strategi mempertahankan keunggulan kompetitif pt
Post on 08-Dec-2021
6 Views
Preview:
TRANSCRIPT
`
Jurnal Bisnisman: Riset Bisnis dan Manajemen
Vol. 2, No. 2 (Mei – Agustus): 47-58
Strategi Mempertahankan Keunggulan Kompetitif
PT Jayamandiri Gemasejati - Sukabumi
Umar Mansur*, Agung Zulfikri
Nusa Putra University
Abstract: PT. Jayamandiri Gemasejati is a company engaged in the Yamaha Motor and Spare Parts Sales Industry. This study
aims to describe how the method used in this study is a descriptive method using a descriptive approach. Analysis of research data
was carried out by identifying various internal and external factors through PT Jayamandiri Gemasejati's IFE, EFE and SWOT
matrix analysis. The identification and mapping of the key factors of the IFE and EFE matrices indicate that PT Jayamandiri
Gemasejati is in a strong position and can well take advantage of opportunities and deal with existing threats with the strength
they have, where Total IFE shows 2.69 and Total EFE shows 3,22 which indicates a strong internal and external position.
Keywords: Strategic Management, SWOT Analysis, SWOT Matrix
Abstrak: PT. Jayamandiri Gemasejati adalah perusahaan yang bergerak di Industri Penjualan Motor dan Sparepart
Yamaha. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana Metode digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kulitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Analisis data penelitian dilakukan dengan
mengindentifikasi berbagai faktor internal dan eksternal melalui analisis matriks IFE, EFE, dan SWOT PT Jayamandiri
Gemasejati. Dari identifikasi dan pemetaan terhadap faktor kunci matriks IFE dan EFE menunjukkan bahwa PT
Jayamandiri Gemasejati ini berada pada posisi yang kuat serta dapat dengan baik memanfaat peluang dan menangani
ancaman yang ada dengan kekuatan yang mereka miliki, dimana Total IFE menunjukan 2,69 dan Total EFE
menunjukkan 3,22 yang mengidikasikan posisi internal dan eksternal yang kuat.
Kata kunci: Manajemen Strategis, Analisis SWOT, Matriks SWOT
* Corresponding author’s e-mail: agung.zulfikri_mn18@nusaputra.ac.id
ISSN: 2686-4789 (Print); ISSN: 2686-0473 (Online)
http://bisnisman.nusaputra.ac.id
Jurnal Bisnisman: Riset Bisnis dan Manajemen–Mei-Agustus, Vol. 2, No. 2, 2020
48
PENDAHULUAN
Saat ini kendaraan sepeda motor
roda dua merupakan salah satu alat
transportasi yang semakin diminati oleh
masyarakat dari berbagai kalangan, baik
generasi muda, remaja, dan orang tua.
Selain dari segi harga yang murah dan dapat
dijangkau oleh masyarakat, sepeda motor
juga merupakan alat transportasi yang
paling efektif serta efisien karena bentuknya
yang tidak terlalu besar sehingga
memudahkan masyarakat melaksanakan
aktivitasnya sehari-hari. Selain itu, bisnis
motor ini memiliki peluang yang sangat
besar, karena meskipun dalam keadaan
krisis ekonomi, tingkat penjualan motor
tetap stabil tidak mengalami penurunan
seperti pada penjualan kendaraan roda
empat. Besar kecilnya tingkat penjualan
motor dipengaruhi oleh beberapa hal seperti
stabilitas politik dan ekonomi dalam negeri,
inovasi teknologi, pola peraturan
pemerintah, internasionalisasi dan
globalisasi. Selain itu, tingginya permintaan
terhadap sepeda motor tak lepas dari
peranan dealer dan sowroom dalam
melakukan penawaran produk sepeda
motor kepada konsumennya (Nurmala Laila
Desnawati 2008:03). Menurut data dari AISI
(Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia)
Total penjualan motor di tahun 2019 sendiri
mencapai 6.487.430 unit atau mengalami
kenaikan sebesar 1,63 % dari tahun 2018
yang hanya 6.383.111 unit. Dengan perincian
data bisa di lihat pada Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Penjualan Motor berdasarkan Merek di Indonesia Tahun 2107-2019
Sumber: AISI (Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia), 2019.
Terlihat pada Tabel 1 di atas, bahwa
Posisi penjualan motor dengan Merek
Yamaha menempati peringkat kedua di
Indonesia. Pada Tahun 2019 total
penjualannya adalah sebanyak 1.434.217
unit, hal ini merupakan penurunan dari
Tahun sebelumnya sebanyak 1.455.088 unit.
Merek Yamaha masih kalah saing dengan
merek Honda di pasaran. Walaupun begitu,
disisi lain Yamaha masih mendapatkan
berbagai penghargaan dalam ajang Otomotif
award yang di adakan pada Hari Kamis, 28
Maret 2019 di Golden Ballroom 3, The Sultan
Hotel Complex, Jalan Jendral Gatot Subroto,
Jakarta Pusat. Berikut adalah Tabel 2 yang
merupakan daftar penghargaan yang diraih
oleh Yamaha dalam ajang otomotif tersebut.
No Merek Penjualan (unit)
Tahun 2017
Penjualan (unit)
Tahun 2018
Penjualan (unit)
Tahun 2019
1. Honda 4.385.888 4.759.202 4.910.688
2. Yamaha 1.348.211 1.455.088 1.434.217
3. Suzuki 78.637 89.508 71.861
4. Kawasaki 72.191 78.982 69.766
5. TVS 1.176 331 898
6. Total 5.886.103 6.383.111 6.487.430
Jurnal Bisnisman: Riset Bisnis dan Manajemen–Mei-Agustus, Vol. 2, No. 2, 2020
49
Tabel 2. Penghargaan Yamaha dalam Ajang Omotif Award Tahun 2019
Sumber: Otomotif Award, 2019.
Terlihat pada Tabel 2 di atas bahwa
Yamaha telah meraih penghargaan dalam
berbagai kategori di Tahun 2019, hal ini
tidak terlepas dari kepercayaan konsumen
yang melekat pada Merek Yamaha. Untuk
tetap mempertahankan eksistensi tersebut,
Yamaha selalu mengusung pelayanan prima
(excellent service) yang berorientasi pada
kepuasan pelanggan di setiap proses
bisnisnya.
Salah satu authorized dealer Yamaha di
Sukabumi adalah PT. Jayamandiri
Gemasejati Cabang Sukabumi (JG
Sukabumi) yang juga menerapkan konsep
pelayanan prima bagi setiap pelanggannya.
Meskipun JG Sukabumi telah berupaya
untuk memberikan pelayanan prima tetap
saja tingkat persaingan dengan bisnis sejenis
semakin tinggi. Berikut ini merupakan data
pesaing JG Motor Sukabumi yang
digambarkan pada Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Data Penjualan Berbagai Authorized Dealer Yamaha di Sukabumi Tahun 2019
Sumber: Pengolahan data oleh penulis, 2020.
Terlihat dari Tabel 3 di atas bahwa JG
Motor Sukabumi memiliki beberapa pesaing
yaitu Delta Berlian, Arista, Agung Mas
Motor, dan Bahana. Ke empat pesaing ini
juga merupakan dealer resmi Yamaha yang
berada di wilayah Sukabumi. Dilihat dari
segi penjualan, JG Motor Sukabumi
menempati posisi kedua setelah Delta
Berlian dan di posisi ketiga disusul oleh
Arista. Walaupun berada di posisi kedua, JG
Motor Sukabumi merupakan salah satu
dealer yang cukup diminati oleh banyak
konsumen. Tentunya untuk
mempertahankan hal ini, JG Motor
Sukabumi harus merumuskan berbagai
strategi untuk menciptakan nilai lebih dan
mencapai keunggulan kompetitif dalam
operasionalisasi perusahaannya.
Sesuai dengan tujuan utama setiap
manajer yaitu sebagai pengelola
Kategori Type Motor
Best Cub 150 cc Yamaha MX King 150
Best Low Skutik Yamaha Mio S
Best Medium Skutik Yamaha Lexi
Best High Skutik 200-300 cc Yamaha XMAX
Best Big Skutik Yamaha TMAX DX
Best Naked Sport 150cc Yamaha MT-15
Best Sport Fairing 150 cc All New Yamaha R15
Bike of The Year Yamaha MT15
Nama Dealer
JG MOTOR
SUKABUM
I
DETA
BERLIAN
ARISTA AGUNG MAS
MOTOR
BAHANA
Penjualan (Unit) 2.116 3.198 1.058 407 469
Jurnal Bisnisman: Riset Bisnis dan Manajemen–Mei-Agustus, Vol. 2, No. 2, 2020
50
organisasi/perusahaan adalah mencapai
posisi unggul dalam persaingannya dengan
perusahaan perusahaan sejenis maupun
tidak sejenis pada industri tersebut.
