bab 2 landasan teori 2.1 pengertian...

35
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisa Menurut Dalkir (2005, p153), “Analysis is ability to break down, correlate, diagram, into its component parts so differenciate, discriminate, that its organizational structure distinguish focus, infer, outline, may be understood”. Yang diterjemahkan menjadi, “Analisa adalah kemampuan untuk membagi-bagi, menghubungkan, menggambarkan bagian-bagian dari komponen, dan dapat juga diartikan sebagai memisahkan, memfokuskan, menekankan agar mudah dimengerti”. 2.2 Pengertian Pengendalian Menurut Nunung Fattah (2007, p176), pengendalian adalah proses pengamatan dari pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. 2.3 Pengertian Teknologi Menurut Miarso (2007, p51), teknologi merupakan sistem yang diciptakan oleh manusia untuk suatu tujuan tertentu. Teknologi merupakan perpanjangan dari kemampuan manusia yang dapat kita gunakan untuk menambah kemampuan kita menyajikan pesan, memproduksi barang lebih cepat dan lebih banyak, memproses data lebih banyak, memberikan berbagai macam kemudahan, serta untuk mengelola proses maupun orang. 2.4 Pengertian Informasi Kata informasi berasal dari kata Perancis kuno informacion (1387) yang diambil dari bahasa latin informationem yang berarti “garis besar, konsep, ide”. Informasi merupakan kata benda dari informare yang berarti aktivitas dalam pengetahuan yang dikomunikasikan.

Upload: dangdien

Post on 08-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00095-KA Bab2001.pdfuntuk membagi-bagi, menghubungkan, menggambarkan bagian-bagian dari

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Analisa

Menurut Dalkir (2005, p153), “Analysis is ability to break down,

correlate, diagram, into its component parts so differenciate, discriminate,

that its organizational structure distinguish focus, infer, outline, may be

understood”. Yang diterjemahkan menjadi, “Analisa adalah kemampuan

untuk membagi-bagi, menghubungkan, menggambarkan bagian-bagian dari

komponen, dan dapat juga diartikan sebagai memisahkan, memfokuskan,

menekankan agar mudah dimengerti”.

2.2 Pengertian Pengendalian

Menurut Nunung Fattah (2007, p176), pengendalian adalah proses

pengamatan dari pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk

menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai

dengan rencana yang telah ditetapkan.

2.3 Pengertian Teknologi

Menurut Miarso (2007, p51), teknologi merupakan sistem yang

diciptakan oleh manusia untuk suatu tujuan tertentu. Teknologi merupakan

perpanjangan dari kemampuan manusia yang dapat kita gunakan untuk

menambah kemampuan kita menyajikan pesan, memproduksi barang lebih

cepat dan lebih banyak, memproses data lebih banyak, memberikan berbagai

macam kemudahan, serta untuk mengelola proses maupun orang.

2.4 Pengertian Informasi

Kata informasi berasal dari kata Perancis kuno informacion (1387)

yang diambil dari bahasa latin informationem yang berarti “garis besar,

konsep, ide”. Informasi merupakan kata benda dari informare yang berarti

aktivitas dalam pengetahuan yang dikomunikasikan.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00095-KA Bab2001.pdfuntuk membagi-bagi, menghubungkan, menggambarkan bagian-bagian dari

Menurut Puspitawati dan Anggadini (2011, p13), informasi

merupakan hasil dari pengolahan data, akan tetapi tidak semua hasil dari

pengolahan tersebut bisa menjadi informasi.

Menurut Mardi (2011, p4), informasi adalah hasil proses atau hasil

pengolahan data, meliputi hasil gabungan, analisis, penyimpulan dan

pengolahan sistem informasi komputerisasi.

2.5 Pengertian Teknologi Informasi

Menurut Kailani (2011, p23), teknologi informasi adalah hasil

rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dari pengirim ke

penerima sehingga pengiriman informasi tersebut akan lebih cepat, lebih luas

sebarannya, dan lebih lama penyimpanannya.

Menurut O’Brien dan Marakas (2007, p6), teknologi informasi adalah

hardware, software, telekomunikasi, manajemen database, dan teknologi

pemrosesan informasi lainnya yang digunakan sistem informasi berbasis

komputer.

Menurut Williams dan Sawyer (2011, p4), teknologi informasi adalah

istilah umum yang menggambarkan setiap teknologi yang membantu

menghasilkan, memanipulasi, menyimpan, berkomunikasi, dan menyebarkan

informasi.

Jadi dapat disimpulkan teknologi informasi adalah hasil rekayasa

buatan manuasia yang digunakan untuk mengolah data untuk menghasilkan

informasi yang berkualitas dan proses penyampaian informasi yang lebih

cepat dan lebih luas.

2.5.1 Infrastruktur Teknologi Informasi

Menurut Turban, Rainer, Potter (2007, p5) infrastruktur teknologi

informasi adalah suatu rencana aset informasi dalam suatu organisasi terdiri

dari hardware dan software.

a. Hardware

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00095-KA Bab2001.pdfuntuk membagi-bagi, menghubungkan, menggambarkan bagian-bagian dari

Menurut Rainer, Turban, dan Porter (2007, p6) hardware adalah suatu

set perangkat seperti proccessor, monitor, keyboard, dan printer yang

bersama – sama menerima data dan informasi,mengolahnya, dan

menampilkannya.

Perangkat Hardware terdiri atas 6 jenis, yaitu :

1. Input device

Perangkat masukan yang terdiri dari perangkat yang memungkinkan

pengguna untuk memasukkan data ke dalam komputer dalam bentuk yang

dapat digunakan oleh komputer. Contoh perangkat masukan misalnya

keyboard, mouse, barcode reader, trackball dan sebagainya.

2. Processing device

Perangkat pengolahan adalah pemanipulasi komputer yang mengubah

data menjadi informasi. Contoh perangkat pengolah data misalnya central

processing unit (CPU), processor chips, memory chips, motherboard dan

sebagainya.

3. Storage device

Perangkat penyimpanan terdiri dari dua jenis yaitu penyimpanan

primer dan penyimpanan sekunder. Penyimpanan primer adalah penyimpanan

data sementara dan petunjuk program selama pemrosesan. Penyimpanan

sekunder mengacu pada perangkat dan media yang menyimpan data atau

informasi secara permanen. Contoh perangkat penyimpanan misalnya floppy

disk, hard disc drive, dan CD/DVD drive.

4. CPU dan RAM

CPU adalah hardware yang melakukan perhitungan aktual atau

"angka-angka" di sisi komputer manapun. RAM adalah bagian dari

penyimpanan primer yang memiliki sebuah program perangkat lunak dan

data dalam jumlah kecil ketika mereka dibawa dari penyimpanan sekunder.

5. Output device

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00095-KA Bab2001.pdfuntuk membagi-bagi, menghubungkan, menggambarkan bagian-bagian dari

Perangkat luaran terdiri dari perangkat yang menerjemahkan

informasi yang diproses oleh komputer ke dalam bentuk yang dapat

dimengerti oleh manusia. Contoh perangkat luaran misalnya printer,

speakers, dan monitor.

6. Communication device

Perangkat komunikasi yang terdiri dari perangkat elegtromagnetic dan

sistem untuk berkomunikasi melalui jarak jauh. Contoh perangkat

komunikasi misalnya modem.

b. Software

Menurut Rainer, Turban, dan Porter (2007, p6) software adalah

seperangkat program yang memungkinkan perangkat keras untuk memproses

data. Ada dua tipe utama dari software :

1. System Software

Sytem software adalah kelas program yang mengontrol dan

mendukung sistem komputer dan kegiatan pengelolaan informasi. Didalam

system software terdapat operating system software dan utility software.

Operating system software adalah software yang mengendalikan application

software dan mengelola bagaimana peralatan hardware bekerja secara

bersamaan. Sedangkan utility software adalah software yang menyediakan

tambahan fungsionalitas untuk megoprasikan system software seperti anti-

virus, screensaver.

2. Application Software

Application Software terdiri dari instruksi yang mengarahkan sistem

komputer untuk melakukan kegiatan pengolahan informasi yang spesifik dan

menyediakan fungsi untuk pengguna

2.5.2 Jaringan Komputer

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00095-KA Bab2001.pdfuntuk membagi-bagi, menghubungkan, menggambarkan bagian-bagian dari

Menurut Rainer, Turban dan Porter (2007, p135) jaringan komputer

adalah sebuah sistem yang menghubungkan komputer melalui media

komunikasi sehingga data dapat dikirim satu sama lain.

Terdapat berbagai jenis jaringan komputer, mulai dari yang kecil

hingga yang luas. Jenis jaringan komputer adalah local area network (LAN),

wide area network (WAN) dan internet.

a. LAN (Local Area Network)

Menurut Rainer, Turban dan Porter (2007, p135) jaringan area lokal

(Local Area Network - LAN) menghubungkan dua atau lebih perangkat di

wilayah geografis yang terbatas, sehingga setiap perangkat di dalam jaringan

memiliki potensi untuk berkomunikasi dengan setiap perangkat lain.

Gambar 2.1 LAN

b. WAN (Wide Area Network)

Menurut Rainer, Turban dan Porter (2007, p137) jaringan area luas

(Wide Area Network - WAN) merupakan jaringan yang mencakup wilayah

geografis yang luas. WAN memiliki kapasitas yang besar, dan mereka

biasanya menggabungkan beberapa saluran seperti fiber optic cables,

microwaves, dan satellite,

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00095-KA Bab2001.pdfuntuk membagi-bagi, menghubungkan, menggambarkan bagian-bagian dari

Gambar 2.2 WAN

2.5.3 1 Intranet, Internet dan Ekstranet

Menurut Williams dan Sawyer (2011, p319) intranet adalah jaringan

organisasi internal yang menggunakan infrastruktur dan standar dari internet

dan web.

Menurut O’Brien dan Marakas (2010, p566) internet adalah jaringan

komputer berkembang pesat dari jutaan bisnis, pendidikan, dan jaringan

pemerintah yang menghubungkan ratusan juta komputer dan pengguna

mereka di lebih dari 200 negara.

Menurut Williams dan Sawyer (2011, p319) ekstranet adalah intranet

yang menghubungkan tidak hanya anggota internal, tetapi juga pemasok

terpilih dan pihak strategis lainnya.

2.5.4 Pengertian Firewall

Menurut O’Brien (2007, p458) firewall adalah sebuah system yang

mengijinkan pergerakan lalu lintas jaringan dianggap aman untuk dilalui dan

mencegah lalu lintas jaringan yang tidak aman. Firewall berguna untuk

mengendalikan dan mengamankan internet dan berbagai macam jaringan.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00095-KA Bab2001.pdfuntuk membagi-bagi, menghubungkan, menggambarkan bagian-bagian dari

Firewall sering disebut jg “gatekeeper” atau penjaga pintu gerbang yang

melindungi intranet perusahaan dan jaringan lainnya dari penyusup.

2.5.5 Pengertian Server

Menurut O’Brien (2007, p190) server dapat diartikan sebagai computer

yang mendukung aplikasi dan telekomunikasi dalam jaringan,serta

pembagian peralatan perifreal, software dan database diantara terminal kerja

dalam jaringan.

2.5.6 Pengertian Switch

Switch jaringan (atau switch) adalah sebuah alat jaringan yang

melakukan penjembatan tak tampak (penghubung penyekatan (segmentation)

banyak jaringan dengan pengalihan berdasarkan alamat MAC ). Switch

merupakan penghubung beberapa alat untuk membentuk suatu Local Area

Network (LAN). Switch dapat digunakan sebagai penghubung computer atau

router pada satu area yang terbatas, switch juga bekerja pada lapisan data

link, cara kerja switch hampir sama seperti bridge, tetapi switch memiliki

sejumlah porta sehingga sering dinamakan jembatan pancaporta (multi-port

bridge) . (Wikipedia, 2012)

2.5.7 Pengertian Router

Router adalah sebuah alat yang mengirimkan paket data melalu

sebuah jaringan atau Internet menuju tujuannya, melalu sebuah proses yang

dikenal sebagai routing. Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau

lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya.

(Wikipedia, 2012)

2.5.8 Database

Menurut Turban, Rainer dan Porter (2007, p120) database adalah

sekumpulan file, table, relasi dan sebagainya yang digunakan untuk

menyimpan data.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00095-KA Bab2001.pdfuntuk membagi-bagi, menghubungkan, menggambarkan bagian-bagian dari

2.5.9 Struktur Utama Jaringan

Menurut Williams dan Sawyer (2011, p318) ada dua cara utama dari

jaringan yang terstruktur, yaitu :

1. Client / Server Network

Terdiri dari clients, yang meminta data, dan server, yang komputer

gunakan untuk menyediakan data.

2. Peer – To – Peer

Semua mikrokomputer pada jaringan berkomunikasi langsung satu

sama lain tanpa bergantung pada server. Setiap komputer dapat berbagi file

dan perangkat dengan semua komputer lain pada jaringan.

2.5.10 Topologi Jaringan

Topologi jaringan mengacu pada tata letak fisik dan konektivitas. Ada

beberapa jenis dasar dari topologi dalam jaringan telekomunikasi. Berikut

topologi – topologi menurut Rainer, Turban dan Porter (2007, p136

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00095-KA Bab2001.pdfuntuk membagi-bagi, menghubungkan, menggambarkan bagian-bagian dari

1. Topologi Star

Pada topologi star semua node jaringan terhubung ke satu komputer.

Misalnya : File server.

Gambar 2.3 Topologi Star

\

2. Topologi Bus

Pada topologi bus semua node jaringan terhubung ke bus, yang

merupakan saluran komunikasi tunggal. Misalnya : twisted pair,

coaxial cable, atau fiber optic cable.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00095-KA Bab2001.pdfuntuk membagi-bagi, menghubungkan, menggambarkan bagian-bagian dari

Gambar 2.4 Topologi Bus

3. Topologi Ring (Cincin)

Pada topologi ring node jaringan terhubung ke node yang berdekatan

untuk membentuk lingkaran tertutup.

Gambar 2.5 Topologi Ring

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00095-KA Bab2001.pdfuntuk membagi-bagi, menghubungkan, menggambarkan bagian-bagian dari

2.5.10.1 Perbandingan Keuntungan dan Kerugian Topologi Jaringan

Topologi Keuntungan Kerugian

Star Mudah untuk menambahkan

node.

Menyediakan komunikasi

yang cepat, dengan hanya dua

lompatan dari satu node ke

yang lain.

Jika komputer pusat hilang, begitu juga

jaringan.

Dengan node terlalu banyak di topologi

star, kinerja komputer pusat akan

rusak.

Bus Mudah untuk menambahkan

node.

Jika bus hilang, begitu juga jaringan.

Terlalu banyak node akan membebani

bus.

Ring Dapat menutupi jarak yang

lebih besar dibandingkan

dengan dua lainnya topologi.

Node yang terlalu banyak akan

menurunkan kinerja jaringan.

Lebih sulit untuk menambahkan node

dari pada dua topologi lainnya .

Tabel 2.1 Perbandingan Keuntungan dan Kerugian dari Topologi

Jaringan

Sumber : Rainer, Turban dan Porter (2007, p136)

2.5.11 Arsitektur Teknologi Informasi

Menurut O’Brien dan Marakas (2010, p517), IT architecture yang

diciptakan oleh strategi bisnis / perencaan proses TI adalah conceptual

design, atau blueprint, yang mencakup komponen utama berikut :

1. Technology Platform

Terdiri dari internet, ekstranet, internet, dan jaringan lainnya, sistem

komputer, software sistem, serta software aplikasi perusahaan terintegrasi

yang memberikan infrastruktur, atau platform, untuk komputasi dan

komunikasi yang mendukung penggunaan strategis teknologi informasi bagi

e-bussiness, e-commerce, dan aplikasi bisnis / TI lainnya.

2. Data Resources

Terdapat beberapa jenis database operasional dan khusus, termasuk

gudang data dan internet / intranet database yang menyimpan dan

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00095-KA Bab2001.pdfuntuk membagi-bagi, menghubungkan, menggambarkan bagian-bagian dari

memberikan data serta informasi untuk proses bisnis dan dukungan

keputusan.

3. Application Architecture

Aplikasi bisnis dari teknologi informasi didesain sebagai arsitektur

terintegrasi atau portofolio dari sistem perusahaan yang mendukung usaha

bisnis strategis, serta proses lintas fungsi bisnis.

4. IT Organization

Struktur organisasi dari fungsi SI dalam perusahaan dan penyebaran

para pakar SI didesain untuk memenuhi strategi yang berubah dari bisnis.

Bentuk dari organisasi teknologi informasi bergantung pada filosofi

manajerial dan strategi bisnis / teknologi informasi yang dibentuk selama

proses perencanaan strategis.

2.5.12 Mengelola Teknologi Informasi

Menurut O’Brien dan Marakas (2010, p504), teknologi informasi

merupakan suatu komponen penting dari keberhasilan bisnis bagi perusahaan

saat ini. Pengelolaan teknologi informasi mempunyai tiga komponen penting,

yaitu :

1. Mengelola pengembangan dan implementasi bersama berbagai

strategi bisnis. Dipimpin oleh CEO (Chief Executive Officer) dan CIO

(Chief Information Officer), proposal dikembangkan oleh para manajer

bisnis dan pakar teknologi informasi untuk menggunakan teknologi

informasi agar dapat mendukung prioritas strategi bisnis perusahaan.

Proses perencanaan bisnis / teknologi informasi sesuai dengan tujuan

bisnis strategi teknologi informasi. Proses tersebut juga meliputi

evaluasi proyek bisnis / teknologi informasi yang diajukan

2. Mengelola pengembangan dan implementasi aplikasi dan teknologi

bisnis / teknologi informasi baru. Merupakan tanggung jawab dari

CIO dan CTO (Chief Technology Officer) yang melibatkan

pengelolaan proses pengembangan sistem informasi dan

implementasinya serta tanggung jawab penelitian ke dalam penggunaan

bisnis yang strategis atas teknologi informasi baru.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00095-KA Bab2001.pdfuntuk membagi-bagi, menghubungkan, menggambarkan bagian-bagian dari

3. Mengelola organisasi teknologi informasi dan infrastruktur

teknologi informasi. CIO dan para manajer teknologi informasi

berbagi tanggung jawab untuk mengelola pekerjaan para pakar

teknologi informasi. Mereka juga bertanggung jawab untuk mengelola

pekerjaan infrastruktur teknologi informasi dari hardware, software,

database, jaringan telekomunikasi, dan sumber daya teknologi

informasi lainnya, yang harus diperoleh, dioperasikan, dimonitor, dan

dipelihara.

2.5.13 Kegagalan dalam Manajemen Teknologi Informasi

Menurut O’Brien dan Marakas (2010, p517) banyak perusahaan yang

tidak menggunakan teknologi informasi secara efektif dan efisien sehingga

kegagala di dala manajemen, misalnya :

a. Teknologi informasi tidak digunakan secara efektif oleh perisahaan

dalam proses bisnisnya untuk bekerja sama dengan customer, supplier,

dan partner bisnis lain, untuk e-commerce dan web-enabled decision

support.

b. Teknologi informasi tidak digunakan dengan efisien, sistem informasi

mempunyai respon yang lambat dan tidak stabil, atau konsultan sistem

informasi tidak mengelola dengan baik proyek pengembangan aplikasi.

2.6 Pengertian Sistem

Wawan dan Munir (2006:1), sistem adalah suatu jaringan kerja dari

beberapa prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk

melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu tujuan tertentu. Pengertian

lain dari sistem adalah kumpulan beberapa elemen yang berinteraksi untuk

mencapai tujuan tertentu.

Menurut O’Brien (2006, p29), sistem adalah sekelompok komponen

yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama

dengan menerima masukan dan menghasilkan keluaran dalam suatu proses

transformasi yang teratur.

Sistem mempunyai tiga komponen dasar yang saling berinteraksi, yaitu :

1. Input, meliputi menangkap dan mengumpulkan elemen yang

memasuki sistem untuk dapat diproses.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00095-KA Bab2001.pdfuntuk membagi-bagi, menghubungkan, menggambarkan bagian-bagian dari

2. Processing, meliputi proses perubahan yang mengubah input menjadi

output.

3. Output, meliputi perpindahan elemen yang telah dihasilkan oleh

proses perubahan ke dalam tujuan akhirnya.

Kesimpulannya adalah sistem merupakan suatu jaringan kerja atau

komponen yang berinteraksi dalam input, processing, dan output untuk

mencapai tujuan tertentu.

2.7 Pengertian Sistem Informasi

Menurut Satzinger, Jackson, and Burd (2012, p4) dalam buku System

Analysis and Design In A Changing World edisi keenam didefinisikan bahwa

“sistem informasi adalah kumpulan dari komponen-komponen komputer yang

saling berhubungan yang bertujuan untuk mengumpulkan, memproses, dan

menyimpan (biasanya di dalam sebuah database) dan menyediakan informasi

yang dijadikan sebagai keluaran (output) yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan tugas-tugas bisnis.”

Menurut Rainer & Cegielski (2013, p5) “sebuah sistem informasi

mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisa, dan menyebarkan

informasi untuk tujuan tertentu.”

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan

serangkaian komponen yang terdiri dari mengumpulkan, memproses,

menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu

dan memberikan keluaran untuk pengguna yang di dalamnya proses terdapat

input, proses, output.

2.8 Pengertian Penjualan

Menurut Simamora (2000), penjualan adalah pendapatan lazim dalam

perusahaan dan merupakan jumlah kotor yang dibebankan kepada pelanggan

atas barang dan jasa.

Menurut Marom (2000), penjualan artinya penjualan barang dagangan

sebagai usaha pokok perusahaan yang biasanya dilakukan secara teratur.

Menurut Swastha (2005), penjualan adalah transaksi jual beli atau

pemindahan hak milik secara komersial atas barang dan jasa yang ada pada

prinsipnya melibatkan dua pihak yaitu penjual dan pembeli.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00095-KA Bab2001.pdfuntuk membagi-bagi, menghubungkan, menggambarkan bagian-bagian dari

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

penjualan adalah suatu proses dimana terdapat dua pihak yaitu penjual dan

pembeli, dimana penjual menawarkan suatu produk atau jasa yang

disesuaikan dengan kebutuan pembeli yang saling menguntungkan satu sama

lain.

2.8.1 Klasifikasi Transaksi Penjualan

Penjualan memiliki bermacam-macam transaksi penjualan. Menurut

Midjan & Susanto (2000), macam-macam transaksi penjualan dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Penjualan Tunai

Penjualan yang bersifat cash dan carry pada umumnya terjadi secara

kontan dan dapat pula terjadi pembayaran selama satu bulan dianggap

kontan.

b. Penjualan Kredit

Penjualan dengan tenggang waktu rata-rata diatas satu bulan.

c. Penjualan Tender

Penjualan yang dilaksanakan melalui prosedur tender untuk

memenangkan tender selain harus memenuhi berbagai prosedur

d. Penjualan Ekspor

Penjualan yang dilaksanakan dengan pihak pembeli luar negeri yang

mengimpor barang tersebut.

e. Penjualan Konsinyasi

Penjualan yang dilakukan secara titipan kepada pembeli yang juga

sebagai penjual.

f. Penjualan Grosir

Penjualan yang tidak langsung kepada pembeli, tetapi melalui pedagang

grosir atau eceran.

2.8.2 Langkah-langkah dalam Proses Penjualan

Menurut Koltier. P (2000), langkah-langkah dalam proses penjualan

meliputi :

� Memilih Prospek dan Menilai

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00095-KA Bab2001.pdfuntuk membagi-bagi, menghubungkan, menggambarkan bagian-bagian dari

Langkah pertama dalam proses penjualan adalah memilih prospek

(prospecting), yaitu mencari siapa yang dapat masuk sebagai

pelanggan potensial. Tenaga penjual perlu mengetahui cara menilai

prospek (qualify) artinya cara mengenali calon yang baik dan

menyisihkan calon yang kurang baik. Prospek dapat dinilai dengan

meneliti kemampuan keuangan, volume bisnis, kebutuhan spesial,

lokasi, dan kemungkinan untuk tumbuh.

� Prapendekatan

Sebelum mengunjungi seorang calon pembeli, tenaga penjual

sebaikya mempelajari sebanyak mungkin mengenai organisasi (apa

yang dibutuhkan, siapa yang terlibat dalam pembelian) dan

pembelinya (karakteristik dan gaya membeli). Langkah-langkah ini

dikenal dengan istilah prapendekatan. Wiraniaga sebaiknya

menetapkan tujuan kunjungan yang mungkin untuk menilai calon,

mengumpulkan informasi, atau membuat penjualan langsung.

� Pendekatan

Dalam langkah ini, wiraniaga sebaiknya mengetahui caranya bertemu

dan menyapa pembeli serta menjalin hubungan menjadi awal yang

baik. Langkah ini mencakup penampilan wiraniaga, kata-kata

pembukaan, dan tindak lanjutan.

� Presentasi dan Demonstrasi

Dalam langkah presentasi dari proses penjualan, tenaga penjual

menceritakan riwayat produk kepada pembeli, menunjukan

bagaimana produk akan menghasilkan dan menghemat uang.

Presentasi penjualan dapat diperbaiki dengan alat bantu demonstrasi,

seperti buku kecil, pita video, dan sampel produk.

� Mengatasi Keberatan

Pelanggan hampir selalu mempunya keberatan selama presentasi atau

ketika diminta untuk memesan. Dalam mengatasi keberatan wiraniaga

harus menggunakan pendekatan positif, menggali keberatan

tersembunyi, meminta pembeli untuk menjelaskan keberatan,

menggunakan kebertatan sebagai peluang untuk memberikan

informasi lebih banyak dan mengubah keberatan menjadi alasan untuk

membeli.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00095-KA Bab2001.pdfuntuk membagi-bagi, menghubungkan, menggambarkan bagian-bagian dari

� Menutup

Menutup merupakan langkah dalam proses penjualan ketika

wiraniaga meminta pelanggan untuk memesan. Tenaga penjual harus

mengetahui cara mengenali tanda-tanda penutupan dari pembeli

termasuk gerakan fisik, komentar, dan pertanyaan.

� Tindak Lanjut

Merupakan langkah terakhir dalam proses penjualan ketika wiraniaga

melakukan tindak lanjut setelah penjualan untuk memastikan

kepuasan pelanggan dan bisnis berulang.

2.8.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan

Dalam prakteknya perencanaan penjualan itu dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Menurut Basu Swastha (2005, p129) faktor-faktor tersebut,

yaitu :

1. Kondisi dan kemampuan penjual

Transaksi jual beli merupakan pemindahan hak milik secara komersial atas

barang dan jasa, pada prinsipnya melibatkan dua pihak yaitu penjual

sebagai pihak pertama dan pembeli sebagai pihak kedua. Disini penjual

harus dapat meyakinkan kepada pembelinya agar dapat mencapai sasaran

penjual yang diharapkan. Untuk maksud tersebut, para penjual harus

memahami beberapa masalah penting yang sangat berkaitan, yaitu :

� Jenis dan karakteristik barang yang akan ditawarkan

� Harga produk

� Syarat penjualan, seperti : pembayaran, penghantaran, pelayanan

purna jual, dsb.

2. Kondisi pasar

Pasar sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam

penjualan dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualan. Adapun faktor-

faktor kondisi pasar yang perlu diperhatikan adalah

� Jenis pasarnya, apakah pasar konsumen, pasar penjual, pasar industri,

pasar pemerintah/pasar internasional

� Kelompok pembeli atau segmen pasarnya

� Daya belinya

� Frekuensi pembeliannya

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00095-KA Bab2001.pdfuntuk membagi-bagi, menghubungkan, menggambarkan bagian-bagian dari

� Keinginan dan kebutuhannya

3. Modal

Akan lebih sulit bagi penjual untuk menjual barangnya apabila barang yang

dijual itu belum dikenal oleh pembeli atau apabila lokasi pembeli jauh dari

tempat penjual. Dalam keadaan seperti ini, penjual harus memperkenalkan

dahulu / membawa barangnya ketempat pembeli. Untuk melaksanakan

maksud tersebut diperlukan adanya saran serta usaha tersebut seperti alat

transportasi, tempat peraga baik diluar maupun didalam perusahaan, usaha

promosi dan sebagainya. Semua ini hanya dapat dilakukan apabila penjual

memiliki sejumlah modal yang diperlukan oleh perusahaan.

3. Kondisi Organisasi Perusahaan

Pada perusahaan besar biasanya masalah penjualan ditangani oleh bagian

penjualan yang dipegang oleh orang-orang tertentu atau ahli dibidang

penjualan. Lain halnya dengan perusahaan kecil, masalah-masalah

penjualan ditangani oleh orang-orang yang juga melakukan fungsi lain. Hal

ini disebabkan oleh tenaga kerja yang lebih sedikit. Sistem organisasi juga

lebih sederhana masalah-masalah yang dihadapinya, dan juga tidak

sekompleks perusahaan besar. Biasanya masalah perusahaan ini ditangani

oleh perusahaan dan tidak diberikan kepada orang lain.

4. Faktor Lain

Faktor-faktor yang sering mempengaruhi penjualan yaitu periklanan,

peragaan, kampanye, dan pemberian hadiah. Namun untuk

melaksanakannya diperlukan dana yang tidak sedikit. Bagi perusahaan

yang memiliki modal yang kuat, kegiatan ini secara rutin dapat dilakukan.

Sebaliknya, perusahaan kecil jarang melakukan karena memiliki modal

sedikit.

2.8.4 Tujuan Penjualan

Tujuan umum penjualan yang dimiliki oleh perusahaan menurut

Swastha (2005), yaitu :

� Mencapai volume penjualan tertentu

� Mendapat laba tertentu

� Menunjang pertumbuhan perusahaan

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00095-KA Bab2001.pdfuntuk membagi-bagi, menghubungkan, menggambarkan bagian-bagian dari

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan umum perusahaan

dalam kegiatan penjualan adalah untuk mencapai volume penjualan, mendapat laba

yang maksimal dengan modal sekecil-kecilnya, dan menunkan pertumbuhan suatu

perusahan.

2.9 Pengertian Sistem Informasi Penjualan

Menurut Kolter (1999, p100), sistem informasi penjualan merupakan suatu

sistem yang terdiri dari kumpulan orang, peralatan dan prosedur yang

memadukan antara pekerjaan mesin (komputer) dan manusia yang menyajikan

keakuratan informasi bagi para pemakai dalam membuat keputusan untuk

memecahkan masalah didalam perusahaan.

2.9.1 Tujuan Sistem Informasi Penjualan

Sistem informasi penjualan merupakan salah satu dari sistem informasi

yang terpenting pada perusahaan umumnya. Sistem informasi penjualan ini

bertujuan untuk membantu manajer dalam berbagai hal, seperti :

a. membantu manajemen dalam pengambilan keputusan

b. manajemen dapat menerima laporan lebih sering dan terperinci

c. manajemen dapat memonitor prestasi produk, pasar, karyawan,

penjualan, dan berbagai unit pemasaran lainnya.

Sistem informasi penjualan ini sangat berperan dalam setiap

perusahaan, agar aktivitas penjualan yang dilakukan dapat cepat serta akurat

diselesaikan dan informasi yang tersaji dapat tepat waktu saat dibutuhkan.

2.10 Pengertian Manajemen

Menurut Anoraga (2009, p110), manajemen adalah persoalan mencapai

suatu tujuan tertentu dengan suatu kelompok orang.

Menurut Robbins dan Coulter (2009, p7), manajemen adalah hal yang

dilakukan oleh para manajer. Manajemen melibatkan aktivitas-aktivitas

koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan

tersebut dapat diselesaikan secara efisien dan efektif.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00095-KA Bab2001.pdfuntuk membagi-bagi, menghubungkan, menggambarkan bagian-bagian dari

2.11 Pengertian Risiko

Menurut Djohanputro (2008, p32) risiko adalah ketidakpastian yang

bisa dikuantitaskan yang dapat menyebabkan kerugian atau kehilangan.

Menurut Djojosoedarso (2005, p2) istilah risiko sudah biasa dipakai

dalam kehidupan kita sehari-hari, yang umunya sudah dipahami secara intuitif.

Akan tetapi, pengertian secara ilmiah dari risiko sampai saat ini masih tetap

beragam, diantaranya :

a. Risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi

selama periode tertentu (Arthur Williams dan Richard, M.H).

b. Risiko adalah ketidakpastian (uncertainty) yang mungkin

melahirkan peristiwa merugikan (loss) (A. Abas Salim).

Menurut Whitman dan Mattord (2010, p295) risiko adalah

kemungkinan terjadinya kerentanan.. Risiko tidak pernah bisa sepenuhnya

dihilangkan, tetapi dapat dikelola oleh perusahaan.

Menurut Basyaid (2007, p1), risiko didefinisikan sebagai peluang

terjadinya hasil yang tidak diinginkan sehingga risiko hanya terkait dengan

situasi yang memungkinkan munculnya hasil negatif serta berkaitan dengan

kemampuan memperkirakan terjadinya hasil negatif tadi.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa risiko merupakan hal

yang tidak diharapkan oleh pihak top manajemen karena memungkinkan

terjadinya kerugian, namun dapat tetap dikelola oleh perusahaan.

Karakteristik risiko (Djojosoedarso, 2005, p2) risiko dihubungkan

dengan kemungkinan terjadinya sesuatu yang merugikan yang tidak diduga.

Dengan demikian risiko memiliki karakteristik :

1. Merupakan ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa.

2. Merupakan ketidakpastian bila terjadi akan menimbulkan kerugia

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00095-KA Bab2001.pdfuntuk membagi-bagi, menghubungkan, menggambarkan bagian-bagian dari

Wujud dari risiko bermacam-macam, antara lain :

1. Berupa kerugian atas harta milik/kekayaan atau penghasilan, misalnya

diakibatkan oleh kebakaran, pencurian, pengangguran, dan sebagainya.

2. Berupa penderitaan seseorang, misalnya sakit/cacat karena kecelakaan.

3. Berupa tanggung jawab hukum, misalnya risiko dari perbuatan atau

peristiwa yang merugikan orang lain.

4. Berupa kerugian karena perubahan keadaan pasar, misalnya terjadinya

perubahan harga, perubahan selera konsumen, dsb.

2.11.1 Jenis Risiko

Menurut Gondodiyoto (2009, p110-111), dari berbagai sudut

pandang, risiko dapat dibedakan dalam beberapa jenis :

a. Risiko Bisnis (Business Risks)

Risiko bisnis adalah risiko yang dapat disebabkan oleh faktor-faktor

intern maupun ekstern yang berakibat memungkinkan tidak tercapainya

tujuan organisasi

b. Risiko Bawaan (Inherent Risks)

Risiko bawaan ialah potensi kesalahan atau penyalahgunaan yang melekat

pada suatu kegiatan jika tidak ada pengendalian internal

c. Risiko Pengendalian (Control Risks)

Dalam suatu organisasi yang baik seharusnya sudah ada risk assessment,

dan dirancang pengendalian internal secara optimal terhadap setiap

potensi risiko. Risiko pengendalian ialah masih adanya risiko meskipun

sudah ada pengendalian.

d. Risiko Deteksi (Detection Risks)

Risiko deteksi ialah risiko yang terjadi karena prosedur audit yang

dilakukan mungkin tidak dapat mendeteksi adanya error yang cukup

materialitas atau adanya kemungkinan fraud.

e. Risiko Audit (Audit Risks)

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00095-KA Bab2001.pdfuntuk membagi-bagi, menghubungkan, menggambarkan bagian-bagian dari

Risiko audit sebenarnya kombinasi dari inherent risks, control risks, dan

detection risks. Risiko audit adalah risiko bahwa hasil pemeriksaan

auditor ternyata belum dapat mencerminkan keadaan yang sesungguhnya.

Menurut Jones dan Rama dalam bukunya yang berjudul Accounting

Information System (2003, p127-134) berpendapat risiko pada hakekatnya

dapat dikelompokkan ke dalam empat jenis, yaitu :

a. Execution Risk

Execution risk adalah risiko yang berkaitan dengan tidak tercapainya

sesuatu yang seharusnya dilaksanakan dengan baik.

b. Information Risk

Risiko informasi yang dimaksud oleh Jones dan Rama ini ialah risiko

yang berkaitan dengan kemungkinan kesalahan atau penyalahgunaan data

atau informasi. Risiko ini terjadi disaat mencatat atau entri data (recording

risk).

c. Asset Protection Risk

Risiko yang berkaitan dengan saveguarding assets ini ialah risiko

kerusakan, hilang, atau aset tidak digunakan seperti ysng seharusnya,

maupun risiko yang dapat timbul terhadap aset perusahaan akibat

keputusan yang salah.

d. Performance Risk

Risiko kinerja ini adalah berkaitan dengan kinerja pegawai atau kinerja

perusahaan yang tidak dapat dilaksanakan sesuai tujuan atau standar atau

ukuran yang ditetapkan.

2.11.2 Klasfikasi Risiko

Menurut Djohanputro (2008, p33) risiko dapat dikategorikan ke

dalam risiko murni dan risiko spekulatif. Cara lain mengklasifikasi risiko

adalah mengkategorikan ke dalam risiko sistematik dan risiko spesifik.

a. Risiko Murni

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00095-KA Bab2001.pdfuntuk membagi-bagi, menghubungkan, menggambarkan bagian-bagian dari

Risiko yang dapat mengakibatkan kerugian pada perusahaan, tapi tidak

ada kemungkinan menguntungkan

b. Risiko Spekulatif

Risiko yang dapat mengakibatkan dua kemungkinan, merugikan atau

menguntungkan perusahaan.

c. Risiko Sistematik

Risiko yang tidak dapat diverifikasi (nondiversiviable risk). Cirinya

adalah tidak dapat dihilangkan atau dikurangi dengan cara penggabungan

berbagai risiko.

d. Risiko Spesifik

Risiko yang dapat diverifikasi (diversiviable risk) dapat dihilangkan

melalui proses penggabungan (pooling).

2.11.3 Penilaian Risiko

Menurut Gondodiyoto (2007, p116), penilaian risiko adalah salah satu

langkah kritis dalam penyusunan internal control yang efektif, yaitu dalam

memperkirakan ancaman yang mungkin dihadapi.

Penilaian risiko adalah proses pertama dalam metodologi manajemen

risiko dan dapat digunakan untuk menentukan sejauh mana potensi ancaman

dan risiko yang berkaitan dengan sistem IT.

Jadi dapat disimpulkan bahwa penilaian risiko adalah proses dalam

menentukan atau memperkirakan ancaman dari risiko yang mungkin terjadi

dalam sistem IT.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00095-KA Bab2001.pdfuntuk membagi-bagi, menghubungkan, menggambarkan bagian-bagian dari

2.12 Pengertian Manajemen Risiko

Menurut Whitman dan Mattord (2010, p277) manajemen risiko

adalah proses yang berupa perlindungan dan kontrol yang

diimplementasikan.

Menurut Djohanputro (2008, p43) manajemen risiko adalah proses

terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur, memetakan,

mengembangkan alternatif penanganan risiko, dan dalam memonitor dan

mengendalikan implementasi penanganan risiko.

Menurut Jones dan Rama (2008, p193), manajemen risiko adalah

kegiatan pemimpin puncak mengidentifikasi, mengevaluasi, menangani, dan

memonitor risiko bisnis yang dihadapi perusahaan mereka di masa yang akan

datang.

Menurut Blokdijk, Eagle, dan Brewster (2008), tugas manajemen

risiko adalah mengelola risiko suatu proyek untuk risiko. Tujuannya adalah

untuk mengelola risiko bahwa dengan melakukan tindakan untuk menjaga

hubungan ke tingkat yang dapat diterima dengan cara yang hemat biaya.

Manajemen risiko meliputi :

a. Akses yang bisa dipercaya, tentang risiko yang terbaru.

b. Proses pengambilan keputusan didukung oleh kerangka analisis risiko dan

proses evaluasi.

c. Memantau risiko.

d. Pengendalian yang tepat untuk menghadapi risiko.

Dalam jurnal oleh Diane (2012), dikatakan bahwa manajemen risiko

adalah aktivitas yang terkoordinasi dalam menangani risiko. Sistem

manajemen risiko yang baik seharusnya dapat memberikan keyakinan bahwa

dengan penerapan manajemen risiko, organisasi dapat mengurangi

ketidakpastian yang membayangi dalam setiap pengambilan keputusan

sambil tetap dapat berinovasi sesuai dengan kapabilitas yang dimiliki.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00095-KA Bab2001.pdfuntuk membagi-bagi, menghubungkan, menggambarkan bagian-bagian dari

Jadi dapat disimpulkan manajemen risiko merupakan suatu proses

sistematis untuk mengelola manajamen yang diimplementasikan di suatu

perusahaan.

Program manajemen risiko dengan demikian mencakup tugas-tugas, seperti :

1. Mengidentifikasi risiko-risiko yang dihadapi

2. Mengukur atau menentukan besarnya risiko tersebut

3. Mencari jalan untuk menghadapi atau menanggulangi risiko

4. Menyusun strategi untuk memperkecil ataupun menanggulangi risiko

5. Mengkoordinir pelaksanaan risiko serta mengevaluasi penanggulangan

risiko yang telah di buat.

2.12.1 Proses Manajemen Risiko

Menurut Turban, Rainer dan Porter (2007, p78) tujuan dari

manajemen risiko adalah untuk mengidentifikasi, mengontrol, dan

meminimalkan dampak dari ancaman. Dengan kata lain, manajemen risiko

bertujuan untuk mengurangi risiko ke batas yang aman. Ada tiga proses

dalam manajemen risiko :

1. Risk Analysis

Proses dimana organisasi menilai setiap aset yang dilindungi,

memperkirakan kemungkinan bahwa setiap aset dapat dikompromikan, dan

membandingkan biaya dari masing-masing kemungkinan dengan

mengkompromikan biaya dari perlindungannya. Organisasi melakukan

analisis risiko untuk memastikan bahwa informsi program sistem keamanan

mereka menjadi hemat biaya.

2. Risk Mitigation

Organisasi mengambil tindakan nyata terhadap risiko. Mitigasi risiko

memiliki dua fungsi : (1) menerapkan kontrol untuk mencegah ancaman yang

telah teridentifikasi, dan (2) mengembangakan cara pemulihan ancaman. Ada

beberapa strategi mitigasi risiko yang dapat di adopsi di beberapa organisasi,

yaitu :

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00095-KA Bab2001.pdfuntuk membagi-bagi, menghubungkan, menggambarkan bagian-bagian dari

� Risk Acceptance : Menerima risiko potensial, terus beroperasi

tanpa kontrol, dan menyerap kerugian yang terjadi.

� Risk Limitation : Membatasi risiko dengan menerapkan kontrol

dengan meminimalkan dampak ancaman.

� Risk Transference : Mentransfer risiko dengan menggunakan cara

lain untuk mengkompensasi kehilangan.

3. Control Evaluation

Organisasi mengidentifikasi kekurangan keamanan dan menghitung

biaya pelaksanaan tindakan pengendalian yang memadai. Jika biaya

pelaksanaan kontrol lebih besar dari nilai aset yang dilindugi, maka biaya

kontrol tidak efektif.

Control Evaluation meliputi General Control dan Application Control

2.12.2 Fungsi-Fungsi Manajemen Risiko

Menurut Djojosoedarso (2005, p14), fungsi manajemen risiko terdiri

dari :

1. Menemukan Kerugian Potensial

Artinya berupaya untuk menemukan atau mengidentifikasi seluruh risiko

murni yang dihadapi perusahaan, yang meliputi :

a. Kerusakan fisik dari harta kekayaan perusahaan.

b. Kehilangan pendapatan atau kerugian lainnya akibat terganggunya

operasi perusahaan.

c. Kerugian akibat adanya tuntutan hukum dari pihak lain.

d. Kerugian-kerugian yang timbul karena penipuan, tindakan-

tindakan kriminal lainnya, tidak jujurnya karyawan.

e. Kerugian-kerugian yang timbul akibat karyawan kunci (keymen)

meninggal dunia, sakit, atau cacat.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00095-KA Bab2001.pdfuntuk membagi-bagi, menghubungkan, menggambarkan bagian-bagian dari

2. Mengevaluasi Kerugian Potensial

Artinya melakukan evaluasi dan penilaian terhadap semua kerugian

potensial yang dihadapi oleh perusahaan. Evaluasi dan penilaian ini

meliputi perkiraan mengenai :

a. Besarnya kemungkinan frekuensi terjadinya kerugian artinya

memperkirakan jumlah kemungkinan terjadinya kemungkinan

selama satu periode tertentu.

b. Besarnya bahaya yang tiap-tiap kerugian, artinya menilai besarnya

kerugian yang diderita, yang biasanya dikaitkan dengan besarnya

pengaruh kerugian tersebut, terutama terhadap kondisi finansial

perusahaan.

2.12.3 Siklus Manajemen Risiko

Gambar 2.6 Siklus Manajemen Risiko

Identifikasi

Risiko

Pengukuran

Risiko

Pengawasan dan

pengendalian

risiko

Pemetaan risiko Model

pengelolaan

risiko

Evaluasi pihak

berkepentingan

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00095-KA Bab2001.pdfuntuk membagi-bagi, menghubungkan, menggambarkan bagian-bagian dari

Tahap 1 : Identifikasi risiko

- Mengindentifikasi apa saja risiko yang dihadapi oleh perusahaan.

- Melakukan analisis pihak berkepentingan (stakeholders)

Tahap 2 : Pengukuran risiko

- Mengacur pada factor kuantitas risiko dam kualitas risiko

- Kuantitas risiko terkait dengan berapa banyak nilai, atau eksposur,

yang rentan terhadap risiko.

- Kualitas risiko terkait dengan kemungkinan suatu risiko muncul.

Semakin tinggi kemungkinan risiko terjadi, semakin tinggi pula

risikonya.

Tahap 3 : Pemetaan risiko

- Bertujuan untuk menetapkan prioritas risiko berdasarkan

kepentingannya bagi perusahaan.

- Ada risiko yang perlu mendapat perhatian khusus, tetapi ada pula

risiko yang dapat diabaikan, itulah sebabnya perusahaan perlu

membuat peta risiko.

Tahap 4 :Model pengelolaan risiko

- Pengelolaan risiko secara konvensional

Tahap 5 : Monitor dan pengendalian

- Memastikan bahwa pelaksanaan pengelolaan risiko berjalan sesuai

dengan rencana.

- Memastikan bahwa model pengelolaan risiko cukup efektif.

- Bertujuan untuk memantau perkembangan terhadap kecenderungan-

kecenderungan berubahnya profil risiko.

2.13 Pengertian FRAP

Menurut Peltier (2005, p132) FRAP adalah metodologi resmi yang

dikembangkan melalui pemahaman proses penilaian risiko kualitatif

yang sebelumnya sudah dikembangkan dan dimodifikasi sesuai dengan

kebutuhan saat ini.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00095-KA Bab2001.pdfuntuk membagi-bagi, menghubungkan, menggambarkan bagian-bagian dari

Menurut Tse (2009, p8) FRAP melibatkan analisis sistem, aplikasi,

platform, proses bisnis, atau segmen operasi bisnis secara individual,

bergantung pada personel yang dimiliki oleh perusahaan atau organisasi

untuk melakukan proses penilaian risiko.

FRAP menurut Peltier (2005, p131) mempunyai 3 (tiga) fase yaitu

pre-FRAP, FRAP Session, dan post- FRAP.

2.13.1 Pre – FRAP Meeting

Menurut Peltier (2014, p51), “The pre-FRAP meeting adalah kunci

kesuksesan suatu proyek”. Dalam pre-FRAP meeting terdapat bagian-

bagian yaitu pre-screening results, ruang lingkup (scope statement),

model visual (visual diagram), membentuk tim FRAP, mengatur

pertemuan teknis, dan persamaan definisi. Dan berikut merupakan tabel

dari risk assesment :

Istilah Definisi

Aset Sebuah sumber daya yang berharga. Suatu aset mungkin orang, benda fisik,

proses, atau teknologi

Ancaman Potensi untuk sebuah event, berbahaya atau sebaliknya, yang akan merusak

atau membahayakan aset

Kemungkinan Sebuah ukuran seberapa kemungkinan ancaman mungkin terjadi

Dampak Pengaruh ancaman yang dilakukan pada aset-dinyatakan dalam istilah

berwujud atau tidak berwujud

Kerentanan Setiap cacat atau kelemahan dalam pertahanan aset yang dapat dimanfaatkan

oleh ancaman untuk membuat dampak pada aset

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00095-KA Bab2001.pdfuntuk membagi-bagi, menghubungkan, menggambarkan bagian-bagian dari

Risiko Kombinasi ancaman, probabilitas, dan dampak dinyatakan sebagai nilai dalam

rentang yang telah ditetapkan

Tabel 2.2 Definisi Risk Assesment

Sumber : Peltier (2014, p53)

Banyak penilaian risiko yang dapat menggunakan pengujian CIA

(confidentiality, integrity, and availability). Menurut Peltier (2014, p53),

“ CIA adalah bentuk tradisional penilaian risiko, penting untuk

dimengerti bahwa ada atribut bisnis lainnya yang dapat digunakan dalam

proses penilaian”. Berikut adalah tabel dari business attribute definitions

(CIA) :

CIA Example

Istilah Definisi

Ketersediaan Menjamin informasi dan layanan komunikasi

akan siap untuk digunakan bila diharapkan

Kerahasiaan Jaminan bahwa informasi tidak diungkapkan

kepada entitas atau proses yang tidak pantas

Integritas Menjamin informasi tidak akan disengaja atau

diubah atau dihancurkan

Tabel 2.3 Business Attribute Definitions (CIA)

2.13.2 FRAP Session

Menurut Peltier (2014, p62) “FRAP session yaitu pada saat eksekutif

bertanggung jawab atas aset yang dikaji.” Bagian-bagian dari FRAP

session mengidentifikasi ancaman yang mungkin terjadi, identifikasi

ancaman yang mungkin terjadi, identifikasi kontrol, menentukan tingkat

risiko, residual risk, dan FRAP session summary. Dan berikut adalah

tabel dari FRAP brainstorming attribute 1.

Integritas

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00095-KA Bab2001.pdfuntuk membagi-bagi, menghubungkan, menggambarkan bagian-bagian dari

Definisi: menjamin informasi

tidak akan sengaja atau jahat

diubah atau dihancurkan

Ancaman

Aliran data dapat dicegat

Pemrograman yang rusak bisa

(secara tidak sengaja)

memodifikasi data

Salinan laporan dapat dialihkan

(tertulis atau elektronik) ke

orang yang tidak berhak atau

tidak disengaja

Data yang bisa dimasukkan

salah

Entri data yang salah Disengaja

Tabel 2.4 FRAP Brainstorming Attribute 1

Dibawah ini adalah tabel dari FRAP brainstorming attribute 2 :

Kerahasiaan

Definisi: jaminan bahwa

informasi tidak diungkapkan

kepada entitas yang tidak pantas

atau proses

Ancaman

E-mail yang tidak aman dapat

berisi informasi rahasia

Pencurian informasi internal

Karyawan tidak dapat

memverifikasi identitas klien,

contoh: telepon menyamar

Informasi rahasia yang tersisa

terlihat jelas di atas meja

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00095-KA Bab2001.pdfuntuk membagi-bagi, menghubungkan, menggambarkan bagian-bagian dari

Diskusi sosial di luar kantor bisa

mengakibatkan pengungkapan

informasi sensitif

Tabel 2.5 FRAP Brainstorming Attribute 2

Dibawah ini adalah tabel dari FRAP brainstorming attribute 3 :

Ketersediaan

Definisi: menjamin informasi

dan layanan komunikasi akan

siap untuk digunakan bila

diharapkan

Ancaman

File yang disimpan dalam

direktori pribadi mungkin tidak

tersedia bagi karyawan lain bila

diperlukan

Kegagalan hardware dapat

mempengaruhi ketersediaan

sumber daya perusahaan

Kegagalan dalam rangkaian

data yang bisa melarang akses

sistem

Bencana alam-tsunami / badai

Peningkatan dalam perangkat

lunak dapat melarang akses

Tabel 2.6 FRAP Brainstorming Attribute 3

Setelah mengidentifikasi ancaman yang mungkin terjadi, identifikasi

ancaman dan identifikasi control, maka dapat dilakukan penentuan

tingkat risiko. Penentuan tingkat risiko terbagi menjadi 5 (lima) bagian

yaitu probability, threshold level, high, medium, dan low. Dan berikut

adalah tabel dari FRAP probability threshold :

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00095-KA Bab2001.pdfuntuk membagi-bagi, menghubungkan, menggambarkan bagian-bagian dari

Istilah Definisi

Kemungkinan Sebuah ukuran seberapa

kemungkinan ancaman mungkin

terjadi

Ambang Tingkat

Tinggi Sangat mungkin bahwa

ancaman akan terjadi dalam

tahun depan

Menengah Kemungkinan bahwa ancaman

akan terjadi dalam tahun depan

Rendah Sangat tidak mungkin bahwa

ancaman akan terjadi dalam

tahun depan

Tabel 2.7 FRAP Probability Threshold

2.13.3 Post-FRAP Meeting

Post FRAP Meeting hasilnya dianalisis dan membuat manajemen

laporan akhir apabila proses telah selesai. Untuk menyelesaikan proses ini

diperlukan waktu hingga 5 (lima) hari kerja.

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00095-KA Bab2001.pdfuntuk membagi-bagi, menghubungkan, menggambarkan bagian-bagian dari

2.13.4 Perbandingan FRAP, Octave S, dan ISO 27002

Perbandingan FRAP ISO 27002 Octave-S

Tahap Memiliki 4

tahap:

1.Pre FRAP

Metting

2.FRAP

Session

3.Post FRAP

Meeting

Memiliki 11 tahap :

1.Risk Assesment and

Treatment

2.System Policy

3.Organizing

information Security

4.Asset Management

5.Human Resources

Security

6.Physical and

Environtmental

Security

7.Communications

and Operations

Management

8.Information

Systems Acquisitions,

Development, and

Maintenance

9.Information

Security Incident

Management

10.Bussiness

Continuuity

Memiliki 3 tahap:

1.Membangun aset

berbasis profil

ancaman

2.Mengidentifikasi

kerentanan

infrastruktur

3.Mengembangkan

strategi keamanan dan

perencanaan

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00095-KA Bab2001.pdfuntuk membagi-bagi, menghubungkan, menggambarkan bagian-bagian dari

Management

11.Compliance

Pihak yang

terlibat

Fasilitator,

manajer

bisnis, dan

pimpinan

proyek

Tim Peneliti Tim Peneliti

Penentuan

risiko

Penentuan

risiko

berdasarkan

pendapat

Penentuan risiko

berdasarkan aset kritis

Penentuan risiko

berdasarkan aset kritis

Tabel 2.8 Tabel Perbandingan FRAP