analisis kinerja wireless zigbee terhadap delay, jitter...
TRANSCRIPT
Analisis Kinerja Wireless ZigBee Terhadap Delay, Jitter, Packet
Loss dan Throughput Pada Sistem Sensor Parkir Kendaraan
Bermotor
Artikel Ilmiah
Kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Peneliti :
Aristarchus Marjimran I Leo (672012713)
Dr. Irwan Sembiring, S.T., M.Kom.
Program Studi Teknik Informasi
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2017
1
Analisis Kinerja Wireless ZigBee Terhadap Delay, Jitter, Packet Loss dan
Throughput Pada Sistem Sensor Parkir Kendaraan Bermotor
1)
Aristarchus Marjimran I Leo, 2)
Dr. Irwan Sembiring, S.T., M.Kom.
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
E-mail :1)
[email protected] , 2)
Abstract
Parking system is a system that informs the availability of empty parking spaces to
provide information to traffic users with variable signs or through modern vehicle
navigation systems. Sensors in the parking system provide information and help for the
recording of motor vehicles to be easily monitored. Some existing Parking System
technologies incorporate camera systems with computer software and hardware
applications up to the latest interface. All of them aim to improve parking system
performance. Wireless sensor network (WSN) is a wireless that communicate to network
for certain environmental conditions. WSN is ad-hoc connected, which consists of
dynamic node sets, which can be applied to the pins without using existing infrastructure
networks. Based on background of the study, then conducted research the aim to analyze
the performance of QoS (Quality of Service) in the form of delay, throughput, jitter, and
packet loss using protocol zigbee in motor vehicle parking system, so it can be applied to
wireless sensor network (WSN).
Key Words : Zigbee, Xbee, Arduino uno
Abstrak
Sistem parkir merupakan suatu sistem yang menginformasikan ketersediaan ruang parkir
yang kosong untuk memberikan informasi kepada masyarakat pengguna lalu
lintas melalui sistem navigasi kendaraan modern. Sensor pada sistem parkir memberikan
informasi dan membantu untuk pencatatan kendaraan bermotor agar dapat dengan
mudah mekakukan pengawasan. Beberapa teknologi Sistem Parkir yang sudah ada
memadukan sistem kamera dengan aplikasi software dan hardware komputer sampai
interface terbaru. Semuanya bertujuan untuk meningkatkan kinerja sistem perparkiran.
Wireless sensor network (WSN) merupakan sebuah jaringan komunikasi secara wireless
untuk kondisi lingkungan tertentu. WSN terhubung secara ad-hoc, yang tediri dari
kumpulan node yang bersifat dinamis, dapat diaplikasikan dimana pun tanpa
menggunakan jaringan insfrastruktur yang telah ada. Berdasarkan latar belakang
masalah, maka dilakukan peneltian dengan tujuan untuk menganalisis kinerja QoS
(Quality of Service) berupa delay, throughput, jitter, dan packet loss menggunkana
protocol zigbee pada sistem parkir kendaraan bermotor, sehingga dapat diterapkan pada
wireless sensor network (WSN).
Kata Kunci : Zigbee, Xbee, Arduino uno
1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
2) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Infomasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
2
1. Pendahuluan
Teknologi komunikasi mengalami perkembangan sangat maju beberapa
tahun terakhir ini. Diantaranya adalah salah satu protocol yang banyak digunakan
sekarang yaitu IEEE 802.15.4 yang membahas tentang jaringan terbatas
(personal network). Protocol IEEE 802.15.4 ini membuat teknologi sensor
nirkabel mengalami perkembangan yang pesat, baik dari segi teknologi
elektromaknetik, sensor hingga komunikasinya.
ZigBee adalah standar dari IEEE 802.15.1 dengan konsumsi daya yang
rendah dan bekerja untuk jaringan personal tingkat rendah untuk komunikasi data
pada alat konsumen pribadi maupun untuk skala bisnis. Perangkat Zigbee biasa
digunakan untuk mengendalikan sebuah alat lain maupun sebagai sebuah sensor
wireless dan memiliki fitur dimana mampu mengatur jaringan sendiri, maupun
mengatur pertukaran data pada jaringan. Kelebihan dari ZigBee lainnya adalah
membutuhkan daya rendah, sehingga bisa digunakan sebagai alat pengatur secara
wireless yang penginstalan hanya perlu dilakukan sekali, karena hanya dengan
satu baterai dapat membuat Zigbee bertahan hingga setahun[1].
