final referat hiperbilirubinemia
Post on 04-Jun-2018
226 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/13/2019 FINAL Referat Hiperbilirubinemia
1/21
BAB 1
PENDAHULUAN
Peningkatan kadar bilirubin serum (hiperbilirubinemia) merupakan masalah yang sering dijumpai
pada minggu pertama kehidupan. Keadaan ini dapat merupakan kejadian sesaat yang dapat hilang
spontan. Sebaliknya, hiperbilirubinemia dapat juga merupakan hal yang serius, bahkan mengancam
jiwa. Sebagian besar bayi cukup bulan yang kembali ke rumah sakit dalam minggu pertama
kehidupan berhubungan dengan keadaan hiperbilirubinemia. Dengan kondisi perawatan yang
memulangkan neonatus secara dini, dapat meningkatkan resiko terjadinya kern ikterus pada bayi
cukup bulan apabila dipulangkan dalam 4 jam setelah lahir. !lpay dan kawan"kawan melaporkan
bahwa terdapat hubungan yang signi#ikan antara penurunan lama tinggal dan resiko kembali ke
rumah sakit, dan penyebab utama kembalinya ke rumah sakit selama periode awal neonatus adalah
hiperbilirubinemia. $erlepas dari penyebabnya, peningkatan kadar bilirubin serum dapat bersi#at
toksik terhadap bayi baru lahir.
BAB 2
1
-
8/13/2019 FINAL Referat Hiperbilirubinemia
2/21
HIPERBILIRUBINEMIA
2.1 Definisi
%kterus adalah deskolorasi kuning pada kulit, membran mukosa, mukosa, dan sklera akibat
peningkatan kadar bilirubin darah. &rang dewasa tampak kuning bila kadar bilirubin serum '
mgdl, sedangkan pada neonatus bila kadar bilirubin serum '*mgdl. +iperbilirubinemia adalah
ikterus dengan konsentrasi bilirubin serum yang menjurus ke arah terjadinya kern ikterus atau
ense#alopati bilirubin bila kadar bilirubin tidak dikendalikan. %kterus lebih mengacu pada gambaran
klinis berupa pewaranaan kuning pada kulit, sedangkan hiperbilirubinemia lebih mengacu pada
gambaran kadar bilirubin serum total.
+iperbilirubinemia #isiologis yang memerlukan terapi sinar, tetap tergolong non patologis
sehingga disebut -cess Physiological /aundice0. Digolongkan sebagai hiperbilirubinemia
patologis (1on Physiological /aundice) apabila kadar serum bilirubin terhadap usia neonatus '2*3
(menurut 1ormogram hutani).
2.2 Etiologi
Penyebab ikterus pada bayi baru lahir dapat berdiri sendiri ataupun dapat disebabkanoleh
beberapa #aktor. Secara garis besar etiologi ikterus neonatorum dapat dibagi 5 6. Produksi yang
berlebihan. +al ini melebihi kemampuan bayi untuk mengeluarkannya, misalnya pada hemolisis
yang meningkat pada inkompatibilitas darah 7h, !&, golongan darah lain, de#isiensi en8im
2
-
8/13/2019 FINAL Referat Hiperbilirubinemia
3/21
9:PD, piru;at kinase, perdarahan tertutup dan sepsis. . 9angguan dalam proses uptake dan
konjugasi hepar. 9angguan ini dapat disebabkan oleh imaturitas hepar, kurangnya substrat untuk
konjugasi bilirubin, gangguan #ungsi hepar, akibat asidosis, hipoksia dan in#eksi atau tidak
terdapatnya en8im glukoronil trans#erase (sindrom
-
8/13/2019 FINAL Referat Hiperbilirubinemia
4/21
C !ntiseptik, desin#ektan (metal, isopropyl)
C !ntibiotik dengan kandungan sul#a (Sul#adia8in, dll.)
C Penicilin (propicilin, cloacillin)
C Aain B lain ( no;abiosin, triptophan, kontras B ray )
.
9ambar .. @etabolisme bilirubin pada neonatus
ilirubin yang tak terkonjugasi dikon;ersikan ke bentuk bilirubin konjugasi yang larut dalam air
di retikulum endoplasma dengan bantuan en8im uridine diphosphate glucoronosyl transferase
(DP9"$). ilirubin ini kemudian diekskresikan ke dalam kanalikulus empedu. Sedangkan satu
molekul bilirubin yang tak terkonjugasi akan kembali ke retikulum endoplasmik untuk rekonjugasi
berikutnya.Setelah mengalami proses konjugasi, bilirubin akan diekskresikan ke dalam kandung empedu,
kemudian memasuki saluran cerna dan diekskresikan melalui #eces. Setelah berada dalam usus
halus, bilirubin yang terkonjugasi tidak langsung dapat diresorbsi, kecuali dikon;ersikan kembali
menjadi bentuk tidak terkonjugasi oleh en8im beta"glukoronidase yang terdapat dalam usus.
7esorbsi kembali bilirubin dari saluran cerna dan kembali ke hati untuk dikonjugasi disebut
sirkulasi enterohepatik.
Kecepatan produksi bilirubin adalah :" mgkg per 4 jam pada neonatus cukup bulan
sehat dan >"4 mgkg per 4 jam pada orang dewasa sehat. Sekitar E3 bilirubin yang diproduksi
4
-
8/13/2019 FINAL Referat Hiperbilirubinemia
5/21
tiap hari berasal dari hemoglobin. ayi memproduksi bilirubin lebih besar per kilogram berat badan
karena massa eritrosit lebih besar dan umur eritrositnya lebih pendek.
Pada sebagian besar kasus, lebih dari satu mekanisme terlibat, misalnya kelebihan bilirubin
akibat hemolisis dapat menyebabkan kerusakan sel hati atau kerusakan duktus biliaris, yang
kemudian dapat mengganggu transpor, sekresi dan ekskresi bilirubin. Di pihak lain, gangguan
ekskresi bilirubin dapat menggangu ambilan dan transpor bilirubin. Selain itu, kerusakan
hepatoseluler memperpendek umur eritrosit, sehngga menmbah hiperbilirubinemia dan gangguan
proses ambilan bilirubin olah hepatosit.
2. Hi!erbilirubinemia
+iperbilirubinemia bisa disebabkan proses #isiologis atau patologis atau kombinasi keduanya.
7isiko hiperbilirubinemia meningkat pada bayi yang mendapat !S%, bayi kurang bulan, dan bayi
yang mendekati cukup bulan. 1eonatal hiperbilirubinemia terjadi karena peningkatan produksi atau
penurunan clearancebilirubin dan lebih sering terjadi pada bayi imatur.
+iperbilirubinemia yang signi#ikan dalam >: jam pertama biasanya disebabkan karena
peningkatan produksi bilirubin (terutama karena hemolisis), karena pada periode ini hepatic
clearance jarang memproduksi bilirubin lebih dari 6E mgdA. Peningkatan penghancuran
hemoglobin 63 akan meningkatkan kadar bilirubin 4 kali lipat.
Pada hiperbilirubinemia #isiologis bayi baru lahir, terjadi peningkatan bilirubin tidak
terkonjugasi ' mgdl pada minggu pertama kehidupan. Kadar bilirubin tidak terkonjugasi itu
biasanya meningkat menjadi : sampai mgdl pada umur > hari dan akan mengalami penurunan.
Pada bayi kurang bulan, kadar bilirubin tidak terkonjugasi akan meningkat menjadi 6E sampai 6
mgdl pada umur * hari.2
Dikatakan hiperbilirubinemia patologis apabila terjadi saat 4 jam setelah bayi lahir, peningkatan
kadar bilirubin serum 'E,* mgdl setiap jam, ikterus bertahan setelah hari pada bayi cukup bulan
atau 64 hari pada bayi kurang bulan, dan adanya penyakit lain yang mendasari (muntah, letargi,penurunan berat badan yang berlebihan, apnu, asupan kurang).
$erdapat 4 mekanisme umum dimana hiperbilirubinemia dan ikterus dapat terjadi 5 pembentukan
bilirubin secara berlebihan, gangguan pengambilan bilirubin tak terkonjugasi oleh hati, gangguan
konjugasi bilirubin, penurunan ekskresi bilirubin terkonjugasi dalam empedu akibat #aktor intra
"hepatik yang bersi#at obstruksi #ungsional atau mekanik. +iperbilirubinemia tak terkonjugasi
terutama disebabkan oleh tiga mekanisme yang pertama, sedangkan mekanisme yang keempat
terutama mengakibatkan terkonjugasi.
5
-
8/13/2019 FINAL Referat Hiperbilirubinemia
6/21
6. Pembentukan bilirubin secara berlebihan 5 penyakit hemolitik atau peningkatan kecepatan
destruksi sel darah merah merupakan penyebab utama dari pembentukan bilirubin yang
berlebihan. %kterus yang timbul sering disebut ikterus hemolitik. Konjugasi dan trans#er pigmen
empedu berlangsung normal, tetapi suplai bilirubin tak terkonjugasi melampaui kemampuan.
eberapa penyebab ikterus hemolitik yang sering adalah hemoglobin abnormal (hemoglobin S
pada anemia sel sabit), sel darah merah abnormal (s#erositosis herediter), antibodi dalam serum
(7h atau autoimun), pemberian beberapa jenis obat"obatan, dan beberapa lim#oma atau
pembesaran (limpa dan peningkatan hemolisis). Sebagaian kasus ikterus hemolitik dapat di
akibatkan oleh peningkatan destruksi sel darah merah atau prekursornya dalam sum"sum tulang
(talasemia, anemia pernisiosa, por#iria). Proses ini dikenal sebagai eritropoiesis tak e#ekti#.
Kadar bilirubin tak terkonjugasi yang melebihi E mg6EE ml pada bayi dapat mengakibatkan
Kern Ikterus.
