalami

demam (fenomena), lalu ia minum amoxilin (strategi), setelah

beberapa saat ia merasa baik (konsekuensi). Sehingga tersusun tiga

subkategori yaitu subkategori kondisi, fenomena, strategi dan

konsekuensi.

3) Dengan tersusunnya subkategori-subkategori, maka dapat disusun ciri-

ciri seperti durasi, tingkatan dan intensitas. Dari durasi, tingkatan dan

intensitas ini dapat ditentukan lokasi dimensinya dan lokasi dimensi ini

terkait dengan penyusunan teori.

4) Dalam Axial Coding, subkategori-subkategori dihubungkan dengan

kategori-kategori melalui sebuah model yang disebut “model

hubungan” (penulis).

Selanjutnya akan diuraikan tentang “Model Hubungan” dan contohnya.

Dalam Grounded Theory subkategori dihubungkan dengan suatu kategori

dalam seperangkat hubungan yang menunjukkan kondisi sebab akibat,

fenomena, konteks, kondisi-kondisi yang mempengaruhi, tindakan/strategi

151

Page 23: BAB Vamheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14742/BAB+V... · Web viewGROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded

interaksi, dan konsekuensi. Model Hubungan tersebut dapat digambarkan

sebagai berikut:

(A) KONDISI SEBAB AKIBAT (B) FENOMENA

(C) KONTEKS (D) KONDISI YANG MEMPENGARUHI

(E) TINDAKAN / STRATEGI INTERAKSI (F) KONSEKUENSI

Akan dijelaskan masing-masing subkategori-subkategori tersebut sebagai

berikut:

1) Fenomena

Fenomena adalah gagasan utama, kejadian, peristiwa, tentang

seperangkat tindakan/interaksi atau yang teratur, atau berhubungan.

Untuk mengidentifikasi fenomena dilakukan dengan mengajukan

pertanyaan: “Data ini mengacu kepada hal apa ?” “Tindakan atau

interaksi itu tentang hal apa ?”

2) Kondisi Sebab Akibat

Istilah ini mengacu kepada peristiwa atau kejadian yang mengarah

pada terjadinya atau perkembangan suatu fenomena. Sebagai misal,

apabila kita tertarik dengan fenomena rasa sakit, kita mungkin

menemukan bahwa rasa sakit itu disebabkan oleh kaki patah atau sakit

encok. Kejadian seperti itu menyebabkan atau membawa pengalaman

rasa sakit. Dengan “Model Hubungan”, pengalaman rasa sakit dapat

digambarkan sebagai berikut:

Kondisi Sebab Akibat

Kaki patah atau menderita Fenomena sakit

Encok

Selanjutnya kita dapat lebih spesifik mendiskripsikan kondisi sebab

akibat kaki patah, yaitu mengidentifikasi ciri-cirinya dan lokasi

dimensional dari ciri-ciri tersebut. Kondisi kaki patah tersebut

misalnya keretakannya lebih dari satu, misalnya ada dua, dan salah

satu keretakannya lebih serius. Selanjutnya penderita kaki patah

tersebut ternyata misalnya tidak mengalami kelumpuhan, sehingga

sistem syarafnya tetap berfungsi. Dengan demikian dapat dibedakan

bagian kaki yang mana yang lebih serius atau lebih terasa sakit. Ini

berarti kita dapat melihat ciri-cirinya serta dimensi khusus dari kondisi

152

Page 24: BAB Vamheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14742/BAB+V... · Web viewGROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded

sebab akibat kaki patah. Secara singkat kondisi sebab akibat kaki patah

tersebut dapat dikemukakan ciri-cirinya, yaitu: keretakannya banyak

(lebih dari satu), ternyata keretakannya ada 2 misalnya, jadi bersifat

ganda dan ternyata misalnya ada bagian kaki yang retak mempunyai

rasa sakit yang lebih serius. Dan dapat digambarkan pula dimensinya

misalnya intensitasnya tinggi, durasinya terus menerus, lokasinya kaki

bagian bawah. Sehingga apabila digambarkan didapatkan diagram

sebagai berikut:

Kondisi Sebab Akibat

Kaki Patah

Ciri Kaki Patah Dimensi Khusus Rasa Sakit

- Keretakan yang banyak intensitas tinggi

- Keretakan ganda durasi terus menerus

- Adanya rasa sakit lokasi kaki bagian bawah

3) Konteks

Sebuah konteks merepresentasikan serangkaian ciri khusus yang

berkenaan dengan fenomena, yaitu lokasi kejadian yang berkaitan

dengan fenomena sepanjang rentang dimensional. Konteks pada waktu

yang sama juga merupakan seperangkat kondisi khusus yang di

dalamnya terdapat tindakan/strategi interaksi digunakan untuk

mengatur, menangani, menjalankan dan merespon fenomena khusus.

