bab i,ii,iii proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net
TRANSCRIPT
-
8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net
1/35
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan masalah penting dalam kehidupan manusia, karena
dengan adanya pendidikan berarti akan melahirkan manusia yang kreatif dan
mempunyai ide-ide yang cemerlang dalam mengisi masa depan yang lebih maju.
Potensi yang ada pada diri manusia akan berkembang menjadi pribadi yang baik,
apabila dia ahkan dengan sebaik mungkin kearah yang positif.
Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah dilakukan evaluasi sehingga
mendapatkan gambaran yang jelas tentang tinggi rendahnya prestasi belajar siswa
yang dicapai dalam menempuh kegiatan belajar di sekolah. Menurut pendapat Wina
Sanjaya, (2007:125) prestasi belajar siswa juga dipengaruhi oleh beberapa faktor
penting antara lain : (1) materi pelajaran, (2) kondisi siswa, (3) peranan guru (disiplin
dalam belajar), (4) kurikulum, (5) media dan evaluasi.
Peningkatan mutu pendidikan terus digalakkan baik ditingkat pusat maupun
daerah. Seiring dengan perkembangan kebutuhan masyarakat baik lokal maupun
global, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka diadakan
pengembangan di bidang pendidikan, yang sekarang kita kenal dengan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Kurikulum terus berubah karena potensi siswa, kondisi pendidikan,
persaingan global, persaingan pada kemampuan SDM dan persaingan terjadi pada
lembaga pendidikan. Oleh karena itu guru dituntut harus mampu: (a) Menggunakan
1
-
8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net
2/35
2
sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari. (b) Mengenalkan dan
menyajikan sumber belajar. (c) Menerangkan peranan berbagai sumber belajar dalam
pembelajaran. (d) Menyusun tugas-tugas penggunaan sumber belajar dalam bentuk
tingkah laku. (e) Mencari sendiri bahan dari berbagai sumber. (f) Memilih bahan
sesuai dengan prinsip dan teori belajar. (g) Menilai keefektifan penggunaan sumber
belajar sebagai bagian dari bahan pembelajarannya. (h) Merencanakan kegiatan
penggunaan sumber belajar secara efektif.
Di samping kemampuan di atas, guru perlu juga mengetahui proses
komunikasi dalam proses belajar, yang bahannya diperoleh dari teori komunikasi dan
psikologi pendidikan, baik secara fIsik maupun sifat-sifat yang ditimbulkan oleh
faktor lain yang mempengaruhi sumber belajar tersebut, dimana sumber dan
bagaimana cara memberikan pelayanannya. Kemampuan tersebut dimaksudkan
untuk memberikan gambaran bahwa guru perlu menyadari pentingnya kemampuan
khusus yang dikembangkan bila menginginkan proses belajar mencapai sasaran yang
optimal. Sajian ini akan mencoba menyoroti dari 3 (tiga) bagian yaitu, (1) sumber
belajar, (2) pemanfaatan sumber belajar, dan (3) pengelolaan sumber belajar.
Apabila salah satu faktor tersebut tidak dijalankan secara efektif maka
prestasi yang dicapai oleh siswa relatif rendah. Untuk mengatasi hal tersebut maka
guru harus melaksanakan proses belajar mengajar yang lebih efektif, bertata dan
disiplin lagi agar siswa memperoleh kesempatan untuk meningkatkan prestasi belajar
serta dapat mengejar ketinggalan terhadap materi yang dianggap sulit untuk
dipahami oleh siswa, dan meningkatkan minat membaca terhadap siswa. Salah satu
masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses
-
8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net
3/35
3
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran anak kurang didorong untuk
mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas
diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa
untuk mengingat berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang
diingatnya untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Kenyataan ini
berlaku untuk semua mata pelajaran yang ada di sekolah-sekolah, dimana tidak bisa
untuk mengembangkan kemampuan anak untuk berpikir kritis dan sistematis, karena
strategi pembelajaran tidak digunakan secara baik dalam setiap proses pembelajaran
didalam kelas.
Pembelajaran geografi merupakan salah satu mata pelajaran yang
mempelajari tentang fenomena alam yang cukup memberi tantangan bagi guns dan
siswa. Bagi seorang guru, untuk dapat mengajar dengan sempurna harus memahami
berbagai langkah, metode dan model pembelajaran. Sedangkan bagi siswa untuk
dapat berhasil belajar dengan baik harus mempunyai kemampuan berpikir yang
tinggi, dan di dukung oleh peran guru yang mampu membangkitkan semangat belajar
bagi tiap karakter siswa.
Guru yang bukan berlatar belakang geografi umumnya rutin dalam mengajar
yang didasarkan pada pengalaman dan kebiasaan tanpa mengetahui betapa komplek
sebenamya proses belajar mengajar. Guru lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran
sebagai penyampai ilmu pengetahuan kepada siswa, sehingga pelajaran geografi
tidak lebih dari menghafal kata-kata, rumus-rumus, prinsip dan teori fisikanya saja.
Oleh karena guru atau pendidik dituntut agar dapat menciptakan suasana atau situasi
belajar mengajar yang sesuai dengan perkembangan zaman dan IPTEK. Guru harus
-
8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net
4/35
4
mampu menggunakan pendekatan dan metode mengajar yang sesuai dengan bahan
yang diajarkan.
Pengajaran geografi oleh guru yang berlatar belakang geografi lebih bisa
mengembangkan kemampuan, siswa dalam mengenali dan memahami gejala alam
dan kehidupan dalam kaitannya dengan keruangan dan kewilayahan serta
mengembangkan sikap positif dan rasional dalam menghadapi permasalahan yang
timbul sebagai akibat adanya pengaruh manusia terhadap lingkungannya. Disamping
itu pembelajaran geografi juga diharapkan dapat meningkatkan ilmu pengetahuan,
menanamkan dan mengembangkan keterampilan, sikap dan ilmiah pada siswa serta
mencintai dan menghargai kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Pada pembelajaran ini
guru yang berlatar belakang geografi menyampaiakn materi pelajaran sebagai salah
satu strategi untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan.
