dr.ir.harsuko riniwati,mp disampaikan oleh: zainal abidin ... · industri pakan induk, ... 178 unit...
Post on 29-Dec-2019
9 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Brood Stock Hatchery
Nursery
Grow Out Pasca Panen
Processing Plant
Local Market
Export
Domestic
Ho-Re-Ka
Home
Industri
Wet Market
Kitchen
FROM POND TO KITCHEN
Broodstock
Industri / bidang usaha yang terkait : Hunting broodstock Raiser ( penampungan induk / calon
induk ) Industri pakan induk, equipment
penunjang Laboratorium untuk menghasilkan
induk unggul Pemasaran induk dan calon induk
Perkembangan industri : Induk udang SPF, SPR, induk udang
unggul
Hatchery / Pembibitan Industri / bidang usaha yang
terkait : Industri pembibitan ( penghasil
bibit : benur, nener dan bibit ikan lain )
Industri sarana dan prasarana pembibitan
Pemasaran bibit Industri penjualan naupli untuk
hatchery
Perkembangan industri : Bibit udang SPF, SPR, benih
unggul Bibit ikan nila monosex Bibit ikan SPR
Hatchery / Pembibitan Profil industri hatchery udang di
Indonesia timur :
Jumlah produksi 500 juta ekor PL / bulan
178 unit hatchery skala menengah & besar
400 hatchery skala backyard
Jumlah S1 yang terjun di bisnis ini 120 orang
Omzet yang beredar pada sektor ini + 9,7 M / bulan
Profil tersebut belum termasuk di ikan (tawar maupun marine fish)
Nursery
Biasanya dilakukan pada sentral industri di ikan air tawar dan bandeng
Jenis usaha yang terkait :- Industri pendederan- Pakan dan peralatan, sarana produksi- Pemasaran
Grow Out
Ditinjau dari pola budidaya sbb :
Fattening/ penggemukan (kepiting, rajungan)
Poli culture (ikan dan udang)
Tradisional (monoculture)
Tradisional plus (ada penambahan sarana produksi, mis : pompa)
Semi intensive (padat penebaran tinggi dan ada peralatan tambahan, mis : kincir)
Intensive (padat tebar sangat tinggi dan peralatan yang komplit)
Grow Out
Ditinjau dari sistem budidaya :
Kolam stagnant (tambak udang, tambak bandeng, kolam ikan)
Kolam air deras (biasanya untuk ikan)
KJA (Karamba Jaring Apung) : biasanya pada budidaya di waduk, danau atau laut
Karamba sungai : budidaya pada sungai-sungai (ex : sungai Barito)
Grow Out
Jenis usaha yang terkait :
Unit usaha pembesaran
Industri pakan dan obat-obatan
Industri equipment : kincir, pompa, dll
Grow Out
Profil industri budidaya di Indonesia timur :
Jumlah produksi : - 3.600 ton (udang)
- 7.140 ton (ikan air tawar)
Jumlah kolam air tawar + karamba + KJA = 5.073 Ha
Jumlah sarjana yang terlibat pada sektor ini 740 orang
Omzet yang beredar pada sektor ini + 115 M / bulan
Pasca Panen Merupakan jenis usaha perantara dari tempat
budidaya (tambak, kolam, KJA, dll) ke unit pemasaran yang selanjutnya untuk diproses pada processing plant, juga langsung ke pasar induk atau free market
Pada sektor komoditi ikan air tawar, bandeng dan tambak udang tradisional, unit bisnis ini tumbuh dengan subur. Hal ini disebabkan ketidaktahuan petani / pembudidaya mengenai situasi pasar dan net working / jaringan.
Dari tahapan ini hasil budidaya sampai ke konsumen atau processing plant
Pasca Panen
Rantai distribusi di sektor ini :
Pembudidaya …….. penampung pengecer konsumen
Dengan panjangnya rantai distribusi ini, tak heran jika harga ikan menjadi tinggiContoh :Harga lele saat ini dari kolam Rp. 8.500,-Sampai pada konsumen dengan hargaRp. 11.000,-
Processing Plant Sektor ini merupakan proses finishing
product atau yang akan dipasarkan di negara tujuan, local market maupun product olah
Produk yang dihasilkan pada sektor ini bukan hanya frozen block (udang beku) tapi dalam perkembangan produk-produk dalam bentuk cooking, tempura, fillet dan olahan lain
Jumlah processing plant yang exiting di Indonesia timur saat ini + 70-an
Processing Plant Tenaga kerja S1 sekitar 400 orang
Produk yang berorientasi export saat ini harus memenuhi ketentuan negara tujuan
contoh : bebas antibiotik dan logam berat ; harus dibudidayakan dengan nuansa lingkungan. Selain itu juga memperhatikan permintaan market dari segi size, warna daging, jenis komoditi.
