indepth dan investigative reporting

Post on 22-Apr-2015

1.994 Views

Category:

Education

4 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Materi ini disampaikan jurnalis senior Bisnis Indonesia, Hasudungan Sirait dalam Training Transparansi Anggaran Pemerintah yang digelar AJI Yogyakarta 23 Juni 2012.

TRANSCRIPT

Oleh P. Hasudungan Sirait

Diskusi kelompok

Apa persamaan dan perbedaan: Indepth Reporting Investigative Reporting

Indepth Reporting tidak sama dengan Investigative Reporting Indepth Reporting: tujuannya lebih untuk

mengangkat sebuah masalah secara mendalam. Pelanggaran/manipulasi bukan unsur utamanya

Investigative Reporting: dilakukan karena jurnalis mencium adanya ketidakberesan (pelanggaran atau peyelewengan) yang merugikan kepentingan umum dan itu hendak ditutup-tutupi oleh kalangan tertentu. Jadi unsur utamanya adalah dugaan adanya penyelewengan yang merugikan publik. Jurnalis menempatkan diri sebagai watchdog

Liputan Mendalam

Liputan Mendalam

Bukan liputan permukaan, atau liputan dangkal macam talking news

Talking news = berita yang dibangun hanya berbahankan omongan orang = berita bla-bla-bla

Liputan mendalam

Berlandaskan hasil reportase lapangan (news gathering)

News gathering: Riset data Wawancara Observasi (pengamatan) lapangan

Gaya khas Liputan Mendalam Kalau menggambarkan sosok seseorang atau lembaga akan detil, termasuk kiprah dan pelbagai aspek problematiknya

Kalau menjelaskan sebuah masalah akan terang tali-temalinya dan hubungan sebab-akibatnya: Akar masalah Pemicu (trigger) Parapihak (stakeholders) Eskalasi masalah Resolusi

Gunakanlah pendekatan pemetaan masalah (mind map)

Contoh:

Semakin tidak nyaman tinggal di Jakarta

Liputan Penyelidikan

Investigative Reporting

Indepth reporting yang jauh lebih lengkap dan dalam

Primadona jurnalistik

Paling didamba tapi paling jarang dilakukan. Marak tahun ’60-an dan ’70;an. Kemudian: the death of investigative reporting

Definisi (Jhon Ulman & Steve Honeyman dalam The Reporter’s Handbook: An Investigator’s Guide to Documents and Techniques—New York: St. Martin Press, 1983): “Suatu bentuk peliputan berdasarkan inisiatif dan hasil kerja seseorang tentang masalah-masalah penting yang dirahasiakan sesorang atau organisasi”

Elemen penting Investigative Reporting

Pengerjaan oleh wartawan sendiri, bukan oleh orang lain

Informasi yang diungkap merupakan rahasia yang sengaja disembunyikan agar tak diketahui publik

Masalah yang diungkap punya arti penting bagi masyarakat

Paling didamba tapi paling jarang dilakukan Tingkat kesulitan tinggi Pengerjaan berat dan makan waktu

+ biaya Berisiko tinggi (contoh kasus Udin,

Bernas) Belum tentu akan diapresiasi atau

difollow-up oleh otoritas terkait

Modal dasar

Menguasai ketrampilan jurnalistik (newsgathering dan newswriting) termasuk teknik wawancara dan menembus narasumber

Bersemangat dan gigih = penuh Vitalitas= MENGERJAKAN YANG BIASA-BIASA DENGAN CARA LUAR BIASA

Kreatif, cerdas (banyak akal) Punya nyali yang besar

Tahapan

Seperti menyantap bubur panas: sesendok demi sesendok, mulai dari pinggir

Atau seperti obat nyamuk, bakar dari ujung

Tahapan dalam Investigative Reporting

Smelling a story (mengendus ketidakberesan) Menentukan apakah layak diselidiki: seberapa besar

magnitude-nya, menarik perhatian publik atau tidak Mengukur feasibility lain: ketersediaan narasumber,

resistensi dari kalangan tertentu, proteksi diri sendiri Merumuskan hipotesis. Misal: telah terjadi penyimpangan

anggaran di kementerian x. Akibatnya negara rugi Rp 5 miliar.

Riset data pendukung: kepustakaan dan wawancara konfirmasi

Menyusun outline (TOR) Eksekusi di lapangan (penyelidikan awal) Terus-menerus melakukan check and recheck, cross-check Kalau memang tetap feasible, lakukan penyelidikan

lanjutan. Kalau tidak, stop Menuliskan laporan Memeriksa aspek standar jurnalistik Memeriksa aspek hukum

Flow

top related