analisis perbandingan return reksa dana ...eprints.undip.ac.id/29051/1/abstraksi.pdfberdasarkan...
Post on 10-Jun-2018
216 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS PERBANDINGAN RETURN REKSA DANA DENGAN
RETURN BENCHMARK-NYA BERDASARKAN METODE SHARPE,
TREYNOR, JENSEN DAN M 2
(Studi Pada Reksa Dana Saham, Reksa Dana Pendapatan Tetap dan Reksa
Dana Campuran Periode Tahun 2005-2009)
Niken Asli Suketi
Prof. Dr. H. Sugeng Wahyudi, M.M.
ABSTRACT
Mutual fund is an alternative of investment that theoretically provided someadvantage so that it expected to give maximum return with adjusted risk for theinvestor. Base on that background, is the equity funds, fixed funds and mixedfunds better than benchmark return and which mutual funds performance is thebest of its own kind.
This research is using secondary data that published by Bapepam, BEI and BI.Research sample chose by using purpose sampling method, which by criteria thatmutual fund operates during January 2005 until December 2009. According tothose criteria, the number of sample that examined is 7 equity funds, 7 fixed fundsand 7 mixed funds so, all 21 mutual funds. The measure of those mutual funds andbenchmark performances is using Sharpe, Treynor, Jensen and M2 method.Hypothesis tested by using two rates comparison test (independent sample t-test)by using SPSS version 16.
This result of the research shows that the performances of mutual funds issuperior than benchmark performances, but not significantly. The considerationof performances with Sharpe, Treynor, Jensen and M2 method produced DanamasPasti (fixed funds), Schroder Dana Prestasi (mixed funds), and Bahana DanaPrima (equity funds) that have superior performances than own benchmark. Theconclusion of this research is suggested to candidate of investor, in determininginvest to mutual funds, choose mutual funds that will give optimum return basedon Sharpe, Treynor, Jensen and M2 method.
Keywords : Mutual Funds, Benchmark, Sharpe, Treynor, Jensen and M2 Method
2
I. PENDAHULUAN
Sebagian besar orang menganggap investasi dengan keuntungan dan kekayaan
tanpa memperhitungkan risiko dan kesulitan yang perlu ditempuh untuk
berinvestasi. Lebih fatal lagi, banyak orang menginvestasikan uangnya tanpa
mengetahui secara pasti arti penting dari investasi tersebut, sehingga mengenali
kebutuhan investasi merupakan langkah awal proses investasi (Pratomo dan
Ubaidillah, 2009).
Dalam berinvestasi, ada hukum yang menyatakan bahwa risiko dan imbalan
(return) selalu sebanding. Ada investasi yang menawarkan risiko relative kecil,
tetapi biasanya keuntungannya juga tak seberapa. Namun ada pula investasi yang
menjanjikan keuntungan besar, namun di ikuti risiko yang tinggi pula. Sesuai
dengan karakternya dalam kondisi apapun seorang investor akan mencari
kesempatan untuk selalu mengembangkan kekayaannya dengan berinvestasi di
sektor-sektor yang dianggap dapat memberikan keuntungan yang memadai. Salah
satu sarana yang dianggap cukup menguntungkan melakukan investasi adalah
pasar uang dan pasar modal (capital and money market) di Indonesia
diselenggarakan oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dari sekian banyak instrument investasi yang diperdagangkan Pasar Modal
Indonesia, Reksa dana merupakan salah satu instrument yang menarik untuk
dikaji. Dalam waktu yang singkat reksa dana yang ditawarkan investor
menunjukkan perkembangan yang sangat tinggi. Reksa dana merupakan salah satu
alternative investasi bagi investor, khususnya investor kecil atau investor yang tak
ingin menanggung risiko yang tinggi. Reksa dana dirancang sebagai wadah untuk
memobilisasi dana dari masyarakat yang ingin berinvestasi akan tetapi
mempunyai waktu dan pengetahuan yang terbatas. Reksa dana mempunyai tingkat
risiko yang lebih rendah, karena prinsip investasi reksa dana membagi risiko
portofolio dengan diversifikasi investasi ke dalam beberapa instrument
penyertaan.
3
Berdasarkan pertimbangan dalam memilih salah satu lahan investasi yang
telah diuraikan pada alenia sebelumnya, maka penelitian ini difokuskan pada
open-ended/ reksa dana jenis terbuka. Berikut ini pada tabel 1.1 terlihat
perbandingan return reksa dana dengan return benchmark-nya.
Tabel 1.1
Statistik Perbandingan Return Reksa Dana Dengan Return Benchmark-nya
Periode Tahun 2005 – 2009
Jenis ReksaDana
No. Reksa Dana dan Benchmark-nya Total Return ExpectedReturn
Saham 1 Phinisi Dana Saham 1,4276 0,0238
2 Manulife Dana Saham 1,4209 0,0237
3 Reksa Dana Schroder Dana Istimewa 1,4120 0,0235
4 Schroder Dana Prestasi Plus 1,4120 0,0235
5 Bahana Dana Prima 1,3223 0,0220
6 First State IndoEquity Sectoral Fund 1,2358 0,0206
7 IHSG 1,1358 0,0189
8 BNI Reksadana Berkembang 0,2747 0,0046
PendapatanTetap
1 Danamas Pasti 1,3608 0,0227
2 BNI Dana Berbunga Dua 0,7498 0,0125
3 Trim Dana Tetap 0,6071 0,0101
4 Reksa Panin Plus 0,4271 0,0071
5 Pundi Reksa Rupiah 0,4199 0,0070
6 Trimegah Dana Stabil 0,3608 0,0060
7 Deposito 0,3220 0,0054
8 Reksa Dana BNI Dana Plus 0,1235 0,0021
4
Campuran 1 Schroder Dana Prestasi 1,2240 0,0204
2 Manulife Dana Campuran 0,9884 0,0165
3 0.5(IHSG+Deposito) 0,7291 0,0122
4 Dana Selaras Dinamis 0,7151 0,0119
5 Reksa Dana Schroder Dana Kombinasi 0,6943 0,0116
6 Schroder Dana Terpadu 0,4834 0,0081
7 Reksa Dana Portofolio Dana Plus 0,4778 0,0080
8 Reksa Dana Investasi Reksa Plus 0,3397 0,0057
Sumber: Bapepam, diolah
Berdasarkan tabel 1.1 diatas dapat dijelaskan bahwa return reksa dana periode
tahun 2005-2009 tidak selalu berada diatas return benchmark-nya. Pada reksa
dana saham, terdapat enam reksa dana yang returnnya berada diatas return IHSG
dimana total returnnya sebesar 1,1358 dan hanya ada satu reksa dana yang berada
di bawah return benchmark yaitu BNI Reksadana Berkembang. Pada reksa dana
pendapatan tetap juga terdapat enam reksa dana yang returnnya diatas return
benchmark-nya yaitu Deposito dimana total returnnya sebesar 0,3220. Dan hanya
ada satu reksa dana yang berada dibawah return Deposito yaitu Reksa Dana BNI
Dana Plus. Sedangkan pada reksa dana campuran, return benchmark berada pada
peringkat ketiga dengan total return 0,7291. Hal ini mengakibatkan banyak return
reksa dana campuran yang berada di bawah return benchmark yaitu sebanyak lima
reksa dana campuran. Hanya terdapat dua reksa dana campuran yang returnnya
diatas return benchmark yaitu Schroder Dana Prestasi dan Manulife Dana
Campuran.
