bab ii landasan teori - repository.nusamandiri.ac.id filekeuntungan hsrp ialah mendukung mac address...

20
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Jurnal Pengertian dan konsep HSRP yang penulis peroleh dari tinjauan jurnal International Journal of Engineering and Innovative Technology (IJEIT) Volume 3, Issue 5: Hot Standby Router Protocol (HSRP) adalah protokol redudansi proprietary Cisco yang berfungsi untuk membangun default gateway yang fault tolerant. Protokol menetapkan kerangka kerja antara router jaringan untuk mencapai default gateway failover jika gateway utama tidak dapat diakses, dalam hal ini berhubungan erat dengan protokol routing seperti RIP, EIGRP atau OSPFP. HSRP memiliki kemampuan untuk memicu failover jika satu atau lebih interface di router mengalamai down. (I. Kaur & Bajaj, 2013). Sedangkan dari paper Seminar Sehari Program Pascasarjana Informatika Universitas Negeri Medan, HSRP merupakan protokol yang dapat mengantisipasi kegagalan gateway jaringan, protokol ini membuat gateway virtual sebagai redundansi. (Krianto Sulaiman, Ihwani, & Basri, 2015). Keuntungan menggunakan HSRP yang penulis peroleh dari jurnal International Journal of Science Inventions Today (IJSIT) Volume 3, Issue 6 Keuntungan HSRP ialah mendukung MAC address yang dapat dikonfigurasi. Ini memungkinkan komputer klien dan network tujuan menggunakan HSRP sebagai tujuan pertama untuk memulai routing trafik IP. Aplikasi jaringan peer-to-peer telah secara signifikan menggunakan protokol HSRP, yang juga memungkinkan redundansi IP dan mempertahankan redundansi maksimum. (Sahoo & Goswami, 2014). Pada penelitian sebelumnya, analisis perbandingan kinerja HSRP dengan Virtual Router Redudancy Protokol (VRRP) diuraikan bahwa: Adapun hasil pengukuran dari parameter packet loss terhadap jaringan VRRP jika terjadi permasalahan pada router master dan berpindah akses ke router

Upload: lamliem

Post on 24-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Jurnal

Pengertian dan konsep HSRP yang penulis peroleh dari tinjauan jurnal

International Journal of Engineering and Innovative Technology (IJEIT) Volume

3, Issue 5:

Hot Standby Router Protocol (HSRP) adalah protokol redudansi proprietary

Cisco yang berfungsi untuk membangun default gateway yang fault tolerant.

Protokol menetapkan kerangka kerja antara router jaringan untuk mencapai

default gateway failover jika gateway utama tidak dapat diakses, dalam hal ini

berhubungan erat dengan protokol routing seperti RIP, EIGRP atau OSPFP.

HSRP memiliki kemampuan untuk memicu failover jika satu atau lebih

interface di router mengalamai down. (I. Kaur & Bajaj, 2013).

Sedangkan dari paper Seminar Sehari Program Pascasarjana Informatika

Universitas Negeri Medan, HSRP merupakan protokol yang dapat mengantisipasi

kegagalan gateway jaringan, protokol ini membuat gateway virtual sebagai

redundansi. (Krianto Sulaiman, Ihwani, & Basri, 2015).

Keuntungan menggunakan HSRP yang penulis peroleh dari jurnal

International Journal of Science Inventions Today (IJSIT) Volume 3, Issue 6

Keuntungan HSRP ialah mendukung MAC address yang dapat dikonfigurasi.

Ini memungkinkan komputer klien dan network tujuan menggunakan HSRP

sebagai tujuan pertama untuk memulai routing trafik IP. Aplikasi jaringan

peer-to-peer telah secara signifikan menggunakan protokol HSRP, yang juga

memungkinkan redundansi IP dan mempertahankan redundansi maksimum.

(Sahoo & Goswami, 2014).