Export
Negara tujuan = Jepang, Eropa dan Amerika. Namun secara temporary negara jazirah Arab membutuhkan ikan bandeng, nila dan lele
Hongkong lebih banyak mengimport product live stock (product hidup), kepiting, lobster dan marine fish, tering
Sedang berkembang = eksport ikan patin daging putih
Product Olahan Domestic Market
Selain luar negri, processing plant juga melakukan penjualan ke dalam negri dengan membidik segmen menengah ke atas pada pasar modern (swalayan)
Product yang dipasarkan : tempura, aneka bakso dan product olahan lainnya
Pasar Modern
Saat ini product2 perikanan baik dalam bentuk mentah atau dalam bentuk olahan mulai mengimbangi product2 peternakan (daging, telur, dsb)
Daya serap pasar modern (ex : carrefour, Hypermart, Hero, Giant, dll) untuk product perikanan cukup tinggi namun data detail belum ada. Jabodetabek + 9 ton/hari ; untuk Surabaya dan sekitarnya + 3 ton/hari
Ho Re Ka Plus Sektor ini membutuhkan product dengan kualitas eksport
Biasanya supplier yang mendatangi mereka dengan kontinuitas product dan komoditas yang terjamin
Harga lebih tinggi dibanding pasar retail / pasar tradisional
Sektor ini mempunyai market yang cukup besar. Selain Hotel, Restoral dan Katering (Ho Re Ka), perusahaan-perusahaan yang jauh di pedalaman mempunyai kebutuhan cukup tinggi. Contoh : Freeport, kebutuhan product perikanan (udang, ikan nila, kepiting,
kakap, dll) sebesar 40 ton/bulan INCO, sekitar 5 ton/bulan Newmon (Sumbawa dan Manado), sekitar 10 ton/bulan dll
Home Industri
Banyak bermunculan dan berkembang dengan pesat, dikarenakan semakin banyaknya rumah tangga yang memilih product olahan perikanan yang praktis dan easy use
Tempura, aneka bakso, ikan asap, bandeng cabut duri, dll (omzet + 20 ton/hari
Aneka keripik dan ikan kering
Wet market (Pasar Tradisional)
Biasanya didominasi jenis ikan dengan harga relatif murah (lele, bandeng, mujair, udang kecil)
Segmen pembeli adalah rumah tangga dan warung-warung sedehana (ex : pecel lele)
Kualitas kurang mendapat perhatian
Menyedot penjualan yang cukup tinggi (sekitar 60 ton) ikan air tawar setiap hari di pasar tradisional
Marine Shrimp Aquaculture Supply by Countries
Sources: FAO (2006) and GSOL (2006) Survey.
375 408 450 493 540
325374 387
435494
290310
347383
419
225
289333
362
386
190
197
206
216
225
126
143
152
166
187
325
347
402
466
541
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
2004 2005 2006 2007 2008
Thousand MT
---China
---Thailand
---Indonesia
---South CentralAmerica
---Vietnam
---Others
1,856K tons
2,069K tons
2,276K tons
2,521K tons2,791K tons
---India
Source of supplies increased at 10%
Beberapa penyebab meningkatnya kebutuhan pasar :
Kesadaran masyarakat tentang pola hidup sehat; white meat (daging ikan) lebih sehat dibanding red meat (daging hewan ternak)
Life style / gaya hidup orang akan lebih bergengsi jika menu yang disantap adalah jenis ikan, udang, kerang-kerangan (Roman Abramovich)
Naiknya harga telur, tempe, tahu dan mahalnya daging sapi mempengaruhi orang untuk beralih ke ikan (lele, patin). Hal ini terlihat pada tingginya permintaan lele yang diikuti oleh naiknya harga lele dari Rp. 7000,-/ kg menjadi Rp. 9000,-/ kg di tingkat petani
Unit Usaha Penunjang Industri Perikanan
Bengkel : pembuatan kincir, pompa dan alat mekanik lainnya
Pabrik es : kebutuhan es balok 1 banding 1 dengan jumlah tonase panen
Laboratorium : setiap tambak, hatchery dan processing plant membutuhkan lab
Industri bahan baku (pabrik pakan) : tepung ikan, tepung kepala udang, jagung, kedelai premix, dll
Pakan hidup ; cacing, artemia, rotifera
Equipment lain : jaring dan alat panen
Beberapa Peluang Usaha yg Menjanjikan
Budidaya kepiting soka (kepiting moulting)
Penggemukan rajungan (supply baru sekitar 50% dari kebutuhan)
Industri ikan/udang organik
MASALAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Kemiskinan, kesenjangan sosial, dan tekanan-tekanan
ekonomi yang datang setiap saat Keterbatasan akses modal, teknologi, pasar sehingga
mempengaruhi dinamika usaha Kelemahan fungsi kelembagaan sosial ekonomi yang ada Kualitas SDM yang rendah sebagai akibat keterbatasan
akses pendidikan, kesehatan, dan pelayanan publik, Degradasi sumberdaya lingkungan baik di kawasan pesisir,
laut maupun pulau-pulau kecil Belum kuatnya kebijakan yang berorientasi pada
kemaritiman sebagai pilar utama pembangunan nasional(Kusnadi, 2009)
top related