. 9angguan pengambilan bilirubin 5 Pengambilan bilirubin tak terkonjugasi yang terikat
albumin oleh sel"sel hati dilakukan dengan memisahkannya dari albumin dan mengikatkan pada
protein penerima. +anya beberapa obat yang telah terbukti menunjukkan pengaruh terhadap
pengambilan bilirubin oleh sel"sel hati, asam #la#as pidat (dipakai untuk mengobati cacing pita),
no#obiosin, dan beberapa 8at warna kolesistogra#ik. +iperbilirubinemia tak terkonjugasi dan
%kterus biasanya menghilang bila obat yang menjadi penyebab di hentikan. Dahulu ikterus
neonatorum dan beberapa kasus sindrom 9ilbert dianggap oleh de#isiensi protein penerima dan
gangguan dalam pengambilan oleh hati. 1amun pada kebanyakan kasus demikian, telah di
temukan de#isiensi glukoronil tran#erase sehingga keadaan ini terutama dianggap sebagai cacat
konjugasi bilirubin.
>. 9angguan konjugasi bilirubin 5 +iperbilirubinemia tak terkonjugasi yang ringan (F 6,26EE
ml) yang mulai terjadi pada hari ke"dua sampai ke"lima setelah lahir disebut ikterus #isiologis
pada neonatus. %kterus neonatorum yang normal ini disebabkan oleh kurang matangnya en8im
glukoronik trans#erase. !kti;itas glukoronil tran#erase biasanya meningkat beberapa hari setelah
lahir sampai sekitar minggu ke"dua, dan setelah itu ikterus akan menghilang. Kern ikterus atau
bilirubin ense#alopati timbul akibat penimbunan bilirubin tak terkonjugasi pada daerah basal
ganglia yang banyak lemak. ila keadaan ini tidak segera ditangani maka akan terjadi kematian
atau kerusakan neorologik berat. $indakan pengobatan saat ini dilakukan pada neonatus dengan
hiperbilirubinemia tak terkonjugasi adalah dengan #ototerapi. Gototerapi berupa pemberian sinar
biru atau sinar #luoresen (gelombang yang panjangnya 4>E sampai dengan 4?E nm) pada kulit
bayi yang telanjang. Penyinaran ini menyebabkan perubahan struktural bilirubin (#oto
isomerisasi) menjadi isomer"isomer yang larut dalam air, isomer ini akan di ekskresikan dengan
6
-
8/13/2019 FINAL Referat Hiperbilirubinemia
7/21
cepat ke dalam empedu tanpa harus dikonjugasi terlebih dahulu. Genobarbital (luminal) yang
meningkatkan akti;itas glukoroniltrans#erase seringkali dapat menghilang ikterus pada penderita
ini.
4. Penurunan eksresi bilirubin terkonjugasi 5 9angguan eskresi bilirubin, baik yang disebabkan
oleh #aktor"#aktor #ungsional maupun obstruksi, terutama mengakibatkan hiperbilirubinemia
terkonjugasi. Karena bilirubin terkonjugasi larut dalam air, maka bilirubin ini dapat diekskresi ke
dalam kemih, sehingga menimbulkan urin berwarna gelap. robilinogen #eses dan urobilinogen
kemih sering berkurang sehingga terlihat pucat. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat di
sertai bukti"bukti kegagalan ekskresi hati lainnya, seperti peningkatan kadar #os#atasealkali dalam
serum, !S$, Kolesterol, dan garam"garam empedu. Peningkatan garam"garam empedu dalam
darah menimbulkan gatal"gatal pada ikterus. %kterus yang diakibatkan oleh hiperbilirubinemia
terkonjugasi biasanya lebih kuning dibandingkan dengan hiperbilirubinemia tak terkonjugasi.
Perubahan warna berkisar dari kuning jingga muda atau tua sampai kuning hijau bila terjadi
obstruksi total aliran empedu perubahan ini merupakan bukti adanya ikterus kolestatik, yang
merupakan nama lain dari ikterus obstrukti#. Kolestasis dapat bersi#at intrahepatik (mengenai sel
hati, kanalikuli, atau kolangiola) atau ekstrahepatik (mengenai saluran empedu di luar hati). Pada
kedua keadaan ini terdapat gangguan biokimia yang sama.
Sumber lain ada juga yang menyatakan penyebab dari hiperbilirubinemia adalah 5 a. Produksi
bilirubin yang meningkat 5 peningkatan jumlah sel darah merah, penurunan umur sel darah merah,
peningkatan pemecahan sel darah merah (inkompatibilitas golongan darah dan 7h), de#ek sel darah
merah pada de#isiensi 9:PD atau s#erositosis, polisitemia, sekuester darah, in#eksi.H b. Penurunan
konjugasi bilirubin, prematuritas, !S%, de#ek kongenital yang jarang.H c. Peningkatan reabsorpsi
bilirubin dalam saluran cerna 5 !S%, as#iksia, pemberian!S% yang terlambat, obstruksi saluran
cerna.H d. Kegagalan eksresi cairan empedu 5 in#eksi intrauterine, sepsis, hepatitis, sindrom
kolestatik, atresia biliaris, #ibrosis kistik.
