bab ii tinjauan pustaka - bina nusantara | library ...library.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/bab...
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Home Care
Home care didefinisikan sebagai “an array of services enabling
incapacities in whole of in part, to live at home, often with the effect of preventing,
delaying or substituting for long-term care of acute care alternatives” (Health
and Welfare Canada, 1990, p2). Dengan kata lain home care dapat diartikan
sebagai serangkaian pelayanan yang dilakukan di rumah baik secara sebagian
maupun keseluruhan, seringkali dilakukan sebagai dampak pencegahan,
penundaan ataupun menggantikan pelayanan jangka panjang atau alternatif
pelayanan untuk penyakit-penyakit akut.
Menurut WHO home care didefinisikan sebagai serangkaian pelayanan
kesehatan dan dukungan sosial kepada pasien di rumah masing-masing (Knight &
Tjassing, 1994, p16). Perawatan jangka panjang merupakan bagian integral dari
sistem kesehatan dan sosial, termasuk didalamnya kegiatan-kegiatan yang
dilakukan untuk orang-orang yang membutuhkan perawatan oleh informal
caregivers (seperti keluarga, teman dan tetangga) atau formal caregivers,
termasuk tenaga medis seperti dokter dan perawat (WHO, 2000, p1).
Tujuan dari home care adalah untuk meyakinkan bahwa individu yang
memiliki keterbatasan atau tidak mampu melayani diri nya sendiri tetap dapat
5
6
menjaga kemungkinan terbaik kualitas hidupnya, dengan memperbesar tingkat
kemungkinan dari kemandirian, otonomi, partisipasi, pencapaian diri, dan
kepercayaan diri. Oleh sebab itu perwatan jangka panjang yang tepat untuk nilai-
nilai hidup tersebut, kesukaan, dan kebutuhan; mungkin berupa berbasis rumah
atau institusi (WHO, 2000, p1). Sedangkan dalam Journal of Clinical Nursing
(2003), tujuan dari pelayanan home care adalah difokuskan pada keuntungan yang
akan didapat oleh pasien dimana pasien dapat memperoleh perawatan dirumah
yang merupakan pilihan terbaik bagi orang-orang untuk mencapai kemandirian
dan meningkat atau menjaga kualitas hidupnya. Sementara itu untuk pasien-pasien
dengan penyakit stadium akhir pelayanan ini bertujuan agar pasien mendapatkan
kenyamanan baik secara fisik maupun mental untuk sisa hidupnya.
Pelayanan home care yang diberikan oleh rumah sakit setelah pasien
keluar terdiri dari beberapa proses yaitu: penilaian, perencanaan, dan tindak lanjut
dari perwatan yang telah diberikan (perawatan lanjutan). Khusus untuk home care
yang melaksanakan program rehabilitasi, penekanan yang penting adalah pasien
menerima pelatihan-pelatihan di lingkungannya sehingga pasien terbiasa untuk
melakukan kegiatan sehari-hari.
Secara umum pelayanan home care dapat digambarkan sebagai berikut:
7
Tujuan
• Peningkatan/pemeliharaan kualitas hidup
• Status kesehatan fungsionalyang optimal
• Tingkat kemandirian
Home Care
Tindak pencegahan dan penilaian• Penilaian menyeluruh dari
kemampuan fungsional • Rekomendasi • Tindak lanjut.
Perawatan yang berkaitan dengan
kebutuhan individu• Fisik • Psikososial • Kognitif
Tindakan dan penilaian setelah
pasien keluar rawat • Penilaian • Perencanaan • Tindak Lanjut
Peningkatan yang nyata pada status kesehatan fungsional
• Kegiatan sehari-hari/Activity Daily Living (ADL)
• Kegiatan sosial • Status kognitif • Peningkatan/pemeliharaan kualitas hidup • Kesejahteraan • Kualitas hidup
Hasil Akhir
Isi
Gambar 2.1 Skema Pelayanan Home Care
2.1.1. Kelompok Sasaran
Kelompok sasaran dari pelayanan-pelayan ini termasuk:
1. Orang yang mengalamai penyakit yang kronis.
2. Orang dengan AIDS (HIV+).
8
3. Orang cacat atau yang mempunyai keterbatasan dengan sebab kecelakaan atau
sebab lain.
4. Individu yang mempunyai keterbelakangan mental termasuk mereka yang
menderita depresi dan pikun.
5. Orang dengan tingkat ketergantungan yang tinggi .
2.1.2. Jenis-Jenis Home Care
Jenis-jenis pelayanan home care :
1. Skilled Care, pelayanan ini dilakukan dengan pengawasan langsung dari
tenaga medis yaitu dokter, pelayanan ini diberikan oleh tenaga kesehatan yang
professional seperti perawat dan terapis.
2. Home Support Services, selain pelayanan medis yang diberikan, diberikan
pula layanan yang berkaitan dengan kegiatan sehari-hari pasien contohnya
menyediakan makanan bagi pasien.
3. Combination Care, pelayanan ini merupakan pelayanan kombinsai yang
disediakan oleh sebuah tim termasuk tim medis, perawat dan terapis. Tim ini
menentukan rencana perawatan yang sesuai bagi kebutuhan pasien.
Peralatan dan sumber daya yang digunakan dalam pelayanan home care
seperti obat-obatan dan transportasi merupakan hal yang penting. Secara
fungsional orang-orang yang memiliki ketergantungan biasanya memiliki
kesulitan dalam hal mobilitas, oleh karena itu mereka biasanya membutuhkan
peralatan yang membantu seperti alat bantu untuk berjalan (tongkat dan kursi
roda). Selain itu juga dibutuhkan bentuk sarana transportasi untuk memberikan
9
pelayanan ke rumah-rumah pasien. Peralatan medis yang dibutuhkan untuk
pelayanan home care adalah peralatan yang mudah dibawa seperti peralatan medis
yang standar dan persediaan obat-obatan untuk pertolongan pertama. Para
pemberi pelayanan dituntut untuk memiliki kemampuan baik dalam hal merawat
pasien maupun penggunaan alat-alat medis.
Sangatlah penting untuk mengembangkan standar pelayanan home care
yang tepat beserta pengetahuan dasar yang harus dimiliki oleh tim home care.
Dalam pelaksanaannya pelayanan home care memerlukan pengawasan dan
evaluasi terutama untuk pasien yang dirawat.
2.2. Pengembangan Strategi Rencana Bisnis
2.2.1. Rencana Bisnis
Rencana bisnis merupakan sebuah dokumen tertulis yang memuat
mengenai semua elemen eksternal maupun internal yang relevan yang terlibat
dalam memulai sebuah bisnis baru. Seringkali hal ini merupakan rencana
fungsional yang terintegrasi seperti pemasaran, keuangan dan sumber daya
manusia.
