penyelidikan terpadu daerah pb tambupsdg.geologi.esdm.go.id/kolokium...
Post on 11-Apr-2019
233 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Makalah Pemaparan Hasil Kegiatan Kerja PMG, 2008
Penyelidikan Terpadu Geologi, Geokomia, dan Geofisika di Daerah Panas Bumi Tambu, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah
Dede Iim Setiawan, Bakrun.
Kelompok Program Penelitian Panas Bumi Pusat Sumber Daya Geologi
ABSTRACT
Active geothermal manifestation in Tambu area is hot pool with temperature 57.4 oC. Tambu hot pool controled by Tambu normal fault which having direct north northwest – south southeast. Tambu geothermal system is estimated to stays above precise a young plutonic rock which the forming in parallel with diorite dykes at Late Pliocene. This plutonic rock considered to be heat source with depth has not been known.Reservoir of hot fluids is estimated by metamorphic rock which is strong fractured (fracture system), so clay cap estimated is metamorphic rock alterated at under 1 kilometer depth.
Hot water is chloride type which lying in partial equilibrium zone. The approximation of geothermometer temperature relating to hot fluid reservoir based on geothermometer SiO2 and NaK is around 140 oC.
The prospect area with width of 6 km2 is located in part of depression zone, which is around Tambu hot pool.The possible resources of Tambu geothermal area is 14 MWe, this result estimated by some assumptions such as 1 kilometer of reservoir thickness and 140 oC of reservoir temperature.
Keywords: tambu, geothermal system, detailed survey
S A R I
Manifestasi panas bumi aktif yang terdapat di daerah panas bumi Tambu adalah kolam air panas yang bertemperatur 57,4 oC. Kemunculan kolam air panas dikontrol oleh sesar normal Tambu yang berarah utara baratlaut - selatan tenggara. Sistem panas bumi Tambu diperkirakan berada tepat di atas suatu tubuh batuan plutonik muda yang pembentukannya bersamaan dengan retas-retas diorit pada Kala Pliosen Akhir. Batuan plutonik inilah yang dianggap sebagai sumber panas (heat source) dengan kedalaman yang belum diketahui. Reservoir fluida panasnya diperkirakan merupakan batuan malihan yang terkekarkan (fracture system), sedangkan batuan penudungnya (clay cap) diperkirakan merupakan lapisan lempung hasil alterasi batuan malihan pada kedalaman di bawah 1 kilometer.
Air panasnya merupakan tipe air klorida yang terletak pada zona partial equilibrium. Perkiraan temperatur bawah permukaan yang berhubungan dengan reservoir panas bumi berdasarkan persamaan geotermometer SiO2 dan NaK adalah sekitar 140 oC.
Areal prospek seluas 6 km2 berada pada zona depresi, yaitu di sekitar kolam air panas Tambu. Sumber daya energi panas bumi terduga di daerah ini adalah sebesar 14 Mwe dengan asumsi tebal reservoir 1kilometer dan temperatur reservoir 140 oC.
Kata kunci: tambu, sistem panas bumi, penyelidikan terpadu.
PENDAHULUAN
Sepanjang pantai barat Sulawesi Tengah, mulai dari Donggala dan menerus ke utara merupakan tempat terdapatnya beberapa manifestasi panas bumi permukaan. Salah satunya adalah manifestasi panas bumi Tambu yang secara administratif terdapat di Desa Tambu, Kecamatan Balaesang, Kabupaten Donggala, Propinsi Sulawesi Tengah (Gambar 1).
Berdasarkan hasil penyelidikan terdahulu diketahui bahwa daerah ini memiliki manifestasi panas bumi permukaan berupa mata air panas dengan temperatur sebesar 58 oC. Kemunculan manifestasi panas bumi di permukaan dengan kondisi geologi yang memungkinkan terdapatnya sistem panas bumi di daerah tersebut, diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi Pembangkit Listrik Tenaga
Makalah Pemaparan Hasil Kegiatan Kerja PMG, 2008 2
Panasbumi. Selama ini kebutuhan listrik Kabupaten Donggala belum dapat dipenuhi oleh pasokan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Silae, Palu milik PT. PLN.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai sistem panas bumi di daerah ini, maka perlu dilakukan penyelidikan terpadu dengan metode geologi, geokimia, dan geofisika. Metode geofisika terdiri dari gaya berat, geomagnet, dan geolistrik. Penyelidikan ini bertujuan untuk mengetahui sistem panas bumi, temperatur fluida bawah permukaan (reservoir), luas daerah prospek, dan besarnya potensi energi panas bumi terduga daerah penyelidikan.