Pada penelitian sebelumnya, analisis perbandingan kinerja HSRP dengan

Virtual Router Redudancy Protokol (VRRP) diuraikan bahwa:

Adapun hasil pengukuran dari parameter packet loss terhadap jaringan VRRP

jika terjadi permasalahan pada router master dan berpindah akses ke router

6

backup lebih unggul dibandingkan dengan jaringan HSRP yaitu VRRP 0,8%

sedangkan HSRP 2%. Namun, perpindahan router backup to master jaringan

HSRP lebih unggul dibandingkan dengan jaringan VRRP yaitu VRRP 1,2%

sedangkan HSRP 0,7%. Sedangkan untuk analisis fail over master to backup

pada jaringan VRRP dan HSRP memiliki nilai delay yang sama sebesar 03Ms.

Sedangkan fail over backup to master jaringan HSRP lebih unggul

dibandingkan dengan jaringan VRRP yaitu HSRP sebesar 01Ms sedangkan

VRRP 10Ms. Dari hasil data diatas dapat dilihat bahwa redundancy HSRP

lebih unggul dibandingkan dengan redundancy VRRP (Firmansyah, Wahyudi,

& Purnama, 2018).

Dalam jurnal Indian Journal of Science and Technology (INDJST) Volume

9 Issue 20, dijelaskan HSRP melibatkan dua jenis router dan fitur-fitur yang

dimiliki HSRP yaitu:

1. Active router

Router aktif adalah router yang meneruskan paket IP ke router virtual di

tempat pertama. Router ini berbagi alamat IP dan Medium Access Control

(MAC) yang sama dengan standby router.

2. Standby router

Standby group bertindak sebagai cadangan ke router aktif. Jika router

aktif terganggu, standby akan memberikan redundansi gateway sehingga

memberikan kekokohan ke jaringan.

Fitur- fitur HSRP:

1. Preemption

Setiap router memiliki nomor prioritas. Jika router aktif terganggu, maka

router dengan prioritas tertinggi akan segera melakukan tugas router aktif.

2. Preempt Delay

Proses preemption akan tertunda untuk periode waktu tertentu untuk

mengkonfigurasi router dengan tabel routing sebelum menjadi router

aktif.

3. Interface Tracking

Ini memungkinkan interface lain pada router pada proses HSRP untuk

memantau interface yang ditentukan dan untuk mengubah prioritas grup

yang diberikan jika down. Jika interface yang diberikan down karena

router terganggu, maka itu mengurangi prioritas kelompok yang diberikan

sehingga kelompok prioritas tertinggi akan menjadi aktif dan melakukan

tugas paket IP forwarding. (Ravikumar et al., 2016).

Dari tinjauan jurnal diatas, penulis jadikan acuan dalam merancang HSRP

pada PT. Pratama Siaga Mandiri. Jika pada kantor tersebut active router

mengalami down, active router akan mengirim pesan ke standby router. Apabila

7

standby router menerima pesan dari active router maka standby router akan

menjadi active router dan menggantikan tugas active router yaitu meneruskan

paket data melalui jalur/link dari active router baru.

2.2. Konsep Dasar Jaringan

2.2.1. Jaringan Komputer

Jaringan komputer menurut Gitakarma dan Ariawan (2014:1) adalah:

Jaringan adalah sebuah kemampuan dari dua buah komputer atau lebih

untuk dapat saling mengetahui keberadaan satu dengan yang lainnya

sehingga dapat melakukan pertukaran data. Dalam era internet, yang

dimaksudkan dengan pertukaran data antara dua buah komputer bisa

menjadi hal yang sangat luas, sebagai contoh: perjalanan sebuah e-mail dari

satu server ke server yang lain, sebuah web browser yang men-download

halaman HTML, sebuah PC men-download film dari HTTP server, peer-to-

peer MP3 sharing, dan masih banyak lagi.

Jaringan komputer dibangun untuk membawa sebuah informasi secara tepat

tanpa adanya kesalahan dari sisi pengirim (transmitter) maupun sisi penerima

(receiver) melalui media komunikasi. Fungsi jaringan komputer diantaranya untuk

berbagi perangkat keras atau sharing resources, sebagai media komunikasi,

integrasi data, keamanan data dan efisiensi sumber daya.

2.2.2. Jenis-Jenis Jaringan Komputer

Berdasarkan cakupan luas daerah jangkauannya, jaringan komputer dapat

dikelompokkan menjadi LAN, MAN dan WAN.

