bab ii kajian teori -...

22
9 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pendidikan Anak Usia Dini 2.1.1 Hakikat Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Christy Merrick (2013:32), Early childhood is a critically important time in human development, when biological paths are set that affect lifelong learning and habits. Carie Green (2013:8) Early childhood is a significant time when children begin to develop their place identity. As they discover their environment, young children claim special places in which to construct their own experiences. Menurut Ulfiani Rahman (2009:48) Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang ditujukan untuk anak usia 3 s/d 6 tahun (PP No. 27/1990 Pasal 6). Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dalam pasal 4 menyatakan bahwa setiap anak berhak untuk hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari ke- kerasan dan diskriminasi. Menurut Hartanti (2010:64) Konsep PAUD pertama di Indonesia dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara dengan Taman Kanak-kanaknya. Sistem pendidikan yang digunakan oleh Ki Hajar Dewantara adalah sistem Among, suatu gabungan antara nature

Upload: doananh

Post on 08-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6020/2/T2_942012073_BAB II.pdf · dalam pasal 4 menyatakan bahwa setiap anak ... Pengertian Pendidikan

9

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pendidikan Anak Usia Dini

2.1.1 Hakikat Pendidikan Anak Usia Dini

Menurut Christy Merrick (2013:32), „Early

childhood is a critically important time in human

development, when biological paths are set that affect

lifelong learning and habits’. Carie Green (2013:8) Early

childhood is a significant time when children begin to

develop their place identity. As they discover their

environment, young children claim special places in

which to construct their own experiences. Menurut

Ulfiani Rahman (2009:48) Pendidikan Anak Usia Dini

adalah pendidikan yang ditujukan untuk anak usia 3

s/d 6 tahun (PP No. 27/1990 Pasal 6). Undang-undang

Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

dalam pasal 4 menyatakan bahwa setiap anak berhak

untuk hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi

secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat

kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari ke-

kerasan dan diskriminasi.

Menurut Hartanti (2010:64) Konsep PAUD

pertama di Indonesia dikemukakan oleh Ki Hajar

Dewantara dengan Taman Kanak-kanaknya. Sistem

pendidikan yang digunakan oleh Ki Hajar Dewantara

adalah sistem Among, suatu gabungan antara nature

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6020/2/T2_942012073_BAB II.pdf · dalam pasal 4 menyatakan bahwa setiap anak ... Pengertian Pendidikan

10

(kodrat) dan nurture (pengasuhan), maksudnya pendi-

dikan Taman Kanak-kanak harus didesain sesuai

dengan kodrat anak-anak dan perlahan membimbing

anak menuju adab. Menurut Listari Basuki (2012:712)

pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah upaya orang

dewasa untuk memberikan pendidikan kepada anak-

anak dan dilaksanakan pada saat anak masih berada

pada fase usia prasekolah (0-6 tahun).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka

peneliti menyimpulkan bahwa pendidikan anak usia

dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam

tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan per-

kembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki

kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

2.1.2 Pembelajaran Anak Usia Dini

Pembelajaran untuk anak usia dini memegang

peranan yang sangat penting bagi pembentukan

kemampuan dan sikap belajar pada tahap yang lebih

lanjut. Dalam suatu pembelajaran peran guru bukan

semata-mata memberikan informasi, melainkan juga

mengarahkan dan memberi fasilitas belajar (directing

and facilitating the learning) agar proses belajar lebih

memadai. Sebagaimana yang dikemukakan oleh

Mohammad Ali (2007) bahwa pembelajaran adalah

upaya yang dilakukan guru dalam merekayasa ling-

kungan agar terjadi belajar pada individu siswa.

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6020/2/T2_942012073_BAB II.pdf · dalam pasal 4 menyatakan bahwa setiap anak ... Pengertian Pendidikan

11

Konsep pembelajaran menurut Corey (Sagala,

2003) adalah suatu proses dimana lingkungan sese-

orang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia

turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-

kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap

situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset

khusus dari pendidikan. Sedangkan menurut Dimyati

dan Mudjiono ”pembelajaran adalah kegiatan guru

secara terprogram dalam desain instruksional, untuk

membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan

pada penyediaan sumber belajar” (Sagala, 2003).

Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 dinyata-

kan bahwa, ”pembelajaran adalah proses interaksi

peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar

pada suatu lingkungan belajar”. Pembelajaran menu-

rut Sudjana (2000) adalah upaya pendidik untuk

membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.

Surya (2004) menyatakan bahwa, pembelajaran ialah

suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk

memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman

individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkung-

annya. Definisi tersebut menunjukkan bahwa pem-

belajaran sebagai usaha memperoleh perubahan peri-

laku dalam diri individunya.

Menurut Dunkin dan Biddle (Sagala, 2003)

proses pembelajaran atau pengajaran kelas (classroom

teaching) berada pada empat variabel instruksi yaitu:

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6020/2/T2_942012073_BAB II.pdf · dalam pasal 4 menyatakan bahwa setiap anak ... Pengertian Pendidikan

12

(1) varibel pertanda (presage variables) berupa

pendidik; (2) variabel konteks (context variables) berupa peserta didik, sekolah, dan masyarakat;

(3) variabel proses (process variables) berupa

interaksi peserta didik dengan pendidik; dan

(4) variabel produk (product variables) berupa perkembangan peserta didik dalam jangka pendek

maupun jangka panjang.

Proses pembelajaran akan berlangsung dengan

baik jika pendidik mempunyai dua kompetensi utama

yaitu kompetensi substansi materi pembelajaran dan

kompetensi metodologi pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-kanak

didesain untuk memungkinkan anak belajar. Setiap

kegiatan harus mencerminkan jiwa bermain, yaitu

senang, merdeka, volunter, dan demokratis. Setiap

permainan yang diberikan harus diberi muatan pen-

didikan sehingga anak dapat belajar. Untuk itu guru

di Taman Kanak-kanak harus kreatif melihat potensi

lingkungan dan mendesain kegiatan pembelajaran

yang menyenangkan anak.

Adapun pendekatan yang dapat digunakan

dalam pembelajaran bagi anak usia dini menurut

Direktorat PADU (2002: 5) adalah sebagai berikut:

1) Berorientasi pada kebutuhan anak. Kegiatan

pembelajaran pada anak usia dini harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan

anak untuk mendapatkan layanan pendidikan,

kesehatan dan gizi yang dilaksanakan secara integratif dan holistik;

2) Belajar melalui bermain. Bermain merupakan

pendekatan dalam melaksanakan kegiatan

pendidikan anak usia dini, dengan mengguna-

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6020/2/T2_942012073_BAB II.pdf · dalam pasal 4 menyatakan bahwa setiap anak ... Pengertian Pendidikan

13

kan strategi, metode, materi/bahan, dan media

yang menarik agar mudah diikuti oleh anak. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplo-

rasi (penjajagan), menemukan, dan meman-

faatkan benda-benda di sekitarnya;

3) Kreatif dan inovatif. Proses kreatif dan inovatif

dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan

menarik, membangkitkan rasa ingin tahu

anak, memotivasi anak untuk berpikir kritis, dan menemukan hal-hal baru;

4) Lingkungan yang kondusif. Lingkungan harus

diciptakan sedemikian menarik dan menye-nangkan, dengan memperhatikan keamanan

dan kenyamanan anak dalam bermain;

5) Menggunakan pembelajaran terpadu. Model pembelajaran terpadu yang beranjak dari tema

yang menarik anak (center of interest) dimak-

sudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas sehingga

pembelajaran menjadi bermakna bagi anak;

6) Mengembangkan keterampilan hidup. Me-

ngembangkan keterampilan hidup melalui pembiasaan-pembiasaan agar mampu menlong

diri sendiri (mandiri), disiplin, mampu berso-

sialisasi, dan memperoleh bekal keterampilan dasar yang berguna untuk kelangsungan

hidupnya;

7) Menggunakan berbagai media dan sumber belajar. Media dan sumber belajar dapat ber-

asal dari lingkungan alam sekitar atau bahan-

bahan yang sengaja disiapkan;

8) Pembelajaran yang berorientasi pada prinsip-

prinsip perkembangan anak. Ciri-ciri pembela-

jaran ini adalah: (a) Anak belajar dengan

sebaik-baiknya apabila kebutuhan fisiknya terpenuhi serta merasakan aman dan tenteram

secara psikologis; (b) Siklus belajar anak selalu

berulang, dimulai dari membangun kesadaran, melakukan penjelajahan (eksplorasi), memper-

oleh penemuan untuk selanjutnya anak dapat

menggunakannya; (c) Anak belajar melalui interaksi sosial dengan orang dewasa dan

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6020/2/T2_942012073_BAB II.pdf · dalam pasal 4 menyatakan bahwa setiap anak ... Pengertian Pendidikan

14

teman sebayanya; (d) Minat anak dan keingin-

tahuannya memotivasi belajarnya; (e) Perkem-bangan dan belajar anak harus memperhati-

kan perbedaan individual; (f) Anak belajar

dengan cara dari sederhana ke rumit, dari konkrit ke abstrak, dari gerakan ke verbal, dan

dari keakuan ke rasa sosial.