2.2.2. Lingkup dan Nilai Rencana Bisnis
Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam mempersiapkan rencana
bisnis:
10
1. Perspektif dari perusahaan, yang mengetahui secara lebih baik dalam hal
kreativitas dan teknologi yang terlibat dalam sebuah bisnis baru. Perusahaan
harus dapat secara jelas mendefinisikan bisnis yang merka lakukan.
2. Dilihat dari sisi pemasaran. Perusahaan harus dapat melihat bisnis mereka dari
kacamata pelanggan.
3. Perusahaan harus dapat melihat bisnis dari kacamata investor. Nampaknya
proyeksi keuangan sangat dituntut.
Sebuah perencanaan bisnis merupakan nilai yang berharga bagi
perusahaan, potensial bagi investor, atau orang-orang baru yang ingin mengenal
lebih jelas bisnis yang dilakukan dan tujuan dari perusahaan. Sebuah perencanaan
bisnis menjadi sangat penting bagi orang-orang tersebut dengan beberapa alasan:
(1) membantu menentukan kelangsungan hidup bisnis dalam pasar yang telah
ditentukan, (2) menyediakan arahan bagi perusahaan dalam mengatur rencana
kerja mereka, (3) sebagai perangkat yang penting dalam membantu mendapatkan
sumber pendapatan.
2.2.3. Informasi yang Dibutuhkan pada Rencana Bisnis
Sebelum menyiapkan rencana bisnis, perusahaan harus melakukan sebuah
studi kelayakan dari konsep bisnis untuk melihat apakah ada hal yang
menghalangi kesuksesan dari bisnis tersebut. Sebelum memulai studi kelayakan,
perusahaan harus secara jelas mendefiniskan tujuan dari rencana bisnis. Tujuan itu
akan membantu mengidentifikasi kebutuhan yang harus dilakukan dan bagaimana
11
cara melakukannya. Tujuan-tujuan tersebut juga menyediakan kerangka bagi
rencana bisnis, rencana pemasaran dan rencana keuangan.
2.2.3.1. Informasi Pasar
Salah satu elemen informasi yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan
adalah potensial market untuk produk atau jasa. Untuk melihat seberapa besar
pasar dari produk atau jasa kita, hal pertama yang dilakukan adalah
mengidentifikasi pasar dari produk/jasa. Sebagai contoh, apakah produk/jasa lebih
banyak digunakan oleh pria atau wanita, orang-orang dari kelompok menengah
keatas atau menengah ke bawah, bagaimana tingkat pendidikan mereka.
Jika target pasar sudah diidentifikasi secara baik maka akan dapat
membantu untuk melihat ukuran pasar, dan tujuan untuk bisnis baru tersebut.
Untuk melakukan penilaian terhadap potensi total market, perusahaan harus
mempertimbangkan asosiasi perdagangan, laporan-laporan pemerintah, maupun
laporan-laporan lain yang dipublikasi. Informasi dari data sekunder tersebut harus
dapat memperkirakan besaran pasar.
2.2.3.2. Informasi Operasional
Keterkaitan dari sebuah studi kelayakan dari operasi tergantung dari
bagaiamana bisnis itu berjalan. Kebanyakan dari informasi yang diperlukan dapat
diperoleh mealui kontak secara langsung dengan sumber-sumber yang sesuai.
Informasi yang mungkin dibutuhkan oleh perusahaan antara lain:
12
1. Lokasi, harus ditentukan lokasi yang dapat dijangakau oleh pelanggan,
penyalur, dan distributor.
2. Peralatan, peralatan yang dibutuhkan harus ditentukan apakah dapat diperoleh
dengan cara membeli atau meminjam.
3. Tenaga kerja dan keahlian, diperlukan keahlian yang spesifik, jumlah orang
yang memiliki kemampuan tersebut, penilaian tentang dimana dan bagaimana
keahlian tersebut dapat diperoleh, dan rata-rata biaya yang harus dibayar.
4. Ruangan, seberapa besar ruangan yang diperlukan, termasuk apakah ruangan
tersebut nantinya akan disewa atau membeli.
5. Biaya lain-lain, biaya tersebut harus dapat mendukung proses yang dilakukan.
2.2.3.3. Informasi Keuangan
Sebelum menyiapkan sebuah rencana bisnis, sebuah perusahaan harus
terlebih dahulu memiliki penilaian yang lengkap tentang keuntungan apa yang
dapat diraih dari bisnis yang dilakukan. Penilaian tersebut akan sangat membantu
perusahaan untuk memberikan informasi kepada investor bahwa bisnis yang
mereka lakukan memang menguntungkan, berapa banyak uang yang dibutuhkan
untuk memulai bisnis tersebut dan bagaimana cara memperolehnya.
Terdapat beberapa area dalam informasi keuangan yang mungkin akan
dibutuhkan dalam suatu studi kelayakan untuk sebuah bisnis baru :
1. Tingkat penjualan yang diharapkan dan gambaran pengeluaran setidaknya
untuk tiga tahun pertama.
2. Gambaran aliran kas (cash flow) untuk tiga tahun pertama, dan
13
3. Gambaran neraca (balance sheet) dan pro forma aliran kas untuk tiga tahun
pertama.
Penentuan tingkat penjualan yang diharapkan dan keadaan pengeluaran
untuk satu tahun pertama serta perkiraan untuk tahun-tahun berikutnya dibuat
berdasarkan informasi pasar. Masing-masing jenis pengeluaran harus dapat
diidentifikasi dan diberikan dalam basis bulanan untuk satu tahun. Perkiraan
aliran kas (cash flow) dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan agar usaha
yang dilakukan dapat memenuhi anggaran sesuai waktu yang ditentukan.
Perkiraan dalam cash flow harus dapat mengidentifikasi jumlah uang yang
dimiliki pada saat awal, jumlah piutang, dan sumber pemasukan lain dan seluruh
pembayaran dengan basis bulanan dalam keseluruhan tahun.
Gambaran neraca dapat memberikan informasi tentang kondisi keuangan
dari bisnis pada waktu-waktu tertentu. Informasi tersebut mengidentifikasikan aset
dari bisnis dan apa saja yang dimiliki oleh perusahaan, serta investasi apa saja
yang sudah dilakukan oleh perusahaan dan rekanannya.
2.2.4. Penulisan Rencana Bisnis
2.2.4.1. Pendahuluan (Introductory)
Pada bagian ini dituliskan judul atau sampul muka yang
menginformasikan ringkasan singkat dari isi rencana bisnis. Bagian pendahuluan
harus memuat beberapa bagian seperti : nama dan alamat perusahaan, kegiatan
usaha, kebutuhan keuangan, dan sebuah pernyataan yang bersifat rahasia.
14
2.2.4.2. Ringkasan Eksekutif (Executive Summary)
Bagian ini dibuat jika rencana bisnis sudah disiapkan, setelah rencana
bisnis selesai secara keseluruhan. Banyaknya sekitar 2 sampai 3 halaman,
ringkasan eksekutif ini harus dapat menarik minat potensial investor untuk
menanamkan modalnya dalam bisnis yang kita lakukan.
Bagian ini merupakan bagian yang sangat penting dari sebuah rencana
bisnis karena para investor biasanya melihat pada bagian ini untuk selanjutnya
dapat memutuskan bahwa rencana bisnis ini layak untuk mereka pelajari.
Agak sulit untuk menyajikan bagian apa-apa saja yang penting dalam
ringkasan eksekutif, hal ini disebabkan karena setiap rencana bisnis tersebut
berbeda-beda, namun terdapat beberapa hal yang penting yang harus disajikan.
Pertama, perusahaan harus secara singkat mendeskripsikan konsep bisnis. Kedua,
setiap data yang akan mendukung perusahaan dalam melakukan kegiatan
bisnisnya harus dijelaskan secara singkat. Sebagai contoh, kecenderungan dan
pertumbuhan yang potensial dari industri yang berkaitan harus dikemukakan. Jika
bisnis ini merupakan bisnis di bidang penggunaan internet, perusahaan harus
menyatakan fakta-fakta yang berkaitan seperti jumlah pengguna internet, rata-rata
waktu yang dihabiskan untuk menggunakan internet, dan berapa rata-rata
keuntungan yang diperoleh dari bisnis tersebut. Setelah mengemukakan
kesempatan-kesempatan yang dimiliki dari bisnis tersebut, harus juga dijelaskan
bagaimana meraih kesempatan tersebut. Strategi pemasaran apa yang akan
dilakukan dan bagaimana membedakan strategi yang dilakukan dengan bisnis
yang lain?. Selanjutnya ringkasan eksekutif harus juga menyoroti beberapa hasil
15
kunci dari sisi keuangan yang dapat diraih dengan mengimplementasikan strategi
pemasaran tersebut.
2.2.4.3. Analisis Lingkungan dan Industri (Environmental)
Merupakan suatu hal yang penting untuk dapat memposisikan sebuah
bisnis baru secara tepat dengan melakukan analisis lingkungan untuk
mengidentifikasi kecenderungan dan perubahan yang terjadi di tingkat nasional
maupun internasional yang akan berdampak pada bisnis baru. Beberapa contoh
dari faktor lingkungan adalah :
Ekonomi:
Sebuah bisnis baru harus mempertimbangkan kecenderungan dalam beberapa hal
seperti GNP, angka pengangguran berdasarkan wilayah, dan tingkat pemasukan.
Budaya:
Sebuah evaluasi dalam perubahan budaya harus juga dipertimbangkan karena
akan terlihat pergeseran populasi berdasarkan demografi, sebagai contoh, dampak
dari baby boomer atau meningkatnya jumlah orang lanjut usia. Selain itu terjadi
juga perhatikan adanya pergeseran atau perubahan pada konsumen seperti
kecenderungan untuk mengkonsumsi produk-produk Amerika atau
kecenderungan dalam mengkonsumsi produk-produk yang alami untuk menjaga
kesehatan, ataupun produk-produk yang ramah lingkungan. Semua hal tersebut
akan berpengaruh terhadap rencana bisnis perusahaan.
16
Teknologi:
Kemajuan teknologi sangat sulit untuk di perkirakan. Namun demikian,
perusahaan harus mempertimbangkan perkembangan teknologi potensial yang
digunakan sebagai sumber daya dalam industri tersebut. Perubahan teknologi
yang cepat menyebabkan para pengusaha harus mampu untuk melakukan strategi
pemasaran jangka pendek, selain itu harus juga di persiapkan rencana alternatif
untuk mensiasati perkembangan teknologi yang dapat mempengaruhi produk dan
jasa.
Aspek Hukum:
Terdapat beberapa isu mengenai aspek hukum dalam memulai sebuah bisnis baru.
Perusahaan harus dapat menyiapkan peraturan atau perundang-undangan yang
jelas yang dapat mempengaruhi produk atau jasa, saluran distribusi, harga dan
strategi promosi.
Analisis industri akan difokuskan pada industri yang spesifik, seperti:
Permintaan Industri:
Permintaan yang berkaitan dengan industri tertentu bias didapat atau tersedia dari
sumber-sumber yang telah dipublikasikan. Pengetahuan tentang apakah suatu
pasar mengalami peningkatan atau penurunan, jumlah pesaing-pesaing baru dan
kemungkinan-kemungkinan terjadinya perubahan kebutuhan diantara para
konsumen merupakan isu atau informasi untuk menentukan bisnis yang potensial
yang mungkin di peroleh dari bisnis baru yang dijalankan.
17
Persaingan:
Sebagian besar bisnis-bisnis baru biasanya mengahadapi ancaman yang potensial
dari perusahaan-perusahaan yang lebih besar. Perusahaan harus siap untuk
menghadapi ancaman tersebut dan harus waspada terhadap para pesaiang dan
dapat mengenali kelemahan dan kekuatan dari perusahaan sendiri sehingga dapat
diimplementasikan rencana pemasaran yang efektif. Para pesaing biasanya secara
mudah dapat diidentifikasi melalui pengalaman-pengalaman, artikel-artikel yang
berhubungan dengan perdagangan, iklan-iklan, website atau bahkan mungkin
yellow pages.
Bahasan terakhir dari bagian ini harus berfokus pada market yang spesifik,
dimana meliputi beberapa informasi seperti siapa pelanggan kita, bagaimanakan
lingkungan bisnis kita seperti segment yang spesifik dan area geografis dimana
perusahaan akan berkompetisi.
2.2.4.4. Deskripsi Bisnis
Deskripsi bisnis harus dijelaskan secara terperinci pada bagian ini dalam
sebuah rencana bisnis. Hal ini akan memungkinkan investor untuk mengetahui
ukuran dan lingkup dari bisnis. Bagian ini harus dimulai dengan pernyataan
tentang misi yang dimiliki perusahaan untuk bisnis baru. Pernyataan ini harus
mendiskripsikan tentang bisnis yang dilakukan dan apa yang perusahan ingin
capai dari bisnis tersebut. Pernyataan misi ini akan membantu dalam memberikan
arahan untuk pengambilan keputusan jangka panjang. Adapun elemen-elemen
kuncinya meliputi produk atau jasa, tempat dan ukuran dari bisnis yang
18
dijalankan, sumber daya manusia yang terlibat serta peralatan-peralatan yang
dibutuhkan.
Lokasi untuk setiap kegiatan bisnis menjadi sangat penting untuk
kesuksesan bisnis, khususnya jika bisnis itu merupakan bisnis retail atau
melibatkan jasa. Penekanan pada lokasi untuk suatu rencana bisnis merupakan
sebuah fungsi dari tipe bisnis yang dijalankan. Dalam penentuan lokasi atau
ruangan ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, seperti sarana parkir, akses
dari jalan raya ke fasilitas, dan akses pada pelanggan, supplier dan distributor,
tingkat hantaran dan peraturan-peraturan yang berlaku diwilayah tersebut.
Adanya fasilitas peta untuk wilayah lokal mungkin dapat membantu untuk
memberikan gambaran lokasi yang berhubungan dengan jalan raya, jalan bebas
hambatan, cara akses dan sebagainya. Peta yang memetakan pelanggan, pesaing
dan bahkan lokasi alternatif untuk membuat bangunan dapat membantu untuk
melakukan evaluasi. Beberapa pertanyaan yang penting seperti: seberapa besar
lokasi yang dibutuhkan, haruskah bangunan tersebut diperoleh dengan cara
membeli atau menyewa, berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk per km
persegi, bagaimana gambaran demografi dan ekonomi dari wilayah tersebut.
2.2.4.5. Rencana Produksi dan Operasional
Apabila bisnis baru merupakan bisnis yang berkaitan dengan operasi
pabrik, sebuah rencana produksi sangatlah diperlukan. Rencana ini harus
mendeskripsikan secara lengkap tentang proses manufaktur tersebut. Jika proses
manufaktur tersebut akan di berikan (outsourcing) kepada pihak lain, maka
19
rencana tersebut harus menjelaskan siapa pihak yang diberikan tanggung jawab
melakukan proses tersebut, termasuk lokasi, alasan untuk pemilihan biaya, dan
kontrak-kontrak yang telah dilakukan. Apabila proses manufakturing harus
dilakukan baik secara sebagian maupun keseluruhan didalam perusahaan, maka
informasi yang harus disediakan meliputi tata letak fisik bangunan, mesin-mesin
dan perlengkapan lain yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan proses
produksi; bahan-bahan mentah yang digunakan, nama dan alamat penyalur; biaya
produksi dan modal untuk kebutuhan investasi dimasa depan. Hal ini menjadi
sangat penting dalam operasi manufaktur terutama bagi investor untuk melakukan
penilaian mengenai kebutuhan keuangan.
Jika perusahaan bergerak dibidang jasa atau bidang lainnya selain
manufaktur, maka bagian ini akan berjudul rencana operasional dan perusahaan
kemudian perlu untuk mendeskripsikan langkah-langkah kronologisnya dalam
melakukan transaksi bisnisnya. Sebagai contoh, sebuah bisnis dibidang jasa retail
pada bisnis internet, pengusaha perlu untuk mendeskripsikan proses transaksi
secara lengkap dari pengembagan aktual website, bagaimana fungsinya dan
prosedur untuk pemesanan dan langkah terakhir yang diperlukan untuk
melengkapi transaksi.
2.2.4.6. Rencana Pemasaran
Rencana pemasaran merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah
rencana bisnis dimana rencana pemasaran tersebut akan menjelaskan tentang
bagaimana produk atau jasa didistribusikan, berapa harganya dan bagimana cara
20
untuk mempromosikannya. Bukti-bukti yang didapat dari penelitan pemasaran
merupakan hal yang sangat penting untuk membuat keputusan pemasaran yang
strategis, termasuk perkiraan untuk penjualan yang harus juga diinformasikan
pada bagian ini. Perkiraan yang spesifik untuk produk atau jasa diperlukan untuk
memperkirakan keuntungan yang dapat diperoleh dari bisnis yang dilakukan.
Investor yang potensial juga memandang bagian pemasaran merupakan hal
yang sangat penting untuk melihat kesuksesan dari sebuah bisnis baru. Oleh
karena itu perusahaan harus mempersiapkan rencana bisnis yang menyeluruh dan
serinci mungkin.
2.2.4.7. Rencana Organisasi
Rencana organisasi merupakan bagian dari rencana bisnis yang
menjelaskan bentuk kepemilikan dari bentuk bisnis dan rekan bisnis. Jika bisnis
merupakan sebuah rekanan, istilah rekanan harus disertakan. Jika bisnis tersebut
merupakan sebuah perusahaan, merupakan hal yang penting untuk menjelaskan
secara rinci siapa saja pemegang saham perusahaan. Selain itu akan membantu
untuk membuat struktur organisasi yang mengindikasikan garis wewenang, tugas
dan tanggung jawab dari setiap anggota organisasi. Informasi mengenai investor
yang potensial dan bagaimana anggota lainnya akan berinteraksi untuk
manajemen perusahaan juga sangat penting.
21
2.2.4.8. Penilaian Resiko
Setiap bisnis baru pasti akan menghadapi resiko yang potensial, yang akan
dihadapi oleh industri tertentu dan lingkungan bisnis. Merupakan hal yang
penting bagi sebuah perusahaan untuk dapat melakukan penilaian terhadap resiko
dalam beberapa tahapan. Pertama, perusahaan harus dapat mengindikasikan
resiko yang potensial bagi bisnis. Selanjutnya harus didiskusikan apa saja
kemungkinan yang dapat terjadi jika resiko ini benar-benar terjadi. Terakhir,
perusahaan harus mendiskusikan bagimana strategi yang akan ditempuh untuk
mencegah, meminimalisasi atau menghadapi jika resiko tersebut terjadi. Resiko
terbesar untuk sebuah bisnis baru dapat terjadi sebagai reaksi dari para pesaing,
kelemahan dalam pemasaran, produksi ataupun tim manajemen, maupun
penerapan teknologi baru. Walaupun jika faktor-faktor tersebut belum terlihat
pada saat ini, dalam rencana bisnis harus terdapat hal-hal mengenai kemungkinan
resiko tersebut.
2.2.4.9. Rencana Keuangan
Pada umumnya, tiga area dalam masalah keuangan didiskusikan dalam
rencana bisnis. Pertama, perusahaan harus membuat ringkasan mengenai
perkiraan penjualan dan pengeluaran yang sesuai untuk setidaknya tiga tahun
pertama, dengan perkiraan ditahun pertama. Ini termasuk perkiraan penjualan,
harga jual produk dan pengeluaran umum dan administratif. Keuntungan bersih
setelah pajak dapat juga diestimasikan dengan memperkirakan pajak pendapatan.
22
Area kedua yang utama dari informasi keuangan yang dibutuhkan adalah
gambaran mengenai aliran kas (cash flow) untuk tiga tahun, dengan perkiraan
ditahun pertama yang dibuat secara bulanan. Terakhir dalam item keuangan yaitu
perkiraan neraca. Ini menunjukkan kondisi keuangan, liabilities (apa yang
dimiliki), investasi dari perusahaan dan para rekanan serta laba ditahan (retained
earning).