1. Local Area Network (LAN)

LAN menurut Nugroho (2016:14) adalah:

LAN didefinisikan sebagai sebuah jaringan yang terdapat dalam

satu gedung, kantor, atau kampus. LAN tidak terpaut pada jumlah

perangkat yang dihubungkan, akan tetapi lebih mengacu kepada

penempatan jaringan pada tempat yang sama. Apabila ada jaringan dimana

jaringan tersebut terdapat dalam satu gedung, kantor atau kampus, maka

tipe jaringan yang terbentuk dinamakan sebagai jaringan LAN.

8

Sumber: https://www.istockphoto.com/vector/vector-illustration-of-a-lan-network-and-

its-components-gm450531643-24664699

Gambar II.1. Local Area Network

2. Wide Area Network (WAN)

Menurut Nugroho (2016:14)

Definisi jaringan WAN adalah hubungan antar jaringan LAN,

namun terletak pada wilayah geografis yang berbeda. Pada umumnya,

jaringan WAN adalah sebuah konsep dalam menghubungkan antar

jaringan LAN yang terletak pada jarak yang relatif jauh, misalnya antar

provinsi. Misalnya perusahaan PT. XYZ memiliki dua buah kantor yang

terdapat di Jakarta dan Bandung. Apabila jaringan LAN yang terdapat di

kantor Bandung dihubungkan dengan jaringan LAN yang terdapat di

kantor Jakarta, maka konsep jaringan yang terbentuk dinamakan dengan

istilah WAN (Wide Area Network). Biasanya dalam membentuk sebuah

konsep jaringan WAN diperlukan peran dari pihak lain, dalam hal ini

adalah pihak network provider

Sumber: https://study.com/academy/lesson/wan-connectivity-techniques.html

Gambar II.2. Wide Area Network

9

3. Internet

Menurut Nugroho (2016:15),

Internet adalah sebuah konsep dalam menghubungkan banyak

jaringan, bahkan bisa sampai jutaan jaringan. Jaringan Internet lebih

dikenal sebagai jaringan umum (public),dimana orang yang terhubung ke

dalam jaringan internet tidak tahu dengan siapa dia terhubung ke jaringan,

sehingga penggunaan jaringan Internet rawan terhadap masalah pencurian

data.

Sumber: https://conceptdraw.com/a908c3/preview Mobile%20satellite%20

communication%20network%20diagram

Gambar II.3. Internet

2.2.3. Topologi Jaringan

Gitakarma dan Ariawan (2014:2) berpendapat “Topologi fisik adalah sebuah

cara untuk menyusun atau mengatur komputer-komputer dalam jaringan.

Topologi fisik ini berkaitan dengan pola koneksi antar perangkat yang mengacu

pada bagaimana bentuk jaringan kalau dilihat secara fisik (tampak terlihat bentuk

fisik jaringan)”. Tiga topologi jaringan yang digunakan secara umum adalah

topologi bus, ring, dan star. Sedangkan untuk topologi yang lain merupakan

pengembangan dari tiga topologi jaringan tersebut.

1. Topologi Bus

Topologi bus menurut Winarto, Zaki, dan Community (2013:41)

adalah “Topologi yang terdiri atas kabel pusat tunggal, di mana seluruh

10

komputer dan perangkat lainnya saling berhubungan. Bus adalah kabel

fisik yang menghubungkan berbagai komputer dan perangkat lain”. Dalam

topologi bus, terdapat kabel tunggal atau kabel pusat di mana seluruh

workstation dan server dihubungkan. Ilustrasi topologi bus dapat dilihat

pada gambar dibawah ini:

Sumber: https://www.maxmanroe.com/vid/teknologi/komputer/pengertian-topologi-

bus.html

Gambar II.4 Topologi Bus

Kelebihan dan kekurangan topologi bus menurut Athailah (2013:10)

adalah:

A. Kelebihan:

a. Hemat kabel

b. Layout kabel sederhana

c. Mudah dikembangkan

B. Kekurangan:

a. Deteksi dan isolasi kesalahan sangat kecil

b. Lalu lintas data di jaringan sangat padat

c. Jika salah satu konektor pada node ada yang rusak, maka aktifitas

jaringan tidak dapat digunakan

d. Diperlukan repeater untuk jarak jauh

11

2. Topologi Ring

Winarto, Zaki, dan Community (2013:43) berpendapat “Sebuah topologi

ring/cincin menghubungkan komputer-komputer di LAN menggunakan kabel

secara melingkar. Topologi ring menggerakkan informasi dikabel dalam satu

arah. Komputer di jaringan mengirim ulang paket-paket data ke komputer

berikutnya di ring”. Data yang dikirimkan pada jaringan cincin bergerak dari

satu perangkat lainnya mengelilingi seluruh bagian cincin dalam satu arah.