GEOLOGI
Daerah penyelidikan berada pada zone depresi Balaesang yang merupakan bagian dari Sesar Besar Palu-Koro. Sisi timur daerah ini merupakan morfologi perbukitan yang tersusun oleh garnit dan berbatasan langsung dengan pedataran aluvium yang terdapat di bagian baratnya.
Secara umum daerah penyelidikan ditempati oleh batuan beku dalam berumur Tersier dan batuan sedimen berumur Kuarter. Batuan beku dalam umumnya berkomposisi granit yang berumur Miosen Tengah dan diorit yang berumur Pliosen, sedangkan batuan sedimennya adalah batupasir yang berumur Plistosen (Gambar 2).
Struktur geologi yang berkembang umumnya adalah sesar mendatar-normal berarah relatif utara timurlaut-selatan tenggara, sejajar dengan struktur utama Palu-Koro. Beberapa sesar yang dapat dikenali antara lain sesar Balaesang, Tambu, dan sesar Batukanjai yang mengakibatkan terbentuknya struktur sesar menangga dan membentuk zona depresi Balaesang. Sesar tersebut diikuti oleh pembentukan beberapa sesar antitetiknya yang berarah relatif barat-timur, yaitu sesar mendatar-normal Maruri, Kampungbaru, Mapane Tambu, dan sesar Sibualong. Berkembangnya sesar-sesar ini menghasilkan beberapa zona lemah sebagai tempat terjadinya beberapa retas (dyke) diorit. Sesar Tambu diperkirakan sebagai struktur geologi yang mengontrol kehadiran kolam air panas Mapane Tambu di permukaan.
Hidrologi daerah Tambu terbagi menjadi areal resapan (recharge area) sebagai tempat terjadinya penetrasi air meteorik di permukaan bumi dan areal munculan (discharge area). Areal resapan terdapat di daerah topografi tinggi berupa perbukitan, sedangkan areal limpasan
berada pada topografi rendah berupa tekuk lereng dan pedataran.
GEOKIMIA
Manifestasi panas bumi permukaan yang terdapat di daerah penyelidikan adalah berupa kolam air panas berukuran 5 x 7 meter di Desa Tambu. Kolam air panas sedikit bergelembung udara dan mengalirkan air panas dengan debit 0,5 liter/detik. Air panasnya sedikit berasa asin dan memiliki temperatur 57,4 oC serta pH 7,10. Hasil analisis kimia air panas Tambu beserta empat air panas dari luar daerah penyelidikan, yaitu mataair panas Roras, Budi Mukti, Ponggerang, dan mataair panas Ranang diplot pada diagram segitiga Cl-SO4-HCO3, Na-K-Mg, dan Cl-Li-B yang mengacu kepada Giggenbach (1988). Berdasarkan diagram segitiga Cl-SO4-HCO3, air panas Tambu yang memiliki pH netral termasuk ke dalam air bertipe klorida (Gambar 3). Berdasarkan diagram segi tiga Na-K-Mg, air panasnya terletak pada zona partial equilibrium yang mengindikasikan bahwa sebelum bercampur dengan air permukaan (meteoric water), air panas yang muncul ke permukaan kemungkinan besar telah dipengaruhi oleh proses interaksi antara fluida panas dengan batuan yang dilaluinya. Dalam diagram segi tiga Cl-Li-B, air panas Tambu terletak pada posisi pojok atas (klorida). Air panas yang terbentuk diperkirakan telah terkontaminasi oleh air laut, diindikasikan oleh rasanya yang sedikit asin, nilai daya hantar listriknya relatif tinggi (2000-9600 µm/cm), natrium yang relatif tinggi (337-1226 mg/l) dan klorida (594-3339 mg/l) serta silika yang rendah (34-61 mg/l).
Hasil analisis isotop ditampilkan dalam bentuk kurva δD terhadap δ18O (Gambar 4). Kurva tersebut memperlihatkan air panas Tambu yang terletak pada posisi sebelah kanan dari garis meteoric water line (18O shift) yang signifikan. Hal ini sebagai indikasi bahwa telah terjadi pengkayaan oksigen 18 pada air panas akibat reaksi substitusi oksigen 18 dari batuan dengan oksigen 16 dari fluida panas ketika terjadi interaksi antara fluida panas dengan batuan. Meskipun demikian, faktor kontaminasi air laut perlu dipertimbangkan.
Temperatur bawah permukaan yang berhubungan dengan reservoir panas bumi adalah sebesar 140 oC, termasuk dalam temperatur sedang. Nilai tersebut diperoleh berdasarkan geotermometer NaK yang didukung oleh fakta adanya pengkayaan oksigen 18 dari analisis isotop serta pertimbangan adanya pengaruh air laut.
Makalah Pemaparan Hasil Kegiatan Kerja PMG, 2008 3
Sebaran merkuri (Hg) tanah memperlihatkan anomali relatif tinggi dengan Hg lebih dari 56 ppb terletak di sekitar mata air panas Tambu, nilai Hg antara 20 ppb sampai dengan 56 ppb tersebar merata pada bagian tengah, utara, dan barat daerah penyelidikan, sedangkan nilai Hg yang kurang dari 20 ppb tersebar pada sebagian besar daerah penyelidikan bagian selatan, utara, barat, dan timur (Gambar 5).
Sebaran CO2 udara tanah (Gambar 6) memperlihatkan anomali tinggi CO2 yang lebih dari 5% membentuk trend arah baratlaut-tenggara, kemungkinan berhubungan dengan adanya sesar di daerah penyelidikan. Konsentrasi CO2 antara 2,5-5% terdistribusi pada bagian baratlaut daerah penyelidikan, sedangkan konsentrasi CO2 kurang dari 2,5% tersebar merata hampir di seluruh daerah penyelidikan.
GAYA BERAT
Densitas batuan hasil analisis laboratorium yang digunakan dalam pengolahan data gaya berat adalah 2,68 gr/cm3. Anomali bouguer sisa merupakan anomali hasil ekstraksi anomali bouguer oleh anomali regional. Anomali ini memperlihatkan sebaran batuan yang bersifat lokal atau dangkal.
Peta sebaran anomali sisa (Gambar 7) memperlihatkan pola lineasi kontur yang dominan berarah baratdaya-timurlaut dan baratlaut-tenggara, pengkutuban anomali positif dan anomali negatif dengan kerapatan serta pembelokan kontur yang tajam. Hal tersebut mengindikasikan terdapatnya beberapa struktur sesar yang dominan berarah barat baratdaya-timur timurlaut dan baratlaut-tenggara. Nilai anomali rendah terdapat di bagian tengah daerah penyelidikan, yaitu daerah sekitar manifestasi panas bumi Tambu yang didominasi oleh kelurusan-kelurusan berarah baratdaya-timurlaut. Nilai anomali tinggi terdapat di sebelah tenggara daerah penyelidikan yaitu di sekitar Kampung Baru. Anomali ini diperkirakan sebagai batuan segar yang berfungsi sebagai sumber panas (heat sources).
GEOMAGNET
Nilai anomali magnet total menunjukkan nilai anomali antara -170 nT sampai 70 nT. Peta anomali magnet (Gambar 8) ternyata memberikan batas litologi yang kurang jelas antara batuan granit dan aluvium. Hal ini diperkirakan karena material aluviumnya dominan berasal dari granit, sehingga kerentanan magnetnya tidak jauh berbeda.
Anomali sangat rendah antara -50 nT sampai -170 nT berada pada bagian tenggara, membentuk pola kontur terbuka ke arah timur yang berasosiasi dengan andesit di lingkaran kontur bagian dalam dan granit pada lingkaran luarnya. Anomali rendah antara -50 nT sampai 0 nT terdapat di bagian utara, tengah, timur, selatan dan baratdaya yang berasosiasi dengan endapan aluvium, granit, dan sekis. Manifestasi panas bumi Mapane Tambu berada pada kelompok ini. Anomali sedang antara 0 nT sampai 70 nT mendominasi bagian utara, tengah, timur dan baratdaya daerah penyelidikan yang berasosiasi dengan granit, andesit dan diorit.
GEOLISTRIK
Tahanan jenis semu hasil pengukuran mapping dengan menggunakan konfigurasi Schlumberger dikelompokkan menjadi tahanan jenis semu rendah <25 Ωm, tahanan jenis semu sedang antara 25-100 Ωm, dan 100-250 Ωm, serta tahanan jenis semu tinggi >250 Ωm. Peta tahanan jenis semu bentangan AB/2 = 1000 m (Gambar 9) memperlihatkan bahwa tahanan jenis semu rendah <25 Ωm berada di daerah sekitar manifestasi sebagai daerah prospek yang masih membuka ke arah barat. Tahanan jenis ini diikuti oleh nilai tahanan jenis 25-100 Ωm dengan kontur yang sama-sama membuka ke arah barat. Tahanan jenis 100-250 Ωm terlihat di bagian tengah dengan penyebaran ke baratlaut dan tenggara, kemudian diikuti nilai tahahan jenis >250 Ωm yang tersebar cukup luas dengan kontur yang membuka ke arah baratlaut, selatan dan timur.
Berdasarkan pengukuran sounding dengan menggunakan konfigurasi yang sama, penampang A-B memperlihatkan empat lapisan yang berbeda, yaitu lapisan pertama dengan tahanan jenis 12-40 Ωm diduga merupakan lapisan permukaan yang didominasi oleh aluvium dengan ketebalan sekitar 25 sampai 100 meter, diikuti oleh batuan dengan tahanan jenis lebih besar yaitu antara 250-600 Ωm yang diperkirakan sebagai batuan granit yang sudah dekat permukaan dan sedikit mengalami pelapukan dengan ketebalan 300-400 meter. Pada lapisan ketiga terdapat tahanan jenis yang sedikit lebih kecil yaitu 70-200 Ωm, lapisan ini diduga batuan metamorf yaitu skis yang merupakan batuan dasar di daerah ini yang terintrusi oleh batuan granit dengan tahanan jenis 700-1100 Ωm pada kedalaman >600 meter (Gambar 10).
Makalah Pemaparan Hasil Kegiatan Kerja PMG, 2008 4
HEAD ON
Pengukuran head-on dilakukan pada dua lintasan yang berarah tegak lurus struktur geologi. Dari hasil pengamatan secara keseluruhan, pada salah satu lintasan terdapat satu indikasi sesar, yaitu pada bentangan AB/2=200 m. Sesar tersebut berarah relatif utara-selatan, tetapi tidak menerus ke arah yang lebih dalam (Gambar 11).
DISKUSI
Indikasi adanya gejala panas bumi di daerah Tambu diperlihatkan oleh munculnya manifestasi panas bumi permukaan berupa kolam air panas.
Air panasnya adalah air klorida yang terletak pada zona partial equilibrium yang mengindikasikan bahwa fluida panas yang muncul ke permukaan telah mengalami interaksi dengan batuan yang dilaluinya dan kemudian bercampur dengan air permukaan (meteoric water). Dengan melihat komposisi kimia airnya, maka pengaruh intrusi air laut perlu diperhitungkan.
Pada Kala Miosen-Pliosen terjadi aktivitas tektonik yang menghasilkan beberapa struktur geologi berupa sesar di daerah penyelidikan. Sesar-sesar ini membentuk sesar menangga (graben) yang pembentukannya satu periode dengan sesar utama Palu-Koro. Sesar-sesar tersebut memicu terjadinya terobosan sebagian magma menjadi batuan beku dalam (retas diorit) di daerah penyelidikan. Tubuh magma inilah yang kemudian diperkirakan sebagai sumber panas (heat source) yang memiliki sisa panas dari dapur magma. Keberadaan sumber panas tersebut diperkirakan berada di bawah permukaan kolam air panas Mapane Tambu pada kedalaman yang belum diketahui.
Sebagai daerah yang banyak dipengaruhi oleh struktur geologi (sesar, kekar), daerah ini memiliki kemampuan yang baik untuk meloloskan air permukaan (meteoric water) ke bawah permukaan. Selain itu, zona depresi yang terisi sedimen batupasir dan aluvium memungkinkan intrusi air laut ke dalam rongga antar butiran. Sebagian air meteorik dan air laut tersebut kemudian berinteraksi dengan fluida dan gas magmatik yang berasal dari tubuh magma dan terjadi rambatan panas yang menghasilkan fluida panas.
Fluida panas yang terbentuk kemudian terakumulasi dalam lapisan reservoir, yaitu suatu zona yang berdaya lulus terhadap fluida (permeable) sebagai akibat dari banyaknya
rekahan yang berkembang pada batuan malihan maupun batuan dasar. Interaksi antara fluida panas yang tersimpan di reservoir dengan batuan di sekitarnya menghasilkan batuan ubahan (alterasi) yang bersifat kedap air (impermeable) yang disebut dengan batuan penudung (cap rock). Batuan penudung inilah yang menyebabkan pergerakan fluida panas yang terdapat di lapisan reservoir tertahan untuk sampai ke permukaan. Hasil kompilasi dari geologi, geokimia dan geofisika, diperoleh areal prospek berada di sekitar airpanas Tambu, dikontrol oleh struktur sesar normal Tambu berarah hampir utara-selatan. Areal prospek juga dibatasi dengan tahanan jenis rendah (< 25 Ωm) dengan luas daerah prospek seluruhnya 6 Km² (Gambar 12).
Gabungan dari komponen sistem panas bumi di atas membentuk suatu sistim panas bumi di daerah penyelidikan (Gambar 13).
Estimasi potensi energi panas bumi kelas sumberdaya terduga dihitung dengan menggunakan asumsi tebal reservoar 1 km, suhu reservoar 140 °C dan suhu cut off 180 °C. Berdasarkan hasil perhitungan, estimasi potensi energi panas bumi daerah ini sekitar 14 MWe.
DAFTAR PUSTAKA
Bemmelen, van R.W., 1949. The Geology of Indonesia. Vol. I A. General Geology Of Indonesia And Adjacent Archipelagoes. Government Printing Office. The Hague. Netherlands.
Fournier, R.O., 1981. Application of Water Geochemistry Geothermal Exploration and Reservoir Engineering, “Geothermal System: Principles and Case Histories”. John Willey & Sons.
Giggenbach, W.F., 1988. Geothermal Solute Equilibria Deviation of Na-K-Mg – Ca Geo- Indicators. Geochemica Acta 52. pp. 2749 – 2765.
Saefudin,1994, Batuan Granitik Daerah Palu dan Sekitarnya, Sulawesi Tengah, Jurnal Geologi Sumberdaya Mineral, Vol – IV.
Simanjuntak, dkk., 1973. Peta Geologi Lembar Palu - 2015 & 2115, Sulawesi, Skala 1: 250.000. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Geologi. Bandung.
Tim Terpadu Panas Bumi Daerah Marana. 2004. Penyelidikan Terpadu Geologi, Geokimia dan Geofisika Daerah Panas Bumi Marana-Marawa, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Laporan. Direktorat Inventarisasi Sumberdaya Mineral.
Makalah Pemaparan Hasil Kegiatan Kerja PMG, 2008 5
Gambar 1. Peta lokasi daerah penyelidikan
Gambar 2. Peta geologi daerah panas bumi Tambu
1o LS
0o
120o BT 121o BT
Peta index
U
Daerah penyelidikan
Makalah Pemaparan Hasil Kegiatan Kerja PMG, 2008 7
Gambar 4. Kurva Isotop δD terhadap δ18
O air panas bumi Tambu
Gambar 5. Peta sebaran merkuri (Hg) tanah daerah panas bumi Tambu
-20
-8 -7 -6 -5 -4
As. Tambu (AST)
Keterangan :
D = 8 18O + 14
Ap. Tambu (APT)
-10
-3
δD(o
/oo)
-30
-40
-50
0
δ18D(o/oo)
MWL
818000 820000 822000 824000 826000 828000
9988000
9990000
9992000
9994000
9996000
9998000
10000000
10002000
10004000
15
105
104
103
107
108
120
10638
109
280
618
541
370
6
283
32
113
10
6
115
15
8
114
37
320
290
48
343
344
524
453
702
591
457
370
435
409
335
453
442
419
460
330
351
45
Binangga Towiya
Abo
Meli
Melui
Tanahruntuh Baru
Tambu
Silumbea
Eas
A0A1000
A2000A2900
BOB1000
B2000B3000
B4000
C400C1000
C2000C3000
C4000C5000
C6000
D0D500
D1500D2500
D3500D4500
D5500D6000
E0E500
E1000E2000
E3000E4000
E5000E6000
E7000
F1000F2000
F3000F4000
F5000F6000
F7000
G1500G2500
G3500G4500
G5500G6500
K1BC1
RT23
RT24
RT25
RT26
RT37RT38RT40
0 125
kilometers
250
Lokasi Penyelidikan
Peta Indeks
0ø N
2ø S
120 ø E 122 ø E
Pulau Sulawesi
Palu
Donggala
Poso
INDEKS
831000 831500 832000 832500 833000
9991000
9991500
9992000
9992500
PETA DISTRIBUSI Hg TANAHDAERAH PANAS BUMI TAMBU
KABUPATEN DONGGALA, PROVINSI SULAWESI TENGAH
U
Sungai dan anak sungai
Jalan provinsi, jalan kabupaten
Titik Pengambilan Sampel
Mata air panas
Kontur ketinggian interval 50 meter
A 5000
KETERANGAN
> 56 ppb
20 - 56 ppb
< 20 ppb
0 2000 4000
Makalah Pemaparan Hasil Kegiatan Kerja PMG, 2008 8
Gambar 6. Peta sebaran CO2 udara tanah daerah panas bumi Tambu
Gambar 7. Peta sebaran anomali bouguer sisa daerah panas pumi Tambu
PROVINSI SULAWESI
818000 820000 822000 824000 826000 828000
9988000
9990000
9992000
9994000
9996000
9998000
10000000
10002000
10004000
Abo
Meli
Melui
Tanahruntuh Baru
Tambu
Silumbea
Eas
Binangga Towiya
15
105
104
103
107
108
120
10638
109
280
618
541
370
6
283
32
113
10
6
115
15
8
114
37
320
290
48
343
344
524
453
702
591
457
370
435
409
335
453
442
419
460
330
351
45
A0A1000
A2000A2900
BOB1000
B2000B3000
B4000
C400C1000
C2000C3000
C4000C5000
C6000
D0D500
D1500D2500
D3500D4500
D5500D6000
E0E500
E1000E2000
E3000E4000
E5000E6000
E7000
F1000F2000
F3000F4000
F5000F6000
F7000
G1500G2500
G3500G4500
G5500G6500
K1BC1
RT23
RT24
RT25
RT26
RT37RT38RT40
0 125
kilometers
250
Lokasi Penyelidikan
Peta Indeks
0ø N
2ø S
120 ø E 122 ø E
Pulau Sulawesi
Palu
Donggala
Poso
INDEKS
831000 831500 832000 832500 833000
9991000
9991500
9992000
9992500
PETA DISTRIBUSI CO2 TanahDAERAH PANAS BUMI TAMBU
KABUPATEN DONGGALA, PROVINSI SULAWESI TENGAH
U
Sungai dan anak sungai
Jalan provinsi, jalan kabupaten
Titik Pengambilan Sampel
Mata air panas
Kontur ketinggian interval 50 meter
A 5000
KETERANGAN
0 2000 4000
> 5
2.5 - 5
< 5
818000 820000 82200082 4000826000 828000000
000
0000
AboMeliMelui
Tanahruntuh BaruTambuSilum beaEasBi nangga Towiya1510510410310710812010638 109280618541370
6283 32
113106 11515811 4
37 320290
48 343344
524453702 591
45737043540933545344241946 033035 1
45A-1 00A1400A 2900B0 B2500 B4500
C55 0C35 00C62 50D0 D3000 D6000
E0 E3 500 E7000F1000 F4000 F7000G125 0G 4500G7 000
RT11
RT 25RT40
R T60 R T70RT80 0125kilometers250Lokasi PenyelidikanPeta Indeks0ø N 2ø S 120 ø E122 ø EPulau Sulawesi PaluDonggala PosoINDEKS83100083 15008320008325008330009991000999150099920009992500
0 2000400 0KETERAN GAN
Sungai da n anak sungaiJalanMata air p anasKontur ket inggian interval 50 meterA 4000
KampungSawah
Titik penguk uran gaya berat
Peta indeks
Kontur an omali sisa mGal-4.4-1 .225.2A BC
D Perkiraan strukturGaris pen ampangAB
Makalah Pemaparan Hasil Kegiatan Kerja PMG, 2008 9
0 125
kilometers
250
Lokasi Penyelidikan
Peta Indeks
0ø N
2ø S
120 ø E 122 ø E
Pulau Sulawesi
Palu
Donggala
Poso
INDEKS
831000 831500 832000 832500 833000
9991000
9991500
9992000
9992500
Sungai dan anak sungai
Jalan
Titik pengukuran geomagnet
Mata air panas
Kontur ketinggian selang 50 meter
E5000
KETERANGAN
< -50 nT
<0 s.d -50 nT
> 0 nT
Kontur magnet selang 5 nT
818000 820000 822000 824000 826000 828000
9988000
9990000
9992000
9994000
9996000
9998000
10000000
10002000
10004000
RT02
RT04
RT06
RT08
RT10
RT12RT14
RT16
RT18
RT20RT22
RT24
RT26
RT28
RT30
RT32RT34
RT36
RT38 RT40
RT42
RT44
RT46
RT49
RT51RT53
RT55RT57
RT58ART60
RT62A
RT62B
RT64RT64B
RT65ART66
RT68
RT70RT72 RT74
RT76
RT78
RT80
A150A650
A1150A1650
A2150A2650
B0B500
B1000B1500
B2000B2500
B3000B3500
B4000B4500
C600C800C1000C1200C1400C1750
C2250C2750
C3250C3750
C4250C4750
C5250C5750
C6250
D250D750
D1250D1750
D2250D2750
D3250D3750
D4250D4750
D5250D5750
E0E500
E1000E1500
E2000E2500
E3000E3500
E4000E4500
E5000E5500
E6000E6500
E7000
F1250F1750
F2250F2750
F3250F3750
F4250F4750
F5250F5750
F6250F6750
G1250G1750
G2250G2750
G3250G3750
G4250G4750
G5250G5750
G6250G6750
15
105
104
103
107
108
120
10638
109
280
618
541
370
6
283
32
113
10
6
115
15
8
114
37
320
290
48
343
344
524
453
702
591
457
370
435
409
335
453
442
419
460
330
351
45
Binangga Towiya
Abo
Meli
Melui
Tanahruntuh Baru
Tambu
Silumbea
Eas
PETA ANOMALI MAGNET TOTALDAERAH PANAS BUMI TAMBU
KABUPATEN DONGGALA, PROVINSI SULAWESI TENGAH
0 2000 4000 m
X
Y
Kampung
Sawah
0 125
kilometers
250
Lokasi Penyelidikan
Peta Indeks
0ø N
2ø S
120 ø E 122 ø E
Pulau Sulawesi
Palu
Donggala
Poso
INDEKS
831000 831500 832000 832500 833000
9991000
9991500
9992000
9992500
PETA TAHANAN JENIS SEMUAB/2 =1000 m
DAERAH PANAS BUMI TAMBUKABUPATEN DONGGALA,
PROVINSI SULAWESI TENGAH
818000 820000 822000 824000 826000 828000
9988000
9990000
9992000
9994000
9996000
9998000
10000000
10002000
10004000
Abo
Meli
Melui
Tanahruntuh Baru
Tambu
Silumbea
Eas
Binangga Towiya
15
105
104
103
107
108
120
10638
109
280
618
541
370
6
283
32
113
10
6
115
15
8
114
37
320
290
48
343
344
524
453
702
591
457
370
435
409
335
453
442
419
460
330
351
45
U
Sungai dan anak sungai
Jalan provinsi, jalan kabupaten
Titik Pengukuran Geolistrik
Mata air panas
Kontur ketinggian interval 50 meter
A 5000
KETERANGAN
0 2000 4000
<25 Ohm meter
25-100 Ohm meter
100-250 Ohm meter
> 250 Ohm meter
Gambar 8. Peta anomali magnet total daerah panas bumi Tambu
Gambar 9. Peta tahanan jenis semu bentangan AB/2=1000 m daerah panas bumi Tambu
Makalah Pemaparan Hasil Kegiatan Kerja PMG, 2008 10
Gambar 10. Penampang tahanan jenis sebenarnya daerah panas bumi Tambu
Gambar 11. Profil head-on daerah panas bumi Tambu
-1000
-900
-800
-700
-600
-500
-400
-300
-200
-100
0
-1000
-900
-800
-700
-600
-500
-400
-300
-200
-100
0C2100 C2600 C3100 C3600
A B
12-40 Ohm m 70-200 Ohm m 400-1100 Ohm m
5
250
70
19
445
110
20
500
150
700
1100
40
600
200
800
PENAMPANG TAHANAN JENIS SEBENARNYA AB
40 0600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000-200204040 0600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000-50050
-400-20003948 40454549647589 7011213113298138147142152 76100103110114948998103105 799391941011081451471381481 291 942 001 931 9312019019720620113 417 618 820 619 0118158167189181122168175173 155233234216139209219 171222050100 150200250300 400500600700 800900100011001 200130014001500
40 0600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000-50540 060 0800 1000 1200 1400 1600 1800 2000-10010 HEAD-O N 200HEAD-O N 400
-400-2000 X500X600 X700X800 X900X1000 X1100X1200X1 300X1400X15 00X1600X170 0X1800X1900 X200013781191113 99111388101216 5787124781013 58111216410111519 511151825613182128612161926 6101316217121618 815192391925 122205 10 15 20 25
Makalah Pemaparan Hasil Kegiatan Kerja PMG, 2008 11
818000 820000 822000 824000 826000 828000
9988000
9990000
9992000
9994000
9996000
9998000
10000000
10002000
10004000
Abo
Meli
Melui
Tanahruntuh Baru
Tambu
Silumbea
Eas
Binangga Towiya
15
105
104
103
107
108
120
10638
109
280
618
541
370
6
283
32
113
10
6
115
15
8
114
37
320
290
48
343
344
524
453
702
591
457
370
435
409
335
453
442
419
460
330
351
45
0 125
kilometers
250
Lokasi Penyelidikan
Peta Indeks
0ø N
2ø S
120 ø E 122 ø E
Pulau Sulawesi
Palu
Donggala
Poso
INDEKS
831000 831500 832000 832500 833000
9991000
9991500
9992000
9992500
PETA KOMPILASIDAERAH PANAS BUMI TAMBU
KABUPATEN DONGGALA, PROVINSI SULWESI TENGAH
0 2000 4000
KETERANGAN
Anomali magnet rendah < 0 nT
Perkiraan struktur dari data gaya berat
Anomali Hg tinggi > 50 ppb
Peta indeks
Kontur anomali sisa < -2 mGal
Tahanan jenis rendah < 25 Ohm-m
Perkiraan struktur dari data magnet
Perkiraan struktur geologi
Daerah Prospek
Saran Bor
Gambar 12. Peta kompilasi daerah panas bumi Tambu
Gambar 13. Model tentatif sistem panas bumi daerah panas bumi Tambu
top related