bab ii landasan teori - repository.nusamandiri.ac.id filekeuntungan hsrp ialah mendukung mac address...
TRANSCRIPT
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Jurnal
Pengertian dan konsep HSRP yang penulis peroleh dari tinjauan jurnal
International Journal of Engineering and Innovative Technology (IJEIT) Volume
3, Issue 5:
Hot Standby Router Protocol (HSRP) adalah protokol redudansi proprietary
Cisco yang berfungsi untuk membangun default gateway yang fault tolerant.
Protokol menetapkan kerangka kerja antara router jaringan untuk mencapai
default gateway failover jika gateway utama tidak dapat diakses, dalam hal ini
berhubungan erat dengan protokol routing seperti RIP, EIGRP atau OSPFP.
HSRP memiliki kemampuan untuk memicu failover jika satu atau lebih
interface di router mengalamai down. (I. Kaur & Bajaj, 2013).
Sedangkan dari paper Seminar Sehari Program Pascasarjana Informatika
Universitas Negeri Medan, HSRP merupakan protokol yang dapat mengantisipasi
kegagalan gateway jaringan, protokol ini membuat gateway virtual sebagai
redundansi. (Krianto Sulaiman, Ihwani, & Basri, 2015).
Keuntungan menggunakan HSRP yang penulis peroleh dari jurnal
International Journal of Science Inventions Today (IJSIT) Volume 3, Issue 6
Keuntungan HSRP ialah mendukung MAC address yang dapat dikonfigurasi.
Ini memungkinkan komputer klien dan network tujuan menggunakan HSRP
sebagai tujuan pertama untuk memulai routing trafik IP. Aplikasi jaringan
peer-to-peer telah secara signifikan menggunakan protokol HSRP, yang juga
memungkinkan redundansi IP dan mempertahankan redundansi maksimum.
(Sahoo & Goswami, 2014).
Pada penelitian sebelumnya, analisis perbandingan kinerja HSRP dengan
Virtual Router Redudancy Protokol (VRRP) diuraikan bahwa:
Adapun hasil pengukuran dari parameter packet loss terhadap jaringan VRRP
jika terjadi permasalahan pada router master dan berpindah akses ke router
6
backup lebih unggul dibandingkan dengan jaringan HSRP yaitu VRRP 0,8%
sedangkan HSRP 2%. Namun, perpindahan router backup to master jaringan
HSRP lebih unggul dibandingkan dengan jaringan VRRP yaitu VRRP 1,2%
sedangkan HSRP 0,7%. Sedangkan untuk analisis fail over master to backup
pada jaringan VRRP dan HSRP memiliki nilai delay yang sama sebesar 03Ms.
Sedangkan fail over backup to master jaringan HSRP lebih unggul
dibandingkan dengan jaringan VRRP yaitu HSRP sebesar 01Ms sedangkan
VRRP 10Ms. Dari hasil data diatas dapat dilihat bahwa redundancy HSRP
lebih unggul dibandingkan dengan redundancy VRRP (Firmansyah, Wahyudi,
& Purnama, 2018).
Dalam jurnal Indian Journal of Science and Technology (INDJST) Volume
9 Issue 20, dijelaskan HSRP melibatkan dua jenis router dan fitur-fitur yang
dimiliki HSRP yaitu:
1. Active router
Router aktif adalah router yang meneruskan paket IP ke router virtual di
tempat pertama. Router ini berbagi alamat IP dan Medium Access Control
(MAC) yang sama dengan standby router.
2. Standby router
Standby group bertindak sebagai cadangan ke router aktif. Jika router
aktif terganggu, standby akan memberikan redundansi gateway sehingga
memberikan kekokohan ke jaringan.
Fitur- fitur HSRP:
1. Preemption
Setiap router memiliki nomor prioritas. Jika router aktif terganggu, maka
router dengan prioritas tertinggi akan segera melakukan tugas router aktif.
2. Preempt Delay
Proses preemption akan tertunda untuk periode waktu tertentu untuk
mengkonfigurasi router dengan tabel routing sebelum menjadi router
aktif.
3. Interface Tracking
Ini memungkinkan interface lain pada router pada proses HSRP untuk
memantau interface yang ditentukan dan untuk mengubah prioritas grup
yang diberikan jika down. Jika interface yang diberikan down karena
router terganggu, maka itu mengurangi prioritas kelompok yang diberikan
sehingga kelompok prioritas tertinggi akan menjadi aktif dan melakukan
tugas paket IP forwarding. (Ravikumar et al., 2016).
Dari tinjauan jurnal diatas, penulis jadikan acuan dalam merancang HSRP
pada PT. Pratama Siaga Mandiri. Jika pada kantor tersebut active router
mengalami down, active router akan mengirim pesan ke standby router. Apabila
7
standby router menerima pesan dari active router maka standby router akan
menjadi active router dan menggantikan tugas active router yaitu meneruskan
paket data melalui jalur/link dari active router baru.
2.2. Konsep Dasar Jaringan
2.2.1. Jaringan Komputer
Jaringan komputer menurut Gitakarma dan Ariawan (2014:1) adalah:
Jaringan adalah sebuah kemampuan dari dua buah komputer atau lebih
untuk dapat saling mengetahui keberadaan satu dengan yang lainnya
sehingga dapat melakukan pertukaran data. Dalam era internet, yang
dimaksudkan dengan pertukaran data antara dua buah komputer bisa
menjadi hal yang sangat luas, sebagai contoh: perjalanan sebuah e-mail dari
satu server ke server yang lain, sebuah web browser yang men-download
halaman HTML, sebuah PC men-download film dari HTTP server, peer-to-
peer MP3 sharing, dan masih banyak lagi.
Jaringan komputer dibangun untuk membawa sebuah informasi secara tepat
tanpa adanya kesalahan dari sisi pengirim (transmitter) maupun sisi penerima
(receiver) melalui media komunikasi. Fungsi jaringan komputer diantaranya untuk
berbagi perangkat keras atau sharing resources, sebagai media komunikasi,
integrasi data, keamanan data dan efisiensi sumber daya.
2.2.2. Jenis-Jenis Jaringan Komputer
Berdasarkan cakupan luas daerah jangkauannya, jaringan komputer dapat
dikelompokkan menjadi LAN, MAN dan WAN.
1. Local Area Network (LAN)
LAN menurut Nugroho (2016:14) adalah:
LAN didefinisikan sebagai sebuah jaringan yang terdapat dalam
satu gedung, kantor, atau kampus. LAN tidak terpaut pada jumlah
perangkat yang dihubungkan, akan tetapi lebih mengacu kepada
penempatan jaringan pada tempat yang sama. Apabila ada jaringan dimana
jaringan tersebut terdapat dalam satu gedung, kantor atau kampus, maka
tipe jaringan yang terbentuk dinamakan sebagai jaringan LAN.
8
Sumber: https://www.istockphoto.com/vector/vector-illustration-of-a-lan-network-and-
its-components-gm450531643-24664699
Gambar II.1. Local Area Network
2. Wide Area Network (WAN)
Menurut Nugroho (2016:14)
Definisi jaringan WAN adalah hubungan antar jaringan LAN,
namun terletak pada wilayah geografis yang berbeda. Pada umumnya,
jaringan WAN adalah sebuah konsep dalam menghubungkan antar
jaringan LAN yang terletak pada jarak yang relatif jauh, misalnya antar
provinsi. Misalnya perusahaan PT. XYZ memiliki dua buah kantor yang
terdapat di Jakarta dan Bandung. Apabila jaringan LAN yang terdapat di
kantor Bandung dihubungkan dengan jaringan LAN yang terdapat di
kantor Jakarta, maka konsep jaringan yang terbentuk dinamakan dengan
istilah WAN (Wide Area Network). Biasanya dalam membentuk sebuah
konsep jaringan WAN diperlukan peran dari pihak lain, dalam hal ini
adalah pihak network provider
Sumber: https://study.com/academy/lesson/wan-connectivity-techniques.html
Gambar II.2. Wide Area Network
9
3. Internet
Menurut Nugroho (2016:15),
Internet adalah sebuah konsep dalam menghubungkan banyak
jaringan, bahkan bisa sampai jutaan jaringan. Jaringan Internet lebih
dikenal sebagai jaringan umum (public),dimana orang yang terhubung ke
dalam jaringan internet tidak tahu dengan siapa dia terhubung ke jaringan,
sehingga penggunaan jaringan Internet rawan terhadap masalah pencurian
data.
Sumber: https://conceptdraw.com/a908c3/preview Mobile%20satellite%20
communication%20network%20diagram
Gambar II.3. Internet
2.2.3. Topologi Jaringan
Gitakarma dan Ariawan (2014:2) berpendapat “Topologi fisik adalah sebuah
cara untuk menyusun atau mengatur komputer-komputer dalam jaringan.
Topologi fisik ini berkaitan dengan pola koneksi antar perangkat yang mengacu
pada bagaimana bentuk jaringan kalau dilihat secara fisik (tampak terlihat bentuk
fisik jaringan)”. Tiga topologi jaringan yang digunakan secara umum adalah
topologi bus, ring, dan star. Sedangkan untuk topologi yang lain merupakan
pengembangan dari tiga topologi jaringan tersebut.
1. Topologi Bus
Topologi bus menurut Winarto, Zaki, dan Community (2013:41)
adalah “Topologi yang terdiri atas kabel pusat tunggal, di mana seluruh
10
komputer dan perangkat lainnya saling berhubungan. Bus adalah kabel
fisik yang menghubungkan berbagai komputer dan perangkat lain”. Dalam
topologi bus, terdapat kabel tunggal atau kabel pusat di mana seluruh
workstation dan server dihubungkan. Ilustrasi topologi bus dapat dilihat
pada gambar dibawah ini:
Sumber: https://www.maxmanroe.com/vid/teknologi/komputer/pengertian-topologi-
bus.html
Gambar II.4 Topologi Bus
Kelebihan dan kekurangan topologi bus menurut Athailah (2013:10)
adalah:
A. Kelebihan:
a. Hemat kabel
b. Layout kabel sederhana
c. Mudah dikembangkan
B. Kekurangan:
a. Deteksi dan isolasi kesalahan sangat kecil
b. Lalu lintas data di jaringan sangat padat
c. Jika salah satu konektor pada node ada yang rusak, maka aktifitas
jaringan tidak dapat digunakan
d. Diperlukan repeater untuk jarak jauh
11
2. Topologi Ring
Winarto, Zaki, dan Community (2013:43) berpendapat “Sebuah topologi
ring/cincin menghubungkan komputer-komputer di LAN menggunakan kabel
secara melingkar. Topologi ring menggerakkan informasi dikabel dalam satu
arah. Komputer di jaringan mengirim ulang paket-paket data ke komputer
berikutnya di ring”. Data yang dikirimkan pada jaringan cincin bergerak dari
satu perangkat lainnya mengelilingi seluruh bagian cincin dalam satu arah.
Ketika sebuah komputer atau perangkat mengirimkan data, data tersebut
bergerak ke setiap komputer pada cincin sampai data tersebut mencapai
tujuannya. Gambar topologi ring dapat dilihat pada gambar II.5
Sumber : https://www.maxmanroe.com/vid/teknologi/komputer/pengertian-topologi-ring.html
Gambar II.5 Topologi Ring
Kelebihan dan kekurangan topologi ring menurut Athailah (2013:11)
adalah:
A. Kelebihan:
a. Hemat Kabel
b. Sinyal dalam jaringan lebih kuat tanpa harus dilengkapi dengan
alat penguat sinyal (repeater)
c. Mudah untuk dikonfigurasi ulang dan instalasi perangkat baru
12
d. Mudah melakukan pelacakan dan pengisolasian jika terjadi
kesalahan dalam jaringan, karena menggunakan konfigurasi point
to point.
e. Tidak akan terjadi tabrakan pengiriman data (collision) karena
dalam satu waktu hanya satu node yang dapat mengirimkan data
B. Kekurangan:
a. Pengembangan jaringan akan lebih kaku
b. Kinerja komunikasi dalam jaringan sangat bergantung pada jumlah
titik/node/komputer yang terdapat dalam jaringan.
c. Diperlukan penanganan dan pengelolaan khusus bandles.
3. Topologi Star
Menurut Winarto, Zaki, dan Community (2013:41) “Pada jaringan
star komputer-komputer dijaringan saling terhubung berkat adanya piranti
sentral yang bernama hub/switch, tiap komputer terhubung ke port-port di
hub/switch dengan kabel (umumnya kabel yang digunakan adalah kabel
UTP)”. Topologi star dapat digambarkan sebagai berikut:
Sumber : https://www.nesabamedia.com/topologi-star/
Gambar II.6 Topologi Star
Kelebihan dan kekurangan topologi star menurut Athailah (2013:13)
adalah:
13
A. Kelebihan:
a. Paling fleksibel
b. Pemasangan/perubahan stadion atau node sangat mudah dan tidak
mengganggu bagian jaringan lainnya
c. Kontrol terpusat
d. Kemudahan deteksi dan isolasi kesalahan atau kerusakan jaringan
e. Node atau computer lainnya tidak terganggu jika ada node atau
komputer dalam jaringan yang rusak.
B. Kekurangan:
a. Biaya mahal, karena menggunakan hub atau switch
b. Jika hub atau switch rusak, maka aktivitas jaringan akan terhenti
2.3. Manajemen Jaringan
2.3.1. IP Address dan Subnetting
Menurut Hadi (2016:43) “IP Address terdiri atas dua bagian, yaitu network
ID dan host ID, di mana network ID menentukan alamat jaringan komputer,
sedangkan host ID menentukan alamat host (komputer, router, switch).” Oleh
sebab itu, IP Address memberikan alamat lengkap suatu host beserta alamat
jaringan di mana host itu berada.
Format penulisan IP Address berupa bilangan biner 32 bit yang dipisahkan
oleh tanda titik setiap 8 bit-nya, yang disebut oktet. Contohnya:
11000000.11001000.00000010.00000001
Jika dikonversi ke desimal menjadi: 192.168.2.1
14
Ada 5 kelas dalam IP Address, IP Address yang dipakai di internet adalah
IP kelas A, B dan C. IP kelas D digunakan untuk pengalamatan multicast
sedangkan kelas E untuk keperluan eksperimen.
Sumber: http://i1080.photobucket.com/albums/t4.png
Gambar II.7 Pengelompokan IP Address
Dalam penggunaan IP Address untuk mempermudah pengelolaan dalam
jaringan baik jaringan WAN atau LAN, IP Address dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu IP Address yang ter-registrasi di internet (IP public) dan IP
Address yang dipakai oleh LAN dan tidak dapat di akses oleh internet (IP
Private).
Range IP Private:
1. Kelas A: 10.0.0.0 s/d 10.255.255.255
2. Kelas B: 172.16.0.0 s/d 172.31.255.255
3. Kelas C: 192.168.0.0 s/d 192.168.255.255
Subnetting menurut Winarto dan Zaki (2013:64) “Subnetting adalah teknik
yang lazim dipakai oleh admin jaringan dengan memanfaatkan 32 bit yang ada di
IP address dengan lebih efisien.”. Ada beberapa alasan mengapa subnetting perlu
dilakukan:
15
1. Mengurangi kepadatan lalu lintas data
Sebuah LAN dengan 254 host akan lebih padat lalu lintas datanya
dibandingkan dengan LAN yang hanya memiliki 62 host.
2. Meningkatkan unjuk kerja jaringan
Semakin banyak jumlah host, akan semakin kecil kesempatan masing-
masing host dalam mengakses data-data dalam jaringan yang artinya mengurangi
unjuk kerja dari jaringan itu sendiri.
2. Penyederhanaan dalam pengelolaan
Jarak yang jauh, banyaknya jumlah komputer yang harus dihubungkan
akan mudah dikelola bila dibuatkan jaringan sendiri ketimbang harus dijadikan
satu jaringan besar. Berikut adalah tabel subnetting IP kelas A, B dan C:
Sumber: http://www.catatanteknisi.com
Gambar II.8 Subnetting kelas A
16
Sumber: http://www.catatanteknisi.com
Gambar II.9 Subnetting kelas B
Sumber: http://www.catatanteknisi.com
Gambar II.10 Subnetting kelas C
17
2.3.2. Arsitektur Jaringan
Menurut Mulyanta (2015:31) “Arsitektur jaringan komputer terdiri dari
protokol dan komponen yang dibutuhkan dalam menjalankan sebuah aplikasi.
Salah satunya adalah arsitektur model referensi dari Open System Interconect atau
OSI”. Menurut Gitakarma dan Ariawan (2014:24) “Proses pengolahan data dibagi
menjadi tujuh lapisan (layer) dimana masing-masing memiliki fungsi sendiri-
sendiri. Oleh sebab itu, model OSI sering juga disebut sebagai arsitektur lapisan”.
Berikut ini adalah tabel yang berisi lapisan-lapisan model OSI beserta fungsi dan
protokol yang melayani masing-masing lapisan tersebut.
Tabel II.1
Lapisan model OSI
Lapisan Nama Fungsi Protokol/Pelayanan
7 Application
Menyediakan pelayanan yang
langsung mendukung aplikasi
pemakai
e-mail, FTP, akses
ke database, dll.
6 Presentation Menerjemahkan, kompresi dan
enkripsi data
MPEG, Quick Time,
MIDI, dll
5 Session Mengkoordinasi komunikasi
antara sistem
NETBEUI,
XWINDOWS, dll
4 Transport
Memungkinkan paket data
dikirim tanpa kesalahan
(realibilitas data)
TCP, UDP, SPX
3 Network
Menentukan jalur pengiriman
dan meneruskam paket ke
alamat lain
IP, IPX, ARP,
RARP, dan lain-lain
2 Data Link Mengatur data biner menjadi PPP, SLIP, MTU,
18
logical group Ethernet, dan lain-
lain
1 Physical Transmisi data biner melalui
jalur komunikasi
10BaseT,
100BaseTX, HSSI,
V.35, X.21
Sumber: Gitakarma dan Ariawan (2014:24)
2.4. Konsep Penunjang Usulan
2.4.1. Definisi HSRP
Hot Standby Routing Protocol (HSRP) adalah sebuah protokol yang
menyediakan jaringan dengan ketersediaan tinggi (high availability) dan
menyediakan hardware hampir seketika fail-over tanpa intervensi
administrator. Ini menghasilkan sebuah hot standby router group, termasuk
router aktif yang meminjamkan jasa untuk setiap paket yang ditransfer ke
alamat standby router. Jika router aktif gagal, maka akan digantikan oleh
standby router yang memantau itu (Cisco, 2013).
Jadi karena ada dua atau lebih router yang menjadi gateway dari satu
jaringan lokal, maka dapat juga melakukan sebuah 'Prioritas'. Dengan kata lain
ada satu router yang bisa dijadikan sebagai gateway utama dan yang lain akan
menjadi backup. Seperti halnya mekanisme dari failover jika jalur dari gateway
utama putus maka bisa di-backup oleh jalur yang lain. Hal ini sebagai langkah
preventif jika pada suatu saat gateway utama bukan hanya jalurnya saja yang
putus namun juga mengalami kerusakan pada perangkat dan dengan segera akan
bisa di-backup oleh perangkat yang lain tanpa perlu dilakukan konfigurasi baru
dari router tersebut.
19
2.4.2. Cara Kerja Jaringan HSRP
Menurut Odom (2015:60), “HSRP beroperasi dengan model active/standby
(juga lebih umum disebut aktif / pasif). HSRP memungkinkan dua atau lebih
router untuk bekerja sama, tetapi yang bekerja adalah active router sementara
standby router hanya menjadi backup jika sewaktu-waktu active router
mengalami gangguan”. Ketika kegagalan pada active router terdeteksi, standby
router mengambil peran menjadi forwarding router. Dikarenakan forwarding
router menggunakan IP dan MAC address yang sama (virtual), semua host yang
terhubung dalam jaringan tidak ada gangguan dalam komunikasi. Antar router
mengirimkan paket hello untuk berkomunikasi. Secara default, sebuah paket hello
dikirim diantara perangkat HSRP standby grup setiap 3 detik, dan perangkat
standby menjadi active ketika paket hello tidak diterima selama 10 detik (disebut
hold time).
Dalam jurnal Imperial Journal of Interdisciplinary Research (IJIR) Volume
3, Issue 1, dijelaskan ada 5 status router dalam HSRP, yaitu:
1. Initial: Ini adalah keadaan awal dari router dan menunjukkan bahwa HSRP
tidak aktif. Keadaan ini dimasukkan melalui perubahan konfigurasi atau saat
interface pertama kali muncul.
2. Learn: Alamat IP virtual belum ditentukan oleh router dan belum ada paket
hello terotentikasi dari active router. Dalam keadaan ini standby router masih
menunggu status dari active router.
3. Listen: Setelah router mengetahui alamat IP virtual, tetapi bukan IP active
router atau standby router. Standby router mendengarkan paket hello dari
active router.
4. Speak: Paket hello dikirim secara berkala oleh router active dan secara aktif
berpartisipasi dalam pemilihan active router atau standby router. Jika router
tidak memiliki alamat IP virtual, maka ia tidak bisa masuk ke grup ini.
5. Standby: Router dalam antrean kandidat untuk menjadi router aktif
berikutnya dan secara berkala mengirim paket hello.
6. Active: Router sedang meneruskan paket yang dikirim ke alamat MAC
virtual grup. Router secara berkala mengirim pesan hello. Tidak termasuk
kondisi transien, minimal ada satu router dalam keadaan aktif dalam grup.
(P. Kaur, Kaur, & Kaur, 2017)
20
2.4.3. Perangkat Jaringan
1. Router
Menurut Athailah (2013:2) “Router adalah sebuah alat yang
digunakan untuk mengatur rute sinyal atau data yang ada di jaringan
komputer sehingga dapa diarahkan menuju ke rute tertentu yang telah diatur
sebelumnya dan menghasilkan suatu hubungan antar jaringan komputer itu
sendiri”. Router bekerja pada lapisan ke-3 OSI dan menggunakan skema
pengalamatan protokol IP.
Kemampuan router yang lain menurut Irawati dkk (2015:153) :
a. Membagi segmen jaringan yang besar menjadi segmen yang kecil-kecil
b. Memfilter dan mengisolasi trafik
c. Menghubungkan segmen jaringan yang berbeda topologi dan metode
akses
d. Dapat melakukan routing paket dengan shorthest path, dari banyak
pilihan jalur.
Sumber: http://www.router-switch.com/cisco1921-k9-p-1910.html
Gambar II.11 Router Cisco
2. Switch
Menurut Ariawal dan Purbo (2016:14)
“Setiap port dalam switch memiliki domain collision sendiri-sendiri.
Switch menciptakan Virtual Private Network (VPN) dari port pengirim dan
port penerima sehingga jika 2 host sedang berkomunikasi, mereka tidak akan
saling mengganggu. Jika satu port pada switch sedang sibuk, port-port lain
21
tetap dapat berfungsi dengan baik. Istilahnya, switch itu unicast yang
mempunyai jalur-jalur sendiri di setiap portnya. Switch mempunyai tabel
CAM (Content Addressable Memory) yang digunakan untuk menyimpan data
MAC Address dari end device yang terpasang pada port switch. Dengan
demikian, data yang ditransfer akan langsung menuju ke device tujuan”.
Sumber: https://www.cisco.com/c/en/us/support/switches/sf100-24-24-port-10-100-
switch/model.html
Gambar II.12 Switch
3. NIC (Network Interface Card)
Menurut Irawati dkk (2015:148)
“NIC merupakan antarmuka yang menghubungkan antara PC dengan
sebuah jaringan. Pertukaran data antar komputer dalam jaringan dapat terjadi
melalui media NIC card. NIC juga berfungsi mengontrol aliran data antara
komputer dan sistem kabel, serta menerjemahkannya ke dalam bit yang bisa
dimengerti oleh komputer”.
Sumber: https://www.deskdecode.com/wp-content/uploads/2017/05/NIC-min.jpg
Gambar II.13 Network Internet Card (NIC)
22
4. Kabel Jaringan
a. Kabel STP (Shield Twisted Pair)
Kabel STP terdiri atas 8 kabel kecil didalamnya. Menurut Winarno
(2013:36) “Mayoritas kabel STP diberi pelindung berupa lapisan alumunium
foil. Untuk gedung dengan inferensi listrik yang sangat tinggi, kabel STP ini
memberikan proteksi yang lebih baik lagi”. Kabel STP memiliki bandwidth
0-100 Mbps dengan panjang kabel maksimal 100 meter. Kabel STP perlu di-
grounded atau pembumian pada kedua ujungnya untuk mengurangi noise.
Sumber: https://forum.digikey.com/t/twisted-pair-cable-utp-vs-stp/607
Gambar II.14 Kabel STP
b. Kabel UTP (Unshield Twisted Pair)
Menurut Irawati dkk (2015:122) “Kecepatan transfer data
mencapai 10-100 Mbps. Kekurangan kabel UTP adalah rentan terhadap efek
interferensi elektris yang berasal dari media atau perangkat-perangkat di
sekelilingnya. Panjang kabel maksimal adalah 100 meter”.
23
Sumber: http://www.pengertianku.net/wp-content/uploads/2015/01/kabel-utp.jpg
Gambar II.15 Kabel UTP
Tabel II.2
Kategori Kabel UTP
Jenis UTP Karakteristik
Category 1 (cat 1) Mampu mentransmisikan data kecepatan
rendah. Contoh: komunikasi telepon
Category 2 (cat 2) Untuk protokol digital dengan kecepatan data
hingga 4 Mbps
Category 3 (cat 3) Untuk protokol Ethernet dengan kecepatan
data hingga 10 MHz
Category 4 (cat 4) Untuk protokol 16 Mbps token ring (IBM)
dengan kecepatan data hingga 20 Mbps
Category 5 (cat 5) Untuk protokol fast Ethernet dengan
kecepatan data hingga 100 MHz.
Category 5e (Cat5e) Untuk protokol fast Ethernet dengan
kecepatan data hingga 250 Mbps
Sumber: Irawati dkk (2015:122)
24
5. Server
Menurut Khairil, dkk (2013:2):
“Server adalah sebuah sistem komputer yang menyediakan jenis layanan
tertentu dalam sebuah jaringan komputer. Server didukung dengan prosesor
yang bersifat scalable dan RAM yang besar, juga dilengkapi dengan sistem
operasi khusus, yang disebut dengan sistem operasi jaringan atau network
operating system. Server juga menjalankan perangkat lunak administratif yang
mengontrol akses terhadap jaringan dan sumber daya yang terdapat di
dalamnya, seperti halnya berkas atau alat pencetak (printer), dan memberikan
hak akses kepada workstation anggota jaringan.”