anmal - print
DESCRIPTION
TGHTJHTJTJTJTJTJTJTJTJTRANSCRIPT
TUGAS TUTORIAL
ANALISIS MASALAH
SKE A
BLOK 21 – MUSKOSKELETAL
NAMA : MANDEEP SINGH MUKAND SINGH
NIM : 04121401104
PDU NON REGULER 2012
KELOMPOK 6
PENDIDIKAN DOKTER UMUM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Mr Rudi, 54 year old, 70 kilograms body weight, 163 centimeters height, complaint of
sudden onset of pain in his right knee that awakened him from sleep.
2. He does not not report any trauma and essentially asymptomatic when he went to bed.
3. His history of remarkable for two episodes of similar, severe pain 9 months and 2 years
ago, especially when he consumed a lot of sea food such as shrimps and lobsters. He is
pain – free between episodes.
4. He is afebrile today. His knee is afebrile, tender to touch, erythematous and limited active
and passive range of motion cause of pain.
5. Laboratory feature : Ureum 34 mg/dl, Creatinin 1,0 mg/dl, Blood Uric Acid 11,1 mg/dl
and Urine uric acid is 240 mg/24 hours.
ANALISIS MASALAH
Apakah faktor resiko dari gejala yang dialami?
1) Genetika. Delapan belas persen penderita gout mempunyai sejarah keluarga dengan
hiperurisemia, dan terjadiya gout cenderung meningkat bila kadar asam urat meningkat.
2) Obesitas. Kebanyakan kasus gout diakibatkan oleh karena berat badan berlebih,
terutama bila BMI >25. Mengurangi berat badan akan mengurangi risiko terjadinya
gout.
3) Hipertensi. Studi di Inggris meneliti insidensi gout pada laki-laki dan perempuan
penderita hipertensi selama 8 tahun. Insidensi pada perempuan hipertensi dan kontrol
rendah, tetapi pada laki-laki risiko terkena gout adalah empat kalinya bila tanpa terapi
diuretik, dan enamkali apabila dalam terapi diuretik
4) Konsumsi alkohol. Bir bukan hanya berisi alkohol tetapi juga purin. Standard bir selain
mengandung alkohol, juga mengandung 8mg purin per 100ml. Alkohol dapat
meningkatkan nilai asam urat dengan menyediakan sumber purin yang tinggi serta
menghasilkan produk samping metabolisme alkohol (asam laktat) yang dapat
menghambat ekskresi asam urat.
5) Jenis kelamin. Perempuan mempunyai hormon estrogen yang ikut membantu
pembuangan asam urat lewat urine. Sementara pada pria, asam uratnya cenderung lebih
tinggi daripada perempuan karena tidak memiliki hormon estrogen tersbut.
6) Usia. Kadar asam urat kaum pria cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan
usia. Pada wanita, peningkatan itu dimulai sejak masa menopause.
7) Hiperurisemia Hiperurisemia mengakibatkan terjadi hipersaturasi yaitu kelarutan asam
urat di serum yang melewati ambang batasnya. Hiperurisemia dapat terjadi bisa terjadi
akibat peningkatan metabolisme asam urat (overproduction), penurunan ekskresi asam
urat urin (underexcretion), atau gabungan keduanya
8) Sejarah keluarga
9) Fungsi ginjal menurun
10) Trauma
Bagaimana patofisiologi dari :
lutut afebrile,
lutut tender to touch,
erythematous,
gerakan terbatas karena nyeri
Kemerahan, biasanya merupakan hal pertama yang terlihat di daerah yang mengalami
peradangan. Seiring dengan dimulainya reaksi peradangan, arterior yang memasok daerah
tersebut berdilatasi sehingga memungkinkan lebih banyak darah mengalir ke dalam
mikrosirkulasi lokal. Kapiler-kapiler yang sebelumnya kosong, atau mungkin hanya sebagian
meregang, secara sepat terisi penuh dengan darah dan menyebabkan kemerahan lokal pada
peradangan akut.
DD – Differential Diagnosis
Gout
Rheumatoid arthritis
Pseudogout
Septik arthritis
Hemarthrosis
WD
Tn. Rudi menderita Gout Arthirtis.
Etiologi
Penggunaan obat tertentu yang meningkatkan kadar asam urat, terutama diuretika
( furosemid dan hidroklorotiazida )
Penggunaan antibiotika berlebihan yang menyebabkan berkembangnya jamur, bakteri dan
virus yang lebih ganas.
Penyakit tertentu dalam darah ( anemia kronis ) yang menyebabkan terjadinya gangguan
metabolism tubuh, missal berupa gejala polisitomia dan leukemia.
Faktor lain seperti stress, diet ketat, cidera sendi, darah tinggi dan olahraga berlebihan.
