abstract - stiepontianak.ac.idstiepontianak.ac.id/jurnal/download/agussaid.pdf · distribusi adalah...

12
ANALISIS PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP PELAKSANAAN BAURAN PEMASARAN PADA OBJEK WISATA NUSANTARA DESA PENIBUNG KABUPATEN MEMPAWAH Syarif Agussaid Alkadrie, SE,MM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pontianak [email protected] Abstract Wealth of natural, cultural and human in Indonesia as an archipelagic country is very big and Diverse Sources Which is a big potential as a tourism and attraction of Tourism. Being tourism sector is the mainstay of Indonesia hearts exchange income countries, increased revenues society, and to review increase revenue (PAD) in different districts and provinces. This is a condition Need got attention From Pontianak regency government in the framework of Space Structures town planning, architecture and town planning ACTIVITIES Supporting be Built for ON-oriented appeal of Tourism. The purpose of this research to study and analyze the perceptions of visitors to the activities of service marketing mix object Penibung Tourism Village Nusantara Mempawah Hilir Subdistrict Mempawah. The results of this study are each respondent attitudes toward the Travel Services Marketing Mix scattered archipelago in the category of very positive attitude. This means that overall the respondents' attitudes toward marketing mix in the archipelago in the Travel category is positive and indicates that the marketing mix of services performed by Nusantara Travel is effective. Kata Kunci : Bauran Pemasaran, Budaya, Objek Wisata I. Latar Belakang Kabupaten Pontianak sampai dengan akhir tahun 2006 membawahi 16 Kecamatan dengan luas wilayah 8.262,10 km 2 dari luas wilayah Propinsi Kalimantan Barat. Potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Pontianak sebagai tempat strategis khususnya untuk daerah pariwisata. Pariwisata merupakan salah satu aset negara untuk memperoleh devisa. Selain pariwisata memiliki peranan yang besar sebagai sumber omset negara juga dapat meningkatkan pendapatan penduduk setempat serta memperluas lapangan usaha dan juga mendorong pelestarian lingkungan hidup. Besarnya peranan pariwisata dalam suatu negara juga berpengaruh pada pendapatan suatu daerah dimana lokasi pariwisata itu berada dan khususnya juga bagi pihak pengelola. Namun pada kenyataannya, perkembangan suatu objek wisata tergantung pada pengelolaan akan tempat pariwisata baik dari kelestarian keindahan alam dan produk pariwisata yang memiliki keunggulan dari pihak pesaing juga tergantung pada strategi pemasaran yang dilakukan oleh pihak pengelola maupun pemerintah daerah sebagai daya tarik pengunjung atau wisatawan. Salah satu objek wisata yang berada di Kabupaten Mempawah yang sekarang banyak dikunjungi dan merupakan salah satu objek wisata yang agak berbeda dengan objek wisata yang ada di Kabupaten Mempawah lainnya yang hanya menawarkan objek wisata alami murni dari keindahan alam ataupun peninggalan pra sejarah, juga menyediakan fasilitas berupa berbagai wahana permainan yang belum ada pada objek wisata lainnya adalah Wisata Nusantara yang terletak di Desa Penibung Kecamatan Mempawah Hilir. Objek wisata ini memiliki panorama yang sangat indah karena berhadapan langsung dengan Pulau Penibung, Pulau Temajo dan Laut Natuna, serta disore hari, dapat melihat langsung sunset yang sangat memukau. Dari hasil observasi yang dilakukan terhadap salah satu objek wisata yang ada di Kabupaten Mempawah yakni Wisata Nusantara, perkembangan pariwisatanya dapat dilihat dari perkembangan kunjungan wisatawan tiap tahunnya. Adapun perkembangan pariwisata dilihat dari

Upload: phambao

Post on 23-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP PELAKSANAAN BAURAN

PEMASARAN PADA OBJEK WISATA NUSANTARA DESA PENIBUNG

KABUPATEN MEMPAWAH

Syarif Agussaid Alkadrie, SE,MM

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pontianak

[email protected]

Abstract

Wealth of natural, cultural and human in Indonesia as an archipelagic country is very big and

Diverse Sources Which is a big potential as a tourism and attraction of Tourism. Being tourism

sector is the mainstay of Indonesia hearts exchange income countries, increased revenues society,

and to review increase revenue (PAD) in different districts and provinces. This is a condition Need

got attention From Pontianak regency government in the framework of Space Structures town

planning, architecture and town planning ACTIVITIES Supporting be Built for ON-oriented

appeal of Tourism. The purpose of this research to study and analyze the perceptions of visitors to

the activities of service marketing mix object Penibung Tourism Village Nusantara Mempawah

Hilir Subdistrict Mempawah. The results of this study are each respondent attitudes toward the

Travel Services Marketing Mix scattered archipelago in the category of very positive attitude. This

means that overall the respondents' attitudes toward marketing mix in the archipelago in the Travel

category is positive and indicates that the marketing mix of services performed by Nusantara

Travel is effective.

Kata Kunci : Bauran Pemasaran, Budaya, Objek Wisata

I. Latar Belakang

Kabupaten Pontianak sampai

dengan akhir tahun 2006 membawahi 16

Kecamatan dengan luas wilayah 8.262,10

km2 dari luas wilayah Propinsi Kalimantan

Barat. Potensi yang dimiliki oleh

Kabupaten Pontianak sebagai tempat

strategis khususnya untuk daerah pariwisata.

Pariwisata merupakan salah satu aset negara

untuk memperoleh devisa. Selain pariwisata

memiliki peranan yang besar sebagai sumber

omset negara juga dapat meningkatkan

pendapatan penduduk setempat serta

memperluas lapangan usaha dan juga

mendorong pelestarian lingkungan hidup.

Besarnya peranan pariwisata dalam suatu

negara juga berpengaruh pada pendapatan

suatu daerah dimana lokasi pariwisata itu

berada dan khususnya juga bagi pihak

pengelola. Namun pada kenyataannya,

perkembangan suatu objek wisata tergantung

pada pengelolaan akan tempat pariwisata

baik dari kelestarian keindahan alam dan

produk pariwisata yang memiliki

keunggulan dari pihak pesaing juga

tergantung pada strategi pemasaran yang

dilakukan oleh pihak pengelola maupun

pemerintah daerah sebagai daya tarik

pengunjung atau wisatawan.

