analisis pengaruh ekspor, utang luar negeri dan …€¦ · utang luar negeri sendiri merupakan ......
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH EKSPOR, UTANG LUAR NEGERI DAN TENAGA KERJA
TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA
Oleh: A. MAHENDRA,SE,MSi
Dosen FE Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara
Abstract
A.Mahendra.This research is intended to know the influence of the Export, Foreign Debt, and
Employment to Growth Economic and to detect the possibility of flypaper effect occurrences at
Growth Economic in Indonesia. Population in this research is Indonesia and 16 of them were
selected to be the samples for this research through purposive sampling technique. Estimates
conducted by the multiple regression analysis. The data that were used in this study were
secondary data, consisted of Export, Foreign Debt, and Employment to Growth Economic for the
year 2000-2016. The results of this research, that Export, Foreign Debt and Employment have a
positive relationships to the Growth Economic.
Keywords: Export, Foregin Debt, and Employment to Growth Economic
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi merupakan
salah satu indikator yang sangat penting
dalam mengukur keberhasilan pembangunan
ekonomi yang terjadi pada suatu negara.
Pertumbuhan ekonomi menjadi tolak ukur
sejauh mana aktivitas perekonomian negara
tersebut akan menghasilkan tambahan
pendapatan bagi masyarakat pada suatu
periode tertentu. Hal ini terjadi karena pada
dasarnya kegiatan perekonomian merupakan
suatu proses penggunaan faktor-faktor
produksi untuk menghasilkan output, yang
diukur dengan menggunakan indikator PDB
(Daniel , 2016).
Pertumbuhan ekonomi juga
merupakan suatu gambaran mengenai
dampak kebijaksanaan pemerintah yang
dilaksanakan khususnya dalam bidang
ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan
laju pertumbuhan yang dibentuk dari
berbagai macam sektor ekonomi yang secara
tidak langsung menggambarkan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi
negara, indikator ini penting untuk
mengetahui keberhasilan pembangunan di
masa yang akan datang.
Perkembangan perekonomian suatu
negara saat ini tidak dapat terlepas dari
kondisi perekonomian global.Hubungan
ekonomi antar negara menjadi faktor
penting yang berpengaruh terhadap
perkembangan ekonomi masing-masing
negara.Kondisi ini menyebabkan daya saing
sebagai salah satu faktor yang menentukan
dalam kompetisi antar negara agar
memperoleh manfaat dari semakin
terbukanya perekonomian
dunia.Keuntungan dari terbukanya
perekonomian dunia dapat dilihat dari
keadaan neraca pem-bayaran suatu negara.
Utang luar negeri sendiri merupakan
instrumen pembiayaan yang selalu
digunakan oleh Indonesia untuk menutup
defisit pembiayaannya. Hal ini disebabkan
karena sumber ini relatif tersedia baik dalam
bentuk pinjaman maupun surat berharga.
Hal tersebut membuat utang tak pernah tak
terpisahkan dengan kebutuhan APBN.
Utang dibutuhkan untuk pembiayaan dalam
rangka menutupi defisit APBN yang
dikarenakan belanja lebih besar
dibandingkan dengan pendapatan, dan
dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhan
penyelenggaraan pemerintahan lainnya
(Muflihul,2016).
Antara periode 2000-2004,
pemulihan ekonomi Indonesia terjadi
dengan rata-rata pertumbuhan PDB pada 4,6
persen per tahun. Setelah itu, pertumbuhan
PDB berakselerasi (dengan pengecualian
pada tahun 2009 waktu, akibat guncangan
dan ketidakjelasan finansial global,
terjadinya arus modal keluar dari Indonesia
maka pertumbuhan PDB Indonesia jatuh
menjadi 4,6 persen) dan kemudian
memuncak pada 6,5 persen pada tahun 2011.
Periode pemulihan dan percepatan
pertumbuhan ekonomi yang mengesankan
antara tahun 2000 dan 2011 itu terutama
disebabkan oleh meningkatnya konsumsi
rumah tangga (di tengah menguatnya PDB
per kapita serta daya beli konsumen) dan
ledakan harga komoditas pada tahun 2000-
an.
Gejolak krisis keuangan global telah
mengubah tatanan perekonomian
dunia.Krisis global yang berawal di Amerika
Serikat pada tahun 2007, semakin dirasakan
dampaknya ke seluruh dunia, termasuk
negara berkembang pada tahun
2008.Sejumlah kebijakan yang sangat
agresif di tingkat global telah dilakukan
untuk memulihkan perekonomian. Di
Indonesia, imbas krisis mulai terasa
terutama menjelang akhir 2008. Setelah
mencatat pertumbuhan ekonomi di atas 6%
sampai dengan triwulan III-2008,
perekonomian Indonesia mulai mendapat
tekanan berat pada triwulan IV-2008.Hal itu
tercermin pada perlambatan ekonomi secara
signifikan terutama karena anjloknya kinerja
ekspor.Di sisi eksternal, neraca pembayaran
Indonesia mengalami peningkatan defisit
dan nilai tukar rupiah mengalami pelemahan
signifikan. Di pasar keuangan, selisih risiko
(risk spread) dari surat-surat berharga
Indonesia mengalami peningkatan yang
cukup signifikan yang mendorong arus
modal keluar dari investasi asing di bursa
saham, Surat Utang Negara (SUN), dan
Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Secara
relatif, posisi Indonesia sendiri secara umum
bukanlah yang terburuk di antara negara-
negara lain. Perekonomian Indonesia masih
dapat tumbuh sebesar 6,1% pada 2008.