( VitaHealth, 2007 )
Komplikasi
Komplikasi yang muncul akibat arthritis pirai antara lain:
a. Gout kronik bertophus
Merupakan serangan gout yang disertai benjolan-benjolan (tofi) di sekitar sendi yang sering
meradang. Tofi adalah timbunan kristal monosodium urat di sekitar persendian seperti di tulang
rawan sendi, sinovial, bursa atau tendon. Tofi bisa juga ditemukan di jaringan lunak dan otot
jantung, katub mitral jantung, retina mata, pangkal tenggorokan.
b. Nefropati gout kronik
Penyakit tersering yang ditimbulkan karena hiperurisemia. terjadi akibat dari pengendapan
kristal asam urat dalam tubulus ginjal. Pada jaringan ginjal bisa terbentuk mikrotofi yang
menyumbat dan merusak glomerulus.
c. Nefrolitiasi asam urat (batu ginjal)
Terjadi pembentukan massa keras seperti batu di dalam ginjal, bisa menyebabkan nyeri,
pendarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Air kemih jenuh dengan garam-garam yang
dapat membentuk batu seperti kalsium, asam urat, sistin dan mineral struvit (campuran
magnesium, ammonium, fosfat).
d. Persendian menjadi rusak hingga menyebabkan pincang
e. Peradangan tulang, kerusakan ligament dan tendon
f. Batu ginjal ( kencing batu ) serta gagal ginjal ( Emir Afif, 2010 )
UREUM
Pengertian ureum
Ureum adalah suatu zat yang merupakan sisa metabolisme protein melalui pertukaran
protein yaitu penguraian dan resisten semua protein sel yang berlangsung terus menerus.
Hal ini merupakan proses psikolog yang penting dalam semua bentuk kehidupan
meskipun proses pertukaran tersebut melibatkan baik sintesis, maupun penguraian
protein.
Proses pemeriksaan ureum
Tahap Pra-Analitik
Pada tahap ini mencakup persiapan pasien, sample, reagen yang akan digunakan terlebih
dahulu diperiksa, dan alat yang akan dipakai.
a. persiapan pasien : tidak ada persiapan khusus
b. persiapan sample :darah sebanyak 2 cc yang ditampung dalam tabung sentripuge
yang kemudian di sentripuge selama 5 menit.
c. Persiapan Reagen berupa larutan kerja dan standar terlebih dahulu diperiksa
tanggal kadaluarsa reagen tersebut.
d. Persiapan alat berupa spektrofometer yang harus dipanaskan terlebih dahulu.
Tahap analitik
Tahap analitik ini mencakup prosedur kerja
1. Prinsip kerja
ureum merupakan proses hidrolisa ditandai dengan adanya air dan uriase dalam
memproduksi ammonia dan karbondioksida.unsur amoniak bereaksi dengan hipokrolit
dan salisilat dalam memberi larutan berwarna hijau.
2. Alat dan bahan
a. Alat
- tabung reaksi
- tabung sentrifuge
- sentrifuge
- clinikpett
- rak tabung
- spektrofotometer sinotik
- tips biru dan kuning
b. Bahan
- sample darah
- larutan standar
- arutan blangko
3. Prosedur kerja
Dipipet Blanko Standar Sampel
Larutan
Kerja
Larutan
standar
Sampel
H2O
-
-
-
1000 ul
1000 ul
10 ul
-
-
1000 ul
-
10 ul
-
Dicampur dan langsung dibaca pada 340 ג nm
Tahap paska analitik
Pada tahap pasca analitik ini mencakup pembacaan hasil, dan pencatatan hasil
1. Pembacaan hasil
2. Nilai normal
Nilai normal atau batas rujukan untuk pemeriksaan ureum adalah 10 – 50 mg/dl
Tinjauan Klnis
Adapun tinjauan klinis dari ureum adalah :
1. Uremia
Ureum bersifat racun dalam tubuh, pengeluarannya dari tubuh melalui ginjal berupa air
seni. Bila ginjal rusak atau kurang baik fungsinya maka kadar ureum akan meningkat dan
meracuni sel-sel tubuh. Keadaan tersebut disebut uremia.
2. Gagal ginjal Kronik
Gangguan ginjal yang kronik akan menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus
(fungsi penyaringan ginjal) sehingga ureum, kreatinin, dan asam urat yang seharusnya
disaring oleh ginjal untuk kemudian dibuang melalui air seni menurun, akibatnya zat-zat
tersebut akan meningkat di dalam darah.
Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan
fungsi ginjal yang bersifat menahun. Pada gagal ginjal kronik fungsi renal menurun,
produk akhir metabolisme protein yang normalnya diekskresikan ke dalam urin tertimbun
dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap system tubuh. Semakin banyak
timbunan produk sampah, maka gejala akan semakin berat. Penurunan jumlah glomeruli
yang menyebabkan penurunan klirens substansi darah yang seharusnya dibersihkan oleh
ginjal.