Ketika sebuah komputer atau perangkat mengirimkan data, data tersebut

bergerak ke setiap komputer pada cincin sampai data tersebut mencapai

tujuannya. Gambar topologi ring dapat dilihat pada gambar II.5

Sumber : https://www.maxmanroe.com/vid/teknologi/komputer/pengertian-topologi-ring.html

Gambar II.5 Topologi Ring

Kelebihan dan kekurangan topologi ring menurut Athailah (2013:11)

adalah:

A. Kelebihan:

a. Hemat Kabel

b. Sinyal dalam jaringan lebih kuat tanpa harus dilengkapi dengan

alat penguat sinyal (repeater)

c. Mudah untuk dikonfigurasi ulang dan instalasi perangkat baru

12

d. Mudah melakukan pelacakan dan pengisolasian jika terjadi

kesalahan dalam jaringan, karena menggunakan konfigurasi point

to point.

e. Tidak akan terjadi tabrakan pengiriman data (collision) karena

dalam satu waktu hanya satu node yang dapat mengirimkan data

B. Kekurangan:

a. Pengembangan jaringan akan lebih kaku

b. Kinerja komunikasi dalam jaringan sangat bergantung pada jumlah

titik/node/komputer yang terdapat dalam jaringan.

c. Diperlukan penanganan dan pengelolaan khusus bandles.

3. Topologi Star

Menurut Winarto, Zaki, dan Community (2013:41) “Pada jaringan

star komputer-komputer dijaringan saling terhubung berkat adanya piranti

sentral yang bernama hub/switch, tiap komputer terhubung ke port-port di

hub/switch dengan kabel (umumnya kabel yang digunakan adalah kabel

UTP)”. Topologi star dapat digambarkan sebagai berikut:

Sumber : https://www.nesabamedia.com/topologi-star/

Gambar II.6 Topologi Star

Kelebihan dan kekurangan topologi star menurut Athailah (2013:13)

adalah:

13

A. Kelebihan:

a. Paling fleksibel

b. Pemasangan/perubahan stadion atau node sangat mudah dan tidak

mengganggu bagian jaringan lainnya

c. Kontrol terpusat

d. Kemudahan deteksi dan isolasi kesalahan atau kerusakan jaringan

e. Node atau computer lainnya tidak terganggu jika ada node atau

komputer dalam jaringan yang rusak.

B. Kekurangan:

a. Biaya mahal, karena menggunakan hub atau switch

b. Jika hub atau switch rusak, maka aktivitas jaringan akan terhenti

2.3. Manajemen Jaringan

2.3.1. IP Address dan Subnetting

Menurut Hadi (2016:43) “IP Address terdiri atas dua bagian, yaitu network

ID dan host ID, di mana network ID menentukan alamat jaringan komputer,

sedangkan host ID menentukan alamat host (komputer, router, switch).” Oleh

sebab itu, IP Address memberikan alamat lengkap suatu host beserta alamat

jaringan di mana host itu berada.

Format penulisan IP Address berupa bilangan biner 32 bit yang dipisahkan

oleh tanda titik setiap 8 bit-nya, yang disebut oktet. Contohnya:

11000000.11001000.00000010.00000001

Jika dikonversi ke desimal menjadi: 192.168.2.1

14

Ada 5 kelas dalam IP Address, IP Address yang dipakai di internet adalah

IP kelas A, B dan C. IP kelas D digunakan untuk pengalamatan multicast

sedangkan kelas E untuk keperluan eksperimen.

Sumber: http://i1080.photobucket.com/albums/t4.png

Gambar II.7 Pengelompokan IP Address

Dalam penggunaan IP Address untuk mempermudah pengelolaan dalam

jaringan baik jaringan WAN atau LAN, IP Address dibedakan menjadi dua

kelompok yaitu IP Address yang ter-registrasi di internet (IP public) dan IP

Address yang dipakai oleh LAN dan tidak dapat di akses oleh internet (IP

Private).

