cardiac rehabilitation
Post on 21-Oct-2015
45 Views
Preview:
TRANSCRIPT
“Impact of Cardiac Rehabilitation on Mortality and Cardiovascular Events After Percutaneous Coronary Intervention in the Community”
1. Lucia Dyah K09/282146/KU/132332. Widya Dwi Astuti09/288716/KU/13427
penyakit kardiovaskuler urutan pertama penyebab kematian
1,5 juta pasien /tahun mengalami IMA & terjadi kematian dlm
jam pertama serangan (biasanya di luar RS) pentingnya
perawatan pra rumah sakit (obat, pembedahan, rehabilitasi
cegah relaps)
Rehabilitasi Jantung pelayanan yang komprehensif, program
jangka panjang yang meliputi evaluasi medik, penyusunan
perogram latihan, modifikasi faktor resiko dan konseling
Perawatan penderita Infark Miokard Akut:
perawatan jangka lama rehabilitasi dini
Latar belakang
Rumusan MasalahBagaimanakah keefektifan rehabilitasi jantung untuk menurunkan mortalitas pasien pasca PCI?
TujuanMengetahui keefektifan rehabilitasi jantung untuk menurunkan mortalitas pasien pasca PCI
Manfaat Rehabilitasi jantung pasca PCI dapat menjadi intervensi keperawatan yang menurunkan angka mortalitas pasien.
Pengkajian kondisi dan riwayat medis pasien Edukasi dan konseling meningkatkan
pengetahuan & kesadaran pasien menghindari faktor risiko & kecemasan
Upaya pengontrolan faktor risiko edukasi, modifikasi gaya hidup sehat dan pengobatan yang diperlukan
Program latihan fisik dan konseling aktifitas fisik meningkatkan pola hidup sehat, tingkat kebugaran, kualitas hidup dan pengendalian faktor risiko
Rehabilitasi Jantung
Intervensi koroner perkutan (angioplasti atau
stenting) tanpa didahului fibrinolitik primary PCI Efektif dalam mengembalikan perfusi pada STEMI
jika dilakukan beberapa jam pertama infark miokard akut
PCI primer lebih dipilih jika terdapat syok kardiogenik, risiko perdarahan meningkat, atau gejala sudah ada sekurang-kurangnya 2 atau 3 jam jika bekuan darah lebih matur dan kurang mudah hancur dengan obat fibrinolitik
Percutaneous Coronary
Interventions (PCI)
Identitas Jurnal Judul Penelitian : Impact of Cardiac
Rehabilitation on Mortality and Cardiovascular Events After Percutaneous Coronary Intervention in the Community
Peneliti : Kashish Goel, MBBS; Ryan J. Lennon, MS; R. Thomas Tilbury, MD; Ray W. Squires, PhD; Randal J. Thomas, MD, MS
Sumber : Journal of The American Heart Association
ANALISIS JURNAL
Tujuan penelitianuntuk mengetahui keefektifan rehabilitasi jantung dalam menurunkan mortalitas setelah dilakukan PCI.
Metode penelitianPenelitian dilakukan di Olmested Country kepada pasien post PCI yang berpartisipsi dalam rahabilitasi jantung selama periode I Januari 1994 sampai 30 Juni 2008. Sampel penelitian diambil dengan teknik random sampling.
Instrumen penelitianDengan menggunakan rekam medis pasien dan follow up melalui telephone mengenai vital status dan informasi lainya selama hospitalisasi.
Ringkasan Jurnal
Populasi dalam penelitian ini sebanyak 2395
pasien, 40% (964) berpartisipasi dalam rehabilitasi
jantung minimal 1 sesi selama 3 bulan setelah PCI.
Pada tabel 1 dapat dilihat pada studi chohort
meunjukkan bahwa antara individu yang mengikuti
CR dan yang tidak mengikuti CR tidak terdapat
perbedaan yang signifikan dalam demografi,
medikasi, angiograpi, dan karakteristik klinik.
Hasil Penelitian
Pada gambar 1 dapat dilihat partisipan CR setelah
PCI. Partisipan meningkat secara signifikan dari 25
% sebelum tahun 2006 menjadi 42% setelah tahun
2006, dimana saat itu merupakan tahun
diberlakukanya perubahan regulasi mengenai
indikasi pasien yang mengikuti CR. Angka partisipan
tidak berubah secara signifikan dari waktu kewaktu
dalam partisipasi PCI.
Faktor yang berhubungan positif dengan
partisipasi CR usia, tahun PCI, riwayat AMI,
keterlibatan yang minimal dari cabang arteri
coroner, terapi antiplatelet selama PCI, dan
kejadian MI/CABG/PCI di Rumah Sakit.
Faktor yang berhubungan negative dengan
partisipasi CR setelah PCI merokok,
riwayat DM, PCI sebelumnya, dan
penggunaan drug-eluting stent.
Selama follow up kurang lebih 6 tahun terdapat 503 kematian, 199 disebabkan kardiovaskuler.
Sebanyak 755 pasien mengalami revaskularisasi, MI berulang pada 394 pasien selama periode follow up.
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat perbandingan
kematian, MI yang berulang, dan
revaskularisasi. Pada penelitian ini menunjukan
bahwa pada pastisipan CR lebih sedikit terjadi
dibandingkan dengan yamh tidak mengikuti CR.
Hal tersebut juga sesuai dengan penelitian
sebelumnya.
Factor yang mungkin bertanggung jawab terhadap hasil penelitian ini. CR meningkatkan aktivitas fisik dan kapasitas latihan yang pada
akhirnya dapat menghasilkan adaptasi fisiologis penting yang dapat meningkatkan kesehatan jantung.
Partisipasi CR dapat meningkatkan kepatuhan pengobatan, yang merupakan factor yang sangat penting bagi pasien PCI yang mendapatkan terapi antiplatelet setelah PCI.
Pengendalian factor risiko kardiovaskular, mengurangi inflamasi, identifikasi depresi dan pengobatan, serta dukungan psikososial menjadi lebih tinggi pada pasien yang berpartisipasi dalam CR dari pada pasien yang tidak mengikuti CR.
Follow up pasien yang dilakukan oleh staff program CR saat mereka berinteraksi dengan pasien beberapa kali dalam sebulan membantu mengidentifikasi gejala baru, efek samping, dan kondisi komorbid yang mungkin membutuhkan evaluasi tambahan ataupun penyesuaian treatment. Sehingga hal tersebut memungkinkan bahwa pengobatan yang diterima selama CR dapat menstimulasi adaptasi fisiologis yang menguntungkan, termasuk peningkatan jumlah circulating endothelial progenitor cells.
Pembahasan
Partisipasi CR setelah PCI berhubungan secara signifikan dengan pengurangan semua
penyebab kematian dan cardiovascular mortality
Kesimpulan
Bagi pasienProgram cardiac rehabilitaton dapat dipertimbangkan sebagai salah satu pilihan intervensi yang efektif untuk menurunkan angka mortalitas post PCI.
Bagi perawatDapat memberikan informasi bagi pasien post PCI terkait program cardiac rehabilitation yang sangat bermanfaat untuk menurunkan angka mortalitas.
Bagi Rumah SakitDapat memfasilitasi program rehabilitasi jantung bagi pasien post PCI.
Saran
Libby P. 2005. The Pathogenesis of atherosclerosis. In : Harrisons Principles of Internal
Medicine. Mc Graw Hill : 1425-1429 Radi B, Joesoef A, Kusmana D. 2009. Rehabilitasi Kardiovaskular Di Indonesia. Jurnal
Kardiologi Indonesia (30) : 2 ACC/AHA. 2004. ACC/AHA Guidelines for the Management of Patients With ST-Elevation
Myocardial Infarction. http://circ.ahajournals.org/cgi/reprint/110/9/e82.pdf Kumar A, Cannon CP. 2009. Acute Coronary Syndromes: Diagnosis and Management Part I.
Mayo Clin Proc 84(10):917-938. http://www.mayoclinicproceedings.com/content/84/10/917.full.pdf
Kleinschmidt KC. Epidemiology and Patophysiology of Acute Coronary Syndrome. Adv Stud Med. 2006;6(6B):S477-S482. http://www.jhasim.com/fi les/articlefi les/pdf/ASIM_6_6Bp477_482_R1.pdf
Antman EM, Braunwald E. ST-Elevation Myocardial Infarction: Pathology, Pathophysiology, and Clinical Features. Dalam: Braunwald E. ed. Braunwald’s Heart Disease. 8th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier. 2008. Pp: 1207-31.
Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI. Pedoman Praktis Tatalaksana Sindroma Koroner Akut. 2008. Jakarta: FKUI.
Rosen AB., Gelfand EV. Patophysiology of Acute Coronary Syndromes. Dalam: Gelfand Eli V., Cannon Cristopher P. Management of Acute Coronary Syndromes. West Sussex: Wiley Blackwell. 2009. Pp: 1-11; http://media.wiley.com/product_data/excerpt/75/04707255/0470725575-1.pdf
Canadian Institute For Health Information. 2007. Acute Coronary Syndromes: Understanding the Spectrum. http://www.smgh.ca/_uploads/PageContent/documents/ACS-spectrum.pdf
Char DM. The Patophysiology of Acute Coronary Syndromes. http://www.emcreg.org/publications/monographs/acep/2004/char.pdf
DAFTAR PUSTAKA
top related