case report - otitis eksterna
Post on 05-Aug-2015
223 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Case Report Session
OTITIS EKSTERNA
Oleh:
Febri Arvia Sari 07120030
Ferdy Moreza 07120102
Vika Cikita 07120120
Preseptor:
dr. Effy Huriyati, Sp.THT-KL
BAGIAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK BEDAH KEPALA LEHERFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RS DR. M. DJAMILPADANG
2011
OTITIS EKSTERNA
Abstrak
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis yang disebabkan infeksi bakteri, jamur dan virus. 1,2 Faktor penyebab timbulnya otitis eksterna ini diantaranya adalah kelembaban, penyumbatan liang telinga, trauma lokal dan alergi. Penyakit ini sering ditemukan pada pasien di bidang telinga, hidung dan tenggorokan. Umumnya penderita datang ke Rumah Sakit dengan keluhan rasa sakit pada telinga, terutama bila daun telinga disentuh dan waktu mengunyah. Bila peradangan ini tidak diobati secara adekuat, maka keluhan-keluhan seperti rasa sakit, gatal dan mungkin sekret yang berbau akan menetap.3Dilaporkan satu kasus otitis eksternapada wanita usia 23 tahun yang ditatalaksana dengan pemasangan tampon telinga dengan antibiotik.
Kata kunci: otitis eksterna, liang telinga, tampon antibiotik.
TINJAUAN PUSTAKA
Defenisi
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis yang disebabkan infeksi bakteri, jamur dan virus. 1,2
Anatomi Telinga Luar
Gambar. Aurikula 4
Gambar: pembagian telinga 5
Gambar: liang telinga 6
Gambar: serumen 7
Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membrane timpani. Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang telinga berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan (kartilago) pada sepertiga bagian luar, sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira 2,5 sampai 3 sentimeter.1 bagian yang tersempit dari liang telinga adalah dekat perbatasan tulang dan tulang rawan. Hanya sepertiga bagian luar atau bagian kartilaginosa dari liang telinga yang dapat bergerak. Jika menggunakan otoskop, aurikula biasanya harus ditarik ke posterolateral untuk dapat melihat bagian tulang dan membrane timpani. Bersama dengan lapisan luar membrane timpani, liang telinga membentuk suatu kantong berlapis epitel yang dapat memerangkap kelembaban, sehingga daerah ini menjadi rentan infeksi pada keadaan tertentu.2
Kulit yang melapisi bagian kartilaginosa lebih tebal daripada kulit bagian tulang, selain itu juga mengandung folikel rambut yang banyaknya bervariasi antar individu namun ikut membantu menciptakan suatu sawar dalam liang telinga. Anatomi liang telinga bagian tulang sangat unik karena merupakan satu-satunya tempat dalam tubuh dimana kulit langsung
terletak di atas tulang tanpa adanya jaringan subkutan. Dengan demikian daerah ini sangat peka, dan tiap pembengkakan akan sangat nyeri karena tidak terdapat ruang untuk ekspansi.2
Telinga luar berfungsi mengumpulkan dan menghantarkan gelombang bunyi ke struktur-struktur telinga tengah. Karena keunikan anatomi aurikula serta konfigurasi liang telinga yang melengkung atau seperti spiral, maka telinga luar mampu melindungi membrane timpani dari trauma, benda asing dan efek termal.2
Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar serumen (kelenjar keringat) dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh kulit liang telinga. Pada dua pertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen. 1
Sendi temporomandibularis dan kelenjar parotis terletak didepan terhadap liang telinga sementara prosesus mastoideus terletak di belakangnya. Saraf fasialis meninggalkan foramen stilomastoideus dan berjalan ke lateral menuju prosessus stiloideus di postero inferior liang telinga, dan kemudian berjalan dibawah liang telinga untuk memasuki kelenjar parotis. 2
Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi dari otitis eksterna adalah 1,2
- Perubahan pH kulit kanalis yang biasanya asam menjadi basa- Pengaruh lingkungan yang menyebabkan perubahan suhu dan kelembaban- Trauma ringan seperti berenang atau membersihkan telinga secara berlebihan
Otitis Eksterna Sirkumskripta (Furunkulosis)
Gambar: otitis eksterna 8
Infeksi pada folikel rambut, kelenjar sebasea, kelenjar serumen di 1/3 luar liang telinga sehingga membentuk furunkel.1
Kuman penyebab biasanya adalah Staphylococcus aureus atau Staphylococus albus.1,2
Gejala klinisnya yaitu rasa nyeri yang hebat karena terbatasnya ruangan untuk perluasan edema dikarenakan kulit liang telinga tidak mengandung jaringan longgar dibawahnya, sehingga terjadi penekanan langsung pada perikondrium.1,2 Selain itu, rasa nyeri juga dapat timbul pada waktu membuka mulut. Terdapat juga gangguan pendengaran apabila furunkel besar dan menyumbat liang telinga.1
Terapi tergantung pada keadaan furunkel. Bila sudah menjadi abses, di aspirasi dengan cara steril untuk mengeluarkan nanahnya. Lokal diberikan antibiotika dalam bentuk salep, seperti polimixyn B atau bacitracin, atau antiseptic asam asetat 2-5% dalam alkohol. Tidak perlu diberikan antibiotika secara sistemik, hanya diberikan obat simptomatik seperti analgetik.1
Otitis Eksterna Difus
Infeksi mengenai liang telinga dua pertiga dalam. Tampak kulit liang telinga hiperemis dan edema yang tidak yang jelas batas-batasnya. Kuman penyebab biasanya golongan pseudomonas. Kuman lainnya yaitu staphylococcus albus, Escherichia coli dan sebagainya. Otitis eksterna difus dapat juga terjadi sekunder pada otitis media supuratif kronis.1
Gejalanya adalah nyeri tekan tragus, liang telinga sangat sempit, kadang kelenjar getah bening membesar dan nyeri tekan, terdapat secret yang berbau. Secret ini tidak mengandung lender (musin) seperti secret yang keluar dari kavum timpani pada otitis media. 1
Pengobatannya dengan membersihkan liang telinga, memasukkan tampon yang mengandung antibiotika ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik antara obat dengan kulit yang meradang. Kadang-kadang diperlukan obat antibiotic sistemik. 1
Otomikosis
Infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh kelembaban yang tinggi di daerah tersebut. Yang tersering adalah Pytirosporum, Aspergilud. Kadang-kadang ditemukan juga kandida albikan atau jamur lain. Pytirosporum menyebabkan terbentuknya sisik yang menyerupai ketombe dan merupakan predisposisi otitis eksterna bakterialis. 1
Gejala biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh di liang telinga, tetapi sering pula tanpa keluhan. 1
Pengobatannya ialah dengan membersihkan liang telinga. Larutan asam asetat 2% dalam alcohol, larutan iodium povidon 5% atau tetes telinga yang mengandung campuran antibiotic dan steroid yang diteteskan ke liang telinga biasanya dapat menyembuhkan. Kadang-kadang diperlukan obat anti jamur (sebagai salep) yang diberikan secara topical yang mengandung nistatin , klotrimazol. 1
Herpes Zoster Otikus
Herpes Zoster Otikus adalah penyakit yang disebabkan oleh virus varisela zoster. Virus ini menyerang satu atau lebih dermatom saraf cranial. Dapat mengenai saraf trigeminus, ganglion genikulatum dan radiks servikalis bagian atas. Keadaan ini disebut juga sindroma ramsay hunt. Tampak lesi kulit yang vesikuler pada kulit di daerah muka sekitar liang telinga,
otalgia dan terkadang disertai paralisis oto wajah. Pada keadaan yang berat ditemukan gangguan pendengaran berupa tuli sensorineural. 1
Pengobatan sesuai dengan tatalaksana herpes zoster. 1
Infeksi Kronis Liang Telinga
Infeksi bakteri maupun jamur yang tidak diobati dengan baik, iritasi kulit yang disebabkan cairan otitis media, trauma berulang, adanya benda asing, penggunaan cetakan (mould) pada alat bantu dengar (hearing aid) dapat menyebabkan radang kronis. Akibatnya, terjadi stenosis atau penyempitan liang telinga karena terbentuknya jaringan parut atau sikatriks. 1
Pengobatannya memerlukan operasi rekonstruksi liang telinga. 1
Keratosis Obturans dan Kolesteatoma Eksterna
Dulu keratosis obturans dan kolesteatoma eksterna dianggap sebagai penyakit yang sama proses terjadinya, oleh karena itu sering tertukar penyebutannya. 1
Pada keratosis obturans ditemukan epidermis di liang telinga yang disebabkan oleh terbentuknya sel epitel yang berlebihan yang tidak bermigrasi ke arah telinga luar. 1
Pada pasien dengan keratosis obturans terdapat tuli konduktif akut, nyeri yang hebat, liang telinga yang lebih lebar, membran timpani yang utuh tapi lebih tebal dan jarang ditemukan adanya sekresi telinga. Gangguan pendengaran dan rasa nyeri yang hebat disebabkan oleh desakan gumpalan epitel berkeratin di liang telinga. Keratosis obturans sering bilateral sering ditemukan pada usia muda. Sering dikaitkan dengan sinusitis dan bronkiektasis. Erosi tulang liang telinga ditemukan pada keratosis obturan dan pada kolesteatoma eksterna. Hanya saja pada keratosis obturans, erosi tulang yang terjadi menyeluruh sehingga tampak liang telinga menjadi lebih luas. Sementara pada koleteatoma eksterna erosi tulang terjadi hanya di daerah posteroinferior. 1
Otore dan nyeri tumpul menahun ditemukan pada koleteatoma eksterna. Hal ini disebabkan oleh invasi kolesteatoma eksterna. Hal ini disebabkan oleh karena invasi kolesteatoma ke tulang yang menimbulkan periosteitis. Pendengaran dan membrane timpani biasanya normal. Kolesteatoma eksterna ditemukan hanya pada satu sisi telinga dan lebih sering pada usia tua.
Oleh karena keratosis obturans disebabkan oleh proses radang yang kronis, serta sudah terjadi gangguan migrasi epitel maka setelah gumpalan keratin dikeluarkan, debris akibat radang harus dibersihkan secara berkala. 1
Pada kolesteatoma eksterna perlu dilakukan operasi agar kolesteatoma dan tulang yang nekrotik bisa diangkat sempurna. Tujuan operasi mencegah berlanjutnya penyakit yang mengerosi tulang. Indikasi operasi adalah bila destruksi tulang sudah meluas ke telinga tengah, erosi tulang pendengaran, kelumpuhan saraf fasialis, terjadi fistel labirin atau otore yang berkepanjangan. Pada operasi, liang telinga bagian luar diperluas agar mudah dibersihkan. 1
Bila kolesteatoma masih kecil dan terbatas dapat dilakukan tindakan konservatif. Kolesteatoma dna jaringan nekrotik di angkat sampai bersih, di ikuti pemberian antibiotik topical secara berkala. 1
Pemberian obat tetes telinga dari campuran alcohol atau gliserin dalam H2O2 3%, tiga kali seminggu seringkali dapat menolong. 1
Otitis Eksterna Maligna (Nekrotikans)
Otitis eksterna maligna adalah infeksi difus di liang telinga luar dan struktur lain disekitarnya. Biasanya terjadi pada orang tua dengan penyakit diabetes mellitus. Pada penderita diabetes, pH serumen lebih tinggi disbanding pH serumen non diabetes. Kondisi ini menyebabkan penderita diabetes lebih mudah terjadi otitis eksterna. Akibat adanya factor imunokompromise dan mikroangiopati, otitis eksterna berlanjut menjadi otitis eksterna maligna. Pada otitis eksterna maligna, peradangan meluas secara progresif ke lapisan sub kutis, tulang rawan dan ke tulang sekitarnya, sehingga timbul kondritis, osteitis dan osteomielitis yang menghancurkan tulang temporal. 1
Gejala otitis eksterna maligna adalah rasa gatal di liang telinga yang dengan cepat di ikuti oleh nyeri, sekret yang banyak serta pembengkakan liang telinga. Kemudian rasa nyeri tersebut akan semakin hebat, liang telinga tertutup oleh jaringan granulasi yang cepat tumbuhnya. Saraf fasial dapat terkena, sehingga menimbulkan paresis atau paralisis fasialis. 1
Kelainan patologik yang penting adalah osteomielitis yang progresif, yang disebabkan kuman Pseudomonas aerogenosa. Penebalan endotel yang mengiringi diabetes melitus berat, kadar gula darah yang tinggi yang diakibatkan oleh infeksi yang sedang aktif, menimbulkan kesulitan pengobatan yang adekuat. 1
Pengobatan harus cepat diberikan. Sesuai dengan hasil kultur dan resistensi. Mengingat kuman penyebab tersering adalah Pseudomonas aerogenosa, diberikan antibiotika dosis tinggi yang sesuai dengan Pseudomonas aerogenosa. Sementara menunggu hasil kultur dan resistensi, diberikan golongan fluoroquinolone (ciprofloxasin) dosis tinggi peroral. Pada keadaan yang lebih berat diberikan antibiotika parenteral kombinasi dengan antibiotika golongan aminoglikosida yang diberikan selama 6-8 minggu. 1
Antibiotika yang sering digunakan adalah ciprofloxasin, ticarcilin-clavulanat, piperacilin (dikombinasi dengan aminoglikosida), ceftriaxon, ceftazidine, cefepime (maxipime), tobramicin (kombinasi dengan aminoglikosida), gentamicin (kombinasi dengan golongan penicilin). 1
Disamping obat-obatan, seringkali diperlukan juga tindakan membersihkan luka (debrideman) secara radikal. Tindakan membersihkan luka (debrideman) yang kurang bersih akan dapat menyebabkan makin cepatnya penjalaran penyakit. 1
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : OM Tanggal pemeriksaan : 22-06-2011
Umur : 23 tahun RM: 244861
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Guru
Suku Bangsa : Minang
Alamat : Garegeh
ANAMNESIS
Seorang pasien perempuan berumur 23 tahun datang berobat ke poliklinik THT RS Dr.
Ahmad Mochtar Bukittinggi pada tanggal 22 Juni 2011, dengan :
Keluhan Utama :
Nyeri pada telinga kiri sejak 3 hari yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Nyeri pada telinga kiri sejak 3 hari yang lalu, terus menerus, nyeri bertambah saat
menelan, nyeri meluas sampai ke pipi kiri dan ke belakang telinga, dan teraba panas.
Telinga kiri pernah kemasukan air 1 tahun yang lalu. Pasien mengeluhkan gatal pada
telinga kiri, hilang timbul, sehingga pasien mengorek telinga dengan cotton bud tiap 3
hari sekali.
Riwayat telinga kiri pernah berair 1 tahun yang lalu, sekret kental dan berbau. Sudah
berobat ke dokter spesialis THT-KL dan mendapat pengobatan H2O2 3% selama 4 bulan.
Riwayat telinga kiri berdenging 1 tahun yang lalu.
Riwayat penurunan pendengaran tidak ada.
Riwayat pusing berputar tidak ada.
Riwayat telinga terasa penuh tidak ada.
Demam ada, tidak tinggi, hilang timbul.
Sakit kepala disangkal oleh pasien.
Batuk pilek tidak ada.
Riwayat sumbatan pada hidung tidak ada.
Riwayat rasa cairan mengalir di tenggorok tidak ada.
Rasa nyeri di daerah muka tidak ada.
Riwayat gangguan penghidu tidak ada.
Riwayat nyeri tenggorok tidak ada.
Riwayat sukar menelan ataupun nyeri saat menelan tidak ada.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien belum pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang menderita keluhan yang sama seperti pasien.
Riwayat Pekerjaan, Sosial, Ekonomi, dan Kebiasaan:
Pasien bekerja sebagai guru di salah satu sekolah menengah tingkat pertama di
Bukittinggi.
Pasien suka mengorek telinga dengan cotton bud tiap 3 hari sekali.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum : sedang
Kesadaran : CMC
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Frekuensi nadi : 81 x/menit
Frekuensi nafas : 17 x/menit
Suhu : 36,7 oC
Pemeriksaan sistemik
Kepala : normosefal
Mata : Konjungtiva : tidak anemis
Sklera : tidak ikterik
Toraks : Jantung : dalam batas normal
Paru : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Extremitas : dalam batas normal
STATUS LOKALIS THT
Telinga
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Daun Telinga
Kel. Kongenital Tidak ada Tidak ada
Trauma Tidak ada Tidak ada
Radang Tidak ada Tidak ada
Kel. Metabolik Tidak ada Tidak ada
Nyeri tarik Tidak ada Ada
Nyeri tekan Tidak ada Ada
Liang Telinga
Cukup lapang (N) Cukup Lapang -
Sempit - Sempit
Hiperemi Tidak ada Ada
Edema Tidak ada Ada
Massa Tidak ada Tidak ada
Sekret/ Serumen Bau Tidak ada Tidak ada
Warna Tidak ada Tidak ada
Jumlah Tidak ada Tidak ada
Jenis Tidak ada Tidak ada
Membran timpani
Utuh
Warna Putih mengkilat seperti
mutiara
Sukar dinilai
Refleks cahaya Ada, arah jam 5 Sukar dinilai
Bulging Tidak ada Sukar dinilai
Retraksi Tidak ada Sukar dinilai
Atrofi Tidak ada Sukar dinilai
Perforasi
Jumlah perforasi Tidak ada Sukar dinilai
Jenis Tidak ada Sukar dinilai
Kwadran Tidak ada Sukar dinilai
Pinggir Tidak ada Sukar dinilai
Gambar
Mastoid
Tanda radang Tidak ada Tidak ada
Fistel Tidak ada Tidak ada
Sikatrik Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
Nyeri ketok Tidak ada Tidak ada
Tes Garpu tala Rinne Positif Positif
Schwabach Sama dengan
pemeriksa
Memanjang
Weber Lateralisasi ke kiri
Kesimpulan Tuli konduktif AS
Audiometri Tidak dilakukan
Hidung
Pemeriksaan Kelainan Dextra Sinistra
Hidung luar
Deformitas Tidak ada Tidak ada
Kelainan congenital Tidak ada Tidak ada
Trauma Tidak ada Tidak ada
Radang Tidak ada Tidak ada
Massa Tidak ada Tidak ada
Sinus Paranasal
Pemeriksaan Dextra Sinistra
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
Nyeri ketok Tidak ada Tidak ada
Rinoskopi Anterior
Vestibulum Vibrise Ada Ada
Radang Tidak ada Tidak ada
Kavum nasi Cukup lapang (N) Cukup lapang Cukup lapang
Sempit - -
Lapang - -
Sekret Lokasi Tidak ada Tidak ada
Jenis Tidak ada Tidak ada
Jumlah Tidak ada Tidak ada
Bau Tidak ada Tidak ada
Konka inferior Ukuran Eutrofi Eutrofi
Warna Merah muda Merah muda
Permukaan Licin Licin
Edema Tidak ada Tidak ada
Konka media Ukuran Eutrofi Eutrofi
Warna Merah muda Merah muda
Permukaan Licin Licin
Edema Tidak ada Tidak ada
Septum Cukup lurus/deviasi Cukup lurus
Permukaan Licin Licin
Warna Merah muda Merah muda
Spina Tidak ada Tidak ada
Krista Tidak ada Tidak ada
Abses Tidak ada Tidak ada
Perforasi Tidak ada Tidak ada
Massa Lokasi Tidak ada Tidak ada
Bentuk Tidak ada Tidak ada
Ukuran Tidak ada Tidak ada
Permukaan Tidak ada Tidak ada
Warna Tidak ada Tidak ada
Konsistensi Tidak ada Tidak ada
Mudah digoyang Tidak ada Tidak ada
Pengaruh Tidak ada Tidak ada
vasokonstriktor
Gambar
Rinoskopi Posterior
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Koana
Cukup lapang (N)
Sempit
Lapang
Cukup lapang Cukup lapang
Mukosa
Warna Merah muda Merah muda
Edem Tidak Tidak
Jaringan granulasi Tidak ada Tidak ada
Konka inferior
Ukuran Eutrofi Eutrofi
Warna Merah muda Merah muda
Permukaan Licin Licin
Edem Tidak Tidak
Adenoid Ada/tidak Tidak ada Tidak ada
Muara Tuba
Eeustachius
Tertutup sekret Tidak Tidak
Edem mukosa Tidak Tidak
Massa Lokasi Tidak ada Tidak ada
Ukuran - -
Bentuk - -
Permukaan - -
Post Nasal Drip Ada/tidak Tidak ada Tidak ada
Jenis - -
Gambar
Orofaring dan Mulut
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Palatum mole +
Arkus faring
Simetris/tidak Simetris Simetris
Warna Merah muda Merah muda
Edema Tidak ada Tidak ada
Bercak/eksudat Tidak ada Tidak ada
Dinding Faring Warna Merah muda Merah muda
Permukaan Licin Licin
Tonsil Ukuran T1 T1
Warna Merah muda Merah Muda
Permukaan Licin Licin
Kripti Tidak melebar Tidak melebar
Detritus Tidak ada Tidak ada
Eksudat Tidak ada Tidak ada
Perlengketan dg pilar Tidak ada Tidak ada
Peritonsil Warna Merah muda
Edema Tidak ada Tidak ada
Abses Tidak ada Tidak ada
Tumor Lokasi
Tidak adaBentuk
Ukuran
Permukaan
Konsistensi
GigiKaries/radiks Tidak ada Tidak ada
Kesan Hygiene baik Hygiene baik
Lidah
Warna Merah muda Merah muda
Bentuk Normal Normal
Deviasi Tidak ada Tidak ada
Massa Tidak ada Tidak ada
Gambar
Laringoskopi Indirek
Sukar Dinilai
Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening Leher
Tidak ditemukan pembesaran KGB leher
RESUME
(DASAR DIAGNOSIS)
Anamnesis :
Seorang pasien perempuan berumur 23 tahun mengeluhkan nyeri pada telinga kiri sejak 3
hari yang lalu. Nyeri pada telinga kiri sejak 3 hari yang lalu, terus menerus, nyeri
bertambah saat menelan, nyeri meluas sampai ke pipi kiri dan ke belakang telinga, dan
teraba panas. Gatal pada telinga kiri sejak 1 tahun yang lalu, hilang timbul. Kebiasaan
mengorek telinga dengan cotton bud tiap 3 hari sekali. Riwayat telinga pernah kemasukan
air 1 tahun yang lalu.
Pemeriksaaan fisik :
- Telinga kiri : terdapat nyeri tekan tragus, nyeri tarik aurikel, liang telinga sempit
dan edema
- Tes garpu tala : kesan tuli konduktif AS
Diagnosis Kerja : Otitis Eksterna difus
Diagnosis Banding : Otitis Eksterna sirkumskripta
Pemeriksaan Anjuran : -
Terapi : Pemasangan tampon telinga dengan obat tetes antibiotik
ofloxacin
Terapi Anjuran : -
Prognosis
- Quo ad Vitam : bonam
- Quo ad Sanam : bonam
Nasehat : jangan mengorek-ngorek telinga dengan cotton bud
Follow up 24 Juni 2011:
S/ nyeri telinga berkurang
gatal ada
rasa tidak nyaman telinga ada
O/ Liang telinga tampak lebih lapang dari sebelumnya
hiperemis tidak ada
T/ Lanjutkan obat tetes ofloxacin 3 kali sehari sebanyak 5 tetes.