Range IP Private:

1. Kelas A: 10.0.0.0 s/d 10.255.255.255

2. Kelas B: 172.16.0.0 s/d 172.31.255.255

3. Kelas C: 192.168.0.0 s/d 192.168.255.255

Subnetting menurut Winarto dan Zaki (2013:64) “Subnetting adalah teknik

yang lazim dipakai oleh admin jaringan dengan memanfaatkan 32 bit yang ada di

IP address dengan lebih efisien.”. Ada beberapa alasan mengapa subnetting perlu

dilakukan:

15

1. Mengurangi kepadatan lalu lintas data

Sebuah LAN dengan 254 host akan lebih padat lalu lintas datanya

dibandingkan dengan LAN yang hanya memiliki 62 host.

2. Meningkatkan unjuk kerja jaringan

Semakin banyak jumlah host, akan semakin kecil kesempatan masing-

masing host dalam mengakses data-data dalam jaringan yang artinya mengurangi

unjuk kerja dari jaringan itu sendiri.

2. Penyederhanaan dalam pengelolaan

Jarak yang jauh, banyaknya jumlah komputer yang harus dihubungkan

akan mudah dikelola bila dibuatkan jaringan sendiri ketimbang harus dijadikan

satu jaringan besar. Berikut adalah tabel subnetting IP kelas A, B dan C:

Sumber: http://www.catatanteknisi.com

Gambar II.8 Subnetting kelas A

16

Sumber: http://www.catatanteknisi.com

Gambar II.9 Subnetting kelas B

Sumber: http://www.catatanteknisi.com

Gambar II.10 Subnetting kelas C

17

2.3.2. Arsitektur Jaringan

Menurut Mulyanta (2015:31) “Arsitektur jaringan komputer terdiri dari

protokol dan komponen yang dibutuhkan dalam menjalankan sebuah aplikasi.

Salah satunya adalah arsitektur model referensi dari Open System Interconect atau

OSI”. Menurut Gitakarma dan Ariawan (2014:24) “Proses pengolahan data dibagi

menjadi tujuh lapisan (layer) dimana masing-masing memiliki fungsi sendiri-

sendiri. Oleh sebab itu, model OSI sering juga disebut sebagai arsitektur lapisan”.

Berikut ini adalah tabel yang berisi lapisan-lapisan model OSI beserta fungsi dan

protokol yang melayani masing-masing lapisan tersebut.

Tabel II.1

Lapisan model OSI

Lapisan Nama Fungsi Protokol/Pelayanan

7 Application

Menyediakan pelayanan yang

langsung mendukung aplikasi

pemakai

e-mail, FTP, akses

ke database, dll.

6 Presentation Menerjemahkan, kompresi dan

enkripsi data

MPEG, Quick Time,

MIDI, dll

5 Session Mengkoordinasi komunikasi

antara sistem

NETBEUI,

XWINDOWS, dll

4 Transport

Memungkinkan paket data

dikirim tanpa kesalahan

(realibilitas data)

TCP, UDP, SPX

3 Network

Menentukan jalur pengiriman

dan meneruskam paket ke

alamat lain

IP, IPX, ARP,

RARP, dan lain-lain

2 Data Link Mengatur data biner menjadi PPP, SLIP, MTU,

18

logical group Ethernet, dan lain-

lain

1 Physical Transmisi data biner melalui

jalur komunikasi

10BaseT,

100BaseTX, HSSI,

V.35, X.21

Sumber: Gitakarma dan Ariawan (2014:24)

2.4. Konsep Penunjang Usulan

2.4.1. Definisi HSRP

Hot Standby Routing Protocol (HSRP) adalah sebuah protokol yang

menyediakan jaringan dengan ketersediaan tinggi (high availability) dan

menyediakan hardware hampir seketika fail-over tanpa intervensi

administrator. Ini menghasilkan sebuah hot standby router group, termasuk

router aktif yang meminjamkan jasa untuk setiap paket yang ditransfer ke

alamat standby router. Jika router aktif gagal, maka akan digantikan oleh

standby router yang memantau itu (Cisco, 2013).

Jadi karena ada dua atau lebih router yang menjadi gateway dari satu

jaringan lokal, maka dapat juga melakukan sebuah 'Prioritas'. Dengan kata lain

ada satu router yang bisa dijadikan sebagai gateway utama dan yang lain akan

menjadi backup. Seperti halnya mekanisme dari failover jika jalur dari gateway

utama putus maka bisa di-backup oleh jalur yang lain. Hal ini sebagai langkah

preventif jika pada suatu saat gateway utama bukan hanya jalurnya saja yang

putus namun juga mengalami kerusakan pada perangkat dan dengan segera akan

bisa di-backup oleh perangkat yang lain tanpa perlu dilakukan konfigurasi baru

dari router tersebut.

19

2.4.2. Cara Kerja Jaringan HSRP

Menurut Odom (2015:60), “HSRP beroperasi dengan model active/standby

(juga lebih umum disebut aktif / pasif). HSRP memungkinkan dua atau lebih

router untuk bekerja sama, tetapi yang bekerja adalah active router sementara

standby router hanya menjadi backup jika sewaktu-waktu active router

mengalami gangguan”. Ketika kegagalan pada active router terdeteksi, standby

router mengambil peran menjadi forwarding router. Dikarenakan forwarding

router menggunakan IP dan MAC address yang sama (virtual), semua host yang

terhubung dalam jaringan tidak ada gangguan dalam komunikasi. Antar router

mengirimkan paket hello untuk berkomunikasi. Secara default, sebuah paket hello

dikirim diantara perangkat HSRP standby grup setiap 3 detik, dan perangkat

standby menjadi active ketika paket hello tidak diterima selama 10 detik (disebut

hold time).

Dalam jurnal Imperial Journal of Interdisciplinary Research (IJIR) Volume

3, Issue 1, dijelaskan ada 5 status router dalam HSRP, yaitu:

1. Initial: Ini adalah keadaan awal dari router dan menunjukkan bahwa HSRP

tidak aktif. Keadaan ini dimasukkan melalui perubahan konfigurasi atau saat

interface pertama kali muncul.

2. Learn: Alamat IP virtual belum ditentukan oleh router dan belum ada paket

hello terotentikasi dari active router. Dalam keadaan ini standby router masih

menunggu status dari active router.

3. Listen: Setelah router mengetahui alamat IP virtual, tetapi bukan IP active

router atau standby router. Standby router mendengarkan paket hello dari

active router.

4. Speak: Paket hello dikirim secara berkala oleh router active dan secara aktif

berpartisipasi dalam pemilihan active router atau standby router. Jika router

tidak memiliki alamat IP virtual, maka ia tidak bisa masuk ke grup ini.

5. Standby: Router dalam antrean kandidat untuk menjadi router aktif

berikutnya dan secara berkala mengirim paket hello.

6. Active: Router sedang meneruskan paket yang dikirim ke alamat MAC

virtual grup. Router secara berkala mengirim pesan hello. Tidak termasuk

kondisi transien, minimal ada satu router dalam keadaan aktif dalam grup.

(P. Kaur, Kaur, & Kaur, 2017)

20

2.4.3. Perangkat Jaringan

1. Router

Menurut Athailah (2013:2) “Router adalah sebuah alat yang

digunakan untuk mengatur rute sinyal atau data yang ada di jaringan

komputer sehingga dapa diarahkan menuju ke rute tertentu yang telah diatur

sebelumnya dan menghasilkan suatu hubungan antar jaringan komputer itu

sendiri”. Router bekerja pada lapisan ke-3 OSI dan menggunakan skema

pengalamatan protokol IP.

Kemampuan router yang lain menurut Irawati dkk (2015:153) :

a. Membagi segmen jaringan yang besar menjadi segmen yang kecil-kecil

b. Memfilter dan mengisolasi trafik

c. Menghubungkan segmen jaringan yang berbeda topologi dan metode

akses

d. Dapat melakukan routing paket dengan shorthest path, dari banyak

pilihan jalur.

Sumber: http://www.router-switch.com/cisco1921-k9-p-1910.html

Gambar II.11 Router Cisco

2. Switch

Menurut Ariawal dan Purbo (2016:14)

“Setiap port dalam switch memiliki domain collision sendiri-sendiri.