Salah satu objek wisata yang berada

di Kabupaten Mempawah yang sekarang

banyak dikunjungi dan merupakan salah satu

objek wisata yang agak berbeda dengan

objek wisata yang ada di Kabupaten

Mempawah lainnya yang hanya

menawarkan objek wisata alami murni dari

keindahan alam ataupun peninggalan pra

sejarah, juga menyediakan fasilitas berupa

berbagai wahana permainan yang belum ada

pada objek wisata lainnya adalah Wisata

Nusantara yang terletak di Desa Penibung

Kecamatan Mempawah Hilir. Objek wisata

ini memiliki panorama yang sangat indah

karena berhadapan langsung dengan Pulau

Penibung, Pulau Temajo dan Laut Natuna,

serta disore hari, dapat melihat langsung

sunset yang sangat memukau.

Dari hasil observasi yang dilakukan

terhadap salah satu objek wisata yang ada di

Kabupaten Mempawah yakni Wisata

Nusantara, perkembangan pariwisatanya

dapat dilihat dari perkembangan kunjungan

wisatawan tiap tahunnya. Adapun

perkembangan pariwisata dilihat dari

kunjungan wisatawan pada objek Wisata

Nusantara dapat dilihat pada Tabel 1 berikut

ini.

Tabel 1 Jumlah Wisatawan Wisata

Nusantara Periode Tahun

2011 s/d Tahun 2013

Tahu

n

Wisatawan

Jumla

h

(orang

)

Perubaha

n (orang)

Perubaha

n (%)

2011 45.600 - -

2012 47.988 2.388 5,24

2013 50.532 2.544 5,30

2014 53.301 2.769 5,48

Sumber : Data Olahan, 2014

Berdasarkan Tabel 1 tersebut di

atas dapat diasumsikan bahwa pada periode

tahun 2011 jumlah wisatawan pada Wisata

Nusantara adalah sebesar 45.600 orang, pada

tahun 2012 adalah sebesar 47.988 orang,

pada tahun 2013 sebesar 50.532 orang, dan

pada tahun 2014 sebesar 53.301 orang. Hal

ini mengindikasikan bahwa terdapat

peningkatan jumlah wisatawan pada setiap

tahunnya, yakni jumlah wisatawan pada

tahun 2012 meningkat sebesar 2.388 orang

(5,24%) dari tahun 2011, pada tahun 2013

meningkat sebesar 2.544 orang (5,30%) dari

tahun 2012, dan pada tahun 2014 meningkat

sebesar 2.769 orang (5,48%) dari tahun

2013.

Adapun fasilitas yang ada pada

Wisata Nusantara ini dapat dilihat pada

Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2 Fasilitas Wisata Nusantara

No Fasilitas Jumlah

1. Permainan 11

2. Karaoke Keluarga 4

3. Aula 2

4. Kamar Hotel 22

5. Paket Konsumsi 4

Sumber : Data Olahan, 2014

Berdasarkan Tabel 2 di atas dapat

diasumsikan selain memiliki panorama yang

sangat indah yakni berhadapan langsung

dengan Pulau Penibung, Pulau Temajo dan

Laut Natuna, Wisata Nusantara ini juga

menyediakan beberapa fasilitas yakni

terdapat 11 permainan yang terdiri dari

ATV, Flying Fox dan Outbound,

Bumperboat, Rodeo, Mini Golf, Kolam

Renang, Bungry Trampoline, Water Ball,

Water Roller, Banana Boat dan Jetski.

Karoke keluarga yang terdiri dari 4 kelas

yakni VIP berkapasitas 6 orang, VVIP

berkapasitas 8 orang, karaoke outdoor dan

organ tunggal. Terdapat 2 ruang aula yang

berkapasitas kurang dari 50 orang dan

kurang dari 300 orang. Adanya hotel yang

terdiri dari 1 kamar executive room, 2 kamar

family room, dan 19 kamar standar. Selain

itu juga Wisata Nusantara menyediakan

paket konsumsi yang terdiri dari paket nasi

kotak yang harga per paketnya mulai dari

Rp. 30.000,-, paket prasmanan yang harga

per paketnya mulai dari Rp. 35.000,-, paket

barbeque yang harga per paketnya mulai

dari Rp. 25.000,-, paket coffe break yang

harga per paketnya mulai dari Rp. 10.000,-.

Berdasarkan uraian di atas,

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

bagaimanakah kegiatan bauran pemasaran

jasa yang dikelola pada Wisata Nusantara

Desa Penibung Kecamatan Mempawah Hilir

Kabupaten Mempawah?

I. Rerangka Teori dan Pengembangan

Hipotesis

Kerangka berfikir merupakan

model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang

telah diidentifikasi sebagai masalah yang

penting. Menurut Sugiyono (2010 : 60)

menyatakan bahwa :

“Kerangka berfikir yang baik akan

menjelaskan secara teoritis

pertautan antar variabel yang akan

diteliti. Jadi secara teoritis perlu

dijelaskan hubungan antar variabel

independen dan dependen. Bila

dalam penelitian ada variabel

moderator dan intervening, maka

juga perlu dijelaskan, mengapa

variabel itu ikut dilibatkan dalam

penelitian. Pertautan antar variabel

tersebut, selanjutnya dirumuskan ke

dalam bentuk paradigma penelitian.

Oleh karena itu pada setiap

penyusunan paradigma penelitian

harus didasarkan pada kerangka

berfikir”.

Untuk lebih jelasnya, kerangka

berfikir dalam penelitian ini dapat dilihat

pada Skema 2.1 dibawah ini :

Skema 2.1

Kerangka Berpikir

Bauran Pemasaran Jasa pada Wisata Nusantara

Dari kerangka berpikir di atas,

dapat dijelaskan bahwa penelitian ini lebih

menitikberatkan pada 7 (tujuh) tindakan dari

bauran pemasaran (marketing mix) yang

dapat dijabarkan pada uraian di bawah ini :

1. Product (produk)

Produk merupakan sesuatu usaha

baik itu berupa barang ataupun

jasa yang dibuat untuk ditawarkan

dalam memenuhi kebutuhan atau

keinginan konsumen. Dalam

memasarkan produk hal yang perlu

diperhatikan adalah permintaan

dari konsumen serta kualitas dari

produk atau jasa yang akan

ditawarkan untuk menarik minat

konsumen. Dalam penelitian ini

yang dilihat adalah produk jasa

pariwisata apa yang ditawarkan

oleh wisata nusantara dalam

menarik minat pengunjungnya.