Perusahaan harus fokus dalam membentuk
keunggulan kompetitif guna menempati
posisi terkuat dalam sebuah industri. Suatu
perusahaan dikatakan mempunyai
keunggulan bersaing jika memiliki sesuatu
di atas pesaingnya dalam menarik
konsumen dan mempertahankan diri atas
kekuatan persaingan yang mencoba
menekan perusahaan dari berbagai sisi.
Eka Nur Safitri, 2017:38 menyatakan
bahwa Keunggulan Kompetitif (Competitive
Advantage) didefinisikan sebagai suatu
keadaan dalam memperoleh keuntungan
rata-rata yang lebih tinggi daripada
pesaingnya. Untuk mencapai keunggulan
kompetitif yang berkesinambungan,
seorang produsen harus mampu
menyediakan barang atau jasa yang
dianggap lebih daripada yang lain oleh
konsumen, produk yang lebih baik dengan
harga yang lebih rendah atau produk yang
lebih baik dengan harga yang sama dengan
pesaing atau produk bermutu yang sepadan
dengan harganya. Dalam hal ini, tujuan
penelitian yang ingin dicapai adalah untuk
mengetahui perumusan strategi
mempertahankan keunggulan kompetitif
yang dilakukan JG Motor Sukabumi.
KAJIAN TEORI
Menurut Michael E. Porter (2007:15)
terdapat tiga pilihan strategi generik yang
dapat dilakukan perusahaan untuk
memperoleh keunggulan kompotitif yaitu:
1. Strategi kepemimpinan biaya rendah
Strategi kepemimpinan biaya rendah
yaitu serangkaian tindakan integratif
untuk memproduksi dan menawarkan
barang atau jasa pada biaya paling
rendah terhadap para pesaing dengan
ciri-ciri yang dapat diterima oleh para
pelanggan.
2. Strategi Differensiasi
Strategi Differensiasi yaitu serangkaian
tindakan integratif yang dirancang
untuk memproduksi dan menawarkan
barang atau jasa yang dianggap oleh
para pelanggan berbeda dalam hal-hal
penting dan unik bagi mereka.
3. Strategi Fokus
Strategi fokus yaitu serangkaian
tindakan integratif yang dirancang
untuk memproduksi dan menawarkan
barang atau jasa yang melayani
kebutuhan segmen persaingan tertentu,
atau pasar wilayah geografis tertentu
(special product for special segment, or
for special market).
Fred R David (2009) dan Iskandar et
al (2019) menyatakan bahwa perusahaan
harus dapat merespon secara agresif atau
defensif terhadap faktor-faktor tersebut dan
memformulasikan strategi yang mengambil
keuntungan dari peluang eksternal atau
yang miminimalkan pengaruh dari ancaman
potensial. Pemilihan dan penentuan strategi
menurut Fred R David (2009:324) melalui
tiga tahap yang dengan bermacam-macam
alat analisis pada setiap tahapnya. Tahap
pertama disebut sebagai input stage (IFE,
EFE, CPM), matching stage (SWOT, SPACE,
BCG, IE, GS) dan decision stage (QSPM).
Berikut ini merupakan Gambar 1 mengenai
Tahapan dalam Pemilihan dan Penentuan
Strategi.
Jurnal Bisnisman: Riset Bisnis dan Manajemen–Mei-Agustus, Vol. 2, No. 2, 2020
51
Gambar 1. Tahapan dalam Pemilihan dan Penentuan Strategi
Sumber: Fred R David (2009)
Mengacu pada gambar di atas, Tahap 1,
disebut dengan input yaitu merangkum
informasi dasar yang diperlukan untuk
merumuskan strategi. Tahap 2, disebut
tahap pencocokan, berfokus pada
menghasilkan yang layak strategi alternatif
dengan menyelaraskan faktor-faktor kunci
eksternal dan internal. Lebih lanjut, Tahap 3
disebut tahap keputusan, melibatkan satu
teknik, yaitu QSPM yang menggunakan
informasi input dari Tahap 1 untuk secara
objektif mengevaluasi strategi alternatif
yang layak yang diidentifikasi dalam Tahap
2. Kesembilan teknik yang termasuk dalam
kerangka analitis formulasi strategi
memerlukan integrasi intuisi dan analisis.