Reksa dana dikelola oleh para profesional di bidang investasi. Secara logika,
perhitungan return yang mereka hasilkan akan lebih baik jika dibandingkan
dengan return dari portofolio yang disusun investor awam yang hanya
menggunakan strategi buy and hold bahkan mungkin mereka akan dapat
mengalahkan pasar.
5
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Grinblatt (1994), Usman dan Ratnasari
(2004) berpendapat bahwa return reksa dana tidak lebih baik dari return
benchmark-nya. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Athanassios
(2005) dan Mondigliani (1997) berpendapat bahwa bila reksa dana dikelola secara
profesional oleh manajer investasi, maka akan mendapatkan return reksa dana
diatas return benchmark dari setiap jenis reksa dana. Oleh karena itu return reksa
dana harus dibandingkan dengan return benchmark-nya.
Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan menggunakan salah satu metode
terbaik untuk mengetahui return reksa dana secara akurat. Pada penelitian ini
menggunakan metode Sharpe, Treynor, Jensen dan M2 karena:
1. Menurut Izakia (1998) metode ini merupakan salah satu standart pengukuran
kinerja reksa dana secara internasional tanpa melakukan perhitungan yang
salah, karena dengan menggunakan metode yang salah tersebut justru dapat
memberikan informasi yang menyesatkan bagi investor dan merugikan
pengelola reksa dana.
2. Menurut Eko Priyo dan Ubaidillah (2009) bahwa pengukuran kinerja harus
menggunakan standardisasi pengukuran Internasional.
6
II. TELAAH PUSTAKA
1. Investasi
Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang
lebih besar pada masa mendatang. Dengan kata lain, investasi merupakan
penanaman dana yang bertujuan untuk mendapat hasil sebagai imbalan atas
penanaman modal tersebut. Investasi melibatkan pengeluaran dana investor pada
waktu sekarang untuk mendapatkan pengembalian yang lebih besar di masa yang
akan datang, walupun pengembalian dari suatu investasi belum tentu berupa
keuntungan (Usman dan Ratnasari, 2004).
2. Portofolio
Menurut Fakhruddin (2008), portofolio adalah kumpulan surat berharga dari
beberapa jenis yang dimiliki seseorang atau pihak yang dikelola oleh suatu reksa
dana. Portofolio identik dengan proses diversifikasi yaitu upaya untuk
menyebarkan risiko. Dengan demikian, risiko yang terkandung dalam surat-surat
berharga tersebut dapat diminimalkan bahkan dapat dihilangkan melalui
kemampuan seseorang mendiversifikasi portofolio.
3. Reksa Dana
Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh
Manajer Investasi (Fakhruddin, 2008). Dengan kata lain, reksa dana merupakan
suatu wadah berinvestasi secara kolektif untuk ditempatkan dalam portofolio
berdasarkan kebijakan investai yang ditetapkan oleh Manajer Investasi.
Berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 pasal 18 ayat
(1), reksa dana dapat berbentuk perseroan dan kontrak investasi kolektif.
Berdasarkan sifatnya, reksa dana perseroan terdiri atas (Usman dan Ratnasari,
2004): reksa dana tertutup dan terbuka. Reksa Dana tertutup menurut Bapepam
adalah reksa dana yang tidak dapat membeli kembali kepada pemodal yang telah
menjual sahamnya kepada pemodal. Reksa dana terbuka menurut Bapepam adalah
7
reksa dana yang menawarkan dan membeli kembali saham-sahamnya dari
pemodal sampai sejumlah modal yang sudah dikeluarkan.
Dari sisi peraturan Bapepam, reksa dana di Indonesia dibagi dalam 4 (empat)
jenis kategori (Harahap dan Pardomuan, 2003) yaitu:
a. Reksa Dana Pasar Uang didefinisikan sebagai reksa dana yang melakukan
investasi 100% pada efek pasar uang.
b. Reksa Dana Pendapatan Tetap adalah reksa dana yang melakukan investasi
sekurang-kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya kedalam efek
bersifat hutang.
c. Reksa Dana Saham adalah reksa dana yang melakukan investasi sekurang-
kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya kedalam efek bersifat ekuitas
(saham).
d. Reksa Dana Campuran adalah reksa dana yang melakukan investasi dalam
efek ekuitas dan efek hutang yang perbandingannya (alokasi) tidak termasuk
dalam kategori RDPT dan RDS.
Reksa dana dikelola oleh dua pihak, yakni Manajer Investasi dan Bank
Kustodian (Pratomo dan Ubaidillah 2009). Dalam reksa dana, manajer investasi
bertanggung jawab atas kegiatan investasi, yang meliputi analisis dan pemilihan
jenis investasi, mengambil keputusan investasi, memonitor pasar investasi, dan
melakukan tindakan yang dibutuhkan untuk kepentingan investor. Sementara,
Bank Kustodian bertindak sebagai penyimpan kekayaan (safe keeper) serta
administrator reksa dana.
Nilai Aktiva Bersih (NAB) atau disebut juga Net Asset Value (NAV)
merupakan nilai pasar wajar (fair market value) suatu efek dan kekayaan lain dari
reksa dana dikurangi dengan kewajiban (utang). NAB merupakan salah satu tolok
ukur dalam memantau hasil dari suatu reksa dana. Nilai aktiva bersih per unit
penyertaan adalah harga wajar dari portofolio suatu reksa dana setelah dikurangi
biaya operasional kemudian dibagi jumlah saham/ unit penyertaan yang telah
beredar (dimiliki investor) pada saat tersebut.
8
Beberapa keuntungan lain yang didapat dari investasi reksa dana adalah
sebagai berikut Sunariyah (2000),:
a. Mendapat dividend dan bunga.
b. Distribusi laba capital (capital gain distribution).
c. Diversifikasi investasi dan penyebaran risiko.
d. Harga reksa dana tidak begitu tergantung dengan harga saham di bursa.
e. Likuiditas terjamin.
f. Biaya rendah.
g. Pengelola potofolio yang professional.
