efektivitas dari ropivacaine dan mepivacaine terhadap rasa sakit post operatif setelah pembedahan...

Post on 09-Jul-2016

12 Views

Category:

Documents

3 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Efektivitas Dari Ropivacaine Dan Mepivacaine Terhadap Rasa Sakit Post Operatif Setelah Pembedahan Molar Tiga (The Effectiveness of Ropivacaine and Mepivacaine in the Postoperative Pain after Third Lower Molar Surgery)BAGIAN ILMU BEDAH MULUTFAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2016

TRANSCRIPT

Journal Reading9 Februari 2016

EFEKTIVITAS DARI ROPIVACAINE DAN MEPIVACAINE TERHADAP RASA SAKIT POST OPERATIF SETELAH PEMBEDAHAN

MOLAR TIGA(The Effectiveness of Ropivacaine and Mepivacaine in the Postoperative Pain after Third Lower Molar Surgery)

Vito Crincoli, Gianfranco Favia, Luisa LImongelli, Angela Tempesta, Nicola Brienza

 DIBACAKAN SEBAGAI SALAH SATU TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU BEDAH MULUTFAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR

2015

Nama : Ince Tien Ayu Nilam Kusuma MaulanaStambuk : J111 11 149Pembimbing : drg. Abul Fauzi, Sp. BMTanggal Baca : Selasa, 9 Februari 2016Tempat : RS. Gigi dan Mulut drg. Hj. Halimah Daeng Sikati Sumber Journal : International Journal of Medical Sciences, p.862-866/Vol12/issue 11/2015

PENDAHULUAN Anastesi?Anestesi diperkenalkan pertama kali oleh O.W. Holmes yang artinya tidak ada rasa sakit.

Anastesi

Anastesi Umum Anastesi Lokal

Anastesi Umum adalah hilang rasa sakit yang disertai hilangnya

kesadaran

Anestesi lokal adalah hilangnya rasa sakit tanpa disertai hilang kesadaran.

Anestetikum Lokal

Golongan Ester(-COO-)

Golongan Amida(-NHCO-)

1. Prokain2. Tetrakain3. Kokain 4. Benzokai

n 5. Kloropro

kain

1. Lidokain2. Mepivaka

in3. Bupivacai

ne4. Prilokain5. Artikain6. Dibukain7. Ropivakai

n8. Etidokain 9. Levobupi

vakain

Ropivakain (naropin) yaitu obat anestetik lokal golongan amida. Ropivakain adalah larutan isotonik yang steril, mengandung bahan campuran obat (etantiomer) yang murni yaitu Natrium Klorida. Ropivakain mirip dengan bupivakain dan mempunyai indikasi yang sama dalam kegunaanya, yaitu ketika anastesi dengan durasi panjang dibutuhkan. Ketika digunakan pada praktek medis khasiat dari ropivakain efektif baik menggunakan epineprin maupun tidak. Pada dunia kedokteran gigi penambahan epineprin meningkatkan efek anestesia dari ropivakain.

Ropivakain (naropin)

Mepivacain (carbocaine)Mepivacain yang dipasarkan dengan nama dagang Carbocaine merupakan anestetikum lokal golongan amida yang bersifat farmakologiknya mirip lidokain. Kecepatan timbulnya efek, durasi aksi, potensi, dan toksisitasnya mirip dengan lidokain. Mula kerjanya hampir sama dengan lidokain, tetapi lama kerjanya lebih panjang sekitar 20%. Mepivekain digunakan untuk anesthesia infiltrasi, blockade saraf regional dan anesthesia spinal. Larutan seperti ini dapat menimbulkan anestesi pulpa yang berlangsung antara 20-40 menit dan anestesi jaringan lunak berdurasi 2-4 jam. Mepivakain memiliki mula kerja yang lebih cepat daripada prokain dan masa lama kerja yang menengah.

Berdasarkan fakta bahwa sebagian rasa yang dialami paska operasi akan dibebankan dari

sisa efek anastetsi yang bekerja, untuk meningkatkan kualitas pelayanan setelah

pengangkatan molar tiga mandibula dibutuhkan anastetikum dengan masa aksi

panjang, untuk kontrol rasa sakit.