Wireless sensor network (WSN) merupakan sebuah jaringan komunikasi
secara wireless untuk kondisi lingkungan tertentu. WSN terhubung secara ad-
hoc, yang tediri dari kumpulan node yang bersifat dinamis, dapat diaplikasikan
dimana pun tanpa menggunakan jaringan infrastruktur yang telah ada.
Sistem parkir merupakan suatu sistem yang menginformasikan
ketersediaan ruang parkir yang kosong untuk memberikan informasi
kepada masyarakat pengguna lalu lintas dengan rambu variable ataupun
melalui sistem navigasi kendaraan modern. Sensor pada sistem parkir
memberikan informasi dan membantu untuk pencatatan kendaraan bermotor agar
dapat dengan mudah dalam mekakukan pengawasan. Beberapa teknologi Sistem
Parkir yang sudah ada memadukan sistem kamera dengan aplikasi software dan
hardware komputer sampai interface terbaru. Semuanya bertujuan untuk
meningkatkan kinerja sistem perparkiran.
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dilakukan penelitian dengan
tujuan untuk menganalisis kinerja QoS (Quality of Service) berupa delay,
throughput, jitter, dan packet loss menggunkana protocol zigbee pada sistem
parkir kendaraan bermotor, sehingga dapat diterapkan pada wireless sensor
network (WSN).
2. Tinjauan Pustaka
Adapun penelitian terdahulu yang digunakan untuk menjadi acuan dalam
penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Koko Joni dengan judul
penelitian Pengujian protocol IEEE 802.15.4/ Zigbee di Lingkungan Outdoor.
Penelitian ini difokuskan pada sensor suhu untuk data yang dikirim, dilakukan uji
kehandalan dari jaringan sensor ini. Pengujian kehandalan ini meliputi berapa
jauh jarak yang yang bisa ditempuh dari perangkat Zigbee dan berapa lama
waktu yang dibutuhkan untuk bergabung dalam suatu jaringan sensor nirkabel
ini.Tujuan dari pengujian ini untuk mengukur jarak jangkauan dan waktu yang
diperlukan untuk bergabung dalam jaringan ZigBee menggunakan metode
pairing dan on/off. Hasil pengujian protocolIEEE 802.15.4/ZigBee menunjukan
3
jarak tidak pada kecepatan suatu perangkat Xbee ke jaringan yang dibentuk oleh
koordinator. Jarak jangkauan Xbee tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang
disebutkan dalam datasheet. Pada daerah padat penduduk yang terdiri dari
banyak bangunan membuat Xbee menjadi tidak optomal karena terhalang oleh
bangunan[2].
Penelitian berikut yang dilakukan oleh Kevin Anggana dengan judul
Protocol Routing Power Efficient Gathering in Sensor Information Systems
(PEGASIS) pada Wireless Sensor Network. Penelitian ini difokuskan pada
kendala penggunaan Wireless Sensor Network (WSN) pada keterbatasan energi
yang dimiliki oleh setiap node sensor. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah
protocol routing pada teknologi Wireless Sensor Network (WSN) yang dapat
mengurangi konsumsi energi Wireless Sensor Network (WSN), salah satunya
protokol power Efficient Gathering in Sensor Information System (PEGASIS).
Hasil dari pengujian protokol power Efficient Gathering in Sensor Information
System (PEGASIS) adalah jumlah node yang optimal dan efisien dalam jaringan
adalah 100 node. Semakin banyak jumlah node yang digunakan, maka semakin
kecil energi yang dikomsumsi setiap node sensor, sehingga lifetime dari node
sensor semakin lama dan semakin lama lifetime suatu jaringan, maka total
throughput yang diterima oleh base station akan semakin banyak[3].
Penelitian berikut yang dilakukan oleh Galih Raditya Pradana dengan
judul “Smart Parking Berbasis Arduino Uno”. Penelitian ini difokuskan kepada
sistem yang dirancang agar memudahkan pengendara untuk mengetahui
ketersediaan slot parkir dan dimana lokasi slot yang kosong pada suatu tempat
parkir, terutama pada tempat parkir yang luas dan bertingkat. Dengan membuat
sistem smart parking berbasis arduino uno dapat merubah sistem parkir yang
konvesional menjadi sistem parkir yang otomatis dan informatif. Sistem smart
parking ini dirancang dengan menggunakan arduino uno sebagai otaknya yang
akan memproses data masuk dari tiap sensor di slot parkir dan mengirimkannya
dalam bentuk data serial ke penerima[4].
Penelitian yang lain membahas tentang Quality of Service yaitu delay,
jitter, packet loss, dan throughput dengan judul penelitian “Analisis dan Simulasi
Wireless Sensor Network (WSN) untuk Komunikasi Data Menggunakan Protokol
Zigbee”. Penelitian tersebut bertujuan untuk memodelkan sebuah sistem Wireless
Sensor Network yang dapat merepresentasikan komunikasi data antar node
dengan menggunakan protokol Zigbee sebagai node sensor dan melakukan
analisis pengamatan terhadap Quality of Service pada WSN[5].
Adapun persamaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian terdahulu
yaitu, sama-sama melakukan penelitian yang berkaitan dengan Wireless Sensor
Network. Dalam penelitian ini, bertujuan untuk mengukur performa Quality of
Service dari Wireless Zigbee yang dilakukan bersifat end-to-end. Parameter-
paremeter Quality of Service yang diukur yaitu delay, jitter, packet loss dan
throughput pada sistem sensor parkir kendaraan bermotor.
Delay didefinisikan sebagai total waktu tunda suatu paket yang
diakibatkan oleh proses transmisi dari satu titik ke titik lain yang menjadi
tujuannya. Delay merupakan interval waktu yang dibutuhkan oleh suatu paket
data saat data mulai dikirim dan keluar dari proses antrian dari titik sumber awal
4
hingga mencapai titik tujuan. Adapun nilai delay sesuai dengan standar ITU-T
G.114 adalah sebagai berikut :
Tabel 1 Standart Delay [6]
Kategori Besar Delay (ms)
Sangat Bagus < 150
Bagus 150 s/d 300
Sedang 300 s/d 450
Buruk > 450
Persamaan perhitungan delay [7]:
Tr = Waktu penerimaan paket (detik)
Ts = Waktu Pengiriman paket (detik)
Pr = Paket yang diterima (paket)
T = Waktu simulasi (detik)
t = Waktu pengambilan sampel (detik)
Parameter selanjutnya adalah Jitter. Jitter didefinisikan sebagai variasi
dari delay atau variasi waktu kedatangan paket. Banyak hal yang dapat
menyebabkan jitter, diantaranya adalah peningkatan trafik secara tiba-tiba
sehingga menyebabkan penyempitan bandwidth dan menimbulkan antrian.
Selain itu, kecepatan terima dan kirim paket dari setiap node juga dapat
menyebabkan jitter. Adapun nilai jitter sesuai dengan standar ITU-T G.114
adalah sebagai berikut :
Tabel 2 Standart Jitter [6]
Jitter (ms) Kualitas
0-20 Baik
20-50 Dapat diterima
>50 Tidak dapat diterima
Persamaan perhitungan jitter [7]:
Ri = Received Time
Si = Sent Time
Parameter Packet loss adalah perbandingan seluruh paket IP yang hilang
dengan seluruh paket IP yang dikirimkan antara source dan destination. Salah
satu penyebab packet loss adalah antrian yang melebihi kapasitas buffer pada
5
setiap node. Nilai packet loss sesuai dengan standar ITU-T G.114 sebagai
berikut:
Tabel 3 Standart Packet loss [6]
Paket loss (%) Kualitas
0 -1 Baik
1-5 Dapat diterima
> 10 Tidak dapat diterima
Persamaan perhitungan packet loss [7]:
Pd = Paket yang mengalami drop (paket)
Ps = Paket yang dikirim (paket)
T = Waktu simulasi (detik)
t = Waktu pengambilan sampel (detik)
Parameter terakhir yang diukur adalah Throughput. Throughput
merupakan jumlah total kedatangan paket IP yang sukses pada destination
selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu pengiriman
(sama dengan, jumlah pengiriman paket IP sukses per service-second). Berikut
adalah perhitungan rumus dalam mencari nilai throughput:
Persamaan perhitungan throughput [7]:
Pr = Paket yang diterima (paket)
T = waktu simulasi (detik)
t = Waktu pengambilan sampel (detik)
6
3. Metodologi Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu PPDIOO
(Prepare, Plan, Design, Implement, Operate, Optimize).
Tahapan Prepare merupakan tahapan pertama dalam penelitian yang
dilakukan. Tahap ini digunakan untuk menyusun rencana kerja yang akan
dilakukan dalam penelitian. Sehingga penelitian dapat terlaksana secara
terstruktur dan sesuai dengan target yang akan dicapai.
Tahapan selanjutnya ialah Plan,dalam tahapan ini akan dilakukan analisa
kebutuhan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian. Analisa tersebut
mencakup kebutuhan perangkat keras (hardware) dan penrangkat lunak
(software). Penelitian yang dibuat bertujuan untuk mengukur QOS (quality of
service) dari wireless zigbee pada sistem sensor parkir kendaraan bermotor.
Kebutuhan tersebut dapat dilihat pada dalam tabel 4.
Tabel 4 Spesifikasi hardware PC server
Peralatan Spesifikasi Detail
Processor Intel (R) Core (TM) i3-
4030U
PC Server CPU 1.9GHz
Memory RAM 2GB DDR3
Disk HDD 500GB
Tabel 5 Spesifikasi hardware PC client
Peralatan Spesifikasi Detail
Processor AMD A8-6410
PC Client CPU 2.00GHz
Memory RAM 2GB DDR3
Disk HDD 500GB
Board Xbee Shield V03
Breadboard -
Arduino uno R3 DIP edition
Gambar 1 Cisco Lifecycle Service
7
Camera Camera module ov7670
Resolusi 640x480
Resistor 10k Resistor -
4.7k Resistor -
Tabel 6 Spesifikasi software PC client
Peralatan Spesifikasi Detail
OS (Operating System) Windows 7 Ultimate
PC Client Wireshark V2.2.7
NetBeans IDE V8.0.1
Arduino V1.8.2
Tahapan Design merupakan tahapan untuk merancang atau mendesain
topologi jaringan yang akan disimulasikan. Adapun desain yang digunakan
dalam penelitian ini ditunjukkan melalui gambar topologi dari sistem yang
dibuat.
Gambar 2 merupakan topologi sistem yang menjadi model design untuk
diimplementasikan pada sistem sensor parkir kendaraan bermotor. Pada topologi
tersebut, arduino uno akan dijadikan sebagai boardmikrokontroler yang
berfungsi untuk menghubungkan camera ov7670 sebagai sensor pada sistem
parkir kendaraan bermotor yang akan dihubungkan ke node client, dimana node
Gambar 2 Topologi sistem sensor parkir
8
client berfungsi sebagai sensor dari camera sensor dan node server sebagai
penerima hasil sensor bersifat end device dan pengujian hasil sensor. Node client
dan node server akan terhubung melalui jaringan wireless ad-hoc network.
Tahapan selanjutnya ialah implement atau implementasi, merupakan fase
penerapan semua hal yang telah direncanakan sesuai desain dan analisis yang
dilakukan sebelumnya. Dalam fase ini akan dilakukan penerapan sistem mulai
instalasi dan konfigurasi perangkat.Sistem tersebut dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3 merupakan proses perancangan wireless zigbee pada sistem
sensor parkir kendaran bermotor. Dimulai dengan mempersiapkan software dan
hardware untuk implementasi wireless zigbee, dari instalasi software sampai
wireshark sebagai aplikasi pengujian QOS (quality of service). Setelah proses
instalasi berhasil dilakukan, lanjut dengan konfigurasi perangkat Arduino Uno,
Camera ov7670, xbee shield. Konfigurasi arduino uno merupakan
boardmikrokontroler yang berfungsi untuk menghubungkan camera ov7670
sebagai sensor pada sistem parkir kendaraan bermotor. Setelah proses
konfigurasi arduino uno selesai, dilakukan pengecekan status power. Jika status
Gambar 3 Flowchart WirelessZigbee sistem parkir
9
power “OFF” maka dilakukan pengecekan kembali pada konfigurasi arduino
uno, dan jika status power “ON” maka akan dilanjutkan ke tahap berikutnya.
setelah proses pengecekan status power selesai, dilakukan konfigurasi wireless
ad hoc network yang berfungsi sebagai client dan server. Tahap berikutnya
setelah proses konfigurasi wireless ad hoc network ialah proses pengoperasian
sistem dimana client berfungsi sebagai sistem sensor yang nanti akan
mengirimkan data pada server. setelah itu mempersiapkan wireshark sebagai
software yang akan digunakan sebagai software monitoring dan pengujian
performasi dari sistem sensor wireless zigbee pada sistem parkir kendaraan
bermotor.