Untuk menjelaskan masalah konteks ini mari kita kembali pada

contoh kaki patah. Kaki patah menunjuk rasa sakit. Apabila kita hanya

mengetahui hal itu saja atau apabila pengetahuan kita terbatas pada hal

itu saja maka kita mengalami kesulitan untuk mengobatinya. Kita

harus mengetahui sebab-sebabnya sehingga kaki menjadi patah,

demikian seluk beluk rasa sakitnya agar dapat ditangani. Demikian

pula dengan kaki yang patah, kita perlu mengetahui secara khusus

kapan kaki itu patah, bagaimana patahnya yaitu jumlah dan jenis

keretakannya. Tentang rasa sakit, kita perlu tahu bagian mana yang

lebih serius rasa sakitnya, bagaimana kronologisnya, durasinya,

lokasinya, intensitasnya dan lain sebagainya.

Hal tersebut apabila disusun dalam diagram adalah sebagai berikut:

153

Fenomena Sakit

Page 25: BAB Vamheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14742/BAB+V... · Web viewGROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded

Kondisi Sebab Akibat Fenomena

- Kaki Patah Rasa sakit

Ciri Kaki Patah Dimensi-dimensi Khusus dari Rasa Sakit

- Keretakan yang banyak intensitas tinggi

- Keretakan ganda durasi terus menerus

- Adanya rasa sakit lokasi kaki bagian bawah

- Patah dua jam lalu kronologi lebih awal

- Jatuh dijalan yang licin memperoleh bantuan segera

Konteks Penanganan Rasa Sakit

Dalam kondisi dimana rasa sakit:

Terus menerus, intensitas tinggi, berada di kaki bagian bawah, lebih

awal dirasakan, dan bantuan didapatkan segera;

4) Kondisi yang mempengaruhi

Kondisi ini berfungsi untuk memperlancar atau menghambat

tindakan/strategi interaksi yang dilakukan dalam konteks yang khusus.

Contoh kondisi yang mempengaruhi dapat dilihat dalam uraian berikut:

Anda sakit dan membutuhkan pengobatan, tetapi hanya dapat diperoleh

pada Rumah Sakit yang jaraknya jauh. Ini berarti anda tidak dapat

segera mendapatkan pengobatan, anda harus berpacu untuk

mendapatkan pengobatan dengan jarak yang jauh. Kondisi intervening

berkaitan dengan tindakan/strategi interaksi. Kondisi dapat dalam

bentuk: waktu, ruang, budaya, status ekonomi, karir, sejarah, riwayat

hidup individu. Kondisi-kondisi memiliki rentangan dari yang paling

dekat atau pendek sampai dengan yang paling jauh atau panjang.

Sebagai contoh orang yang kakinya patah. Orang tadi berada di

hutan dan misalnya dia seorang diri tanpa adanya teman, kondisi

seperti ini tentu akan sangat berbeda dalam waktu untuk mendapatkan

pengobatan dibandingkan dengan orang yang berada dikota. Hal lain

yang perlu diperhatikan yaitu ciri-cirinya misalnya tentang biodata

seperti: umur, penyakit lain yang pernah dialami atau sedang dialami,

sejarah penyakit yang pernah dialami, pandangannya/persepsinya

mengenai perasaan sakitnya dan pengobatannya. Juga ciri tentang

154

Page 26: BAB Vamheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14742/BAB+V... · Web viewGROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded

cara/teknik pengobatan yaitu peralatan yang tersedia, prosedur

pengobatannya, obat yang tersedia, dan seterusnya.

Tidak semua kondisi dapat diterapkan untuk setiap situasi. Terserah

kepada peneliti untuk mengidentifikasi yang mana yang akan

digunakan dan dirangkai dalam analisis, yang penting untuk diingat

apakah kondisi itu memperlancar atau menghambat tindakan/strategi

interaksi, dan kapan tindakan/strategi interaksi itu dilakukan.

Dari uraian tersebut di atas, yaitu proses dari kondisi sebab akibat,

fenomena, ciri-ciri (kaki patah) atau konteks, dimensi khusus,

kemudian kondisi intervening (kondisi yang memfasilitasi atau

menghambat) apabila digambarkan dalam skema/”Model Hubungan”

adalah sebagai berikut:

155

Page 27: BAB Vamheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14742/BAB+V... · Web viewGROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded

156

Page 28: BAB Vamheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14742/BAB+V... · Web viewGROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded

5) Strategi Tindakan / Strategi Interaksi

Pada dasarnya Grounded Theory merupakan metoda penyusunan

teori yang berorientasi pada tindakan/interaksi. Tindakan/interaksi

memiliki sejumlah ciri, yaitu:

a) Tindakan/interaksi itu merupakan suatu proses yang bergerak

secara alamiah. Jadi dapat dipelajari berdasarkan urutan, atau

berdasarkan geraknya atau perubahannya pada setiap saat.

b) Tindakan/interaksi berorientasi pada tujuan atau mempunyai tujuan

dan dilakukan berdasarkan beberapa alasan untuk merespon atau

menangani fenomena.

c) Tindakan/interaksi pada dasarnya merupakan strategi sehingga

disebut sebagai tindakan/strategi interaksi, dan bertujuan untuk

merespon atau menangani fenomena. Apabila tindakan/ interaksi

ini gagal, misalnya tidak merespon fenomena, tindakan/ interaksi

ini tetap penting. Misalnya seseorang yang seharusnya melakukan

suatu tindakan misalnya mencari Rumah Sakit atau dokter untuk

mengobati penyakitnya tetapi tidak melakukan, perlu

dipertanyakan, mengapa ia tidak melakukannya.

Apabila proses ini digambarkan dapat dilihat dalam diagram

sebagai berikut:

Kondisi Sebab Akibat Fenomena

- Kaki Patah Rasa sakit

Ciri Kaki Patah Dimensi Khusus dari Rasa Sakit

- Keretakan yang banyak intensitas tinggi

- Keretakan ganda durasi terus menerus

- Adanya rasa sakit lokasi kaki bagian bawah

- Patah dua jam lalu kronologi lebih awal

- Jatuh di hutan bantuan yang diperoleh menunggu lama

potensi adanya konsekuensi tinggi

Konteks Penanganan Rasa Sakit

Kondisi di mana sakit adalah:

157

Page 29: BAB Vamheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14742/BAB+V... · Web viewGROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded

- Intensitas tinggi, terus menerus, berlokasi di kaki bagian bawah, lebih

awal dirasakan, bantuan didapatkan lama, dan potensi konsekuensi

tinggi.

Strategi untuk Penanganan Sakit

- Membalut kaki

- Pergi untuk meminta bantuan darurat

- Menjaga agar orang itu tetap hangat

Kondisi Intervening

- Kurang pelatihan pada pertolongan pertama

- Tidak ada selimut

- Jaraknya jauh untuk meminta bantuan

Dari uraian tersebut di atas, yaitu proses dari kondisi sebab akibat,

fenomena, ciri-ciri (kaki patah) atau konteks, dimensi khusus,

kemudian tindakan/strategi interaksi, dan kondisi intervening (kondisi

yang memfasilitasi/yang menghambat) apabila digambarkan dalam

skema/ ”Model Hubungan” adalah sebagai berikut:

158

Page 30: BAB Vamheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14742/BAB+V... · Web viewGROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded

159

Page 31: BAB Vamheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14742/BAB+V... · Web viewGROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded

Dalam diagram tersebut terlihat dengan jelas strategi tindakan yang

diambil menghadapi kondisi sakit yang mempunyai intensitas tinggi,

terus menerus, berlokasi di kaki bagian bawah, lebih awal dirasakan

dan seterusnya adalah dengan melakukan: membalut kaki, pergi

meminta bantuan darurat, mempertahankan agar orang tersebut tetap

hangat.

Dengan kondisi tersebut di atas terdapat adanya petunjuk-petunjuk

tertentu tentang beberapa strategi, yaitu aksi yang berdasarkan pada

kata kerja atau prinsip-prinsip. Hal ini dapat dilihat dari contoh berikut.

Contoh seandainya seseorang melakukan penelitian tentang alur kerja

(work flow) dalam suatu unit Rumah Sakit dan bagaimana peran

Kepala Perawat untuk menjaga alur kerja agar berjalan sebagaimana

mestinya, kita lihat hal berikut dalam data kita:

Ketika terjadi konflik yang cukup parah di antara petugas shift

malam, dan konflik itu cukup mengganggu kinerja (performance)

petugas, lalu saya datang pada malam itu dan bekerja dengan

petugas shift malam sebentar untuk mengetahui apa yang sedang

terjadi.

Contoh tersebut merupakan suatu fenomena, yaitu alur kerja (work

flow), yang terganggu oleh adanya konflik (konteks), dan Kepala

Perawat yang datang untuk bekerja pada shift malam, sehingga ia dapat

mengetahui apa yang sedang terjadi (ini merupakan tindakan/ strategi

untuk merespon alur kerja yang terganggu).

6) Konsekuensi

Tindakan atau interaksi yang diambil untuk merespon atau

menangani suatu fenomena akan mendapatkan hasil atau konsekuensi.