Disamping itu guru yang berlatar belakang geografi lebih mengusai materi
pelajaran dengan maksud untuk memberikan dorongan kepada siswa agar
mengemukakan pendapat, mengajak siswa berpikir dan sebagai bahan untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam belajar. Cara guru menyampaikan materi
berpengaruh dalam pencapaian hasil belajar dan cara berpikir siswa. Cara bertanya
yang berpengaruh positif bagi kegiatan belajar siswa merupakan cara yang tidak
mudah, cara memberikan pertanyaan yang penuh arti dan menarik merupakan tugas
yang sangat kompleks. Materi dan pertanyaan yang dirumuskan dan digunakan
dengan tepat merupakan alat komunikasi yang ampuh antara guru dan siswa.
Oleh karena itu, keterampilan dan kelancaran menyampaikan materi dari guru
itu perlu dilatih dan ditingkatkan, baik isi materi maupun penyampaian materi dan
-
8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net
5/35
5
pertanyaan kepada siswa, Penguasaan materi dan teknik penyampaian harus disertai
keinginan dan kemampuan guru untuk mendegarkan dengan baik dari siswa,
dilandasi sikap terbuka dan positif terhadap siswa. Aktivitas dan kreativitas guru
dalam memotivasi siswa untuk terlibat langsung dan aktif dalarn pembelajaran
merupakan salah satu aspek yang menentukan keberhasilan pencapaian tujuan belajar
dan lancarnya kegiatan belajar mengajar tersebut, yang mana hal ini akan
berpengaruh terhadap hasil belajar.
Keaktifan guru berlatar belakang bidang studi tampak pada teknik
penyampaian dan penguasaan suatu materi pelajaran akan lebih mengetahui yang
disampaikan kepada siswa, sedangkan guru yang bukan berlatar belakang bidang
studinya kurang mengetahui keaktifan siswa terlihat cara merespon materi pelajaran
yang disampaikan oleh guru tersebut.
Oleh karena itu penulis ingin inelihat sebuah hasil belajar siswa atau prestasi
dari sebuah konsep yang diajarkan dalam mata pelajaran geografi dengan pelajaran
lainnya. Untuk itu penulis ingin melakukan suatu penelitian dengan judul Prestasi
Siswa Diajarkan Guru Berlatar Belakang Pendidikan Geografi dengan Bukan
Geografi Pada SMA Negeri 1 Peudada.
2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalahan yang dapat
penulis rumuskan dalam penelitian ini adalah: Adakah perbedaan prestasi siswa
diajarkan guru berlatar belakang perididikan geografi dengan bukan geografi pada
SMA Negeri 1 Peudada ?
-
8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net
6/35
6
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: Untuk
mengetahui perbedaan prestasi siswa yang diajarkan oleh guru berlatar belakang
pendidikan geografi dengan bukan geografi pada SMA Negeril Peudada.
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan dilaksanakan penelitian ini diharapkan :
1. Dapat bermanfaat bagi penulis dalam memperkaya dan memperoleh
pengalaman serta keterampilan meneliti dan dapat memperluas wawasan.
2. Sebagai pengalaman yang dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi
siswa dalam belajar geografi dan pelajaran yang lain, dengan harapan siswa
dapat lebih aktif.
3. Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih metode mengajar oleh
guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
4. Dapat menjadi bahan masukan bagi guru bidang studi geografi terutama di
SMA Negeri I Peudada.
1.5 Hipotesis
Terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar siswa yang diajarkan
guru berlatar belakang pendidikan geografi dengan yang bukan geografi pada SMA
Negeri I Peudada.
-
8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net
7/35
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kelebihan Guru Berlatar Belakang Pendidikan Geografi dalam Mengajar
Pelajaran Geografi
Guru bidang pelajaran geografi pada dasarnya mempelajari berbagai
komponen fisik muka bumi, mahluk hidup (twnbuhan, hewan dan manusia) di atas
muka bumi, ditinjau dari persamaan dan perbedaan dalam perspektif keruangan yang
terbentuk akibat proses interaksi dan interrelasinya. Untuk mempermudah
mempelajarinya, berbagai persoalan keruangan (spatial problems) dirumuskan dalam
rangkaian pertanyaan. Fenomena keruangan, atau fenomena geografis, baik tentang
aspek fisik maupun aspek non-fisik serta interaksi dan interelasi ke duanya, dalam
proses belajar mengajar dapat dimulai dari yang paling sederhana seperti lokasi
sekolah.
Sebagaimana bidang ilmu lain, ilmu Geografi juga memiliki alat ukur
keruangan seperti jarak antar dua tempat, baik dalam satuan panjang, satuan nilai
ekonomi dan satuan waktu, dan satuan luas (biasanya diekspresikan dalam bidang
datar) dalam hektar atau km2, hasil perhitungan jumlah obyek, baik berdiri sendiri
maupun dalam satuan luas (kepadatan) atau dalam satuan ratio. Di samping disajikan
dalam bentuk diagram, tabel atau gambar profil, sarana penyajian informasi geografi
paling efektif adalah dalam bentuk peta karena sebuah peta dapat memberikan
penjelasan fenomena geografis dalam perspektif keruangan. Berdasarkan
pengamatan, guru biasanya mengambil bahan pelajaran, membuat latihan-latihan
7
-
8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net
8/35
8
maupun penugasan, terutama dari buku teks pelajaran (text book) yang dianjurkan.
Dalam sistem pembelajaran tujuan merupakan komponen yang utama,
dimana segala aktivitas guru dan siswa, diupayakan untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Mengajar adalah proses yang bertujuan, dimana keberhasilan suatu
strategi pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan siswa mencapai tujuan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat ditentukan suatu strategi yang harus
digunakan oleh guru. Guru Pelajaran geografi sering menyampaikan materi dengan
metode ceramah, tanya jawab. Dalam hal ini Sanjaya (2007:132) menjelaskan bahwa
guru bidang studi atau guru spesialisasi suatu pelajaran harus mempertimbangkan
enam aspek, yaitu
1. Aktivitas siswa
Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Strategi
pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak
dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi meliputi aktivitas yang
bersifat psikis seperti aktivitas mental.
2. Individualitas
Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa, walaupun kita
mengajar pada sekelompok siswa, namun pada hakikatnya yang ingin kita
capai adalah perubahan perilaku setiap siswa. Demikian juga dengan guru,
dikatakan guru yang baik dan profesional manakala is menangani anak
didiknya yang banyak, seluruhnya berhasil mencapai tujuannya.
3. Integritas
-
8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net
9/35
9
Mengajar yang harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh
pribadi siswa. Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif
saja, akan tetapi juga meliputi pengembangan aspek efektif dan aspek
psikomotor. Ada sejumlah prinsip khusus dalam pengelolaan pembelajaran,
sebagai berikut
1. Interaktif
Prinsip interaktif mengandung makna bahwa mengajar bukan hanya
sekedar menyampaikan pengetahuan dari guru ke siswa. Mengajar
dianggap sebagai proses mengatur lingkungan yang dapat merangsang
siswa untuk belajar.
2. Inspiratif
Proses pembelajaran adalah proses yang inspiratif yang memungkinkan
siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu. Berbagai informasi dan
proses pemecahan masalah dalam pembelajaran bukan harga mati, yang
bersifat mutlak, akan tetapi merupakan hipotesis yang meransang siswa
untuk mau mencoba dan mengujinya.
3. Menyenangkan
Proses pembelajaran adalah proses yang dapat mengembangkan seluruh
potensi siswa. Seluruh potensi itu hanya dapat berkembang manakal siswa
terbebas dari rasa takut, dan menegangkan. Proses pembelajaran yang
menyenangkan bisa dilakukan dengan cara (1) menata ruangan yang apik
dan menarik, yaitu memenuhi unsur kesehatan, serta memenuhi
unsur keindahan, (2) melalui pengelolaan pembelajaran yang hidup dan
-
8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net
10/35
10
bervariasi, dimana dengan menggunakan pola dan model pembelajaran,
media, dan sumber belajar yang relevan serta gerakan-gerakan guru bidang
studi khusus yang mampu membangkitkan motivasi belajar siswa.
5. Menantang
Proses pembelajaran yang menantang siswa untuk mengembangkan
kemampuan berpikir, yaitu merangsang kerja otak secara maksimal.
Kemampuan siswa dapat ditumbuhkan dengan cara mengembangkan rasa
ingin tahu siswa melalui kegiatan mencoba-coba, berpikir secara intuitif
atau berekplorasi. Apapun yang diberikan guru harus dapat merangsang
siswa untuk berpikir.
6. Motivasi
Motivasi adalah aspek yang sangat penting untuk membelajarkan siswa.
Tanpa adanya motivasi, tidak mungkin siswa memiliki kemauan untuk
belajar. Membangkitkan motivasi merupakan salah satu peran dan tugas
guru dalarn setiap proses pembelajarn, khususnya guru bidang studi.
Kelebihan guru berlatar belakang pendidikan (bidangnya sendiri, seperti
mengajar geografi) adalah peran guru untuk mempertunjukkan kepada siswa segala
sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami setaip pelajaran
yang disampaikan (demonstrator). Ada beberapa konteks guru sebagai demonstrator
guru harus menunjukkan sikap-sikap yang terpuji, menguasai materi, memimpin,
mengarahkan, mengawasi. Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam
implementasi suatu strategi pembelajaran. Tanpa guru bagaimanapun bagus dan
idealnya suatu strategi, maka strategi itu tidak mungkin bisa diaplikasikan.
-
8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net
11/35
11
Keberhasilan implementasikan suatu strategi pembelajarn akan tergantung pada
kepiawaan guru, khususnya guru (bidang studi) dalam menggunakan metode, teknik,
taktik pembelajaran. Setiap guru memiliki pengalaman (khususnya bidang studi),
pengetahuan, kemampuan, gaya, dan bahkan pandangan yang berbeda dalam
mengajar. Guru yang menganggap mengajar hanya sebatas menyampaikan materi
pelajaran akan berbeda dengan guru yang menganggap mengajar adalah suatu proses
pemberian bantuan kepada peserta didik.
Dalam proses pembelajaran guru bidang studi (khususnya pelajaran geografi)
memegang peranan yang sangat penting dimana sebagai teladan bagi siswa yang
diajarkan, tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran. Dengan demikian efektivitas
proses pembelajaran terletak di pundak guru, dimana keberhasilan suatu proses
pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru. Menurut
Sanjaya, (2007:53) Ada sejumlah aspek yang dapat mempengaruhi kualitas proses
pembelajaran dilihat dari faktor guru, yaitu teacher formative experience, teacher
training experience, dan teacher properties.
2.2 Belajar dan Pembelajaran
1. Belajar
Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan
pelatihan. "Sasaran dari kegiatan belajar ialah perubahan tingkah laku, yang
baik menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap, bahkan meliputi segenap
aspek pribadi" (Ahmad Sabri, 2005:20).
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia
-
8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net
12/35
12
dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar
adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang
dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan
latihan. (Hamalik, 2000:28). Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku.
Untuk mengukur apakah seseorang telah belajar, maka diperlukan
perbandingan antara perilaku sebelum dan setelah mengalami kegiatan
belajar.
Perubahan perilaku karena Belajar bersifat relatif permanen. Lamanya
perubahan perilaku yang terjadi pada diri seseorang sukar untuk diukur.
Biasanya perubahan perilaku dapat berlangsung selama satu hari, satu
minggu, satu bulan, dua bulan bahkan bertahun-tahun (Catharina, 2006:3)
Belajar yang efektif dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor
internal meliputi aspek fisik, psikis dan sosial, sedangkan faktor eksternal
meliputi tingkat kesulitan bahan belajar, tempat belajar, iklim atau cuaca dan
suasana lingkungan.
Oleh karena itu Agar belajar berlangsung efektif pada diri siswa,
guru harus menguasai bahan belajar, keterampilan pembelajaran dan evaluasi
pembelajaran secara terpadu. (Catharina, 2006:14).
2. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah upaya penataan lingkunganlyang memberikan
suasana bagi tumbuh dan berkembangnya proses belajar, oleh karena itu
pembelajaran bersifat rekayasa perilaku, maka proses tersebut terikat pada
tujuan. Pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan kepada siswa
-
8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net
13/35
13
untuk berpikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang
dipelajari. Dalam kondisi demikian guru berperan sebagai sumber belajar
bagi siswa, siswa akan belajar apa yang dikeluar dari mulut guru dalam
proses pembelajaran sehari-hari.
Pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada siswa untuk
memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan
kemampuannya.Tentu saja kebebasan yang dimaksud tidak keluar dari
kerangka belajar. Pembelajaran yang bersifaat Humanistik ini mungkin sukar
menerapkan secara penuh, mengingat kondisi sosial dan budaya yang tidak
menunjang, (Nanang Fatah, 2006:49) Setidaknya guru yang humanis atau
siapapun guru tersebut dengan humanistik dapat memberikan layanan belajar
yang menyenangkan bagi siswa, sedangkan bahan belajar tetap berasal dari
kurikulum yang berlaku, hanya gaya mengajar dengan penuh tekanan dan
ancaman dapat dikurangi bahkan dihilangkan.
Tujuan pembelajaran umum adalah tujuan yang hendak dicapai oleh
suatu kesatuan kegiatan pembelajaran, maka tujuan pembelajaran umum baru
mengemukakan secara umum (belum begitu terinci) apa yang diharapkan
dicapai subjek belajar setelah mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan
tujuan pembelajaran khusus sudah secara spesifik mengemukakan secara
rinci, biasanya berupa pesan-pesan pembelajaran yang menjadi indikator
kemampuan hasil belajar yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran
umum.
3. Unsur Dinamis dalam Pembelajaran
-
8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net
14/35
14
Unsur dinamis merupakan unsur yang kondisinya dapat berubah-ubah
dan menunjang proses pembelajaran. (Zahara Idris, 2003:78) Unsur-unsur
tersebut yaitu:
a. Motivasi dan upaya peningkatannya Motivasi bertujuan agar siswa
menjadi lebih terdorong untuk belajar, siswa yang kurang termotivasi akan
cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran, siswa biasanya tidak mau
mendengarkan penjelasan guru, melamun, mengantuk dan diam. Untuk itu
seorang guru harus tanggap terhadap gejala seperti ini dan berusaha
dengan segala cara untuk memulihkan kembali motivasi siswa.
b. Bahan pelajaran harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah
ditetapkan dalam kurikulum. Untuk itu guru dituntut kecermatan dalam
memilih bahan yang diajarkan, bahan pelajaran tersebut harus relevan dan
sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan hidup masyarakat sehari-hari.
c. Alat bantu pembelajaran merupakan segala sesuatu yang direncanakan
guru, biasanya alat peraga dan media yang ada hubungannya dengan
materi yang sedang diajarkan, agar siswa lebih mudah memahami materi
tersebut. Untuk itu guru harus dapat memilih dan menyediakan alat bantu
yang disediakan denganmempertimbangkan karakteristik siswa dan
karakteristik materi yang disiapkan.
d. Kondisi pembelajaran terkait dengan kesiapan siswa dan guru dalam
kegiatan pembelajaran, kesiapan tersebut berupa kesiapan secara
psikologis dan kesiapan fisik.
2.3 Karakteristik Mata Pelajaran Geografi.
-
8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net
15/35
15
1. Hakikat Pengajaran Geografi.
"Studi geografi berkenaan dengan (1) permukaan bumi (geosfer), (2)
alam lingkungan (atmosfer, litosfer, hidrosfer, biosfer), (3) umat manusia
dengan kehidupannya (antroposfer), (4) penyebaran keruangan gejala alam dan
kehidupan termasuk persamaan dan perbedaan, (5) analisis hubungan
keruangan gejala-gejala geografi dipermukaan bumi". (Tilaar, 2004:67)
Pengajaran geografi hakikatnya adalah pengajaran tentang aspek-aspek
keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan
kehidupan umat manusia dengan variasi kewilayahannya.
2. Pengajaran Geografi
Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala alam dan
kehidupan di muka bumi serta interaksi antara manusia dengan lingkungannya
dalam kaitannya dengan hubungan atau susunan keruangan dan kewilayahan.
Gejala alam dan kehidupan itu sudah tentu bisa dipandang sebagai hasil dari
proses alam yang terjadi di bumi, bisa juga dipandang sebagai kegiatan yang
dapat memberi dampak kepada makhluk hidup yang tinggal di atas penmukaan
bumi.
Dalam melaksanakan pembelajaran geografi yang menerapkan
Kurikulum Kompetensi Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) peran Guru Geografi
merupakan faktor penting yang sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan
pelaksanaan proses pembelajaran. Guru Geografi harus mengetahui mulai dari
faktor penyebab munculnya KTSP, strategi pembelajaran, media pembelajaran
yang diperlukan, pelaksanaan tes dan perangkat lainnya penunjang Kurikulum
KTSP. Kurikulum KTSP menuntut guru geografi SMA harus lebih kreatif bukan
-
8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net
16/35
16
hanya sekedar memberi bekal saja, tetapi juga bekal keterampilan hidup yang
terkait dengan bidang geografi. Dalam hal ini Guru Geografi harus mampu
mengelola pembelajaran geografi yang sesuai dengan pembelajaran sepanjang
hayat. Pelajaran geografi difokuskan pada pemberian pengalaman langsung
dengan memanfaatkan dan menerapkan konsep, prinsip dan sains. Dalam kontek
ini siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan untuk
memaharni perilaku atau gejala alam. Ilmu geografi mempunyai kedudukan
yang sangat penting diantara ilmu-ilmu lain karena ilmu geografi sedikit banyak
memberikan kontribusi yang penting dan berarti terhadap penkembangan ilmu
terapan seperti pertanian, perikanan, dan teknologi. (Mulyasa 2006:130).
2.4 Perencanaan Pembelajaran
1. Silabus
Menurut Mulyasa, (2006:167) Salah satu perencanaan pembelajaran
adalah adanya peluang bagi daerah dan sekolah untuk mengembangkan
silabus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing. Sekolah yang
mempunyai kemampuan mandiri dapat menyusun silabus sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan setelah mendapat persetujuan dari Dinas Pendidikan
setempat (Propinsi, Kabupaten/Kota)
Untuk memberi kemudahan kepada daerah dan sekolah dalam
mengembangkan maka dirasakan perlu menyajikan prosedur pengembangan
silabus, yang mencakup perencanaan, dan revisi.
a. Perencanaan.
-
8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net
17/35
17
Dalam perencanaan ini tim pengembang silabus mengumpulkan informasi
dan referensi, serta mengidentifikasi somber belajar termasuk nara somber
yang diperlukan dalam pengembangan silabus.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan penyusunan silabus dapat dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. merumuskan kompetensi dan tujuan pembelajaran, serta menentukan
materi pembelajaran yang memuat kompetensi dasar, hasil belajar,
dan indikator hasil belajar
2. menentukan metode dan teknik pembelajaran sesuai dengan model
pembelajaran
3. menentukan alat penilaian berbasis kelas
c. Revisi
Draf silabus yang telah dikembangkan perlu diuji kelayakannya melalui
analisis kualitas silabus. Berdasarkan hasil uji kelayakan kemudian
dilakukan revisi. Revisi ini pada hakekatnya perlu dilakukan secara
kontinyu dan berkesinambungan, sejak awal penyusunan draf sampai
silabus tersebut dilaksanakan dalam situasi belajar yang sebenarnya.
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam rangka mengimplementasikan program pengajaran, guru harus
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP merupakan
pegangan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran, baik di kelas,
laboraturium dan lapangan untuk setiap kompetensi dasar, (Depdiknas,
-
8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net
18/35
18
2006).
Dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran guru harus
mencantumkan standar kompetensi yang terdapat kompetensi dasar yang
akan disusun dalam rencana program mengajarnya. Di dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran secara rinci harus dimuat, (a) tujuan pembelajaran,
(b) materi pembelajaran, (c) metode pembelajaran, (d) langkah-langkah
pembelajaran, (e) media dan sumber belajar, dan (f) penilaian.
Untuk mempertegas dan memperjelas isi yang ada dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran, yaitu :
a. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran berisi penguasaan kompetensi yang operasional
yang ditargetkan/dicapai dalarn rencana pelaksanaan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk pemyataan yang
operasional dari kompetensi dasar. Apabila rumusan kompetensi dasar
sudah operasional, rumusan tersebutlah yang dijadikan dasar dalarn
merumuskan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat terdiri atas
sebuah tujuan atau beberapa tujuan, (Depdiknas, 2006).
b. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran dikembangkan dengan
mengacu pada materi pokok yang ada dalam silabus.
c. Metode Pernbelajaran
-
8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net
19/35
19
Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan
pelajaran baik secara individual atau secara kelompok,' (Ahmad sabri,
2005:52). Agar tercapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan, seorang
guru harus mengetahui berbagai metode. Dengan memiliki pengetahuan
mengenai sifat berbagai metode maka seorang guru akan lebih mudah
menetapkan metode yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi.
Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat mempenganihi
belajar. Metode mengajar yang kurang baik dapat terjadi karena guru
kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru
menyajikan dengan tidak jelas/sikap guru terhadap siswa dan terhadap
mata pelajaran itu sendiri kurang baik, sehingga siswa kurang senang
terhadap pelajaran atau gurunya, akibatnya siswa malas untuk belajar,
(Slamet, 2003:65).
Kegiatan pembelajaran biasanya hanya menggunakan metode ceramah
saja, siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif dan hanya mencatat saja,
guru harus mencoba metode yang baru yang dapatmembantu
meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Agar siswa dapat belajar
dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan seefektif mengkin.
d. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-
langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah
kegiatan kegiatan memuat unsur kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan
inti dan kegiatan penutup. Membuka pelajaran adalah usaha atau kegiatan
-
8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net
20/35
20
yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk
menciptakan pra kondisi bagi murid agar mental maupun perhatian
terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan
memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar, kegiatan yang
dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental dan
menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan
dipelajarinya, (Ahmad sabri, 2005:104).
e. Media dan Sumber Pembelajaran
Media merupakan alat yang digunakan sebagai perantara untuk
menyampaikan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan
kemajuan audiens (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar mengajar, (Ahmad Sabri, 2005:112).
Guru yang efektif dalam menggunakan media dapat meningkatkan minat
siswa dalam proses belajar mengajar dan siswa akan lebih cepat dan
mudah memahami dan mengerti terhadap mated pelajaran yang
disampaikan oleh guru. Sumber pembelajaran adalah segala sesuatu yang
memudahkan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah
informasi, pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan dalam proses
pembelajaran, (Mulyasa, 2006:48).
Sumber pembelajaran mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus.
Sumber pembelajaran mencakup media atau alat dan bahan yang
digunakan. Bahan yang digunakan sebagai sumber pembelajaran
merupakan buku yang xlevan dan sesuai dengan materi yang akan
-
8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net
21/35
21
diajarkan oleh guru.
f. Penilaian
Penilaian pembelajaran adalah proses pembuatan keputusan nilai
keberhasilan belajar dan pembelajaran secara kuantitatif, (Ahmad Sabri,
2005:139). Penilaian dapat menggunakan teknik tes tertulis uraian, tes
unjuk kerja dan tugas rumah. Evaluasi belajar dan pembelajaran adalah
proses untuk menentukan nilai belajar dan pembelajaran yang
dilaksanakan dengan melalui kegiatan penilaian atau pengukuran belajar
dan pembelajaran, (Ahmad Sabri, 2005:138).
2.5 Pelaksanaan Pembelajaran
Kegiatan awal pembelajaran Kegiatan awal pembelajaran, yaitu kegiatan
yang ditempuh pada saat memulai pelaksanaan pembelajaran meliputi :
a. Menanyakan kehadiran siswa
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan
pelajaran yang belum dikuasai
c. Mengajukan pertanyaan mengenai pelajaran yang telah dibahas
d. Mengulang pelajaran secara singkat, tetapi mencakup semua bahan.
Kegiatan inti pembelajaran yaitu kegiatan pemberian bahan pelajaran
meliputi:
a. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
b. Menjelaskan pokok materi yang akan dibahas.
c. Membahas pokok materi yang telah dituliskan.
d. Memberikan contoh konkrit pada setiap pokok materi yang telah dibahas.
-
8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net
22/35
22
e. Menggunakan media untuk mempermudah pemahaman siswa.
Kegiatan penutup pembelajaran Menjelang akhir suatu jam pelajaran atau
pada akhir setiap penggal kegiatan guru harus melakukan kegiatan menutup
pelajaran, agar siwa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok-pokok materi
pelajaran yang dipelajari.
2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan
Jika ada guru yang mengatakan bahwa dia tidak ingin berhasil dalam
mengajar, adalah ungkapan seorang guru yang sudah putus asa dan jauh dari
kepribadian seorang guru. Betapa tingginya nilai suatu keberhasilan, sampai-sampai
seorang guru berusaha sekuat tenaga dan pikiran mempersiapkan program
pengajarannya dengan baik dan sistematik.
Keberhasilan yang dicita-citakan, tetapi kegagalan yang ditemui, disebabkan
oleh bernagai faktor sebagai penghambatnya, jika keberhasilan itu menjadi
kenyataan, maka berbagai faktor itu juga sebagai pendukungnya. Berbagai faktor
yang dirnaksud adalah : (1) tujuan, (2) guru, (3) anak didik, (4) kegiatan pengajaran,
(5) alat dan bahan evaluasi, serta (6) suasana evaluasi.