2.2.4.10. Lampiran
Lampiran dalam sebuah rencana bisnis biasanya terdiri dari beberapa
bahan yang tidak terdapat dalam dokumen tulisan. Referensi yang digunakan
untuk dokumen-dokumen tersebut harus juga dicantumkan
Surat-surat dari pelanggan, distributor atau para sub-kontraktors
merupakan contoh dari informasi yang harus ada dalam lampiran. Setiap
dokumentasi dari informasi, yang mana merupakan data sekunder atau hasil data
primer biasanya digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan harus juga
disertakan. Surat sewa menyewa, kontrak atau berbagai surat persetujuan yang
telah dibuat harus juga disertakan didalam lampiran. Terakhir, daftar harga dari
para supplier dan para pesaing dapat juga ditambahkan.
2.2.5. Analisis Strategi
Sebuah strategi yang baik dan pelaksanaan yang baik dari strategi tersebut
mencerminkan sebuah bentuk manajemen yang baik pula. Esensi dari pembuatan
strategi yang baik adalah untuk membangun posisi yang kuat dipasar, selain itu
23
perusahaan atau organisasi harus mampu untuk menghasilkan pencapaian yang
sukses diberbagai hal.
2.2.5.1. Analisis Eksternal
2.2.5.1.1. Five Driving Forces
Kompetisi dalam suatu industri berakar pada struktur ekonomi yang
menuju pada perilaku dari para pesaing dalam indutri tersebut. Kompetisi ini
bergantung pada lima kekuatan yang digambarkan oleh Porter (1980) dalam Five
Forces Model.
2.2.5.1.1.1. Ancaman Masuknya Pesaing
Ancaman dari masuknya pesaing bergantung pada “Penghalang untuk
Masuk” (barriers to entry) yang ada dan dari reaksi pesaing yang telah bermain
dimana akan menciptakan “standar” bagi peserta yang akan masuk.
2.2.5.1.1.1.1. Penghalang untuk Masuk
Adalah suatu halangan yang harus dilalui untuk memasuki suatu industri.
Tinggi rendahnya akan mempengaruhi tingkat kompetisi para pemain yang berada
di dalamnya.
2.2.5.1.1.1.2. Perbedaan Produk (Product Differentiation)
Perbedaan produk berarti bahwa perusahaan yang telah berdiri mempunyai
merek dan pelanggan yang setia yang merupakan hasil kumulatif dari iklan yang
24
dilakukan sebelumnya, peelayanan kepada pelanggan, produk yang berbeda.
Perbedaan menciptakan penghalang untuk masuk dengan memaksa orang yang
masuk ke industri untuk memeras tenaga untuk mengatasi loyalitas pelanggan
yang ada. Tenaga yang dikeluarkan termasuk didalamnya kerugian awal dan
seringkali menyita waktu. Seperti investasi yang beresiko tinggi dimana tidak
akan tersisa apabila gagal dalam memasuki industri.
2.2.5.1.1.1.3. Biaya Perpindahan (Switching Cost)
Switching Cost adalah biaya yang dikeluarkan hanya sekali yaitu pada saat
pindah dari satu tempat ke tempat lain. Termasuk didalamnya biaya pelatihan
karyawan kembali, biaya penyokong perlengkapan, waktu dan biaya dalam uji
coba alat. Jika biaya perpindahan ini tinggi maka orang yang baru masuk harus
menyediakan peningkatan yang maksimal dalam rangka berpindahnya pembeli
dari perusahaan lain yang biasa bertransaksi kepada perusahaan mereka.
2.2.5.1.1.1.4. Akses Kepada Jalur Distribusi (Access to Distribution
Channels)
Yang dimaksud dengan access to distribution channel adalah akses kepada
jalur distribusi, dimana semakin kuat jalur distribusi yang terjalin di industri
tersebut yang terjalin maka semakin tinggi penghalang buat pemain baru untuk
masuk ke dalam industri tersebut.
25
2.2.5.1.1.1.5. Skala Biaya Mandiri yang tidak menguntungkan (Cost
Disadvantage Independent of Scale)
Yaitu nilai keuntungan yang tidak dapat ditiru oleh pemain lain. Hal ini
merupakan anugerah perusahaan tersebut. Komponennya antara lain adalah:
lokasi, kurva pembelajaran dan pengalaman, dan kebijakan pemerintah.
2.2.5.1.2. Persaingan diantara Para Pesaing
Persaingan timbul karena satu atau lebih pesaing merasakan tekanan atau
melihat suatu kesempatan untuk meningkatakan posisi. Bentuk persaingan,
kecuali persaingan hraga, sangatlah tidak stabil dan sangat memungkinkan untuk
memiskinkan industri keseluruhan dari titik keuntungan.
Low High
Low Low, Stable returns Low, Risky returns
High High, stable returns High, Risky returns
Gambar 2.2 Persaingan Diantara Para Kompetitor
Exit Barrier
Entry Barrier
26
2.2.5.1.3. Tekanan dari Pelayanan Pengganti
Semua perusahaan dalam industri berkompetisi dengan industri yang
menghasilkan barang pengganti. Barang pengganti membatasi pengembalian
potensial dari industri dengan menempatkan batas tertinggi harga yang diberikan
oleh perusahaan yang masih dianggap menguntungkan. Semakin menarik harga
alternatif yang ditawarkan oleh barang pengganti maka semakin kuat akan
menutup keuntungan yang didapat oleh industri.
2.2.5.1.4. Kekuatan Tawar Pembeli
Para pembeli/konsumen bersaing dengan industri dengan memaksa
penurunan harga, menawar dengan meminta kualitas yang lebih serta pelayanan
yang lebih, dan seringkali membuat persaingan antar pemain di industri tersebut.
2.2.5.1.5. Kekuatan Tawar Pemasok
Pemasok barang bisa menggunakan kekutan tawar melalui perananannya
dengan mengancam untuk menaikkan harga ataupun menurunkan kualitas barang
yang dikirm. Kekuatan ini bisa menekan keuntungan sampai tingkat dimana
industri tidak mampu lagi menutupi peningkatan biaya untuk harga produk yang
akan dihasilkan.
27
2.2.5.2. Analisis Internal
2.2.5.2.1. Rantai Nilai (Value Chain)
Untuk menganalisa kegiatan secara spesifik tentang bagaimana perusahaan
dapat menciptakan keuntungan yang kompetitif, sangat berguna untuk
mempolakan perusahaan sebagai rantai dari kegiatan yang menghasilkan nilai.
Michael Porter mengidentifikasi serangkaian kegiatan yang saling berhubungan
kepada sebuah area yang luas dalam perusahaan. Pola ini disebut dengan Value
Chain (QuickMBA. [no date]. Value Chain. [Online] In QuickMBA. Available:
[2004, Januari 22]). http://www.quickmba.com/strategy/
Strategi seharusnya tidak selalu menetapkan akan hasil, dia juga harus
menjelaskan bagaiamana hasil itu diperoleh. Merujuk pada Porter, “inti dari
sebuah strategi berada pada aktifitas-pilihan untuk mengerjakan aktifitas secara
berbeda atau untuk mengerjakan aktifitas yang berbeda dari pesaing” (Porter,
1996, p77). Porter mengklaim bahwa “aktifitas adalah unit dasar dari keuntungan
kompetitif” maka seni dari mengembangkan sebuah strategi yang mampu
bertahan dan sukses adalah memastikan antara kegiatan didalam perusahaan
segaris dengan proporsi nilai pelanggan (Kaplan, 2001, p90).
2.2.5.2.1.1. Kegiatan Inti Rantai Nilai (Primary Value Chain Activities)
Inbound Logistics Operations Outbound
Logistics Marketing
& Sales Service
ai
Gambar 2.3 Kegiatan Inti Rantai Nil28
Tujuan dari kegiatan-kegiatan ini adalah untuk menghasilkan nilai yang
melebihi dari biaya dari jasa pelayanan tersebut yang akhirnya akan menghasilkan
marjin keuntungan.
1. Logistik Masuk (Inbound logistics) termasuk didalamnya penerimaan,
pergudangan dan pengendalian persediaan.
2. Operasi (Operations) adalah kegiatan yang menghasilkan nilai yang merubah
masukan menjadi produk akhir.
3. Logistik Keluar (Outbound logistics) adalah kegiatan yang dibutuhkan untuk
mendapatkan produk akhir ke pelanggan termasuk pergudangan, pemenuhan
permintaan dan lain-lainnya.
4. Pemasaran dan Penjualan (Marketing & Sales) adalah kegiatan yang
diasosiasikan dengan mendapatkan pembeli untuk membeli produk, termasuk
pemilihan jalur-jalur yang digunakan, iklan, harga, dan lain-lain.
5. Pelayanan (Service) adalah kegiatan yang menjaga dan meningkatkan nilai
produk, termasuk dukungan pelanggan, pelayanan perbaikan, dan lain-lain.
Lima kategori ini adalah bersifat generik dan umum dimana masing-
masing mempunyai aktifitas yang spesifik yang berbeda di tiap industri.
2.2.5.2.1.2. Aktifitas Pendukung (Support Activity)
Aktifitas value chain inti yang digambarkan diatas, difasilitasi oleh
aktifitas pendukung (Support Activity) yang mana bersifat spesifik untuk tiap
industri, yaitu:
29
1. Pengadaan (Procurement) berfungsi untuk membeli bahan dan masukan lain
yang akan digunakan oleh kegiatan dalam value chain.
2. Pengembangan teknologi (Technology Development) termasuk didalamnya
riset dan pengembangan, proses otomasi dan pengembangan teknologi lainnya
yang digunakan untuk mendukung kegiatan value chain.
3. Managemen Sumber Daya Manusia (Human Resources Management)
kegiatan yang berhubungan dengan perekrutan, pengembangan dan
kompensasi karyawan.
4. Infrastruktur Perusahaan (Firm Infrastructure) kegiatannya seperti keuangan,
hukum, kualitas manajemen, dan lain – lain.
2.2.5.3. Analisis Pemasaran
2.2.5.3.1. Pola Segmentasi Pasar
Menurut Kotler (2003) dalam bukunya Marketing Management, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan segmentasi, antara lain :
pola segmentasi pasar, dasar yang digunakan dalam melakukan segmentasi.
Segmentasi pasar dapat dibangun dalam beberapa cara, salah satunya adalah
dengan segmentasi berdasarkan kesukaan pelanggan (preference segments).
Adapun tiga pola segmentasi yang dapat terjadi adalah :
• Homogeneous preferences : pada umumnya pelanggan memiliki kesukaan
yang sama terhadap suatu produk
30
• Diffused preferences : sebaliknya, kesukaan pelanggan dapat diidentifikasi
secara tersebar dibeberapa tempat, hal ini mengindikasikan bahwa
kesukaan pelanggan terhadap suatu produk dapat bervariasi.
• Clustered preferences: Kesukaan pelanggan untuk suatu produk dapat juga
teridentifikasi secara berkelompok (clustered).
2.2.5.3.2. Dasar Segmentasi Pasar
Ada beberapa variabel yang digunakan dalam melakukan segmentasi
pelanggan di pasar. Beberapa peneliti mengelompokkannya dalam beberapa
karakteristik pelanggan yaitu: demografi, geografi dan psikografi.
2.2.5.3.2.1. Segmentasi Geografis
Segmentasi berdasarkan geografis adalah segmentasi yang dilakukan
dengan cara membagi pelanggan berdasarkan unit geografinya seperti berdasarkan
wilayah atau kota.
2.2.5.3.2.2. Segmentasi Demografi
Dalam segmentasi demografi, pasar dibagi berdasarkan beberapa
kelompok berdasarkan variabel umur, ukuran keluarga, jenis kelamin, pendapatan,
pekerjaan, agama, pendidikan dan kelas sosial. Hal ini dikarenakan kesukaan dan
keinginan pelanggan seringkali berhubungan dengan variabel-variabel tersebut.
31
2.2.5.3.2.3. Segmentasi Psikografi
Dalam segmentasi berdasarkan psikografi, pembeli dibagi beberapa
kelompok berdasarkan gaya hidup atau kepribadian dan nilai-nilai. Orang orang
yang berada dalam kelompok demografi yang sama dapat memiliki bentuk
psikografi yang berbeda-beda.
2.2.5.3.2.4. Segmentasi Perilaku
Dalam segmentasi berdasarkan perilaku, pembeli dibagi kedalam beberapa
kelompok berdasarkan tingkat pengetahuan, perilaku, atau respon terhadap
penggunaan suatu produk. Adapun variabel-variabel yang digunakan untuk
segmentasi ini adalah situasi, keuntungan, status pengguna, rata-rata tingkat
penggunaan, dan status kesetiaan terhadap suatu produk.
2.2.5.3.3. Konsep Pesaing Dalam Pasar
Pesaing adalah perusahaan-perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan
pelanggan yang sama. Adapun strategi bersaing suatu perusahaan tergantung dari
jenis atau kelompok dimana perusahaan tersebut berada. Secara garis besar
pengelompokan atau posisi suatu perusahaan dapat dikelompokan sebagai market
- leader, market - challenger, market - follower dan market-nicher.
2.2.5.3.3.1. Strategi Market-Leader
Perusahan-perusahaan yang termasuk dalam kategori ini adalah
perusahaan yang memiliki pangsa pasar yang besar untuk suatu produk tertentu.
32
Biasanya kondisi berpengaruh untuk perusahaan-perusahaan lain, terutama dalam
masalah perubahan harga, pengenalan produk-produk baru, cakupan distribusi dan
intensitas promosi. Adapun strategi-strategi yang digunakan oleh perusahaan
dalam kelompok ini antara lain: meluaskan total pasar dan mempertahankan
pangsa pasar.
2.2.5.3.3.2. Strategi Market-Challenger
Perusahaan-perusahaan dalam kelompok ini menempati baik urutan kedua
maupun ketiga dalam peringkat industri. Adapun strategi yang dapat dijalankan
oleh perusahaan dalam tipe ini antara lain melakukan penyerangan perusahaan-
perusahaan yang berada dalam kategori market leader ataupun pesaing-pesaing
lain secara agresif melalui strategi yang lebih spesifik, seperti adanya pemotongan
harga, penetapan harga yang murah dan memproduksi produk-produk yang
memiliki kualitas yang sama atau bahkan lebih baik dari kelompok market leader,
inovasi produk, inovasi distribusi dan melakukan promosi yang lebih intensif.
2.2.5.3.3.3. Strategi Market-Follower
Banyak perusahaan-perusahaan yang lebih memilih untuk menjadi market
follower dibandingkan menjadi market challenger. Biasanya perusahaan-
perusahaan tipe ini memiliki kesempatan yang kecil dari sisi perbedaan produk
(product differentiation), perbedaan citra (image differentiation). Adapun strategi
yang lebih spesifik dapat dilakukan oleh perusahaan pada tipe ini antara lain :
menduplikasi produk-produk yang dikeluarkan oleh market leader, melakukan
33
sedikit modifikasi pada nama dan kemasan produk, melakukan imitasi pada
produk-produk yang sudah ada.
2.2.5.3.3.4. Strategi Market-Nicher
Salah satu alternatif untuk menjadi market follower di sebuah pasar yang
besar adalah dengan menjadi leader di pasar yang relatif lebih kecil. Perusahaan-
perusahaan yang terbilang kecil biasanya menghindari untuk berkompetisi dengan
perusahaan-perusahaan besar, biasanya mereka hanya menetapkan target pada
pasar yang lebih kecil yang bukan target dari perusahaan-perusahaan besar.
2.2.5.3.4. Industri Baru
Menurut Thomson dan Strickland (2003) dalam bukunya Strategic
Management, terdapat beberapa fitur dalam industri yang dikategorikan sebagai
industri baru, antara lain : merupakan sebuah pasar baru yang belum dapat
diprediksi, karakteristik pembeli masih merupakan pembeli yang dikategorikan
sebagai pengguna pertama (first user), peran pemasaran adalah mengajak pembeli
untuk menggunakan produk atau jasa, diperlukan adanya proses pengembangan
dan penelitian, dan membangun kemampuan sumber daya untuk peningkatan
yang diharapkan.
Terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan agar industri-industri
dalam kategori industri dapat mencapai kesuksesan, antara lain :
a. Berusaha memenangkan pertarungan dalam memimpin suatu industri,
dengan mengambil resiko kewirausahaan dan menekankan pada strategi
34
yang kreatif. Mendorong pada teknologi yang sempurna untuk
meningkatkan kualitas produk dan mengembangkan fitur yang menarik.
b. Semakin hilang ketidakpastian dalam hal teknologi dan tumbuhnya
teknologi yang dominan, perusahaan harus cepat mengadopsi hal tersebut.
c. Membentuk aliansi strategis dengan pemasok utama untuk mendapatkan
keahlian yang khusus, kemampuan teknis dan sumber daya atau komponen
yang penting.
d. Membentuk aliansi atau mengambil alih perusahaan yang berhubungan
ataupun yang melengkapi untuk mengungguli para pesaing.
e. Mencoba untuk menangkap setiap gerakan yang menguntungkan bagi
perusahaan.
2.2.5.4. Analisis Sumber Daya Manusia 2.2.5.4.1. Penempatan Karyawan Kebutuhan ketenagakerjaan dapat dipenuhi melalui dua jalan, yaitu
pengangkatan baru dari luar perusahaan dan penugasan kembali dari karyawan
yang sekarang dimana hal ini disebut penempatan. Biasanya penugasan kembali
dari karyawan yang ada tidak membutuhkan program orientasi, dengan asumsi
bahwa mereka ini adalah karyawan yang “berpengalaman” yang mengetahui
kebutuhan untuk memahami perusahaan.
Penempatan adalah pemberian tugas ataupun penugasan kembali dari
karyawan untuk sebuah pekerjaan baru. Kebanyakan keputusan penempatan
dibuat oleh manajer pengawas karyawan, yang berkonsultasi dengan tingkat
35
manajer diatasnya untuk memutuskan penempatan bagi tiap karyawan di masa
yang akan datang. Departemen personalia berperan untuk memberikan saran
kepada manajer mengenai kebijakan perusahaan dan menyediakan konsultasi
karyawan.
2.2.5.4.2. Promosi
Promosi terjadi ketika seorang karyawan dipindahkan dari suatu pekerjaan
ke posisi yang lebih tinggi dalam hal gaji, tanggung jawab dan atau jenjang
organisasi. Umumnya dilakukan dengan pertimbangan kinerja sebelumnya dan
harapan dimasa depan. Ada dua buah jenis promosi, yaitu :
o Promosi berdasarkan Kelayakan
Promosi berdasarkan kelayakan terjadi pada saat seorang karyawan
dipromosikan karena kinerja yang sangat bagus di posisi saat ini.
o Promosi berdasarkan Senioritas
Pada beberapa situasi, kebanyakan karyawan senior mendapatkan promosi.
“Senior” dalam kasus ini berarti karyawan yang mempunyai masa tahun kerja
paling lama. Keuntungan dari pendekatan ini adalah objektif, dimana setiap
individu bisa membandingkan catatan masa kerjanya dengan kandidat lainnya
untuk menentukan siapa yang paling berhak mendapatkan promosi. Hal yang
patut diperhatikan disini adalah bahwa hal kemampuan juga menjadi
pertimbangan dalam promosi jenis ini karena semua karyawan belum tentu
memiliki kemampuan yang sama.
36
2.2.5.4.3. Perencanaan Karir
Karir terdiri dari semua jenis pekerjaan yang dipunyai selama kehidupan
pekerjaan seseorang. Saat ini dengan semakin meningkatnya para ahli di bidang
personalia yang melihat bahwa perencanaan karir sebagai jalan untuk memenuhi
kebutuhan internal perusahaan. Meskipun bantuan perencanaan karir umumnya
diperuntukan bagi tingkat manajerial, tetapi idealnya semua karyawan dapat
mengakses bantuan ini. Pada saat perusahaan mendorong perencanaan karir,
menjadikan karyawan untuk mempolakan tujuan karir mereka dan mengarahkan
dirinya menuju pada tujuan tersebut. Pada gilirannya akan memacu karyawan
untuk mengejar pendidikan dan pelatihan serta pengembangan lain. Keuntungan
perencanaan kerja meliputi:
o Penyesuaian strategi dan kebutuhan staf internal, dengan ini maka departemen
personalia dapat menyiapkan lebih baik atau mengidentifikasikan rencana
personalia dalam membuka lowongan pekerjaan yang pada akhirnya akan
memberikan peningkatan kualitas SDM dalam mendukung strategi
perusahaan.
o Mengembangkan karyawan yang dapat dipromosikan, dengan perencanaan
karir akan memenuhi kebutuhan internal yang disebabkan karena adanya
karyawan yang pensiun, mutasi dan lain-lain.
o Rendahnya tingkat keluar masuk karyawan, meningkatnya perhatian bagi
setiap individu akan menghasilkan loyalitas kepada perusahaan dan
menurunkan tingkat keluar masuk karyawan.
37
2.2.5.4.4. Insentif
Sistem insentif menghubungan kompensasi dan kinerja melalui
penghargaan atas kinerja sebagai ganti dari senioritas, meskipun insentif diberikan
kepada kelompok, mereka menilainya berdasarkan perilaku individu. Sistem
insentif yang umum diberikan berdasarkan : hasil kerja, pencapaian target, komisi,
peningkatan kinerja dan kompensasi keahlian.
2.2.5.5. Analisis Keuangan
2.2.5.5.1. Biaya Awal (Startup Cost)
Biaya awal adalah biaya yang dibutuhkan untuk memulai suatu usaha.
Biaya awal untuk setiap jenis usaha berbeda, tergantung pada industrinya.
Kategori yang umum adalah sebagai berikut :
• Persediaan : terdiri atas jenis yang dibeli dan dijual kembali kepada
pelanggan.
• Mebel/furniture : termasuk didalamnya meja dan kursi kantor, lemari, dan
lain-lain.
• Mesin dan peralatan : termasuk didalamnya komputer, cash register,
mesin foto copy, mesin fax.
• Biaya pelatihan bagi karyawan, sangat dibutuhkan untuk melatih karyawan
sebelum hari pertama beroperasi.
• Modal kerja : kebanyakan usaha memerlukan beberapa bulan untuk
membangun basis pelanggan yang baik. Selama masa tersebut, jumlah
38
penjualan biasanya tidak cukup untuk membayar semua tagihan. Modal
kerja adalah kas yang disimpan untuk menutupi biaya bulanan sampai kas
ada diperusahaan setiap bulannya.
2.2.5.5.2. Proyeksi Laporan Keuangan
Proyeksi untuk laporan keuangan dapat dianalisis dengan menggunakan
metode akuntansi, yaitu :
o Berdasarkan Kas
Merupakan metode yang paling sederhana dan paling mudah digunakan.
Metode ini mencatat penjualan pada saat pembayaran diterima dari pelanggan
dan mencatat biaya pada saat tagihan dibayar.
o Berdasarkan Akrual
Metode ini mencatat penjualan pada saat terjadi transaksi dan mencatat biaya
pada saat biaya tersebut timbul.
Selain menggunakan metode diatas, proyeksi laporan keuangan juga dapat
dianalisis dengan neraca keuangan, dimana laporan keuangan ini dapat
memberikan informasi tentang sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan dan
sumber pembelanjaan untuk memperolehnya. Laporan ini menyajikan posisi
keuangan perusahaan, diantaranya :
o Aset, atau disebut juga dengan aktiva adalah kekayaaan yang dimiliki oleh
perusahaan baik yang nyata ataupun yang tidak nyata. Aset terdiri dari kas,
yaitu semua kas yang ada di tangan dan piutang, yaitu ases yang timbul karena
penjualan kredit.
39
o Persediaan, yaitu seluruh jenis yang tersedia yang akan dijual kembali.
o Perlengkapan, adalah salah satu bentuk aktiva dalam perusahaan yang terdiri
dari bahan pembantu.
o Biaya dibayar dimuka, adalah pembayaran dimuka untuk biaya perolehan
aktiva tetap.
o Aktiva tetap, adalah segala jenis asset yang bersifat lebih permanen yang
digunakan dalam usaha, termasuk mesin, peralatan, furniture, tanah dan
bangunan, renovasi dan kendaraan.
o Hutang, adalah bagian di dalam laporan neraca yang berisi seluruh hutang
yang dimiliki oleh perusahaan. Terdiri dari, (1). Hutang Dagang, disebut juga
hutang usaha, hutang jangka pendek yang berasal dari pembelian barang/jasa
untuk keperluan usaha; (2). Hutang Jangka Panjang: hutang yang jatuh
temponya lebih dari satu tahun.
o Modal, adalah suatu sumber pembelanjaan perusahaan yang berasal dari
pemilik.
Laporan Keuangan untuk sebuah perusahaan terdiri dari Neraca (Balance
Sheet), Perhitungan Laba Rugi (Income Statement) dan Laporan Perubahan Modal
(Statement of Owner’s Equity).
2.2.5.5.3. Aliran Kas (Cash Flow)
Perhitungan aliran kas dimaksudkan untuk melihat apakah hasil
keuntungan dari bisnis mampu membiayai biaya operasional dari perusahaan. Ada
40
beberapa hal yang mengakibatkan keuntungan bisnis tidak dapat membiayai
operasional perusahaan, yaitu :
• Ada beberapa tagihan yang harus dibayarkan diluar dari keuntungan.
• Tagihan yang ada tidak tampak pada perhitungan pengeluaran yang
terdapat dalam laporan laba/rugi.
• Adanya perpanjangan waktu dalam penagihan kredit terhadap pelanggan.
2.2.5.5.4. Titik Impas (Break Even Point)
Perhitungan nilai titik impas atau BEP akan membantu perusahaan dalam
hal penentuan jumlah penjualan minimum agar perusahaan dapat tetap beroperasi.
Ada beberapa hal penting dalam perhitungan BEP :
• Langkah pertama adalah memisahkan anatara pengeluaran tetap dengan
pengeluaran tidak tetap.
• Penentuan kontribusi keuntungan, yaitu membagi perkiraan keuntungan
bersih tahun pertama dengan perkiraan pendapatan di tahun pertama.
• Perhitungan BEP didapat dengan membagi antara total pengeluaran tetap
dan kontribusi keuntungan.
Setelah perhitungan BEP, dapat dilihat apakah suatu bisnis layak untuk
dijalankan atau tidak. Jika pendapatan tahun pertama sama dengan nilai BEP
maka keuntungan perusahaan adalah nol. Jika pendapatan penjualan lebih dari
nilai BEP, maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan, sebaliknya jika
41
pendapatan penjualan berada dibawah nilai BEP, artinya perusahaan tersebut akan
merugi.