Hal ini mungkin tidak selalu dapat diprediksi. Kegagalan mengambil

tindakan atau interaksi juga mendapat hasil atau konsekuensi walaupun

mungkin negatif.

Konsekuensi mungkin menjadi aktual tetapi juga menjadi

potensial, dapat terjadi pada waktu sekarang atau waktu yang akan

datang. Konsekuensi dari seperangkat tindakan mungkin menjadi

160

Page 32: BAB Vamheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14742/BAB+V... · Web viewGROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded

bagian dari konteks atau kondisi intervening, yang mempengaruhi

serangkaian tindakan/ interaksi berikutnya.

Contoh tentang kaki patah yang dialami dalam hutan, dan dia

bersama-sama dengan teman-teman yang telah mendapatkan pelatihan

tentang pertolongan pertama, kemudian teman-temannya menyangga

kakinya, membalutnya, selanjutnya pergi minta bantuan. Konsekuensi

dari strategi tindakan tersebut dapat mengurangi rasa sakitnya.

c) Menghubungkan kategori dengan kategori yang lain

Selanjutnya akan diuraikan bagaimana cara menghubungkan suatu

kategori dengan kategori lainnya. Untuk mengetahui hubungan kategori

satu dengan kategori lain, si peneliti perlu mengajukan pertanyaan,

misalnya: “Apakah kategori pengurangan rasa sakit berhubungan

dengan rasa sakit sebagai konsekuensi strategi tindakan yang diambil

untuk mengobati rasa sakit ?” Pertanyaan ini tidak mengarah ke coding

terhadap peristiwa atau kejadian khusus, juga tidak mengarah ke ciri

khusus atau dimensi khusus. Tetapi mengarah pada label konsep dari suatu

kategori apakah berhubungan dengan label konsep kategori yang lain.

Demikian pula misalnya seorang yang mempunyai penyakit encok,

kemudian ia menggunakan strategi tertentu untuk menyembuhkan rasa

sakitnya. Peneliti akan membuat pertanyaan: “Pada kondisi rasa sakit,

strategi tindakan apa yang ia gunakan untuk mengurangi rasa

sakitnya”.

Setelah peneliti mengajukan pertanyaan tersebut, peneliti kembali ke

data untuk mengetahui secara pasti strategi tindakan untuk mengurangi

rasa sakit pada penderita encok dengan melihat hasil interview, atau hasil

observasi atau hasil analisis dokumen. Selanjutnya setelah dari data

didapatkan strategi tindakan untuk mengurangi rasa sakit pada penderita

encok, misalnya dengan pijat refleksi, maka peneliti dapat membuat

pernyataan semacam hipotesis, yaitu: “Apakah seseorang menderita

penyakit encok, rasa sakitnya akan hilang kalau melakukan pijat

refleksi”.

Selanjutnya peneliti mencari bukti-bukti dengan data yang ada untuk

mendukung pernyataan tersebut. Pada waktu yang sama peneliti juga

161

Page 33: BAB Vamheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14742/BAB+V... · Web viewGROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded

mencari data-data yang tidak mendukung pernyataan tersebut. Mungkin

peneliti akan mendapatkan data bahwa ada orang yang tidak melakukan

apa-apa tetapi mendapatkan kesembuhan. Ada juga yang melakukan

strategi yang lain di luar pijat refleksi, ternyata memperoleh kesembuhan.

Tetapi ada pula yang melakukan strategi pijat refleksi ternyata tidak

mendapatkan kesembuhan. Temuan-temuan tersebut tidak harus dibuang.

Temuan-temuan tersebut menambahkan variasi dan pendalaman

pemahaman. Walaupun data menunjukkan adanya variasi, persamaan

bahkan perbedaan sehingga dihasilkan pendalaman pemahaman, tetapi

tetap dapat dilihat tingkat kecenderungannya. Kesimpulan tentang strategi

didasarkan pada strategi yang memiliki tingkat kecenderungan yang tinggi.

Pada saat peneliti membandingkan peristiwa, peneliti bertujuan untuk

mengetahui dimana setiap ciri dapat ditempatkan pada dimensi yang tepat.

Dengan demikian peneliti akan memperoleh kepadatan konseptual dan

akan dapat dihindari banyaknya variasi. Atau dengan kata lain diperoleh

kepadatan konseptual, memiliki spesifikasi dan variasi yang terbatas

sehingga konsep ini dapat diterapkan dalam berbagai fenomena yang ada.

Dari keseluruhan uraian tentang Axial Coding dapat disimpulkan

bahwa Axial Coding merupakan proses menghubungkan subkategori

dengan kategori. Proses tersebut merupakan pemikiran induktif dan

deduktif yang kompleks yang terdiri dari beberapa tahap.

Hal ini dilakukan dengan membuat perbandingan dan mengajukan

pertanyaan seperti pada Open Coding. Tetapi dalam Axial Coding lebih

terfokus pada menemukan dan menghubungkan kategori melalui “Model

Hubungan”. Dalam Axial Coding dapat dikembangkan tiap kategori

(fenomena) berdasarkan hubungan sebab akibat, dapat ditempatkan lokasi

dimensi khusus dari fenomena terkait dengan cirinya, konteksnya,

tindakan/strategi interaksi yang digunakan untuk merespon atau mengelola

fenomena, dan konsekuensi dari tindakan/strategi interaksi yang dilakukan.

162

Page 34: BAB Vamheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14742/BAB+V... · Web viewGROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded

f. Pengodean Selektif (Selective Coding)

a) Istilah-istilah yang digunakan

Sebelum uraian tentang Selective Coding akan dikemukakan beberapa

definisi istilah yang dipergunakan dalam penjelasan tentang Selective

Coding, yaitu:

1) Cerita: Narasi deskriptif mengenai fenomena utama dari suatu studi

(“Story: A descriptive narrative about the central phenomenon of the

study”).

2) Jalan Cerita: Konseptualisasi cerita. Ini merupakan kategori inti.

(“Story Line: The conceptualization of the story. This is the core

category”).

3) Pengodean Selektif: Proses menyeleksi kategori inti, secara sistematis

menghubungkannya dengan kategori yang lain, memvalidasi hubungan

tersebut, dan mengisi kategori-kategori yang memerlukan perbaikan

dan pengembangan lebih lanjut. (“Selective Coding: The process of

selecting the core category, systematically relating it to other

categories that need further refinement and development”).

4) Kategori Inti: Fenomena inti dari semua kategori lain yang terintegrasi

(“Core Category: The central phenomenon around which all the other

categories are integrated”). (Strauss & Corbin, 1990: 116).

b) Proses Pengodean

Dalam uraian tentang Proses Pengodean masalah Cerita (Story) dan

Jalan Cerita (Story Line) tidak diuraikan karena sudah terintegrasi dalam

uraian Proses Pengodean.

Tujuan dari Selective Coding adalah mengintegrasikan kategori untuk

membentuk sebuah grounded theory. Pekerjaan tersebut cukup sulit tetapi

tidak berarti tidak dapat dikerjakan. Pengintegrasian kategori pada

dasarnya tidak banyak berbeda dengan Axial Coding, hanya dalam

melakukan analisis, tingkat keabstrakannya lebih tinggi. Sebenarnya dalam

Axial Coding dibangun dasar atau patokan bagi Selective Coding. Dengan

telah dilakukan Axial Coding kategori telah disusun berdasarkan ciri-ciri

dan dimensi-dimensinya, yang tersusun dalam “Model Hubungan”,

sehingga memberikan kepadatan dan kekayaan kepada kategori.

163

Page 35: BAB Vamheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14742/BAB+V... · Web viewGROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded

Selanjutnya dapat disusun konsep-konsep dengan menghubungkan

kategori-kategori berdasarkan pertanyaan: “Apa yang sedang dikaji ?, Apa

yang ditemukan ?, Kesimpulan apa yang dapat ditarik ? Dari konsep-

konsep yang disusun dengan menggunakan dasar pertanyaan-pertanyaan

tersebut akan dihasilkan grounded theory.

Sebagai ilustrasi tentang prosedur yang harus ditempuh akan diberikan

contoh sebagai berikut: Studi ini terfokus pada bagaimana 20 orang

wanita dengan penyakit kronis menangani kehamilannya. Mereka akan

diwawancarai sejak awal kehamilannya sampai dengan 6 (enam) minggu

setelah kelahiran. Wawancara terstruktur sebanyak 4 (empat) sampai 5

(lima) kali untuk setiap wanita. Wawancara dilakukan setiap 3 (tiga) bulan

selama kehamilan, kemudian wawancara juga dilakukan setiap minggu

selama 6 (enam) minggu setelah kelahiran. Dan diakhiri 1 (satu) kali

wawancara pada 6 (enam) minggu setelah kelahiran. Disamping itu

sebagai tambahan juga dilakukan wawancara informal pada waktu

menunggu kelahiran. Apabila suami hadir pada waktu wawancara, suami

juga diwawancarai dan diobservasi. Apabila mungkin, peneliti juga

menemani wanita-wanita tersebut. Dari hasil penelitian menunjukkan

bahwa terdapat beberapa penyakit yang diderita wanita-wanita hamil

tersebut, di antaranya: diabetes, lever, ginjal, hipertensi. Beberapa wanita

mengalami kombinasi beberapa penyakit dan kronis, seperti diabetes

dengan ginjal. Seorang wanita mengalami transpalansi ginjal. Peneliti

melakukan kajian apakah kombinasi beberapa penyakit kronis

menyebabkan tingginya resiko kehamilan. Apakah wanita-wanita hamil

tersebut dirinya sendiri memainkan peran aktif menangani resiko

kehamilan ?.

Sebagai telah dikemukakan di depan bahwa tujuan Selective Coding

adalah mengintegrasikan kategori ke dalam kategori inti dengan

melakukan analisis yang tingkat keabstrakannya lebih tinggi. Dengan Axial

Coding, kategori-kategori telah disusun berdasarkan ciri-ciri dan

dimensinya, yang tersusun dalam “Model Hubungan”, sehingga

memberikan kepadatan dan kekayaan kepada kategori. Selanjutnya dapat

disusun konsep-konsep dengan menghubungkan kategori-kategori

164

Page 36: BAB Vamheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14742/BAB+V... · Web viewGROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded

berdasarkan pertanyaan: “Apa yang sedang dikaji ?, Apa yang ditemukan?,

Kesimpulan apa yang dapat ditarik ?, Dari konsep-konsep yang disusun

dengan menggunakan dasar pertanyaan-pertanyaan tersebut akan

dihasilkan grounded theory.

Selanjutnya akan dijelaskan bagaimana cara mengintegrasikan

kategori-kategori ke dalam kategori inti. Secara singkat yaitu dengan cara

melakukan konseptualisasi dengan analisis yang tingkat keabstrakannya

lebih tinggi. Untuk itu peneliti pertama-tama perlu menyusun suatu catatan

atau memo yang berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan: “Apa yang

menonjol dari hasil kajian atau penelitian ini ?“ “Mana yang oleh peneliti

dianggap menjadi masalah utama ?”. Akan diberi contoh tentang wanita

hamil yang mempunyai penyakit kronis. Dari hasil menyusun kategori-

kategori berdasarkan “Model Hubungan”, yang dilanjutkan dengan

menyimpulkan kondisi, tindakan/strategi dalam penanganan kondisi, dan

konsekuensi dari adanya strategi yang diambil, peneliti membuat catatan

atau memo yang berisi rangkaian hubungan kategori sebagai berikut:

“Tiap-tiap kehamilan yang ditangani dari resiko atas kehamilan atau

penyakit yang dideritanya, berarti hal ini dipedulikan, dan apabila tidak

ditangani berarti tidak dipedulikan. Wanita-wanita yang menangani resiko

atas kehamilan dan penyakitnya bertujuan mendapatkan bayi yang sehat.

Hasil yang diinginkan yaitu melahirkan bayi sehat tampaknya menjadi

kekuatan utama yang memotivasi mereka untuk melakukan apapun yang

perlu untuk meminimalkan resiko. Namun, mereka bukanlah penerima

layanan yang pasif, tetapi mereka memainkan peran penting dalam proses

penanganan resiko. Mereka tidak hanya bertanggung jawab untuk

memantau kehamilan dan penyakitnya, tetapi juga memutuskan untuk

menentukan cara hidup (regimens) yang harus diikuti. Mereka juga

mempertimbangkan bahaya atau akibat pada bayi yang disebabkan minum

obat tertentu dengan dosis yang tinggi selama kehamilan. Mereka berusaha

membuat keputusan yang benar dengan mempertimbangkan secara hati-

hati tentang resiko yang mungkin timbul. Jika mereka berpikir dokter

membuat keputusan yang salah, mereka melakukan apa yang mereka pikir

seharusnya dilakukan”.

165

Page 37: BAB Vamheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14742/BAB+V... · Web viewGROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded

Catatan atau memo yang dibuat oleh peneliti tersebut merupakan

fenomena yang menonjol yang disimpulkan dari hasil wawancara dan

observasi. Selanjutnya dari deskripsi tersebut kemudian dilakukan

konseptualisasi (analisis dengan tingkat abstraksi yang lebih tinggi).

Dengan melakukan analisis untuk mendapatkan konsep yang memiliki

tingkat abstraksi yang lebih tinggi, peneliti mendapatkan konsep yang

diberi nama “Penanganan Protektif” (“Protective Governing”).

Penanganan (Governing) berarti ibu yang hamil dan berpenyakit

melakukan tindakan untuk mengontrol resiko yang berkaitan dengan

kehamilannya. Protektif (Protective) mengindikasikan bahwa tindakan-

tindakan itu bertujuan memberikan perlindungan. Penentuan kategori inti

ini penting untuk menemukan apakah ada wanita yang tidak melakukan

penanganan protektif. Tetapi dalam penelitian tersebut tidak ditemukan

adanya wanita yang tidak melalukan penanganan protektif.

Bagaimana cara melakukan konseptualisasi apabila ditemukan dua

fenomena yang sama pentingnya. Bagaimana cara mengintegrasikan dua

kategori sehingga tercapai integrasi kategori yang kuat dan pengembangan

kategori yang padat yang diperlukan untuk menyusun grounded theory.

Untuk mengembangkan dua kategori inti yang sama pentingnya, dan

mengintegrasikan keduanya, dan mendeskripsikan secara jelas dan teliti

memang merupakan sesuatu yang tidak mudah. Hal ini juga dialami oleh

peneliti yang sudah berpengalaman. Cara yang dapat dilakukan adalah

memilih salah satu kategori inti, dan menempatkan kategori inti yang lain

sebagai cabang kategori (a subsidiary category), kemudian menguraikan

sebagai teori kedua.

Sebagai contoh dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Strauss &

Corbin, terdapat 2 (dua) fenomena yang muncul secara signifikan. Satu

fenomena adalah adanya penyakit yang kronis dari wanita yang hamil,

tetapi penanganannya dilakukan oleh suami. Sedang fenomena yang kedua

adalah dampak kegagalan penanganan pada biodata (kondisi biologi) pada

wanita hamil yang berpenyakit tadi. Pada waktu melakukan integrasi dua

kategori inti tersebut, pertama diputuskan untuk memfokuskan pada

masalah penyakit dan penanganannya, kedua kategori inti tentang kondisi

166

Page 38: BAB Vamheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14742/BAB+V... · Web viewGROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded

fisik sebagai dampak kegagalan penanganan dijadikan konsep sekunder

yaitu konsep tentang cara-cara penanganan dan dampak-dampak yang

diakibatkan dari cara-cara penanganan.

Untuk mendapatkan gambaran konkret bagaimana dua kategori inti

diintegrasikan, berikut ini akan diberikan contoh dengan cerita sebagai

berikut: “Apabila seorang wanita hamil dan memiliki penyakit kronis akan

mempengaruhi kehamilannya. Ini menyebabkan timbulnya resiko baik

bagi wanita tersebut maupun bayinya. Dua puluh tahun sampai tiga puluh

tahun yang lalu, wanita hamil yang mengalami diabetes, gangguan ginjal

akan sangat beruntung apabila dapat melahirkan dengan selamat. Kondisi

sekarang dengan kemajuan teknologi kedokteran, wanita hamil yang

mengalami penyakit kronis, dapat disembuhkan sehingga tidak

mengganggu kehamilannya. Wanita tadi dengan kemajuan teknologi dapat

disembuhkan dari penyakitnya, dan dapat dijaga keselamatan bayi hingga

dilahirkan. Pada dasarnya semakin parah penyakitnya, semakin sulit

menanganinya, dan semakin besar pula resiko yang menyertainya. Yang

menarik untuk dicatat ternyata wanita tadi tidak hanya mengumpulkan

isyarat (cue) dari dokter, tetapi juga dari pengalamannya masa lalu dengan

penyakit dan kehamilannya. Mereka juga memperhatikan janinnya sendiri,

menafsirkan gerakan dalam perutnya dan memperkirakan pertumbuhan

bayinya sebagai yang mereka rasakan. Semua itu merupakan data untuk

memperkirakan tingkat resiko yang mungkin dihadapi. Wanita hamil tidak

hanya mempertimbangkan resiko pada bayi, tetapi juga pada dirinya

sendiri. Misalnya ia mendapatkan obat dengan dosis yang terlalu tinggi

atau rendah, maka ia akan melakukan negosiasi dengan dokter untuk

mengubah obatnya. Apabila negosiasi tidak berhasil ia akan meninggalkan

rumah sakit, atau melawan nasehat medis, dan menyelamatkan bayinya

dan dirinya dengan caranya sendiri.

Penanganan terhadap kondisi hamilnya dan penyakit kronis yang

diderita merupakan tugas wanita yang hamil tersebut dan tim

kesehatannya. Dengan memasukkan tim kesehatan ke dalam sistem

perawatan kesehatannya, berarti ia mendelegasikan sebagian dari fungsi

penanganan kepada dokter yang merawatnya termasuk kegiatan diagnosis

167

Page 39: BAB Vamheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14742/BAB+V... · Web viewGROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded

dan penentuan perawatan. Dalam strategi penanganan, dokter berfungsi

sebagai pengawasan terhadap resiko yang dapat timbul. Strategi

penanganan bertujuan mengawasi resiko fisik baik pada bayi maupun

wanitanya sendiri, termasuk ketakutan psikologis. Ayah dari bayi juga

mempunyai peranan dalam penanganan resiko, walaupun perannya tidak

langsung, tetapi hanya sebagai pendukung. Ia hadir pada waktu wanita

tersebut memeriksakan kehamilannya, atau pada waktu keputusan harus

diambil. Kadang-kadang resiko tidak dapat dihindari, walaupun ibu dan

tim kesehatan telah bekerja keras, tetapi bayi lahir meninggal misalnya

karena terjadi komplikasi kandungan.

Dengan cerita di atas dapat disusun kategori. Apabila tidak disusun

kategori, maka tetap hanya menjadi daftar masalah. Kategori yang muncul

dari cerita tadi adalah:

- Faktor resiko (sumber resiko). Kategori ini disimpulkan dari hubungan

antara kehamilan dengan penyakit, yang dipandang dapat

menimbulkan resiko. Sehingga hal ini menyebabkan kebutuhan jenis

penanganan khusus yang dinamakan Penanganan Protektif (Protective

Governing).

- Konteks resiko. Kategori ini diidentifikasi sebagai kondisi yang

mengarah pada tindakan. Seperti dalam pengodean axial, konteks

resiko disimpulkan dari interaksi ciri-ciri dalam penanganan protektif.

Konteksnya bervariasi menurut rangkaian dimensi atau kombinasi dari

tingkat resiko dengan keadaan kehamilan atau penyakit.

- Penafsiran suatu tindakan. Kategori ini merupakan kondisi intervening

antara penanganan protektif dan konteks resiko. Ini merupakan

penafsiran terhadap isyarat sebagai sarana yang digunakan oleh wanita

untuk menjelaskan tingkat resiko dari kehamilannya. Mereka harus

mengumpulkan informasi mengenai faktor resiko khusus yang

dihadapi, dan keakuratan informasi yang dikumpulkan berdasarkan

pengetahuan, pengalaman kehamilan sebelumnya, penafsiran kejadian-

kejadian selama pemeriksaan sebelum kelahiran.

- Pengawasan merupakan strategi yang digunakan wanita hamil untuk

menangani baik resiko fisik maupun psikologis yang menyertai

168

Page 40: BAB Vamheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14742/BAB+V... · Web viewGROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded

kehamilannya. Walaupun penanganan resiko kehamilan dapat

melibatkan tim kesehatan dan wanita yang hamil itu sendiri, tetapi

dalam contoh ini hanya membahas peran wanita yang hamil itu sendiri.

Kondisi intervening antara penanganan resiko dengan pengawasan itu

penting karena pilihan perawatan selalu terkait dengan keinginan untuk

melahirkan bayi yang sehat. Di sini perlu adanya keseimbangan antara

pilihan perawatan dengan teknologi yang tersedia, ada tidaknya dokter

ahli, dan banyak kondisi intervening yang lain, misalnya pengalaman

dengan penyakit. Kategori hasil penanganan resiko berarti sama

dengan konsekuensi atau hasil akhir dari strategi pengawasan, yaitu

meniadakan faktor-faktor resiko yang ada, sehingga dapat mencapai

kelahiran bayi yang sehat.

Uraian tersebut apabila diurutkan adalah sebagai berikut:

Faktor resiko yang berasosiasi dengan kehamilan dan penyakit kronis

menimbulkan kebutuhan penanganan protektif.

Penanganan protektif dilakukan dengan: - Penafsiran terhadap makna

konteks resiko, yang disusun berdasarkan: - Motivasi, Keseimbangan +

Kondisi intervening lain mengarah pada Strategi atas pengawasan

resiko menghasilkan penyelesaian resiko.

Dari uraian tersebut di atas, yaitu dari adanya faktor/sumber resiko

yang berasosiasi dengan kehamilan dan penyakit kronis menimbulkan

kebutuhan penanganan protektif. Penanganan protektif ini dilakukan

dengan penafsiran makna resiko yang berdasarkan: - Motivasi (melahirkan

dengan selamat).

– Keseimbangan (kebutuhan perawatan dengan teknologi yang tersedia),

dan kondisi intervening lain misalnya pengalaman melahirkan, akan

menghasilkan strategi pengawasan resiko untuk meniadakan faktor-

faktor resiko sehingga dapat dihasilkan penyelesaian resiko yaitu ibu

melahirkan dengan selamat dengan bayi yang sehat. Apabila

digambarkan dengan bagan adalah sebagai berikut:

169

Page 41: BAB Vamheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14742/BAB+V... · Web viewGROUNDED THEORY DAN PENGODEAN (CODING) 1. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GROUNDED THEORY a. Pengertian Grounded

+ +

170

Motivasi Keseimbangan Kondisi Intervening

Penafsiran Makna Resiko

Strategi Pengawasan

Resiko

Penyelesaian Resiko

Penanganan Protektif

Faktor/Sumber Resiko

Kehamilan Penyakit kronis