Sementara kondisi fundamental dari sektor
eksternal, fiskal dan industri perbankan juga
cukup kuat untuk menahan terpaan krisis
global (Tabel 1). Meski demikian, dalam
perjalanan waktu ke depan, dampak krisis
terhadap perekonomian Indonesia akan
semakin terasa.(Bank Indonesia,2008)
Semakin terintegrasinya
perekonomian global dan semakin dalamnya
krisis menyebabkan perekonomian di
seluruh negara akan mengalami perlambatan
pada tahun 2009. Indonesia tak terkecuali.
Bank Indonesia memperkirakan
perekonomian Indonesia di tahun 2009 akan
tumbuh melemah menjadi sekitar 4,0%,
dengan risiko ke bawah terutama apabila
pelemahan ekonomi global lebih besar dari
yang diperkirakan. Penurunan pertumbuhan
ekonomi Indonesia tersebut bukan sesuatu
yang buruk apabila dibandingkan dengan
banyak negara-negara lain yang
diperkirakan tumbuh negatif.Oleh
karenanya, upaya Pemerintah dan Bank
Indonesia untuk mencegah dampak krisis ini
meluas lebih dalam, melalui kebijakan di
bidang fiskal, moneter, dan sektor riil,
menjadi penting untuk dilakukan di tahun
2009.(Bank Indonesia,2008).
Pada saat terjadi krisis 1997 – 1998
utang luar negeri menjadi pemicu krisis
ekonomi Indonesia sehingga nilai mata uang
rupiah menjadi lemah dan akhirnya
meninggalkan banyak permasalahan
terutama utang luar negeri yang mempunyai
bunga yang sangat tinggi.Hubungan utang
luar negeri terhadap Pertumbuhan ekonomi
adalah variabel yang bisa saja mendorong
perekonomian sekaligus menghambat
pertumbuhan ekonomi.Mendorong
perekonomian maksudnya jika hutang-
hutang tersebut digunakan untuk membuka
lapangan kerja dan investasi dibidang
pembangunan yang pada akhirnya dapat
mendorong perekonomian, sedangkan
menghambat pertumbuhan apabila
utangutang tersebut tidak dipergunakan
secara maksimal karena masih kurangnya
fungsi pengawasan dan integritas atas
penanggung jawab utang-utang itu sendiri.
Menurut Todaro (2002)
pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan
Angkatan Kerja (AK) secara tradisional
dianggap sebagai salah satu faktor positif
yang memacu pertumbuhan ekonomi.
Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti
akan menambah tingkat produksi,
sedangkan pertumbuhan penduduk yang
lebih besar berarti ukuran pasar domestiknya
lebih besar. Meski demikian hal tersebut
masih dipertanyakan apakah benar laju
pertumbuhan penduduk yang cepat benar
benar akan memberikan dampak positif atau
negatif dari pembangunan ekonominya.
Permasalahan tenaga kerja seperti
yang kita lihat akhir-akhir ini merupakan hal
yang memprihatinkan dan merupakan faktor
fundamental, sampai saat ini permasalahan
tenaga kerja masih berkisar pada tingginya
angka pengangguran. Seperti yang kita lihat
fenomena mendasar yang terjadi dimana
jumlah pengangguran memang sangat tinggi
dan merupakan salah satu indikator
penghambat dari proses jalannya
perekonomian suatu negara. Maka dari itu
tidak mengherankan bila tenaga kerja
menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di
Indonesia.
Selain utang luar negeri dan tenaga
kerja, terdapat variabel lain yang
menentukan peningkatan PDB yaitu Ekspor.
Ekspor adalah pembelian negara lain atas
barang buatan perusahaan-perusahaan di
dalam negeri. Faktor terpenting yang
menentukan ekspor adalah kemampuan dari
Negara tersebut untuk mengeluarkan
barang-barang yang dapat bersaing dalam
pasaran luar negeri. (Sadono Sukirno, 2008:
205).
Ekspor di negara Indonesia
kebanyakan masih bersifat memenuhi
pesanan atau order, atau pembeli datang.
Sifatnya bukan menyerang atau struggle
atau masuk ke negara lain. Artinya produk
ekspor Indonesia belum menuju produk
ekspor yang berdaya saing.Hal ini
dipandang sebagai kelemahan ekspor
Indonesia.Pemerintah sendiri berupaya
mendorong pengembangan ekspor untuk
industi padat karya seperti industri makanan
minuman dan tembakau, industri mainan
anak, industri tekstil dan pakaian jadi serta
industri furniture.
Dari uraian diatas serta pemikiran
diatas, maka penulis merasa terdorong untuk
mendalami dan meneliti tentang
ANALISISPENGARUH EKSPOR,
UTANG LUAR NEGERI, DAN
TENAGA KERJA TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI DI
INDONESIA.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka masalah
penelitian dirumuskan :
1. Bagaimana pengaruh Ekspor terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia ?
2. Bagaimana pengaruh Utang Luar Negeri
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia ?
3. Bagaimana pengaruh Tenaga Kerja
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses
kenaikan output perkapita dalam jangka
panjang (Boediono, 1999 : 8). Pengertian
tersebut mencakup tiga aspek, yaitu : proses,
output perkapita dan jangka panjang.
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu
proses, bukan gambaran ekonomi pada suatu
saat. Mencerminkan aspek dinamis dari
suatu perekonomian, yaitu melihat
bagaimana suatu perekonomian berkembang
atau berubah dari waktu ke waktu.
Pertumbuhan ekonomi berkaitan
dengan kenaikan output per kapita. Dalam
hal ini berkaitan dengan output total (GDP)
dan jumlah penduduk, karena output per
kapita adalah output total dibagi dengan
jumlah penduduk. Jadi proses kenaikan
output perkapita harus dianalisa dengan
melihat apa yang terjadi dengan ouput total
disatu pihak, dan jumlah penduduk di pihak
lain. Dengan perkataan lain, pertumbuhan
ekonomi mencakup pertumbuhan GDP dan
pertumbuhan penduduk.
2.2. Ekspor
Sejarah ekonomi dunia menunjukkan
bahwa proses transformasi ekonomi suatu
negara biasanya dibarengi dengan perubahan
komposisi ekspor negara tersebut, dari
ekspor yang didominasi oleh komoditi-
komoditi primer ke ekspor produk-produk
manufaktur. Di dalam kelompok produk-
produk manufaktur itu sendiri telah
mengalami pergeseran dari kategori barang-
barang konsumsi dengan kandungan
teknologi sederhana ke barang berteknologi
menengah dan tinggi untuk keperluan
konsumsi dan industri.
Ekspor adalah benda-benda
(termasuk jasa) yang dijual kepada
penduduk Negara lain ditambah dengan
jasa-jasa yang diselenggarakan penduduk
Negara tersebut, berupa pengangkutan
dengan kapal, permodalan dan hal-hal lain
yang membantu ekpor tersebut (Michael P.
Todaro, 2002).
2.3. Utang Luar Negeri
Utang luar negeri adalah sebagian dari total
utang suatu negara yang diperoleh dari para
kreditor di luar negara tersebut. Penerima
utang luar negeri dapat berupa pemerintah,
perusahaan atau perorangan. Bentuk utang
dapat berupa uang yang diperoleh dari bank
swasta, pemerintah negara lain atau lembaga
keuangan internasional seperti IMF dan
Bank Dunia (Ulfa, 2017).
Dari aspek materiil, utang luar negeri
merupakan arus masuk modal dari luar ke
dalam negeri yang dapat menambah modal
yang ada di dalam negeri.Aspek formal
mengartikan utang luar negeri sebagai
penerimaan atau pemberian yang dapat
digunakan untuk meningkatkan investasi
guna menunjang pertumbuhan
ekonomi.Sehingga berdasarkan aspek
fungsinya, pinjaman luar negeri merupakan
salah satu alternatif sumber pembiayaan
yang diperlukan dalam pembangunan
(Astanti, 2015).
2.4. Tenaga Kerja
Tenaga Kerja dalam pembangunan
nasional merupakan faktor dinamika penting
yang menentukan laju pertumbuhan
perekonomian baik dalam kedudukannya
sebagai tenaga kerja produktif maupun
sebagai konsumen. Ketidakseimbangan
dalam penyebaran penduduk antara daerah
yang mengakibatkan tidak proporsionalnya
penggunaan tenaga kerja secara regional dan
sektoral akan menghambat pula laju
pertumbuhan perekonomian nasional
(kusumosuwidho, 1981 : 193).
Tenaga kerja merupakan faktor yang
terpenting dalam proses produksi. Sebagai
sarana produksi, tenaga kerja lebih penting
daripada sarana produksi lain seperti bahan
mentah, tanah, air, dan sebagainya, dan
karena manusialah yang menggerakan
seluruh sumber-sumber tersebut untuk
menghasilkan barang.
2.5Kerangka Teoritis Dan Hubungan
Antar Variabel
1. Hubungan Antara Ekspor terhadap
Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Todaro (2004) kegiatan
ekspor yang dilakukan oleh setiap negara
bertujuan untuk meningkatkan pendapatan
suatu negara, hal ini disebabkan karena
kegiatan ekspor merupakan salah satu
komponen pengeluaran agregat karena
ekspor dapat mempengaruhi tingkat
pendapatan nasional yang akan dicapai.
Apabila ekspor bertambah, pengeluaran
agregat bertambah tinggi dan selanjutnya
akan merangsang pertumbuhan ekonomi
suatu negara.
Untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan pembangunan pada umumnya,
setiap negara perlu merumuskan dan
menerapkan kebijakan-kebijakan
internasional yang berorientasi ke luar.
Dalam semua kasus, kemandirian yang
didasarkan pada isolasi, baik yang penuh
maupun yang hanya sebagian, tetap saja
secara ekonomi akan lebih rendah nilainya
daripada partisipasi ke dalam perdagangan
dunia yang benar-benar bebas tanpa batasan
atau hambatan apapun.
Perlu adanya net ekspor pada
perekonomian suatu negara.Karena net
ekspor merupakan nilai ekspor suatu negara
dikurangi nilai impornya. Ekspor merupakan
salah satu sumber devisa. Untuk mampu
mengekspor, negara tersebut harus
menghasilkan barang-barang dan jasa di
pasaran internasional. Kemampuan bersaing
ini sangat ditentukan oleh berbagai faktor,
antara lain sumber daya alam, sumber daya
manusia, teknologi, manejeman bahkan
sosial budaya (Supriyanto, 2000). Net
ekspor yang dilakukan suatu negara akan
berdampak positif terhadap pertumbuhan
ekonomi apabila nilai ekspor lebih besar
dibandingkan dengan nilai impor sehingga
akan meningkatkan pendapatan nasional dan
merangsang pertumbuhan ekonomi.
2. Hubungan Antara Utang Luar Negeri
dengan Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia melakukan hutang luar
negeri karena ketidakmampuan sumber
pembiayaan dari dalam negeri untuk
pembangunan, yaitu tabungan domestik
dalam pendanaan bagi pembangunan
sepenuhnya.Tabungan domestik dibutuhkan
untuk membiayai investasi.Besarnya
tabungan yang lebih kecil dibanding dengan
rencana kegiatan investasi (saving
investment gap) menyebabkan kegiatan
pelaksanaan investasi tidak berjalan sesuai
rencana. Kesenjangan antara tabungan dan
investasi tersebut selanjutnya dapat ditutup
dengan masuknya dana dari luar negeri.
Salah satu alternatif pembiayaan
tersebut adalah melalui utang luar
negeri.Utang luar negeri juga berperan
dalam mengatasi kesenjangan ekspor-impor.
Hal ini terjadi karena utang luar negeri
memberikan tambahan devisa yang
diperlukan negara dikarenakan hasil ekspor
yang tidak mencukupi serta untuk
menambah modal untuk pembangunan
nasional.
Dengan adanya utang luar negeri
sebagai alternatif pembiayaan pembangunan
negara, maka diharapkan dapat menambah
jumlah tabungan domestik dan mampu
memacu investasi yang pada akhirnya dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Namun pada berbagai kajian empiris
menunjukkan pula hubungan antara utang
luar negeri dan pertumbuhan ekonomi
umumnya berkorelasi negatif, meskipun
terdapat sejumlah kajian yang
menolaknya.Namun karena utang luar
negeri masih merupakan bagian dari
investasi sehingga berdampak positif juga
terhadap pertumbuhan ekonomi.Tergantung
bagaimana pemanfaatan utang luar negeri,
apakah digunakan untuk hal produktif, atau
untuk konsumtif.
3. Hubungan Antara Tenaga Kerja
dengan Pertumbuhan Ekonomi Penggunaan tenaga kerja dalam
proses produksi berhubungan dengan biaya
produksi dan tingkat upah. Baik dari sisi
biaya produksi maupun tingkat upah,
penggunaan (permintaan) tenaga kerja
berhubungan dengan produktifitas tenaga
kerja dan returnyang diterima faktor
produksi. Dengan bertambahnya jumlah
tenaga kerja maka akan meningkatkan
produktivitas tenaga kerja sebagai akibat
dari perubahan kuantitas dan kualitas tenaga
kerja itu sendiri sehingga dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi (Simanjuntak
1998:20).
2.6 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atas
masalah yang telah dirumuskan. Dari
penjelasan teori dan perumusan masalah
diatas, maka Hipotesis dirumuskan sebagai
berikut :
Ho : Ekspor, Utang Luar Negeri dan
Tenaga Kerja tidak mempengaruhi
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Ha : Ekspor, Utang Luar Negeri dan
Tenaga Kerja mempengaruhi Pertumbuhan
Ekonomi di Indonesia
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT
PENELITIAN
3.1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
ini :
1. Untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh Eksporterhadap Pertumbuhan
Ekonomi di Indonesia.
2. Untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh Utang Luar Negeri terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia.
3. Untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh Tenaga Kerjaterhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia.
3.2 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat :
1. Untuk memperkaya wawasan ilmiah
penulis dalam disiplin ilmu yang penulis
tekuni serta mengaplikasikannya secara
kontekstual dan tekstual.
2. Sebagai masukan bagi kalangan
akademisi dan peneliti yang tertarik
membahas pertumbuhan ekonomi.
3. Penelitian ini diharapkan bermanfaat
sebagai informasi bagi masyarakat
Tenaga Kerja
(X3)
Utang Luar Negeri
(X2)
Ekspor
(X1) Pertumbu
han-
Ekonomi
(Y)
tentang faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain dalam penelitian adalah salah satu
cara yang sifatnya sistematik dan objektif
dengan tujuan untuk memperoleh,
mengumpulkan informasi atau data-data
yang diteliti secara efisien, yang dapat
digunakan sebagai pedoman dalam
melaksanakan penelitian. Metode penelitian
ini meliputi : populasi dan sampel,
operasional variabel, teknik pengumpulan
data, teknik analisis dan hipotesis.
4.2 Populasi dan Sampel
Menurut Arikunto (2010) bahwa populasi
adalah seluruh objek yang akan diteliti.
Populasi dalam penelitian ini adalah Ekspor,
Utang Luar Negeri, Tenaga Kerjadan
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia.Sampel
adalah sebahagian atau wakil dari populasi
yang menjadi objek penelitian. Sampel
dalam penelitian adalah Ekspor, Utang Luar
Negeri, Tenaga Kerjadan Pertumbuhan
Ekonomi di Indonesia dari periode tahun
2000 sampai 2016.
4.3 Operasionalisasi Variabel
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang atau objek yang
mempunyai variasi antara satu dengan yang
lainnya dalam kelompok itu
(Sugiyono,2011).
Variabel-variabel yang dipakai dalam
penelitian ini sebagai berikut :
1. Pertumbuhan Ekonomi adalah kenaikan
jangka panjang dalam kemampuan suatu
negara untuk menyediakan semakin banyak
jenis barang-barang ekonomi kepada
penduduknyadimana kemampuan ini
tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi,
dan penyesuaian kelembagaan dan ideologis
yang diperlukannya.
2. Ekspor adalah arus keluar sejumlah
barang dan jasa dari suatu negara ke pasar
internasional.
3. Utang luar negeri adalah sebagian dari
total utang suatu negara yang diperoleh dari
para kreditor di luar negara tersebut.
Penerima utang luar negeri dapat berupa
pemerintah, perusahaan atau perorangan.
4. Tenaga kerja adalah total angkatan kerja
yang dapat diserap atau dapat ikut serta
secara aktif dalam suatu kegiatan
perekonomian suatu negara.
4.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik
dokumentasi yang diperoleh dari Badan
Pusat Statistik. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder, yakni
adalah Ekspor, Utang Luar Negeri, Tenaga
Kerjadan Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia dalam kurun waktu 2000-2016.
4.5 Metode Analisis
Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah menggunakan Model
Regresi Linear Berganda (Multiple
Regression Analysis Model). Analisis regresi
linear berganda bertujuan untuk menguji
hipotesis tentang kekuatan variabel
independen terhadap variabel dependen
dengan Model sebagai berikut :
332211 XXXY
Dimana :
Y : Pertumbuhan Ekonomi
: Intercept
321 : Koefisien regresi
X1 : Ekspor
X2 : Utang Luar Negeri
X3 : Tenaga Kerja
: Term of Error
4.6 Uji Hipotesis
Pengujian Hipotesis adalah sebagai berikut :
1. Pengujian Hipotesis Secara Simultan
(Uji-F)
Menurut Suharyadi dan Purwanto
(2011:225), uji-F dimaksudkan untuk
melihat kemampuan menyeluruh dari
variabel bebas dapat atau mampu
menjelaskan tingkah laku atau keragaman
variabel terikat. Uji ini juga dimaksudkan
untuk mengetahui apakah semua variabel
bebas memiliki koefisien regresi sama
dengan nol.
2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial
(Uji-t)
Menurut Suharyadi dan Purwanto
(2011:228), uji signifikansi parsial
digunakan untuk menguji apakah suatu
variabel bebas berpengaruh atau tidak
terhadap variabel terikat.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
5.1 Keadaan Geografis
Indonesia terletak antara 60 08’ lintang Utara
dan 110 15’ lintang selatan dan antara 94
0
45’ Bujur Timur dan 1410 95’ Bujur Timur.
Negara kesatuan yang berbentuk Republik
ini pada tahun 1999 dibagi menjadi 26
propinsi (sejak 1999 Timur-Timur tidak lagi
merupakan wilayah Indonesia), terdiri dari
268 kabupaten, 73 kotamadya, 4.044
kecamatan dan 69.065 desa.
Indonesia merupakan Negara
kepulauan dengan jumlah kurang lebih
17.508 pulau besar dan kecil, diapit oleh dua
benua, Australia dan Asia serta dua
samudera, Samudera Pasifik dan Samudera
Indonesia. Jarak antara dua tempat di
Indonesia dari barat ke timur adalah 5.110
km dan jarak antara dua tempat dari utara ke
selatan sekitar 1.888 km.
Bila diperbandingkan dengan peta
Eropa, maka jarak Barat Timur tersebut
sama dengan jarak London (Inggris) Ankara
(Turki); dan bila diperbandingkan dengan
peta Amerika, maka jarak tersebut sama
dengan dari Pantai Timur – Barat Negara
Amerika Serikat. Dengan demikian dapat
kita maklumi betapa besarnya dan luasnya
wilayah Negara Indonesia, yang mana luas
seluruh daratan Indonesia berkisar 1,9 juta
km2. Luas lautnya berkisar 7,9 juta km
2
(termasuk daerah Zona Economic
Exclusive).
Indonesia memiliki iklim musim, di
mana terjadi pergantian dua kali setahun,
yaitu musin hujan dan musim kemarau.
Sebagian besar wilayah Indonesia
mendapatkan hujan hampir sepanjang tahun
sehingga tidak mengherankan apabila
sebagian besar penduduk Indonesia hidup
dari sektor pertanian atau sektor perkebunan.
Hal tersebut disebabkan oleh variasi suhu
udara untuk seluruh wilayah dan beribu
pulau dan topografi yang sangat berbeda.
Dengan demikian suhu udara di Indonesia
berkisar antara 220C - 27
0 C.
5.2 Hasil Uji Asumsi Klasik
Syarat dalam menggunakan model
regresi berganda dengan metode Ordinary
Least Square (OLS) adalah terpenuhinya
semua asumsi klasik agar hasil pengujian
tidak bersifat bias dan efisien (Best Linear
Unbiased Estimator/BLUE). Uji asumsi
klasik yang dilakukan dalam penelitian ini
antara lain uji normalitas dan uji
multikolinearitas.
A. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal.Kalau uji normalitas ini
dilanggar maka uji statistik menjadi tidak
valid untuk jumlah sampel yang kecil.
Gambar 5.1
Berdasarkan Gambar 5.1 di atas,
dapat dilihat bahwa distribusi data normal
dan asumsi normalitas terpenuhi.Hal ini
terlihat dari nilai PP Plots yang terletak di
sekitar garis diagonal atau tidak
menyimpang jauh dari garis diagonal.
B.Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk
menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel
independen.Pada model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi antar
variabel independen.Pengujian
multikolinearitas dilakukan dengan melihat
VIF antar variabel independen.
Tabel 5.1
Uji Multikolinearitas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
X1 .154 6.512
X2 .210 4.760
X3 .456 2.192
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2018
Hasil uji multikolinearitas
menunjukkan ketiga variabel independen
ekspor, utang luar negeri dan tenaga kerja
tidak terjadi multikolinearitas karena nilai
tolerance ketiga variabel independen berada
di atas 0,10 dan nilai VIF ketiga variabel
independen berada di bawah 10.
5.3 Pengujian Hipotesis
A. Regresi linear Ekspor, Utang Luar
Negeri dan Tenaga Kerja terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Untuk mendapatkan hasil regresi
antara variabel independent (ekspor, utang
luar negeri dan tenaga kerja) dan variabel
dependen (pertumbuhan ekonomi) maka
digunakan data sekunder yang berasal dari
BPS yang dicatat mulai dari tahun 2000-
2016 dan diolah dengan menggunakan
bantuan program komputer.Berikut ini hasil
pengolahan data dengan menggunakan
metode OLS (Ordinary Least Square).
Tabel 5.2
Hasil Regresi
Model
Unstandardized Coefficients
B Std. Error
1 (Constant) -29975513.267 3885258.491
Ekspor 3.723 4.338
Utang Luar Negeri .001 .001
Tenaga Kerja .331 .048
Dari hasil regresi diatas, dapat dibentuk
model hasil estimasi sebagai berikut :
Y = -29975513,267 + 3,723 X1 + 0,001 X2
+ 0,331 X3
B. Interpretasi Model
Berdasarkan model estimasi diatas
dapat dijelaskan pengaruh variabel
independent yaitu ekspor (X1), utang luar
negeri (X2) dan tenaga kerja (X3) terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia sebagai
berikut :
1. Ekspor
Ekspor ternyata berpengaruh positif
terhadap pertumbuhan ekonomi di
Indonesia.Hal ini ditunjukkan oleh koefisien
regresi X1, yaitu sebesar 3,723. Artinya,
setiap kenaikan 1 % ekspor, maka
pertumbuhan ekonomi akan naik sebesar
3,723 % (ceteris paribus).
2. Utang Luar Negeri
Utang Luar Negeri ternyata
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan
ekonomi di Indonesia.Hal ini ditunjukkan
dengan nilai koefisien regresi X2, yaitu
sebesar 0,001. Artinya, setiap kenaikan 1 %
utang luar negerimaka pertumbuhan
ekonomi akan naik sebesar 0,001 % (ceteris
paribus).
3. Tenaga Kerja
Tenaga Kerja ternyata berpengaruh
negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di
Indonesia.Hal ini ditunjukkan dengan nilai
koefisien regresi X3 yaitu sebesar 0,331.
Artinya, setiap kenaikan 1 % tenaga kerja
maka pertumbuhan ekonomi akan naik
sebesar 0,331% (ceteris paribus).
C. Pengujian Koefisien Regresi Secara
Individual (Uji t Statistik)
1. Ekspor
Untuk variabel ekspor diperoleh nilai
t-hitung sebesar 0,858 dengan nilai
probabilitas (signifikansi) sebesar 0,408.
Dengan demikian Ho diterima, karena nilai
probabilitas lebih kecil dari nilai 0,05
(0,408 > 0,05) dan t-hitung < t-tabel (0,858
< 2,178). Berarti dapat disimpulkan bahwa
variabel ekspor tidak berpengaruh nyata
(signifikan) terhadap variabel pertumbuhan
ekonomi di Indonesia dengan pengujian
pada tingkat kepercayaan 95 % ( = 5 %).
2. Utang Luar Negeri
Untuk variabel utang luar negeri
diperoleh nilai t-hitung sebesar 0,724
dengan nilai probabilitas (signifikansi)
sebesar 0,483. Dengan demikian Ho
diterima, karena nilai probabilitas lebih
besar dari nilai 0,05 (0,483> 0,05) dan t-
hitung < t-tabel (0,724 < 2,178). Berarti
dapat disimpulkan bahwa variabel utang luar
negeri tidak berpengaruh nyata (signifikan)
terhadap variabel pertumbuhan ekonomi di
Indonesia dengan pengujian pada tingkat
kepercayaan 95 % ( = 5 %).
3. Tenaga Kerja
Untuk variabel tenaga kerja diperoleh
nilai t-hitung sebesar 6,830 dengan nilai
probabilitas (signifikansi) sebesar 0,000.
Dengan demikian Ho ditolak, karena nilai
probabilitas lebih kecil dari nilai 0,05(0,000 < 0,05) dan t-hitung > t-tabel
(6,180 > 2,178). Berarti dapat disimpulkan
bahwa variabel tenaga kerja berpengaruh
nyata (signifikan) terhadap variabel
pertumbuhan ekonomi di Indonesia dengan
pengujian pada tingkat kepercayaan 95 % (
= 5 %).
D. Pengujian Koefisien Regresi
Secara Bersamaan (Uji F Statistik)
Untuk membuktikan nilai R-square
tersebut diatas maka dilakukan pengujian
dengan menggunakan uji F.
Hipotesisnya adalah sebagai berikut :
H0 : 1 = 2 = 0
Ha : 1 2 0
Artinya, berdasarkan data yang
tersedia, akan dilakukan pengujian terhadap
1 dan 2 secara bersama-sama, apakah
sama dengan nol, yang berarti tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel
terikat, atau tidak sama dengan nol, yang
berarti mempunyai pengaruh signifikan
terhadap variabel terikat.
Tabel 5.3
Uji Anova
Model F Sig.
1 Regression 58.036 .000b
Residual
Total
Berdasarkan hasil output program spss,
diperoleh nilai F-hitung sebesar 58,036
dengan nilai probabilitas (signifikansi)
adalah sebesar 0,000. Dengan demikian Ha
diterima, karena nilai F-hitung > F-tabel
(58,036 > 3,59) dan nilai probabilitas
(signifikansi) lebih besar dari nilai 0,05 (0,000 < 0,05). Berarti dapat disimpulkan
bahwa variabel X1 (ekspor), variabel X2
(utang luar negeri) dan variabel X3 (tenaga
kerja) berpengaruh secara nyata (signifikan)
terhadap pertumbuhan ekonomi (Y) pada
tingkat kepercayaan 95 % ( = 5 %).
E. Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 5.4
KOEFISIEN DETERMINASI
Model R R Square
1 .967a .936
Berdasarkan hasil output program spss,
dapat dilihat nilai R-square adalah sebesar
0,936 yang berarti bahwa variabel X1
(ekspor), X2 (utang luar negeri), X3 (tenaga
kerja) secara bersama-sama mampu
memberikan penjelasan terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia sebesar
93,6 % sedangkan sisanya 6,4 % dijelaskan
oleh variabel baru yang tidak disertakan
dalam estimasi model.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai
pengaruh ekspor, utang luar negeri dan
tenaga kerja terhadap pertumbuhan
ekononomi di Indonesia, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari hasil uji F, disimpulkan bahwa
ekspor, utang luar negeri dan tenaga kerja
selama periode 2000 sampai dengan 2016
berpengaruh signifikan secara simultan
terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia
pada tingkat signifikansi 5%. Dengan
demikian hipotesis penelitian diterima.
2. Berdasarkan uji parsial (uji t), variabel
ekspor dan utang luar negeri
tidakberpengaruh nyata sedangkan variabel
tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap
variabel pertumbuhan ekonomi di Indonesia
dengan pengujian pada tingkat kepercayaan
95 % ( = 5 %).
3. Nilai koefisien determinasi (R) sebesar
0,999 yang berarti bahwa variabel X1
(ekspor), X2 (utang luar negeri), X3 (tenaga
kerja) secara bersama-sama mampu
memberikan penjelasan variasi pertumbuhan
ekonomi di Indonesia sebesar 93,6 %
sedangkan sisanya 6,4 % dijelaskan oleh
variabel baru yang tidak disertakan dalam
estimasi model.
6.2 Saran
Adapun saran dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mempertahankan laju pertumbuhan
ekonomi Indonesia, perlu diupayakan
kebijakan yang menunjang kenaikan nilai
tambah dari hasil produksi baik berupa
barang dan jasa. Dengan demikian
diharapkan dapat menambah dan
meningkatkan pendapatan.
2. Untuk meningkatkan kualitas tenaga
kerja di Indonesia, perlu dirumuskan
kebijakan yang dapat meningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusia Indonesia misalnya
melalui penambahan subsidi di bidang
pendidikan, wajib belajar lebih dari 9 tahun,
seta menggandeng pihak swasta melalui
program CSR (Corporate Social
Responsibility) untuk mengalokasikan
sebagian dananya dalam penyelenggaraan
beasiswa/sekolah gratis, pendirian Balai
Latihan Kerja (BLK) yang merata untuk
menciptakan tenaga kerja yang terampil dan
mempunyai keahlian khusus.
3. Perkembangan utang luar negeri harus
diperhatikan agar tetap berada padaposisi
normal dan menguntungkan pembangunan
ekonomi bukan untuk menambah beban
perekonomian di Indonesia. Sebab dalam
jangka panjang utang luar negeri dapat
merugikan perekonomian karena risikonya
lebih besar.Kondisi perekonomian Indonesia
yang masih rentan terhadap pengaruh dari
luar, nilai kurs yang rupiah yang masih
belum stabil menjadi alasan yang sangat
penting dan harus dipertimbangkan oleh
pemerintah dalam mengambil langkah
melakukan pinjaman luar negeri.
4. Pemerintah diharapkan dapat mendorong
kegiatan ekspor di Indonesia dengan cara
mengurangi ekonomi biaya tinggi,
menyederhanakan perijinan dokumen
ekspor, memperbaiki sarana dan prasarana
sektor perdagangan, memperlancar arus
distribusi barang serta meningkatkan
pengamanan pasar dalam negeri sehingga
pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat
meningkat.
5. Bagi akademisi yang bermaksud
melakukan penelitian lebih lanjut,
hendaknya dapat menambah variabel bebas
lain yang relevan dengan pertumbuhan
ekonomi, sehingga didapat informasi yang
lebih akurat untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
Atmadja, Adwin Surya.2000. Utang Luar
Negeri Pemerintah Indonesia :
Perkembangan dan Dampaknya,
Jakarta : UKP
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Cetakan Keempat
Belas.Jakarta: Rineka Cipta.
Astanti, Ayu. 2015. “Analisis Kausalitas
Antara Utang Luar Negeri dan
Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia.Universitas Jember
Ayu, Nely. 2016. “Analisis Pengaruh
Pendapatan, Defisit Anggaran
Melalui Pengeluaran
Domestik, Pelunasan Utang dan
Libor terhadap Utang Luar Negeri.
Universitas Hasanuddin.
Bank Indonesia. 2008.Publikasi Laporan
Tahunan Perekonomian
Boediono. 1999. Teori Pertumbuhan
Ekonomi. BPFE
Yogyakarta.Yogyakarta.
Daniel Eka.2016.Pengaruh Utang Luar
Negeri, Tenaga Kerja, Dan Ekspor,
Terhadap Produk Domestik
Bruto Di Indonesia Tahun1986 –
201. Universitas Negeri Yogyakarta
Jhingan, M.L. 2004.Ekonomi Pembangunan
dan Perencanaan.PT Raja Grafindo
Persada.Jakarta.
Kusumosuwidho, sisdjatmo.1981.”Angkatan
Kerja”,dalam FEUI.1981. Dasar-
Dasar Demografi. Jakarta LDFE-UI
Michael P Todaro. 2002. Pembangunan
Ekonomi di Dunia Ketiga.
Jakarta:Penerbit Erlangga.
Nopirin. 2000. Ekonomi Internasional, Edisi
Ketiga. Yogyakarta: BPFE
Payaman, J Simanjuntak. 1998. Pengantar
Ekonomi Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Penerbit FE UI.
Ramadhani, Muhammad Adib. 2014.
“Pengaruh Defisit Anggaran,
Pengeluaran Pemerintah dan
Hutang Luar Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi.E-Jurnal
Universitas Brawijaya. 02 (01).
Sadono Sukirno. 2008. Teori Mikro
Ekonomi. Cetakan Keempat Belas.
Rajawali Press: Jakarta
Sugiyono.2011Metode Penelitian
Bisnis.Cetakan Kelima Belas.
Bandung:Alfabet
Suharyadi & Purwanto.Statistika untuk
Ekonomi . Ed. 2, Jakarta: Salemba
Empat, 2011.
Supriyanto.(2000). Strategi Pengelolaan
dan Pengadaan Material Untuk
Perusahaan.Jakarta : PT Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia
Suryana.2000. Ekonomi Pembangunan
Problematika dan
Pendekatan.Jakarta : Penerbit
Salemba Empat.
Tribroto. 2001. Kebijakan dan Pengelolaan
Pinjaman Luar Negeri.
Ulfa, Salawati. dan T Zulham. 2017.
“Analisis Utang Luar Negeri dan
Pertumbuhan Ekonomi: Kajian
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya”.Jurnal Ilmiah
Mahasiswa (JIM) Unsyiah.
Widodo.1990. Indikator Perekonomian
Indonesia. Jakarta: KANISIUS