analisis pengaruh anggaran berbasis kinerja …
Post on 16-Mar-2022
8 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
59
ANALISIS PENGARUH ANGGARAN BERBASIS KINERJA
TERHADAP KINERJA MANAJERIAL APARATUR PEMERINTAHAN
(Study Empiris pada Badan Pencarian dan Pertolongan)
J.R. Patiruhu1, Stenley J.Ferdinandus2 dan Welmin Marlo Komul2
1Mahasiswa Program Studi Manajemen Pascasarjana Universitas Pattimura 2Dosen Program Studi Manajemen, Program Studi Manajemen, PPS UNPATTI
Abstract
This study aims to analyze the influence of budgetary participation on the managerial
performance of the apparatus, the influence of budgetary evaluation on managerial performance
of the apparatus, the influence of budget target clarity on the managerial performance of the
apparatus, the influence of budget planning on the managerial performance of the apparatus and
the influence of budgetary usage on apparatus managerial performance at Search and Relief
Agency (BASARNAS).
This research is empirical research, with sampling technique used is purposive sampling
with criterion of respondent in this research is employee who perform function of accountancy
/ financial administration at Search and Relief Agency (BASARNAS), covering Head of
Agency as official of budget user, head head of the unit as the authorized user of the budget /
power of the goods user and the head of the field and part as the commitment maker (PPK).
Data obtained through questionnaires distributed to the selected sample respondents. The
analysis used was multiple regression analysis with the least squares equation and hypothesis
test using t-statistic to test the partial regression coefficient and F-statistic to influence influence
together with 5% confidence level.
The result of the study shows that budget participation has a significant positive effect on
managerial performance. Budget evaluation has positive but insignificant effect on managerial
performance. The clarity of budget targets has a significant positive effect on managerial
performance. Budget planning has a significant positive effect on managerial performance and
Budget use has a significant positive effect on managerial performance. In addition, the
variability of dependent variables that can be explained by the variability of independent
variables is 94% while the remaining 6% is explained by other variables not included in the
regression model.
Keywords: Budgeting, Budget Evaluation, Budget Objective Clarity, Budget Planning,
Budget Use, Managerial Performance
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
60
PENDAHULUAN
Penerapan anggaran berbasis kinerja
pada kegiatan rencana kinerja instansi
pemerintah harus menaati unsur-unsur
angaran kinerja agar dapat dipahami dengan
baik. Dalam penerapan anggaran berbasis
kinerja untuk mendukung terciptanya
akuntabilitas pada instansi pemerintah,
organsisasi sektor publik harus memenuhi
beberapa aspek dalam akuntabilitas kinerja
(Endrayani, dkk, 2014)
Penyusunan anggaran berbasis
kinerja didasarkan pada target kinerjayang
ingin dicapai.Target kinerja tersebut
diperinci dalam bentuk indikatorkinerja
yang merupakan target prestasi kerja dari
pengelola anggaran. Padasistem
penganggaran berbasis kinerja
mensyaratkan pengelola anggaran
untukmenspesifikasikan sasaran yang ingin
dicapai, mempertimbangkan alat
untukmencapainya, menetapkan indikator,
dan melakukan analisis biaya
manfaat(Pratama, 2014)
Selanjutnya, Penerapan anggaran
berdasarkan kinerja merupakan bagian
takterpisahkan dalam proses
penyempurnaan manajemen keuangan
(anggaran negara), yang bertujuan untuk
meningkatkan transparansi dan
akuntabilitas pelayanan publik serta
efektifitas dari pelaksanaan kebijakan dan
program. Hal itu bertujuan untuk
meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat, yang berkaitandengan
kebijakan, perencanaan, penganggaran, dan
pelaksanaannya.Untuk mengatasi
kelemahan dalam penganggaran dan
pengelolaan keuangan, diperlukan
penyempurnaan pada landasan
konstitusional mengenai pengelolaan
anggarannegara, perbaikan sistem
penyusunan anggaran, pengelolaan yang
transparan dan akuntabilitas hingga
peningkatan kualitas sumber daya manusia
(Mubarak, 2007).
Anggaran berbasis kinerja
(performance based budgeting) berorientasi
pada output organisasi dan berkaitandengan
visi, misi, dan rencana strategis organisasi
(Bastian, 2006:171).Diterapkannya
anggaran berbasis kinerja pemerintah
diharapkan dapatdigunakan secara optimal
untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat,mendukung peningkatan
transparansi dan akuntabilitas manajemen
sektorpublik. Salah satu bentuk dari
anggaran berbasis kenerja adalah partisipasi
anggaran dalam organisasi. Proses
penyusunan anggaran merupakan kegiatan
yang penting dan kompleks, karena
kemungkinan dampak fungsional atau
disfungsional sikap dan perilaku anggota
organisasi yang ditimbulkannya (Millani,
1975). Untuk mencegah dampak
disfungsional anggaran, Argyris (1952)
dalam Supomo (1998) menyarankan
perlunya melibatkan manajemen pada level
yang lebih rendah dalam proses
penyusunannya.
Hal ini dimaksudkan, agar supaya
bawahan merasa aspirasinya dihargai
sehingga mereka merasa bertanggungjawab
atas proses penyusunan anggaran dan
akhirnya dapat meningkatkan kinerja,
sesuai dengan yang ditargetkan dalam
anggaran.Namun dalam kondisi ideal
sekalipun, partisipasi penganggaran juga
mempunyai keterbatasan. Proses partisipasi
dalam penyusunan anggaran memberikan
kekuasaan kepada para manajer untuk
menetapkan isi dari anggaran mereka,
sehingga memungkinkan timbulnya
masalah, seperti menetapkan standar yang
terlalu tinggi, membuat kelonggaran dalam
anggaran dan terjadinya bentuk partisipasi
semu (pseudo participation) (Hansen dan
Mowen, 2004: 376-378).
Partisipasi penganggaran merupakan
pendekatan manajerial yang umumnya
dinilai dapat meningkatkan efektivitas
organisasi melalui peningkatan kinerja
setiap anggota organisasi secara individual
atau kelompok.Beberapa penelitian
mengenai konsekuensi partisipasi
penganggaran yaitu hubungan antara
partispasi penganggaran dan kinerja
manajer menunjukkan hasil yang tidak
konsisten. Brownell (1982b), Brownell dan
McInnes (1986), Frucot Shearon (1991),
Indriantoro (1993), Sardjito dan Muthaher
(2007) menunjukkan bahwa partisipasi
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
61
penganggaran berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja manajerial.
Sedangkan hasil penelitian Millani (1975),
Kenis (1979), Brownell dan Hirst (1986),
menunjukkan bahwa partisipasi
penganggaran bepengaruh tetapi tidak
signifikan terhadap kinerja
manajerial.Bahkan dalam penelitian Bryan
dan Locke (1967) dalam Supomo (1998)
menunjukkan pengaruh negatif antar
keduanya.
Faktor lain dari anggaran berbasis
kinerja yang yang dapat mempengaruhi
kinerja manajerial suatu organisasi adalah
evaluasi atas pelaksanaan anggaran.
Evaluasi anggaran adalah tindakan yang
dilakukan untuk menelusuri penyimpangan
atas anggaran ke departemen yang
bersangkutan dan digunakan sebagai dasar
untuk penilaian kinerja departemen (Kenis,
1979). Hal ini akan mempengaruhi tingkah
laku, sikap dan kinerja manajer. Punitive
approach dapat mengakibatkan rendahnya
motivasi dan sikap yang negatif, sedangkan
supportive approach dapat mengakibatkan
sikap dan perilaku yang positif.