2. Price (Harga)

Harga merupakan salah satu faktor

utama penentuan kemampuan

konsumen dalam menggunakan

produk atau jasa yang ditawarkan

oleh produsen. Persaingan harga

yang sangat kompetitif dikalangan

pesaing sangat menguntungkan

konsumen. Dari segi harga, dalam

penelitian ini akan

mengidentifikasi penetapan harga

yang diberikan oleh Wisata

Nusantara dari segala produk jasa

pariwisata yang ditawarkan dalam

menarik minat pengunjung atau

wisatawan.

3. Promotion (promosi)

Promosi adalah salah satu cara

yang dilakukan oleh produsen

dalam rangka memperkenalkan

produk atau jasa yang ditawarkan.

Dari segi promosi, dalam

penelitian ini peneliti akan

mengidentifikasikan bagaimana

promosi yang dilakukan oleh

Wisata Nusantara dalam

memperkenalkan jasa pariwisata

yang ditawarkannya.

4. Placement (distribusi)

Distribusi adalah tempat terjadinya

suatu produk atau jasa yang

ditawarkan dalam melakukan

transaksi antara penjual dan

pembeli. Pemilihan lokasi saluran

distribusi sangat menentukan

Wisata Nusantara

Bauran Pemasaran Jasa (Marketing Mix)

Efektivitas bauran pemasaran jasa

Product Price Promotion Placement Physical

Appearance People Process

permintaan konsumen. Saluran

distribusi biasanya ditempatkan

pada lokasi yang strategis dan

mudah dijangkau oleh semua

orang. Dalam penelitian ini saluran

distribusi yang dimaksud tidak

hanya apakah lokasi tersebut

mudah dijangkau, tetapi juga

fasilitas berupa tempat parkir

apakah memadai.

5. Physical Appearance (perwujudan

fisik)

Perwujudan fisik yang dimaksud

adalah penampilan fisik.

Perwujudan fisik yang bagus dan

menarik akan diasosiasikan pula

dengan produk bagus dan menarik

sehingga konsumen tertarik untuk

menggunakan jasa tersebut dan

begitupula sebaliknya. Dalam

penelitian ini, perwujudan fisik

yang akan diamati tidak hanya dari

panorama alam tetapi juga apakah

fasilitas-fasilitas penunjang dalam

menarik minat konsumen

memadai.

6. Process (proses)

Proses yang dimaksud adalah

pelayanan yang diberikan dalam

memberikan kepuasan konsumen.

Proses produksi jasa yang

menyenangkan juga akan membuat

konsumen senang dan puas, dan

begitupula sebaliknya. Dalam

penelitian ini, proses yang

dimaksud adalah untuk

mengidentifikasi pelayanan yang

diberikan oleh Wisata Nusantara

apakah cepat, tanggap serta teliti

dalam melayani kebutuhan

pengunjung atau wisatawan.

7. People (manusia)

Manusia yang dimaksud adalah

hubungan antarmanusia yakni

produsen dan konsumen. Sifat ini

tidak dapat dipisahkan karena

antara produsen dan konsumen

harus terjadi tatap muka atau

berhubungan langsung. Dalam

penelitian ini akan

diidentifikasikan bagaimana

karyawan dari Wisata Nusantara

dalam melayani pengunjung atau

wisatawan baik itu keramah

tamahan maupun kehandalan

dalam karyawan dalam menyikapi

kebutuhan dari pengunjung atau

wisatawan.

8. Efektif

Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (dalam Doflamingo,

http://mancinginfo.blogspot.com/2

012/12/pengertian-efektif-dan-

efisien. html) kata efektif memiliki

arti ada efeknya (akibatnya,

pengaruhnya tindakan). Sedangkan

efektivitas bisa juga diartikan

sebagai pengukuran keberhasilan

dalam pencapaian tujuan-tujuan

yang sudah ditentukan, maka cara

tersebut adalah benar atau efektif.

Oleh karena itu, maka efektivitas

dalam penelitian yang dimaksud

adalah untuk melihat apakah

bauran pemasaran yang dilakukan

sudah maksimal yang dilihat dari

seberapa besar tanggapan yang

positif yang diberikan responden

terhadap bauran pemasaran yang

dilakukan oleh Wisata Nusantara.

II. Metode Penelitian

Penelitian ini adalah menggunakan

motode deskriptif. Menurut Suryabrata

(2014 : 75) menyatakan bahwa tujuan

penelitian deskriptif adalah untuk membuat

pecandraan secara sistematis, factual dan

akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat

populasi atau daerah tertentu. Jadi dapat

disimpulkan bahwa penelitian deskriptif

menekankan prosedur pemecahan masalah

yang akan diselidiki dengan

menggambarkan keadaan objek penelitian

berdasarkan fakta-fakta yang tampak

sebagaimana adanya pada saat penelitian

berlangsung. Peneliti menggunakan metode

deskriptif agar dapat mengungkap

bagaimana strategi pemasaran yang

dilakukan Pada Wisata Nusantara dalam

memasarkan produk pariwisatanya.

LOKASI PENELITIAN

Adapun lokasi dalam penelitian ini

adalah Wisata Nusantara yang berlokasi di

Desa Penibung Kecamatan Mempawah Hilir

Kabupaten Mempawah.

Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari

objek penelitian. Menurut Ating dan Sambas

(2006 : 61) kata populasi (population /

universe) dalam statistika merujuk pada

sekumpulan individu dengan karakteristik

khas yang menjadi perhatian dalam suatu

penelitian (pengamatan). Populasi dalam

penelitian ini adalah wisawatan atau

pengunjung pada Wisata Nusantara Desa

Penibung Kecamatan Mempawah Hilir

Kabupaten Pontianak bulan Desember

Tahun 2014 sebanyak 9.789 orang.

Sampel

Sampel adalah sebagian dari objek

penelitian yang digunakan sebagai sumber

data dari penelitian. Hal ini sejalan dengan

teori yang dikemukakan oleh Agusyana

(2011 : 24) sampel dapat didefinisikan

sebagai sekumpulan data yang diambil dari

populasi. Dalam pengambilan sampel

peneliti menggunakan Purposive Sampling

yaitu teknik penarikan sampel yang

dilakukan berdasarkan karakteristik yang

ditetapkan terhadap elemen populasi target

yang disesuaikan dengan tujuan atau

masalah penelitian (Somantri dan Muhidin,

2006 : 83).

Adapun karakteristik dalam

pengambilan sampel dalam penelitian ini

adalah : pengunjung atau wisatawan pada

Wisata Nusantara tanggal 6 Desember 2014

s/d 14 Desember 2014 dan pengunjung atau

wisatawan yang berusia 17 tahun keatas.

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah

sebesar 100 orang pengunjung atau

wisatawan Wisata Nusantara yang

berkunjung pada tanggal 29 Nopember 2014

s/d 7 Desember 2014 dan berusia 17 tahun

ke atas.

Agar penelitian lebih terarah serta

untuk dapat melakukan analisis bauran

pemasaran jasa pada Wisata Nusantara maka

perlu dibuat indikator-indikator dari bauran

pemasaran jasa yang dapat menjadi acuan

penganalisaan dalam penelitian ini. Untuk

lebih jelasnya variabel dan definisi

operasional dalam penelitian ini dapat dilihat

dari Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3 Variabel dan Definisi

Operasional

Variabel Dimensi Indikator

Bauran

Pemasar

an Jasa

1. Produk

(Product)

1. Konsep Produk

2. Jenis Produk

2. Harga (Price) a. Penetapan

Harga tiket

b. Kebijaksanaan

harga berupa

fasilitas yang

diberikan

c. Kebijaksanaan

potongan harga

(diskon)

3. Promosi

(Promotion)

1. Daya tarik

kegiatan

promosi

2. Perolehan

informasi dari

pengunjung

3. Perolehan

informasi dari

iklan

4. Perolehan

informasi dari

lokasi

4. Distribusi

(Place)

1. Lokasi

2. Sarana

Transportasi

3. Penyediaan

tempat parkir

Variabel Dimensi Indikator

5. Manusia

(People)

1. Keramahan

2. Ketelitian

6. Proses

(Process)

1. Ketanggapan

2. Kecepatan

7. Perwujudan

Fisik

(Physical

Appearance)

1. Keindahan

Alam

2. Fasilitas

Permainan

3. Fasilitas tempat

santai

4. Fasilitas

Penarikan Uang

Tunai (ATM)

5. Fasilitas

pembayaran

Efektivit

as

bauran

pemasar

an jasa

Dilihat dari 7

(tujuh)

indikator

bauran

pemasaran

jasa

Berapa besar

tanggapan

positif yang

diberikan oleh

responden.

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data merupakan hal

yang penting untuk memperoleh informasi

secara objektif. Tahap ini dilakukan dengan

cara sebagai berikut.

Angket

Angket merupakan cara

pengumpulan data berbentuk pengajuan

pertanyaan tertulis sebuah daftar pertanyaan

yangs udah dipersiapkan sebelumnya. Alat

pengumpulan data dengan angket adalah

kuesioner yang dilakukan dengan cara

memberikan daftar pertanyaan kepada objek

penelitian (responden) dimana selanjutnya

responden diminta untuk mengisi daftar

pertanyaan tersebut. Daftar pertanyaan

tersebut disusun berdasarkan acuan

indikator-indikator yang telah ditetapkan.

Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan pencarian

data-data berupa tulisan yang berhubungan

dengan objek yang diteliti. Studi pustaka

dimaksudkan untuk memperoleh data yang

relevan dengan masalah yang menjadi

landasan dalam penulisan karya tulis ilmiah.

Pentingnya studi pustaka dalam penggarapan

karya tulis ilmiah bertujuan untuk

mempermudah mencari informasi dan

acuan, sebagai pelengkap dalam mencari

data dan dalam menyusun laporan

penelitian.

Studi pustaka tersebut dilakukan

terbagi menjadi 3 (tiga) materi bacaan.

Pertama, buku yang diperlukan dapat

memberikan gambaran umum mengenai

persoalan yang akan diteliti. Kedua, buku

tersebut dibaca secara cermat karena

materinya dapat digunakan dalam karya tulis

ilmiah sebagai kutipan-kutipan apabila

diperlukan. Ketiga, buku itu menyediakan

informasi untuk mengisi yang masih kurang

dalam melengkapi karya tulis ilmiah.

Observasi

Observasi dilakukan untuk

mendapatkan data-data yang akurat, keadaan

masyarakat, aktifitas, serta menganalisis

langsung objek yang diteliti. Pada tahap

observasi peneliti melakukan pengamatan

langsung pada objek penelitian yakni Wisata

Nusantara.

Dokumentasi

Peneliti melakukan dokumentasi

menggunakan kamera dan buku

dokumentasi untuk melengkapi data yang

berhubungan dengan penelitian. Selebihnya

dokumentasi akan memudahkan untuk

melihat kembali apa yang telah diteliti dan

memudahkan peneliti untuk memahami

informasi yang tidak dapat ditangkap saat

observasi, sehingga dapat diingat dan

dianalisis kembali.

TEKNIK ANALISIS DATA

Agar suatu data yang dikumpulkan

dapat bermanfaat, maka harus diolah dan

dianalisis terlebih dahulu sehingga dapat

dijadikan dasar pengambilan keputusan.

Adapun tujuan dari metode analisis data

adalah untuk menginterpretasikan dan

menarik kesimpulan dari sejumlah data yang

terkumpul. Dalam penelitian ini, yang

menjadi instrument dalam pengumpulan data

adalah angket berupa kuesioner yang

merupakan seperangkat daftar pertanyaan

yang telah disusun dan kemudian disebarkan

kepada responden dalam hal ini pengunjung

untuk memperoleh data yang diperlukan.

Kuesioner ini diharapkan oleh peneliti

sebagai alat untuk memperoleh informasi

dari subjek yang berkaitan dengan fokus

utama dalam masalah penelitian ini.

Angket dalam penelitian ini adalah

angket tertutup, dimana pertanyaan atau

pernyataan telah memiliki alternative

jawaban yang tinggal dipilih oleh responden.

Responden tidak bisa memberikan jawaban

atau respon lain kecuali yang telah tersedia

sebagai alternatif jawaban. Instrument

penelitian ini digunakan untuk melakukan

pengukuran dengan tujuan menghasilkan

data kuantitatif yang akurat, maka setiap

instrument harus mempunyai skala.

Skala dalam penelitian ini

menggunakan skala Likert. Menurut

Somantri dan Muhidin (2006 : 35), Skala

Likert adalah skala pengukuran untuk

mengukur sikap seseorang, dengan

menempatkan kedudukan sikapnya pada

kesatuan perasaan kontinum yang berkisar

dari “sangat positif” hingga ke “negatif"

terhadap suatu objek (psikologis). Adapun

penilaian berupa skor dalam Skala Likert

menurut Somantri dan Muhidin (2006 : 38)

dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4 Skor Kategori Skala Likert

Option Skor

Item

Positif

Skor Item

Negatif

Sangat

Setuju

5 1

Setuju 4 2

Ragu-ragu 3 3

Tidak

Setuju

2 4

Sangat

Tidak

Setuju

1 5

Adapun teknik analisis data dalam

penelitian ini adalah dengan melakukan uji

validitas dan uji realibilitas.

Uji Reliabilitas

Suatu instrument pengukuran

dikatakan reliable jika pengukurannya

konsisten dan cermat akurat. Jadi uji

realibilitas instrument dilakukan dengan

tujuan untuk mengetahui konsistensi dari

instrument sebagai alat ukur, sehingga hasil

suatu pengukuran dapat dipercaya. Adapun

formula yang dipergunakan untuk menguji

reliabilitas instrument dalam penelitian ini

adalah koefisien alfa () dari Cronbach

(Sumantri dan Muhidin, 2006 : 48-49), yaitu

:

“r11 = 𝑘

𝑘−1 1 −

𝜎𝑖2

𝜎𝑡2

dimana :

2 =

𝑋2− 𝑥 2

𝑁

𝑁

r11 = Realibilitas instrument

k = Banyaknya bulir soal

𝜎𝑖2 = Jumlah varians bulir

𝜎𝑡2 = Varians total

N = Jumlah responden

Kriteria kesimpulan : Jika nilai

hitung rhitung > rtabel, maka

instrument dinyatakan realibel”.

Namun, dalam menguji Reliabilitas

instrument pada penelitian ini, peneliti

menggunakan bantuan program SPSS Versi

17.

Uji Validitas

Suatu instrument dinyatakan

dikatakan valid jika instrument dapat

mengukur sesuatu dengan tepat apa yang

dihendak diukur. Uji validitas instrument

dilakukan untuk menguji validitas

(ketepatan) tiap bulir / item instrument.

Formula digunakan adalah koefisien korelasi

product moment dari Karl Pearson

(Sumantri dan Muhidin, 2006 : 49-50) yaitu

:

“rxy = 𝑁 𝑋𝑖𝑌𝑖− 𝑋𝑖 .𝑌𝑖

𝑁 𝑋𝑖2− 𝑋𝑖

2 𝑁 𝑌𝑖2− 𝑌𝑖

2

Dimana :

N = Jumlah responden

Xi = Nomor item ke i

Xi = Jumlah skor item ke i

Xi2 = Kuadrat skor item ke i

Xi2 = Jumlah dari kuadrat item

ke i

Y = Total dari jumlah skor

yang diperoleh tiap responden

Yi2 = Kuadrat dari jumlah skor

yang diperoleh tiap responden

Yi2 = Total dari

kuadrat jumlah

skor yang

diperoleh tiap

responden

Xi Yi = Jumlah hasil

kali item

angket ke I

dengan jumlah

skor yang

diperoleh tiap

responden

Kriteria kesimpulan : Jika nilai

hitung rhitung > rtabel dengan tingkat

kepercayaan 95% dari tabel uji r

maka pernyataan dinyatakan valid.

Sama halnya dengan pengujian

reliabilitas instrumen, dalam menguji

validitas instrument pada penelitian ini,

peneliti juga menggunakan bantuan program

SPSS.

Adapun analisis regresi yang

digunakan adalah analisis regresi linear

sederhana. Rumusan regresi linear sederhana

menurut Sumantri dan Muhidin (2006 : 243)

adalah sebagai berikut :

a = 𝑌−𝑏 𝑋

𝑁= 𝑌 − 𝑏𝑋

b = 𝑁. 𝑋𝑌 − 𝑋 𝑌

𝑁. 𝑋2− .𝑋 2

Dalam analisis regresi peneliti juga

menggunakan program SPSS.

Efektivitas Bauran Pemasaran Jasa pada

Wisata Nusantara

Untuk mengukur efektivitas bauran

pemasaran jasa yang dilakukan oleh Wisata

Nusantara peneliti hanya melakukan analisis

seberapa besar tingkat tanggapan positif

responden terhadap bauran pemasaran jasa

yang diberikan oleh Wisata Nusantara.

Adapun dalam pengukuran efektivitas

bauran pemasaran jasa tersebut peneliti

membuat tabel distribusi frekuensi

tanggapan responden terhadap bauran

pemasaran jasa yang diberikan oleh Wisata

Nusantara yang dapat dilihat di bawah ini.

Tabel 7 Distribusi Frekuensi Gambaran

Sikap Responden terhadap

Bauran Pemasaran Jasa

Kategori Sikap Kategori

Skor

Sikap sangat positif (sangat

efektif)

84 – 105

Sikap positif (efektif) 63 – 84

Sikap kurang positif

(kurang efektif)

42 – 63

Sikap tidak positif (tidak

efektif)

21 – 42

Sumber : Data Olahan, 2014

Berdasarkan lampiran 2 pada Skor

Item Pernyataan Responden yang kemudian

diperbandingkan dengan Tabel 4.9 di atas,

maka dapat dibuat tabel rekapitulasi

distribusi frekuensi yang menggambarkan

sikap responden atau pengunjung terhadap

bauran pemasaran jasa pada Wisata. Adapun

tabel rekapitulasi distribusi frekuensi

tersebut di atas dapat dilihat pada Tabel 8

sebagai berikut :

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Gambaran

Sikap Responden terhadap

Bauran Pemasaran Jasa Pada

Wisata Nusantara

Katego

ri Sikap

Katego

ri Skor

Frekuen

si (org)

Persentas

e (%)

Sikap

sangat

positif

84 –

105

7 7

Sikap

positif

63 – 84 80 80

Sikap

kurang

positif

42 – 63 13 13

Sikap

tidak

positif

21 – 42 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Data Olahan, 2014

Berdasarkan Tabel 8 di atas, maka

dapat diasumsikan bahwa sikap tiap

responden atau pengunjung terhadap Bauran

Pemasaran Jasa pada Wisata Nusantara

tersebar pada kategori sikap sangat positif

(yang menunjukkan bahwa bauran

pemasaran jasa yang dilakukan sangat

efektif) sebesar 7 orang atau 7%, sikap

positif (yang menunjukkan bahwa bauran

pemasaran jasa yang dilakukan efektif)

sebesar 80 orang atau 80%, sikap kurang

positif (yang menunjukkan bahwa bauran

pemasaran jasa yang dilakukan kurang

efektif) sebesar 13 orang atau 13% dan sikap

tidak positif (yang menunjukkan bahwa

bauran pemasaran jasa yang dilakukan tidak

efektif).

III. Diskusi

Uji Validitas

Dalam pengujian validitas ini,

peneliti menggunakan program SPSS

(Statistical Product and Service Solution)

yaitu program yang berfungsi untuk

mengolah data statistik. Pada program SPSS

teknik pengujian yang sering digunakan

dalam penelitian untuk uji validitas adalah

dengan menggunakan korelasi Bivariate

Pearson (produk momen pearson) dan

Corrected Item – Total Correlation. Dalam

penentuan layak atau tidaknya suatu item

yang akan digunakan, peneliti menggunakan

uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf

signifikansi 0,05. Hal ini sejalan dengan

teori yang dikemukakan oleh Priyanto (2008

: 17) bahwa uji signifikansi koefisien

korelasi dengan kriteria menggunakan r

kritiks pada taraf signifikansi 0,05

(signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran

standar yang sering digunakan dalam

penelitian). Setelah r tabel kemudian

diperoleh disimpulkan bahwa jika nilai

hitung rhitung > rtabel dengan tingkat

kepercayaan 5% dari tabel uji rtabel (r product

moment yang dapat dilihat pada lampiran 4)

maka pernyataan dinyatakan valid.

Berdasarkan hasil analisis didapat

korelasi untuk variabel x7, x9, x12, dan x16

memiliki nilai kurang dari 0,195 yakni x7

sebesar 0,160, x9 sebesar 0,124, x12 sebesar

– 0,130, dan x16 tidak dapat dihitung karena

nilai pada indikator ini keseluruhan

responden tidak setuju atas pernyataan yang

diberikan.

Uji Reliabilitas

Suatu instrument pengukuran

dikatakan reliable jika pengukurannya

konsisten dan cermat akurat. Jadi uji

realibilitas instrument dilakukan dengan

tujuan untuk mengetahui konsistensi dari

instrument sebagai alat ukur, sehingga hasil

suatu pengukuran dapat dipercaya. Dalam

uji reliabilitas dalam program SPSS dalam

penelitian ini digunakan dengan

menggunakan Reliability Analysis – Scale

(alpha). Analisis ini dilakukan dengan cara

mengorelasikan masing-masing skor tiap

variabel dengan skor total tiap variabel dan

melakukan koreksi terhadap nilai koefisien

korelasi.

Menurut Priyatno (2008 : 25)

menyatakan bahwa untuk mendapatkan

reliabilitas yang lebih memuaskan maka bisa

dilakukan analisis kembali sampai 2 (dua)

atau 3 (tiga) kali, jika masih ada item yang

tidak signifikansi maka digugurkan

kemudian dianalisis lagi sampai didapat

tidak ada yang gugur lagi. Berdasarkan teori

tersebut serta hasil dari uji validitas dengan

teknik Corected Item – Total Correlation

sebelumnya bahwa terdapat 4 (empat)

indikator variabel yang gugur yakni variabel

x7, x9, x12, dan x16, sehingga 17 (tujuh

belas) indikator variabel yang tersisa di uji

kembali reliabilitas untuk mengetahui

apakah 17 (tujuh belas) indikator variabel

tersebut realibel atau tidak yang dapat diuji

dengan uji signifikansi 0,05 artinya variabel

dinyatakan reliable bila nilai alpha lebih

besar dari r kritis product moment. Adapun

nilai r kritis dengan tingkat signifikansi 0,05

dengan jumlah data 100 responden adalah

0,195 (dapat dilihat pada lampiran 4). Dalam

pengujian realibilitas ini dilakukan sebanyak

beberapa kali sampai nilai setiap indikator

dari variabel yang tersisa realibel atau lebih

besar dari 0,195.

Berdasarkan asumsi bahwa jika

dilihat dari kolom nilai pada corrected item

– total correlation bahwa 15 (lima belas)

indikator yang tersisa yakni x1, x2, x3, x4,

x5, x6, x10, x13, x14, x15, x17, x18, x19,

x20, dan x21 memiliki nilai lebih besar dari

0,195 serta nilai alpha sebesar 0,898.

Berdasarkan hasil realibilitas dari

21 indikator Variabel Bauran Pemasaran

Jasa pada Wisata Nusantara dilakukan

sebanyak 4 (empat) kali. Untuk melihat

realibel atau tidaknya pada 21 indikator

variabel tersebut dilakukan dengan menguji

realibilitas dengan memperbandingkan nilai

rhitung dari analisis realibilitas terhadap rtabel

yang diperoleh dari r product moment

dengan tingkat signifikansi 0,5 % dengan

jumlah data sebanyak 100 responden

sehingga diperoleh nilai sebesar 0,195.

