repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1585... · web view riduwanto,...
TRANSCRIPT
PERSENTASE BERAT KARKAS DAN BERAT LEMAK ABDOMINAL BROILER YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG TEPUNG
DAUN KATUK (Sauropus androgynus), TEPUNG RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica) DAN KOMBINASINYA
SKRIPSI
Oleh :
DWI YUNIARTY S TI 41107004
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAKFAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR
2011
PERSENTASE BERAT KARKAS DAN BERAT LEMAK ABDOMINAL BROILER YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG TEPUNG
DAUN KATUK (Sauropus androgynus), TEPUNG RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica) DAN KOMBINASINYA
SKRIPSI
Oleh :
DWI YUNIARTY S T
I 41107004
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAKFAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR
2011
PERNYATAAN KEASLIAN
1. Yang bertandatangan dibawah ini :
Nama : Dwi Yuniarty S T
NIM : I411 07 004
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa ;
a. Karya skripsi yang saya tulis adalah asli
b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi, terutama dalam Bab Hasil
dan Pembahasan, tidak asli atau plagiasi maka bersedia dibatalkan dan dikenakan
sanksi akademik yang berlaku.
2. Demikian pernyatan keaslian ini dibuat untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Makassar, November 2011
Ttd
DWI YUNIARTY S T
Judul Skripsi : Persentase Berat Karkas dan Berat Lemak Abdominal Broiler yang Diberi Ransum Mengandung Tepung Daun
Katuk (Sauropus Androgynus), Tepung Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica) dan Kombinasinya
Nama : Dwi Yuniarty S T
NIM : I411 07 004
Program Studi : Teknologi Hasil Ternak
Jurusan : Produksi Ternak
Skripsi ini Telah Diperiksa dan Disetujui oleh
Prof. Dr. drh. Lucia Muslimin, M.ScPembimbing Utama
Ir. Muh. Zain Mide, M.SPembimbing Anggota
Diketahui oleh
Prof. Dr. Ir. H. Syamsuddin Hasan, M.ScDekan Fakultas Peternakan
Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M.ScKetua Jurusan Produksi Ternak
Tanggal Lulus : 14 November 2011
ABSTRAK
Dwi Yuniarty S T (I41107004). Persentase Berat Karkas dan Berat Lemak Abdominal Broiler yang Diberi Ransum Mengandung Tepung Daun Katuk (Saurupus Androgynus), Tepung Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica) dan Kombinasinya. Dibawah bimbingan Prof. Dr. drh. Lucia Muslimin, M.Sc selaku Pembimbing Utama dan Ir. Muh. Zain Mide, M.S selaku Pembimbing Anggota.
Penelitian ditujukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung daun katuk dan tepung rimpang kunyit terhadap persentase karkas, lemak abdominal dan kadar lemak daging paha broiler, dilaksanakan bulan April - Mei 2011 di Laboratorium Industri dan Teknologi Pengolahan Pakan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar. Materi yang digunakan adalah 64 ekor Day old chick (DOC) merk dagang “CP 707”, pakan butiran, konsentrat, jagung kuning, dedak padi, minyak kelapa, tepung daun katuk, tepung rimpang kunyit, vaksin gumboro, ND strain B1, ND lasota, dan viterna. Peralatan yang digunakan adalah kandang panggung petak sebanyak 16 petak. Setiap petak kandang dilengkapi dengan tempat pakan, tempat air serta lampu pijar 40 watt masing-masing 1 buah. Alat lainnya yaitu baskom, pisau, talam, timbangan, oven, penggiling pakan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) empat perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diterapkan: P0 : Ransum dasar (kontrol); P1 : Ransum dasar + tepung daun katuk 1% ; P2 : Ransum dasar + tepung rimpang kunyit 1% ; P3 : Ransum dasar + tepung daun katuk 0,5% dan tepung rimpang kunyit 0,5%. Data yang diperoleh dianalisis ragam dengan uji F, bila terdapat pengaruh perlakuan dilanjutkan dengan uji BNT. Hasil penelitian menunjukkan persentase karkas, lemak abdominal tidak dipengaruhi oleh perlakuan. Tetapi kadar lemak daging paha broiler menurun dengan pemberian tepung daun katuk dan tepung rimpang kunyit dalam ransum.
Kata kunci : Broiler, Daun Katuk, Rimpang Kunyit, Persentase Karkas, Lemak Abdominal.
ABSTRACT
Dwi Yuniarty S T (I41107004). Carcass and Abdominal Fat Percentage of Broiler be Affected Ration on Katuk Leaves (Saurupus Androgynus) Meal, Containning Tumeric (Curcuma Domestica) Meal and Combination. Prof. Dr. drh. Lucia Muslimin, M.Sc as Supervisor and Ir. Muh. Zain Mide, M.S as Co-supervisor.
This experiment was aimed to study the effect of katuk leaves meal, containning tumeric meal on carcass percentage, abdominal fat of broiler, and thigh fat weight broiler, was done at industry and technology ration laboratory, Faculty of Animal Science Hasanuddin University Makassar. from April to Mei 2011. The material used are 64 Day old chick (DOC) market merk “CP 707”, pellet, consentrat, yellow corn, rice brand, coconut oil, katuk leaves meal, containning tumeric meal, vaksin gumboro, ND strain B1, ND lasota, and viterna.. The equipment used was a cage pens were group sixteen. The were grouped complited with feed location, water location and a bohlamp 40 watt. Equipment better is basket, knife, talam, oven, feed processor. Experimental design was completely rondomized design (CRD) with 4 treatment and 4 replication. The treatment were P0 = diet control; P1 = diet with 1% katuk leaves meal ; P2 = diet with 1% containning tumeric meal; P3 = diet with 0,5% katuk leaves meal and 0,5% containning tumeric meal. The resulted data was analysed by analysis of variance (ANOVA) with F test to know the effect of treatment, and when there were significant continous to LSD test. The result shown that carcass percentage, abdominal fat did not affected by treatment. But, thigt fat weight brolier is affected by katuk leaves meal, containning tumeric meal in the ration.
Key Words: Broiler, Katuk Leaves Meal, Containning Tumeric Meal, Carcass Percentage, Abdominal Fat
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan hidayah-Nya
sehingga Tugas Akhir / Skripsi ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Skripsi
Dengan Judul : Persentase Berat Karkas dan Berat Lemak Abdominal Broiler yang Diberi
Ransum Mengandung Tepung Daun Katuk (Saurupus Androgynus), Tepung Rimpang
Kunyit (Curcuma Domestica) dan Kombinasinya. Sebagai Salah Satu Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.
Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya penulis haturkan
dengan penuh rasa hormat kepada :
1. Prof. Dr. Drh. Lucia Muslimin, M.Sc, selaku Pembimbing Utama yang telah
meluangkan banyak waktu dan sumbangsih pemikiran kepada penulis sampai
penyelesaian penyusunan skripsi ini.
2. Ir. Muh. Zain Mide, M.S selaku pembimbing anggota yang telah memberi
kesempatan untuk mengikuti penelitian khususnya di bidang Nutrisi Makanan
Ternak.
3. Sutomo Syawal S.Pt, M.Si sebagai Penasehat Akademik penulis tahun 2007 hingga
2008 dan Ir. Johana C. Likadja, M.S sebagai Penasehat Akademik penulis tahun 2009
hingga selesai, yang terus memberikan arahan demi kelancaran perkuliahan penulis.
4. Kedua Orang Tua dan sanak saudaraku yang yang terus mendidik dan mendukung
baik materil maupun moril kepada Penulis.
5. Prof. Dr. Ir. Syamsuddin Hasan, M.Sc selaku Dekan Fakultas Peternakan, Prof. Dr.Ir.
Lellah Rachim, M.Sc selaku Ketua Jurusan Produksi Ternak hingga 2010, Prof. Dr.
Ir. H. Sudirman Baco, M.Sc selaku Ketua Jurusan Produksi Ternak mulai 2010 dan
Prof. Dr. Ir. H. MS. Effendi Abustam, M.Sc selaku Ketua Program Studi Teknologi
Hasil Ternak hingga 2011. Prof. Dr. Drh. Hj. Ratmawati Malaka, M.Sc selaku Ketua
Program Studi Teknologi Hasil Ternak mulai 2011.
6. Prof. Dr. Ir. H. MS. Effendi Abustam, M.Sc yang memberikan kesempatan kepada
penulis untuk menjadi asisten praktikum pada mata kuliah Dasar Teknologi Hasil
Ternak.
7. Semua Dosen-Dosen Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin yang telah
memberi ilmunya kepada penulis.
8. Teman Se-Angkatan “Rumput 07“, Senior, maupun junior yang selalu memberi
bantuan kepada penulis.
9. Teman penelitian Fitriawati, Suriani, dan Islamiasyah yang telah membangun kerja
sama yang baik selama penelitian.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan tapi
semuanya telah penulis lakukan dengan sebaik-baiknya demi kesempurnaan skripsi ini.
Penulis membuka diri terhadap kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini dan
demi kemajuan ilmu pengetahuan nantinya.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi
diri penulis sendiri. Amin.