Tahapan operate merupakan tahapan dilakukan uji coba sistem yang
dibangun pada tahapan sebelumnya. Pada tahapan ini dilakukan pemecahan
permasalahan penelitian dengan menjadikan Arduino dan jaringan Adhoc untuk
menganalisis QOS (Quality of Service) berupa delay, throughput, jitter, packet
loss pada sistem sensor parkir kendaraan bermotor.
Tahapan optimize merupakan tahapan akhir yang dilakukan setelah
tahapan operate berhasil dilakukan. Pada tahapan ini akan dilakukan analisa
terhadap sistem sensor yang diimplementasi, apabila ditemukan kesalahan dan
kekurangan maka akan dilakukan perbaikan.
4. Hasil dan pembahasan
Pada tahapan ini akan dibahas mengenai pengujian dan analisis performa
dari sistem sensor parkir kendaraan bermotor yang telah dibangun dengan
menggunakan protocol wireless zigbee, parameter yang akan diuji pada
penelitian ini adalah delay, throughput, jitter dan packet loss.
Pada penelitian ini, delay akan menjadi salah satu parameter yang diukur.
Delay merupakan total waktu tunda suatu paket yang diakibatkan oleh proses
transmisi dari satu titik ke titik tujuan. Hasil pengukuran rata-rata delay dari
protocol wireless zigbee dapat dilihat pada gambar 4.
Gambar 4 Rata-Rata Delay
10
Grafik pada gambar 4 terlihat bahwa delay dari protocol wireless zigbee
sangat bervariasi. Nilai delay dari protocol wireless zigbee terlihat dalam
beberapa percobaan yaitu, percobaan dengan pengambilan 10 gambar, 20 gambar
dan 30 gambar. Pada percobaan 10 gambar memiliki nilai berkisar 33.86 ms, 20
gambar 35.17 ms dan 30 gambar 33.87 ms. Dengan hasil pengukuran parameter
delay, protocol wireless zigbee mempunyai standar nilai delay dengan kategori
sangat bagus berdasarkan standarisasi delay pada table 1, karena tidak melebihi
150 ms.
Selain hasil pengukuran parameter delay, hasil pengukuran dari parameter
selanjutnya yaitu jitter. Jitter merupakan variasi dari delay atau variasi waktu
kedatangan paket. Variasi tersebut bisa berupa panjang antrian, waktu pengolahan
data, dan juga waktu penghimpunan ulang paket-paket di akhir perjalanan jitter.
Variasi tersebut bisa berupa panjang antrian, waktu pengolahan data, dan juga
waktu penghimpunan ulang paket-paket di akhir perjalanan jitter. Hasil
pengukuran rata-rata jitter dari protokol wireless zigbee dapat dilihat pada gambar
5.
Gambar 5 Rata-Rata Jitter
Pada gambar 5 menunjukan hasil pengukuran parameter jitter dari protokol
wireless zigbee. Parameter ini memberikan nilai variasi delay dari protokol zigbee.
Rata-rata nilai jitter pada protokol wireless zigbee tidak berbedah jauh dengan
nilai rata-rata parameter delay, terlihat pada percobaan pengambilan 10 gambar
dengan nilai rata-rata (33.88 ms), 20 gambar (35.18 ms), dan 30 gambar (33.88
ms). Jika dilihat berdasarkan tabel standarisasi nilai jitter pada tabel 2, maka nilai
jitter dari protokol wireless zigbee dapat diterima pada sistem sensor sistem parkir
kendaraan bermotor karena tidak lebih dari 50 ms.
Parameter selanjutnya ialah throughput. Throughput adalah jumlah total
kedatanan paket yang diamati di tempat pengukuran pada destionation selama
interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu (sama dengan, jumlah
11
pengiriman paket IP sukses per sevice-second). Adapaun hasul pengukuran rata-
rata throughput dari protokol wireless zigbee dapat dilihat pada gambar 6.