Switch menciptakan Virtual Private Network (VPN) dari port pengirim dan

port penerima sehingga jika 2 host sedang berkomunikasi, mereka tidak akan

saling mengganggu. Jika satu port pada switch sedang sibuk, port-port lain

21

tetap dapat berfungsi dengan baik. Istilahnya, switch itu unicast yang

mempunyai jalur-jalur sendiri di setiap portnya. Switch mempunyai tabel

CAM (Content Addressable Memory) yang digunakan untuk menyimpan data

MAC Address dari end device yang terpasang pada port switch. Dengan

demikian, data yang ditransfer akan langsung menuju ke device tujuan”.

Sumber: https://www.cisco.com/c/en/us/support/switches/sf100-24-24-port-10-100-

switch/model.html

Gambar II.12 Switch

3. NIC (Network Interface Card)

Menurut Irawati dkk (2015:148)

“NIC merupakan antarmuka yang menghubungkan antara PC dengan

sebuah jaringan. Pertukaran data antar komputer dalam jaringan dapat terjadi

melalui media NIC card. NIC juga berfungsi mengontrol aliran data antara

komputer dan sistem kabel, serta menerjemahkannya ke dalam bit yang bisa

dimengerti oleh komputer”.

Sumber: https://www.deskdecode.com/wp-content/uploads/2017/05/NIC-min.jpg

Gambar II.13 Network Internet Card (NIC)

22

4. Kabel Jaringan

a. Kabel STP (Shield Twisted Pair)

Kabel STP terdiri atas 8 kabel kecil didalamnya. Menurut Winarno

(2013:36) “Mayoritas kabel STP diberi pelindung berupa lapisan alumunium

foil. Untuk gedung dengan inferensi listrik yang sangat tinggi, kabel STP ini

memberikan proteksi yang lebih baik lagi”. Kabel STP memiliki bandwidth

0-100 Mbps dengan panjang kabel maksimal 100 meter. Kabel STP perlu di-

grounded atau pembumian pada kedua ujungnya untuk mengurangi noise.

Sumber: https://forum.digikey.com/t/twisted-pair-cable-utp-vs-stp/607

Gambar II.14 Kabel STP

b. Kabel UTP (Unshield Twisted Pair)

Menurut Irawati dkk (2015:122) “Kecepatan transfer data

mencapai 10-100 Mbps. Kekurangan kabel UTP adalah rentan terhadap efek

interferensi elektris yang berasal dari media atau perangkat-perangkat di

sekelilingnya. Panjang kabel maksimal adalah 100 meter”.

23

Sumber: http://www.pengertianku.net/wp-content/uploads/2015/01/kabel-utp.jpg

Gambar II.15 Kabel UTP

Tabel II.2

Kategori Kabel UTP

Jenis UTP Karakteristik

Category 1 (cat 1) Mampu mentransmisikan data kecepatan

rendah. Contoh: komunikasi telepon

Category 2 (cat 2) Untuk protokol digital dengan kecepatan data

hingga 4 Mbps

Category 3 (cat 3) Untuk protokol Ethernet dengan kecepatan

data hingga 10 MHz

Category 4 (cat 4) Untuk protokol 16 Mbps token ring (IBM)

dengan kecepatan data hingga 20 Mbps

Category 5 (cat 5) Untuk protokol fast Ethernet dengan

kecepatan data hingga 100 MHz.

Category 5e (Cat5e) Untuk protokol fast Ethernet dengan

kecepatan data hingga 250 Mbps

Sumber: Irawati dkk (2015:122)

24

5. Server

Menurut Khairil, dkk (2013:2):

“Server adalah sebuah sistem komputer yang menyediakan jenis layanan

tertentu dalam sebuah jaringan komputer. Server didukung dengan prosesor

yang bersifat scalable dan RAM yang besar, juga dilengkapi dengan sistem

operasi khusus, yang disebut dengan sistem operasi jaringan atau network

operating system. Server juga menjalankan perangkat lunak administratif yang

mengontrol akses terhadap jaringan dan sumber daya yang terdapat di

dalamnya, seperti halnya berkas atau alat pencetak (printer), dan memberikan

hak akses kepada workstation anggota jaringan.”