Anggaran harus dimonitor dengan
ketat.anggaran akan didapat apabila
dilakukan perbandingan antara laporan
yang berbentuk anggaran dengan keadaan
yang terjadi sebenarnya. Evaluasi anggaran
akan menjadi penilaian tentang apakah
kinerja selama satu periode tertentu tersebut
sesuai dengan yang diharapkan. Penemuan
Kenis (1979) bahwa manajer memberi
reaksi yang tidak menguntungkan untuk
menggunakan anggaran dalam evaluasi
kinerja dalam suatu gaya punitive
(meningkatkan ketegangan kerja,
menurunkan kinerja anggaran).
Kecenderungan hubungan antar variabel
menjadi lemah. Selanjutnya, karena begitu
luasnya kejelasan anggaran, maka tujuan
anggaran harus dinyatakan secara spesifik,
jelas dan dapat dimengerti oleh siapa saja
yang bertanggung jawab.
Munawar (2006) menemukan bahwa
aparat pemerintah Daerah Kabupaten
Kupang dapat mengetahui hasil usahanya
melalui evaluasi yang dilakukan secara
efektif untuk mengetahui kejelasan tujuan
anggaran yang telah dibuatnya dan mereka
merasa puas atas anggaran yang telah dibuat
dapat bermanfaat bagi kepentingan
masyarakat. Beberapa penelitian yang
lainnya yang diungkapkan Locke (1968)
dalam Andy (2009) menyatakan bahwa
mencantumkan sasaran anggaran secara
spesifik adalah sebih produktif
dibandingkan dengan tidak adanya sasaran
yang spesifik dan hanya akan mendorong
karyawan melakukan yang terbaik.
Kejelasan anggaran diharapkan dapat
membantu manajer untuk mencapai tujuan
perusahaan sebagaimana yang tercantum
dalam perencanaan anggaran, sehingga
secara logis kinerja dapat tercapai.
Penerapan anggaran berbasis kinerja
dikatakan berhasil, jika reali-sasi anggaran
tercapai dengan maksimal dan keseluruhan
proses yang dilakukan dapat
dipertanggung-jawabkan kepada
masayarakat. Dengan demikian,
akuntabilitas kinerja dapat tercapai dari
semakin maksimalnya penerapan anggaran
berbasis kinerja, ditinjau dari baiknya
perencaaan anggaran yang dilakukan sesuai
dengan kebutuhan daerah, persentase
realisasi anggaran yang maksimal dan
laporan pelaksanaan anggaran yang
akuntabel.Disamping itu di akhir anggaran,
tentunya dilakukan evaluasi dan perbaikan
atas kelayakan anggaran tahunan yang telah
dilaksanakan. Rendahnya realisasi
anggaran pada bagian-bagian tertentu,
menunjukan masih belum maksimalnya
proses perencanaan, implementasi dan
pelaporan pada penerapan anggaran
berbasis kinerja.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengaruh Pertisipasi Anggaran ter-
hadap Kinerja Manajerial Aparatur
Partisipasi memungkinkan ter-
jadinya komunikasi yang semakin baik,
interaksi satu sama lain serta kerja sama
dalam tim untuk mencapai tujuan
organisasi. Indriantoro (2000) dalam
Ratnawati (2004) menyebutkan semakin
tinggi tingkat keterlibatan manajer dalam
proses penyusunan anggaran, akan
meningkatkan kinerja. Sardjito dan Osmad
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
62
(2007) menyebutkan bahwa semakin tinggi
partisipasi anggaran maka semakin
meningkat kinerja aparat pemerintah
daerah. Alasan yang mendasari pendapat
bahwa partisipasi manajer dalam
penyusunan anggaran berpengaruh terhadap
kinerja manajerial yaitu: pertama, teori
psikologis menyatakan bahwa anggaran
partisipatif berhubungan dengan kinerja
melalui self identification dan ego
involvement dalam menetapkan tujuan
anggaran. Kedua, partisipasi dapat
meningkatkan alur informasi antara
bawahan dan atasan, yang mengarah pada
peningkatan pengamatan dan pengambilan
keputusan (Yuen, 2007).
Supriyono (2004) mengung-kapkan
bahwa di Indonesia, hubungan antara
partisipasi anggaran dengan kinerja manajer
mempunyai hubungan positif secara
signifikan.Hal tersebut sejalan dengan teori
motivasi yang menyebutkan bahwa
seseorang bertin-dak karena adanya
motivasi dari dalam dirinya untuk
memenuhi kebutuhan. Manajer yang
dilibatkan dalam proses penyusunan
anggaran mempunyai kesempatan untuk
menyumbangkan ide dan pengetahu-annya,
sehingga kebutuhan untuk aktualisasi diri
terpenuhi.
Berdasarkan uraian diatas, maka
dirumuskan hipotesis pertama sebagai
berikut :
Hipotesis 1 : Partisipasi anggaran
berpengaruh positif terhadap kualitas
kinerja manajerial aparatur peme-rintah.
Pengaruh Evaluasi Anggaran Ter-hadap
KinerjaManajerial Aparatur
Kinerja suatu organisasi pemerintah
tidak hanya dinilai dari motivasi ataupun
kemampuan suatu organisasi dalam
menyelesaikan suatu program yang telah
dibuat.Namun, kinerja juga dinilai dari
seberapa bijak organisasi tersebut untuk
mengelola dan memanfaatkan anggaran
yang telah ditetapkan.Untuk menilai itu
diperlukannya evaluasi anggaran demi
mengetahui sejauh mana kinerja dari
organisasi tersebut.Evaluasi anggaran
menunjuk pada luasnya perbedaan
anggaran yang digunakan kembali oleh
individu pimpinan departemen dan
digunakan dalam evaluasi kinerja mereka
(Kennis, 2009:710). Dengan dilakukannya
evaluasi anggaran, maka akan diketahui
kinerja organisasi pada periode itu, dan
diharapkan akan meningkatkan kinerja
organisasi pada periode berikutnya.
Kenis (2009) dalam peneli-tiannya
menyimpulkan bahwa manajer memberi
reaksi yang tidak menguntungkan untuk
menggunakan anggaran dalam evaluasi
kinerja dalam suatu gaya punitive
(meningkatkan ketegangan kerja,
menurunkan kinerja anggaran).
Kecenderungan hubungan antar variabel
menjadi lemah.Munawar (2006)
menemukan bahwa evaluasi anggaran
berpengaruh terhadap perilaku aparat
pemerintah daerah Kab.Kupang.Hal ini
menunjukkan bahwa dalam menyiapkan
anggaran mereka selalu melakukan evaluasi
kegiatan-kegiatan yang telah diprogramkan
dan pada pelaksanaan anggaran, mereka
juga melakukan evaluasi terhadap kegiatan
yang telah dilakukan sehingga kinerja
mereka menjadi lebih baik. Berdasarkan
uraian diatas, maka dirumuskan hipotesis
kedua sebagai berikut :
H2 : Evaluasi anggaran berpengaruh
positif terhadap kinerja manajerial
aparatur.
Pengaruh Kejelasan Sasaran Ang-garan
Anggaran terhadap Kinerja Manajerial
Aparatur Pemerintah
Menurut (Mardiasmo, 2009:63)
mengemukakan hubungan antara kejelasan
sasaran Anggaran terhadap Kinerja yaitu
anggaran merupakan instrumen
akuntabilitas kinerja atas pengelolaan dana
publik dan pelaksanaan program-program
yang dibiayai dari uang publik. Anggaran
publik merupakan instrumen pelaksanaan
akuntabilitas kinerja publik oleh lembaga-
lembaga publik yang ada. Serta menurut
(Anthony et. all, 2012:25) mengemukakan
hubungan antara Kejelasan Sasaran
Anggaran terhadap Kinerja bahwa anggaran
berhubungan dengan kinerja yang tercapai
karena merupakan alat penting untuk
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
63
perencanaan dan pengendalian jangka
pendek yang efektif dalam organisasi.
Ketidak-jelasan sasaran ang-garan
akan meyebabkan pelaksana anggaran
menjadi bingung, tidak tenang dan tidak
puas dalam bekerja. Hal ini meyebabkan
pelaksana anggaran tidak termotivasi untuk
men-capai kinerja yang diharapkan.Oleh
sebab itu, sasaran anggaran daerah harus
dinyatakan secara jelas, spesifik dan dapat
dimengerti oleh mereka yang bertanggung-
jawab untuk menyusun dan
melaksanakannya.
Berdasarkan uraian diatas, maka
dirumuskan hipotesis ketiga sebagai
berikut:
H3 :Kejelasan sasaran anggaran
berpengaruh positif terhadap kinerja
manajerial aparatur.
Pengaruh Perencanaan Anggaran
Terhadap Kinerja Manajerial Aparatur
Pemerintah
Perencanaan anggaran dapat
dikatakan baik apabila direncanakan sesuai
dengan sasaran/target kinerja (outcome)
sehingga dapat menghasil-kan efisien dan
efektifitas pelaksanaan setiap program dan
kegi-atan yang direncakanakan. Sesuai
dengan teori yang dikemukakan Mardiasmo
(2006), indikator utama sebuah
perencanaan anggaran harus memiliki
target kinerja yang merupakan ukuran
prestasi kerja secara kuantitatif dan dapat
diukur dan dibandingkan secara jelas dari
keada-an semula dengan
mempertimbangkan efisiensi dan efektifitas
pelaksanaan setiap program dan kegiatan.
Penelitian yang dilakukan oleh Muda
(2005) dengan judul pengaruh perencanaan
anggaran dan pelaksana-an anggaran
terhadap kinerja Instansi Pemerintah
menunjukkan hasil bahwa terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan
Perencanaan Anggaran terhadap Kinerja
Instansi Pemerintah.
H4: Perencanaan Anggaran Berpe-ngaruh
positif dan signifikan terhadap
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Pengaruh Penggunaan Anggaran
terhadap Kinerja Manajerial Aparatur
Pemerintah
Penggunaan anggaran merupa-kan
bagian terpenting dalam imple-mentasi
anggaran berbasis kinerja. Sistem itu sendiri
perlu dikembangkan seperti ditegaskan oleh
Joyce (2003), Jika kinerja ingin digunakan
untuk mempengaruhi alokasi sumber daya,
maka harus dimulai dikembangkan
datakinerja yang valid dan lebih baik pada
tingkat lembaga, dan dengan pelaporan
data-data yang bukan untuk tujuan anggaran
(akuntabilitas). Peng-gunaan anggaran
digunakan sebagai dasar untuk menilai
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan
yang telah ditetapkan dalam rangka
mewujudkan visi dan misi. Berdasarkan
uraian diatas, diru-muskan hipotesis kelima
sebagai berikut :
Hipotesis 5 :Penggunaan anggaran
berpengaruh positif terhadap kualitas
kinerja manajerial aparatur.
METODE
Populasi dalam penelitian ini adalah
aparat (pengawai negeri sipil) di Badan
Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS).
Sedangkan responden penelitian adalah
kepala badan selaku Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA), kepala bidang dan bagian
selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK),
kepala sub bidang dan sub bagian selaku
Pejabat Penguji/Penandatangan SPM dan
bendahara
Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini dilakukan dengan metode
purposive samplingyaitu pengambilan
sampel secara sengaja sesuai dengan
persyaratan sampel yang diperlukan atau
berdasarkan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan penelitian ini yaitu untuk
mengetahui informasi yang berkaitan
dengan anggaran berbasis kinerja terhadap
akuntabilitas kinerja pada Badan Pencarian
dan Pertolongan (BA-SARNAS).
Pemilihan sampel pene-litian didasarkan
pada pertimbangan dan kriteria sebagai
berikut:
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
64
1) Responden berstatus sebagai Pegawai
Negeri Sipil pada Badan Pencarian dan
Pertolongan yang telah bekerja minimal
2 tahun.
2) Responden menduduki jabatan sebagai
Kepala Badan selaku pejabat pengguna
anggaran.
3) Responden menduduki jabatan sebagai
kepala kepala unit selaku kuasa
pengguna anggaran/kuasa pengguna
barang.
4) Responden menduduki jabatan sebagai
kepala bidang dan bagian selaku pejabat
pembuat komitmen (PPK).
Variabel Penelitian dan Pengukur-annya
a) Penerapan Anggaran Berbasis
Kinerja
Anggaran berbasis kinerja adalah
anggaran yang disusun dengan
menghubungkan pengeluaran dan hasil
yang akan dicapai, mengidentifikasi input,
output dan outcome yang dihasilkan oleh
suatu program dan kegiatan. Dalam
penerapan anggaran berbasis kinerja ada
beberapa tahapan yang harus dilakukan,
yaitu perencanaan anggaran, implementasi
anggaran, pelaporan/pertanggungjawaban
anggaran dan evaluasi kinerja. Penerapan
Anggaran berbasis kinerja diukur
berdasarkan lima variabel sebagai berikut:
1) Partisipasi Penganggaran. Partisipasi
penganggaran yang dimaksud adalah
tingkat keter-libatan dan pengaruh para
individu dalam proses penyu-sunan
anggaran (Brownel, 2000). Untuk
mengukur variabel ini, peneliti
menggunakan instrumen yang terdiri
dari 6 item perta-nyaan yang
dikembangkan oleh Millani, dalam
Muhammad (2008). Ukuran partisipasi
peng-anggaran didasarkan pada tang-
gapan subyek terhadap serang-kaian
item yang menggunakan skala tujuh
poin, yang dimulai dari: 1 (partispasi
rendah) sampai 5 (partisipasi tinggi).
2) Evaluasi Anggaran. Evaluasi anggaran
adalah tindakan yang dilakukan untuk
menelusuri penyimpangan atas anggaran
ke departemen yang bersangkutan dan
digunakan sebagai dasar untuk penilaian
kinerja departemen (Kennis, 2009).
Variabel ini diukur dengan beberapa
indikator antara lain; adanya evaluasi
atas program dan kegiatan, adanya
evaluasi apakah telah sesuai dengan
target yang ditetapkan dan adanya
reward yang diberikan atas pencapaian
target. Variabel ini diukur dengan
menggunakan skala interval 5 point dan
menunjukkan evaluasi anggaran
3) Kejelasan Sasaran Anggaran.
Kejelasan sasaran anggaran merupakan
sejauh mana tujuan anggaran ditetapkan
secara jelas dan spesifik dengan tujuan
agar anggaran tersebut dapat dime-ngerti
oleh orang yang bertanggung jawab atas
penca-paian sasaran anggaran tersebut
(Suharono dan Solichin, 2006).
Kejelasan sasaran anggaran juga
merupakan kondisi kinerja yang akan
dicapai yang tertuang dalam rencana
kerja anggaran satuan kerja. Variabel ini
diukur dengan beberapa indikator antara
lain; tujuan, kinerja, standar, jangka
waktu, sasaran prioritas, tingkat
kesulitan dan koordinasi. Variabel ini
diukur dengan menggunakan skala
interval 5 point dan menunjukkan
kejelasan sasaran anggaran dalam
penyusunan anggaran.Kuesioner ini
diadaptasi dari penelitian Bangun
(2009).
4) Perencanaan Anggaran. Peren-canaan
anggaran adalah tahap estimasi
pengeluaran untuk pelakasanaan
kegiatan yang harus sesuai dengan visi,
misi, tujuan, sasaran, dan kebijakan yang
telah dirumuskan dalam renstra
organisasi.Indikator perencanaan
anggaran meliputi; dokumen, rancangan
yang terukur, penyusunan yang sesuai
dengan program dan kegiatan, adanya
sinkronisasi antara program, kegiatan
dan kinerja, adanya prinsip-prinsip
peningkatan efesiensi, efektifitas,
transparansi dan akuntabilitas.Indikator
diadopsi dari Haspiarti, (2012).
5) Penggunaan Anggaran.
Penggunaan anggaran merupa-kan
pencatatan hasil yang dicapai dalam
melaksanakan fungsi-fungsi khusus
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
65
suatu pekerjaan atau kegiatan bekerja
selama suatu periode tertentu (Nawawi,
2006).Indikator penggunaan anggaran
meliputi; ukuran kinerja untukefisiensi
operasi, ukuran kinerja untukkepuasan
masyarakat dan penggunaan pihak
eksternal.
b) Kinerja Manajerial Aparatur
Kinerja dalam penelitian ini adalah
kinerja aparat pemerintah daerah dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan
manajerial, antara lain peren-canaan,
investigasi, pengkoordinasian, evaluasi,
pengawassan, pengaturan staf, negosiasi,
perwakilan dan kinerja secara
keseluruhan.Kinerja merupakan suatu
prestasi atau tingkat keberhasilan yang
dicapai oleh individu atau suatu organisasi
dalam melaksanakan pada suatu periode
tertentu.Menurut Stoner kinerja
(performance) merupakan kuantitas dan
kualitas pekerjaan yang diselesaikan oleh
individu, kelompok atau organisasi
(Syafrial, 2009).Ukuran kinerja aparat
pemerintah daerahdidasarkan pada
tanggapan subyek terhadap serangkaian
item yang menggunakan skala tujuh poin,
yang dimulai dari: 1(kinerja sangat rendah)
sampai 5 (kinerja sangat tinggi)
Kualitas data dalam suatu pengujian
hipotesis akan mempenga-ruhi hasil
ketepatan uji hipotesis (Wirjono dan
Raharjono, 2007) dalam penelitian ini,
kualitas data yang dihasilkan dari
penggunaan instrument dievaluasi dengan
uji validitas dan uji reabilitas.
Pengujian asumsi klasik diperlukan
untuk mengetahui apakah hasil estimasi
regresi yang dilakukan benar-benar bebas
dari adanya gejala heteroskedastisitas,
gejala multikoli-nieritas Pengujian
dilakukan melipuiti:
a. Uji normalitas dengan mengguna-kan
one sample Kormogorov Smirnov,
b. Uji heteroskedastisitas dengan
menggunakan Grafik Scatterplot
c. Uji multikolonieritas dengan
menggunakan nilai tolerance dan
Variance Inflation Factor (VIF).
Analisis regresi berganda adalah
analisis hubungan antara beberapa variabel
independen dengan variabel
dependen.Analisis ini digunakan untuk
mengetahui arah hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen,
apakah variabel independen berhubungan
positif atau negatif dan untuk memprediksi
nilai dari variabel dependen apabila nilai
variabel independen mengalami kenaikan
atau penurunan. Rumusannya dapat
dijabarkan sebagai berikut:
Y = β0 + β1X1 + β2X2+ β3X3 + β4X4 +β5X5 + ɛ
Dimana:
Y = Kinerja Manajerial Aparatur
X1 = Partisipasi Penyusunan Anggaran
X2 = Evaluasi Anggaran
X3 = Kejelasan Sasaran Anggaran
X4 = Perencanaan Anggaran
X5 = Penggunaan Anggaran
β0 = Konstanta
β1,β2.. β5 = Koefisien regresi
ɛ = Variabel lain yang tidak diteliti atau dimasukkan dalam model.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Total kuesioner yang diserah-kan ke
responden sebanyak 32
kuesioner.Kuesioner yang kembali setelah
diserahkan sebanyak 32 kuesioner atau
sebesar 100%.Setelah dilakukan
pemeriksaan atas kuisiner yang terkumpul,
tidak ada yang rusak sehingga semua
kuisioner dimaksud dapat dipakai dalam
melakukan tabulasi data penelitian
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
66
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif berusaha
menjelaskan atau menggambarkan masing-
masing variabel yang terkait dalam
penelitian ini. Statistic deskriptif
digambarkan dalam tabel berikut ini
;
Tabel 1: Statistik Deskriptif
Variabel Penelitian
Rentang
Teoritis
Rentang
Aktual
Rata-rata
Teoritis
Rata-rata
Aktual
Standar
Deviasi
Partisipasi Penyusunan Anggaran 4 - 20 8 - 20 12 14,78 3,58
Evaluasi Anggaran 3 - 15 8 - 15 9 11,63 1,80
Kejelasan Sasaran Anggaran 7 - 35 21 - 35 21 27,97 4,27
Perencanaan Anggaran 6 - 30 18 - 30 18 23,81 3,45
Penggunaan Anggaran 3 - 15 8 - 15 9 11,62 2,13
Kinerja Manajerial 8 - 40 24 - 40 24 31,59 5,14
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Analisis Regresi Linier Berganda
Hasil pengujian regresi bergan-da
setelah melewati berbagai pengu-jian data
maupun uji asumsi klasisk terkait pengaruh
pertisipasi penyu-sunan anggaran, evaluasi
anggaran, kejelasan sasaran anggaran,
perenca-naan anggaran, penggunaan
anggaran terhadap kinerja manajerial,
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 2: Hasil pengujian Regresi Linier Berganda
Variabel Koefisien t p-value
(Constant) 4,34 2,47 0,02
Partisipasi Penyusunan Anggaran 0,19 2,44 0,02
Evaluasi Anggaran 0,13 0,60 0,55
Kejelasan Sasaran Anggaran 0,75 6,98 0,00
Perencanaan Anggaran 0,28 3,04 0,00
Penggunaan Anggaran 0,29 2,26 0,03
R Square 0,95 - -
Adjusted R Square 0,94 - -
F Model 99,09 - -
Sig 0,00 - -
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Hasil pengujian regresi linier
berganda meliputi uji determinansi (R2),
pengujian model (Uji-F) dan pengujian
hipotesis (Uji t-statistik) dapat dijabarkan
sebagai berikut:
Uji Determinansi (R2)
Hasil pengujian koofisien determinasi
pada tabel diatas menunjukkan, besarnya
nilai adjusted r square adalah sebesar
0,94atau sekitar 94%. Hal ini memberi arti
bahwa variabilitas variabel dependen yang
dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel
independen sebesar 94% sedangkan sisanya
6% dijelaskan oleh variabel lainnya yang
tidak dimasukkan dalam model regresi.
Uji Model (Uji-F)
Hasil uji f model pada tabel di atas
menunjukkan, nilaiF-hitung adalah sebesar
99,09dengan tingkat probabilitas signifikan
sebesar 0,00 (0%). Nilai probabilitas
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
67
signifikan jauh lebih kecil dari 0,05 atau 5%
maka model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi variabel independen
pertisipasi penyusunan anggaran, evaluasi
anggaran, kejelasan sasaran anggaran,
perencanaan anggaran, penggunaan
anggaran terhadap variabel dependen
kinerja manajerial.
Uji Hipotesis (Uji t-statistik)
Pengujian hipotesis 1: Hasil
pengujian menunjukkanvariabel partisipasi
penganggaran berhubunganpositif 0,19
dengan nilai probabilitas 0,02 dan jika
diukur dengan derajat signifikan yang
digunakan adalah 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwaterdapat
hubunganpositif dan signifikan partisipasi
penganggaranterhadap kinerja manajerial
sehingga hipotesis yang diusulkan dalam
penelitian ini diterima.
Pengujian hipotesis 2:Hasil pengujian
menunjukkan variabel evaluasi anggaran
berhubunganpositif 0,13 dengan nilai
probabilitas 0,55 dan jika diukur dengan
derajat signifikan yang digunakan adalah
0,05 maka dapat disimpulkan
bahwaterdapat hubunganpositif namun
tidak signifikan evaluasi anggaran terhadap
kinerja manajerial sehingga hipotesis yang
diusulkan dalam penelitian ini ditolak.
Hasil pengujian hipotesis 3: Hasil
pengujian menunjukkan variabel kejelasan
sasaran anggaran berdasarkan hasil
pengujian berhubungan positif 0,75dengan
nilai probabilitas 0,00 dan jika diukur
dengan derajat signifikan yang digunakan
adalah 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwaterdapat hubunganpositif dan
signifikan kejelasan sasaran anggaran
terhadap kinerja manajerial sehingga
hipotesis yang diusulkan dalam penelitian
ini diterima.
Hasil pengujian hipotesis 4: Hasil
pengujian menunjukkan variabel
perencanaan anggaran berdasarkan hasil
pengujian berhubunganpositif 0,28 dengan
nilai probabilitas 0,00 dan jika diukur
dengan derajat signifikan yang digunakan
adalah 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwaterdapat hubunganpositif dan
signifikan perencanaan anggaran terhadap
kinerja manajerial sehingga hipotesis yang
diusulkan dalam penelitian ini diterima.
Hasil pengujian hipotesis 5: Hasil
pengujian menunjukkan variabel
penggunaan anggaran berdasarkan hasil
pengujian berhubunganpositif 0,29dengan
nilai probabilitas 0,03 dan jika diukur
dengan derajat signifikan yang digunakan
adalah 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwaterdapat hubunganpositif dan
signifikan penggunaan anggaran terhadap
kinerja manajerial sehingga hipotesis yang
diusulkan dalam penelitian ini diterima.
PEMBAHASAN HIPOTESIS
Pengaruh Partisipasi
PenganggaranTerhadap Kinerja
Manajerial.
Hipotesis pertama yang
diusulkanadalahpartisipasi penganggaran
berpengaruh positif signifikan terhadap
kinerja manajerial aparatur.Hasil pengujian
hipotesis yang dilakukan melalui uji t -
statistik menunjukkan variabel partisipasi
penganggaran berhubunganpositif 0,19
dengan nilai probabilitas 0,02 dan jika
diukur dengan derajat signifikan yang
digunakan adalah 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwaterdapat
hubunganpositif dan signifikan partisipasi
penganggaranterhadap kinerja manajerial
sehingga hipotesis yang diusulkan dalam
penelitian ini diterima.
Menurut teori kontijensi, sistem
pengendalian manajemen dalam
meningkatkan kinerja manajerial dapat
didasarkan atas faktor organisatoris.Salah
satu wujudnya adalah partisipasi
penganggaran yang merupakan pendekatan
manajerial yang umumnya dapat
meningkatkan efektifitas organisasi melalui
peningkatan kinerja setiap anggota
organisasi secara individual atau kelompok.
Peningkatan kinerja individual atau
kelompok ini akan berdampak bagi
peningkatan kinerja organisasi secara
keseluruhan. Disamping itu, teori
psikologis menganggap bahwa partisipasi
penganggaran menyediakan informasi
antara atasan dan bawahan yang dapat
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
68
mengurangi tekanan tugas dan
mendapatkan kepuasan kerja yang
selanjutnya akan mengurangi senjangan
anggaran, sehingga kinerja akan semakin
baik.
Hasil ini mendukung penelitian yang
dilakukan sebelumnya oleh Alam dan Mia
(2006), Munawar (2006), Sardjito dan
Muthaher (2007) dan Yuen (2007) yang
menyimpulkan adanya pengaruh positif dan
signifikan antara partisipasi penganggaran
dengan kinerja manajerial aparat
pemerintah. Penelitian lain yang
mendukung hasil ini yaitu Din (2008) yang
menyatakan bahwa terdapat pengaruh
positif dan signifikan antara partisipasi
penganggaran dengan kinerja manajerial
aparat pemerintah. Penelitian lain pula yang
mendukung hasil ini adalah Haspiarti
(2012) dimana hasil penelitiannya
menyatakan terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara partisipasi penganggaran
dengan kinerja manajerial aparat
pemerintah.
Pengaruh Evaluasi Anggaran
Terhadap Kinerja Manajerial
Hipotesis kedua yang diajukan adalah
evaluasi anggaran berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja manajerial.Hasil
pengujian hipotesis menunjukkan variabel
evaluasi anggaran berhubunganpositif 0,13
dengan nilai probabilitas 0,55 dan jika
diukur dengan derajat signifikan yang
digunakan adalah 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwaterdapat
hubunganpositif namun tidak signifikan
evaluasi anggaran terhadap kinerja
manajerial sehingga hipotesis yang
diusulkan dalam penelitian ini ditolak.
Evaluasi atas anggaran seharusnya
menjadi tanggung jawab pimpinan, baik
pimpinan Badan maupun satu unit
dibawahnya. Namun dalam kenyataannya,
hal tersebut belum dijalankan dengan baik,
dimana evaluasi atas pelaksanaan program
dan kegiatan belum dilakukan dengan
maksimal, evaluasi tehadadap unsur
ekonomis, efektif dan efesiensi belum
dilakukan sebagaimana mestinnya dan
reward atau imbalan atas kinerja yang
dicapai belum diperhatikan dengan baik.
Hal ini mengindikasikan bahwa evaluasi
atas kegiatan yang berhubungan dengan
penganggaran yang ditetapkan sebelumnya
belum dapat dilakukan dengan baik,
sehingga kinerja aparatur belum dapat
diprediksi dengan baik pula.
Hasil penelitian ini mendukung
penelitian Munawar (2006) menemukan
bahwa evaluasi anggaran tidak berpengaruh
terhadap perilaku aparat pemerintah daerah
Kab. Kupang.Hal ini menunjukkan bahwa
dalam menyiapkan anggaran, evaluasi
kegiatankegiatan yang telah diprogramkan
dan pada pelaksanaan anggaran kurang
dilakukan, mereka juga kurang melakukan
evaluasi terhadap kegiatan yang telah
dilakukan sehingga kinerja mereka menjadi
menurun.Penelitian lain yang juga
mendukung hasil ini yaitu Friska (2014),
dmana hasil penelitiannya menemukan
evaluasi anggaran yang merupakan salah
satu unsur anggaran berbasis kinerja tidak
mempengaruhi kinerja. Namun, penelitian
ini bertolak belakang dengan hasil yang
ditemukan oleh Sukani, Rasuli dan Darlis
(2015), dimana hasil penelitiannya
membuktikan evaluasi anggaran
berpengaruh positif signifikan terhadap
kinerja manajerial.
Pengaruh Kejelasan Sasaran
Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Hipotesis ketiga yang diajukan adalah
kejelasan sasaran anggaran berpengaruh
positif signifikan terhadap kinerja
manajerial.Hasil pengujian hipotesis
melalui uji t statistik menunjukkan variabel
kejelasan sasaran anggaran berdasarkan
hasil pengujian berhubunganpositif
0,75dengan nilai probabilitas 0,00 dan jika
diukur dengan derajat signifikan yang
digunakan adalah 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwaterdapat
hubunganpositif dan signifikan kejelasan
sasaran anggaran terhadap kinerja
manajerial sehingga hipotesis yang
diusulkan dalam penelitian ini diterima.
Anggaran Badan Pencarian dan
Pertolongan adalah rencana kerja keuangan
tahunan dalam 1 (satu) tahun yangdisusun
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
69
secara jelas dan spesifik, dan merupakan
desain teknis pelaksanaanstrategi untuk
mencapai tujuan. Anggaran yang baik
tidak hanya memuat informasi tentang
pendapatan, belanja dan pembiayaan
namun lebih dari itu anggaran harus
memberikan informasi mengenai kondisi
kinerja Badan Pencarian dan Pertolongan
yang akan dicapai, sehingga anggaran
dapat dijadikan tolok ukur pencapaian
kinerja.Kejelasan sasaran anggaran dapat
memotivasi pelaksanaan anggaran.Dengan
sasaran anggaran yang ditetapkan secara
jelas dan spesifik diharapkanakan
membantu manajer dalam usaha untuk
mencapai tujuan yang tercantumdalam
perencanaan anggaran, sehingga
berpengaruh terhadap kinerja mereka.
Hasil ini mendukung penelitian
Sembiring (2008), dimana hasil
penelitiannya menunjukkan hubungan
positif antara kejelasan sasaran anggaran
dengan kinerja. Penelitian lain yang
mendukung hasil ini yaitu yang dilakukan
oleh Sukani, Rasuli dan Darlis (2015),
dimana hasil penelitiannya membuktikan
kejelasan sasaran anggaran berpengaruh
positif signifikan terhadap kinerja
manajerial.
Pengaruh Perencanaan Anggaran
Terhadap Kinerja Manajerial Hipotesis keempatyang diajukan
adalah perencanaan anggaran berpengaruh
positif signifikan terhadap kinerja
manajerial.Hasil pengujian hipotesis
melalui uji t statistik menunjukkan variabel
perencanaan anggaran berdasarkan hasil
pengujian berhubunganpositif 0,28 dengan
nilai probabilitas 0,00 dan jika diukur
dengan derajat signifikan yang digunakan
adalah 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwaterdapat hubunganpositif dan
signifikan perencanaan anggaran terhadap
kinerja manajerial sehingga hipotesis yang
diusulkan dalam penelitian ini diterima
Perencanaan anggaran di Badan
Pencarian dan Pertolongan telah dilakukan
sebagaimana mestinya.Hal ini diwujudkan
melalui kebijakan seperti; dokumen
rancangan program anggara telah
menjabarkan mengenai visi dan misi serta
program yang ingin dicapai.Selain itu,
dalam hal perencanaan anggaran mengikuti
prioritas dalam menyusun rancangan
anggaran dan penyusunan rencana anggaran
didasarkan pada program dan kegiatan serta
pagu anggaran yang tercantum dalam nota
kesepakatan dengan DPR.Selanjutnya,
dalam penyusunan rencana anggran,
memperhatikan prinsip-prinsip peningkatan
efisiensi, efektifitas, transparansi dan
akuntanbilitas dalam rangka pencapaian
prestasi kerja serta adanya sinkronisasi
program dan kegiatan dengan kinerja sesuai
dengan standar pelayanan minimal yang
ditetapkan.Hal ini mengindikasikan bahwa,
perencanaan terhadap anggaran telah
dilakukan dengan baik, yang berimplikasi
kepada semakin membaiknya kinerja
manajerial aparatur.Hal ini juga didukung
dengan hasil analisis deskriptif statistic,
dimana rata-rata aktual variabel yang lebih
besar dari rata-rata teoritisnya.Hasil ini
berimplikasi bahwa di Badan Pencarian dan
Pertolongan, perencanaan anggran
cenderung telah dilakukan dengan baik.
Hasil penelitian ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Muda
(2015) dengan judul Pengaruh Perencanaan
Anggaran dan Pelaksanaan Anggaran
terhadap Kinerja Manajerial Instansi
Pemerintah pada Sekretariat Kota
Kotamadya Jakarta Selatan. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan perencanaan anggaran
terhadap kinerja manajerial di Instansi
Pemerintah pada Sekretariat Kota
Kotamadya Jakarta Selatan. Penelitian lain
yang mendukung hasil ini yaitu Haspiarti
(2012) dimana hasil penelitiannya
menunjukkan terdapat pengaruh positif
signifikan perencanaan anggaran terhadap
kinerja manajerial aparatur pemerintah.
Pengaruh Penggunaan Anggaran
Terhadap Kinerja Manajerial
Hipotesis kelimayang diajukan adalah
penggunaan anggaran berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja manajerial.Hasil
pengujian hipotesis melalui uji t statistik
menunjukkan variabel penggunaan
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
70
anggaran berdasarkan hasil pengujian
berhubunganpositif 0,29 dengan nilai
probabilitas 0,03 dan jika diukur dengan
derajat signifikan yang digunakan adalah
0,05 maka dapat disimpulkan
bahwaterdapat hubunganpositif dan
signifikan penggunaan anggaran terhadap
kinerja manajerial sehingga hipotesis yang
diusulkan dalam penelitian ini diterima.
Di Badan Pencarian dan Pertolongan,
penggunaan atas anggaran sudah dapat
dilakukan secara baik, meskipun ada
beberapa hal yang masih kurang. Misalnya,
setiap penggunaan anggaran mengacu pada
rencana anggaran yang telah disahkan.
Disamping itu, dokumen anggaran selalu
digunakan sebagai acuan untuk penyediaan
dana berdasarkan kebutuhan organisasi dan
dalam penggunaan atau pelaksanaan
pendapatan maupun belanja sesuai dengan
jumlah yang tercantum dalam dokumen
anggaran.Oleh karena itu, disimpulkan
bahwa penggunaan anggaran sesuai dengan
peruntukannya telah diterapkan secara
baik.Hal ini didukung dengan hasil analisis
deskriptis statistic variabel penggunaan
anggaran, dimana rata-rata aktual variabel
lebih besar dari rata-rata teoritisnya, yang
artinya penggunaan anggaran di Badan
Pencarian dan Pertolongan cenderung baik
sesuai dengan yang dianggarkan
sebelumnya.
Hasil penelitian ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Fryanty
(2016).Penelitain dengan judul faKtor-
faktor yang mempengaruhi kinerja
manajerial aparatur pemerintah ini
membuktikan bahwa, penggunaan anggaran
berpengaruh positif signifikan terhadap
kinerja manajerial aparatur.Namun, hasil
inibertolak belakang dengan penelitian
Haspiarti (2012).Hasil penelitiannya
menyatakan bahwa penggunaan anggaran
berpengaruh positif namun tidak signifikan
terhadap kinerja manajerial..
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan
pengujian hipotesis yang telah dibahas pada
sebelumnya, maka kesimpulan penelitian
ini antara lain:
1. Partisipasi penganggaran berpengaruh
positif signifikan terhadap kinerja
manajerial.
2. Evaluasi anggaran berpengaruh positif
namun tidak signifikan terhadap kinerja
manajerial.
3. Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh
positif signifikan terhadap kinerja
manajerial.
4. Perencanaan anggaran berpenga-ruh
positif signifikan terhadap kinerja
manajerial.
DAFTAR PUSTAKA
Alam, B and Mia, L. 2006.Need for
Achievement, Style of Budgeting and
Managerial Performance in a Non
Government Organization (NGO):
Evidence from an Oriental
Culture.International Journal of
Business Research, Vol.VI, No.3, pp.
35-43.
Bangun.Andarias. 2009. Pengaruh
partisipasi dalam penyusunan
anggaran, Kejelasan sasaran anggaran
dan struktur Desentralisasi terhadap
kinerja manajerial SKPD dengan
pengawasan internal sebagai Variabel
pemoderasi (studi kasus pada
Pemerintah kabupaten deli serdang.
Medan: Sekolah Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara.
Bastian, Indra.2006.Sistem Akuntansi
Sektor Publik, Edisi 2.
Jakarta:Salemba Empat.
Baswir, Revrisond. 2002. Akuntansi
Pemerintahan di Indonesia. BPFE,
Yogyakarta.
Brownell, P. 1981.Participation in
Budgeting, Locus of Control and
Organizational Effective-ness.The
Accounting Review, Vol. LVI, 4: 844
– 860.
Brownell, P. 1982a.The Role of Accounting
Data in Perfor-mance Evaluation,
Budgetary Participation, and
Organiza-tional Effectiveness.Journal
of Accounting Research, Vol. 20, No.
1:12-27.
Brownell, P. 1982b.A Field Exami-nation
of Budgetary Partici-pation And
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
71
Locus Of Control. The Accounting
Review, Vol. LVII, 4, Oktober: 766-
777.
Brownell P and Hirst, M.1986. Reliance
Accounting Informa-tion, Budgetary
participation and Task
Uncertainty.Journal of Accounting
Research, Vol. 24: 241-249.
Brownell and McInnes. 1986. Budgetary
Participation, Moti-vation, and
Managerial Perfor-mance.The
Accounting Revi-ew, Vol. LXI, 4:
511-526.
BPKP, 2005.Pedoman Penyusunan
Anggaran Berbasis Kinerja
(Revisi).Jakarta
Davis, Keith dan John W. Newstroom.
1985. Perilaku Dalam Organi-sasi.
Erlangga. Jakarta
Desak Putu Intan Permata Sari, Ni Kadek
Sinarwati, Edy Sujana. 2014.
Pengaruh Akuntabilitas, kejelasan
sasaran anggaran, dan partisipasi
anggaran terha-dap kinerja manajerial
(studi empiris pada satuan kerja
perangkat daerah Kabupaten
Buleleng). Journal Ekonomi
Universitas Pendidikan Gane-sha.
Volume 2 No. 1 Tahun 2014
Deki Putra. 2013. Pengaruh Akuntabilitas
Publik dan Kejelasan Sasaran
Anggaran terhadap Kinerja
Manajerial Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) Kota Padang, Skripsi.
Din M. 2008. Anteseden dan Konse-kuensi
Partisipasi Pengang-garan (Studi
Empiris Pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah Pemerintah Daerah Kota
Palu).Thesis Undip
Fitryanty Ita. 2016. Faktor- faktor yang
mempengaruhi kinerja manajerial
Aparat Pemerintah Kabupaten
Indramayu. Jurnal
TEKUN/VOLUME VII, No.01,
Maret 2016: 62 - 79
Fitri Lestari. 2015. Pengaruh kejelasan
sasaran anggaran, kinerja manajerial,
pertanggung-jawaban anggaran,
transparansi publik, aktivitas
pengendalian terhadap akuntabilitas
kinerja Instansi Pemerintah. (Pada
Pemerintah Kabupaten Ling-ga).
Program Studi Akuntansi FE
UMRAH.
Friska Yulia. 2014. Pengaruh Anggaran
Berbasis Kinerja Terhadap Kinerja
Instasi Pemerintah Provinsi Jambi.
Artikel Publikasi FEB Universitas
Jambi
Govindarajan, V. 1986.Impact of
Participation in the Budgetary Process
on Managerial Attitudes and
Performance: Universalistic and
Contingency Perspectives.Decision
Sciences, 17: 496-516
Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS.
Badan Penerbit Univer-sitas
Diponegoro. Semarang.
Ghozali, I. 2011, Model Persamaan
structural, Konsep dan Aplikasi
dengan Program AMOS 16. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro,
Semarang
Hansen dan Mowen. 2004. Akuntansi
Manajemen.Edisi ketujuh. Salemba
Empat, Jakarta
Hanson, E.I. 1966.The budgetary control
function.The Accoun-ting Review,
Vol 41: 239–243.
Haspiarti. 2012. Pengaruh Penerapan
Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap
Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah ( Studi Pada Pemerintah
Kota Parepare). Artikel Publikasi
FEB Universitas Hasanudin.
Herawaty, Netty. 2011. “Pengaruh
Kejelasan Sasaran Anggaran,
Pengendalian Akuntansi dan Sistem
Pelaporan terhadap AKIP Daerah
Kota Jambi”. Simposium Nasional
Akuntansi Vol.13.Jambi.
Ikhsan dan Ishak. 2005.Akuntansi
Keperilakuan. Penerbit Salemba
Empat, Jakarta
Ita Friyanty. 2016. Faktor- faktor yang
mempengaruhi kinerja mana-jerial
aparat pemerintahan. (Study kasus
pada pemerintah Indramayu).Jurnal
TEKUN/Volume VII, No.01, Maret
2016: 62 – 79
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
72
Jaryanto, 2008, Pengaruh Ketidak-pastian
Tugas dan Desentrali-sasi terhadap
Kinerja Mana-jerial dengan Sistem
Akuntansi Manajemen Sebagai
Variabel Intervenning, Tesis Program
Pasca Sarjana Magister Sains
Akuntansi Universitas Dipone-goro,
Semarang (Tidak Dipublikasikan)
Jhony Saputra. 2014. Pengaruh kejelasan
sasaran anggaran, kinerja manajerial,
pelaporan/ pertanggungjawban
anggaran terhadap akuntabilitas
kinerja Instansi Pemerintah. (Study
kasus pada provinsi Kepulauan Riau).
Program Studi Akuntansi FE
UMRAH
Kenis, I. 1979. Effect on Budgetary Goal
Characteristic on Managerial
Attitudes and Performance.The
Accounting Review, Vol. LIV, No. 4,
pp: 707-721.
Kenis, I. (Oktober 1979). Effects of
Budgetary Goal Characteristics on
Managerial Attitudes and
Performance.The Accounting
Review.Hal 707- 721.
Mardiasmo. 2002. Otonomi dan
Manajemen Keuangan Daerah. Edisi
Pertama.Penerbit Andi. Yogyakarta.
Mardiasmo. 2009. Akuntansi sektor
Publik.Yogyakarta: Andi
Manurung, Amran. 2005.Hubungan
Partisipasi Penyusunan Anggaran
terhadap kepuasan kerja dan kinerja
manajerial: informasi job relevant dan
kecukupan anggaran sebagai variabel
intervening. Tesis Program Pasca
Sarjana Magis-ter Sains Akuntansi
Universitas Diponegoro, Semarang
(Tidak Dipublikasikan)
Mahoney, T. A, TH.Jerdee and S.J. Carrol.
1965. The Job(s)
Management.Industrial Relations, 4:
97-110
Millani, K.W. 1975.The Relationship of
Participation in Budget-Setting to
Industrial Supervisor Performance
and Attitudes: A Field Study.The
Accounting Review, 274-284
Mia, L. 2006. The Impact Aprticipation In
Budgeting And Job Difficulty On
Managerial Performance And Work
Motivation: A Research
Note.Accounting, Organizations And
Society, Vol 14: 347-357.
Muda, Taufik Djundjung. (2005). Pengaruh
Perencanaan Anggar-an dan
Pelaksanaan Anggaran terhadap
Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah pada Sekretariat Kota
Kotamadya Jakarta Selatan. Disertasi.
UNPAD. Jawa Barat.
Muhammad Din, 2008. Anteseden dan
Konsekuensi Partisipasi Peng-
anggaran (Studi Empiris Pada Satuan
Kerja Perangkat Daerah Pemerintah
Daerah Kota Palu)”.Thesis
Universitas Diponegoro.
Murtiyani, Siti. 2001. Pengaruh Sistem
Penganggaran, Sistem Pelaporan Dan
Analisis, Dalam Hubungan Antara
Partisipasi Dengan Efisiensi Dan
Efek-tifitas Anggaran. Simposium
Nasional Akuntansi IV, Hal: 542-560
Munawar, (2006).Pengaruh Karakte-ristik
Tujuan Anggaran Terha-dap Perilaku,
Sikap dan Kiner-ja Aparat Pemerintah
Daerah di Kabupaten Kupang.
(Tesis).
Mutia Sulistyani. 2012. Pengaruh
Partisipasi penyusunan anggaran
terhadap kinerja manajerial dengan
pelimoahan wewenang Sebagai
variabel moderating (Studi kasus pada
Rumah Sakit Umum Daerah
Banyudono di Kabupaten Boyolali).
Skripsi Fakultas EkonomiUniversitas
Muhammadiyah Surakarta
Munandar, M. 2001. Budgeting,
Perencanaan Kerja Pengkoor-
dinasian Kerja. Pengawasan Kerja.
Edisi Pertama. Universitas Gajah
Mada: BPFE
Pusat Pendidikan dan Pelatihan BPKP
.2007.Modul Akuntabilitas Instansi
Pemerintah (Revisi). Jakarta: Badan
Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan.
Pratama, Dafitra. 2014. “Pengaruh
Pengangaran Berbasis Kinerja,
Pengawasa Preventif Dan
Pengawasan Detektif Terhadap
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
73
Efektifitas Pengendalian Ang-garan
(Studi Empiris Pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah di Kabupaten
Pelalawan)”. Skripsi. Riau: Fakultas
Ekonomi.Universitas Riau.
Rahayu, Sri., U.Ludigdo,, dan D.Afandy.
2007. Studi fenomenologis terhadap
proses penyusunan anggaran daerah
Bukti empiris dari satu satuan kerja
perangkat daerah di Propinsi Jambi.
Simposium Nasional Akuntansi X
Robbins, S.P. 2006. Perilaku Organisasi,
Edisi ke Sepuluh INDEKS, Jakarta
Rosmawati.2011. Pengaruh Perencanaan
dan Pengawasan Anggaran terhadap
Kinerja Manajerial pada SKPD
Kabupaten Aceh Utara dengan
Partisipasi Anggaran sebagai
Variabel Moderating. Thesis
Universitas Sumatera Utara
Salbiah dan Ridha Rizky.2012. Pengaruh
Evaluasi Anggaran terhadap Kinerja
satuan kerja perangkat daerah
pemerintah Provinsi Sumatera
Utara.Jurnal Ekonom, Vol 15, No 2,
April 2012
Sardjito, Bambang dan Osmad Muthaher.
(2007). Pengaruh Partisipasi
Penyusunan Ang-garan terhadap
Kinerja Aparat Pemerintah Daerah:
Budaya Organisasi dan Komitmen
Organisasi sebagai Variabel
Moderating. Simposium Nasional
Akuntansi (SNA) X.
UNHASMakasar, 26-28 Juli.
Setiawan, Ivan Arif dan I. Ghozali.
2006.Akuntansi Keperilakuan,
Konsep dan Kajian empiris. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro,
Semarang
Sembiring, S. A. T. 2008. Pengaruh
Partisipasi Anggaran dan Kejelasan
Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja
Manajerial dengan Motivasi sebagai
Variabel Intervening pada Kawasan
Industri Medan. Medan: Program
Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara.
Siegel, G and HR Marconi. 1989.
Behavioral Accounting, South
Western Publishing Co. Cincinnati.
Suhartono, Ehrmann; Solichin, Moch-
ammad, 2006.“Pengaruh Keje-lasan
Sasaran Anggaran Terha-dap
Senjangan Anggaran Ins-tansi
Pemerintah Daerah dengan
Komitmen Organisasi sebagai
Pemoderasi”. SNA 9 Padang.
Solina Meria. 2014. Pengaruh akun-tabilitas
publik, partisipasi penyusunan
anggaran, kejelas-an sasaran
anggaran, struk-tur desentralisasi
terhadap kinerja manajerial pada
SKPD Tan-jung Pinang. Artikel
publikasi
Suhartono, Ehrmann; Solichin,
Mochammad, 2006.“Pengaruh
Kejelasan Sasaran Anggaran
Terhadap Senjangan Anggaran
Instansi Pemerintah Daerah dengan
Komitmen Organisasi sebagai
Pemoderasi”.SNA 9 Padang.
Sumarno, J. 2005.Pengaruh Komitmen
Organisasi Dan Gaya Kepe-
mimpinan Terhadap Hubungan
Antara Partisipasi Anggaran Dan
Kinerja Manajerial. Sim-posium
Nasional Akuntansi VIII, Hal: 586-
616.
Subramaniam, N., McManus, L. and Mia,
L. 2002.Enhancing hotel managers
organizational commitment: an
investigation of the impact of
structure, need for achievement and
participative budgeting.International
Journal Of Hospitality Management,
Vol. 21, pp. 303-20.
Sugih Arti, Agung. (2010). Pengaruh
Penerapan Anggaran Berbasis
Kinerja terhadap Akuntabilitas Dinas
Pendidikan Kota Depok.Tesis.
Jakarta: Program Pasca Sarjana
Universitas Gunadarma.
Sugiyono, 2007,Metode Penelitian Bisnis,
Bandung : Alfabeta
Sukani, Rasuli dan Darwis. 2015. engaruh
Karakteristik Tujuan Anggaran
terhadap Kinerja Manajerial dengan
Motivasi sebagai Variabel
Intervening pada Pemerintah Daerah
Ka-bupaten Merangin. Jurnal SO-
ROT, Volume 10, Nomor 2, Oktober
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
74
2015 halaman 179 – 193 Lembaga
Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat Universitas Riau
Syafrial. 2009. Pengaruh Ketepatan Skedul
Penyusunan Anggaran, Kejelasan
Sasaran Anggaran dan Partisipasi
Penyusunan Anggaran Terhadap
Kinerja Manajerial SKPD Pada
Peme-rintah Kabupaten Sarolangun.
Medan: Program Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
Taufik Hidayat.2014. Analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja
manajerial. Jurnal Akuntabilitas: Vol.
VII No. 1, April 2014. Universitas
Trisakti Jakarta
Yuen, Desmond. 2007.Antesedens of
budgetary participation: enhan-cing
employees job perfor-mance,
Managerial Auditing Journal, Vol. 22
No. 5: 533-548.
top related