repositori.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 6631 › ... · 2018 pengaruh...
TRANSCRIPT
Universitas Sumatera Utara
Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id
Departemen Akuntansi Skripsi Sarjana
2018
Pengaruh Sistem Pengendalian Internal,
Penyajian Laporan Keuangan dan
Aksesibilitasi Laporan Keuangan
Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan
Keuangan Daerah Studi Empiris
Pemerintah Kota Tebing Tinggi
Hasibuan, Nurul Hidayah
Universitas Sumatera Utara
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/6631
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
SKRIPSI
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAN AKSESIBILITASI LAPORAN
KEUANGAN TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
STUDI EMPIRIS PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI
OLEH
NURUL HIDAYAH HASIBUAN 140503033
PROGRAM STUDI STRATA 1 DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2018
AB STRAK
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK PADA PERUSAHAAN INDUSTRI MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA TAHUN 2013 -2015
Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh karakteristik perusahaan terhadap penghindaran pajak pada perusahaan industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015.Variabel independen yaitu ukuran perusahaan, hutang jangka panjang, intensitas modal, intensitas persediaan. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling dan diperoleh 65 perusahaan sampel yang menjadi objek penelitian.
Data penelitian diperoleh dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2013-2015. Metode analisis yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan melakukan pengujian asumsi klasik. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara simultan variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Secara parsial Ukuran Perusahaan, berpengaruh signifikan negatif terhadap Penghindaran Pajak, Intensitas Modal berpengaruh signifikan positif terhadap Penghindaran Pajak. Sedangkan Hutang Jangka Panjang, Intensitas Persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Penghindaran Pajak.
Kata Kunci : Penghindaran Pajak, Total Hutang Jangka Panjang, Intensitas Modal, Intensitas Persediaan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
(anak perusahaan PT Freeport Mc Moran), PT Toyota Motor Manufacturing
Indonesia.
Didalam pelaksanaan pemungutan pajak, terdapat perbedaan kepentingan
antara wajib pajakdan pemerintah.Wajib pajak cenderung untuk mengurangi
jumlah pembayaran pajak. Hal ini juga dimungkinkan jika ada peluang yang
dimanfaatkan karena lemahnya peraturan perpajakan. Pemerintah dalam hal ini
melalui Direktorat Jendral Pajak (DJP) berusaha untuk menaikkan penerimaan
dari sektor pajak. Namun perlawanan yang dilakukan wajib pajak atau perusahaan
tersebut yang tentu akan merugikan penerimaan pemerintah. Namun siapa yang
diuntungkan dari penghindaran pajak adalah pertanyaan lain.
Menurut Supramono (2005: 6) perlawanan terhadap pajak dapat dibedakan
menjadi perlawanan pasif dan aktif.
Perlawanan pasif diakibatkan oleh adanya yang mempersukar pemungutan pajak. Perlawanan ini tidak dilakukan secara aktif apalagi agresif oleh para wajib pajak. Sedangkan, perlawanan aktif mencakup ruang lingkup semua usaha dan perbuatan yang secara langsung ditujukan terhadap fiskus dengan tujuan menghindari pajak. Terdapat beberapa cara perlawanan aktif terhadap pajak, yaitu penghindaran pajak (tax avoidance), penggelapan pajak (tax evasion). Penghindaran pajak mengacu pada pengurangan pembayaran pajak dengan
cara yang legal, misalnya melalui celah-celah peraturan perpajakan yang ada,
berbeda dengan penggelapan pajak(tax evasion)yang mengacu pada penghindaran
pajak dengan cara yang ilegal, misalnya melaporkan pendapatan dibawah yang
sebenarnya ataupun tingkat pengurangan yang tinggi. Penghindaran pajak
digambarkan sebagai tindakan yang sah secara hukum dan moral terkait dengan
penghematan di aspek pembayaran pajak, dan hal tersebut merupakan ide yang
Universitas Sumatera Utara
baik juga pintar. Dengan kata lain, penghindaran pajak(tax avoidance) merupakan
suatu tindakan yang dilakukan wajib pajak dalam efisiensi beban pajak.
Penghindaran pajak yang juga disebut sebagai tax planning, adalah proses
pengendalian tindakan agar terhindar dari konsekuensi pengenaan pajak yang
tidak dikehendaki.Penghindaran pajak adalah suatu tindakan yang benar-benar
legal. Seperti halnya suatu pengendalian yang tidak dapat menghukum seseorang
karena perbuatannya tidak melanggar hukum atau tidak termasuk dalam kategori
pelanggaran/kejahatan, begitu pula mengenai pajak yang tidak dapat dipajaki,
apabila tidak ada tindakan/transaksi yang dapat dipajaki. Dalam hal ini sama
sekali tidak ada pelanggaran hukum yang dilakukan dan malahan sebaliknya akan
diperoleh penghematan pajak dengan cara mengatur tindakan yang
menghindarkan aplikasi penghematan pajak melalui pengendalian fakta-fakta
sedemikian rupa, sehingga terhindar dari pengenaan pajak yang lebih besar atau
sama sekali tidak kena
Menurut Hanlon dan Heitzman (2010: 145) �Overall, the field cannot
explain the variation in tax avoidance very well, although strides have been made
in linking avoidance to firm characteristic, manager effects, ownership,
governance, and incentive structures.� Karakteristik perusahaan merupakan ciri
khas atau sifat yang melekat pada entitas usaha. Karakteristik perusahaan dapat
dilihat dari beberapa segi, diantaranya jenis usaha atau industri, tingkat likuiditas,
profitabilitas perusahaan, financial leverege dan kepemilikan saham, ukuran
perusahaan dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
Hanlon dan Heitzman (2010, 139) menyatakan, �The measures of tax
avoidance that we review are listed in Table 1. We list 12 measures of tax
avoidance commonly used in literature, effective tax rates, book-tax
difference,.....� Beberapa studi meneliti hubungan antara karakteristik perusahaan
dan penghindaran pajak menggunakan beberapa proksi, misalnya effective tax
rates, book-tax difference, tarif pajak efektif dan lain-lain. Menurut Hanlon
Heitzman (2010: 144) �....reports evidance that suggests the scale of international
operations leads to more tax avoidance opportunities resulting in lower GAAP
ETRs.� Bukti yang mendukung bahwa adanya kegiatan operasional akan
membuat kesempatan penghindaran pajak yang lebih rendah dan berakibat pada
tarif pajak pogresif.