Divisi otonom dalam suatu organisasi biasa
digunakan teknik perumusan strategi untuk
mengembangkan strategi dan tujuan.
Analisis divisi menyediakan dasar untuk
mengidentifikasi, mengevaluasi, dan
memilih di antara alternatif strategi.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini penulis menggunakan
metode penelitian deskriptif dimana dalam
pengumpulan informasi bersumber melalui
kajian literatur dengan berbagai sumber
artikel, jurnal serta pustaka lain dengan
menginterpretasikan data mengacu pada
teori. Hal ini sejalan dengan penelitian dari
Ashidiqy dan Kurniawan (2019) bahwa
strategi diperlukan untuk kelangsungan
bisnis.
TEMUAN PENELITIAN
Profil JG Motor Sukabumi
PT Jayamandiri Gemasejati (JG
Motor) didirikan pada 29 Oktober 1994 yang
berkantor pusat di Jln. BKR No.5 Bandung.
Awalnya dealer ini bernama PT. Lautan
Teduh. Namun karena perubahan sistem
manajemen, kebijakan dan alasan untuk
mempermudah pelanggan dalam
mengingat nama dealer, akhirnya PT Lautan
Teduh diubah menjadi JG Motor. Cabang
pertama yang dibuka adalah JG Cibeureum
yang berlokasi di Jl. Raya Cibeureum No.
39B Cimahi-Bandung dengan status dealer
1S, dimana hanya melayani penjualan unit
saja tanpa bengkel dan spareparts dengan
jumlah karyawan hanya 8 (delapan) orang
saja. Sampai saat kini JG Motor Group telah
memiliki 29 cabang dengan status 3S (Sales,
Service & Spare Parts), 2 cabang dengan
status 2S (Service & Spare Parts) yang
tersebar di wilayah Jabodetabek dan Jawa
Cabang JG Motor yaitu sebagai berikut.
Jurnal Bisnisman: Riset Bisnis dan Manajemen–Mei-Agustus, Vol. 2, No. 2, 2020
52
Tabel 4. Data Cabang PT. Jayamandiri Gemasejati
Sumber : https://jgmotor.co.id/, 2020.
Adapun Visi dari JG Motor adalah menjadi
perusahaan terkemuka dalam jaringan retail
otomotif dan misinya adalah memiliki
jaringan retail yang kuat dan
menguntungkan, serta operasional handal.
Visi dan misi tersebut terus
dikomunikasikan sehingga dapat dipahami
oleh seluruh karyawan JG Motor, sehingga
arah dan tujuan perusahaan jelas serta
karyawan dapat mengerjakan tugas dan
kewajiban sesuai dengan kewenangannya.
Analisis Penerapan Manajemen Strategik
pada JG Motor Sukabumi
Analisis dan pemilihan strategi
sebagian besar melibatkan pengambilan
keputusan subjektif berdasarkan informasi
objektif. Strategi, tujuan dan misi
perusahaan ditambah dengan informasi
audit eksternal dan internal, memberikan
landasan untuk menciptakan serta
mengevaluasi strategi alternatif yang masuk
akal. Para penyusun strategi tidak pernah
dapat mempertimbangkan seluruh alternatif
yang dapat menguntungkan perusahaan
karena akan sangat banyak tindakan yang
mungkin dan tak terbatasnya cara untuk
menerapkan tindakan-tindakan tersebut.
Oleh karena itu, serangkaian strategi
alternatif paling menarik yang bisa dikelola
harus dikembangkan. Tahapan pertama
dalam perumusan strategi yaitu tahap input.
Menurut (David & David, 2013) Membuat
keputusan dalam matriks input mengenai
kepentingan relatif faktor eksternal dan
internal memungkinkan ahli strategi untuk
menghasilkan, memprioritaskan,
mengevaluasi, dan memilih di antara
strategi alternatif.
Adapun tahapan input dari JG Motor
adalah terdiri dari analisis IFE, EFE dan
CPM. Tabel 6 di bawah ini merupakan
Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) JG
Motor Sukabumi.
