a8. standard operating procedure (sop) konstruksi

61
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) PENGEMBANGAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA & KOMERSIAL DI KOTA JAMBI A18. STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) 0 11-09- 14 Issue for Bid REV TANGGAL DESKRIPSI DISIAPKA N DIPERIKS A DISETUJ UI CLIENT PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) PENGEMBANGAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA & KOMERSIAL DI KOTA JAMBI JOB NO. P11001 DOCUMENT NO. JGJ00-ALL-GEN-PCD-08

Upload: imambc

Post on 12-Sep-2015

524 views

Category:

Documents


103 download

DESCRIPTION

sop

TRANSCRIPT

FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) PENGEMBANGAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA & KOMERSIAL DI KOTA JAMBI

FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) PENGEMBANGAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA & KOMERSIAL DI KOTA JAMBI

A18. STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)

011-09-14Issue for Bid

REVTANGGALDESKRIPSIDISIAPKANDIPERIKSADISETUJUICLIENT

PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN

DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK

FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) PENGEMBANGAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA & KOMERSIAL DI KOTA JAMBIJOB NO. P11001

DOCUMENT NO.JGJ00-ALL-GEN-PCD-08

FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) PENGEMBANGAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA & KOMERSIAL DI KOTA JAMBI

No. Dok. JGJ00- ALL-GEN-PCD-0012Page 2 of 41

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)

LEMBAR KONTROL REVISI

REV. NOTANGGALDESKRIPSI

No. Dok. JGJ00- ALL-GEN-PCD-008Page 11 of 41

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) KONSTRUKSI

DAFTAR ISI

LEMBAR KONTROL REVISI2DAFTAR ISI3BAB I UMUM51.1.Pengertian Umum51.2.Maksud Dan Tujuan51.3.Lingkup Operasional51.3.1Pekerjaan Phisik Jaringan Distribusi Gas Bumi61.3.2Perijinan61.3.3Gambar Kerja71.3.4 Standar dan Spesifikasi71.3.5HSE (Health, Safety, and Environment)81.3.6Mutu81.3.7Rencana Kerja Pelaksanaan81.3.8Pelaporan91.3.9Waktu Kerja10

BAB II PEKERJAAN PERSIAPAN112.1.Direksi Keet dan Papan Nama Proyek112.2.Pengukuran dan Pematokan122.3.Pembersihan Trase122.4.Pengamanan12

BAB III PEKERJAAN PENGADAAN & PENANGANAN MATERIAL153.1.Penyediaan Material153.2.Pengangkutan Material153.3.Penyimpanan Material16

BAB IV PEKERJAAN PENGGALIAN174.1.Syarat-syarat Penggalian174.2.Bentuk Galian174.3.Arah Jalur galian194.4.Persimpangan dengan Utilitas Lain194.5.Penggalian untuk Penempatan Valve204.6.Kondisi-kondisi Khusus20

BAB V PEKERJAAN PENYAMBUNGAN PIPA215.1.Standar Penyambungan215.2.Penyambungan fusi harus dilakukan dengan perkakas dan prosedur yang telah disetujui oleh Proyek215.3.Penilaian Kemampuan Operator PE225.4.Penyiapan Sambungan235.5.Alignment Clamp235.6.Penyambungan (Fusion)245.6.1.Sambungan Fusi Butt (Butt Fusion)255.6.2.Sambungan Fusi Listrik255.7.Pemasangan Saddle255.8.Pendinginan Penyambungan265.9.Pemeriksaan Kualitas Sambungan (Fusi Butt)26

BAB VI PENURUNAN PIPA, PERLINDUNGAN KHUSUS VALVE DAN PENGEBORAN286.1.Penurunan Pipa286.2.Ujung dari Pipa yang telah dipasang28

BAB VII PEKERJAAN PENGURUGAN DAN PEMBERSIHAN307.1.Bahan Urugan307.2.Pemadatan Pengurugan307.3.Penutupan Lubang Galian, Pembuangan Sisa Tanah dan Pembersihan307.4.Perbaikan Kembali31

BAB VIII PEKERJAAN PENGUJIAN328.1.Umum328.2.Cleaning/Pembersihan328.3.Pengujian328.4.Purging atau Pembilasan32

BAB IX PEKERJAAN BANGUNAN36

BAB X PEKERJAAN PENGECATAN37

BAB XI PEKERJAAN KHUSUS3911.1.Marker Post3911.2.Patok Gas3911.3.Pekerjaan Crossing3911.4.Warning Marker Tape4011.5.Batako Pengaman4011.6.Gambar Kerja, Gambar Pelaksanaan dan Dokumentasi40

BAB IUMUM

1.1. Pengertian UmumSOP adalah standar/pedoman tertulis yang dipergunakan sebagai panduan pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai target sesuai tujuan organisasi atau proyek, serta, SOP merupakan tata cara atau tahapan proses pekerjaan yang dibakukan dan harus dilaksanakan serta mengikat antara dua pihak, antara Penyedia barang/jasa dengan Pengguna Jasa atau Pemberi Tugas dalam melaksanakan proyek ini.

1.2. Maksud Dan TujuanAgar pelaksana tugas baik dari Penyedia barang/jasa maupun Direksi Pengawas (pihak Pemilik Proyek) mempunyai pedoman dan pemahaman yang sama dalam pelaksanaan proyek termaksud.Dengan adanya SOP, bisa diketahui dengan jelas ruang lingkup pekerjaan dari tiap-tiap jenis pekerjaan, sehingga keraguan/kesimpang-siuran penafsiran dari petugas-petugas yang terlibat dalam pelaksanaan proyek tersebut bisa dihilangkan, atau paling tidak bisa dikurangi.Untuk menghindari kegagalan, kesalahan, keraguan, dan meningkatkan efisiensi dalam melakukan pelaksanaan pekerjaan sehingga bisa mencapai hasil yang optimal sesuai dengan target yang akan dicapai, dikarenakan adanya petunjuk atau SOP yang sudah dibakukan tersebut.

1.3. Lingkup OperasionalStandar Operasional Prosedur tersebut, wajib dilaksanakan dan dipakai untuk seluruh aktivitas pelaksanaan proyek Pembangunan Jaringan Distribusi Gas Bumi, dari sejak pekerjaan persiapan dimulai hingga pelaksanaan pekerjaan utama dan finishing serta pekerjaan non teknis lainnya.Adapun jenis pekerjaanpekerjaan dan/atau aktivitas yang dimaksudkan dalam pelaksanaan proyek Pembangunan Jaringan Distribusi Gas Bumi tersebut adalah meliputi antara lain:

1.3.1Pekerjaan Phisik Jaringan Distribusi Gas BumiPekerjaan phisik yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Barang dan Jasa dalam kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan borongan tersebut adalah:Pekerjaan PersiapanPekerjaan Pengadaan dan Penanganan Material Pekerjaan Bongkaran dan GalianPekerjaan Penyambungan PipaPekerjaan Penurunan Pipa, Perlindungan Khusus Valve dan PengeboranPekerjaan Pengurugan dan PembersihanPekerjaan PengujianPekerjaan Bangunan Pekerjaan PengecatanPekerjaan Khusus

1.3.2PerijinanSebelum memulai pekerjaan atau memasuki daerah tertentu, Penyedia barang/Jasa wajib meminta atau persetujuan guna pemasangan pipa gas bertekanan dari Instansi-Instansi Pemerintah yang terkait, seperti Pemerintah Daerah, Kantor Wilayah dan sebagainya sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku di wilayah setempat. Proyek/Pemberi Tugas akan membantu dalam pengurusan ijin-ijin tersebut yang mana penyelesaian maupun biayanya tetap merupakan beban dan tanggung jawab Penyedia barang/jasa. Keterlambatan dalam perolehan ijin-ijin tidak bisa dijadikan alasan oleh Penyedia Barang dan Jasa untuk memperpanjang waktu pelaksanaan pekerjaan.Apabila jalur pemasangan pipa memotong jalan keluar/masuk atau pekarangan rumah, kantor atau bangunan/fasilitas lainnya, maka Penyedia barang/Jasa harus memberitahukan pemiliknya sebelum dilakukan penggalian untuk mendapatkan persetujuan Pemilik.

1.3.3Gambar KerjaGambar-gambar yang terlampir dalam Dokumen Kontrak dan diberikan ke Penyedia barang/Jasa selama pelaksanaan pekerjaan adalah merupakan bagian dari Dokumen Kontrak sehingga merupakan hal yang mengikat bagi penyedia Barang/Jasa.Penyedia barang/Jasa harus memeriksa dengan teliti gambar-gambar dalam dokumen yang telah diterima dari Pemberi Tugas atau Direksi Pengawas dari waktu ke waktu selama pelaksanaan pekerjaan dan bila ditemukan kesalahan atau ketidakjelasan maka Penyedia Barang/Jasa agar memberitahukan kepada Direksi Pengawas dan minta penjelasan atau klarifikasi darinya.

1.3.4 Standar dan SpesifikasiSemua pekerjaan, material dan peralatan yang akan dilaksanakan dan disediakan Penyedia barang/jasa harus sesuai dengan standar dan spesifikasi sebagai berikut:Standard Nasional Indonesia SNI (13-3474 - 1999, 13-3507-1994, 13-3502-1994, 13-7994-1994.)American National Standard Institute (ANSI) B.31.8 and 845222 the Latest EditionAmerican Society for Testing and Material (ASTM)KEPMEN No.300.K/38/M.PE/1997Binamarga / PUAISCACIASMEPeraturan-Peraturan Pemerintah setempatDengan alasan tertentu, Penyedia barang/Jasa dapat mengusulkan standar atau spesifikasi lain yang ekuivalen dengan standar atau spesifikasi yang telah ditentukan dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas sebelum digunakan, akan tetapi bila terjadi kejanggalan dalam pelaksanaannya, walaupun telah disetujui, tetap menjadi tanggung jawab Penyedia barang/jasa dan tidak dapat menuntut Direksi Pengawas atau pemilik Proyek dalam bentuk apapun.

1.3.5HSE (Health, Safety, and Environment)Penyedia Barang/Jasa dalam melaksanakan pekerjaan pembangunan jaringan distribusi gas bumi ini, harus melaksanakan fungsi Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Harmonisasi aspek lingkungan selama periode pelaksanaan proyek tersebut kepada seluruh steakholder.Untuk memanifestasikan hal tersebut, sebelum pelaksanaan proyek dimulai, Penyedia Barang/Jasa harus membuat dan menyerahkan Program/Rencana Pelaksanaan HSE proyek tersebut kepada Pengguna Jasa yang diwakili oleh Direksi Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

1.3.6MutuSemua jenis material dan peralatan yang akan atau harus disupply oleh Penyedia barang/ jasa harus sesuai dengan mutu/kualitas yang telah ditentukan dan mendapatkan persetujuan Direksi Pengawas.Untuk pekerjaan pemasangan, Penyedia Barang/Jasa diwajibkan membuat Rencana Kualitas Proyek (Project Quality Plant) yang diketahui dan disetujui oleh Pengguna Jasa atau PPK, sebelum Penyedia Barang/Jasa melaksanakan pekerjaan untuk proyek Pembangunan Jaringan Distribusi Gas Bumi tersebut.

1.3.7Rencana Kerja Pelaksanaani) Rencana KerjaPenyedia barang/jasa harus membuat rencana pelaksanaan pekerjaan dan jadwal secara menyeluruh dan terperinci, baik pekerjaan utama, sementara maupun pengadaan tenaga, material dan peralatan sesuai dengan waktu/ schedule yang telah ditentukan oleh Pemberi Tugas.Penyedia barang/jasa harus selalu mengevaluasi, merubah atau memperbaiki jadwal kerja setiap bulan sekali dan harus mendapatkan persetujuan Direksi Pengawas, jika ada perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi tetap merupakan tanggung jawab penyedia barang dan jasa kecuali yang diakibatkan force majeur.ii) Bagan OrganisasiPenyedia barang/jasa wajib menyerahkan bagan organisasi lapangan berikut personilnya yang lengkap demi terlaksananya pekerjaan dengan baik.Bagan organisasi tersebut antara lain mencakup:a) Manager Lapanganb) Pengawas Pekerjaan Pemasangan Pipac) Pengawas Pekerjaan Sipild) Tenaga Adminsitrasi, Keuangan dan Logistike) Tenaga Keamananf) Koordinator Peralatan, Kendaraan dan Transportasi.g) Tukang Las (welder) bersertifikatPenunjukan personil lapangan harus diberitahukan kepada Direksi Pengawas. Bila selama pelaksanaan dinilai bahwa personil tersebut tidak mampu melaksanakan pekerjaan, maka Direksi Pengawas berhak memberhentikan dan penyedia barang dan jasa harus segera mengganti dengan personil baru yang lebih baik kemampuannya.

1.3.8PelaporanPenyedia barang/jasa harus mempersiapkan dan menyediakan secara rutin laporan harian, mingguan dan bulanan sesuai form dari Pemberi Tugas yang ada.1) Laporan HarianLaporan Harian berisi tentang hasil pelaksanaan pekerjaan harian antara lain kondisi cuaca, staf dan tenaga yang dipergunakan, material dan peralatan yang dipakai, material yang yang dipesan, prestasi pekerjaan serta informasi lain yang dapat menjelaskan hasil pekerjaan.2) Laporan MingguanLaporan mingguan dibuat setiap minggu dan berisi prestasi pekerjaan yang telah dilaksanakan pada minggu tersebut dalam bentuk volume dan bobot pekerjaan.3) Laporan BulananLaporan bulanan dibuat setiap akhir bulan pelaporan. Laporan ini berisi progress phisik pekerjaan sampai dengan bulan bersangkutan dan perkiraan progress phisik pada bulan berikutnya termasuk juga S-Curve.

1.3.9Waktu KerjaDalam melaksanakan pekerjaannya, Penyedia barang/jasa wajib memperhatikan hari Libur/Besar yang berlaku secara Nasional maupun setempat.Bila Penyedia barang/jasa menghendaki pelaksanaan pekerjaan diluar jam kerja atau yang tidak dapat dilakukan pada jam kerja normal, maka paling lambat 24 (dua puluh empat) jam sebelumnya harus sudah memberitahukan kepada Direksi Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya. Bila Penyedia barang/jasa melanggar ketentuan, maka Direksi Pengawas berhak membongkar pekerjaan yang telah dilaksanakan.Pengawas-pengawas lapangan yang ditunjuk oleh Direksi Pengawas akan bekerja maksimum 60 (enam puluh) jam per minggu. Kelebihan jam kerja dari pengawas lapangan karena kegiatan Penyedia barang/jasa akan merupakan beban dari Penyedia barang/jasa.

BAB IIPEKERJAAN PERSIAPAN

2.1.Direksi Keet dan Papan Nama Proyeka) Direksi KeetPenyedia Barang/Jasa harus menyiapkan Direksi keet/ Site Office yang digunakan sebagai kantor lapangan. Direksi Keet harus ditempatkan pada lokasi yang sedemikian rupa di lokasi proyek sehingga mobilisasi tenaga, material dan peralatan mudah dilaksanakan selama masa konstruksi.Selain menyediakan direksi keet, kontraktor agar menyediakan gudang tertutup untuk kebutuhan penyimpanan material, peralatan serta barang-barang lain yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan. Ukuran gudang adalah sedemikian rupa sehingga cukup untuk menyimpan semua barang-barang kebutuhan proyek sesuai kebutuhan proyek. Setelah semua pekerjaan telah selesai dikerjakan, maka direksi keet dan bangunan lainnya harus dibongkar dan boleh dimiliki oleh Kontraktor.b) Papan Nama ProyekPenyedia Barang/Jasa harus membuat dan memasang papan nama proyek di depan Direksi Keet pada tempat yang mudah dilihat oleh umum. Ukuran, bentuk dan spesifikasi akan ditentukan kemudian oleh Pemberi tugas. Bila pekerjaan sudah selesai, maka Kontraktor harus membongkar papan nama proyek tersebut.c) Kebutuhan Air dan ListrikPenyedia Barang/Jasa agar menyediakan, dengan biayanya sendiri, listrik dan penerangan untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan dan keamanan, serta air kerja dan air minum atau air bersih untuk pegawai/petugas pelaksanaan proyek.

2.2.Pengukuran dan PematokanPenyedia barang/Jasa agar mengerjakan pengukuran dan pematokan dimana sebelumnya wajib meminta petunjuk dari Direksi Pengawas untuk pengarahan atau penjelasan peleksanaannya pekerjaan ini dilakukan sebelum pekerjaan penggalian. Semua bahan, peralatan, tenaga kerja yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan pengukuran ini biaya yang timbul menjadi beban Kontraktor.Pengukuran dilaksanakan di sepanjang jalur pemasangan pipa gas dan pada jarak tertentu harus dipasang marka gas dimana marka gas tersebut akan menunjukkan as jalur pipa gas. Marka gas dipasang pula pada tempat-tempat khusus seperti crossing jalan, sungai, perubahan arah (elbow) dan sebagainya. Keamanan marka gas yang sudah terpasang harus terjamin dalam arti tidak mudah hilang, dan cukup kuat. Detail marka gas lihat dalam standard drawing.

2.3.Pembersihan TraseTempat di sepanjang jalur pemasangan pipa gas harus dibersihkan dari pohon-pohon, semak-semak, dan rintangan lain supaya pelaksanaan pemasangan pipa gas dapat dilaksanakan dengan mudah dan baik. Apabila jalur pipa melalui daerah pertamanan atau jalur hijau yang penuh dengan rintangan, maka hanya tempat yang benarbenar diperlukan untuk pipa yang harus digali.Akar-akar pohon yang terlihat didalam lubang galian harus dipotong dan dibersihkan sehingga keamanan pipa terjamin dengan baik. Bila terjadi pemotongan pohon baik milik Negara maupun milik masyarakat, maka sebelum melakukan pemotongan Kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi Pelaksana untuk mendapat persetujuan.

2.4.PengamananPenyedia Barang/Jasa harus menyediakan semua kebutuhan pengamanan untuk menghindari resiko-resiko pekerjaan yang mungkin terjadi selama masa konstruksi seperti kecelakaan kerja, kerusakan atau kehilangan barang milik proyek, gangguan lalu lintas dan lain sebagainya dan harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang ada serta keinginan Direksi Pengawas.Penyedia Barang/Jasa harus memberitahukan Direksi Pengawas bila saat pelaksanaa pekerjaan terjadi kecelakaan dilokasi pekerjaan, baik yang menimbulkan kematian atau luka maupun kerusakan barang milik proyek.Pada setiap jalan atau persimpangan yang sedang ada pelaksanaan pekerjaan pemasangan pipa, Kontraktor harus membuat tanda-tanda pekerjaan/pemberitahuan yang bisa dimengerti oleh umum.Apabila ada pekerjaaan galian yang berbahaya bagi pemakai jalan atau berada di daerah yang ramai, apalagi pekerjaan dilakukan pada malam hari, maka Kontraktor harus mengadakan pengamanan sedemikian rupa ditempat tersebut. Jika hal tersebut dilalaikan oleh Kontraktor, maka segala akibat yang ditimbulkan menjadi beban dan tanggung jawab Kontraktor.a) Dinding pengaman dan Rambu-rambuUntuk memenuhi kebutuhan pengaman tersebut, Kontraktor agar menyediakan dinding pengaman, rambu-rambu dan plat baja untuk jalan sementara. Dinding pengaman berfungsi sebagai pembatas antara jalur lalu lintas dengan gundukan galian disepanjang jalur pipa gas. Jumlah kebutuhan dinding pengaman disesuaikan kebutuhan dan keinginan Direksi Pelaksana.Rambu-rambu pengaman dimaksudkan sebagai tanda peringatan kepada masyarakat agar berhati-hati karena ada pemasangan pipa gas. Rambu-rambu ini harus dipasang di tempat yang mudah di lihat dan jarak yang cukup dari tempat pekerjaan.b) Pemadam KebakaranSelain kebutuhan pengamanan seperti di jelaskan diatas, Kontraktor agar menyediakan semua peralatan maupun perlengkapan pemadam kebakaran guna mencegah kemungkinan timbulnya kebakaran disekitar lokasi pekerjaan. Penyedian tersebut harus memenuhi persyaratan atau ketentuan yang berlaku mengenai Pemadam Kebakaran. Selain menyediakan peralatan dan perlengkapan, Kontraktor harus dapat menggunakannya bahkan bila diperlukan harus mempekerjakan seorang ahli atau operator pemadam kebakaran.

BAB IIIPEKERJAAN PENGADAAN & PENANGANAN MATERIAL

Penyedia barang/Jasa wajib menyediakan, mengelola dan memelihara semua bahan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, baik yang disediakan Pemilik Proyek maupun oleh Penyedia Barang/Jasa sendiri.

3.1.Penyediaan MaterialPenyedia barang/Jasa agar menyediakan semua material disamping yang disediakan oleh Pemilik Proyek (jika ada). Adapun material yang disediakan oleh Penyedia Barang dan Jasa/Kontraktor, adalah sebagai berikut:a) Semua material sesuai dengan BQ (Bill of Quantity)b) Material petunjuk (Marker Post, Marker Tape, Patok Gas dan Batako Pengaman)c) Material pendukung untuk semua pekerjaand) Semua kebutuhan untuk tanda-tanda pengamanan dan peringatane) Material untuk penyambungan pipa PEf) Material lain yang tidak disebutkan oleh Pemilik Proyek, namun diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan pada proyek tersebut sehingga sistem bisa berfungsi.Semua material yang akan dipakai pada proyek ini harus diajukan terlebih dahulu kepada Pengguna jasa, dalam hal ini diwakili oleh Direksi Pengawas, untuk mendapatkan persetujuannya, sebelum material tersebut didatangkan ke proyek tersebut.

3.2.Pengangkutan MaterialPenyedia Barang/Jasa atau Kontraktor harus mengerti dan memahami ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh Instansi - Instansi Pemerintah, seperti Pemda, DLLAJR dan sebagainya mengenai penggunaan Jalan umum atau Jalan raya bagi kendaraan berat. Ijin-ijin yang diperlukan berkaitan dengan hal tersebut diatur harus diusahakan Penyedia Barang dan Jasa sendiri. Resiko-resiko yang mungkin terjadi selama pengangkutan seperti kecelakaan, kerusakan material, dan atau peralatan yang diangkut menjadi tanggung jawab Kontraktor dan keterlambatan karena pengangkutan tidak bisa diajukan sebagai masa perpanjangan waktu pelaksanaan proyek. Jenis kendaraan yang dipakai adalah yang kapasitasnya harus sesuai dengan berat dan panjang pipa dan dalam kondisi yang baik. Pipa tidak boleh menonjol keluar dari kendaraan sepanjang 1 (satu) meter. Ujung pipa yang keluar kendaraan harus diberikan tanda yang mudah dilihat oleh pengemudi kendaraan lain, dengan maksud pengamanan dan pipa harus diletakkan di atas balok atau bahan lain dan tidak diperkenankan diletakkan diatas kendaraan tanpa alas untuk menghindari kemungkinan kerusakan. Pipa PE harus dilindungi terhadap sinar Matahari secara langsung.

3.3.Penyimpanan MaterialPenyedia Barang/Jasa wajib menyiapkan tempat penyimpanan (gudang) material yang memadai dan mengikuti ketentuan-ketentuan yang disampaikan oleh Manufacturer khususnya untuk barang-barang yang harus ada perlakuan khusus, seperti pipa serta perlengkapannya, Portland Cement/semen dan barang-barang lain agar barang-barang yang dipakai dalam pelaksanaan proyek tersebut kualitasnya bisa terjaga.

BAB IVPEKERJAAN PENGGALIAN

4.1.Syarat-syarat Penggaliani) Standard yang dipakai untuk pelaksanaan penggalian adalah peraturan Pemerintah Daerah setempat dan ketentuan penggalian Direktorat Jenderal Minyak dan Gas bumi (MIGAS).ii)Penggalian dapat dilakukan bila ijin penggalian sudah diperoleh baik dari Instansi Pemerintah maupun swasta/pribadi yang menguasai lokasi tersebut.iii)Sarana-sarana untuk pengamanan, penimbunan dan sebagainya seperti dinding pengaman, box penampung tanah sudah harus tersedia.iv) Kondisi dibawah tanah agar diusahakan diketahui seperti letak instalasi listrik, air, telepon atau gas sehingga pada saat melakukan penggalian dapat dihindari adanya kecelakaan kerja dan kerusakan pada instalasi tersebut. v)Kondisi lubang galian harus diusahakan selalu kering.

4.2.Bentuk GalianPenggalian dilakukan dengan bentuk dan ketentuan sebagai berikut:a. Galian pada saat berlangsungnya pekerjaan pelaksana hanya dibenarkan melaksanakan pekerjaan secara bertahap pada setiap penggalian sepanjang 100 (seratus) meter untuk galian pipa dan selanjutnya sudah harus dipasang/ditanam selambat-lambatnya 24 (dua puluh empat) jam yang kemudian diikuti dengan perbaikan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.b. Semua material bekas galian harus segera diangkut keluar lokasi pekerjaan dan tidak dibenarkan ditimbun di badan jalan atau di trotoar.c. Pada tahap penggalian 100 (seratus) meter berikutnya, tanah bekas galian tersebut diurug/ditimbun kedalam lubang galian sebelumnya yang sudah terpasang instalasinya seperti tersebut diatas.d. Apabila karena sesuatu dan lain hal terpaksa ada lubang galian penyambungan/pengetesan dimana tidak ada kegiatan pekerjaan (misalnya menunggu material, alat-alat bantu, jadwal pemadaman, alat pengetesan) maka lubang tersebut harus diberi pengaman yang rapat serta memadai dan diberi rambu yang jelas.e. Batas waktu yang diperkenankan untuk lubang tersebut adalah maksimal hanya 24 (dua puluh empat) jam. Apabila dalam waktu tersebut Kontraktor tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya, maka lubang tersebut harus diurug/ditutup.f. Apabila setelah diadakan penelitian kualitas di lapangan ternyata pekerjaan dimaksud tidak memenuhi syarat/spesifikasi teknis yang ditetapkan, maka Kontraktor memperbaiki/menyempurnakan kembali pekerjaan yang dimaksud.g. Pipa induk yang digelar didaratan wajib ditanam, dengan kedalaman minimum 1000 mm dari permukaan tanah/jalan, tidak tergantung pada material pipa dan diameter dari pipa, diukur dari permukaan atas pipa sampai dengan permukaan jalan. Kedalaman ini seandainya dikurangi hanya atas ijin dari Direksi Pengawas yang berwenang.h. Lebar galian: Lebar bawah : Sesuai standard drawing Lebar Atas : Sesuai standard drawing Lebar galian untuk Tie in : Untuk keperluan pemasangan Tapping Saddle dan Branching Saddle atau fitting-fitting harus dibuat lubang galian yang lebarnya sedemikian rupa sehingga pelaksanaan pemasangan dan pemeriksaan sambungan dapat dilakukan dengan sempurna.i. Dasar GalianDasar galian harus benar-benar rata dan bebas dari segala macam kotoran seperti batu-batuan, akar, kayu, sampah dan sebagainya. Pada bagian tanah berbatu atau tempat-tempat yang ditentukan oleh Direksi Pengawas, galian harus diurug pasir sedalam 15 cm sebagai alas pipa sesuai ketentuan tersebut diatas.Direksi Pengawas akan memeriksa lubang galian dan bila tidak memenuhi syarat yang ditentukan seperti kedalaman, lebar atau kebersihannya kurang, maka Kontraktor wajib memperbaiki galian tersebut.

4.3.Arah Jalur galianLubang galian harus dibuat selurus mungkin agar tidak menyulitkan pemasangan pipa, sedangkan perubahan arah jalur galian disesuaikan dengan sudut bend (elbow) yang telah ditentukan. Bila menurut Kontraktor perubahan arah dapat digunakan natural bend dan tidak perlu elbow atau sebaliknya, maka untuk pelaksanaannya harus ada persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Pelaksana.

4.4.Persimpangan dengan Utilitas Laina. Di Bawah TanahBila pipa gas bersimpangan atau sejajar dengan utilitas lain, maka pipa harus dipasang dengan jarak 250 mm dari utilitas tersebut sesuai standar drawing. Jadi dimungkinkan kedalaman tanah yang digali melebihi ketentuan pada pasal 4.2. Untuk kondisi seperti ini Penyedia barang dan jasa harus memperhatikan hal tersebut.Pada saat penggalian, utilitas umum dibawah tanah harus diamankan. Segala kerusakan yang timbul pada utilitas tersebut karena penggalian merupakan tanggung jawab Kontraktor. Bila diperlukan untuk memindahkan sementara, Penyedia Barang/Jasa harus meminta ijin dari instansi yang berwenang dengan catatan akan segera diperbaiki bila pipa telah selesai dipasang.Penyedia Barang/Jasa tidak diperkenankan merusak saluran-saluran air yang ada pada jalur penggalian. Dalam keadaan yang terpaksa dan seijin Direksi Pengawas, Kontraktor dapat melakukannya dengan tujuan memudahkan penggalian dan harus disediakan fasilitas sementara untuk memindahkan aliran air. Bila pemasangan pipa telah dilaksanakan, maka aliran air harus dipindahkan kembali seperti keadaan semula, Semua biaya yang timbul untuk mengatasi hal seperti dijelaskan diatas merupakan beban Kontraktor.b. Di Atas TanahBila di atas jalur penggalian terdapat tiang-tiang listrik, telepon atau sarana lainnya, maka Kontraktor agar mengamankannya dengan mengadakan dan memasang penyangga atau memindahkan untuk sementara atas seijin instansi yang berwenang dengan catatan akan segera diperbaiki seperti keadaan semula bila pemasangan pipa telah dilaksanakan.c. Saluran AirTanpa seijin Direksi Pengawas, Kontraktor tidak diperkenankan melakukan perusakan pada saluran-saluran air yang ada disekitar tempat pemasangan pipa gas. Dalam keadaan terpaksa, dengan memudahkan penggalian dan pemasangan pipa gas, aliran air dapat dipindahkan untuk sementara dengan catatan bahwa setelah pemasangan pipa selesai, aliran tersebut dapat dikembalikan seperti keadaan semula.

4.5.Penggalian untuk Penempatan ValveKedalaman lubang galian untuk penempatan valve dilaksanakan sesuai standar drawing. Penggalian tambahan untuk penyangga valve harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tanah aslinya tidak terlalu banyak terganggu.

4.6.Kondisi-kondisi KhususPada lokasi-lokasi penggalian dimana terdapat genangan air atau permukaan air tanah cukup tinggi, maka Kontraktor agar mengusahakan cara-cara penggalian yang baik sehingga kemungkinan longsor dapat dihindari, seperti membuat dinding penahan atau lainnya, juga memompa air keluar dari galian (dewatering) sehingga lubang galian kering dan tidak mengganggu kelancaran pekerjaan pengelasan. Kontraktor dapat mengajukan usul pelaksanaan untuk mengatasi kondisi ini.BAB VPEKERJAAN PENYAMBUNGAN PIPA

5.1.Standar PenyambunganStandar yang digunakan untuk pipa PE adalah Standar Nasional Indonesia (SNI) 13-3507-1994 Konstruksi Sistem Pipa Polyethylene untuk gas bumi, kecuali ditetapkan lain oleh Pertagas. Kontraktor diharuskan mengikuti sepenuhnya ketentuan yang tercantum pada standar tersebut.

5.2.Penyambungan fusi harus dilakukan dengan perkakas dan prosedur yang telah disetujui oleh Proyek dan mengikuti salah satu metode berikut:a. Fusi Butt (Butt Fusion)Penyambungan ini memanfaatkan panas dan tekanan dalam waktu tertentu. Dimana kedua ujung material yang akan disambung, dipanaskan hingga meleleh. Kemudian dengan tekanan tertentu ditekan hingga menyatu/melebur (fusi).Fasenya terbagi menjadi 3 macam yaitu :1. Fase pemanasan awal 2. Fase Pemanasan3. Fase penyambungan dan pendinginanBagian-bagian mesin Butt Fusion terdiri atas :1. Badan mesin2. Penyerut (Facer/milling)3. Pemanas (Heater)4. Penjepit (Insert Clamp/Liner Clamp)5. Pengatur hidrolik (hydraulic control)b.Fusi Listrik (Electro Fusion)Pada penyambungan jenis ini yang berperan sebagai pemanas adalah kumparan yang tertanam didalam fitting/socket-nya. Pada saat pin terminal dihubungkan ke listrik, maka kumparan pemanas akan melelehkan permukaan dalam socket dan permukaan luar pipa. Sehingga setelah meleleh, maka kedua sisi tersebut akan saling menyatu/melebur (fusi)1. PemipaanUntuk diameter pipa 63 mm dan lebih kecil maka memakai sambungan Electro FusionUntuk diameter pipa 90 mm dan lebih besar memakai sambungan Butt Fusion 2. FittingSemua sambungan pipa dengan fitting menggunakan Electro Fusion

5.3.Penilaian Kemampuan Operator PEa. Penyediaan OperatorMengingat pentingnya operator PE dalam menyelesaikan pemasangan jaringan pipa maka adalah mutlak bahwa Kontraktor harus memiliki operator PE yang telah mempunyai sertifikat dari MIGAS, dalam jumlah yang cukup untuk menyelesaikan pekerjaan.b. Pengetesan OperatorSebelum operator yang dimaksud mulai melaksanakan tugasnya, mereka harus lulus dari suatu Fusion Qualification Test yang dilakukan Pertagas. Testing tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan teknis dari operator-operator tersebut.Testing tersebut akan dilakukan dengan menggunakan potongan-potongan pipa yang disediakan oleh Ditjen MIGAS dengan menggunakan prosedur penyambungan yang telah disetujui. Selanjutnya hasil penyambungan dari setiap operator akan diperiksa dengan tekanan udara atau cara lain yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas.c. Pengetesan UlangPemilik mempunyai hak untuk mengadakan pengetesan ulang dari operator yang ada, bila hal tersebut dianggap perlu. Selanjutnya Pemilik juga mempunyai hak untuk menghentikan pekerjaan atau mencabut ijin kerja dari seorang operator yang hasil kerjanya tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Biaya yang ditimbulkan karena hal tersebut diatas menjadi beban dari Penyedia Barang dan Jasa/kontraktor.

5.4.Penyiapan Sambungana) Semua pipa dan fitting harus diperiksa bentuk potongannya, kedalaman goresan atau cacat lainya sebelum digunakan. Material yang rusak tidak boleh digunakan dan harus disimpan tersendiri di Gudang sebelum barang yang rusak tersebut dikeluarkan dari proyek.b) Sebelum pipa disambung, bagian dalam pipa harus diperiksa dan bebas dari benda asing. Ujung-ujungnya harus ditutup sementara.c) Ujung-ujung pipa yang akan disambung, satu sama lainya harus rata sehingga apabila kedua ujung tersebut dipertemukan, maka tidak akan ada kelihatan celah tembus pandang pada sekeliling pertemuan kedua ujung tadi.d) Ujung-ujung benar-benar bulat sebelum penyambungan dilaksanakan. Apabila ternyata ada perubahan bentuk pada salah satu atau kedua ujung yang akan disambungkan, maka kedua ujung tersebut terlebih dahulu harus dibulatkan dengan mempergunakan Rerounding Tool sehingga coupler dapat dimasukkan dengan mudah dan bebas untuk diputar atau digeser.e) Kedua ujung harus dibersihkan dari oli, minyak dan sejenisnya dengan mempergunakan pelarut seperti alkohol, spirtus dan pelarut lainnya.f) Setiap ujung yang akan disambungkan, permukaan luarnya harus dikerik (discrap) dengan mempergunakan scrapper, dan juga harus benar-benar kering.

5.5.Alignment ClampSebelum penyambungan dilaksanakan, pipa harus diletakkan pada tempat yang rata dan ditumpu sehingga pipa tidak melengkung. Untuk menjaga kelurusan dan ketepatan penyambungan serta menghindari terjadinya gerakan atau pergeseran selama penyambungan dilaksanakan, maka kedua ujung pipa yang akan disambung harus diikat dengan mempergunakan Clamp.Untuk keperluan ini bisa saja mempergunakan Short Twin Clamp, Double Twin Clamp, Adjustable Twin Clamp, Alinment Clamp atau sejenisnya, tidak diperbolehkan menggunakan Clamp yang tidak standar. Sebaiknya dihindari adanya pelaksanaan penyambungan di dalam lubang galian. Clamp hanya boleh dilepaskan setelah masa pendinginan sambungan (fusion cooling time) dilampaui.

5.6.Penyambungan (Fusion)Penyambungan harus betul-betul memperhatikan tata cara penyambungan yang benar dengan memperhatikan spesifikasi setiap material yang akan dipasang, serta peralatan yang akan digunakan. Setiap material/merek dagang, mempunyai spesifikasi yang saling berbeda satu sama lainnya, sehingga memerlukan penanganan yang berbeda pula.Penyambungan pada waktu hujan sebaiknya dihindari, namun apabila dikehendaki maka seluruh peralatan fusi, ujung-ujung pipa yang akan disambung serta material sambungan harus betul-betul terhindar dari percikan air sehingga ujung-ujung yang akan disambung betul- betul kering.a. Penyambungan Pipa PE dengan Pipa PEDapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut.Fusi Butt untuk diameter lebih besar dari 63 mmFusi Listrik untuk diameter 63 mm atau lebih kecil.b. Penyambungan Pipa PE dengan Pipa Besi/SteelDalam hal Penyedia Barang/Jasa atau Pemborong atau Kontraktor diharuskan untuk menyediakan sendiri material, maka Pemborong harus memilih jenis Transition Fittings yang cocok untuk keperluan tersebut. Pemborong supaya menjelaskan jenis dari Transition Fitting yang akan digunakan dan mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas. Dalam hal material disediakan oleh pemberi Tugas, Pemborong akan diberitahu jenis Transition fitting yang akan dipergunakan pada hari Aanwizing atau paling tidak pada saat pelaksanaan pekerjaan.

5.6.1.Sambungan Fusi Butt (Butt Fusion)Permukaan yang telah dibersihkan dengan scrapper tidak boleh disentuh.Setelah fase pemanasan tercapai, sambungan fusi harus dilakukan.Pipa harus ditahan dan ditopang untuk menghindari pergerakkan selama fase pemanasan dan penyambungan.Pipa panjang harus ditopang untuk menghindari pelengkungan akibat berat sendiri.Fusi atau permukaan yang pernah mengalami masa pemanasan, tidak boleh dipanasi ulang. Jika fusi gagal, maka posisi yang baru tidak boleh kurang dari 250 mm dari pinggir luar posisi yang gagal. Jarak yang diijinkan antara 2 sambungan yang berdekatan minimal 4 (empat) kali diameter luar. Uji tekan tidak dilakukan sebelum sambungan dingin.

5.6.2.Sambungan Fusi ListrikPipa yang terbuat dari PE-A dapat disambungkan dengan PE-X dengan prosedur Fusi listrik.Petunjuk dan cara penyambungan pipa dengan Fusi Listrik harus mengikuti petunjuk dari pabrik pembuat fitting PE.

5.7.Pemasangan SaddleSaddle yang dimaksud disini adalah:1. Tapping Saddle2. Branch SaddlePemborong/Kontraktor supaya memperhatikan cara pelaksanaan saddle yang baik dan benar sesuai dengan spesifikasi teknik yang telah ditentukan. Sebelum pelaksanaan pemasangan saddle, terlebih dahulu dilaksanakan persiapan permukaan berupa pembersihan, digreassing dan scrapping. Pemasangan saddle hanya boleh dilaksanakan apabila permukaan telah siap dan betul-betul kering.

5.8.Pendinginan PenyambunganMeskipun sambungan telah selesai dilaksanakan dengan hasil baik namun clamp belum boleh dilepas atau digerakkan sebelum sambungan itu cukup dingin. Sambungan masih harus didinginkan selama waktu tertentu menurut jenis dan diameternya (lihat nama plat masing-masing merek).Disini diberikan contoh lama pendinginan waktu minimum yang dibutuhkan sebagai berikut :DiameterWaktu yang dibutuhanCatatan

20 mm 32 mm10 menit

40 mm - 50 mm15 menit

63 mm - 90 mm20 menit

Lebih besar dari 90 mm30 menit

Untuk saddle10 menitKeperluan Minimal

Lamanya pendinginan dapat dilihat pada setiap fitting.

5.9.Pemeriksaan Kualitas Sambungan (Fusi Butt)a) Besarnya mismatch yang diijinkan antara dua pipa yang akan disambung didalam mesin penyambung, maksimum 1 (satu) mm pada setiap titik sekeliling pipa.b) Mismatch yang diijinkan untuk pipa dengan diameter lebih besar dari 180 (seratus delapan puluh) mm maksimum 10 % dari tebal dinding pipa.c) Semua bead lasan luar (external weld beads) harus dilepas dengan alat yang standar dan diperiksa.d) Bead harus diberi nomor yang ditulis pada sambungan pipa dengan permanen maker dan dibuatkan laporan tersendiri untuk pemeriksaan pengawas Direksi Pengawas. Pemeriksaan ini harus dilaksanakan terhadap semua Sambungan Fusi Butt.

BAB VIPENURUNAN PIPA, PERLINDUNGAN KHUSUS VALVE DAN PENGEBORAN

6.1.Penurunan Pipaa)Tanpa hadirnya Direksi Pengawas, penyedia barang/jasa atau Kontraktor tidak diperkenankan menurunkan pipa kedalam lubang galian. b)Penurunan pipa hanya diperbolehkan dengan cara dan alat yang telah disetujui oleh Direksi Pengawas.c)Sebelum penurunan pipa, Direksi Pengawas harus yakin bahwa lubang galian aman.d)Penurunan pipa kedalam lubang galian harus dilaksanakan dengan hati-hati untuk menghindari terjadinya goresan terhadap pipa ketika bersentuhan dengan dinding dan dasar galian.e)Selama penurunan pipa tidak seorangpun diperkenankan berada didalam lubang galian dibawah pipa yang tergantung.

6.2.Ujung dari Pipa yang telah dipasangUjung-ujung pipa yang telah tersambung dan sudah terletak di dalam lubang galian, harus ditutup dengan plug atau cap atau cara lain yang disetujui oleh Proyek, untuk menghindari masuknya kotoran-kotoran yang berupa batu, kayu, sampah dan juga air serta binatang. Tutup tersebut baru boleh dilepas apabila pekerjaan akan dilaksanakanPemasangan ValveValve (kerangan) yang akan dipasang pada saluran pipa ini adalah Ball Valve yang penempatannya seperti terlihat dalam gambar rencana atau ditetapkan oleh Pemberi Tugas. Pengeboran Penyeberangan dengan jalan pengeboran harus dilakukan dengan menggunakan Mechanical Auger atau alat lain yang disetujui oleh Pemberi Tugas. Dalam pelaksanaan pengeboran ini harus digunakan pipa selubung (casing) yang disediakan oleh Pemborong/Kontraktor, kecuali ditentukan lain.Yang dimaksud dengan biaya pengeboran adalah semua biaya yang diperlukan untuk kegiatan tersebut, termasuk didalamnya biaya penggalian dan pengurugan tempat mesin bor, extra material dan lain sebagainya serta penyambungan yang diperlukan.Bila dalam pengeboran terjadi rongga diantara lubang bor dengan pipa, maka rongga tersebut harus diisi dengan adukan semen dengan komposisi I Semen: 3 Pasir dan disemprotkan kedalam rongga tersebut sehingga rongga tersebut terjamin penuh.

BAB VIIPEKERJAAN PENGURUGAN DAN PEMBERSIHAN

7.1.Bahan UruganBahan urugan yang dipakai adalah tanah urug bekas galian yang bebas dari pecahan-pecahan batu, bahan-bahan tajam, gumpalan tanah, sampah dan sisa logam lainnya, Pengurugan galian yang berisi air harus dikeringkan dengan memompa air tersebut keluar. Pasir yang dipergunakan harus disetujui lebih dahulu oleh Direksi Pengawas sebelum material tersebut dipakai.Jenis material urugan yang dipakai diatas tanah urug tersebut diatas, adalah sesuai yang disebutkan dalam standar drawing

7.2.Pemadatan Pengurugana)Semua pengurugan harus dipadatkan lapis demi lapis dari dasar sampai kepermukaan lubang galian. Hanya alat-alat yang tidak mengakibatkan kerusakan pada pipa yang boleh digunakan. Pemadatan pengurugan lubang galian paling sedikit sama dengan kepadatan tanah di sekitar lubang tersebut.b)Dibawah permukaan jalan, sayap jalan atau tempat-tempat yang ditentukan oleh Pemberi Tugas, Pemborong harus menggunakan material yang ditetapkan oleh Dinas Pekerjaan Umum, dan dipadatkan secara mekanis lapis demi lapis. Sedangkan ketebalan lapisan tersebut tidak boleh lebih dari 250 cm.c)Apabila Dinas Pekerjaan Umum menganggap bahwa pemadatan tersebut belum memenuhi syarat maka Pemborong harus memperbaikinya kembali sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

7.3.Penutupan Lubang Galian, Pembuangan Sisa Tanah dan Pembersihana)Penutupan lubang galianSetelah pipa dimasukkan kedalam lubang galian, lubang tersebut harus segera diurug. Dalam keadaan apapun tidak boleh ada lubang galian yang telah berisi pipa yang tidak dilakukan pengurugan.b) Pembuangan Sisa-sisa TanahSisasisa tanah bekas galian harus disingkirkan ke tempat-tempat yang ditentukan oleh Pemberi Tugas atau Instansi lain yang berwenang.c)PembersihanApabila pekerjaan pemasangan pipa telah selesai maka sisa-sisa tanah, batu atau kotoran-kotoran dan sampah dari sisa-sisa pekerjaan kontruksi harus dibersihkan. Jalan, Pertamanan dan lain sebagainya harus ditinggalkan dalam keadaan baik dan bersih sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh proyek, Dinas Pekerjaan Umun atau Instansi yang berwenang

7.4.Perbaikan KembaliPenyedia barang dan jasa melaksanakan pekerjaan perbaikan dari sarana sarana yang dirusak selama masa pelaksanaan pemasangan pipa, misalnya perbaikan jalan, berm, taman, jalan masuk dan sebagainya, kecuali perbaikan tersebut dilakukan oleh pihak PU sesuai dengan ketentuan yang ada. Pelaksanaan pekerjaan perbaikan ini mengikuti peraturan atau ketentuan yang berlaku dari Pemerintah Daerah setempat sehingga Kontraktor harus mengerti betul mengenai peraturan dan ketentuan yang ada, misalnya dengan membeli peraturan atau ketentuan yang dibutuhkan.

BAB VIIIPEKERJAAN PENGUJIAN

8.1.Umuma) Penyedia Barang/Jasa harus melakukan pemeriksaan/pengetesan terhadap sambungan pipa yang telah diselesaikannya. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja dan peralatan pada waktu dan tempat yang diperlukan sehingga dapat dilakukan pemeriksaan/pengetesan dari material yang digunakan serta mengetahui kemampuan Kontraktor dalam melaksanakan tugasnya.b)Semua kesalahan atau kerusakan yang dianggap oleh Pemberi Tugas disebabkan karena kesalahan Kontraktor dalam melaksanakan tugasnya harus segera di ubah dan diperbaiki.

8.2.Cleaning/Pembersihan a) Cleaning dilakukan dengan menggunakan udara untuk membersihkan kotoran-kotoran dan air yang berada pada pipa yang dipasang.b) Pekerjaan ini dilakukan bertahap dan di ulang hingga kondisi dalam pipa benar-benar bersih dan dituangkan dalam Berita Acara.c) Cleaning dilaksanakan pada setiap pencabangan dan tekanan udara yang dipakai tidak boleh melebihi tekanan 6 (enam) Bar.

8.3.PengujianPengujian dilakukan sesuai dengan Standard SNI 13-3507 1994.

8.4.Purging atau PembilasanSetelah pengujian pipa di atas selesai dilaksanakan dengan hasil baik, kemudian dilakukan pembilasan seluruh pipa dan bagian-bagian dengan cara pengisian Nitrogen.a) Pembilasan LangsungPembilasan harus tidak dilaksanakan pada pipa induk yang bercabang kecuali bila setiap pencabangan dapat diisolir dan dibilas sendiri.Panjang maksimum pipa induk tanpa pencabangan yang boleh dibilas langsung dapat dilihat pada TABEL-1 Dibawah ini.Laju minimum pembilasan ditentukan pada TABEL-2. Hal ini dapat dipantau dengan memasang pengukur aliran (Flow Meter).

b) Pembilasan Tidak LangsungKetentuan Umum Semua pipa yang panjangnya melebihi ketentuan pada TABEI-1 harus dibilas dengan metode pembilasan tidak langsung dan laju minimum untuk pembilasan tidak langsung ditentukan pada TABEL-2. Untuk pipa induk yang lebih panjang dari 250 mm, pembilasan sekat dapat digunakan sebagai pengganti cara pembilasan bertahap karena alasan ekonomis.Pada pipa induk yang bercabang harus dilakukan pembilasan bertahap, dimulai pada cabang yang terdekat dari titik pengisian. Pencabangan berikutnya harus dibilas secara berurutan dan terakhir adalah pencabangan terjauh dari titik pengisian. Kebutuhan minimal Gas Nitrogen untuk menyelesaikan pembilasan dapat pada TABEL-3.Untuk pipa induk yang bercabang, setiap pencabangan harus di isolir dan dibilas tersendiri. Volume gas Nitrogen (N2) penyekat harus tidak kurang dari 10 (sepuluh) % dari volume pipa.Pengisian pipa dengan nitrogen selesai bila pada ujung pipa yang lain kandungan oxigennya kurang dari 3 (tiga) % yang dapat dibaca dengan oxygen detector. Apabila hasil pemeriksaan sambungan dan test dinyatakan gagal oleh Proyek, maka Kontraktor harus mengulangi test tersebut dari awal sampai hasilnya dinyatakan baik oleh Pemberi Tugas. Biaya yang diakibatkan oleh hal tersebut diatas, seluruhnya menjadi beban Penyedia Barang Jasa/ Kontraktor.Penyerahan terakhir dari pekerjaan ini dilakukan bilamana Acceptance Test telah selesai dan disetujui oleh Pemberi Tugas.

TABEL-1Ukuran Nominal Pipa (mm)Panjang Max. Pipa Pipa Induk (M)

Sampai dengan 63 mmTidak Dibatasi

Lebih besar 63 mm 100 mm250

Lebih besar 100 mm 150 mm120

Lebih besar 150 mm 200 mm 70

Lebih besar 200 mm 250 mm 50

Lebih besar 250 mm 300 mm30

Lebih besar 300 mmTIDAK DIPERKENANKAN

TABEL-2Ukuran Nominal Pipa (mm) Lihat Catatan-1Ukuran Nominal Pipa Vent (mm)Laju Minimum Pembilasan m3/jam (standard) Lihat Catatan -2

Pembilasan Langsung atau Tidak Langsung

50254.25

802511

1002517

1505038

2005068

25050106

300080153

Hanya Untuk Pembilasan Tidak Langsung

40080273

450100345

600150613

Catatan:1. Untuk ukuran nominal pipa besar dari 200 mm pada pembilasan Langsung, Direksi Pengawas atau yang berwenang harus memberikan pertimbangan.2. Laju minimum dihitung dari kecepatan pembilasan 0,6/ detik.

TABEL-3Ukuran Nominal Pipa (mm)Kebutuhan Minimum Gas Ns/ Pembilasan setiap panjang 10M (m3)

1000.13

1500.3

2000.5

2500.8

3001.2

4002.0

4502.5

6004.5

7507.0

90010.0

105013.5

120017.5

BAB IXPEKERJAAN BANGUNAN

a. Standar yang dipakai dalam pelaksanaan bangunan tersebut adalah:Standar Nasional Indonesia.b. Peil bangunanPenentuan semua peil bangunan yang akan dibangun harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas dan harus memperhatikan kondisi lokasi yang ada. Bila daerah termaksud sering kali terkena dan atau dimungkinkan dalam waktu yang akan datang terendam air/banjir, maka peil bangunan harus dibuat sedemikian rupa sehungga akan terhindar dari musibah banjir.c. Spesifikasi pekerjaan yang akan dikerjakan dan material yang akan dipasok harus/wajib mengikuti ketentuan yang ada, terkecuali di tentukan lain oleh Direksi Pengawas.d. Perizinan atas bangunan yang akan dilaksanakan, harus sudah didapatkan sebelum pelaksanaan bangunan tersebut dimulai.e. Urutan pekerjaan (sequen pekerjaan) harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan atau praktek kebiasaan, yang akan membuat kualitas pekerjaan memenuhi target dan sesuai kualitas yang dipersyaratkan.

BAB XPEKERJAAN PENGECATAN

a)Lingkup pekerjaanSemua permukaan luar pekerjaan dinding bata, beton dan atau struktur baja maupun kayu harus dilakukan pengecatan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan seperti tersebut dibawah.Untuk semua jenis material cat yang akan dipakai dalam proyek ini, Penyedia Barang/jasa harus mengajukan contoh masing-masing material lengkap dengan spesifikasinya, untuk mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa yang diwakili oleh Direksi Pengawas.

b)Standar Standar yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah:Standar Nasional IndonesiaSpesifikasi produk dari manufacturer

c)Cara Pelaksanaan1.Cat DindingSebelum dinding dilakukan pengecatan, permukaan dinding harus di haluskan terlebih dahulu. Setelah dinding/tembok dihaluskan baru kemudian dilakukan pengecatan dasar hingga rata dan kemudian dilakukan pelapisan cat penutup atau finishing. Cat penutup sekurang-kurangnya dilakukan sebanyak 3 (tiga) lapis, dengan metode pelaksanaan pengecatan sesuai petunjuk dalam spesifikasi produk cat tersebut.2. Cat KayuSemua permukaan kayu yang akan dicat, permukaan harus di amplas sampai halus, kemudian diteruskan dengan pekerjaan cat dasar/meni. Sebelum melakukan pengecatan penutup, maka semua permukaan kayu harus dilakukan pendempulan atau plamuur untuk mendapatkan permukaan yang halus dan rata. Penutupan cat dilakukan sekurang-kurang sebanyak 3 (tiga) lapis, dengan metode pelaksanaan pengecatan sesuai petunjuk dalam spesifikasi produk cat3.Cat BesiSemua permukaan besi/baja yang akan dilakukan pengecatan harus dilakukan pembersihan atau cleanning untuk menghilangkan kotoran-kotoran maupun karat yang ada dengan mempergunakan alat sikat baja/wire brush baik dengan cara manual maupun mekanis.Setelah permukaan besi/baja bersih dari semua kotoran, maka pengecatan dasar bisa dilakukan hingga mencapai ketebalan yang ditentukan. Setelah cat dasar mencapai kekeringan yang diharapkan sesuai petunjuk dalam brosur, maka pengecatan lapis kedua dan ketiga (finishing) bisa dilakukan, dengan metode yang dilakukan seperti petunjuk dalam spesifikasi produk cat tersebut.

BAB XIPEKERJAAN KHUSUS

11.1.Marker PostKontraktor harus memasang dan membuat marker post pada jarak setiap 500 m, pada setiap jembatan dan pada tempat-tempat khusus lainnya yang akan ditentukan oleh Direksi Pengawas seperti posisi Valve , pencabangan dan sebagainya. Bentuk dan ukuran marker post dapat dilihat pada gambar Standar marker Post.

11.2.Patok GasKontraktor harus memasang dan membuat patok gas sebagai tanda-tanda jalur pipa gas. Patok gas ini dipasang pada setiap jarak 50 m dan tempat-tempat khusus lainnya yang akan ditentukan oleh Direksi Pengawas. Bentuk dan ukuran patok gas dilihat pada gambar standar.

11.3.Pekerjaan CrossingPekerjaan crossing adalah crossing jalan raya, jalan keluar/masuk gedung atau bangunan, dan sungai. Pelaksanaan atau cara melakukan crossing adalah open cut dan atau pengeboran (boring) dengan mesin bor. Pemilihan cara pelaksanaan adalah berdasarkan izin yang diberikan oleh Instansi berwenang dan alasan teknis.Crossing JalanCrossing jalan raya/umumPenyeberangan harus dilaksanakan dengan cara pengeboran sehingga lalu lintas kendaraan tidak terganggu. Alat yang digunakan untuk pengeboran adalah MECHANICAL AUGER atau alat lain tidak diperkenankan melakukan pengeboran dengan cara (Gangsir). Crossing Jalan di komplek perumahan dan Keluar atau Masuk bangunanCrossing jalan di komplek perumahan dan jalan keluar masuk bangunan dilakukan dengan open cutCrossing SungaiCara melaksanakan penyeberangan sungai adalah dengan Jembatan.

11.4.Warning Marker TapePenyedia Barang/Jasa wajib membuat/memasang Warning Marker Tape yaitu suatu lembaran plastik berwarna kuning sepanjang lubang galian. Warning Marker Tape hanya dipasang pada jalan raya/jalan umum.

11.5.Batako PengamanPenyedia Barang dan Jasa/Kontraktor harus memasang batako pengaman ukuran 20x40 cm, tebal 5 cm dengan jarak dari ujung ke ujung 20 cm sepanjang jalur pipa, batako pengaman hanya dipasang pada jalan raya/umum.

11.6.Gambar Kerja, Gambar Pelaksanaan dan DokumentasiPenyedia Barang/Jasa atau Kontraktor wajib membuat foto-foto dokumentasi, gambar pelaksanaan atau shop drawing dan as Built drawing (gambar hasil pelaksanaan).a) Gambar Kerja (Shop Drawing)Penyedia barang/jasa atau Kontraktor harus membuat gambar pelaksanaan untuk pelaksanaan proyek.b) As-built Drawing As-built drawing harus dibuat yang menunjukkan keadaan yang sebenarnya dari setiap pekerjaan yang telah dilaksanakan. c) DokumentasiFoto dibuat berukuran kartu pos, berwarna dan rangkap tiga serta dimasukkan kedalam album ukuran besar. Foto-foto tersebut harus menggambarkan:Uraian kegiatan dari awal sampai akhir pelaksanaan pekerjaanPeristiwa-peristiwa yang khususGambar pelaksanaan di setiap progress terminDan lain-lain