Makassar, November 2011
Penulis
Dwi Yuniarty S T
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................. i
HALAMAN JUDUL................................................................................................... ii
LEMBAR KEASLIAN..................................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. iv
ABSTRAK........................................................................................................ v
ABSTRACT..................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................... vii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................ xiii
PENDAHULUAN....................................................................................................... 1
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................. 3
Deskripsi Ayam Pedaging (Broiler)............................................................ 5
Deskripsi Daun Katuk (Saurupus androgynus (L.)Merr)........................... 9
Persentase Berat Karkas Broiler ................................................................. 11
Persentase Lemak Abdominal pada Broiler................................................ 12
Kadar Lemak Paha Broiler ......................................................................... 14
METODE PENELITIAN............................................................................................. 17
Waktu dan Tempat Penelitian...................................................................... 17
Materi Penelitian.......................................................................................... 17
Prosedur Penelitian...................................................................................... 20
Parameter Yang Diukur............................................................................... 23
Analisa Data................................................................................................ 23
HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................................... 25
Pengaruh Perlakuan terhadap Persentase Karkas ....................................... 25
Pengaruh Perlakuan terhadap Persentase Lemak Abdominal .................... 27
Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Lemak Daging Paha ......................... 28
KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................... 31
Kesimpulan ................................................................................................. 31
Saran ........................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 33
LAMPIRAN ................................................................................................................ 35
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
No.Halaman
Teks
1.Komposisi nutrisi daun katuk................................................................................... 6
2.Komposisi nutrisi rimpang kunyit............................................................................ 10
3.Komposisi zat-zat makanan setiap bahan pakan yang digunakan selama penelitian......................................................................................................... 18
4. komposis ransum tiap perlakuan...................................................................... 19
5. Rata-rata persentase karkas, lemak abdominal dan kadar lemak daging paha broiler.......................................................................................... 25
DAFTAR GAMBAR
No.Halaman
Teks
1. Daun Katuk .................................................................................................... 6
2. Diagram Alur Pembuatan Tepung Daun Katuk ............................................. 20
3. Diagram Alur Pembuatan Tepung Rimpang Kunyit ...................................... 21
4. Diagram Alur Pemeliharaan Broiler .............................................................. 22
DAFTAR LAMPIRAN
No.Halaman
Teks
1. Data Mentah untuk Persentase Karkas........................................................... 36
2. Rata- rata Perhitungan Perserntase Karkas Broiler ........................................ 36
3. Analisis Ragam Perserntase Karkas .............................................................. 38
4. Rata- rata Perhitungan Perserntase Lemak Abdominal Broiler ..................... 39
5. Analisis Ragam Perserntase Lemak Abdominal Broiler................................ 40
6. Rata- rata Perhitungan Kadar Lemak Daging Paha Broiler .......................... 41
7. Analisis Ragam Kadar Lemak Daging Paha Broiler...................................... 42
8. Uji BNT Kadar Lemak Daging Paha Broiler.................................................. 43
9. Data Perhitungan Perserntase Karkas Broiler Menggunakan Program SPSS 17.0 ........................................................................................ 44
10. Data Perhitungan Perserntase Lemak Abdominal Broiler
Menggunakan Program SPSS 17.0 ................................................................ 45
11. Data Perhitungan Kadar Lemak Daging Paha Broiler Menggunakan Program SPSS 17.0 ....................................................................................... 46
12. Data Perhitungan Uji LSD Kadar Lemak Daging Paha Broiler Menggunakan Program SPSS 17.0 ............................................................... 47
PENDAHULUAN
Broiler merupakan jenis ras unggul hasil persilangan yang dihasilkan dari
jantan strain Cornish dengan betina yang besar yaitu Plymouth Rocks yang
merupakan strain bertulang tinggi putih. Sektor perunggasan terutama ayam ras
pedaging masih menjadi prioritas utama untuk memenuhi kebutuhan protein
hewani manusia. Mengingat sifat-sifat unggulnya yaitu tidak memerlukan
tempat luas dalam pemeliharaan, bergizi tinggi, pertumbuhan cepat dan
efisien mengkonversikan makanan menjadi daging sehingga cepat mencapai
usia berat jual dengan bobot badan yang tinggi. Tetapi mempunyai
kecenderungan sifat perlemakan yang tinggi pula, karena diikuti adanya gen
pembentuk lemak.
Industri broiler di Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan yang
harus segera diatasi. Masalah pertama adalah rendahnya efisien produksi daging
broiler, yang disebabkan oleh tingginya harga pakan broiler. Masalah kedua
adalah tuntutan konsumen yang menghendaki daging broiler yang rendah lemak
serta bebas residu. Untuk itu diperlukan feed supplement yang mampu
menurunkan kadar lemak daging serta mampu menghasilkan daging yang sehat
bagi konsumen.
Daun katuk (Saurupus androgynus) merupakan tanaman obat-obatan
tradisional yang mempunyai senyawa fitokimia yang terkandung di dalamnya
adalah saponin, flavonoid, dan tanin. Penelitian sebelumnya mengenai analisa
pemberian tepung daun katuk tua sebesar 3 % dalam ransum ternyata dapat
meningkatkan pertumbuhan dan meningkatkan efisiensi penggunaan ransum.
Namun belum diketahui apakah ekstrak daun katuk mampu menaikkan persentase
karkas. Kunyit (Curcuma domestica) berpotensi untuk menurunkan lemak pada
broiler. Penelitian sebelumnya menyatakan tepung kunyit sebanyak 1 g/kg pakan
membuktikan bahwa tepung kunyit mampu menurunkan lemak abdominal.
Senyawa aktif dalam kunyit yang berpotensi untuk menurunkan lemak adalah
kukurmin beserta turunannya. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini
dirancang untuk menaikkan persentase karkas, menurunkan persentase lemak
abdominal dan kadar lemak daging paha pada broiler yang diberi ransum
mengandung tepung daun katuk, tepung rimpang kunyit dan kombinasinya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persentase karkas,
persentase lemak abdominal dan kadar lemak daging paha broiler yang diberi
ransum mengandung tepung daun katuk dan tepung rimpang kunyit. Kegunaan
penelitian ini adalah sebagai bahan informasi kepada petani peternak tentang
penggunaan tepung daun katuk dan tepung rimpang kunyit sebagai feed suplement
alami yang dapat memperbaiki persentase karkas, lemak abdominal dan kadar
lemak daging paha broiler.
TINJAUAN PUSTAKA
Deskripsi Ayam Pedaging (Broiler)
Broiler merupakan hasil persilangan yang dihasilkan dari jantan strain
Cornish dengan betina yang besar yaitu Plymouth Rocks yang merupakan strain
bertulang tinggi putih. Broiler mempunyai kemampuan tinggi dalam mengubah
bahan makanan menjadi daging, dalam waktu pemeliharaan sekitar 4-5 minggu
dan siap dipanen. Pertumbuhannya sangat cepat sejak usia 1 - 5 minggu. Tetapi
di Indonesia ayam broiler umumya dipasarkan dengan bobot hidup antara 1,3 - 1,6
kg (Rasyaf, 1995).
Secara fisik ayam broiler biasanya mempunyai warna dominan putih, telah
diseleksi untuk pertumbuhannya yang cepat, mempunyai karasteristik daging
yang baik seperti bagian dada yang lebar, bentuk badan yang dalam, hasil daging
yang banyak. Dalam kaitan ini efisiensi pertumbuhan biasanya diukur dari berat
badan dewasa, konversi ransum dan umur yang dicapai pada berat yang
diinginkan.
Produktivitas ayam broiler dipengarui oleh beberapa faktor antara lain
genetik, iklim, nutrisi dan faktor penyakit. Keunggulan ayam broiler akan
terbentuk bila didukung oleh lingkungan, karena sifat genetis saja tidak menjamin
keunggulan tersebut dapat timbul. Ayam broiler akan nyaman hidup dan
berproduksi pada suhu lingkungan 18-21 °C. Namun kita ketahui bahwa suhu di
Indonesia lebih panas sehingga memungkinkan ayam mengurangi konsumsi
ransum dan lebih banyak minum. Dengan demikian, faktor ransum menyangkut
kualitas dan kuantitasnya sangat menentukan terhadap produktivitas ternak.
Pertumbuhan yang cepat tidak akan timbul bila tidak didukung dengan ransum
yang mengandung nutrisi yang lengkap dan seimbang (asam amino, asam lemak,
mineral dan vitamin) sesuai dengan kebutuhan ayam. Bila faktor suhu dan
ransum sudah teratasi maka faktor manajemen perlu diperhatikan pula. Ayam
broiler perlu dipelihara dengan teknologi yang dianjurkan oleh pembibit untuk
mendapatkan hasil sesuai yang diharapkan (Abun, Aisyah, dan Saefulhadjar.
2006).
Penggunaan lemak tinggi pada industri broiler sudah menjadi praktek
sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan energi bagi ayam broiler, sebab tanpa
pemberian lemak tinggi kebutuhan energi tidak akan terpenuhi. Namun,
pemberian lemak tinggi pada pakan broiler menghasilkan daging dengan kualitas
yang rendah, yang ditandai oleh tingginya kadar lemak dalam daging. Selain itu,
daging broiler yang dihasilkan masih belum bebas dari cemaran mikroba patogen
dan belum bebas antibiotik (Santoso, 2010).
Permasalahan tersebut dapat diberi solusi dengan pemberian pakan yang
dapat menurunkan kandungan lemak pada daging namun protein dan asam – asam
amino lainnya tetap ada. Istilah tersebut biasa dikenal dengan feed aditive atau
imbuhan pakan yaitu bahan yang ditambahkan ke dalam pakan, biasanya dalam
jumlah sedikit dan bukan sebagai sumber zat gizi, yang dapat mempengaruhi
karakteristik pakan, meningkatkan kinerja, kesehatan dan/atau kualitas produk
ternak/hewan. Imbuhan pakan tersebut dapat diperoleh dengan mudah dan efisien
misalnya daun Katuk (Saurupus androgynus) dan Kunyit (Curcuma domestica)
(Anonim, 2006).
Deskripsi Daun Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr)
Sauropus androgynus (L.) Merr atau yang terkenal dengan nama daerah
katuk (Sunda), babing, katu, katukan (Jawa), semani (Minang), cekop manis,
memata (Indonesia), atau karakur (Madura) adalah salah satu tumbuhan dari suku
Euphorbiaceae yang tumbuh tersebar di daerah Asia Tenggara serta di beberapa
daerah yang beriklim tropik dan subtropik, terutama yang mempunyai curah hujan
yang tinggi 1,2 meter (Wijono, 2004).
Katuk adalah perdu menahun yang sering dijumpai di Asia Tenggara. Sayuran
ini dikonsumsi secara luas di Indonesia, khususnya di Kalimantan, dan seluruh
wilayah India. Semak tahunan ini memiliki adaptasi tropika dan subtropika dan
produktif sepanjang tahun, walaupun tanaman cenderung agak dorman pada cuaca
dingin (Bidura, candrawati dan sumardani. 2007).
Taksonomi tanaman katuk dapat diklasifikasikan sebagai berikut ;
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Sub kelas : Monochlamydeae (Apetalae)
Bangsa : Euphorbiales
Suku : Euphorbiaceae
Marga : Sauropus
Jenis : S. androgynus (L) Merr.