No Nama Cabang No Nama Cabang
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
JG Bogor
JG Cibinong
JG Leuwiliang
JG Bojong Gede
JG Cibeureum
JG Gunung Sindur
JG Cikarang
JG Warung
Kondang
JG Cikalong Kulon
JG Sukabumi
JG Asia Afrika
JG Kopo
JG Karangsinom
JG Cianjur
JG Kuningan
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
JG Bandung
JG Ujung Berung
JG Ciwastra
JG Garut
JG Tasikmalaya
JG Pangandaran
JG Dawuan
JG Cikalongsari
JG Cirebon
JG Siliwangi
JG Palimanan
JG Ciledug
JG Jatibarang
JG Purwakarta
Jurnal Bisnisman: Riset Bisnis dan Manajemen–Mei-Agustus, Vol. 2, No. 2, 2020
53
Tabel 6. Matriks IFE JG Motor Sukabumi
Sumber: Pengolahan data oleh penulis, 2020
Pada Tabel 6 di atas dapat dilihat
total nilai IFE adalah 2,69 yang menunjukan
bahwa JG Motor Sukabumi berada pada
posisi kuat dalam memanfaatkan kekuatan
yang dimiliki dan mampu mengatasi
kelemahan yang ada. Terlihat bahwa
kekuatan utama JG Motor Sukabumi adalah
pelayanan yang maksimal sesuai dengan
SOP yang berlaku, Adapun kelemahan yang
utama adalah kurangnya SDM yang
mumpuni (kompeten) sehingga hambatan
dalam koordinasi masih sering terjadi. IFE
Matrix merupakan ringkasan dan evaluasi
kekuatan dan kelemahan utama dalam
berbagai bidang fungsional dari suatu
usaha. Matriks ini juga memberikan dasar
untuk mengenali dan mengevaluasi
hubungan di antara bidang-bidang ini.
Selanjutnya adalah analisis Matriks EFE
(External Factor Evaluation) JG Motor
Sukabumi yang akan dijelaskan pada Tabel
7 berikut ini.
Stengths (Kekuatan) Bobot Rating Skor
Pengelolaan aktivitas bisnis/manajemen yang kuat 0,2 3 0,6
Promosi yang variatif dan beragam di setiap cabang 0,03 2 0,06
Pelayanan yang maksimal dan sesuai dengan prosedur 0,3 3 0,9
Sistem informasi yang terbarukan dengan perbaikan terus menerus 0,04 3 0,12
Peningkatan dan pengembangan di semua divisi secara berkala 0,06 3 0,18
Weaknesses (Kelemahan) Bobot Rating Skor
Kurangnya SDM yang mumpuni sehingga berdampak pada kurang
terjalinnya koordinasi antar divisi
0,2 3 0,6
Tingginya biaya promosi untuk setiap unit yang terjual 0,02 3 0,06
Kondisi pasar yang tidak menentu setiap tahunnya 0,1 1 0,1
Masih kurangnya pengetahuan konsumen akan keberadaan JG Motor 0,02 2 0,04
Terbatasnya dan lambatnya perputaran stok unit di cabang 0,03 1 0,03
Total 1 2,69
Jurnal Bisnisman: Riset Bisnis dan Manajemen–Mei-Agustus, Vol. 2, No. 2, 2020
54
Tabel 7. Matriks EFE JG Motor Sukabumi
Sumber: Pengolahan data oleh penulis, 2020.
Pada Tabel di atas dapat dilihat
bahwa nilai total Matriks EFE JG Motor
Sukabumi adalah sebesar 3,22. Hal ini
menunjukan bahwa JG Motor Sukabumi
mampu memanfaatkan peluang yang ada
untuk mengatasi ancaman yang datang.
Peluang utama yang dimiliki JG Motor
Sukabumi adalah memiliki cakupan
kerjasama dengan beberapa pos penjualan
yang strategis di wilayah Sukabumi,
sedangkan ancaman utama yang di hadapi
adalah tingginya persaingan dengan sesama
jenis dealer Yamaha serta dealer merek lain
untuk mendapatkan pelanggan. Adapun
tahapan selanjutnya adalah merumuskan
analisis Competitive Profile Matrix (CPM).
Adapun CPM JG Motor Sukabumi
dijelaskan pada Tabel 8 berikut ini.
Opportunities (Peluang) Bobot Rating Skor
Jalinan kerjasama dengan pos penjualan baru yang diharapkan
mampu meningkatkan penjualan
0,2 2 0,4
Fokus penjualan pada generasi muda sebagai bentuk dari bonus
demografi
0,02 2 0,4
Pangsa Pasar yang luas karena di Dukung oleh Luas Wilayah
Kab/Kota Sukabumi
0,02 1 0,02
Program yang berbeda setiap bulan menjadi peluang untuk menarik
minat pembeli
0,02 2 0,4
Otoritas yang berbeda pada setiap cabang mengenai strategi
peningkatan penjualan
0,02 2 0,4
Threats (Ancaman) Bobot Rating Skor
Perbedaan pendapatan di kota-kota besar yang mempengaruhi
perbedaan penjualan di setiap cabang
0,1 1 0,1
Persaingan dengan sesama jenis dealer Yamaha serta dealer merek
lain untuk mendapatkan pelanggan
0,02 2 0,4
Permintaan potongan harga oleh pelanggan/proses tawar menawar
yang tidak sesuai dengan plafon yang di berikan perusahaan
0,1 1 0,1
Menurunya minat beli karena maraknya penjualan Sepeda Motor
Bekas yang masih layak pakai.
0,02 3 0,6
Pergeseran gaya hidup konsumen yang lebih memilih alternative
kendaraan lainnya
0,1 2 0,4
Total 1
3,22
Jurnal Bisnisman: Riset Bisnis dan Manajemen–Mei-Agustus, Vol. 2, No. 2, 2020
55
Tabel 8. CPM JG Motor Sukabumi
Sumber: Pengolahan data oleh penulis, 2020.
Competitive Profile Matrix (CPM)
digunakan untuk mengidentifikasi pesaing-
pesaing utama suatu perusahaan serta
kekuatan dan kelemahan khusus mereka
dalam hubungannya dengan penentuan
posisi strategis. Dalam hal ini, penulis
membandingkan JG Motor Sukabumi
dengan empat Delaer sejenis yaitu Deta
Berlian, Arista, Agung Mas Motor, dan
Bahana. Terlihat pada Tabel 8 di atas bahwa
posisi JG Motor menempati posisi pertama
yang menggambarkan bahwa JG Motor
merupakan dealer Yamaha yang paling kuat
di daerah Sukabumi dengan skor total 1,97.
Disusul oleh Agung Mas Motor di posisi
kedua dengan skor 1,83, dan Arista di posisi
ketiga dengan skor 1,65. Selanjutnya adalah
masuk ke tahapan kedua, yaitu tahap
pencocokan. Penulis menggunakan analisis
Matriks SWOT dan IE Matriks. Adapun
kombinasi elemen menggunakan matriks
SWOT pada JG Motor Sukabumi adalah
sebagai berikut.
Key Factors Bobot JG MOTOR DETA
BERLIAN
ARISTA AGUNG MAS
MOTOR
BAHANA
Critical Success
Factors Rating Score Rating Score Rating Score Rating Score Rating Score
Advertising 0,2 2 0,4 1 0,2 2 0,4 2 0,4 2 0,04
Product quality 0,02 3 0,06 2 0,04 1 0,02 1 0,02 2 0,04
Price
Competitiveness 0,1 2 0.2 2 0,02 1 0,1 1 0,1 2 0,2
Management 0,2 2 0,4 2 0,4 2 0,4 2 0,4 1 0,2
Financial Position 0,05 3 0,015 2 0,1 2 0,1 1 0,05 1 0,05
Customer Loyalty 0,2 2 0,4 2 0,4 2 0,4 2 0,4 1 0,2
Global Expansion 0,03 3 0,09 2 0,06 1 0,03 2 0,06 1 0,03
Market Share 0,2 2 0,4 2 0,4 1 0,2 2 0,4 1 0,2
Total 1 1,97 1,52 1,65 1,83 0,96
Jurnal Bisnisman: Riset Bisnis dan Manajemen–Mei-Agustus, Vol. 2, No. 2, 2020
56
Tabel 9. SWOT Matrix JG Motor Sukabumi
Sumber: Pengolahan data oleh penulis, 2020.