4. Konsep Return dan Risiko.
Return merupakan pengembalian pendapatan yang diterima dari investasi
ditambah perubahan harga pasar, biasanya dinyatakan sebagai persentase dari
harga pasar investasi awal (Van Horne, 1997). Menurut Sharpe, et al (1997),
tingkat pengembalian selama satu periode dari sebuah sekuritas dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Return = (End of periode wealth) – (Beginning of periode wealth)
Beginning of periode wealth
Risiko adalah peluang bahwa kemungkinan hasil yang diterima ternyata
berbeda dari yang diharapkan (Fakhruddin, 2008). Usman dan Ratnasari, dalam
Gitman (2000), mengatakan bahwa total risiko dari sebuah sekuritas dibagi
menjadi dua bagian, yaitu: Total security risk = non diversifiable risk +
diversifiable risk. Maka 2 macam risiko dalam sekuritas atau portofolio adalah:
a. Risiko Tidak Sistematik (diversifiable risk)
b. Risiko Sistematik (non diversifiable risk)
Dalam berbagai prospectus reksa dana, maka risiko yang dihadapi investor
(Manurung, 2007) yaitu:
9
a. Risiko ekonomi saat ini.
b. Risiko berfluktuasinya Nilai Aktiva Bersih.
c. Risiko Likuiditas.
d. Risiko pertanggungan atas harta/ kekayaan reksa dana.
5. Benchmark (Tolok Ukur)
Peran Benchmark dalam evaluasi kinerja portofolio adalah untuk
membandingkan tingkat pengembalian yang dapat diperoleh dari alternative
investasi lain yang seimbang. Dengan demikian, benchmark dalam evaluasi
kinerja portofolio harus benar-benar dapat mewakili kebijakan investasi dari
portofolio, serta sesuai dengan tujuan investasi investor (Sharpe, et al. 1999).
Benchmark yang dipilih untuk masing-masing kelompok reksa dana adalah
sebagai berikut (Ika dan Nasution, 1998):
a. Reksa dana saham: rata-rata Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa
Efek Indonesia pada periode pengukuran yang sama dengan penelitian.
b. Reksa dana pendapatan tetap: rata-rata suku bunga bank swasta dan bank
pemerintah periode 12 bulan (suku bunga deposito).
c. Reksa dana campuran: 0,5 (suku bunga deposito + IHSG) atau rata-rata dari
jumlah suku bunga deposito dengan IHSG.
6. Return Reksa Dana dan Return Benchmark
Return reksa dana yang meliputi reksa dana saham, reksa dana pendapatan
tetap dan reksa dana saham adalah suatu ukuran kemampuan kerja atau prestasi
yang dicapai oleh Manajer Investasi yang diperhitungkan dari NAB per unit yang
merupakan data pengamatan.
KIRD = NABt – NABt-1
NABt-1
Dimana:
10
KIRD = Return Reksa Dana
NABt = NAB per unit akhir bulan
NABt-1 = NAB per unit akhir bulan sebelumnya
Return benchmark adalah suatu kumpulan kemampuan kerja atau prestasi
yang dicapai oleh pembandingnya (benchmark) yang diperlihatkan dari return
pasar (market performance) sesuai dengan jenis reksa dana yang diamati.
a. Return IHSG:
KIHSG = IHSGt – IHSGt-1
IHSGt-1
b. Return Deposito:
KDep = Dept – Dept-1
Dept-1
c. Return Rata-rata IHSG dan Deposito:
K = KIHSG + KDep
2
7. Risk Free
Investasi yang bebas risiko (risk free asset) secara definisi memiliki return
yang pasti, asset jenis ini harus berupa sekuritas berbunga tetap yang tidak
memiliki kemungkinan default. Dalam penelitian ini, investasi tanpa risiko
diasumsikan merupakan tingkat suku bunga rata-rata dari Sertifikat Bank
Indonesia (SBI). Kinerja investasi bebas risiko pada sub periode dirumuskan
sebagai berikut (Pratomo dan Ubaidillah):
RF = RF1t + RF2t + RFnt
n
11
8. The Sharpe Performance Measure
Metode evaluasi kinerja portofolio yang pertama adalah metode pengukuran
Sharpe atau Reward-to-Variability Ratio (RVAR). Pengukuran metode RVAR
dilakukan dengan rumus:
RVAR= RP - RF
σP
Dimana:
RVAR = nilai rasio Sharpe
RP = rata-rata tingkat pengembalian portofolio
RF = rata-rata risk free rate
σP = total risiko atau standart deviasi portofolio
9. The Treynor Performance Measure
RVOL menyatakan rasio antara excess return suatu portfolio terhadap beta
(Jones, 2000).
RVOL = RP - RF
βP
Dimana:
RVOL = nilai rasio Treynor
RP = rata-rata tingkat pengembalian portfolio
RF = rata-rata risk free rate
βP = beta atau risiko sistematik suatu portfolio
12
10. The Jensen Performance Measure
Metode Jensen menyatakan perbedaan tingkat pengembalian actual dari suatu
portfolio selama periode tertentu dengan premis risiko (risk premium) portfolio
tersebut yang seharusnya diperoleh berdasarkan risiko sistematik portfolio
tersebut dan penggunaan CAPM (Jones, 2000). Persamaan alpha dirumuskan
sebagai:
α = (Rp – RF) – (β(Rm – RF))
Dimana:
α = nilai rasio Jensen
Rp = rata-rata tingkat pengembalian portfolio
RF = rata-rata risk free rate
Rm = rata-rata tingkat pengembalian pasar
β = beta atau risiko sistematik suatu portfolio
11. The M2 Performance Measure
Metode M2 merupakan variasi atau pengembangan dari metode Sharpe.
Metode ini menghitung berapa besar tingkat pengembalian suatu portofolio jika
memiliki standart deviasi yang sama dengan portofolio pasar atau Bechmark-nya
(Sharpe, et al. 1999). Metode M2 dirumuskan dengan persamaan:
M2 = RF + RP – RF σm
σp
Dimana:
M2 = nilai rasio M2
Rp = rata-rata tingkat pengembalian portfolio
RF = rata-rata risk free rate
σm = standart deviasi pasar
13
σp = standart deviasi portfolio
12. Kerangka Pemikiran Teoritis
H1
H2
H3
13. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas perumusan masalah yang
diajukan. Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka peneliti mengajukan
hipotesis sebagai berikut:
H1: Return reksa dana saham lebih tinggi dari return IHSG.
H2: Return reksa dana pendapatan tetap lebih tinggi dari return Deposito.
H3: Return reksa dana campuran lebih tinggi dari return Rata-rata IHSG dan
Deposito.
Return Reksa DanaSaham
Return Reksa DanaCampuran
Return Reksa DanaPendapatan Tetap
Return Rata-rataIHSG dan Deposito
Return Deposito
Return IHSG
MetodeTreynor
MetodeM2
MetodeJensen
MetodeSharpe
Reksa Dana YangOptimal
14
III.METODE PENELITIAN
1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Operasional Pengukuran
1. Return Reksa Dana(meliputi reksadana saham, reksadana pendapatantetap dan reksadana campuran)
Selisih return reksa dana akhirbulan (NABt) dan return reksadana akhir bulan sebelumnya(NABt-1) dibagi dengan returnreksa dana akhir bulansebelumnya (NABt-1)
KIRD = NABt – NABt-1
NABt-1
2. Return Benchmark
a. Return IHSG
b. Return Deposito
c. Return Rata-rata IHSG danDeposito
Perbedaan (selisih) antarareturn IHSG akhir bulan (IHSGt)dan return IHSG akhir bulansebelumnya (IHSGt-1) dibagidengan return IHSG akhir bulansebelumnya (IHSGt-1).
