repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 52764 › chapter...

24
10 BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Istirahat Tidur 1. Defenisi Istirahat Tidar Istirahat mempunyai arti yang sangat luas meliputi bersantai, menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta melepaskan diri dari apa pun yang membosankan, menyulitkan, atau menjengkelkan. Dengan demikia.n dapat di katakana bahwa istirahat merupakan keadaan yang tenang, rileks, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari kecemasan. Sedangkan Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimasa persepsi dan reaksi individu terhahap lingkungan menurun atau hilang dan dapat di bangunkan kembali dangan indra atau rangsangan yang cukup. Tujuan seseorang tidur tidak diketahui, namun diyakinin tidur di perlukan untuk menjaga keseimbangan mental, emosional, fisiologis, dan kesehatan (Asmadi, 2008). Istirahat adalah suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat badan menjadi lebih segar. Sedangkan tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus (Tarwoto, 2006). Istirahat tidak berarti tanpa aktivitas, meskipun setiap orang sering berfikir tentang hal itu seperti duduk di kursi yang nyaman atau berbaring di tempat tidur. Ketika seseorang sedang istirahat mereka berada dalam keadaan aktivitas mental dan fisik yang menyegarkan mereka kembali bergairah dan siap untuk menyelesaikan aktivitas (Potter & Perry, 2005). Tidur merupakan sebagian keadaan tidak sadarkan diri yang relative, bukan kerena keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang berulang, dengan ciri adanya aktivitas yang minim, memiliki kesadaran yang bervariasi, terhadap perubahan proses fisiologis, dan terjadi penurunan respon terhadap rangsangan dari luar (Alimul, 2006). Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 26-Feb-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 52764 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Istirahat TidurIstirahat adalah suatu

10

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Istirahat Tidur 1. Defenisi Istirahat Tidar

Istirahat mempunyai arti yang sangat luas meliputi bersantai,

menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta

melepaskan diri dari apa pun yang membosankan, menyulitkan, atau

menjengkelkan. Dengan demikia.n dapat di katakana bahwa istirahat merupakan

keadaan yang tenang, rileks, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari

kecemasan. Sedangkan Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimasa

persepsi dan reaksi individu terhahap lingkungan menurun atau hilang dan dapat

di bangunkan kembali dangan indra atau rangsangan yang cukup. Tujuan

seseorang tidur tidak diketahui, namun diyakinin tidur di perlukan untuk

menjaga keseimbangan mental, emosional, fisiologis, dan kesehatan (Asmadi,

2008).

Istirahat adalah suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah menurun yang

berakibat badan menjadi lebih segar. Sedangkan tidur adalah suatu keadaan

relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan

urutan siklus (Tarwoto, 2006).

Istirahat tidak berarti tanpa aktivitas, meskipun setiap orang sering

berfikir tentang hal itu seperti duduk di kursi yang nyaman atau berbaring di

tempat tidur. Ketika seseorang sedang istirahat mereka berada dalam keadaan

aktivitas mental dan fisik yang menyegarkan mereka kembali bergairah dan siap

untuk menyelesaikan aktivitas (Potter & Perry, 2005).

Tidur merupakan sebagian keadaan tidak sadarkan diri yang relative,

bukan kerena keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan

suatu urutan siklus yang berulang, dengan ciri adanya aktivitas yang minim,

memiliki kesadaran yang bervariasi, terhadap perubahan proses fisiologis, dan

terjadi penurunan respon terhadap rangsangan dari luar (Alimul, 2006).

Universitas Sumatera Utara

Page 2: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 52764 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Istirahat TidurIstirahat adalah suatu

11

2. Jenis-jenis Tahapan Tidur

A. Tahapan tidur NREM (non rapid eye movement)

Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam. Pada waktu tidur

NREM gelombang otak lebih lambat dibandingkan pada orang yang sadar

atau tidak dalam keadaan tidur. Tanda-tanda tidur NREM antara lain: mimpi

berkurang, keadaan istirahat, tekadan darah turun, kecepatan pernafasan

turun, metabolisme turun, dan gerakan bola mata lambat (Asmadi, 2008).

Tidur NREM memiliki empat tahap yang masing-masing tahap ditandai

dengan pola perubahan aktivitas perubahan pendek. keempat tahap tersebut

yaitu:

a. Tahap I

tingkat transisi, merespon cahaya, berlangsung beberapa menit,

mudah terbangun dengan rangsangan, aktivitas fisik menurun dan

bila terbangun terasa sedang bermimpi.

b. Tahap II

Periode suara tidur, mulai relaksasi otot, berlangsung 10-20 menit,

fungsi tubuh berlangsung lambat, dapat dibangunkaan dengan

mudah.

c. Tahap III

Awal tahap dari keadaan tidur nyenyak, sulit untuk dibangunkan,

relaksasi otot menyeluruh, tekanan darah menurun, berlangsung 15-

30 menit.

d. Tahap IV

Tidur nyenyak, sulit untuk dibangunkan, sekresi lambung menurun,

gerak bola mata cepat (Tarwoto, 2006).

B. Tahap tidur REM (rapid eye monement)

Tidur REM merupakan tidur dalam kondisi aktif dalam kondisi aktif atau

tidur paradoksial yang di tandai dengan mimpi yang bermacam-macam, otot-

otot yang yang meregang, kecepatan jantung dan pernafasan tidak teratur

(sering lebih capat) perubahan tekanan darah, gerakan otot tidak teratur.

a. Lebih sulit di bangunkan dibandingkan dengan tidur NREM

b. Pada orang dewasa normal REM yaitu 20-25 dari tidur malamnya

Universitas Sumatera Utara

Page 3: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 52764 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Istirahat TidurIstirahat adalah suatu

12

c. Jika individu terbangun pada tidur REM maka biasanya terjadi mimpi

d. Tidur REM penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga berperan

dalam belajar, memori, dan adaptasi (Mubarak, 2007).

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi istirahat tidur

a. Setatus kesehatan

Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari

normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien menjadi kurang

tidur, bahkan tidak bisa tidur.

b. Lingkungan

Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman, kemudian

terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidurnya.

c. Motivasi

Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur,

yang dapat memengaruhi proses tidur. Selain itu adanya keinginan untuk

menahan tidak tidur dapat menimbulkan gangguan proses tidur.

d. Kelelahan

Keletihan akibat aktivitas yang tinggi dapat memerlukan banyak tidur untuk

menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan. Hal tersebut terlihat

pada seseorang yang telah melakukan aktivitas dan mencapai kelelahan,

maka orang tersebut akan lebih cepat untuk dapat tidur kerena tahap tidur

gelombang lambatnya diperpendek.

e. Kecemasan

Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis

sehingga mengganggu tidurnya.

f. Alkohol

Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang telah meminum

alkohol dapat mengakibatkan insomnia dan muda marah.

g. Obat-obatan

Beberapa jenis obat-obatan dapat menimbulkan gangguan pola tidur

- Diuretik: menyebabkan insomnia

- Kafein: meningkatkan saraf simpatis

- Beta bloker: menimbulkan insomnia

- Narkotika: mensupresi REM (Alimul, 2006).

Universitas Sumatera Utara

Page 4: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 52764 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Istirahat TidurIstirahat adalah suatu

13

4. Kebutuhan pola tidur berdasarkan tingkat usia

Usia Tingkat Perkembangan Jumlah kebutuhan tidur

1-18 bulan Masa bayi 12-14 jam/hari

18-3 tahun Masa anak 11-12 jam/hari

3-6 tahun Masa prasekolah 11 jam/hari

6-12 tahun Masa sekolah 10 jam/hari

12-18 tahun Masa remaja 8 jam/hari

18-40 tahun Masa dewasa muda 7-8 jam/hari

40-60 tahun Masa paruh baya 7 jam/hari

60 tahun keatas Masa dewasa tua 6 jam/hari

5. Klasifikasi gangguan pola tidur

- Insomnia

Merupakan ketidakmampuan memperoleh secara cukup kualitas dan

kuantitas tidur

- Hipersomnia

Merupakan berlebihan jam tidur pada malam hari, lebih dari 9 jam, biasanya

disebabkan oleh defresi, kerusakan saraf tepi, beberapa penyakit ginjal, liver,

dan metabolisme

- Parasomnia

Merupakan sekumpulan penyakit yang mengganggu tidur anak seperti

samnohebalisme (tidur sambil berjalan)

- Narcolepsy

Suatu keadaan/kondisi yang ditandai oleh keinginan yang tidak terkendali

untuk tidur

- Apnoe tidur dan mendengkur

Mendengkur bukan dianggap sebagai gangguan tidur, namun bila disertai

apnoe maka bias menjadi masalah. Mendengkur disebabkan oleh adanya

rintangan pengeluaran suara di hidung dan mulut

Universitas Sumatera Utara

Page 5: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 52764 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Istirahat TidurIstirahat adalah suatu

14

- Mengigau

Hampir semua orang bisa mengigau, hal ini terjadi sebelum tidur REM

(Tarwoto, 2010).