2." Pen#ebab I$terus
2.".1 I$terus !ra%&e!ati$
%kterus ini terjadi akibat produksi bilirubin yang meningkat, yang terjadi pada hemolisis eritrosit
(ikterus hemolitik). Kapasitas sel hati ntuk mengadakan konjugasi terbatas apalagi bila disertai oleh
adanya dis#ungsi sel hati. !kibatnya bilirubin indirek akan meningkat. Dalam batas tertentu
bilirubin direk juga meningkat. Dalam batas tertentu bilirubin direk jga meningkat dan akan segera
diekskresikan ke dalam saluran pencernaan, sehingga akan didapatkan peninggian kadar
urobilinogen di dalam tinja.
7
-
8/13/2019 FINAL Referat Hiperbilirubinemia
8/21
Peningkatan kadar bilirubin dapat disebabkan oleh 5
6. Kelainan pada sel darah merah.
. %n#eksi seperti malaria, sepsis, dan lain"lain.
>. $oksin yang berasal dari luar tubuh seperti obat"obatan, maupun yang berasal dari dalam
tubuh seperti yang terjadi pada reaksi trans#usi dan eritroblastosis #etalis.
2.".2 I$terus intra%&e!ati$
Kerusakan sel hati akan menyebabkan konjugasi bilirubin terganggu, sehngga bilirubin direk
akan meningkat. Kerusakan sel hati juga akan menyebabkan bendungan di dalam hati sehingga
bilirubin darah akan menyebabkan peninggian kadar bilirubin konjugasi di dalam aliran darah.
ilirubin direk larut dalam air sehingga mudah diekskresikan ginjal ke dalam urin. !danya
sumbatan intra"hepatik akan menyebabkan penurunan ekskresi biliruin dalam saluran pencernaan
yang kemudian akan menyebabkan tinja berwarna pucat, karena sterkobilinogen menurun.
Kerusakan sel hati dapat terjadi pada 5
6. +epatitis (oleh ;irus, bakteri, parasit).
. Sirosis hepatis
>. $umor
4. ahan kimia seperti 5 #os#or, arsen.
*. Penyakit lain seperti 5 hemokromatosis, hipertiroid, dan penyakit 1ieman Pick.
2.".3 I$terus !as'a%&e!ati$ (obstru$tif)
endungan dalam saluran empedu akan menyebabkan peninggian bilirubin konjugasi yang larut
dalam air. Sebagai akibat bendungan, bilirubin ini akan mengalami regurgitasi kembali ke dalam sel
hati dan terus memasuki sirkulasi. Selanjutnya akan masuk ke ginjal dan diekskresikan oleh ginjal
sehingga kita akan menemukan bilirubin dalam urin. Sebaliknya karena ada bendungan, maka
pengeluaran bilirubin ke dalam saluran pencernaan berkurang, maka pengeluarann bilirubin ke
dalam saluran pencernaan berkurang, sehingga tinja akan berwarna dempul akibat berkurangnya
sterkobilin. robilinogen dalam tinja dan dalam urin akan menurun. !kibat penimbunan bilirubin
direk, maka kulit dan sklera akan berwarna kuning kehijauan. Kulit akan terasa gatal. Penyumbatan
empedu (kolestasis) dibagi dua, yaitu intra"hepatik apabila penyumbatan terjadi di antara hepatosit
dan duktus koledokus, dan ekstra"hepatik bila sumbatan terjadi di dalam duktus koledokus.
8
-
8/13/2019 FINAL Referat Hiperbilirubinemia
9/21
2.* +lasifi$asi
%kterus #isiologis5 terjadi setelah 4 jam pertama. Pada bayi cukup bulan nilai puncak :" mgdA
biasanya tercapai pada hari ke >"*. Pada bayi kurang bulan nilainya 6E"6 mgdA, bahkan sampai
6* mgdA. Peningkatanakumulasi bilirubin serum F * mgdAhr.
%kterus patologis5 terjadi dalam 4 jam pertama. Peningkatan akumulasi bilirubin serum' *
mgdAhr. ayi yang mendapat !S%, kadar bilirubin total serum '6?mgdA. %kterus menetap setelah
hari pada bayi cukup bulan dan setelah 64 hari pada bayi kurang bulan. ilirubin direk ' mgdA.
Pembagian derajat hiperbilirubinemia menurut Kramer 5
erdasarkan Kramer dapat dibagi 5
Derajat
ikterus
Daerah ikterus Perkiraan kadar
bilirubin
%
%%
%%%
%I
I
Kepala dan leher
Sampai badan atas (diatas umbilicus)
Sampai badan bawah (dibawah umbilicuks hinggatungkai atas diatas lutut)
Sampai lengan, tungkai bawah lutut
Sampai telapak tangan dan kaki
*,E mg3
2,Emg3
66,4mg3
6,4mg3
6:,Emg3
9
-
8/13/2019 FINAL Referat Hiperbilirubinemia
10/21
2., Manifestasi +linis
C Pada permulaan tidak jelas, tampak mata berputar"putar
C Aetargi
C Kejang
C $idak mau menghisap
C Dapat tuli, gangguan bicara, retardasi mental
C ila bayi hidup pada umur lanjut disertai spasme otot, kejang, stenosis yang disertai
ketegangan otot
C Perut membuncit
C Pembesaran pada hati
C Geses berwarna seperti dempul
C @untah, anoreksia, #atigue,
C Jarna urin gelap.