Kontrol kembali setelah obat tetes habis
Diskusi
Telah dilaporkan seorang pasien perempuan berumur 23 tahun datang ke poliklinik THT RS. Achmad Muchtar Bukittinggi pada tanggal 22 Juni 2011 dengan keluhan utama nyeri pada telinga kiri sejak 3 hari yang lalu, terus menerus, nyeri bertambah saat menelan, nyeri meluas sampai ke pipi kiri dan ke belakang telinga, dan teraba panas. Berdasarkan literatur, nyeri telinga yang terus menerus, bertambah saat menelan dan meluas sampai ke pipi kiri dan belakang telinga serta teraba panas merupakan salah satu gejala dari otitis eksterna. Nyeri dan perabaan yang panas menandakan telah terjadi infeksi pada liang telinga pasien. Nyeri yang bertambah saat menelan dan meluas sampai ke pipi kiri dan belakang telinga menandakan telah menyebarnya infeksi ke sendi temporomandibula.
Pada pasien ini terdapat juga keluhan gatal pada telinga kiri sejak 1 tahun lalu yang hilang timbul. Keluhan gatal telinga kiri sejak 1 tahun ini dapat menerangkan penyebab yang mungkin dari otitis eksterna yang diderita pasien. Gatal menyebabkan pasien terlalu sering mengorek telinga dengan cotton bud, hal ini dapat menimbulkan trauma pada liang telinga yang selanjutnya dapat menjadi tempat masuk kuman yang dapat menimbulkan otitis eksterna.
Pada pemeriksaaan fisik, didapatkan pada telinga kiri nyeri tekan tragus, nyeri tarik aurikel dan liang telinga sempit. Hasil pemeriksaan fisik paling khas untuk otitis eksterna adalah adanya nyeri tekan tragus, nyeri tarik aurikel dan liang telinga sempit. Hal ini disebabkan anatomi liang telinga bagian tulang sangat unik karena merupakan satu-satunya tempat dalam tubuh dimana kulit langsung terletak di atas tulang tanpa adanya jaringan subkutan. Dengan demikian daerah ini sangat peka, dan tiap pembengkakan akan sangat nyeri karena tidak terdapat ruang untuk ekspansi. Pada pemeriksaan dengan garpu tala didapatkan kesan pasien mengalami tuli konduktif pada telinga kiri. Ini dikarenakan pembengkakan pada liang telinga oleh otitis eksterna ini dapat menyebabkan terhambatnya hantaran bunyi melalui udara yang melalui liang telinga.
Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik dan untuk memastikan kuman penyebab, diperlukan pemeriksaan penunjang kultur kuman dan diperrlukan juga uji resistensi untuk menentukan terapi medikamentosa yang tepat untuk pasien.
Penatalaksanaan pasien ini yaitu pemasangan tampon telinga dengan antibiotik. Tampon didiamkan di dalam liang telinga selama 2 hari dan secara rutin diteteskan obat otopain 3 kali sehari sebanyak 5 tetes kemudian kontrol ulang ke poliklinik setelah 2 hari. Pasien juga dinasehati untuk selanjutnya tidak mengorek telinga terlalu sering.
DAFTAR PUSTAKA
1. Soepardi EA et al, editor. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok
Kepala dan Leher. Edisi keenam. Jakarta: FKUI; 2007.
2. Boies. Buku ajar Penyakit THT. Edisi keenam.EGC. Jakarta: EGC; 1997:75-84.
3. Abdullah, F. Uji Banding Klinis Pemakaian Larutan Burruwi Saring dengan Salep
Ichthyol (Ichthammol) pada Otitis Eksterna Akut. 2003. Diakses dari
http:// www.usudigitallibrary.co m .
4. Aurikula [image on the internet]. Diakses dari
http://gurungeblog.wordpress.com/2008/12/11/indera-pendengar-telinga/.
5. Ear anatomy [image on the internet]. Diakses dari
http://biologinyanuris.blogspot.com/2009/05/sistem-indra-indra-pendengar.html
6. Outer ear [image on the internet]. Diakses dari
http://rudyhilkya.wordpress.com/2007/12/22/ngorek-telinga-bikin-candu/
7. Cerumen [image on the internet]. Diakses dari
http://secondking.wordpress.com/2009/10/25/sumbatan-serumen/
8. Radang telinga luar pada manusia [image on the internet]. Diakses dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Radang_telinga_luar
top related