Berikut gambar dari daun katuk (S. androgynus (L) Merr) ;
Gambar 1. Daun Katuk
Tanaman katuk bernilai gizi tinggi dan daunnya mengandung protein,
lemak, karbohidrat dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh. Kandungan protein
daun segar sekitar 7 % dan tajuk katuk adalah sumber pro-Vit A, Vit C, dan juga
kalsium, besi, dan magnesium yang sangat baik (Nugraha, 2008).
Tabel 1.Komposisi nutrisi daun katuk
Sumber : Nugraha (2008).
Komponen gizi Kadar
Energi (kkal) 59
Protein (g) 4,8-6,4
Lemak (g) 1,0
Karbohidrat (g) 9,9-11,0
Serat (g) 1,5
Abu (g) 1,7
Kalsium (mg) 204
Fosfor (mg) 83
Besi (mg) 2,7-3,5
Vitamin C (mg) 164-239
Air (g) 81
Imbuhan pakan (feed additives) bahan yang ditambahkan ke dalam pakan,
biasanya dalam jumlah sedikit dan bukan sebagai sumber zat gizi, yang dapat
mempengaruhi karakteristik pakan, meningkatkan kinerja, kesehatan dan/atau
kualitas produk ternak/hewan (Anonim, 2006).
Uji fitokimia hasil skrining yang dilakukan terhadap daun katuk hanya
diperoleh adanya golongan sterol atau triterpen, flavanoid dan tanin. Fitosterol
dalam daun katuk mampu menurunkan kolesterol telur, karkas dan hati pada
puyuh, akan tetapi pada serum darah tidak berbeda nyata (P>0,05). Hal tersebut
kemungkinan karena homeostasis dari kolesterol serum, karena adanya
mekanisme kompensasi, yaitu meningkatnya kisaran sintesis kolesterol
endogenus. Fitosterol mencakup sterol tanaman dan stanol tanaman adalah lemak
yang terdapat pada pangan yang berasal dari tanaman. Serbuk daun katuk muda
mengandung tanin sebanyak 3,45% dan alkaloid sebanyak 0,18%. Daun katuk
yang lebih tua mengandung tanin sebanyak 2,85% dan alkaloid sebanyak 0,12%
(Nugraha, 2008).
Isoflavonoid yang menyerupai estrogen ternyata mampu memperlambat
berkurangnya massa tulang (osteomalasia), sedangkan saponin terbukti berkhasiat
sebagai antikanker, antimikroba, dan meningkatkan sistem imun dalam tubuh.
Tannin adalah senyawa phenolic yang larut dalam air. Dengan berat molekul
antara 500-3000 dapat mengendapkan protein dari larutan. Secara kimia tannin
sangat komplek dan biasanya dibagi kedalam dua grup, yaitu hydrolizable tannin
dan condensed tannin (Bidura, dkk. 2007).
Saponin sebagian besar saponin ditemukan pada biji-bijian dan tanaman
makanan ternak seperti alfalfa, bunga matahari, kedelai, kacang tanah serta daun
katuk. Saponin umumnya mempunyai karakteristik yaitu rasa pahit, sifat iritasi
mucosal, sifat penyabunan, dan sifat hemolitik dan sifat membentuk komplek
dengan asam empedu dan kolesterol. Saponin mempunyai efek menurunkan
konsumsi ransum karena rasa pahit dan terjadinya iritasi pada oral mucosa dan
saluran pencernaan. Pada anak ayam yang diberi 0,9 % triterpenoid saponin bisa
menurunkan konsumsi ransum, menurunkan pertambahan berat badan,
menurunkan kecernaan lemak, meningkatkan ekskresi cholesterol dan
menurunkan absorpsi vitamin A dan D (Anonim, 2007).
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa daun katuk (Sauropus
androgynus) mempunyai zat gizi tinggi, mengandung zat antibakteri, serta tidak
berbahaya bagi kesehatan (Santoso, 2010). Pemberian tepung daun katuk tua
sebesar 3 % dalam ransum ternyata dapat meningkatkan pertumbuhan dan
meningkatkan efisiensi penggunaan ransum. Demikian juga halnya, pemberian
ekstrak daun katuk sebanyak 4,5 g/liter air minum ternyata dapat meningkatkan
efisiensi penggunaan ransum pada ayam.
Terdapat fenomena menarik, yaitu bahwa suplementasi EDK (Ektrak
Daun Katuk) plus tepung kunyit menurunkan warna daging pada broiler yang
diberi lemak sapi sementara feed supplement ini juga meningkatkan warna daging
pada broiler yang diberi minyak sawit. Berdasarkan uraian di atas, suplementasi
EDK dan tepung kunyit maka dapat meningkatkan persentase berat karkas.
Deskripsi Rimpang Kunyit (Curcuma domestica)
Kunyit atau nama lainnya Curcuma domestica adalah tumbuhan rimpang
yang banyak dimanfaatkan untuk keperluan dapur, kunyit juga dimanfaatkan
sebagai obat tradisional, kunyit juga membantu meningkatkan daya tahan tubuh
karena Kandungan utama kunyit adalah kurkumin dan minyak atsiri berfungsi
untuk pengobatan. Kandungan kimia minyak atsiri kunyit terdiri dari ar-tumeron,
a' dan a-tumeron, tumerol, a -atlanton, a-kariofilen, linalol, 1,8 sineol. Pemberian
tepung kunyit dalam ransum akan menambah nafsu makan ternak sehingga
kebutuhan zat makanan akan terpenuhi (Akhadiarto, 2008).
Disamping itu rimpang tanaman kunyit itu juga bermanfaat sebagai anti
inflamasi, anti oksidan, anti mikroba dan kunyit dapat meningkatkan kerja organ
pencernaan unggas adalah untuk meningkatkan pencernaan bahan pakan seperti
karbohidrat, lemak, dan protein (Riduwanto, 2010).
Kunyit memiliki klasifikasi taksonomi sebagai berikut:
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Species : Curcuma domestica Val.
Tabel 2. Komposisi kimia kunyit (%)
Sumber : Riduwanto, 2010
Tanaman kunyit selain mengandung kurkuminoid dan minyak atsiri juga
terdapat vitamin C, vitamin E dan mineral Selenium. Mineral Selenium (Se) yang
terdapat dalam rimpang kunyit dapat berfungsi sebagai salah satu material
pembentuk enzim Gluthatione peroxidase yang diduga mampu mencegah
terjadinya kerusakan membran sel mikroba rumen dengan cara menghilangkan
peroksida lemak. Menurut hasil analisis kimia yang dilakukan LIPI (1996) dalam
penelitian Zulkarnain (2008), kandungan vitamin E didalam rimpang tanaman
kunyit adalah 1,69 mg/kg bahan kering sedangkan kandungan mineral Selenium
adalah 0,0056 mg/kg bahan kering.
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa suplementasi tepung kunyit
memberikan perbedaan sangat nyata terhadap persentase lemak abdominal
(P<0,01) broiler. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa suplementasi tepung kunyit dalam pakan sampai pada level
2% memberi pengaruh yang relatif baik terhadap performan, persentase karkas,
persentase lemak abdominal (Zulkarnain, 2008).
Komposisi kimia kunyit Komposisi Jumlah ( % )
KadarAir Protein Karbohidrat Serat Kasar Bahan mineral Minyak volatile Kurkuma Bahan non volatil
6,0 8,0 57,0 7,0 6,8 3,0 3,2 l9,0
Persentase Berat Karkas Broiler
Karkas ayam merupakan ayam yang telah dikeluarkan jeroannya, kepala
dipisahkan dengan leher hingga batas pemotongan dan kaki. Karkas ayam dibuat
klasifikasinya berdasarkan bagian-bagian tubuh (Rasyaf, 1992).
Selama proses pengolahan yaitu dari bentuk ayam yang hidup hingga
terwujud daging ayam yang siap masak akan terjadi kehilangan berat hidup
kurang lebih 1/3 bagian (berat daging siap masak itu nantinya kurang lebih 2/3
dari berat hidupnya) karena bulu, kaki, cakar, leher, kepala, jeroan atau isi dalam
dan ekor dipisah dari bagian daging tubuh dengan demikian daging hanya tinggal
75% dari berat hidup (Resnawati, 2004).
Produksi karkas berhubungan erat dengan bobot badan dan besarnya
karkas ayam pedaging cukup bervariasi. Perbedaan ini disebabkan oleh ukuran
tubuh, tingkat kegemukan dan tingkat perdagingan yang melekat pada dada
Besarnya persentase karkas dari bobot hidup sekitar 75%. Kualitas karkas dan
daging dipengaruhi oleh faktor sebelum dan setelah pemotongan. Faktor sebelum
pemotongan yang dapat mempengaruhi kualitas daging antara lain adalah genetik,
spesies, bangsa, tipe ternak, jenis kelamin, umur, pakan termasuk bahan ajektif
dan stress. Faktor setelah pemotongan yang mempengaruhi kualitas daging antara
lain meliputi metode pelayuan, stimulasi listrik, metode pemasakan, pH karkas
dan daging, bahan tambahan termasuk enzim pengempuk daging, hormon dan
antibiotik (Nurhayati, 2008).
Penelitian sebelumnya pengaruh suplementasi EDK (ekstrak daun katuk)
dan tepung kunyit terhadap kualitas karkas menunjukkan bahwa suplementasi
EDK 18 gr/Kg pakan serta tepung kunyit 0,5 gr/Kg pakan berpengaruh tidak
nyata (P>0,05) terhadap berat karkas, cooking loss, dan bau daging, tetapi
berpengaruh secara nyata (P<0,05) terhadap warna, rasa dan kadar kalium daging.
Suplementasi EDK dan tepung kunyit menurunkan warna daging pada broiler
yang diberi pakan berlemak sapi tinggi, sementara suplementasi feed supplement
ini meningkatkan warna daging pada broiler yang diberi pakan berminyak sawit
tinggi (P<0,05) (Santoso, 2010).
Persentase Lemak Abdominal pada Broiler
Lemak pada tubuh ternak terbagi atas subkutan (bawah kulit), bawah
perut, dalam otot (intramuskuler), Lemak abdominal: jantan lebih banyak dan
semakin bertambah umur semakin tinggi jumlahnya, dan Lemak subkutan:
13,25% umur 3 minggu, 33,87% pada umur 9 minggu (Resnawati, 2004).
Salah satu dari beberapa bagian tubuh yang digunakan untuk menyimpan
lemak pada ayam pedaging adalah bagian di sekitar perut yang disebut lemak
abdomen. Rataan persentase bobot lemak abdomen berkisar 1,50–2,11%
sedangkan dilaporkan Bilgili, bahwa persentase lemak abdomen ayam pedaging
2,6–3,6%. Hal ini antara lain disebabkan perbedaan strain dan kandungan nutrisi
ransum, tingkat energi dan asam amino pada ransum nyata mempengaruhi lemak
abdomen. Bertambahnya umur ayam pedaging dan meningkatnya energi dalam
ransum makin meningkatkan lemak abdomen. Perbedaan strain nyata
mempengaruhi bobot lemak abdomen (Resnawati, 2004).
Kelebihan energi dalam tubuh ayam akan disimpan dalam bentuk
lemak, sedangkan metabolisme pembentukan lemak tersebut membutuhkan
banyak energi, maka secara tidak langsung terjadi pemborosan energi ransum.
Sedangkan penimbunan lemak abdomen termasuk kedalam hasil ikutan,
merupakan penghamburan energi dan pengurangan berat karkas, karena
lemak tersebut dibuang pada waktu pengolahan. Lemak abdomen
merupakan salah satu komponen lemak tubuh, yang terdapat dalam rongga
perut (Yusmaini, 2008).
Ayam broiler cenderung menyimpan lemak bila penggunaan energi tidak
efisien dan dalam waktu lama. Pemeliharaan broiler di daerah tropis akan
menghasikan lemak abdomen 2,85% dari berat hidup umur 6 minggu. Kelebihan
energi akan menghasilkan lemak, lemak disimpan dalam tubuh sehingga ayam
broiler akan terlihat gemuk, penimbunan lemak akan semakin meningkat setelah
ayam broiler memasuki masa akhir, karena setelah puncak pertambahan bobot
badan di usia 4 minggu pertambahan lemak semakin meningkat, penimbunan
lemak ini akan semakin intensif kalau ayam broiler kurang bergerak
(Yusmaini, 2008).
Pemeliharaan intensif memungkinkan pergerakan ternak terkontrol,
sehingga tidak banyak energi yang terbuang, akibatnya ternak mengalami over
energi dan disimpan dalam bentuk lemak lemak abdomen. Adapun fungsi lemak
abdomen yaitu sebagai cadangan energi untuk menjamin homeostatis kalori,
sebagai bantalan terhadap benturan, dan sebagai penahan dingin waktu suhu
lingkungan menurun (Mahfudz, 1999).
Ekstrak daun katuk menurunkan penimbunan lemak (kolesterol,
trigliserida) pada ayam. Ekstrak daun katuk dan tepung daun katuk mampu
menurunkan kadar kolesterol dalam daging dan telur. Pemberian ekstrak daun
katuk sebanyak 9 gram/kg ransum ayam mampu menurunkan kadar kolesterol
dalam telur sebanyak 40%, sementara pemberian ekstrak daun katuk sebesar 18
g/kg ransum mampu menurunkan kadar lemak dalam daging broiler dan
menurunkan penimbunan lemak pada perut (Santoso, 2009).
Senyawa aktif yang diduga berperan dalam penurunan kolesterol adalah
partisi alkaloid dan non alkaloid. Terdapat tiga jenis alkaloid dalam daun katuk
yaitu a) papaverin, b) methylpyroglutamate, c) 2-pyrolidinone (Santoso, 2009).
Kunyit berpotensi untuk menurunkan deposisi lemak pada broiler. Sebuah
penelitian memberikan tepung kunyit sebanyak 1 g/kg pakan dan menemukan
bahwa tepung kunyit mampu menurunkan lemak abdominal. Senyawa aktif dalam
kunyit yang berpotensi untuk menurunkan lemak sekaligus sebagai zat antibakteri
serta zat antioksidan adalah kukurmin beserta turunannya. Untuk itu, penelitian ini
dirancang untuk menurunkan deposisi lemak pada ayam broiler yang diberi pakan
berlemak tinggi dengan menggunakan kombinasi ekstrak daun katuk dan tepung
kunyit pada ayam broiler (Santoso, 2009).
Kadar Lemak Paha Broiler
Lipid meliputi lemak dan senyawa-senyawanya yang berkaitan. Lipid
bersifat larut dalam berbagai pelarut lemak termasuk eter, kloroform dan zilene,
tetapi tidak larut dalam air. Daun katuk memiliki kandungan fitosterol yang
mampu menurunkan kolesterol serum, telur, karkas, dan hati pada puyuh.
Fitosterol mencakup sterol tanaman dan stanol tanaman adalah lemak yang
terdapat pada pangan yang berasal dari tanaman. Pemberian daun katuk dalam
ransum dapat mengurangi kecernaan lemak kasar akibat menurunnya sintesis
cairan empedu, sehingga sekresi cairan empedu menurun. Daun katuk memiliki
senyawa aktif yang sama dengan papaverin sehingga disebut dengan papaverin
like compound yang kemungkinan memiliki efek kimia, farmakologi dan efek
biologi yang menyerupai papaverin. Papaverin terbukti mampu mengurangi
sekresi cairan empedu (Nugraha, 2008).
Penelitian Daud, Piliang, dan Kompiang (2007) dengan r1 = 0,01%
antibiotik; r2 = 0,2% probiotik; r3 = 0,2% probiotik + 0,5% prebiotik (daun katuk)
dan r4 = 0,5% prebiotik (daun katuk) diperoleh kadar lemak paha ayam pedaging,
paling rendah ditemukan pada perlakuan R3 (kombinasi probiotik dengan
prebiotik) yaitu sebesar 2,62 ± 0,62%. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa
kadar lemak paha pada perlakuan R3 nyata (P<0,05) lebih rendah dibandingkan
dengan perlakuan lainnya, kecuali dengan perlakuan R4 (prebiotik). Tidak
terdapat perbedaan yang nyata, antara perlakuan R2 dengan perlakuan R1.
Rendahnya kadar lemak paha pada perlakuan R3, kemungkinan dipengaruhi oleh
prebiotik itu sendiri (daun katuk). Hal ini dibuktikan dengan kadar lemak paha
yang diperoleh pada ransum perlakuan yang mengandung prebiotik secara
terpisah (R4) cenderung lebih rendah (2,91 ± 0,24%) dibandingkan dengan
ransum perlakuan kontrol (R1) sebesar 4,67 ± 1,12%.
Santoso (2010) melaporkan bahwa suplementasi daun katuk pada ayam
pedaging mampu menurunkan akumulasi lemak pada karkas dan hati. kadar lemak
paha yang diperoleh pada penelitian ini masih tergolong normal, yaitu berkisar
antara 2,62- 4,87%, sebagaimana yang dilaporkan yakni berkisar antara 1,3-7,3%.
nilai rata-rata dengan superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan
hasil yang berbeda nyata (p<0,05) hal ini mengindikasikan bahwa penambahan
kombinasi probiotik dengan prebiotik (r3) baik digunakan untuk menurunkan
kadar lemak hati dan kadar lemak paha ayam pedaging umur enam minggu.
Probiotik tidak hanya menjaga keseimbangan ekosistem, namun juga
menyediakan enzim yang mampu mencerna serat kasar, protein dan lemak.
dilaporkan pula bahwa efektivitasnya tergantung pada jenis mikroba yang
dikandung. selain itu, probiotik mengekskresi glutamate dan meningkatkan proses
absorpsi nutrisi dalam usus. sementara itu, prebiotik adalah substansi dari
makanan yang tidak dicerna, dan secara selektif meningkatkan pembiakan dan
aktivitas bakteri yang menguntungkan pada usus. Dalam hal ini penambahan
kombinasi probiotik dengan prebiotik dalam ransum diduga dapat meningkatkan
jumlah bakteri probiotik didalam usus. (Daud,dkk. 2007).
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April-Mei 2011 di
Laboratorium Industri dan Teknologi Pengolahan Pakan Ternak Fakultas
Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar. Analisa kimia tepung daun katuk,
rimpang kunyit dan uji kadar lemak daging paha broiler dilakukan di
Laboratorium Kimia Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Materi Penelitian
Materi Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah 64 ekor Day
old chick (DOC) merk dagang “CP 707”, pakan butiran, konsentrat, jagung
kuning, dedak padi, minyak kelapa, tepung daun katuk (EDK), tepung rimpang
kunyit, vaksin gumboro, ND strain B1, ND lasota, dan viterna.
Peralatan yang digunakan adalah kandang panggung petak sebanyak 16
petak. Tiap petak mempunyai ukuran 1 x 0,5 m, tinggi lantai kandang 60 cm dan
tinggi kandang 50 cm yang terbuat dari balok kayu dan kawat ran. Setiap petak
kandang dilengkapi dengan tempat pakan, tempat air serta lampu pijar 40 watt
masing-masing 1 buah. Alat lainnya yaitu baskom, pisau, talam, timbangan, oven,
penggiling pakan.
Metode Penelitian
Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL) empat perlakuan penambahan tepung daun
katuk, tepung rimpang kunyit serta kombinasinya dan 4 ulangan yaitu tiap
perlakuan terdiri dari 4 petak ( 4 x 4 ). Penelitian ini menggunakan 4 macam
perlakuan dan 4 ulangan dengan menggunakan 16 petak kandang, tiap petak
terdiri dari 4 ekor DOC. Penempatan perlakuan dilakukan secara acak, sedangkan
komposisi bahan pakan setiap perlakuan sebagai berikut :
P0 : Ransum dasar (kontrol)
P1 : Ransum dasar + tepung daun katuk 1%
P2 : Ransum dasar + tepung rimpang kunyit 1%
P3 : Ransum dasar + tepung daun katuk 0,5% dan tepung rimpang kunyit 0,5%
Tabel 3. Komposisi zat-zat makanan setiap bahan pakan yang digunakan selama penelitian
Jenis pakan PK(%) EM(%) LK(%) SK(%) Ca(%) P(%)
Konsentrat ** 38.00 2298 6.62 8.67 3.22 2.21
Dedak Padi * 12.00 1630 7.90 8.20 0.12 0.50
Jagung Kuning * 9.00 3430 3.80 2.50 0.02 0.10
Minyak Kelapa * 0 8900 100 0 0 0
Tepung Ekstrak Daun Katuk**
27.87 1834 6.09 14.72 3.28 0.95
Tepung Rimpang Kunyit**
8.39 2828 13.67 12.77 - -
Sumber : * = Anggorodi (1985) ** = Analisis Laboratorium Kimia Makanan Ternak 2011
Keterangan = PK : Protein kasar EM : Energi metabolisme LK : Lemak kasar SK : Serat Kasar Ca : kalsium P : Posfor
Tabel 4. Komposisi ransum tiap perlakuan
JENIS PAKANPERLAKUAN
P0 P1 P2 P3
Konsentrat (%) 35 35 35 35
Dedak Padi (%) 12 12 12 12
Jagung Kuning (%)
Minyak Kelapa (%)
50
3
50
3
50
3
50
3
Tepung Ekstrak Daun Katuk (%) 0 1 0 0,5
Tepung Rimpang Kunyit (%) 0 0 1 0,5
Total (%) 100 101 101 101
Kandungan Nutrisi Pakan
PK (%) 19.24 19.51 19.32 19.42
EM (Kkal/kg) 2981.9 3000.24 3010.18 3005.21
LK (%) 8.16 8.22 8.30 8,26
SK (%) 5.26 5.41 5.39 5.40
Ca (%) 1.15 1.18 1.15 1.16
P (%) 0.88 0.89 0.88 0.88
Keterangan : Hasil Perhitungan Berdasarkan Komposisi Zat-zat Makanan Bahan Pakan dari Tabel 3.
Daun katuk segar
Pengeringan dalam oven suhu 40°-50°C selama 72 jam
Partikel diperkecil dengan meremas daun dengan tangan
Perendaman dalam air 1:5 selama 30 menit
Pengeringan dalam oven suhu 40°-50°C selama 24 jam
Penghalusan dengan penggiling pakan
Tepung daun katuk siap pakai
Penyaringan sebanyak 2 kali
Pembuatan Tepung Daun Katuk
Pembuatan Tepung Daun Katuk yaitu daun katuk segar dikeringkan dalam
oven dengan suhu 40-50°C selama 72 jam. Setelah itu daun katuk kering
diperkecil partikelnya (diremas dengan tangan) agar saat perendaman daya
serapnya lebih tinggi. Tepung yang diperoleh kemudian direndam dalam air
selama 30 menit untuk mengurangi kadar tannin, dengan perbandingan daun
katuk dan air adalah 1:5. Setelah itu, hasil rendaman disaring (dilakukan 2 kali).
Hasil saringan kemudian dikeringkan pada suhu 40-50oC selama 36 jam. Setelah
itu sampel dihaluskan dengan penggiling. Berikut alur pembuatan tepung daun
katuk;
Gambar 2. Diagram Alur Pembuatan Tepung Daun Katuk
Rimpang kunyit segar
Pengeringan dalam oven suhu 50°-60°C selama 24 jam
Penghalusan dengan penggiling pakan
Pengelupasan kulit kemudian dipotong
Tepung rimpang kunyit siap pakai
Pembuatan Tepung Rimpang Kunyit
Untuk tepung rimpang kunyit dibuat dari kunyit segar yang dibersihkan
terlebih dahulu dari kulit. Kemudian dipotong-potong dan dikeringkan dalam
oven dengan suhu 60°C selama 3 hari. Kunyit kering kemudian digiling sampai
menjadi tepung. Kedua bahan tersebut dicampur untuk digunakan sebagai feed
supplement. Berikut alur pembuatan tepung rimpang kunyit;
Gambar 3. Diagram Alur Pembuatan Tepung Rimpang Kunyit
Pemeliharaan Broiler
Biosecurity sebelum kandang digunakan yaitu dengan terlebih dahulu
membersihkan seluruh areal kandang baik di dalam kandang maupun luar
kandang kemudian disemprotkan Rodalon. 24 jam sebelum Day old chick (DOC)
datang, lampu kandang dinyalakan dengan tujuan menghangatkan ruang kandang.
Enam puluh empat ekor DOC terlebih dahulu dilakukan penimbangan untuk
Pembersihan dan sanitasi kandang
Pemeliharaan DOC dalam brooder (10 hari) Pemberian pakan butiran yang dipelihara di kandang litter (brooder di buka)
sampai umur 19 hari
Pemberian pakan dan air minum secara ad libitum sesuai perlakuan P0: Ransum dasar, P1: Ransum dasar+tdk1%, P2:Ransum dasar+tepung
kunyit 1%, P3: Ransum dasar+tdk 0,5% dan tepung kunyit 0,5%
Penimbangan PBB dan sisa pakan broiler tiap minggu hingga umur 42 hari kemudian broiler siap dipanen
Penempatan broiler di kandang panggung secara acak (umur 20 hari) dan Penimbangan berat badan awal broiler pada umur 22
Penimbangan karkas dan lemak abdominal, kemudian daging paha broiler dianalisis kadar lemaknya
mengetahui bobot awal dan dilakukan pengacakan. Day old chick dimasukkan ke
dalam kandang panggung yang terdiri dari 16 petak kandang, dan dibagi 4
perlakuan dan tiap kandang perlakuan dimasukkan 4 ekor DOC. Setelah itu
diistirahatkan ± 4 jam kemudian diberikan air gula sebagai pengganti energi, 3
jam kemudian DOC diberikan pakan butiran hingga umur 21 hari. Pada umur 22
– 42 hari broiler tersebut diberikan pakan mash dengan perlakuan tepung daun
katuk, tepung rimpang kunyit dan kombinasinya. Selama pemeliharaan broiler
diberikan vaksin untuk pencegahan penyakit yaitu vaksin strain ND B1 melalui
tetes mata pada umur 3 hari. Sedangkan vaksin gumboro diberikan pada umur 14
hari dan vaksin ND lasota pada umur 21 hari melalui injeksi intramuscular. Air
minum yang mengandung piterna dan ransum diberikan secara ad libitum mulai
hari pertama sampai panen yaitu selama 42 hari. Berikut alur pemeliharaan
broiler dari hari 1-42;
Gambar 4. Diagram Alur Pemeliharaan Broiler
Parameter yang Diukur
Parameter yang diamati atau diukur dalam penelitian ini adalah :
1) Persentase berat karkas dihitung dengan karkas ayam yang telah dikeluarkan
jeroannya, kepala dipisahkan dengan leher hingga batas pemotongan dan kaki.
Perhitungan persentase berat karkas sebagai berikut ;
Persentase karkas= Berat karkasBerat h idup
x 100 %
2) Berat lemak abdominal dengan cara menimbang berat lemak yang melekat di
dalam perut (abdomen) ayam meliputi jantung, rempela, dinding perut, ginjal, dan
kloaka (Prilyana, 1984). Persentase lemak abdominal diperoleh dengan cara
perhitungan sebagai berikut ;
Persentase lemak abdominal=Berat lemak abdominalBerat karkas
x100 %
3. Kadar lemak bagian paha dianalisa dengan menggunakan pelarut lemak yaitu
cloroform (Anonim, 2008). Peralatan yang digunakan adalah tabung reaksi
berskala 10 ml, neraca analitik, oven, desikator, pipet skala 55 cc, cawan porselin,
desikator, dan gegep. Bahan kimia yang digunakan untuk analisis kadar lemak
adalah cloroform dan kertas saring. Uji sampel masing-masing 2 ulangan dari 4
perlakuan. Uji ini dilakukan di laboratorium Nutrisi Makanan Ternak, Fakultas
Peternakan, Universitas hasanuddin.
Analisis Data
Data yang diperoleh di analisis dengan menggunakan analisis ragam sesuai
dengan rancangan Acak Lengkap (RAL) dan perlakuan yang memberi pengaruh
nyata di Uji lebih lanjut dengan menggunakan Uji BNT (Beda Nyata Terkecil).
Uji BNT merupakan pengujian lanjut untuk mengetahui perbedaan nilai tengah
dari tiap perlakuan(Kusnandar, 2004).
Adapun model matematikanya yaitu :
Yij = μ + тi + εij
Keterangan :
Yij = Hasil pengamatan dari perubah pada penggunaan tepung daun μμ katuk, rimpang kunyit dan kombinasinya ke-I dengan ulangan ke-J.
µ = Rata-rata pengamatanтi = Pengaruh perlakuan Iεij = Eror/galat perlakuan dari perlakuan ke-I dan ulangan ke-J
Dimana : I = 1, 2, 3 dan 4 J = 1, 2, 3 dan 4
Untuk uji BNT atau LSD dengan model matematika sebagai berikut;
BNT (0,05) = t0,05 s Ŷi - Ŷi
= Tα (2s2/r)½
BNT (0,01) = t0,01 s Ŷi - Ŷi
= Tα (2s2/r)½
Keterangan :
BNT = nilai tengah perlakuan tepung daun katuk dan rimpang kunyit dan kombinasinya pada taraf 5% dan 1%
Tα = nilai derajat bebas galat pada tabel x2
s2 = nilai kuadrat tengah galat (KTG)
r = ulangan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian penambahan tepung daun katuk, tepung
rimpang kunyit dan kombinasinya ke dalam ransum broiler yang telah dilakukan,
maka diperoleh rata-rata persentase karkas, lemak abdominal dan kadar lemak
daging paha yang dapat dilihat pada tabel 5;
Tabel 5. Rata-Rata persentase karkas, lemak abdominal dan kadar lemak daging paha
Paraeter Perlakuan P0 P1 P2 P3
Berat Hidup (gr) 2225 2150 2310 2305
Berat Karkas (gr) 1585 1530 1605 1600
Persentase Karkas (%) 71,21 71,16 69,40 69,44
Lemak Abdominal(%) 1,74 2,21 2,38 2,53
Kadar Lemak Daging Paha(%) 5,39b 4,28c 4,50bc 5,86ab
Keterangan : a,b,c Superskrip yang berbeda menunjukkan hasil yang beda nyata (P<0,05)
Pengaruh Perlakuan terhadap Persentase Karkas
Analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata
(P>0,05) terhadap persentase karkas broiler. Karena tiap perlakuan memiliki
sedikit perbedaan dari data peresentase karkas. Hal ini diduga pengaruh
perbedaan senyawa fitikomia yang terkandung dalam daun katuk dan rimpang
kunyit. Penurunan persentase karkas pada P2 disebabkan karena pada rimpang
kunyit mengandung kurkumin dan minyak atsiri yang menyebabkan konsumsi
ransum broiler meningkat, namun energi dari ransum tersebut tidak berubah
menjadi daging melainkan berupa penimbunan lemak. Hal ini sesuai dengan
pendapat Nurhayati (2008), produksi karkas berhubungan erat dengan bobot
badan dan besarnya karkas ayam pedaging cukup, perbedaan ini disebabkan oleh
ukuran tubuh, tingkat kegemukan dan tingkat perdagingan yang melekat pada
dada. Sedangkan persentase karkas pada P3 kembali meningkat, kemungkinan
disebabkan karena adanya kombinasi 0,5% tepung daun katuk dan 0,5% tepung
rimpang kunyit.
Rata-rata data secara biologis pada perlakuan P0, P1, P2 dan P3 yaitu
masing-masing 71,21%; 71,16%; 69,40%; 69,44%. Persentase karkas paling
tinggi diperoleh pada P0 (71,21%) dan yang paling rendah adalah P2 (69,40%).
Hal ini kemungkinan disebabkan karena bahan tambahan sebesar 1 % tepung
daun katuk dan tepung rimpang kunyit, merupakan level penambahan yang
kurang optimal dalam menaikkan berat karkas. Selain itu berat non karkas
(kepala, leher, organ dalam, kaki, bulu dan darah) pada P0 lebih rendah dibanding
perlakuan yang mendapat penambahan tepung daun katuk, rimpang kunyit atau
kombinasinya, sehingga tidak berpengaruh terhadap kenaikan persentase karkas
meskipun berat hidup dan berat karkas dari perlakuan lebih tinggi dibanding
kontrol.
Berdasarkan hasil penelitian Mahfudz (2009) Persentase karkas bagian
tubuh ayam broiler berkisar 65-75% dari bobot hidupnya. Hal ini disebabkan oleh
hasil bobot badan akhir yang diperoleh selaras dengan bobot karkas, sehingga
persentase karkas ayam broiler yang dicapai relatif sama. Komponen karkas yang
relatif sama dan sebanding dengan pertambahan bobot badan akan menghasilkan
persentase karkas yang tidak berbeda. Persentase karkas ditentukan oleh besarnya
bagian tubuh yang terbuang seperti kepala, leher, kaki, viscera, bulu dan darah.
Penelitian sebelumnya oleh Santoso (2010) mengenai pengaruh
suplementasi EDK (Ekstrak Daun Katuk) dan tepung kunyit (feed supplement)
terhadap kualitas karkas memperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa,
suplementasi EDK dan tepung kunyit berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap
berat karkas. Jika persentase lemak banyak maka secara otomatis persentase dari
pada daging akan berkurang.
Pengaruh Perlakuan terhadap Persentase Lemak Abdominal
Analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata
(P>0,05) terhadap persentase lemak abdominal broiler. Rata-rata data secara
biologis pada perlakuan P0, P1, P2 dan P3 yaitu masing-masing 1,74%; 2,21%;
2,38%; 2,53%. Persentase lemak abdominal paling rendah diperoleh pada P0
(1,74%) dan yang paling tinggi pada P3 (2,53%). Pemberian tepung daun katuk
dan tepung rimpang kunyit tidak berpengaruh terhadap penurunan persentase
lemak abdominal. Hal ini kemungkinan disebabkan pada P1, P2 dan P3 memiliki
konsumsi pakan yang lebih tinggi sehingga terjadi penimbunan lemak di abdomen
yang lebih banyak dibanding P0. Menurut Bidura, dkk (2007), faktor lain yang
mempengaruhi kandungan lemak tubuh adalah komposisi ransum. Pembentukan
lemak tubuh pada ayam terjadi karena adanya kelebihan energi yang dikonsumsi.
Energi yang digunakan tubuh umumnya berasal dari karbohidrat dan cadangan
lemak.
Konsumsi ransum meningkat pada perlakuan P3 dan P4 karena kunyit
mengandung kurkumin dan minyak atsiri yang dimana zat ini mampu
meningkatkan nafsu makan. Hal ini sesuai dengan pendapat Akhadiarto (2008),
yang menyatakan bahwa kunyit dalam bentuk tepung dapat digunakan untuk
mengoptimalkan kerja organ pencernaan karena kunyit sering digunakan oleh
masyarakat untuk meningkatkan nafsu makan dan mengobati kelainan organ
tubuh khususnya pencernaan. Jika ditambahkan dalam pakan, kunyit diharapkan
dapat meningkatkan kerja organ pencernaan, dan akhirnya berpengaruh terhadap
kualitas karkas ayam pedaging. Fungsi kunyit dalam meningkatkan kerja organ
pencernaan unggas adalah merangsang dinding kantong empedu mengeluarkan
cairan empedu dan merangsang keluarnya getah pankreas yang mengandung
enzim amilase, lipase, dan protease yang berguna untuk meningkatkan pencernaan
bahan pakan seperti karbohidrat, lemak, dan protein. Disamping itu minyak atsiri
yang dikandung kunyit dapat mempercepat pengosongan isi lambung.
Perlakuan P3 yaitu ransum dengan penambahan 1 % tepung rimpang
kunyit diperoleh berat lemak abdominal yaitu 2,38 % lebih rendah dibanding P4
karena P4 hanya menambahkan 0,5% tepung daun katuk dan 0,5% tepung
rimpang kunyit. Penelitian oleh Santoso (2009), memberikan tepung kunyit
sebanyak 1 g/kg pakan dan menemukan bahwa tepung kunyit mampu
menurunkan lemak abdominal. Senyawa aktif dalam kunyit yang berpotensi untuk
menurunkan lemak sekaligus sebagai zat antibakteri serta zat antioksidan adalah
kukurmin beserta turunannya. Menurut Maffudz (2009), persentase lemak
abdominal rata-rata sebesar 1,92% masih normal. Persentase lemak abdominal
ayam broiler berkisar antara 0,73% sampai 3,78%. Lemak abdominal dan lemak
karkas mempunyai hubungan korelasi positif, yaitu ketika lemak abdominal
meningkat maka lemak karkas juga akan meningkat.
Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Lemak Bagian Paha
Analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata
(P<0,05) dalam menurunkan kadar lemak daging paha broiler. Rata-rata data uji
kadar lemak di laboratorium Nutrisi Makanan Ternak dengan perlakuan P0, P1,
P2 dan P3 yaitu masing-masing 5,39%; 4,28%; 4,50%; 5,86%. Persentase kadar
lemak daging paha paling rendah diperoleh pada P1 (4,28 %) dan yang paling
tinggi pada P3 (5,86%). Hal ini kemungkinan disebabkan pada P1 dengan
pemberian tepung daun katuk 1% mengandung Fitosterol. Hal ini sesuai dengan
pendapat Nugraha (2008), bahwa fitosterol pada daun katuk mencakup sterol dan
stanol tanaman yaitu berupa lemak yang terdapat pada pangan yang berasal dari
tanaman yang mampu menghambat efek fisiologis dalam tubuh dalam
menurunkan kecernaan lemak. Sedangkan P2 dengan pemberian tepung rimpang
kunyit 1% mengandung kurkumin. Menurut Akhadiarto, (2008) pemberian kunyit
pada ternak unggas dalam hal ini ayam broiler, memberikan hasil yang berbeda,
yaitu menurunkan kadar lemak daging karena zat kurkumin yang dapat menekan
produksi lemak, serta mampu memperbaiki konversi pakan pada pemberian
tepung kunyit dalam ransum.
Dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) diperoleh bahwa kadar lemak
daging paha untuk kontrol P0 berbeda dengan ransum P1; P1 berbeda nyata dengan
ransum P3; begitu juga dengan P2 berbeda nyata dengan ransum P3. Perbedaan
kadar lemak daging paha disebabkan meningkatnya kandungan tannin dalam
ransum yang mengandung tepung daun katuk. Tannin adalah senyawa phenol
dengan berat molekul tinggi yang berisi hidroxyl dan kelompok lain seperti
karboxyl untuk membentuk ikatan kompleks yang kuat dengan protein. Selain
mengikat protein dan asam amino, tanin juga berikatan dengan senyawa
makromolekuler lain seperti karbohidrat terutama pati dan selulosa, mineral Ca, P,
Fe dan Mg, juga vitamin B12. Selain itu, tannin apabila di dalam saluran
pencernaan dapat menutupi dinding mukosa saluran pencernaan mengakibatkan
penyerapan zat-zat nutrisi ransum menjadi berkurang (Maffudz, 2009).
Penelitian Daud,dkk (2007) dengan 0,2% probiotik (Bacillus sp) + 0,2%
prebiotik (daun katuk) diperoleh kadar lemak paha ayam pedaging paling rendah.
Rendahnya kadar lemak paha pada perlakuan 0,2% prebiotik, kemungkinan
dipengaruhi oleh prebiotik itu sendiri (daun katuk). Suplementasi daun katuk
pada ayam pedaging mampu menurunkan akumulasi lemak pada karkas dan hati.
Kadar lemak paha yang diperoleh pada penelitian ini masih tergolong normal,
yaitu berkisar antara 2,62- 4,87%, sebagaimana yang dilaporkan yakni berkisar
antara 1,3-7,3%.
Menurut Nugraha (2008), daun katuk memiliki kemampuan untuk
menghambat efek fisiologis dalam tubuh dalam menurunkan kecernaan lemak.
Pemberian daun katuk dalam ransum dapat mengurangi kecernaan lemak kasar
akibat menurunnya sintesis cairan empedu, sehingga sekresi cairan empedu
menurun. Daun katuk memiliki senyawa aktif yang sama dengan papaverin
sehingga disebut dengan papaverin like compound yang kemungkinan memiliki
efek kimia, farmakologi dan efek biologi yang menyerupai papaverin. Papaverin
terbukti mampu mengurangi sekresi cairan empedu.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Penambahan tepung daun katuk, tepung rimpang kunyit atau kombinasinya
dalam ransum tidak berpengaruh terhadap persentase karkas dan persentase
lemak abdominal
2. Penambahan tepung daun katuk dan tepung rimpang kunyit dapat
menurunkan kadar lemak daging paha.
