activity based cost system

14
ACTIVITY BASED COST SYSTEM: Sebuah pendekatan guna meningkatkan keakuratan penghitungan biaya proses Industri Manufaktur Atya Wirabhuana* Abstract Tibs paper explains philosophy's view about Activity Based Cost System Broadly Fucntion rather than just a cost calculation system. By this time, Activity Based Cost System plays an important role in the thight industrial copetition era. In order to achieve an optimal implementation of Activity Based Cost System, the harmonization of the enterprises caracteristics that applying, and the Activity Based Cost system caracteristics ia highly needed. The implementation of this methods must he performed in a proper and komprehensive procedure. Finally, In the end of this paper explains how the impact of Activity Based Cost System Implementation in Just In Time Production System Circumstances that have been broadly adopted in many main and medium Manufacturing Enterprises. Kata kunci: Activity Based Cost System, Industri Manufaktur, Sistem Produksi Tepat Waktu A Pendahuluan Setting dengan ketatnya persaingan di dunia industri dewasa ini, maka sudah menjadi sebuah keharusan bagi setiap perusahaan yang bergerak dalam bidang ini untuk selalu meningkatkan efisiensi dan *Program Studi Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, email: [email protected]

Upload: truongtruc

Post on 19-Jan-2017

233 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Activity Based Cost System

ACTIVITY BASED COST SYSTEM:Sebuah pendekatan guna meningkatkan keakuratan

penghitungan biaya proses Industri Manufaktur

Atya Wirabhuana*

Abstract

Tibs paper explains philosophy's view about Activity BasedCost System Broadly Fucntion rather than just a cost calculationsystem. By this time, Activity Based Cost System plays an importantrole in the thight industrial copetition era.

In order to achieve an optimal implementation of ActivityBased Cost System, the harmonization of the enterprisescaracteristics that applying, and the Activity Based Cost systemcaracteristics ia highly needed. The implementation of this methodsmust he performed in a proper and komprehensive procedure.

Finally, In the end of this paper explains how the impactof Activity Based Cost System Implementation in Just In TimeProduction System Circumstances that have been broadly adoptedin many main and medium Manufacturing Enterprises.

Kata kunci: Activity Based Cost System, Industri Manufaktur, SistemProduksi Tepat Waktu

A PendahuluanSetting dengan ketatnya persaingan di dunia industri dewasa ini,

maka sudah menjadi sebuah keharusan bagi setiap perusahaan yangbergerak dalam bidang ini untuk selalu meningkatkan efisiensi dan

*Program Studi Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi Universitas IslamNegeri Sunan Kalijaga, email: [email protected]

Page 2: Activity Based Cost System

efektifitas prosesnya guna meningkatkan daya saing perusahaan terscbut.Dilain pihak, perkembangan yang fantastis di bidang teknologi dan infor-masi telah menjadikan setiap perusahaan berusaha semaksimal mungkinuntuk menerapkan teknologi guna meningkatkan kualitas prosesnya.

Hal tersebut secara tidak langsung telah mengakibatkan peru-bahan paradigma pada aspek biaya yang terllibat dalam proses produksidi perusahaan tersebut. Penggunaan teknologi secara massal di hampirsetiap proses produksi telah menjadikan adanya pengurangan tenagakerja langsung dalam jumlah yang signifikan. Dilain pihak, hai tersebuttelah membuat jumlah biaya overhead yang digunakan meningkat dalamjumlah yang cukup besar. Tren ini lambat laun membawa konsekuensilogia pada pandangan kita akan konsep biaya.1

Dalam kaitannya dengan proses produksi, biaya dikategorikandalam dua kelompok besar, yaitu biaya langsung (direct cost) dan biayaoverhead (overhead Cost) Biaya langsung adalah biaya yang timbul sebagaiakibat dilakukannya proses yang terkait langsung dengan produk yangdibuat. Biasanya biaya ini dikelompokkan dalam biaya tenaga kerjalangsung dan biaya bahan baku. Biaya langsung biasanya memiliki sifatsebagai biaya variabel, yaitu biaya yang besarnya saat tergantung darijumlah produk yang dibuat.

Biaya overhead merupakan bkya yang tidak terlibat secara langsungdalam proses produksi, namun diperlukan untuk kelancaran proses produksitersebut. Bkya ini biasanya memiliki sifat sebagai biaya tetap.

Gambar 1. Pergeeran Fokus Biaya sebagai akibat adanya tnodernisasiTeknologi yang digunakan dalam proses produksi.

1 Rayburn, Gayle L.; Cost Accounting, Southeast Missouri State University; RichardDInvin.Inc;1996

150 Activity Based Cost System (Arya Wirabhaand}

Page 3: Activity Based Cost System

Dengan digunakannya teknologi sebagai faktor utatna dalamproses produksi telah membuat fokus perhatian akan biaya bergeserdari biaya tenaga kerja langsung kearah biaya overhead. Biaya overheadmenjadi elemen yang penting untuk diperhatikan lebih serius dibanding-kan pada masa-masa sebelum diterapkannya modernisasi teknologidalam produksi. Dengan modernisai pada produksi, berarti semakinbanyak alat-alat bantu otomatis yang digunakan untuk memprosesproduk serta hanya diperlukan sedikit tenaga kerja manusia. Alat-alatcanggih tersebut akan memerlukan biaya yang lebih besar untukoperasionalnya. Dengan demikian pendekatan biaya konvensional yangdidasarkan pada volume akan memiliki distorsi yang bisa saja membuatkeputusan jadi tidak tepat. Terutama pada hal yang menyangkut padabiaya-biaya overhead. Hal tersebut dikarenakan biaya yang timbul padaobyek-obyek biaya (Cost Object) overhead tidak timbul sebagai akibatdari volume, melainkan biaya tersebut timbul karena ada aktivitas yangdilakukannya, sehingga penghitungan biaya berbasis aktifitas lebihsesuai untuk perusahaan-perusahaan yang telah menerapkan modern-isasi pada proses produksinya. Hansen etal.2 menjelaskan bahwa^c//W^yBased Costing (ABC) biasa digunakan pada perusahaan yang memilikibiaya overhead lebih dari 5 sampai 10 kali biaya tenaga kerja langsung-nya. ABC membebankan biaya overhead pada setiap aktifitas yangdilakukan oleh sumberdaya dan selanjutnya membebankan biaya akti-fitas tersebut pada produk, jasa, dan konsumen. Berikut dibawah inimerupakan contoh penggunaan konsep Activity Based Costing padapenghitungan biaya proses produk manufaktur yang menggunakankonsep FIFO (first in first out) dalam pemindahan materialnya.

B. Activity - Based Cost System (ABC)ABC bukan sekedar sistem informasi biaya untuk tujuan

penentuan secara akurat kos obyek. Namun lebih jauh dari itu ABCdidesain untuk tujuan penyediaan informasi bagi semua pihak yangterlibat dalam pengambilan keputusan (personel) dan pemberdayaankaryawan (informing and empowering) untuk membangun daya saingperusahaan melalui cost leadership strategf. Kos obyek adalah seluruh

2 Hansen, Don R. & Maryanne M. Mowen; Management Accounting, OklahomaState University; Sout-Western College Publishing; 2000

*Mulya&-,PeadefeatanPettdesainan Activity BasedCosfinglJMveTsitzs GadjahMada;2000

Kaunia, Vol. II, No. 2, Oktober 2006 151

Page 4: Activity Based Cost System

item seperti produk, kostumer, departemen, proyek, aktifitas, dan Iain-lain dimana untuk itu biaya diukur dan dibebankan. ABC merupakansebuah sistem yang dilandasi oleh empat paradigma manajemen berikut(mulyadi, 1999): Pertama, Customer Value memfokuskan ABC pada pen-ciptaan Value bagi kostumcr dengan proses yang cost effective. Cost effectivemerupakan sebuah kondisi dimana biaya yang timbul sedapat mungkindikarenakan sebagai akibat dari proses yang mengandung nilai tambah.

Kedua, paradigma continuous improvement mzri^dfaan. ABC sebagaisistem informasi yang memacu personel melakukan peningkatan sevaraberkelanjutan para proses yang dilakukan oleh perusahaan dalammenciptakan value bagi kostumer.

.' •. '. . . . i . - - . . -"..S^g&aiftJKtfigaiBaa- .. • . .•- -..;. •

Gambar 2. Contoh penggunaan ABC system pada penghitunganbiaya proses produk manufaktur

152 Activity Based Cost System (Arya Wirabhuana]

Page 5: Activity Based Cost System

Ketiga, paradigma corssfunctional meri}ad&.an ABC sebagai sebuahsistem informasi yang tnenunjang keterpaduan antar fungsi dalammenciptakan value bagi kostumer. Paradigma ini mengisyaratkan bahwaperusahaan yang sesuai mengguanakan ABC adalah perusahaan yangmenerapkan cross functional organisation,

Keempat, paradigma employee empowerment menjadikan ABC sebagaisistem informasi yang memberdayakan para karyawan untuk melakukanpengambilan keputusan atas pekerjaan yang menjadi tanggungjawabmereka4 ABC merupakan sebuah sistem informasi biaya yang menempat-kan aktifitas sebagai faktor utama (focal point). Dibawah ini adalah costFlow ABC System yang menunjukkan keempat konsep diatas

C. Langkah Pendesainan Activity Based CostingDalam implementasinya, Activity Based Costing didesian melalui

tiga fase, yaitu Eussiness Process Analysis, Activity Eased Process Costing,dan Activity Eased Onject Costing.

General LedgerCost Data

Activity Cost Pot Activity-BaseProcess Costin

Activity-BasedObject Costin;

Gambar 3. Diagram Activoty Based Process dan Activity BasedObject Costing

4 Rayburn, Gayle L.; Cost Accounting, Southeast Missouri State University; Richard

DIrwin.Inc;1996' Mulyadi; Pendekatan Pendesainan Activity Based Costing Universitas Gadjah Mada;

2000

Kaunia, Vol. II, No. 2, Oktober 2006 153

Page 6: Activity Based Cost System

Busstness Process Analysif' dimaksudkan untuk menganalisis setiapproses yang dilakukan oleh perusahaan dalam menciptakan Value bagikostumernya. Proses ini bertujuan untuk mencari peluang peningkatankualitas proses yang digunakan perusahaan dan sebagai landasan untukpendesaian ABC serta peningkatan terhadap pengukutan kinerja sertasistem pendukung keputusan. Dalam melakukan l&ussiness ProcessAnalysis (BPA) harus diidentifikasikan setiap proses yang dilakukandan dikelompokkan menjadi tiga kategori proses yaitu proses yang ber-nilai tambah, proses yant tidak bernilai tambah tetapi perlu dilakukan,dan proses yang tidak bernilai tambah dan tidak perlu dilakukan. Setelahsetiap proses diidentifikasi kedalam tiga kelompok proses tersebut,maka selanjutnya dapat dikembangkan sebuah skenario pengembanganuntuk meningkatkan proses yang bernilai tambah dan meminimalisirproses yang tidak perlu sehingga meningkatkan cycle efficiency proses danmenciptakan produk yang diproses dengan cost effective.

Cost Hern Activities Activity Pools Cost Object

Resource Drivers

Activity BasedProcess Costing Activity Drivers

Activity BasedObject Costing

Gambar 4. Rerangka Perhitungan Biaya dalam Activity Bsed CostSystem

Ada dua alasan mengapa BPA perlu dilakukan. Pertama, sebuahkenyataan bahwa efektifitas dalam pengelolaan sumberdaya keuanganamat bergantung pada pemahaman secara mendalam akan proses bisnis

'' Dennis, A., Wixom, B. H., and Tegarden, D. Systems Analysis And Design: AnObject-oriented Approach With Urn/. New York. John Wiley & Sons; 2002

154 Activity Based Cost System (Arya Wirabhuana)

Page 7: Activity Based Cost System

dan pengembangan yang dilakukan. Hal tetsebut mendorong setiappersonel untuk selalu dapat memahami setiap proses yang dilakukanoleh perusahaan dalam menciptakan value bagi kostumer. Kedua, adalahpergeseran paradigma akan organisasi yang timbul sebagai konsekuensidari tingkat persaingan yang amat ketat sehingga setiap perusahaandihadapkan pada sebuah keadaan dimana kustomer memegang kendalibisnis pada perusahaan (Customer takes charge). Pandangan konvensionalyang menyatakan bahwa organisasi sebagai sebuah kesatuan fungsionalyang terdiri dari para spesialis untuk menjalankan fungsinya guna me-wujudkan tujuan organisasi tersbeut telah tidak sesuai dengan kondisidan situasi sat ini. Paradigma tersebut telah membuat organisasi bisnistidak peka terhadap perubahan yang dinamis pada lingkungan bisnis-nya7. Oleh karenya, saat ini organisasi tidak lagi dipandang sebagaisebuah kesatuan fungsional namun setiap organisasi dipandang sebagaisebuah kesatuan proses yang dilakukan guna menciptakan value padakostumernya. Dengan demikian struktur organisasipun harus disusununtuk dapat beroperasi dalam sense and response mode dan bukan planand control mode.

Gambar 5. GNERIC PROCESS Dalam Activity Based Costing

2000' Mulyadi; Pendekatan Pendesainan Activity Based Costing Universes Gadjah Mada;

Kaunia, Vol. II, No. 2, Oktohei 2006

Page 8: Activity Based Cost System

Setelah dilakukan BPA, dapat diperoleh informasi tentang petaaktifitas (Activity map) yang dijalankan perusahaan guna tnendapat valuebagi kostumer. Selanjutnya proses penghitungan biaya diiakukan dalamdua tahap, yaitu Actimty Based Process Costing dan Activity Based ObjectCosting. Gambar 2 menggambarkan rerangka penghitungan biaya dalamActivity Eased Cost System.

Activity Based Process Costing bertujuan untuk meny ajikan informasibiaya setiap proses yang dijalankan oleh perusahaan8. Untuk menghi-tung total biaya proses, jenis biaya yang terapat pada cost item dibebankanpada aktofitas berdasarkan urutan berikut: Direct tracing, Driver Tracing,dan Allocation. Biaya yang langsung dikonsumsi oleh aktifitas (sepertibiaya tenaga kerja langsung) dibebankan kepada aktifitas melalui directtracing. Untuk biaya yang tidak berkaitan langsung dengan aktifitas,namun memiliki hubungan sebab akibat dibebankan kepada aktifitasmelalui Driver Tracing. Sedangkan biaya yang tidak ada hubungannyadengan aktifitas dibebankan pada aktifitas melalui allocation.

Activity Based Object Costing ditujukan untuk menentukan Objectcost secara akurat. Untuk menentukan Object Cost ada enam langkahyang harus dilakukan yaitu: Membentuk Activity Cost Pool, MenentukanActivity Driver, Membentuk Cost Flow Model, Mengumpulkan data biaya,Menghitung kos per obyek biaya, serta menyajikan dan menuliskanhasilnya.

D. Dampak Implcmentasi Sistem Produksi Just-In TimeDalam mengimplementasikan Sistem Produksi Just-In Time,

membawa dampak yang cukup signifikan pada pola penghitungan biayaproduksi9. Penerapan Sistern produksi ]ust-In Time membawa dampakpada tingkat penelusuran biaya aktifitas, meningkatkan keakuratanpenghitunagn biaya produk, serta mengubah pandangan terhadappentingnya biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead.

Sistem produksi Just In Time diterapkan dengan maksud untukmenimimalkan pemborosan yang terjadi dalam melakukan proses.Sistem JIT hanya memperoduksi barang yang dibutuhkan oleh pasar

8 Hansen, Don R. & Maryanne M. Mowen; Management Accounting OklahomaState University; Sout-Western College Publishing; 2000

'J Dana MT, I Made; Aplikasijust In Time Dalam Sistem Manufaktur Indonesia; PT.Toyota Astra Motor, 2000

156 Activity Based Cost System (Atya Wimbhttana)

Page 9: Activity Based Cost System

dan hanya mengerjakan proses yang dianggap perlu pada saat dan waktuyang tepat. Tidak akan ada proses yang dilakukan sampai prosesberikutnya mengindikasikan bahwa proses harus dilakukan. Bahanbaku, material dan bahan-bahan penunjang lainnya hanya akan dikirimpada waktu yang tepat, sehingga hal tersebut akan meminimalkan jum-lah persediaan yang ada. Sistem JIT memiliki asumsi bahwa waktu dantempat juga merupakan sumber biaya selain bahan baku dan tenagakerja. Oleh karenya sistem ini berusaha mengurangi pemborosan dengancara meminimalkan waktu dan biaya tersebut. Penerapan sistem pro-duksi JIT yang sukses telah membawa hasil hasil seperti kualitas yanglebih baik, peningkatan produktifitas, pengutangan waktu siklus, mini-masi jumlah persediaan, pengurangan waktu set-up,, dan biaya produksiyang lebih rendah10.

Sistem pembelian material dan bahan baku dalam JIT menuntutsupplier untuk dapat melakukan pengiriman barang secara tepat waktudalam jumlah tertentu. Oleh karenya hubungan baik dengan paraSupplier sangat penting dalam pelaksanaan sistem JIT. Sistem JIT akanmengikat para Supplier dengan kontrak kerja jangka panjang danhubungan kemitraan yang sangat baik.

Hal-hal tersebut yang membuat sistem JIT berbeda dengan Sistemproduksi konvensional yang masih menggunakan push system sehinggapasti akan memiliki jumlah persediaan yang lebih banyak dan tidakmemacu perbaikan yang berkesinambungan.

Tata letak juga merupakan salah satu masalah yang menjadi per-hatian serius dalam penerapan sistem JIT . Pada sistem proses produksiJob dan Batch tradisional produk/par akan dipindahkan dari satukelompok ke kelompok lain yang terdiri dari mesin yang bertipe sama,atau yang dikenal dengan nama Process Layout. Dalam sistem produksiJIT pengelompokkan mesin produksi tidak dierapkan berdasarkan ke-samaan fungsi, namun pada tipe/jenis produk yang dihasilkan. Penge-lompokkan biasaya juga didasarkan pada kelompok-kelompok proseskecil yang dinamakan Manufacturing Cells. Penerapan CellularManufacturing seperti ini, selain akan mengurangi luas wilayah yang diper-lukan untuk lokasi produksi juga akan meningkatkan efisiensi danefektifitas proses.

10 Stevenson, William J. Operations Management. New York: McGraw-HillInternational; 2005

Kaunia, Vol. II, No. 2, Oktober 2006 157

Page 10: Activity Based Cost System

Faktor lain yang juga membedakan sistem produksi JIT danSistem Produksi tradisional adalah pada tingkat keikutsertaan karyawa-an pada pengambilan keputusan yang berkenaan dengan proses yangdilakukan. Pada sistem produksi JIT, para operator/karyawan diberikanpeluang dan pemacu untuk melakukan berbagai pengcmbangan padaproses yang dilakukakannya. Hal tersebut dilakukan denganmembentuk Quality Qontrol Cycle (QCC) yang akan tnengevaluasi danberusaha mengambangkan proses yang biasa dilakukan.

Product A -

Product B -

TRADmONAL MANUFACTURING LAYOUT

amsMSMtiM. mm

Lathes

Finished~* Product A

FinishedProduct B

Product A

Department 1 Department 2 Department 3

JUST-IN TIME MANUFACTURING LAYOUT

Product B

Finished '*..._Product A

FinishedProduct B

Gambar 6. Perbedaan Tata Letak Mesin Pada Sistem JIT dan

Tradisional

Pengendalian kualitas juga merupakan faktor yang membedakanJIT dengan sistem produksi tradisional. Dalam JIT pengendaliankualitas di laksanakan dengan sistem "Built in Quality'' yang artinya bahwasetiap karyawan/operator bertanggungjawab akan kualitas proses yangdilakukannya dan tidak boleh menerima produk cacat dari proses se-belumnya, dengan demikian kualitas produk dalam sistem JIT akandipantaui sepanjang proses tersebut berlangsung

E. Pengaruh Sistem Produksi JIT pada KeakuratanPenghitunagn Biaya Proses

Sebagiaman disebutkan diatas, ada tiga metode yang digunakanuntuk membebankan biaya yang terlibat pada aktifitas, yaitu metode

11 Dana MT, I Made; ApHkasiJust in Time dalam Sistem Manufaktur Indonesia; PT.Toyota Astra Motor, 2000

158 Activity Based Cost System (Arya Wirabhuanti)

Page 11: Activity Based Cost System

Direct Tracing, Driver Tracing, dan Allocation'2. Dari ketiga metodetersebut, maka metode Direct Tracing memiliki tingkat keakuratan yangpaling tinggi dibanding kedua jenis metode lainnya. Dengan penerapankonsep ABC, tingkat kejelasan pada penelusuran biaya OverHead akansemakin mudah dilakukan karena semua biaya sibebankan pada aktifitasyang dilakukan. Pada sistem produksi tradisional banyak biaya overheadyang dibebankan pada produk. Hal tersbeut menyebabkan keakuratanpenghitungan biaya overhead menjadi sangat rendah karena sebenarnyayang menyebabkan adanya biaya overhead bukanlan produk melainkanaktivitas yang dilakukan oleh obyek yang menyebabkan biaya overheaditu muncul. Dengan penerapan sistem JIT yang menggunakan CellularManufacturing, multiskilled !abor,dzn. aktifitas proses yang terdesentraliasitelah mengubah proses pembebanan biaya overhead tersebut.

Dengan penerapan Cellular Manufacturing, maka hanya satu pro-duk yang dikerjakan oleh setiap proses untuk satu waktu tertentu, halini membuat pembeanan biaya overhead dari peralatan yang mena-ngani proses lebih mudah. Hal tersebut bertolak belakang dengan sistemproduksi tradisional yang memungkinkan banyak produk diproses dalamsatu area misalnya pembubutan, dimana terdapat banyak mesin bubutyang melayani banyak produk, hal tersebut akan memberikan kesulitasnuntuk tnembebankan biaya pada aktifitas yang terjadi. Hal sebaliknyaterjadi pada penerapan JIT, dimana satu mesin bubut pada satu selhanya melakukan proses pembubutan pada satu produk. Dengandemikian biaya yang terlibat dalam proses tersebut dapat dengan mudahdibebankan pada aktifitas peroses pembubutan itu. Dengan demikiandapat disimpulkan bahwa penerapan JIT akan meningkatkankeakuratan penghitungan tingkat biaya. Atau dengan kata lain ABCakan lebih mudah diterapkan pada sistem produksi JIT13.

Deangan berbagai kelebihan yang ada pada sistem produksi JIT,terutama dengan diterapkannya sistem Cellular Manufacturing telahmembuat penghitungan biaya pada setiap proses begitu mudah, karenasetiap operator hanya menagani satu buah mesin pada suatu waktudan hanya memproses satu unit produk pada waktu itu. Hal ini mem-buat biaya-biaya yang terlibat dalam proses produksi menjadi lebih

12 Mulyadi; Pendekatan Pendesainan Activity Based Costing; Universitas GadjahMada;2000

11 Hansen, Don R, & Maryanne M. Mowen; Management Accounting, OklahomaState University; Sout-Western College Publishing; 2000

Kaunia, Vol. II, No. 2, Oktober 2006 159

Page 12: Activity Based Cost System

mudah dihitung, artinya metode direct tracing sangat mungkin diterapkanpada perusahaan yang menggunakan JIT sebagai sistem produksinya.Hal tersebut dapat diartikan, bahwa semakin banyak biaya yang dapatdibebankan tnelalui cata Direct Tracing, tnaka semakin tinggi tingkatkeakuratan penghitungan biaya prosesnya.

Kenyataan tersebut sejalan dengan salah satu tujuan diterapkan-nya ABC yaitu untuk meningkatkan keauratan penghitungan biaya pro-ses yang didominasi oleh biaya overhead sebagai akibat dari moderni-sasi proses yang dilakukan. Dati kenyataan tersebut, dapat diambilsebuah kesimpulan bahwa ternyata dengan tnenerapkan Sistem Pro-duksi JIT bukan saja akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi pro-duksi saja., natnun sistem JIT juga memberikan pengaruh positif yangsignifikan dalam meningkatkan keakuratan penghitungan biaya proses.Sistem ini telah memacu dan mengarahkan segala biaya yang terlibatdapat dengan mudah dialokasikan pada aktifitas yang berlangsung. De-ngan penerapan JIT, memungkinkan banyak jenis biaya dapat ditelusurdengan mudah dan akurat seperti terdapat pada Tabel 1 dibawah ini:

Tabel 1. Perbadingan Keakutatan Penghitungan Biaya ProsesManufaktut pada sistem Produksi Tradisional dan JIT

Manufacturing CostsDirect Labor

Direct MaterialsMaterial Handling

Repairs and MaintenanceEnergy

Operating SuppliesSupervision (Department)

Insurance and TaxesPlant Depreciation

Equipment DepreciationCustodial ServicesCafetaria Services

Traditional EnvironmentDirect TracingDirect TracingDriver TracingDriver TracingDriver TracingDriver Tracing

AllocationAllocationAllocation

Driver TracingAllocation

Driver Tracing

JIT EnvironmentDirect TracingDirect TracingDirect TracingDkect TracingDirect TracingDirect TracingDirect Tracing

AllocationAllocation

Direct TracingDirect TracingDriver Tracing

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa dengan penerapan JITtnembuat lebiah banyak biaya manufaktur yang dapat ditelusur denganmetode Direct Tracing, artiflya meningkatkan tingkat keakuratanpenghitungan biaya proses. Dengan melihat kenyataan itu, maka dapatdiambil sebuah kesimpulan bahwa penerapan sistem produksiJIT akanmeningkatkan keakuratan penghitungan biaya dan secata tidak langsungmengurangi nilai tambah dari penerapan ABC. Dengan keakuratan yang

160 Activity Based Cost System (-Arya Wirabhiiana)

Page 13: Activity Based Cost System

diimilikinya, maka penerapan Activity Based Cost System pada perusahaanyang menerapkan sistem produksi/#.</ —In Time tidak akan tnembetikannilai tambah yang besar pada penghitungan bkya proses, maksudnyabiaya yang terlibat pada proses produksi, namun ABC akan tetapmemberikan kontribusi yang besar pada biaya-biaya yang bukan berasaldari proses produksi14.

F. KesimpulanDari hal-hal yang telah diuraikan diatas dapat diambil beberapa

hal yang terangkum dalam kesimpulan dibawah ini:

/. Activity Based Cost System bukan hanya sekedar sistem informasi biayabelaka, namun lebih jauh dari itu ABC juga merupakan sebuahsistem yang memungkinkan terciptanya employee empowerment danpeningkatan proses guna menciptakan value pada kostumer.

2. Activity Based Cost System harus dijalankan selaras denganpemahaman yang mendalam akan proses bisnis yang dijalankanserta paradigma organisasi sebagai sebuah kesatuan proses bukanfungsi.(Otfj.r functional).

3. Activity Based Cost System sesuai diterapkan pada perusahaan yangtelah melakukan modernisasi pada prosesnya, sehingga biayaoverhead menjadi jauh lebih besar dari biaya langsungnya.

4. Penerapan Activity Based Cost System akan meningkatkan keakuratanpenghitunagn biaya proses bisnis perusahaan.

5. Penerapan Sistem Produksi/#.«W« Time memliki dampak yang positiftidak hanya pada peningkatan efektifitas dan efisiensi produksi saja,namun juga meningkatkan keakuratan dalam penghitungan biayayang terlibat dalam proses produksinya,

6. Penerapan Activity Based Cost System pada perusahaan yang menerap-kan sistem produksi Just-in Time hanya tidak akan memberikanbanyak nilai tambah pada tingkat keakuratan penghitungan biaya—biaya yang terlibat pada proses produksi, namun tetap akanmemberikan nilai tambah pada biaya-biaya lainnya.

14 Hansen, Don R. & Maryanne M. Mowen; Management Accounting, OklahomaState University; Sout-Western College Publishing; 2000

Kaunia, Vol. II, No. 2, Oktober 2006 161

Page 14: Activity Based Cost System

DAFTARPUSTAKADana MT, I Mads;Ap&jkasiJustin Time dalamSistem Manufaktur Indonesia;

PT. Toyota Astra Motor, 2000

Dennis, A., Wixom, B. H., and Tegatden, D. Systems Analysis and Design:an Object-oriented Approach with UML,. New York. John Wiley &Sons; 2002

Hansen, Don R. & Maryanne M. Mowen; Management Accounting,Oklahoma State University; Sout-Western College Publishing;2000

Mulyadi; Pendekatan Pena'esaznan Activity Based Costing; UniversitasGadjah Mada; 2000

Rayburn, Gayle L.; Cost Accounting, Southeast Missouri State University;Richard D Irwin . Inc; 1996

Stevenson, William J. Operations Management. McGraw-Hill International;2005

University; Richard D Irwin. Inc; 1996

[52 Activity Based (lost System (Arya Wirabhuana]