Untuk membandingkan efisiensi dari 0.75% ropivacaine dengan 3% mepivacaine

untuk kontrol rasa sakit pada 24 jam pertamasetelah pembedahan molar tiga bawah,

yang merupakan anastetik yang paling sering digunakan dalam kedokteran gigi, menggunakan

pengukuran kuantitatif seperti VAS

? Tujuan penelitian

45 Pasien

21 Wanita 24 Laki-Laki

Masing-Masing Pasien Menjalani 2 Prosedur Pembedahan dengan Anastesi yang berbeda untuk tiap ekstraksi

Random Sampling

Jenis Anastesi yang diberikan untuk ekstraksi

pertama

Gigi yang pertama di ekstraksi

Ekstraksi ke II( Periode Wash Out)

Dilakukan 1 bulan kemudian menggunakan Anastetikum lain

Bahan dan Metode

Parameter yang dievaluasi

Kriteria Inklusi

Kriteria Ekslusi

Semua ekstraksi dilakukan oleh seorang praktisi yang

berpengalaman dengan teknik standar

Ekstraksi Molar dengan anastetikum…

Pasien ditanyakan oleh evaluator yang tidak

mengetahui tipe anastetikum yang digunakan untuk

melengkapi formulir laporan

Gambar 1. Formulir Pasien Post Operatif.

Sumber: International Journal of Medical Sciences, p.862-866/Vol12/issue 11/2015

Analisis Statistik

Anastesia Mepivacaine (N=45)

Anastesia Ropivacaine (N=45)

Nilai p

Onset anastesia (detik)median (kuartil) 120 (62-173) 140 (60-152) Ns

Durasi pembedahan (menit)rerata ± SD 19.8± 7 21.9 ± 8.4 Ns

Durasi kebas pada bibir (menit)Median (kuartil) 169 (157-182) 409 (266-496) < 0.0001

Waktu yang dibutuhkan untuk onset rasa sakit (menit)*median (kuartil)

154 (75-194) 173 (123-330) 0.0048

Waktu yang dibutuhkan untuk intake analgesik bantuan (menit)median kuartil

333 (110-569) 357 (127-498) Ns

Tabel 1. Onset anastesia, durasi pembedahan, durasi kebas pada bibir, penudaan terhadap onset rasa sakit, penudaan intake analgesik bantuan

*42 pasien

Hasil

Perawatan gigi untuk kontrol rasa sakit post pembedahan dengan durasi panjang disarankan

menggunakan agen anastetikum lokal dengan aksi panjang. Salah satu anastetikum lokal dengan aksi

panjang adalah Ropivacaine

Diskusi

Kemampuan vasokonstriktif dan ikatan yang kuat terhadap protein plasma memperpanjang durasi

anastesia. Terutama, durasi yang lebih panjang dari kebas pada bibir merupakan ciri khusus yang paling signifikan dari ropivacaine. Namun, efek ini dapat

menyebabkan kesulitan untuk makan, minum atau berbicara dan ketidaksengajaan untuk mengigit bibir

Pada penelitian ini, Ropivacaine walau tanpa penambahan epinefrin,

ketika diperbandingkan dengan mepivacaine dengan epinefrin, Ropivicaine dapat mencapai kontrol rasa

sakit yang baik pada dua jam pertama setelah ekstraksi gigi.Namun pada pengamatan Kennedy dkk menyatakan

bahwa anastesia pulpa menggunakan ropivacaine yang tanpa epinefrin, durasinya lebih pendek,

yang menyatakan bahwa penggunaan adrenalin untuk memperpanjang durasi dari anastesi jaringan lunak

diinduksi oleh ropivacaine

El-Sharrawy

dkkMenguji efisiensi anastetik dari konsentrasi Ropivacaine yang

berbeda(0.75%, 0.5%, 0.375% atau 0.25%) untuk blok nervus

alveolaris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi Ropivacaine sebesar 0.5% dan 0.75% efektif untuk blok nervus alveolar

dan memproduksi onset yang cepat dan kontrol rasa sakit yang panjang.

Burris menyimpulkan bahwa konsentrasi 0.75% ropivacaine memberikan keberhasilan dan anastesi dengan aksi kerja

panjang.

menggunakan 0.75% ropivacaine untuk anastesi infiltrasi pada delapan pasien yang menjalani ekstraksi molar tiga atas

dan bawah, cystectomy, apikoektomi dan ekstraksi gigi

Buris

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa hanya Ropivacaine dengan konsentrasi 7.5 mg/ml yang menghasilkan durasi yang

panjang baik untuk anastesia pulpa dan jaringan lunak.

mengikutkan 30 individual sehat yang menerima injeksi ropivacaine pada tiga konsentrasi acak

(2.0, 5.0 or 7.5 mg/ml) untuk anastesi infiltrasi dan blok nervus mandibular.

Enberg dkk

KesimpulanHasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa masa aksi panjang pada penggunaan anastetikum Ropivacaine yang mengakibatkan durasi yang lebih panjang dari kebas pada bibir dapat diimbangi dengan kurangnya rasa tidak nyaman setelah ekstraksi dari molar tiga

bawah.

Sebagai tambahan, ketika dibandingkan dengan anastestik dengan aksi panjang lain, Ropivacaine

merupakan anastetik yang aman untuk pasien dengan kondisi medis yang kompleks.

Terima kasih

Dentistry of Hasanuddin University

top related