Menurut (Tamara, 2016) Analisis
SWOT digunakan untuk melihat kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman yang
akan dihadapi oleh perusahaan. Dengan
melihat kekuatan yang dimiliki serta
mengembangkan kekuatan tersebut dapat
dipastikan bahwa perusahaan akan lebih
maju dibanding pesaing yang ada. Demikian
juga dengan kelemahan yang dimiliki harus
diperbaiki agar perusahaan bisa tetap eksis.
EKSTERNAL
INTERNAL
OPPORTUNITY
- Jalinan kerjasama dengan pos
penjualan baru yang diharapkan
mampu meningkatkan penjualan
- Fokus penjualan pada generasi
muda sebagai bentuk dari bonus
demografi
- Pangsa Pasar yang luas karena di
Dukung oleh Luas Wilayah
Kab/Kota Sukabumi
- Otoritas yang berbeda pada setiap
cabang mengenai strategi
peningkatan penjualan
THREATH
- Perbedaan pendapatan di
kota-kota besar yang
mempengaruhi perbedaan
penjualan di setiap cabang
- Persaingan dengan sesama
jenis dealer Yamaha serta dealer
merek lain untuk
mendapatkan pelanggan.
STRENGHT
- Pengelolaan aktivitas
bisnis/manajemen yang
kuat
- Promosi yang variatif dan
beragam di setiap cabang
- Pelayanan yang maksimal
dan sesuai dengan
prosedur
- Pengembangan Sistem
dan Semua Divisi
S-O
▪ Peningkatan manajemen
untuk pengelolaan cabang
yang lebih unggul
▪ Pengembangan Kualitas
pelayanan agar tetap
mempertahankan pelanggan
yang sudah loyal
S-T
▪ Pemanfaaatan sistem
informasi yang baik untuk
mengambil keputusan yang
cepat, tepat dan
terealisasikan
▪ Melakukan banyak promosi
untuk menarik konsumen
baru/mempertahankan
mitra usaha yang sudah
banyak
WEAKNESS
- SDM yang kurang
mempuni sehingga
terganggunya koordinasi
- Tingginya biaya promosi
untuk setiap unit yang
terjual
- Kondisi pasar yang tidak
menentu setiap tahunnya
- Masih kurangnya
pengetahuan konsumen
akan keberadaan JG Motor
W-O
▪ Memaksimalkan produktivitas
SDM
▪ Meningkatkan promosi yang
sesuai agar terbentuknya pasar
yang baik hingga
meningkatkan penjualan.
▪ Meningkatkan kepekaan,
sigap serta cepat terhadap
suatu masalah terutama
permasalahan pelanggan.
W-T
▪ Meningkatkan kualitas
kehidupan kerja karyawan
dengan mengikutsertakan
karyawan pada berbagai
program pendidikan dan
pelatihan.
▪ Peningkatakan pelayanan
yang memuaskan untuk
setiap permasalahan
pelanggan.
Jurnal Bisnisman: Riset Bisnis dan Manajemen–Mei-Agustus, Vol. 2, No. 2, 2020
57
Peluang yang ada harus dimanfaatkan
sebaikbaiknya oleh perusahaan agar volume
penjualan dapat meningkat. Serta ancaman
yang akan dihadapi oleh perusahaan
haruslah dihadapi dengan mengembangkan
strategi pemasaran yang baik
Setelah itu masuk ke tahap perumusan IE
Matrix yang merupakan salah satu
dinstrumen manajemen strategis untuk
menganalisa kondisi perusahaan dan
langkah strategis apa yang harus diambil. IE
Matrix didasari pada dua dimensi kunci : 1)
total rata-rata
tertimbang Internal Factor Evaluation (IFE)
pada sumbu X, dan 2) total rata-rata
tertimbang Eksternal Factor Evaluation
(EFE) pada sumbu Y.
Nilai Internal Factors Evaluation PT
Jayamandiri Gemasejati seperti pada IFE
matriks pada bagian sebelumnya adalah 2,69
sedangkan nilai EFE matriks memiliki skor
3,22, maka Matriks JG Motor Sukabumi
yaitu sebagai berikut.
Gambar 2. IE Matrix JG Motor Sukabumi
Sumber: Pengolahan data oleh penulis, 2020.
Terlihat pada Gambar 2 di atas yang
merupakan Matriks Internal-Eksternal JG
Motor Sukabumi diposisikan masuk ke
dalam sel II . Ini menggambarkan bahwa JG
Motor Sukabumi berada pada fase tumbuh
dan membangun (growth dan build). Oleh
karena itu, strategi intensif (penetrasi pasar
dan pengembangan produk dan
pengembangan pasar) atau strategi
integratif (depan, belakang, horizontal) bisa
menjadi strategi yang paling tepat bagi
perusahaan ini. Misalkan dengan terus
memberikan pelayanan yang baik terhadap
pelanggan supaya pelanggan tetap nyaman
SK
OR
BO
BO
T T
OT
AL
EF
E
SKOR BOBOT TOTAL
IFE
4,
0
Tinggi
3,0-4,0
3,0
Sedang
2,0-2,99
(2,69)
2,0
Lemah
1,0-1,99
1,0
Tinggi
3,0-4,0
(3,2
2)
3,
0
I
II
•
Posisi JG
Motor
Sukabumi
III
Sedan
g
2,00-
2,99
2,
0
I V V VI
Renda
h
1,0-
1,99
1,
0
VII VIII IX
Jurnal Bisnisman: Riset Bisnis dan Manajemen–Mei-Agustus, Vol. 2, No. 2, 2020
58
dan merasa di perhatikan, Bisa juga dengan
terus mengembangkan produk baru lalu
memperkenalkan terhadap pelanggan agar
menjadikan sebuah minat beli baru terhadap
produk, lalu menjalin kerjasama dengan
intans-intansi terkait bisa intansi pemerintah
atau intansi perusahaan untuk
meningkatkan penjualan dan memperluas
jaringan Motor Yamaha.
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas penulis dapat
menyimpulkan bahwa dari perumusan
berbagai matriks strategi, secara garis besar
menggambarkan kondisi perusahaan yang
sedang bagus dan strategi yang tepat untuk
JG Motor Sukabumi adalah strategi intensif
(penetrasi pasar dan pengembangan produk
dan pengembangan pasar) atau strategi
integratif (depan, belakang, horizontal) . JG
Motor Sukabumi diharapkan mampu
mengimplementasikan strategi-strategi
yang telah ada dengan baik dan sesuai apa
yang dirumuskan oleh pihak manajemen,
serta didukung dengan perekrutan SDM
yang kompeten dan profesional di
bidangnya.
REFERENSI AISI (Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia), 2019. https://bmspeed7.com/data-penjualan-motor-2019/,diakses
pada 14 Juli 2020 pukul 19.00
Ashidiqy, A. B., Kurniawan. (2019). Strategic Risk Management Analysis PTIndo Tambangraya Megah,Tbk.(Case
Study Period 2011-2014, Amid Declining Coal Price). Jurnal Bisnisman: Riset Bisnis dan Manajemen. Vol.
1 No. 2: 20:40.
David, F. R., & David, F. R. (2013). Strategic management: Concepts and cases: A competitive advantage approach.
Pearson.
Iskandar, Y., Zulbainarni, N., Jahroh, S. 2019. Strategies for Developing the MSMEs of Fisheries Processing Industry in
Sukabumi, Indonesia. Internasional Journal of Recent Technology and Engineering. Vol. 8, Issue 4.
November 2019. Retrieved from https://www.ijrte.org/wp-content/uploads/papers/v8i4/D9737118419.pdf
Nurmala Laila Desnawati. 2008. Analisis Kinerja Atribut Penentu Kepuasan Pelanggan Pada Kualitas Pelayanan Purna
Jual Studi Kasus PT. Jayamandiri Gemasejati Bogor (hlm 3). Bogor
Otomotif Award, 2019. https://naikmotor.com/121666/motor-terbaik-peraih-otomotif-award-2019, diakses pada 14 Juli 2020
pukul 19.00
David, F. R., & David, F. R. (2013). Strategic Management Concepts and Cases : A Competitive Advantage
Approach. In Pearson.
Tamara, A. (2016). Implementasi Analisis Swot Dalam Strategi Pemasaran Produk Mandiri Tabungan Bisnis. Jurnal
Riset Bisnis Dan Manajemen, 4(3), 395–406.
Porter, Michael E. "Competitive strategy." Measuring business excellence (1997).
Safitri, Eka Nur. Manajemen Strategi Dalam Meraih Keunggulan Kompetitif Pada Produk Unit-Link. BS thesis.
Jakarta: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah., 2017.
top related