Gambar 6 Rata-rata throughput
Gambar 6 merupakan nilai rata-rata parameter throughput, dimana pada
percobaan pengambilan 10 gambar mempunyai nilai rata-rata laju bit berkisar
(0.114 Mbit/s), 20 gambar (0.108 Mbit/sec), 30 Gambar (0.118 Mbit/sec). Dari
hasil pengukuran parameter throughput dapat disimpulkan bahwa kualitas
pengiriman pada protokol wireless zigbee terbilang bagus dan
Parameter terakhir yang diukur setelah parameter delay, jitter, dan
throughput yaitu packet loss. Packet loss adalah perbandingan seluruh paket IP
yang hilang dengan seluruh paket IP yang dikirimkan antara pada source dan
destination. Semakin besar packet loss menyebabkan pengiriman data tidak
sampai ke tujuan. Hasli pengukuran rata-rata packet loss dapat dilihat pada tabel
7.
Percobaan
(Gambar)
((paket dikirim-paket diterima): paket dikirim) X 100% Hasil
10 ((099 – 2099): 2099) X 100% 0%
20 ((3755 – 3755): 3755) X 100% 0%
30 ((5096 – 5096): 5096) X 100% 0% Tabel 7 Hasil pengukuran parameter packet loss
Tabel 7 merupakan hasil pengukuran dari parameter packet loss pada protocol
wireless zigbee. Terlihat bahwa pada percobaan pengambilan gambar ke 10, 20,
dan 30, tidak terlihat terjadi packet loss pada protocol wireless zigbee. Dengan
12
hasil pengukuran parameter packet loss, protocol wireless zigbee mempunyai
standar nilai packet loss dengan kategori baik berdasarkan standarisasi packet
loss pada table 3, karena tidak melebihi 10 %.
5. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan adalah pada pada protokol
wireless zigbee mempunyai QoS (Quality of Service) lebih baik untuk diterapkan
pada sistem parikir kendaraan bermotor berbasis wireless sensor network (WSN).
Kesimpulan diambil berdasarkan hasil pengukuran parameter QoS yang meliputi
delay, jitter, throughput dan packet loss dari data yang diambil sebanyak 30 kali
percobaan pengambilan gambar pada sistem sensor parkir kendaraan bermotor.
Hasil pengukuran setiap paramater QoS berupa nilai delay, jitter, packet loss dan
throughput dari protokol wireless zigbee mempunyai standar nilai yang sangat
bagus berdasarkan tabel standarisasi pengukuran paremeter QoS, karena
pengukuran hasil paremeter tidak melebihi standarisasi parameter QoS.
Berdasarkan hasil yang didapat,direkomendasikan protokol wireless zigbee dapat
diterapkan pada sistem sensor parkir kendaraan bermotor berbasis wireless sensor
network (WSN).
Saran yang dapat diberikan untuk pengembangan lebih lanjut yaitu, untuk
protokol wireless zigbee kedepannya perlu dilakukan penelitian menggunakan
algoritma pegasis pada kinerja transfer data menggunakan Protocol Routing
Power Efficient Gathering in Sensor Information Systems pada Wireless Sensor
Network untuk mengetahui pengaruhnya terhadap QoS dari protokol wireless
zigbee.
6. Daftar Pustaka
[1] Wirawan, Septyantono Arizal, 2013, Simulasi dan Analisa Kinerja Protokol
802.15.4 (Zigbee) pada Jaringan Sensor Nirkabel, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS),Surabaya.
[2] Joni Koko, 2012, Pengujian Protokol IEEE 802.15.4/ ZIGBEE di
Lingkungan OUTDOOR, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
[3] Anggana Kevin, 2015, Protokol Routing Power Efficient Gathering in Sensor
Information System Pada Wireless Sensor Network, Universitas Katolik
Indonesia Atma Jaya, Jakarta.
[4] Pradana G.R, 2015, Smart Parking Berbasis Arduino Uno, Universitas
Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
[5] Anggraini Dwima, Analisis dan Simulasi Wireless Sensor Network (WSN)
untuk komunikasi data Menggunakan Protokol Zigbee,: Universitas
Telkom,Badung.
[6] Setiawan, Eko, 2012, Analisa Quality Of Services (Qos) Voice Over Internet,
Jurnal Komputer dan Informatika, UNIKOM, Bandung.
[7] Yanto, 2013, AnalisisQos (Quality Of Service) PadaJaringan Internet
(StudiKasus: Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura), Universitas
Tanjungpura, Pontianak.