6. Gangguan pola tidur secara umum

Gangguan pola tidur secara umum merupakan suatu keadaan dimana

individu mengalami atau mempunyai resiko perubahan dalam jumlah dan

kualitas pola istirahat yang menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggu

gaya hidup yang diinginkan. Gangguan ini terlihat pada pasien dengan kondisi

yang memperihatinkan perasaan lelah, mudah terangsang dengan gelisah, lesu

dan apatis, kehitaman di daerah sekitar mata, kelopak mata bengkak,

konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala, dan

sering menguap atau mengantuk (Alimul, 2006).

7. Proses Asuhan Keperawatan dengan Prioritas masalah Kebutuhan

Istirahat Tidur pada pasien Halusinasi

a. Pengkajian

1. Riwayat keperawatan

- Kebiasaan pola tidur bangun, apakah ada perubahan:

Waktu tidur, jumlah tidur, kualitas tidur, apakah mengalami kesulitan

tidur, sering bangun pada saat tidur, apakah mengalami mimpi yang

mengancam.

- Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari-hari:

Apakah merasa segar pada saat bangun, apa yang terjadi jika kurang

tidur.

- Adakah alat bantu tidur:

Apa yang anda lakukan sebelum tidur, apakah menggunakan obat-

obatan untuk membantu tidur.

Gangguan tidur/faktor-faktor kontribusi:

Jenis gangguan tidur, kapan masalah itu terjadi

Universitas Sumatera Utara

Page 6: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 52764 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Istirahat TidurIstirahat adalah suatu

15

2. Pemeriksaan fisik

- Observasi penampilan: wajah, perilaku, dan tingkat energi pasien

- Adakah lingkaran hitam di sekitar mata, mata sayu, dan konjungtiva

merah

- Perilaku: iretabel, kurang perhatian, pergerakan lambat, bicara

lambat, postur tubuh tidak stabil, tangan tremor, sering menguap,

mata tampak lengket, menarik diri, bunging dan kurang kordinasi.

3. Pemeriksaan diagnostik

- Electroencephalogram (EEG)

- Electromyogram (EMG)

- Electroologram (EOG)

(Tarwoto,2006).

b. Analisa Data

1. Data Subjektif

- Klien mengatakan susah tidur dimalam hari

- Klien mengatakan mendengar sesuatu (suara-ruara)

- Klien mengatakan sering mendengar sesuatu yang menyuruhnya

untuk memukul kaca dan menyuruhnya untuk tidak tidur

- Klien mengatakan mendengar suara yang mengajaknya untuk

bercakap-cakap

2. Data Objektif

- Klien terlihat berbicara atau tertawa sendiri saat di lakukan

pengkajian

- Bersikap seperti mendegar sesuatu

- Disorientasi

- Konsentrasi rendah

- Pikiran beruba-ubah

- Kekacauan alur fikir

- Marah-marah tanpa sebab

- Berhenti berbicara ditengah-tengah kalimat untuk mendengarkan

sesuatu

- Pola tidur 5-6 jam

Universitas Sumatera Utara

Page 7: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 52764 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Istirahat TidurIstirahat adalah suatu

16

c. Rumusan masalah

Dari data pengkajian yang telah dilakukan maka dapat dirumuskan suatu

masalah Gangguan istirahat tidur yang berhubungan dengan halusinasi yang

klien rasakan sewaktu malam hari yang mengakibatkan klien susah untuk

beristrahat, tidur yang di sebabkan oleh klien sering mendengar suara-suara.

d. Perencanaan

Tujuan:

Perencanaan keperawatan berhubungan dengan cara untuk mempertahankan

kebutuhan istirahat dan tidur dalam batas normal

Rencana tindakan:

- Lakukan identifikasi faktor yang mempengaruhi masalah tidur

- Lakukan pengurangan distraksi lingkungan dan hal-hal yang dapat

mengganggu tidur

- Tingkatkan aktivitas pada siang hari

- Coba untuk memicu tidur

- Kurangi potensial cedera selama tidur

- Berikan pendidikan kesehatan dan lakukan rujukan jika di perlukan

Universitas Sumatera Utara

Page 8: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 52764 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Istirahat TidurIstirahat adalah suatu

17

8. Strategi pertemuan pada pasien halusinasi

(kebutuhan istirahat tidur)

No. Kemampuan Klien

Strategi Pertemuan 1

1 Mengidentifikasi jenis halusinasi

2 Mengidentifikasi isi halusinasi

3 Mengidentifikasi waktu halusinasi

4 Mengidentifikasi frekuensi halusinasi

5 Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi

6 Mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi

7 mengajarkan klien cara menghardik halusinasi

8 menganjurkan klien memasukkan cara menghardik halusinasi kedalam jadwal

kegiatan harian

Strategi Pertemuan 2

1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien

2 Mengevaluasi kebutuhan istirahat, dan tidur klien

3 menganjurkan klien memasukkan kegiatan aktivitas kedalam jadwal kegiatan

harian

Strategi Pertemuan 3

1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien

2 Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara melakukan kegiatan yang

biasa dilakukan klien selama di rumah sakit jiwa

3 menganjurkan klien memasukkan cara menghardik halusinasi kedalam jadwal

kegiatan harian

Strategi Pertemuan 4

1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien

2 Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur

3 menganjurkan klien memasukkan cara menghardik halusinasi kedalam jadwal

kegiatan harian

Universitas Sumatera Utara

Page 9: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 52764 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Istirahat TidurIstirahat adalah suatu

18

B. Asuhan Keperawatan Kasus

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN USU

I. BIODATA

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. E

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 17 tahun

Ststus Perkawinan : Belum menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ikut orang tua

Alamat : Dusun VII, Desa Perk Bukit Lawang

Tanggal Masuk RS : 29 April 2014

No. Register : 03.33.09

Ruangan/kamar :Gunung sitoli

Tanggal pengkajian : 02 juni 2014

Diagnose Medis : Skizofrenia paranoid

II. KELUHAN UTAMA

Klien sering mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk memukul

kaca dan menyuruh untuk tidak tidur pada malam hari, klien sering bicara-

bicara sendiri, marah-marah tanpa sebab, menyendiri dan kabur dari rumah.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 52764 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Istirahat TidurIstirahat adalah suatu

19

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG A. Provocative/palliative

1. Apa penyebabnya Klien sering mendengar suara yang menyuruhnya untuk memukul kaca dan menyuruhnya tidak tidur pada malam hari

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan Klien mengatakan dengan menyendiri keadaan dapat kembali baik

B. Quantity/quality 1. Bagaimana dirasakan

Klien mengatakan sudah lebih tenang selama dirawat tetapi masih sering mendengar suara-suara dan susah tidar

2. Bagaimana dilihat Klien tampak lebih senang menyendiri dan suka termenung

C. Severity Klien merasa terganggu dengan keadaannya yang sekarang

D. Time Sampai saat ini klien masih mengalami kondisi tersebut

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A. Penyakit yang pernah dialami

1 tahun yang lalu klien pernah mengalami gangguan jiwa, tetapi kambuh lagi kerena klien tidak teratur minum obat.

B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan Klien pernah melakukan pengobatan ke dukun

C. Pernah dirawat/dioperasi Klien pernah di rawat di rumah sakit jiwa sebelumnya

D. Lama dirawat Klien dirawat di rumah sakit jiwa 1 tahun yang lalu

E. Alergi Klien tidak memiliki riwayat alergi

Universitas Sumatera Utara

Page 11: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 52764 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Istirahat TidurIstirahat adalah suatu

20

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang tua

kedua orang tua klien tidak memiliki riwayat penyakit gangguan jiwa

seperti yang di alami klien

B. Saudara kandung

Klien adalah anak pertama dari dua bersaudara dan adik dari klien adalah

seorang perempuan dan tidak memiliki riwayat penyakit gangguan jiwa

seperti yang di alami klien

C. Penyakit keturunan yang ada

tidak ada penyakit keturunan dikeluarga keluarga klien

D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

klien tidak memiliki saudara ataupun keluarga yang mengalami

gangguan jiwa seperti yang dialami klien

E. Anggota keluarga yang meninggal

tidak ada anggota keluarga klien yang meninggal

I. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

A. Persepsi pasien terhadap penyakitnya

klien mengatakan sudah lama merasakan sakit seperti ini tapi tidak

sembuh-sembuh juga dan merasa bosan berada di lingkungan rumah

sakit jiwa

B. Konsep diri

- Gambaran diri

klien mengatakan tubuhnya tetap seperti biasa dan menerima apa

yang ada pada dirinya

- Ideal diri

klien mengatakan ingin cepat sembuh dan keluar dari rumah sakit

supaya bisa sekolah sesuai dengan keinginannya

- Harga diri

klien mengatakan selalu membuat orang lain kesusahan terutama

kedua orang tuanya

Universitas Sumatera Utara

Page 12: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 52764 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Istirahat TidurIstirahat adalah suatu

21

- Peran diri

klien seorang anak laki-laki, sebagai abang dari adik perempuan dan

sebagai anak

- Identitas

Klien merupakan seorang anak laki-laki tamatan SMP

C. Keadaan emosi

Keadaan emosional klien tampak labil namun klien kooperatif

D. Hubungan sosial

- Orang yang berarti

klien mengatakan dekat dengan kedua orang tuanya

- Hubungan dengan keluarga

klien mengatakan dekat dengan keluarganya terutama kepada orang

tua dan adik kandungnya

- Hubungan dengan orang lain

klien menjalin hubungan yang baik dengan orang lain, terutama

sesama pasien di ruangan

- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

klien tidak mengalami hambatan berhubungan dengan orang lain

E. Spiritual

- Nilai dan keyakinan

Klien menganut agama islam dan klien selalu berdoa disaat pagi dan

malam hari dengan harapan cepat sembuh

- Kegiatan ibadah

klien hanya berdoa di tempat tidur

II. STATUS MENTAL

- Tingkat kesadaran

Klien sadar penuh (compos mentis), namun klien tampak lesu dan

bingung

- Penampilan

Kurang rapi, ramput terpotong rapi, kuku tidak terlalu panjang

- Pembicaraan

Selama dilakukan wawancara klien mudah di ajak bicara, sedikit

lambat(bicara lambat) dan menjawab pertanyaan dengan singkat

Universitas Sumatera Utara

Page 13: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 52764 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Istirahat TidurIstirahat adalah suatu

22

- Alam perasaan

Klien tampak lesu dan tidak bersemangat

- Afek

Apek klien datar klien sulit untuk merespon stimulus yang diberikan

- Interaksi selama wawancara

Selama dilakukan wawancara klien tampak kooperatif dan kontak mata

mudah teralih ke segala arah dan tampak bingung

- Persepsi

Klien sering mendegar suara-suara yang wujudnya tidak bisa dilihat

oleh orang lain dan klien juga mengatakan sering melihat anak

pamannya yang telah meninggal dunia.

- Proses pikir

Klien mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh perawat

- Isi pikir

Saat dilakukan wawancara klien mampu menjawab dan klien kooperatif

- Waham

Saat dilakukan wawancara klien tampak curiga dengan keadaan sekitar

- Memori

gangguan daya ingat jangka pendek

III. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan Umum

Compos mentis (CM), namun klien tampak gelisa dan lesu (tidak

bersemangat)

B. Tanda-tanda vital

- Suhu tubuh : 36,50c

- Tekanan darah : 110/80 mmhg

- Nadi : 80 x/m

- Pernafasan : 20 x/m

Universitas Sumatera Utara

Page 14: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 52764 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Istirahat TidurIstirahat adalah suatu

23

Pemeriksaan Head to toe

C. Kepala dan rambut

- Bentuk : Bulat ( simetris )

- Ubun-ubun : Normal, tidak ada ditemukan adanya tonjolan

- Kulit kepala : Bersih

Rambut - Penyebaran dan keadaan rambut : rambut pendek dan merata

- Bau : tidak berbau

- Warna kulit: : kuning langsat

Wajah - Warna kulit : Kuning langsat

- Struktur wajah : simetris (oval)

- Raut wajah : tampak tidak semangat (lesu)

Mata - Kelengkapan dan kesimetrisan: kedua mata lengkap dan simetris,

keadaan mata tampak cekung

- Palbebra : tidak ditemukan adanya kelainan

- Konjungtiva : tampak merah

- Pupil : reaksi terhadap cahaya baik

- Cornea dan iris: tidak ditemukan adanya kelainan

- Visus: tidak dilakukan pemeriksaan

- Tekanan bola mata: tidak dilakukan pemeriksaan

- Lingkar bola mata: tampak sembab terlihat gelap (kecokelatan)

- Kelopak mata: tampak lengket

Hidung

- Tulang hidung dan posisi septum nasi: tidak ditemukan adanya

kelainan dan letaknya di medial

- Lubang hidung : normal dan simetris

- Cuping hidung : normal dan tidak ada kelainan

Telinga

- Bentuk telinga : bentuk antara telinga kanan dan kiri normal

(simetris)

- Ukuran telinga : ukuran antara telinga kanan dan kiri simetris

Universitas Sumatera Utara

Page 15: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 52764 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Istirahat TidurIstirahat adalah suatu

24

- Lubang telinga: tidak ditemukan adanya kelainan pada lubang

telinga, adanya serumen pada lunbang telinga

- Ketajaman pendengaran: dapat mendengarkan dengan baik

Mulut dan faring

- Keadaan bibir: bibir tampak kering

- Keadaan gusi dan gigi: gusi dan gigi terlihat bersih

- Keadaan lidah: lidah tampak bersih

- Orofaring: tidak ditemukan adanya kelainan

- Mulut: sering menguap

Leher

- Posisi trachea: posisi trachea normal di bagian medial

- Thyroid: tidak ditemukan adanya pembengkakan pada thyroid

- Suara: suara normal(lambat)

- Kelenjar limfe: tidak ditemukan adanya pembengkakan pada

kelenjar limfe

- Vena jugularis: tidak ditemukan adanya pembesaran pada vena

jugularis

- Denyut nadi karotis: denyut nadi karotis teraba

Pemeriksaan integumen - Kebersihan : kurang bersih

- Warna : kulit berwarna kuning langsat

- Kelembaban : kulit tampak kering

- Kelainan pada kulit : tidak ditemukan adanya kelainan pada

kulit

IV. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

I. Pola makan dan minum

- Frekuensi makan : 3 x/hari

- Nafsu/selera makan : nafsu makan kuat

- Nyeri ulu hati : tidak ditemukan adanya nyeri ulu hati

- Alergi : klien tidak memiliki riwayat alergi

- Mual dan muntah : klien tidak mengalami ataupun merasakan

mual dan muntah

Universitas Sumatera Utara

Page 16: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 52764 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Istirahat TidurIstirahat adalah suatu

25

- Tampak makan dan memisahkan diri (pasien gangguan jiwa): klien

tidak pernah memisahkan diri dengan orang lain pada saat makan.

- Waktu pemberian makan : pagi, siang dan sore

- Jumlah dan jenis makanan: 1 porsi, jenis nasi, lauk pauk + buah

- Waktu pemberian cairan/minum: tidak ditentukan, sesuai dengan

kebutuhan klien

- Masalah makan dan minum: klien tidak mengalami kesulitan dalam

menelan dan mengunyah makanan

II. Perawatan diri/personal hygiene

- Kebersihan tubuh: kebersihan tubuh klien kurang, karena klien

mandi jarang menggunakan sabun mandi

- Kebersihan gigi dan mulut: gigi dan mulut tampak bersih

- Kebersihan kuku kaki dan tangan: kuku tangan dan kaki klien tidak

panjang dan kurang bersih

III. Pola kegiatan/aktivitas

Mandi dan makan dilakukan klien secara mandiri, BAK dan BAB dilakukan secara mandiri tanpa bantuan perawat atau orang lain, ganti pakaian dilakukan secara mandiri dan kerapian dalam berpakaian cukup terlihat rapi dan klien tampak lesu tidak bersemangat untuk melakukan aktivitas

Pola istirahat tidur - Waktu tidur: malam hari sekitar jam 11 - Jumlah jam tidur: 5-6 jam - Mengalami kesulitan tidur: klien mengatakan kesulitan tidur

kerena mendengar suata-suara yang mengajaknya untuk bercakap-cakap

- Sering terbangun pada saat tidur: klien terbangun 3 kali dalam tidur NREM dengan frekuensi bangun 1 jam sekali

- Mengalami mimpi yang mengancam: klien mengatakan sering bermimpim yang mengancam dirinya, sehingga takut untuk tidur kembali

- Alat bantu tidur: klien tidak menggunakan alat bantuk untuk mempermudah tidur

- Kualitas tidur: klien mengatakan tidak dapat tidur dengan nyenyak kerena saat terbangun dari mimpi klien takut untuk kembali tidur dan saat bangun pagi klien tampak tidak segar dan klien tidak bersemangat untuk melakukan aktivitas

Universitas Sumatera Utara

Page 17: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 52764 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Istirahat TidurIstirahat adalah suatu

26

IV. Pola eliminasi

1. BAB

- Pola BAB : 1 x/hari

- Karakter feses: lembek

- Riwayat perdarahan : tidak ditemukan adanya kelainan

- BAB terakhir : sehari yang lalu

- Diare : klien tidak mengalami diare

- Penggunaan laksatif : tidak menggunakan laksatif

2. BAK

- Pola BAK : 4-5 kali sehari

- Karakter urin : tidak dilakukan pemeriksaan

- Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : tidak ditemukan

nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK

- Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : tidak ada riwayat

penyakit ginjal

- Penggunaan diuretik : tidak menggunakan diuretik

- Upaya mengatasi masalah : tidak ditemukan adanya

masalah

V. Mekanisme koping

Saat ada masalah klien hanya memendam maasalah nya sendiri

tanpa bercerita kepada siapapun (orang lain)

Universitas Sumatera Utara

Page 18: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 52764 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Istirahat TidurIstirahat adalah suatu

27

ANALISA DATA

No. Data Masalah Keperawatan

1 DS: Klien mengatakan sulit untuk tidur

malam karena klien mendengar

suara-suara yang mengganggunya

yang mengajaknya untuk bercerita,

bercakap-cakap sendiri.

DO: - klien marah-marah tampa sebab

- klien tampak lesu

- klien tampak gelisah

- klien tampak tidak semangat

untuk melakukan aktivitas

- mata tampak cekung

- klopak mata bengkak

- konjungtiva merah

- lingkaran bola mata tampak

gelap(kecokelatan)

- klien sering menguap

- pola tidur kurang dari 6 jam

Gangguan Pola Tidur

Masalah Keperawatan

- Gangguan pola tidur

Diagnose keperawatan prioritas

- Gangguan pola tidur

Universitas Sumatera Utara

Page 19: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 52764 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Istirahat TidurIstirahat adalah suatu

28

Perencanaan Keperawatan dan Rasional

Hari/

Tnggal

No. Dx Perencanaan Keperawatan

Senin

02 Juni

2014

1. Gangguan pola

tidur

Tujuan dan Kriteria hasil

Tujuan keperawatan: - klien dapat tidur, jumlah tidur

terpenuhi, klien memperlihatkan pola tidur yang baik

Kriteria hasil:

- Menejemen lingkungan

- Mengontrol halusinasi

- Meningkatkan pola tidur

Rencana rasional

• Strategi pertemuan 1

- Idenfikasi jenis

halusinasi

- Idenfikasi waktu

istirahat

- Idenfikasi waktu

tidur

- Idenfikasi respon

klien terhaap

halusinasi

- Ajarkan klien

menghardik

halusinasi

- Anjurkan klien

dalam jadwal

kegiatan harian

Tingkah laku klien

terkait halusinasi

menunjukkan isi,

waktu, frekuensi,

serta situasi dan

kondisi yang

menimbulkan

halusinasi yang

menggugu aktivitas

istirahat dan tidur

Universitas Sumatera Utara

Page 20: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 52764 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Istirahat TidurIstirahat adalah suatu

29

• Strategi pertemua 2

- Evaluasi jadwal

kegiatan harian

klien

- Latih klien

mengendalikan

halusinasi yang

memicu klien

susah istirahat

dan tidur

- Anjurkan klien

istirahat dan tidur

di siang hari

- Anjurkan klien

untuk melakukan

aktivitas kegiatan

istirahat dan tidur

di siang hari

• Strategi pertemuan 3

- Evaluasi jadwal

kegiatan harian

klien

- Latih klien untuk

beristirahat dan

tidur di siang hari

- Anjurkan klian

memasukkan

jadwal kegiatan

istirahat dan tidur

ke dalam jadwal

kegiatan harian

Memantau kemajuan serta efektivitas klien dalam kgiatan harian dan pola istirahat dan tidur klien di siang hari Membantu klien untuk melakukan aktivitas harian dan istirahat tidur di siang hari

Universitas Sumatera Utara

Page 21: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 52764 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Istirahat TidurIstirahat adalah suatu

30

• Strategi pertemuan 4

- Evaluasi jadwal

kegiatan harian

klien

- Beri pendidikan

kesehatan

mengenai

kebutuhan

istirahat, tidur

untuk kesehatan

klien

- Anjurkan klien

memasukkan

dalam jadwal

kegiatan harian

Memudahkan pemahaman dalam memenuhi kebutuhan istirahat tidur klien

Universitas Sumatera Utara

Page 22: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 52764 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Istirahat TidurIstirahat adalah suatu

31

Hari/

Tnggal

No.

Dx

Implementasi keperawatan Evaluasi

Senin

02 Juni

2014

1. • Strategi Pertemuan 1

- Mengidenfikasi isi halusinasi

- Mengidenfikasi waktu halusinasi

- Mengidenfikasi waktu istirahat

dan tidur

- Mengidenfikasi

aktivitas kegiatan

harian klien

• Strategi pertemuan 2

- Mengevaluasi jadwal kegiatan

harian klien

- Melatih klian untuk istirahat dan

tidur di siang hari

- Menganjurkan klien

memasukkan ke

dalam jadwal

kegiatan harian klien

S: klien mengatakan sering

mendengar suara-suara

yang membuatnya susah

tidur dan mengajaknya

untuk bercerita

O: Bicara seadanya, bicara

lambat, menguap, wajah

sembab dan tersenyum

A: Masalah teratasi

sebagian

P: Intervensi di lanjutkan

S: Klien mampu beristirahat

dan tidur di siang hari

O: Bicara lambat, menguap,

klien tampak tersenyum

A: Masalah teratasi sebagian

P: Intervensi dilanjutkan

Universitas Sumatera Utara

Page 23: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 52764 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Istirahat TidurIstirahat adalah suatu

32

• Strategi pertemuan 3

- Mengevaluasi jadwal kegiatan

harian klien

- Melatih klien untuk istirahat dan

tidur di siang hari

- Menganjurkan klien melakukan

kegiata harian yang biasa di

lakukan

- Menganjurkan klien memasukkan

kedalam jadwal kegiatan harian

• Strategi pertemuan 4

- Menevaluasi jadwal kegiatan klien

- Memberikan pendidikan kesehatan

istirahat dan tidur

- Menganjurkan klien untuk

istirahat, tidur pada siang hari

- Menganjurkan klien memasukkan

dalam kegiatan harian klien

S: Klien mampu beristirahat

dan tidur di siang hari

dan lebih tenang

O: Bicara lambat, menguap,

ekspresi wajah tenang

A: Masalah teratasi sebagian

P: Intervensi di lanjutkan

S: Klien mengatakan sudah

mampu beristrahat dan

tidur dengan nyaman

O: Klien tampak tenang

A: Masalah teratasi

P: Intervensi selesai

Universitas Sumatera Utara

Page 24: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 52764 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Istirahat TidurIstirahat adalah suatu

33

Evaluasi

Evaluasi keberhasilan hasil tindakan keperawatan yang telah di lakukan untuk klien

Halusinasi dengan prioritas masalah kebutuhan istirahat dan tidur.

1. Klien menerima perawat sebagai terafis ditandai dengan

a. Klien menerima pawarat sebagai perawatnya

b. Klien mau menceritakan masalah yang dihadapinya kepada perawat

c. Klien mau bekerja sama dengan perawat, setiap program yang perawat

tawarkan di laksanakan oleh klien

2. Klien menyadari bahwa yang dialaminya tidak ada objeknya dan merupakan

masalah yang harus ditandai dengan:

a. Klien mengungkapkan isi halusinasi yang mengakibatkan klien susah untuk

istirahat dan tidur dimalam hari

b. Klien menjelaskan waktu dan isi halusinasinya yang mengakibatkan klien

susah tidur

c. Klien menjelaskan perasaannya ketika mengalami gangguan tidur yang di

alaminya

d. Klien menjelaskan bahwa ia akan berusaha untuk mengatasi kebutuhan

tidurnya dengan tidur di siang hari

3. Klien dapat beristirahat dan tidur nyaman dengan:

- Klien mengatur pola tidur dengan beristirahat, tidur di siang hari

Universitas Sumatera Utara