-nse#alopati ilirubin danKern Icterus
%stilah bilirubin ense#alopati lebih menunjukkan kepada mani#estasi klinis yang mungkin
timbul akibat e#ek toksis bilirubin pada system syara# pusat yaitu basal ganglia dan pada berbagai
nuclei batang otak. Sedangkan istilah kern ikterus adalah perubahan neuropatologi yang ditandai
oleh deposisi pigmen bilirubin pada beberapa daerah di otak terutama di ganglia basalis, pons, dan
serebelum. @ani#estasi klinis akut ense#alopati bilirubin 5
C Pada #ase awal, bayi dengan ikterus berat akan tampak letargi, hipotonik, dan re#lek hisap
buruk.
C Pada #ase intermediate dan moderate, bayi akan mrngalami stupor, iritabilitas dan hipertoni.
C Selanjutnya bayi akan demam, high B pitched cry, kemudian akan menjadi drowsiness dan
hipotoni.
10
-
8/13/2019 FINAL Referat Hiperbilirubinemia
11/21
Pada tahap yang kronis bilirubin ense#alopati, bayi yang bertahan hidup, akan berkembang menjadi
bentuk athetoid cerebral palsy yang berat, gangguan pendengaran, displasia dental B enamel,
paralysis upward ga8e.
2.- Penatala$sanaan
..6. Pencegahan
a. Pencegahan Primer
@enganjurkan ibu untuk menyusui bayinya paling sedikit B 6 kali hari untuk beberapa
hari pertama.
$idak memberikan cairan tambahan rutin seperti dekstrose atau air pada bayi yang mendapat
!S% dan tidak mengalami dehidrasi.
b. Pencegahan Sekunder
Semua wanita hamil harus diperiksa golongan darah !& dan rhesusu serta penyaringan
serum untuk antibody isoimun yang tidak biasa.
+arus memastikan bahwa semua bayi secar rutin di monitor terhadap timbulnya ikterus dan
menetapkan protocol terhadap penilaian ikterus yang harus dinilai saat memeriksa tanda B
tanda ;ital bayi, tetapi tidak kurang dari setiap B 6 jam.
... Penggunaan Garmakoterapi
a. %munoglobulin intra;ena telah digunakan pada bayi B bayi dengan rhesus yang berat dan
inkompatibilitas !& untuk menekan hemolisis isoimun dan menurunkan tindakan trans#usi
tukar.
b. Genobarbital merangsang akti;itas dan konsentrasi DP9 B $ dan ligandin serta dapat
meningkatkan jumlah tempat ikatan bilirubin sehingga konjugasi bilirubin berlangsung lebih
cepat .Pemberian phenobarbital untuk mengobatan hiperbilirubenemia pada neonatus selama
tiga hari baru dapat menurunkan bilirubin serum yang berarti. ayi prematur lebih banyak
memberikan reaksi daripada bayi cukup bulan. Phenobarbital dapat diberikan dengan dosis
mgkg berat badan perhari, mula"mula parenteral, kemudian dilanjutkan secara oral. Keuntungan
pemberian phenobarbital dibandingkan dengan terapi sinar ialah bahwa pelaksanaanya lebih
11
-
8/13/2019 FINAL Referat Hiperbilirubinemia
12/21
murah dan lebih mudah. Kerugiannya ialah diperlukan waktu paling kurang > hari untuk
mendapat hasil yang berarti.
c. @etalloprotoprophyrin adalah analog sintesis heme.
d. $in B Protoporphyrin ( Sn B Pp ) dan $in B @esoporphyrin ( Sn B @p ) dapat menurunkan
kadar bilirubin serum.
e. Pemberian inhibitor b " glukuronidasi seperti asam A B aspartikdan kasein holdolisat dalam
jumlah kecil ( * mldosis B : kalihari ) pada bayi sehat cukup bulan yang mendapat !S% dan
meningkatkan pengeluaran bilirubin #eses dan ikterus menjadi berkurang dibandingkan dengan
bayi kontrol.
2.-.3. ototera!i
Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama sekali diperhatikan dan dilaporkan oleh seorang perawat
di salah satu rumah sakit di %nggris. Perawat Jard melihat bahwa bayi B bayi yang mendapat sinar
matahari di bangsalnya ternyata ikterusnya lebih cepat menghilang dibandingkan bayiBbayi lainnya.
ila #ototerapi menyinari kulit, akan memberikan #oton"#oton diskrit energi, sama
halnya seperti molekul"molekul obat, sinar akan diserap oleh bilirubin dengan cara yang sama
dengan molekul obat yang terikat pada reseptor.
@olekul"molekul bilirubin pada kulit yang terpapar sinar akan mengalami reaksi #otokimia yang
relati# cepat menjadi isomer kon#igurasi, dimana sinar akan merubah bentuk molekul bilirubin dan
bukan mengubah struktur bilirubin. entuk bilirubin 4L, 6*L akan berubah menjadi bentuk 4L,6*-
yaitu bentuk isomer nontoksik yang bisa diekskresikan. %somer bilirubin ini mempunyai bentuk
yang berbeda dari isomer asli, lebih polar dan bisa diekskresikan dari hati ke dalam empedu tanpa
mengalami konjugasi atau membutuhkan pengangkutan khusus untuk ekskresinya. entuk isomer
ini mengandung E3 dari jumlah bilirubin serum. -liminasi melalui urin dan saluran cerna sama"
sama penting dalam mengurangi muatan bilirubin. 7eaksi #ototerapi menghasilkan suatu
12
-
8/13/2019 FINAL Referat Hiperbilirubinemia
13/21
#otooksidasi melalui proses yang cepat. Gototerapi juga menghasilkan lumirubin, dimana lumirubin
ini mengandung 3 sampai :3 dari total bilirubin serum.
Aumirubin diekskresikan melalui empedu dan urin. Aumirubin bersi#at larut dalam air.
9ambar .4. @ekanisme #ototerapi.
Penelitian Sarici mendapatkan 6E,*3 neonatus cukup bulan dan *,*3 neonatus kurang bulan
menderita hiperbilirubinemia yang signi#ikan dan membutuhkan #ototerapi. Gototerapi
diindikasikan pada kadar bilirubin yang meningkat sesuai dengan umur pada neonatus cukup bulan
atau berdasarkan berat badan pada neonatus kurang bulan, sesuai dengan rekomendasi !merican
!cademy o# Pediatrics (!!P).
/inar ototera!i
Sinar yang digunakan pada #ototerapi adalah suatu sinar tampak yang merupakan suatu
gelombang elektromagnetik. Si#at gelombang elektromagnetik ber;ariasi menurut #rekuensi dan
panjang gelombang, yang menghasilkan spektrum elektromagnetik. Spektrum dari sinar tampak ini
terdiri dari sinar merah, oranye, kuning, hijau, biru, dan ungu. @asing masing dari sinar memiliki
panjang gelombang yang berbeda beda.
Panjang gelombang sinar yang paling e#ekti# untuk menurunkan kadar bilirubin adalah sinar biru
dengan panjang gelombang 4*"4?* nm.Sinar biru lebih baik dalam menurunkan kadar bilirubindibandingkan dengan sinar biru"hijau, sinar putih, dan sinar hijau. %ntensitas sinar adalah jumlah
13
-
8/13/2019 FINAL Referat Hiperbilirubinemia
14/21
#oton yang diberikan per sentimeter kuadrat permukaan tubuh yang terpapar. %ntensitas yang
diberikan menentukan e#ekti#itas #ototerapi, semakin tinggi intensitas sinar maka semakin cepat
penurunan kadar bilirubin serum. %ntensitas sinar, yang ditentukan sebagai Jcmnm.
%ntensitas sinar yang diberikan menentukan e#ekti;itas dari #ototerapi. %ntensitas sinar diukur
dengan menggunakan suatu alat yaitu radiometer #ototerapi.,>: %ntensitas sinar M >E NJcmnm
cukup signi#ikan dalam menurunkan kadar bilirubin untuk intensi# #ototerapi. %ntensitas sinar yang
diharapkan adalah 6E B 4E NJcmnm. %ntensitas sinar maksimal untuk #ototerapi standard adalah
>E B *E NJcmnm. Semakin tinggi intensitas sinar, maka akan lebih besar pula e#ikasinya.
Gaktor"#aktor yang berpengaruh pada penentuan intensitas sinar ini adalah jenis sinar, panjang
gelombang sinar yang digunakan, jarak sinar ke neonatus dan luas permukaan tubuh neonatus yang
disinari serta penggunaan media pemantulan sinar.
%ntensitas sinar berbanding terbalik dengan jarak antara sinar dan permukaan tubuh. EEOmolA)
'*mgdl
(4* OmolA)
'>E mgdl
(*6EOmolA)
'? '6? mgdl
('2E OmolA)
'Emgdl
('>4EOmolA
'*mgdl
('4* OmolA)
'>Emgdl
('*6E OmolA)
$abel .. 7ekomendasi !!P penanganan hiperbilirubinemia pada neonatus sehat dan cukup bulan.
14
-
8/13/2019 FINAL Referat Hiperbilirubinemia
15/21
1eontaus kurang bulan sehat 5
Kadar $otal ilirubin Serum
(mgdl)
1eontaus kurang bulan sakit 5
Kadar $otal ilirubin Serum
(mgdl)
erat $erapi sinar $rans#usi tukar $erapi sinar $rans#usi tukar
+ingga 6EEE g *"? 6E 4": "6E
6EE6"6*EE g ?"6E 6E"6* :" 6E"6
6*E6"EEE g 6E 6? "6E 6*
'EEE g 6E"6 6 6E 6?
$abel .>. $atalaksana hiperbilirubinemia pada 1eonatus Kurang ulan Sehat dan Sakit ( '>?
minggu )
2.-.3.1 +om!li$asi oto tera!i
Setiap cara pengobatan selalu akan disertai e#ek samping. Di dalam penggunaan terapi sinar,penelitian yang dilakukan selama ini tidak memperlihatkan hal yang dapat mempengaruhi proses
tumbuh kembang bayi, baik komplikasi segaera ataupun e#ek lanjut yang terlihat selama ini ebrsi#at
sementara yang dapat dicegah atau ditanggulangi dengan memperhatikan tata cara pengunaan terapi
sinar yang telah dijelaskan diatas. Kelainan yang mungkin timbul pada terapi sinar antara lain 5
6. Peningkatan insensible water lossQ pada bayi 5 +al ini terutama akan terlihat pada
bayi yang kurnag bulan. &h dkk (62?) melaporkan kehilangan ini dapat meningkat "> kali
lebih besar dari keadaan biasa. ntuk hal ini pemberian cairan pada penderita dengan terapi
sinar perlu diperhatikan dengan sebaiknya.
. Grekuensi de#ekasi yang meningkat 5 anyak teori yang menjelaskan keadaan ini,
antara lain dikemukankan karena meningkatnya peristaltik usus (Jindor#er dkk, 62?*).
akken (62?:) mengemukakan bahwa diare yang terjadi akibat e#ek sekunder yang terjadi
pada pembentukan en8im lactase karena meningkatnya bilirubin indirek pada usus.
Pemberian susu dengan kadar laktosa rendah akan mengurangi timbulnya diare. $eori ini
masih belum dapat dipertentangkan (. $imbulnya kelainan kulit yang sering disebut #lea bite rashQ di daerah muka, badan
dan ekstremitas. Kelainan ini segera hilang setelah terapi dihentikan. Pada beberapa bayi
dilaporkan pula kemungkinan terjadinya bron8e baby syndrome (Kopelman dkk, 62?:). +al
ini terjadi karena tubuh tidak mampu mengeluarkan dengan segera hasil terapi sinar.
Perubahan warna kulit yang bersi#at sementara ini tidak mempengaruhi proses tumbuh
kembang bayi.
15
-
8/13/2019 FINAL Referat Hiperbilirubinemia
16/21
4. 9angguan retina 5 Kelainan retina ini hanya ditemukan pada binatang percibaan
(1oel dkk 62::). Pnelitain Dobson dkk 62?* tidak dapat membuktikan adanya perubahan
#ungsi mata pada umumnya. Jalaupin demikian penyelidikan selanjutnya masih diteruskan.
*. 9angguan pertumbuhan 5 Pada binatang percobaan ditemukan gangguan
pertumbuhan (allowics 62?E). Aucey (62?) dan Drew dkk (6E2?:) secara klinis tidak
dapat menemukan gangguan tumbuh kembang pada bayi yang mendapat terapi sinar.
@eskipun demikian hendaknya pemakaian terapi sinar dilakukan dengan indikasi yang tepat
selama waktu yang diperlukan.
:. Kenaikan suhu 5 eberapa penderita yang mendapatkan terapi mungkin
memperlihatkan kenaikan suhu, ila hal ini terjadi, terapi dapat terus dilanjutkan dengan
mematikan sebagian lampu yang dipergunakan.
?. eberapa kelainan lain seperti gangguan minum, letargi, iritabilitas kadang"kadang
ditemukan pada penderita. Keadaan ini hanya bersi#at sementara dan akan menghilang
dengan sendirinya.
. eberapa kelainan yang sampai saat ini masih belim diketahui secara pasti adalah
kelainan gonad, adanya hemolisis darah dan beberapa kelainan metabolisme lain.
Sampai saat ini tampaknya belum ditemukan e#ek lanjut terapi sinar pada bayi. Komplikasi
segera juga bersi#at ringan dan tidak berarti dibandingkan dengan man#aat penggunaannya.
@engingat hal ini, adalah wajar bila terapi sinar mempunyai tempat tersendiri dalam
penatalaksanaan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir.
2.-.. 0ransfusi 0u$ar
$rans#usi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan
dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang"ulangsampai sebagian besar darah penderita tertukar (Griel, 62).
Pada hiperbilirubinemia, tindakan ini bertujuan mencegah terjadinya ense#alopati bilirubin
dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi. Pada bayi dengan isoimunisasi, trans#usi
tukar memiliki man#aat tambahan, karena membantu mengeluarkan antibodi maternal dari sirkulasi
bayi. Sehingga mencegah hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki anemia. Darah Donor ntuk
$ran#usi $ukar 5
6. Darah yang digunakan golongan &.
16
-
8/13/2019 FINAL Referat Hiperbilirubinemia
17/21
. 9unakan darah baru (usia F styleR'whole blood. Kerjasama dengan dokter kandungan dan
ank Darah adalah penting untuk persiapan kelahiran bayi yang membutuhkan tran#usi tukar.
>. Pada penyakit hemolitik rhesus, jika darah disiapkan sebelum persalinan, harus golongan &
dengan rhesus ("), crossmatched terhadap ibu. ila darah disiapkan setelah kelahiran, dilakukan
juga crossmatched terhadap bayi.
4. Pada inkomptabilitas !&, darah donor harus golongan &, rhesus (") atau rhesus yang sama
dengan ibu dan bayinya.
-
8/13/2019 FINAL Referat Hiperbilirubinemia
18/21
+ingga kini belum ada kesepakatan global mengenai kapan melakukan trans#usi tukar pada
hiperbilirubinemia. %ndikasi trans#usi tukar berdasarkan keputusan J+& tercantum dalam tabel di
bawah ini.
UsiaBa#i u$u! Bulan
/e&at
Dengan a$tor Risi$o
+ari mgdA mgDl
+ari ke"6 6* 6>
+ari ke" * 6*
+ari ke"> >E E
+ari ke"4 dan
seterusnya
>E E
$abel .4 %ndikasi trans#usi tukar berdasarkan kadar bilirubin serum
Berat baan (gram) +a+aar Bilirubin
(mgL)
F' ' ' 6EEE 6E"6
6EEE"6*EE 6"6*
6*EE"EEE 6*"6
EEE"*EE 6"E
$abel .* %ndikasi trans#usi tukar pada bayi berat badan lahir rendah
Pada penyakit hemolitik segera dilakukan tran#usi tukar apabila ada indikasi5
a. Kadar bilirubin tali pusat ' 4,* mgdA dan kadar +b F'
b. Kadar bilirubin meningkat ' : mgdA6jam walaupun sedang mendapatkan terapi sinar
c. Selama terapi sinar bilirubin meningkat ' : mgdA6jam dan kadar +b 66 B 6> grdA
d. Didapatkan anemia yang progresi# walaupun kadar bilirubin dapat dikontrol secara adekuat
dengan terapi sinar.
$rans#usi tukar harus dihentikan apabila terjadi5
C -mboli (emboli, bekuan darah), trombosis
C +iperkalemia, hipernatremia, hipokalsemia, asidosis, hipoglikemia
18
-
8/13/2019 FINAL Referat Hiperbilirubinemia
19/21
C 9angguan pembekuan karena pemakaian heparin
C Per#orasi pembuluh darah
2.-..3. +om!li$asi 0ransfusi 0u$ar
6) Iaskular5 emboli udara atau trombus, trombosis
) Kelainan jantung5 aritmia, overload, henti jantung
>) 9angguan elektrolit5 hipohiperkalsemia, hipernatremia, asidosis
4) Koagulasi5 trombositopenia, heparinisasi berlebih
*) %n#eksi5 bakteremia, hepatitis ;irus, sitomegalik, enterokolitis nekrotikan
:) Aain"lain5 hipotermia, hipoglikemia
BAB 3
19
-
8/13/2019 FINAL Referat Hiperbilirubinemia
20/21
+E/IMPULAN
anyak bayi baru lahir, terutama bayi kecil (bayi dengan berat lahir F *EE g atau usia
gestasi F>? minggu) mengalami ikterus pada minggu pertama kehidupannya. Data epidemiologi
yang ada menunjukkan bahwa lebih *E3 bayi baru lahir menderita ikterus yang dapat dideteksi
secara klinis dalam minggu pertama kehidupannya
%kterus adalah perubahan warna kulit sclera mata (normal beerwarna putih) menjadi kuning
karena peningkatan kadar bilirubin dalam darah. %kterus pada bayi yang baru lahir dapat merupakan
suatu hal yang fisiologis(normal), terdapat pada *3 B *E3 pada bayi yang lahir cukup bulan. $api
juga bisa merupakan hal yang patologis (tidak normal) misalnya akibat berlawanannya 7hesus
darah bayi dan ibunya, sepsis (in#eksi berat), penyumbatan saluran empedu, dan lain"lain.
+iperbilirubinemia adalah keadaan kadar bilirubin dalam darah '6> mgdA.
@empercepat proses konjugasi misalnya dengan pemberian #enobarbital, memberikan
substrat yang kurang untuk transportasi atau konjugasi, melakukan dekomposoisis bilirubin dengan
#ototerapi dan tran#usi tukar. Jalaupun #ototerapi dapat menurunkan kadar bilirubin dengan cepat,
cara ini tidak dapat menggantikan tran#usi tukar pada proses hemolisis berat. Gototerapi dapat
digunakan untuk pra" dan pasca Btran#usi tukar.
Gaktor"#aktor yang berpengaruh pada penentuan intensitas sinar ini adalah jenis sinar,
panjang gelombang sinar yang digunakan, jarak sinar ke neonatus dan luas permukaan tubuh
neonatus yang disinari serta penggunaan media pemantulan sinar.
DA0AR PU/0A+A
20
-
8/13/2019 FINAL Referat Hiperbilirubinemia
21/21
6. uku !jar 1eonatologi %katan Dokter !nak %ndonesia edisi pertama EE. +al 64?"6:.
GK% 5 /akarta
. Price, Syl;ia @.Jilson Aorraine. Pato#isiologi kedokteran. l224. -9< 5 /akarta.
>. Diagnosis dan tatalaksana penyakit anak dengan gejala kuning Departemen %lmu
Kesehatan !nak GK% 7SP1 Dr. ?>"
E. Philadelphia
2. Jilliam Jilkins.
top related