analisis pengaruh marketing mix terhadap …stein.ac.id/e-journal/pn_9/pn_5.pdf · strategi bauran...
Post on 26-Apr-2019
221 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Jurnal Ilmiah Panorama Nusantara, edisi IX, Juli - Desember 2010 45
ANALISIS PENGARUH MARKETING MIX TERHADAP KEPUTUSAN
MAHASISWA MEMILIH AKPINDO JAKARTA
Oleh : M. Arsyad
Dosen AKPINDO, Jakarta
Abstract
Akpindo assumes that strategy of the Marketing Mix on services is an important for the
management. The marketing mix on services of higher education institution is the main factor in
influencing the students to choose the place for their study. Therefore, Akpindo should be professional in
process of providing services to the students. The formulated problem in this research is how the strategy
of marketing mix on services (products, prices, promotions, place, people, process, and services)
influences students’ decisions to choose Akpindo as the place for their study.
The theories used in this research are marketing management services and consumer behavior
related to the purchasing decision. Collecting data has been done by interviews, giving questionnaires,
and documentation study. The samples of this research are 80 students, meanwhile collected data are
based on proportionate stratified random sampling and use Likert scale in measurement process. The
objective of this research is to obtain the description of condition and problems then interpret them.
By using SPSS version 17 software on real result (α = 5%) and F test, the result shows that Ho
is rejected and H1 is accepted, it means that product variable (study programs), price (tuition fee),
promotion, location, process, people, and service provide real influence through the students’ decisions
in choosing Akpindo as a place for their study. Meanwhile, by using t test on a real result 5 % found that
variables : price (X2), promotion (X3) and location (X4) provides a very small influence the students’
decisions in choosing Akpindo as a place for their study.
Among the 7 independent variables, ‘process’ provides the biggest influence, it can be seen from
coefficient table t test, ‘process’ has the highest score (3.854)
Key words : Strategy of Marketing Mix, Purchasing Decision
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persaingan industri pendidikan tinggi semakin
ketat. Salah satu contoh persaingan yang terjadi
saat ini adalah pada sektor pendidikan bidang
pariwisata, selain sudah adanya perguruan
tinggi-perguruan tinggi bidang pariwisata yang
lama, dewasa ini marak adanya perguruan
tinggi-perguruan tinggi bidang pariwisata yang
baru. Mereka berlomba untuk memberikan hal
yang terbaik kepada para mahasiswanya dengan
cara menawarkan program-program yang
menarik, misalnya adanya jaminan kerja bagi
para lulusannya.
Institusi pendidikan harus mengelola
organisasinya seperti layaknya suatu bisnis
dengan tidak meninggalkan aspek idiilnya dan
harus mampu mentransformasi dirinya menjadi
marketing company. Menghadapi persaingan
jasa Pendidikan Tinggi, dari dalam maupun luar
negeri, organisasi harus mampu melihat visi,
misi, yang kemudian ditunjang dengan
penyusunan strategi maupun taktik yang tepat
sehingga mampu menciptakan sustainable
competitive advantage bagi perusahaan
tersebut.
Sebuah lembaga pendidikan dapat
berkembang dan disegani sekaligus dicintai oleh
civitas akademika dan masyarakat kalau
lembaga beserta perangkatnya dapat selalu
menyesuaikan dirinya agar mampu
berkompetisi, dan bila mungkin menjadi
pemimpin pasar pada bidangnya. Akademi
Pariwiwsata Indonesia (AKPINDO) sebagai
salah satu PTS Nasional tidak terlepas dari
pengaruh persaingan ketat (hiper kompetitif)
baik dari aspek lembaga maupun sumber daya
manusia (dosen dan staf).
Saat ini kondisi jumlah pendaftar
mahasiswa baru Akpindo setiap tahun ajaran
baru terjadi penurunan khususnya kelas Reguler
baik Jurusan Perhotelan maupun Usaha Wisata
dapat dilihat dari table berikut ini :
Jurnal Ilmiah Panorama Nusantara, edisi IX, Juli - Desember 2010 46
Tabel 1. Kondisi Pendaftar Mahasiswa Baru Akpindo dari Tahun 2006 s/d 2010
No. Tahun
Akademik
JURUSAN PERHOTELAN JURUSAN USAHA
WISATA JUMLAH
REGULE
R
AKSEL CHEF
SCHOOL
REGULE
R
AKSEL
1 2006/2007 97 0 0 12 0 109
2 2007/2008 104 0 0 16 0 120
3 2008/2009 97 26 0 18 11 152
4 2009/2010 80 49 0 0 18 147
5 2010/2011 46 56 20 0 22 144
Sumber diperoleh dari Sekretariat Akademik AKPINDO
Terjadinya persaingan di tingkat lokal,
regional dan global akan membawa dampak
perubahan yang cepat dan sulit diprediksikan
(unpredictable). Perubahan harus diantisipasi
agar perusahaan tetap eksis dan berada di depan
para pesaingnya dengan menciptakan strategi
pemasaran tepat.. Strategi bauran pemasaran
jasa, khususnya jasa pendidikan, dalam
hubungannya dengan pemasaran jasa
Pendidikan Tinggi tidak terlepas dari
pembahasan tentang produk/program studi,
harga/uang SPP, promosi, lokasi, orang, proses,
dan pelayanan. Kemampuan profesionalisme
Akpindo dalam mengoptimalkan strategi bauran
pemasaran cenderung diarahkan pada prilaku
mahasiswa dalam memilih Akpindo sebagai
tempat kuliahnya. Setiap Perguruan Tinggi
Swasta memiliki strategi pengelolaan dan
pemasarannya masing-masing. Terjadinya
komposisi tarik-menarik dari faktor bauran
pemasaran yang mempengaruhi keputusan calon
mahasiswa dalam memilih Akpindo , yaitu
dengan mempertimbangkan produk (program
studi), harga (uang SPP), kegiatan promosi,
orang, proses dan pelayanan yang ada. Dalam
hal ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi
siswa SMU dalam menentukan pilihan terhadap
Akpindo, khususnya pada strategi bauran
pemasaran jasa yang diterapkan. Strategi bauran
pemasaran jasa ini sangat menentukan
keputusan mahasiswa dalam memilih perguruan
tinggi. dan dalam kajian ini penulis membahas
bauran pemasaran 7P (product, price, place,
promotion, people, process, physical evidence)
terhadap keputusan mahasiswa dalam memilih
kuliah di Akpindo
1.2 Perumusan Masalah
1. Seberapa jauh pengaruh strategi bauran
pemasaran jasa yang terdiri dari ; produk
(program studi), harga (uang SPP), promosi,
lokasi, orang, proses, dan pelayanan
terhadap keputusan mahasiswa memilih
Akpindo.
2. Faktor manakah yang paling berpengaruh
dari strategi bauran pemasaran jasa yang
terdiri produk (program studi), harga (uang
SPP), promosi, lokasi, orang, proses, dan
pelayanan terhadap keputusan mahasiswa
dalam memilih Akpindo.
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh strategi bauran pemasaran jasa
yang terdiri dari ; produk (program studi),
harga (uang SPP), promosi, lokasi, orang,
proses, dan pelayanan terhadap keputusan
mahasiswa memilih Akpindo.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor
mana yang paling berpengaruh dari strategi
bauran pemasaran jasa yang terdiri produk
(program studi), harga (uang SPP), promosi,
lokasi, orang, proses, dan pelayanan
terhadap keputusan mahasiswa dalam
memilih Akpindo.
1.4. Manfaat Penelitian.
Diharapkan penelitian ini akan bermanfaat
1. Sebagai masukan yang bermanfaat dalam
meningkatkan strategi pemasaran bagi
pihak Akpindo guna menambah atau
mempertahankan jumlah mahasiwa dimasa
yang akan datang.
2. Sebagai penambah pengetahuan dan
wawasan bagi penulis khususnya dalam
bidang manajemen pemasaran dan bidang
lainnya.
3. Sebagai referensi bagi peneliti-peneliti lain
dalam mengkaji masalah penelitian lembaga
pendidikan di masa mendatang.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran
terhadap keputusan mahasiswa memilih
Akpindo. Responden atau Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Akpindo sebanyak 80 orang
mahasiswa.
Jurnal Ilmiah Panorama Nusantara, edisi IX, Juli - Desember 2010 47
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Pemasaran
Dalam menentukan sukses atau
tidaknya suatu organisasi bisnis untuk menjaga
kelangsungan hidupnya serta berkembang dan
memperoleh suatu keuntungan, salah satu unsur
pentingnya adalah pemasaran. Adanya
perkembangan teknologi yang pesat, kuatnya
posisi tawar menawar (bargaining power)
pelanggan dan banyaknya pesaing yang
memasuki pasar, maka perusahaan harus
meningkatkan kemampuan sumber daya
manusianya dalam mengelola bidang pemasaran
dan penetapan keputusan strategi yang tepat.
Kualitas sumber daya manusia yang dimiliki
oleh perusahaan dan penerapan strategi
pemasaran yang tepat akan berpengaruh besar
terhadap keberlangsungan perusahaan tersebut.
Stanton dalam Swastha (2000)
mendefinisikan pemasaran sebagai suatu sistem
keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan
untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan, dan mendidtrisibusikan
barang dan jasa yang dapat memuaskan
kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun
pembeli potensial. Menururt Bloom. Paul N dan
Louise N. Boone (2006) pemasaran adalah
sebuah fungsi manajemen penting yang
diperlukan guna menciptakan permintaan
produk yang dijual.
Menurut Kotler (1998:8) pemasaran
adalah proses sosial dan manajerial dimana
individu dan kelompoknya mendapatkan
kebutuhan dan keinginan mereka dengan
menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu
yang bernilai satu sama lain. Sedangkan
menurut Rangkuti (2000) pemasaran adalah
suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi,
dan manajerial. Akibat dari pengaruh berbagai
faktor tersebut adalah masing-masing individu
maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan
keinginan dengan menciptakan, menawarkan,
menukarkan produk yang memiliki nilai
komoditas.
Berdasarkan beberapa definisi di atas
yang dimaksud dengan pemasaran adalah
hubungan timbal balik antar produsen dan
konsumen. Produsen berusaha mengetahui
kebutuhan dan keinginan konsumen,
menciptakan dan menawarkan barang-barang
kepada konsumen dan memanfaatkan semua
fungsi dan perencanaan hingga pengawasan
dalam suatu usaha. Bagi konsumen membeli
barang tersebut untuk memenuhi kebutuhan dan
kinginannya. Kebutuhan dapat diartikan sebagai
suatu keadaan dimana timbul perasaan ingin
memperoleh sesuatu dalam diri seseorang,
sedangkan keinginan adalah hasrat sesorang
akan pemenuhan kebutuhan tertentu yang
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitarnya
dan dibentuk oleh kepribadiannya.
2.2. Pengertian Pemasaran Jasa
Jasa sering dipandang sebagai suatu
fenomena yang rumit. Kata ’jasa’ (service) itu
sendiri mempunyai banyak arti, mulai dari
pelayanan pribadi (personal service) sampai
jasa sebagai suatu produk. Sejauh ini sudah
banyak pakar pemasaran jasa yang berusaha
mendefinisikan pengertian jasa. Berikut ini
adalah beberapa diantaranya:
“A service is any activity of a benefit
that one party can offer to another that is
essentially intangible and does not result in the
ownership of anything. Its production may or
may not be tied to a physical product”. (Kotler,
1988)
“A service is an activity or series of
activities of more or less intangible nature that
normally, but not necessarily, take place in
interactions between the customer and service
employees and/or physical resources or good
and/or system of the service provider, which are
provided as solutirons to customer problems”.
(Gronroos, 1990)
Selanjutnya, Valarie A. Zethaml dan
Mary Jo Bitner (1996) memberikan batasan
tentang jasa sebagai berikut:
“Service is all economic activities whose output
is not physical product or construction is
generally consumed at that time it is produced,
and provides added value in forms (such as
convenience amusement, comfort or health)”
Jadi pada dasarnya jasa merupakan
semua aktivitas ekonomi yang hasilnya bukan
berbentuk produk fisik atau kontruksi, yang
umumnya dihasilkan dan dikonsumsi secara
bersamaan serta memberikan nilai tambah
(misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan,
atau kesehatan) konsumen. Dari definisi di atas
juga tampak bahwa di dalam jasa selalu ada
aspek interaksi antara pihak konsumen dan
pihak produsen (jasa), meskipun pihak-pihak
yang terlibat tidak selalu menyadari. Jasa bukan
suatu barang, melainkan suatu proses atau
aktivitas yang tidak berwujud.
Observasi yang dilakukan oleh para
ahli sektor jasa mengemukakan lima langkah
yang menjadi perhatian agar mencapai sukses di
bidang jasa, yakni:
1. Renewing the service offering
(memperbaharui jasa yang ditawarkan)
2. Localizing the point of service (melokalisasi
Sistem Point Of Service)
Jurnal Ilmiah Panorama Nusantara, edisi IX, Juli - Desember 2010 48
3. Leveraging the service contract
(menyelenggarakan kontrak layanan sebagai
hambatan larinya/pindahnya konsumen)
4. Using information power strategically
(menggunakan kekuatan informasi)
5. Determining the strategic value of service
business. (menentukan nilai strategis jasa
pada konsumen)
Demikian juga dengan produk jasa memiliki
karakteristik yang berbeda dengan barang
(produk fisik). Griffin (1996) menyebutkan ada
3 (tiga) karakteristik yang ada dalam klasifikasi
jasa, antara lain:
1. Intangibality (tidak berwujud)
Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba,
didengar, atau dicium sebelum jasa itu
dibeli. Nilai penting dari hal ini adalah nilai
tak terwujud yang dialami konsumen dalam
bentuk kenikmatan, kepuasan, atau
kenyamanan.
2. Unstorability (tidak dapat disimpan)
Jasa tidak mengenal persediaan atau
penyimpanan dari produk yang telah
dihasilkan. Karakteristik ini disebut juga
inseparabality (tidak dapat dipisahkan),
mengingat pada umumnya jasa dihasilkan
dan dikonsumsi secara bersamaan
3. Customization (kustomisasi)
Jasa sering didesain khusus untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan.
Aspek sukses suatu industri jasa
tergantung pada sejauh mana perusahaan
mampu mengelola ketiga aspek berikut:
1. Janji perusahaan mengenai jasa yang akan
disampaikan kepada pelanggan.
2. Kemampuan perusahaan untuk membuat
karyawan mampu memenuhi janji tersebut.
3. Kemampuan karyawan untuk
menyampaikan janji tersebut kepada
pelanggan.
2.3. Bauran Pemasaran Jasa
Bauran pemasaran pada produk barang yang
kita kenal selama ini berbeda dengan bauran
pemasaran untuk produk jasa. Bauran
pemasaran produk barang mencakup 4P:
product, price, place, dan promotion. Hal
tersebut mengacu pada definisi yang
dikemukakan oleh Philip Kotler (1997) dalam
bukunya ”Dasar-dasar Pemasaran” yakni:
“Marketing mix adalah serangkaian pemasaran
yang dipakai perusahaan untuk mempengaruhi
tujuan pada dasar pemasaran. Marketing mix
produk barang mencakup The Four P’s yaitu
product, price, place, dan promotion”
Sedangkan untuk jasa keempat hal tersebut
masih dirasa kurang mencukupi. Para pakar
pemasaran menambahkan tiga unsur lagi:
people, process, dan customer service. Ketiga
hal ini terkait dengan sifat jasa di mana tahapan
operasi hingga konsumsi merupakan suatu
rangkaian yang tidak dapat dipisahkan serta
mengikutsertakan konsumen dan pemberi jasa
secara langsung, dengan kata lain einteraksi
antara keduanya (meski tidak untuk semua jenis
jasa). Sebagai suatu bauran, unsur-unsur
tersebut saling mempengaruhi satu sama lain
sehingga bila salah satu tidak tepat
pengorganisasiannya akan mempengaruhi
strategi pemasaran secara keseluruhan.
Dengan demikian, unsur bauran
pemasaran sendiri atas tujuh hal, yaitu:
1. Product (produk): jasa seperti apa yang
ditawarkan.
2. Price (harga): bagaimana strategi penentuan
harga.
3. Promotion (promosi): bagaimana promosi
yang harus dilakukan.
4. Place (tempat): bagaimana sistem
penyampaian jasa yang akan diterapkan.
5. People (orang): jenis kualitas dan kuantitas
orang yang akan terlibat dalam pemberian
jasa.
6. Process (proses): bagaimana proses dalam
operasi jasa tersebut.
7. Customer service (layanan konsumen):
tingkat jasa yang bagaimana yang akan
diberikan kepada konsumen.
Rambat Lupiyoadi (2006) dalam
bukunya: ”Manajemen Pemasaran Jasa”
membahas 7 elemen di atas sebagai berikut:
1. Produk
Produk adalah keseluruhan objek atau proses
yang memberikan sejumlah nilai manfaat bagi
konsumen. Dalam produk biasanya konsumen
tidak hanya membeli fisik dari produk itu tetapi
juga membeli benefit dari produk tersebut yang
disebut dengan ’the offer’. Dalam produk jasa
yang kita kenal, tidak menimbulkan beralihnya
kepemilikan dari penyedia jasa kepada
konsumen. Yang dimaksud dalam pembahasan
produk jasa di sini adalah total produk yang
terdiri atas:
- Produk inti (core product) merupakan fungsi
inti dari produk tersebut
- Produk yang diharapkan (expected product)
Ini terdiri dari produk-produk yang diharapkan
oleh customer dengan layanan yang baik dan
harga bersaing.
- Produk tambahan (augmented product)
Merupakan bidang yang membedakan antara
satu produk dengan produk lain.
- Produk potensial (potential product)
Jurnal Ilmiah Panorama Nusantara, edisi IX, Juli - Desember 2010 49
Dalam kaitan potential product seluruh
karakteristik, sifat dan manfaat dari tambahan
yang potensial diberikan kepada pembeli,
karena ini merupakan utilitas bagi pembeli
(customer)
Tiga unsur selain core product merupakan unsur
yang potensial untuk dijadikan nilai tambah
bagi konsumen sehingga produk tersebut
berbeda dengan produk lain. Pemasar harus
dapat mengembangkan nilai tambah dari
produknya selain keistimewaan dasarnya,
supaya dapat dibedakan dan bersaing dengan
produk lain, dengan kata lain memiliki citra
tersendiri.
2. Penentuan Harga
Strategi penentuan harga (pricing) sangat
signifikan dalam pemberian nilai kepada
konsumen dan mempengaruhi citra produk,
serta keputusan konsumen untuk membeli.
Penentuan harga juga berhubungan dengan
pendapatan dan turut mempengaruhi penawaran
atau saluran pemasaran. Akan tetapi hal
terpenting adalah keputusan dalam penentuan
harga harus konsisten dengan strategi
pemasaran secara keseluruhan.
3. Tempat (Sistem Penyampaian Jasa)
Tempat dalam jasa merupakan gabungan antara
lokasi dan keputusan atas saluran distribusi,
dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana
cara penyampaian jasa kepada konsumen dan di
mana lokasi yang strategis.
4. Promosi
Hal yang perlu diperhatikan dalam promosi
adalah pemilihan bauran promosi (promotion
mix), antara lain:
1) Iklan (advertising)
2) Penjualan perorangan (personal selling)
3) Promosi penjualan (sales promotion)
4) Hubungan masyarakat (public relation)
5) Informasi dari mulut ke mulut (word of
mouth)
6) Surat pemberitahuan langsung (direct mail)
5. Orang
Dalam hubungannya dengan pemasaran jasa,
maka’orang’ yang berfungsi sebagai penyedia
jasa sangat mempengaruhi kualitas jasa yang
diberikan. Keputusan dalam ’orang’ ini berarti
berhubungan dengan seleksi, pelatihan,
motivasi, dan sumber daya manusia. Untuk
mencapai kualitas terbaik maka pegawai harus
dilatih untuk menyadari pentingnya pekerjaan
mereka, yaitu memberikan konsumen kepuasan
dalam memenuhi kebutuhannya.
6. Proses
Proses merupakan gabungan semua aktivitas,
umumnya terdiri atas prosedur, jadwal
pekerjaan, meknisme, aktivitas, dan hal-hal
rutin, di mana jasa dihasilkan dan disampaikan
kepada konsumen
7. Layanan Konsumen
Layanan konsumen (customer service) pada
pemasaran jasa lebih dilihat sebagai hasil dari
kegiatan distribusi dan logistik, di mana
pelayanan diberikan kepada konsumen untuk
mencapai kepuasan. Layanan konsumen
meliputi aktivitas untuk memberikan kegunaan
waktu dan tempat termasuk pelayanan
pratransaksi akan turut mempengaruhi kegiatan
trnsaksi dan setelah transaksi, karena itu
kegiatan pendahulunya harus sebaik mungkin
sehingga konsumen memberikan respons yang
positif dan menunjukkan loyalitas yang tinggi.
2.4. Strategi Bauran Pemasaran
Radiosunu (1993) menyatakan “Bauran
pemasaran adalah merupakan kumpulan
variabel-variabel yang dapat digunakan
perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan
konsumen, variabel-variabel yang dapat
mempengaruhi pembeli adalah product, place,
promotion dan price“.
Kotler (1993) menyatakan “Serangkaian
variabel pemasaran terkendali yang dipakai oleh
perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang
dikehendaki perusahaan dari pasar sasarannya,
bauran pemasaran terdiri dari segala hal yang
bisa dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi
permintaan atas produknya dikenal sebagai
“empat P” produk, harga, tempat, dan promosi“.
Bauran pemasaran sebagaimana dikemukakan
di atas terdiri dari empat elemen, yaitu: produk
(product), harga (price), distribusi (place), dan
promosi (promotion). Dengan sejumlah
penyesuaian, ke-empat elemen ini juga penting
dalam pemasaran jasa.
2.5. Strategi Bauran Pemasaran Jasa
Menurut Yazid (2001) “Dalam
pemasaran jasa, ada elemen-elemen lain yang
bisa dikontrol dan dikoordinasikan untuk
keperluan komunikasi dengan dan pemuasan
konsumen jasa. Elemen-elemen tersebut adalah:
Orang (people or participants), lingkungan fisik
dimana jasa diberikan atau bukti fisik (physical
evidence), dan proses (process) jasa itu sendiri“.
Selanjutnya Lupiyoadi (2001)
menyatakan bahwa elemen marketing mix
services (bauran pemasaran jasa) terdiri dari
tujuh hal, yaitu : a.) Product: jasa seperti apa
Jurnal Ilmiah Panorama Nusantara, edisi IX, Juli - Desember 2010 50
yang ingin ditawarkan, b). Price: bagaimana
strategi penentuan harga, c).Promotion:
bagaimana promosi yang harus dilakukan,
d).Place: bagaimana sistem penghantaran
(delivery system) yang akan diterapkan, e).
People: tipe kualitas dan kuantitas orang yang
akan terlibat dalam pemberian jasa, f). Process:
bagaimana proses dalam operasi jasa tersebut,
g). Customer service: tingkat pelayanan (service
level) yang bagaimana yang akan diberikan
kepada konsumen.
Sebagai suatu bauran, elemen-elemen
tersebut saling mempengaruhi satu sama lain
sehingga bila salah satu tidak tepat
pengorganisasiannya akan mempengaruhi
strategi pemasaran secara keseluruhan.
2.6. Teori Tentang Produk (Product)
2.6.1 Pengertian Produk Produk merupakan hasil proses
produksi dari pabrikan maupun perusahaan Jasa
dalam bentuk jasa. Kemudian dengan
melihat cara-cara untuk mengklasifikasikan
banyak jenis produk yang akan ditemukan
dalam pasar-pasar konsumen dan industri,
dengan harapan menemukan jalinan antara
strategi pemasaran yang tepat dengan jenis-jenis
produk. Kemudian, dengan mengenali bahwa
setiap produk bisa diubah menjadi sebuah
merek, yang melibatkan beberapa keputusan.
Produk juga bisa dikemas dan diberi label dan
disertai berbagai jasa tambahan yang
ditawarkan kepada konsumen.
Purnama (2001) menyatakan “Produk
merupakan segala sesuatu yang dapat
ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi
keinginan dan kebutuhan“. Sedangkan Kotler
(1993) menyatakan “Produk adalah segala
sesuatu yang bisa ditawarkan kepada sebuah
pasar agar diperhatikan, diminta, dipakai, atau
dikonsumsi sehingga mungkin memuaskan
keinginan atau kebutuhan“. Selanjutnya
Purnama (2001) menyatakan “Produk-produk
yang dipasarkan meliputi barang fisik (misalnya
buku, mobil), jasa (misalnya salon, dokter),
orang (seperti artis, selebriti), tempat (misalnya
tempat wisata), organisasi (misalnya Yayasan
Jantung Indonesia), dan gagasan (misalnya cara
memasak yang praktis)“.
2.6.2 Faktor-Faktor Dari Produk Yang perlu diperhatikan dalam
permasalahan produk adalah bahwa konsumen
tidak hanya membeli fisik dari produk itu saja
tetapi membeli benefit dan value dari produk
tersebut. Purnama (2001) menyatakan terdapat
tujuh tingkatan hirarki produk:
1). Keluarga kebutuhan (need family);
Kebutuhan inti yang mendasari keberadaan
suatu kelompok produk. 2). Keluarga produk
(product family); Semua kelas produk yang
dapat memenuhi suatu kebutuhan inti dengan
efektifitas memadai, 3). Kelas produk (product
class); Sekelompok produk dalam keluarga
produk yang diakui memiliki kesamaan
fungsional. 4). Lini produk (product line);
Sekelompok produk dalam suatu kelas yang
berkaitan erat dengan karena mereka
melaksanakan suatu fungsi yang serupa, dijual
pada kelompok pelanggan yang sama,
dipasarkan melalui saluran distribusi yang sama,
atau berada dalam rentang harga tertentu. 5).
Jenis produk (product type); Suatu kelompok
produk dalam suatu lini produk yang sama-sama
memiliki salah satu dari berbagai kemungkinan
bentuk produk tersebut. 6). Merek (brand);
Nama yang diasosiasikan dengan satu atau
beberapa produk dalam lini produk yang
digunakan untuk mengidentifikasi sumber atau
karakter produk tersebut. 7). Unit produk
(item/stockkeeping unit/product variance);
Merupakan satu unit tersendiri dalam suatu
merek atau lini produk yang dapat dibedakan
menurut ukuran, harga, penampilan, atau atribut
lain.
2.7. Teori Tentang Harga (Price)
2.7.1 Pengertian Harga
Stanton (1996), berpendapat “Harga
adalah sejumlah uang dan/atau sesuatuyang lain
beserta faedahnya yang dibutuhkan untuk
mendapatkan suatu produk dan jasa”. Dengan
kata lain harga itu merupakan apa yang kita
bayarkan untuk mendapatkan sesuatu.
Menurut Payne (2001) “Keputusan-keputusan
penetapan harga sangat signifikan dalam
menentukan nilai bagi pelanggan dan
memainkan peran sangat penting dalam
pembentukan citra bagi jasa tersebut“.
Purnama (2001) menyatakan suatu perusahaan
harus menetapkan harga untuk pertama kalinya,
yakni ketika :
1. Perusahaan tersebut mengembangkan atau
memperoleh suatu produk baru.
2. Perusahaan tersebut baru pertama kalinya
Memperkenalkan produk regulernya ke
saluran distribusi atau daerah baru.
3. Perusahaan akan mengikuti lelang atas suatu
kontrak kerja baru.
Menurut Lupiyoadi (2001) ”Keputusan
penetapan harga juga sedemikian penting dalam
menentukan seberapa jauh pelayanan layanan
jasa dinilai oleh konsumen, dan juga dalam
proses membangun citra”. Kegiatan penetapan
harga memainkan peranan penting dalam proses
bauran pemasaran, karena penetapan harga
Jurnal Ilmiah Panorama Nusantara, edisi IX, Juli - Desember 2010 51
terkait langsung nantinya dengan revenue yang
diterima oleh perusahaan.
2.7.2 Faktor-Faktor Dari Harga Menurut Payne (2001) faktor-faktor
yang mempengaruhi penentuan harga jasa
terdiri dari:
a).Positioning jasa, b).Tujuan-tujuan
korporat, c).Sifat kompetensi, d). Daur hidup
jasa, e). Elastisitas permintaan, f). Struktur
biaya, g). Sumber daya yang digunakan, h).
Kondisi ekonomi yang berlaku, i). Kapasitas
jasa, j). Sasaran yang dicapai perusahaan.
Umar (1999) menyatakan “Keputusan-
keputusan mengenai harga dipengaruhi oleh
berbagai faktor, yaitu : faktor-faktor internal
perusahaan dan faktor-faktor lingkungan
eksternal perusahaan“.
Nagle dalam Purnama (2001)
menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi
kepekaan harga terhadap pembeli dapat
diidentifikasi sebagai berikut :
1. Pengaruh nilai unik
2. Pengaruh kesadaran atas produk pengganti.
3. Pengaruh perbandingan yang sulit.
4. Pengaruh pengeluaran total.
5. Pengaruh manfaat akhir.
6. Pengaruh biaya yang dibagi.
7. Pengaruh investasi yang tertanam.
8. Pengaruh kualitas harga.
9. Pengaruh persediaan.
Menurut Lupiyoadi (2001), dalam
bidang pendidikan komponen harga tersebut
dinyatakan mencakup :
1. Uang registrasi/registrasi ulang tiap awal
semester
2. Uang perkuliahan, meliputi uang biaya
penyelenggaraan pendidikan, juga hal yang
berhubungan dengan pengembangan dan
pembinaan kegiatan kurikuler dan ekstra
kurikuler, seperti uang buku, peralatan, dan
sebagainya per semester.
a. Biaya per sks (satuan kredit semester)
b. Uang sumbangan pembangunan gedung,
hanya sekali bayar pada saat diterima di
lembaga pendidikan tersebut.
c. Uang ujian negara, dan lain-lain.
2.8. Teori Tentang Promosi (Promotion)
2.8.1 Pengertian Promosi Stanton (1996) menyatakan bahwa
“Pada dasarnya promosi adalah sesuatu kegiatan
memberitahukan (information), membujuk
(persuation) dan mempengaruhi (influence)“.
Sedangkan Winardi (1990)
menyatakan “Promosi merupakan aktivitas-
aktivitas sebuah perusahaan yang dirancang
untuk memberikan informasi, membujuk atau
mengingatkan pihak-pihak lain tentang
perusahaan yang bersangkutan dan barang-
barang serta jasa-jasa yang ditawarkan
olehnya“.
Dapat disimpulkan bahwa promosi
merupakan kegiatan perusahaan untuk
memberikan informasi, membujuk dan
mengingatkan pihak lain akan perusahaan dan
produk yang dihasilkan dengan harapan agar
pihak lain melakukan tindakan pembelian
terhadap produk perusahaan. Agar kegiatan
promosi yang dilakukan dapat berhasil dengan
baik, maka pomosi tersebut harus direncanakan
terlebih dahulu. Kegiatan promosi tersebut
harus merupakan kegiatan yang direncanakan
secara formal, yang dimulai dengan
promosional yang tepat.
2.8.2 Faktor-Faktor Dari Promosi Zeithaml dan Bitner dalam Yazid
(2001) menjelaskan “Faktor-faktor promosi
yang terdapat dalam pemasaran jasa terdiri dari:
tenaga penjualan atau pelayanan, jumlah,
seleksi, pelatihan, insentif, target, jenis media,
dan periklanan, serta unsur-unsur bauran
promosi (advertising, sales promotion,
personal selling, and publisitas)“.
George dan Berry dalam Payne (2001)
mengidentifikasi enam pedoman untuk
pemasaran jasa yang benar-benar dapat
diterapkan untuk kebanyakan unsur bauran
promosi, yaitu :
1. Memberikan petunjuk berwujud
2. Membuat jasa dimengerti
3. Kesinambungan komunikasi
4. Menjanjikan apa yang mungkin diberikan
5. Mengkapitalisasi word of mouth, dan
6. Komunikasi langsung kepada konsumen.
Selanjutnya Lupiyoadi (2001) juga
menyatakan untuk mengembangkan promosi
yang efektif, maka diperlukan suatu produk
dengan kondisi sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi target audience.
2. Menentukan tujuan promosi
3. Merancang pesan
4. Menyeleksi saluran komunikasi
5. Menetapkan jumlah anggaran promosi.
6. Menentukan bauran promosi
7. Mengukur hasil-hasil promosi.
8.Mengelola dan mengkoordinasi proses
komunikasi/promosi
2.9. Teori Tentang Lokasi (Place)
1.9.1 Pengertian Lokasi
El Ansary dan Stern dalam Kotler
(1993) menyatakan “Saluran distribusi terdiri
dari seperangkat lembaga yang melakukan
Jurnal Ilmiah Panorama Nusantara, edisi IX, Juli - Desember 2010 52
semua kegiatan atau fungsi yang digunakan
untuk menyalurkan produk dan status
pemilikannya dari produksi ke konsumen“.
Masalah pemilihan saluran distribusi adalah
suatu masalah yang sangat penting. Sebab
kesalahan dalam pemilihan distribusi dapat
memperlambat bahkan dapat menghentikan
usaha penyaluran barang dan jasa dari produsen
barang dan jasa ke konsumen.
Nitisemito (1991) menyatakan
“Saluran distribusi adalah lembaga-lembaga
distribusi atau lembaga-lembaga penyalur yang
mempunyai kegunaan untuk menyalurkan atau
menyampaikan barang-barang atau jasa–jasa
dari produsen ke konsumen“.Distribusi atau
penyalur ini bekerja secara efektif untuk
mengusahakanperpindahan bukan hanya secara
fisik tetapi dalam arti agar barang-barang
tersebut dapat dibeli oleh konsumen. Jadi dalam
memasarkan suatu barang atau jasa memerlukan
suatu lembaga pemasaran yang disebut penyalur
dimana yang termasuk dalam penyalur adalah
agen, retailer, grosir, dan sebagainya.
Penyalur bekerja secara aktif, tidak
hanya secara fisik tetapi juga hingga barang
tersebut dibeli oleh konsumen. Pengertian ini
menjelaskan bahwa fungsi dari saluran
distribusi tidak hanya menyampaikan barang
dan jasa secara fisik tetapi juga bagaimana
lembaga tersebut berusaha untuk menjual
produk agar dapat dibeli oleh konsumen.
2.9.2 Faktor-Faktor Dari Lokasi
Keputusan-keputusan lokasi dan
saluran meliputi pertimbangan mengenai cara
menyampaikan jasa kepada pelanggan dan di
mana jasa harus ditempatkan.
Menurut Payne (2001) “Tempat yang
digunakan untuk memasok jasa kepada
pelanggan sasaran merupakan dua bidang
keputusan kunci“. Keputusan-keputusantempat
(lokasi dan saluran) meliputi pertimbangan
mengenai cara menyampaikan jasa kepada
pelanggan dan di mana jasa harus ditempatkan.
Lupiyoadi (2001) menyatakan
”Keputusan tentang lokasi dan system
penyampaian harus sejalan dengan strategi
lembaga pendidikan secara keseluruhan”. Jika
strateginya adalah spesialisasi menawarkan
produk tertentu pada pasar tertentu, ini dapat
menunjukkan lokasi yang pasti. Contohnya :
sekolah seni menawarkan produk yang beragam
karena lokasi dekat museum seni, galeri, teater,
dan sebagainya yang memperkaya peluang
tersebut.
Purnama (2001) menyatakan ada
beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi
bentuk saluran, yaitu :
a. Pertimbangan pengguna akhir
b. Karakteristik produk
c. Kemampuan dan sumber daya operasional
d. Fungsi-fungsi yang disyaratkan
e. Ketersediaan dan keterampilan perantara
Sedangkan Zeithaml dan Bitner dalam
Yazid (2001) menjelaskan bahwa “Faktor-faktor
tempat/distribusi yang terdapat dalam
pemasaran jasa terdiri dari jenis saluran,
perantara, lokasi outlet, transportasi,
penyimpanan, dan mengelola saluran".
Selanjutnya Payne (2001) juga
menjelaskan “Lokasi berkenaan dengan
keputusan perusahaan mengenai di mana
operasi dan stafnya akan ditempatkan“.
Pentingnya lokasi untuk jasa tergantung pada
jenis dan tingkat interaksi yang terlibat.
Interaksi antara penyedia jasa dengan pelanggan
tersebut terdiri dari pelanggan mendatangi
penyedia jasa, penyedia jasa mendatangi
pelanggan, atau penyedia jasa dan pelanggan
mentransaksikan bisnis dalam jarak jauh.
2.10. Teori Tentang Proses (Process)
2.10.1 Pengertian Proses
Lupiyoadi (2001) menyatakan “Proses
merupakan gabungan semua aktivitas,
umumnya terdiri dari prosedur, jadwal
pekerjaan, aktivitas dan hal-hal rutin, dimana
suatu jasa dihasilkan dan disampaikan kepada
konsumen“.
Proses dapat dibedakan dalam 2 cara, yaitu :
1. Complexity, hal ini berhubungan dengan
langkah dan tahap dalam proses.
2. Divergence, berhubungan dengan adanya
perubahan dalam langkah atau tahap proses.
Shostack dalam Yazid (1992)
menyarankan “Proses jasa dapat didefenisikan
dalam terminologi-terminologi : variabel
kompleksitas (convergence) dan variable
fleksibelitas (divergence)“. Kompleksitas
mencerminkan sejumlah langkah yang terlibat
dalam penyampaian jasa, dan fleksibelitas
mencerminkan rentang (naik turunnya level)
eksekusi atau variabelitas langkah-langkah
tersebut.
Jadi dalam hal ini yang dimaksud
dengan proses yang sesuai dengan penelitian di
Perguruan Tinggi adalah dimulai dari prosedur
penerimaan mahasiswa baru, jadwal testing
serta aktivitas sampai dengan proses daftar
ulang untuk menjadi mahasiswa di Akpindo.
Sedangkan Zeithaml dan Bitner dalam
Yazid (2001) menjelaskan bahwa “Faktor-faktor
tempat/distribusi yang terdapat dalam
pemasaran jasa terdiri dari jenis saluran,
perantara, lokasi outlet, transportasi,
penyimpanan, dan mengelola saluran".
Jurnal Ilmiah Panorama Nusantara, edisi IX, Juli - Desember 2010 53
Selanjutnya Payne (2001) juga
menjelaskan “Lokasi berkenaan dengan
keputusan perusahaan mengenai di mana
operasi dan stafnya akan ditempatkan“.
Pentingnya lokasi untuk jasa tergantung pada
jenis dan tingkat interaksi yang terlibat.
Interaksi antara penyedia jasa dengan pelanggan
tersebut terdiri dari pelanggan mendatangi
penyedia jasa, penyedia jasa mendatangi
pelanggan, atau penyedia jasa dan pelanggan
mentransaksikan bisnis dalam jarak jauh.
2.11. Teori Tentang Orang (People)
2.11.1 Pengertian Orang
Lupiyoadi (2001) menyatakan “Dalam
hubungannya dengan pemasaran jasa, maka
people yang berfungsi sebagai service provider
sangat mempengaruhi kualitas jasa yang
diberikan“. Keputusan dalam people ini berarti
sehubungan dengan seleksi, training, motivasi,
dan manajemen sumber daya manusia.
Payne (2001) menyatakan “Pentingnya
orang dalam pemasaran jasa mengarah pada
minat yang lebih besar dalam pemasaran
internal“. Ini menyadari pentingnya menarik,
memotivasi, melatih dan mempertahankan
kualitas karyawan dengan mengembangkan
pekerjaan-pekerjaan untuk memuaskan
kebutuhan-kebutuhan individu.
Sedangkan Yazid (2001) menyatakan
“Orang (people) adalah semua pelaku yang
memainkan sebagian penyajian jasa dan
karenanya mempengaruhi persepsi pembeli“.
Yang termasuk dalam elemen ini adalah
personel perusahaan, konsumen, dan konsumen
lain dalam lingkungan jasa.
Jadi orang (people) yang dimaksud
disini adalah staff perguruan tinggi yang terdiri
dari staff pengajar dan staff administrasi yang
dimiliki oleh lembaga pendidikan tersebut, yang
memainkan peranannya selama berlangsungnya
proses dan komunikasi jasa.
2.11.2 Faktor-Faktor Dari Orang Judd dalam Payne (2001) bahwa
“Telah mengembangkan skema kategorisasi
berdasarkan tingkat frekuensi kontak pelanggan
dan seberapa jauh staff dilibatkan dalam
kegiatan-kegiatan pemasaran konvensional yang
terdiri dari: contactor,modifier, influencer dan
isolated“.
Begitu juga dengan Lupiyoadi (2001)
menjelaskan empat kriteria peranan atau
pengaruh dari aspek people yang mempengaruhi
konsumen, yaitu peran berikut :
1. Contractor, people di sini berinteraksi
langsung dengan konsumen dalam frekuensi
yang cukup sering dan sangat
mempengaruhi keputusan
/konsumen untuk membeli.
2. Modifier, mereka tidak secara langsung
mempengaruhi konsumen, tetapi cukup
sering berhubungan dengan
konsumen,misalnya: resepsionis.
3. Influencer, mereka ini mempengaruhi
konsumen dalam keputusan membeli tetapi
tidak secara langsung kontak dengan
konsumen. untuk
4. Isolated, people ini tidak secara langsung
ikut serta dalam marketing mix dan juga
tidak sering bertemu dengan konsumen.
Misalnya karyawan bagian administrasi
penjualan, SDM, dan data processing.
Pada dasarnya ada dua jenis staff di perguruan
tinggi, yakni staf akademik yang melakukan
pekerjaan mengajar, meneliti dan menjalankan
layanan masyarakat, dan staff pendukung yang
meliputi pekerja profesional di bidang tertentu,
staff administrasi, keamanan, teknis, dan lain-
lain. Jadi dalam pembahasan people nantinya
menyangkut kedua staff perguruan tinggi
tersebut.
2.12. Teori Tentang Pelayanan (Customer
Service)
2.12.1 Pengertian Pelayanan
Payne (2001) menyatakan “Layanan
pelanggan seringkali dilihat sebagai bagian dari
unsur bauran pemasaran tempat (place) dan
dikaitkan dengan komponen distribusi dan
logistik dari unsur tersebut“.
Sedangkan Zeithaml dan Bitner dalam
Yazid (2001) juga menyatakan “Peran orang
yang ada dalam hal penyajian jasa terdiri dari
karyawan lini depan dan yang mendukungnya
dibagian belakang, sangat penting bagi
keberhasilan organisasi jasa“.
Customer service pada pemasaran jasa
lebih dilihat sebagai outcome dari kegiatan
distribusi dan logistik, dimana pelayanan
diberikan kepada konsumen untuk mencapai
kepuasan.
Costumer Service Strategy menurut
Christopher Lovelock dalam Lupiyoadi (2001)
mencakup yaitu “Identifikasi misi jasa,
penentuan sasaran dari customer service,
perumusan strategi customer service, dan
implementasi strategi“.
Dalam pembahasan pelayanan jasa
pendidikan disini berdasarkan karkaterisik
proses seperti: konsumen dilayani dalam
kelompok kecil, konsumen dilayani secara
individual, atau konsumen dilayani dirinya
sendiri (swalayan).
Jurnal Ilmiah Panorama Nusantara, edisi IX, Juli - Desember 2010 54
2.12.2 Faktor-Faktor Dari Pelayanan
Pemasaran interaktif membangun
kualitas layanan dalam usahanya mendapatkan
keunggulan bersaing jangka panjang. Pada
dasarnya kriteria kualitas sulit untuk diukur.
Meskipun demikian, Parasuraman, Zeithaml dan
Berry dalam Lingga Purnama (2001)
mengajukan suatu dimensi atau faktor-faktor
penentu yang dapat digunakan sebagai acuan
yang dapat digunakan sebagai acuan untuk
menilai kualitas, yaitu :
1. Tangibles, yaitu penampilan fisik layanan,
contohnya: gedung, peralatan,
perlengkapan, dan sebagainya.
2. Empathy, yaitu kesediaan dan keinginan
untuk melayani secara ramah, hangat, dan
bersahabat.
3. Responsiveness, yaitu kesediaan dan
kesiapan karyawan untuk memberikan
layanan.
4. Assurance, yaitu patut dipercaya, dapat
dipercaya, jujur dan menarik hati
konsumen.
5. Reliability, yaitu konsistensi dalam peforma
dan dapat dipercaya.
Lupiyoadi (2001) menyatakan“
Customer service meliputi semua aktivitas
untuk memberikan kegunaan waktu dan tempat
(time and place utility) termasuk pelayanan pra
transaksi, saat transaksi, dan pasca transaksi“.
Kegiatan sebelum transaksi akan turut
mempengaruhi kegiatan transaksi. Oleh karena
itu, kegiatan pendahuluannya harus dibuat
sebaik mungkin, sehingga konsumen
memberikan respons yang positif dan
menunjukkan loyalitas yang tinggi.
2.13. Teori Tentang Keputusan
Pembelian (Buying Decision)
2.13.1 Pengertian Keputusan Pembelian
Proses Keputusan Pembelian
Konsumen merupakan urutan-urutan kejadian
yang dimulai dari pengenalan akan kebutuhan
kemudian pencarian imformasi atas kebutuhan
tersebut setelah itu melakukan evaluasi
alternatif dan akhirnya melakukan keputusan
pembelian serta diakhiri dengan perilaku setelah
pembelian. Jadi jelas sekali proses pembelian
dimulai jauh sekali sebelum pembelian aktual
dilakukan dan mempunyai konsekuensi yang
lama setelah pembelian terjadi.
Kotler (2000) menyatakan “Proses
keputusan pembeli berhubungan dengan
pengenalan masalah, pencarian informasi,
evaluasi keputusan, perilaku sesudah pembelian
yang tidak terlepas dari karakter pembeli yang
terdiri dari faktor budaya, sosial, perorangan,
dan kejiwaan“.
Juga menurut Lamb, Hair, McDaniel,
(2001) “Proses pengambilan keputusan
konsumen tidak bisa terjadi dengan sendirinya
karena merupakan hubungan yang sangat rumit
dan saling mempengaruhi dari faktor-faktor
kebudayaan, sosial, individu dan psikologis“.
Perilaku konsumen akan
mempengaruhi proses keputusan yang diambil
oleh konsumen dalam pembelian sebuah produk
dan jasa. Keputusan pembelian sangat
dipengaruhi oleh pengenalan kebutuhan.