9) Stimulasi terpadu. Pada saat anak melakukan

suatu kegiatan, anak dapat mengembangkan beberapa aspek pengembangan sekaligus.

Contoh: ketika anak melakukan kegiatan

makan, kemampuan yang dikembangkan anta-ra lain bahasa (mengenal kosa kata tentang

jenis sayuran dan peralatan makan), motorik

halus (memegang sendok dan menyuap ma-kanan ke mulut), daya pikir (membandingkan

makan sedikit dengan banyak), sosial-emosi-

onal (duduk rapi dan menolong diri sendiri), dan moral (berdoa sebelum dan sesudah

makan).

2.1.3 Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini

Dengan diberlakukannya UU No. 20 Tahun 2003

maka sistem pendidikan di Indonesia terdiri dari

pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendi-

dikan menengah, dan pendidikan tinggi yang keselu-

ruhannya merupakan kesatuan yang sistemik. PAUD

diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.

PAUD dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan

formal, nonformal, dan/atau informal. PAUD pada

jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-

kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain

yang sederajat. PAUD pada jalur pendidikan nonformal

berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan

Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. PAUD

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6020/2/T2_942012073_BAB II.pdf · dalam pasal 4 menyatakan bahwa setiap anak ... Pengertian Pendidikan

15

pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan

keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh

lingkungan.

Berdasarkan pada ketentuan yang dimuat pada

pasal 28 (2), penyelenggaraan PAUD tidak hanya

diselenggarakan pada jalur formal, tetapi melalui jalur

informal dan non formal seperti kelompok bermain.

Pertanyaan yang sering diajukan adalah bagaimana

bentuk pelayanannya. Permasalahan yang lebih kritis

adalah jika orang tua harus dilibatkan secara

langsung dalam penyelenggaraan PAUD. Permasalah-

an berkenaan dengan pemahaman orang tua terhadap

kondisi psikologis dan perkembangan fisik anak

menjadi salah satu hambatan. Di lain pihak, karena

kemampuan ekonomi yang berbeda-beda, maka

keluarga yang kurang mampu secara ekonomis, cende-

rung diikuti dengan kurangnya perhatian terhadap

penyediaan sarana dan prasarana pendukung penye-

lenggaraan PAUD di rumah (Unesco dalam Indiarto

2004:4).

Dalam upaya pembinaan terhadap satuan-

satuan PAUD tersebut, diperlukan adanya sebuah

kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi

anak usia dini yang berlaku secara nasional. Kerangka

dasar kurikulum dan standar kompetensi adalah

rambu-rambu yang dijadikan acuan dalam penyusun-

an kurikulum dan silabus (rencana pembelajaran)

pada tingkat satuan pendidikan. Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasi-

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6020/2/T2_942012073_BAB II.pdf · dalam pasal 4 menyatakan bahwa setiap anak ... Pengertian Pendidikan

16

onal yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-

masing satuan pendidikan.

2.1.4 Pendidikan Anak Usia Dini Berkarakter

1. Pengertian Pendidikan Karakter

Sistem pendidikan nasional sebagaimana diga-

riskan dalam Pasal 31 UUD 1945 beserta peraturan

perundangan turunannya, merupakan instrumen

untuk mewujudkan pembentukan karakter bangsa

Indonesia, termasuk karakter seorang guru Indonesia.

Untuk itu, diperlukan suatu pendidikan guru berbasis

pada pembangunan karakter bangsa. Tujuan utama

pendidikan karakter adalah untuk menumbuhkan

karakter warga Negara, baik karakter privat, seperti

tanggung jawab moral, disiplin diri dan penghargaan

terhadap harkat dan martabat manusia dari setiap

individu; maupun karakter publik, misalnya kepedu-

lian sebagai warga negara, kesopanan, mengindahkan

aturan main (rule of law), berpikir kritis, dan kemauan

untuk mendengar, bernegosiasi dan berkompromi

(Winataputra dan Budimansyah,2007:192).

Peningkatan kualitas pendidikan diharapkan

akan mampu mendongkrak kualitas pendidikan di

negeri ini. Namun, kebijakan ini malah justru dika-

burkan oleh pandangan sempit bahwa “sertifikasi guru

merupakan upaya meningkatkan kesejahteraan guru”.

Dari hal ini, muncul kelompok-kelompok pragmatisme

di kalangan para guru, dan menyisihkan kelompok

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6020/2/T2_942012073_BAB II.pdf · dalam pasal 4 menyatakan bahwa setiap anak ... Pengertian Pendidikan

17

idealisme. Pandangan idealisme dipojokkan pada

sebuah kenyataan yang tidak sesuai dengan zaman,

padahal kelompok idealime ini merupakan agen pem-

baharu di lingkungan komunitas guru.

Gagasan character building sebagai upaya men-

ciptakan guru-guru ideal patut mendapat dukungan

semua pihak. Apabila idealisme telah melekat pada

pribadi guru, maka ia akan mampu memperbaiki

fenomena masyarakat kita yang telah mulai mening-

galkan karakter bangsa Indonesia sebagaimana yang

dicita-citakan pembukaan Undang-undang Dasar

1945. Konsep Pendidikan Budi Pekerti yang menjadi

pemikiran ideal seorang guru ketika ia merasa resah

dengan fenomena masyarakat saat ini merupakan

landasan bagi pengembangan character building.

Pengembangan pendidikan budi pekerti ini seha-

rusnya dibangun terlebih dahulu melalui sebuah kesa-

daran kolegial setiap guru bahwa ia harus bertindak

sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan

kebudayaan nasional Indonesia. Seorang guru ideal ia

harus mampu mendidik dirinya (otodidak) untuk sela-

lu menjadi pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan

teladan bagi peserta didik dan masyarakat. Konsep

kejujuran dan berahlak mulia yang ditanamkan kepa-

da peserta didik, seharusnya telah terlebih dahulu

tertanam dalam diri pendidik. Bagaimana jadinya, jika

pendidik mengarahkan peserta didik untuk bertindak

dan berkata jujur, sedangkan ia tidak memberi contoh

untuk bertindak jujur? Guru harus menjadi teladan

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6020/2/T2_942012073_BAB II.pdf · dalam pasal 4 menyatakan bahwa setiap anak ... Pengertian Pendidikan

18

bagi murid dan masyarakat dalam bertindak dan

berkata jujur serta berahlak mulia.

2. Tujuan Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter berfungsi (1) mengembang-

kan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik,

dan berperilaku baik; (2) memperkuat dan memba-

ngun perilaku bangsa yang multikultur; (3) meningkat-

kan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaul-

an dunia. Pendidikan karakter dilakukan melalui

berbagai media yang mencakup keluarga, satuan pen-

didikan, masyarakat sipil, masyarakat politik, peme-

rintah, dunia usaha, dan media massa.

DIKTI (2010) menyatakan bahwa secara khusus

pendidikan karakter memiliki tiga fungsi utama, yaitu:

1. Pembentukan dan Pengembangan Potensi

Pendidikan karakter berfungsi membentuk dan mengembangkan potensi manusia atau warga

negara Indonesia agar berpikiran baik, berhati

baik, dan berperilaku baik sesuai dengan falsafah hidup Pancasila.

2. Perbaikan dan Penguatan

Pendidikan karakter berfungsi memperbaiki karakter manusia dan warga negara Indonesia

yang bersifat negatif dan memperkuat peran

keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan pemerintah untuk ikut berpartisipasi dan ber-

tanggung jawab dalam pengembangan potensi

manusia atau warga negara menuju bangsa

yang berkarakter, maju, mandiri, dan sejah-tera.

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6020/2/T2_942012073_BAB II.pdf · dalam pasal 4 menyatakan bahwa setiap anak ... Pengertian Pendidikan

19

3. Penyaring

Pendidikan karakter bangsa berfungsi memilah nilai-nilai budaya bangsa sendiri dan menya-

ring nilai-nilai budaya bangsa lain yang positif

untuk menjadi karakter manusia dan warga negara Indonesia agar menjadi bangsa yang

bermartabat.

Nilai-nilai pendidikan adalah suatu makna dan

ukuran yang tepat dan akurat yang mempengaruhi

adanya pendidikan itu sendiri. Di antara nilai-nilai

dalam Pendidikan Karakter Bangsa, ada 18 unsur dan

nilai yang mana di antaranya adalah: (1) Religius;

(2) Jujur; (3) Toleransi; (4) Disiplin; (5) Kerja Keras; (6)

Kreatif; (7) Mandiri; (8) Demokratis; (9) Rasa Ingin

Tahu; (10) Semangat Kebangsaan; (11) Cinta Tanah

Air; (12) Menghargai Prestasi; (13) Bersahabat atau

Komuniktif; (14) Cinta Damai; (15) Gemar Membaca;

(16) Peduli Lingkungan; (17) Peduli Sosial, dan

(18) Tanggung Jawab.

Sedangkan menurut Menurut UU No 20 tahun

2003 pasal 3 menyebutkan pendidikan nasional ber-

fungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

karakter bangsa yang bermartabat. Ada 9 pilar

pendidikan berkarakter, di antaranya adalah:

1. Cinta Tuhan dan segenap ciptaannya

2. Tanggung jawab, kedisiplinan dan kemandirian 3. Kejujuran/amanah dan kearifan

4. Hormat dan santun

5. Dermawan, suka menolong dan gotong royong/ kerjasama

6. Percaya diri, kreatif dan bekerja keras

7. Kepemimpinan dan keadilan

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6020/2/T2_942012073_BAB II.pdf · dalam pasal 4 menyatakan bahwa setiap anak ... Pengertian Pendidikan

20

8. Baik dan rendah hati

9. Toleransi kedamaian dan kesatuan

2.2 Manajemen Pembelajaran

2.2.1 Pengertian Manajemen

Follet yang dikutip oleh Wijayanti (2008: 1)

mengartikan manajemen sebagai seni dalam menye-

lesaikan pekerjaan melalui orang lain. Menurut Stoner

yang dikutip oleh Wijayanti (2008: 1) manajemen

adalah proses perencanaan, pengorganisasian, penga-

rahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota

organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya

manusia organisasi lainnya agar mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan.

Gulick dalam Wijayanti (2008: 1) mendefinisikan

manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan

(science) yang berusaha secara sistematis untuk

memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja

bersama-sama untuk mencapai tujuan dan membuat

sistem ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan.

Terry (2005: 1) memberi pengertian manajemen

suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan

bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-

orang ke arah tujuan-tujuan organisasional atau

maksud-maksud yang nyata. Hal tersebut meliputi

pengetahuan tentang apa yang harus dilakukan,

menetapkan cara bagaimana melakukannya, mema-

hami bagaimana mereka harus melakukannya dan

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6020/2/T2_942012073_BAB II.pdf · dalam pasal 4 menyatakan bahwa setiap anak ... Pengertian Pendidikan

21

mengukur efektivitas dari usaha-usaha yang telah

dilakukan.

Dari beberapa definisi yang tersebut di atas,

dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan

usaha yang dilakukan secara bersama-sama untuk

menentukan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi

dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan

(planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan

(actuating), dan pengawasan (controlling). Manajemen

merupakan sebuah kegiatan; pelaksanaannya disebut

managing dan orang yang melakukannya disebut

manager.

2.2.2 Manajemen Pembelajaran

Pembelajaran menurut Direktorat Pembinaan

Sekolah Luar Biasa Direktorat Jendral Manajemen

Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendi-

dikan Nasional Tahun 2007 adalah suatu proses

belajar mengajar dan proses interaksi komunikasi aktif

antara siswa dengan guru dalam kegiatan pendidikan.

Kegiatan belajar mengajar adalah kegiatan yang dila-

kukan siswa dan ada kegiatan yang dilakukan guru

yang terjadi secara sinergis.

Manajemen pembelajaran terkait dengan pene-

rapan standar proses pembelajaran. Standar ini men-

cakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan

proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan

pengawasan, pembelajaran untuk terlaksananya

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6020/2/T2_942012073_BAB II.pdf · dalam pasal 4 menyatakan bahwa setiap anak ... Pengertian Pendidikan

22

proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Mana-

jemen pembelajaran merupakan bagian dari strategi

pembelajaran yaitu strategi pengelolaan pembelajaran,

(Diknas, 2004:6).

