analisis pengaruh locus of control dan perilaku
TRANSCRIPT
25
Jurnal Akuntansi Trisakti ISSN : 2339-0832 (Online)
Volume. 7 Nomor. 1 Februari 2020 :25-40
Doi : http://dx.doi.org/10.25105/jat.v7i1.6178
ANALISIS PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN PERILAKU
DISFUNGSIONAL AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT
Rr Haniar Maryanti Putri., S.A,
Magister Akuntansi Universitas Airlangga
Abstract
This research has purpose to discover the quality of audit which has been done
by auditor to make a final report that is influenced by locus of control, premature sign-
off, and underreporting of time toward the quality of audit. Populations of this research
are the entire active auditor in public accountant company in Surabaya. Technique of
sampling in this research uses random sampling. Method of Collecting Data done by
questionnaire. Total amount of Data from this research is 100 questionnaires. The
result of hypothesis test indicates that: 1) Locus of Control has significant influence on
the quality of audit; 2) Premature Sign Off has significant and positive influence on the
quality of audit; 3) Underreporting of Time does not have significant influence on the
quality of audit
Keywords : locus of control; Behavior of dysfunctional; premature sign off;
underreporting of time; quality audit.
Submission date: 2019-12-24 Accepted date: 2020-02-23
PENDAHULUAN
Suatu perusahaan memerlukan perencanaan yang matang agar dapat
mengembangkan usahanya sesuai dengan harapan para stakeholders. Perencanaan yang
baik diharapkan dapat meningkatkan keuntungan dan kinerja perusahaan secara
keseluruhan yang tercermin di dalam laporan keuangan. Laporan keuangan disusun
sebagai laporan pertanggungjawaban yang memiliki peran sangat penting bagi para
pengambil keputusan baik bagi manajer perusahaan atau biasa disebut pihak internal
maupun pihak eksternal (Riswan & Kesuma, 2014). Laporan keuangan membantu
pihak internal dalam mengambil keputusan sesuai dengan kondisi dan situasi yang
sedang terjadi (Riswan & Kesuma, 2014). Begitu pula bagi pihak eksternal perusahaan
mereka juga akan bergantung pada laporan keuangan suatu perusahaan dalam
memberikan penilaiannya mengenai suatu perusahaan, oleh karena itu laporan
keuangan suatu perusahaan harus berkualitas. Laporan keuangan yang disusun harus
26 Analisis Pengaruh Locus Of Control Dan Perilaku Disfungsional_______________
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, dan tidak menyajikan informasi yang
menyesatkan bagi para pengguna laporan keuangan. Berkualitas atau tidaknya suatu
laporan keuangan dapat dilihat dari karakteristik laporan keuangan tersebut.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan I (2013), terdapat karakteristik
kualitatif fundamental yang harus ada dalam laporan keuangan, yaitu relevan, andal,
dapat dibandingkan, dan mudah dipahami. Akan tetapi, karakteristik-karakteristik
tersebut sangat sulit untuk diukur, sehingga para pemakai informasi membutuhkan jasa
pihak ketiga yaitu auditor independen. Dalam hal ini tugas dan wewenang kantor
akuntan publik sebagai kantor akuntan independen adalah menilai kewajaran dari
semua akun yang tercermin dalam laporan keuangan. Mereka dapat memberi jaminan
bahwa laporan keuangan tersebut relevan dan telah direpresentasikan dengan tepat,
sehingga dapat meningkatkan kepercayaan bagi pihak yang menggunakan laporan
tersebut baik pihak internal maupun pihak eksternal (Setyono, 2016). Dengan demikian
pihak internal dan pihak eksternal akan semakin mudah untuk mendapatkan informasi
yang mereka perlukan guna kepentingan mereka masing-masing. Kualitas pekerjaan
auditor akan mempengaruhi kesimpulan akhir auditor. Kesimpulan akhir auditor
selanjutnya akan mempengaruhi tepat atau tidaknya keputusan yang akan diambil oleh
pihak luar perusahaan (Setyono, 2016). Kesimpulan akhir auditor juga sangat berguna
bagi pihak manajemen selaku pihak internal perusahaan untuk mengetahui tentang
bagaimana kondisi keuangan serta prospek dari usaha di masa yang akan datang dan
mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan kondisi dan situasi yang terjadi.
Dengan kata lain kualitas auditor menentukan apakah opini mereka dapat dipercaya
atau diandalkan bagi para pengguna.
Tarigan dan Susanti (2013) mengatakan kualitas audit adalah pemeriksaan yang
sistematis dan independen untuk menentukan aktivitas, mutu dan hasilnya sesuai
dengan pengaturan yang telah direncanakan dan apakah pengaturan tersebut
diimplementasikan secara efektif dan cocok dengan tujuan. Menurut Rosnidah dan
Kamarudin (2011), kualitas audit adalah pelaksanaan audit yang dilakukan sesuai
dengan standar sehingga mampu mengungkapkan dan melaporkan apabila terjadi
pelanggaran yang dilakukan klien. Menurut Otley dan Pierce (1995) diacu dalam
Yulianti (2017) kualitas audit sebenarnya melekat pada auditor sebagai pihak pelaksana
dari audit, sehingga kualitas audit sangat tergantung pada judgement dan integritas dari
auditor itu sendiri.
Locus of control merupakan salah satu variabel kepribadian dimana orang
memperoleh harapan dari kegiatannya tergantung pada perilaku mereka sendiri atau
diluar kendali mereka. Robbins (2013) mendefinisikan locus of control sebagai tingkat
dimana individu yakin bahwa mereka adalah penentu nasib mereka sendiri.
Menurutnya, individu yang yakin bahwa mereka dapat mengendalikan nasibnya sendiri
dikatakan sebagai seseorang yang mempunyai sifat locus of control internal. Sementara
itu, individu yang yakin bahwa hidup mereka sebagai terkendali oleh kekuatan luar
dikatakan sebagai individu yang mempunyai sifat locus of control eksternal. Gibson,
Ivancevich, Donnelly, dan Konopaske (2012) menyatakan bahwa secara umum, hasil
penelitian menunjukkan bahwa auditor yang memiliki locus of control internal lebih
tahan terhadap tekanan untuk berubah dan kurangmungkin dibujuk untuk mengubah
sikap mereka. Menurut Kode Etik Profesi Akuntan Publik (IAPI, 2013) auditor
diharuskan untuk bersikap independen terhadap klien assurance sehubungan dengan
kapasitas mereka untuk melindungi kepentingan publik.
_______________________________________Rr Haniar Maryanti Putri., S.A 27
Independensi yang diatur dalam Kode Etik ini mewajibkan setiap Praktisi
(auditor) untuk bersikap independen dalam pemikiran dan penampilan. Independensi
dalam pemikiran merupakan sikap mental yang memungkinkan pernyataan pemikiran
yang tidak dipengaruhi oleh hal-hal yang dapat mengganggu pertimbangan profesional,
yang memungkinkan seorang individu untuk memiliki integritas dan bertindak secara
objektif, serta menerapkan skeptisisme profesional (Gibson et al., 2012). Sedangkan
independensi dalam penampilan merupakan sikap yang menghindari tindakan atau
situasi yang dapat menyebabkan pihak ketiga meragukan integritas, objektivitas, atau
skeptisisme profesional dari anggota tim assurance, KAP, atau Jaringan KAP. Menurut
Sukrisno (2017), auditor juga perlu untuk bersikap independen dalam fakta, bahwa
sepanjang dalam menjalankan tugasnya memberikan jasa profesionalnya, bisa menjaga
integritas dan selalu menaati kode etik profesionalnya, profesi akuntan publik, dan
standar profesional akuntan publik. Berkaitan dengan penjelasan independensi di atas,
maka locus of control seorang auditor diharapkan dapat menunjukkan apakah dia akan
mampu mengendalikan perilaku dari tekanan pihak lain untuk bertindak berdasarkan
integritas dan objektivitas. Oleh karena itu, berdasarkan sifat locus of control, Standar
Audit pada dasarnya meminta agar seorang auditor mempunyai sifat locus of control
yang internal, agar mereka tidak muda dikendalikan dan tidak tergantung pada pihak
lain. Locus of contro berhubungan dengan kualitas audit karena diharapkan dapat
menggambarkan keyakinan seorang auditor dalam mengendalikan faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan dan kegagalannya dalam melakukan audit.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pramesti dan
Rasmini (2016), menyatakan bahwa variabel locus of control berpengaruh positif pada
kualitas audit. Namun penelitian yang dilakukan oleh Perwati dan Sutapa (2016)
menunjukkan hasil yang berbeda, yaitu bahwa variabel locus of control tidak
berpengaruh terhadap meningkat atau menurunnya kualitas audit. Selain locus of
control dari auditor, terdapat kode etik yang mengatur perilaku anggota profesi
(auditor) untuk menjaga kualitas audit. Akuntan Profesional mematuhi prinsip dasar
etika berikut ini (IAPI, 2008): integritas, objektivitas, kompetensi serta sikap
kecermatan dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, dan perilaku profesional.
Walaupun terdapat kode etik yang mengatur perilaku seorang auditor, namun
kenyataannya di lapangan masih ada perilaku penyimpangan (disfungsional) yang
dilakukan oleh auditor saat melaksanakan audit, sehingga dapat mengurangi kualitas
audit. Pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Mulyadi (Mulyadi, 2013) yang
menyatakan bahwa perilaku disfungsional auditor eksternal mempunyai pengaruh
terhadap kualitas audit. Sedangkan dalam penelitian yang juga dilakukan oleh Perwati
dan Sutapa (2016) menunjukkan hasil yang berbeda, yaitu bahwa variabel perilaku
disfungsional premature sign off tidak berpengaruh terhadap meningkat atau
menurunnya kualitas audit dan variabel perilaku disfungsional underreporting of time
tidak berpengaruh terhadap meningkat atau menurunnya kualitas audit. Adapun tujuan
dari penelitian ini antara lain untuk menganalisis apakah locus of control
mempengaruhi kualitas audit, untuk menganalisis apakah perilaku disfungsional
premature sign-off mempengaruhi kualitas audit, dan untuk menganalisis apakah
perilaku disfungsional underreporting of time mempengaruhi kualitas audit
28 Analisis Pengaruh Locus Of Control Dan Perilaku Disfungsional_______________
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
Locus of Control sebagai salah satu hal yang dipertimbangkan atas hasil kinerja
seorang auditor dalam melakukan audit, dan perilaku disfungsional seorang auditor itu
sendiri. Locus of Control dan perilaku disfungsional berlandasakan pada teori
keperilakuan dan teori atribusi. Teori Keperilakuan merupakan sebuah ilmu yang
mengulas atas perilaku manusia. Perilaku tersebut bersinggungan erat dengan
kepribadian, dimana setiap individu memiliki kepribadian masing-masing disesuaikan
dengan lingkungannya sehingga membuntuk sebuah karakter dari individu tersebut.
Sedangan teori Atribusi adalah ilmu yang membahas atas upaya memahami sebab
musabab atas perilaku individu terhadap orang lain. Teori ini dapat menjelaskan
hubungan antara variable locus of control dengan hasil kerja individu. Teori atribusi ini
merupakan proses kognitif individu dalam menarik kesimpulan atas faktor yang
mempengaruhi perilaku individu secara rasional. Dengan demikian locus of control
berperan untuk memotivasi atas individu dalam hasil kinerjanya. Seorang individu yang
memiliki locus of control internal akan memiliki level kerja yang lebih tinggi dengan
posisi yang lebih pula. Maka fungsi teori Keperilakuan dan teori Atribusi sangat
menentukan pengaruh Locus of Control dan Perilaku Disfungsional seorang auditor
dalam melakukan audit.
Locus of Control
Menurut Robbins (2013) locus of control adalah tingkat dimana individu yakin
bahwa mereka adalah penentu nasib mereka sendiri. Melalui peranan locus of control
internal, seorang auditor harus meyakini bahwa apa yang terjadi selalu berada dalam
kendalinya, selalu mengambil peran serta tanggung jawab dalam setiap pengambilan
keputusan dengan berpandangan bahwa setiap peristiwa terjadi berdasarkan keputusan
yang diambilnya. Sedangkan locus of control eksternal menunjukkan bahwa auditor
meyakini hidupnya dipengaruhi oleh lingkungan dan diluar kendalinya yang
menyebabkan individu merasa tidak mampu menguasai keadaan.
Menurut Crider (Ghufron, 2012) terdapat perbedaan karakteristik diantara dua
tipe tersebut, yaitu:
1. Locus of control internal yang meliputi: suka bekerja keras, memiliki inisiatif
yang tinggi, selalu berusaha untuk menemukan pemecahan suatu masalah, selalu
mencoba untuk berpikir seefektif mungkin, mempunyai persepsi bahwa usaha
harus dilakukan jika ingin meraih kesuksesan
2. Locus of control external: kurang memiliki inisiatif, mempunyai persepsi bahwa
hanya ada sedikit korelasi antara usaha dan kesuksesan, kurang suka berusaha,
karena percaya bahwa kesuksesan dikontrol oleh faktor luar, kurang mencari
informasi untuk memecahkan suatu masalah
Menurut Ghufron (2012), auditor yang mempunyai locus of control internal lebih
mempunyai kontribusi positif dalam melaksanakan tugas karena mempunyai usaha
yang dominan dalam menyelesaikan suatu masalah. Ketika mengalami kegagalan,
auditor yang mempunyai locus of internal lebih tinggi tidak akan menyalahkan orang
lain atau faktor eksternal lainnya karena mereka yakin bahwa nasibnya ditentukan oleh
usahanya sendiri. Sebaliknya, auditor yang mempunyai locus of control eksternal
merasa kurang mampu untuk menghadapi masalah-masalah yang timbul pada dirinya.
_______________________________________Rr Haniar Maryanti Putri., S.A 29
Mereka sering beranggapan bahwa suatu kegagalan merupakan sesuatu yang berada di
luar batas kemampuannya, dan sering merasa kurang mampu untuk mengatasi
kegagalan tersebut.
Perilaku Disfungsional Auditor
Untuk meneruskan penelitian sebelumnya, penelitian ini berfokus pada dua
perilaku disfungsional auditor, yaitu premature sign off dan underreporting of time.
1. Premature Sign-Off
Penghentian prematur prosedur audit (premature sign-off) merupakan salah satu
bentuk perilaku pengurangan kualitas audit. Premature sign-off dilakukan auditor
dengan tidak melaksanakan atau mengabaikan satu atau beberapa prosedur audit
yang disyaratkan, namun auditor mendokumentasikan semua prosedur audit telah
diselesaikan secara wajar (Efendi, 2016).
2. Underreporting of Time
Underreporting of time adalah perilaku disfungsional yang dilakukan auditor
dengan memanipulasi laporan waktu audit yang digunakan untuk pelaksanaan
audit. Underreporting of time dilakukan dengan cara tidak melaporkan waktu
yang sebenarnya atau menggunakan waktu pribadinya dalam mengerjakan
prosedur audit dengan motivasi untuk menghindari atau meminimumkan
anggaran yang berlebihan (Perwati & Sutapa, 2016).
Kualitas Audit
Menurut Junaidi dan Nurdiono (2016), kualitas audit adalah seberapa besar
kemungkinan dari seorang auditor menemukan adanya unintentional/intentional error
dari laporan keuangan perusahaan, serta seberapa besar kemungkinan temuan tersebut
kemudian dilaporkan dan dicantumkan dalam opini auditnya. Kualitas audit bergantung
pada kemampuan teknikal auditor yang terepresentasi dalam pengalaman dan
pendidikan profesi, serta independensi auditor dalam menjaga sikap mentalnya.
Kualitas pekerjaan auditor berhubungan dengan kualifikasi keahlian, ketepatan
waktu penyelesaian pekerjaan dan standar umum, kecukupan bukti pemeriksaan, dan
sikap independensinya terhadap klien (Fatimah, 2012). Kualitas audit dapat diketahui
dari seberapa jauh auditor menjalankan prosedur audit yang ditetapkan dalam program
audit. Untuk menjaga kualitas audit, auditor juga wajib mematuhi aturan serta kode etik
profesi yang berlaku.
Berdasarkan Kode Etik Profesi Akuntan Publik (IAPI, 2008), setiap auditor wajib
mematuhi prinsip dasar etika profesi berikut:
1. Prinsip integritas
Setiap Praktisi harus tegas dan jujur dalam menjalin hubungan profesional dan
hubungan bisnis dalam melaksanakan pekerjaannya.
2. Prinsip objektivitas
Setiap Praktisi tidak boleh membiarkan subjektivitas, benturan kepentingan, atau
pengaruh yang tidak layak (undue influence) dari pihak-pihak lain memengaruhi
pertimbangan profesional atau pertimbangan bisnisnya.
3. Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional
Setiap Praktisi wajib memelihara pengetahuan dan keahlian profesionalnya pada
suatu tingkatan yang dipersyaratkan secaraberkesinambungan, sehingga klien
atau pemberi kerja dapat menerimajasa profesional yang diberikan secara
kompeten berdasarkan perkembangan terkini dalam praktik, perundang-undangan
30 Analisis Pengaruh Locus Of Control Dan Perilaku Disfungsional_______________
dan metode pelaksanaan pekerjaan. Setiap Praktisi harus bertindak secara
profesional dan sesuai dengan standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku
dalam memberikan jasa profesionalnya.
4. Prinsip kerahasiaan
Setiap Praktisi wajib menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh sebagai hasil
dari hubungan profesional dan hubungan bisnisnya, serta tidak boleh
mengungkapkan informasi tersebut kepada pihak ketiga tanpa persetujuan dari
klien atau pemberi kerja, kecuali jika terdapat kewajiban untuk mengungkapkan
sesuai dengan ketentuan hukum atau peraturan lainnya yang berlaku. Informasi
rahasia yang diperoleh dari hubungan profesional dan hubungan bisnis tidak
boleh digunakan oleh Praktisi untuk keuntungan pribadinya atau pihak ketiga.
5. Prinsip perilaku profesional
Setiap Praktisi wajib mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan harus
menghindari semua tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
Berdasarkan Keputusan Dewan Pengurus IAPI Nomor 4 Tahun 2018 tentang
Panduan Indikator Kualitas Audit pada KAP (IAPI, 2008), indikator kualitas audit pada
level KAP yang mencakup perikatan audit atas laporan keuangan yang dilakukan oleh
Akuntan Publik adalah sebagai berikut:
1. Kompetensi auditor
2. Etika dan independensi auditor
3. Penggunaan waktu Personil Kunci Perikatan
4. Pengendalian mutu perikatan
5. Hasil reviu mutu atau inspeksi pihak eksternal dan internal
6. Rentang kendali perikatan
7. Organisasi dan tata kelola KAP
8. Kebijakan imbalan jasa
Dari kajian pustaka diatas, maka kerangka konseptual dan pengembangan
hipotesis sebagai berikut :
Tabel 1
Kerangka Pemikiran
H1
H2
H3
Hipotesis Penelitian
Tugas utama seorang auditor adalah melakukan atestasi (pengujian) atas laporan
keuangan sehingga auditor berperan penting dalam menentukan kualitas audit atas
laporan keuangan tersebut. Locus of Control sebagai sistem kendali pikiran seorang
Locus of Control
Premature Sign Off
Underreporting of Time
Kualitas Audit
_______________________________________Rr Haniar Maryanti Putri., S.A 31
auditor yang mempengaruhi karakteristik auditor sehingga berpengaruh terhadap
kualitas audit. Sehingga locus of control internal akan memberikan pengaruh terhadap
kualitas kerja seorang auditor. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Pramesti dan
Rasmini (2016), menyatakan bahwa variabel locus of control berpengaruh positif pada
kualitas audit.
H1. Locus Of Control memiliki pengaruh positif terhadap kualitas audit
Perilaku disfungsional premature sign-off terjadi ketika auditor tidak melaksanakan
satu atau lebih tahap prosedur audit dan tidak menggantinya dengan tahap prosedur
audit lain. Penghentian prosedur audit secara dini merupakan salah satu dindakan
disfungsional yang berpengaruh pada kualitas laporan yang diaudit. Pada hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh Mulyadi, 2013) menyatakan bahwa perilaku
disfungsional auditor eksternal mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit. Premature
sign off memiliki dampak secara langsung terhadap kualitas pekerjaan audit yang pada
akhirnya mempengaruhi reliabilitas laporan audit yang membentuk dasar opini.
Berdasarkan tersebut maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut :
H2. Premature sign off berpengaruh negatif terhadap kualitas audit.
Underreporting of time adalah perilaku disfungsional yang dilakukan auditor dengan
memanipulasi laporan waktu audit yang digunakan untuk pelaksanaan audit.
Underreporting of time dilakukan dengan cara tidak melaporkan waktu yang
sebenarnya atau menggunakan waktu pribadinya dalam mengerjakan prosedur audit
dengan motivasi untuk menghindari atau meminimumkan anggaran yang berlebihan
(Perwati & Sutapa, 2016). Perilaku underreporting of time dikategorikan sebagai
tindakan yang danggap tidak etis karena dapat menurunkan kualitas audit karena
tindakan tersebut dapat berdampak menyesatkan kepada pengguna laporan tersebut
selanjutnya. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut
H3. Underreporting of time berpengaruh negatif terhadap kualitas audit.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kuantitatif. Menurut Kriyantono
(2006:55) adalah penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah
yang hasilnya dapat digeneralisasikan.
Variabel Penelitian
Variabel independen dalam penelitian ini ada 3 (tiga), yaitu locus of control (X1),
perilaku disfungsional premature sign-off (X2), dan perilaku disfungsional
underreporting of time (X3). Sedangkan variabel dependennya berupa kualitas audit
(Y). Instrumen yang dipergunakan dalam variabel dependen dan independen pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
32 Analisis Pengaruh Locus Of Control Dan Perilaku Disfungsional_______________
Dependent Variable Independent Variable
Instrument
Internal Motivation Locus of control
Problem Solving Perilaku Disfungsional
Premature Sign Off
Waktu yang dibutuhkan
sebenarnya selama audit
Perilaku Disfungsional
Underreporting of Time
Hasil audit maksimal atau tidak Kualitas Audit
1. Locus of Control
Locus of control menggambarkan keyakinan individu akan sejauh mana mereka
meyakini bahwa mereka adalah penentu nasib mereka sendiri. Seseorang yang
memiliki locus of control internal lebih tinggi yakin bahwa tindakannya sendiri
yang akan menentukan nasib mereka. Sebaliknya, seseorang yang memiliki locus
of control eksternal lebih tinggi yakin bahwa hidupnya dipengaruhi oleh
lingkungannya dan di luar kendalinya. Instrumen untuk mengukur variabel ini
diambil dari pernyataan yang digunakan pada penelitian terdahulu, yaitu Silaban
(2009); Perwati dan Sutapa (2016). Instrumen ini terdiri 11 butir pertanyaan
dengan menggunakan skala Likert 5 poin mulai dari poin 1 (sangat tidak setuju)
sampai poin 5 (sangat setuju).
2. Perilaku Disfungsional Premature Sign Off
Perilaku disfungsional premature sign-off terjadi ketika auditor tidak
melaksanakan satu atau lebih tahap prosedur audit dan tidak menggantinya
dengan tahap prosedur audit lain. Variabel ini dioperasionalisasikan dengan
mengukur frekuensi responden melakukan tindakan premature sign-off saat
melaksanakan prosedur audit dan tingkat penerimaan responden terhadap
perilaku premature sign-off. Instrumen untuk mengukur variabel ini diambil dari
pernyataan yang digunakan pada penelitian terdahulu, yaitu Silaban (2009);
Lestari dan Raharja (2010); Yulianti (2017). Instrumen tersebut diukur dengan
skala Likert lima poin, dimulai dari poin 1 (tidak pernah) sampai dengan poin 5
(selalu).
3. Perilaku Disfungsional Underreporting of Time
Perilaku disfungsional underreporting of time terjadi ketika auditor tidak
melaporkan waktu yang sebenarnya atau menggunakan waktu pribadinya dalam
melaksanakan prosedur audit agar dapat menghindari atau meminimumkan
anggaran yang berlebihan. Instrumen untuk mengukur variabel ini diambil dari
pernyataan yang digunakan oleh peneliti terdahulu, yaitu Silaban (2009); Lestari
dan Raharja (2010); Yulianti (2017). Instrumen tersebut diukur dengan skala
Likert lima poin, dimulai dari poin 1 (tidak pernah) sampai dengan poin 5
(selalu).
4. Kualitas Audit
Kualitas audit merupakan pekerjaan auditor yang berhubungan dengan kualifikasi
keahlian, ketepatan waktu mengerjakan pekerjaan, kecukupan bukti, dan
independensi terhadap klien (Fatimah, 2012). Variabel ini dioperasionalisasikan
dengan mengukur frekuensi responden mengabaikan prosedur audit; tingkat
_______________________________________Rr Haniar Maryanti Putri., S.A 33
prosedur kontrol dan review kualitas di kantor akuntan publik tempat responden
bekerja; serta tingkat independensi auditor terhadap klien. Instrumen untuk
mengukur variabel ini diambil dari pernyataan yang digunakan pada penelitian
terdahulu, yaitu Yulianti (2017). Instrumen ini terdiri 10 butir pertanyaan dengan
menggunakan skala Likert 5 poin mulai dari poin 1 (tidak pernah) sampai poin 5
(selalu).
Populasi dan Sampel
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu dengan
teknik pengumpulan data menggunakan metode survey. Metode survey yang digunakan
adalah mengumpulkan data dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden
dalam bentuk pernyataan tertulis.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah para auditor yang aktif dan
bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di Surabaya. Kriteria atas sample
yang ada dalam penelitian ini yakni laki-laki dan perempuan yang bekerja di KAP
dengan ditentukan berdasarkan pendidikan terakhir, dan lama bekerjanya. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini memiliki kriteria yaitu; memiliki keahlian dalam
menjalankan tugas sesuai dengan jobdesk, mampu menjalankan tugas sesuai dengan
standart baku dan menjalankan tugas sebagaimana yang tercantum dalam etika profesi
yang telah diatur. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 100 responden.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling, yaitu
semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi
kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai anggota sampel (Sugiyono, 2014).
Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini digunakan tiga variabel independen dan satu variabel
dependen. Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi
berganda (multiple regression), yaitu regresi yang digunakan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Regresi berganda digunakan untuk menguji H1, H2, H3 dengan pendekatan
interaksi yang bertujuan untuk memenuhi ekspektasi peneliti mengenai pengaruh locus
of control, perilaku disfungsional premature sign-off, dan perilaku disfungsional
underreporting of time terhadap kualitas hasil audit. Persamaan regresinya adalah
sebagai berikut:
Y = 𝛼 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Keterangan:
Y = Kualitas Audit
𝛼 = Konstanta
β = Koefisien Regresi
X1 = Variabel Locus of Control
X2 = Variabel Perilaku Disfungsional Premature Sign-Off
X3 = Variabel Perilaku Disfungsional Underreporting of Time
34 Analisis Pengaruh Locus Of Control Dan Perilaku Disfungsional_______________
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini terbagi menjadi beberapa bagian,
yaitu usia, jenis kelamin, dan pekerjaan yang didapatkan dari hasil penyebaran
kuisioner online kepada 100 responden yang terdiri dari jenis kelamin, pendidikan
terakhir, lama bekerja di KAP, jabatan di KAP, dan lama menduduki posisi
Tabel 2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki – Laki 60 60 %
Perempuan 40 40 %
100 100 %
Sumber : Olahan Data Peneliti, 2019
Berdasarkan karakteristik data responden yang tertuang dalam Tabel 2 terlihat
bahwa responden yang berjenis kelamin laki - laki adalah sebesar 60 responden (60 %)
sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan adalah sebesar 40 responden
(40%).
Tabel 3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase
S1 65 65 %
S2 30 30 %
S3 5 5 %
100 100 %
Sumber : Olahan Data Peneliti, 2019
Berdasarkan karakteristik data responden yang tertuang dalam Tabel 3 terlihat
bahwa responden yang memiliki pendidikan terakhir S1 adalah sebanyak 65 responden
(65%), responden yang memiliki pendidikan terakhir S2 adalah sebanyak 30 responden
(30 %), dan responden yang memiliki pendidikan terakhir S3 sebanyak 5 responden
(5%).
Tabel 4
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja di KAP Lama Bekerja Frekuensi Persentase
< 5 Tahun 60 60 %
6– 10 Tahun 32 32 %
10 Tahun 8 8 %
Total 100 100 %
Sumber : Olahan Data Peneliti, 2019
Berdasarkan karakteristik data responden yang tertuang dalam Tabel 4 terlihat
bahwa responden yang memiliki lama bekerja kurang dari 5 tahun adalah sebesar 60
responden (60 %), responden yang memiliki memiliki lama bekerja antara 6 – 10 tahun
adalah sebesar 32 responden (32%), sedangkan responden yang memiliki lama bekerja
lebih dari 10 tahun adalah sebesar 8 responden (8%).
_______________________________________Rr Haniar Maryanti Putri., S.A 35
Uji Normalitas
Tabel 5
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized
Residual
N 100
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 7,79445195
Most Extreme Differences
Absolute ,107
Positive ,063
Negative -,107
Kolmogorov-Smirnov Z 1,068
Asymp. Sig. (2-tailed) ,204
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Olahan Data SPSS, 2019
Berdasarkan Tabel 5 terlihat nilai signifikansi adalah sebesar 0,204 atau berada
diatas standar signifikansi alpha sebesar 0,05. Sehingga dapat disimpulkan penelitian
ini memiliki distribusi normal karena memiliki nilai signifikansi diatas standar alpha
sebesar 0,05
Koefesien Determinasi
Tabel 7
Koefesien Determinasi
Model Summary Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,673a ,634 ,599 1,915
a. Predictors: (Constant), UNDER.REPORTING.OF.TIME,
LOCUS.OF.CONTROL, PREMATURE.SIGN.OFF
Dalam tabel hasil SPSS tersebut, terdapat hasil nilai korelasi sebesar 59,9 %
sedangkan dalam hasil tersebut memiliki makna bahwa 59,9 % kualitas audit
dipengaruhi oleh locus of control, perilaku disfungsional premature sign-off, dan
perilaku disfungsional underreporting of time dan sisanya sebesar 40,1 % dipengaruhi
oleh faktor – faktor lain.
Uji F Simultan
Tabel 8
Uji F Simultan
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 1730,245 3 576,748 69,206 ,000b
Residual 6014,595 96 62,652
Total 7744,840 99 a. Dependent Variable: KUALITAS.AUDIT b. Predictors: (Constant), UNDER.REPORTING.OF.TIME, LOCUS.OF.CONTROL, PREMATURE.SIGN.OFF
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS, 2019
36 Analisis Pengaruh Locus Of Control Dan Perilaku Disfungsional_______________
Berdasarkan hasil yang didapatkan, terlihat bahwa nilai F yang didapatkan adalah
69,206 dengan signifikansi berada pada angka 0,000. Hal ini menjawab hipotesis
penelitian jika sig < 0,05, maka hasilnya adalah terima H1. Oleh karena itu, karena
signifikansi dari penelitian ini adalah 0,000, maka 0,000 < 0,050. Dengan demikian
terdapat kesimpulan bahwa terdapat pengaruh locus of control, perilaku disfungsional
premature sign-off, dan perilaku disfungsional underreporting of time terhadap kualitas
audit
Uji Koefesien
Tabel 9
Uji Koefesien
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS, 2019
Berdasarkan hasil dari tabel uji t diatas menunjukkan bahwa variabel locus of
control berada pada angka signifikansi 0,005 <0,05 dengan nilai koefisien 0,084. Hal
ini yang menunjukkan adanya pengaruh positif locus of control terhadap kualitas audit
(Ha diterima).
Sedangkan variabel premature sign off berada pada angka signifikansi 0,014 <
0,05 dengan nilai koefisien 0,705. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh positif
premature sign off terhadap kualitas audit, sehingga Ho diterima, karena seharusnya
premature sign off berpengaruh negatif terhadap kualitas audit
Sedangkan variabel under reporting of time berada pada nilai signifikansi sebesar
0,570 > 0,05 yang menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh under reporting of time
terhadap kualitas audit. Berdasarkan hasil yang didapatkan, maka dapat dirumuskan ke
dalam persamaan regresi linear sebagai berikut :
Y = 8,179 + 0,084 X1 + 0,705 X2 – 0,357 X3 + €
HASIL DAN PEMBAHASAN
Locus Of Control Terhadap Kualitas Audit
Berdasarkan nilai uji statistik, locus of control memiliki nilai signifikansi sebesar
0,005 dan koefisien regresi sebesar 0,084. Hal ini menunjukkan bahwa variabel locus of
control memiliki pengaruh terhadap kualitas audit dan semakin tinggi locus of control,
maka kualitas audit yang dihasilkan akan meningkat. Auditor yang memiliki locus of
control internal akan lebih tahan terhadap tekanan untuk berubah dan kurang mungkin
dibujuk untuk mengubah sikap mereka, serta yakin bahwa kesulitan bisa diatasi dengan
usahanya sendiri. Orang yang memiliki locus of control eksternal cenderung akan
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 8,179 5,243 1,560 ,001
LOCUS.OF.CONTROL ,084 ,201 ,062 ,417 ,005
PREMATURE.SIGN.OFF ,705 ,281 ,502 2,507 ,014
UNDER.REPORTING.OF.TIME -,357 ,642 -,097 -,556 ,570 a. Dependent Variable: KUALITAS.AUDIT
_______________________________________Rr Haniar Maryanti Putri., S.A 37
menyalahkan lingkungan sekitar apabila mereka mengalami kegagalan, karena mereka
percaya bahwa kesuksesan dan kegagalan disebabkan oleh faktor di luar diri mereka.
Maka, variabel locus of control sangat mempengaruhi keprofesionalan individu
dalam bekerja sebagai auditor. Dimana seorang yang professional tersebut memiliki 3
(tiga) kriteria yaitu, memiliki keahlian dalam menjalankan tugas sebagaimana
jobdesknya, menjalankan tugas sebagaimana standart baku profesi, dan menjalankan
tugas sebagaimana etika profesi yang telah diatur sebelumnya. Locus of control
memiliki pengaruh atas semua kejadian yang berkaitan dengan dirinya dan pekerjaan
dengan pengaruh negative atas pekerjaan yang seharusnya dapat diselesaikan dengan
maksimal. Locus of control merupakan variabel yang mampu menguatkan hubungan
profesionalitas atas hasil kinerja seorang auditor. Dengan locus of control memberikan
semangat motivasi untuk mengendalikan nasib sendiri dan mempertahankan sikap
profesionalitas dalam hasil kinerja auditnya. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Pramesti dan Rasmini (2016) yang menyatakan bahwa
variabel locus of control berpengaruh positif pada kualitas audit.
Premature Sign Off Terhadap Kualitas Audit
Premature sign off ialah seorang auditor dengan hasil kinerja yang rendah, namun
memiliki keinginan kuat untuk keluar (turnover intention) yang tinggi. Maka, seorang
auditor yang memiliki perilaku premature sign off memiliki hasil kinerja yang rendah
dan tidak memenuhi standart kinerja yang ditentukan oleh perusahaan, dengan
demikian auditor tersebut tidak lagi mendapatkan kepercayaan untuk tetap berada di
posisinya, maka kemungkinan seorang auditor untuk dikeluarkan sangat besar.
Under Reporting of Time Terhadap Kualitas Audit
Berdasarkan nilai uji statistik, under reporting of time memiliki nilai signifikansi
sebesar 0,570 dan koefisien regresi sebesar (0,357). Hal ini menunjukkan bahwa
variabel under reporting of time tidak memiliki pengaruh terhadap kualitas audit dan
semakin tinggi under reporting of time, maka kualitas audit yang dihasilkan akan
melemah.
Atas hasil yang telah disebutkan di atas, perilaku under reporting of time yang
dihadapi oleh seorang auditor akan sangat mempengaruhi hasil kualitas audit yang
dihasilkan. Dengan kata lain, hasil kualitas audit yang dilakukan oleh seorang auditor
bergantung pada besar atau kecilnya perilaku under reporting of time yang dilakukan
oleh auditor.Penjelasan yang mungkin untuk hasil uji ini adalah karena tindakan
underreporting of time menyebabkan evaluasi kinerja auditor menjadi tidak tepat
karena kurangnya waktu yang tersedia untuk melaksanakan audit atau kurang fokusnya
auditor dalam melaksanakan audit. Dengan demikian, under reporting of time yang
menimpa seorang auditor memiliki hubungan positif dengan locus of control eksternal.
Sebab hal ini diakibatkan adanya perilaku menyimpang seorang auditor yang lebih
tinggi dari perilaku locus of control internal. Pada penelitian ini dapat diperkirakan
bahwa seorang auditor yang memiliki tingkat komitmen yang rendah, akan menjadikan
sebuah pelaksanaan program audit menjadi sebuah momok yang merupakan sebuah
tekanan. Hal ini menjadikan kurangnya kesadaran akan nilai dan tujuan profesi
sehingga menjadikan auditor merasa bahwa anggaran waktu merupakan sebuah tekanan
atas pelaksanaan program audit. Dapat disimpulkan atas hasil penelitian yang
dilakukan, bahwa under reporting of time atas perilaku seorang auditor mengikuti hasil
kualitas audit yang dilakukan. Semakin rendah nilai under reporting of time maka
38 Analisis Pengaruh Locus Of Control Dan Perilaku Disfungsional_______________
semakin bagus atau maksimal hasil kualitas audit yang dilakukan, begitupula
sebaliknya.
KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis data, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut 1) Locus of control memiliki pengaruh terhadap kualitas audit, 2)
Premature sign off tidak berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. 3)
Underreporting of time tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
Implikasi
Penelitian ini memberikan implikasi teoritis dukungan secara empiris terhadap teori
mengenai pengaruh locus of control terhadap kualitas audit. Sedangkan implikasi
praktis dari penelitian ini adalah dapat menjadi acuan bagi auditor maupun perusahaan
agar lebih memperhatikan faktor locus of control untuk menilai kualitas audit.
Keterbatasan
Keterbatasan penelitian ini terkait dengan nilai adj R2 hanya sebesar 59,9% yang menunjukkan masih ada variabel lain yang belum masuk kedalam model penelitian ini. Selain itu penelitian ini baru menggunakan sampel sebanyak 100 responen sehingga masih diperlukan penambahakn jumlah responden untuk penelitian selanjutnya agar hasil jabawan responden lebih valid dan reliable
Saran
Penelitian ini memiliki berbagai keterbatasan. Oleh karena itu agar penelitian ini di
masa mendatang dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih baik, maka peneliti ingin
memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1) Penelitian selanjutnya disarankan untuk
menambah variabel lainnya, seperti perilaku disfungsional lainnya, yaitu Gathering
Unsufficient Evidences, Altering Audit Process, dan Omitted Audit Procedures agar
dapat menghasilkan kesimpulan yang lebih baik. 2) Penelitian berikutnya diharapkan
dapat memperluas jangakauan lebih banyak ke responden yang lebih representatif.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, S. (2017). Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan
Publik. In 1.
Efendi, S. . (2016). Determinan premature sign off audit procedures dengan mediasi
self esteem dan need for achievement (Studi empiris pada KAP di Semarang).
Universitas Negeri Semarang.
Fatimah, A. (2012). Karakteristik Personal Auditor Sebagai Anteseden Perilaku
Disfungsional Auditor dan Pengaruhnya Terhadap Kualitas Hasil Audit. Jurnal
Manajemen Dan Akuntansi Volume 1 Nomor 1. 1-12.
https://doi.org/10.15294/aaj.v3i3.4218
Ghufron, M. ., & Risnawita, R. (2012). Teori-teori Psikologi. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Gibson, J. L., Ivancevich, J. M., Donelly Jr, J. H., & Konopaske, R. (2012).
Organizations Behaviour, Structure, Processes. In The McGrawHill companies.
_______________________________________Rr Haniar Maryanti Putri., S.A 39
IAPI. (2008). Kode Etik Profesi Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.
IAPI. (2013). Kode Etik Akuntan Publik. In Dewan Standar Profesional Akuntan
Publik - IAPI. https://doi.org/10.1080/10615806.2011.628015
Ikatan Akuntansi Indonesia. (2013). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No 1:
Penyajian Laporan Keuangan. Jakarta: IAI.
Junaidi, & Nurdiono. (2016). Kualitas Audit: Perspektif Opini Going Concern.
Jogjakarta: Penerbit ANDI.
Lestari, A. ., & Raharja, S. (2010). Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku auditor
dalam penghentian prematur prosedur audit. Universitas Diponegoro Semarang.
Mulyadi, W. . (2013). Pengaruh kompetensi auditor eksternal dan perilaku
disfungsional auditor eksternal terhadap kualitas audit (Studi kasus pada kantor
akuntan publik di wilayah Bandung). Universitas Komputer Indonesia Bandung.
Otley, D. T., & Pierce, B. J. (1995). The control problem in public accounting firms:
An empirical study of the impact of leadership style. Accounting, Organizations
and Society. https://doi.org/10.1016/0361-3682(95)00003-R
Perwati, I., & Sutapa. (2016). Pengaruh locus of control dan perilaku disfungsional
audit terhadap kualitas audit pada kantor akuntan publik di Semarang. Jurnal
Akuntansi Indonesia, 5(2 Juli 2016), 175–190.
Pramesti, D. P. ., & Rasmini, N. . (2016). Pengaruh locus of control, integritas, due
professional care dan keahlian audit pada kualitas audit. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, 17(2 Nopember 2016), 968–995.
Riswan, & Kesuma, Y. F. (2014). Analisis Laporan Keuangan Sebagai Dasar Dalam
Penilaian Kinerja Keuangan PT. Budi Satria Wahana Motor. JURNAL Akuntansi
& Keuangan.
Robbins, S. P. (San D. S. U., & Judge, T. A. (University of N. D. (2013).
Organizational Behavior 15th Edition. In Pearson.
Rosnidah, I., & Kamarudin, R. (2011). Analisis dampak motivasi dan profesionalisme
terhadap kualitas audit aparat inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah.
Pekbis Jurnal, 3(2), 456–466.
Setyono, U. . (2016). Analisis Faktor – Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
Indpendensi Auditor. Jurnal Ekonomi Akuntansi, 2(2).
Silaban, A. (2009). Perilaku disfungsional auditor dalam pelaksanaan program audit.
Universitas Diponegoro Semarang.
Sugiyono, P. D. (2014). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif. In
Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Tarigan, M. U., & Susantu, P. B. (2013). Pengaruh Kompetensi, Etika, dan Fee Audit
Terhadap Kulaitas Audit. Jurnal Akuntansi UKRIDA.
Yulianti, M. . (2017). Pengaruh perilaku disfungsional auditor terhadap kualitas audit
di kantor akuntan publik di DKI Jakarta. Universitas Katolik Atmajaya.