1. Tujuan
Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam
kegiatan belajar mengajar. Sedikit banyaknya perumusan tujuan akan
mempengaruhi kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru, dan secara
langsung guru mempengaruhi kegiatan belajar anak didik. Langkah pertama
yang harus guru lakukan dalam menyusun rencana pengajaran adalah tujuan
pembelajaran khusus (TPK). Tujuan pembelajaran khusus ini harus
-
8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net
23/35
23
dirumuskan secara operasional dengan memenuhi syarat-syarat tertentu,
(Syaiful B.D, 2003:124) yaitu
1. Secara spesifik menyatakan perilaku yang akan dicapai.
2. Membatasi dalam keadaan mana perubahan perilaku diharapkan dapat
terjadi (kondisi perubahan perilaku)
3. Secara spesifik menyatakan kriteria perubahan perilaku dalam arti
menggambarkan standar minimal perilaku yang dapat diterima sebagai
hasil yang dicapai.
Akhirnya, tujuan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan
belajar mengajar dalam setiap kali pertemuan kelas.
2. Guru
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan
kepada anak didik di sekolah. Guru adalah orang yang berpengalaman dalam
bidang profesinya. Dengan keilmuan yang dimilikinya, dia dapat menjadikan
anak didik menjadi orang yang cerdas. Latar belakang pendidikan dan
pengalaman mengajar adalah dua aspek yang mempengaruhi kompetensi
seorang guru di bidang pendidikan dan pengajaran.
3. Anak Didik
Anak didik adalah orang yang dengan sengaja datang ke sekolah. Orang
tuanyalah yang memasukannya untuk di didik agar menjadi orang yang
berilmu pengetahuan di kemudian hari. Kepercayaan orang tua anak diterima
oleh guru dengan kesadaran dan penuh keikhlasan, maka jadilah guru sebagai
pengemban tanggung jawab yang diserahkan itu.Anak yang menyenangi
-
8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net
24/35
24
pelajaran tertentu dan kurang menyenangi pelajaran yang lain adalah perilaku
anak yang bermula sikap mereka karena minat yang berlainan.
4. Kegiatan Pengajaran
Pola umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru
dengan anak didik dengan bahan sebagai perantaranya. Guru yang mengajar.
Anak didik yang belajar, maka guru adalah orang yang menciptakan
lingkungan belajar bagi kepentingan belajar anak didik. Anak didik adalah
orang yang digiring ke dalam lingkungan belajar yang telah diciptakan oleh
guru. Gaya mengajar guru berusaha mempengaruhi gaya belajar anak didik,
tetapi gaya mengajar guru lebih dominan mempengaruhi gaya belajar anak
didik. Gaya-gaya mengajar, menurut (Syaiful B.D, 2003:130) dapat
dibedakan kedalam empat macam, yaitu : (1) gaya mengajar klasik, (2) gaya
mengajar teknologis, (3) gaya mengajar personalisasi, dan (4) gaya mengajar
interaksional.
5. Alat dan Bahan Evaluasi
Bahan dan alat evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat di dalam kurikulum
yang sudah dipelajari oleh anak didik guna kepentingan ulangan. Biasanya
bahan pelajaran itu sudah dikemas dalam bentuk buku paket untuk
dikonsumsi oleh anak didik. Setiap naka didik dan guru wajib mempunyai
buku paket tersebut guna kepentingan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Alat-alat evaluasi yang umumnya digunakan tidak hanya benar-salah (true-
false) dan pilihan ganda (multiple-choise), tetapi juga menjodohkan
(matching), melengkapi (completion) dan eesay. Masing-masing alat evaluasi
-
8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net
25/35
25
itu mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan.
6. Suasana Evaluasi
Selain faktor tujuan, guru, anak didik, kegiatan pengajaran, serta bahan dan
alat evaluasi,- faktor suasana evaluasi juga merupakan faktor yang
mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar. Sistem silang adalah teknik
lain dari kegiatan mengelompokkan anak didik dalam rangka evaluasi.
System ini dimaksudkan untuk mendapatkan data hasil evaluasi yang benar-
benar objektif.
2.7 Metode Mengajar dan Prinsip-prinsip Belajar
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tereapai
secara optimal. Dengan demikian metode dalam rangkaian sestem pembelajaran
memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi
pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran,
karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui
penggunaan metode pembelajaran.
Menurut pendapat Wina Sanjaya, (2007:147), metode pembelajaran yang bisa
digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran yaitu : (1) metode
ceramah, (2) metode demontrasi, (3) metode diskusi, (4) metode simulasi.
Prinsip-prinsip belajar yang digunakan harus sudah ada pada calon guru,
dimana prinsip belajar dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda,
dan oleh setiap siswa secara individual. Adapun prinsip-prinsip belajar, Roestiyah
(2001:159) adalah : (1) dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,
-
8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net
26/35
26
meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional, (2)
belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang
sederhana, sehingga siswa mudah menagkap pengertiannya, (3) belajar harusdapat
menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai
tujuan instruksional.
2.8 Mengajar yang Efektif
Mengajar adalah membimbing anak agar mengalami proses belajar. Mengajar
yang efektif adalah mengajar yang dapat membawa belajar anak yang efektif pula.
Belajar disini adalah suatu ektifitas mencari, menemukan dan melihat pokok
masalah. Anak berusaha memecahkan masalah termasuk pendapat bahwa bila
seseorang memiliki kemampuan berfikir, dapat menciptakan puisi atau symphony,
maka dia telah menghasilkan masalah dan menemukan kesimpulan.
Syarat-syarat untuk melaksanakan mengajar yang efektif (Roestiyah,
2001:37) adalah
1. Guru harus mempergunakan banyak metode waktu mengajar. Variasi metode
mengakibatkan penyajian bahan pelajaran lebih menarik perhatian anak.
2. Motivasi, hal ini sangat berperanan pada kemajuan perkembangan anak
selanjutnya melalui proses belajar.
3. Kurikulum yang baik dan seimbang, dimana mampu mengembangkan segala
segi kepribadian anak untuk dapat hidup di dalam masyarakat.4. Guru perlu mempertimbangkan pada perbedaan individual.
5. Guru akan mengajar efektif bila selalu membuat perencanaan sebelum
mengajar.
6. Pengaruh yang sugestif perlu diberikan pula kepada anak.
7. Guru harus mampu menciptakan snmsana yang demokratis di sekolah,
dimana lingkungan yang saling menghormati, dapat mengerti kebutuhan
anak.