Saran
1. Untuk menurunkan kadar lemak daging paha broiler disarankan penambahan
1 % tepung daun katuk dan 1% tepung rimpang kunyit ke dalam ransum
2. Perlu diteliti lebih lanjut tingkat penggunaan tepung daun katuk, tepung
rimpang kunyit dan kombinasinya dalam ransum terhadap kandungan
kolesterol daging broiler.
DAFTAR PUSTAKA
Abun, Aisyah, dan Saefulhadjar, 2006. Pemanfaatan Limbah Cair Ekstraksi Kitin dari Kulit Udang Produk Proses Kimiawi Dan Biologis Sebagai Imbuhan Pakan dan Implikasinya Terhadap Pertumbuhan Ayam Broiler. //http: pemanfaatan_limbah_cair_ekstraksi_kitin.pdf. [Tanggal Akses : 26 Februari 2011].
Akhadiarto, 2008. Pengaruh Pemberian Ransum yang Mengandung Tepung Kunyit (Curcuma Domestica, Val) Terhadap Pertambahan Bobot Badan Domba Induk dan Bobot Lahir Anak //http33(4)2008p268-273.pdf. [Tanggal Akses : 26 Februari 2011].
Anggorodi, R. 1985. Kemajuan Mutakhir dalam Ilmu Makanan Ternak Unggas. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Anonim, 2006. Mengenal Beberapa Antinutrisi pada Bahan Pakan. / 653-mengenal-beberapa-antinutrisi-pada-bahan-pakan.htm.[ Tanggal Akses :
26 Februari 2011].
, 2007. Manfaat dan Efek Samping Daun Katuk. /408-manfaat-dan-efek-samping-daun-katuk.htm. .[ Tanggal Akses : 18 Februari 2011].
, 2008. Penuntun Praktikum Nutrisi Ternak Dasar. Makassar ; Universitas hasanuddin.
Bidura, candrawati dan sumardani, 2007. Pengaruh Penggunaan Daun Katuk (Saurupus Androgynus) dan Daun Bawang Putih (Allium Sativum) dalam Ransum Terhadap Penampilan Ayam Broiler. //http:// i.g.n.g. bidura 100102007.pdf .// [ Tanggal Akses : 12 Februari 2011].
Daud, Piliang, dan Kompiang . 2007. Persentase dan Kualitas Karkas Ayam Pedaging yang Diberi Probiotik dan Prebiotik dalam Ransum//http:// Persentase dan Kualitas Karkas Ayam Pedaging yang Diberi Probiotik dan Prebiotik dalam Ransum.pdf//. [ Tanggal Akses : 15 Maret 2009].
Kusnandar, 2004. Kandungan Kolesterol Daging ,Lemak Abdominal dan Persentase Organ dalam Ayam Broiler yang Diberi Minum Teh Fermentasi Kombucha pada Waktu yang Berbeda. //http:// D04nku.pdf//. [ Tanggal Akses : 15 Maret 2009].
Mahfudz, 2009. Karkas dan Lemak Abdominal Ayam Broiler yang Diberi Ampas Bir dalam Ransum. //http:// aPNR3-(28)_Lutfi-2-seting.pdf//. [ Tanggal Akses : 14 Maret 2011].
Nugraha, 2008. Respon Penggunaan Tepung Daun Katuk (Sauropus Androgynus L. Merr.) Dalam Ransum Terhadap Kolesterol Itik Lokal.
//http://D06apd.pdf//. [ Tanggal Akses : 18 Februari 2011].
Nurhayati, 2008. Pengaruh Tingkat Penggunaan Campuran Bungkil Inti Sawit dan Onggok yang Difermentasi dengan Aspergillus niger dalam Pakan terhadap Bobot dan Bagian-bagian Karkas Broiloer . //http:// 101085559.pdf//. [ Tanggal Akses : 25 Maret 2011].
Prilyana, 1984. Pengaruh Pembatasan Pemberian Jumlah Ransum Terhadap Persentase Karkas Lemak Abdominal Lemak Daging Paha dan Bagian-bagian Giblet Ayam Pedaging. // repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/35101/D84djp.pdf//. [ Tanggal Akses : 18 Februari 2011].
Rasyaf, M., 1992. Beternak Ayam Pedaging. Penerbit Swadaya, Jakarta.
. 1995. Menajemen beternak ayam broiler. Penebar Swadaya. Jakarta.
Resnawati, 2004. Bobot Potongan Karkas Dan Lemak Abdomen Ayam Ras Pedaging yang Diberi Ransum Mengandung Tepung Cacing Tanah.//http://peternsakan.litbang.deptan.go.id/user/pros 04-75.pdf .[Tanggal Akses : 22 Maret 2009].
Riduwanto, 2010. Usaha Pemeliharaan Ayam Broiler dengan Penambahan Tetes Tebu (Molasses ) dan Kunyit (Curcuma Domestica ) pada Air Minum . //http: usaha pemeliharaan ayam broiler dengan penambahan tetes tebu (molasses ) dan kunyit (curcuma domestica ) pada air minum //. [ Tanggal Akses : 26 Februari 2011].
Santoso, 2009. Mengenal Daun Katuk dan Manfaatnya. //http: Mengenal Daun Katuk dan Manfaatnya « jurnal urip santoso.htm//. [ Tanggal Akses : 26 Februari 2011].
, 2010. Pengaruh Suplementasi Ekstrak Daun Katuk Plus Kunyit pada Pakan Berlemak Tinggi terhadap Kualitas Karkas Broiler. //http: /Pengaruh Suplementasi Ekstrak Daun Katuk Plus Kunyit pada Pakan Berlemak Tinggi terhadap Kualitas Karkas Broiler « jurnal urip santoso.htm//. [ Tanggal Akses : 26 Februari 2011].
Wijono, 2004. Isolasi Dan Identifikasi Asam Fenolatpada Daun Katuk. (Sauropus Androgynus (L.) Merr.). //http: d4b42e6e238cc951ee66c0f994d8eb2f81ebb891.pdf//. [ Tanggal Akses : 26 Februari 2011].
Yusmaini, 2008. Pengaruh Suhu Panas dan Umur Pemotongan Terhadap Bobot Relatif, Lemak Abdominal Kandungan Lemak Daging Paha dan Kolesterol Total Plasma Darah Ayam Broiler. //IMG.pdf//. [ Tanggal Akses : 28 Maret 2011].
Zulkarnain, 2008. Pengaruh suplementasi tepung kunyit (Curcuma domestica Val) sebagai bahan antioksidan dalam ransum terhadap performan dan Kualitas karkas ayam broiler. //http: kamus untuk gasar.htm//. [ Tanggal Akses : 26 Februari 2011].
Lampiran - lampiran
Tabel 1. Data mentah untuk persentase karkas No. Perlakuan Berat karkas (gr) Berat hidup (gr) Persentase karkas (%)
1 P01 1680 2340 71,792 P02 1560 2200 70,903 P03 1520 2160 70,374 P04 1580 2200 71,81
Rata-rata 1585 2225 71,211 P11 1380 1980 69,692 P12 1620 2320 69,823 P13 1680 2320 72,214 P14 1440 1980 72,72
Rata-rata 1530 2150 71,161 P21 1740 2480 70,162 P22 1740 2440 71,313 P23 1480 2200 67,274 P24 1460 2120 68,86
Rata-rata 1605 2310 69,401 P31 1520 2140 71,022 P32 1740 2500 69,63 P33 1560 2320 67,244 P44 1580 2260 69,91
Rata-rata 1600 2305 69,44
Tabel 2. Rata-rata Perhitungan persentase karkas broiler yang mendapat tepung daun katuk, tepung rimpang kunyit dan kombinasinya
Ulangan Perlakuan TotalP0 P1 P2 P31 71,79 69,69 70,16 71,022 70,90 69,82 71,31 69,63 70,37 72,21 67,27 67,244 71,81 72,72 68,86 69,91
Jumlah 284,87 284,64 277,6 277,77 1124,88Rata- rata 71,21 71,16 69,4 69,44
a. Derajat bebas total (db t) = total banyaknya pengamatan – 1 = 16 – 1 = 15
Derajat bebas perlakuan (db p) = total perlakuan – 1 = 4 – 1 = 3
Derajat bebas galat (db g) = db t – db g = 15 – 3 = 12
( Total )2
b. Faktor Koreksi (FK) = ───────────────── Total banyaknya pengamatan
(1124,88)2
= ─────── 16 = 79084,68
c. Jumlah kuadrat total (JKT) = ∑ Yij2 – FK = (71,792 + 70,902 + 70,372 + 71,812 + 69,692 + 69,822 + 72,212 + 72,722 +70,162 + 71,312 + 67,272 + 68,862 + 71,022 + 69,62 + 67,242 + 69,912) – 79084,68
= 79123,2 – 79084,68 = 38,52
Yi2 + …… + Tt d. Jumlah kuadrat perlakuan (JKP) = ───────── – FK
r (ulangan)
(284,872 + 284,642 + 277,62 + 277,772)
= ────────────────────── –79084,684
316388,77
= ─────── – 79084,68 4
= 12,51
e. Jumlah kuadrat galat (JKG) = JKT – JKP = 38,52 – 12,51 = 26,01
JKPf. Kuadrat tengah perlakuan (KTP) = ───
db p 12,51= ─── 3= 4,17
JKGg. Kuadrat tengah galat (KTG) = ───
db g
26,01 = ─── 12 = 2,16
KTPh. F hitung = ───
KTG
4,17 = ───
2,16
= 1,93
Tabel 3. Analisis ragam persentase karkasSumber
keragaman
db JK KTF Hitung F Tabel
5% 1%
Perlakuan 3 12,51 4,17 1,93tn 3,49 5,95Galat 12 26,01 2,16
tn) Tidak berpengaruh nyata pada taraf 5% dan 1%
Tabel 4. Rata-rata Perhitungan persentase lemak abdoominal yang mendapat tepung daun katuk, tepung rimpang kunyit dan kombinasinya
Ulangan Perlakuan TotalP0 P1 P2 P31 2,17 2,34 2,98 3,152 2,67 3,5 1,94 2,863 1,39 2,27 1,97 2,514 0,75 0,74 2,63 1,62
Jumlah 6,98 8,85 9,52 10,14 35,49Rata- rata 1,74 2,21 2,38 2,53
a. Derajat bebas total (db t) = total banyaknya pengamatan – 1= 16 – 1= 15
Derajat bebas perlakuan (db p) = total perlakuan – 1= 4 – 1= 3
Derajat bebas galat (db g) = db t – db g= 15 – 3= 12
( Total )2
b. Faktor Koreksi (FK) = ───────────────── Total banyaknya pengamatan (35,49)2
= ───── 16 = 78,72
c. Jumlah kuadrat total (JKT) = ∑ Yij2 – FK = (2,172 + 2,672 + 1,392 + 0,752 + 2,342 + 3,52 + 2,272 + 0,742 +2,982 + 1,942 + 1,972 + 2,632 + 3,152 + 2,862 + 2,512 + 1,622) – 78,72
= 88,16 – 78,72 = 9,44
Yi2 + …… + Tt d. Jumlah kuadrat perlakuan (JKP) = ───────── – FK
r (ulangan) (6,982 + 8,852 + 9,522 + 10,142)
= ─────────────────── – 78,72 4
320,48 = ───── – 78,72 4
= 1,4
e. Jumlah kuadrat galat (JKG) = JKT – JKP = 9,44 – 1,4 = 8,04
JKPf. Kuadrat tengah perlakuan (KTP) = ───
db p 1,4= ─── 3=0,46
JKGg. Kuadrat tengah galat (KTG) = ───
db g 8,04 = ─── 12 = 0,67
KTPh. F hitung = ───
KTG
0,46 = ───
0,67
= 0,68
Tabel 5. Analisis ragam persentase lemak abdominalSumber
keragaman
db JK KTF Hitung F Tabel
5% 1%
Perlakuan 3 1,4 0,46 0,68tn 3,49 5,95Galat 12 8,04 0,67
tn) Tidak berpengaruh nyata pada taraf 5% dan 1%
Tabel 6. Rata-rata Perhitungan untuk kadar lemak bagian paha yang mendapat tepung daun katuk, tepung rimpang kunyit dan kombinasinya
Ulangan Perlakuan TotalP0 P1 P2 P31 5,36 4,77 4,55 5,462 4,82 4,53 5,80 6,573 6,37 3,99 3,54 5,404 5,04 3,83 4,13 6,04
Jumlah 21,59 17,12 18,02 23,47 80,2Rata- rata 5,39 4,28 4,50 5,86
a. Derajat bebas total (db t) = total banyaknya pengamatan – 1= 16 – 1= 15
Derajat bebas perlakuan (db p) = total perlakuan – 1= 4 – 1= 3
Derajat bebas galat (db g) = db t – db g= 15 – 3= 12
( Total )2
b. Faktor Koreksi (FK) = ───────────────── Total banyaknya pengamatan
(80,2)2
= ───── 16 = 402,00
c. Jumlah kuadrat total (JKT) = ∑ Yij2 – FK = (5,362 + 4,822 + 6,372 + 5,042 + 4,772 + 4,532 + 3,992 + 3,832 +4,552 + 5,802 + 3,542 + 4,132 + 5,462 + 6,,572 + 5,402 + 6,042) – 402,00
= – 402,00 = 9,44
Yi2 + …… + Tt d. Jumlah kuadrat perlakuan (JKP) = ───────── – FK
r (ulangan)
(21,592 + 17,122 + 18,022 + 23,4772)
= ───────────────────── – 78,72
4
1634,77
= ───── – 78,72 4
= 6,69
e. Jumlah kuadrat galat (JKG) = JKT – JKP = 9,44 – 6,69 = 5,81
JKPf. Kuadrat tengah perlakuan (KTP) = ───
db p 6,69 = ─── 3 = 2,23
JKGg. Kuadrat tengah galat (KTG) = ───
db g 5,81 = ─── 12 = 0,48
KTPh. F hitung = ───
KTG
2,23 = ───
0,48
= 4,64
Tabel 7. Analisis ragam kadar lemak daging paha broilerSumber
keragaman
db JK KTF Hitung F Tabel
5% 1%
Perlakuan 3 6,69 2,23 4,64* 3,49 5,95Galat 12 5,81 0,48*) Berpengaruh nyata pada taraf 5%
Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) untuk kadar lemak daging paha yang mendapat tepung daun katuk, tepung rimpang kunyit dan kombinasinya
BNT (0,05) = t0,05 s Yi - Yi
= Tα (2s2/r)½ = 2,179 {2 (0,48) / 4}½
= 1,33
BNT (0,01) = t0,01 s Yi - Yi
= Tα (2s2/r)½ = 3,055 {2 (0,48) / 4}½
= 1,46
Nilai perbandingan uji BNT untuk semua perlakuan
P0 – P1 = 5,39 – 4,28 = 1,11P0 – P2 = 5,39 – 4,50 = 0,89P2 – P1 = 4,50 – 4,28 = 0,22P3 – P0 = 5,86 – 5,39 = 0,47P3 – P1 = 5,86 – 4,28 = 1,58P3 – P2 = 5,86 – 4,50 = 1,36 Tabel 8. uji BNT kadar lemak daging paha
Perlakuan Rataan P0 P2 P1
P3 5,86 0,47tn 1,36* 1,58**
P0 5,39 0,89tn 1,11tn
P2 4,50 0,22tn
P1 4,28
Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5% > 1,33 ** = Berbeda sangat nyata taraf 1% > 1,46 tn = Tidak nyata < 1,33 / 1,46
Tabel 9. Data perhitungan persentase karkas menggunakan Program SPSS 17.0
Descriptive Statistics
Dependent Variable:Karkas
Perlaku
an Mean Std. Deviation N
P0 71.2175 .70661 4
P1 71.1600 1.62815 4
P2 69.4000 1.73726 4
P3 69.4425 1.58985 4
Total 70.3050 1.60404 16
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable:Karkas
F df1 df2 Sig.
1.371 3 12 .299
Tests the null hypothesis that the error variance
of the dependent variable is equal across groups.
a. Design: Intercept + Perlakuan
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Karkas
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 12.506a 3 4.169 1.918 .181
Intercept 79084.688 1 79084.688 36378.129 .000
Perlakuan 12.506 3 4.169 1.918 .181
Error 26.088 12 2.174
Total 79123.282 16
Descriptive Statistics
Dependent Variable:Karkas
Perlaku
an Mean Std. Deviation N
P0 71.2175 .70661 4
P1 71.1600 1.62815 4
P2 69.4000 1.73726 4
P3 69.4425 1.58985 4
Corrected Total 38.594 15
a. R Squared = ,324 (Adjusted R Squared = ,155)
Tabel 10. Data perhitungan persentase lemak abdominal menggunakan Program SPSS 17.0
Descriptive Statistics
Dependent Variable:abdominal
Perlaku
an Mean Std. Deviation N
P0 1.7450 .84701 4
P1 2.2125 1.13218 4
P2 2.3800 .51127 4
P3 2.5350 .66375 4
Total 2.2181 .79606 16
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable:abdominal
F df1 df2 Sig.
.444 3 12 .726
Tests the null hypothesis that the error variance
of the dependent variable is equal across groups.
a. Design: Intercept + Perlakuan
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:abdominal
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 1.402a 3 .467 .692 .574
Intercept 78.721 1 78.721 116.571 .000
Perlakuan 1.402 3 .467 .692 .574
Error 8.104 12 .675
Total 88.227 16
Corrected Total 9.506 15
a. R Squared = ,147 (Adjusted R Squared = -,066)
Tabel 11. Data perhitungan kadar lemak daging paha menggunakan Program SPSS 17.0
Descriptive Statistics
Dependent Variable:Kadarlemakpaha
Perlaku
an Mean Std. Deviation N
P0 5.3975 .68519 4
P1 4.2800 .44317 4
P2 4.5050 .95758 4
P3 5.8675 .55011 4
Total 5.0125 .90737 16
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable:Kadarlemakpaha
F df1 df2 Sig.
.495 3 12 .692
Tests the null hypothesis that the error variance
of the dependent variable is equal across groups.
a. Design: Intercept + Perlakuan
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Kadarlemakpaha
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 6.693a 3 2.231 4.733 .021
Intercept 402.003 1 402.003 852.837 .000
Perlakuan 6.693 3 2.231 4.733 .021
Error 5.656 12 .471
Total 414.352 16
Corrected Total 12.350 15
a. R Squared = ,542 (Adjusted R Squared = ,427)
Tabel 12. Data perhitungan uji BNT/LSD kadar lemak daging paha menggunakan Program SPSS 17.0
Multiple Comparisons
Kadarlemakpaha
LSD
(I)
Perlaku
an
(J)
Perlaku
an
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
P0 P1 1.1175* .48547 .040 .0597 2.1753
P2 .8925 .48547 .091 -.1653 1.9503
P3 -.4700 .48547 .352 -1.5278 .5878
P1 P0 -1.1175* .48547 .040 -2.1753 -.0597
P2 -.2250 .48547 .651 -1.2828 .8328
P3 -1.5875* .48547 .007 -2.6453 -.5297
P2 P0 -.8925 .48547 .091 -1.9503 .1653
P1 .2250 .48547 .651 -.8328 1.2828
P3 -1.3625* .48547 .016 -2.4203 -.3047
P3 P0 .4700 .48547 .352 -.5878 1.5278
P1 1.5875* .48547 .007 .5297 2.6453
P2 1.3625* .48547 .016 .3047 2.4203
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = ,471.
*. The mean difference is significant at the ,05 level.
RIWAYAT HIDUP
Dwi Yuniarty S T (I41107004), lahir pada tanggal 28 Juni
1990 di Bone, SULSEL. Penulis yang biasa disapa “Yuyun”
adalah anak kedua dari empat bersaudara, anak dari
pasangan suami istri Muh. Tafiq dan Mariaty S. Penulis
mengawali pendidikan di TK Kartika Candra KODIM,
BONE pada Tahun 1995 sampai 1996. Pada tahun 1996, penulis melanjutkan
pendidikan di SD Negeri Inpres 12/79 BONE sampai tahun 2001. Pada tahun
2001, penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2 BONE, Lulus pada tahun
2004. Pada tahun 2004 melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 2 BONE, Penulis
lulus SMA pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis melanjutkan pendidikan ke
Universitas Hasanuddin Fakultas Peternakan Jurusan Produksi Ternak Program
Studi Teknologi Hasil Ternak. Selama berkuliah di Fakultas Peternakan, penulis
menjadi asisten pada Praktikum Dasar Teknologi Hasil Ternak.