asfr

4
 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha untuk menekan laju pertumbuhan penduduk merupakan permasalahan yang secara berkesinambungan menjadi masalah terutama bagi negara–negara yang sedang berkembang. Dalam rangka menghadapi permasalahan ini Indonesia mendirikan Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) pada tahun 1969 yang kemudian pada tahun 1970 nama lembaga tersebut berubah menjadi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Tujuan pendirian lembaga tersebut antara lain untuk menurunkan rata-rata angka kelahiran (fertilitas) penduduk melalui program Keluarga Berencana (KB). Untuk mewujudkan tujuan tersebut, BKKBN bekerjasama dengan BPS melaksanakan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) untuk mengetahui rata-rata angka kelahiran (lahir hidup) untuk tingkat kota/kabupaten dan tingkat propinsi di Jawa Timur. BKKBN menetapkan rentang umur produktif ibu untuk melahirkan yaitu umur 15 sedang 49 tahun, dari umur produktif tersebut dibagi menjadi 7  pengamatan umur ibu dengan mengelompokkan umur ibu dalam interval 5 tahunan, sehingga dari pengelompokan ini dapat diambil nilai tengah dari umur ibu tersebut yang akan dijadikan responden pada SUSENAS. Berdasarkan hasil survai tersebut dapat dibuat pola hubungan antara rata-rata angka kelahiran ASFR (  Age Spesific Fertility  Rate) dengan umur ibu. Hubungan secara umum antara variabel respon (y) dengan suatu prediktor (x) dapat dijelaskan dengan pendekatan analisa regresi (Hardle, 1990 ). Model regresi yang mempunyai suatu pola yang diketahui secara jelas dikelompokkan dalam regresi

Upload: neng-dhiffa

Post on 18-Oct-2015

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Age Spesific Fertility Rate

TRANSCRIPT

  • 5/27/2018 ASFR

    1/4

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar BelakangUsaha untuk menekan laju pertumbuhan penduduk merupakan permasalahan

    yang secara berkesinambungan menjadi masalah terutama bagi negaranegara yang

    sedang berkembang. Dalam rangka menghadapi permasalahan ini Indonesia mendirikan

    Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) pada tahun 1969 yang kemudian pada

    tahun 1970 nama lembaga tersebut berubah menjadi Badan Koordinasi Keluarga

    Berencana Nasional (BKKBN). Tujuan pendirian lembaga tersebut antara lain untuk

    menurunkan rata-rata angka kelahiran (fertilitas) penduduk melalui program Keluarga

    Berencana (KB). Untuk mewujudkan tujuan tersebut, BKKBN bekerjasama dengan

    BPS melaksanakan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) untuk mengetahui

    rata-rata angka kelahiran (lahir hidup) untuk tingkat kota/kabupaten dan tingkat propinsi

    di Jawa Timur. BKKBN menetapkan rentang umur produktif ibu untuk melahirkan

    yaitu umur 15 sedang 49 tahun, dari umur produktif tersebut dibagi menjadi 7

    pengamatan umur ibu dengan mengelompokkan umur ibu dalam interval 5 tahunan,

    sehingga dari pengelompokan ini dapat diambil nilai tengah dari umur ibu tersebut yang

    akan dijadikan responden pada SUSENAS. Berdasarkan hasil survai tersebut dapat

    dibuat pola hubungan antara rata-rata angka kelahiran ASFR (Age Spesific Fertility

    Rate) dengan umur ibu.

    Hubungan secara umum antara variabel respon (y) dengan suatu prediktor (x)

    dapat dijelaskan dengan pendekatan analisa regresi (Hardle, 1990). Model regresi yang

    mempunyai suatu pola yang diketahui secara jelas dikelompokkan dalam regresi

  • 5/27/2018 ASFR

    2/4

    2

    parametrik, misalnya jika pola data cenderung linear maka pendekatan yang digunakan

    adalah regresi linear, jika pola data cenderung kuadratik maka digunakan regresi

    kuadratik, dan jika pola data cenderung kubik maka digunakan regresi kubik. Namun

    dalam kehidupan riil ternyata kita dihadapkan pada kenyataan bahwa sesungguhnya

    tidak semua pasangan data (x ),ii

    y dapat diketahui pola hubungannya secara jelas, hal

    ini dikarenakan terdapat perubahan perilaku terhadap data. Akibatnya bila

    menggunakan model parametrik, maka model yang diperoleh terasa seperti dipaksakan

    untuk mengikuti pola tertentu misalnya linear, kuadratik, kubik, sehingga dapat

    memberikan hasil dan interpretasi yang menyesatkan.

    Apabila terdapat suatu data dimana pola hubungan antara variabel respon dan

    variabel prediktor tidak diketahui secara jelas, dan dari data tersebut terdapat indikasi

    adanya perubahan perilaku, maka pendekatan yang dapat digunakan adalah regresi

    spline. Dalam model regresi spline bentuk kurva regresi hanya diasumsikan mulus

    (smooth), sehingga data diharapkan mencari sendiri bentuk estimasinya, tanpa

    dipengaruhi oleh faktor subyektifitas peneliti. Dengan demikian, pendekatan regresi

    splinememiliki fleksibilitas yang tinggi (Eubank, 1988).

    Propinsi Jawa Timur terdiri dari 29 kabupaten dan 8 kotamadia. Penelitian ini

    dipusatkan pada kabupaten/kotamadia yang memiliki nilai ASFR tertinggi dan terendah,

    serta data ASFR tingkat propinsi Jawa Timur. Kabupaten yang memiliki nilai ASFR

    tertinggi adalah kabupaten Sampang, sedangkan yang terendah adalah kabupaten

    Sumenep ( sumber SUSENAS 2002 dan 1997). Dari 3 tempat ini akan dibuat model

    hubungan antara ASFR dengan umur ibu. Data yang digunakan merupakan data dari

    dua periode tahun yang berbeda, sehingga dapat dilihat apakah terjadi penurunan ASFR

    dari periode tahun lalu dibandingkan dengan periode tahun yang baru.

  • 5/27/2018 ASFR

    3/4

    3

    1.2Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah yang

    dapat diajukan dalam penelitian ini adalah:

    1. Bagaimana model parametrik untuk mengestimasi rata-rata angka kelahiran ASFR ?2. Bagaimana model splineuntuk mengestimasi rata-rata angka kelahiran ASFR ?3. Pendekatan mana yang lebih baik digunakan untuk mengestimasi rata-rata angka

    kelahiran ASFR ?

    4. Apakah terjadi penurunan rata-rata angka kelahiran ASFR dari periode tahun laludibandingkan dengan periode tahun yang baru ?

    1.3Tujuan PenelitianBerdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

    1. Mendapatkan model parametrik untuk mengestimasi rata-rata angka kelahiranASFR.

    2. Mendapatkan model splineuntuk mengestimasi rata-rata angka kelahiran ASFR.3. Mendapatkan pendekatan yang lebih baik untuk mengestimasi rata-rata angka

    kelahiran ASFR.

    4. Mengetahui apakah terjadi penurunan rata-rata angka kelahiran ASFR dari periodetahun lalu dibandingkan dengan periode tahun yang baru

    1.4Manfaat PenelitianManfaat yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah:

    1. Dapat meningkatkan wawasan keilmuan dan wacana, terutama tentang penggunaanregresi spline untuk memperkirakan rata-rata angka kelahiran ASFR.

  • 5/27/2018 ASFR

    4/4

    4

    2. Mampu memberikan alternatif metode penyelesaian permasalahan regresi.

    1.5 Batasan Masalah

    Mengacu pada rumusan masalah di atas, maka ruang lingkup dalam penelitian

    ini dibatasi pada penggunaan data tentang rata-rata angka kelahiran (fertilitas) menurut

    umur ibu (ASFR) berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)

    Tahun 2002 dan Tahun 1997. Data yang diambil merupakan data dari kota/kabupaten

    yang memiliki nilai ASFR tertinggi (kabupaten Sampang), dan yang memiliki nilai

    ASFR terendah (kabupaten Sumenep) di Propinsi Jawa Timur, serta data ASFR tingkat

    Propinsi Jawa Timur.