Mengajar yang efektif harus dapat mempertirnbangkan hal-hal sebagai
-
8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net
27/35
27
berikut :
1. Penguaasaan bahan pelajaran2. Cinta kepada apa yang diajarkan
3. Pengalaman pribadi dan pengetahuan
4. Variasi metode
5. Seorang guru harus menyadari bahwa dirinya tidak mungkin menguasai dan
mendalami semua bahan pelajaran
6. Bila guru mengajar harus selalu memberikan pengetahuan yang aktual
7. Guru harus berani memberikan pujian
2.9 Iklim Kelas dan Prestasi Belajar
Proses belajar mengajar sangat erat sekali kaitannya dengan lingkungan atau
suasana di mana prose situ berlangsung. Meskipun prestasi belajar juga dipengaruhi
oleh banyak aspek seperti gaya belajar, fasilitas yang tersedia, penga uh iklim kelas
masih sangat penting. Hal ini disebabkan karena peserta didik belajar di ruangan
kelas, lingkungan kelas, baik itu lingkungan fisik maupun non fisik, untuk
mendukung mereka atau menganggu mereka.
Menurut Hadiyanto, (2004:158) iklim yang kondusif antara lain dapat
mendukung : (1) interaksi yang bermanfaat di antara peserta didik, (2) memperjelas
pengalaman-pengalaman guru dan peserta didik, (3) menumbuhkan semangat yang
memungkinkan kegiatan-kegiatan di kelas berlangsung dengan baik, dan (4)
mendukung saling pengertian antara guru dan peserta didik.
Iklim sosial mempunyai pengaruh yang penting terhadap kepuasaan peserta
didik, belajar dan pertumbuhan/perkembangan pribadi, dimana akan mempengaruhi
prestasi belajar peserta didik. Prestasi belajar peserta didik ditentukan oleh banyak
faktor seperti usia, kemampuan dan motivasi, jumlah dan mutu pengajaran,
lingkungan alamiah di rumah dan di kelas. Iklim kelas yang kondusif merupakan
-
8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net
28/35
28
salah satu faktor yang mempengaruhi kesempatan peserta didik untuk sukses.
2.10 Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil pengukuran serta penilaian hasil usaha belajar.
Dalam setiap perbuatan manusia untuk mencapai tujuan selalu diikuti oleh
pengukuran dan penilaian, demikian pula halnya dalam proses belajar. Jadi yang
dimaksud dengan prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang
dinyatakan dalam bentuk simbol angka, huruf, maupun kalimat yang dapat
mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar secara umum yang
mempengaruhi hasil belajar ditunjukkan oleh skema dibawah ini: skema faktor-
faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dilihat bahwa ada dua faktor utama
yakin (1) faktor dari dalam diri siswa dan (2) faktor lingkungan. Faktor kemampuan
yang dimiliki oleh siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang
dicapai. Kebiasaan bisa diartikan sebagai hal yang dilakukan berulang-ulang,
sehingga dalam melakukan itu tanpa memerlukan pemikiran. Misalnya orang yang
terbiasa tidur setelah shalat zhuhur, akan melakukannya setiap hari tanpa begitu
memerlukan pemikiran dan konsentrasi yang penuh. Kebiasaan belajar adalah
segenap perilaku siswa yang ditujukan secara ajeng dari waktu-kewaktu dalam
rangka pelaksanaan studi di sekolah. Perlu diperhatikan bahwa kebiasaan belajar
tidaklah sama dengan ketrampilan belajar. Kebiasaan belajar adalah perilaku belajar
seseorang dari waktu kewaktu dengan cara yang sama, sedangkan ketrampilan
belajar adalah suatu sistem, metode, teknik yang telah dikuasai untuk melakukan
studi.
-
8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net
29/35
29
Kebiasaan belajar bukan merupakan bakat alamiah yang berasal dari faktor
bawaan, tetapi merupakan perilaku yang dipelajari dengan secara sengaja dan sadar
selama beberapa waktu. Karena diulang sepanjang waktu, berbagai perilaku itu
begitu terbiasakan sehingga akhirnya terlaksana secara spontan tanpa memerlukan
pikiran sadar sebagai tanggapan otomatis terhadap sesuatu proses belajar.
Tentu saja kebiasaan belajar adakalanya merupakan kebiasaan belajar yang
baik dan kebiasaan belajar yang buruk. Kebiasaan belajar yang baik akan membantu
peserta didik untuk menguasi pelajarannya, menguasai materi dan meraih sukses
dalam sekolah. Sedangkan kebiasaan belajar yang buruk akan mempersulit peserta
didik untuk memahami pelajarannya dan menghambat kemajuan studi serta
menghambat kesuksesan studi di sekolah. Pembentukan kebiasaan belajar bisa
dipengaruhi oleh imitasi dan sugesti. Kebiasaan belajar yang baik dapat terbentuk
karena lingkungan tempat peserta didik belajar merupakan lingkungan yang sudah
terbiasa melakukan aktivitas belajar secara teratur.
Kebiasaan ini bisa terbentuk secara tidak sadar sejak kecil melalui imitasi dari
keluarga. Yang kedua Sugesti, Emosi seseorang tergantung pada emosi dan sikap
orang banyak. Hal ini sering disebut sebagai herd-instinct atau naluri gerombolan.
Diantara cara membentuk kebiasaan belajar adalah dengan cara berbuat suatu
aktivitas belajar walaupun mengalami kesulitan secara terus menerus. Ketika
kegiatan ini diulang terus menerus maka akan membentuk tipe belajar yang
dikehendaki. Maka terbentuklah suatu kebiasaan belajar sehingga merasa seakan--
akan kurang tepat jika melakukan kegiatan lain.
Kegunaan kebiasaan belajar dalam kehidupan sehari-hari merupakan suatu
-
8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net
30/35
30
hal yang sangat perlu untuk diperhatikan dengan seksama, dimana dengan belajar
yang teratur, maka akan terlihat kepintaran atau kelebihan seseorang dalam
mengikuti suatu proses belajar mengajar berkaitan dengan ini Muhibbin, (2005:65)
menyebutkan bahwa : Kebiasaan dapat menghemat waktu dalam mengerjakan
sesuatu atau memakai pikiran. Hal ini karena suatu kebiasaan mempunyai sifat
spontan yang tidak memerlukan banyak kesengajaan.