Menurut Terry (2010: 9), fungsi manajemen

dapat dibagi menjadi empat bagian, yakni planning

(perencanaan), organizing (pengorganisasian),

actuating (pelaksanaan), dan controlling (pengawasan).

Secara umum, ada empat fungsi manajemen yang

sering orang menyebutnya “POAC”, yaitu Planning,

Organizing, Actuating, dan Controlling. Dua fungsi yang

pertama dikategorikan sebagai kegiatan mental

sedangkan dua berikutnya dikategorikan sebagai ke-

giatan fisik. Suatu manajemen bisa dikatakan berhasil

jika keempat fungsi di atas bisa dijalankan dengan

baik. Kelemahan pada salah satu fungsi manajemen

akan mempengaruhi manajemen secara keseluruhan

dan mengakibatkan tidak tercapainya proses yang

efektif dan efisien.

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan tidak lain merupakan kegiatan

untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta

cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Sedangkan

Handoko (2005) mengemukakan bahwa:

Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan penentuan stra-

tegi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur,

metode, sistem, anggaran dan standar yang dibu-

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6020/2/T2_942012073_BAB II.pdf · dalam pasal 4 menyatakan bahwa setiap anak ... Pengertian Pendidikan

23

tuhkan untuk mencapai tujuan. Pembuatan kepu-

tusan banyak terlibat dalam fungsi ini.

Arti penting perencanaan terutama adalah mem-

berikan kejelasan arah bagi setiap kegiatan, sehingga

setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan

seefisien dan seefektif mungkin.

Robbin (2001: 3) menyatakan bahwa fungsi

perencanaan meliputi menetapkan tujuan organisasi,

menetapkan suatu strategi keseluruhan untuk men-

capai tujuan dan mengembangkan suatu hirarki

rencana yang menyeluruh untuk memadukan dan

mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan.

Secara lebih terinci, Suharsimi (2008:9) menge-

mukakan penjelasan perencanaan dari masing-masing

fungsi adalah sebagai berikut: Perencanaan adalah

proses mempersiapkan serangkaian pengambilan ke-

putusan untuk dilakukannya tindakan dalam menca-

pai tujuan-tujuan organisasi dengan atau tanpa meng-

gunakan sumber-sumber yang ada. Aspek-aspek

perencanaan meliputi: (a) apa yang akan dilakukan,

(b) siapa yang harus melakukan, (c) kapan dilakukan,

(d) dimana dilakukan, (e) bagaimana melakukan, dan

(f) apa saja yang perlu dilakukan agar tercapai tujuan-

nya secara maksimal.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian pada dasarnya merupakan

upaya untuk melengkapi rencana-rencana yang telah

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6020/2/T2_942012073_BAB II.pdf · dalam pasal 4 menyatakan bahwa setiap anak ... Pengertian Pendidikan

24

dibuat dengan susunan organisasi pelaksananya. Hal

yang penting untuk diperhatikan dalam pengorgani-

sasian adalah bahwa setiap kegiatan harus jelas siapa

yang mengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa target-

nya.

Suharsimi (2008: 10) menyatakan bahwa peng-

organisasian adalah usaha untuk mewujudkan kerja-

sama antar manusia yang terlibat kerjasama. Suatu

keseluruhan proses pengelompokan orang, alat-alat,

tugas, tanggung jawab atau wewenang sehingga ter-

cipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai

satu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan. Pada

pokoknya pengorganisasian adalah proses pembagian

kerja, sistem kerja sama, sistem hubungan antar

personal yang terlibat dalam suatu organisasi.

Menurut Suharsimi (2008:11) pengorganisasian

adalah pembagian tugas atau pekerjaan, pembidang-

an, pengunitan, yaitu: macam dan jumlah pekerjaan

yang harus diselesaikan, banyaknya orang yang terli-

bat dalam organisasi, dan kemampuan, minat, bakat

yang berbeda terhadap pekerjaan.

3. Pelaksanaan (actuating)

Pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan

upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi Kenya-

taan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemo-

tivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan

kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas

dan tanggung jawabnya.

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6020/2/T2_942012073_BAB II.pdf · dalam pasal 4 menyatakan bahwa setiap anak ... Pengertian Pendidikan

25

Menurut Terry (2011: 20), actuating adalah

usaha untuk menggerakkan anggota-anggota kelom-

pok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan

berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah

ditetapkan. Dalam suatu lembaga, kalau hanya ada

perencanaan atau organisasi saja tidak cukup. Untuk

itu dibutuhkan tindakan atau actuating yang konkrit

yang dapat menimbulkan action.

4. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan (controlling) merupakan fungsi

manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu

organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak akan efektif

tanpa disertai fungsi pengawasan. Sementara itu,

Robert J. Mocker sebagaimana disampaikan oleh

Handoko (2005: 25) mengemukakan definisi penga-

wasan yang di dalamnya memuat unsur esensial

proses pengawasan, bahwa:

“Pengawasan manajemen adalah suatu usaha

sistematik untuk menetapkan standar pelaksana-

an dengan tujuan–tujuan perencanaan, meran-

cang sistem informasi umpan balik, membanding-kan kegiatan nyata dengan standar yang telah

ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengu-

kur penyimpangan-penyimpangan, serta mengam-bil tindakan koreksi yang diperlukan untuk men-

jamin bahwa semua sumber daya perusahaan

dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusa-

haan.”

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6020/2/T2_942012073_BAB II.pdf · dalam pasal 4 menyatakan bahwa setiap anak ... Pengertian Pendidikan

26

2.3 Penelitian yang Relevan

Nirmala, Dwiputri (2012) dengan penelitian

berjudul “Pelaksanaan Pendidikan Karakter pada Anak

Usia Dini di Lembaga PAUD Yayasan Taman Asuh

Anak Terpadu (TAAT) Qurrota A‟yun Malan)”. Berda-

sarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa:

(1) Tujuan dari pendidikan karakter di lembaga PAUD Yayasan TAAT Qurrota A‟yun yaitu mena-

namkan nilai religious sejak dini sebagai fondasi

terbentuknya nilai-nilai karakter yang lain. Meng-gali bakat dan minat peserta didik, menumbuhkan

wawasan yang luas melalui eksplorasi ilmu penge-

tahuan dan teknologi, namun tetap dibarengi

dengan IMTAQ; (2) Metode yang digunakan cukup beragam namun yang paling dominan yaitu meto-

de keteladanan, mendongeng, bernyanyi, bermain

dan metode demonstrasi; (3) Media yang diguna-kan telah memenuhi kriteria media pembelajaran

untuk anak usia dini; (4) Materi pendidikan karak-

ter mengandung nilai-nilai karakter yang menjadi prioritas utama dalam pengembangan nilai karak-

ter terhadap anak; (5) Peran pendidik telah sesuai

dengan kriteia pendidikan anak usia dini dan tergolong sangat baik; (6) Lingkungan belajar yang

menjadi perhatian bukan hanya lingkungan yang

bersifat fisik namun lingkungan belajar yang bersifat non fisik; (7) Evaluasi pendidikan karakter

meliputi, indikator karakter yang dikembangkan

dan tingkat efektivitas proses pembelajaran yang

dialami oleh anak; (8) Hambatan yang dialami oleh lembaga PAUD Yayasan TAAT Qurrota A‟yun yaitu

masalah sarana dan prasarana serta kualitas

sumber daya manusia, sehingga diperlukan solusi yang tepat dan efektif untuk mengatasi hambatan

tersebut.

Dindin Jamaluddin (2013), Character Education

in Islamic Perspective. Tujuan artikel ini adalah untuk

menjelaskan pendidikan karakter dalam perspektif

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6020/2/T2_942012073_BAB II.pdf · dalam pasal 4 menyatakan bahwa setiap anak ... Pengertian Pendidikan

27

Islam sebagai kehidupan dasar manusia. Metode

analisis yang digunakan adalah studi literatur di-

sandingkan dengan fenomena aktual yang terjadi pada

masyarakat. Analisis dan pembahasan menunjukkan

bahwa pendidikan karakter sangat penting untuk

kurikulum pendidikan nasional yang dilaksanakan.

Parker, Neuharth-Pritchett (2006), dengan judul

Developmentally Appropriate Practices in Kindergarten:

Factors Shaping Teacher Beliefs and Practice, meneliti

masalah tentang penentuan jenis pengajaran anak

usia dini yang tepat (pembelajaran berpusat guru dan

pembelajaran berpusat siswa) dan pengaruh ketentuan

DAP (Developmentally Appropriate Practices) pada

prestasi anak usia dini. Tujuan penelitian ini adalah

agar memberikan kejelasan kepada guru apakah akan

menggunakan DAP pembelajaran berpusat siswa atau

pembelajaran berpusat guru. Hasil penelitian menya-

takan bahwa ada hubungan antara DAP dengan

tingkat prestasi, motivasi dan tekanan dalam pembela-

jaran. Keterlibatan program DAP berhubungan positif

dengan prestasi siswa nantinya. Keterlibatan program

DAP memberi harapan yang lebih tinggi pada kesuk-

sesan anak di sekolah. Tekanan untuk menyiapkan

siswa untuk tingkat selanjutnya meningkat seperti

guru-guru berpindah spektrum dari pembelajaran

berpusat guru ke pembelajaran berpusat siswa.

Meningkatnya penggunaan pembelajaran berpu-

sat siswa, DAP berhubungan dengan kebebasan untuk

membuat keputusan pembelajaran. Beberapa guru,

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6020/2/T2_942012073_BAB II.pdf · dalam pasal 4 menyatakan bahwa setiap anak ... Pengertian Pendidikan

28

bagaimana pun jenis praktik pembelajaran yang di-

gunakan di kelas, mereka merasa bahwa siswa-siswa-

nya berhasil dengan menerapkan pembelajaran berpu-

sat siswa.

Logue (2007), Early Childhood Learning Standart:

Tools for Promoting Social and Academic Succes in

Kindergarten, meneliti tentang pedoman standar pen-

didikan anak usia dini. Yang dihasilkan dalam pene-

litian ini antara lain adalah bahwa standart pendidik-

an anak usia dini dirancang untuk bersatu dan

membangun menuju standar untuk pendidikan K-12

(yang diidentifikasi sebagai pengetahuan dan keahlian

yang diperlukan untuk menyiapkan anak usia dini

sekolah dan memberi mereka sarana yang diperlukan

untuk kesuksesan sosial, emosional, fisik dan intele-

gensi) merupakan sumber-sumber yang belum diman-

faatkan untuk pekerja sekolah sosial dan personel

Taman Kanak-kanak. Standar pendidikan anak usia

dini, dengan memadukan sekolah dan cita-cita pem-

belajaran akademik, menyediakan guru-guru dan

pekerja sosial yang bertujuan mempromosikan kola-

borasi pra TK dan TK. Standar pendidikan anak usia

dini dapat meningkatkan mutu pengalaman anak-

anak pra TK untuk anak

2.4 Kerangka Pikir Peneliti

Pendidikan bagi anak usia dini tidak hanya

berfungsi untuk memberikan pengalaman belajar

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6020/2/T2_942012073_BAB II.pdf · dalam pasal 4 menyatakan bahwa setiap anak ... Pengertian Pendidikan

29

seperti pendidikan orang dewasa, namun juga ber-

fungsi untuk mengoptimalkan perkembangan kecer-

dasannya, sikap moral, sosial dan emosionalnya.

Dalam pendidikan anak usia dini, nilai-nilai karakter

yang dipandang sangat penting dikenalkan dan di-

internalisasikan ke dalam perilaku mereka mencakup:

kecintaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kejujuran,

disiplin, toleransi dan cinta damai, percaya diri,

mandiri, tolong menolong, kerjasama, dan gotong-

royong, hormat dan sopan santun, tanggung jawab,

kerja keras, kepemimpinan dan keadilan, kreatif,

rendah hati, peduli lingkungan, cinta bangsa dan

Tanah Air.

PAUD Nurul Wathon di Semarang merupakan

suatu lembaga pendidikan yang menerapkan pendi-

dikan anak usia dini. Manajemen pembelajaran terkait

dengan penerapan standar proses pembelajaran.

Standar ini mencakup perencanaan proses pembela-

jaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian

hasil pembelajaran dan pengawasan, pembelajaran

untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif

dan efisien.

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6020/2/T2_942012073_BAB II.pdf · dalam pasal 4 menyatakan bahwa setiap anak ... Pengertian Pendidikan

30

Pelaksanaan

Manajemen Pembelajaran PAUD berbasis Karakter

Evaluasi Perencanaan