Pengujian tersebut dilakukan sampai

indikator variabel tersebut realibel atau

keseluruhan dari indikator memiliki nilai

rhitung lebih besar daripada rtabel, sehingga

tidak ada lagi indikator yang digugurkan

atau dibuang. Dari hasil analisis realibility

sebanyak 4 (empat) kali tersebut diperoleh

informasi bahwa :

1. Dari perhitungan analisis realibility 21

(dua puluh satu) indikator terdapat 4

(empat) indikator variabel yang gugur

atau dibuang karena memiliki nilai

kurang dari rtabel yaitu 0,195. Empat

indikator variabel tersebut adalah x7

dari variabel promosi (perolehan

informasi dari pengunjung) dengan nilai

rhitung sebesar 0,129, x9 dari variabel

promosi (perolehan informasi dari

lokasi) sebesar 0,062, x12 dari variabel

distribusi (penyediaan tempat parkir

yang memadai) sebesar -0,126, dan x16

dari variabel proses (pelayanan yang

cepat) sebesar 0,000. Kemudian 17

indikator variabel yang tersisa yaitu

indikator x1, x2, x3, x4, x5, x6, x8, x10,

x11, x13, x14, x15, x17, x18, x19, x20,

x21 dihitung kembali untuk melihat

apakah ada indikator yang gugur lagi

atau tidak sehingga indikator yang

tersisa benar-benar realibel untuk dapat

dipergunakan dalam penelitian.

2. Dari perhitungan analisis realibility 17

(tujuh belas) indikator terdapat 1 (satu)

indikator variabel yang gugur atau

dibuang karena memiliki nilai kurang

dari rtabel yaitu 0,195. Satu indikator

variabel tersebut adalah x11 dari

variabel distribusi (sarana transportasi)

dengan nilai rhitung sebesar 0,180.

Kemudian 16 indikator variabel yang

tersisa yaitu indikator x1, x2, x3, x4, x5,

x6, x8, x10, x13, x14, x15, x17, x18,

x19, x20, x21 dihitung kembali untuk

melihat apakah ada indikator yang

gugur lagi atau tidak sehingga indikator

yang tersisa benar-benar realibel untuk

dapat dipergunakan dalam penelitian.

3. Dari perhitungan analisis realibility 16

(enam belas) indikator terdapat 1 (satu)

indikator variabel yang masih harus

gugur atau dibuang karena memiliki

nilai kurang dari rtabel yaitu 0,195. Satu

indikator variabel tersebut adalah x8

dari variabel promosi (perolehan

informasi dari iklan) dengan nilai rhitung

sebesar 0,147. Kemudian 15 (lima

belas) indikator variabel yang tersisa

yaitu indikator x1, x2, x3, x4, x5, x6,

x10, x13, x14, x15, x17, x18, x19, x20,

x21 dihitung kembali untuk melihat

apakah ada indikator yang gugur lagi

atau tidak sehingga indikator yang

tersisa benar-benar realibel untuk dapat

dipergunakan dalam penelitian.

4. Dari perhitungan analisis realibility 15

(lima belas) indikator, keseluruhan

indikator variabel Bauran Pemasaran

Jasa pada Wisata Nusantara memiliki

nilai rhitung lebih besar dari rtabel yaitu

0,195. Jadi dapat diasumsikan bahwa 15

(lima belas) indikator variabel yang

tersisa yaitu indikator x1, x2, x3, x4, x5,

x6, x10, x13, x14, x15, x17, x18, x19,

x20, x21 tersebut realibel dan dapat

digunakan sebagai alat ukur dalam

penelitian.

5. Selain itu juga dari 15 (lima belas)

indikator variabel yang tersisa

Crobanch Alpha’s adalah sebesar 0,898.

Ini menandakan bahwa dari 15 (lima

belas) indikator yang tersisa ini adalah

baik sehingga dapat digunakan sebagai

instrument dalam penelitian. Hal ini

sejalan dengan teori yang dikemukakan

oleh Sekaran (dalam Priyatno, 2008 :

26) bahwa reliabilitas kurang dari 0,6

adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat

diterima dan di atas 0,8 adalah baik.

IV. Simpulan, Implikasi dan

Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan dari hasil pembahasan

dari penelitian ini, maka dapat disimpulkan

bahwa :

1. Pada dimensi produk ini kedua indikator

yang dibuat dapat digunakan sebagai

instrument dalam penelitian. Dalam

dimensi produk ini, rata-rata responden

atau pengunjung Wisata Nusantara

sependapat bahwa Wisata Nusantara

merupakan pariwisata yang ada di

Kabupaten Pontianak yang memiliki

objek pariwisata yang berbeda dengan

objek wisata lainnya yang ada di

Kabupaten Pontianak serta produk

pariwisata berupa pesona alam serta

berbagai wahana permainan yang ada di

Wisata Nusantara dapat memenuhi

keinginan dan kebutuhan dari

pengunjung.

2. Pada dimensi harga ini ketiga indikator

yang dibuat dapat digunakan sebagai

instrument dalam penelitian. Dalam

dimensi harga ini, rata-rata responden

atau pengunjung Wisata Nusantara

sependapat bahwa harga tiket masuk,

tiket dari wahana permainan serta

kebijaksanaan menyangkut potongan

harga tiket masuk cukup memuaskan,

masih wajar dan sangat kompetitif.

3. Pada dimensi promosi ini dari 4

indikator yang dibuat yang dapat

digunakan sebagai instrument dalam

penelitian hanya 1 indikator. Dalam

dimensi promosi ini, rata-rata responden

atau pengunjung Wisata Nusantara

sependapat bahwa Wisata Nusantara

melakukan kegiatan promosi yang

menarik.

4. Pada dimensi distribusi ini, dari ketiga

indikator yang dibuat yang dapat

digunakan sebagai instrument dalam

penelitian hanya 1 indikator. Dalam

dimensi distribusi ini, rata-rata

responden atau pengunjung Wisata

Nusantara sependapat bahwa letak atau

lokasi dari Wisata Nusantara sangat

strategis atau mudah dijangkau.

5. Pada dimensi manusia ini, kedua

indikator yang dibuat dapat digunakan

sebagai instrument dalam penelitian.

Dalam dimensi manusia ini, rata-rata

responden atau pengunjung Wisata

Nusantara sependapat bahwa karyawan

Wisata Nusantara tanggap dan cepat

dalam melayani kebutuhan pengunjung.

6. Pada dimensi proses ini, dari kedua

indikator yang dibuat yang dapat

digunakan sebagai instrument dalam

penelitian hanya 1 indikator. Dalam

dimensi proses ini, rata-rata responden

atau pengunjung Wisata Nusantara

sependapat bahwa pelayanan Wisata

Nusantara yang diberikan kepada

pengunjung cepat dan tanggap dalam

melayani kebutuhan pengunjung.

7. Pada dimensi Bukti fisik ini kelima

indikator yang dibuat dapat digunakan

sebagai instrument dalam penelitian.

Dalam dimensi bukti fisik ini, rata-rata

responden atau pengunjung Wisata

Nusantara sependapat bahwa pesona

keindahan alam sangat indah serta

wahana permainan yang merupakan

fasilitas utama dari Wisata Nusantara

sangat menarik dan memadai. Selain itu

juga rata-rata responden atau

pengunjung sependapat bahwa Wisata

Nusantara memiliki tempat santai yang

nyaman namun kurang memadai dan

fasilitas berupa ATM tidak ada serta

pembayaran dengan penggunaan kartu

kredit kurang memadai. Sedangkan

fasilitas ketiga fasilitas tersebut

merupakan salah satu fasilitas

pendukung yang dapat membuat

pengunjung merasa puas.

8. Berdasarkan 7 (tujuh) variabel

penelitian diatas dapat diasumsikan

bahwa dari bauran pemasaran jasa yang

dilakukan Wisata Nusantara dapat

menarik minat pengunjung untuk

berkunjung ke Wisata Nusantara.

Namun, ada beberapa hal yang dapat

menjadi masukan bagi Wisata

Nusantara dari dimensi bukti fisik yakni

penyediaan fasilitas berupa ATM serta

penyediaan pembayaran dengan

menggunakan kartu kredit serta

penyediaan tempat santai merupakan

beberapa fasilitas yang harus

diperhatikan karena rata-rata

pengunjung memerlukan penyediaan

tempat santai yang memadai serta ATM

dan pelayanan kartu kredit yang dapat

mempermudah pengunjung dalam

melakukan transaksi dalam proses

pembayaran.

9. Sikap tiap responden atau pengunjung

terhadap Bauran Pemasaran Jasa pada

Wisata Nusantara tersebar pada kategori

sikap sangat positif (yang menunjukkan

bahwa bauran pemasaran jasa yang

dilakukan sangat efektif) sebesar 7

orang atau 7%, sikap positif (yang

menunjukkan bahwa bauran pemasaran

jasa yang dilakukan efektif) sebesar 80

orang atau 80%, sikap kurang positif

(yang menunjukkan bahwa bauran

pemasaran jasa yang dilakukan kurang

efektif) sebesar 13 orang atau 13% dan

sikap tidak positif (yang menunjukkan

bahwa bauran pemasaran jasa yang

dilakukan tidak efektif). Ini artinya

secara keseluruhan sikap responden

terhadap bauran pemasaran jasa pada

Wisata Nusantara pada kategori positif

dan ini menandakan bahwa bauran

pemasaran jasa yang dilakukan oleh

Wisata Nusantara sudah efektif.

Rekomendasi

Adapun rekomendasi yang dapat

dikemukakan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk perkembangan Wisata Nusantara

kedepannya, hal yang mungkin perlu

untuk dipertimbangkan oleh Wisata

Nusantara yakni penyediaan fasilitas

berupa penambahan tempat santai yang

memadai serta penyediaan fasilitas

ATM serta penyediaan pembayaran

dengan menggunakan kartu kredit untuk

setiap fasilitas yang diberikan guna

kepuasan pengunjung.

2. Selain itu juga kerjasama antara pihak

pengelola serta pemerintah daerah juga

dianggap penting dalam pengelolaan

pariwisata seperti promosi terhadap

wisata lokal, luar daerah maupun

mancanegara, demi perkembangan

pariwisata khususnya di daerah

Kabupaten Mempawah.

DAFTAR PUSTAKA

Agusyana, Yus. 2011. Olah data Skripsi dan Penelitian dengan SPSS Versi 19. PT. Elex Media

Komputindo, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.

Asnawati tahun 2009 (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pontianak) dengan Judul “Analisis Strategi

Potongan terhadap Penjualan Sepatu pada PT. Edward Forrer Pontianak”.

Benediktus Tahun 2009 (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pontianak) dengan judul “Analisis Strategi

Pemasaran pada PT. Amerta Indah Outsuka Pontianak”.

Frankel, J & Wallen, N. 1993. How to Design and Evaluate Research In Education. (2nd ed).

McGraw-Hill Inc. New York.

Gitosudarmo, Indriyo. 2012. Manajemen Pemasaran. BPFE. Yogyakarta.

Husnan, Suad dan Suwarsono. 1994. Studi Kelayakan Proyek. UPP. AMP YPKN. Yogyakarta.

Irawan, Koko. 2010. Potensi Objek Wisata Air Terjun Serdang Sebagai Daya Tarik Wisata di

Kabupaten Labuhan Batu Utara. Kertas Karya. Program Pendidikan Non Gelar Pariwisata.

Universitas Sumatera Utara. Sumatera.

Purnamasari Tahun 2011 (Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro) dengan judul “Analisis

Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Wisatawan Asing Berlibur di Kota

Semarang”.

Priyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS untuk Analisis Data dan Uji Statistik. Media Kom.

Jakarta.

Rahmat. 2013. Manajemen Strategik. Pustaka Setia. Bandung.

Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin. 2006. Aplikasi Statistik dalam Penelitian. Pustaka Setia.

Bandung.

Suryabrata, Sumadi. 2014. Metodologi Penelitian. PT. Raja Grafindo. Jakarta.

Swasta, Basu Drs. DH. MBA dan Irawan, Drs. 2008. Manajemen Pemasaran Modern. Liberty.

Yogyakarta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta