atomic spectroscopy
DESCRIPTION
Atomic Spectroscopy Biop UITRANSCRIPT
Atomic Absorption Spectroscopy, Atomic Emission Spectroscopy dan Atomic
Fluoresence Spectrocopy
Nama : Silva Amanat Taqwa
NPM : 1406533604
Kelompok : 3
I. Outline :
1. Atomic Spectroscopy
2. Atomic Absorption Spectroscopy
3. Atomic Emission Spectroscopy
4. Atomic Fluoresence Spectrocopy
5. Perbedaan antara ketiga jenis Atomic Spectroscopy
II. Pembahasan
1. Atomic Spectroscopy
Atomic spectroscopy adalah metode untuk menentukan komposisi unsur
melalui spektrum massa atau spektrum elektromagnetik. Atomic spectroscopy
dapat dibedakan berdasarkan tipe spectroscopy yang digunakan. Atomic
spectroscopy dibagi menjadi dua, yaitu spektrometri massa dan spektrometri
optik. Spektrometri massa pada umumnya akan memberikan hasil analisa yang
lebih baik, namun proses yang harus dijalani lebih kompleks. Kekurangan dari
Atomic spectroscopy dengan basis massa adalah mahalnya biaya operasi. Selain
itu operatornya juga harus terlatih karena alat yang digunakan tergolong mahal.
Hal tersebut berkebalikan dengan spektrometri optis yang secara biaya tidak
terlalu mahal dan pengoperasiannya yang lebih mudah.
Atomic spectroscopy berbasis optis dapat dibedakan menjadi tiga berdasarkan
pada interaksi antara cahya dengan material sampel, yaitu Atomic Absorption
Spectroscopy (AAS), Atomic Emission Spectroscopy (AES) dan Atomic
Fluorescent Spectroscopy (AFS).
2. Atomic Absorption Spectroscopy
Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) adalah salah satu jenis analisa
spektrofometri yang dasar pengukurannya adalah pengukuran serapan suatu sinar
oleh suatu atom. Sinar yang tidak diserap akan diteruskan dan diubah menjadi
sinyal listrik yang terukur. AAS merupakan suatu metode yang populer untuk
analisa logam, karena disamping sederhana, ia juga sensitif dan selektif. Jika
panjang gelombang cahaya memiliki energi yang sama dengan perbedaan energi
antara dua kulit atom, sejumlah cahaya akan diserap. AAS dapat digunakan untuk
menganalisa kandungan logam berat antara lain : Pb, Cd, Cu, Cr, Fe, Zn, Mn, Ni
dan lain-lain.
Dalam AAS, ada dua metode untuk menambahkan energi panas ke sampel,
yaitu :
a. Graphite furnace , yaitu menggunakan tabung grafit dengan energi listrik
yang besar untuk memanaskan dan mengatomisasi sampel.
b. Flame, dengan menggunakan api sebagai nebulizer untuk memanaskan
sampel sehingga teratomisasi menjadi gas
Energi panas menyebabkan atom mengalami transisi dari ground state ke
excited site. Ketika atom melakukan transisi, atom menyerap beberapa cahaya
dari sumber cahaya. Hollow Cathode Lamp (HCL) adalah sumber radiasi yang
umum dipakai pada metode AAS. Ketika beda potensial yang tinggi dilalui ke
katoda dan anoda, partikel gas akan terionisasi. Hal tersebut akan menyebabkan
beberapa atom akan tereksitasi dan mengemisikan cahaya dengan frekuensi yang
sesuai dengan logam yang ada. Detektor akan mengukur intensitas cahaya. Ketika
beberapa cahaya diserap, intensitas dari pemancar akan berkurang. Detektor akan
menyimpan reduksi cahaya tersebut sebagai absorpsi.
Metode AAS ini memiliki beberapa keuntungan dan kekurangan. Keuntungan
metoda AAS adalah spesifik, batas deteksi rendah, dari satu larutan yang sama
beberapa unsur berlainan dapat diukur, pengukuran dapat langsung dilakukan
terhadap larutan contoh, dapat diaplikasikan kepada banyak jenis unsur dalam
banyak jenis contoh dan batas kadar-kadar yang dapat ditentukan adalah amat luas
(mg/L hingga persen). Walaupun begitu, analisis menggunakan AAS ini tetap
memiliki kelemahan. Kelemahan tersebut dapat muncul karena beberapa
kesalahan yang terjadi seperti pada kurang sempurnanya preparasi sampel, seperti
proses destruksi yang kurang sempurna dan tingkat keasaman sampel dan blanko
tidak sama.