Meningkatkan efisiensi manusia. Dengan kebiasaan belajar yang baik maka
sebagian energi yang diperlukan untuk belajar dapat dipergunakan untuk aktivitas
yang lain. Membuat seseorang lebih cermat. Contohnya seorang pelajar yang terbiasa
membuka kamus akan semakin cermat dalam mencari kata-kata karena sudah
terbiasa. Hasil belajar akan lebih maksimal. Dengan kecermatan yang tinggi dan
usaha belajar yang teratur dan ringan dan akan meningkatkan hasil belajar.
Menjadikan seseorang menjadi lebih konsisten dalam kegiatannya seharihari.
Evaluasi hasil belajar seperti yang dikemukakan diatas hasil belajar pada umumnya
diketahui melalui proses evaluasi atau sering disebut sebagai tes. Evaluasi
merupakan penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dalam sebuah program. Evaluasi secara umum dibagi menjadi dua yaitu
evaluasi tes dan non tes. Penilaian non tes terdiri dari skala sikap, daftar periksa
(check list), kuesioner, studi kasus dan portofolio. Skala sikap dan kuesioner sering
digunakan untuk mengukur aspek afeksi siswa.
Sedangkan aspek psikomotorik sering diukur menggunakan check list. Dan
aspek kognitif diukur menggunakan tes. Tes terdiri dari tes lesan, tes tertulis dan tes
perbuatan. Tes tertulis diantaranya adalah tes dengan soal berbentuk uraian baik
-
8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net
31/35
31
uraian terbatas (singkat), uraian bebas/ terbuka, uraian berstruktur dan soal yang
berbentuk obyektif, seperti pilihan ganda, menjodohkan ataupun soal benar-salah.
Sedangkan tes perbuatan dikhususkan untuk mengukur psikomotorik contohnya tes
praktek sholat.
Muhibbin, (2005:70) menyatakan bahwa syarat tes hasil belajar yang baik
harus memenuhi lima syarat. yaitu:
1. Reliabel, artinya sebuah tes harus mempunyai keajegan dalam arti ketika tes
diberikan kepada murid maka hasilnya harus sama ketika tes itu diberikandiwaktu yang lain.
2. Valid. Tes bisa mengukur apa yang seharusnya diukur.
3. Obyektif. Hasil skore tidak tergantung pada subyek yang memberi skore.
Yang kedua obyektif juga seharusnya dicerminkan ketika memeberikan
interprestasi atas skore yang dicapai siswa.
4. Diskriminatif. Tes disusun sedemikian rupa sehingga dapat melacak
perbedaan-perbedaan yang sedetail-detailnya.
5. Komprehensif. Suatu tes dikatakan komprehensif bila tes tersebut mencakup
segala persoalan yang harus diselidiki. Mudah digunakan (praktis).
Penilaian dalam hasil belajar juga dimaksudkan untuk mengetahui sejauh
mana kemajuan anak didik. Hasil yang didapatkan tersebut dirumuskan dalam suatu
buku yang dinamakan buku rapor. Buku rapor tersebut dalam kurikulum berbasis
kompetensi diproses setiap enam bulan sekali atau menggunakan sistem semester.
Biasanya skala yang digunakan adalah 0-100 untuk nilai yang berhubungan dengan
kognitif dan skala A,B,C,D untuk hasil belajar aspek afektif.
-
8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net
32/35
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Sesuai dengan judul Penelitian ini, maka yang menjadi lokasi penelitian
adalah SMA Negeri I Peudada, Kabupaten Bireuen, sedangkan waktu penelitian
sampai dengan selesai.
3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan Deskriptif Kuantitatif, Muhammad,
(2001:120) menjelaskan bahwa: "Metode penelitian deskriptif kuantitatif digunakan
untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi
pada situasi saat ini, dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan
data, klasifikasi data, analisis data dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat
gambaran tentang suatu keadaan secara objektif."
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2001:115).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Peudada
tahun pelajaran 2009/2010, yang terdiri dari 2 kelas, dengan jumlah siswa 90 orang.
Mengingat populasi kurang dari 100 orang, maka seluruhnya dijadikan sebagi'subjek
penelitian, sehingga penelitian ini disebut penelitian populasi.
32
-
8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net
33/35
33
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang penulis lakukan dengan dua cara
pengumpulan data yaitu :
a. Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap subjek penelitian untuk
memperoleh informasi pendukung penelitian. Observasi diharapkan dapat
menjadi instrumen klasifikasi terhadap masalah penelitian.
b. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Metode ini dilakukan dengan mengkaji buku-buku yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti. Adapun manfaat yang diperoleh oleh peneliti dari
kepustakaan ini adalah untuk menggali teori-teori dasar dan konsep yang telah
dikemukakan oleh para ahli terlebih dahulu. Mengikuti perkembangan peneliti
dalam bidang yang diteliti, memperoleh orientasi atau gambaran yang lebih luas
mengenai topik yang dipilih.
c. Dokumentasi dalam penelitian ini adalah pengambilan nilai rapor siswa yang
dijadikan sampel dalam penelitian.
3.5 Teknik Analisa Data
Setelah data penelitian terkumpul semuanya, selanjutnya diolah dengan
menggunakan statistik sederhana, yaitu menghitung dari masing-masing dengan
rumus sebagai berikut:
(Hadi, 2001-268)
Keterangan :
t = RoHo
SDbm
MyMxt
=
-
8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net
34/35
34
Mx = mean sampel x
My = mean sampel y
SDbm = standar kesalahan perbedaan mean
Untuk memperoleh nilai Mx dan My digunakan rumus :
dan
Keterangan :
Fx = Koefisien sampel x
Fy = koefisien sampel y
n = sampel yang diselidiki
Untuk memperoleh nilai SD2Mx dan SD2My digunakan rumus :
MySDMxSDSDbm22
+=
Keterangan :
SD2Mx = varian mean sampel x
SD2My = varian mean sampel y
SD2x = varian sampel x
SD2y = varian sampel y
n = sampel yang diselidiki, (Hadi, 2001:270)
Untuk memperoleh nilai SD2x dan SD2y digunakan rumus :
xMn
fxxSD 2
2
2
= dan yM
n
fyySD 2
2
2
=
Untuk memperoleh derajat kebebasan (db) digunakan rumus
Db = Nx + Ny-2
Penerimaan atau penolakan hipotesis taraf signifikan 5% dengan
n
fxMx
=
n
fyMy
=
-
8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net
35/35
35
ketentuannya : terima hipotesis alternatif. (Ha) jika nilai t-hitung > dari nilai t-tabel.
Sebaliknya, tolak hipotesis alternatif (Ha) jika nilai t-hitung < dari nilai tabel, (Hadi,
2001:338).