Variasi tarif pajak efektif juga dipengaruhi oleh karakteristik perusahaan.
Ukuran perusahaan, struktur hutang, dan bauran aset yang digunakan sebagai
proksi pengukuran karakteristik perusahan tertentu juga dapat mendeteksi adanya
penghindaran pajak.
Hubungan tax avoidance dengan ukuran perusahaan sudah dilakukan
penelitian seperti Desai Dharmapala (2006:3) �... the effect of incentive
compensation and tax avoidance measured by the firm level and a find negative
association beetween tax avoidance...� Menyatakan bahwa pengaruh negatif
antara ukuran perusahaan dengan penghindaran pajak. Sedangkan Hanlon dan
Heitzman (2010:144), �...examine a wide range of tax avoidance opportunities
resulting higer firm level.� Bahwa pengaruh positif antara ukuran perusahaan dan
tax avoidance. Dari beberapa penelitian menunjukkan hasil yang tidak konsisten.
Universitas Sumatera Utara
Perbedaan hasil penelitian (research gap) inilah yang memotivasi peneliti untuk
memilih ukuran perusahaan menjadi salah satu variabel yang mempengaruhi
penghindaran pajak.
Suatu perusahaan bisa saja melakukan tindakan-tindakan untuk
mengurangi kewajiban pajaknya seperti menggunakan pembiayaan mayoritas
yang berasal dari hutang. Dalam pembiayaan hutang, terdapat komponen biaya
bunga pinjaman yang menjadi pengurang dalam penghasilan kena. Dengan
demikian, laba perusahan sebelum kena pajak yang menggunakan hutang sebagai
sumber pendanaan mayoritas akan cenderung lebih kecil dibanding perusahaan
yang mendanai kegiatan operasionalnya mayoritas dengan penerbitan saham. Hal
tersebut tentunya dapat mengurangi kewajiban pajak perusahan dan dapat
digolongkan sebagai tindakan penghindaran pajak.
Bauran aset yang dimiliki oleh perusahaan juga berpengaruh terhadap
kesempatan perusahaan melakukan penghindaran pajak. Proporsi komponen aset,
seperti investasi yang utamanya berpengaruh, karena kebijakan investasi yang
berbeda tentunya akan mendapatkan perlakuan pajak yang berbeda pula.
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bertujuan untuk
meneliti apakah faktor-faktor yang mempengaruhi tarif pajak efektif yaitu
karakteristik perusahaan memiliki hubungan dengan adanya penghindaran pajak.
Penelitian ini menggunakan studi kasus perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2015. Alasan pemilihan
perusahaan manufaktur karena jenis perusahaan tersebut melakukan aktivitas
usaha secara menyeluruh mulai dari pembelian bahan baku, pengolahan bahan
literatur sosiologi mengenai kepatuhan kepada hukum yang disebut
instrumental dan normative. Perspektif instrumental mengasumsikan
individu secara utuh didorong oleh kepentingan pribadi dan tanggapan
terhadap perubahan-perubahan dalam tangible, intensif, dan penalti yang
berhubungan dengan apa yang orang anggap sebagai moral dan berlawan
dengan kepentingan pribadi mereka.
Keharusan masyarakat Indonesia membayar pajak ditulis dalam UU
Perpajakan nomor 28 tahun 2007 pasal 1 yang menyatakan pajak sebagai
kontribusi kepada Negara yang bersifat memaksa dan pasal 2 yang
mewajibkan masyarakat yang telah sesuai kriteria untuk mendaftarkan diri
sebagai Wajib Pajak. Undang-undang tersebut secara hukum
mengisyaratkan kewajiban bagi masyarakat Indonesia untuk memenuhi
peraturan tersebut, hal ini sesuai dengan teori kepatuhan (compliance
theory).
2.2 Pajak
2.2.1 Pengertian Pajak
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun
2007 pasal 1 dijelaskan bahwa:
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Universitas Sumatera Utara
Pengertian pajak menurut Soemitro (1990), yang dikemukakan
oleh Supramono (2005:5) menyatakan bahwa, pajak adalah iuran kepada
kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan
tidak mendapatkan jasa timbal (kontraprestasi), yang langsung dapat
ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Dari pengertian mengenai pajak diatas, dapat diketahui karakteristik
yang melekat pada pengertian pajak, yaitu :
a. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksanaannya
yang sifatnya dapat dipaksakan.
b. Tidak ada kontraprestasi individual oleh pemerintah daerah.
c. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah.
d. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila
dari pemasukkannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk
membiayai public investment.
Selain itu, dari kedua definisi diatas dapat diambil keputusan
senada bahwa pajak bersifat wajib dan dilaksanakan berdasarkan
peraturan undang-undangan. Menurut Resmi (2005:2) menyatakan bahwa:
Terdapat dua fungsi utama dari pajak, yaitu fungsi penerimaan (budgeter) dan mengatur (reguler). Budgeter berarti pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran pemerintah, misalnya dimasukkan sebagai penerimaan dalam negeri di dalam APBN. Sedangkan fungsi yang kedua (reguler), pajak sebagai alat ukur untuk mengukur atau melaksanakan kebijakan bidang sosial dan ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
Pelaksanaan pemungutan pajak, selain berdasarkan undang-undang
perpajakan yang berlaku, tentu harus meperhatikan asas-asas yang
disarankan oleh para ahli. Salah satunya yang terkenal adalah Adam Smith
(1996) yang dikemukakan oleh Surbakti (2012:9) menyatakan empat asas
yang lebih dikenal dengan four maxims yang terdiri dari :
a. Equality, ialah pajak harus adil dan merata. Hal ini berarti pengenaan pajak sebanding dengan kemampuannya untuk membayar pajak dan sesuai dengan manfaat yang diterimanya.
b. Ceratainly, ialah pajak ditetapkan secara sewenang-wenang, tetapi harus jelas bagi semua wajib pajak, yang terdiri atas berapa jumlah yang harus dibayar, kapan harus dibayar dan bagaimana cara pembayarannya.
c. Convenience, ialah pajak hendaknya dibayar pada saat yang tidak menyulitkan wajib pajak, misalnya dikenakan pada saat wajib pajak menerima penghasilan.
d. Efficiency, ialah biaya pemungutan pajak hendaknya sekecil mungkin, jangan sampai terjadi biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah lebih besar dari hasil yang diterima pemerintah.