Nilai suku bunga deposito akhir(Dept) dikurangi nilai sukubunga deposito akhir bulansebelumnya (Dept-1) kemudianhasilnya dibagi dengan nilaisuku bunga deposito akhirbulan sebelumnya (Dept-1).
Jumlah dari return IHSG (KIHSG)dengan return Deposito (KDep)dibagi dua.
KIHSG =IHSGt – IHSGt-1
IHSGt-1
KDep = Dept – Dept-1
Dept-1
K = KIHSG + KDep
2
3. Risk Free Investasi tanpa risikodiasumsikan merupakan tingkatsuku bunga rata-rata dariSertifikat Bank Indonesia
RF = RF1t + RF2t + RFnt
n
4. Metode Sharpe(RVAR)
Risk Adjusted Measures ofPortfolio Performance olehSharpe, diukur dengan rasioexcess portfolio return (RP - RF)terhadap standard deviasinya(σP)
RVAR= RP - RF
σP
5. Metode Treynor(RVOL)
Risk Adjusted Measures ofPortfolio Performance oleh
RVOL = RP - RF
βP
15
Treynor, diukur dengan rasioexcess portfolio return (RP - RF)terhadap beta atau risikosistematiknya (βP)
6. Metode Jensen Risk Adjusted Measures ofPortfolio Performance olehJensen, diukur dengan selisihreturn portfolio dengan risk-free (Rp – RF) dikurangi betadikali selisih tingkatpengembalian benchmarkdengan tingkat pengembalianrisk-free (β(Rm – RF))
α = (Rp – RF)–(β(Rm – RF))
7. Metode M2 Risk Adjusted Measures ofPortfolio Performance olehLeah Modigliani dan FrancoModigliani, diukur dengan riskfree (RF) ditambah hasil kali dariRVAR (RP – RF / σp) denganstandart deviasi benchmark(σm)
M2 = RF + RP – RF σm
σp
2. Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah semua reksa dana yang telah memiliki ijin
dari Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan terdaftar di BEI pada Januari
2005 sampai Desember 2009, yaitu sejumlah 594 reksa dana. Pengambilan sample
diperoleh dengan menggunakan purposive sampling yaitu memilih sample dengan
criteria tertentu. Criteria yang digunakan adalah:
1. Reksa dana bersifat terbuka dan berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK).
2. Reksa dana merupakan jenis reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap,
dan reksa dana campuran.
3. Reksa dana merupakan reksa dana konvensional (bukan syariah) dengan
kapitalisasi pasar terbesar pada periode Januari 2005.
4. Telah memiliki ijin dari Badan Pengawas Pasar Modal dan terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dari awal tahun 2005 hingga Desember 2009.
16
5. Tidak pernah diberhentikan sementara kegiatan operasinya selama periode
Januari 2005 hingga Desember 2009.
Berdasarkan tahapan pengambilan sampel diatas, dari populasi sebanyak 594
reksa dana, diperoleh sebanyak 21 reksa dana yang memenuhi criteria:
No. Nama Reksa Dana Assets (RpMillion)
Jenis Reksa Dana
1. Reksa Dana BNI Dana Plus 5,655,667.12 Pendapatan Tetap
2. Trim Dana Tetap 4,498,283.54 Pendapatan Tetap
3. Pundi Reksa Rupiah 3,577,542.49 Pendapatan Tetap
4. Schroder Dana Prestasi Plus 2,867,859.57 Saham
5. Schroder Dana Terpadu 2,754,518.21 Campuran
6. BNI Dana Berbunga Dua 2,627,751.28 Pendapatan Tetap
7. Danamas Pasti 2,300,529.88 Pendapatan Tetap
8. Trimegah Dana Stabil 2,264,049.08 Pendapatan Tetap
9. Reksa Panin Plus 1,461,688.04 Pendapatan Tetap
10. Reksa Dana Schroder Dana Istimewa 731,365.30 Saham
11. Dana Selaras Dinamis 575,573.45 Campuran
12. Reksa Dana Schroder Dana Kombinasi 534,666.26 Campuran
13. Schroder Dana Prestasi 456,722.82 Campuran
14. Manulife Dana Campuran 424,172.52 Campuran
15. Manulife Dana Saham 410,023.65 Saham
16. Reksa Dana Investasi Reksa Plus 319,560.60 Campuran
17. Reksa Dana Portofolio Dinamis Plus 259,107.10 Campuran
18. First State IndoEquity Sectoral Fund 230,474.78 Saham
19. Bahana Dana Prima 138,402.90 Saham
20. BNI Reksadana Berkembang 110,073.27 Saham
21. Phinisi Dana Saham 86,649.90 Saham
17
3. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data Nilai Aktiva Bersih
(NAB) bulanan dari reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap, dan reksa
dana campuran yang diperoleh melalui website Bapepam yaitu
www.bapepam.go.id periode 2005-2009. Data tentang perkembangan Indeks
Harga Saham Gabungan dan suku bunga deposito 12 bulan (Benchmark) yang
diperoleh dari www.idx.co.id dan www.bi.go.id selama periode pengamatan 2005-
2009. Data tingkat suku bunga bulanan Sertifikat Bank Indonesia periode 2005-
2009 yang diperoleh dari website Bank Indonesia yaitu www.bi.go.id.
4. Metode Pengumpulan Data
Sesuai dengan jenis data yang diperlukan yaitu data sekunder dan teknik
sampling yang digunakan, maka metode pengumpulan data dilakukan dengan
metode dokumentasi.
5. Metode Analisis
a. Menganalisis perbedaan return reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap
dan reksa dana campuran dengan return Benchmark-nya (IHSG, Deposito dan
0.5(IHSG+Deposito)) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Mencari return masing-masing reksa dana per bulan.
Mencari rata-rata return reksa dana per bulan dari masing-masing reksa
dana.
Mencari return benchmark dari masing-masing reksa dana per bulan.
Mencari rata-rata return benchmark dari masing-masing reksa dana per
bulan.
Mencari return risk free SBI.
Mencari kinerja masing-masing reksa dana dan benchmark dengan
metode Sharpe, Treynor, Jensen dan M2.
Mengurutkan peringkat pertama hingga terakhir dari nilai indeks Sharpe,
Treynor, Jensen dan M2
18
b. Analisis Statistic Uji Beda Dua Rata-rata
Pada bagian ini akan dilakukan pengujian terhadap actual return reksa dana
dengan actual return benchmark dengan menggunakan Program Microsoft Excel
(analisa return) dipadukan dengan program SPSS Versi 16 (analisa T-test) yang
menggunakan metode independent sample t-test untuk membuktikan bahwa
apakah reksa dana dengan actual return yang positif berbeda dengan actual return
benchmark pada level yang signifikansi 5%.
c. Syarat penerimaan Hipotesis
Apabila probabilitas (sig) untuk t<0,05; artinya ada perbedaan signifikan
antara return reksa dana dengan return masing-masing benchmark atau H1
diterima bila probabilitas (sig) untuk t<0,05.
19
IV. HASIL DAN ANALISIS
1. Deskripsi Return Reksa Dana
Berdasarkan gambar tersebut menunjukkan bahwa selama periode penelitian
Januari 2005 hingga Desember 2009 menunjukkan adanya rata-rata return reksa
dana saham, reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana campuran yang
fluktuatif. Hal ini mengindikasikan bahwa reksa dana tersebut mengalami
kenaikan dan penurunan pada kinerjanya. Nilai Aktiva Bersih atau NAB rata-rata
reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana campuran pada
periode pengamatan menunjukkan kecenderungan naik. Grafik return rata-rata
reksa dana juga menunjukkan lebih banyak berada pada nilai positif.
20
2. Deskripsi Return Benchmark
Selama periode Januari 2005 - Desember 2009 return IHSG, return Deposito
dan return Rata-rata IHSG dengan Deposito cenderung fluktuatif untuk tiap
periode. Pada data, terlihat bahwa return benchmark dari awal bulan Januari 2005
hingga Desember 2009 mempunyai kecenderungan naik. Hal ini juga terlihat pada
grafik diatas bahwa return benchmark lebih banyak berada pada nilai positif.
Sedangkan tingkat return bebas risiko atau risk free selalu memiliki tingkat return
yang positif namun pada awal tahun 2007 hingga akhir Desember 2009 tingkat
return bebas risiko atau risk free mempunyai kecenderungan menurun.
Karakteristik return reksa dana dan return benchmark-nya memiliki kemiripan.
Hal ini disebabkan karena analisis return reksa dana harus dibandingkan dengan
tingkat pengembalian yang dapat diperoleh dari alternative investasi lain yang
seimbang.
21
3. Analisis Perbandingan Return Reksa Dana dengan Return Benchmark
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
R_RS 60 -.3276 .2397 .019656 .0824071
R_IHSG 60 -.3142 .2013 .018930 .0786633
R_RPT 60 -.1330 .1189 .010078 .0390767
R_Dep 60 -.1316 .1669 .005367 .0479357
R_RC 60 -.1900 .1040 .013684 .0468104
R_Rata2 60 -.1442 .1136 .012149 .0439102
Risk Free 60 .0729 .1183 .092170 .0149134
Valid N (listwise) 60
Berdasarkan tabel 4.1 di atas terlihat bahwa selama periode penelitian dari
bulan Januari 2005 hingga Desember 2009, rata-rata return bulanan reksa dana
saham menunjukkan rata-rata yang positif yaitu sebesar 1,9656% sedangkan untuk
rata-rata return bulanan IHSG adalah sebesar 1,8930%. Hal ini menunjukkan
bahwa secara keseluruhan rata-rata return reksa dana saham lebih tinggi daripada
rata-rata return IHSG. Dengan demikian hipotesis pertama (H1) diterima.
Dari hasil diatas terlihat bahwa selama periode penelitian, rata-rata return
bulanan reksa dana pendapatan tetap adalah sebesar 1,0078% sedangkan untuk
rata-rata return bulanan Deposito adalah sebesar 0,5367%. Hal ini menunjukkan
bahwa secara keseluruhan rata-rata return reksa dana pendapatan tetap lebih tinggi
daripada rata-rata return Deposito. Dengan demikian hipotesis kedua (H2)
diterima.
Menurut tabel 4.1 diatas menunjukkan rata-rata return bulanan reksa dana
campuran memiliki rata-rata yang positif yaitu sebesar 1,3684% sedangkan untuk
rata-rata return bulanan benchmark-nya adalah sebesar 1,2149%. Hal ini
menunjukkan bahwa secara keseluruhan rata-rata return reksa dana campuran
lebih tinggi daripada rata-rata return benchmark-nya. Dengan demikian hipotesis
ketiga (H3) diterima.
22
Berikut ini perhitungan uji beda terhadap return reksa dana saham dengan
return IHSG menggunakan SPSS:Return
Equal
variances
assumed
Equal
variances
not assumed
Levene’s Test for Equality of F
Variances Sig.
.013
.908
t-test for Equality of Means T
Df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval Lower
of the Difference Upper
.049
118
.961
.0007256
.0147076
-.0283994
.0298507
.049
117.745
.961
.0007256
.0147076
-.0284001
.0298514
Untuk nilai t pada equal variance assumed adalah 0,049 dengan probabilitas
signifikansi 0,961. Karena nilai signifikansi berada diatas 0,05 dengan dapat
dikatakan bahwa rata-rata return reksa dana saham dengan rata-rata return IHSG
tidak berbeda secara signifikan. Karena tidak berbeda secara signifikan, investor
bisa menginvestasikan dananya baik pada reksa dana saham maupun pada pasar
(IHSG).
Selanjutnya pada tabel 4.3 dibawah ini adalah perhitungan uji beda terhadap
return reksa dana pendapatan tetap dengan return deposito menggunakan SPSS:Return
Equal
variances
assumed
Equal
variances
not assumed
Levene’s Test for Equality of F
Variances Sig.
3.002
.086
t-test for Equality of Means T
Df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval Lower
of the Difference Upper
.590
118
.556
.0047113
.0079842
-.0110995
.0205222
.590
113.394
.556
.0047113
.0079842
-.0111062
.0205288
23
Berdasarkan tabel diatas terlihat nilai t pada equal variance assumed adalah
0,590 dengan probabilitas signifikansi 0,556. Karena nilai signifikansi berada
diatas 0,05 dengan dapat dikatakan bahwa rata-rata return reksa dana pendapatan
tetap dengan rata-rata return Deposito tidak berbeda secara signifikan. Karena
tidak berbeda secara signifikan, investor bisa menginvestasikan dananya baik pada
reksa dana pendapatan tetap maupun pada pasar (deposito).
Kemudian pada tabel 4.4 dibawah ini adalah perhitungan uji beda terhadap
return reksa dana campuran dengan return Rata2 menggunakan SPSS:Return
Equal
variances
assumed
Equal
variances
not assumed
Levene’s Test for Equality of F
Variances Sig.
13.755
.000
t-test for Equality of Means T
Df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval Lower
of the Difference Upper
1.620
118
.108
.0110006
.0067893
-.0024440
.0244453
1.620
87.946
.109
.0110006
.0067893
-.0024918
.0244930
Pada tabel 4.4 diatas terlihat nilai t pada equal variance assumed adalah 1,620
dengan probabilitas signifikansi 0,108. Karena nilai signifikansi berada diatas 0,05
dengan dapat dikatakan bahwa rata-rata return reksa dana campuran dengan rata-
rata return Rata2 tidak berbeda secara signifikan. Karena tidak berbeda secara
signifikan, investor bisa menginvestasikan dananya baik pada reksa dana
campuran maupun pada pasar (Rata2).
24
4. Analisis Peringkat Reksa Dana dan Benchmark-nya Berdasarkan Metode
Sharpe
Peringkat Reksa Dana dan Benchmark-nya Rp Rf σp SharpeSaham
1 Bahana Dana Prima 0.0220 0.0922 0.0902 -0.77792 BNI Reksa Dana Berkembang 0.0046 0.0922 0.1077 -0.81343 First State IndoEquity Sectoral F 0.0206 0.0922 0.0841 -0.85144 Phinisi Dana Saham 0.0238 0.0922 0.0799 -0.85545 Manulife Dana Saham 0.0237 0.0922 0.0798 -0.85836 RD Schroder Dana Istimewa 0.0235 0.0922 0.0773 -0.88797 Schroder Dana Prestasi Plus 0.0235 0.0922 0.0762 -0.90078 IHSG 0.0189 0.0922 0.0787 -0.9311
PendapatanTetap
1 Danamas Pasti 0.0227 0.0922 0.1537 -0.45202 BNI Dana Berbunga Dua 0.0125 0.0922 0.0892 -0.89293 Trim Dana Tetap 0.0101 0.0922 0.0862 -0.95134 Deposito 0.0054 0.0922 0.0479 -1.81085 RD BNI Dana Plus 0.0021 0.0922 0.0427 -2.10996 Reksa Panin Plus 0.0071 0.0922 0.0254 -3.34577 Pundi Reksa Rupiah 0.0070 0.0922 0.0244 -3.49338 Trimegah Dana Stabil 0.0060 0.0922 0.0216 -3.9846
Campuran1 Schroder Dana Prestasi 0.0204 0.0922 0.0772 -0.92932 Manulife Dana Campuran 0.0165 0.0922 0.0616 -1.22803 Dana Selaras Dinamis 0.0119 0.0922 0.0528 -1.51994 0.5 (IHSG + Deposito) 0.0122 0.0922 0.0439 -1.82255 Reksa Dana Investasi Reksa Plus 0.0057 0.0922 0.0473 -1.82996 Schroder Dana Terpadu 0.0081 0.0922 0.0365 -2.30667 RD Schroder Dana Kombinasi 0.0116 0.0922 0.0282 -2.85878 Reksa Dana Portofolio Dana Plus 0.0080 0.0922 0.0291 -2.8979
Secara keseluruhan, reksa dana dengan nilai Sharpe tertinggi adalah Danamas
Pasti dari reksa dana pendapatan tetap dengan nilai sebesar -0,4520. Sedangkan
Trimegah Dana Stabil dari reksa dana pendapatan tetap juga memiliki nilai Sharpe
terkecil, yaitu sebesar -3,9846. Pada benchmark, IHSG sebagai benchmark reksa
dana saham memiliki kinerja terbaik yaitu dengan nilai Sharpe sebesar -0,9311.
25
Sedangkan benchmark reksa dana campuran memiliki nilai Sharpe terkecil yaitu
sebesar -1,8225.
5. Analisis Peringkat Reksa Dana dan Benchmark-nya Berdasarkan Metode
Treynor
Peringkat Reksa Dana dan Benchmark-nya Rp Rf β TreynorSaham
1 Schroder Dana Prestasi Plus 0.0235 0.0922 0.9996 -0.06872 RD Schroder Dana Istimewa 0.0235 0.0922 0.9808 -0.07003 Manulife Dana Saham 0.0237 0.0922 0.9569 -0.07164 Phinisi Dana Saham 0.0238 0.0922 0.9540 -0.07175 IHSG 0.0189 0.0922 1.0000 -0.07326 Bahana Dana Prima 0.0220 0.0922 0.8428 -0.08337 First State IndoEquity Sectoral F 0.0206 0.0922 0.8562 -0.08368 BNI Reksa Dana Berkembang 0.0046 0.0922 0.6125 -0.1430
PendapatanTetap
1 RD BNI Dana Plus 0.0021 0.0922 -0.0151 5.98272 Danamas Pasti 0.0227 0.0922 -0.0177 3.93493 Pundi Reksa Rupiah 0.0070 0.0922 -0.0245 3.47504 BNI Dana Berbunga Dua 0.0125 0.0922 -0.0777 1.02535 Trimegah Dana Stabil 0.0060 0.0922 -0.5502 0.15666 Reksa Panin Plus 0.0071 0.0922 -0.1399 0.60807 Deposito 0.0054 0.0922 1.0000 -0.08688 Trim Dana Tetap 0.0101 0.0922 0.0362 -2.2660
Campuran1 RD Schroder Dana Kombinasi 0.0116 0.0922 1.1986 -0.06722 0.5 (IHSG + Deposito) 0.0122 0.0922 1.0000 -0.08003 Schroder Dana Terpadu 0.0081 0.0922 0.8519 -0.09874 Schroder Dana Prestasi 0.0204 0.0922 0.4649 -0.15445 Dana Selaras Dinamis 0.0119 0.0922 0.4968 -0.16156 Manulife Dana Campuran 0.0165 0.0922 0.4602 -0.16457 Reksa Dana Investasi Reksa Plus 0.0057 0.0922 0.1155 -0.74898 Reksa Dana Portofolio Dana Plus 0.0080 0.0922 0.0890 -0.9465
Secara keseluruhan, nilai Treynor tertinggi pada reksa dana dimiliki Reksa
Dana BNI Dana Plus, yaitu sebesar 5,9827 dari reksa dana pendapatan tetap.
Sedangkan reksa dana dengan nilai Treynor terkecil ada pada Trim Dana Tetap
26
dengan nilai sebesar -2,2660 juga dari reksa dana pendapatan tetap. Pada
benchmark, seluruhnya memiliki nilai Treynor negative. Benchmark yang
memiliki nilai Treynor tertinggi adalah benchmark reksa dana saham dengan nilai
-0,0732. Sedangkan benchmark dengan nilai Treynor terkecil adalah benchmark
reksa dana pendapatan tetap dengan nilai -0,0868.
6. Analisis Peringkat Reksa Dana dan Benchmark-nya Berdasarkan Metode
Jensen
Peringkat Reksa Dana dan Benchmark-nya Rp Rm Rf β JensenSaham
1 Schroder Dana Prestasi Plus 0.0235 0.0189 0.0922 0.9996 0.00452 RD Schroder Dana Istimewa 0.0235 0.0189 0.0922 0.9808 0.00323 Manulife Dana Saham 0.0237 0.0189 0.0922 0.9569 0.00164 Phinisi Dana Saham 0.0238 0.0189 0.0922 0.9540 0.00155 Bahana Dana Prima 0.0220 0.0189 0.0922 0.8428 -0.00846 First State IndoEquity Sectoral F 0.0206 0.0189 0.0922 0.8562 -0.00897 BNI Reksa Dana Berkembang 0.0046 0.0189 0.0922 0.6125 -0.0427
PendapatanTetap
1 Danamas Pasti 0.0227 0.0054 0.0922 -0.0177 -0.07102 Trim Dana Tetap 0.0101 0.0054 0.0922 0.0362 -0.07893 BNI Dana Berbunga Dua 0.0125 0.0054 0.0922 -0.0777 -0.08644 Pundi Reksa Rupiah 0.0070 0.0054 0.0922 -0.0245 -0.08735 RD BNI Dana Plus 0.0021 0.0054 0.0922 -0.0151 -0.09146 Reksa Panin Plus 0.0071 0.0054 0.0922 -0.1399 -0.09727 Trimegah Dana Stabil 0.0060 0.0054 0.0922 -0.5502 -0.1339
Campuran1 RD Schroder Dana Kombinasi 0.0116 0.0122 0.0922 1.1986 0.01532 Schroder Dana Terpadu 0.0081 0.0122 0.0922 0.8519 -0.01593 Schroder Dana Prestasi 0.0204 0.0122 0.0922 0.4649 -0.03464 Manulife Dana Campuran 0.0165 0.0122 0.0922 0.4602 -0.03895 Dana Selaras Dinamis 0.0119 0.0122 0.0922 0.4968 -0.04056 Reksa Dana Portofolio Dana Plus 0.0080 0.0122 0.0922 0.0890 -0.07717 Reksa Dana Investasi Reksa Plus 0.0057 0.0122 0.0922 0.1155 -0.0773
Secara keseluruhan, reksa dana Schroder Dana Kombinasi dari reksa dana
campuran memiliki nilai Jensen terbesar. Sedangkan nilai Jensen terkecil ada pada
Trimegah Dana Stabil dari reksa dana pendapatan tetap. Dan dilihat dari
27
keseluruhan nilai Jensen, jenis reksa dana dengan rata-rata nilai Jensen terbesar
adalah reksa dana saham. Sedangkan nilai Jensen terkecil ada pada reksa dana
pendapatan tetap. Dengan demikian, berdasarkan metode ini, kinerja reksa dana
pendapatan tetap merupakan yang terburuk dan kinerja reksa dana saham adalah
yang terbaik.
7. Analisis Peringkat Reksa Dana dan Benchmark-nya Berdasarkan Metode
M2
Peringkat Reksa Dana dan Benchmark-nya Rf Sharpe σ m M2Saham
1 Bahana Dana Prima 0.0922 -0.7780 0.0787 0.03102 BNI Reksa Dana Berkembang 0.0922 -0.8134 0.0787 0.02823 First State IndoEquity Sectoral F 0.0922 -0.8514 0.0787 0.02524 Phinisi Dana Saham 0.0922 -0.8554 0.0787 0.02495 Manulife Dana Saham 0.0922 -0.8583 0.0787 0.02476 RD Schroder Dana Istimewa 0.0922 -0.8879 0.0787 0.02237 Schroder Dana Prestasi Plus 0.0922 -0.9007 0.0787 0.0213
PendapatanTetap
1 Danamas Pasti 0.0922 -0.4520 0.0479 0.07052 BNI Dana Berbunga Dua 0.0922 -0.8929 0.0479 0.04943 Trim Dana Tetap 0.0922 -0.9513 0.0479 0.04664 RD BNI Dana Plus 0.0922 -2.1099 0.0479 -0.00905 Reksa Panin Plus 0.0922 -3.3457 0.0479 -0.06826 Pundi Reksa Rupiah 0.0922 -3.4933 0.0479 -0.07537 Trimegah Dana Stabil 0.0922 -3.9846 0.0479 -0.0988
Campuran1 Schroder Dana Prestasi 0.0922 -0.9293 0.0439 0.05142 Manulife Dana Campuran 0.0922 -1.2280 0.0439 0.03833 Dana Selaras Dinamis 0.0922 -1.5199 0.0439 0.02544 Reksa Dana Investasi Reksa Plus 0.0922 -1.8299 0.0439 0.01185 Schroder Dana Terpadu 0.0922 -2.3066 0.0439 -0.00916 RD Schroder Dana Kombinasi 0.0922 -2.8587 0.0439 -0.03337 Reksa Dana Portofolio Dana Plus 0.0922 -2.8979 0.0439 -0.0351
Secara keseluruhan, nilai M2 terbesar ada pada Danamas Pasti dari reksa dana
pendapatan tetap dengan nilai 0,0705. Sementara reksa dana dengan nilai M2
28
terkecil ada pada Trimegah Dana Stabil juga dari reksa dana pendapatan tetap,
yaitu sebesar -0,0988.
8. Pembahasan
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan return reksa
dana (meliputi reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap, dan reksa dana
campuran) dengan return benchmark-nya yaitu return reksa dana lebih tinggi dari
return benchmark. Namun pada uji beda, perbedaaan return antara return reksa
dana dan return benchmark-nya menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan.
Alasan tidak signifikannya perbedaan return ini dikarenakan return reksa dana
sejalan dengan return benchmark-nya.
Sedangkan hasil pemeringkatan Sharpe menunjukkan bahwa return reksa dana
yang tinggi tidak akan selalu mendapat peringkat Sharpe yang tinggi pula. Hal ini
disebabkan karena Sharpe memasukkan komponen risiko total atau standar
deviasi (σ) sebagai pembagi untuk mencari nilai Sharpe. Sehingga semakin besar
nilai risiko total atau standar deviasi maka semakin kecil juga nilai Sharpe yang
akan dihasilkan. Sedangkan jika risiko atau standar deviasi menunjukkan nilai
yang lebih kecil, maka akan menaikkan nilai Sharpe pada reksa dana tersebut.
Berdasarkan hasil pemeringkatan Treynor juga menunjukkan bahwa return
reksa dana yang tinggi tidak akan selalu mendapat peringkat Treynor yang tinggi
pula. Metode Treynor memasukkan beta (β) sebagai risiko sistematik. Semakin
besar nilai risiko sistematiknya maka semakin kecil pula nilai Treynor yang
dihasilkan. Hal ini berlaku apabila return reksa dana bernilai lebih tinggi dari risk
free rate. Sehingga hasil actual returnnya tidak negative.
Jensen menyatakan perbedaan tingkat pengembalian actual dari suatu
portofolio selama periode tertentu dengan premi risiko portofolio tersebut yang
seharusnya diperoleh berdasarkan risiko sistematik portofolio tersebut. Sehingga
apabila premi risiko yang telah dikalikan dengan tingkat risiko sistematis suatu
reksa dana semakin besar maka nilai Jensen yang didapatkan menjadi semakin
kecil.
29
Metode M2 menghitung besar tingkat pengembalian suatu portofolio yang
memiliki standar deviasi yang sama dengan portofolio benchmark-nya. Sehingga
apabila standar deviasi suatu reksa dana memiliki nilai yang mendekati standar
deviasi benchmark-nya akan menghasilkan kinerja yang inferior menurut metode
M2.
Secara keseluruhan metode Sharpe, Treynor, Jensen dan M2 diperoleh jenis
reksa dana saham yang memiliki kinerja paling baik. Sedangkan secara individual
reksa dana yang terbaik diperoleh Danamas Pasti dari jenis reksa dana pendapatan
tetap yang mendapatkan kinerja terbaik
30
V. PENUTUP
1. Kesimpulan:
a. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara return reksa dana
(meliputi reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana
campuran) dengan return benchmark-nya dikarenakan return reksa dana
sejalan dengan return benchmark-nya.
b. Untuk mencari perbandingan kinerja reksa dana dan kinerja benchmark-
nya, dapat menggunakan metode Sharpe, Treynor, Jensen dan M2 yang
menghasilkan pemeringkatan reksa dana yang paling optimal.
Berdasarkan kinerja reksa dana secara keseluruhan, jenis reksa dana
saham merupakan yang terbaik, disusul oleh jenis reksa dana
campuran, dan terakhir jenis reksa dana pendapatan tetap.
Berdasarkan kinerja reksa dana secara individu, Danamas Pasti (reksa
dana pendapatan tetap) merupakan yang paling optimal. Kemudian
disusul oleh Schroder Dana Prestasi dari jenis reksa dana campuran
dan terakhir oleh Bahana Dana Prima dari jenis reksa dana saham.
Perbedaan hasil kinerja reksa dana secara keseluruhan dan secara
individu antara jenis reksa dana saham dan pendapatan tetap secara
signifikan dikarenakan return antara individu reksa dana yang
menyusun disetiap jenis reksa dana tersebut memiliki perbedaan return
yang signifikan.
Karakteristik dari masing-masing metode yaitu: Semakin besar nilai
risiko total atau standar deviasi suatu reksa dana maka semakin kecil
juga nilai Sharpe yang akan dihasilkan. Semakin besar nilai risiko
sistematiknya atau beta maka semakin kecil pula nilai Treynor yang
dihasilkan. Pada metode Jensen, premi risiko yang telah dikalikan
dengan tingkat risiko sistematis suatu reksa dana semakin besar maka
nilai Jensen yang didapatkan menjadi semakin kecil. Metode M2
apabila standar deviasi suatu reksa dana memiliki nilai yang mendekati
standar deviasi benchmark-nya akan menghasilkan kinerja yang
inferior.
31
2. Keterbatasan:
a. Penelitian ini terbatas dalam pengambilan data sampel yaitu 21 perusahaan
reksa dana karena semakin lama periode pengamatan, jumlah sampel yang
diperoleh semakin kecil, sehingga penelitian ini memberikan kesimpulan
yang terbatas.
b. Penelitian ini tidak memperhitungkan faktor lain, termasuk faktor biaya
yaitu antara biaya komisi dengan biaya transaksi yang dikeluarkan oleh
pelaku investasi. Kedua biaya tersebut seharusnya juga diteliti untuk
melihat selisih, karena bila tidak disertakan maka akan diperoleh hasil
yang bias dengan portofolio acuan.
3. Saran:
a. Penelitian selanjutnya menambah jumlah sampel reksa dana dan
menambah waktu pengambilan sampel sehingga lebih banyak sampelnya.
b. Penelitian yang mengikutsertakan biaya investasi baik biaya komisi,
maupun biaya transaksi atau bahkan perpaduan keduanya untuk melihat
pengaruh pada kinerja reksa dana.
32
DAFTAR PUSTAKA
Ang, Robbert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft
Athanassios G Noulas, John A Papanastasiou, John lazaridis. 2005. “Performanceof Mutual Funds.” Managerial Finance, Vol. 31, Greece
Burhan Nurgiyantoro, Gunawan, Marzuki. 2004. Statistic Terapan UntukPenelitian Ilmu-ilmu Sosial, cetakan ketiga. Jakarta: Gadjah Mada UniversityPress
Bodie, Kane, dan Marcus. 2006. Investment. Jakarta: Salemba Empat
Dewi, Amalia dan Zaenal Arifin. 1999. “Perbandingan Kinerja Reksa Dana:Periode Sebelum Krisis dan Periode Krisis.” Sinergi, Vol. 2, No. 1, Hal. 33-42
Fabbozi, Frank. J. 2000. Manajemen Investasi. Jakarta: Salemba Empat
Fakhruddin, Muhammad Hendy. 2008. Istilah Pasar Modal A-Z. Jakarta: ElexMedia Komputindo
Grinblatt, Mark dan Titman Sheridan. 1994. “A Study of Monthly Mutual FundReturns and Performance Evaluation Techniques.” Journal of Business, hal.419-444
Harahap, Sofyan. S dan Pardomuan Pane. 2003. “Analisis Perbandingan KinerjaReksa Dana Syariah Terhadap Reksa Dana Konvensional (Reksa DanaMawar) Tahun 1997-2001.” Media Riset Bisnis dan Manajemen, Vol. 3 No. 3,hal 236-264
Ika, Syahrir dan Lokot Zein Nasution. 1998. Analisis Kinerja Reksa DanaSebelum dan Saat Krisis. Kajian Ekonomi dan Keuangan Tahun II No. 5(Agustus), Hal 96-127
Iman, Nofie. 2008. Memulai Investasi Reksadana. Jakarta: Elex MediaKomputindo
Izakia Mahdi, Eko P Pratomo dan Jasper J Meijerink. 1998. “Mengukur KinerjaReksa Dana, Mengapa Harus Reksa Dana?” Jakarta
Jones, Charles P. 2000. Investment Analysis and Management. Seventh Edition.New York: John Wiley and Sons Inc
Malkiel, Burton G. 1995. “Return From Investing in Equity Mutual Funds 1971 to1991”. The Journal of Finance, Vol. L, No. 2.
Manurung, Adler Haymans. 2007. Reksa Dana Investasiku. Jakarta: Kompas
33
Mondigliani, Franco dan Leah Mondigliani. 1997. “Risk Adjusted Performance.”The Journal of Portfolio Management, Vol. 23, No. 155
Pratomo, Eko P. dan Ubaidillah Nugraha. 2009. Reksa Dana Solusi PerencanaanInvestasi di Era Modern. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Russell J. Morrison. 1976. Speculation: Its Nature and Implication for PortofolioManagement; Financial Analyst Journal, Januari-Februari
Santosa, Purbayu B. dan Ashari. 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Excel& SPSS. Yogyakarta: Andi
Samsul, Muhammad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta:Erlangga
Sartono, R. Agus. 1998. Manajemen Keuangan. Edisi Ketiga. Yogyakarta; BPFE
Sharpe, William F, et all. 1997. Investasi. Jilid 1 Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta:Prenhallindo
Sharpe, William F, et all. 1997. Investasi. Jilid 2 Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta:Prenhallindo
Sunariyah. 2000. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Kedua.Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Usman, Bahtiar dan Indri Ratnasari. 2004. “Evaluasi Kinerja Reksa DanaBerdasarkan Metode Sharpe, Treynor, Jensen dan M2.” Media Riset Bisnis danManajemen, Vol. 4 No. 2, Hal 165-202
Van Horne, James C. 1997. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. EdisiSembilan. Jakarta: Salemba Empat
Warsono. 2004. “Analisis Pengukuran Kinerja Reksa Dana.” EKOBIS, Vol. 5 No.1, Hal 131-142
Wikipedia Indonesia. 2002. Reksa Dana. www.wikipedia.org
www.bapepam.go.id
www.bi.go.id
Yamin, Sofyan dan Heri Kurniawan. 2009. SPSS Complete. Jakarta: SalembaInfotek
top related