Pengenalan kebutuhan biasanya kompleks.
Sebagai dasar untuk memahami perilaku
pembelian, maka pengenalan kebutuhan yang
dikemukakan Engel et. al. (1995) akan
membantu memberikan pemahaman.
Dalam model pengenalan kebutuhan tersebut,
secara umum ada 3 (tiga) hal, yaitu : informasi
yang disimpan di dalam ingatan seseorang,
perbedaan individul masing-masing dan
pengaruh lingkungan.
Penganalisaan keinginan dan
kebutuhan ini ditujukan terutama untuk
mengetahui adanya keinginan dan kebutuhan
yang belum terpenuhi atau terpuaskan. Jika
kebutuhan tersebut diketahui, maka konsumen
akan segera memahami adanya kebutuhan yang
belum perlu segera dipenuhi atau masih bisa
ditunda pemenuhannya, serta kebutuhan-
kebutuhan yang sama-sama harus segera
dipenuhi.Proses pembelian dimulai ketika
pembeli mengenal suatu masalah atau
kebutuhan. Kebutuhan ini dapat dipicu oleh
stimulus intern atau stimulus ekstern. Zeithaml
dan Bitner dalam Yazid (2001) yaitu :
”Mengistilahkan situasi ini sebagai gapantara
yang diharapkan dengan kenyataan yang
dialami atau diterima konsumen”.
Kotler (1993) menyatakan ”Dalam
pencarian informasi, konsumen yang tergerak
mungkin atau mungkin juga tidak mencari
informasi lebih banyak”. Apabila drive
konsumen itu amat kuat dan produk yang akan
memuaskan drive-nya sudah tersedia di tangan,
konsumen akan membelinya. Dalam tahap
evaluasi, konsumen membentuk preferensi
diantara merek-merek dalam kelompok pilihan.
Konsumen mungkin juga membentuk suatu
maksud pembelian untuk membeli merek yang
paling disukai. Semakin kuat sikap negatif
orang lain dan semakin dekat orang lain tersebut
dengan konsumen, maka konsumen akan
semakin menyesuaikan maksud pembeliannya.
Ketika konsumen akan bertindak, faktor situasi
yang tidak diantisipasi mungkin terjadi untuk
mengubah maksud pembelian tersebut.
Jurnal Ilmiah Panorama Nusantara, edisi IX, Juli - Desember 2010 55
Dua faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian yaitu:
1. Sikap atau pendirian orang lain
2. Situasi yang tidak dapat diantisipasi, Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh
seorang konsumen sebelum membuat keputusan pembelian, dapat digambarkan sebagai berikut:
Sumber : Kotler (2000)
Gambar 4 : Langkah-langkah Antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan
Faktor Pertama : Sikap Atau Pendirian
Orang Lain
Semakin kuat sikap negatif orang lain
dan semakin dekat orang lain tersebut dengan
konsumen, maka konsumen akan semakin
menyesuaikan maksud pembeliannya.
Preferensi seseorang terhadap suatu merk akan
meningkat jika orang yang dia senangi juga
menyukai merk yang sama.
Pengaruh orang lain menjadi kompleks bila
beberapa orang yang dekat dengan pembeli
mempunyai pendapat yang saling berlawanan
dan sipembeli ingin menyenangkan mereka
semua.
Faktor Kedua : Situasi Yang Tidak Dapat
Diantisipasi
Yang menentukan pembeli akan sangat puas,
agak puas atau tidak puas dengan pembelian,
merupakan fungsi dari seberapa dekat antara
harapan pembeli atas produk tersebut dengan
daya guna yang dirasakan dari produk. Jika
daya guna produk tersebut berada di bawah
harapan pelanggan, pelanggan tersebut akan
merasa dikecewakan, jika memenuhi harapan,
pelanggan tersebut akan merasa puas, jika
melebihi harapan, pelanggan akan merasa
sangat puas. Perasaan-perasaan ini mempunyai
arti dalam hal apakah pelanggan tersebut akan
membeli produk itu lagi dan membicarakan
tentang produk tersebut kepada orang lain
secara menguntungkan atau merugikan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa ketidak
sesuaian yang diharapkan terhadap sesuatu
produk atau jasa akan selalu ada pada setiap
kejadian pembelian, seperti diungkapkan
Swastha (1990), yaitu :
“Ada kemungkinan pembeli memiliki ketidak
sesuaian sesudah ia melakukan pembelian
karena mungkin harganya dianggap terlalu
mahal, atau mungkin karena tidak sesuai dengan
keinginan dengan gambaran sebelumnya. Untuk
mencapai keharmonisan dan meminimumkan
ketidak sesuaian, pembeli harus
mengurangikeinginan-keinginan lain sesudah
pembelian, selain itu pembeli juga harus
mengeluarkan waktu lebih banyak lagi untuk
membuat evaluasi sebelum membeli”.
Konsumen membentuk harapan
mereka atas dasar pesan-pesan yang diterima
dari penjual, teman dan sumber informasi lain.
Jika penjual membesar-besarkan manfaat
produk, konsumen akan mengalami harapan
yang tidak tercapai (disconfirmed expectation),
yang menyebabkan ketidakpuasan penggunaan
atas produk, tergantung bagaimana gaya dan
sifat konsumen menanggulanginya. Sebagian
besar konsumen memperbesar jarak
ketidakpuasan ini ketika produk tersebut tidak
sempurna dan tidak cocok sehingga mereka
sangat tidak puas. Semakin besar jarak antara
harapan dan hasil yang dirasakan, maka
semakin besar ketidakpuasan konsumen.
Setelah konsumen memutuskan untuk
melakukan pembelian atas suatu produk atau
jasa maka langkah selanjutnya dari perusahaan
adalah bagaimana memberikan pengaruh secara
konsisten terhadap konsumen melalui strategi-
strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan
sehingga tercipta konsumen yang loyal dan
mereka mau melaksanakan tindakan adopsi
yaitu suatu keputusan untuk menggunakan
produk atau jasa perusahaan secara terus
menerus.
Maka Setiadi (2003) menyampaikan
tahap-tahap dalam proses adopsi sebagai
berikut:
1. Kesadaran yaitu konsumen menyadari
adanya inovasi atau produk dan jasa yang
baru tetapi masih kekurangan informasi
mengenai tentang produk dan jasa tersebut.
2. Minat yaitu konsumen tertarik untuk mencari
imformasi tentang produk dan jasa yang
baru tersebut.
Evalasi Alternatif
Maksud Pembelian
Pendirian Orang lain
Faktor situasi yng tdk diantisapasi
Maksud Pembelian
Jurnal Ilmiah Panorama Nusantara, edisi IX, Juli - Desember 2010 56
3. Evaluasi yaitu konsumen sudah berusaha
mempertimbangkan untuk mencoba produk
dan jasa yang baru tersebut.
4. Percobaan yaitu konsumen disini mencoba
memakai atau menggunakan produk atau
jasa yang baru tersebut untuk memperbaiki
perkiraannya atas nilai inovasi tersebut.
5. Adopsi yaitu konsumen
akhirnya memutuskan untuk terus
menggunakan produk dan jasa baru secara
penuh, teratur dan konsisten.
2.15. Kerangka Pemikiran
Setiap perusahaan pasti akan berusaha
memenuhi keinginan dan kebutuhan
pelanggannya sebagai tujuan pemasarannya,
demikian juga dengan lembaga pendidikan
pasti akan berusaha memenuhi keinginan
dan kebutuhan dari mahasiswanya agar
tercapai tujuannya.
Radiosunu (1993) menyatakan
“Marketing Mix Strategic” merupakan
kumpulan variabel-variabel yang dapat
digunakan perusahaan untuk mempengaruhi
tanggapan konsumen, variabel-variabel yang
dapat mempengaruhi pembeli adalah product,
place, promotion, price, tetapi pemasaran pada
produk dan jasa berbeda”.
Menurut Yazid (2001) menyatakan
”Dalam pemasaran jasa ada elemen-elemen lain
yang bisa dikontrol dan dikoordinasikan untuk
keperluan komunikasi dengan dan pemuasan
konsumen jasa. Elemen-elemen tersebut adalah:
orang (peopleor participants), lingkungan fisik
di mana jasa diberikan atau bukti fisik (phisycal
evidence), dan pelayanan (customer service)
jasa itu sendiri”.
di atas terkait dengan sifat jasa dimana
produksi/operasi hingga konsumsi merupakan
suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan dan
mengikut sertakan konsumen dan pemberi jasa
secara langsung, dengan kata lain, terjadi
interaksi langsung antara keduanya (meski tidak
untuk semua jenis jasa).
Selanjutnya Lupiyoadi (2006)
menyatakan bahwa “Elemen marketing
mix services strategic (strategi bauran
pemasaran jasa) memiliki tujuh faktor dalam
menetapkan keputusan pembelian oleh
konsumen yaitu:product, price,
promotion,place, people, process dan customer
service“.
Maka perlu bagi setiap perguruan
tinggi mengetahui karakteristik dan proses
pengambilan keputusan mahasiswa dalam
memilih perguruan tinggi. Karakteristik pembeli
akan mempengaruhi perilaku pembelian, Kotler
(2000) menggambarkan :
Sumber : Kotler (2000)
Gambar 5 : Model Proses Pengambilan Keputusan
Perangsangan Penjualan
Perangsangan lainnya
Karakter Pembeli
Proses Keputusan Pembeli
Keputusan Pembeli
Produk
Harga
Tempat
Promosi
Perekonomian Teknologi Politik Budaya
Budaya
Sosial Perorangan Kejiwaan
Pengenalan masalah Pencarian informasi Evaluasi keputusan Perilaku seduah membeli
Memilih Produksi Memilih Jenis Memilih Pemasok Penentuan saat pembelian Jumlah pembelanjaan
Jurnal Ilmiah Panorama Nusantara, edisi IX, Juli - Desember 2010 57
Sehingga kerangka berpikir dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut yaitu :
(Sumber : Lupiyoadi, Kotler,Bernard)
Gambar 6 : Kerangka Pemikiran
III. KERANGKA KONSEP DAN METODE
PENELITIAN
3.1. Ruang Lingkup Dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Akademi Pariwisata
Indonesia, Jakarta dan dilakukan terhadap para
mahasiswa yang kuliah di Akpindo baik dari
program Diploma satu dan tiga. Untuk program
Diploma Satu hanya pada Jurusan Perhotelan,
sedangkan program Diploma Tiga dilaksanakan
pada jurusan Perhotelan dan Usaha Wisata
3.2. Populasi Dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Akpindo baik program Diploma
Satu jurusan Perhotelan maupun Diploma Tiga
jurusan Perhotelan dan Usaha Wisata (program
reguler dan unggulan) yang sedang aktif kuliah
di Akpindo pada saat penelitian dilaksanakan.
Alasan pemilihan ini adalah sebagai
pembanding dan indikator terhadap produk
yanng dipasarkan di masyarakat terutama
mahasiswa yang aktif di Akpindo karena
mereka sudah menetapkan pilihan Akpindo
sebagai perguruan tinggi pilihannya.
Dalam penelitian ini untuk mahasiswa
tidak akan diteliti seluruh populasi, namun
hanya mengambil sebagian populasi (sampling).
Teknik sampling yang digunakan adalah
stratified accidental sampling, yaitu
menentukan jumlah sampel untuk tiap-tiap kelas
di setiap program agar terwakili kemudian
menyebarkan kuesioner dan wawancara dengan
mahasiswa yang kebetulan ditemui sehingga
memenuhi jumlah yang ditentukan untuk
masing-masing kelas. Peneliti menggunakan 80
orang mahasiswa dengan cara mengambil
sampel tiap-tiap kelas baik dari jurusan Hotel
maupun Travel, jumlah tersebut menurut Slovin
sudah bisa mewakili seluruh populasi yang total
berjumlah 400 orang mahasiswa. Hal ini
ditentukan dengan rumus:
N
n = -----------
1 + Ne²
Dimana:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena
kesalahan pengambilan sampel yang masih
dapat ditolelir
400
n = ----------
1 + 400 (0,1)²
n = 80
3.3. Jenis Dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan dua sumber data
yaitu:
1. Data Primer
Adalah data yang dihasilkan untuk memenuhi
kebutuhan penyelidikan yang ditangani
(Mahotra, 1996). Data ini dikumpulkan secara
Produk (X1)
Harga (X2)
Promosi (X3)
Lokasi (X4)
Orang (X5)
Proses (X6)
Pelayanan (X7)
Keputusan Mahasiswa
Memilih Akpindo (Y)
Jurnal Ilmiah Panorama Nusantara, edisi IX, Juli - Desember 2010 58
langsung di lapangan yang diperoleh dengan
cara menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa
yang terpilih sebagai sampel.
2. Data Sekunder
Adalah data yang digunakan untuk tujuan lain,
bukan untuk menyelesaikan masalah yang
ditangani saat ini. (Mahotra, 1996). Data
sekunder ini berupa data atau informasi
penunjang penelitian, misalnya laporan akhir
Penerimaaan Mahasiswa Baru, jurnal,
peraturan-peraturan dan dokumen-dokumen
yang berhubungan dengan penelitian.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian ini, teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
1. Wawancara (interview) dilakukan langsung
kepada pihak yang berhak/ berwenang
memberikan imformasi/data secara
sistimatis berdasarkan tujuan penelitian
pimpinan, pegawai, dan dosen Akpindo.
2. Daftar pertanyaan (questionaire) diberikan
langsung kepada mahasiswa yang menjadi
responden dalam penelitian ini
3. .Studi dokumentasi dengan mengumpulkan
dan mempelajari data atau dokumen yang
mendukung penelitian ini yaitu jumlah
mahasiswa Akpindo dari tahun 2006 sampai
2010.
3.5. Variabel Penelitian
3.5.1 Variabel Bebas (independent variable)
Variabel bebas (independent variable) dalam
penelitian ini adalah keseluruhan variabel-
variabel bauran pemasaran jasa yang terdiri
dari produk/program studi (X1),
harga/uang SPP (X2), promosi (X3), lokasi
(X4), rang (X5), proses (X6) dan pelayanan
(X7).
3.5.2 Variabel Terikat (dependent variable) Variabel terikat (dependent variable) dalam
penelitian ini adalah merupakan keputusan
Mahasiswa untuk memilih Akpindo sebagai
tempat kuliah untuk mendapatkan pendidikan
(Y), yaitu keseluruhan upaya atau tindakan
Mahasiswa yang secara langsung dalam
usahanya untuk memilih Akpindo sebagai
tempat untuk menuntut ilmu. Maka untuk lebih
jelas akan diketengahkan definisi operasional
variabel bebas dan variabel terikat yang
dijelaskan pada Tabel berikut dimana juga akan
dijelaskan tentang masing-masing indikator
yang mendukung variabel bebas dan variabel
terikat yang ada serta akan ditentukan jenis
skala pengukurannya.
Variabel
Penelitian
Defenisi Variabel Indikator Skala
Pengukuran
X1
Produk
(Program
Studi)
X2
Harga
(uang
SPP)
X3
Promosi
X4
Keseluruhan jasa yang
ditawarkan dan memberi
manfaat kepada seluruh
mahasiswa Akpindo
Keseluruhan
pengorbanan finasial
yang dikeluarkan
mahasiswa agar dapat
menempuh pendidikan di
Akpindo.
Keseluruhan upaya yang
dilakukan Akpindo
member informasi
kepada masyarakat/
calon mahasiswa agar
tahu jasanya
Merupakan letak
Program studi yang
ditawarkan, keseuaian
studi dengan pasar kerja,
beasiswa, akreditasi,
program sesuai dunia
usaha
Kemampuan mahasiswa
bayar uang kuliah,
perbandingan biaya
dengan perguruan tinggi
lain, kemudahan
pembayaran, potongan.
Publikasi surat khabar,
publikasi radio, tv,
pameran pendidikan,
pemasngan spanduk,
reklame, kunjungan ke
sekolah.
Dipusat kota, tempat
tinggal dan
Skala Likert
Skala Likert
Skala Likert
Skala Likert
Jurnal Ilmiah Panorama Nusantara, edisi IX, Juli - Desember 2010 59
Lokasi
X5
Orang
X6
Proses
X7
Pelayanan
Y
Keputusan
Mahasiswa
keberadaan kampus dan
lokasi strategis dari
Akpindo
Keseluruhan dari
individu yang
membantu/berperan agar
semua kegiatan
operasional Akpindo
berjalan baik.
Keseluruhan kegiatan
kuliah mengajar, dan
kegiatan pendukung
lainnya di Akpindo
Keseluruhan hal di luar
jasa yang didapat
mahasiswa selama
kegiatan perkuliahan
sampai penempatan
kerja dan criteria-
kriterianya.
Upaya atau tindakan
mahasiswa yang secara
langsung/tidak dalam
usahanya memilih
Akpindo sebagai tempat
kuliah.
kampus/kampus lain,
perkantoran, sarana
umum, mall, plaza.
Staff professional
Akpindo, Dosen, Latar
belakang pendidikan
dosen dan staff
Prosedur penerimaan
mahasiswa, testing
masuk, registrasi,
fasilitas kuliah mengajar,
fasilatas aula, lab.
Computer, parkir.
Penerimaan manajemen,
kecepatan dan kesiapan
administrasi
pendaftaran, kunjungan
kesekolah, kesesuaian
info, suasana kampus,
organisasi mahasisw.
1. Inisiatif
kebutuhan
2. Pencarian
informasi
3. Mengevaluasi
informasi
4. Ketepatan dalam
memutuskan
5. Dampak
psikologis setelah
memutuskan.
Skala Likert
Skala Likert
Skala Likert
Skala Likert
3.6. Skala Pengukuran Variabel
Dalam penelitian ini digunakan kuesioner
sebagai instrumen. Responden diminta
memberikan tanggapannya dengan memilih dan
menyilang salah satu jawaban pilihan. Jawaban-
jawaban tersebut dikuantitatifkan dan diukur
dengan menggunakan skala Likert atau skala 5
poin yaitu :
Bobot 5 untuk jawaban sangat sesuai
Bobot 4 untuk jawaban sesuai
Bobot 3 untuk jawaban cukup sesuai
Bobot 2 untuk jawaban kurang sesuai
Bobot 1 untuk jawaban sangat tidak sesuai
3.7. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui pengaruh produk,
harga, promosi, tempat, orang, proses, dan
pelayanan terhadap keputusan Mahasiswa
memilih Akpindo, maka digunakan Analisis
Regresi Berganda dengan persamaan berikut:
Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3+ β4X4+ β5X5+
β6X6+ β7X7 + e Dimana :
Y = Keputusan Mahasiswa
A = Kostanta
β1= Koefisien variabel X1
β2= Koefisien variabel X2
β3 = Koefisien variabel X3
β4 = Koefisien variabel X4
β5 = Koefisien variabel X5
β6 = Koefisien variabel X6
β7 = Koefisien variabel X7
X1= Produk ( Program Studi )
X2= Harga ( Uang SPP )
X3= Promosi
X4= Lokasi
Jurnal Ilmiah Panorama Nusantara, edisi IX, Juli - Desember 2010 60
X5= Orang
X6 = Proses
X7= Pelayanan
e=Standart error (tingkat kesalahan)
Kriteria Pengujian Hipotesis adalah :
Ho : Produk (program studi), harga (uang
SPP), promosi, lokasi, orang, proses, dan
pelayanan tidak berpengaruh positif
terhadap keputusan Mahasiswa memilih
Akpindo.
Ha : Produk (program studi), harga (uang
SPP), promosi, lokasi, orang, proses, dan
pelayanan berpengaruh positif terhadap
keputusan Mahasiswa memilih Akpindo.
Untuk menguji signifikansi faktor-faktor
tersebut secara bersama-sama terhadap
keputusan Mahasiswa memilih Akpindo,
digunakan rumus uji F (Sugiyono, 2002), yaitu:
R2
Fh =
R2/ k
Fh =(1 − R2)
/(n − k − 1)
Keterangan : R² = Koefisien korelasi ganda
k = Jumlah variabel independen
n = Jumlah anggota sampel
Pada uji F, dengan tingkat kepercayaan
(confidence interval) 95% atau α = 0,05 apabila
hasil perhitungan nilai signifikan F lebih kecil
dari α = 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima,
hal ini berarti bahwa varibel-variabel
independen-nya secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variable dependen-nya. Sebaliknya jika nilai
signifikan F lebih besar dari α = 0,05 maka Ho
diterima dan Ha ditolak, hal ini berarti bahwa
variable-variabel independen-nya secara
bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variable dependent-nya.
Untuk menguji signifikansi faktor-faktor
tersebut secara parsial terhadap keputusan
mahasiswa memilih Akpindo, digunakan rumus
uji t, (Sugiyono, 2002) yaitu :
rp n- 2
t =
1 – r p2
Keterangan :
rp = korelasi parsial yang ditemukan
n = jumlah sampel
t = t hitung yang selanjutnya dibandingkan
dengan t tabel.
Apabila hasil uji t dengan tingkat kepercayaan
( Confident Interval ) sebesar 95 % atau α =
0,05 nilai signifikan t lebih kecil dari α = 0,05
maka Ho ditolak.
3.8. Uji Validitas Kuisioner yang baik, harus diuji terlebih dahulu
validitas dan reliabilitasnya sehingga hasil
penelitian yang diperolehpun nantinya akan
menjadi baik. Menurut Sugiyono (2002),
instrumen yang dinyatakan valid dan reliabel
adalah :
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data ( mengukur
) itu valid. Valid berarti instrument /tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur. Sedangkan instrumen yang
reliabel berarti bila digunakan untuk mengukur
berkali-kali akan menghasilkan data yang
sama Pengujian validitas dan reliabilitas
instrumen selanjutnya akan dihitung dengan
menggunakan rogram SPSS(Statistical Packed
for Social Science).
Sugiyono (2002) berpendapat “Pengujian
validitas menggunakan pendekatan koefisien
korelasi yaitu dengan cara mengkorelasikan
antara skor butir pertanyaan dengan skor
totalnya, dan bila nilai korelasinya positif dan r
hitung ≥ 0,3 maka butir pertanyaan tersebut
dinyatakan valid. Instrumen yang reliabel
adalah instrument yang bila digunakan beberapa
kali untuk mengukur obyek yang sama akan
menghasilkan data yang sama, dan bila
koefisien korelasi (r) positif dan signifikan,
maka instrumen tersebut sudah dinyatakan
reliabel".
3.9 Uji Reliabilitas
Pengujian Reliabilitas dilakukan dengan
internal consistency atau derajat ketepatan
jawaban. Untuk pengujian ini digunakan
Statistical Packaged for Social Sciences ( SPSS
) dengan versi 14,0. Setelah melakukan
pengujian reliability untuk mengetahui
konsistensi hasil sebuah jawaban tentang
tanggapan responden. Untuk melakukan
pengujian reliabilitas penulis menggunakan
program SPSS.
Hasil uji Reliabilitas dapat dilihat dari nilai
cronbach Alpha, nilai cronbach alpa
reliabilitas yang baik adalah yang makin
mendekati 1. Menurut Sekaran (1992),
dinyatakan bahwa “reliabilitas yang kurang dari
0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 diterima
dan reliabilitas dengan cronbach alpha 0,8 atau
diatasnya adalah baik”.
3.10 Uji Normalitas Data
Jurnal Ilmiah Panorama Nusantara, edisi IX, Juli - Desember 2010 61
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan statistik non parametris karena
data yang akan diuji berbentuk ordinal. Oleh
sebab itu Santoso (2001), menyatakan bahwa
”untuk mengetahui apakah data terdistribusi
normal atau mendekati normal dan atau bias
dianggap normal, jika bias maka akan dilakukan
uji Normality Plot, yaitu suatu pengujian
dengan menggunakan Grafik PP-Plot”.
Pengujian normalitas data dengan menggunakan
Uji Normality Plot dengan dasar pengambilan
keputusan melihat grafik PP-Plot yaitu jika
terlihat sebaran data bergerombol disekitar garis
uji yang mengarah kekanan atas dan tidak ada
data yang terletak jauh dari sebaran data.
Dengan demikian data tersebut bias dikatakan
normal.
3.11. Uji Multikolinearitas Dalam permasalahan Regresi Linear Berganda
selain dilakukan uji diatas juga perlu diadakan
pengujian yang berkaitan Multikolinearitas,
dikarenakan hal tersebut dapat mempengaruhi
bias atau tidaknya kesimpulan suatu analisis
regresi berganda.
Multikolinearitas adalah kejadian yang
menginformasikan terjadinya hubungan diantara
variabel- variable bebas dan hubungan yang
terjadi adalah cukup besar. Hal ini akan
menyebabkan perkiraan keberartian koefisien
regresi yang diperoleh.
3.12. Uji Heterokedastisitas Masalah serius lain yang mungkin timbul dalam
Analisa Regresi Berganda adalah
heterokedastisitas. Ini timbul pada saat asumsi
bahwa varian dari faktor alat adalah konstan
untuk semua variabel bebas yang tidak
terpenuhi. Jika varian tidak sama, dikatakan
terjadi heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada
tidaknya heterokedastisitas dalam model regresi
digunakan Analisis Residual yang berupa grafik
dengan dasar pengambilan keputusan jika pola
tertentu seperti titik- titik yang ada membentuk
suatu pola tertentu yang teratur, maka terjadilah
heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang
jelas, serta titik- titik menyebar dibawah angka
0 pada sumbu Y tidak terjadi heterokedastisitas.
3.13. Pengujian Hipotesis Dari hasil pengolahan data dengan
Software SPSS akan dilakukan analisis secara
deskriptif dan membuktikan hipotesis.
Pengujian hipotesis menggunakan Regresi
Linear Berganda, didalammya akan dilihat
pengaruh secara simultan maupun secara
parsial. Adapun kriteria pengambilan
keputusannya adalah sebagai berikut :
3.13.1 Uji secara Simultan (uji-F)
Uji secara simultan (uji-F) dilakukan bertujuan
untuk mengetahui apakah variabel- variabel
bebas secara bersama- sama memiliki pengaruh
yang nyata terhadap variabel terikat yaitu :
Keputusan mahasiswa memilih kuliah pada
Akpindo Jakarta Pada uji-F bila hasil
perhitungan nilai signifikan F lebih kecil dari α
= 0,05 maka H0dimana Faktor Produk (program
studi), harga (uang SPP), promosi, lokasi,
orang, proses, dan pelayanan tidak berpengaruh
positif terhadap keputusan Mahasiswa memilih
Akpindo ditolak dan Ha dimana Faktor
Produk (program studi), harga (uang SPP),
promosi, lokasi, orang, proses, dan pelayanan
berpengaruh positif terhadap keputusan
Mahasiswa memilih Akpindo Jakarta diterima.
Hal ini berarti bahwa variabel- variabel
bebasnya secara bersama - sama mempunyai
pengaruh yang nyata terhadap variabel
terikatnya.
3.13.2. Uji Parsial (uji-t) Uji Parsial (uji-t) digunakan untuk mengetahui
pengaruh masing- masing variabel bebas
terhadap variabel terikatnya,apakah pengaruh
nyata atau tidak. Apabila nilai signifikan t
lebih kecil dari α = 0,05 maka dapat diketahui
variabel- variabel bebasnya memberikan
pengaruh yang nyata terhadap variable
terikatnya yaitu keputusan mahasiswa
untuk memilih kuliah pada Akpindo
Jakarta.
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1 Jumlah Mahasiswa Akpindo Menurut program studi.
Tabel 5.1. Kondisi Pendaftar Mahasiswa Baru Akpindo dari Tahun 2006 s/d 2010
No. Tahun
Akademik
JURUSAN PERHOTELAN JURUSAN USAHA
WISATA JUMLA
H REGULE
R
AKSEL CHEF
SCHOOL
REGULE
R
AKSEL
1 2006/2007 97 0 0 12 0 109
2 2007/2008 104 0 0 16 0 120
Jurnal Ilmiah Panorama Nusantara, edisi IX, Juli - Desember 2010 62
3 2008/2009 97 26 0 18 11 152
4 2009/2010 80 49 0 0 18 147
5 2010/2011 46 56 20 0 22 144
Sumber diperoleh dari Sekretariat Akademik Akpindo
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Akpindo Jakarta
Jenis
Kelamin
Jumlah
(orang)
Persentase
(%)
Laki-Laki 38 47.5%
Perempuan 42 52.5%
Jumlah 80 100 %
Sumber : Akpindo (2011)
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapat diterangkan
mayoritas mahasiswa disetiap program studi
dan setiap kelas adalah dengan jenis kelamin
wanita terutama untuk program studi Hotel
Reguler, Hotel Aksel, dan Travel Aksel &
Reguler.
Sementara untuk program studi Chef School
jumlah mahasiswa dengan jenis kelamin pria
semakin banyak walaupun mayoritasnya tetap
jenis kelamin wanita.
4.1.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
41.3.1 Hasil Uji Validitas
Uji validitas dilakukan sebagai
instrumen penelitian untuk variabel-variabel
yang mempengaruhi keputusan mahasiswa
memilih kuliah pada Akpindo Jakarta maka
hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS,
yang dilihat pada kolom Corrected Item – Total
Correlation dari variabel keputusan memilih,
produk (program studi), harga (uang SPP),
promosi, lokasi, orang, proses dan pelayanan
rata-rata lebih besar dari 0,30. Dengan demikian
hal ini menunjukkan bahwa Instrument yang
dipergunakan adalah valid. Responden yang
digunakan dalam uji validitas ini adalah
sejumlah 30 mahasiswa Akpindo yang tidak
menjadi sampel penelitian.
Untuk mengetahui validitas variabel dependent
dan variabel independent dari penelitian ini
dapat dilihat pada tabel 5.3:
Pada uji validitas variable keputusan memilih
dapat disimpulkan dari 7 pertanyaan ada satu
pertanyaan setelah diuji coba kepada 30
responden total korelasi hanya 0,232, artinya
pertanyaan tersebut menunjukkan tidak ada
korelasi dapat dilihat lampiran tabel 5.3.
Sedangkan uji validitas variable produk (X1)
dari 5 pertanyaan ternyata ada satu pertanyaan
yang nilai korelasinya hanya 0,428, artinya
pertanyaan tersebut menunjukkan tidak ada
korelasi terhadap pengambilan keputusan
memilih dapat dilihat tabel 5.4.
Untuk uji validitas variable harga (X2) dari 4
pertanyaan ternyata keempat pertanyaan
tersebut menujukkan semua berkorelasi
terhadap pengambilan keputusan memilih dapat
dilihat tabel 5.5.
Namun untuk uji validitas variable promosi
(X3) ada 7 pertanyaan, dan satu diantaranya
menunjukkan tidak ada korelasi terhadap
pengambilan keputusan dapat dilihat tabel 5.6.
Uji validitas variable lokasi (X4) juga
menunjukkan satu pertanyaan tidak ada korelasi
terhadap keputusan memilih dapat dilihat tabel
5.7.
Pada uji validitas variable people (X5) dari 5
pertanyaan juga menunjukkan satu pertanyaan
dengan angka 2.842 dimana angka tersebut
terlalu lemah yaitu kurang dari 3 artinya
pertanyaan tersebut tidak ada korelasi terhadap
pengambilan keputusan dapat dilihat tabel 5.8.
Demikian uji validitas terhadap variable Proses
(X6) dua dari sepuluh pertanyaan menunjukkan
angka dibawah 3 artinya pertanyaan tersebut
juga menunjukkan tidak adanya korelasi
terhadap pengambilan keputusan dapat dilihat
tabel 5.9.
Uji validitas pada variable pelayanan (X7)
ternyata dari lima pertanyaan menunjukkan
semua nya memiliki korelasi yang cukup tinggi
dapat dilihat pada tabel 5.10.
4.1.3.2. Hasil Uji Reliabilitas
Dari hasil pengujian reliabilitas di
atas dapat diketahui bahwa relialibilitas variabel
keputusan memilih Berdasarkan pengujian
reliabilitas dari instrumen, diketahui bahwa
hasil pengujian variabel keputusan memilih,
produk program studi), harga (uang SPP),
promosi, lokasi, orang, proses dan pelayanan
seluruhnya adalah reliabel karena telah
melebihi angka 0,5 serta rata-rata reliabilitas
dengan cronbach alpha diatas 0,7 adalah baik.
Responden yang digunakan dalam uji
reliabilitas ini adalah sejumlah 30 mahasiswa
Akpindo yang tidak menjadi sampel penelitian.
Untuk mengetahui reliabilitas variabel
dependent dan variabel independent dari
Jurnal Ilmiah Panorama Nusantara, edisi IX, Juli - Desember 2010 63
penelitian ini dapat dilihat pada lampiran tabel
5.11. s/d tabel 5.18.
4.1.4 Analisa Deskriptif Variabel
Penelitian ini mengamati satu variabel
terikat (dependent variable) yaitu variabel Y,
keputusan mahasiswa memilih dan juga
mengamati tujuh variabel bebas (indenpendent
variabel) yaitu variabel produk X1 (program
studi), variabel harga X2 (uang SPP), variabel
promosi X3, variabel lokasi X4, variabel orang
X5, variable proses X6, variabel pelayanan X7.
4.1.4.1 Variabel Keputusan Memilih
Mahasiswa
Variabel Keputusan Mahasiswa adalah
upaya atau tindakan mahasiswa yang secara
langsung untuk menetukan pilihan mereka
dalam memutuskan tempat
melanjutkan studinya. Adapun deskriptor
variabel keputusan mahasiswa yang digunakan
dalam penelitian ini adalah : inisiatif terhadap
kebutuhan, pencarian imformasi, ketelitian,
keputusan yang tepat, kepuasan dan
kebanggaan. Hasil penelitian tentang tanggapan
responden mengenai variabel keputusan
memilih dapat dilihat pada Tabel 5.19 ( lihat
lampiran) :
Dari Tabel 5.19 dapat dijelaskan bahwa
tanggapan responden tentang pertanyaan pada
kuisioner item no.1 adalah sebagai berikut :
responden menjawab sangat sesuai dan sesuai
sebanyak 85 %, menjawab kurang sesuai 15 %,
sedang menjawab sangat tidak sesuai adalah
sebanyak 0%.
Tanggapan responden tentang
pertanyaan pada kuisioner item no.2 adalah
sebagai berikut : responden menjawab sangat
sesuai dan sesuai dan cukup sesuai sebanyak
85%, menjawab kurang sesuai sebanyak 15%,
sisanya menjawab sangat tidak sesuai 0%.
Tanggapan responden menjawab
pertanyaan pada kuisioner item no.3 adalah
sebagai berikut : responden menjawab sangat
sesuai dan sesuai dan cukup sesuai sebanyak
82.5%, responden menjawab kurang sesuai
sebanyak 16.3% dan sisanya menjawab tidak
setuju dan sangat tidak sesuai sebanyak 1.3%.
Tanggapan responden tentang
pertanyaan pada kuisioner item no.4 sebagai
berikut : responden menjawab sangat sesuai dan
sesuai dan cukup sesuai sebanyak 82.5%,
menjawab tidak sesuai sebanyak 17.5%,
menjawab sangat tidak sesuai sebanyak 0 %.
Tanggapan responden tentang
pertanyaan pada kuisioner item no.5 adalah
sebagai berikut : responden menjawab sangat
sesuai dan sesuai dan cukup sesuai sebanyak
81.3 %, menjawab tidak sesuai sebanyak 18.7%
sedangkan menjawab sangat tidak sesuai
sebanyak 0%.
4.1.4.2 Variabel Produk (program studi)
Variabel Produk (program studi)
adalah merupakan program studi yang
ditawarkan. Deskriptornya adalah : kesesuaian
materi studi dengan pasar kerja, jurusan yang
ditawarkan, program beasiswa yang diberikan
kepada calon mahasiswa, akreditasi dan
program pendidikan disediakan sesuai dengan
kebutuhan dunia usaha.
Tanggapan responden tentang variabel
produk (program studi) terhadap keputusan
memilih dapat dilihat pada Tabel 5.20 (lihat
lampiran) :
Dari Tabel 5.20 dapat dijelaskan
bahwa tanggapan responden tentang
pertanyaanpada kuisioner item no.1 adalah
sebagai berikut : responden menjawab sangat
sesuai dan sesuai dan cukup sesuai sebanyak
93.8%, menjawab kurang sesuai sebanyak
6,2%, sedangkan yang menjawab sangat tidak
sesuai 0%.
Tanggapan responden tentang
pertanyaan pada kuisioner item no.2 adalah
sebagai berikut : responden menjawab sangat
sesuai dan sesuai dan cukup sesuai sebanyak
92.5%, menjawab kurang sesuai sebanyak
7.5%, sedangkan yang menjawab sangat tidak
sesuai 0%.
Tanggapan responden menjawab
pertanyaan pada kuisioner item no.3 adalah
sebagai berikut : responden menjawab sangat
sesuai dan sesuai dan cukup sesuai sebanyak
97.5%, menjawab kurang sesuai sebanyak
2.5%, sedangkan yang menjawab sangat tidak
sesuai 0%.
Tanggapan responden tentang
pertanyaan pada kuisioner item no.4 sebagai
berikut : responden menjawab sangat sesuai dan
sesuai dan cukup sesuai sebanyak 98.8%,
menjawab kurang sesuai sebanyak 1,2%,
sedangkan yang menjawab sangat tidak sesuai
0%.
4.1.4.3 Variabel Harga (uang SPP)
Definisi Operasional Variabel Harga
(uang SPP) adalah : faktor yang memberikan
imformasi tentang kemampuan mahasiswa
membayar uang kuliah, perbandingan biaya
pendidikan di perguruan tinggi swasta lainnya,
kemudahan dalam proses pembayaran uang
kuliah dan potongan serta keringanan dalam
membayar uang kuliah.
Hasil penelitian tentang tanggapan responden
mengenai harga (uang SPP) dapat dilihat pada
Tabel 5.21 (lihat lampiran) :
Dari Tabel 5.21 dapat dijelaskan bahwa
tanggapan responden tentang pertanyaan pada
kuisioner item no.1 adalah sebagai berikut :
Jurnal Ilmiah Panorama Nusantara, edisi IX, Juli - Desember 2010 64
responden menjawab sangat sesuai dan sesuai
dan cukup sesuai sebanyak 90 %, menjawab
kurang sesuai sebanyak 7.5 %, sedangkan yang
menjawab sangat tidak sesuai 2.5 %.
Tanggapan responden tentang
pertanyaan pada kuisioner item no.2 adalah
sebagai berikut : responden menjawab sangat
sesuai dan sesuai dan cukup sesuai sebanyak
90%, menjawab kurang sesuai sebanyak 7.5%,
sedangkan yang menjawab sangat tidak sesuai
2.5%.
Tanggapan responden menjawab
pertanyaan pada kuisioner item no.3 adalah
sebagai berikut : responden menjawab sangat
sesuai dan sesuai dan cukup sesuai sebanyak
88.8 %, menjawab kurang sesuai sebanyak
8.8%, sedangkan yang menjawab sangat tidak
sesuai 2.5 %.
Tanggapan responden tentang
pertanyaan pada kuisioner item no.4 sebagai
berikut : responden menjawab sangat sesuai dan
sesuai dan cukup sesuai sebanyak 76.3 %,
menjawab kurang sesuai sebanyak 17.5 %,
sedangkan yang menjawab sangat tidak sesuai
6.3 %.
4.1.4.4 Variabel Promosi
Definisi Operasional Variabel Promosi
adalah : merupakan publikasi di surat kabar,
iklan di radio, pameran pendidikan, pemasangan
spanduk, iklan TV, kunjungan kesekolah-
sekolah, Internet dan kegiatan lain di Akpindo
serta penyebaran brosur.
Hasil penelitian tentang tanggapan
responden terhadap variabel promosi dapat
dilihat pada Tabel 4.22 (lihat lampiran) :
Dari Tabel 5.22 dapat dijelaskan bahwa
tanggapan responden tentang pertanyaan pada
kuisioner item no.1 adalah sebagai berikut :
responden menjawab sangat sesuai dan sesuai
dan cukup sesuai sebanyak 77.5 %, menjawab
kurang sesuai sebanyak 21.3 %, sedangkan yang
menjawab sangat tidak sesuai 1.3 %.
Tanggapan responden tentang
pertanyaan pada kuisioner item no.2 adalah
sebagai berikut : responden menjawab sangat
sesuai dan sesuai dan cukup sesuai sebanyak
68.8 %, menjawab kurang sesuai sebanyak 25
%, sedangkan yang menjawab sangat tidak
sesuai 6.3 %.
Tanggapan responden menjawab pertanyaan
pada kuisioner item no.3 adalah sebagai berikut
: responden menjawab sangat sesuai dan sesuai
dan cukup sesuai sebanyak 87.5 %,
menjawab kurang sesuai sebanyak 8.8
%, sedangkan yang menjawab sangat
tidak sesuai 3.8 %. Tanggapan responden tentang
pertanyaan pada kuisioner item no.4 sebagai
berikut : responden menjawab sangat sesuai
dan sesuai dan cukup sesuai sebanyak 96.3 %,
menjawab kurang sesuai sebanyak 3.8 %,
sedangkan yang menjawab sangat tidak sesuai
0 %.
Tanggapan responden tentang
pertanyaan pada kuisioner item no.5 adalah
sebagai berikut : responden menjawab sangat
sesuai dan sesuai dan cukup sesuai sebanyak
93.8 %, menjawab kurang sesuai sebanyak 3.8
%, sedangkan yang menjawab sangat tidak
sesuai 2.5 %.
Tanggapan responden tentang
pertanyaan pada kuisioner item no.6 adalah
sebagai berikut : responden menjawab sangat
sesuai dan sesuai dan cukup sesuai sebanyak 95
%, menjawab kurang sesuai sebanyak 2.5 %,
sedangkan yang menjawab sangat tidak sesuai
2.5 %.
4.1.4.5 Variabel Lokasi
Definisi operasional variabel lokasi
adalah : tempat dimana beradanya Akpindo ,
jarak lokasi tempat tinggal (indekost)
mahasiswa dengan kampus Akpindo , lokasi
kampus Akpindo dengan lokasi perkantoran,
lokasi kampus Akpindo dengan industri, lokasi
Akpindo dengan sarana umum serta dengan
pusat perbelanjaaan.
Hasil penelitian tentang tanggapan responden
mengenai variabel lokasi dapat dilihat pada
Tabel 5.23 (lihat lampiran) :
Dari Tabel 5.23 dapat dijelaskan
bahwa tanggapan responden tentang pertanyaan
pada kuisioner item no.1 adalah sebagai berikut
: responden menjawab sangat sesuai dan sesuai
dan cukup sesuai sebanyak 76.3 %, menjawab
kurang sesuai sebanyak 17.5 %, sedangkan yang
menjawab sangat tidak sesuai 6.3 %.
Tanggapan responden tentang
pertanyaan pada kuisioner item no.2 adalah
sebagai berikut : responden menjawab sangat
sesuai dan sesuai dan cukup sesuai sebanyak
81.3 %, menjawab kurang sesuai sebanyak 12.5
%, sedangkan yang menjawab sangat tidak
sesuai 6.3 %.
Tanggapan responden menjawab
pertanyaan pada kuisioner item no.3 adalah
sebagai berikut : responden menjawab sangat
sesuai dan sesuai dan cukup sesuai sebanyak
82.5 %, menjawab kurang sesuai sebanyak 8.8
%, sedangkan yang menjawab sangat tidak
sesuai 8.8 %.
Tanggapan responden tentang
pertanyaan pada kuisioner item no.4 sebagai
berikut : responden menjawab sangat sesuai dan
sesuai dan cukup sesuai sebanyak 83.5 %,
menjawab kurang sesuai sebanyak 8.9 %,
Jurnal Ilmiah Panorama Nusantara, edisi IX, Juli - Desember 2010 65
sedangkan yang menjawab sangat tidak sesuai
7.6 %.
4.1.4.6 Variabel Orang (people)
Definisi Operasional Variabel Orang
adalah : terdiri dari staf professional Akpindo ,
pengajar atau dosen Akpindo , latar belakang
pengajar atau dosen serta staff lainnya termasuk
Satpam terkait dengan system keamanan di
kampus.
Hasil penelitian tentang tanggapan
responden terhadap variabel orang dapat dilihat
pada Tabel 4.24 (lihat lampiran tabel)
Dari Tabel 5.24 dapat dijelaskan
bahwa tanggapan responden tentang pertanyaan
pada kuisioner item no.1 adalah sebagai berikut
: responden menjawab sangat sesuai dan sesuai
dan cukup sesuai sebanyak 90 %, menjawab
kurang sesuai sebanyak 10 %, sedangkan yang
menjawab sangat tidak sesuai 0 %.
Tanggapan responden tentang
pertanyaan pada kuisioner item no.2 adalah
sebagai berikut : responden menjawab sangat
sesuai dan sesuai dan cukup sesuai sebanyak 85
%, menjawab kurang sesuai sebanyak 13.8 %,
sedangkan yang menjawab sangat tidak sesuai
1.3 %.
Tanggapan responden menjawab
pertanyaan pada kuisioner item no.3 adalah
sebagai berikut : responden menjawab sangat
sesuai dan sesuai dan cukup sesuai sebanyak
77.5 %, menjawab kurang sesuai sebanyak 21.3
%, sedangkan yang menjawab sangat tidak
sesuai 1.3 %.
Tanggapan responden tentang
pertanyaan pada kuisioner item no.4 sebagai
berikut : responden menjawab sangat sesuai dan
sesuai dan cukup sesuai sebanyak 83.8 %,
menjawab kurang sesuai sebanyak 15 %,
sedangkan yang menjawab sangat tidak sesuai
1.3 %.
4.1.4.7 Variabel Proses
Definisi Operasional Variabel Proses
adalah : prosedur penerimaan mahasiswa,
pendaftaran testing masuk mahasiswa,
interview, fasilitas lab. Computer, fasilitas
praktek, fasilitas aula, tempat parker, cara
pembayaran uang kuliah, dan daftar ulang
mahasiswa.
Hasil penelitian tentang tanggapan
responden mengenai variabel proses dapat
dilihat pada Tabel 4.25 (lihat lampiran) :
Dari Tabel 4.25 dapat dijelaskan
bahwa tanggapan responden tentang pertanyaan
pada kuisioner item no.1 adalah sebagai berikut
: responden menjawab sangat sesuai dan sesuai
dan cukup sesuai sebanyak 86.3 %, menjawab
kurang sesuai sebanyak 12.5 %, sedangkan yang
menjawab sangat tidak sesuai 1.3 %.
Tanggapan responden tentang
pertanyaan pada kuisioner item no.2 adalah
sebagai berikut : responden menjawab sangat
sesuai dan sesuai dan cukup sesuai sebanyak
83.8 %, menjawab kurang sesuai sebanyak 15
%, sedangkan yang menjawab sangat tidak
sesuai 1.3 %.
Tanggapan responden menjawab
pertanyaan pada kuisioner item no.3 adalah
sebagai berikut : responden menjawab sangat
sesuai dan sesuai dan cukup sesuai sebanyak
82.5 %, menjawab kurang sesuai sebanyak
17.5%, sedangkan yang menjawab sangat tidak
sesuai 0 %.
Tanggapan responden tentang
pertanyaan pada kuisioner item no.4 sebagai
berikut : responden menjawab sangat sesuai 0%
sesuai dan cukup sesuai sebanyak 85 %,
menjawab kurang sesuai sebanyak 21.3 %,
sedangkan yang menjawab sangat tidak sesuai
2.5 %.
Tanggapan responden tentang
pertanyaan pada kuisioner item no.5 adalah
sebagai berikut : responden menjawab sangat
sesuai dan sesuai dan cukup sesuai sebanyak
76.3 %, menjawab kurang sesuai sebanyak 20
%, sedangkan yang menjawab sangat tidak
sesuai 3.8 %.
Tanggapan responden tentang
pertanyaan pada kuisioner item no.6 adalah
sebagai berikut : responden menjawab sangat
sesuai % , sesuai dan cukup sesuai sebanyak 85
%, menjawab kurang sesuai sebanyak 15 %,
sedangkan yang menjawab sangat tidak sesuai
0 %.
Tanggapan responden tentang
pertanyaan pada kuisioner item no.7 adalah
sebagai berikut : responden menjawab sangat
sesuai , sesuai dan cukup sesuai sebanyak 71.3
%, menjawab kurang sesuai sebanyak 26.3 %,
sedangkan yang menjawab sangat tidak sesuai
2.5 %.
Tanggapan responden tentang
pertanyaan pada kuisioner item no.8 adalah
sebagai berikut : responden menjawab sangat
sesuai , sesuai dan cukup sesuai sebanyak 83.8
%, menjawab kurang sesuai sebanyak 15 %,
sedangkan yang menjawab sangat tidak sesuai
1.3 %.
4.1.4.8 Variabel Pelayanan
Variabel pelayanan adalah : kondisi
pelayanan dan sikap penerimaan pegawai pada
saat kunjungan kampus, tanggapan dan
penerimaan pihak manajemen, kecepatan dan
kesiapan administrasi pendaftaran, penjelasan
yang diberikan oleh pegawai atau manajemen
dalam kunjungan kampus, perbandingan
pelayanan dengan kampus lain, suasana kampus
Jurnal Ilmiah Panorama Nusantara, edisi IX, Juli - Desember 2010 66
yang bersahabat, organisasi mahasiswa yang
tersedia.
Dari Tabel 5.26 dapat dijelaskan
bahwa tanggapan responden tentang pertanyaan
pada kuisioner item no.1 adalah sebagai berikut
: responden menjawab sangat sesuai , sesuai dan
cukup sesuai sebanyak 90 %, menjawab kurang
sesuai sebanyak 8.8 %, sedangkan yang
menjawab sangat tidak sesuai 1.3 %.
Tanggapan responden tentang
pertanyaan pada kuisioner item no.2 adalah
sebagai berikut : responden menjawab sangat
sesuai 0%, menjawab sesuai dan cukup sesuai
sebanyak 90 %, menjawab kurang sesuai
sebanyak 8.8 %, sedangkan yang menjawab
sangat tidak sesuai 1.3 %.
Tanggapan responden menjawab
pertanyaan pada kuisioner item no.3 adalah
sebagai berikut : responden menjawab sangat
sesuai 0% , menjawab sesuai dan cukup sesuai
sebanyak 87.5 %, menjawab kurang sesuai
sebanyak 12.5 %, sedangkan yang menjawab
sangat tidak sesuai 0 %.
Tanggapan responden tentang
pertanyaan pada kuisioner item no.4 sebagai
berikut : responden menjawab sangat sesuai ,
sesuai dan cukup sesuai sebanyak 78.8 %,
menjawab kurang sesuai sebanyak 21.3 %,
sedangkan yang menjawab sangat tidak sesuai
0 %.
Tanggapan responden tentang
pertanyaan pada kuisioner item no.5 adalah
sebagai berikut : responden menjawab sangat
sesuai , sesuai dan cukup sesuai sebanyak 77.5
%, menjawab kurang sesuai sebanyak 22.5 %,
sedangkan yang menjawab sangat tidak sesuai
0 %.
Tanggapan responden tentang
pertanyaan pada kuisioner item no.6 adalah
sebagai berikut : responden menjawab sangat
sesuai , sesuai dan cukup sesuai sebanyak 85 %,
menjawab kurang sesuai sebanyak 13.8 %,
sedangkan yang menjawab sangat tidak sesuai
1.3 %.
4.1.5 Evaluasi Model
Evaluasi model dimaksudkan untuk
memastikan bahwa Model Regresi Linear
Berganda dapat digunakan atau tidak.
4.1.5.1 Uji Normalitas
Untuk pengujian normalitas data,
dalam penelitian ini hanya akan dideteksi
melalui Analisis Grafik yang dihasilkan
melalui perhitungan regresi dengan SPSS.
Data yang normal ditandai dengan sebaran
titik-titik data diseputar garis diagonal. Hasil
pengujian normalitas data dapat dilihat pada
gambar 5.1 :
Uji kenormalan setiap peubah
dilakukan dengan uji Shapiro-Wilk. Dengan
menggunakan tingkat signifikansi 𝛼 =0.5 (5%) ditemukan bahwa seluruh variable
berdistribusi normal, ini dibuktikan dengan
nilai signifikansi seluruh peubah >.05.
Sedangkan dari pola grafik Normal QQ-Plot
Besaran (lihat lampiran) dapat disimpulkan
bahwa data yang digunakan menunjukkan
indikasi normal. Analisis dari grafik diatas
terlihat titik-titik menyebar disekitar garis
diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah
garis diagonal. Maka model regresi layak
dipakai untuk memprediksi keputusan
memilih berdasarkan masukan variabel
independen.
Tests of Normality
Kategori
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Besaran X1 .101 80 .041 .971 80 .065
X2 .110 80 .017 .971 80 .062
X3 .111 80 .016 .971 80 .067
X4 .096 80 .066 .971 80 .063
X5 .103 80 .035 .982 80 .315
X6 .094 80 .075 .980 80 .233
X7 .118 80 .008 .975 80 .127
Y .091 80 .099 .970 80 .059
a. Lilliefors Significance Correction
Jurnal Ilmiah Panorama Nusantara, edisi IX, Juli - Desember 2010 67
4.1.5.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk
menguji apakah pada model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel independen.
Jika terjadi korelasi, maka terdapat masalah
multikolinieritas. Pada model regresi yang
baik tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen.
Hasil pengujian multikolinieritas data
yang dalam penelitian ini dibantu dengan alat
SPPS, hasilnya terlihat untuk ketujuh variabel
independent yaitu : produk, harga ( uang SPP),
lokasi, orang, proses dan pelayanan ternyata
angka VIF kurang dari 5, sedangkan nilai
tolerance nya mendekati 1. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa pada model regresi
tersebut tidak terdapat problem
multikolinieritas.
4.1.5.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan
untuk menguji apakah dalam sebuah regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual
pada satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,
maka disebut Homoskedastisitas, dan jika
varians berbeda disebut. Heteroskedastisitas
Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Hasil pengujian heteroskedastisitas data dalam
penelitian ini menggunakan alat bantu SPSS
dengan mengamati pola yang terdapat pada
Normal QQ-plot Besaran, dimana hasil uji
heteroskedastisitas terlihat titik-titik
menyebar secara acak, tidak membentuk
sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar
baik diatas maupun di bawah angka 0 pada
sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi,
sehingga model regresi layak dipakai untuk
prediksi keputusan memilih berdasarkan
masukan dari variabel bebasnya.
b. Heterokedastisitas ( Kehomogenan Ragam)
Uji kehomogenan ragam (varians) dilakukan
dengan Lavene Test. Secara lengkap uji
Levene test disajikan pada table sebagai
berikut:
Tabel 5.27. Uji kehomogenan ragam
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Besaran Based on Mean 1.801 7 632 .084
Based on Median 1.711 7 632 .103
Based on Median and with
adjusted df
1.711 7 615.687 .104
Based on trimmed mean 1.790 7 632 .086
Dengan menggunakan taraf nyata 𝛼 = 5% (0.05), ditemukan nilai signifikansi uji Levene Test mengacu
ke Rataan adalah 0.084, mengacu ke median 0.103. Kedua nilai tersebut > nilai 0.05. Dengan demikian
Ragam (varians) dari data memiliki adalah sama (homogeny).
5.2. Pembahasan,
Berdasarkan hasil regresi dari data primer yang diolah dengan menggunakan program SPSS diperoleh
hasil sebagai berikut :
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -4.171 1.896 -2.200 .031
Produk .325 .087 .298 3.737 .000 .750 1.333
Harga -.016 .111 -.013 -.142 .888 .527 1.899
Promosi .023 .082 .027 .285 .777 .534 1.873
Lokasi .013 .079 .013 .161 .872 .783 1.277
Jurnal Ilmiah Panorama Nusantara, edisi IX, Juli - Desember 2010 68
Hasil Regresi Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Keputusan Mahasiswa Dalam
Memilih Akpindo.
Berdasarkan angka-angka perhitungan pada
Tabel 5.28, maka persamaan regresinya adalah :
Y = - 4.171 + 0.325 X1 - 0.016 X2 + 0.023
X3 + 0.013 X4 + 0.192 X5+ 0.303 X6 + 0.314
X7 Dari persamaan regresi diatas diketahui
bahwa nilai koefisien regresi adalah variabel
bebas (bauran pemasaran jasa) bertanda positif
terhadap variable terikat (keputusan memilih
mahasiswa), kecuali pada variabel harga/uang
SPP (X2) memiliki nilai 0,016, sangat kecil
pengaruhnya dibanding variabel-variabel lain.
Juga vaiabel promosi dan lokasi memiliki nilai
0,023 dan vaiabel lokasi memiliki nilai 0,013.
Berarti variabel harga, promosi dan lokasi tidak
memberikan pengaruh yang kuat atau nyata
terhadap keputusan memilih mahasiswa.
Sedangkan 0.325 pada variable X1
memberi arti, jika terjadi kenaikan nilai X1
(produk) satu satuan maka Y ( keputusan
memilih) akan meningkat 0.325 kali.
Angka 0,016 X2 memberi arti, jika terjadi
kenaikan harga satu satuan maka akan terjadi
penurunan Y ( keputusan memilih) = 0.016 kali.
Angka 0,023 X3 memberi arti, jika terjadi
kenaikan X3 (promosi) satu satuan maka akan
terjadi peningkatan Y ( keputusan memilih)
sebanyak = 0.023 kali.
Angka 0,013 X4 memberi arti, jika terjadi
kenaikan X4 (lokasi) satu satuan maka akan
terjadi peningkatan Y ( keputusan memilih)
sebanyak = 0.013 kali.
Angka 0,192 X5 memberi arti, jika terjadi
kenaikan X5 (orang) satu satuan maka akan
terjadi peningkatan Y ( keputusan memilih)
sebanyak = 0.192 kali.
Angka 0,303 X6 memberi arti, jika terjadi
kenaikan harga satu satuan maka akan terjadi
peningkatan Y ( keputusan memilih) sebanyak
= 0.303 kali.
Angka 0,314 X7 memberi arti, jika terjadi
kenaikan harga satu satuan maka akan terjadi
peningkatan Y ( keputusan memilih) sebanayak
= 0.314 kali.
5.2.1 Uji Pengaruh Serempak
Pengujian Hipotesis pertama dilakukan dengan Pengujian Serempak (uji-F), seperti pada tabel 5.13
berikut :
Tabel 5.29 Model Summaryb
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .811a .657 .624 1.88613 1.841
a. Predictors: (Constant), Pelayanan, Harga, Proses, Produk, Lokasi, Orang, Promosi
Orang .192 .093 .184 2.073 .042 .602 1.661
Proses .303 .079 .324 3.854 .000 .674 1.485
Pelayanan .314 .086 .289 3.653 .000 .759 1.318
a. Dependent Variable: Pengambilan Keputusan
Jurnal Ilmiah Panorama Nusantara, edisi IX, Juli - Desember 2010 69
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .811a .657 .624 1.88613 1.841
a. Predictors: (Constant), Pelayanan, Harga, Proses, Produk, Lokasi, Orang, Promosi
b. Dependent Variable: Pengambilan Keputusan
Tabel 5.30 Model Anovab
Maka diperoleh nilai F hitung
hipotesis pertama sebesar 19.733. Ini berarti
bahwa nilai F hitung lebih besar dari Ftabel
sebesar 2,13. Hal ini memberikan arti bahwa
variabel-variabel independen produk, harga,
promosi, lokasi, orang, proses dan pelayanan
secara serempak memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap keputusan mahasiswa dalam
memilih Akpindo . Dengan demikian HO yang
menyatakan bahwa ” tidak terdapat pengaruh
signifikan faktor produk, harga, promosi, lokasi,
orang, proses dan pelayanan secara bersama-
sama terhadap keputusan mahasiswa dalam
memilih Akpindo ” di tolak, dan berarti Ha yang
menyatakan ; ”Terdapat pengaruh signifikan
faktor produk, harga, promosi, lokasi, orang,
proses dan pelayanan secara bersama-sama
terhadap keputusan mahasiswa dalam memilih
Akpindo ”di terima.
Koefisien R Square hasil regresi dapat
dilihat dari tabel 5.13 sebesar 0,657 %. Hal ini
menunjukkan variasi variabel bebas
(indevendent variabel) dapat menjelaskan 65,7
% terhadap variabel terikat (dependent
variabel) sedangkan sisanya 34,3 % dijelaskan
oleh variabel bebas lain yang tidak diteliti
disini.
4.2.2 Uji Pengaruh Parsial
Dari hasil Uji-t akan diketahui
pengaruh setiap variabel bebas
(independentvariabel) terhadap variabel
terikatnya (dependent variabel) sebagai berikut
ini :
1. Pengaruh Produk (X1) terhadap variabel
Keputusan Memilih (Y)
Dari nilai t hitung, pengaruh variabel
produk/program studi (X1) sebesar 3,737. Hal
ini berarti bahwa t hitung lebih besar dari t tabel
sebesar 1,66. Maka dapat dikatakan bahwa
variabel produk memberikan pengaruh yang
signifikan. Artinya produk sebagai jasa yang
dihasilkan oleh Akpindo adalah program studi
yang ditawarkan mempunyai pengaruh terhadap
keputusan mahasiswa dalam memilih Akpindo
sebagai tempat kuliahnya.
Dari persamaan 5.1 diatas dapat
dijelaskan bahwa koefisien regresi produk (X1)
mempunyai tanda positif. Hal ini menunjukkan
bahwa pengaruh produk atau program studi
searah dengan keputusan memilih, bila produk
atau program studi dirancang semakin baik
maka akan berpengaruh terhadap meningkatnya
keputusan mahasiswa dalam memilih Akpindo
sebagai tempatnya untuk kuliah.
2. Pengaruh Harga/Uang SPP (X2) terhadap
variabel keputusan memilih mahasiswa (Y)
Dari nilai t hitung, pengaruh variabel
harga/uang SPP (X2) sebesar 0,142. Hal ini
berarti bahwa t hitung lebih kecil dari ttabel
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 491.410 7 70.201 19.733 .000a
Residual 256.140 72 3.557
Total 747.550 79
a. Predictors: (Constant), Pelayanan, Harga, Proses, Produk, Lokasi, Orang, Promosi
b. Dependent Variable: Pengambilan Keputusan
Jurnal Ilmiah Panorama Nusantara, edisi IX, Juli - Desember 2010 70
sebesar 1,66. Maka dapat dikatakan bahwa
variabel harga tidak memberikan pengaruh yang
signifikan. Artinya kebijakan harga yang
ditetapkan atau penetapan uang kuliah tidak
mempunyai pengaruh terhadap keputusan
mahasiswa dalam memilih Akpindo sebagai
tempat kuliah.
Dari persamaan 5.1 diatas dapat
dijelaskan bahwa koefisien regresi harga/uang
SPP (X2) mempunyai tanda positif. Hal ini
menunjukkan bahwa pengaruh biaya atau uang
SPP searah dengan keputusan memilih, bila
biaya atau uang SPP dinaikkan seiring dengan
meningkatkan kualitas program studi dan nama
baik perguruan tinggi, maka akan semakin kuat
keputusan mahasiswa dalam memilih Akpindo
sebagai tempat kuliahnya.
3. Pengaruh Promosi (X3) terhadap variabel
Keputusan Memilih (Y)
Dari nilai t hitung, pengaruh variabel
promosi (X3) sebesar 0.285. Hal ini berarti
bahwa t hitung lebih kecil dari t tabel sebesar
1,66. Maka dapat dikatakan bahwa variable
promosi tidak memberikan pengaruh yang
signifikan. Artinya promosi sebagai salah satu
kebijakan bauran pemasaran yang yang telah
diterapkan oleh Akpindo dengan berbagai
strategi promosinya yaitu kunjungan ke sekolah,
di radio, di surat kabar, pameran pendidikan dan
seminar internal, ternyata tidak mempunyai
pengaruh terhadap keputusan mahasiswa dalam
memilih Akpindo sebagai tempat kuliahnya.
Dari sekian aktivitas promosi yang dilakukan
maka aktivitas promosi melalui internet dan
spanduk mendapat perhatian yang lebih besar
dari calon mahasiswa.
Dari persamaan 5.1 di atas dapat
dijelaskan bahwa koefisien regresi promosi
(X3) mempunyai tanda positif. Hal ini
menunjukkan bahwa pengaruh promosi tidak
searah dengan keputusan memilih, bila aktivitas
promosi yang dilakukan ditingkatkan tidak akan
berpengaruh terhadap meningkatnya keputusan
mahasiswa dalam memilih Akpindo sebagai
tempat kuliahnya.
4. Pengaruh Lokasi (X4) terhadap variabel
Keputusan Memilih (Y)
Dari nilai t hitung, pengaruh variabel
lokasi (X4) sebesar 0.161. Hal ini berarti bahwa
t hitung lebih kecil dari t tabel sebesar 1,66.
Maka dapat dikatakan bahwa variable lokasi
tidak memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap keputusan mahasiswa dalam memilih
Akpindo sebagai tempat kuliah, yaitu bila
tempatnya kuliahnya strategis atau dekat dengan
sarana transportasi maka akan berpengaruh
terhadap keputusan mahasiswa dalam memilih
Akpindo sebagai tempat kuliah.
Dari persamaan 5.1 diatas dapat dijelaskan
bahwa koefisien regresi lokasi (X4) mempunyai
tanda positif. Hal ini menunjukkan bahwa
pengaruh lokasi tidak searah dengan keputusan
mahasiswa dalam memilih Akpindo , bila lokasi
semakin strategis maka belum tentu akan
berpengaruh terhadap meningkatnya keputusan
mahasiswa dalam memilih Akpindo sebagai
tempat kuliahnya.
5. Pengaruh Orang (X5) terhadap variabel
Keputusan Memilih (Y)
Dari nilai t hitung, pengaruh variabel
orang (X5) sebesar 2.073. Hal ini berarti bahwa
t hitung lebih besar dari t tabel sebesar 1,66.
Maka dapat dikatakan bahwa variable orang
memberikan pengaruh yang signifikan. Artinya
keberadaan orang dalam hal ini adalah sumber
daya manusia tergabung sebagai pengelola
antara lain pimpinan, dosen dengan latar
belakang pendidikannya, pegawai yang berada
di lingkungan Akpindo dalam memberikan
perhatian dan layanan terhadap calon
mahasiswa, sehingga calon mahasiswa merasa
puas. dan akhirnya menyebabkan mereka
memutuskan untuk memilih Akpindo sebagai
tempat kuliahnya.
Dari persamaan 5.1 diatas dapat dijelaskan
bahwa koefisien regresi orang (X5) mempunyai
tanda positif. Hal ini menunjukkan bahwa
pengaruh orang adalah searah dengan keputusan
mahasiswa dalam memilih Akpindo , bila orang
atau staff pengajar yang dimiliki Akpindo
semakin berkualitas maka akan berpengaruh
terhadap meningkatnya keputusan mahasiswa
dalam memilih Akpindo sebagai tempat
kuliahnya.
6. Pengaruh Proses (X6) terhadap variabel
Keputusan Memilih (Y)
Dari nilai t hitung, pengaruh variabel
proses (X6) sebesar 3.854. Hal ini berarti bahwa
t hitung lebih besar dari t tabel sebesar 1,66.
Maka dapat dikatakan bahwa variabel proses
memberikan pengaruh yang signifikan. Artinya
kecepatan dan ketepatan pelayanan serta
kepedulian pihak pengelola dan jajarannya
terhadap calon mahasiswa memiliki pengaruh
untuk memilih Akpindo sebagai tempat
kuliahnya.
Dari persamaan 5.1 diatas, dapat dijelaskan
bahwa koefisien regresi proses (X6) mempunyai
tanda positif. hal ini menunjukkan bahwa
pengaruh proses searah dengan keputusan
memilih, yaitu bila proses semakin baik maka
akan berpengaruh terhadap meningkatnya
Jurnal Ilmiah Panorama Nusantara, edisi IX, Juli - Desember 2010 71
keputusan mahasiswa sebagai tempat kuliah.
7. Pengaruh Pelayanan (X7) terhadap variabel
Keputusan Memilih (Y)
Dari t hitung, pengaruh variabel
pelayanan (X7) sebesar 3.653. Hal ini berarti
bahwa t hitung lebih besar dari t tabel sebesar
1,66. Maka dapat dikatakan bahwa variable
pelayanan memberikan pengaruh yang
signifikan. Artinya pelayanan yang diberikan
kepada calon mahasiswa oleh Akpindo antara
lain sikap dan tingkah laku pimpinan dan
pegawai, fasilitas yang disediakan serta kegiatan
mahasiswa memberikan pengaruh terhadap
keputusan mahasiswa dalam memilih Akpindo
sebagai tempat kuliahnya.
Dari persamaan 5.1 diatas, dapat
dijelaskan bahwa koefisien regresi pelayanan
(X7) mempunyai tanda positif. Hal ini
menunjukkan bahwa pengaruh pelayanan searah
dengan keputusan memilih, yaitu bila pelayanan
semakin baik maka akan berpengaruh terhadap
meningkatnya keputusan mahasiswa dalam
memilih Akpindo sebagai tempat kuliahnya.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Berdasarkan pengujian hipótesis yang
menggunakan uji serempak (uji-F) diketahui
variabel strategi bauran pemasaran yang
terdiri dari produk (program studi), harga
(uang SPP), promosi, lokasi, orang, proses
dan pelayanan secara bersama-sama
memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap keputusan mahasiswa dalam
memilih kuliah pada Akpindo , artinya
variabel strategi bauran pemasaran harus
saling melengkapi secara keseluruhan atau
tidak dapat diberikan satu persatu untuk
menciptakan keyakinan terhadap mahasiswa
dalam menetapkan pilihannya kuliah pada
Akpindo ,
2. Secara uji parsial (uji-t) diketahui variabel
harga (uang SPP) tidak memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap
keputusan mahasiswa dalam memilih kuliah
pada Akpindo ”, artinya harga (uang SPP)
sebagai salah satu variabel dalam strategi
bauran pemasaran yang telah dilakukan
oleh Akpindo tidak memberikan pengaruh
terhadap keputusan mahasiswa dalam
memilih Akpindo .
3. Dari persamaan regresi bahwa nilai
koefisien regresi adalah variabel bebas
(bauran pemasaran jasa) bertanda positif
terhadap variable terikat (keputusan memilih
mahasiswa), kecuali pada variabel
harga/uang SPP (X2) memiliki nilai 0,016
sangat kecil pengaruhnya dibanding
variabel-variabel lain. Juga vaiabel promosi
dan lokasi memiliki nilai 0,023 dan vaiabel
lokasi memiliki nilai 0,013. Berarti variabel
harga, promosi dan lokasi tidak memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap
keputusan memilih mahasiswa.
4. Berarti bauran pemasaran (7 P) dalam
penelitian di Akpindo ada 3 P yang tidak
menunjukkan pengaruh yang nyata atau
kuat, sehingga manajemen Akpindo dapat
berkonsentrasi untuk melakukan secara
konsisten pada 4 P yang terdiri dari Produk,
Orang, Proses, Pelayanan.
5. Diantara 7 variabel bauran pemasaran yang
paling dominan pengaruhnya terhadap
keputusan memilih mahasiswa adalah
variable proses ini dapat dilihat dari tabel
koefisien korelasi sebesar 3.854.
5.2 Saran-saran
Dari kesimpulan yang telah diuraikan diatas,
maka peneliti dapat memberikan saran-saran
sebagai berikut:
1. Berupaya menyiasati faktor Harga, Promosi,
terutama untuk promosi mengoptimalkan
perkembangan teknologi seperti registrasi
dengan cara on line, informasi melalui
website Akpindo dan selalu di up date.
2. Tetap berupaya memperbaiki faktor produk
yaitu dengan mengembangkan program
studi yang ada dengan memperbaiki materi
satuan acara pengajaran yang sesuai dengan
lapangan kerja begitu juga melatih dan
meningkatkan keilmuan tenaga pengajarnya
juga seluruh pimpinan, staff dan karyawan
harus dituntut untuk memberikan pelayanan
pendidikan yang lebih baik serta profesional.
3. Meningkatkan berbagai kegiatan promosi
untuk mengatasi persaingan yang ada
diantara lembaga pendidikan tinggi seperti
membuat kegiatan perlombaan antar siswa
sekolah SMU/SMK, ikut dalam pameran
pendidikan dan kegiatan promosi serta
kegiatan periklanan lainnya.
4. Terhadap faktor proses dan pelayanan
dengan penambahan fasilitas seperti
menambah koleksi perpustakaan dan
memperbesar ruangannya, menambah luas
lokasi gedung kampus misalnya dengan
membeli tanah atau bangunan disebelah
karena selama ini kendala ruangan sering
terjadi dan dapat menghambat mahasiswa
melakukan aktifitasnya.
5. Khusus faktor harga (uang SPP) harus tetap
Jurnal Ilmiah Panorama Nusantara, edisi IX, Juli - Desember 2010 72
mempertahankan harga yang telah ada
sekarang ini karena kondisi perekonomian
yang semakin sulit membuat orangtua
keberatan mengeluarkan biaya pendidikan
yang besar walaupun harga (uang SPP) yang
dibayarkan orangtua murid tersebut sudah
termasuk di dalamnya semua biaya-biaya
kuliah seperti uang ujian, uang seragam,
uang praktek , perpustakaan dan lainnya.
6. Bagi Civitas Akademika Akademi
Pariwisata Indonesia Jakarta dan peneliti-
peneliti lain untuk dapat meneliti lebih
dalam lagi masalah lembaga pendidikan
tinggi seperti ini dengan mengembangkan
faktor-faktor dan variabel-variabel lainnya
yang mempengaruhi keberhasilan suatu
lembaga pendidikan tinggi dalam menjaring
calon mahasiswa, dan tentunya dengan
sumber keuangan serta waktu yang lebih
baik lagi sehingga diperoleh suatu
kemaslahatan dari penelitian tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Engel, James F., Blackwell, Roger D., and
Miniard, Paul W. 1995, Perilaku
Konsumen. Terjemahan : Budiyanto,
Binarupa Aksara, Jakarta.
Kertajaya, Hermawan. 2000, Marketing Plus
2000, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2004,
Marketing Management, Edisi
Pertama, Penerjemah : David Octarevia,
Salemba Empat, Jakarta.
_____ 2000, Marketing, Terjemahan: Herujati,
Jilid I, Cetakan Kesepuluh, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
_____ 1999,Manajemen Pemasaran,
Diterjemahkan oleh: Hendra Teguh,
Prenhalindo, Jakarta.
_____ 1993,Manajemen Pemasaran, Edisi
Pertama, Terjemahan: Herujati Purwoko,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Kuncoro, Mudrajat. 2003, Metode Riset untuk
Bisnis dan Ekonomi , Bagaimana
Meneliti dan Menulis Tesis, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Lamb, Hair, McDaniel. 2001, Pemasaran,
Buku 1, Penerjemah : David Octarevia,
Salemba Empat, Jakarta.
Lupiyoadi, Rambat. 2006, Manajemen
Pemasaran Jasa: Teori dan Praktek, Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat,
Jakarta.
Nitisemito, Alex. 1991, Manajemen Suatu
Pengantar, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Nugroho J Setiadi. 2003,Perilaku Konsumen,
Konsep dan Implikasi untuk Strategi
dan Penelitian Pemasaran,Penerbit
Perdana Media Jakarta Timur,Indonesia.
Payne, Adrian. 2001,The Essence of Service
Marketing, Diterjemahkan oleh: Fandy
Ciptono, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Purnama, Lingga. 2001, Strategi Marketing
Plan, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Radiosunu. 1993, Manajemen Suatu
Pendekatan Analisis, Edisi
Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit
Fakultas Ekonomi, UGM, Yogyakarta.
Sekaran, Uma . 1992, Research Methods for
Business, Askil-Building Aproach,
Second Edition, John Wiley & Sons Inc,
New York.
Stanton, William J. 1996, Prinsip Pemasaran,
Edisi Ketujuh, Alih Bahasa : Y. Lamarto,
Erlangga, Jakarta.
Sugiyono. 2002, Metode Penelitian Bisnis,
Cetakan Ke-empat, Alfabeta, Bandung
Jurnal Ilmiah Panorama Nusantara, edisi IX, Juli - Desember 2010 73
Swastha, Basu. 1996, Azas-Azas Marketing,
Edisi Ketiga, BPFE, Yogyakarta.
Umar, Husein. 1999, Riset Pemasaran,
Penerbit PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
_____ 2000, Research Methods in Finance
and Bangking, Penerbit PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Winardi. 1990, Manajemen Pemasaran,
Cetakan Pertama, Penerbit CV. Sinar
Baru, Bandung.
Widjaja Andrianto, 2006. Mata Kuliah
Manajemen Strategi, Program Pasca
Sarjana Magister Manajemen, Sekolah
Tinggi Manajemen Labora, Jakarta.
Widjaja. T. Bernard. 2003, Marketing Mix,
Program Pasca Sarjana, Magister
Manajemen, Labora, Jakarta.
Widjaja. T. Bernard.. 2009, Lifestyle
Marketing, Servlist Paradigma Baru
Pemasaran Bisnis Jasa dan Lifestyle,
Penerbit Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Yazid. 2001, Pemasaran Jasa : Konsep dan
Implementasi, Edisi Kedua, Penerbit :
Ekonsia – Fakultas Ekonomi. UII,
Yogyakarta.
top related