3. Atomic Emission Spectroscopy
Atomic Emission Spectroscopy (AES) adalah suatu alat yang dapat digunakan
untuk analisa logam secara kualitatif maupun kuantitatif yang didasarkan pada
pemancaran atau emisi sinar dengan panjang gelombang tertentu. Metode ini
menggunakan intensitas cahaya yang teremisi dari flame, plasma, arc atau spark pada
panjang gelombang tertentu untuk menentukan kuantitas atau jumlah dari sebuah
unsure atau elemen pada sampel. Dengan memberikan energi pada atom tersebut
melalui temperatur, maka atom-atom tersebut dapat “melompat” ke tingkat energi
yang lebih tinggi dan kembali dengan mengemisikan cahaya tertentu. Prinsip kerja
dari AES ada dua jenis. Jenis-jenisnya adalah:
a. Flame Emission Spectroscopy
Sampel akan dibakar menggunakan api hingga menjadi gas. Panas dari
api akan menguapkan larutan dan memutus ikatan kimia untuk membentuk
atom yang bebas.
b. Inductive Coupled Plasma Atomic Emission Spectroscopy
Teknik ini menggunakan ICP untuk menghasilkan atom yang
tereksitasi dan ion yang menghasilkan radiasi elektromagnetik dari
berbagai variasi panjang gelombang.
c. Spark and Arc Atomic Emission Spectroscopy
Spark atau arc AES digunakan untuk menganalisa elemen logam
pada sampel yang solid. Arus elektik pada arc atau spark yang dilewatkan
pada sampel akan memanaskan sampel ke temperature tinggi sehingga
akan mengeksitasi atomnya.
Kelebihan dari AES adalah kemampuannya untuk mendeteksi secara
bersamaan beberapa atom sampel yang tereksitasi secara simultan. Kekurangan dari
AES adalah kurang akurat dan memiliki ketelitian rendah untuk analisa kuantitatif.
4. Atomic Fluoresence Spectrocopy
Atomic fluorescent spectroscopy (AFS) ini mengukur energi yang dilepaskan
dalam bentuk cahaya. Fluorescent adalah cahaya yang berpendar. Fluorescent
umumnya diukur pada sudut 90 derajat dari sumber eksitasi untuk meminimalisasi
berkumpulnya cahaya yang tersebar dari sumber eksitasi dan biasanya
menggunakan rotasi pada prisma Pellin-Broca pada meja kemudi yang juga dapat
memisahkan cahaya menjadi spektrum-spektrumnya untuk analisis yang lebih jelas.
Panjang gelombang akan memberitahu kita tentang komposisi atomnya. Untuk
penyerapan yang sedikit, intensitas dari cahaya yang terserap sebanding dengan
konsentrasi atom. Umumnya AFS lebih sensitif (dapat mendeteksi konsentrasi yang
rendah) daripada AAS.
Analisa dari larutan atau solid membutuhkan atom sampel yang menguap atau
teratomisasi pada temperatur yang relatif rendah dalam pipa panas, flame atau
graphite furnace. Sebuah lampu HCL atau Laser menghasilkan eksitasi untuk
membawa atom ke energi yang lebih tinggi. Atomic fluorescent akan terdispersi dan
dideteksi oleh monokromator dan photomultiplier tube yang mirip dengan alat AAS.
Metode AFS ini memiliki spesifikasi yang tinggi untuk beberapa unsur dibandingkan
dengan 2 metode sebelumnya.
5. Perbedaan antara ketiga jenis Atomic Spectroscopy
Perbedaan mendasar dari AAS, AES dan AFS terlihat pada perangkat yang
digunakan dan penempatannya. Pada AAS dan AFS memiliki sebuah sumber
lampu, yaitu HCL. AES tidak memiliki sumber cahaya. Pada AAS, HCL
terpasang tegak lurus terhadap flame dan sejajar dengan arah spektrograf. Pada
AFS, sumber cahaya dan spektograf membentuk sudut 90o. Pada AES tidak
memiliki sumber cahaya karena seluruh sampel akan langsung dibakar oleh flame
atau inductive coupled plasma. Sampel yang terbakar tersebut akan mengemisikan
cahaya yang akan diserap di spektrograf.
III. Daftar Pustaka
Day, R.A.JR. & Underwood, A.L. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga.
http://chemwiki.ucdavis.edu/Physical_Chemistry/Quantum_Mechanics/
09._The_Hydrogen_Atom/Atomic_Theory/Electrons_in_Atoms/Atomic_Spectra .
[Online] [Diakses pada 26 Oktober Pukul 23.40].
Skoog, D., & West, D. 2014. Skoog and West's fundamentals of analytical chemistry (9th
ed.). Andover: Cencage Learning.