2.2.2 Penghindaran Pajak
Penerimaan dari sektor pajak merupakan tulang punggung bagi
penerimaan APBN, sehingga kejujuran wajib pajak dalam melaksanalkan
kewajibannya sangat diperlukan terutama dalam sistem self assesmentyang
dianut perpajakan di Indonesia.
Sikap patuh atau tidak patuh merupakan salah satu sikap wajib pajak
yang harus diperhatikan. Kepatuhan pajak didefenisikan sebagai suatu
keadaan wajib pajak yang memenuhi semua kewajiban perpajakan dalam
melaksanakan hak perpajakannya. Biaya kepatuhan pajak (compliance cost)
sebagai biaya transaksi pajak mempengaruhi kepatuhan pajak. Semakin
Universitas Sumatera Utara
tinggi biaya kepatuhan pajak, maka semakin rendah kepatuhan pajak, begitu
juga sebaliknya.
Pada umumnya, ukuran kepatuhan memenuhi kewajiban perpajakan
biasanya diukur dan dibandingkan dengan besar kecilnya penghematan
pajak (tax saving), penghindaran pajak (tax avoidance) dan penyeludupan
pajak (tax evasion) yang kesemuanya bertujuan untuk meminimalkan beban
pajak. Menurut Allingham dan Sandmo (1972) yang dikemukakan oleh
Hanlon dan Heitzman (2010:138) �In theory, individual tax compliance is
determined by tax rates, the probability of detection and punishment,
penalties, and risk-aversion.� Menurut teori tersebut, kepatuhan
perpajakaan individual ditentukan oleh tarif pajak, kemungkinan
terdekteksi, hukuman, pinalti dan risk-aversion.
Adanya keinginan dari wajib pajak untuk tidak memenuhi peraturan
perpajakan membuat adanya perlawanan pajak yang mereka berikan.
Perlawanan terhadap pajak dapat dibedakan menjadi dua yaitu, perlawanan
pasif dan aktif. Seperti yang dikemukakan oleh Supramono (2005:6) bahwa:
Perlawanan pasif berupa hambatan yang mempersulit pemungut pajak dan mempunyai hubungan erat dengan struktur ekonomi. Sedangkan perlawanan aktif adalah semua usaha dan perbuatan yang secara langsung ditujukan kepada pemerintah (fiskus) dengan tujuan untuk menghindar pajak. Terdapat 3 perlawanan aktif, yaitu penghindaran pajak (tax
avoidance), pengelakan pajak (tax evasion), dan melalaikan pajak (tax
flight).
Universitas Sumatera Utara
Dari sudut pandang ekonomi, tax avoidance, tax evasion dan tax
flight memiliki efek yang sama yaitu sama- sama merupakan tindakan
menurunkan nilai laba dengan tujuan mengurangkan beban pajak. Namun
sisi legal dan moral, ternyata hasil survey yang menunjukkan ketiga istilah
tersebut memiliki makna dan tingkat keadilan yang berbeda. Tax avoidance
diartikan sebagai suatu usaha mengurangkan pembayaran pajak dengan cara
yang diperbolehkan hukum, yaitu dengan cara memanfaatkan celah-celah
peraturan yang ada.
Berdasarkan asumsi Leon Yudkin (2003) yang dikemukakan oleh
Surbakti (2012:11), terdapat 2 potensi untuk bertahan terhadap pembayaran
pajak, yaitu:
1. Wajib pajak selalu berusaha untuk membayar pajak yang terutang sekecil mungkin, sepanjang hal itu dimungkinkan oleh kententuan peruturan perundang-perundangan perpajakan.
2. Wajib pajak cenderung untuk menyeludupkan pajak ( tax evasion) yaitu berusaha menghindarkan pajak terutang secara ilegal. Upaya penghindaran ini dilakukan sepanjang wajib pajak tersebut mempunyai alasan yang meyakinkan bahwa akibat dari perbuatannya kemungkinan besar mereka tidak akan dihukum serta yakin bahwa rekan-rekannya melakukan hal yang sama.
Dapat disimpulkan poin pertama merupakan pengertian dari
penghindaran pajak (tax avoidance). Penghindaran pajak sering
dianalogikan dengan upaya dengan upaya perencanaan pajak (tax
planning) yang merupakan proses mengorganisasikan usaha wajib pajak
atau kelompok wajib pajak sedemikian rupa sehingga hutang pajak baik
pajak penghasilan maupun pajak-pajak lainnya berasa dalam posisi yang
Universitas Sumatera Utara
paling minimal, sepanjang hal ini dimungkinakan baik oleh ketentuan
perundang-undangan perpajakan maupun secara komersial.
Pengertian taxavoidance adalah upaya wajib pajak dalam
memanfaatkan pelang-peluang (loopholes) yang ada dalam undang-
undang perpajakan, namun dari sudut pandang jiwa undang-undang
perpajakan, perbuatan tersebut dikategorikan sebagai perbuatan melanggar
jiwa undang-undang. Sedangkan tax evasion merupakan perbuatan yang
melanggar undang-undang, baik secara harafiah maupun secara jiwa dan
moral undang-undang perpajakan (Supramono, 2005:6).
Terdapat tiga karaakter dari tax avoidance menurut komite fiskal
OECD yang dikemukakan oleh Surbakti (2012:11) yaitu :
1. Adanya unsur artificial arrangement 2. Seringkali memanfaatkan peluang dari undang-undang atau
menetapkan kententuan-ketentuan legal untuk berbagai tujuan, yang berlawanan dari jiwa undang-undang sebenarnya.
3. Terdapat unsur kerahasiaan. Biasanya konsultan yang ditunjuk perusahaan untuk mengurus pajak perusahaan untuk mengurus pajak perusahaan tersebut menunjukkan cara penghindaran pajak yang dilakukanya dengan syarat wajib pajak harus menjaga kerahasiaannya sedalam mungkin.
Beberapa studi menguji hubungan antara karakteristik perusahaan
dan penghindaran pajak menggunakan beberapa proksi, diantaranya tarif
pajak efektif, penggunaan perlindungan pajak (tax shelter), dan lain-lain.
Menurut Wilson (2009) yang dikemukakan oleh Hanlon dan Heitzman
(2010:144) �In addition, firms accused of using tax shelter have larger
book-tax differences, more foreign operation, subsidiaries in tax haven,
Universitas Sumatera Utara
higher prior-year effective tax rates, greater litigation losses, and
leverage”. Menyatakan, perusahaan yang diindikasikan melakukan
penghindaran pajak lebih banyak operasi luar negri, cabang di negara tax
haven, kerugian yang lebih besar, dan leverage yang lebih sedikit.
Banyak cara yang dapat digunakan dalam mengukur adanya
penghindaran pajak. Kebanyakan proksi pengukuran penghindaran pajak
membutuhkan data dari laporan keuangan karena pengembalian pajak
membutuhkan data dari laporan keuangan karena pengembalian pajak
tidak dipublikasikan dan akses untuk mendapatkan data tersebut terbatas.
Hanlon dan Heitzman (2010:140) “We listed 12 measures of tax
avoidance commonly used in literature.” Penelitian tersebut membuat 12
daftar cara pengukuran penghindaran pajak yang biasanya digunakan di
berbagai literatur dan dirangkum pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.1 Tabel Penghindaran Pajak
Metode Pengukuran
Cara Perhitungan Keterangan
GAAP ETR �S�K�N�H�@�S�E�@�A �P�K�P�=�H �E�J�?�K�I�A �P�=�T �A�T�L�A�J�O�A�S�K�N�H�@�S�E�@�A �P�K�P�=�H �L�N�A F�P�=�T �=�?�?�K�Q�J�P�E�J�C �E�J�?�K�I�A Total tax expense per
dollar of pre-tax book income
Current ETR �S�K�N�H�@�S�E�@�A �?�Q�N�N�A�J�P �E�J�?�K�I�A �P�=�T �A�T�L�A�J�O�A�S�K�N�H�@�S�E�@�A �P�K�P�=�H �L�N�A F�P�=�T �=�?�?�K�Q�J�P�E�J�C �E�J�?�K�I�A Current tax expense
per dollar of pre-tax book income
Cash ETR �S�K�N�H�@�S�E�@�A �?�=�O�D �P�=�T�A�@ �L�=�E�@�S�K�N�H�@�S�E�@�A �P�K�P�=�H �L�N�A F�P�=�T �=�?�?�K�Q�J�P�E�J�C �E�J�?�K�I�A Cash taxes paid per
dollar of pre-tax
2.3 Karakteristik Perusahaan
Karakteristik perusahaan merupakan ciri khas atau sifat yang melekat
dalam suatu entitas usaha yang dapat dilihat dari berbagai segi, diantaranya jenis
usaha atau industri, tingkat likuiditas, tingkat profitabilitas, ukuran perusahaan,
keputusan investasi dan lain-lain. Pada penelitian kali ini karakteristik perusahaan
yang digunakan adalah ukuran perusahaan (Firm size), leverage, capital intensity
dan inventory intensity.
2.3.1 Ukuran Perusahaan
Ukuran dapat dilihat pada total aktiva perusahaan. Aktiva adalah
manfaat ekonomis di masa yang akan datang yang akan diharapkan akan
diterima oleh suatu badan usaha sebagai hasil transaksi masa lalu.Oleh
karena itu semakin tinggi total aktiva yang dimiliki perusahaan maka
transaksi bisnis yang dilakukan juga semakin besar. Karena transaksi bisnis
yang dilakukan perusahaan semakin besar maka laba yang dihasilkan
perusahaan juga akan semakin tinggi. Desai Dharmapala (2004:3)
menyatakan, �... the paper also consistent with notable aggregate feature of
our tax sheltering measure the growing cross-sectional variation among
firms in their levels of tax avoidance...� Dengan laba yang tinggi maka
secara otomatis beban pajak yang harus dibayar perusahaan kepada
pemerintah juga akan semakin tinggi. Oleh sebab itu perusahaan akan
mencoba melakukan penghindaran pajak agar pembayaran pajaknya
menjadi semakin kecil.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian terdahulu mengatakan bahwa ukuran perusahaan terbukti
memiliki pengaruh positif secara signifikan terhadap penghindaran pajak.
Surbakti (2012:60) menyatakan semakin besar ukuran perusahaan, maka
semakin mampu perusahaan tersebut untuk mengatur perpajakan dengan
melakukan tax saving yang dapat memasukkan unsur penghindaran pajak.
2.3.2 Leverage
Leverage untuk menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menggunakan aset atau dana yang mempunyai beban tetap untu
memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik atau pemegang
saham (Syahyunan, 2013:126). Leverage menggambarkan tingkat risiko dari
perusahaan yang diukur dengan membandingkan total kewajiban
perusahaan dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Maka dari itu,
semakin besar tingkat hutang yang dimiliki perusahaan maka semakin besar
risiko yang ditanggung. Leverage biasanya diukur menggunakan rasio debt
to equity ratio (DER). DER menggambarkan perbandingan antara total
utang dengan total ekuitas perusahaan yang digunakan sebagai sumber
pendanaan usaha. Jika rasio ini semakin besar, maka dapat dijelaskan bahwa
struktur modal yang paling besar berasal dari komposisi hutang.
Apabila perusahan menggunakan hutang pada komposisi
pembiayaan, maka akan ada bunga yang harus dibayar. Pada peraturan
perpajakan, bunga pinjaman merupakan komponen dari pengurang
penghasilan kena pajak.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
perlakuan yang berbeda terkait dengan struktur modal suatu perusahaan. Karena
tarif pajak efektif juga merupakan proksi perhitungan penghindaran pajak, maka
kebijakan pendanaan pun akan berpengaruh terhadap adanya penghindaran pajak
yang dilakukan oleh perusahaan.
Perusahaan dapat menggunakan proporsi hutang jangka panjang dalam
melakukan penghindaran pajak kerena perusahaan yang menggunakan pendanaan
dengan hutang akan memiliki tarif pajak efektif yang lebih rendah dibandingkan
yang menggunakan pendanaan ekuitas. Dengan kata lain, jika perusahaan ingin
membayar pajak dalam jumlah yang lebih kecil, seharusnya dapat menggunakan
pendanaan dengan hutang. Hal ini dikarenakan biaya bunga pinjaman dapat
digunakan sebagai pengurang pajak (tax deductible) dalam pendapatan kena
pajak, sedangkan dividen tidak dapat.
Kebijakan investasi juga dinilai dapat mempengaruhi penghindaran pajak.
Menurut Gupta dan Newberry (1997:9), �...has found an inverse relationship
between capital intensity and ETRs, due to tax prederences associated with
investments in fixed assets. Also, there are tax preferences for investments in fixed
assets.� Pada perusahaan yang lebih menekankan pada investasi berupa aset tetap
(capital intensive) akan memiliki tarif pajak efektif yang lebih rendah. Jika tarif
pajak efektif turun, maka discretionary tax avoidance akan naik.
Sehubungan dengan kebijakan investasi perusahaan yang mempengaruhi
tarif pajak efektif, hal tersebut dimungkinkan karena adanya kebijakan pajak yang
memperbolehkan perusahaan menyusutkan nilai asetnya dengan umur yang lebih
pendek daripada umur manfaat ekonomis yang sebenarnya. Karena intensitas
Universitas Sumatera Utara
persediaan adalah substitusi dari intensitas modal, maka berlaku : semakin besar
inventory intensity, maka semakin besar pula tarif pajak efektif perusahaan.
Semakin besar tarif pajak efektif perusahaan, maka kemungkinan adanya
penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan pun akan semakin kecil.
2.6 Hipotesis
H1 : Ukuran perusahaan (size) berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
H2 : Leverage berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
H3 : Capital intensity berpengaruh terhadap penghindaran pajak
H4 : Inventory intensity berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
H5 : Ukuran perusahaan, leverage, capital intensity, dan inventory intensity
berpengaruh secara bersama-sama terhadap penghindaran pajak
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian dapat dibedakan menjadi 3, yaitu: deskriptif, komparatif,
dan asosiatif. Penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah
penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antar dua variabel. Penelitian
asosiatif dibagi menjadi 3 jenis, yaitu: hubungan kausal, simetris, dan interaktif.
Hubungan antar variabel yang diteliti adalah kausal. Hubungan kausal adalah
hubungan sebab-akibat antar variabel, dimana salah satu variabel (independent)
mempengaruhi variabel lain (dependent).
3.2 Batasan Operasional
Batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang diteliti yang diperkirakan dapat mempengaruhi
penghindaran pajak suatu perusahaan adalah karakteristik perusahaan.
2. Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
3.3 Defenisi Operasional
Menurut Erlina (2011:48) definisi operasional adalah penjelasan
karakteristik dari obyek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke
dalam penelitian.
3.3.1 Variabel bebas (Independent variabel)
Variabel bebas merupakan variabel yang dapat mempengaruhi
perubahan dalam variable terikat, atau yang memilki hubungan positif atau
negative bagi variabel terikat.
3.3.1.1 Ukuran Perusahaan
Menurut Gupta dan Newberry (1997:16) �... Firm Size,
defined logaritma natural as total assets.� Pada variabel ukuran
perusahaan (size), diukur dengan cara logaritma natural dari nilai
buku total nilai aset perusahaan, yaitu :
�•�u�†�q= �u�” (�€�•�š�‡�’ �m�™�‹�š)
3.3.1.2 Leverage
Menurut Gupta dan Newberry (1997:16) menyatakan �...
Leverage of the company defined as long term liabilities over tatal
assets.� Proporsi hutang jangka panjang terhadap total aset
(leverage) diukur sebagai rasio dengan cara membandingkan nilai
buku jumlah hutang jangka panjang dengan nilai buku total aset
pada suatu perusahaan, yaitu:
�x�q�‚ =�š�•�š�‡�’ �Ž�›�š�‡�”�• �•�‡�”�•�‘ �‡ �–�‡�”�•�‡�”�•
�š�•�š�‡�’ �‡�™�‹�š
Universitas Sumatera Utara
3.3.1.3 Capital Intensity
Menurut Gupta dan Newberry (1997:16), “... Capital
Intensity, which is tangible fixed assets divided by total assets.”
Proporsi plant, property, and equipment terhadap total aset (capital
intensity) adalah sebuah rasio yang diukur dengan membandingkan
nilai buku jumlah aset tetap bersih dengan nilai buku total aset
perusahaan, yaitu:
�o�m�| �u�z�€=�š�•�š�‡�’ �‡�™�‹�š �š�‹�š�‡�– �ˆ�‹� �̃™�•�Ž
�š�•�š�‡�’ �‡�™�‹�š
Variabel ini merupakan salah satu proksi untuk mengukur
bauran aset perusahaan yang bisa menjelaskan keputusan investasi
perusahaan.
3.3.1.4 Inventory Intensity
Menurut Gupta dan Newberry (1997:16), “...Inventory
Intensity, which is total inventory divided by total assets.” Proporsi
inventori terhadap total aset (inventory intensity) diukur dengan
membandingkan jumlah inventori dengan total aset perusahaan
keduanya dalam nilai bukunya, yaitu:
�u�z�‚�u�z�€=�š�•�š�‡�’ �–�‹�˜�™�‹�Š�•�‡�‡�”
�š�•�š�‡�’ �‡�™�‹�š
Universitas Sumatera Utara
3.3.2 Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini, yang
menjadi variabel terikat adalah Tax Avoidance.
Menurut Gupta dan Newberry (1997:16), �ETR is tax expense define
earning before taxes.� Tax avoidance diukur dengan menggunakan proksi
Effective tax rates (ETR) yang dihitung dari:
�q�€�~ = �n�‹�ˆ�‡�” �|�‡�•�‡�‘ �|�‹�”�•�Ž�‡�™�•�’�‡�”
�|�‹�”�Š�‡�–�‡�š�‡�” �™�‹�ˆ�‹�’�›�“ �– �‡�•�‡�‘
ETR menjelaskan persentase atau rasio antara beban pajak
penghasilan perusahaan yang harus dibayarkan kepada pemerintah dari total
pendapatan perusahaan sebelum pajak.
3.4 Skala Pengukuran Variabel
Tabel 3.1
Skala Pengukuran Variabel
Variabel
Penelitian Indikator Pengukuran Skala
Tax
avoidance
Tarif pajak
efektif
perusahaan
�'�6�4= �$�A�>�=�J �2�=�F�=�G �2�A�J�C�D�=�O�E�H�=�J
�2�A�J�@�=�L�=�P�=�J �O�A�>�A�H�Q�I �L�=�F�=�G
Rasio
Ukuran
Perusahaan
Jumlah aset
yang dimiliki
perusahaan
�5�E�V�A= �.�J �P�K�P�=�H �=�O�A�P
Rasio
Universitas Sumatera Utara
Leverege Proporsi
hutang jangka
panjang
�.�' �8=�P�K�P�=�H �D�Q�P�=�J�C �F�=�J�C�G�= �L�=�J�F�=�J�C
�P�K�P�=�H �=�O�A�P
Rasio
Capital
intensity
Presentase
aset tetap
perusahaan
�%�#�2�+�0�6 =�6�K�P�=�H �#�O�A�P �6�A�P�=�L
�6�K�P�=�H �#�O�A�P
Rasio
Inventory
intensity
Jumlah
inventory
perusahaan
�+�0�8�+�0�6=�P�K�P�=�H �L�A�N�O�A�@�E�=�=�J
�P�K�P�=�H �=�O�A�P
Rasio
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang,
kejadian, atau benda yang memiliki karakteristik tertentu, yang berada dalam
suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan
masalah penelitian (Erlina, 2011:81). Populasi dalam penelitian ini adalah semua
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan
karakteristik populasi (Erlina, 2011:82). Pemilihan sampel dalam penelitian ini
dilakukan dengan metode purposive sampling. Dalam metode ini, pengambilan
sampel didasarkan pada kriteria tertentu. Adapun kriteria penentuan sampel dalam
penelitian ini adalah :
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
Universitas Sumatera Utara
2. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan menerbitkan laporan
keuangan selama kurun waktu 2013-2015.
3. Data mengenai variabel-variabel yang diteliti tersedia dengan lengkap
dalam laporan keuangan perusahaan.
4. Perusahaan manufaktur yang tidak mengalami laba negatif (sebelum
pajak).
5. Perusahaan manufaktur menyajikan laporan keuangan dalam mata uang
rupiah.
Proses seleksi berdasarkan kriteria:
Tabel 3.2
Jumlah Sampel
No
. Kriteria Jumlah Akumulasi
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
tahun 2013-2015 159
2.
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
yang laporan keuangannya tidak lengkap selama 3
tahun berturut-turut 2013-2015.
(28) 131
3. Data mengenai variabel-variabel yang diteliti
tidak lengkap. (1) 130
4.
Perusahaan manufaktur yang pernah mengalami
laba negatif (sebelum pajak) pada periode 2013-
2015. (52) 78
5. Perusahaan manufaktur yang tidak menyajikan
laporan keuangan dalam mata uang rupiah. (13) 65
Universitas Sumatera Utara
Jumlah (65x3) 195 195
3.6 Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang merupakan data
sekunder. Data sekunder yang dipakai merupakan laporan tahunan dan laporan
keuangan perusahaan yang telah dipublikasikn di www.idx.co.id
3.7 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data
sekunder berupa laporan tahunan dan laporan keuangan tahunan perusahaan yang
telah dipublikasikan melalui Bursa Efek Indonesia. Selain itu, pengumpulan data
juga dilakukan melalui studi pustaka yaitu dengan membaca dan mempelajari
literature, jurnal, dan hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian.
3.8 Teknik Analisis
3.8.1 Statistik Deskriptif
Menurut Erlina (2016:94), �Statistik deskripstif merupakan proses
transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah
dipahami dan diinterpretasikan.� Statistik deskriptif dilakukan dengan
tujuan untuk memperoleh gambaran umum tentang data sampel yang
Universitas Sumatera Utara
meliputi perhitungan rata-rata, median, standar deviasi, nilai maksimum,
dan nilai minimum.
3.8.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan pengujian yang dilakukan atas model
utama dalam penelitian sebelum melakukan regresi untuk memberikan
keyakinan memadai mengenai keandalan data. Pengujian ini bertujuan
untuk mendapatkan nilai estimasi yang diperoleh bersifat BLUE (Best,
Linear, Unbiased, and Estimator). Terdapat 4 cara untuk melakukan uji
asumsi klasik, yaitu uji multikolonieritas, uji autokorelasi, uji
heteroskedastisitas, dan uji normalitas.
3.8.2.1 Uji Multikolonearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah
terdapat hubungan antar variabel independen dalam model regresi
(Ghozali 2016:103). Karena model regresi yang baik adalah yang
tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk
mengetahui ada tidaknya multikolinieritas di dalam regresi penelitian
ini menurut Ghozali (2016:104) dengan cara sebagai berikut:
1 Matriks korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen terdapat korelasi yang cukup tinggi (diatas 0,95), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas.
2 Nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Cutoff yang umum digunakan untuk menunjukan adanya
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskriptif Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan
metode dokumentasi yaitu mengumpulkan dan menganalisis data sekunder yang
berupa laporan keuangan yang telah diaudit dan laporan tahunan perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Selanjutnya, data dianalisis
dengan menggunakan program SPSS 22.0 (aplikasi software pengolah data).
Dalam menentukan sampel digunakan metode purposive sampling yaitu
dengan menggunakan kriteria-kriteria tertentu agar sampel yang dihasilkan benar-
benar representatif. Melalui metode tersebut diperoleh enam puluh lima (65)
perusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam
penelitian yang diamati selama periode 2013 -2015 dengan 195 unit analisis.
4.2. Analisis Hasil Penelitian
4.2.1. Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik
sampel yang digunakan dan menggambarkan variabel-variabel dalam
penelitian. Statistik dreskiptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, Kurtosis, dan Skewness (kemerengan
Universitas Sumatera Utara
distribusi) (Ghozali, 2016: 73). Berikut ini disajikan table hasil pengujian
dengan analisis descriptive :
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif Variabel- Variabel Penelitian
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic
Std. Error
TAX_AVOIDANCE 159 ,28 ,37 ,65 79,27 ,4986 ,00329 ,04153 ,002 ,223 ,192 1,995 ,383
SIZE 159 10,1545 23,4270 33,5815 4499,3561 28,297837 ,1531865 1,9316087 3,731 ,331 ,192 ,195 ,383
LEV 159 ,4446 ,0021 ,4467 17,4869 ,109981 ,0079510 ,1002587 ,010 1,334 ,192 1,148 ,383
CAPITAL 159 ,82 ,09 ,92 84,13 ,5291 ,01364 ,17202 ,030 -,171 ,192 -,169 ,383
INVT 159 ,6165 ,0160 ,6325 32,3750 ,203617 ,0094897 ,1196610 ,014 ,809 ,192 ,687 ,383
Valid N (listwise) 159
Berdasarkan table 4.1, maka dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Nilai minimum dari Tax Avoidance adalah 0,37 dan nilai
maksimumnya adalah 0,65. Rata-rata dari Tax Avoidance pada
penelitian ini adalah 79,27 dan standar deviasinya adalah
0,04153.
2. Ukuran perusahaan atau Size yang diukur dengan cara logaritma
natural dari nilai buku total aset perusahaan. Dari tabel diatas,
dapat dilihat bahwa nilai minimum dari Size pada penelitian ini
adalah 23,4270 dan nilai maksimumnya adalah sebesar 33,5815.
Nilai rata-rata yang dimiliki adalah 4499,3561 dengan standar
deviasinya sebesar 1,9316087.
Universitas Sumatera Utara
3. Leverage atau proporsi hutang jangka panjang terhadap total aset
diukur sebagai rasio dengan cara membandingkan nilai buku
jumlah hutang jangka panjang dengan nilai buku total aset pada
suatu perusahaan. Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai
minimum dari leverage pada penelitian ini adalah 0,0021 dan
nilai maksimumnya adalah sebesar 0,4467. Nilai rata-rata yang
dimiliki adalah 17,4869 dengan standar deviasinya sebesar
0,1002587.
4. Capital intensity diukur dengan perbandingan antara aset tetap
dan total aset yang dimiliki perusahaan. Dari tabel diatas, dapat
dilihat bahwa nilai minimum dari capital intensity pada
penelitian ini adalah 0,09 dan nilai maksimumnya adalah sebesar
0,92. Nilai rata-rata yang dimiliki adalah 84,13 dengan standar
deviasinya sebesar 0,17202.
5. Inventory intensity atau proporsi inventori terhadap total aset
diukur dengan membandingkan jumlah inventori dengan total
aset perusahaan. Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai
minimum dari inventory intensitypada penelitian ini adalah
0,0160 dan nilai maksimumnya adalah sebesar 0,6325. Nilai rata-
rata yang dimiliki adalah 32,3750 dengan standar deviasinya
sebesar 0,1196610.
Universitas Sumatera Utara
4.3. Uji Asumsi Klasik
4.3.1. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas memiliki tujuan menguji apakah model regresi
terjadi korelasi antara variabel independen. Model regresi data dikatakan
bebas dari multikolinearitas jika nilai tolerance < 0,1 atau sama dengan nilai
VIF>10. Hasil uji multikolenearitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Uji Multikolinearitas
Dari tabel 4.2 nilai Tolerance variabel size sebesar 0,919;
leverage sebesar 0,898; capital intensity sebesar 0,860; dan inventory
intensity sebesar 0,898 berada diatas nilai 0,10 (Tolerance> 0,10) dan
nilai VIF variabel size sebesar 1,088; leverage sebesar 1,113; capital
intensity sebesar 1,163; dan inventory intensity sebesar 1,113 lebih
kecil dari 10 (VIF>10), sehingga disimpulkan bahwa data pada
penelitian ini tidak mengalami masalah multikolinearitas.
Tabel 4.3
Coefficients a
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) ,596 ,050 11,843 ,000
SIZE -,005 ,002 -,227 -2,869 ,005 ,919 1,088
LEV ,016 ,033 ,039 ,491 ,624 ,898 1,113
CAP ,058 ,020 ,239 2,928 ,004 ,860 1,163
INVT ,040 ,028 ,114 1,426 ,156 ,898 1,113
a. Dependent Variable: SQRT_TA
Universitas Sumatera Utara
Nilai Koefisien Korelasi
Dari tabel koefisien korelasi di atas, dapat dilihat bahwa
hubungan antar variabel-variabel independen dalam penelitian
mempunyai hasil korelasi antar variabel dibawah 0,95 sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas.
4.3.2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).Uji Autokorelasi dilakukan
dengan melakukan uji Run Test. Run Test sebagai bagian dari statistik
non-parametik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar
residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat
hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau
random (Ghozali, 2016:120).
Coefficient Correlations a
Model INVT LEV SIZE SQRT_CAP
1 Correlations INVT 1,000 ,016 ,249 ,167
LEV ,016 1,000 ,065 -,311
SIZE ,249 ,065 1,000 -,092
CAP ,167 -,311 -,092 1,000
Covariances INVT ,001 1,464E-5 1,170E-5 9,106E-5
LEV 1,464E-5 ,001 3,650E-6 ,000
SIZE 1,170E-5 3,650E-6 2,881E-6 -3,092E-6
CAP 9,106E-5 ,000 -3,092E-6 ,000
a. Dependent Variable: TAX_AVOIDANCE
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4
Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea -,00112
Cases < Test Value 79
Cases >= Test Value 80
Total Cases 159
Number of Runs 84
Z ,557
Asymp. Sig. (2-tailed) ,577
a. Median
Hasil output SPSS menunjukkan bahwa nilai test adalah -
-0,00112dengan probabilitas 0,577 signifikan pada 0,05, berarti dapat
disimpulkan bahwa residual acak atau random dan tidak terjadi
autokorelasi antar nilai residual.
4.3.3. Uji Heteroskedasitisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lainnya dalam model regresi (Ghozali, 2016:134). Model regresi
yang baik adalah jika varian dari residual pengamatan tetap
(homoskedastisitas) atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji ini
dilakukan dengan melihat grafik Scaterplot antar nilai prediksi
variabel independen dengan nilai residualnya.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1
Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan gaambar 4.1 diatas menujukkan bahwa data- data
pada penelitian ini menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu
pola tertentu serta tersebar diatas maupun dibawah titik nol yang
dapat dilihat dari grafik Scatter Plot.
Oleh karena itu, maka model regresi disimpulkan tidak
mengalami masalah heteroskedastisitas. Sehingga model regresi layak
dipakai untuk memprediksi tax avoidance (penghindaran pajak)
perusahaan berdasarkan masukan variabel independen size,
leverage,capital intensity dan inventory intensity.
Universitas Sumatera Utara
Pada grafik normal propability plot, data berdistibusi
normal apabila titik-titik data mengkuti garis diagonal yang
memanjang. Pada gambar 4.2 diatas menunjukkan bahwa grafik
histogram data penelitian ini berdistribusi normal, hal ini dapat
dilihat dari bentuk grafik yang berbentuk lonceng yang tidak
melenceng dari ke kiri ataupun ke kanan pada persamaan regresi di
atas. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa model regresi telah
memenuhi asumsi normalitas dan model regresi layak dipakai pada
penelitian ini.
Gambar 4.3
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
��������
��
���� �3�X�Q�F�D�N�� �G�H�Q�J�D�Q�� �5�7�� ������������ �P�H�Q�L�W�� �G�H�Q�J�D�Q�� �N�D�Q�G�X�Q�J�D�Q�� ���������� ���� �G�D�S�D�W�� �G�L�O�L�K�D�W�� �S�D�G�D��
�*�D�P�E�D�U�� ���������\�D�Q�J�� �E�L�O�D�� �G�L�E�D�Q�G�L�Q�J�N�D�Q�� �G�H�Q�J�D�Q���V�W�D�Q�G�D�U���� �V�H�Q�\�D�Z�D�� �W�H�U�V�H�E�X�W�� �D�G�D�O�D�K����
�&�D�Q�Q�D�E�L�F�K�U�R�P�H�Q�H�����&�����+�����2�������G�H�Q�J�D�Q���E�H�U�D�W���P�R�O�H�N�X�O��������������
��
��
����
��
�*�D�P�E�D�U����������
�6�S�H�N�W�U�X�P���P�D�V�V�D���6�D�P�S�H�O���&�%�&�����D�W�D�V���������6�W�D�Q�G�D�U���/�L�E�U�D�U�\�����E�D�Z�D�K����
��
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
��������
��
���� �3�X�Q�F�D�N�� �G�H�Q�J�D�Q�� �5�7�� ������������ �P�H�Q�L�W�� �G�H�Q�J�D�Q�� �N�D�Q�G�X�Q�J�D�Q�� �������������� �G�D�S�D�W�� �G�L�O�L�K�D�W�� �S�D�G�D��
�*�D�P�E�D�U�� ���������\�D�Q�J�� �E�L�O�D�� �G�L�E�D�Q�G�L�Q�J�N�D�Q�� �G�H�Q�J�D�Q�� �V�W�D�Q�G�D�U���� �V�H�Q�\�D�Z�D�� �W�H�U�V�H�E�X�W�� �D�G�D�O�D�K����
�'�U�R�Q�D�E�L�Q�R�O�������&�����+�����2�������G�H�Q�J�D�Q���E�H�U�D�W���P�R�O�H�N�X�O�������������V�H�S�H�U�W�L���J�D�P�E�D�U���G�L�E�D�Z�D�K���L�Q�L��������
��
��
��
��
���*�D�P�E�D�U����������
�6�S�H�N�W�U�X�P���P�D�V�V�D���6�D�P�S�H�O���'�U�R�Q�D�E�L�Q�R�O�����D�W�D�V�������6�W�D�Q�G�D�U���/�L�E�U�D�U�\�������E�D�Z�D�K����
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
CH3 O
OH
CH3
CH3CH3
+ e
-2eCH3 O
OH
CH3
CH3CH3
m/e= 310 (C 21H26O2)+
- CH 3 (15)
O
OH
CH3CH3
CH3
m/e= 295 (C 20H23O2)+
m/e= 251 (C 18H19O)+
m/e= 91 (C 7H7)+
+
+
- C2H4O (44)
+
m/e= 165 (C 13H9)+
+- C2H4 (28)
m/e= 223 (C 16H15O)+
- C6H2 (74)
CBN
O CH3CH3
CH3
O CH3CH3
CH3
- C3H6O (58)
++
��������
��
�3�D�G�D�� �*�D�P�E�D�U�� �����������G�D�S�D�W�� �G�L�O�L�K�D�W�� �N�H�O�L�P�D�� �S�X�Q�F�D�N�� �V�H�Q�\�D�Z�D�� �K�D�V�L�O�� �D�Q�D�O�L�V�L�V���.�* ���V�D�P�S�H�O��
�J�D�Q�M�D�� �G�D�U�L�� �Z�L�O�D�\�D�K�� �3�R�O�U�H�V�� �/�K�R�N�V�H�X�P�D�Z�H�� �G�L�L�G�H�Q�W�L�I�L�N�D�V�L�� �P�H�Q�J�J�X�Q�D�N�D�Q���6�0���G�D�Q��
�G�L�E�D�Q�G�L�Q�J�N�D�Q���G�H�Q�J�D�Q���O�L�E�U�D�U�\���P�D�N�D���V�H�Q�\�D�Z�D���W�H�U�V�H�E�X�W���V�H�E�D�J�D�L���E�H�U�L�N�X�W������
���� �3�X�Q�F�D�N�� �G�H�Q�J�D�Q�� �5�7�� ������������ �P�H�Q�L�W�� �G�H�Q�J�D�Q�� �N�D�Q�G�X�Q�J�D�Q�� �������������G�D�S�D�W�� �G�L�O�L�K�D�W�� �S�D�G�D��
�*�D�P�E�D�U�� �����������\�D�Q�J�� �E�L�O�D�� �G�L�E�D�Q�G�L�Q�J�N�D�Q�� �G�H�Q�J�D�Q�� �V�W�D�Q�G�D�U���� �V�H�Q�\�D�Z�D�� �W�H�U�V�H�E�X�W�� �D�G�D�O�D�K��
�3�K�\�W�R�O�����&�����+�����2�����G�H�Q�J�D�Q���E�H�U�D�W���P�R�O�H�N�X�O��������������
��
����
��
�*�D�P�E�D�U���������������6�S�H�N�W�U�X�P���P�D�V�V�D���6�D�P�S�H�O���3�K�\�W�R�O�����D�W�D�V�������6�W�D�Q�G�D�U���/�L�E�U�D�U�\�����E�D�Z�D�K����
��
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA